Langkah-Langkah Pemeriksaan Neonatus Normal dan Dismorfik.

zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSR

O,+-~E."A~1"'-i<

!

~

~

~

.

Ikatan Dokter Anak Indonesia
Bekerjasama Dengan
Departemen IImu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaranj
RSUP Dr. Hasan Sadikin BandungzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUT

PROCEEDING BOOKzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQP


HARIANAK
NASI 0 NAL

Simposium Hari Anak NasionaI 2014zyxwvutsrqpo

Daftar lsi

Halarnan
Kata Pengantar

.

Daftar lsizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

11

Pnemonia pada Anak: Epidemiologi, Pencegahan, dan Tatalaksana

1


Tuberkulosis atau Bukan Tuberkulosis.....................

15

Pemberian Besi pada Bayi

;

Pentingnya Pengukuran Tekanan Darah pada Anak

37
:

54

Infeksi Saluran Kemih pada Anak

73


Pertimbangan dalam Terapi Antibiotik

92

Langkah-Langkah Pemeriksaan Neonatus Normal dan Dismorfik

105

. Faktor Risiko dan Pencegahan Penyakit Alergi pada Anak

156

Pentingnya Stimulasi, Deteksi, dan lntervensi Dini Tumbuh Kembang
untuk Meningkatkan Kualitas Anak

Bandung, 9 Agutus 2014

;

189


ii

r=:zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
I
i

Simposium Hari Anak Nasiona12014zyxwvutsrqpon

Langkah-Langkab Pemeriksaan Neonatus Normal dan Dismorfik
Sjarif Hidajat Effendi

Pendahuluan
Dalam menghadapi

bayi barn lahir pemeriksaan

fisis neonatus

secara


cennat

merupakan suatu keharnsan. Penjelasan yang rinci dan cennat merupakan hal yang
dinantikan baik oleh keluarga pasien maupun dokterlbidan yang menolong persalinan
tersebut. Keterangan ini seringkali merupakan landasan untuk pengambilan keputusan
untuk penolong persalinan, dokter anak, maupun keluarga pasien. Pertanyaan pertama
yang selalu diajukan

oleh keluarga adalah "Apakah bayi saya sehat? normal?

lengkap?". Seyogianya dokter/tenaga kesehatan dapat secara langsung menerangkan
dengan tepat mengenai keadaan normal atau tidak tersebut, maka penting sekali
dipelajari

mengenai

kriteria fisik bayi normal,

dan sebaliknya juga


bayi yang

dismorfik.I-3
Penelusuran

secara

cermat

atas dismorfik

pada neonatus

merupakan

suatu

keilmuan yang dinamakanzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
dysmorphology.r'

Sebagian besar bayi lahir dengan keadaan normal, hanya sekitar 20% yang
mengalami berbagai kelainan yang ringan dan sekitar 1% dengan kelainan bawaan
berat. Sudah tentu orangtua mengharapkan

bayi yang lahir berada dalam keadaan

normal dan sehat."
Kelainan kongenital merupakan abnormalitas yangditemui

saat lahir. Kelainan

. tersebut berbentuk kesalahan pembentukan pad a struktur, posisi, atau fungsi suatu
organ atau sistem. Kelainan ini merupakan penyebab umum mortalitas dan kecacatan
pada awal kehidupan. Penyebabnya berkisar dari kelainan genetik yang diturunkan
hingga gangguan teratogenik terhadap fetus yang tengah berkembang. Setiap kelainan
kongenital yang terdeteksi .baik pada periode prenatal atau pada saat lahir harus
membuat dokter waspada akan kemungkinan kelainan perkembangan lain, baik fisik,
neurologis,

maupun


mental.

Keberadaan

sejumlah

kelainan

kongenital

Bandung, 9 Agustus 2014zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

dapat
105

Simposium Hari Anak Nasional2014
merupakan petunjuk akan suatu sindrom dan akan memerlukan pengujian lebih lanjut
danlatau penelitian genetik untuk verifikasi serta konseling bagi orangtua'
Dalam penulisan ini akan dibahas hal-hal mengenai kriteria fisik bayi normal,

dismorfik,kapita

selekta kelainan yang harus segera diatasi saat neonatal dini,zyxwvutsrqponmlkji
dan

berbagai pendekatan dismorfologis.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCB

Pemeriksaan Bayi Normal

Pemeriksaan fisis bayi dilakukan dengan melakukan penelusuran, pengamatan dan
. pengukuran yang mengacu kepada nilai-nilai standar.
Penilaian bayi baru lahir: 1-:3
I. Anamnesis
Riwayat keluarga, maternal, kehamilan, dan perinatal.
Materi pertanyaan tercantum di dalam lampiran.
2. Pemerikasaan fisis secara rutin pada neonatus
Pemeriksaan terse but meliputi hal sebagai berikut:
Pemeriksaan Awal

Pada awal pemeriksaan, perhatian utama diajukan terhadap:

» Ada tidaknya kelainan bawaan
» Keberhasilan bayi melaksanakan proses transisi dari kehidupan janin

ke bernapas dengan paru-paru
» Hal-hal

yang

memengaruhi

neonatus

dalam

hal

keharnilan,

persalinan, analgesik, atau terpapar anestetik
» Terdapat tanda infeksi atau gangguan metabolik


1. Bayi diperiksa

dalam

keadaan

telanjang.

Bayi telanjang

mudah

mengalami kedinginan, jadi jangan sampai terlalu lama dalam keadaan
telanjang, kecuali kalau di bawah pe~anas radian.

Bandung, 9 Agustus 2014zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

106 zyxwvutsrq
-c:

Simposium Hari Anak Nasional 2014
Pemeriksaan bayi telanjang memungkinkan pemeriksaan dapat menilai

secara cepat anomali mayor, kuning atau pewamaan mekoneal, serta bilazyxwvutsrqpon

.

bayi mengalami kesulitan bernapas,
2. Sebaiknya pemeriksaan bayi berdasarkan prioritas agar mengefisienkan
waktu karena bayi masih tenang.
Keadaan Umum
Pemeriksaan keadaan umum neonatus biasanya dengan:"
a)

Menilai kesadaran, berupa penilaian gerakan, badan secara umum, aktivitas

mata, dan pemapasan. Hal ini tertuang dalam Skor Prechtl berikut ini:zyxwvutsrqponmlkjihgfedcb

State 1 s.d. 5 Skor Prechtl:
State 1: Mata tertutup, napas regular, tidak ada gerakan
State 2 : Mata tertutup, napas ireguler, tidak ada gerakan kasar
State 3 : Mata terbuka, tidak ada gerakan kasar
State 4 : Mata terbuka, gerakan kasar, tidak menangis
.State 5 : Mata terbuka atau tertutup, menangis
b)

Menilai tanda vital saat bayi lahir dengan menggunakan Skor APGAR 1 menit,
5 menit, dan 10 menit pertama kehidupan.'
Tanda vital:
Penilaian asfiksia lahir:
Tabell Skor APGAR
Penilaian
Appearance
(wama kulit)

0
Pucat

Pulse

Tidak
ada
Tidak
ada
Tidak
ada
Tidak
ada

(denyut nadi)
Grimace
(reflek)
Activity
(tonus otot)
Respiration
(frekuensi
na as

.1

2

Badan merah, ekstremitas
biru
< 100

Seluruh tubuh
kemerahan
>100

Sedikit gerakan
(grimace)
Ekstrimitas diarn, sedikit
fleksi
'Lemah, tidak teratur

Batuk bersin
Gerakan aktif
Menangis baik

8andung, 9 Agustus 2014zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

107

'f'"';::"'"zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Simposium Hari Anak Nasiona12014

\

c)

Penilaian kesulitan bemapas/sesak napas dengan menggunakan Skor Downe

II

dan Skor Silverman.
Penilaian sesak napas
./ Fungsi pemapasan: Skor Downe, Skor Silverman
Tabel 2 Skor Downe
Frekuensi
Skor
0
'}

2

Napas ( x/m)
80

Udara
Masuk
Udaramasuk

Merintib

Retraksi

Tidak ada

Tidak ada

Penurunan
ringan udara
masuk

Ringan
Dapat
didengarzyxwvutsrqponmlkjihgf
dengan
stetoskop
Dapat
Berat
didengar
tanpa alat
bantu

Tidak ada
udara masuk

Tabel 3 Indeks Silverman-AndersonzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Skor 1 .
Skor2
SkorO
Feature
Pergerakan dada
Retraksi interkostal
Retraksi xifoid
Napas cuping hidung
Merintih

Bandung, 9 Agustus 2014

Simetris
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak

ada
ada
ada
ada

Pernapasan yang

Pernapasan ''jungkat

tertinggal

jungkit "/ see saw

Minimal
Minimal
Minimal
Terdengar dengan
stetoskop

Jelas
Jelas
Jelas

Terdengar tanpa
stetoskop

108

Simposium Hari Anak Nasional2014

Tabel 4 Skor Retraksi Silverman
Dilatasi

Dada Atas

Dada Bawah

i

RetraksizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONM
Cuping
Merintih
Xifoid

Hidung

Grade

o

Grade
1

Tidak ada
SinkronzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Tidak ada
Tidakada
None
retraksi
:-

~i~]

:l

OJ

:c

~0.
~

III

]1

1~'

~

!

~~

~
..,

~o.

~~

on.&>

III

'j? ~

'00

~~1

n. .. .g~ ~
~]~
.. .>l·S

..I<

~i

'89
~~

~s
~]

.!a

rl .. ~
f-.&>

i
'jl

'5
~

..I<

0.

3

~0.

~..I<

~.~
"

§J

~'

III

,5.8

'"

i

-

I

j'~

I

I

~l ,~~ Se
~t
~! ~.~

I

§

'::I

5

-B
!~.e-

..I<

f:u •

]

~
CI'l

~ .-1i

"'abD

;.§

01)

~e,

.~o

B

f-~

~

Gl

:.(~

~ Ii!

S

Ii
III

~~
Vl

t:

I

'0]

'S' ..I<

I

~~

I

'lfe
o
'.,,~
:;2-

III

III

!~ ,~ 'S'

J]
Vl~

~
0"

,~ 6 ~
:;2 E

~
~

0
N
CIl

B
CIl

Gl

So

:.::~

~~ ~

I



~G

'!ijo

,

.. e

,_ 0

I
00

l..,

~~
~ost;l

:;'~
N

I

lJ

.&>

..0

]]
._ 8
i-.;l!
e!l

01)

~

i=

t~
..e~..

uf:~

Sfj

'fa
'.., ~

<

0-

- -

os

bD

II)

~
~
~
E-

::I::r

!5~

III

~III

=~
'"e
..::.=
o:

00;

~
.:.:

'E~

~

f~

B~
01)

og

...,

] ts

0.

:l 5

~~

~:l

,2 ~zyxwvutsrqponml
.!- I
~
j~j
~]
:.::.8
~~
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
~
I
~
;
s
I
"=''0
~
'B
!
'g'
.~]
~_j
::I'_
I
~]
~5
-u.8
6~
gpo"
ill
8
e '"

III

S

s ::I'"

-as

'"

fij.>J'
...,a

06

]
c:>

S fij

Iii

~~



5,..,

l~

~

~

8"

'" fa

~~

I

~
~

0
CoO
:::I

j

~

~s
G.§

"''''

~

""s,
t:.

.5

u

i~

bb

III

'I:
0.

C

.s

os

.

~.~
IHi

0;
."

6
0

o ~

::I
'"Cl

~
C':I

o:l

Simposium Hari Anak Nasional 2014zyxwvutsrqponmlkjihgfe
"_



..;

::

=-

II-==r'

r

j

O~~=

~

~

r

>tq'

I

.........
f_

........

T\WIIII'"

1.