Proses packaging dan loading pada pt. nilas wahana antika Sukoharjo ryan
PROSES PACKAGING DAN LOADING PADA PT. NILAS WAHANA ANTIKA
SUKOHARJO
Tugas Akhir
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Persyaratan Guna Mancapai Gelar Ahli Madya Pada
Program studi diploma III Bisnis Internasional Fakultas ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
RYAN ACHMAD FAUZI F3109064
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2012
(2)
commit to user
PROSES PACKAGING DAN LOADING PT. NILAS WAHANA ANTIKA
ABSTRAKSI RYAN ACHMAD FAUZI
F3109064
Penelitian ini bertujuan gambaran yang lebih mendalam mengenai proses
packaging dan loading yang diterapkan oleh PT. Nilas Wahana Antika agar dapat
bersaing di dalam memasuki pasar perdagangan internasional dan mengetahui kendala-kendala dalam proses packaging dan loading serta cara mengatasinya. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu memfokuskan pada suatu masalah. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi langsung pada PT. Nilas Wahana Antika, yaitu pada bagian packing, loading, personalia dan staff atau karyawan PT. Nilas Wahana Antika, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku maupun bacaan lainnya.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap proses Packaging PT. Nilas wahana Antika terdiri dari cek bulu, pengamplasan, pemasangan aksesoris, pelabelan dan packing produk, sedangkan tahap-tahap dalam proses
loading terdiri dari menyiapkan perlengkapan kerja, memeriksa surat-surat,
pengecekan kontainer, pembersihan, dokumentasi kondisi kontainer sebelum dimuat, pasang absorber, pemuatan barang, penalian, dokumentasi akhir dan menguci pintu kontainer dengan segel. Selain itu kendala-kendala yang sering dihadapi dalam proses packaging meliputi masalah jamur pada produk, anyaman patah dan keterlambatan pengiriman aksesoris oleh supplier, sedangkan kendala-kendala dalam prose loading yaitu tidak standarnya kontainer yang akan dipakai, stok kontainer yang dipesan oleh pembeli tidak tersedia, dan kerusakan kemasan. Untuk mengatasi kendala dalam proses packaging perusahaan menyikat produk yang terkena jamur jamur, melakukan perbaikan ulang pada anyaman yang patah, menghubungi pihak supplier untuk kejelasan pengiriman aksesoris, sedangkan untuk mengatasi kendala dalm proses loading perusahaan menghubungi pihak EMKL untuk penggantian box container baru dengan disertai bukti Claim, komfirmasi pada pembeli untuk solusi penggantian box container lain, dan
packaging ulang untuk kemasan yang rusak.
Dari hasil penelitian diatas penulis menyarankan agar PT. Nilas Wahana Antika pada proses packaging melakukan pencegahan pada produk tidak terdapat jamur lagi agar pada saat proses packaging produk siap dikemas. Dalam proses
loading baiknya dilakukan penataan ulang pada tempat penyimpanan produk agar
produk pada saat pengeluaran tidak mengalami gesekan. Untuk kendala seperti terlambatnya kedatangan aksesoris lebih baik perusahaan melakukan pemesanan ditempat lain agar tidak ada lagi keterlambatan datangnya aksesoris.
(3)
PROSES PACKAGING DAN LOADING PT. NILAS WAHANA ANTIKA
ABSTRACT RYAN ACHMAD FAUZI
F3109064
This study aims at a more in-depth picture of the packaging and loading process is implemented by PT. Nilas Antika vehicle to compete in the international trade in entering the market and knowing the constraints in the process of packaging and loading as well as how to cope. The method used is a case study, which focuses on a problem. The data used are the primary data and secondary data. Primary data was collected through interviews, observation, and documentation directly to the PT. Nilas Antika rides, on the packing, loading, and staff personnel or employees of PT. Nilas Antika rides, while the secondary data obtained from books or other reading.
From the research results can be concluded that the process steps Packaging PT. Nilas Antika vehicle consists of a check coat, sanding, installation accessories, labeling and packing of products, whereas the stages in the loading process consists of preparing the working equipment, check the papers, checking containers, cleaning, documentation of the condition of the container before it is loaded, attach the absorber, loading of goods, roping, final documentation and menguci container doors with seals. Besides the constraints that are often encountered in the process of packaging the product include mold problem, a broken wicker and accessories by supplier delivery delays, while the constraints in the loading process is not the default container to be used, container stock that was ordered by the buyer is not available, and damage to packaging. To overcome the obstacles in the process of brushing the product packaging companies exposed to the fungus mushrooms, re-do the repairs on the broken webbing, contact the supplier for the clarity of delivery of accessories, while to overcome the constraints of the process of loading preformance EMKL contact the company for replacement of a new container box, accompanied by proof of Claim , Confirm the purchaser to another container box replacement solution, and re-packaging for damaged packaging.
From the above results the authors suggested that PT. Nilas Antika rides on the packaging process to prevent the product no longer for the fungus during the process of packaging the product is ready packed. In the loading process of the rearrangement of the good done on the storage of products to the product at the time expenses are not experiencing friction. To constraints such as delay in the arrival of better accessories company make a reservation somewhere else so that no more delays in the arrival of accessories.
(4)
(5)
(6)
commit to user
MOTTO
SESULIT APAPUN SEKARANG INI DAN SEBURUK APAPUN NANTI, ’’ AKU HANYA INGIN BERHASIL”
(7)
PERSEMBAHAN
1. Ayah dan ibuku tercinta, terima kasih atas kasih sayang dan dukungan yang tidak dapat diukur dengan apapun. 2. Kakakku satu satunya “Mbak Dita”
3. My the best frend “Fauzi Ardi
Nugraha (Kempleng)” 4. Yang pernah ada di hatiku
5. Sahabatku dan Temanku yang tidak
bisa aku sebutkan semuanya. 6. Almamaterku.
(8)
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya yang dilimpahkan pada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “PROSES PACKAGING DAN LOADING PADA PT. NILAS WAHANA ANTIKA SUKOHARJO”.
Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya Bisnis Internasional pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penyusunan Tugas Akhir ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung yang telah mengarahkan, dan memberikan motivasi bagi penulis sehingga tersusunnyaTugas Akhir ini, khususnya kepada :
1. Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan memberikan waktu dan bimbingannya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Diploma III Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surkarta.
(9)
4. Seluruh Dosen Pengajar dan Pengelola Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan memberikan bantuan selama penulis mengikuti perkuliahan.
5. Ibu Suci, Selaku Pembimbing ditempat magang,PT. Nilas Wahana Antika yang telah memberi izin magang kerja dan melakukan penelitian untuk menyusun Tugas Akhir.
6. Karyawan PT. Nilas Wahana Antika dan semua pihak yang banyak membantu dan membimbing penulis dalam melaksanakan penelitian Tugas Akhir.
7. Semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan dari berbagai pihak demi kesempurnaan penulisan Tugas Akhir ini.
Surakarta, 10 juli 2012
(10)
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRAK ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Metode Penelitian ... 7
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Ekspor ... 11
B. Prosedur Ekspor ... 12
B.1 Tahap Offter ... 12
B.2 Pembuatan Kontrak Dagang ... 13
B.3 Penerbitan Letter Of Credit ... 13
B.4 Memproduksi Barang Ekspor ... 13
B.5 Pemesanan Ruang Kapal ... 14
B.6 Membuat Shipping Intruction (SI) Ke Pelayaran ... 14
B.7 Pengiriman Barang Ke Pelabuhan ... 14
B.8 Pemeriksaan Bea Cukai ... 15
B.9 Pemuatan Barang ke Kapal ... 15
B.10 Surat Keterangan Asal Barang (SKA) ... 15
B.11 Pencairan L/C ... 16
B.12 Pengiriman Barang ke Importir ... 16
C. Dokumen Penunjang Ekspor ... 16
C.1 Dokumen Utama ... 17
C.1.a Invoice atau Faktur ... 17
C.1.b Letter Of Credit (L/C) ... 18
(11)
C.1.d Asuransi ... 19
C.2 Dokumen Pendukung ... 20
D. Proses Dan Sistem Produksi ... 27
D.1 Pengertian Proses Produksi ... 27
D.2 Pengertian Sistem Produksi ... 32
E. Pengertian Proses Packaging dan Loading ... 37
E.1 Pengertian Proses Packaging ... 37
E.2 Pengertian Proses Loading ... 38
BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 39
A.a Sejarah berdirinya PT. Nilas Wahana Antika... 39
A.b Struktur Organisasi PT. Nilas Wahana Antika... 41
A.c Realisasi Produk ... 49
A.d Tanggung jawab manajemen ... 51
A.e Sistem manajemen mutu ... 54
B. Pembahasan ... 57
B.1 Proses Packaging PT. Nilas Wahana Antika ... 57
B.2 Proses Loading PT. Nilas Wahana Antika ... 67
B.3 Kendala Proses Packaging dan Loading... 78
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 81
B. Saran ... 83 DAFTAR PUSTAKA
(12)
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Nilas Wahana Antika ... 43
Gambar 3.2 Proses Packaging PT. Nilas Wahana Antika ... 58
Gambar 3.3 Proses Packaging PT. Nilas Wahana Antika ... 60
Gambar 3.4 Proses Packaging PT. Nilas Wahana Antika ... 61
Gambar 3.5 Proses Packaging PT. Nilas Wahana Antika ... 62
Gambar 3.6 Proses Packaging PT. Nilas Wahana Antika ... 62
Gambar 3.7 Proses Packaging PT. Nilas Wahana Antika ... 63
Gambar 3.8 Proses Packaging PT. Nilas Wahana Antika ... 63
Gambar 3.9 Proses Packaging PT. Nilas Wahana Antika ... 64
Gambar 3.10 Proses Packaging PT. Nilas Wahana Antika ... 64
Gambar 3.11 Proses Loading PT. Nilas Wahana Antika ... 67
Gambar 3.12 Proses Loading PT. Nilas Wahana Antika ... 68
Gambar 3.13 Proses Loading PT. Nilas Wahana Antika ... 68
Gambar 3.14 Proses Loading PT. Nilas Wahana Antika ... 69
Gambar 3.15 Proses Loading PT. Nilas Wahana Antika ... 69
Gambar 3.16 Proses Loading PT. Nilas Wahana Antika ... 70
Gambar 3.17 Proses Loading PT. Nilas Wahana Antika ... 71
Gambar 3.18 Proses Loading PT. Nilas Wahana Antika ... 71
Gambar 3.19 Proses Loading PT. Nilas Wahana Antika ... 72
Gambar 3.20 Proses Loading PT. Nilas Wahana Antika ... 73
Gambar 3.21 Proses Loading PT. Nilas Wahana Antika ... 74
Gambar 3.22 Proses Loading PT. Nilas Wahana Antika ... 74
Gambar 3.23 Proses Loading PT. Nilas Wahana Antika ... 75
Gambar 3.24 Proses Loading PT. Nilas Wahana Antika ... 75
Gambar 3.25 Proses Loading PT. Nilas Wahana Antika ... 76
Gambar 3.26 Proses Loading PT. Nilas Wahana Antika ... 76
Gambar 3.27 Proses Loading PT. Nilas Wahana Antika ... 77
Gambar 3.28 Proses Loading PT. Nilas Wahana Antika ... 77
(13)
PROSES PACKAGING DAN LOADING PT. NILAS WAHANA ANTIKA
ABSTRAKSI RYAN ACHMAD FAUZI
F3109064
Penelitian ini bertujuan gambaran yang lebih mendalam mengenai proses
packaging dan loading yang diterapkan oleh PT. Nilas Wahana Antika agar dapat
bersaing di dalam memasuki pasar perdagangan internasional dan mengetahui kendala-kendala dalam proses packaging dan loading serta cara mengatasinya. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu memfokuskan pada suatu masalah. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi langsung pada PT. Nilas Wahana Antika, yaitu pada bagian packing, loading, personalia dan staff atau karyawan PT. Nilas Wahana Antika, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku maupun bacaan lainnya.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap proses Packaging PT. Nilas wahana Antika terdiri dari cek bulu, pengamplasan, pemasangan aksesoris, pelabelan dan packing produk, sedangkan tahap-tahap dalam proses
loading terdiri dari menyiapkan perlengkapan kerja, memeriksa surat-surat,
pengecekan kontainer, pembersihan, dokumentasi kondisi kontainer sebelum dimuat, pasang absorber, pemuatan barang, penalian, dokumentasi akhir dan menguci pintu kontainer dengan segel. Selain itu kendala-kendala yang sering dihadapi dalam proses packaging meliputi masalah jamur pada produk, anyaman patah dan keterlambatan pengiriman aksesoris oleh supplier, sedangkan kendala-kendala dalam prose loading yaitu tidak standarnya kontainer yang akan dipakai, stok kontainer yang dipesan oleh pembeli tidak tersedia, dan kerusakan kemasan. Untuk mengatasi kendala dalam proses packaging perusahaan menyikat produk yang terkena jamur jamur, melakukan perbaikan ulang pada anyaman yang patah, menghubungi pihak supplier untuk kejelasan pengiriman aksesoris, sedangkan untuk mengatasi kendala dalm proses loading perusahaan menghubungi pihak EMKL untuk penggantian box container baru dengan disertai bukti Claim, komfirmasi pada pembeli untuk solusi penggantian box container lain, dan
packaging ulang untuk kemasan yang rusak.
Dari hasil penelitian diatas penulis menyarankan agar PT. Nilas Wahana Antika pada proses packaging melakukan pencegahan pada produk tidak terdapat jamur lagi agar pada saat proses packaging produk siap dikemas. Dalam proses
loading baiknya dilakukan penataan ulang pada tempat penyimpanan produk agar
produk pada saat pengeluaran tidak mengalami gesekan. Untuk kendala seperti terlambatnya kedatangan aksesoris lebih baik perusahaan melakukan pemesanan ditempat lain agar tidak ada lagi keterlambatan datangnya aksesoris.
(14)
commit to user
PROSES PACKAGING DAN LOADING PT. NILAS WAHANA ANTIKA
ABSTRACT RYAN ACHMAD FAUZI
F3109064
This study aims at a more in-depth picture of the packaging and loading process is implemented by PT. Nilas Antika vehicle to compete in the international trade in entering the market and knowing the constraints in the process of packaging and loading as well as how to cope. The method used is a case study, which focuses on a problem. The data used are the primary data and secondary data. Primary data was collected through interviews, observation, and documentation directly to the PT. Nilas Antika rides, on the packing, loading, and staff personnel or employees of PT. Nilas Antika rides, while the secondary data obtained from books or other reading.
From the research results can be concluded that the process steps Packaging PT. Nilas Antika vehicle consists of a check coat, sanding, installation accessories, labeling and packing of products, whereas the stages in the loading process consists of preparing the working equipment, check the papers, checking containers, cleaning, documentation of the condition of the container before it is loaded, attach the absorber, loading of goods, roping, final documentation and menguci container doors with seals. Besides the constraints that are often encountered in the process of packaging the product include mold problem, a broken wicker and accessories by supplier delivery delays, while the constraints in the loading process is not the default container to be used, container stock that was ordered by the buyer is not available, and damage to packaging. To overcome the obstacles in the process of brushing the product packaging companies exposed to the fungus mushrooms, re-do the repairs on the broken webbing, contact the supplier for the clarity of delivery of accessories, while to overcome the constraints of the process of loading preformance EMKL contact the company for replacement of a new container box, accompanied by proof of Claim , Confirm the purchaser to another container box replacement solution, and re-packaging for damaged packaging.
From the above results the authors suggested that PT. Nilas Antika rides on the packaging process to prevent the product no longer for the fungus during the process of packaging the product is ready packed. In the loading process of the rearrangement of the good done on the storage of products to the product at the time expenses are not experiencing friction. To constraints such as delay in the arrival of better accessories company make a reservation somewhere else so that no more delays in the arrival of accessories.
(15)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perdagangan global dewasa ini semakin berkembang dan dinamis yang ditandai oleh semakin kerasnya persaingan dalam menembus pasar, baik skala tingkat nasional maupun internasional. Keadaan ini menuntut profesionalisme yang tinggi dari para pelaku bisnis, agar dapat mecermati dan menangkap peluang-peluang pasar yang syarat dengan kompetisi, sehingga komoditas yang diperdagangkan baik berupa barang maupun jasa dituntut untuk dapat memenuhi kriteria yang diinginkan oleh pelaku pasar internasional yang sedang menjalani proses globalisasi yang cenderung kompetitif ( Softjan Assauri, 1993 :140 ).
Globalisasi dalam hal ini jelas sangat berpengaruh terhadap perdagangan internasional yang pada gilirannya akan mempengaruhi sikap yang harus diambil oleh pengusaha didalam negeri, karena globalisasi akan berdampak pada persaingan antara pengusaha yang bergerak dalam perdagangan luar negeri yang biasa disebut dengan transaksi ekspor impor.transaksi ekspor impor terjadi karena adanya perbedaan komoditas yang dihasilkan oleh tiap-tiap Negara dibelahan dunia.selain itu faktor yang menyebakbkan adanya transaksi ekspor impor adalah keinginanan masing-masing Negara untuk saling berkerjasama sehingga dapat terjadi hubungan
(16)
commit to user
Perdagangan atau pertukaran barang melewati batas suatu Negara terjadi karena barang dan jasa yang tidak terdapat pada suatu Negara atau Negara tersebut dapat memperoleh barang dan jasa yang lebih murah dan lebih baik mutunya dari Negara lain. Pelaksanaan perdagangan lintas Negara atau sering disebut ekspor impor berbeda dengan perdagangan didalam negeri,perbedaan tersebut antara lain dalam hal peraturan kepabeanan,standar mutu,produk,ukuran takaran dan timbangan serta peraturan perdagangan luar negeri yang ditetapkan oleh pemerintah setempat ( Agus Ahyari, 1994 : 23 ).
Seperti diketahui bahwa kegiatan ekspor mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting, baik bagi perusahaan maupun bagi pemerintah suatu Negara. Bagi sebuah perusahaan, kegiatan ekspor dapat memberikan ataupun memaksimalkan laba perusahaan dalam jangka panjang maupun perluasan pangsa pasar untuk meningkatkan produksi maupun produktivitas perusahaan. Sedangkan manfaat kegiatan ekspor bagi Negara adalah peningkatan pendapatan nasional serta pertumbuhan ekonomi.
Akhir-akhir ini banyak sekali perusahaan lokal Indonesia yang melebarkan sayapnya merambah kepasaran internasional,dengan tujuan untuk mendapatkan laba.dengan laba, perusahaan dapat mempertahankan hidup dan kehidupanya.dengan laba perusahaan dapat melakukan rehabilitasi dan retrukturisasi asset perusahaan. Dengan laba, perusahaan mampu melakukan perluasan dan diversifikasi usaha.laba juga dapat digunakan oleh perusahaan untuk memperluas proses produksinya agar
(17)
perusahaan tersebut dapat tetap mempertahankan kelangsungan hidup dalam menghadapi persaingan di masa mendatang. Tapi berapapun besarnya jumlah produksi,bagaimanapun baik mutunya suatu komoditi tidak akan pernah mendatangkan laba jika tidak laku dijual (Amir MS, 2004 :11).
Dalam menghasilkan suatu produksi ekspor,produksi merupakan tahap penting dari suatu rangkaian ekspor barang oleh karena itu dibutuhkan suatu strategi didalam memproduksi suatu produk ekspor, dimana hal ini tidak lepas dari bagaimana mengkombinasikan antara faktor-faktor penting dalam menghasilkan suatu produk adalah bagaimana proses produksi yang dilakukan. Namun demikian untuk produksi suatu produk tidak cukup hanya mengetahui bagaimana proses produksi yang dilakukan, akan tetapi perlu juga mengetahui bagaimana strategi yang diterapkan. Apalagi saat ini produk-produk pesaing mulai memasuki pasar dengan karakteristiknya sendiri yang menyebabkan persaingan menjadi semakin kuat sehingga tingkat pembedaan produk manjadi semakin intensif.untuk menghasilkan barang dan jasa yang memiliki nilai lebih dimata konsumen maka diperlukan serangkaian cara atau metode untuk melaksanakan produksi.seperti halnya dalam proses packaging sebuah produk harus sesuai dengan rencana mutu yang diterapkan perusahaan untuk mengurangi resiko kerusakan sebuah produk. Namun perlu diperhatikan pula proses loading juga berperan penting dalam sebuah kegiatan ekspor karena aktifitas ini nerkaitan dengan penataan barang kedalam container untuk melindungi
(18)
commit to user
terjadinya terjadinya kerusakan ke dalam kontainer untuk melindungi terjadinya kerusakan dalam proses pengiriman barang ke konsumen.
PT Nilas Wahana Antika merupakan salah satu perusahaan industri yang bergerak di bidang jasa ekspor mebel. Jenis produk yang di ekspor keluar negeri adalah produk kursi dan meja, PT Nilas Wahana Antika memproduksi sesuai dengan desain atau permintaan importir. Sebagai perusahaan yang memproduksi barang ekspor sudah tentu proses packaging yang diutamakan. Dewasa ini proses packaging lebih diutamakan karena apabila kualitas yang baik bisa berakibat menarik pembeli dan menciptakan pembeli yang setia terutama pembeli dari luar negeri.salah satu faktor penting dalam pengiriman barang kekonsumen adalah bagaimana proses
loading dan packaging yang dilakukan dalam perusahaan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mengetahui lebih lanjut mengenai proses loading dan packaging yang digunakan PT. Nilas Wahana Antika dalam menghasilkan produk ekspor. Penulis ingin mengangkatnya menjadi pokok permasalahan dalam penelitian yang berjudul “ PROSES PACKAGING DAN LOADING PADA PT. NILAS WAHANA ANTIKA”.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk dijadikan pedoman bagi penulis untuk melakukan penelitian secara cermat dan tepat sesuai dengan prinsip-prinsip suatu penelitian yang ilmiah.
(19)
Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah maka pokok permasalahan yang dapat dijadikan bahan penelitian adalah:
1. Bagaimana tahap-tahap proses packaging yang dilakukan oleh PT. Nilas Wahana Antika?
2. Bagaimana tahap-tahap proses loading yang dilakukan oleh PT. Nilas Wahana Antika?
3. Kendala-kendala yang dihadapi PT. Nilas Wahana Antika dalam proses packaging dan loading dan cara mengatasinya?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan agar penelitian tersebut dapat memberikan manfaat yang sesuai dengan apa yang dikehendaki. Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana tahap-tahap proses packaging yang di PT. Nilas Wahana Antika?
2. Untuk mengetahui bagaimana tahap-tahap proses loading yang di PT. Nilas Wahana Antika?
3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi PT. Nilas Wahana Antika dalam proses packaging dan loading dan cara mengatasinya?
(20)
commit to user
D. Kegunaan Penelitian
Selain mempunyai tujuan penelitian, penelitian ini juga mempunyai manfaat penelitian.dalam penelitian ini mempunyai manfaat penelitiaan yaitu :
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan, pertimbangan dan perbandingan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan aktifitas perusahaan sebagai evaluasi dalam menentukan kebijakan pengambilan keputusan di bidang ekspor serta sebagai acuan untuk menentukan strategi produksi agar proses produksi lebih terfokus.
2. Bagi Penulis
Merupakan penerapan ilmu ekonomi tentang strategi proses loading dan
packaging produk ekspor yang terjadi pada kegiatan ekspor yang
diperoleh selama dibangku kuliah dalam dunia praktek atau nyata. 3. Bagi mahasiswa dan pembaca lainnya
Memberikan bahan tambahan pengetahuan tentang proses dalam pengepakan dan pengiriman barang produk kualitas ekspor dan berguna juga untuk referensi bacaan serta informasi khususnya bagi mahasiswa jurusan Managemen Perdagangan yang sedang menyusun Tugas Akhir dengan pokok permasalahan yang sama.
(21)
4. Bagi Pemerintah
Diharapkan dengan adanya aktifitas ekspor baik kualitas barang diperusahaan dengan peralatan yang memadai maka dapat meningkatkan hasil produksi, dengan demikian pemerintah akan menerima devisa yang lebih besar. Selain itu dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh pemerintah dalam menerapkan strategi dan proses produksi pada perusahaan ekspor impor.
E. Metode Penelitian
Suatu Penelitiaan pada dasarnya adalah bagian mencari, mendapatkan data untukselanjutnya dilakukan penyusunan dalam bentuk laporan hasil penelitiaan. Supaya proses tersebut dapat berjalan lancer serta hasilnya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, maka diperlukan metode penelitian.
Metode penelitiaan mengemukakan secara tertulis tata kerja dari suatu penelitian. Metode ini terdiri dari :
1. Ruang lingkup penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah studi kasus, karena mengambil satu obyek tertentu untuk dianalisa mendalam dengan memfokus pada satu masalah.
(22)
commit to user
Jenis penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah studi kasus mengenai proses Loading dan Packaging. Pada bulan Febuari – Maret. Lokasi penelitian berada di PT. Nilas Wahana Antika yang beralamat di jalan pinang No 47 – 49 Cemani, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah.
2. Jenis dan alat pengumpul data a. Jenis data
1) Data primer
Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Data ini diperoleh dengan cara wawancara langsung pada bagian
loading,bagian packaging dan staf/karyawan PT. Nilas Wahana
Antika. 2) Data sekunder
Yaitu data pendukung yang diperoleh dari sumber lain yang berkaitan dengan penelitian. Data ini penulis peroleh dari buku maupun sumber bacaan lain.
b. Metode pengumpulan data 1) Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan Tanya jawab secara langsung atau tidak langsung yang dilaksanakan dengan tatap muka dengan pihak perusahaan PT. Nilas Wahana Antika.
(23)
2) Studi pustaka
Merupakan tehnik pengumpulan data dengan cara mempelajari buku/ referensi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dan sumber bacaan lain.
3) Observasi
Dalam penelitian ini, penulis melihat secara langsung mengenai kegiatan yang dilakukan PT. Nilas Wahana Antika Tempat penulis melakukan magang kerja.
4) Dokumentasi
Merupakan suatu cara memperoleh data dengan mencatat data dari dokumen atau laporan yang mendukung operasional perusahaan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengutip dari catatan – catatan yang ada pada perusahaan PT. Nilas Wahana Antika yang berupa:
a) Sejarah perusahaan dan struktur organisasi perusahaan. b) Data yang berkaitan dengan proses loading dan packaging. 3. Sumber data
a. Sumber data primer
Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Data ini diperoleh dengan cara wawancara langsung pada PT. Nilas Wahana Antika yaitu pada bagian packaging, bagian loading, dan staff/ karyawan PT. Nilas Wahana Antika
(24)
commit to user
b. Sumber data sekunder
Yaitu data pendukung yang diperoleh dari sumber lain yang berkaitan dengan penelitian. Data ini penulis peroleh dari buku maupun sumber bacaan lain yaitu buku tentang bagian-bagian proses produksi dan bacaan lain yang membantu dalam penyusunan tugas akhir ini.
(25)
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Ekspor
Ekspor merupakan kegiatan perdagangan baik itu barang maupun jasa yang dilakukan oleh suatu Negara terhadap Negara lain berdasarkan ketentuan/ peraturan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean Indonesia ke daerah pabean Negara lain. ( PPEI, 2011 : 2 ).
Ekspor adalah upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau Negara asing, dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing, serta melakukan komunikasi dengan memakai bahasa asing. ( Amir MS, 2004 : 1 ).
Jadi berdasarkan ketiga pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ekspor adalah kegiatan perdagangan oleh suatu Negara (pabean Indonesia) terhadap Negara lain (pabean Negara lain) dengan ketentuan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dan mengharapkan pembayaran dalam bentuk valuta asing.
(26)
commit to user
B. Prosedur Ekspor
Prosedur atau tahapan-tahapan ekspor dalam melakukan ekspor adalah sebagai berikut :
1. Tahap Offer ( Promosi, Korespondensi, Negosiasi )
Mencari buyer yang interest dengan produk yang akan kita jual a. Media ( alat Promosi ) : company profile, catalog produk (
CD + buku ) atau kertas brosur, website, pameran dagang, dan lain-lain.
b. Proaktif : melakukan kontak dan networking dengan instansi pemerintahan, asosiasi dalam dan luar negeri, menjalin hubungan patner dengan eksportir lain yang dapat member informasi dan support terhadap pengembangan ekspor.
c. Rajin melakukan browsing ke alamat situs atau website importir atau buyer untuk riset pasar, selanjutnya kita kirimkan introduction letter bisa melalui media promosi email.
d. Proses korespondensi dan negoisasi dijalankan, dengan dasar profit atau tidak, resiko atau tidak.
(27)
2. Pembuatan Kontrak Dagang
Kontrak atau yang dibuat atas kesepakatan antara eksportir (
seller ) dan importir ( buyer ) mengenai barang-barang yang akan
diperjualbelikan berikut syarat-syarat penyerahan barang dan tata cara pembayaran yang diinginkan oleh kedua belah pihak. Substansi yang dimuat dalam sales contract antara lain : uraian barang, jumlah dan jenis barang, harga satuan, tanggal pengapalan, syarat penyerahan, syarat pembayaran dan dokumen yang diperlukan.
3. Penerbitan Letter Of Credit
Setelah kontrak dagang ditandatangani maka importir membuka L/C melalui bank korespondensi di Negaranya dan mengirim L/C tersebut ke Bank Devisa yang ditunjuk eksportir di Indonesia. Kemudian Bank devisa yang ditunjuk memberitaukan diterimanya L/C tersebut kepada eksportir. Substansi didalam surat tersebut menyatakan bahwa eksportir diberikan hak untuk menerima pembayaran dari importir. Disebutkan dalam L/C dibuka atas nama eksportir ( beneficiary )
4. Memproduksi Barang Ekspor
Dengan diterimanya L/C tersebut maka eksportir mempersiapkan barang-barang yang dipesan importir. Keadaan barang-barang yang dipersiapkan harus sesuai dengan persyaratan
(28)
commit to user
yang tercantum dalam kontrak dagang dan L/C. cek mutu, jumlah
packing dan label.
5. Pemesanan Ruang Kapal
Eksportir memesan ruang kapal keperusahaan pelayaran samudra atau perusahaan penerbangan. Informasi mengenai ruang kapal yang tersedia dapat diperoleh pada badan pelaksana bursa komoditi adalah salah satu unit kerja dilingkungan departemen perindustrian dan perdagangan. Perlu di cek perusahaan perkapalan mana yang mempunyai tarif angkutan kargo (cargo freight) paling murah dan mapu memberikan jaminan akan ketepatan waktu pengiriman atau pengapalan.
6. Membuat Shipping Instruction (SI) Ke Perusahaan Pelayaran Setelah menerima SI dari eksportir, maka shipping company akan menyiapkan delivery order ( DO ), untuk pengambilan
container kosongdi depo penumpukan. Kemudian diantar dengan
jasa trucking ke tempat stuffing yang ditunjuk shipper. 7. Pengiriman Barang Ke Pelabuhan
Eksportir sendiri dapat mengirimkan barang ke pelabuhan. Pengiriman dan pengurusan barang kepelabuhan dan kekapal dapat juga dilakukan oleh perusahaan jasa pengiriman barang ( perusahaan freight forwading ) atau ( perusahaan ekspedisi muatan kapal laut /EMKL). Dokumen-dokumen ekspor disertakan dalam pengiriman barang ke pelabuhan dan kekapal (invoice, packing list,
(29)
PEB, sertifikat Fumigasi dan lain-lain). Container kosong
kemudian dibawa menuju gudang milik eksportir sesuai permintaan yang ada dalam satuan SI, di lakukan stuffing (pemuatan barang ke dalam container) dan fumigasi jika diperlukan, selanjutnya dibawa ke pelabuhan muat.
8. Pemeriksaan Bea Cukai
Di pelabuhan, dokumen diperiksa oleh pihak bea cukai. Apabila diperlukan barang-barang yang akan di ekspor diperiksa juga oleh pihak bea cukai. Apabila barang-barang dan dokumen yang menyertainya telah sesuai dengan ketentuan maka bea cukai mendatangani persyaratan persetujuan muat yang ada dalam PEB. 9. Pemuatan Barang Ke Kapal
Setelah pihak bea cukai menandatangani PEB maka barang telah dapat dimuat ke kapal. Segera setelah barang dimuat ke kapal, pihak pelayaran menerbitkan Bill of Lading (B/L) yang kemudian diserakan kepada eksportir.
10.Surat Keterangan Asal Barang ( SKA )
Eksportir sendiri atau perusahaan freight Forwading atau EMKL/EMKU melihat pemuatan barangnya dan mengajukan permohonan kekantor departemen perindustrian dan perdagangan untuk memperoleh SKA apabila diperlukan.
(30)
commit to user
11.Pencairan Letter Of Credit ( L/C ) / Reimbursement
Apabila barang sudah dikapalkan, maka eksportir sudah dapat ke bank untuk mencairkan L/C. dokumen-dokumen yang diserahkan ke bank adalah B/L, commercial invoice, packing List dan PEB.
12.Pengiriman Barang ke Importir
Barang dalam perjalanan dengan kapal dari Indonesia ke pelabuhan di Negara importir.
C. Dokumen Penunjang Ekspor
Kewajiban utama seseorang eksportir adalah mengirimkan barang yang di pesan importir. Pengiriman itu biasanya dilakukan dengan kapal laut atau kapal udara. Bukti pengiriman barang diberikan oleh perusahaan pelayaran (shipping Company) dalam bentuk dokumen yang lazim disebut dengan Bill of Lading atau konosemen (surat pengantar barang).
Kewajiban utama seorang importir adalah menyediakan dana pembayaran untuk melunasi utangnya kepada eksportir. Dana pembayaran utang itu biasanya di sediakan dengan bantuan bank dalam bentuk sebuah dokumen yang lazim disebut Letter of Credit atau L/C.
Pendek kata semua pelaku yang terlihat dalam suatu transaksi ekspor-impor membuktikan kinerjanya dalam bentuk dokumen. Dengan demikian pengetahuan tentang perdagangan internasional dapat juga dilakukan
(31)
melalui pengenalan tentang jenis, fungsi, serta para pelaku yang mengeluarkan dokumen itu.
Janis dokumen dan pelaku yang menerbitkan dapat di sebutkan sebagai berikut:
1. Dokumen Utama
Dokumen utama adalah dokumen yang diterbitkan untuk alat pembuktian realisasi ekspor yang meliputi:
a. Invoice atau faktur
Invoice adalah daftar rincian yang diterbitkan oleh eksportir
tentang keterangan barang-barang yang sesuai kesepakatan transaksi yang dibuat oleh penjual dan pembeli yang berisikan data mengenai:
1) Jumlah barang ( Quantity) 2) Harga satuan ( Unit Price) 3) Harga total (total price)
4) Perhitungan pembayaran (Payment breakdown)
Faktur merupakan alat bukti perhitungan atas transaksi yang dilakukan antara eksportir dengan importir.
(32)
commit to user
b. Letter of credit (L/C)
Letter of credit (L/C) adalah suatu dokumen yang diterbitkan
oleh issuing bank (bank devisa) atas permintaan importir (nasabahnya) atau applicant dan ditunjukan kepada eksportir atau beneficiary yang merupakan relasi importir dimaksud, melalui bank lain di Negara atau tempat eksportir. Substansi; yang dimuat di dalam surat tersebut menyatakan bahwa eksportir diberikan hak untuk menerima pembayaran dengan menarik wesel (draft) atas beban importir sejumlah uang yang tersebut di dalam wesel itu. Bank pembuka surat tersebut menjamin pembayaran atau mengaksep atau menolak wesel yang ditarik oleh eksportir yang dikaitkan dengan syarat-syarat yang termuat didalam surat jaminan yang diterimanya. L/C menurut sifatnya merupakan transaksi yang berdiri sendiri, jadi terpisah dari kontrak penjualan atau kontrak lainnya yang menjadi dasar pembukaan L/C dimaksud. L/C dianggap instrumen paling penting dan paling aman di dalam transaksi perdagangan internasional, terutama dilihat dari sistem pembayaran.peranan L/C dalam perdagangan internasional adalah mempermudah lalu lintas pembayaran, mengamankan dana yang disediakan importir untuk melunasi kewajiban dan menjamin kelengkapan dokumen pengapalan.
(33)
c. Bill Of Lading (B/L)
Bill Of Lading (B/L) adalah suatu dokumen yang diterbitkan
oleh perusahaan pelayaran atau agennya yang berfungsi sebagai tanda terima barang telah dimuat kedalam kapal laut dan merupakan title of document, yang berati sabagai bukti atas pemilikan barang. Disamping B/L merupakan bukti sekurang-kurangnya rangkap 3 (full set of B/L) yang pengunaannya satu lembar untuk pengiriman barang (shipper) dan dua lembar untuk penerima barang (consigne)
d. Asuransi (Insurance)
Asuransi (Insurance) adalah suatu perjanjian, dimana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi dan pihak penanggung (insurer) berjanji akan mengganti kerugian berhubungan dangan resiko keuangan (financial risk) ataupun kehilangan laba yang diharapkan terhadap sejumlah barang yang dialami oleh pihak tertanggung (insured) dan disebabkan oleh suatu kejadian tak disangka (karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan), yang mungkin akan dideritanya karena peristiwa yang tak tertentu, dalam perjanjian dimana pihak tertanggumg harus membayar uang kepada penanggung.
(34)
commit to user
2. Dokumen Pendukung
Dokumen pendukung adalah dokumen yang ,memberikan dukungan untuk memperkuat dan memperinci hingga memperjelas hal-hal yang telah ada pada dokumen utama.dokumen pendukung terdiri atas:
a. Packing List ( daftar pengepakan)
Packing List adalah daftar yang memuat uraian barang-barang
yng dipak, dibungkus, atau diikat dalam satu peti kardus dan atau lainnya. Daftar ini lazimnya dipergunakan oleh pejabat pabean untuk mempermudah penelitian atau pemeriksaan seketika atau pemeriksaan yang mendalam tas isi dari suatu pengepakan. Daftar pengepakan dibuat dan diterbitkan oleh produsen atau importir.
b. Weight note (nota timbangan)
Weight note adalah nota timbangan yang berisikan rincian
berat setiap peti atau kemasan, umumnya dalam rincian itu menerangkan berat kotor dan berat bersih dari setiap kemasan yang kemudian dihimpun dalam satu daftar.
c. Mensuremen List (daftar ukuran)
Mensuremen List adalah daftar volume atau kubikasi setiap
kemasan (ukuran panjang, lebar, tipis, garis tengah dan isi barang yang diekspor dibuat oleh eksportir).
(35)
d. Inspection Cetificate ( sertifikat pemeriksaan)
Inspection Cetificate adalah sertifikat tau dokumen yang
diterbitkan oleh pihak ketiga yang independen atas permintaan importir yang bertujuan untuk memastikan bahwa barang yang dikirimkan supplier, baik jumlah maupun mutunya terjamin dan cocok dengan pesanan.
e. Chemical Analysis (analisis kimia)
Chemical Analysis adalah keterangan yang memuat hasil
analisis barang dari laboratorium yang dilakukan oleh
Laboratory Accreditation Body yang ditunjukan oleh
pemerintah atau Negara pembeli.
f. Test certificate (sertifikat kimia)
Test certificate adalah sertifikat yang menerangkan tentang
kekuatan barang, daya tahan barang dan kapasitas serta konstruksinya setelah dilakukan ujicoba.
g. Manufacture’s Certificate (sertifikat keaslian barang)
Manufacture’s Certificate adalah suatu sertifikat yang dibuat
oleh produsen (eksportir) yang menyatakan bahawa barang-barang tersebut benar- benar hasil produksinya dengan merek dagang tertentu.
(36)
commit to user
h. Certificate Of Origin (Surat keterangan asal)
Certificate Of Origin adalah surat keterangan negara asal
barang, dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, di Indonesia diterbitkan oleh Deperindag atau KADIN.
Beberapa lembaga/institusi yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan dan pengurusan dokumen ekspor adalah :
a.Bank
Peranan bank sangat penting yaitu sebagai penyedia kredit ekspor bila diperlukan oleh eksportir. Kedua, memperlancar dan mengamankan transaksi melalui Letter
of credit (L/C),L/C ini dari sisi seller bisa merupakan
jaminan kepastian pembayaran dari importir kepada eksportir.
b. Departemen Perindustrian Dan Perdagangan
Peranan departemen perdagangan dan perindustrian dalam kegiatan ekspor-impor cukup penting, yaitu: pertama, sebagai instansi pemerintah yang mengeluarkan izin sebagai eksportir terdaftar (ET) dan izin sebagai angka pengenalan importir (API), atau angka pengenal importir terbatas (APIT). Kedua, mengeluarkan dokumen ekspor yang disebut “Certificate of Origin” (COO) yang merupakan surat pernyataan bahwa barang-barang yang
(37)
diekspor tersebut adalah benar-benar dibuat di Negara Indonesia. Ketiga, mengawasi, mengatur, dan memonitor barang-barang yang terkena quota, dan tentunya pertumbuhan ekspor Indonesia.
c.Shipping Company/Perusahaan Pelayaran
Peran Shipping Company, yaitu sebagai perusahan jasa pengapalan barang-barang yang diekspor/diimpor, dan juga sebagai penyedia container kosong (empty container) bagi eksportir. Selain itu, Shipping Company juga mengeluarkan dokumen pengapalan yang disebut Bill of
Lading (B/L) yang merupakan dokumen pokok dalam
pencairan L/C di bank.
d. Freight Forwading, EMKL, PPJK
Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) atau pengusaha pengurusan jasa kepabeanan (PPJK) adalah merupakan perusahaan jasa yang menangani pengurusan ekspor-impor. Ruang lingkup kerjanya meliputi: pengambilan container kosong di depo penumpukan kontainer untuk dibawa ke tempat eksportir, kemudian dilakukan pemuatan barang ke dalam container, dan akhirnya membawa container tersebut ke pelabuhan muat. Biaya jasa yang harus dibayar oleh EMKL ke PT. Pelindo
(38)
commit to user
meliputi; Lift of Full/empty, lift on full/empty, Haulage, biaya penumpukan container dan biaya dermaga.
e.Asuransi
Peran asuransi sebagai perusahaan jasa penyedia asuransi untuk kegiatan ekspor-impor sesuai permintaan didalam L/C, bisa berupa pemagaran resiko atas kegiatan transaksi perdagangan internasional dan penerbitan custom bond.
Custom bond memberikan jaminan keapada oblige
(BAPEKSTA atau bea cukai) bahwa importir mampu menyelesaikan seluruh kewajiban kepabeanan dalam rangka impor berupa pelaksanaan reekspor ataupun pembayaran pungutan Negara berupa bea masuk dan pajak.
f.Bea Cukai
Peranan bea cukai sebagai instansi pemerintah yaitu untuk mengawasi barang-barang ekspor/impor, khususnya yang kena pajak Ekspor (PE) dan yang kedua adalah mengawasi yang terkait dengan fasilitas BAPEKSTA (Bagian Pelayanan Kemudahan Ekspor dan Pengolahan Data) keuangan.
(39)
g. Kedutaan/Konsulat
Peranan pihak kedutaan dalam kegiatan ekspor impor/impor adalah penghubung atau perantara.misalnya suatu Negara akan mengekspor produknya kenegara lain, maka proses tersebut ad kedutaan dari Negara importir. Hal ini karena sebelumnya sudah ada rekomendasi dari pihak kedutaan tersebut.
h. Suveryor (Badan Pemeriksa)
Suveryor mempunyai peran sebagai wakil importir dalam
pemeriksaan barang-barang yang akan dimuat ke dalam kontainer dilokasi eksportir. Dalam hal ini, pemeriksaan hanya dilakukan bila ada permintaan dari pihak importir.
Semua pelaku terlihat dalam suatu transaksi ekspor-impor membuktikan kinerjanya dalam bentuk dokumen. Karena itu perdagangan internasional juga sering disebut dengan perdagangan dokumen. Dengan demikian pengetahuan tentang perdagangan internasional dapat dilakukan melalui pengenalan tentang jenis, fungsi, serta para pelaku yang mengeluarkan dokumen itu. Dokumen yang dibutuhkan dalam transaksi ekspor impor diuraikan dalam tabel 2.1 sebagai berikut :
(40)
commit to user
Tabel 2.1
Dokumen Perdagangan Internasional Beserta Instansi yang Menerbitkan
PARA PELAKU DOKUMEN YANG DITERBITKAN
1. Produsen 1. Kontrak penjualan
2. Manufactur Certificate 3. Instruction Manual 4. Brosur
2. Eksportir 1. Brosur
2. Surat Penawaran 3. Sales Kontrak 4. Invoice
5. Consular Invoice 6. Packing List
7. Weight Note
8. PEB
3. Bank 1. Letter oF Credit
2. Surat Setoran Pajak 3. Surat Setoran Bea Cukai
4. Nota Perhitungan Pembayaran Wesel Ekspor
4. Balai Penguji Dan
Sertifikasi Mutu Barang/ Surveyor
1. Certicate Of Quality 2. Test Certificate 3. Chemical Analysis
5. Usaha Jasa Transportasi 1. Packing List
2. Meansurement List
3. Weight Note
6. Dirjen Bea Cukai 1. Fiat Muat Barang(PEB)
7. Dinas Karantina 1. Phytosanitary Certificate
8. Independen Surveyor 1. Certicate Of Quality
2. Certicate Of Weight 3. Chemical Analysis 4. Survey Report 5. Inspection Certificate 6. Test Certificate
9. Dinas Peternakan 1. Vetenery Certificate
10.Perusahaan Asuransi 1. Cover Note
2. Insurance Policy
11.
DitjenPEN-ITPC-ATASE,JETRO,KONTRA, dan lain-lain
1. General Information 2. Trade Promotion 3. Trade Mission 4. Trade Fair 5. Trade Consultation
12.Perusahaan Pelayaran 1. Mate Receipt
2. Bill of Lading (BL)
13.Angkutan Udara 1. Airway Bill (AWB)
14.Dinas Perindag 1. Surat Keterangan Asal (SKA)
2. Angka Pengenalan Impor (API)
15.Kantor Inspeksi Pajak 1. NPWP
16.Kedutaan Negara Asing 1. Consular Invoice
(41)
D. Proses & Sistem Produksi 1. Pengertian Proses Produksi
Proses dapat diartikan sebagai cara, metode maupun tehnik untuk penyelengaraan atau pelaksanaan dari suatu hal tertentu (Agus Ahyari, 1994 : 12). Sedangkan menurut (Handoko, H.T, 1990 : 25) proses adalah suatu kegiatan yang melibatkan manusia, mesin dan metode untuk membentuk bahan baku menjadi produk jadi atau barang setengah jadi.
Sedangkan Produksi menurut (Handoko, H.T, 1990 : 25) adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa yang mempunyai nilai tambah. Dan produksi menurut Sukanto Reksohadiprojo (1984 : 1) itu merupakan penciptaan atau penambahan faedah atas faktor-faktor produksi sehingga lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Faedah atau manfaat ini dapat terdiri dari beberapa macam. Misalnya faedah bentuk, faedah waktu, faedah tempat serta kombinasi dari faedah-faedah tersebut diatas (Agus Ahyari, 1994 : 6)
Proses produksi menurut Agus Ahyari (1994 : 65) adalah merupakan suatu cara, metode, maupun tehnik bagaimana penambahan manfaat atau penciptaan faedah baru dilaksanakan dalam perusahaan.
(42)
commit to user
a. Jenis Proses Produksi
Ditinjau dari arus proses produksi dalam hal ini adalah aliran proses produksi dari bahan baku sampai dengan menjadi produksi akhir dalam perusahaan yang bersangkutan, jenis proses produksi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu (Agus Ahyari, 1994:72). :
1) Proses Produksi terus-menerus
Proses produksi terus-menerus ini sering disebut dengan proses produksi kontinyu (continuous process). Pada proses produksi terus-menerus ini terdapat pola atau urutan yang pasti dan tidak berubah-ubah dalam pelaksanaan produksi dari perusahaan yang bersangkutan. Pola atau urutan pelaksanaan produksi pada waktu yang lalu (periode yang telah lalu), pada saat sekarang dan pada waktu yang akan datang. Umumnya akan memproduksi produk standar, dimana variasi produk adalah relatif kecil apabila dibandingkan dengan jumlah unit produk yang dihasilkan.
2) Proses produksi terputus-putus
Proses produksi terputus-putus ini sering disebut dengan proses produksi intermenten (intermittent process). Pada saat proses produksi terputus-putus ini akan terdapat beberapa pola atau urutan pelaksanaan produksi dalam perusahaan yang bersangkutan. Pola atau urutan pelaksanaan produksi yang dipergunakan pada hari ini, akan berbeda dengan pola atau
(43)
urutan yang dipergunakan pada bulan lalu.umumnya produk yang diproduksikan cenderung mempunyai variasi yang tinggi, apabila dibandingkan dengan jumlah unit dari produk yang dihasilkan.
b. Pengawasan proses Produksi
Dengan adanya persediaan bahan mentah maka proses produksinya akan segera merubah bentuknya menjadi barang untuk memenuhi kebutuhan manusia. Agar barang jadi hasil proses produksi itu tepat sesuai dengan kebutuhan langanan, baik dalm jumlah dan waktu tertentu saja memperhatikan kualitas dan harganya, maka harus ada pengawasan untuk berjalannya suatu perencanaan.
Semua kegiatan dalam suatu perusahaan pabrik harus diarahkan untuk menjamin adanya kontinuitas dan koordinasi kegiatan atau aktivitas dan untuk menyelesaikan produk sesuai dengan bentuk, kwantitas dan waktu yang diinginkan serta dalam batas-batas biaya yang direncanakan.Untuk itu diperlukan pengawasan proses produksi, jenis pengawasan produksi ada dua yaitu flow control dan order control (Sofjan Assauri, 1993 : 156)
1) Flow Control
Flow Control atau pengawasan arus adalah pengawasan produksi
yang dilakukan terhadap arus pekerjaan sehingga dapat menjamin kelancaran proses pengerjaan. Pada pengawasan ini dibutuhkan
(44)
commit to user
control ini dijalankan pada produksi yang terus-menerus, dimana
bahan-bahan yang digunakan dalam proses mempunyai aus yang relatif tetap dan jenis mesin yang digunakan adalah mesin khusus (special purpose machines) serta hasil produksinya mempunyai bentuk dan jenis yang sama dalam jangka waktu tertentu.
2) Order control
Order control atau pengawasan pengerjaan pesanan adalah
pengawasan produksi yang dilakukan terhadap produk yang dikerjakan, sehingga produk yang dikerjakan itu dapat sesuai dengan keinginan si pemesan baik mengenai bentuk, jenis dan kualitasnya. Pada pengawasan ini, tiap-tiap produk pemesanan harus dipisahkan dari produk pesanan yang lain, dimana tiap-tiap pesanan mempunyai nomor pesanannya sendiri. Oleh karena itu, Order control ini dijalankan pada produksi dengan proses yang terputus-putus, dimana jenis mesin yang digunakan adalah mesin serba guna (general
purpose machines) dan barang yang diproduksi mempunyai jenis
dan bentuk yang berubah-ubah sesuai dengan pesanan.
Untuk dapat menjalankan pengawasan dengan sempurna dan efektif, maka pengawasan produksi yang dilakukan hendaknya mempunyai fungsi sebagai berikut (Sofjan Assauri, 1993 : 152)
(45)
a. Routing
Adalah fungsi yang menentukan dan mengatur urutan kegiatan pengerjaan yang logis, sistematis dan ekonomis, melalui urutan mana bahan-bahan dipersiapkan untuk diproses menjadi barang jadi.
b. Loading dan scheduling
Loading merupakan penentuan dan pengaturan muatan pekerjaan
(work load) pada masing-masing pusat pekerjaan (work center) sehingga dapat ditentukan berapa lama waktu yang diperlukan pada setiap operasi tanpa adanya penundaan atau kelambatan waktu (time
delay). Loading ini merupakan dasar penentuan scheduling.
Scheduling merupakan pengkoordinasi tentang waktu dalam
kegiatan berproduksi, sehimgga dapat diadakan pengalokasikan bahan-bahan baku dan bahan-bahan pembantu, serta perlengkapan kepada fasilitas-fasilitas atau bagian-bagian pengolahan dalam pabrik pada waktu yang telah ditentukan.
c. Dispatching
Dispatching meliputi pelaksanaan diri semua rencana dan
pengaturan dalam bidang routing dan scheduling. Sebagian besar kegiatan dalam dispatching ini terdiri dari penyampaian perintah kepada bagian pengolahan yang dilakukan sesuai dengan schedule dan urutan pekerjaan yang telah dilakukan.
(46)
commit to user
d. Follow-up
Follow-up merupakan fungsi penelitian dan pengecekan terhadap
semua aspek yang mempengaruhi kelancaran kegiatan pengerjaan atau produksi.
2. Pengertian Sistem Produksi
Sistem produksi merupakan gabungan dari beberapa unit atau elemen yang saling berhubungan dan saling menunjang untuk melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan tertentu. Beberapa elemen yang termasuk di dalam sistem produksi ini adalah produk perusahaan, lokasi pabrik, letak dari fasilitas produksi yang dipergunakan dalam perusahaan, lingkungan kerja karyawan serta standar produksi yang berlaku dalam perusahaan tersebut.
Secara umum dapat dikatakan bahwa sistem produksi dalam perusahaan ini akan memerlukan suatu input, yang kemudian diproses dalam sistem produksi dari perusahaan untuk kemudian mendapatkan output. Sistem produksi dalam perusahaan yang bersangkutan akan terdiri dari beberapa sub-sistem yang dipergunakan dalm perusahaan yang bersangkutan. Dapat diketahui bahwa sebenarnya suatu sistem produksi ini tidak akan dapat dipisahkan dengan masukan sistem produksi serta keluaran sistem produksi dalam perusahaan yang bersangkutan. Antara masukan sistem produksi, sistem produksinya sendiri produksinya sendiri serta keluaran dari sistem produksi yang ada
(47)
dalam perusahaaan tersebut tidak akan dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya.
a. Masukan Sistem Produksi
Untuk melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan, diperlukan adanya beberapa masukan untuk sistem produksi dalam perusahaan yang bersangkutan. Beberapa masukan yang diperlukan untuk sistem produksi dalam perusahaan antara lain :
1) Bahan baku yang dipergunakan
Bahan baku yang dapat digunakan akan menjadi input dari sistem produksi dalam suatu perusahaan. Jumlah dan jenis dari bahan baku ini tentunya akan terikat dengan sistem produksi perusahaan yaitu kepada produk dan peralatan yang dipergunakan. Dengan demikian bahan baku ini akan mempunyai ketergantungan pula terhadap sistem produksi yang dipergunakan oleh perusahaan yang bersangkutan.
2) Tenaga kerja langsung
Tenaga kerja langsung merupakan salah satu input dari sistem produksi dalam suatu perusahaan ini juga akan mempunyai keterkaitan dengan sistem produksi yang dipakai dalam perusahaan yang bersangkutan. Keterampilan khusus perlu dimiliki oleh operator mesin yang dipergunakan, sehingga akan dapat membuahkan hasil yang memadai. Tampa adanya keterampilan
(48)
commit to user
perusahaan tersebut. Pelaksanaan produksi dalam perusahaan tersebut akan mempunyai hasil kurang memuaskan.
3) Dana yang tersedia
Dana yang tersedia untuk pembiayaan modal kerja dalam perusahaan juga akan merupakan input yang diperlukan oleh sistem produksi dalam perusahaan. Kekurangan dana untuk pembiayaan tenaga kerja langsung, bahan baku serta biaya lain yang diperlukan akan mengakibatkan terganggunya pelaksanaan produksi dalam perusahaan.
4) Lain-lain yang diperlukan
Beberapa hal lain yang diperlukan sebagai input dalam sistem produksi ini antara lain adalah bahan pembantu, perlengkapan dan lain-lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan proses produksi dari perusahaan yang bersangkutan.
b. Sistem Produksi dalam Perusahaan
Sistem produksi dalam perusahaan ini akan terdiri dari beberapa sub-elemen, dimana masing-masing sub-sistem ini akan mempunyai elemen atau unsur yang membentuk sub-sistem. Sub-sistem itu antara lain :
1) Produk yang Dapat Diproduksikan
Merupakan rencana tentang produk apa yang akan diproduksikan oleh perusahaan. Produk dan jasa yang dapat diproduksikan ini
(49)
bukan berarti seluruhnya diproduksi dalam periode yang sama, melainkan akn dipergunakan sebgai dasar untuk penyusunan sistem produksi dalam perusahan yang bersangkutan. Dengan diketahuinya produk yang (direncankaan) dapat diproduksikn oleh perusahaan ini, maka manajemen perusahan akan dapat menentukan sub-sistem produksi yang lain, misalnya mesin dan peralatan yang diperlukan, lingkungan kerja dan lain sebagainya. Adapun produk yang akan diproduksikan pada suatu periode yang akan disusun untuk setiap periode.
2) Lokasi Pabrik
Lokasi pabrik ini merupakan tempat dimana fungsi teknis dari perusahaan tersebut melaksanakan kegiatan produksi, sehingga pemiliknya pun harus dipertimbangkan dengan sebaik-baiknya. Pemilihan lokasi pabrik yang tidak mendukung pelaksanaan produksi dalam perusahaan yang bersangkutan akan berarti suatu hambatan lagi perkembangan perusahaan yang bersangkutan pada masa yang akan datang. Keuntungan yang dapat diperoleh dengan adanya tempat atau lokasi pabrik yang tepat ini antara lain adalah terdapatnya beberapa kemudahan yang dapat diperoleh perusahaan dalam pelaksanaan produksinya, sehingga perusahaan akan dapat berkembang dengan baik pada masa-masa yang akan datang. Disamping itu dengan lokasi pabrik yang tepat, perusahaan akan dapat memperoleh beberapa penghematan sehubungan dengan
(50)
commit to user
berbagai kegiatan transportasi baik itu pengangkutan bahan kedalam perusahaan maupun pengangkutan produk menuju pasar dari produk perusahaan tersebut. Apabila perusahaan dapat memperoleh penghematan yang cukup besar, maka akan berarti potensi perusahaan tersebut untuk berkembang adalah semakin besar.
3) Letak Fasilitas Produksi
Letak atau susunan fasilitas produksi ( mesin dan peralatan produksi ) dalam suatu perusahaan akan merupakan salah satu bagian dari sistem produksi dalam perusahaan. letak fasilitas produksi ini akan mempunyai pengaruh langsung terhadap produktifitas perusahaan. Susunan dari mesin-mesin dan peralatan produksi diusahakan untuk dapat menunjang pelaksanaan proses produksi dengan baik, sehingga produktivitas perusahaan dapat dipertahankan pada tingkat yang tinggi.
4) Lingkungan Kerja Yang Ada
Lingkungan kerja dalam perusahaan juga akan mempengaruhi produktivitas kerja dari karyawan perusahaan. pada umumnya lingkungan kerja dalam perusahaan akan terdiri dari tiga hal, yaitu pelayanan karyawan, kondisi kerja karyawan serta hubungan karyawan dalam perusahaan yang bersangkutan.
5) Standar Produksi Yang Berlaku Dalam Perusahaan
Standar produksi dalam perusahaan merupakan salah satu bagian dari sistem produksi, yang mempunyai peranan yang cukup penting.
(51)
Penggunaan standar produksi yang jelas akan lebih mempermudah para karyawan tersebut melaksanakan operasi perusahaan, disamping akan membantu program pemasaran perusahaan. Sistem produksi dalam perusahaan ini perlu untuk dipersiapkan oleh perusahaan yang bersangkutan sebelum melaksanakan proses produksi.
6) Keluaran Sistem Produksi
keluaran system produksi (output) dari sistem produksi adalah merupakan produk atau jasa yang merupakan hasil dari kegiatan produk dalam perusahaan. Pelaksanaan produksi dalam perusahaan pada umumnya akan mengikuti pola dari sistem produksi, sehingga hasil yang diperoleh perusahaan juga tidak akan menyimpang dari ketentuan yang ada dalam sistem produksi dalam perusahaan yang bersangkutan.
E. Pengetian Proses Packaging & Loading
Proses Packaging & Loading adalah proses yang sangat penting dalam melakukan kegiatan ekspor. Berikut pengertian proses-proses tersebut adalah berikut :
1. Pengertian Proses Packaging
Proses Packaging adalah proses mengemas/ membungkus setiap produk untuk mengurangi resiko kerusakan sebuah produk serta
(52)
commit to user
2. Pengertian Proses Loading
Loading merupakan penentuan dan pengaturan muatan pekerjaan
(work load) pada masing-masing pusat pekerjaan (work center) sehingga dapat ditentukan berapa lama waktu yang diperlukan pada setiap operasi tampa adanya penundaan atau kelambatan waktu (time delay) (Sofjan Assauri, 1993 : 152)
Proses Loading adalah aktivitas menempatkan dan menata barang kedalam container serta mengatur penataan barang untuk mengindari resiko kerusakan barang (Dokumen PT. Nilas Wahana Antika)
(53)
BAB III
DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah berdirinya PT. Nilas Wahana Antika
PT. Nilas Wahana Antika merupakan suatu unit usaha yang mempunyai kegiatan produksi dalam bidang industry meubel kayu atau
furniture, didirikan tahun 1990 oleh Bp. Efrin tysgu dengan nama CV. Nila’s Wood Art. Perusahaan ini terbagi menjadi 2 lokasi yang berbeda
antara pabrik ( bagian produksi ) dan kantor. Unit pabrik (bagian produksi) berlokasikan di jalan sidoluhur 78, Waringin Rejo Sukoharjo, sedangkan unit kantor berlokasi di Jalan Pinang 47 desa Cemani Sukoharjo. Luas bangunan keseluruhan PT. Nilas Wahana Antika kurang lebih 3.000 m2 dengan luas tanah kurang lebih 4.450 m2 dengan status hak milik.
Perusahaan dengan nama CV. Nila’s Wood Art ini berkembang dengan sangat pesat, sehingga pada tanggal 1 febuari 2002 berubah menjadi berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT), sehingga resmi menjadi PT. Nilas Wahana Antika. Perubahan status dari perusahaan perseorangan menjadi perseroan terbatas ini dimaksudkan untuk meningkatkan perkembangan yang baik dari perusahaan dan peningkatan citra di dunia internasional. Tujuan lain perubahan status perusahaan adalah:
(54)
commit to user
a) Meningkatkan kepercayaan terhadap perusahaan baik local maupun luar negeri.
b) Menjalankan perusahaan agar lebih professional karena perusahaan harus dijalankan sesuai dengan sistem yang berlaku.
c) Menuntut perusahaan untuk beroperasi lebih efektif dan efisien sehingga mampu bersaing dipasaran.
d) Tanggung jawab pemilik saham hanya terbatas pada jumlah saham yang disetorkan saja, tidak sampai pada harta pribadi.
e) Secara operasional dan keuangan perubahan status perusahaan ini lebih jelas.
melihat kondisi pasar yang semakin kompetitif dan adanya permintaan dari luar negeri yang menurun, perusahaan dituntut untuk lebih efektif dan efisien dalam operasionalnya. Oleh sabab itu perlu dipertimbangkan adanya pengaturan yang lebih professional dalam tubuh perusahaan itu sendiri dengan jalan merubah status perusahaan dari perusahaan peseoarangan menjadi sebuah badan hukum, yaitu perseroan terbatas.
Pemasaran produk PT. Nilas Wahana Antika 100% adalah untuk ekspor dangan rata-rata per bulan mencapai US$ 35.000, telah meliputi empat benua, yaitu Asia di Hongkong, Eropa di Perancis, Italia dan Spanyol, Amerika Serikat dan Australia.
Sebagian besar produk yang dihasilkan diproduksi sendiri di dalam pabrik PT. Nilas Wahana Antika, yang mana bahan baku kayu mebel
(55)
meliputi kayu jati dan kayu mahoni. Kapasitas produksi rata-rata dalam satu tahun dengan produk campuran antara lain kursi, meja, cabipet,tempat tidur dan furniture lain-lain mencapai 12.000 unit atau sebesar 80% dari kapasitas total.
2. Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam setiap perusahaan dioerlukan struktur organisasi dengan Tujuan untuk memberi penjelasan susunan dan hubungan yang terjadi antara kelompok-kelompok aktivitas dalam menjalankan tugas dan fungsi masing-masing bagian.
Adapun manfaat adanya struktur organiasasi yaitu:
a. Karyawan dapat mengetahui kepada siapa harus bertanggung jawab dan kepada siapa seorang atasan memberikan tugas pada bawahannya. b. adanya hubungan yang jelas dan terorganisasi antara bagian yang satu
dengan bagian yang lain.
c. adanya Job Description yang jelas, sehingga semua karyawan mengetahui posisi dan kedudukanya, tugas, tanggung jawab dan wewenanganya.
Struktur organisasi mempunyai peranan penting dalam mengatur, membagi dan mengkordinasikan tugas-tugas dan kegiatan kerja sejumlah orang atau kelompok agar dapat diawasi dengan mudah dan baik guna menunjang tercapainya tujuan perusahaan.
(56)
commit to user
PT. Nilas Wahana Antika merupakan industry mebel kayu yang memiliki struktur organisasi yang sederhana. Perusahaan ini dipimpin oleh seorang direktur utama dan dibantu oleh dua orang direktur yaitu direktur keuangan dan manajemen dan direktur produksi dan pemasaran. Dalam operasionalnya, direktur-direktur tersebut diawasi oleh Dewan Komisaris. Di bawah Direktur keuangan dan manajemen ada beberapa macam Staff
Accounting dan Human Resources (HRD), sedangkan dibawah direktur
produksi dan pemasaran. Marketing Eskport dan Quality Control yang dibantu oleh : Bagian Komponen, Bagian Assembling, Bagian Sending, Bagian Finishing, Bagian Packing.
Struktur organisasi PT. Nilas Wahana Antika dapat dilihat jelas pada bagan berikut:
(57)
Gambar 3.1
Sumber : Data dari PT. Nilas Wahana Antika
STRUKTUR ORGANISASI PT. NILAS WAHANA ANTIKA Direktur Utama
Direktur keuangan dan manajemen
Direktur Produksi dan Pemasaran
Accounting HRD
Adm. kantor
Adm. Umum
Kasir
Personalia
Umum
Keamanan
Manajer Produksi
Adm. Produksi
Marketing Eksport
Quality control
(58)
commit to user
Tugas dan Tanggung jawab setiap bagian : 1) Dewan Komisaris
Dewan Komisaris bertugas untuk melakukan pengawasan dan kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perseroan serta memberikan nasehat kepada Direksi.
2) Direktur utama
Direktur Utama bertugas untuk memimpin perusahaan dan mengkoordinasikan setiap kegiatan yang dilakukan bawahan agar mencapai sasaran yang diinginkan.
3) Direktur keuangan dan manejemen
Direktur Keuangan dan Manajemen bertanggung jawab atas semua masalah keuangan perusahaan, baik pencatatan kas maupun kas keluar dan membuat laporan keuangan tiap tutup buku.
4) Accounting
Accounting bertugas untuk menebitkan laporan keuangan,
mengendalikan efektivitas dan efiensi perusahaan, serta menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan manajemen.
5) Human Resources Development (HRD)
HRD bertugas pengadaan sumber daya daya tenaga untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja, dan menjaga kesejahterahan dan keamanan kerja serta menjaga image baik perusahaan terhadap pihak luar.
(59)
6) Bagian Administrasi kantor, Umum dan Kasir
Bagian Administrasi kantor, Umum dan Kasir bertanggung jawab menyelenggarakan kas kecildan menyiapkan daftar pembayara kas besar, serta bertugas menyiapkan dokumen pembukuan, mempersiapkan gaji mingguan karyawan, membuat pembukuan kas, dan membuat surat-surat. 7) Bagian Personali
Tanggung jawab :
a) Menyediakan tenaga kerja tepat waktu.
b) Mengevaluasi kesehjahterahan dan pengupahan. 8) Bagian Umum dan Keamanan
Bagian Umum dan Keamanan bertugas memeriksa kondisi keamanan serta ketertiban lingkungan perusahaan, melakukan pemeriksaan berkala kepada aktivitas karyawan.
9) Direktur Produksi dan Pemasaran/PPIC(Product Planning Inventory Control) Tanggung Jawab :
a) Memenuhi Target Produksi
b) Memenuhi Standar Poduk yang telah ditetapkan
(60)
commit to user
10) Manajer Produksi Tanggung jawab :
a) Mengatur efisiensi dan efektivitas produksi dan persediaan b) Memenuhi target
c) Memenuhi standar produk yang telah ditetepkan Tugas :
a) Menentukan harga pokok
b) Membuat laporan realisasi produksi dan pengadaan barang c) Mengawasi pencapaian target produksi
11) Bagian Administrasi Produksi Tangung jawab :
Menjalankan administrasi produksi dengan pertimbangan efektivitas, efisien dan kualitas.
Tugas :
Melaksanakan proses produksi dengan pertimbangan efektivits, efisiensi dan kualitas, serta membuat laporan hasil produksi
12) Bagian Marketing Tugas :
a) Menyusun target penjualan ekspor. b) Mengevaluasi prestasi penjualan ekspor. c) Mengorganisasi pengiriman penjualan ekspor
(61)
13) Bagian Quality Control Tanggung jawab :
a) Memastikan jumlah kualitas barang mentah dari supplier sesuai dengan standar perusahaan
b) Memastikan barang jadi sesuai dengan standar perusahan.
c) Menentukan jumlah dari kualitas barang siap dikirim sesuai dengan standar perusahaan.
Tugas :
Memberikan masukan penataan dan penyimpnan barang ke bagin gudang untuk menjaga kualitas barang jadi
14) Bagian Komponen
Tugas dan tanggung jawab bagian komponen meliputi mendatangkan, memilih, mengoven dan memotong kayu sesuai dengan ukuran yang ditentukan.
15) Bagian Assembeling (Perakitan) Tanggung jawab :
a) Mencapai target perkitn sesuai dengn target yang telah ditentukan. b) Menjaga kualitas proses dan hasil produksi
c) Menjaga disiplin kerja dan waktu. Tugas :
(62)
commit to user
c) Menjaga kualitas proses dan hasil perakitan d) Membuat laporan hasil perakitan
16) Bagian Sanding (Penggosokan) Tanggung jawab :
a) Mencapai target yang telah ditentukan b) Menjaga kualitas proses
c) Menjaga disiplin kerja dan waktu Tugas :
a) Memeriksa hasil operator amplas b) Membuat laporan hasil pengamplasan. 17) Bagian Finishing (Proses Penawaran)
Tanggung jawab :
a) Mencapai target yang telah ditentukan b) Menjaga kualitas proses dan produksi c) Menjaga disiplin kerja dan waktu Tugas :
a) Membuat dan mengatur formula pemakaian bahan untuk plitur b) Memeriksa hasil plitur yang dilakukan operator
(63)
18) Bagian Packing Tanggung jawab :
a) Mengefisiensikan dan mengefektivitas kerja. b) Menentukan kualitas barang yang masuk container. Tugas :
a) Mengawasi pekerjaan packing sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
b) Menjag kualitas proses dan produk
c) Mengawasi barang yang masuk container sesuai dengan permintaan pembeli.
3. Realisasi Produksi
a. Rencana Realisasi Produk
Perusahaan telah merencanakan dan mengembangkan proses-proses yang diperlukan untuk memproduksi furniture. Rencana realisasi meliputi pembuatan jadwal produksi berdasarkan kapasitas masing-masing lini produksi dan tersedianya bahan baku serta waktu pengiriman.
b. Proses-proses yang terkait dengan pelanggan
Perusahaan telah menentukan dan akan meninjau persaratan yang berhubungan dengan perjanjian atau kontrak pembelian bahan baku, bahan penolong, dan bahan pendukung lainnya, agar :
(64)
commit to user
1) Persyaratan terdefinisi dengan jelas.
2) Mempunyai kemampuan untuk memenuhi persyaratan yang telah ditentukan
3) Organisasi telah menatapkan dan menerapkan pengaturan efektif untuk komunikasi dengan pelanggan yang diatur dalam interaksi pelanggan.
c. Desain dan Pengembangan
Perusahan tidak menerapkan proses desain karena desain produk telah ditentukan oleh pelanggan
d. Pembelian
1) Proses pembelian
Perusahaan menjamin barang yang dibeli memenuhi pesyaratan. Pembelian dilakukan hanya kepada supplier yang memenuhi persyaratan dan disetujui oleh berwenang. Perusahaan melakukan evaluasi dan memilih supplier berdasarkan kemampuan memenuhi persyaratan. Pembelian yang dilakukan perusahaan meliputi : Pembelian bahan baku, Pembelian peralatan operasional, dan pembelian alat pendukung lainnya.
(65)
2) Informasi Pembelian
Informasi harus menjelaskan produk yang dibeli, termasuk :
a) Spesifikasi bahan baku yang sesuai dengan persyaratan produksi.
b) Persyaratan spesifikasi produk c) Persyaratan sistem manajemen mutu 4. Tanggung Jawab Manajemen
a. Komitmen Manajemen
Manejemen Puncak telah menunjukan komitmennya terhadap penerapan sistem manajemen mutu antara lain dengan :
1) Mengkomunikasikan pentingnya pemenuhan persyaratan pelanggan dan peraturan-peraturan
2) Menetapkan Kebijakan Mutu 3) Menetapkan Sasaran Mutu
4) Melaksanakan Tinjauan Manajemen b. Fokus Pelanggan
Manajemen puncak telah memastikan bahwa persyaratan pelanggan ditentukan dan dipenuhi dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Persyaratan pelanggan ini diketahui berdasarkan komunikasi dengan pelanggan dalam bentuk email, Fax, meeting, dan sebagainya.
(66)
commit to user
c. Kebijakan Mutu
Manajemen puncak telah menetapkan kebijakan mutu sebagai berikut : “Kepuasan pelanggan dapat terpenuhi dengan cara melakukan pengembangan yang berkesinambungan untuk menghasilkan produk yang berkualitas sesuai persyaratan, tepat waktu dan jumlah pengiriman, harga bersaing, serta ramah lingkungan.
d. Perencanaan 1) Sasaran Mutu
Manajemen puncak telah menetapkan sasaran mutu yang menjadi pedoman bagi semua pegawai untuk memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Sasaran mutu ini telah ditetapkan berdasarkan target perusahaan untuk masing-masing bagian. Sasaran mutu ini akan ditinjau secara periodik setiap tahun untuk memastikan kesesuaian dengan kebutuhan organisasi untuk pemenuhan persyaratan pelanggan dan meningkatkan kinerja organisasi.
2) Perencanaan sistem manajemen mutu
Perencanan mutu yang menggambarkan pemenuhan persyaratan mutu dapat dilihat pada lampiran pedoman mutu ini.
e. Tanggung Jawab, Wewenang dan Komunikasi 1) Tanggung jawab dan wewenang
PT. NILAS WAHANA ANTIKA telah menetapkan dan merinci tanggung jawab dan wewenang setiap personil berdasarkan jabatan dan pekerjaannya yang dituangkan dalam bentuk struktur organisasi
(67)
2) Wakil manajemen
Manajemen puncak telah menunjukan seseorang anggota manajemen sebagai wakil manajemen. Wakil manajemen mempunyai tanggung jawab dan wewenang sebagai berikut :
a) Menjamin proses-proses yang diperlukan untuk sistem manajemen mutu telah ditetapkan dan dipelihara.
b) Melaporkan kinerja dan kebutuhan untuk mengembangkan sistem manajemen mutu kepada manajemen.
c) Menjamin promosi kepedulian terhadap kebutuhan pelanggan kepada seluruh pegawai.
3) Komunikasi internal
Perusahaan telah menetapkan komunikasi internal yang diperlukan untuk membahas keefektifan sistem manajemen mutu. Komunikasi internal dilakukan dengan cara :
a) Mengadakan rapat manajemen Level Direksi b) Mengadakan rapat Koordinasi Level Manaje c) Mengadakan rapat rutin/ harian Level Operasional
d) Menggunakan papan pengumuman untuk menyebarkan informasi dan kesadaran penerapan sistem mutu
e) Menggunakan surat komunikasi untuk penyebaran informasi dan kebutuhan kepada fungsi terkait.
(68)
commit to user
f. Tinjauan Manejemen
Manajemen puncak akan meninjau system manajemen mutu pada periode tertentu (minimal setiap 6 bulan sekali) untuk menjamin efektifitas. Tinjauan ini termasuk melihat kemungkinan pengembangan dan perubahan sistem manajemen mutu serta tinjauan terhadap kebijakan mutu dan sasaran mutu. Masukan yang dapat digunakan sebagai bahan tinjauan manajemen adalah sebagai berikut, tetapi tidak terbatas pada :
1) Hasil Audit
2) Umpan balik pelanggan
3) Kinerja proses dan ketidaksesuaian produk 4) Status tindakan koreksi dan pencegahan 5) Tindak lanjut tinjauan manajemen sebelumnya
6) Perubahan yang berpengaruh terhadap sistem manajemen mutu 7) Rekomendasi untuk pengembangan.
5. Sistem Manajemen Mutu a. Persyaratan Umum
Organisasi telah menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan, dan memelihara sistem manajemen mutu dan berusaha meningkatkan secara terus-menerus keefektifan sesuai dangan persyaratan ISO 9001:2008
(69)
b. Persyaratan dokumentasi 1) Umum
a) Dokumentasi sistem manajemen mutu organisasi, terdiri dari : Kebijakan mutu dan sasran mutu
b) Pedoman mutu
c) Prosedur terdokumentasi
d) Dokumen pendukung, yaitu terdiri dari instruksi kerja, formulir, dan dokumen lainnya.
e) Catatan mutu 2) Pedoman Mutu
Organisasi telah menetapkan dan memelihara pedoman mutu yang memuat :
a) Ruang lingkup penerapan sistem manajemen mutu, termasuk rincian persyaratan yang tidak diterapakan.
b) Referensi silang dari prosedur terhadap persyaratan standar siistem manajemen mutu ISO 9001:2008 yang didokumentasikan untuk menerapkan sistem manajemen mutu.
c) Gambaran interaksi dari proses-proses yang terkait dalam manajemen mutu, seperti tertuang pada rencana mutu.
(70)
commit to user
3) Pengendalian Dokumen
Organisasi telah menunjuk pengendalian dokumen yaitu Quality system pengendalian dokumen dilakukan antara lain :
a) Pengesahaan dokumen sebelum diterbitkan
b) Peninjauan dan perbaikan (jika diperlukan) serta pengesahaan ulang
c) Pengidentifikasian perubahan dan status revisi dokumen d) Pendistribusian perubahan dan status revisi dokumen e) Pendistribusian dokumen kepada pihak yang memerlukan. f) Pengidentifikasian dan pendistribusian dokumen eksternal. g) Penarikan dan penyimpanan dokumen kadaluarsa
h) Pemusnahan dokumen kadaluarsa berdasarkan lama waktu penyimpanan
4) Pengendalian Catatan Mutu
Catatan mutu dipelihara sebagai bukti penerapan system manajemen mutu. Catatan mutu dapat berbentuk berbagai jenis media dan memiliki masa simpan yang ditetapkan untuk waktu tertentu. Masing-masing bidang menunjukan personil untuk menyimpan catatan mutu agar mudah diambil dan terhindar dari kerusakan atau kehilangan.
(1)
g) Kembalikan peralatan kerja yang digunakan pada tempatnya dan bersihkan area kerja.
3. Kendala Proses Packaging dan Proses Loading pada PT. Nilas
Wahana Antika
Dalam melakukan proses packaging dan proses loading, terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh pihak perusahaan. Kendala yang sering timbul dalam proses packaging dan proses loading PT. Nilas Wahana Antika antara lain:
a. Kendala-kendala dalam proses packaging
1) Dalam menyediakan produk yang akan dipacking terkadang produk belum siap untuk dipacking karena terjadi masalah seperti jamur dan insect
2) Terjadinya kerusakan produk pada saat akan dipacking, kerusakan itu seperti adanya anyaman yang patah.
3) Adanya keterlambatan masuknya aksesoris dari pihak supplier
karena kurang sesuainya jadwal pengiriman dari supplier dengan jadwal yang ditentukan oleh perusahaan.
4) Apabila adanya force majeure (kejadian yang merugikan perusahaan yang terjadi secara tidak disengaja),
b. Kendala-kendala dalam proses loading
1) Kontainer yang akan dipakai tidak sesuai dengan standar yaitu terjadinya kebocoran, berlubang, berembun dan catnya luntur.
(2)
2) Terjadinya ketidaksediaan kontainer yang telah ditentukan oleh pembeli.
3) Terjadinya kerusakan kemasan pada saat pemindahan dari lokasi penyimpanan menuju loading area yang dikarenakan terjadinya gesekan pada saat proses penataan didalam tempatnya penyimpanan.
Cara mengatasi kendala dalam proses packaging dan proses loading PT. Nilas Wahana Antika sebagai berikut:
a. Cara mengatasi kendala dalam proses packaging
1) Apabila produk yang akan dipacking tersebut terdapat jamur maka dilakukan penyikatan pada bagian yang terkena jamur. Bila terdapat insect maka dilakukan fumigasi. Cara mencegahnya yaitu dengan memasukan produk kedalam dehumidifier agar kadar air dalam produk stabil sehingga tidak muncul jamur.
2) Pada saat akan dipacking terkadang anyaman pada produk rusak atau lepas. Hal ini yang dilakukan perusahaan apabila terjadinya masalah tersebut adalah melakukan perbaikan ulang pada anyaman yang lepas.
3) Supplier terkadang pada saat pengiriman aksesorisnya sering terlambat, yang dilakukan perusahaan adalah menghubungi untuk tidak lanjut mengenai proses pengiriman aksesoris yang
(3)
4) force majeure, hal ini tidak dapat diatasi, namun dapat diantisipasi agar tidak menimbulkan kerugian yang terlalu besar, dengan cara mengasuransikan perusahaan.
b. Cara mengatasi kendala dalam proses loading
1) Kontainer yang telah tiba di loading area perusahaan setelah melewati cek kontainer namun terjadi banyak kerusakan maka perusahaan menghubungi pihak EMKL untuk melakukan penggantian box kontainer. Penggantian box tersebut dengan disertai surat claim dari perusahaan.
2) Tiap proses pengiriman, pihak pembeli telah menentukan box kontainer mana yang akan dipakai namun terkadang box kontainer yang telah ditentukan sedang tidak tersedia maka perusahaan melakukan konfirmasi kepada pihak pembeli untuk penggantian box kontainer yang baru.
3) Produk pada saat pemasukan kedalam tempat terjadi gesekan atau benturan dangan produk-produk lain maka terjadi kerusakan pada kemasan. Yang dilakukan perusahaan yaitu melakukan packaging ulang pada kemasan produk yang rusak.
(4)
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Bedasarkan pada uraian dan pembahasan tentang proses packaging dan loading pada PT. Nilas Wahana Antika, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses packaging yang diterapkan pada PT. Nilas Wahana Antika meliputi tahap-tahap proses cek bulu, pengamplasan, pemasangan aksesoris, pelabelan dan packing produk.
2. Proses loading yang diterapkan PT. Nilas Wahana Antika meliputi tahap-tahap yaitu pertama siapkan perlengkapan, periksa surat-surat yang berkaitan dengan proses loading, membersihkan dan cek kelembaban kontainer, dokumentasi kondisi kontainer sebelum dimuat dan dicatat dalam kontainer checklist, lakukan pemuatan setelah selesai lakukan dokumentasi pada hasil loading, yang terakhir yaitu dilakukan penyegelan dan dokumentasi akhir.
3. Kendala yang sering dialami oleh PT. Nilas Wahana Antika dalam
(5)
a. Kendala-kendala dalam proses packaging
1) Produk belum siap untuk di packing karena terjadi masalah seperti jamur dan insect. Cara mengatasinya dengan dilakukan penyikatan pada produk yang terdapat jamur.agar barang tidak rusak diperjalanan.
2) Terjadi patahnya anyaman pada produk. Dapat diatasi dengan dilakukan perbaikan ulang.atau bisa dilakukan produksi ulang apabila barang sulit diperbaiki.apabila diproduksi ulang memerlukan biaya yang besar.
3) Adanya keterlambatan masuknya aksesoris dari pihak supplier. Hal ini dapat diatasi dengan menghubungi untuk tindak lanjut mengenai jadwal pengiriman aksesoris tersebut.
b. Kendala-kendala dalam proses loading
1) Kontainer yang akan dipakai tidak sesuai dengan standar. dapat diatasi dengan menghubungi pihak EMKL untuk pengganti box baru dengan disertai surat claim.
2) Terjadinya ketidaksediaan kontainer yang telah ditentukan oleh pembeli. dapat diatasi dengan mengubungi pihak pembeli untuk pengganti box yang lain.
3) Terjadinya kerusakan kemasan pada saat pemindahan dari lokasi penyimpanan menuju loading area. Cara mengatasinya adalah dilakukan packaging ulang pada kemasan yang rusak.
(6)
B. Saran
Setelah mengadakan penelitian dan mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulisan ingin memberikan sedikit saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi PT. Nilas Wahana Antika, yaitu
1. Saran penulisan dalam melakukan Packaging seharusnya dilakukan
dengan sangat teliti, dikarenakan semuanya tergantung didalam mengepaknya, sebelum melakukan proses Loading.
2. Proses loading yaitu pada saat proses pengeluaran dari tempat
penyimpanan menuju loading area sebaiknya lebih hati-hati agar produk tidak rusak packagingnya. Agar produk pada saat akan dimasukan ke dalam kontainer sudah siap dan tidak perlu dilakukan packaging ulang.
3. Dalam mengatasi kendala-kendala yang ada misalkan adanya
kertelambatan dalam kedatangan aksesoris dari supplier mungkin bisa dilakukan pemesanan aksesoris ditempat lain yang bisa di percaya agar tidak adanya keterlambatan kedatangan aksesoris. Perlu adanya asuransi, karena kejadian yang tidak diinginkan (kebakaran, kebanjiran, dll),hal ini dapat membantu meringankan kerugian.
4. Sebaiknya pembahasan proses Packaging dan Proses Loading didalam mata kuliah harusnya sedikit diberikan secara mendalam, dikarena proses keduanya tersebut juga mempengaruhi tingkat produk suatu