PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI KUBUS DAN BALOK KELAS VIII SMP NEGERI 2 TANJUNG MORAWA TAHUN AJARAN 2014/2015.

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI
KUBUS DAN BALOK KELAS VIII SMP
NEGERI 2 TANJUNG MORAWA
TAHUN AJARAN 2014/2015

Oleh:

Novida Riyanti
4113111059
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015


iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada
penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang direncanakan. Skripsi berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran
Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2
Tanjung Morawa Tahun Ajaran 2014/2015”. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra.
Katrina Samosir, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan
banyak waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran guna
kesempurnaan skripsi ini, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, Ibu Dra. N. Manurung,
M.Pd, dan Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya
penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih,
M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan

memotivasi penulis selama perkuliahan.
Ucapan terima kasih kepada Bapak Rektor Unimed Prof. Dr. Syawal
Gultom, M.Pd beserta seluruh Pembantu Rektor sebagai pimpinan UNIMED,
Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr.
Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si
selaku Ketua Program Studi Jurusan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia,
M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika dan kepada seluruh Bapak dan Ibu
dosen serta staf pegawai jurusan Matematika Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam
dan Matematika Universitas Negeri Medan. Ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada Bapak Jusnaedi Tarigan, S.Pd selaku Kepala Sekolah yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di SMP
Negeri 2 Tanjung Morawa. Ucapan terima kasih juga kepada Ibu Lasmaida

v

Manalu, S.Pd selaku guru bidang studi Matematika kelas VIII-3 yang telah
banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
Teristimewa rasa terima kasih penulis sampaikan kepada Ayahanda
tercinta Drs. Jacob Ginting dan Ibunda tercinta Maria Ukur Br. Sitepu, S.Pd
orangtua penulis yang telah mengasuh, membimbing, mendoakan, senantiasa

memberi kasih sayang, semangat serta dukungan moral dan materi yang tak
ternilai harganya hingga skripsi ini selesai. Terima kasih juga penulis ucapkan
kepada abangda-abangda dan adikku tersayang Joe Chresnando Ginting, SST,
Niko Surya Ginting, AMG, dan Srina Astalia Br. Ginting yang selalu memberikan
dukungan, motivasi, semangat dan doa. Terima kasih untuk sahabat seperjuangan
yang selalu membantu dan memberi motivasi Gengjo-ku tersayang Nadya
Arwinda, Trisna Utami Putri dan Saramika, kakak PKK-ku tersayang Sartika
Sinulingga, KTB-ku tersayang Tiolusi Rani Siahaan dan teman-teman SSG
lainnya yang dengan tulus hati saling memotivasi dan berbagi, saling menguatkan
dalam doa. Terima kasih juga untuk teman-teman PPLT SMP Negeri 1 Kabanjahe
yang telah banyak memberikan bantuan, motivasi dan doa. Tak lupa terima kasih
spesial kepada teman-teman seperjuangan Mat Dik B 2011 serta teman-teman lain
yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu namanya yang telah membantu,
membangkitkan semangat dan memotivasi untuk sukses bersama.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi
ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.
Medan,


Juni 2015

Penulis,

Novida Riyanti
NIM.4113111059

iii

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI
KUBUS DAN BALOK KELAS VIII SMP
NEGERI 2 TANJUNG MORAWA
TAHUN AJARAN 2014/2015
Novida Riyanti (4113111059)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui
penerapan metode pembelajaran inkuiri pada materi kubus dan balok di kelas VIII
SMP Negeri 2 Tanjung Morawa T.A 2014/2015.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek

dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 2 Tanjung Morawa
yang berjumlah 34 orang. Objek penelitian ini adalah pembelajaran dengan
menerapkan metode pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi kubus dan balok. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi dan tes.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa nilai rata-rata hasil observasi
pembelajaran untuk peneliti meningkat dari 2,74 dengan kategori baik pada siklus
I menjadi 3,11 dengan kategori baik pada siklus II. Berdasarkan hasil tes
diagnostik diperoleh ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal (≤75) adalah
20,59% dan nilai rata-rata kelas 53,41. Setelah pemberian tindakan I (siklus I)
diperoleh ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal yaitu 67,65% dan nilai
rata-rata kelas 73,44. Setelah pemberian tindakan II (siklus II) diperoleh
ketuntasan hasil belajar siswa adalah 85,29% dan nilai rata-rata kelas 75,73. Dari
hasil analisis data diperoleh bahwa besar peningkatan rata-rata hasil belajar siswa
pada siklus I dan siklus II adalah 2,29. Dari hasil analisis data juga diperoleh
bahwa besar peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I dan
siklus II adalah 17,64%.
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa penerapan metode
pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kubus
dan balok di kelas VIII SMP Negeri 2 Tanjung Morawa T.A 2014/2015.


vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan

Halaman
i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar


iv

Daftar Isi

vi

Daftar Tabel

ix

Daftar Gambar

x

Daftar Lampiran

xii

TAT I PENDAHULUAN


1

1.1.Latar Belakang Masalah

1

1.2.Identifikasi Masalah

8

1.3.Batasan Masalah

8

1.4.Rumusan masalah

8

1.5.Tujuan penelitian


8

1.6.Manfaat Penelitian

9

TAT II TINJAUAN TEORITIS

10

2.1. Kerangka Teoritis

10

2.1.1. Pengertian Belajar

10

2.1.2. Pembelajaran Matematika


11

2.1.3. Hasil Belajar

12

2.1.4. Pengertian Metode Pembelajaran

14

2.1.5. Metode Pembelajaran Inkuiri

15

2.1.6. Langkah Penerapan Inkuiri

19

2.1.7. Materi Pokok Kubus dan Balok


22

2.1.7.1. Unsur-unsur Pada Kubus dan Balok

22

2.1.7.2. Jaring-jaring Kubus dan Balok

27

2.1.7.3. Luas Permukaan Kubus dan Balok

30

vii

2.1.7.4. Volume Kubus dan Balok

32

2.2. Kerangka Konseptual

34

2.3. Penelitian Relevan

35

2.4. Teori Belajar yang Mendukung

36

2.5. Hipotesis Tindakan

37

TAT III METODE PENELITIAN

38

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

38

3.1.1.

Lokasi Penelitian

38

3.1.2.

Waktu Penelitian

38

3.2. Subjek dan Objek Penelitian

38

3.2.1. Subjek Penelitian

38

3.2.2. Objek Penelitian

38

3.3. Definisi Operasional

38

3.4. Jenis Penelitian

39

3.5. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

39

3.5.1. Siklus I

40

3.5.2. Siklus II

44

3.6. Instrumen Pengumpulan Data

46

3.6.1. Tes

46

3.6.2. Observasi

46

3.6.3. Wawancara

46

3.7. Teknik Analisis Data

46

3.7.1. Reduksi Data

47

3.7.2. Paparan Data

47

3.7.3. Simpulan Data

47

3.8. Indikator Keberhasilan

50

TAT IV HASIL PENELITIAN DAN PEMTAHASAN

51

4.1. Hasil Penelitian

51

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus I

51

viii

4.1.1.1. Permasalahan I

51

4.1.1.2. Tahap Perencanaan Tindakan I

52

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I

52

4.1.1.4. Tahap Observasi I

55

4.1.1.5. Analisis Data I

58

4.1.1.6. Refleksi Tindakan Pembalajaran Siklus I

66

4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus II

67

4.1.2.1. Permasalahan Siklus II

67

4.1.2.2. Tahap Perencanaan Tindakan II

67

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II

68

4.1.2.4. Tahap Observasi II

72

4.1.2.5. Analisis Data II

74

4.1.2.6. Refleksi II

81

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

82

TAT V KESIMPULAN DAN SARAN

84

5.1. Kesimpulan

84

5.2. Saran

84

DAFTAR PUSTAKA

86

ix

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Beberapa Kesalahan Hasil Pekerjaan Siswa

4

Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran Inkuiri

21

Tabel 3.1 Kriteria Rata-rata Penilaian Observasi

48

Tabel 3.2 Tingkat Penguasaan Siswa

48

Tabel 4.1 Tingkat Penguasaan Siswa pada Tes Diagnostik

51

Tabel 4.2 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I

56

Tabel 4.3

Nilai Terendah, Tertinggi, Rata-rata Siswa Berdasarkan Nilai
Tes Hasil Belajar I
58

Tabel 4.4 Tingkat Penguasaan Siswa pada Tes Hasil Belajar I

59

Tabel 4.5 Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I

59

Tabel 4.6 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II

72

Tabel 4.7

Nilai Terendah, Tertinggi, Rata-rata SiswaBerdasarkan Nilai
Tes Hasil Belajar II
74

Tabel 4.8 Tingkat Penguasaan Siswa pada Tes Hasil Belajar II

75

Tabel 4.9 Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II

75

Tabel 4.10 Hasil Refleksi Siklus II

81

x

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1

Kubus ABCD.EFGH

22

Gambar 2.2

Kubus dalam kehidupan Sehari-hari (Dadu)

23

Gambar 2.3

Diagonal Sisi Kubus

24

Gambar 2.4

Diagonal Ruang Kubus

24

Gambar 2.5

Bidang Diagonal Kubus

24

Gambar 2.6

Balok ABCD.EFGH

25

Gambar 2.7

Balok dalam Kehidupan Sehari-hari (Kotak Korek Api
dan Kotak Kue)

25

Gambar 2.8

Diagonal Sisi Balok

26

Gambar 2.9

Diagonal Ruang Balok

26

Gambar 2.10 Bidang Diagonal Balok

27

Gambar 2.11 Balok dan Ukurannya

27

Gambar 2.12 Kubus dan Ukurannya

28

Gambar 2.13 Jaring-jaring Kubus

29

Gambar 2.14 Beberapa Contoh Jaring-jaring Kubus

29

Gambar 2.15 Jaring-jaring Balok

29

Gambar 2.16 Beberapa Contoh Jaring-jaring Balok

30

Gambar 2.17 Kubus dengan Rusuk s

30

Gambar 2.18 Balok dengan panjang p, lebar l, dan tinggi t

31

Gambar 3.1

Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

40

Gambar 4.1

Jawaban Siswa nomor 1.a THB-I

61

Gambar 4.2

Jawaban Siswa nomor 1.b THB-I

61

Gambar 4.3

Jawaban Siswa nomor 2.a THB-I

62

Gambar 4.4

Jawaban Siswa nomor 2.b THB-I

62

Gambar 4.5

Jawaban Siswa nomor 3.a THB-I

63

Gambar 4.6

Jawaban Siswa nomor 3.b THB-I

64

Gambar 4.7

Jawaban Siswa nomor 4.a THB-I

64

Gambar 4.8

Jawaban Siswa nomor 4.b THB-I

65

Gambar 4.9

Jawaban Siswa nomor 5.a THB-I

65

xi

Gambar 4.10 Jawaban Siswa nomor 5.b THB-I

66

Gambar 4.11 Jawaban Siswa nomor 1.a THB-II

76

Gambar 4.12 Jawaban Siswa nomor 1.b THB-II

76

Gambar 4.13 Jawaban Siswa nomor 2.a THB-II

77

Gambar 4.14 Jawaban Siswa nomor 2.b THB-II

77

Gambar 4.15 Jawaban Siswa nomor 3.a THB-II

78

Gambar 4.16 Jawaban Siswa nomor 3.b THB-II

78

Gambar 4.17 Jawaban Siswa nomor 4.a THB-II

79

Gambar 4.18 Jawaban Siswa nomor 4.b THB-II

79

Gambar 4.19 Jawaban Siswa nomor 5.a THB-II

80

Gambar 4.20 Jawaban Siswa nomor 5.b THB-II

80

BABBIB
PENDAHULUANB
B
1.1 LatarBBelakangBMasalahB
Dewasa ini, dunia pendidikan khususnya pendidikan matematika telah
menjadi perhatian utama dari berbagai kalangan. Hal ini disadari bahwa betapa
pentingnya peranan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Ada banyak alasan
tentang

perlunya

siswa

belajar

matematika.

Sebagaimana

diungkapkan

Abdurahman (2009:253) bahwa matematika sangat diperlukan dalam kehidupan
karena:
(1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang
studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan
sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan
untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan
kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran ruangan; dan (6)
memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang
menantang.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan
disekolah dengan persentase jam pelajaran yang paling banyak dibanding dengan
mata pelajaran lainnya. Ironisnya, matematika merupakan mata pelajaran yang
tidak disukai siswa dan dianggap sulit. Bagi mereka pelajaran matematika
cenderung dipandang sebagai mata pelajaran yang kurang diminati dan kalau bisa
dihindari. Ketakutan-ketakutan dari siswa tidak hanya disebabkan oleh siswa itu
sendiri, melainkan kurangnya kemampuan guru dalam menciptakan situasi yang
dapat membawa siswa tertarik pada pelajaran matematika. Maka perlulah
pembelajaran matematika yang menarik bagi siswa sehingga mampu merangsang
ide-ide dalam pikiran siswa.
Untuk itu matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang sangat
penting diajarkan kepada siswa karena matematika akan menuntun seseorang
untuk berpikir logis dan teliti yang bermanfaat dalam memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Matematika merupakan mata pelajaran yang mampu
mengasah daya nalar dan merupakan suatu alat bantu dalam mempelajari dan

1

2

menguasai bidang ilmu lainnya. Abdurahman (2009:253) mengatakan bahwa ada
lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan:
(1) sarana berpikir yang jelas dan logis; (2) sarana untuk memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari; (3) sarana mengenal pola-pola
hubungan dan generalisasi pengalaman; (4) sarana mengembangkan
kreativitas; dan (5) sarana meningkatkan kesadaran terhadap
perkembangan budaya.
Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa
dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang digunakan guru. Guru sebagai
mediator dalam mentransfer ilmu pengetahuan terhadap siswa. Didalam
kegiatannya guru mempunyai metode-metode yang paling sesuai untuk suatu
bidang studi. Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik, dan
pembimbing, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru yang
senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai
interaksinya. Penerapan metode pembelajaran yang tepat diperlukan demi
berhasilnya proses pembelajaran di sekolah. Sebagaimana Sanjaya (2011:52)
menyatakan bahwa:
Dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai model
atau teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola
pembelajaran (manager of learning). Dengan demikian efektifitas proses
pembelajaran terletak dipundak guru. Oleh karenanya, keberhasilan suatu
proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan
guru.
Salah satu tugas guru adalah mengajar dengan baik agar peserta didik
yang diajar mendapatkan kualitas belajar yang baik sehingga menghasilkan hasil
belajar yang baik pula. Mengajar bagi guru bukan hanya sekedar menyampaikan
materi tetapi menjadi guru juga harus mampu mengembangkan kemampuan dan
ketrampilan siswa. Sebagaimana diungkapkan Slameto (2010:65) bahwa ”Metode
mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak
baik pula”. Hal ini sejalan dengan Sanjaya (2011:14) yang menyatakan bahwa:
Mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, akan
tetapi suatu proses mengubah prilaku siswa sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Oleh sebab itu, dalam proses mengajar terdapat kegiatan
membimbing siswa agar siswa berkembang sesuai dengan tugas – tugas
perkembangannya, melatih keterampilan baik keterampilan intelektul

3

maupun keterampilan motorik, membentuk siswa yang memiliki
kemampun inovatif dan kreatif dan lain sebagainya. Oleh karena itu,
seorang guru perlu memiliki kemampuan merancang dan
mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang cocok
dengan minat dan bakat sesuai dengan taraf perkembangan siswa.
Berkaitan

dengan

faktor

yang

mempengaruhi

kualitas

proses

pembelajaran tersebut tidak mengherankan bahwa siswa dewasa ini sangat sulit
mempelajari matematika. Guru masih banyak yang tidak memperhatikan
bagaimana mengajar yang baik, metode apa yang cocok dipilih untuk suatu materi
tertentu. Dalam proses pembelajaran guru dijadikan sebagai satu-satunya sumber
belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada siswa. Bahkan
komunikasi yang terjadi antar siswa tergolong rendah sehingga tidak
menimbulkan diskusi atau perdebatan yang menarik yang dapat meningkatkan
aktivitas berfikir siswa.

Penggunaan metode pembelajaran masih kurang

bervariasi sehingga siswa menjadi bosan, pasif dan kurang termotivasi untuk
belajar khususnya belajar matematika. Padahal idealnya tugas guru adalah
membelajarkan si pembelajar atau membuat siswa menjadi pencari ilmu, dalam
artian memanusiakan manusia. Seperti yang dikemukakan oleh Slameto (2010:
65) bahwa:
Guru biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa menjadi bosan,
mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja. Guru yang progesif berani
mencoba metode-metode yang baru yang dapat membantu meningkatkan
kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk
belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar
harus diusahakan yang setepat, efisien dan efektif mungkin.
Siswa yang menyukai pelajaran matematika di dalam satu kelas sangat
sedikit. Mereka beranggapan bahwa matematika itu merupakan pelajaran yang
sangat sulit. Akibatnya, banyak siswa yang acuh tak acuh dengan pengajaran yang
diberikan guru. Selain itu, banyak juga siswa yang tidak merasa percaya diri untuk
menyelesaikan soal-soal yang diberikan walaupun bentuk soal tersebut sudah
pernah dibahas dan diselesaikannya.
Salah satu materi matematika yang dianggap sulit oleh siswa adalah
geometri, diantaranya bangun ruang sisi datar khususnya kubus dan balok. Siswa

4

kesulitan untuk menyelesaikan permasalahan matematika pada materi kubus dan
balok. Dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 24 Januari
2015 dengan mengadakan tes diagnostik berupa tes berbentuk uraian untuk
melihat hasil belajar matematika siswa yang berkaitan dengan kubus dan balok
kepada 34 siswa di SMP Negeri 2 Tanjung Morawa, terdapat kesalahan yang
dilakukan siswa diantaranya:
TabelB1.1 BeberapaBKesalahanBHasilBPekerjaanBSiswa
Soal
No.
1.

Kesalahan Siswa

Keterangan
 Siswa tidak mampu mendefinisikan
kubus dan balok dengan jelas dan
benar.

2.

 Siswa kurang mampu membedakan
benda

yang

termasuk

kedalam

contoh kubus dan benda yang
termasuk kedalam contoh balok.

3.

 Siswa kurang mampu memahami
unsur-unsur yang terdapat pada
kubus dan balok.

4.

 Siswa tidak mampu menerapkan
rumus

ke

permasalahan

dalam
yang

penyelesaian
ada,

yaitu

menghitung luas permukaan batu
bata,

jika

panjang,

tingginya diketahui.

lebar

dan

5

 Kebanyakan siswa tidak tahu rumus

5.

apa yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan yang
ada

pada

soal

tersebut,

yaitu

mencari panjang sisi kubus dari
volume

kubus

yang

diketahui

kemudian menggunakannya untuk
menghitung luas permukaan kubus.

Berdasarkan data-data kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa pada
setiap soal di atas, dapat dilihat bahwa secara umum letak kesalahan siswa dalam
menyelesaikan tes diagnostik pada materi kubus dan balok yaitu:
1. Beberapa siswa tidak mampu memahami permasalahan pada soal.
2. Siswa tidak mampu menerapkan rumus ke dalam penyelesaian permasalahan
yang ada
3. Beberapa siswa tidak teliti dalam melakukan perhitungan.
4. Kebanyakan siswa kurang mampu menjawab soal dengan rinci dan detil.
5. Siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah.
Pada pemberian tes diagnostik kepada 34 siswa tersebut, sebanyak 20,59%
(7 siswa) berada dalam kategori siswa berkemampuan sedang, 26,47% (9 siswa)
berada dalam kategori siswa berkemampuan rendah, dan sisanya 52,94% (18
siswa) berada dalam kategori siswa berkemampuan sangat rendah. Kemudian dari
hasil data yang diperoleh, ada 7 orang siswa atau 20,59% yang memperoleh nilai
di atas ketuntasan belajar minimal dan 27 siswa atau 79,41% yang tidak tuntas. Ini
menunjukkan pengetahuan siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Tanjung Morawa
mengenai kubus dan balok masih rendah. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa masih rendah.

6

Masalah lain yang ditemukan adalah guru kurang menerapkan metode
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi kelas. Berdasarkan observasi awal di
SMP Negeri 2 Tanjung Morawa terhadap siswa kelas VIII, terlihat bahwa selama
proses pembelajaran metode pembelajaran yang digunakan adalah berpusat
kepada guru, sehingga siswa tampak tidak bersemangat dalam belajar dan
cenderung pasif dalam menerima pelajaran. Pada proses pembelajaran guru belum
pernah menerapkan metode pembelajaran inkuiri di sekolah. Hal ini dikarenakan
keterbatasan waktu dan banyaknya siswa yang harus diajar. Akibatnya siswa
hanya mendengar dan mencatat penjelasan guru tanpa memberikan umpan balik
berupa pertanyaan ataupun tanggapan. Oleh karena itu, guru harus mampu
memilih metode pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh
pengetahuan secara utuh sehingga hasil belajar pun meningkat. Disamping itu
metode pembelajaran yang digunakan harus dapat membuat siswa aktif, karena
keaktifan siswa mampu mempengaruhi pengetahuan mereka. Sebagaimana
dinyatakan Slameto (2010:36) bahwa:
Penerimaan penalaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak
akan berlalu begitu saja tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan
lagi dalam bentuk yang berbeda. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif
maka ia memiliki ilmu/ pengetahuan itu dengan baik.
Menyadari hal tersebut, diperlukan penggunaan metode pembelajaran
yang sesuai dalam pelajaran matematika terutama dalam materi kubus dan balok
yang memungkinkan siswa untuk lebih memahami materi pelajaran dengan
mudah, meningkatkan aktivitas dan motivasi siswa sebagai upaya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Sebagaimana dikemukan oleh Usman (Istarani,
2012:132) bahwa: “Inkuiri adalah suatu cara penyampaian pelajaran dengan
penelaahan sesuatu yang bersifat mencari secara kritis, analisis, dan argumentatif
(ilmiah) dengan menggunakan langkah – langkah tertentu menuju kesimpulan”.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Gulo (Trianto, 2011:166)
menyatakan bahwa:
Inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
secara sistematis, kritis, logis analitis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

7

Senada

dengan

hal

tersebut

Edi

Sarwono,

dkk

(http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/view/610) menyatakan
bahwa:
Penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran matematika, sangat efektif
dan baik bagi proses belajar siswa, dengan pendekatan pembelajaran ini
siswa akan menjadi lebih mandiri dan aktif dalam pembelajaran. Oleh
karena itu, pemahaman terhadap materi pada siswa lebih meningkat
sehingga hasil belajarnya juga akan lebih baik.
Berdasarkan hal diatas, metode pembelajaran inkuiri menekankan kepada
aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Pembelajaran
dengan metode inkuiri ini berpusat pada siswa sehingga siswa benar-benar terlibat
secara aktif dalam proses pembelajaran. Adanya keterlibatan siswa secara aktif
dalam proses pembelajaran tersebut mampu mendorong siswa untuk mendapatkan
suatu pemahaman pengetahuan matematika yang lebih baik sehingga siswa akan
lebih tertarik pada matematika. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya
berperan sebagai penerima materi pelajaran melalui penjelasan guru, tetapi
mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan metode
pembelajaran inkuiri dapat menciptakan proses pembelajaran yang aktif sehingga
siswa termotivasi untuk aktif dalam kegiatan belajar tersebut.
Kubus dan balok merupakan materi yang tidak hanya dibutuhkan
kemampuan untuk berhitung tetapi juga dibutuhkan kemampuan untuk memahami
pengetahuan tentang kubus dan balok itu sendiri. Selain itu dibutuhkan juga
kemampuan untuk memahami soal cerita sehingga siswa mengetahui apa yang
terlebih dahulu harus dikerjakan untuk memecahkan masalah atau soal yang ada.
Jadi, untuk meningkatkan hasil belajar matematika harus diterapkan
pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa
sehingga materi pelajaran dapat dikuasai dengan baik. Dengan diterapkan metode
pembelajaran inkuiri diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa
sehingga hasil yang ditemukan oleh siswa akan menjadi suatu ingatan yang kuat
sehingga siswa mampu menguasai konsep materi tersebut.

8

Berdasarkan latar belakang itulah peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul : “PenerapanB MetodeB PembelajaranB InkuiriB UntukB
MeningkatkanBHasilBBelajarBPadaBMateriBKubusBdanBBalokBKelasBVIIIBSMPB
NegeriB2BTanjungBMorawaBTahunBAjaranB2014/2015”.
1.2 IdentifikasiBMasalahB
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasi
masalah yang timbul sebagai berikut:
1. Matematika merupakan mata pelajaran yang tidak disukai siswa dan
dianggap sulit.
2. Penggunaan metode pembelajaran masih kurang bervariasi.
3. Siswa kesulitan untuk menyelesaikan permasalahan matematika pada
materi kubus dan balok.
4. Masih rendahnya hasil belajar matematika siswa.
1.3 BatasanBMasalahB
Melihat luasnya cakupan identifikasi masalah di atas maka peneliti
membatasi masalah agar penelitian ini terarah. Batasan masalah yang akan dikaji
dalam penelitian ini adalah: Penerapan Metode Pembelajaran Inkuiri untuk
meningkatkan hasil belajar pada materi kubus dan balok.
1.4 RumusanBMasalahB
Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah : Apakah penerapan metode pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan
hasil belajar pada materi kubus dan balok kelas VIII SMP Negeri 2 Tanjung
Morawa Tahun Ajaran 2014/2015?
1.5 TujuanBPenelitianB
Sejalan dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini
adalah: Untuk meningkatkan hasil belajar dengan menerapkan metode
pembelajaran Inkuiri pada materi kubus dan balok kelas VIII SMP Negeri 2
Tanjung Morawa Tahun Ajaran 2014/2015.

9

1.6 ManfaatBPenelitianB
Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka manfaat yang diharapkan
dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi sekolah, bermanfaat sebagai masukan dan sumbangan pemikiran
dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran khususnya dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi guru, sebagai bahan masukan tentang suatu alternatif pembelajaran
matematika yang berpusat pada siswa untuk meningkatkan hasil belajar
dengan metode pembelajaran inkuiri.
3.

Bagi siswa, melalui metode pembelajaran inkuiri siswa semakin aktif
untuk belajar matematika yang akan berdampak pada meningkatnya hasil
belajar.

4. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan penulis dalam bidang
pembelajaran dan sebagai bekal untuk menjadi seorang pengajar dan
pendidik yang akan terjun ke masyarakat

BABBVB
KESIMPULANBDANBSARANB
5.1 KesimpulanB
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan bab IV, kesimpulan yang
dapat ditarik pada penelitian ini adalah sebagai berikuth Penerapan metode
pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada
materi kubus dan balok di kelas VIII-3 SMP Negeri 2 Tanjung Morawa. Hal ini
dapat dilihat dari hasil penelitian diperoleh bahwa nilai rata-rata hasil obserIasi
pembelajaran untuk peneliti meningkat dari 2,74 dengan kategori baik pada siklus
I menjadi 3,11 dengan kategori baik pada siklus II.

Berdasarkan hasil tes

diagnostik diperoleh ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal (≤75) adalah
20,59% dan nilai rata-rata kelas 53,41. Setelah pemberian tindakan I (siklus I)
diperoleh ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal yaitu 67,65% dan nilai
rata-rata kelas 73,44. Setelah pemberian tindakan II (siklus II) diperoleh
ketuntasan hasil belajar siswa adalah 85,29% dan nilai rata-rata kelas 75,73. Dari
hasil analisis data diperoleh bahwa besar peningkatan rata-rata hasil belajar siswa
pada siklus I dan siklus II adalah 2,29. Dari hasil analisis data juga diperoleh
bahwa besar peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I dan
siklus II adalah 17,64%.
5.2BSaranB
Dari hasil penelitian ini, maka peneliti menyarankan agarhB
1.

Guru matematika agar terbuka untuk menerima dan mengembangkan
pendekatan, model, strategi, metode ataupun teknik pembelajaran yang
inoIatif selama pembelajaran agar selalu ada peningkatan kualitas
pembelajaran baik dari proses maupun hasil belajar siswa.

2.

Guru hendaknya lebih sering menggunakan metode pembelajaran inkuiri
pada proses pembelajaran agar hasil belajar siswa semakin meningkat.
Selain itu agar siswa terbiasa mencari dan menemukan sendiri jawaban atas
permasalahan yang dipertanyakan.

84

3.

Guru hendaknya selalu memotiIasi siswa untuk terbiasa mengajukan
pertanyaan dan mengungkapkan pendapat agar mereka lebih percaya diri.

4.

Guru harus memiliki sikap keterbukaan, kesediaan menerima kritik dan
saran terhadap kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran.

5.

Siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar agar mencapai hasil belajar
yang lebih baik.

6.

Untuk peneliti lain, hendaknya lebih memperhatikan proses dan alokasi
waktu pelaksanaan metode ini dan menggunakan media pembelajaran yang
sesuai agar penelitian selanjutnya semakin berhasil.

85

86

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrabman, M., (2010), Pendedekan Bage Anak Berkesuletan Belajar, Rineka
Cipta, Jakarta.
Arikunto, S., (2012), Peneletean Tendakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.
Dabar, R.W. (2011). Teore-teore Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Djamarab, S.B., (2010), Stratege Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Edi

Sarwono,
dkk
,
(2010)
(bttp://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.pbp/pgsdkebumen/article/view/610)
(diakses pada tanggal 19 April 2015).

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetabuan Alam, (2012), Pedoman Penulesan
Proposal dan Skrepse Mahaseswa Program Stude Pendedekan FMIPA
UNIMED, FMIPA, UNIMED.
Fitriana, (2012), Upaya Menengkatkan Hasel Belajar Pada Pokok Bahasan
Teorema Pythagoras de Kelas VIII SMP Negere 1 Tebeng Tengge, FMIPA,
Medan.
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatef, Media Persada, Medan.
Manik, I.C., (2011), Penerapan Metode Inkuere untuk Menengkatkan Hasel dan
Aktevetas Belajar Seswa pada Pokok Bahasan Teorema Pythagoras de
Kelas VIII SMP Negere 2 Aer Puteh T.A 2010/2011, FMIPA, UNIMED.
MEDAN.
Nubarini, Dewi. 2008. Matemateka Konsep dan Aplekasenya. Jakarta: Pusat
Perbukuan.
Purwanto, Ngalim, (2009), Prensep-prensep dan Teknek Evaluase Pengajaran. PT.
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profeseonalesme
Guru, Rajawali Pers, Jakarta.
Sanjaya, W., (2011), Stratege Pembelajaran Beroreentase Standar Proses
Pendedekan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Simangunsong, Wilson. (2006). Matemateka Untuk SMP Kelas VIII. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhenya, Rineka
Cipta, Jakarta.
Sudjana, N., (2010), Penelaean Hasel Proses Belajar Mengajar, Remaja
Rosdakarya, Bandung.

87

Sudrajat, A (2011), wordpress.com/2011/09/12/pembelajaran-inkuiri/ (diakses 28
Januari 2015).
Tamba,

K.P., (2012), Penerapan Metode Pembelajaran Inkuere untuk
Menengkatkan Aktevetas dan Hasel Belajar Seswa pada Pokok Bahasan
Operase Hetung Aljabar de Kelas VII SMP Negere 1 Deletua Tahun
Ajaran 2011/2012, FMIPA, UNIMED. MEDAN.

Trianto, (2011), Mendesaen Model Pembelajaran Inovatef-Progresef: Konsep
Landasan, Dan Implementasenya Pada Kurekulum Tengkat Satuan
Pendedekan (KTSP), Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
bttp://id.wikipedia.org/wiki/Balok (diakses pada tanggal 19 April 2015).

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GADINGREJO TP.2012/2013

0 8 45

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 12 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

0 6 79

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK KELAS VIII SMP MATERI KUBUS DAN BALOK

0 1 8

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI KUBUS DAN BALOK KELAS VIII MTs NEGERI KESESI

0 0 73

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN MEDIA KOMIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MATERI POKOK KUBUS DAN BALOK

0 0 8

PENERAPAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP DISERTAI KUIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP N 25 PADANG TAHUN AJARAN 2016/2017

0 1 10

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SDN 2 MAYONG LOR

0 0 22

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS IV SEMESTER 2 MELALUI METODE INKUIRI PADA MATERI JARING- JARING BALOK DAN KUBUS

0 0 20

PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LUAS PERMUKAAN KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS V

0 0 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI JARING-JARING KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS IV SD 1 BAKALAN KRAPYAK

0 0 23