PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK HUKUM NEWTON DI KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 TAKENGON T.P 2013/2014.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING
TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION BERBASIS
PETAKONSEPTERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOKHUKUM NEWTON DI KELAS X SEMESTER I
SMA NEGERI 1 TAKENGON T.P 2013/2014

Oleh:
Ratna Indiraloka
409321039
Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014


i

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya yang memberikan kekuatan kepada penulis sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning
Tipe Student Teams Achievement Division Berbasis Peta Konsep Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hukum Newton Di Kelas X Semester I SMA
Negeri 1 Takengon T.P 2013/2014”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada
Bapak Prof. Dr. Mara Bangun Harahap, M.S selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
Beliau telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak
awal penulisan proposal hingga akhir penulisan skipsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Bapak Drs. Abdul hakim S, M.Si, Ibu Dr. Derlina, M.Si,

dan Bapak Drs. Ratelit Tarigan, M.Pd sebagai dosen penguji sekaligus selaku
dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis
selama perkuliahan, memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana
penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed.
Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai
Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis
selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs.
Uswatuddin, M.AP selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Takengon, guru-guru
SMA Negeri 1 Takengon yang telah banyak membantu penulis selama penelitian
dan para sstaf administrasi yang telah memberikan kesempatan dan bantuan
kepada penulis selama melakukan penelitian.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda tercinta
Armaliza dan Ibunda tercinta Muthia yang telah mendidik dan membesarkan
penulis, memberikan do’a serta kasih sayang yan tak pernah henti kepada penulis

v

dan dorongan serta sumbangsih yang besar dari segi material, spiritual dan
nasehat yang menjadi motivasi kepada penulis. Terima kasih kepada Kakanda

Arvita Anggeraini, adik tersayang Hafiz Hendrawan, Nenek tercinta Alm.
Aminah, Alm. kakek Mahmmud Mahreje semoga ditempatkan ditempat yang
sebaik-baiknya oleh Allah SWT, Bunda Mala Dewi Yani, Om Fajar Gunawan,
dua keponakan Nazwa Handayani dan Muhammad Rajuardi yang cukup banyak
berperan dalam memberikan motivasi dan do’a yang tulus kepada penulis dalam
menyelesaikan studi di UNIMED hingga selesainya skripsi ini. I love my family,
you are a valuable treasure to me 
Terkhusus penulis sampaikan terimakasih kepada Armadi Siregar,
seseorang yang sangat spesial yang telah menjadi penyemangat dan pemotivasi
untuk penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada sepupu Hilma,
sahabat-sahabat tersayang terutama Lestari, Destri, Nuraini, Hendra, Syahfitri, Ito,
Adi dan sahabat-sahabat lainnya yang tak bisa disebutkan satu persatu yang selalu
memberikan motivasi, inspirasi, semangat dan dukungan kepada penulis. Penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada teman – teman fisika Ekstensi 09, dan
yang tak dapat dituliskan satu persatu yang telah memberikan dorongan,
dukungan dan semangat kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini. Namun, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari pada
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang
membangun dari pembaca untuk perbaikan skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan peneliti selanjutanya.

Medan,
Penulis,

April 2014

Ratna Indiraloka
NIM. 409321039

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING
TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION BERBASIS
PETAKONSEPTERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOKHUKUM NEWTON DI KELAS X SEMESTER I
SMA NEGERI 1 TAKENGON T.P 2013/2014
RATNA INDIRALOKA (NIM 409321039)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

Kooperatif tipe STAD Berbasis peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada materi
pokok Hukum Newton di kelas X SMA Negeri 1 Takengon TP. 2013/2014.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian
adalah seluruh siswa kelas X Semester I SMA Negeri 1 Takengon yang terdiri dari 6
kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan
mengambil 2 kelas dari 6 kelas secara acak yaitu kelas X3 sebagai kelas eksperimen
dan kelas X5 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen berjumlah 40 orang dan kelas
kontrol berjumlah 40 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil
belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah
20 soal. Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan model pembelajaran
Kooperatif tipe STAD berbasis peta konsep dan kelas kontrol dengan model
pembelajaran Konvensional.
Hasil pengujian pretest sebelum diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu
nilai rata-rata pretest kelas eksperimen 52,4 dengan standar deviasi 13,0 dan nilai
rata-rata pretest kelas kontrol 53,3 dengan standar deviasi 13,6. Pada pengujian data
pretest kedua kelas diperoleh bahwa data kedua kelas berdistribusi normal dan
homogen. Hasil uji t pretest diperoleh  t1 1   t  t1 1  (-1,994 < -0,3386 < 1,994),
2

2


maka Ho diterima artinya kemampuan awal siswa pada kedua kelas sama. Kemudian
diberikan perlakuan yaitu kelas eksperimen dengan model pembelajaran Kooperatif
tipe STAD berbasis peta konsep dan kelas kontrol dengan model pembelajaran
Konvensional. Selama proses pembelajaran, nilai rata-rata aktivitas belajar siswa
adalah 82,24 dengan kategori nilai A. Setelah pembelajaran selesai diberikan,
diperoleh postest dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 73,6 dengan standar deviasi
10,3 dan kelas kontrol 60,8 dengan standar deviasi 12,9. Pada pengujian normalitas
dan homogenitas data postest diperoleh bahwa data kedua kelas berdistribusi normal
dan homogen.
Dari hasil pengolahan data postest diperoleh bahwa thitung = 5,5304 dan ttabel
=1,994, sehingga thitung > ttabel (5,5304 > 1,994) maka H a diterima yakni ada pengaruh
model pembelajaran Kooperatif tipe STAD berbasis peta konsep terhadap hasil
belajar siswa pada materi pokok Hukum Newton di kelas X semester Ganjil SMA
Negeri 1 Takengon TP. 2013/2014.
Kata Kunci : Quasi eksperimen, Peta konsep, Kooperatif tipe STAD

vi

DAFTAR ISI


Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

Halaman
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x


BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Indentifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Defenisi Operasional

1
1
5
5
6
6
6
7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis

2.1.1 Pengertian Belajar
2.1.2 Aktivitas Belajar
2.1.3 Hasil Belajar
2.2 Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
2.2.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
2.2.2 Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
2.2.3 Tujuan Pembelajaran Kooferatif
2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
2.4 Pembelajaran Konvensional
2.4.1 Metode Ceramah
2.4.2 Metode Tanya Jawab
2.4.3 Metode Tugas
2.5 Peta Konsep
2.5.1 Ciri-ciri Peta Konsep
2.5.2 Menyusun Peta Konsep
2.5.3 Kegunaan Peta Konsep
2.6 Kajian Tentang Materi
2.7 Kerangka Konseptual
2.8 Hipotesis


8
8
8
10
11
14
14
16
19
20
23
24
24
24
25
26
27
27
28
31

32

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel

33
33
33

vii

3.2.1 Populasi Penelitian
3.2.2 Sampel penelitian
Variabel Penelitian
3.3.1 Variabel Bebas
3.3.2 Variabel terikat
Jenis dan Desain Penelitian
3.4.1 Jenis penelitian
3.4.2 Desain Penelitian
Instrumen Pengumpul Data Penelitian
3.5.1 Angket Siswa
3.5.2 Wawancara Guru
3.5.3 Lembar Observasi
3.5.4 Tes Hasil Belajar
3.5.5 Validitas Perangkat Instrumen Oleh Validator
Prosedur Penelitian
Teknik Analisa Data
3.7.1 Analisis Data Observasi Aktivitas siswa
3.7.2 Menguji Kesamaan Dua Rata-Rata

33
33
33
33
33
34
34
34
34
34
35
35
35
36
36
39
39
39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Data Penelitian
4.1.2 Pengujian Analisa Data
4.1.3 Observasi
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

45
45
45
46
51
68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

73
73
74

DAFTAR PUSTAKA

75

3.3.

3.4.

3.5.

3.6.
3.7.

ix

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
18
Tabel 2.2. Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
22
Table 2.3. Perhitungan Skor Perkembangan
22
Table 2.4. Tingkat Penghargan Kelompok
23
Tabel 3.1. Group pre-test-post-test design
34
Tabel 3.2. Spesifikasi Hasil Belajar
36
Tabel 4.1. Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
45
Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 47
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes
47
Tabel 4.4. Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes
47
Tabel 4.5. Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
48
Tabel 4.6. Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 49
Tabel 4.7. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Postes
50
Tabel 4.8. Ringkasan Perhitungan Uji t Postes
50
Tabel 4.9. Nilai pretes, nilai aktivitas belajar dan nilai postes siswa
51
Tabel 4.10. Hasil observasi aktivitas siswa
53

viii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Hasil yangdiperoleh pelajar dari cooperative learning
16
Gambar 2.2. Dua orang anak sedang memberikan gaya pada meja
29
Gambar 2.3. Seorang anak sedang mendorong dinding
30
Gambar 3.1. Skema rancangan penelitian
38
Gambar 4.1. Diagram batang data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 46
Gambar 4.2. Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas
kontrol
49
Gambar 4.3. Diagram batang kategori nilai pretes, aktivitas dan postes
52
Gambar 4.4. Grafik nilai pretes, aktivitas dan postes siswa pada kelas
69
eksperimen berdasarkan urutan kategori aktivitas terendah
samapi tertinggi
Gambar 4.5. Grafik nilai pretes, aktivitas dan postes siswa pada kelas
70
eksperimen berdasarkan urutan nilai pretes terendah
samapi tertinggi
Gambar 4.6. Grafik nilai pretes, aktivitas dan postes siswa pada kelas
71
eksperimen berdasarkan urutan nilai pretes terendah
samapi tertinggi

x

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaa Pembelajaran I
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaa Pembelajaran II
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaa Pembelajaran II
Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa I
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa II
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa III
Lampiran 7. Tabel Kisi-Kisi Hasil Belajar Siswa
Lampiran 8. Tes Hasil Belajar Siswa
Lampiran 9. Tabel Aktivitas Belajar Siswa
Lampiran 10. Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Lampiran 11. Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen
Lampiran 12. Distribusi Hasil Postes Kelas Eksperimen
Lampiran 13. Distribusi Hasil Pretes Kelas Kontrol
Lampiran 14. Distribusi Hasil Postes Kelas Kontrol
Lampiran 15. Data Hasil Belajar
Lampiran 16. Perhitungan Rata-rata, Varians dan Standar Deviasi
Lampiran 17. Uji Normalitas Data
Lampiran 18. Uji Homogenitas Data
Lampiran 19. Uji Hipotesis
Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 21. Peta Konsep
Lampiran 22. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors
Lampiran 23. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z
Lampiran 24. Daftar Nilal Persentil Untuk Distribusi F
Lampiran 25. Daftar NiIai Persentil Untuk Distribusi t

Halaman
77
88
99
110
113
116
119
130
136
152
153
155
159
162
165
169
171
175
179
183
196
198
199
200
202

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan, Pendidikan memegang peranan penting karena
pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
sumber daya manusia (SDM). Sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan
yang semakin pesat menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat
menyesuaikannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan (Isjoni, 2009).
Dalam meningkatkan pendidikan, maka kegiatan proses belajar mengajar
disekolah merupakan kegiatan inti yang harus ditingkatkan, sehingga tercapai
tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah laku, pengetahuan
maupun keterampilan dalam diri siswa.
Pembelajaran merupakan salah satu proses yang kompleks dan melibatkan
aspek yang realis dengan keadaan. Oleh karena itu untuk menciptakan
pembelajaran yang efektif diperlukan berbagai keterampilan. Salah satunya adalah
memilih strategi pembelajaran. Tugas dari guru adalah untuk mendorong,
membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Guru mempunyai tanggung jawab untuk membantu proses
perkembangan siswa, baik aspek-aspek pribadi, seperti nilai dan penyesuaian diri,
maupun keterampilan yang harus dikuasai siswa sebagai bekal depannya nanti.
Guru merupakan komponen pembelajaran yang berperan langsung dalam
proses pembelajaran. Keberhasilan proses belajar-mengajar sangat ditentukan oleh
kemampuan guru dalam memerankan fungsinya sebagai pemimpin, fasilitator
sekaligus sebagai pelayan.
Fisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
mempelajari gejala-gejala atau fenomena-fenomena alam yang sering terjadi
dalam kehidupan sehari-hari. Fisika sebagai salah satu mata pelajaran yang
diajarkan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang bertujuan untuk
mempersiapkan siswa agar dapat menghadapi perubahan keadaan dan
keterampilan serta cara menyikapinya.

1

2

Tujuan pembelajaran fisika adalah untuk dapat membuktikan kebenaran
kejadian alam dengan pengaplikasian dan merumuskan teori dasar ilmu alam
dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran fisika yaitu mempersiapkan
siswa agar dapat menggunakan fisika dan sikap sains dalam kehidupan sehari-hari
dalam mempelajari dan mengaitkannya dengan berbagai ilmu pengetahuan.
Namun berdasarkan hasil observasi melalui wawancara dengan guru
bidang studi fisika di SMA Negeri 1 Takengon, harapan yang diinginkan tersebut
tidak sejalan dengan kenyataan, dimana siswa masih beranggapan bahwa mata
pelajaran fisika itu sulit, selain itu mereka menganggap pelajaran fisika itu
membosankan dan rumusnya sulit dimengerti sehingga siswa kurang aktif dan
siswsuka menggobrol pada saat pembelajaran fisika berlangsung, yang ditandai
dengan sebagian siswa cepat putus asa jika menghadapi soal yang sulit sehingga
hanya menunggu jawaban dari temannya saja, ketika guru menuntut siswa untuk
bertanya tentang materi yang sedang dipelajari tidak ada satupun siswa yang
bertanya. Sama halnya ketika guru bertanya kepada siswa apakah materi yang
disampaikan guru tersebut bisa dimengerti, siswa hanya diam saja dengan kata
lain tidak ada siswa yang memberikan tanggapan atas pernyataan dari guru.
Disamping itu siswa tidak sungguh-sungguh mengikuti pelajaran di dalam kelas
karena mereka berpikir fisika merupakan pelajaran yang sulit, sehingga timbul
ketakutan dalam diri siswa sebelum pelajaran dimulai. Selanjutnya siswa tidak
mampu melihat manfaat dan keterkaitan diantara materi yang dipelajari dengan
kehidupan sehari-hari. Sehingga akhirnya berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai mata pelajaran fisika yang diperoleh siswa
lebih rendah dibandingkan dengan nilai mata pelajaran yang lain, dan dibuktikan
dengan rata-rata hasil ulangan harian fisika belum memuaskan, dimana nilai ratarata yang diperoleh siswa hanya berkisar antara 50-60. Jika dilihat dari nilai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 yang ditetapkan oleh sekolah untuk
menyatakan siswa tuntas dalam belajar fisika, dimana hanya 1-6 orang saja yang
mampu mencapai nilai tersebut. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan
bahwa nilai rata-rata siswa pada pembelajaran fisika masih tergolong rendah.

3

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan di SMA Negeri 1
Takengon, dari hasil angket yang diberikan kepada 40 siswa. Sebanyak 25 siswa
menyatakan bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran yang sulit dipahami dan
kurang menarik, alasan siswa mengatakan bahwa pelajaran fisika itu sulit dan
kurang menarik karena menurut siswa pelajara fisika itu tidak terlepas dari rumusrumus yang harus dihafal. Hal tersebut berhubungan dengan aktivitas
pembelajaran yang sering dilakukan guru dikelas yaitu hanya membahas soal-soal
fisika. Kemudian sebanyak 9 siswa menyatakan bahwa pelajaran fisika itu biasa
saja, dan sebanyak 6 siswa menayatakan bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran
yang mudah.
Hal inilah yang harus diperbaiki, karena sebenarnya fisika harus banyak
melibatkan pengertian konsep dan teori sehingga diperlukan kemampuan berpikir
tertentu untuk dapat memahaminya. Tingkat pemahaman fisika siswa dipengaruhi
oleh pengalaman siswa itu sendiri. Sedangkan pembelajaran fisika merupakan
usaha memperbaiki siswa mengkontruksi pengetahuan melalui proses. Sebab
mengetahui adalah suatu proses bukan produk. Proses tersebut dimulai dari
pengalaman sehari-hari siswa yang diberi kesempatan seluas-luasnya untuk
mengkontruksi pengetahuan yang dimiliki.
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk
pembelajaran yang melibatkan siswa dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat
sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Dalam
sistem belajar kooperatif, siswa belajar bekerjasama dengan anggota lainnya.
Dalam model ini siswa memiliki dua tanggungjawab, yaitu mereka belajar untuk
dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar. Tiga
konsep utama dalam kooperatif yaitu penghargaan bagi tim, tanggung jawab
individu, dan kesempatan sukses yang sama (Rusman, 2003).
STAD merupakan salah satu tipe dari beberapa model pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana dimana siswa dikelompokkan menjadi beberapa
kelompok dengan anggota empat sampai lima orang, dan setiap kelompok harus
heterogen. Tipe ini dikembangkan oleh Slavin, tipe ini merupakan salah sati tipe

4

kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa
untuk saling memotivasi dan saling membntu dalam menguasai materi pelajaran
guna mencapai prestasi yang maksimal (Isjoni, 2009).
Model pembelajaran STAD ini juga dapat menciptakan suasana dimana
siswa harus bekerjasama dengan teman kelompoknya untuk meningkatkan
perolehan nilai kelompoknya. Karena nilai kelompok bergantung pada nilai yang
diperoleh siswa secara individual. Pembelajaran tipe STAD ini diharapkan dapat
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan dapat mengaktifkan,
mengefisienkan, dan menarik minat belajar fisika.
Model pembelajaran STAD sudah pernah diteliti sebelumnya oleh
Fadhilatunnisak (2009) diperoleh rata-rata hasil belajar siswa di kelas eksperimen
meningkat dari 40,139 menjadi 62,083. Begitu juga dengan Dalimunte (2011),
mahasiswa jurusan pendidikan fisika Universitas Negeri Medan. Peneliti tersebut
menyimpulkan bahwa melalui model pembelajaran ini hasil belajar fisika
meningkat dimana untuk kelas eksperimen dengan skor rata-rata pre-test 45,2,
kemudian diterapkan model STAD dengan skor rata-rata post-test 70,3. Untuk
kelas kontrol dengan skor rata-rata pre-test 43,8, setelah penerapan model
pembelajaran konvensional diperoleh skor post-test 64,7. Maka dari penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan, namun penelitian ini memiliki
kelemahan (1) Kondisi siswa yang telalu banyak memungkinkan siswa tidak dapat
mengikuti proses pembelajaran sehingga siswa cenderung ribut dan malas belajar
(2) Kebanyakan siswa kurang termotivasi dengan pelajaran fisika sehingga
mengalami

kesulitan

untuk

mengajak

siswa

terlibat

langsung

untuk

berkomunikasi sebagai wujud nyata dari penerapan model inkuiri (3) Sulitnya
membina kelompok dalam kelompok belajar sehingga siswa kurang efektif dalam
berbagi, berperan serta dalan antar kelompok (4) keterbatasan waktu yang tersedia
dalam pelaksaan penelitian.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan
tersebut adalah peneliti akan lebih menciptakan suasana kelas yang efektif yaitu
dengan cara melakukan pemantauan ke setiap kelompok ketika proses diskusi

5

sedang berlangsung, memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang relevan
dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa lebih mudah mengerjakannya,
menyediakan alat-alat demostrasi sebagai penunjang dalam kegiatan belajar
mengajar dan mengoptimalkan alokasi waktu untuk setiap tahap pembelajaran
yang sudah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, sehingga alokasi
waktu untuk setiap tahap pembelajaran efesien.
Dari semua uraian diatas penulis ingin melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Teams
Achievement Division Berbasis Peta Konsep Terhadap Hasil belajar Siswa
Pada Materi Pokok Hukum Newton Di Kelas X Semester I SMA Negeri 1
Takengon T.P 2013/2014”.

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
yang menjadi identifikasi masalah adalah:
1.

Hasil belajar fisika siswa masih rendah.

2.

Model pembelajaran yang digunakan guru adalah model konvensional.

3.

Guru lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

4.

Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih kurang.

1.3 Batasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup masalah, keterbatasan waktu, dana serta
kemampuan peneliti maka perlu adanya pembatasan masalah. Batasan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1.

Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran STAD
berbasis peta konsep.

2.

Hasil belajar fisika siswa kelas X semester I SMA Negeri 1 Takengon
pada materi pokok Hukum Newton T.P 2013/2014.

3. Subyek penelitian adalah siswa kelas X semester I SMA Negeri 1
Takengon T.P 2013/2014.

6

1.4 Rumusan Masalah
Sebagaimana pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana aktivitas proses pembelajaran dengan menggunakan Model
pembelajaran STAD berbasis peta konsep pada materi pokok Hukum
Newton di kelas X semester I SMA Negeri 1 Takengon T.P 2012/2013.
2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran
STAD berbasis peta konsep pada materi Hukum Newton di kelas X
semester I SMA Negeri 1 Takengon T.P 2013/2014?
3. Apakah ada perbedaan akibat pengaruh Model pemberajaran STAD
berbasis peta konsep pada materi pokok Hukum Newton di kelas X
semester I SMA Negeri 1 Takengon T.P 2013/2014?

1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui aktivitas proses pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Model pemberajaran STAD berbasis peta konsep
pada materi pokok Hukum Newton di kelas X semester I SMA Negeri 1
Takengon T.P 2013/2014.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan Model
pemberajaran STAD berbasis peta konsep pada materi pokok Hukum
Newton di kelas X semester I SMA Negeri 1 Takengon T.P 2013/2014.
3. Untuk mengetahui perbedaan akibat pengaruh Model pemberajaran STAD
berbasis peta konsep pada materi pokok Hukum Newton di kelas X
semester I SMA Negeri 1 Takengon T.P 2013/2014.

1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini
adalah :
1. Sebagai bahan informasi bagi guru-guru fisika tentang keefektipan model
pembelajaran STAD berbasis peta konsep terhadap hasil belajar siswa.

7

2. Menjadi bahan perbandingan dan referensi bagi peneliti lain dalam
melakukan penelitian selanjutnya.

1.7 Defenisi Operasional
1. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
aktivitas mengajar (Nurulwati dalam Trianto, 2011).
2. Cooperative learning Tipe STAD ialah pembelajran yang bertujuan
mendorong

siswa

melakukan

kerjasama,

saling

membantu

dan

menyelesaikan tugas-tugas, menguasai dan menerapkan keterampilan yang
diberikan. Fase cooperative learning tipe STAD ialah: 1) Menyampaikan
tujuan

dan

memotivasi

siswa,

2)

Menyajikan

informasi,

3)

Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar, 4) Membantu kerja
kelompok dalam belajar, 5) Mengetes materi, 6) Memberi penghargaan
(Arends, 2008)
3. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2009).
4. Peta konsep merupakan suatu cara yang memberikan gambaran dua
dimensi mengenai struktur pengetahuan siswa dalam disiplin ilmu tertentu
(Yamin, 2011)

73

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data-data hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa
data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Aktivitas

belajar

siswa

selama

mengikuti

pembelajaran

dengan

menggunakan model pembelajaran STAD berbasis peta konsep pada
materi Hukum Newton di kelas X semester ganjil SMA Negeri 1Takengon
tahun 2013/2014 diperoleh rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada
ketiga pertemuan mencapai 8,24 dengan kategori nilai A (aktif).
2. Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan
model pembelajaran STAD berbasis peta konsep adalah 73,6%. Nilai
ketuntasan minimal pelajaran fisika di SMA Negeri 1 Takengon adalah 70,
oleh karena itu nilai hasil belajar siswa tuntas. Nilai hasil belajar siswa
pada kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran
Konvensional adalah 60,8%. Nilai ketuntasan minimal pelajaran fisika di
SMA Negeri 1 Takengon adalah 70, oleh karena itu nilai hasil belajar
siswa belum tuntas.
3. Ada perbedaan akibat pengaruh yang signifikan dengan menerapkan
model pembelajaran STAD berbasis peta konsep terhadap hasil belajar
siswa pada materi pokok Hukum Newton di kelas X Semester I SMA
Negeri 1 Takengon T.P 2013/2014 dengan thitung > ttabel = 5,5304 > 1,994
yang artinya Ha diterima dan Ho ditolak.

73

74

5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti
mempunyai beberapa saran, yaitu :
1. Peneliti yang ingin meneliti tentang model pembelajaran STAD agar lebih
mengarahkan siswa dalam mempersentasikan hasil dikusi.
2. Peneliti harus mengkondisikan siswa yang belum terbiasa belajar dalam
kelompok agar suasana belajar lebih kondusif.
3. Diharapkan peneliti selanjutnya agar lebih menggunakan sintak STAD
lebih baik lagi, agar aktivitas yang diinginkan dapat tercapai.

75

DAFTAR PUSTAKA
Arends, I. Richard., (2008), Learning To Teach, Penerbit Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Arikunto, S, (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta.
Astra,I Made,. (2008). Fisika untuk SMA dan MA Kelas X, Piranti, Jakarta
Dahar, R.W., (2003), Teori-Teori Belajar, Gelora Aksara Prima, Jakarta.
Dalimunte, M., (2011), Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD
terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Besaran dan Satuan kelas
X semester 1 SMA Negeri 4 Tebing Tinggi T.P. 2010/2011, FMIPA
Unimed, Medan.
Dimayati, dan Mudjiono, (2009). Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.
Fadhilatunnisak., (2009), Perbedaan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok
Suhu dan Pengukuran Di Kelas VII Semester I SMP Negeri I Julok Kuta
Binjei Aceh Timur Menggunakan Mode Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD. FMIPA Unimed, Medan.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2010), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa
Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed
Eggen, P, dan Kauchak, D, (2012). Strategi Dan Model Pembelajaran, Penerbit
PT Indeks, Jakarta.
Hamalik, O, (2001), Proses Belajar Mengajar, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Isjoni, (2009). Pembelajaran kooperatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Istarani, (2011). 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.
Rusman, (2003), Model-model Pembelajaran mengembangkan profesionalisme
guru, PT Raja Grafindo, Jakarta.
Sagala, S, (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung
Slavin, E. Robert., (2005), Cooperative Learning. Penerbit Nusa Media, Bandung.

76

Sardiman, A. M, (2009). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit
Grapindo Persada, Jakarta.
Slameto, (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Subagya, H. dan Tranggono, A., (2007), Sains FISIKA 1 SMA/MA, PT. Bumi
Aksara, Jakarta.
Sudjana, (2005). Metode Statistik, Penerbit Tarsito, Bandung.
Supiyanto ,(2006), Fisika Untuk SMA Kelas X, Phibeta,Jakarta.
Trianto, (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivis,
Prestasi Pustaka, Jakarta.
Trianto, (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Widodo, A., (2006), Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal, Buletin
Puspendik, 3(2), 18-29.
Yamin, M., (2011), Paradigma Baru Pembelajaran, Penerbit Gaung Persada
Press, Jakarta.

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR I PA MELALUI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA KELAS V SD KRISTEN 1 METRO

0 4 120

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MIND MAPPING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP GEOGRAFI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 METRO TAHUN AJARAN 2012-2013

0 15 65

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SISWA KELAS V SDN 2 NEGERI BESAR KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 13 58

KOMPARASI HASIL BELAJAR EKONOMI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 17 110

KOMPARASI HASIL BELAJAR EKONOMI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 5 94

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION PEMBELAJARAN IPS SEKOLAH DASAR

0 0 12

1 PENGARUH STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION BERBANTUAN DOMINO-CHEM TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA

0 0 9

1 PENGARUH MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI PEMUAIAN DI SMP

0 0 9

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

0 0 10

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION PADA MATERI ANIMALIA SISWA KELAS X MAN PULANG PISAU

0 0 109