PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN BIOLOGI BAGI SISWA SMP PADA MATERI EKOSISTEM MANGROVE.

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI BAHAN
PEMBELAJARAN BIOLOGI BAGI SISWA SMP PADA
MATERI EKOSISTEM MANGROVE

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:
HUSNUL FITRI HASIBUAN
NIM. 8106173003

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI BAHAN
PEMBELAJARAN BIOLOGI BAGI SISWA SMP PADA

MATERI EKOSISTEM MANGROVE

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:
HUSNUL FITRI HASIBUAN
NIM. 8106173003

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

ABSTRAK

Husnul Fitri Hasibuan, NIM. 8106173003. Penggunaan Media Pembelajaran

sebagai Bahan Pembelajaran Biologi bagi Siswa SMP pada Materi Ekosistem
Mangrove. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan
(UNIMED). Medan. 2014.
Penelitan penggunaan media pembelajaran sebagai bahan pembelajaran
biologi bagi siswa smp pada materi ekosistem mangrove ini bertujuan untuk
mengetahui: (1) proses pembuatan media pembelajaran ekologi berbasis camtasia
pada ekosistem mangrove; dan (2) kelayakan media pembelajaran ekologi
berbasis camtasia untuk digunakan sebagai media pembelajaran di SMP Negeri 44
Belawan Medan. Subjek penelitian ini adalah reviewer di 3 bidang, yaitu: bidang
pendidikan, bidang media video, dan bidang ekosistem dimana masing-masing
bidang terdiri dari 2 orang reviewer yang sekaligus menjadi validator, serta diuji
kembali kepada 3 orang guru bidang studi biologi. Kemudian untuk uji coba
kelompok terbatas dilakukan kepada 34 orang siswa SMP Negeri 44 Belawan
Medan. Metode yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan (research and development), yakni: menghasilkan produk media
video camtasia pada materi ekosistem mangrove. Hasil penelitian ini diperoleh
bahwa: (1) data hasil penilaian siswa terhadap penggunaan media camtasia
diperoleh data nilai rata-rata aspek penilaian media camtasia, yaitu: (1) efek
strategi pembelajaran = 3,36 ± 0,39 ( X ±SD); (2) komunikasi = 3,54 ± 0,35; dan
(3) desain teknis = 3,24 ± 0,38; dan (2) data hasil persepsi guru terhadap media

camtasia diperoleh data nilai rata-rata indikator penilaian media camtasia, yaitu:
(1) judul = 4,00; (2) materi/isi = 3,67; (3) tujuan pembelajaran = 4,00;
(4) penyajian = 3,67; (5) musik = 3,67; (6) narasi/suara = 4,00; (7) visual/gambar
= 3,67; dan (8) narasi program media = 3,67. Dengan demikian secara
keseluruhan pada rata-rata tiap-tiap indikator penilaian guru terhadap media
camtasia maka media pembelajaran ekosistem mangrove berbasis camtasia
dengan kategori sangat baik dan layak digunakan untuk siswa SMP Kelas VII
dalam mempelajari mata pelajaran biologi pada materi ekosistem.

Kata

Kunci:

Camtasia, Ekosistem Mangrove,
Pengembangan Multimedia

i

Media


Pembelajaran,

ABSTRACT
Husnul Fitri Hasibuan, NIM. 8106173003. The Use of Instructional Media as
Learning Material for Junior High School Students in Biology Matter
Mangrove Ecosystem. Thesis. Postgraduate Program, State University of
Medan (UNIMED). 2014.
Research the use of instructional media as learning materials for students
of biological material smp on mangrove ecosystem aims to determine: (1) the
process of making media ecology -based learning camtasia on mangrove
ecosystems and (2) the feasibility of media ecology -based learning camtasia to
be used as a medium of learning in SMP Negeri 44 Medan Belawan The subjects
were a reviewer in 3 areas: education video media and field ecosystem where
each field consists of 2 reviewers that once a validator and re-tested to 3 teachers
of biology Then for a finite group trials conducted to 34 students of SMP Negeri
44 Medan Belawan The method implemented in this study is the research and
development (research and development ), namely: produce media products in the
Camtasia video material mangrove ecosystem. The results of this study showed
that: (1) the data on the use of student assessment results camtasia media data
showed the average value of media camtasia aspects of assessment, namely:

(1) the effect of learning strategy = 3.36 ± 0.39 ( X ±SD ); (2) = 3.54 ± 0.35
communications; and (3) technical design = 3.24 ± 0.38; and (2) data from the
teacher's perception of the media camtasia data showed the average value
camtasia media assessment indicators, namely: (1) title = 4.00; (2) the material/
content = 3.67; (3) learning objectives = 4.00; (4) presentation = 3.67; (5) music =
3.67; (6) narration/ voice = 4.00; (7) visual/ image = 3.67; and (8) a media
program narrative = 3.67. Thus the overall average for each indicator of teacher
assessment against the media camtasia mangrove ecosystem -based instructional
media camtasia with the excellent category and fit for use for junior high school
students in Class VII subjects studied biology at the ecosystem material.

Keywords : Camtasia, Mangrove Ecosystems, Learning Media, Multimedia
Development

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini. Tak lupa pula penulis haturkan
salawat dan salam kejunjungan Nabi Besar Muhammad SAW .
Alhamdulillah berkat ridho-Nya, bantuan, bimbingan, arahan, masukan
serta dorongan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tesis
ini. Penulis merasa sangat berterima kasih yang sebesar-besarnya dengan
ungkapan rasa tulus dan rasa hormat, serta mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr.Ibnu Hajar, M.Pd selaku rektor UNIMED
2. Dosen Pembimbing I Bapak H.Syarifuddin, M.Sc.,Ph.D dan Dosen
Pembimbing II Bapak Dr.H.Hasruddin, M.Pd sebagai dosen pembimbing
tesis yang banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada saya
sejak awal pembuatan proposal sampai dengan selesai penulisan tesis ini.
3. Bapak Dr.R.Mursid, M.Pd selaku narasumber, Ibu Dr.Hj.Fauziyah
Harahap,M.Si selaku narasumber, dan Ibu Dr.Ely Djulia, M.Pd selaku
narasumber.
4. Bapak Prof. Dr.Sahat Siagian, M.Pd yang telah meluangkan waktunya
sebagai validator media dalam menyelesaikan tesis ini.
5. Bapak Drs. Puji Prastowo, M.Si selaku validator materi yang ikut
membantu penulis menyelesaikan tesis ini.
6. Bapak Drs.Zulkifli Simatupang,M.Pd selaku validator pembelajaran yang

ikut membantu penulis menyelesaikan tesis ini.
7. Ayahanda Drs.H.Imron Hasibuan, Ibunda Hj. Halimatussa’diyah dan
seluruh keluarga, kakak, abang dan adik-adik saya yang telah mendo’akan
dan mendukung saya
8. Suami saya Syahrizal Pakpahan,SP dan Ananda tercinta Mhd. Rifqy
Pratama Pakpahan yang penuh keikhlasan membantu, mendo’akan,
memotivasi, mendukung secara moril maupun materil demi
terselesaikannya tesis ini.
9. Teman-teman sekelas pascasarjana angkatan XVIII kelas A 2010, adikadik sekelas pasca sarjana yang sudah memberikan masukan demi
selesainya tesis ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih kurang sempurna untuk
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca guna
penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi ilmu
pengetahuan dan pendidikan.
Medan,
Penulis

Maret 2014

HUSNUL FITRI HASIBUAN


iii

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ......................................................................................................
ABSTRACT....................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR GAMBAR......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................

i
ii
iii
iv
vi
vii

viii

BAB. I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ..........................................................................
1.2. Identifikasi Masalah .................................................................................
1.3. Pembatasan Masalah ................................................................................
1.4. Rumusan Masalah ....................................................................................
1.5. Tujuan Penelitian .....................................................................................
1.6. Manfaat Penelitian ...................................................................................

1
7
8
8
8
9

BAB II. KAJIAN PUSTAKA
2.1. Hakekat Media Pembelajaran ...................................................................
2.2. Media Camtasia dalam Pembelajaran .......................................................

2.3. Pengertian LingkunganAlam Sekitar ........................................................
2.4. Ekosistem Mangrove ...............................................................................
2.4.1. Definisi Mangrove dan Asal Usul Ekosistem Mangrove ......................
2.4.2. Karakteristik Mangrove .........................................................................
2.4.3. Daya Adaptasi Mangrove Terhadap Lingkungan ..................................
2.4.4. Fungsi Mangrove ...................................................................................
2.4.5. Rantai Makanan Ekosistem Mangrove ..................................................
2.4.6. Jenis Organisme pada Rantai Makanan Ekosistem Mangrove ..............
2.4.7. Karakteristik dan Zonasi Hutan Mangrove ............................................
2.4.8. Jalur Hijau Hutan Mangrove..................................................................
2.4.9. Kondisi Ekosistem Mangrove................................................................
2.4.10. Faktor-faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Mangrove .............................................................................................
2.4.11. Unsur Hara yang Terkandung dalam Serasah Daun A. marina ..........
2.4.12. Kondisi Mangrove Saat Ini dan Penyebab Kerusakannya ..................
2.4.13. Penyebab Kerusakan Hutan Mangrove ................................................
2.4.14. Usaha yang Dilakukan Pemerintah dalam Melestarikan Mangrove....
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................
3.2. Sumber Data Penelitian.............................................................................

3.3. Desain Penelitian ......................................................................................
3.4. Teknik Penelitian ......................................................................................
3.5. Pengumpulan Data ....................................................................................
3.6. Teknik Analisis Data.................................................................................

iv

10
14
16
19
19
21
22
23
24
28
33
36
37
50
53
55
57
59

62
62
62
63
69
69

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian...................................................................... ...................
4.1.2. Hasil Penilaian Siswa Terhadap Penggunaan Media Camtasia .............
4.1.3. Hasil Persepsi Guru Terhadap Media Camtasia..................... ...............
4.2. Pembahasan ..............................................................................................
4.3. Keterbatasan Penelitian.............................................................................

70
71
72
73
78

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ...............................................................................................
5.2. Implikasi ...................................................................................................
5.3. Saran .........................................................................................................

80
81
81

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................

82

v

DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 3.1. Teknik Pengumpulan Data Media Pembelajaran
Ekosistem Mangrove Berbasis Camtasia ... ...............................
Tabel 4.1. Penilaian Siswa terhadap Penggunaan Media Camtasia ... .........
Tabel 4.2. Persepsi Guru Terhadap Media Camtasia ... ...............................

viii

68
72
73

DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 2.1. Diagram Ilustrasi Penyebaran Fauna di Habitat Ekosistem
Mangrove…………………………………
Gambar 2.2.

25

Hubungan Saling Bergantung antara Berbagai Komponen
Rantai Makanan
....................................................

27

Gambar 2.3.

Fauna Perairan yang Hidup di Ekosistem Mangrove ........

28

Gambar 2.4.

Salah Satu Tipe Zonasi Hutan Mangrove di Indonesia......

35

Gambar 3.1.

Tahap-Tahap Penelitian Pengembangan

63

....................

Gambar 3.2. Pengembangan Multimedia Ekosistem Mangrove Hingga
Kepada Proses Uji Coba Media Kepada Siswa SMP Negeri
44 Belawan Medan T.P 2012/2013 ................................

ix

67

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

Lampiran 1. Silabus Pembelajaran…….…………………………………..
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran …………………………
Lampiran 3.Lembar Evaluasi Untuk Ahli Media …………………………
Lampiran 4. Surat Keterangan …….………………………………………
Lampiran 5. Lembar Evaluasi Untuk Ahli Materi …….………………….
Lampiran 6. Surat Keterangan …….………………………………………
Lampiran 7. Surat Keterangan Validitas dari Ahli Pembelajaran...............
Lampiran 8. Catatan Validator Pembelajaran..............................................
Lampiran 9. Instrumen Penggunaan Media Camtasia Oleh Siswa ….……
Lampiran 10. Instrumen Penggunaan Media Camtasia Oleh Guru ………
Lampiran 11. Hasil Penilaian Siswa Terhadap Penggunaan Media Camtasia
Lampiran 12. Hasil Penilaian Guru Terhadap Penggunaan Media Camtasia

88
89
92
95
96
99
100
101
102
104
107
108

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya
selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai
aspek kehidupan dikembangkan melalui proses belajar dan pembelajaran.
Berbagai masalah dalam proses belajar perlu diselaraskan dan distabilkan agar
kondisi belajar tercipta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai serta dapat
diperoleh seoptimal mungkin. Untuk melengkapi komponen belajar dan
pembelajaran disekolah, sudah seharusnya guru memanfaatkan media atau alat
bantu yang mampu merangsang pembelajaran secara efektif dan efisien.
Belajar dapat diartikan sebagai proses kegiatan yang membuat perubahan
kognitif maupun motorik melalui interaksi. Belajar juga dapat diartikan sebagai
proses perubahan tingkah laku. Dari segi psikologi perbedaan individu
ditimbulkan oleh berbagai macam aspek baik secara langsung atau tidak langsung
yang timbul dari siswa. Adapun

aspek-aspek tersebut, yaitu: kognitif

(pengetahuan), afektif (kemampuan) dan psikomotorik (keterampilan), tidak
ketinggalan juga termasuk intelegensi, minat, bakat, dan keadaan sosial ekonomi.
Media elektronika sebagai akibat dari perkembangan teknologi, mendapat tempat
dan perhatian yang cukup besar bagi para peserta didik dan besar pengaruhnya
terhadap perkembangan pendidikan. Penyampaian materi ajar yang tidak

1

2

bervariasi dapat menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang
diinginkan.
Media pembelajaran sebagai salah satu komponen dalam sistem
pendidikan memegang peranan penting dalam pengajaran terutama untuk
menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Hal ini sejalan
dengan pendapat Sadiman (1990) mengemukakan secara umum media
pembelajaran mempunyai kegunaan sebagai berikut: (1) memperluas penyajian
pesan agar tidak terlalu bersifat verbalisme (dalam bentuk kata-kata tertulis atau
lisan belaka); (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera; dan
(3) dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat
diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:
menimbulkan kegairahan belajar, memungkinkan interaksi yang lebih langsung
antara anak didik dan lingkungan dengan kenyataan, dan memungkinkan anak
didik belajar mandiri menurut kemampuan dan minatnya.
Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pengajaran sangat
beraneka ragam. Berdasarkan hasil penelitian para ahli ternyata media yang
beraneka ragam itu hampir semuanya bermanfaat. Dewasa ini pengembangan
media pembelajaran disesuaikan dengan kondisi pengajar dan peserta belajar,
terutama respon dan kebutuhan peserta pelajar. Peran media tidak hanya sebagai
alat bantu menyampaikan pesan pengajar kepada siswa saja akan tetapi media
pembelajaran diharapkan mampu menarik minat peserta belajar untuk mau
memahami lebih jauh tentang isi materiyang disampaikan oleh guru atau pengajar.

3

Rusman (2011) menyatakan bahwa 75% pengetahuan diperoleh melalui
indera penglihatan, 13% indera pendengaran, 6% indra sentuhan dan 6% indra
penciuman. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa pengetahuan akan lebih
dapat diterima oleh indra penglihatan dan indra pendengaran. Maka dengan
memanfaatkan media video pengetahuan yang disampaikan dalam proses
pembelajaran bisa diterima dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Riyana
(2007) bahwa “pendekatan pembelajaran dengan menggunakan media video
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri sesuai dengan
percepatan pembelajaran masing-masing. Video sebagai alat atau sarana
pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi
yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan”.
Sekarang ini, banyak video yang beredar di dunia internet untuk suatu
pembelajaran perangkat lunak yang bisa dijalankan di dalam komputer. Dengan
memanfaatkan video tersebut belajar segala sesuatu yang berkaitan dengan
komputer akan dirasakan lebih mudah. Video yang banyak di dalam dunia internet
banyak memanfaatkan software perekam aktivitas di desktop, dimana salah satu
software perekam aktivitas di desktop tersebut adalah Camtasia Studio. Dengan
pemanfaatan software tersebut seseorang dapat langsung membuat suatu video
tutorial sendiri tanpa membutuhkan alat atau media video. Video yang
memanfaatkan software Camtasia Studio tentunya sudah cukup banyak terdapat di
dunia maya. Namun, pemanfaatan video tersebut masih jarang digunakan dalam
proses pembelajaran. Di kelas pada umumnya materi disampaikan secara verbal

4

dan siswa memahami dari bentuk visual baik yang digambarkan oleh guru
maupun dari buku. Maka dalam usaha untuk mempermudah mengenalkan bentuk
konsep pada siswa yang masih sulit untuk berpikir abstrak maka harus dibantu
dengan memanfaatkan media video camtasia sebagai salah satu media audiovisual.
Salah satu sumberdaya pesisir yang penting adalah ekosistem mangrove,
yang mempunyai fungsi ekonomi dan ekologi. Hutan mangrove dengan hamparan
rawanya dapat menyaring dan menetralkan senyawa kimiawi beracun tertentu
sebelum terdedah ke perairan bebas. Disisi lain, hutan mangrove dapat menjadi
bangunan alami yang meredam gempuran ombak yang mengikis pantai. Hutan
mangrove juga menjadi tempat hidup berbagai jenis makhluk hidup serta daerah
asuhan bagi jenis-jenis ikan tertentu dari asosiasi habitat sekitarnya seperti padang
lamun dan terumbu karang. Namun pada kenyataannya hampir setengah dari
ekosistem mangrove telah ditebang atau dikonversi menjadi tambak ikan dan
udang, dalam dua dasawarsa terakhir ini pemanfaatan telah mengabaikan fungsi
ekologi penting dari mangrove (Arief, 2003).
Luas hutan mangrove di Sumatera Utara adalah sekitar 98.340 Ha yang
tersebar di beberapa kecamatan dan desa yang memiliki hutan mangrove
(Kusmana, 2005). Desa Kampung Nelayan, yang merupakan salah satu desa yang
memiliki kawasan yang luas dan berada dekat dengan pelabuhan kapal Belawan,
terletak dikawasan Kabupaten Deliserdang Pantai Timur Sumatera, Sumatera
Utara. Desa ini teridentifikasi memiliki kawasan lahan hutan mangrove terbesar di
sepanjang Pantai Timur Sumatera. Ekosistem mangrove adalah tipe hutan yang

5

khas terdapat di sepanjang pantaiatau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang
surut air laut. Mangrove tumbuh pada pantai-pantai yang terlindung atau pantaipantai yang datar,biasanya di sepanjang sisi pulau yang terlindung dari angin atau
di belakang terumbu karang di lepas pantai yang terlindung (Nontji, 1987;
Nybakken, 1992).
Ekosistem hutan mangrove bersifat kompleks dan dinamis, namun labil.
Dikatakan kompleks karena ekosistemnya di samping dipenuhi oleh vegetasi
mangrove, juga merupakan habitat berbagai satwa dan biota perairan. Jenis tanah
yang berada dibawahnya termasuk tanah perkembangan muda (salineyoung soil)
yang mempunyai kandungan liat yang tinggi dengan nilai kejenuhan basa dan
kapasitas tukar kation yang tinggi. Kandungan bahan organik, total nitrogen, dan
ammonium termasuk kategori sedang pada bagian yang dekat laut dan tinggi pada
bagian arah daratan (Kusmana, 2005).
Hutan mangrove mempunyai tajuk yang rata dan rapat serta memiliki jenis
pohon yang selalu berdaun. Keadaan lingkungan di mana hutan mangrove
tumbuh, mempunyai faktor-faktor yang ekstrim seperti salinitas air tanah dan
tanahnya tergenang air terus menerus. Meskipun mangrove toleran terhadap tanah
bergaram (halophytes), namun mangrove lebih bersifat facultative daripada
bersifat obligat karena dapat tumbuh dengan baik di air tawar. Hal ini terlihat pada
jenis Bruguiera sexangula, Bruguiera gymnorrhiza, dan Sonneratia caseolaris
yang tumbuh, berbuah dan berkecambah di Kebun Raya Bogor dan hadirnya
mangrove di sepanjang tepi sungai Kapuas, sampai ke pedalaman sejauh lebih 200
km di Kalimantan Barat.

6

Mangrove juga berbeda dari hutan darat, dalam hal ini jenis-jenis
mangrove tertentu tumbuh menggerombol di tempat yang sangat luas. Disamping
Rhizophora spp., jenis penyusun utama mangrove lainnya dapat tumbuh secara
"coppice”. Asosiasi hutan mangrove selain terdiri dari sejumlah jenis yang toleran
terhadap air asin dan lingkungan lumpur, bahkan juga dapat berasosiasi dengan
hutan air payau di bagian hulunya yang hampir seluruhnya terdiri atas tegakan
nipah Nypa fruticans. Flora mangrove terdiri atas pohon, epipit, liana, alga,
bakteri, dan fungi. Menurut Hutching dan Saenger (1987) telah diketahui lebih
dari 20 famili flora mangrove dunia yang terdiri dari 30 genus dan lebih kurang 80
spesies. Sedangkan jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan di hutan mangrove
Indonesia adalah sekitar 89 jenis, yang terdiri atas 35 jenis pohon, 5 jenis terna, 9
jenis perdu, 9 jenis liana, 29 jenis epifit, dan 2 jenis parasit (Soemodihardjo et al,
1991).
Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan
memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran
siswa. lingkungan dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar. Menurut
Sanaky (2009) “benda asli merupakan alat yang paling efektif untuk
mengikutsertakan berbagai indera dalam belajar”. Benda asli memiliki karakter
yang masih orisinil, baik dalam segi ukuran besar dan kecil, berat, warna, dan
kadang-kadang disertai dengan gerak, bunyi, dan bau. Sehingga benda asli adalah
benda dalam keadaan sebenarnya dan seutuhnya. Dengan dasar tersebut,
penggunaan benda asli yaitu benda-benda nyata atau makhluk hidup (real life
materials) dalam pembelajaran adalah hal yang paling baik, karena dalam melihat

7

benda-benda asli tersebut tentu memiliki ukuran, suara, gerakan, permukaan,
bobot badan, dan lain-lain.
Terkait dengan materi Biologi di tingkat Sekolah Menengah Pertama,
sejalan dengan kemajuan teknologi media pembelajaran dan mengingat Ekosistem
merupakan salah satu topik materi pelajaran Biologi, maka perlu diadakan
penelitian terhadap pengembangan media pembelajaran Camtasia berbasis ekologi
pada ekosistem mangrove. Dari uraian diatas dapat dinyatakan bahwa Ekosistem
mangrove merupakan salah satu sumber objek media pembelajaran Biologi. Maka
dapat dilakukan penelitian pengembangan media pembelajaran camtasia berbasis
ekologi pada ekosistem mangrove sebagai bahan pembelajaran biologi bagi siswa
SMP.

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dikemukakan beberapa
permasalahan, yaitu:
1. Masih sangat terbatasnya penelitian tentang media pembelajaran mengenai
materi ekosistem mangrove yang berpengaruh terhadap lingkungan.
2. Adanya peralihan fungsi lahan di pesisir pantai belawan Sumatera Utara, yang
menyebabkan lahan mangrove berubah fungsi menjadi tambak udang, ikan,
dan kepiting yang menyebabkan ekosistem mangrove menjadi hilang.
3. Belum banyak penelitian mengenai ekosistem mangrove di pantai Belawan
Sumatera Utara.

8

4. Belum adanya media pembelajaran camtasia bagi siswa SMP kelas VII
mengenai ekosistem mangrove sebagai bahan ajar pada materi Ekosistem.

1.3. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah penelitian ini dibatasi pada media pembelajaran
berbasis camtasia pada pokok materi ekosistem mangrove untuk siswa SMP kelas
VII di SMP Negeri 44 Belawan Medan.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian diatas, maka perumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembuatan media pembelajaran ekologi berbasis camtasia
pada ekosistem mangrove?
2. Seberapa layakkah media pembelajaran ekologi berbasis camtasia untuk
digunakan sebagai media pembelajaran di SMP Negeri 44 Belawan Medan?

1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah mendapatkan
informasi untuk mengetahui:
1. Proses pembuatan media pembelajaran ekologi berbasis camtasia pada
ekosistem mangrove.
2. Kelayakan media pembelajaran ekologi berbasis camtasia untuk digunakan
sebagai media pembelajaran di SMP Negeri 44 Belawan Medan.

9

1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan
pada umumnya dan pembelajaran biologi pada khususnya baik secara teoritis
maupun praktis. Manfaat penelitian secara teoritis: (1) sebagai informasi kepada
peneliti dan pendidik tentang ekosistem mangrove yang ada di muara sungai Dua
Bagandeli Kampung Nelayan Belawan Medan; dan (2) hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang positif bagi pendidikan
serta memberikan manfaat sebagai salah satu bagian dalam usaha peningkatan
proses pembelajaran.
Manfaat penelitian ini secara praktis: (1) hasil penelitian ini diharapkan
memberikan masukan bagi guru, khususnya bagi guru bidang studi biologi dalam
penggunaan media pembelajaran terhadap hasil belajar dan motivasi belajar
siswa; (2) sebagai bahan informasi bagi tenaga kependidikan dalam penyediaan
media pembelajaran; dan (3) hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran yang positif bagi pendidikan serta memberikan manfaat
sebagai salah satu bagian dalam usaha peningkatan proses pembelajaran.

80

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1. Simpulan
Berdasarkan penilaian siswa dan persepsi guru tentang video ekosistem
mangrove yang dikembangkan menggunakan software camtasia diperoleh bahwa
media pembelajaran ini sangat baik digunakan untuk siswa SMP Kelas VII dalam
mempelajari mata pelajaran biologi materi ekosistem. Dimana diperoleh hasil
penelitian ini bahwa: (1) data hasil penilaian siswa terhadap penggunaan media
camtasia diperoleh data nilai rata-rata aspek penilaian media camtasia, yaitu:
(1) efek strategi pembelajaran = 3,36 ± 0,39 ( X ±SD); (2) komunikasi = 3,54 ±
0,35; dan (3) desain teknis = 3,24 ± 0,38; dan (2) data hasil persepsi guru terhadap
media camtasia diperoleh data nilai rata-rata indikator penilaian media camtasia,
yaitu: (1) judul = 4,00; (2) materi/isi = 3,67; (3) tujuan pembelajaran = 4,00;
(4) penyajian = 3,67; (5) musik = 3,67; (6) narasi/suara = 4,00; (7) visual/gambar
= 3,67; dan (8) narasi program media = 3,67. Dengan demikian secara
keseluruhan pada rata-rata tiap-tiap indikator penilaian guru terhadap media
camtasia maka media pembelajaran ekosistem mangrove berbasis camtasia
dengan kategori sangat baik dan layak digunakan untuk siswa SMP Kelas VII
dalam mempelajari mata pelajaran biologi pada materi ekosistem.

81

5.2. Implikasi
Hasil penelitan ini berimplikasi bahwa pembelajaran yang menggunakan
media pembelajaran video eksosistem mangrove dapat digunakan sebagai bahan
pembelajaran biologi bagi siswa SMP Kelas VII. Media video pembelajaran ini
dapat dijadikan sarana belajar bagi siswa dan gurudalam proses pembelajaran di
dalam kelas karena materi dalam video ini telah disusun sesuai dengan silabus dan
telah divalidasi oleh ahli materi.
Media video pembelajaran eksosistem mangrove ini juga berkaitan dengan
cara mencari tahu dan memahami alam secara sistematis, sehingga siswa dapat
memahami kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep dan prinsip dalam
pembelajaran biologi dengan baik.

5.3. Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak
lanjut penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Melalui penggunaan media pembelajaran multimedia berbasis camtasia yang
baik dan tepat dapat memberikan ketertarikan siswa terhadap belajar biologi
di dalam kelas.
2. Pemilihan media pembelajaran yang baik dan tepat dapat memberikan
alternatif sarana yang baik dalam menyampaikan informasi atau pesan-pesan
yang bertujuan instruksional pada materi pembelajaran yang dapat
meningkatkan hasil belajar biologi siswa menjadi lebih baik di dalam kelas.

82

3. Menyarankan pada peneliti berikutnya untuk pengembangan penelitian
mengenai media pembelajaran multimedia berbasis camtasia ini sebagai
sarana yang bermanfaat dalam informasi khasanah ilmu pengetahuan pada
dunia pendidikan khususnya pengembangan media pembelajaran kepada para
siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Adel, M. 2001. Bacterial Decomposition of Avicennia marina Leaf Litter. Journal
of Biological Science. 8(2): 717-719.
Adel, M. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: BumiAksara.
Aksornkoae, S. 1993. Ecology and Management of Mangrove. Bangkok: IUCN.
Amarashinge, M. D. dan Balasubramanian. 1992. Net Primary Productivity of
Two Mangrove Forest Stand on the Northwestern Coast of Srilanka.
Halaman: 41-47 in Developments in Hydrobiology: The Ecology of
Mangrove and Related Ecosystem. Netherland: Kluwets Academic
Publisher.
Andrew, P. 1990. The Birds of Indonesia. A checkist (Peters Squence). Indonesian
Ornithological Society. Jakarta.
Anonim. 1992. Hutan Bakau di Indonesia. Jakarta: Departemen Kehutanan.
Anonim. 1997. Strategi Nasional Pengelolaan Kawasan Mangrove di Indonesia.
Jakarta: Departemen Kehutanan.
Anonim. 2009. Deskripsi Hutan Mangrove. Sistem Informasi Ekologi LautTropis.
[email protected]
Arief, A. 2003. Hutan Mangrove. Yogyakarta: Kanisius.
Arif

S. 2003. Media Pendidikan (Pengertian
Pemafaatannya). Jakarta: Rajawali.

Pengembangan

dan

Arifin, Zaenal. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arsyad, A. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Baehaqie, A., dan Indrawan. 1993. Hutan Mangrove, Lahan Basah yang Kaya
Raya. dalam Warta Konservasi Lahan Basah. 2(1): 5-7.
Ballen, S.V. 1988. The Terrestrial Mangroves Birds of Java. Dalam Simposium
on Mangrove Management: Its Ecological and Economic Consideration.
Bogor.
Baltzer, M. 1990. A Report on The Wetland Avifauna of South Sulawesi. Kukila,
5(1): 27-55

83

84

Bengen, D. G. 2001. Sinopsis Ekosistem dan Sumber daya Alam Pesisir dan Laut.
Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan. Bogor: IPB.
Bengen, D.G. 2004. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut serta
Prinsip Pengelolaannya. PKSPL-IPB. Bogor.
Bibby, C., Martin, J. & M. Stuart. 2000. Survei Burung, Teknik-teknik Ekspedisi
Lapangan. Bogor: Bird Life International Indonesia Programme.
Dahuri R, J. Rais, S.P.Ginting dan M.J. Sitepu. 1996. Pengelolaan Sumberdaya
Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta: P.T. Saptodadi
Danielsen, F. dan W. Verheguet. 1989. Integrating Conservation With Land-use
Planning in The Coastal Region of South Sumatera. PHPA, AWB, PPLHUNSRI and the Danish Ornithological Society, Bogor, Indonesia, 210 hal.
Darsono, M. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Pendekatan Kontekstual. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Dimyati dan Mujiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S. B. 2000. Psikologi Belajar. Banjarmasin: Reineka Cipta.
Erftemeijer, P., G. Allen dan Zuwendra. 1991. Preliminary Resource Inventory of
Bintuni Bay and Recommendations for Conservation and Management.
PHPA/AWB. Bogor. Indonesia.
Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Frazier, S. 1992. Tiger Data in Wetland Data Base and a Recommendation to
Encahance the Chances of Tiger Survival. Lokakarya Harimau Sumatera,
Padang, West Sumatera. Indonesia. 22-26 November 1992.
Giesen, W. 1991. Checklist of Indonesian Fresh Water Aquatic Herbs.
PHPA/AWB Sumatra Wetland Project Report No. 27. Jakarta: Asian
Wetland Bureau-Indonesia.
Hamalik, O. 2001. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Hanafiah, K.A., Napoleon, A. & N. Ghofar. 2005. Biologi Tanah: Ekologi &
Makrobiologi Tanah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Harjanto. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hoove, W. V. 1996. Ensiklopedi Indonesia Seri Fauna Burung. Jakarta: Ichtiar
Baru Van Hoove.

85

Huda, N. 2008. Strategi KebijakanPengelolaan Mangrove Berkelanjutan di
Wilayah Pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur Jambi. Program Pasca
Sarjana. Semarang: Universitas Diponegoro.
Hutchings, P. dan Saenger, P. 1987. Ecology of Mangrove Aust, Eco. Series.
University of Queensland Press St. Lucia, Quesland.
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara.
Kartawinata, K. dan Waluyo. 1979. Status Pengetahuan Hutan Bakau di
Indonesia. Prosiding Seminar Ekosistem Hutan Mangrove. Jakarta: MAP
LON LIPI.
Kimball, J.W. 1987. Biologi. Jilid.1.Jakarta : Erlangga.
Krebs, C. J. 1989. Ecological Methodology. New York: Harper & Row
Publishers.
Kusmana, C. 2005. Tehnik Rehabilitasi Mangrove. Bogor: Fakultas Kehutanan.
IPB.
Lewis, T. & R. Taylor. 1976. Introduction to Experimental Ecology. London:
Academic Press.
Ludwig, J. A & Reynolds, J. F. 1988. Statistical Ecology: A Primer on Methods
and Computing. New York: John Wiley & Sons.
Magurran, A. E. 1988. Ecological Diversity and Its Measurement. London:
Chapman and Hall.
Nasution. 1999. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Jakarta. Penerbit Djambatan.
Noor, Y.R., M. Khazali, dan IN.N. Suryadiputra. 1999. Panduan Pengenalan
Mangrove di Indonesia. Wetlands International-Indonesia Programme.
Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Alih bahasa oleh
M. Eidman., Koesoebiono., D.G. Bengen., M. Hutomo., S. Sukardjo.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Onrizal dan C. Kusmana. 2004. Buku Ajar Ekologi dan Manajemen Mangrove.
Bogor: Fakultas Kehutanan IPB.
Rochana, Erna. 2009. Ekosistem Mangrove dan Pengelolaannya di Indonesia.
Sumber:http://www.freewebs.com/irwantomangrove/mangrovekelola.pdf.
Diakses tanggal 06 Juni 2012.

86

Riyadi, A. S. 2011. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer
Untuk Mata Diklat Mengoperasikan Mesin CNC Dasar di SMK Negeri 2
Depok Sleman Yogyakarta. Prodi Pendidikan Teknik, Fakultas Teknik,
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Riyana, C. 2007. Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta: Program P3AI.
UPI.
Romimoharto, K dan S. Juwana. 1999. Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan Tentang
Biota Laut. Jakarta: Puslitbang Osenologi-LIPI.
Rusila N, Y., Khazali, M., dan Suryadiputra, I. N. N. 1999. Panduan Pengenalan
Mangrove di Indonesia. Bogor: PHKA/WI-IP.
Sadiman, A. 1990. Media Pendidikan, Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatan. Jakarta: Rajawali.
Saenger, P., E.J. Hegerl, and J.D.S Davie. 1983. Global status of mangrove
ecosystems. The Environmentalist 3: 1-88. Also cited as: IUCN. 1983.
Global Status of Mangrove Ecosystems. Gland: International Union for the
Conservation of Nature and Natural Resources.
Sanaky, Hujar. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press.
Santoso, N. 2000. Pola Pengawasan Ekosistem Mangrove. Makalah disampaikan
pada Lokakarya Nasional Pengembangan Sistem Pengawasan Ekosistem
Laut Tahun 2000. Jakarta.
Sardiman, A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali Pers.
Setyawan, A.D., A. Susilowati dan Wiryanto. 2002. Habitat reliks vegetasi
mangrove di pantai selatan Jawa. Biodiversitas 3 (2): 242-256.
Silalahi, Ulber (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Silitonga, L.L., dan Situmorang, M., 2009. Efektifitas Media Audiovisual
Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Pengajaran Sistem
Koloid, Jurnal Pendidikan kimia 1(1): 1-9
Soemodihardjo, S., Hardjowigeno, S., Ongkosongo dan Sudomo, M. 1991.
Prosiding Seminar IV Ekosistem Mangrove di Bandar Lampung. Jakarta:
LIPI. 7-9 Agustus 1991.
Soemodihardjo, S., dan Soeroyo. 1988. Komunitas Mangrove di Pulau Kangean.
Oseana 14: 114-121.
Sudjana, N., & Rivai, A. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.

87

Sudjana, N. 1991. Teori-teori Belajar untuk Pengajaran. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Subagyo, P. J. 1997. Metode Penelitian dalamTeori dan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Supriharyono. 2000. Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang. Jakarta: Penerbit
Djambatan.
Sutjiono, T. W. A. 2005. Pendayagunaan Media Pembelajaran. Jurnal Pendidikan
Penabur, 4(4): 1-5.
Sutopo, H. 2009. Pengembangan Model Pembelajaran Pembuatan Aplikasi
Multimedia Khususnya Puzzle Game pada Mata Kuliah Multimedia.
Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pasca Sarjana. Jakarta
Universitas Negeri Jakarta.
Thoha H. 2007. Kelimpahan Plankton di Ekosistem Perairan Teluk Gilimanuk,
Taman Nasional, Bali Barat. Jurnal Makara, Sains, 11(1): 44-48.
Tomlinson, C.B. 1986. The Botany of Mangroves. Cambridge: Cambridge
University Press.
Verheugt, W., A. Purwoko, F. Danielsen, H. Skov dan R. Kadarisman. 1991.
Integrating Mangrove and Swamp Forest Conservation with Coastal
Lowland Development; the Banyuasin Sembilang Swamps Case Study,
South Sumatera Province, Indonesia. Landscape and Urban Planning,
20(1): 85-94.
Widodo, A. 2005. Analisis Pembelajaan Biologi dengan Menggunakan Video.
Paper disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan IPA III Himpunan
Sarjana dan Pemerhati Pendidikan IPA Indonesia, 22-23 Juli 2005,
Bandung.
Zieren, M, Y. Rusila Noor, M. Baltzer and N. Saleh. 1990. Wetlands of Sumba,
East Nusa Tenggara. PHPA/AWB. Bogor.

Dokumen yang terkait

Media Pembelajaran Biologi Materi Evolus

0 8 69

PENGEMBANGAN VIDEO EKOSISTEM MANGROVE MUARA SUNGAI DUA DAN YAGASU DELI SERDANG SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN BIOLOGI SMA.

0 1 26

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN Peningkatan Hasil Belajar Biologi pada Materi Ekosistem Melalui Strategi Pembelajaran Make A Match pada Siswa Kelas VII A SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Tahun Pelajaran

0 2 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN Peningkatan Hasil Belajar Biologi pada Materi Ekosistem Melalui Strategi Pembelajaran Make A Match pada Siswa Kelas VII A SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Tahun Pelajaran

0 1 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN Peningkatan Hasil Belajar Biologi Pada Materi Ekosistem Melalui Strategi Pembelajaran Out Door Pada Siswa Kelas VIIB SMP Al – Islam Kartasura Tahun 2011/2012.

0 2 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN Peningkatan Hasil Belajar Biologi Pada Materi Ekosistem Melalui Strategi Pembelajaran Out Door Pada Siswa Kelas VIIB SMP Al – Islam Kartasura Tahun 2011/2012.

0 1 14

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CROSSWORD PUZZLE PADA MATERI EKOSISTEM Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle Pada Materi Ekosistem Dengan Media Power Point Siswa Kel

0 1 14

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CROSSWORD PUZZLE PADA MATERI EKOSISTEM Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle Pada Materi Ekosistem Dengan Media Power Point Siswa Kel

0 2 15

ABSTRAK) PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN EKOSISTEM MANGROVE SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA PADA MATERI EKOSISTEM.

0 0 2

PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN EKOSISTEM MANGROVE SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA PADA MATERI EKOSISTEM.

1 4 136