Media Pembelajaran Biologi Materi Evolus

(1)

Museum Manusia Purba Sangiran

The Homeland of Java Man

Disusun oleh :

Mahasiswa Pendidikan

Biologi

Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

2015

1


(2)

Museum Sangiran


(3)

AHLI TEORI EVOLUSI

Thomas Huxley (1825-1895)

Menerbitkan buku berjudul Man’s

Place In Nature yang menjelaskan

Teori Darwin berdasarkan bukti

tambahan yang sangat mendukung

dengan cara sederhana sehingga mudah

dipahami setiap orang.

Ernst Haeckle (1834-1919)

Menyatakan bahwa proses evolusi tercermin

dari perkembangan janin, yang berasal dari satu sel berkembang menjadi makhluk yang hampir utuh. ia menggambarkan “Matarantai yang Hilang” sebagai manusia mirip kera yang belum berbahasa atau Pithecanthropus alalus. Istilah ini kemudian digunakan oleh Eugene dubois yang yakin telah menemukan fosil “Matarantai yang Hilang” di Trinil, Jawa Timur.


(4)

Gregor J. Mendel (1822-1884)

Ia menyimpulkan keragaman fauna dan flora

disebabkan perubahan unsur penentu keturunan yang

ia sebut gene. Unsur ini biasanya ada berpasangan

dalam sel. Tetapi pada sel-sel, untuk penentu

keturunan. Kedua unsur ini terpisah. Pendapat ini

dikenal sebagai Hukum Pemisahan Mendel (Hukum

Segregasi).

Dalam proses perkawinan, unsur gene yang berbeda

tidak akan lebih menjadi satu. Tetapi bertukar ciri

saja, sehingga menghasilkan variasi makhluk yang

baru. Prinsip ini menjadi hokum kedua Mendel yang

disebut Hukum Keragaman Bebas (Independent

Assortment) karena prinsip ini terjadi keberagaman

makhluk hidup di dunia.


(5)

M u s e u m 

Purbakala 

Sangiran

Museum Purbakala Sangiran adalah museum arkeologi yang terletak di Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Museum ini berdekatan dengan area situs fosil purbakala Sangiran yang merupakan salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO. Situs ini merupakan situs fosil manusia purba paling lengkap di dunia. Ada puluhan ribu fosil dari zaman Pleistosen (kurang lebih dua juta tahun lalu) di Kubah Sangiran ini. Hingga saat ini telah ditemukan lebih dari 13.685 fosil; 2.931 fosil ada di Museum Sangiran, sisanya disimpan di gudang penyimpanan (sragen.go.id). Luas situs Sangiran mencapai 56 km2 yang meliputi tiga kecamatan di Kabupaten Sragen (Kecamatan Gemolong, Kalijambe, dan Plupuh) serta satu kecamatan di Kabupaten Karanganyar, yaitu Gondangrejo.


(6)

G E O L O G I

Sangiran

Kawasan sangiran merupakan suatu kubah yang mana perlapisan batuan di bagian tengah berada di atas sebagai puncak, sedangkan sisi-sisi lainnya memiliki kemiringan ke arah luar. Kubah ini memiliki bentuk memanjang dari arah utara timur laut menuju selatan barat daya. Kubah ini diperkirakan terbentuk 0,5 juta tahun yang lalu yang dilihat dari formasi batuan termuda yang ikut terlipat atau termiringkan pada saat terkena gaya endogen. Berbagai pendapat para ahli bermunculan mengenai asal-usul kubah ini, salah satunya oleh Van Bemmelem pada tahun 1949 yang mengatakan bahwa kubah ini terbentuk sebagai akibat tenaga endogen yakni gaya kompresif yang berhubungan dengan proses vulkano-tektonik sebagai akibat longsornya Gunung Lawu tua. Sementara Van Gorsel pada tahun 1987 berpendapat bahwa kubah ini terbentuk akibat proses pembentukan gunung api yang baru mulai, pendapat lain mengenai asal-usul terbentuknya kubah ini seperti akibat adanya struktur diapit dan adanya struktur lipatan yang disebabkan oleh proses wrencing.


(7)

Sangiran di masa lalu

Berupa lautan terbuka. Wilayah pegunungan kapur kendeng sudah mulai terangkat. Akibat benturan lempeng indo-Australia dengan Eurasia membuat sangiran menjadi lautan dangkal dan terbentuk hutan bakau. Membentuk Formasi Kalibeng: lapisan marla pasiran di bagian bawah dan lempeng kebiruan di atas

2.4 juta tahun yang

lalu

Sangiran sudah menjadi daratan akibat aktivitas vulkanik dan material yang dikeluarkannya. Hutan bakau bergeser ke utara dan menyisakan rawa belakang (Back swamp) dengan endapan lempung hitam. Disebut dengan Formasi Pucangan

Rawa belakang meluas mendesak hutan bakau di utara. Pegunungan Kending semakin terangkat dan mengalami erosi menyebabkan material kapurnya memenuhi selat dan laut dangkal antara Sangran dengan Pegunungan Kending. Terbentuk lapisan aglomerat kapur (Grenzbank). Kemudian Sangiran bergabung dengan Pegunungan Kending menjadi daratan (0.9 juta tahun lampau) dan manusia purba sudah eksis di Sangiran waktu itu.

1.7 juta tahun yang lalu 1.1 juta tahun yang lalu


(8)

GEOLOGI SANGIRAN

• Kawasan sangiran tersusun oleh batuan yang berumur pleistosen dengan morfologi berupa daerah berbukit-bukit rendah yang mana dijumpai singkapan endapan laut dangkal, endapan rawa, endapan sungai, dan endapan vulkanis rombakan seperti endapan lahar dan endapan tuff.

• Disamping itu terdapat adanya endapan mud volcano yang mengandung exotic block batuan yang berumur eosen dan batuan metamorf sebagai basement batuan. Endapan mud volcano ini terletak dekat dengan pusat kubah, selatan desa Sangiran yang terbentuk akibat adanya sesar yang memotong jurus perlapisan, membentuk pola radial dari pusat kubah, semakin ke arah pusat semakin banyak dijumpai sesar naik dan sesar turun, dan akibatnya terjadi retakan yang sangat dalam yang memotong perlapisan tua yang bersifat lapuk, karena tersedia celah, maka batuan tersebut mencuat sebagai mud volcano.


(9)

– Kawasan

sangiran

merupakan suatu kubah

yang mana perlapisan

batuan di bagian tengah

berada di atas sebagai

puncak, sedangkan

sisi-sisi

lainnya

memiliki

kemiringan ke arah luar.

Kubah ini memiliki bentuk

memanjang dari arah

utara timur laut menuju

selatan barat daya.

G E O L O G I

Sangiran


(10)

Pada saat ini sangiran dikenal dengan

kubah sangiran (sangiran dome), namun

struktur tersebut sudah tidak terlihat akibat

adanya erosi dari sungai di bagian utara

dan bagian selatan, yakni sungai Brangkal

dan sungai cemoro yang keduanya

memotong

kubah

secara

anteseden

dengan arah aliran dari barat ke timur.

G E O L O G I

Sangiran


(11)

KAWASAN SANGIRAN 

TERSUSUN ATAS : 

BATUAN BERUMUR PLEISTOSEN

Batuan-batuan

ini

memiliki

morfologi

sebagai :

1. Endapan laut dangkal

2. Endapan rawa

3. Endapan sungai

4. Endapan vulkanis rombakan seperti

endapan lahar dan endapan tuff


(12)

FOSIL YANG DITEMUKAN 

50% dari temuan fosil di dunia

dan

65%

dari

temuan

di

Indonesia. Untuk jenis hominid

purba yang diduga sebagai asal

evolusi

manusia,

Sangiran


(13)

EMPAT FORMASI BATUAN 

PADA SANGIRAN :

1.Formasi Kalibeng

2.Formasi Pucangan

3.Formasi Kabuh


(14)

KOLEKSI MUSEUM 

SANGIRAN 

– Koleksi fosil manusia :

1. Australopithecus africanus

2. Pithecanthropus mojokertensis (Pithecantropus

robustus)

3. Meganthropus palaeojavanicus

4. Pithecanthropus erectus

5. Homo soloensis

6. Homo neanderthal Eropa

7. Homo neanderthal Asia

8. Homo sapiens


(15)

– Koleksi fosil hewan bertulang

belakang :

1. Elephas namadicus (gajah)

2. Stegodon trigonocephalus (gajah)

3. Mastodon sp (gajah)

4. Bubalus palaeokarabau (kerbau)

5. Felis palaeojavanica (harimau)

6. Sus sp (babi)

7. Rhinocerus sondaicus (badak)

8. Bovidae (sapi, banteng)

9. Cervus sp (rusa dan domba)

10. Crocodillus sp (buaya)

11. Ikan dan kepiting

12. Gigi ikan hiu

13. Hippopotamus sp. (Kuda nil),

K

O

L

E

K

SI

 M

U

SE

U

M

 

SA

N

G

IR

A

N

 


(16)

K

O

L

E

K

SI

 M

U

SE

U

M

 

SA

N

G

IR

A

N

 

– Koleksi hewan air :

1. Mollusca (kelas Pelecypoda dan

Gastropoda )

2. Chelonia sp (kura-kura)

3. Foraminifera.

– Koleksi batu-batuan :

1. meteorit/taktit

2. Kalesdon

3. Diatome

– Koleksi fosil alat bantu dari batu :

1. serpih dan bilah

2. serut dan gurdi

3. kapak persegi

4. bola batu


(17)

Evolusi Tengkorak Manusia

Ramapithecus

Ramapithecus

adalah primate

paling purba dengan tinggi

tidak

lebih dari 1 meter. Temuan

beberapa gigi serta sejumlah

kapingan rahang atas dan

bawah


(18)

Australopithecus

africanus

Selain memakan tumbuhan

dan buah, Australopithecus

africanus

juga

telah

menjadi pemakan daging

sehingga

mereka

merupakan

spesies

pertama yang melakukan

perburuan binatang besar.

Temuan tulang binatang

yang berasosiasi langsung

dengan

fosil

Australopithecus

membuktikan hal tersebut

Evolusi Tengkorak Manusia


(19)

Australopithecus boisei dan Australopithecus robustus

Australopithecus boisei

dan

Australopithecus robustus

adalah dua jenis

Australopithecus

bertipe kekar dan ramping.ini merupakan penyesuaian

terhadap makanan yang berbeda Tipe kekar diperkirakan sebagai

vegetarian sejati yang menggantungkan makanan sepenuhnya kepada

tumbuh-tumbuhan dan daun-daunan keras yang memerlukan komponen

penghancur dan penggiling yang kuat. Ciri menonjol adalah bagian

tengah atap tengkorak ditemukan igir


(20)

Homo habilis

 

Homo habilis

merupakan

manusia purba pertama

yang

memiliki

kebudayaan.

Mereka

mampu

menciptakan

alat-alat

bantu dengan teknologi

sederhana

di

lembah

Olduvai.

Kebudayaan mereka

dikenal dengan

kebudayaan Oldowan


(21)

Homo erectus

 

–  

Homo erectus adalah manusia penjelajah pertama di

dunia.

Homo erectus

mampu menyebar ke berbagai belahan

dunia dan beradaptasi dengan baik di iklim

Plestosen.

Selama 1,5 juta tahun telah terjadi 3 tingkat evolusi

Homo erectus

di Jawa.

Sangiran telah memberikan 2 bukti tahap evolusi

yang paling tua yaitu

Homo erectus arkaik

(1,5-1jt

tahun yang lalu) dan

Homo erectus

tipik.

Satu tingkatan lebih muda yaitu

Homo erectus

progessif

yang ditemukan di luar Sangiran yaitu di

Ngandong (Blora) dan Selopuro (Ngawi).


(22)

Cro­Magnon

– Manusia

Cro-Magnon

adalah seniman

ulung

pertama,

meninggalkan

warisan kaya dalam bentuk lukisan

gua, pahatan dan patung ukir.

– Manusia

Cro-Magnon

merupakan

sekelompok manusia pemburu dan

peramu

yang

kemungkinan

memasuki

Eropa

dari

Timur Tengah

d

an akhirnya menggantikan manusia

Neanderthal.

– Kelompok ini mengumpulkan

buah-buahan

dan

akar-akaran

serta

berburu hewan liar, mereka hidup di

dalam

gua-gua

dan

kemah

sederhana.

– Selain itu mereka juga sudah

membuat

perhiasaan,

mainan,

pakaian, tempat tinggal, perkakas

dan senjata untuk berburu.


(23)

Homo sapiens

Homo sapiens

berasal

dari Bahasa Latin yang

berarti "manusia yang tahu",

sebuah spesies primata dari

golongan

mamalia

yang

dilengkapi

otak

berkemampuan tinggi.

Homo

sapiens

merupakan manusia

purba modern yang memiliki

bentuk tubuh yang sama

dengan manusia sekarang.

Homo sapiens

disebut pula

manusia berbudaya karena

peradaban mereka cukup

tinggi dibandingkan dengan

manusia purba sebelumnya.

Diduga, mereka inilah yang

menjadi

nenek

moyang

bangsa-bangsa di dunia.

Fosil

Homo sapiens

di Indonesia ditemukan di Wajak, dekat Tulungagung, Jawa Timur, oleh Von Rietschoten pada tahun 1889. Fosil ini merupakan fosil pertama yang ditemukan di Indonesia, yang diberi nama Homo Wajakensis atau manusia dari Wajak. Fosil ini kemudian diteliti ulang oleh Eugene Dubois. Manusia purba ini memiliki tinggi badan 130-210 cm, berat badan 30-150 kg, dan volume otak 1350-1450 cc.

Homo Wajakensis

diperkirakan hidup antara 25.000 – 40.000 tahun yang lalu.

Homo

Wajakensis

memiliki persamaan dengan orang Australia purba (Austroloid).


(24)

(25)

Terdapat 3 jenis gajah yang pernah hidup di Sangiran

antara 1 juta hingga 200.000 tahun yang lalu yaitu

Mastodon, Stegodon dan Elephas

. Ciri fisik yang

membedakan ketiganya adalah tipe gigi dan bentuk

gadingnya.


(26)

3 Jenis Gajah

Mastodon

Jenis gajah paling primitif di Sangiran. Gigi geraham Mastodon

bertipe Bunodont.

Stegodon

Memiliki gading berbentuk membulat dan agak melengkung. Gigi

Stegodon bertipe brachyodont, jenis gigi yang sesuai untuk

melumat jenis dedaunan yang lembut.

Elephas

Merupakan jenis gajah paling modern. Bentuk gading Elephas

relatif lurus dan digunakan untuk menumbangkan pepohonan

yang akar dan cabangnya menjadi makanan. Gigi Elephas bertipe

hypsodont untuk mengunyah makanan yang keras.


(27)

– Buaya adalah reptil bertubuh besar yang hidup di air. Secara ilmiah, buaya meliputi seluruh spesies anggota suku Crocodylidae). Buaya berbeda dengan aligator, kaiman maupun gavial. Meskipun demikian kesemuanya masih kerabat yang berbeda suku. Buaya menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan lahan basah lain, tetapi ada pula yang hidup di air payau seperti buaya muara

– Buaya merupakan hewan purba, yang hanya sedikit berubah karena evolusi semenjak zaman dinosaurus.

– Koleksi fosil reptilia sangiran yakni Gavialidae dan Crocodylidae jenis family dari buaya Gavialidae yang ada di Sangiran adalah Gavialis bengawensis. Ukuran tubuhnya 3,5 –6,2 m dengan berat 159 – 181 kg. Sedangka familia Crocodylidae adalah Crocodylus sp., panjangnya mencapi 6,2 m dan berat lebih dari 1200 kg.


(28)

– Tubuh buaya yang "streamline" memungkinkan untuk berenang cepat.

Buaya melipat kakinya ke belakang melekat pada tubuhnya, untuk

mengurangi hambatan air dan memungkinkan menambah kecepatan

pada saat berenang. Jari-jari kaki belakangnya berselaput renang,

yang meskipun tak digunakan sebagai pendorong ketika berenang

cepat, selaput ini amat berguna ketika harus mendadak berbalik atau

melakukan gerakan tiba-tiba di air, atau untuk memulai berenang.

Kaki berselaput juga merupakan keuntungan ketika buaya perlu

bergerak atau berjalan di air dangkal. Sedangkan, saat di darat buaya

mampu berjalan cepat dengan jarak pendek.

– Tekanan gigitan buaya ini tak kurang dari 5.000 psi (pounds per

square inch; setara dengan 315 kg/cm²). Gigi-gigi buaya runcing dan

tajam, berguna untuk memegangi mangsanya. Otot-otot di sekitar

rahang berkembang sedemikian baik sehingga dapat mengatup

dengan amat kuat. Mulut yang telah mengatup demikian juga amat

sukar dibuka, serupa dengan gigitan tokek. Sebaliknya, otot-otot yang

berfungsi untuk membuka mulut buaya amat lemah. Cakar dan kuku

buaya kuat dan tajam, tetapi lehernya kaku sehingga buaya tidak

begitu mudah menyerang ke samping atau ke belakang.


(29)

B. Banteng purba 

Memiliki  tanduk  yang  relatif  pendek  dan  melengkung kedepan.

C. Rusa purba 

Memiliki tanduk bercabang (tanduk rangga) D. Kerbau purba 

Memiliki  tanduk  yang  panjang  dan  mengarah  ke  belakang

E. Badak purba

Hidup  sekitar  700.000  tahun  yang  lalu  dan  merupakan  mamalia  terberat  kedua  setelah  gajah  (berat sekitar 3,6 ton)

F. Harimau purba 

Hidup  500.000  tahun  silam  pada  saat  kondisi  sangiran berupa padang sabana yang luas

G. Babi purba 

Hidup  sekitar  700.000  tahun  yang  lalu  yang  mempunyai  moncong  yang  berfungsi  untuk  mencari makanan berupa tanaman dan serangga. H. Kayu purba


(30)

Homo erectus

Ditemukan tahun 1930 di Jawa oleh tim peneliti

Russel L Cionchon, paleoantropolohi Univ. Iowa

Terdapat 14 fosil homo erectus yang ditemukan di

Ngandong, Jateng

di duga Homo erectus hidup pada akhir masa ice

age bersamaan dengan homo sapiens dan homo

floresiensis

- Memiliki karakteristik :

tinggi 1,66-1,88 meter

hidup terisolasi


(31)

Rekam Jejak dan Kehidupan 

Homo erectus

– Berdasarkan penelitian, jumlah temuan fosil di Sangiran mewakili 65%

dari seluruh fosil di Indonesia dan 50% untuk seluruh dunia.

– Temuan fosil artefak yang banyak memudahkan dalam mengenali

kebudayaan pada masa itu.

– Homo erectus bukan manusia pertama (yang pertama Homo habilis di

Afrika). Homo erectus menjelajahi dunia seperti wilayah eropa dan asia.

Tidak hanya ke daerah sabana dan tropis, namun juga ke daerah

subtropics.

– Agar dapat menyeberangi lautan, mereka beradaptasi dan

mengembangkan teknologi pelayaran kuno, seperti penggunaan rakit

sederahana.

– Homo erectus di Indonesia dikenal sebagai penghuni kepulauan di

dunia. Jejaknya dapat diketahui seperti di kepulauan flores


(32)

Tipe ini

merupakan tipe yang

paling tua, ditemukan pada

lapisan lempung hitam Formasi

Pucangan dan grenzbank di

sangiran, serta pasir vulkanik di

utara Perning (Mojokerto). Tipe

ini menunjukkan tipe yang

paling arkaik dan kekar dengan

volume otak sekitar 870 cc

.

Homo Erectus

Arkaik


(33)

– Tipe ini lebih maju dibandingkan

dengan tipe arkaik, merupakan

bagian terbanyak dari Homo erectus

di

Indonesia,

sebagian

besar

ditemukan di Sangiran, dan lainnya

ditemukan

di

Trimil

(Ngawi),

Kedungbrubus (Madiun), patiayam

(Kudus), dan sejak tahun 2011

ditemukan pula di Semedo (Tegal).

Konstruksi

tengkoraknya

lebih

ramping, meskipun dahi masih

landai dan agak tonggos, Kapasitas

otak sekitar 1000 cc.

Homo Erectus

Typical


(34)

– Jenis progresif merupakan jenis

yang paling maju, sebagian

besar ditemukan pada endapan

alluvial di Ngandong (Blora),

Selopuro (Ngawi), dan pasa

endapan

vulkanik

di

Sambungmacan

(Sragen).

Volume otak sudah mencapai

1100 cc, dengan atap

tengkorak yang lebih tinggi

dan lebih membundar.

Homo Erectus

Progresif


(35)

Tahap­Tahap Perkembangan 

Evolusi Manusia Purba


(36)

Karakteristik 

dan kehidupan 

manusia purba

1. Volume otak

: Lebih kecil dari manusia

modern dengan pemikiran yang primitive.

2. Tempat

tinggal

:

Di

gua-gua

dan

pepohonan tinggi serta nomaden

3. Makanan

: Tumbuhan dan daging hewan

yang ada di alam

4. Perkakas

: Dari batu tak beraturan

(semakin lama menjadi semakin halus dan

efektif. Digunakan untuk berburu dan juga

untuk keperluan ritual agama.

5. Cara mengolah makanan

: Langsung

dari alam. Mengalami kemajuan ketika

sudah mengenal api.

6. Keterampilan

: Masa Neolitikum dapat

bercocok tanam, Masa Perunggu dapat

mengecor logam membuat alat seperti

arca, alat tajam, dan perhiasan.


(37)

Taha

Perk

emba

ngan 

Evol

usi 

Manu

sia 

Purb


(38)

Tahap Proconsul

Proconsul,

yakni kera

hidup sekitar 25-15 juta

tahun

yang

lalu.

Makhluk

ini

tidak

sepenuhnya

bersifat

kera, disebabkan pada

muka,

rahang,

gigi

geliginya terdapat ciri

yang ditafsirkan sebagai

ciri manusia.


(39)

Tahap Dryopithecus

Dryopithecusi,

yakni

kera raksasa yang hidup

sekitar 15-10 juta tahun

yan lalu. Dryopithecus

memiliki bentuk badan

yang cukup besar serta

sangat

gemar

mengembara

sehingga

menempati hutan tropis

yang sangat luas. 


(40)

Tahap Oreopithecus

Oreopithecus

merupakan salah satu

fosil kera yang terbaik.

Oreopithecus

diperkirakan memiliki

berat

30-35

kg,

memiliki

moncong

yang relatif pendek,

tulang hidung tinggi,

neurocranium kecil dan

bulat , bidang orbit

vertikal.


(41)

Tahap Ramapithecus

Ramapithecus,

yakni primata

paling

purba

yang

pada

umumnya dianggap sebagai

leluhur manusia. Hidup sekitar

15-10 juta tahun yang lalu.

Ukuranya jauh lebih kecil

daripada manusia sekarang,

yakni 0,9-1,2 meter dan

kapasitas tengkoraknya lebih

kurang 400 cc. Fosil dari

makhluk ini ditemukan pada

tahun

1930-an

di

bukit

Siwalak (Pakistan) oleh G.E.

Lewis dari Universitas Yale.


(42)

Tahap Australopithecus africanus

Australopithecus

africanus

merupakan tingkatan

keenam. Makhluk ini

ditemukan

oleh

Raymond Dart, pada

tahun 1924


(43)

Tahap Australopithecus robustus

Australopithecus

robustus

bertubuh lebih

langsing, berat badannya

kira-kira50

kg

dan

tingginya 1,2 meter.  


(44)

Tahap Australopithacus Boisei

Boisei

hidup di Afrika

timur,

dengan

ciri-ciri

badan tegap, muka dan

giginya khas lagi kokoh,

tempurung

kepalanya

rendah dan kasar. Diduga

hidup 1,5-1 juta tahun

yang lalu. Ditemukan oleh

leakey di lembah Olduvai,

Tanzania


(45)

Tahap Homo habilis

Homo habilis

memiliki cranial

capacity kurang dari setengah

kapasitas

manusia

modern.

Meskipun masih memiliki bentuk

seperti- kera (ape-like), H. habilis

diperkirakan

telah

mampu

menggunakan peralatan primitif

yang terbuat dari batu; hal ini

dibuktikan dengan ditemukannya

peralatan-peralatan dari batu di

sekitar fosil mereka. Mereka hidup

sekitar 2-1,5 juta tahun yang lalu.


(46)

Tahap Homo Erectus

Homo erectus (termasuk “Manusia Jawa”,

“Manusia

Peking”,

“Manusia

Heidelberg”,

Pleistocene., 1.8 Jy), masih memiliki tulang alis tebal

dan tidak memiliki dagu. Menyebar keluar dari Afrika

dan melintasi Eropa dan Asia. Makhluk ini diduga

hidup pada 1,5-0,5 juta tahun yang lalu. Homo

erectus dapat berjalan tegak, kakinya panjang dan

lurus dan tulang tungkainya lebih maju, otaknya

lebih besar dengan volume berkisar 750-1.400 cc.

homo erectus sebagai manusia purba sudah pandai

membuat perkakas, misalnya kapak genggam,

walaupun masih agak kasar, kehidupannya dengan

berburu mamalia besar. Telah menggunakan api,

sudah dapat bicara untuk mengajari anaknya

bagaimana membuat perkakas.


(47)

Tahap 

Homo sapiens 

Purba

Homo Sapiens

purba (Pleistocene,

500,000 thn yl) – Manusia purba

pertama ini merupakan pertengahan

sempurna antara H.erectus dengan

manusia modern, dengan otak 1200 cc

dan tulang tengkorak lebih tipis dan gigi

lebih kecil. Dalam masa 300,000 tahun,

otak secara gradual membesar, gigi

geraham

makin

mengecil,

tulang

tengkorak lebih bundar. Jelas keturunan

dari

H erectus

, tapi masih diperdebatkan

tentang dimana ini terjadi.


(48)

Tahap Manusia neanderthal 

Munculnya

Homo

sapiens

neanderthalesis

(manusia

lembah

neander), yakni makhluk yang diduga

hidup pada masa antara 75.000-10.000

tahun yang lalu. Fosil makhluk ini

ditemukan pada tahun 1856 di lembah

Neanderthal, Jerman. Bentuk tubuhnya

sepenuhnya manusia, hidungnya terlihat

mancung. Ukuran volume otaknya sudah

termasuk dalam kisaran ukuran rongga

otak manusia modern. Tinggi tubunya

berkisar antara 1,6-1,8 meter, berbahu

lebar, berdada cembung dan berotot

padat.


(49)

Tahap Manusia Cro­magnon

Diduga hidup 10.000-ribuan tahun yang

lalu. Mereka memiliki kebudayaan yang

cukup maju, bercocok tanam secara baik,

memelihara

binatang,

menguasai

lingkungan,

bahkan

kemudian

membangun kota dan memiliki peradapan.

Ciri-cirinya adalah memiliki dagu yang

menonjol, hidung mancung, gigi kecil dan

merata, serta raut wajah yang tampan.

Sesungguhnya makhluk ini mirip dengan

orang-orang eropa sekarang.


(50)

Tahap Manusia modern

H. sapiens

sapiens - semua

manusia modern. Rata rata

volume otak 1350 cc. Di Eropa,

secara perlahan menggantikan

posisi Neanderthal.


(51)

Perbedaan Manusia Purba dan Manusia Modern

Manusia purba berjalan tegak dengan kaki. Hal ini membuktikan bahwa manusia

purba memiliki cara jalan nan tak jauh dengan kita. Karena manusia purba juga

berjalan menggunakan kaki seperti kita.

Manusia purba memiliki volume otak nan tentunya lebih besar jika dibandingkan

dengan primata lainnya. Hal ini pun juga tak jauh beda dengan keadaan kita sekarang.

Namun mungkin perbedaannya, mungkin pada jaman dahulu manusia purba belum

menggunakan otaknya semaksimal mungkin seperti manusia pada jaman sekarang.

Manusia purba juga mengenal bahasa atau dapat dikatakan dapat berbicara. Kita pun

sebagai manusia nan hayati di jaman nan serba modern ini juga mengenal bahasa dan

dapat berbicara. Hal ini juga membuktikan bahwa manusia purba tak jauh beda

dengan kita.

Kehidupan manusia purba biasanya berkelompok serta mereka mengenal pembagian

tugas atau pembagian kerja. Hal ini pun tak jauh beda dengan apa nan terjadi dalam

kehidupan kita saat ini.

Manusia purba juga memiliki peradaban. Kita pun nan hayati di zaman modern juga

memiliki peradaban.

D

a

la

m

sa

la

h

sa

tu

ke

te

ra

n

g

a

n

y

a

n

g

te

rd

a

p

a

t

d

i

M

u

se

u

m

Ja

w

a

Te

n

g

a

h

R

o

n

n

g

o

W

a

rs

it

o

,

d

ije

la

sk

a

n

b

a

h

w

a

m

a

n

u

si

a

p

u

rb

a

d

a

n

m

a

n

u

si

a

m

o

d

e

rn

m

e

m

ili

ki

p

e

rb

e

d

a

a

n

s

e

b

a

g

a

i

b

e

ri

ku

t

:


(52)

Ruang Pameran 2 

 

Teori Big Bang

Big Bang (terjemahan bebas: Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar) dalam kosmologi adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari kondisi super padat dan panas, yang kemudian mengembang sekitar 13.700 juta tahun lalu.

Para ilmuwan juga percaya bawa Big Bang membentuk sistem tata surya. Ide sentral dari teori ini adalah bahwa teori relativitas umum dapat dikombinasikan dengan hasil pemantauan dalam skala besar pada pergerakan galaksi terhadap satu sama lain, dan meramalkan bahwa suatu saat alam semesta akan kembali atau terus. Konsekuensi alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa lampau alam semesta punya suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih tinggi.

Pada tahun 1929 Astronom Amerika Serikat, Edwin Hubble melakukan observasi dan melihat Galaksi yang jauh dan bergerak selalu menjauhi kita dengan kecepatan yang tinggi. Ia juga melihat jarak antara Galaksi-galaksi bertambah setiap saat. Penemuan Hubble ini menunjukkan bahwa Alam Semesta kita tidaklah statis seperti yang dipercaya sejak lama, namun bergerak mengembang. Kemudian ini menimbulkan suatu perkiraan bahwa Alam Semesta bermula dari pengembangan di masa lampau yang dinamakan Dentuman Besar.

Pada saat itu dimana Alam Semesta memiliki ukuran nyaris nol, dan berada pada kerapatan dan panas tak terhingga; kemudian meledak dan mengembang dengan laju pengembangan yang kritis, yang tidak terlalu lambat untuk membuatnya segera mengerut, atau terlalu cepat sehingga membuatnya menjadi kurang lebih kosong. Dan sesudah itu, kurang lebih jutaan tahun berikutnya, Alam Semesta akan terus mengembang tanpa kejadian-kejadian lain apapun. Alam Semesta secara keseluruhan akan terus mengembang dan mendingin. Alam Semesta berkembang, dengan laju 5%-10% per seribu juta tahun. Alam Semesta akan mengembang terus,namun dengan kelajuan yang semakin kecil,dan semakin kecil, meskipun tidak benar-benar mencapai nol. Walaupun andaikata Alam Semesta berkontraksi, ini tidak akan terjadi setidaknya untuk beberapa milyar tahun lagi.


(53)

Zaman Triassic

(248­208 juta tahun yang lalu)

– Pada zaman Triassic inilah mulai munculnya dinosaurus pertama, seperti Coelophysis, dinosaurus yang licik dan cepat yang hidup dan berburu dalam kawanan. Banyak dinosaurus di zaman Triassic ini adalah karnivora (pemakan daging). Mereka berdiri dengan dua kaki dan sangat cepat menggunakan kakinya pada saat mereka berburu makanan. Mereka memiliki mulut besar yang dipenuhi dengan gigi yang besar dan tajam. Mereka membutuhkan gigi-gigi ini dan juga cakar mereka yang kuat sebagai senjata untuk membunuh, kemudian memakan mangsa mereka. Salah satu dinosaurus di zaman Triassic, Herrerasaurus, adalah leluhur awal dari dinosaurus yang paling menakutkan: Tyrannosaurus rex. Dengan adanya dinosaurus seperti ini, dunia di zaman Triassic adalah tempat yang sangat berbahaya.

– Dinosaurus diatas bukan hanya satu-satunya reptil besar di zaman itu. Satu pemangsa menakutkan di zaman Triassic lainnya adalah

Cynognathus, reptil besar mirip mamalia yang tampak seperti campuran antara anjing dan kadal. Dinosaurus besar yang juga mirip reptil lainnya, disebut Postosuchus, yang sebenarnya adalah leluhur dari buaya modern. Namun diakhir zaman Triassic semakin jelas bahwa dinosaurus inilah yang saat ini mendominasi bumi.


(54)

Zaman Jurassic

(208 ­ 145 juta tahun yang lalu)

– Berlangsung antara 208 - 145 juta tahun

yang lalu. Pada zaman ini,

Amonit

dan

Belemnit

sangat

umum.

Reptilia

meningkat

jumlahnya.

Dinosaurus

menguasai

daratan,

Ichtiyosaurus

berburu di dalam lautan dan

Pterosaurus

merajai angkasa. Banyak dinosaurus

tumbuh dalam ukuran yang luar biasa.

Burung sejati pertama (

Archeopterya

)

berevolusi dan banyak jenis buaya

berkembang. Tumbuhan Konifer menjadi

umum, sementara Bennefit dan Sequola

melimpah pada waktu ini.


(55)

Zaman Kapur 

(145­65 juta tahun lalu)

– Banyak dinosaurus raksasa dan reptilia

terbang hidup pada zaman ini. Mamalia

berari-ari muncul pertama kalinya. Pada

akhir

zaman

ini

Dinosaurus,

Ichtiyosaurus, Pterosaurus, Plesiosaurus,

– Amonit dan Belemnit punah. Mamalia dan

tumbuhan berbunga mulai berkembang

menjadi banyak bentuk yang berlainan.

Iklim sedang mulai muncul. India terlepas

jauh dari Afrika menuju Asia. zaman ini

adalah zaman akhir dari kehidupan

biantang-binatang raksasa.


(56)

Zam

an 

Tersi

er

(70­2 

juta 

tahu

yang 


(57)

Zaman Paleogen

– Kondisi awal terbentuknya sebuah cekungan.

– Suplai sedimen yang mengisi cekungan disebut cekungan

pra-tersier.

– Untuk di daerah

fore-arc

atau sepanjang zona tumbukan

kerak samudera (Samudera Hindia) dan kerak benua (Indo

-Asia) berupa laut tengah hingga dalam (zona batial) hingga

terendapkan

batulempung

hingga

batupasir

halus

Contohnya yang terjadi pada daerah Banjarnegara – Purbalingga.

– Terjadi longsoran -longsoran bawah laut yang mengakibatkan


(58)

Formasi Worawari

– Tersusun oleh matriks lempung dan bongkah - bongkah

batugamping numulit, batupasir kasar - sangat kasar, serta

konglomerat

– Pada umur N3 terjadi pengangkatan yang diikuti oleh

pendangkalan dan akhirnya diikuti proses erosi

– Terjadi rumpang umur antara Formasi Worawari yang paling

muda berumur N2 dengan Formasi Merawu yang berumur

paling tua N4.


(59)

Thrust Fold Belt System

– Jalur penujaman baru terbentuk di selatan Jawa dan menerus

hingga sekarang serta menghasilkan sistem sesar naik yang

dimulai dari selatan (Cileuteuh) bergerak semakin muda ke

utara pada permukaan Neogen (Oligo -Miosen)


(60)

Bukti Pendukung

Interpretasi Cekungan

Back-arc basin

– Arah peregangan dari

rifting

di Jawa Barat utara hampir tegak

lurus dengan arah zona tumbukan (

subduction zone

) saat ini.


(61)

Tektonik Neogen

Indonesia


(62)

Periode Palaeseon

– 65 dan 55,5 juta tahun yang lalu

– Diambil dari bahasa Yunani “

palaois

” yang berarti tua dan “

ceno

” yang berarti baru

– Mengindikasikan kemunculan flora dan fauna jenis baru yang dihubungkan dengan jenis yang lebih tua dari masa Kretaceous – Merupakan sebuah tempat

yang lebih layak huni, dengan tipe cuaca tropis dan subtropis sampai ke daerah kutub

– Pola curah hujan dramatis setelah kepunahan dinosaurus, dengan tingkat curah yang lebih tinggi sepanjang tahun.

– Kebanyakan mamalia berukuran kecil, memakan serangga-serangga kecil, nokturnal, saat itu dinosaurus mendominasi kehidupan di daratan – Ketika dinosaurus menghilang 65

juta tahun yang lalu, menjadi titik awal kesuksesan besar dari kehadiran mamalia

– Hanya 10 juta tahun kemudian, pada periode akhir Paleosen, mamalia telah menduduki sebagian besar bagian kosong ekologis

– Pada periode Paleosen terdapat banyak kelompok yang termasuk dalam kategori “archaik”

– Secara anatomi mamalia masih dalam tingkat primitif jika dibandingkan dengan sekarang

– Menunjukkan tahap awal spesialisasi:

- Optimalisasi gigi untuk beradaptasi dengan jenis makanan tertentu - Adaptasi tungkai-tungkai agar dapat berlari kencang

– Di mana dan kapan primata pertama—grup manusia berada—muncul masih menjadi pertanyaan

– Tapi fosil tertua primata pertama datang dari masa 60 juta tahun yang lalu menjadi kesepakatan bahwa primata muncul dari lingkungan kuno dan insectivores nocturnal (shrew-like animal). Sehingga primata pertama ini dimasukkan ke dalam kategori lemur atau tarsier.


(63)

EOSEN

– Eosen adalah suatu kala

pada skala waktu geologi

yang berlangsung 55,8 ±

0,2 hingga 33,9 ± 0,1 juta

tahun

yang

lalu

yang

merupakan kala kedua pada

periode Paleogen di era

Kenozoikum.

– Awal Eosen ditandai dengan

kemunculan

mamalia

modern

pertama.

Akhir

Eosen

adalah

suatu

kepunahan massal yang

disebut

Grande Coupure,

yang mungkin berhubungan

dengan satu atau lebih

bolide (meteor besar) yang

ditemukan di Siberia dan

Chesapeake Bay. S.

Hipotesis Darwin tentang seleksi alam yang dihubungkan dengan teori evolusi modern menyatakan bahwa evolusi melalui seleksi alam membutuhkan :

- Variasi. Masing - masing anggota suatu populasi memiliki perbedaan antara satu dengan yang lain.

- Pewarisan. Banyak perbedaan – perbedaan di antara anggota populasi merupakan bahan genetika yang diwariskan.

- Perbedaan dalam adaptasi.

Sebagian dari perbedaan individu berakibat pada baik atau buruknyakemampuan adaptasi individu tersebut terhadaplingkungan.

- Perbedaan dalam berkembang biak. Individu yang beradaptasi lebih baik terhadap lingkungan lebih banyak bereproduksi dan keturunannya yang subur (fertil) akan menyusun proporsi atau bagian yang lebih besar dalam generasi selanjutnya.


(64)

ADAPTASI

Adaptasi adalah suatu kemampuan untuk menyesuaikan diri

terhadap keadaan lingkungan tempat hidupnya. Makhluk yang

mampu menyesuaikan diri akan bertahan hidup. Perbedaan ciri

keturunan berperan penting bagi kemampuan bertahan hidup


(65)

Variasi

Variasi merupakan sesuatu hal yang merujuk pada peristiwa

genetis yang menyebabkan individu atau kelompok spesies

tertentu memiliki karakteristik berbeda satu sama lain. Sebagai

contoh, pada dasarnya semua orang di bumi membawa informasi

genetis sama. Namun ada yang bermata sipit, berambut merah,

berhidung mancung, atau bertubuh pendek, tergantung pada

potensi variasi informasi genetisnya.


(66)

(67)

Pendapat para ahli tentang proses evolusi

manusi dan peran homo erectus dalam proses

evolusi mengalami perubahan dari zaman ke

zaman sejalan dengan perkembangan hasil

penelitian terbaru. Selain itu tidak jarang

diantara para ahli terdapat perbedaan dalam

menafsirkan

fosil

manusia

purba

yang

ditemukan

1. Homo erectus nenek moyang langsung

Homo sapiens

Proses evolusi manusia menurut Don Johan dan

Tim White yang dianggap mewakili alur evolusi

yang paling sederhana. Disini, Homo erectus

berperan sebagai salah satu matarantai yang

menempati rangkaian evolusi yang segaris

langsung menjadi manusia modern.

2. Homo erectus punah di Asia Timur Proses

evolusi

Manusia

menurut

Bernard

Wood

yang

cenderung menempatkan Homo Erectus di Asia

dijalur makhluk yang punah dan tidak

menurunkan Homo sapiens atau manusia

modern. Alur evolusi seperti ini menegaskan

bahwa manusia modern yang hidup di Asia

Timur dan tenggara adalah manusia pendatang

baru dari Afrika sebagaimana diyakini oleh

penganut Teori Pengganti (replacement theory)


(68)

RU

AN

PA

ME

RA

N 3

Diorama keh

idupan

Homo erectu

s

Pada masa kehidupannya mereka berburu untuk memenuhi

kehidupan hidupnya seperti berburu rusa, dan hewan lainnya


(69)

T E R I M A K A S I H

by :

Mahasiswa Pendidikan Biologi UNS Angkatan 2013


(1)

ADAPTASI

Adaptasi adalah suatu kemampuan untuk menyesuaikan diri

terhadap keadaan lingkungan tempat hidupnya. Makhluk yang

mampu menyesuaikan diri akan bertahan hidup. Perbedaan ciri

keturunan berperan penting bagi kemampuan bertahan hidup


(2)

Variasi

Variasi merupakan sesuatu hal yang merujuk pada peristiwa

genetis yang menyebabkan individu atau kelompok spesies

tertentu memiliki karakteristik berbeda satu sama lain. Sebagai

contoh, pada dasarnya semua orang di bumi membawa informasi

genetis sama. Namun ada yang bermata sipit, berambut merah,

berhidung mancung, atau bertubuh pendek, tergantung pada

potensi variasi informasi genetisnya.


(3)

(4)

Pendapat para ahli tentang proses evolusi manusi dan peran homo erectus dalam proses evolusi mengalami perubahan dari zaman ke zaman sejalan dengan perkembangan hasil penelitian terbaru. Selain itu tidak jarang diantara para ahli terdapat perbedaan dalam menafsirkan fosil manusia purba yang ditemukan

1. Homo erectus nenek moyang langsung Homo sapiens

Proses evolusi manusia menurut Don Johan dan Tim White yang dianggap mewakili alur evolusi yang paling sederhana. Disini, Homo erectus berperan sebagai salah satu matarantai yang menempati rangkaian evolusi yang segaris langsung menjadi manusia modern.

2. Homo erectus punah di Asia Timur Proses evolusi

Manusia menurut Bernard Wood yang cenderung menempatkan Homo Erectus di Asia dijalur makhluk yang punah dan tidak menurunkan Homo sapiens atau manusia modern. Alur evolusi seperti ini menegaskan bahwa manusia modern yang hidup di Asia Timur dan tenggara adalah manusia pendatang baru dari Afrika sebagaimana diyakini oleh penganut Teori Pengganti (replacement theory)


(5)

RU

AN

PA

ME

RA

N 3

Diorama keh

idupan

Homo erectu

s

Pada masa kehidupannya mereka berburu untuk memenuhi

kehidupan hidupnya seperti berburu rusa, dan hewan lainnya


(6)

T E R I M A K A S I H

by :

Mahasiswa Pendidikan Biologi UNS Angkatan 2013