PERALIHAN STATUS KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH YANG MERUPAKAN BAGIAN DARI ASET PERSEROAN TERBATAS YANG MELAKSANAAN MERGER DITINJAU DARI HUKUM PERSEROAN DAN HUKUM PERTANAHAN.
PERALIHAN STATUS KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH YANG
MERUPAKAN BAGIAN DARI ASET PERSEROAN TERBATAS YANG
MELAKSANAAN MERGER DITINJAU DARI HUKUM PERSEROAN
DAN HUKUM PERTANAHAN
ABSTRAK
Pada era globalisasi ini pembangunan perekonomian nasional harus dapat
mendukung tumbuhnya dunia usaha yang mampu bersaing dan mampu
menghasilkan produk yang berkualitas serta dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat banyak. Praktik merger Perseroan Terbatas merupakan salah satu
upaya dalam mempertahankan dan mengembangan usaha. Tindakan merger yang
dilakukan Perseroan Terbatas mengakibatkan aset dari perseroan yang
melaksanakan merger beralih pada perusahaan yang menerima merger salah
satunya aset berupa tanah dan bangunan. Dalam proses merger tidak hanya
melibatkan sektor hukum perseroan saja dalam pengaturannya tetapi juga sektor
hukum lain salah satunya sektor hukum pertanahan atau agraria. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami tentang pengaturan
peralihan aset perseroan berupa hak atas tanah serta mengkaji tentang proses dan
mekanisme pelaksanaan pendaftaran peralihan hak atas tanah akibat merger dalam
praktiknya di lapangan ditinjau dari Hukum Perseroan dan Hukum Pertanahan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dengan meneliti
ketentuan dan data-data yang berkaitan dengan permasalahan hukum. Teknik
pengumpulan data dari penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan yang
bertujuan antara lain mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil
penelitian yang berwujud laporan, buku harian, dan Wawancara yang bertujuan
untuk mendapatkan informasi berkenaan dengan penelitian.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulakan bahwa adanya
peralihan aset perseroan berupa tanah dan/atau bangunan akibat dilaksanakannya
merger, Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokokpokok Agraria mengatur bahwa pemegang hak yang bersangkutan diwajibkan
untuk melakukan pendaftaran peralihan hak atas tanah (balik nama) untuk
menyesuaikan data fisik dan data yuridis demi menjamin kepastian hukum serta
untuk memenuhi kebutuhan perseroan, masyarakat dan pemerintah. Mekanisme
pendaftaran tersebut diajukan oleh Direksi Perseroan kepada Kantor Pertanahan
dengan dibuktikan oleh akta merger yang dibuat dihadapan Notaris. Dalam
praktiknya, pendaftaran peralihan hak atas tanah akibat penggabungan (merger)
Perseroan Terbatas umumnya dilakukan, terutama pada perseroan terbuka (Tbk).
Meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa masih adanya perseroan-perseroan
yang tidak mendaftarkan atau “membalik nama” hak atas tanah yang melekat pada
sebidang tanah yang dikuasainya dengan motif atau alasan-alasan tertentu. Yang
pada dasarnya apabila pendaftaran peralihan hak atas tanah tidak dilakukan, justru
dapat merugikan kepentingan dari perseroan itu sendiri ataupun para pemegang
saham perseroan.
iv
MERUPAKAN BAGIAN DARI ASET PERSEROAN TERBATAS YANG
MELAKSANAAN MERGER DITINJAU DARI HUKUM PERSEROAN
DAN HUKUM PERTANAHAN
ABSTRAK
Pada era globalisasi ini pembangunan perekonomian nasional harus dapat
mendukung tumbuhnya dunia usaha yang mampu bersaing dan mampu
menghasilkan produk yang berkualitas serta dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat banyak. Praktik merger Perseroan Terbatas merupakan salah satu
upaya dalam mempertahankan dan mengembangan usaha. Tindakan merger yang
dilakukan Perseroan Terbatas mengakibatkan aset dari perseroan yang
melaksanakan merger beralih pada perusahaan yang menerima merger salah
satunya aset berupa tanah dan bangunan. Dalam proses merger tidak hanya
melibatkan sektor hukum perseroan saja dalam pengaturannya tetapi juga sektor
hukum lain salah satunya sektor hukum pertanahan atau agraria. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami tentang pengaturan
peralihan aset perseroan berupa hak atas tanah serta mengkaji tentang proses dan
mekanisme pelaksanaan pendaftaran peralihan hak atas tanah akibat merger dalam
praktiknya di lapangan ditinjau dari Hukum Perseroan dan Hukum Pertanahan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dengan meneliti
ketentuan dan data-data yang berkaitan dengan permasalahan hukum. Teknik
pengumpulan data dari penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan yang
bertujuan antara lain mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil
penelitian yang berwujud laporan, buku harian, dan Wawancara yang bertujuan
untuk mendapatkan informasi berkenaan dengan penelitian.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulakan bahwa adanya
peralihan aset perseroan berupa tanah dan/atau bangunan akibat dilaksanakannya
merger, Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokokpokok Agraria mengatur bahwa pemegang hak yang bersangkutan diwajibkan
untuk melakukan pendaftaran peralihan hak atas tanah (balik nama) untuk
menyesuaikan data fisik dan data yuridis demi menjamin kepastian hukum serta
untuk memenuhi kebutuhan perseroan, masyarakat dan pemerintah. Mekanisme
pendaftaran tersebut diajukan oleh Direksi Perseroan kepada Kantor Pertanahan
dengan dibuktikan oleh akta merger yang dibuat dihadapan Notaris. Dalam
praktiknya, pendaftaran peralihan hak atas tanah akibat penggabungan (merger)
Perseroan Terbatas umumnya dilakukan, terutama pada perseroan terbuka (Tbk).
Meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa masih adanya perseroan-perseroan
yang tidak mendaftarkan atau “membalik nama” hak atas tanah yang melekat pada
sebidang tanah yang dikuasainya dengan motif atau alasan-alasan tertentu. Yang
pada dasarnya apabila pendaftaran peralihan hak atas tanah tidak dilakukan, justru
dapat merugikan kepentingan dari perseroan itu sendiri ataupun para pemegang
saham perseroan.
iv