KESALAHAN-KESALAHAN PENDIDIK YANG TERJADI SEBELUM ANAK DILAHIRKAN DAN SESUDAHNYA SAMPAI USIA PRA SEKOLAH SERTA Errors Educators Happened In Prenatal And After The Child Is Born To The Preschool Age And To Handle It In Islam.

(1)

KESALAHAN-KESALAHAN PENDIDIK YANG TERJADI SEBELUM ANAK

DILAHIRKAN DAN SESUDAHNYA SAM PAI USIA PRA SEKOLAH SERTA

PENANGGULANGANNYA DALAM ISLAM

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada

Program Studi M agister Pendidikan Islam

Program Pascasarjana Universitas M uhammadiyah Surakarta untuk M emenuhi Salah Satu Syarat Guna M emperoleh

Gelar M agister M anajemen Pendidikan Islam

Oleh

AM IR HAM ID

NIM : O 100 110 002

PROGRAM STUDI M AGISTER PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS M UHAM M ADIYAH SURAKARTA

2013


(2)

1

KESALAHAN-KESALAHAN PENDIDIK YANG TERJADI SEBELUM ANAK

DILAHIRKAN DAN SESUDAHNYA SAM PAI USIA PRA SEKOLAH DAN

PENANGGULANGANNYA DALAM ISLAM

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada

Program Studi M agister Pendidikan Islam

Program Pascasarjana Universitas M uhammadiyah Surakarta untuk M emenuhi Salah Satu Syarat Guna M emperoleh

Gelar M agister M anajemen Pendidikan Islam

Oleh:

AM IR HAM ID

NIM : 100 110 002

Naskah Publikasi ini t elah diset ujui oleh:

Pembimbing I

Dr. M uh. M uinudinillah Basri, M A

Pembimbing II


(3)

2

SURAT PERNYATAAN

PUBLIKASI KARYA ILM IAH

Saya yang bert anda t angan di baw ah ini,

Nama : Amir Hamid NIM : O 100 110 002 Program St udi : Pendidikan Islam

Konsent rasi : M anajemen Pendidikan Islam

Judul :Kesalahan-Kesalahan Pendidik Yang Terjadi Sebelum Anak Dilahirkan Dan Seseudahnya Sampai Usia Pra Sekolah Sert a Penanggulangannya Dalam Islam.

Dengan ini menyat akan bahw a saya menyet ujui unt uk:

1. M emberikan hak bebas royalt i kepada Perpustakaan UM S at as penulisan karya ilmiah saya, demi mengembangkan ilmu penget ahuan;

2. M emberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/ mengalih format kan,

mengelola dalam bent uk pangkalan dat a (dat abase), mendist ribusikannya, sert a menampilkannya dalam bent uk soft copy unt uk kepent ingan akademis kepada Perpust akaan UM S, t anpa perlu memint a izin dari saya selama t et ap

mencant umkan nama saya sebagai penulis/ pencipt a;

3. Bersedia dan menjamin secara pribadi t anpa melibat kan pihak Perpust akaan

UM S, dari semua bent uk t unt ut an hukum yang timbul at as pelanggaran hak

cipt a dalam karya ilmiah ini.

Demikian pernyat aan ini saya buat dengan sesungguhnya dan unt uk dapat

digunakan sebagaiman mest inya.

Surakart a, 18 Juni 2013

Yang menyat akan


(4)

3

KESALAHAN-KESALAHAN PENDIDIK YANG TERJADI SEBELUM ANAK DILAHIRKAN DAN SESUDAHNYA SAM PAI USIA PRA SEKOLAH SERTA

PENANGGULANGANNYA DALAM ISLAM

Oleh:

Amir Ham id(1), M uh. M uinudinillah Basri(2), Syamsul Hidayat(3)

Abstrak

Tujuan penelit ian ini adalah unt uk menget ahui urgensi pendidikan bagi kedua orang t ua dan urgensi pendidikan bagi anak sebelum dilahirkan, menget ahui sebab-sebab kenakalan anak dan penaggulangannya, sert a menget hui kesalahan-kesalahan pendidik sebelum anak dilahirkan dan sesudahnya sampai usia pra sekolah dan penanggulangannya dalam Islam.

Penulis menggunakan dua met ode yang pokok: Pert ama, pendekat an indukt if yait u mencari informasi-informasi yang berkait an dengan masalah ini dari berbagai sumber untuk menget ahui esensinya. Kedua, pendekatan analit is yait u penulis akan mencari informasi yang berkait an dengan kesalahan-kesalahan pendidik dalam mendidik anak-anak mereka unt uk mengungkap esensi masalah ini, lalu menjadikan dat a-dat a ini sebagai dokumen yang pokok unt uk menjaw ab rumusan masalah.

Hasil penelit ian menunjukkan bahwa kenakalan anak mempunyai banyak sebab, diant aranya sebab-sebab int ernal, misalnya sikap cuek orang t ua dalam mendidik anaknya, dan sebab-sebab ekst ernal, sepert i pergaulan yang buruk at au t eman yang buruk. Diantara sebab terbesar kenakalan anak adalah kesalahan orang t ua dalam mendidiknya, lebih-lebih lagi kesalahan mendidik anak pada usia pra sekolah, karena apa saja yang t erekam dalam benak anak pada priode ini akan nampak pengaruhnya dengan nyat a pada kepribadiannya ket ika sudah dew asa. M aka kesalahan-kesalahan ini perlu dit anggulangi sesuai Al-Quran dan As-Sunnah dan penjelasan para ulama, dan perlu dit erapkan pendidikan bagi anak sebelum dan sesudah anak dilahirkan agar individu, keluarga, dan masyarakat menjadi baik.

Kat a kunci: kesalahan; pendidik; anak.

(1)

M ahasisw a PPs UM S

(2)

St af Pengajar PPs UM S

(3)


(5)

4

ERRORS EDUCATORS HAPPENED IN PRENATAL AND AFTER THE

CHILD IS BORN TO THE PRESCHOOL AGE AND TO HANDLE IT IN

ISLAM

By:

Amir Ham id(1), M uh. M uinudinillah Basri(2), Syamsul Hidayat(3)

Abst ract

The purpose of t his st udy was t o know the urgency of educat ion for bot h parent s and prenat al, know ing t he causes of children delinquency and to handle it , and t o know mist akes of educat ors before and aft er t he child is born unt il t he age of preschool and to t ackling it in Islam.

The aut hor uses t w o basic met hods: First , t he induct ive approach is t o look for informat ion relat ed t o t his issue from a variet y of sources t o find out it s essence. Second, an analyt ical approach, t he aut hor w ill find informat ion relat ed t o errors educat ors in educat e their children to uncover t he essence of the problem, and then make these data as an essent ial document to answ er t he problem formulat ion.

The result s show ed t hat t he delinquency has many causes, including int ernal causes, such indifferent at t it ude of parent s in educat ing t heir children, and ext ernal causes, such as bad societ y or bad friends. Among t he biggest reasons in t he delinquency is error parent s t o educat ing them, even more mist akes t o educat e children at preschool age, because what is recorded in t he child's mind in t his period w ill appear w it h a real influence on his personalit y w hen fully grow n up. Then t hese mist akes need t o be handle according t o Al-Quran and As-Sunnah and scholars explanat ions, and need t o be applied an educat ion for children before and aft er t he child is born so t hey w ill have great individual, families and communit ies.

Keyw ords : errors, educat or, children

(1)

Post Graduat e st udent M uhamm adiyah Universit y of Surakart a

(2)

Lect urer st aff M uham m adiyah Universit y of Surakarta

(3)


(6)

5

A. Pendahuluan

Segala puji hanya milik Allah Rabb semest a alam. Shalawat dan

salam semoga dilimpahkan kepada Rasul t ermulia, kepada keluarga dan para sahabat nya. Anak adalah amanah yang dibebankan ke pundak kedua orang

t uanya yang nant inya akan dim int ai pert anggung jaw aban. Kekeliruan dalam

mendidik anak merupakan kesalahan yang fat al dan merupakan

pengkhianat an t erhadap amanah. Keluarga adalah inst it usi pendidikan

pert ama bagi anak. Keluarga adalah sub syst em yang membent uk suat u

komunit as masyarakat . Sebelum anak dididik di lembaga sekolah dan

komunit as masyarakat , anak t erlebih dahulu dididik oleh keluarganya. Ia

adalah aset yang dimiliki oleh kedua orang t uanya dalam t at a pergaulan

bermasyarakat yang baik. M aka kedua orang t ua merupakan pihak yang paling

bert anggung jaw ab at as penyimpangan yang terjadi pada prilaku dan akhlak

anak.

M araknya kenakalan anak, baik t aw uran ant ar pelajar, berbohong,

pemerkosaan, mencuri, dan lain-lain mempunyai banyak sebab. Sebab

t erbesar kenakalan anak adalah kesalahan orang t ua dalam mendidiknya.

Kesalahan yang sangat fat al adalah kesalahan orang t ua dalam mendidik anak

pada usia pra sekolah, sebab priode ini (pra sekolah) mempunyai pengaruh

yang sangat mendalam dalam pembent ukan karakt ernya. Apapun yang

t erekam dalam benak anak pada priode ini, sulit unt uk dilupakan dan akan

nampak pengaruh-pengarunhnya dengan nyat a pada kepribadiannya ket ika

sudah dew asa.

Oleh karena it u t ermasuk kew ajiban kami menelit i masalah ini dan

menyebut kan t at a cara penanggulangannya dengan judul

“Kesalahan-kesalahan pendidik yang terjadi sebelum anak dilahirkan dan sesudahnya sampai usia pra sekolah dan penanggulangannya dalam Islam”.

At as dasar ini penelit i berkeinginan unt uk menelit i: 1) Apa urgensi


(7)

6

dilahirkan? 2) Apa saja sebab-sebab kenakalan anak dan bagaimana

penanggulangannya? 3) Apa saja kesalahan-kesalahan pendidik sebelum anak

dilahirkan dan sesudah anak dilahirkan sampai usia pra sekolah dan

bagaimana penanggulangannya?

M emperhat ikan uraian t ersebut st udi yang dilakukan bert ujuan

unt uk: 1) M enget ahui definisi t arbiyah dan urgensi penerapannya, 2) M enget ahui sebab-sebab kenakalan anak dan penanggulangannya, 3)

M enget ahui kesalahan-kesalahan pendidik sebelum anak dilahirkan dan

sesudah anak dilahirkan samapai usia pra sekolah dan penaggulangannya.

B. M etode Penelitian

Jenis penelit ian ini t ermasuk penelit ian kualit at if yang mana penelit i

pada dasarnya bersandar pada kalimat -kalimat dan ungkapan-ungkapan

dalam segala keilmiahan penelit ian ini. Segala informasi dalam penelit ian ini

bersumber dari argumen-argumen yang t ert ulis, oleh karena it u penelit ian ini

t ermasuk penelit ian pust aka.

Ada dua met ode yang gunakan penelit i dalam penelit ian ini,

pert ama: pendekat an indukt if yait u sebuah met ode yang didasarkan pada

pencarian sebagian informasi agar sampai kepada hukum yang um um(1).

Penulis akan mencari informasi-informasi yang berkait an dengan masalah ini

dari berbagai sumber, misalnya Al-Qur’an, hadit s, at sar sahabat , dan penjelasan para ulama dalam kit ab-kit ab mereka. Set elah penulis melakukan

perenungan t erhadap esensi masalah, penelit i akan menyebut kan

kesalahan-kesalahan pendidik disert ai menjelaskan penaggulangannya.

Kedua: pendekat an analit is yait u pendekat an yang bert ujuan

mengungkap suat u esensi(2). Set elah dikumpulkan dat a-dat a yang berkait an

dengan masalah dalam bent uk cat at an, dokumen, art ikel, koment ar, dan

sebagainya, penulis berusaha melakukan analisa unt uk mengat ur, menyusun,

(1) M anhajul Baht si fi Ulumil M uktasabaat, hal 24.


(8)

7

dan mengklasifikasikannya. Kemudian penelit i akan menjadikan dat a-dat a ini

sebagai dokumen dasar unt uk menjaw ab rumusan masalah.

Adapun sumber dat a penelit ian ini ada dua. Pert ama: sumber yang

primer sepert i, Al-Qur’an, kit ab-kit ab t afsir, hadit s disert ai penjelasannya,

kit ab-kit ab yang berkait an dengan pendidikan dan kesalahan-kesalahan

pendidik dalam mendidik anak mereka. Kedua: sumber yang sekunder

misalnya, kit ab t akhrij, kit ab t ent ang biografi-biografi, kamus, dan

karangan-karangan yang berkait an dengan penelit ian ini, sert a perpust akaan elekt ronik

dan sebagian sit us islam (int ernet ).

C. Hasil dan Pembahasan

Urgensi t arbiyah bagi orang t ua adalah t a’at kepada Allah, menunaikan t anggung jaw ab, t ameng dari permusuhan anak, sumber

kebahagiaan kedua orang t ua, sumber pahala kedua orang t ua di akhirat ,

mendidik anak pert ama memudahkan mendidik anak berikut nya, dan

meminimalisir beban-beban perekonomian(1).

Urgensi t arbiyah sebelum anak dilahirkan sebagaimana diungkapkan oleh F. Rene Van de Carr, dkk., bahw a The Pranat al Enrichment Unit di Hua Chiew General Hospit al, di Bangkok Thailand yang dipimpin Dr. C. Pant huraamphorn, melakukan penelit ian t erhadap bayi sebelum dilahirkan

dan hasilnya dapat disimpulkan sebagai berikut:

a)

Ada masa krit is dalam perkembangan bayi yang dimulai pada sekit ar usia lima bulan sebelum dilahirkan dan selanjut nya hingga dua t ahun ket ika

st imulasi ot ak dan lat ihan-lat ihan int elekt ual dapat meningkat kan

kemampuan bayi.

b)

St imulasi pra lahir dapat membant u pengembangan orient asi dan efekt ifan bayi dalam mengat asi dunia luar set elah ia dilahirkan.


(9)

8

c)

Bayi-bayi yang mendapat kan st imulasi pralahir dapat lebih mampu mengont rol gerakan-gerakan mereka. Selain it u, mereka juga lebih siap

menjelajahi dan mempelajari lingkungan set elah dilahirkan.

d)

Para orang t ua yang t elah berpart isipasi dalam program pendidikan pralahir menggambarkan anak lebih t enang, w aspada, dan bahagia.

Bayi yang diberikan st imulasi pralahir cepat mahir bicara,

menirukan suara, menyebut kan kat a pert ama, t ersenyum secara spont an,

mampu menoleh kearah suara orang t uanya, lebih t anggap, dan juga

mengembangkan pola sosial lebih baik saat ia dewasa(1).

Kenakalan anak memiliki bayak sebab, baik sebab int ernal maupun

ekst ernal, berikut ini sebab-sebab kenakalan anak dan cara

menanggulanginya:

1) Perceraian yang dibarengi dengan kemisikan

Fakt or mendasar yang menyebabkan t erjadinya kenakalan anak

adalah t erjadinya perceraian orang t ua sehingga mengakibat kan ket elant aran

anak. Tat kala anak membuka mat a unt uk memandang dunia lalu ia dapat i

sang ibu yang seharusnya mengasuhnya dan sang ayah yang seharusnya

menjaga dan memenuhi kebut uhannya t idak sebagaimana yang ia harapkan

maka hal it u akan mendorong anak unt uk melakukan kejahat an. Disamping it u

t imbul permasalahan lain bila sang ibu jat uh miskin set elah bercerai. Keadaan

ini akan memaksanya unt uk bekerja diluar rumah, sehingga ia akan

meninggalkan rumah dan membiarkan anak-anaknya t erlant ar t anpa didikan

yang benar. Apa yang diharapkan nant inya dari seorang anak yang t umbuh

t anpa kasih sayang, perhat ian, dan t anggung jaw ab kedua orang t uanya?

Hasilnya kit a dapat i mereka tersia-siakan dan t erabaikan. Karena it ulah

mereka t erjerumus dalam prilaku jahat dan menyimpang.

Agama Islam memerint ahkan kedua orang t ua unt uk memenuhi

hak-hak sat u sama lain, sehingga keduanya t idak t erjerumus dalam

(1) Ubes Nur Islam , M endidik Anak dalam Kandungan: Opt imalisasi Pot ensi Anak Sejak Dini, hlm , 3-4.


(10)

9

perkara yang akibat nya t idak t erpuji. Adapun bila kesepakat an t idak t erjalin

ant ara suami dan ist ri karena akhlak buruk yang dimilikinya sehingga t idak

bisa meneruskan hidup bersama, maka hendaknya suami mengambil

langkah-langkah berikut ini:

1)

M emberikan bimbingan dan nasehat .

2)

Pisah ranjang, ini t ermasuk sangsi psikologis, semoga sang ist ri kembali kejalan yang benar.

3)

M emukul t anpa meninggalkan bekas. Jika suami menyakini cara ini bermanfaat dan t epat . Disyarat kan t idak boleh memukul dengan keras,

t idak boleh meninggalkan bekas, t idak boleh memukul bagian-bagian

t ubuh yang berbahaya sepert i w ajah, dada, dan perut .

4)

M enyerahkan urusan kepada hakam (juru damai) dari pihak ist ri dan pihak suami. Kedua hakam berusaha mencari jalan keluar unt uk mengembalikan kesepakat an di ant ara suami ist ri dan saling memaham i

di ant ara keduanya. M udah-mudahan langkah ini bermanfaat sebelum

t erjadinya perceraian.

5)

Set elah suami mengambil langkah-langkah t ersebut , namun belum didapat kan kesepakat an, maka suami boleh m ent alak ist rinya dengan

sat u t alak dalam kondisi ist rinya suci dan belum digauli. Sebab kesempat an unt uk mengulangi kehidupan bersama masih ada jika masih

t alak sat u.

Dengan demikian jelaslah bahw a Islam menet apkan

langkah-langkah ini agar t idak t erjadi perceraian yang akan menimbulkan efek negat if

bagi suami, ist ri, dan anak-anak(1).

2) Sikap cuek kedua orang t ua t erhadap pendidikan anak

Termasuk fakt or besar yang menyebabkan t erjadinya kenakalan

anak adalah sikap cuek kedua orang t ua t erhadap pendidikan anak.

Hendaknya kit a t idak lupa dengan peran ibu dalam memikul amanah dan


(11)

10

melaksanakan t anggung jaw ab ini. Ibu dalam memikul t anggung jaw ab ini

sama dengan bapak, bahkan t anggung jaw ab ibu lebih pent ing dan lebih

besar. Hal ini dikarenakan ibu senant iasa mendampingi anak sejak dilahirkan

hingga t umbuh dew asa dan sampai pada usia yang layak unt uk memikul

t anggung jaw ab. Rasulullah

menyendirikan t anggung jaw ab seorang ibu dalam sabdanya:

“ W anit a adalah seorang pemimpin di dalam rumah suaminya dan ia bert anggung jawab t erhadap yang dipimpinnya it u”(1).

Hal ini dimaksudkan unt uk mencipt akan rasa t olong menolong

ant ara ist ri dengan suami dalam menyiapkan generasi dan mendidik

anak-anak. Oleh karena it u bila seorang ibu meremehkan kew ajiban mendidik anak

dan lebih mement ingkan karirnya, begit u pula bapak meremehkan t anggung

jaw ab ini dan lebih mengut amakan pekerjaannya maka anak akan t erlant ar

dan menjadi nakal. Apa yang bisa diharapkan dari anak-anak yang para bapak

dan ibunya kondisinya sepert i ini? Parahnya lagi manakala orang t ua

menghabiskan w akt unya unt uk berbuat dosa, m aksiat , dan mengikut i haw a

nafsu syahw at nya. M aka t idak diragukan lagi anak akan semakin nakal.

Agama Islam mengajak orang t ua unt uk memikul t anggung jaw ab

besar dalam mendidik anak-anak, di ant aranya: Firman Allah

:

“ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat -malaikat yang kasar, keras, dan t idak mendurhakai Allah t erhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperint ahkan”(2).

Sabda Nabi

:

(1) Diriw ayat kan oleh Bukhori dalam Shahihnya (Kit ab al-Jum’ah, bab Jum’ah fii Qura w a al-M udun, no. 893) dan M uslim dalam Shahihnya (Kit ab al-Imarah, bab Fadhilath al-Imam al-Adil w a ‘Uquubah Jaair w a Hat st su ‘ala ar-Rifqi bi ar-Raiyyah wa an-Nahyu an Idkhaal al-M asyaqqah ‘alaihim, no. 1829).


(12)

11

“ Laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya dan ia bert anggung jaw ab terhadap keluarganya it u. Wanit a adalah seorang pemimpin di dalam rumah suaminya dan ia bert anggung jaw ab terhadap yang dipimpinnya it u”(1)(2).

3) Perlakuan yang buruk dari orang t ua

Para pakar pendidikan t elah sepakat bahw a anak ket ika

diperlakukan dengan kasar oleh orang t uanya atau para pendidiknya, sepert i

dididik dengan pukulan yang keras dan perkat aan yang pedas yang t ujuannya

adalah menghinakan dan merendahkannya maka akan menimbulkan reaksi

balik yang t ampak pada perangi dan akhlaknya. Hal ini bisa berdampak buruk

pada anak, m isalnya dengan meninggalkan rumah unt uk menyelamat kan

dirinya, at au bunuh diri, at au lebih parah lagi membunuh kedua orang t uanya.

Tidak heran –bila kondisinya sepert i ini– kit a saksikan ia menjadi orang yang

jahat dan menyim pang dit engah masyarakat dan t idak heran pula jika anak

t ersebut akan t umbuh dalam kebejat an dan t idak bermoral.

Agama Islam t elah memerint ahkan siapa saja yang memiliki

t anggung jaw ab mengarahkan dan mendidik, t erlebih lagi kepada orang t ua

agar senant iasa menghiasi pribadinya dengan akhlak yang luhur, lemah

lembut , dan prilaku yang penuh kasih sayang. Berikut ini arahan-arahan Islam

t ent ang akhlak-akhlak yang luhur dan prilaku kasih sayang:

Allah

berfirman:

“ Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhat i kasar, t ent ulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu”(3).

Rasulullah

bersabda:

(1) Diriw ayat kan oleh Bukhori dalam Shahihnya (Kit ab al-Jum’ah, bab al-Jum’ah fii al-Qura w a al- M udun, no. 893) dan M uslim dalam Shahihnya (Kit ab al-Imarah, bab Fadhilath al-Imam al-Adil w a ‘Uquubah Jaair w a Hat st su ‘ala ar-Rifqi bi ar-Raiyyah wa an-Nahyu an Idkhaal al-M asyaqqah ‘alaihim, no. 1829).

(2) Tarbiyah al-Aulaad fii al-Islam, (1/ 143-145).


(13)

12

“ Orang-orang yang penyayang it u akan dikasihi oleh Allah Yang M aha Pengasih, maka sayangilah siapa saja yang ada di bumi niscaya kamu akan dikasihi oleh mereka yang ada di langit ”(1)(2).

4) Pergaulan dan t eman yang buruk

Fakt or besar yang menyebabkan t erjadinya kenakalan anak adalah

t eman yang buruk dan pergaulan yang buruk. Terlebih lagi bila sang anak

cepat t erpengaruh ket ika bergaul, maka ia akan cepat t erpengaruh oleh

kebiasaan buruk dan akhlak yang t ercela. Bahkan ia akan mengikut i t

eman-t emannya yang buruk dengan begieman-t u cepaeman-t nya, sehingga kebejaeman-t an dan

kenakalan menjadi karekt er dan kebiasaan yang melekat pada dirinya. Dengan

demikian, sulit mengembalikannya ke jalan yang benar dan

menyelamat kannya dari jurang kesesat an dan kesengsaraan.

Agama Islam dengan pola pendidikan yang islami mengarahkan

para orang t ua dan para pendidik unt uk memberikan pengaw asan yang ket at

t erhadap anak-anak, t erlebih lagi bila mereka masuk usia t amyiz dan pubert as. Agar orang t ua dan pendidik t ahu siapa saja yang bergaul dengan

mereka dan kemana saja mereka pergi. Islam juga mengajarkan bagaimana

cara memilih t eman yang baik agar seorang anak bisa meniru set iap akhlak

yang baik, adab yang luhur, dan kebiasaan yang mulia. Disamping it u Islam

juga member peringat an keras dari t eman-t eman yang buruk sehingga

seorang anak t idak t erjerumus dalam jerat penyimpangan dan perangkap

kesesat annya.

(1) Diriw ayat kan oleh Abu Dawud dalam Sunannya (Aw wal Kit ab al-Adab, Bab fii ar-Rahmah, no. 4941), Tirm idzi dalam Sunannya (Kitab al-Bir wa as-Shilah ‘an Rasulillah , Bab maa Jaa fii ar-Rahmah an-Naas, no. 1924) , dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani.


(14)

13

Berikut ini beberapa arahan dan peringat an Islam t erkait t

eman-t eman yang buruk:

Allah

berfirman:

“ Teman-t eman akrab pada hari it u sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bert akwa”(1).

Rasulullah

juga bersabda: “ Perumpamaan t eman yang baik (shalih) dengan t eman yang jelek bagaikan pembaw a minyak kest uri dengan peniup api. Pembaw a minyak kesturi, adakalanya dia memberimu, at au engkau membeli darinya, at au paling t idak engkau mendapat kan bau yang w angi darinya. Sedangkan peniup api, ia bisa membakar pakaianmu, at au paling t idak engkau akan mendapat kan bau yang t idak sedap darinya”(2)(3).

5) M em biarkan anak m enjadi korban t elevisi

Fakt or besar yang menyebabkan kenakalan anak dan

mengant arkannya kepada kesengsaraan dan melakukan kejahat an adalah

t ayangan kriminalit as dan film -film porno yang ia saksikan dit elevisi, at au apa

saja yang ia baca dari majalah-majalah cabul. Semua ini bisa mendorong

seorang anak unt uk melakukan penyimpangan dan kejahat an. Orang dewasa

saja bisa dirusak oleh perkara-perkara ini, apalagi anak diusia pubert as at au

anak-anak kecil. Seorang penelit i yang bernama Plomery mengat akan: “ Anak

pada umum nya dan mayorit as orang dew asa cenderung menerima t anpa

mempert anyakan segala hal yang t ampak dalam film-film yang t erlihat

realit as. M ereka akan t erus mengingat t ayangan-t ayangan t ersebut dengan

baik … Sehingga pikiran mereka akan menelan begit u saja nilai-nilai rendah

dari t ayangan-t ayangan t ersebut …(4)”

(1) Az-Zukhruf, ayat : 67.

(2) Diriw ayat kan oleh Bukhori dalam Shahihnya (Kit ab al-Buyuu’, Bab fii al-I’t hir w a Baii’ al-M isk, no. 2101), M uslim dalam Shahihnya (Kitab al-Bir wa as-Shilah wa al-Aadab, Bab Isthibab M ujalasah as-Shalihiin w a M ujanabah Qhuranaa as-Suu’, no. 2628). Ini adalah lafadz M uslim . (3)Tarbiyah al-Aulaad fii al-Islam, (1/ 133-135).


(15)

14

Sudah dimaklumi bersama bahw a anak ket ika mulai paham maka

t ont onan-t ont onan t ersebut akan senant iasa melekat dalam benak dan

khayalannya. Tanpa disadari ia akan mengikut i dan menirunya. Tidak ada

bahaya yang paling besar bagi anak kecuali t ont onan yang memicunya

berbuat jahat dan melakukan t indakan hina. Terlebih lagi bila anak t idak

mendapat kan penjagaan dan pengaw asan.

Agama Islam melalui perensip-prinsip pendidikan menet apkan

met ode yang lurus kepada orang t ua dan pendidik dalam mengarahkan

anak-anak mereka, di ant ara prinsip-prinsip it u:

1) M elindunginya dari hal-hal yang bisa mendat angkan kemurkaan Allah.

2) M enanamkan rasa t anggung jaw ab.

3) M enghilangkan bahaya dari anak yait u segala hal yang bisa mengant arkan

kepada penyimpangan akidah dan akhlak mereka.

Berdasarkan prinsip-prinsip ini, maka para orang t ua dan pendidik

berkew ajiban melarang anak-anak mereka menyaksikan t ayangan-t ayangan

t elevisi yang mengandung pornografi dan kriminalit as, melarang

anak-anaknya membeli majala yang berbaur porno(1).

Sebab t erbesar kenakalan anak adalah kesalahan orang t ua dalam

mendidik anak, dan kesalahan yang paling fat al adalah kesalahan mendidik

anak pada usia pra sekolah baik ket ika anak belum dilahirkan maupun sudah

dilahirkan. Berikut ini beberapa kesalahan mendidik anak sebelum anak

dilahirkan dan penggulangannya:

1) Tidak perhat ian dalam mem ilih pasangan

Perhat ian kepada anak dimulai pada masa sebelum kelahirannya

dengan memilih memilih pasangan yang shaleh dan shalehah. Hendaknya

benar-benar memperhat ikan agama dan akhlak pasangan, sebab keduanya

akan bekerja sama dalam membangun keluarga dan memikul t anggung jaw ab.

Oleh karena it u t ermasuk kesalahan fat al fenom ena t idak memilih pasangan


(16)

15

yang t epat . Isrt i yang t idak shalehah at au suami yang t idak shaleh, keduanya

t idak pant as mendidik generasi islam, sebab orang yang t idak memiliki t idak

bisa memberi. Bahkan t erkadang keduanya malah mendidik anak-anaknya

dengan akhlak yang t ercela.

Agama Islam dengan syariat nya yang t inggi dan universal t elah

melet akkan asas-asas bagi seorang laki-laki yang hendak melamar, maupun

w anit a yang dilamar. Berikut ini akan kami sampaikan asas-asas yang pent ing

dalam memilih pasangan:

-

Agama dan akhlak yang baik.

-

M engut amakan yang gadis.

-

M engut amakan menikah dengan w anit a yang subur(1). 2) Tidak memperhat ikan hak-hak janin

Set iap muslim akan merasa kagum dengan keagungan Islam. Islam

adalah agama yang penuh dengan kasih sayang dan kebaikan. Sebagaimana

Islam memberikan perhat ian kepada anak sebelum kejadiannya sebagaimana

dikemukakan t adi, Islam pun memberikan perhat ian besar kepada anak ket ika

masih berupa janin dalam kandungan ibunya. M aka t ermasuk kesalahan orang

t ua t idak memperhat ikan janin, baik dengan t idak mendoakan kebaikan

kepadanya, at au melakukan hal-hal yang bisa membahayakan janin sepert i

cacat at au menggugurkan janin.

Agama Islam t elah melet akkan dasar-dasar yang bisa menjaga janin

dari hal-hal yang membahayakannya, diant aranya:

-

Hendaknya suami ist ri berdoa sebelum melakukan hubungan badan(2).

-

M endoakan kebaikan unt uk janin ket ika masih berupa sperma(3).

(1) Al-Wajiz fii Fiqhi as-Sunnah Wa al-Kitab al-‘Aziz, hal:278, dan Tarbiyatul Aulaad fil Islam, (1/ 38, 45-46).

(2) At-Thiflu fii as-Syari’ah al-Islamiyyah, hal: 33.


(17)

16

-

Tidak boleh bagi seorang ist ri yang sedang hamil melakukan hal-hal yang bisa membahayakan at au hal-hal yang bisa mengant arkan gugurnya janin

baik dengan cara oprasi at au mem inum obat-obat an.

-

M enunda pelaksanaan had (rajam) bagi w anit a yang sedang hamil sampai ia melahirkan dan menyusui anaknya. Ini semua bert ujuan unt uk menjaga

kehidupan janin dan memeliharanya(1).

-

Islam memerint ahkan sorang suami memberikan nafkah kepada ist rinya yang sudah dit alak t iga apabila sang ist ri hamil. Nafkah ini unt uk janin

yang dikandunganya bukan unt uk sang ist ri(2).

Sebab t erbesar kenakalan anak yang lain adalah kesalahan orang

t ua dalam mendidik anak ket ika anak baru dilahirkan, berikut ini beberapa

kesalahan mendidik anak ket ika anak baru dilahirkan dan

penanggulangannya:

1) M erasa senang dan gembira dengan kelahiran anak laki-laki dan benci

dengan kelahiran anak perempuan.

Perbuat an ini t ermasuk adat jahiliyah yang diperangi oleh islam karena mengandung sejumlah bahaya, diant aranya:

-

“ Prot es t erhadap t akdir Allah

.

-

M enolak anugrah Allah

, padahal seharusnya ia mensyukurinya. M aka ia akan mendapat kan kemurkaan Allah karena hal it u.

-

Sikap ini menyerupai akhlak dan prilaku orang-orang jahiliyah.

-

M embebani ist ri dengan sesuat u yang t idak sanggup ia pikul. Bahkan sebagian mereka melampiaskan amarahnya kepada sang ist ri dikarenakan

melahirkan anak perempuan”(3).

Hendaknya orang t ua merasa ridha dengan pemberian Allah

, laki-laki at au perempuan, sebab semua it u dat angnya dari Allah

. Disamping it u

(1) At-Thiflu fii as-Syari’ah al-Islamiyyah, hal: 35.

(2) Al-M ughni (11/ 402, Kitab an-Nafaqaat , M asalah wa Idza Thallaqa al-Rajul Zaujatahu Thalaqan Laa Yamliku fiihi ar-Raj’ah Falaa Sakna laha w a Laa Nafaqah, illa an Takuna Hamilan). (3) At-Taqshiir fii Tarbiyyah al-Aulaad, al-M adzhaahir –Subul al-Wiqayah wa al-‘Ilaj, hal: 6.


(18)

17

mendidik anak perempuan dan berbuat baik kepadanya mempunyai

keut amaan yang sangat banyak, diant aranya:

-

“ Penghalang bagi orang t uanya dari api neraka

-

Sebab masuk surga dan dibebaskan dari neraka

-

Kedua orang t uanya akan dikum pulkan bersama Nabi M uhammad

”(1). 2) Tidak memperhat ikan penyusuan dan penyapihan anak

Sebagaimana t elah kami jelaskan perhat ian Islam t erhadap anak

sebelum dilahirkan maka demikian pula Islam memberikan perhat ian yang

besar set elah anak dilahirkan. Adapun bukt inya Allah

memerint ahkan seorang ibu unt uk menyusui anaknya. Allah

berfirman:

“ Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua t ahun penuh, yait u bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan”(2).

Oleh karena it u t ermasuk kesalahan orang t ua t idak memperhat ikan

penyusuan dan penyapihan anaknya, sehingga menyebabkan bahaya yang

menimpa fisik dan jiw a sang anak. Penelit ian kedokt eran masa kini t elah

menet apkan bahw a peyusuan anak selama dua t ahun it u sangat pent ing

unt uk pert umbuhan badan dan jiw a anak(3).

3) M enamai anak dengan nama-nama yang t idak pant as

Termasuk kesalahan yang dilakukan oleh orang t ua dalam mendidik

anak-anaknya adalah menamai mereka dengan nama-nama yang t idak pat as

yait u nama-nama yang bermakna buruk, at au nama orang-orang yang

menyimpang sepert i orang fasik at au kafir. Nama mempunyai hubungan erat

dengan orangnya, dari nama seorang anak dapat diket ahui sifat nya dan sifat

kedua orang t uanya. Oleh karena it u memberikan nama yang baik kepada

anak merupakan hak anak dan kew ajiban orang t ua. Berikut ini akan kami

paparkan hukum-hukum yang t elah dit et apkan oleh islam dalam menamai

anak:

(1) Fiq’hu Tarbiyah al-Abnaa wa Thaifah mhn Nashaih al-At hibba, hal: 36-37. (2) Surat al-Baqarah, ayat : 233.


(19)

18

-

Dianjurkan menamai anak pada hari kelahirannya, at au t iga hari set elah

kelahirannya, at au t ujuh hari set elah kelahirannya(1).

-

M enamai anak dengan nama-nama yang disunnahkan sepert i Abullah,

Abdurrahman, atau nama-nama nabi dan rasul, dan nama orang-orang shaleh(2).

-

Tidak menamai anak dengan nama-nama yang haram sepert i Abdurrasul,

Abdunabi, at au menamai anak dengan nama-nama yang khusus milik Allah m isalnya Ar-Rahman, Ar-Rahim dan lain-lain. Demikian pula nama-nama berhala sepert i Lat t a, Uzza, Hubal dan lain-lain(3).

-

M enjauhkan anak dari nama-nama yang makruh misalnya menamai anak dengan nama yang mengandung dosa dan maksiat sepert i Dzalim bin Sarraq at au menamai anak dengan nama hew an yang memiliki sifat buru sepert i himar (keledai), kalbun (anjing) dan lain-lain(4).

-

Bila anak sudah t erlanjur dinamai dengan nama yang buruk maka cara penanggulangannya adalah dengan menggant i nama buruk t ersebut

dengan nama yang baik sebagaimana yang pernah dilakukan oleh

Rasulullah

(5).

4) M enunda khit an anak sampai baligh

Tidak diragukan lagi bahw a ini merupakan kesalahan orang t ua

dalam mendidik anak mereka, sebab anak apabila t elah mencapai usia baligh

maka ia akan menjadi seorang mukallaf. Jika anak belum dikhit an sampai usia

baligh maka hal it u akan mempengaruhi keshahihan t haharah dan shalat nya. Sebab puncuk dzakar menut upi kepala dzakar sehingga anak ket ika kencing maka sisa-sisa air kencing akan menet ap pada puncuk t ersebut dan t idak bisa

dibersihkan. Hal it u akan mempengaruhi keshahihan t aharah dan shalat nya.

(1) Tasmiyah al-M auluud, hal: 28. (2) Ibid, hal: 32.

(3) Ibid, hal: 45-47. (4) Ibid, hal: 51-53. (5) Ibid, hal: 58-59.


(20)

19

Oleh kakena it u orang t ua berkew ajiban mengkhit an anaknya ket ika

menjelang baligh. Imam Ibnul Qayyim

v

menjelaskan: “ M enurut saya w ajib bagi orang t ua mengkhit an anaknya sebelum baligh agar ket ika mencapai usia

baligh anaknya sudah dalam keadaan khit an. Sebab hal it u t ermasuk

penyempurna kew ajiban…”(1).

Sebab t erbesar kenakalan anak yang lain adalah kesalahan orang

t ua dalam mendidik anak pada usia pra sekolah, berikut ini beberapa

kesalahan mendidik anak pada usia pra sekolah dan penggulangannya:

1) Kelalaian pendidik mengajarkan kalimat t auhid kepada anak ket ika anak

sudah mulai bisa berbicara

Kebanyakan pendidik mengajarkan kepada anak-anak mereka

kalimat -kalimat yang t idak t erlalu pent ing dibandingkan kalimat t auhid ket ika

anak sudah mulai bisa berbicara misalnya bahasa inggris, prancis at au yang

lainnya. M ereka t elah menghalangi berkah m engucapkan kalimat t auhid

kepada anak-anak mereka. Padahal sebagaimana dimaklumi kalimat t auhid

memiliki keut amaan yang besar, berkah bagi anak dan keluarga, pengaruh

yang besar unt uk mengusir syait an, dan melindungi anak dari gangguan

syait an.

Ada t iga w akt u melindungi anak dari gangguan syait an:

-

Ket ika kedua orang t uanya melakukan hubungan badan.

-

Ket ika anak dilahirkan yait u dengan cara mengumandangkan adzan pada t elinga anak.

-

Ket ika anak sudah mulai bisa berbicara, dengan mengajarkan kalimat t auhid kepadanya”(2).

2) Tidak memberikan kasih sayang kepada anak

Kasih sayang sangat pent ing bagi anak agar anak bisa belajar

mencint ai orang lain. Apabila anak t idak mendapat kan kasih sayang dari orang

t uanya maka ia akan t umbuh mencint ai dirinya sendiri saja dan membenci

(1) Tuhfatuh al-M auduud Biahkami al-M auluud, hal: 304. (2) M in Akht a al-M urabbin, hal: 18-19.


(21)

20

orang yang ada disekit arnya at au ia akan berusaha mencari kasih sayang di

luar rumah dan ini sangat berbahaya sekali. Seorang ibu muslimah harus

menyadari bahw a t idak ada yang menghalangi dirinya unt uk memberikan

kepada anak kebut uhan alaminya berupa kasih sayang dan perlindungan.

Inilah yang diajarkan oleh Rasulullah

. Dari Abu Hurairah

, ia berkat a: “ Rasulullah pernah mencium AlHasan bin Ali, ket ika it u AlAqra’ bin Habis At

-Taimi sedang duduk, lalu ia berkat a: Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh

orang anak, aku belum pernah mencium seorangpun dari mereka. M aka

Rasulullah melihat nya kemudian bersabda: “Orang yang t idak penyanyang, t idak akan disayang”(1).

3) Ucapan pendidik t idak sesuai dengan perbuat annya

Ini merupakan kesalahan yang fat al, karena anak belajar segala hal

dari orang t uanya lalu ia dapat i orang t uanya menyelisihi apa yang diajarkan

kepadanya. Tindakan ini berpengaruh buruk t erhadap ment al anak dan prilaku

anak. Allah

mencela perbuat an ini dalam firman-Nya:

“ W ahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengat akan sesuat u yang t idak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahw a kamu mengat akan apa-apa yang t idak kamu kerjakan”(2).

Bagaimana mungkin anak akan belajar kejujuran sement ara ia

melihat orang t uanya berdust a? Bagaimana mungkin anak belajar sifat

amanah sement ara ia melihat bapaknya t idak am anah? Bagaimana anak akan

belajar akhlak yang baik bila orang sekit arnya suka mengejek, berkat a jelek

dan berakhlak buruk?

Hendaknya kedua orang t ua menjadi t eladan yang baik bagi anak

sejak permulaan hidupnya yait u dengan kom it men t erhadap ajaran Islam

dalam prilaku mereka secara umum dan dalam bergaul dengan anak-anak

(1) Diriw ayat kan oleh Bukhori dalam Shahihnya (Kit ab al-Adab, Bab Ramah al-Walad wa Taqbilihi wa M uaa’naqat ihi, no. 5997), M uslim dalam Shahihnya (Kitab al-Fadhail, Bab Rahamat uhu, no. 2318).


(22)

21

secara khusus. Jangan mengira karena anak masih kecil dan t idak mengert i

apa yang t erjadi disekit arnya, lalu kedua orang t ua melakukan t

indakan-t indakan yang salah dihadapannya, karena ini mempunyai pengaruh yang

sangat besar sekali pada pribadi anak sebagaimana yang t elah kami jelaskan.

4) Tidak membiasakan anak melaksanakan adab-adab islam sejak kecil

Termasuk kesalahan yang t ersebar dikalangan pendidik adalah t idak

membiasakan anak melaksanakan adab-adab Islam, sepert i adab makan,

mint a ijin, bersin, berpakaian, mengucapkan salam dan lain-lain. sehingga

ket ika anaknya t umbuh dew asa ia t idak t erbiasa melakukan adab-adab Islam.

Imam Ghazali

v

pernah berkat a t ent ang pent ingnya membiasakan anak melakukan kebaikan-kebaikan: “ Ket ahuilah, bahw a anak kecil

merupakan amanat bagi orang t uanya. Hat inya yang suci laksana permat a

alami yang belum dipahat dan dibent uk. Dia siap dibent uk dan condong

kepada apa saja yang disodorkan kepadanya. Jika dibiasakan dan diajarkan

kebaikan, dia akan t umbuh dalam kebaikan sehingga berbahagialah kedua

orang t uanya di dunia dan di akhirat , demikian pula set iap pendidik dan

gurunya. Namun jika dibiasakan dengan kejelekan dan dit elant arkan

sebagaimana binat ang t ernak, niscaya ia akan celaka dan binasa. Dosanya pun

dit anggung oleh orang t ua dan gurunya. M aka hendaklah orang t ua

memelihara, mendidik, membina, dan mengajarinya akhlak yang mulia,

menjaganya dari t eman-t eman yang buruk, t idak membiasakannya

bersenang-senang dan t idak pula menjadikannya suka dengan kemew ahan,

sehingga dia akan menghabiskan umurnya unt uk mencari hal t ersebut ket ika

sudah dew asa”(1).

5) M enakut -nakut i anak dengan makhluk ghaib

Sebagian pendidik t erkadang menakut -nakut i anaknya –khususnya

ket ika anaknya menagis supaya diam– dengan makhluk ghaib sepert i set an,

hant u, gandoruo dan lain-lain. Lebih parah lagi menakut -nakut i anak dengan

(1) Ihya ‘Ulumu ad-Din (3/ 72).


(23)

22

ust adz, guru, dokt er, polisi dan semisalnya, semua ini bisa mempengaruhi

kejiw aan mereka. Jika anak dididik dengan cara sepert i ini maka ia akan

t umbuh menjadi orang pengecut dan penakut , sert a t akut dengan hal-hal

yang seharusnya t idak perlu dit akut i.

Hendaknya para pendidik mengunakan met ode-met ode t arbiyah

yang benar dalam mendidik anak mereka sepert i member isyarat , sindiran,

t arghib (memberi mot ivasi), t arhib (mem beri ancaman), nasehat , menyampaikan kisah, memberi sangsi hukuman dan lain-lain. Sebagian anak

cukup diberi isyarat , sebagian yang lain harus dengan sindiran. Diant ara anak

ada yang t idak sadar kecuali harus di bent ak, sebagian lain dengan dipuji, diberi

hadiah dan set erusnya. Jadikanlah met ode mendidik anak dengan pukulan

sebagai senjat a t erakhir unt uk menyadarkan anak(1).

6) M enyerahkan t anggung jaw ab pendidikan anak kepada pembant u at au

pengasuh

Kesalahan fat al dan banyak t erjadi dalam masyarakat kit a adalah

fenomena kesibukan ibu dari peran ut amanya meraw at rumah dan mendidik

anak-anak dengan hal-hal yang t idak t erlalu pent ing dibandingkan mendidik

anak. M isalnya, sibuk dengan karir di luar rumah, sering mengadakan

kunjungan, menghadiri pert emuan, at au karena malas-malasan dan t idak mau

menangani langsung urusan anak. Padahal ini sangat berpengaruh pada

kejiw aan anak dan nilai-nilai yang diserapnya. Ia akan kehilangan kasih sayang,

sebab sang ibu membiarkannya dalam peraw at an w anit a lain sepert i

pembant u at au membaw anya ke t empat pengasuhan. Disamping it u hal ini

berbahaya bagi masa depannya, karena ia akan t umbuh t anpa kasih sayang.

Jika anak miskin kasih sayang, ia akan bert indak keras t erhadap anggot a

masyarakat , akibat nya masyarakat akan hidup dalam kehancuran, keret akaan

dan kekerasan.

(1) M in Akht a al-M urabbin, hal: 56.


(24)

23

Jika kit a t erpaksa menggunakan pembant u, usahakanlah mencari

pembant u yang muslimah dan baik, dan diupayakan t idak bersama anak

kecuali sebent ar saja(1).

7) M embiarkan anak bermain di luar rumah set elah shalat maghrib

Rasulullah

melarang anak bermain diluar rumah set elah maghrib disebabkan banyak syait han yang menyebar pada w akt u it u. Beliau

bersabda:

“ Apabila malam t elah datang set elah t erbenamnya mat ahari maka t ahanlah anak-anak kalian, karena set an bert ebaran ket ika it u…”(2).

Terkadang syait han mengganggu anak t ersebut sehingga mereka

melakukan hal-hal yang aneh, at au menggangu orang yang sedang lew at di

jalan, megejek, mencuri, at au bert eriak-t eriak hingga mengganggu t et angga.

Padahal Rasulullah

bersbda:

“ Tidak akan masuk surga orang yang t et angganya t idak merasa aman dari gangguan-gangguannya”(3).

Hendaknya orang t ua memilih w akt u bermain yang t epat ,

mengaw asi anaknya ket ika bermain dan mengajarkan kepada mereka sifat

-sifat t erpuji ket ika bermain, misalnya jujur, am anah, adil, menjaga w akt

u-w akt u shalat , dan memperhat ikan perasaan t et angga(4).

D. Kesimpulan

Kenakalan anak mempunyai banyak sebab, diant arnya sebab-sebab

int ernal sepert i, perceraian yang dibarengi dengan kemisikan, sikap cuek

kedua orang t ua t erhadap pendidikan anak, perlakuan yang buruk dari orang

t ua, dan sebab-sebab ekst ernal misalnya, pergaulan dan t eman yang buruk,

membiarkan anak menjadi korban t elevisi, dan lain-lain.

(1) Al-Wajiz fii at-Tarbiyah, hal: 20.

(2) Diriw ayat kan oleh Bukhori dalam Shahihnya (Kit ab al-Asyribah, Bab Taght iyah al-Inaa, no. 5623), M uslim dalam Shahihnya (Kitab al-Asyribah, Bab al-Amar biTaghtiyah al-Inaa, no. 2012). (3) Diriw ayat kan oleh M uslim dalam Shahihnya (Kit ab al-Iman, Bab Bayan Tahrim Iidza al-Jar, no. 46).


(25)

24

Sebab t erbesar kenakalan anak adalah kesalahan orang t ua dalam

mendidik anak, baik ket ika anak belum lahir maupun sudah lahir.

Cont oh kesalahan mendidik anak sebelum anak dilahirkan:

1) Tidak perhat ian dalam mem ilih pasangan

2) Tidak memperhat ikan hak-hak janin

Cont oh kesalahan mendidik anak ket ika anak baru dilahirkan:

1) M erasa senang dan gembira dengan kelahiran anak laki-laki dan benci

dengan kelahiran anak perempuan.

2) Tidak memperhat ikan penyusuan dan penyapihan anak

3) M enamai anak dengan nama-nama yang t idak pant as

4) M enunda khit an anak sampai baligh

Cont oh kesalahan mendidik anak pada usia pra sekolah:

1) Kelalaian pendidik mengajarkan kalimat t auhid kepada anak ket ika anak

sudah mulai bisa berbicara

2) Tidak memberikan kasih sayang kepada anak

3) Ucapan pendidik t idak sesuai dengan perbuat annya

4) Tidak membiasakan anak melaksanakan adab-adab islam sejak kecil

5) M enakut -nakut i anak dengan makhluk ghaib

6) M enyerahkan t anggung jaw ab pendidikan anak kepada pembant u at au

pengasuh

7) M embiarkan anak bermain di luar rumah set elah shalat maghrib

Kesalahan dalam mendidik anak akan mendat angkan dampak yang

buruk bagi anak dan orang t ua di dunia dan di akhirat , lebih-lebih lagi

kesalahan mendidik anak yang t erjadi pada priode pert ama dari kehidupannya

(usia pra sekolah). Sebab apapun yang t erekam dalam benak anak pada

priode ini akan nampak pengaruhnya dengan nyat a pada kepribadiannya

ket ika sudah dew asa. M aka kesalahan-kesalahan ini perlu dit anggulangi sesuai


(26)

25

pendidikan yang benar agar bermanfaat bagi individu, keluarga dan

masyarakat.

Hendaklah orang t ua dan para pendidik berpegang t eguh dengan

syariat Allah dalam prilaku dan pergaulan sehari-hari, mengikut i sunnah

Rasulullah  dan perjalanan hidup salafus shaleh dalam berint eraksi dengan anak, berdoa kepada Allah agar mengaruniakan kebaikan pada diri kit a dan

anak-anak, menjadi t eladan yang baik bagi anak dalam perkat aan dan

perbuat an, bert anya kepada orang-orang yang ahli dalam pendidikan

khususnya bila orang t ua menemukan berbagai problem dalam mendidik

anak, sert a jangan lupa, sering bert anya kepada orang-orang yang t elah

sukses dalam mendidik anak-anak mereka

Penelit i merekomendasikan kepada penelit i selanjut -nya, unt uk

menelit i secara lebih mendalam t ent ang: Kesalahan-kesalahan pendidik yang

t erjadi pada priode sekolah dan priode remaja disert ai menyebut kan t at a cara


(27)

26

Daftar Pustaka

Al-Qur’an Al-Karim.

Al-M ughni, karya Abu M uhammad Abdullah bin Ahmad bin M uhammad bin Qudamah Al-M aqdisi, Tahqiq: Abdullah bin Abdul M uhsin At -Turki dan Abdul Fat t ah M uhammad, Dar ‘Alam al-Kut ub, Riyadh, cet 3, 1417 H/ 1997 M , 15 jilid.

Al-W ajiz fii at -Tarbiyah, karya Yusuf M uhammad Al-Hasan.

AL-W ajiz fii Fiqhi al-sunnah w a al-Kit ab al-‘Aziz, karya Dr Abdul ‘Adzhim Badaw i,

Dar Ibnu Hazm, cet 3, 1424 H/ 2003 M .

At -Taqshir fii Tarbiyah al-Aulaad al-M adzhaahir Subul al-W iqayah w a al-‘Ilaaj, karya M uhammad bin Ibrahim Al-Hamd.

At hfaal al-M uslimin Kaifa Rabbahum an-Nabi al-Amin

?, karya Jamal Abdurrahman, Dar Thayyibah al-Khadraa, M akkah, cet 7, 1425 H/ 2004 M .

At -Thiflu fii as-Syari’ah al-Islamiyyah, Tansyiat uhu, Hayat uhu, Huququhu Allat i Kafalaha al-Islam, karya Dr. M uhammad bin Ahm ad As-Shaleh.

Fiqhu Tarbiyah al-Abna min Nashaih al-At hibba, karya M ust hafa Al-Adaw i, Dar M ajid ‘Asiiri, Jeddah, cet 1, 1419 H/ 1998 M .

Ihya ‘Ulum ad-Diin, karya M uhammad bin M uhammad Al-Ghazali Abu Hamid,

Dar al-M a’rifah, Beirut , 4 jilid.

M ahaj al-Baht si fii ‘Ulum al-M ukt sabaat, karya Nahid Hamdi Ahmadi, Dar M urinah, Riyadh, 1499 H/ 1979 M .

M in Akht a al-M urabbiin, karya Abu M aisarah M uhammad bin M ust hafa, Dar ar-Ridha, cet 2, 2003 M .

Shahih al-Bukhori, karya Al-Imam Abu Abdillah M uhammad bin Ismail Al-Bukhori,

Dar Ibnu Kat sir, cet 1, Beirut , 1423 H/ 2002 M .

Shahih M uslim, karya Imam Hafidz Abu Husain M uslim bin Hajjaj Qusyairi An-Naisaburi, edit or: Abu Qut aibah Nadzr M uhammad Al-Faryabi, Dar Thayyibah, Riyadh, cet 1, 1427 H/ 2006 M .


(28)

27

Sunan Abi Daw ud, karya Al-Imam Abu Daw ud Sulaiman bin Asy’at s As-Sijist ani,

Takhrij: As-Syaikh M uhammad Nashiruddin Al-Albani, Edit or: Abu Ubaidah M asyhur bin Hasan Ali Salman, M akt abah al-M a’arif, Riyadh, cet 2, 1427 H/ 2007 M .

Sunan at -Tirmidzi, karya Al-Imam Al-Hafidz M uhammad bin ‘Isa At -Tirm idzi,

Takhrij: As-Syaikh M uhammad Nashiruddin Al-Albani, Edit or: Abu Ubaidah M asyhur bin Hasan Ali Salman, M akt abah al-M a’arif, Riyadh, cet 2, 1429 H/ 2008 M .

Tarbiyah al-Aulaad fii al-Islam, karya Dr. Abdullah Nashih ‘Ulw an, Dar as-Salam, cet 21, 1412 H/ 1992 M . 2 jilid.

Tasmiyah al-M auluud, karya Bakar bin Abdillah Abu Zaid, Dar al-‘Ashimah, Riyadh, cet 3, 1416 H/ 1995 M .

Tuhfah al-M auluud Biahkaam al-M auluud, karya Al-Imam Abu Abdillah M uhammad bin Abi Bakar bin Ayyub, yang dikenal dengan Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, Tahqiq: Abu Usamah Salim bin ‘Ied Al-Hilali As-Salafi Al-At sari, Dar Ibnul Qayyib Dammam, dan Dar Ibnu Affan Kairo, cet 1, 1421 H.

Ushuul at -Tarbiyah al-Islamiyyah, karya Dr. Khalid bin Hamid Al-hazimi, Dar ‘Alam al-Kut ub, Riyadh, cet 1, 1420 H/ 2000 M .

M endidik Anak dalam Kandungan: Opt imalisasi Pot ensi Anak Sejak Dini, karya Ubes Nur Islam, Jakart a: Gema Insani, 2004.


(1)

22

ust adz, guru, dokt er, polisi dan semisalnya, semua ini bisa mempengaruhi kejiw aan mereka. Jika anak dididik dengan cara sepert i ini maka ia akan t umbuh menjadi orang pengecut dan penakut , sert a t akut dengan hal-hal yang seharusnya t idak perlu dit akut i.

Hendaknya para pendidik mengunakan met ode-met ode t arbiyah yang benar dalam mendidik anak mereka sepert i member isyarat , sindiran, t arghib (memberi mot ivasi), t arhib (mem beri ancaman), nasehat , menyampaikan kisah, memberi sangsi hukuman dan lain-lain. Sebagian anak cukup diberi isyarat , sebagian yang lain harus dengan sindiran. Diant ara anak ada yang t idak sadar kecuali harus di bent ak, sebagian lain dengan dipuji, diberi hadiah dan set erusnya. Jadikanlah met ode mendidik anak dengan pukulan sebagai senjat a t erakhir unt uk menyadarkan anak(1).

6) M enyerahkan t anggung jaw ab pendidikan anak kepada pembant u at au pengasuh

Kesalahan fat al dan banyak t erjadi dalam masyarakat kit a adalah fenomena kesibukan ibu dari peran ut amanya meraw at rumah dan mendidik anak-anak dengan hal-hal yang t idak t erlalu pent ing dibandingkan mendidik anak. M isalnya, sibuk dengan karir di luar rumah, sering mengadakan kunjungan, menghadiri pert emuan, at au karena malas-malasan dan t idak mau menangani langsung urusan anak. Padahal ini sangat berpengaruh pada kejiw aan anak dan nilai-nilai yang diserapnya. Ia akan kehilangan kasih sayang, sebab sang ibu membiarkannya dalam peraw at an w anit a lain sepert i pembant u at au membaw anya ke t empat pengasuhan. Disamping it u hal ini berbahaya bagi masa depannya, karena ia akan t umbuh t anpa kasih sayang. Jika anak miskin kasih sayang, ia akan bert indak keras t erhadap anggot a masyarakat , akibat nya masyarakat akan hidup dalam kehancuran, keret akaan dan kekerasan.

(1) M in Akht a al-M urabbin, hal: 56.


(2)

23

Jika kit a t erpaksa menggunakan pembant u, usahakanlah mencari pembant u yang muslimah dan baik, dan diupayakan t idak bersama anak kecuali sebent ar saja(1).

7) M embiarkan anak bermain di luar rumah set elah shalat maghrib

Rasulullah

melarang anak bermain diluar rumah set elah maghrib disebabkan banyak syait han yang menyebar pada w akt u it u. Beliau

bersabda:

“ Apabila malam t elah datang set elah t erbenamnya mat ahari maka t ahanlah anak-anak kalian, karena set an bert ebaran ket ika it u…”(2).

Terkadang syait han mengganggu anak t ersebut sehingga mereka melakukan hal-hal yang aneh, at au menggangu orang yang sedang lew at di jalan, megejek, mencuri, at au bert eriak-t eriak hingga mengganggu t et angga. Padahal Rasulullah

bersbda:

“ Tidak akan masuk surga orang yang t et angganya t idak merasa aman dari gangguan-gangguannya”(3).

Hendaknya orang t ua memilih w akt u bermain yang t epat , mengaw asi anaknya ket ika bermain dan mengajarkan kepada mereka sifat -sifat t erpuji ket ika bermain, misalnya jujur, am anah, adil, menjaga w akt u-w akt u shalat , dan memperhat ikan perasaan t et angga(4).

D. Kesimpulan

Kenakalan anak mempunyai banyak sebab, diant arnya sebab-sebab int ernal sepert i, perceraian yang dibarengi dengan kemisikan, sikap cuek kedua orang t ua t erhadap pendidikan anak, perlakuan yang buruk dari orang t ua, dan sebab-sebab ekst ernal misalnya, pergaulan dan t eman yang buruk, membiarkan anak menjadi korban t elevisi, dan lain-lain.

(1) Al-Wajiz fii at-Tarbiyah, hal: 20.

(2) Diriw ayat kan oleh Bukhori dalam Shahihnya (Kit ab al-Asyribah, Bab Taght iyah al-Inaa, no. 5623), M uslim dalam Shahihnya (Kitab al-Asyribah, Bab al-Amar biTaghtiyah al-Inaa, no. 2012). (3) Diriw ayat kan oleh M uslim dalam Shahihnya (Kit ab al-Iman, Bab Bayan Tahrim Iidza al-Jar, no. 46).


(3)

24

Sebab t erbesar kenakalan anak adalah kesalahan orang t ua dalam mendidik anak, baik ket ika anak belum lahir maupun sudah lahir.

Cont oh kesalahan mendidik anak sebelum anak dilahirkan: 1) Tidak perhat ian dalam mem ilih pasangan

2) Tidak memperhat ikan hak-hak janin

Cont oh kesalahan mendidik anak ket ika anak baru dilahirkan:

1) M erasa senang dan gembira dengan kelahiran anak laki-laki dan benci dengan kelahiran anak perempuan.

2) Tidak memperhat ikan penyusuan dan penyapihan anak 3) M enamai anak dengan nama-nama yang t idak pant as 4) M enunda khit an anak sampai baligh

Cont oh kesalahan mendidik anak pada usia pra sekolah:

1) Kelalaian pendidik mengajarkan kalimat t auhid kepada anak ket ika anak sudah mulai bisa berbicara

2) Tidak memberikan kasih sayang kepada anak 3) Ucapan pendidik t idak sesuai dengan perbuat annya

4) Tidak membiasakan anak melaksanakan adab-adab islam sejak kecil 5) M enakut -nakut i anak dengan makhluk ghaib

6) M enyerahkan t anggung jaw ab pendidikan anak kepada pembant u at au pengasuh

7) M embiarkan anak bermain di luar rumah set elah shalat maghrib

Kesalahan dalam mendidik anak akan mendat angkan dampak yang buruk bagi anak dan orang t ua di dunia dan di akhirat , lebih-lebih lagi kesalahan mendidik anak yang t erjadi pada priode pert ama dari kehidupannya (usia pra sekolah). Sebab apapun yang t erekam dalam benak anak pada priode ini akan nampak pengaruhnya dengan nyat a pada kepribadiannya ket ika sudah dew asa. M aka kesalahan-kesalahan ini perlu dit anggulangi sesuai Al-Quran dan As-Sunnah dan penjelasan para ulama dan perlu dit erapkan


(4)

25

pendidikan yang benar agar bermanfaat bagi individu, keluarga dan masyarakat.

Hendaklah orang t ua dan para pendidik berpegang t eguh dengan syariat Allah dalam prilaku dan pergaulan sehari-hari, mengikut i sunnah Rasulullah  dan perjalanan hidup salafus shaleh dalam berint eraksi dengan anak, berdoa kepada Allah agar mengaruniakan kebaikan pada diri kit a dan anak-anak, menjadi t eladan yang baik bagi anak dalam perkat aan dan perbuat an, bert anya kepada orang-orang yang ahli dalam pendidikan khususnya bila orang t ua menemukan berbagai problem dalam mendidik anak, sert a jangan lupa, sering bert anya kepada orang-orang yang t elah sukses dalam mendidik anak-anak mereka

Penelit i merekomendasikan kepada penelit i selanjut -nya, unt uk menelit i secara lebih mendalam t ent ang: Kesalahan-kesalahan pendidik yang t erjadi pada priode sekolah dan priode remaja disert ai menyebut kan t at a cara penanggulangannya sesuai ajaran Islam.


(5)

26

Daftar Pustaka

Al-Qur’an Al-Karim.

Al-M ughni, karya Abu M uhammad Abdullah bin Ahmad bin M uhammad bin Qudamah Al-M aqdisi, Tahqiq: Abdullah bin Abdul M uhsin At -Turki dan Abdul Fat t ah M uhammad, Dar ‘Alam al-Kut ub, Riyadh, cet 3, 1417 H/ 1997 M , 15 jilid.

Al-W ajiz fii at -Tarbiyah, karya Yusuf M uhammad Al-Hasan.

AL-W ajiz fii Fiqhi al-sunnah w a al-Kit ab al-‘Aziz, karya Dr Abdul ‘Adzhim Badaw i, Dar Ibnu Hazm, cet 3, 1424 H/ 2003 M .

At -Taqshir fii Tarbiyah al-Aulaad al-M adzhaahir Subul al-W iqayah w a al-‘Ilaaj, karya M uhammad bin Ibrahim Al-Hamd.

At hfaal al-M uslimin Kaifa Rabbahum an-Nabi al-Amin

?, karya Jamal Abdurrahman, Dar Thayyibah al-Khadraa, M akkah, cet 7, 1425 H/ 2004 M .

At -Thiflu fii as-Syari’ah al-Islamiyyah, Tansyiat uhu, Hayat uhu, Huququhu Allat i Kafalaha al-Islam, karya Dr. M uhammad bin Ahm ad As-Shaleh.

Fiqhu Tarbiyah al-Abna min Nashaih al-At hibba, karya M ust hafa Al-Adaw i, Dar M ajid ‘Asiiri, Jeddah, cet 1, 1419 H/ 1998 M .

Ihya ‘Ulum ad-Diin, karya M uhammad bin M uhammad Al-Ghazali Abu Hamid, Dar al-M a’rifah, Beirut , 4 jilid.

M ahaj al-Baht si fii ‘Ulum al-M ukt sabaat, karya Nahid Hamdi Ahmadi, Dar M urinah, Riyadh, 1499 H/ 1979 M .

M in Akht a al-M urabbiin, karya Abu M aisarah M uhammad bin M ust hafa, Dar ar-Ridha, cet 2, 2003 M .

Shahih al-Bukhori, karya Al-Imam Abu Abdillah M uhammad bin Ismail Al-Bukhori, Dar Ibnu Kat sir, cet 1, Beirut , 1423 H/ 2002 M .

Shahih M uslim, karya Imam Hafidz Abu Husain M uslim bin Hajjaj Qusyairi An-Naisaburi, edit or: Abu Qut aibah Nadzr M uhammad Al-Faryabi, Dar Thayyibah, Riyadh, cet 1, 1427 H/ 2006 M .


(6)

27

Sunan Abi Daw ud, karya Al-Imam Abu Daw ud Sulaiman bin Asy’at s As-Sijist ani, Takhrij: As-Syaikh M uhammad Nashiruddin Al-Albani, Edit or: Abu Ubaidah M asyhur bin Hasan Ali Salman, M akt abah al-M a’arif, Riyadh, cet 2, 1427 H/ 2007 M .

Sunan at -Tirmidzi, karya Al-Imam Al-Hafidz M uhammad bin ‘Isa At -Tirm idzi, Takhrij: As-Syaikh M uhammad Nashiruddin Al-Albani, Edit or: Abu Ubaidah M asyhur bin Hasan Ali Salman, M akt abah al-M a’arif, Riyadh, cet 2, 1429 H/ 2008 M .

Tarbiyah al-Aulaad fii al-Islam, karya Dr. Abdullah Nashih ‘Ulw an, Dar as-Salam, cet 21, 1412 H/ 1992 M . 2 jilid.

Tasmiyah al-M auluud, karya Bakar bin Abdillah Abu Zaid, Dar al-‘Ashimah, Riyadh, cet 3, 1416 H/ 1995 M .

Tuhfah al-M auluud Biahkaam al-M auluud, karya Al-Imam Abu Abdillah M uhammad bin Abi Bakar bin Ayyub, yang dikenal dengan Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, Tahqiq: Abu Usamah Salim bin ‘Ied Al-Hilali As-Salafi Al-At sari, Dar Ibnul Qayyib Dammam, dan Dar Ibnu Affan Kairo, cet 1, 1421 H.

Ushuul at -Tarbiyah al-Islamiyyah, karya Dr. Khalid bin Hamid Al-hazimi, Dar ‘Alam al-Kut ub, Riyadh, cet 1, 1420 H/ 2000 M .

M endidik Anak dalam Kandungan: Opt imalisasi Pot ensi Anak Sejak Dini, karya Ubes Nur Islam, Jakart a: Gema Insani, 2004.