UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) PADA MATERI POKOKALJABAR KELAS VIII SMP YAPEKSI SAWIT SEBERANG T.A 2012/2013.

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINKPAIR-SHARE (TPS) PADA MATERI POKOK ALJABAR
KELAS VIII SMP YAPEKSI SAWIT SEBERANG
T.A 2012/2013

Oleh :

Zippora K H Samosir
NIM 408311061
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013


i

iii

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE THINK_PAIR_SHARE (TPS) PADA MATERI POKOK
ALJABAR KELAS VIII SMP YAPEKSI
SAWIT SEBERANG T.A 2012/2013
Zippora K H Samosir (408311061)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil
belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Think_Pair_Share (TPS) di kelas VIII-1 SMP Swasta Yapeksi Sawit
Seberang Tahun Ajaran 2012/2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas (classroom action research). Subjek dalam penelitian ini adalah kelas VIII-1
dengan jumlah siswa 48 orang. Objek dalam penelitian ini adalah aktivitas dan
hasil belajar siswa kelas VIII SMP Yapeksi Sawit Seberang pada materi pokok
Aljabar melaui model pembelajaran kooperatif tipe think_Pair_Share (TPS)

Berdasarkan hasil observasi, aktivitas belajar siswa mengalami
peningkatan. Pada siklus I banyaknya siswa memiliki persentase aktivitas ≥70%
secara klasikal adalah 2 orang siswa (5,26%) dan di akhir siklus II meningkat
hingga mencapai 29 orang siswa (76,91%). Peningkatan setiap aspek aktivitas
secra klasikal dari siklus I ke siklus II adalah bertanya 44,7%, menjawab
pertanyaan sebesar 30,2%, berdiskusi sebesar 17,57%, dan mengemukakan
pendapat sebesar 39,38%. Dari hasil siklus II diperoleh bahwa persentase aktivitas
aktif siswa telah memenuhi yaitu : 70%≤
< 85%.
Hasil analisis tes hasil belajar yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan I
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think_Pair_Share
(TPS), hasil belajar siswa minimal sedang (≥ 65%) secara klasikal belom
tercapai karena hanya 50% siswa yang tuntas,engan nilai rata-rata kelas 70,05%.
Setelah pelaksaan siklus II, hasil belajar siswa kategori minimal sedang (≥ 65%)
secara klasikal telah tercapai yaitu 86,84%, dengan nilai rat-rata 84,06.
Dari hasil analisis data diperoleh bahwa besar peningkatan aktivitas
belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 71,65%. Peningkatan hasil belajar
matematika siswa dari siklus I ke siklus II adalah 36,84% Berdasarkan hasil
penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelaran
kooperatif tipe Think_Pair_Share (TPS) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar siswa. Bagi guru matematika yang ingin menungkatkan aktivitas dan hasil
belajar matematika siswa hendaknya menerapkan model kooperatif tipe
Think_Pair_Share (TPS).

vi

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

i
ii
iii
iv

vi
viii
ix

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Definisi Operasional

1
7
7
8
8
8
9


BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Pengertian Belajar
2.1.2. Belajar Matematika
2.1.3. Aktivitas Belajar
2.1.4. Pengertian Hasil Belajar
2.1.5. Model Pembelajaran
2.1.6. Pembelajaran Kooperatif
2.1.7. Teknik Think_Pair_Share
2.1.8. Kajian Tentang Materi Operasi Aljabar
2.1.9. Pembelajaran Materi Aljabar dengan Teknik TPS
2.1.10 Penelitian Tindakan kelas
2.2.
Kerangka Konseptual
2.3.
Hipotesis Tindakan

10
10

12
13
18
19
20
22
23
34
35
37
37

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2. Subjek dan Objek Penelitian
3.3. Jenis Penelitian
3.4. Prosedur Penelitian
3.5. Alat Pengumpulan Data
3.6. Teknik Analisis Data
3.6.1. Indikator Keberhasilan Tindakan

3.6.2. Menarik Kesimpulan

38
38
38
39
41
42
46
46

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Siklus I
4.1.1.1 Permasalahan I
4.1.1.2 Alternatif Pemecahan I (Perencanaan Tindakan I)
4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan I
4.1.1.4 Observasi

4.1.1.5 Analisis Data I
4.1.1.6 Refleksi I
4.1.2. Permasalahan II
4.1.2.1 Tahap Perencanaan Tindakan (Alternatif Pemecahan)
4.1.2.2 Alternatif Pemecahan II (Perencanaan Tindakan II)
4.1.2.3 Pelaksanan Tindakan II
4.1.2.4 Observasi II
4.1.2.5 Analisis Data II
4.1.2.6 R efleksi II
4.2.
Temuan Peneliti
4.3.
Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa

47
47
47
48
49

51
53
56
58
58
59
60
61
62
66
67
68
68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2 Saran

70
71


DAFTAR PUSTAKA

72

viii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks guru dalam pembelajaran kooperatif

21

Tabel 3.1. Kisi-kisi lembar aktivitas belajar siswa

41

Tabel 3.2. Pedoman skala lima absolut

43


Tabel 3.3. Format Yang Dirancang Peneliti untuk mengukur Aktivitas
Siswa
Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Awal

43
48

Tabel 4.2. Gambaran Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada Tes
Awal

48

Tabel 4.3. Deskripsi Hasil Observasi Pengelolaan Pembelaran Siklus I

53

Tabel 4.4. Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

54

Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

55

Tabel 4.6. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus I

56

Tabel 4.7. Gambaran Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada Tes
Hasil Belajar I

56

Tabel 4.8. Deskripsi Hasil Observasi Pengelolaan Pembelaran Siklus II

62

Tabel 4.9. Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

63

Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

64

Tabel 4.11 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus II

65

Tabel 4.12 Gambaran Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada Tes
Hasil Belajar II

66

ix

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (SIKLUS I)

74

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (SIKLUS I)

80

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (SIKLUS II)

87

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (SIKLUS II)

93

Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa (LAS I)

99

Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa (LAS II)

104

Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa (LAS III)

113

Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa (LAS IV)

116

Lampiran 9. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar I

122

Lampiran 10. Tes Awal

123

Lampiran 11. Pedoman Penskoran Tes Awal

124

Lampiran 12. Lembar Validasi Soal Tes Awal

127

Lampiran 13. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar I

130

Lampiran 14. Tes Hasil Belajar I

131

Lampiran 15. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I

132

Lampiran 16. Lembar Validasi Hasil Belajar I

134

Lampiran 17. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar II

137

Lampiran 18. Tes Hasil Belajar II

138

Lampiran 19. Data Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II

139

Lampiran 20. Lembar Validasi Hasil Belajar II

142

Lampiran 21. Lembar Observasi Belajar Aktivitas Siswa

145

Lampiran 22. Lembar Penilaian Aktivitas Belajar Matematika
Siswa Saat Pembelajaran Matematika

177

Lampiran 23. Pedoman Skala Penilaian Observasi Aktivitas Belajar
Siswa

180

Lampiran 24. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran

181

Lampiran 25. Analisis Hasil Evaluasi Tes Awal

193

Lampiran 26. Analisis Hasil Evaluasi Tes I

195

Lampiran 27. Analisis Hasil Evaluasi Tes II

197

x

Lampiran 28. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I 199
Lampiran 29.Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II 201
Lampiran 30. Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus I Dengan Siklus II

203

Lampiran 31. Deskripsi Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II

205

Lampiran 32. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I dan II

206

ii

RIWAYAT HIDUP
Zippora Kathrin Holly Samosir dilahirkan

di Sawit Seberang, pada

tanggal 30 November 1990. Ibu bernama Mr. Br Pasaribu dan ayah bernama Drs.
T. Samosir, dan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pada tahun 1996,
penulis masuk SD Negeri 050686 Sawit Seberang Kecamatan Sawit Seberang dan
lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002 melanjut sekolah ke SMP Nasrani 2
Medan dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005 penulis melanjutkan sekolah
ke SMA Negeri 7 Medan dan lulus pada tahun 2008.
Pada tahun 2008 penulis diterima di program Studi Pendidikan
Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan. Kegiatan intrakurikuler di Universitas Negeri Medan yang pernah
diikuti antara lain Paduan Suara IKBKM.

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Matematika sebagai ilmu dasar yang sangat erat kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari merupakan ilmu yang mempunyai peranan penting dalam
kehidupan manusia. Paling (Abdurrahman 2009: 252) :
”Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap
masalah yang dihadapi manusia; suatu cara yang menggunakan informasi,
menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting
adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan
menggunakan hubungan-hubungan”.

Menurut Cornelius (dalam Abdurrahman 2003:253) mengemukakan
bahwa:
“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan
(1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan
masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan
dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan
kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap
perkembangan budaya”.
Disamping

itu

matematika

merupakan

ilmu

yang

mendasari

perkembangan teknologi dan meningkatkan daya pikir manusia. Dengan belajar
matematika dapat meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian dan
kesadaran keruangan. Karena dengan belajar matematika diharapkan siswa dapat
mengembangkan kemampuan berpikir, bernalar, mengkomunikasikan gagasan
serta dapat mengembangkan aktivitas kreatif dan pemecahan masalah. Oleh
karena itu, matematika telah dipelajari mulai dari sekolah rendah (taman kanakkanak) sampai perguruan tinggi.
Berdasarkan hasil observasi peneliti di kelas VIII SMP Yapeksi Sawit
Seberang menunjukkan bahwa: “Aktivitas siswa dalam belajar matematika di
dalam kelas masih rendah. Pembelajaran matematika masih banyak bertumpu

2

pada aktivitas guru artinya kebanyakan dari siswa hanya sekedar mengikuti
pelajaran di dalam kelas yaitu dengan mendengarkan ceramah dan mengerjakan
soal yang diberikan oleh guru tanpa adanya respon, kritik, dan pertanyaan dari
siswa kepada guru sebagai umpan balik dalam kegiatan belajar mengajar”.
Siswa dipandang sebagai individu yang hanya siap menerima informasi
yang disampaikan oleh guru. Selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
berlangsung aktivitas cenderung pada aktivitas pasif yaitu siswa hanya
mendengaarkan penjelasan guru dan menulis penjelasan guru dari papan tulis.
Aktivitas Membaca buku, berdiskusi pada teman, bertenya pada guru tidak
ditemui dalam KBM dikarenakan selama proses KBM berlangsung , guru hanya
menjelaskan pelajaran dan memberikan soal untuk dikerjakan oleh siswa.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelajaran matematika masih berpusat pada
guru.
Kegiatan pembelajaran matematika selama ini masih bersifat teacher
ariented. Sekitar 70% kegiatan masih berpusat pada guru. Guru lebih banyak
menjelaskan, dan member informasi tentang konsep-konsep yang akan dibahas.
Menurut beliau, Hal itu dikarenakan kemampuan dasar matematika yang dimiliki
anak masih rendah.
Pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku.
Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar
kalau tidak ada aktivitas (Sardiman, 2009:95). Itulah sebabnya aktivitas
merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di adalam interaksi belajarmengajar.
Dengan penekanan asas aktivitas dalam pembelajaran memungkinkan
pemahaman siswa semakin baik karena mereka langsung mempraktekkan
kompetensi yang harus dicapai di dalam kelas. Sehingga pembelajaran tidak
monoton dan lebih bervariasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas dapat berjalan
dengan baik jika ada interaksi yang baik diantara orang-orang yang terlibat dalam
proses kegiatan belajar mengajar. Aktivitas merupakan suatu hal yang sangat
penting di dalam kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh hasil belajar yang
baik. Guru juga dituntut untuk mendorong siswa belajar secara aktif yang

3

merupakan faktor penting dalam matematika. Menurut Slameto (2003:36)
menyatakan bahwa:
“Dalam proses belajar mengajar, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa
dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan
aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi
dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda.
Atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi
dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah,
melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, inti sari dari pelajaran
yang disajika oleh guru. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia
memiliki ilmu/pengetahuan itu dengan baik”.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa masalah
pembelajaran matematika adalah rendahnya aktivitas belajar siswa khususnya
pelajaran matematika. Siswa sekedar mengikuti pelajaran matematika yang
diajarkan guru di dalam kelas, yaitu dengan hanya mendengarkan ceramah dan
mengerjakan soal yang diberikan oleh guru tanpa adanya respon, kritik, dan
pertanyaan dari siswa kepada guru sebagai umpan balik dalam kegiatan belajar
mengajar yaitu seperti :


Siswa jarang untuk bertanya



Jika guru bertanya secara lisan hanya beberapa siswa saja yang mau
menjawab pertanyaan dari guru terssebut



Siswa juga tidak aktif untuk berdiskusi



Siswa juga tidak aktif untuk mengemukakan pendapat mereka

Seiring dengan hal tersebut, hasil wawancara dan observasi yang dilakukan
oleh peneliti tentang hasil belajar siswa dengan Ibu Rina, salah seorang guru
matematika di kelas VIII SMP Yapeksi Sawit Seberang mengemukakan bahwa:
“ Hasil belajar matematika yang diperoleh siswa kelas VIII masih rendah,
masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah rata-rata dengan
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah 6,5. Hal ini diakibatkan
karena kurangnya minat dan kemauan siswa dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar di dalam kelas “.

4

Rendahnya hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil nilai rapot dimana
rata-rata hasil belajar matematika siswa di kelas VIII SMP Yapeksi Sawit
Seberang, dari 40 orang siswa dalam satu kelas sekitar 15 orang atau 38% siswa
mendapatkan rata-rata siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dengan nilai 65 ke atas, selebihnya siswa yang harus mengikuti remedial
dengan rata-rata nilai 60.
Seperti

yang

diungkapkan

Soekisno

(2009)

(http://kimfmipa.unnes.ac.id/home/61-membangun-keterampilan-komunikasimatematika.html) :
“Hasil tes diagnostik yang dilakukan oleh Suryanto dan Somerset di 16
sekolah menengah beberapa provinsi di Indonesia menginformasikan bahwa
hasil tes pada mata pelajaran matematika sangat rendah. Hasil dari TIMSSThird International Mathematics and Science Study menunjukkan Indonesia
pada mata pelajaran matematika berada di peringkat 34 dari 38 negara.”
Bahkan sampai saat ini, matematika masih menjadi momok yang
menakutkan bagi sebagian besar siswa, terutama ketika menghadapi Ujian Akhir
Nasional (UAN). Kenyataan menerangkan banyak siswa yang tidak lulus UAN
karena

nilai

matematika

yang

tidak

memenuhi

standar

kelulusan.

Suharyanto(2008) (http://smu-net.com ), mengatakan :
“Mata pelajaran matematika masih merupakan penyebab utama siswa tidak
lulus UAN 2007. Dari semua peserta yang tidak lulus sebanyak 24,4%
akibat jatuh dalam pelajaran matematika, sebanyak 7,695 akibat pelajaran
bahasa inggris, dan 0,46% akibat mata pelajaran bahasa indonesia.”

Pada wawancara ini guru juga menyebutkan bahwa siswa mengalami
kesulitan dalam mengerjakan soal-soal Aljabar , mereka bingung jika operasi nya
dicampurkan dan menggunakan beberapa jenis variabel. Hal ini sejalan dengan tes
yang diberikan kepada siswa kelas VIII SMP Yapeksi Sawit Seberang.
Seperti contoh soal yang diberikan peneliti kepada siswa pada pokok bahasan
Aljabar.
Contoh : Sederhanakan bentuk aljabar dibawah ini.
1. 2 − 9 + 4 − 5 + 6
2. (2 + 3 )(5 − )

5

Jawaban Siswa yang salah

Pada contoh soal di atas hanya 20% siswa yang dapat menjawab dengan benar
dan 30% siswa mengarah kepada jawaban yang benar, sedangkan 50% siswa
sama sekali tidak dapat menyelesaikan soal tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
Materi Aljabar merupakan salah satu materi pelajaran yang masih sulit dipahami
oleh siswa.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka perlu diterapkan suatu sistem
pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar
mengajar guna meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa di sekolah. Untuk
itu model pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang saat
ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat

6

pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang
ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa. Slavin (dalam Isjoni, 2009:23)
mengatakan :
“Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang telah
dikenal sejak lama, dimana pada saat itu guru mendorong para siswa untuk
melakukan kerja sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi
atau pengajaran oleh teman sebaya. Dalam melakukan proses belajar
mengajar guru tidak lagi mendominasi seperti lazimnya pada saat ini,
sehingga siswa dituntut untuk berbagi informasi dengan siswa yang
lainnya dan saling belajar mengajar sesama mereka”.
Selanjutnya Slavin (2008:4) menyatakan bahwa :
”Pembelajaran kooperatif dapat digunakan secara efektif pada setiap
tingkatan kelas dan untuk mengajarkan berbagai macam mata pelajaran.
Mulai dari matematika, membaca, menulis sampai pada ilmu pengetahuan
ilmiah, mulai dari kemampuan dasar sampai pemecahan masalah-masalah
yang kompleks. Lebih daripada itu, pembelajaran kooperatif juga dapat
digunakan sebagai cara utama dalam mengatur kelas untuk
pengajaran”.Untuk itu model pembelajaran yang tepat digunakan adalah
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS).
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif
merupakan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan aktifitas dan interaksi
siswa sehingga tercipta pembelajaran dengan baik. Selanjutnya pembelajaran
kooperatif juga cocok diterapkan pada mata pelajaran matematika terkhusus pada
materi pokok Aljabar kelas VIII yang membutuhkan penalaran dan ketepatan
dalam pemecahan masalahnya agar tercapai aktivitas dan hasil belajar siswa
dengan baik.
Salah satu pembelajaran kooperatif yaitu tipe Think Pair Share (TPS). TPS
merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan dari teori
konstruktivisme yang merupakan perpaduan antara belajar secara mandiri dan
berkelompok.
Pendapat ini juga didukung oleh Anshari (2009:10)
“Strategi pembelajaran think-pair-share (saling bertukar pikiran secara
berpasangan) merupakan struktur pembelajaran koperatif yang efektif
untuk meningkatkan daya pikir siswa. Hal ini memungkinkan dapat
terjadi karena prosedurnya telah disusun sedemikian sehinggga dapat

7

memberikan waktu yang lebih banyak kepada siswa untuk berpikir, serta
merespon sebagai salah satu cara yang dapat membangkitkan bentuk
partisipasi siswa”.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan suatu
penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think_Pair_Share
(TPS) Pada Materi Pokok Operasi Aljabar Kelas VIII SMP Yapeksi Sawit
Seberang T.A 2012/2013”.

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan
beberapa masalah sebagai berikut :
1. Aktivitas belajar matematika siswa dalam proses belajar mengajar didalam
kelas masih tergolong rendah karena pembelajaran matematika masih banyak
bertumpu pada aktivitas guru.
2. Rendahnya hasil belajar matematika siswa di SMP Yapeksi Sawit Seberang
3. Model pembelajaran yang digunakan guru lebih sering menggunakan model
pembelajaran ceramah yang hanya berpusat pada murid.
4. Matematika masih menjadi momok bagi yang mengikuti ujian UAN.
5. Materi Aljabar merupakan salah satu materi pelajaran yang masih sulit
dipahami oleh siswa di Kelas VIII SMP Yapeksi Sawit Seberang

1.3. Batasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah yang telah teridentifikasi dan
keterbatasan peneliti, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada Upaya
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif tipe Think_Pair_Share (TPS) Pada Materi Pokok Aljabar di kelas VIII
SMP Yapeksi Sawit Seberang Tahun Ajaran 2012/2013

8

1.4. Rumusan Masalah
1. Apakah melalui melalui Model Pembelajaran Think_Pair_Share dapat
meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa pada materi pokok Aljabar
di kelas VIII SMP Yapeksi Sawit Seberang T.A 2012/2013?
2. Apakah melaluiModel Pembelajaran Think_Pair_Share dapat meningkatkan
hasil belajar matematika siswa pada materi pokok Aljabar di kelas VIII SMP
SMP Sawit Seberang T.A 2012/2013?

1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1.

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share pada materi pokok Aljabar
kelas VIII SMP Yapeksi Sawit Seberang.

2.

Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share pada materi pokok Aljabar
kelas VIII SMP Yapeksi Sawit Seberang.

1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi guru
Sebagai

bahan

informasi

guru

untuk

melakukan

penerapan

model

pembelajaran kooperatif tipe TPS sebagai salah satu alternatif pembelajaran
suatu materi pokok, khususnya pada materi pokok Aljabar.
2. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah
dalam perbaikan pengajaran matematika di SMP Yapeksi Sawit Seberang
3. Bagi penulis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi landasan berpijak dalam rangka
menindak lanjuti penelitian ini dengan ruang lingkup yang lebih luas.

9

1.7. Definisi Operasional
Penelitian ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share
(TPS) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa di
Kelas VIII SMP Yapeksi Sawit Seberang.
Istilah-istilah yang memerlukan penjelasan adalah sebagai berikut :
1. Model Pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) adalah jenis pembelajaran
kooperatif yang dilakukan dengan berpikir secara pribadi, berdiskusikan apa
yang dipikirkan secara berpasangan dan sharing kembali terhadap pasangan
lain berdasarkan bahan atau data yang disediakan guru.
2. Aktivitas belajar adalah suatu keaktifan, kesibukan atau kegiatan yang
dilakukan oleh seorang siswa dalam proses belajar mengajar yang berkaitan
dengan keikutsertaan siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya seperti
menanggapi,

mengingat,

memecahkan,

menganalisa

dan

mengambil

keputusan dari masalah atau soal-soal yang dihadapinya.
3. Hasil belajar adalah gambaran pencapaian tujuan pembelajaran yang dilihat
dari prestasi siswa dan gambaran tingkat penguasaan siswa dalam proses
beslajar mengajar.

72

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Peningkatan dapat kita lihat dari siklus I ke siklus II. Adapun kesimpulan
dalam penelitian ini setelah dilakukan analisis data adalah sebagai berikut.
1. Penerapan model pembelajaran TPS dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa. Peningkatan juga dapat dilihat dari lembar aktivitas siswa. Pada
siklus I banyaknya siswa yang memiliki persentase aktivitas ≥ 70% secara
klasikal adalah 2 orang siswa (5,26%) dari 38 orang siswa dan di akhir
siklus II meningkat hingga mencapai 28 orang siswa (73,68%) yang
memiliki persentase aktivitas ≥ 70%. Dari akhir siklus II diperoleh bahwa
persentase aktivitas siswa telah memenuhi kriteria keaktifan klasikal yaitu
≥ 75% siswa memiliki persentase aktivitas ≥ 70%. Peningkatan aktivitas
secara klasikal dari siklus I ke siklus II sebesar 68,42%.
2. Hasil belajar matematika siswa SMP Yapeksi kelas VIII-1 Sawit Seberang
tahun ajaran 2012/2013 dapat meningkat dengan menerapkan model
pembelajaran Think_Pair_Share (TPS). Peningkatan hasil belajar dapat
kita lihat dari Tes yang berbentuk uraian. Pada siklus I persentase hasil
belajar siswa secara klasikal 50% dengan nilai rata-rata kelas 70,05. Di
akhir siklus II hasil belajar siswa secara klasikal 86,84% dengan nilai ratarata 84,05. Peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I
dan siklus II adalah 36,84%.

5.2. Saran
Adapun saran dalam penelitian ini adalah:
1. Kepada guru matematika yang ingin meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar matematika siswa hendaknya menerapkan model pembelajaran
Think_Pair_Share (TPS)

73

2. Disarankan agar guru selalu melibatkan siswa dalam proses belajar
mengajar yang bertujuan untuk memotivasi siswa dan melatih siswa untuk
belajar aktif.

74

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M, (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Ansari, L, B, (2003), Komunikasi Matematika, Penerbit Pena, Bandung
Arends, R, (2008), Learning To Teach “Belajar Untuk Mengajar”, Penerbit
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Arikunto, Suharsimi, dkk, (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara,
Jakarta.
Djamarah, S, (2002), Psikologi Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2007), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian
Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan.
Hamalik, Oemar, (2009), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Bandung.
Herman Hudojo, Mengajar Belajar Matematika, (Jakarta : Rineka Cipta, 1988),
hlm,3. http://belajarmatematika.com/read/2012/06/23/20092036/ Mau.
Dibawa.Kemana.Matematika.Kita.
Kunandar., (2010), Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta
Isjoni, H., (2009), Pembelajaran Kooperatif, Pustaka Belajar, Yogyakarta
L.Siantar, Roy., (2001), Penerapan Strategi TTW (Think Talk Write) dengan
menggunakan LAS untuk meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat di Kelas X
SMA Swasta HKBP Sidorame Nedan T.A 2010/2011.,Skripsi,FMIPA,
Unimed, Medan
Mulyasa, (2003), Kurikulum Berbasis Kompetensi, Remaja Rosdakarya, Bandung
Muhammad

Faiq

Dzaki,

(2009),http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/2003/03/aktivitasbelajar-pada model.html.(diundu Mei2012)
Nurkancana, Wayan., (1986), Evaluasi Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya
Panggabean, Ronald., (2011), Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Dengan
Menggunakan LKS Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok

75

Bahasan Teorema Pythagoras Di Kelas VIII SMP Swasta Free Methodist II Medan
Tahun Pelajaran 2010/2011, FMIPA Unimed, Medan.

Rohani, (2004), Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Riyanto, Yatim., (2009), Paradigma Baru Pembelajaran, Sebagai Referensi bagi Pendidik
dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta
Samsul Hadi, (2006), Aplikasi Matematika 2, Penerbit Yudhistira , Jakarta
Sanjaya, Wina, (2008), Strategi Pembelajaran, Penerbit Kencana, Jakarta

Situmorang, M., (2010), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Untuk Mata Pelajaran
Kimia, Universitas Negeri Medan, Medan.
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit
Rineka cipta, Jakarta.
Slavin, R.E. (2008), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Penerbit Nusa Media,
Bandung.

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Soekisno

(2009)

(http://kimfmipa.unnes.ac.id/home/61-membangun-

keterampilan-komunikasi-matematika.html) : (diundu Juni 2012)

Suharyanto(2008) (http://smu-net.com ) (diundu Juni 2012)
Sugijono, (2004), Seribu Pena Matematika SMP Kelas VIII, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Suprijono Agus, (2009), Cooperative Learning, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), Kencana, Jakarta
Wiriaatmadja, R., (2008), Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk
Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen, Remaja Rosdakarya, Bandung

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Think-Pair-Share (TPS) DENGAN KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-A SMP PGRI 01 NGAJUM

0 8 28

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 03 BATU PADA BAB SISTEM PENCERNAAN

0 12 1

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

0 6 88

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE (TPS) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP

0 5 93

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP

0 4 54

KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) PADA SISWA SMP

0 0 8

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TAI DI SMP

0 0 14

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD: AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA MATERI HIDROLISIS GARAM

0 1 10

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEADS TOGHETHER SISWA KELAS VIII SMP N 1 ALIAN

0 0 8

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE SISWA KELAS VIII D SMP N 1 PLERET

0 0 8