PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK HOME ROOM TERHADAP PENINGKATAN SIKAP BELAJAR AKTIF SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 BATANG KUIS TAHUN AJARAN 2012/ 2013.

(1)

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

TEKNIK HOME ROOM TERHADAP PENINGKATAN SIKAP

BELAJAR AKTIF SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1

BATANG KUIS TAHUN AJARAN 2012/2013

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada

Jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan

Oleh:

NUR AZIZAH HASIBUAN

NIM. 109451014

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

TEKNIK HOME ROOM TERHADAP PENINGKATAN SIKAP

BELAJAR AKTIF SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1

BATANG KUIS TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Oleh:

NUR AZIZAH HASIBUAN

NIM. 109451014

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(3)

(4)

(5)

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik ALLAH SWT, Pencipta dan Pengendali alam semesta, atas segala nikmat dan hidayah yang tak terkira sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Home

Room Terhadap Peningkatan Sikap Belajar Aktif Siswa Kelas X Di SMA Negeri 1

Batang kuis Tahun Ajaran 2012/2013”.” Shalawat dan salam tercurah kepada Baginda Rasulullah SAW, keluarga dan para sahabat serta seluruh generasi setelahnya. dalam penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari hambatan-hambatan dan banyak kesulitan dalam menyelesaikannya. namun dengan usaha dan kerja keras yang maksimal dan bantuan dari segala pihak, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan juga. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Zuraida Lubis, M.Pd Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini. dan seluruh pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor UNIMED

2. Bapak Drs. Nasrun, MS, Selaku Dekan FIP, Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS, Selaku Pembantu Dekan 1, Pembantu dekan II, dan Pembantu dekan III Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd, Selaku Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Negeri Medan, Serta Sekretaris Jurusan ibu Dra. Nurarjani, M.Pd.

4. Dosen-Dosen Penguji yang telah memberikan masukan yang sangat membangun dalam skripsi ini yaitu Ibu Dra. Kemali syarif, M.Pd, Ibu Dra. Pastiria Sembiring, M.Pd. Kons Serta Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd.


(7)

5. Bapak Drs. Nasrun, MS, Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan dukungan kepada penulis.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah banyak memberikan ilmu, bimbingan, dukungan, saran dan motivasi kepada penelitian selama berada didalam maupun di luar perkuliahan.

7. Seluruh Staff dan pegawai fakultas Ilmu Pendidikan, pegawai perpustakaan Universitas Negeri Medan atas kerjasama dan bantuan kepada peneliti terutama dalam usaha surat-menyurat.

8. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang yang telah memberikan izin penelitian.

9. Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Batang Kuis Darwin M.M, guru-guru serta pegawai Di SMA Negeri 1 Batang Kuis Serta siswa/siswi Di SMA Negeri 1 Batang Kuis yang telah banyak membantu penulis.

10.Teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Nahrin Hasibuan dan Ibunda Siti Aminah Rangkuti S.Pd. Melalui merekalah saya temukan dan rasakan nikmatnya Cinta-Mu. Ayah dan Ibu adalah inspirasi dan penopang semangat ananda dalam mengarungi samudra kehidupan ini. Tak lupa buat adik-adikku Tersayang Ahmad Husein Hasibuan, Nurul Kholilah Hasibuan dan Aida Fitri Hasibuan. Terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini.

11.Sahabat-sahabatku tersayang Dessy Julia Anggraini, Novita andriani B, Novita Sari, Armita Sari, Zakia Balqis, NurFitriani Zahara, Anggraini Fitria, Rahmad P.R, Friska Ariyesta Nainggolan, Marlim Rabbil Limbong yang telah memberikan dukungan kepada penulis.


(8)

12.Sahabat-sahabat Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan 2009 khusunya Kelas Reguler A, Reguler B dan Ekstensi yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu.

13.Juga untuk semua teman-teman PPLT 2012 SMA Muhammadiyah 8 Kisaran. Terima kasih juga kepada Bapak Kepala Sekolah Drs. Mohd. Thohir, S.Pd, dan Bapak M. Ilham Surya Lubis, S.Ag, Serta Bapak Abdillah, S.Pd serta semua pihak yang tidak tersebutkan oleh penulis, terima kasih atas dukungan dan doanya.

Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik dari isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, saya ucapkan terima kasih.

Medan, 29 Agustus 2013 Penulis

NUR AZIZAH HASIBUAN NIM. 109 451 014


(9)

ABSTRAK

NUR AZIZAH HASIBUAN. NIM: 109451014. Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan kelompok Teknik Home Room Terhadap Peningkatan Sikap Belajar Aktif Siswa Kelas X Di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/ 2013. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. 2013.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Ada Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan kelompok Teknik Home Room Terhadap Peningkatkan Sikap Belajar Aktif Siswa Kelas X SMA N 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013. Tujuan dari penelitian adalah Untuk Mengetahui Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Home Room Terhadap Peningkatan Sikap Belajar Aktif Siswa Kelas X Di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013.

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X-5 Di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 30 orang. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu (kuasi eksperimen) dengan memberikan perlakuan kepada sekelompok orang yang dijadikan subjek penelitian. Instrumen yang digunakan adalah angket untuk menjaring data tentang sikap belajar aktif siswa yang sebelumnya diuji cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner. Instrument diberikan sebelum dan sesudah pemberian layanan bimbingan kelompok teknik home room. Teknik analisis data menggunakan uji beda (uji t).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian layanan bimbingan kelompok teknik home room berpengaruh terhadap peningkatan sikap belajar aktif siswa kelas X Di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013. Hal ini teruji dengan menggunakan uji t dengan hasil thitung > ttabel yaitu 4,20 > 2,045 artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari

pemberian layanan bimbingan kelompok teknik home room terhadap peningkatan sikap belajar aktif siswa kelas X Di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013, dapat diterima.Treatment bimbingan kelompok teknik home room terbukti dapat meningkatkan sikap belajar aktif siswa dengan perbedaan skor Pre-test dan Post-test sebesar 61,2 > 68,3. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian layanan bimbingan kelompok teknik home room terhadap sikap belajar aktif siswa kelas X Di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis yang diajukan telah teruji kebenarannya.


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 8

1.3 Pembatasan Masalah ... 9

1.4 Perumusan Masalah ... 9

1.5 Tujuan Penelitian ... 9

1.6 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN TEORITIS... 11

2.1 Kerangka Teoritis... 11

a. Pengertian Sikap Belajar Aktif... 11

b. Ciri-Ciri Sikap Belajar Aktif ... 14

c. Suasana Sikap Belajar Aktif... 14

d. Kegiatan Yang Termasuk Dalam Sikap Belajar Aktif ... 15

e. Manfaat Atau Kegunaan Sikap Belajar Aktif ... 16

f. Konsep-Konsep Sikap Belajar Aktif ... 16

g. Prinsip-Prinsip Sikap Belajar Aktif ... 16

2.2 Pengertian Bimbingan Kelompok ... 17

a. Pengertian Bimbingan Kelompok ... 17


(11)

c. Isi Layanan Bimbingan Kelompok ... 19

d. Model-Model Bimbingan Kelompok ... 19

2.3 Teknik Home Room ... 20

a. Pengertian Home Room ... 20

b. Tujuan Home Room ... 22

c. Prosedur Pelaksanaan Home Room ... 22

d. Kelebihan Home Room... 23

2.4 Meningkatkan Sikap Belajar Aktif Siswa Melalui Bimbingan Kelompok Teknik Home Room ... 23

2.5 Kerangka Berpikir ... 25

2.6 Hipotesis ... 26

BAB III METEODOLOGI ... 27

3.1 Jenis Penelitian... 27

3.2 Subjek Penelitian ... 28

3.3 Operasional Variabel ... 28

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.5 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 33

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 34

a. Validitas ... 34

b. Reliabilitas ... 35

3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

a. Lokasi Penelitian ... 35

b. Waktu Penelitian ... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 37

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 37

a. Deskripsi Keadaan SMA N 1 Batang Kuis ... 37


(12)

4.3 Pelaksanaan Penelitian ... 39

4.4 Pengujian Persyaratan Analisis ... 40

1. Uji Validitas Angket Sikap Belajar Aktif ... 41

2. Uji Reliabilitas Angket Sikap Belajar Aktif ... 41

4.5 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 41

1. Data Pre-test Sikap Belajar Aktif ... 41

2. Data Post-test Sikap Belajar Aktif ... 42

4.6 Ujian Hipotesis... 43

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

5.1 Kesimpulan ... 46

5.2 Saran ... 46


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert ... 31

Tabel 2 Kisi-Kisi Instrumen Sikap belajar Aktif ... 32

Tabel 3 Validitas Instrumen Sikap Belajar Aktif ... 54

Tabel 4 Ringkasan Hasil Perhitungan Angket Sikap Belajar Aktif ... 58

Tabel 5 Perhitungan Reliabilitas Angket Sikap Belajar Aktif ... 60

Tabel 6 Sebaran Data Pre-test Sikap Belajar Aktif ... 65

Tabel 7 Perhitungan Kategori Sikap Belajar Aktif Sebelum Di Berikan Bimbingan Kelompok Teknik Home Room ... 66

Tabel 8 Sebaran Data Post-test Angket Sikap Belajar Aktif ... 68

Tabel 9 Perhitungan Kategori Sikap Belajar aktif Sesudah Di Berikan Bimbingan Kelompok Teknik Home Room ... 69

Tabel 10 Pengujian Hipotesis ... 75


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1,... 136

Gambar 2,3... 137

Gambar 4,5... 138

Gambar 6,7... 139


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Kisi-Kisi Instrumen Sikap Belajar Aktif ... 50

Lampiran 2: Kuisioner ... 52

Lampiran 3: Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket Sikap Belajar Aktif 55 Lampiran 4: Perhitungan Uji Validitas Angket Sikap Belajar aktif ... 59

Lampiran 5: Perhitungan Uji Reliabilitas Angket Sikap Belajar Aktif ... 59

Lampiran 6: Kuisioner Sikap belajar aktif yang Valid ... 62

Lampiran 7: Sebaran Data Pre-test Angket Sikap Belajar Aktif ... 65

Lampiran 8: Perhitungan Sikap Belajar aktif Sebelum Di Berikan Bimbingan Kelompok Teknik Home Room ... 66

Lampiran 9: Sebaran Data Post-test Angket Sikap belajar Aktif ... 68

Lampiran 10: Perhitungan Kategori Sikap Belajar Aktif Sesudah Di Berikan Bimbingan Kelompok Teknik Home Room ... 69

Lampiran 11: Perhitungan Harga Rata-Rata (M) dan Standart Deviasi (SD) Pre-test ... 71

Lampiran 12: Perhitungan Harga Rata-Rata (M) dan Standart Deviasi (SD) Post-test ... 73

Lampiran 13: Pengujian Hipotesis ... 75

Lampiran 14: Perhitungan Peningkatan Sikap Belajar Aktif ... 77

Lampiran 15: RPLBK Sikap Belajar Aktif ... 78

Pola Tempat Duduk ... 82

Daftar Hadir Siswa Yang Mengikuti Bimbingan Kelompok Teknik Home Room ... 83

Materi Bimbingan Kelompok Teknik Home Room ... 85


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran merupakan bagian dari proses pendidikan. pendidikan di maksudkan membantu siswa tumbuh dan berkembang, menemukan pribadinya di dalam ke dewasaan masing-masing individu secara maksimal dalam berbagai aspek kepribadian dan menjadi manusia yang dewasa dan mandiri di tengah-tengah masyarakat. pendidikan di anggap berhasil apabila siswa-siswinya mampu menempatkan dan mengembangkan dirinya sesuai dengan kemampuan yang di milikinya baik di sekolah maupun dalam kehidupan bermasyarakat.

Seharusnya dalam proses belajar sikap yang paling di butuhkan siswa adalah sikap belajar aktif, tapi pada kenyataannya dalam proses belajar di sekolah, siswa mudah sekali terjebak dalam sikap belajar pasif, ketika menjalani proses belajar. sikap belajar pasif ini terjadi karena kurang di sadarinya, mungkin kita juga mengalami hal yang sama, terutama pada praktik belajar mengajar di dalam kelas. siswa cenderung menerima begitu saja apa yang di berikan atau di jelaskan guru padanya. siswa tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkan keingintahuannya atau ketidaktahuannya yang berkaitan dengan materi pelajaran. siswa selalu di hadapkan pada kesulitan-kesulitan pemahaman terhadap bagian-bagian yang sulit dalam materi pelajaran. dimana siswa pun tidak berperan aktif mengungkapkan hasrat ingin tahu dan ketidak tahuannya.

Benturan-benturan yang dihadapi siswa tersebut menimbulkan gap (jurang pemisah) dalam lanjutan komunikasi antara guru dan siswa. guru terus melanjutkan penyajian materi pelajaran, sedangkan siswa merasa tertinggal dalam penyerapan materi pelajaran. kemudian


(17)

yang terjadi, siswa pun tak mampu lagi merespons atau tak mampu menginterpretasikan materi pelajaran. siswa sering kehilangan kontrol proses penalarannya terhadap materi pelajaran. gairah belajar pun menjadi drop dan cenderung untuk tidak menghasilkan sesuatu. Dalam belajar dibutuhkan perasaan yang kuat dan teguh untuk mendorong diri sendiri melakukan kegiatan belajar, karena belajar merupakan proses aktif dari peserta didik dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. sehingga seandainya siswa tidak turut serta dalam berbagai kegiatan belajar maka tidak mungkin siswa dapat mencapai hasil belajar secara optimal. mendidik tidak hanya memberikan dan mentransfer ilmu pengetahuan (Transfer Of Knowledge), tetapi pendidik harus bertanggung jawab dan memiliki kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran (Manager Of Learning), guru juga harus dapat mengarahkan (Director Of Learning), dan guru juga sebagai fasilitator dan perencana kegiatan siswa (The Planner Of Future Society). seharusnya saat melakukan kegiatan belajar aktif didalam kelas antar guru dan murid harus terjadi interaksi yang tinggi, dengan tujuan agar proses belajar mengajar akan berjalan secara efektif, dalam merumuskan bahan pelajaran harus diatur sedemikian rupa agar menantang siswa aktif mempelajarinya. kegiatan belajar siswa ditetapkan dan diurutkan secara sistematik sehingga memberi peluang adanya kegiatan belajar bersama, kegiatan belajar kelompok, dan kegiatan belajar aktif siswa.

Seperti yang dikemukakan oleh Chiekering and Gamson (2011:59) “mengatakan bahwa sikap belajar aktif adalah melibatkan dan penempatan diri dalam berbicara, mendengar, membaca, menulis, berdiskusi, berpikir secara mendalam, seperti (analisis, sintesis, evaluasi) dan terlibat dalam memecahkan masalah”.

Akan tetapi pada saat ini murid kurang berperan aktif dalam proses belajar dan mengakibatkan proses belajar mengajar didalam kelas bersifat monoton (hanya berjalan 1 arah). kepentingan siswa adalah yang utama dari pada kepentigan pribadi atau kelompok.


(18)

tidaklah efektif jika siswa hanya diberi catatan atau disuruh mengerjakan latihan soal, sementara guru melakukan kegiatan untuk kepentingan pribadi yang sebenarnya dapat ditangguhkan. seharusnya guru mendidik siswa yang pasif dalam belajar menjadi siswa yang aktif di dalam belajar dengan tujuan agar proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif, dan aktif, dan memudahkan siswa untuk menjadi lebih tau tentang materi pembelajaran yang disampaikan pada saat proses belajar mengajar didalam kelas. sehingga siswa mencapai hasil belajar yang optimal sesuai yang di inginkan.

Menurut pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa sikap belajar aktif adalah keterlibatan siswa secara individu untuk mempelajari sesuatu dengan baik, harus mendengar, melihat, menjawab pertanyaan, dan mendiskusikannya dengan orang lain untuk mengambil tanggung jawab lebih besar dalam proses belajarnya sendiri.

Sikap belajar aktif dimaksud untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh siswa, sehingga semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. belajar yang bermakna terjadi apabila siswanya memiliki sikap belajar aktif dan berperan secara aktif dalam proses belajar dan akhirnya mampu memutuskan apa yang akan dipelajari dan cara mempelajarinya. pada kenyataannya di sekolah-sekolah terdapat beberapa fenomena atau faktor penyebab mengapa siswa tidak memiliki sikap belajar aktif diantaranya yaitu: ketidak percayaan diri siswa dalam mengemukakan sesuatu yang ada dalam pikirannya, kurang berkonsentrasi atau perhatian siswa terhadap pelajaran yang dijelaskan oleh guru, tidak memiliki kecakapan dalam berkomunikasi, dan cara-cara belajar yang baik, merasa takut salah dalam bertanya, dalam mengemukakan pendapat, dan memberikan komentar, kemampuan siswa dalam mendengar kurang terhadap apa yang disampaikan guru, tidak ada kesiapan dalam belajar,


(19)

dan kurangnya respon atau stimulus guru terhadap siswa, takut disepelekan orang atas kemampuan yang dimilikinya. demikianlah faktor yang menyebabkan siswa tidak memiliki sikap belajar aktif dalam belajar.

Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab tentunya akan memudahkan membenahi strategi belajar yang baik. oleh karena itu, sikap belajar aktif siswa sangat di harapkan dalam proses belajar di kelas, agar pelajaran yang di berikan dan yang di jelaskan guru tersebut dapat di pahami dan dimengerti oleh siswa, dan siswa tersebut memiliki sikap belajar aktif dalam belajar. sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan efektif seperti yang kita harapkan.

Sesuai dengan faktor diatas, banyak cara yang bisa meningkatkan dan menumbuhkan sikap belajar aktif siswa dalam belajar beberapa diantaranya adalah semua tenaga pendidik berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan siswa belajar, sebagai nara sumber yang mampu mengundang pemikiran dan daya kreasi siswa, siswa dibimbing, diajari dan dilatih menjelajah, mempertanyakan sesuatu kepada siswa tentang hal-hal yang dipelajari, menyelidiki jawaban atas suatu pertanyaan, mengelola dan menyampaikan hasil perolehannya secara komunikatif, adanya lingkungan belajar yang kondusif, adanya kesiapan siswa dalam belajar (learning readiness), menanamkan minat dan motivasi belajar siswa dengan cara mengembangkan kemampuan berfikir kritis, menganalisis dan melakukan evaluasi, aktif bertanya, dan menyatakan pendapat, siswa mempunyai cara belajar yang baik, siswa berpartisipasi dengan baik dalam pelajaran, mendengarkan dan mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran, dan perlu disediakan waktu yang menyegarkan pikiran (Refreshing) saat menghadapi kejemuan belajar didalam kelas. dengan adanya sikap belajar aktif dalam belajar, siswa juga diharapkan mampu memodifikasi pengetahuan yang baru diterima dengan pengalaman dan pengetahuan yang pernah diterimanya, mampu mengenal dan


(20)

mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang mereka miliki, selalu berpikir kritis, positif dan tanggap, berpikir secara sistematis, tidak menganggap dirinya lemah, semangat dalam belajar. jika siswa-siswi dengan keadaan masalah di atas dan tepat, cepat ditangani gejalanya, maka akan dapat mempengaruhi kehidupan akademik atau belajar, sosial, pribadi, maupun emosional serta perubahan tingkahlaku siswi tersebut ke arah yang lebih baik dan siswa-siswi pun mencapai kesuksesan dalam kehidupan, terutama kehidupan dalam belajar.

Berdasarkan observasi awal dan hasil wawancara yang peneliti laksanakan pada tanggal 12 Februari 2013 di SMA Negeri 1 batang kuis terhadap guru BK, beberapa wali kelas, dan beberapa guru bidang studi, peneliti menemukan masalah atau kasus secara keseluruhan masih banyak ditemui siswa yang mengalami hal yang sama seperti yang dihadapi siswa lainnya, yaitu kurang memiliki sikap belajar aktif dalam proses belajar (pada beberapa mata pelajaran) yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu: ketidak percayaan diri siswa dalam mengemukakan sesuatu yang ada dalam pikirannya, kurang berkonsentrasi atau perhatian siswa terhadap pelajaran yang dijelaskan oleh guru, tidak memiliki kecakapan dalam berkomunikasi, dan cara-cara belajar yang baik, merasa takut salah dalam bertanya, dalam mengemukakan pendapat, dan memberikan komentar, kemampuan siswa dalam mendengar kurang terhadap apa yang disampaikan guru, tidak ada kesiapan dalam belajar, dan kurangnya respon atau stimulus guru terhadap siswa, takut disepelekan orang atas kemampuan yang dimilikinya. demikianlah faktor yang menimbulkan ketidak aktifan siswa dalam belajar. sehingga anak tersebut tidak dapat berprestasi sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Dalam meningkatkan sikap belajar aktif siswa dalam belajar, banyak upaya yang harus dilakukan salah satunya adalah dengan memberikan layanan bimbingan kelompok melalui teknik home room terhadap siswa yang belum dan kurang memiliki sikap belajar aktif dalam


(21)

belajar, sehingga siswa tersebut memiliki sikap belajar aktif dan lebih baik lagi dalam mencapai kesuksesan dalam belajar. dan sekolah pun bangga memiliki siswa yang mempunyai sikap belajar aktif di dalam kelas.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai peranan penting dalam usaha meningkatkan sikap belajar aktif siswa dalam belajar di sekolah, maupun di masyarakat sebagai anggota masyarakat. sekolah diharapkan dapat mendidik dan membina serta meningkatkan sikap belajar aktif siswa di dalam belajar. konselor, wali kelas, guru-guru bidang studi, dan guru-guru lainnya yang ada disekolah tersebut memiliki peranan penting membantu dalam mengembangkan dan meningkatkan sikap siswa dalam belajar, agar siswa tersebut mempunyai sikap belajar aktif dalam belajar. salah satu upaya yang dapat dilakukan konselor untuk membantu mengembangkan, dan meningkatkan sikap belajar aktif siswa yaitu dengan pemberian layanan bimbingan kelompok teknik home room pada siswa.

Melalui layanan bimbingan kelompok teknik home room guru pembimbing secara langsung berada dalam kelompok tersebut, dan bertindak sebagai fasilitator (pemimpin kelompok) dalam kelompok yang terjadi, dengan menerapkan strategi pengembangan dan teknik-teknik bimbingan kelompok. salah satu teknik bimbingan kelompok yang peneliti gunakan yaitu teknik home room. program home room ini dilakukan di luar jam pelajaran dengan menciptakan kondisi sekolah atau kelas seperti di rumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan menyenangkan. dengan kondisi tersebut siswa dapat mengutarakan perasaannya seperti di rumah sehingga timbul suasana keakraban. tujuan utama program ini adalah agar guru dapat mengenal siswanya secara lebih dekat sehingga dapat membantunya secara efsien.


(22)

Menurut Romlah (2006:123) “home room adalah teknik penciptaan suasana kekeluargaan yang digunakan untuk mengadakan pertemuan dengan sekelompok siswa di luar jam-jam pelajaran dalam suasana kekeluargaan, dan dipimpin oleh guru atau konselor”.

Dengan bimbingan kelompok teknik home room dapat membantu siswa sekaligus dalam mengembangkan dan meningkatkan sikap belajar aktif siswa dalam belajar di sekolah. karena tujuan layanan bimbingan kelompok adalah untuk mengembangan dan meningkatkan sikap belajar aktif siswa dalam belajar dan untuk menuju proses belajar yang baik dan lebih efektif serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa baik verbal maupun non verbal.

Berdasarkan Problematika tersebut, peneliti sangat termotivasi untuk meneliti Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Home Room Terhadap Peningkatan Sikap Belajar Aktif Siswa Kelas X Di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Siswa tidak mampu, tidak mau, dan takut dalam mengemukakan pendapatnya, dalam bertanya, memberikan saran, kritik dalam proses belajar.

2) Siswa kurang percaya diri, dan meremehkan kemampuannya, dan pengetahuan yang dimilikinya. dan takut, khawatir di sepelekan orang akan kemampuannya.

3) Siswa kurang persiapan dan tidak ada kesiapan dalam mengikuti proses belajar, tidak memiliki kecakapan dalam berkomunikasi, dan siswa kurang menjalin komunikasi dengan guru dan teman-teman.

4) Siswa memiliki kebiasaan belajar yang buruk, siswa kurang berkonsentrasi dan kurang motivasi dalam belajar.


(23)

5) Kurangnya stimulus guru terhadap siswa. 1.3Batasan Masalah

Untuk lebih mendekatkan arah pada permasalahan yang akan dikaji, maka dilakukan pembatasan masalah. mengingat keterbatasan, kemampuan, dan waktu yang peneliti miliki, maka penelitian ini dibatasi hanya pada Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Home Room Terhadap Peningkatan Sikap Belajar Aktif Siswa Kelas X Di SMA N 1 Batang Kuis.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang di atas, secara khusus masalah ini dirumuskan sebagai berikut: “Apakah Ada Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan kelompok Teknik Home Room Terhadap Peningkatkan Sikap Belajar Aktif Siswa Kelas X Di SMA N 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013”.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah : “Untuk Mengetahui Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Home Room Terhadap Peningkatan Sikap Belajar Aktif Siswa Kelas X Di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013”.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi pihak-pihak yang terkait. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

A. Manfaat Praktis

1. Bagi sekolah, sebagai pertimbangan dalam meningkatkan kualitas dan mutu sekolah untuk melahirkan siswa yang memiliki sikap belajar aktif yang berkualitas di sekolah.


(24)

2. Bagi guru pembimbing dan calon konselor di sekolah, untuk dapat dijadikan pedoman khususnya untuk membantu meningkatkan sikap belajar aktif siswa dengan penerapan bimbingan kelompok teknik home room.

3. Bagi siswa, yang sebelumnya tidak memiliki sikap belajar aktif setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok teknik home room memiliki sikap belajar aktif dalam belajar.

B. Manfaat Teoritis

1. Untuk memberikan sumbangan yang positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya berkaitan dengan pengembangan bimbingan kelompok, dan wujud dari sumbangan tersebut yaitu ditemukannya hasil-hasil penelitian baru tentang bimbingan dan konseling guna meningkatkan pelayanan bimbingan dan konseling baik di sekolah maupun di luar sekolah.


(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian layanan bimbingan kelompok teknik home room mempunyai pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan sikap belajar aktf siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kuis, hal ini diketahui dari hasil perhitungan diperoleh harga t hitung > t tabel (4,20 > 2,045). Jadi hipotesa yang berbunyi ”ada pengaruh yang signifikan dari pemberian layanan bimbingan kelompok teknik home room terhadap peningkatan sikap belajar aktif siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kuis T.A. 2013/2013, dapat diterima”.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat dikemukakan peneliti dalam penelitian ini adalah:

a) Bagi pihak sekolah terutama konselor, hendaknya lebih memperhatikan dan lebih peduli dalam upaya meningkatkan sikap belajar aktif siswa-siswi, salah satu caranya dengan memberikan layanan bimbingan kelompok teknik home room.

b) Konselor hendaknya memberikan bimbingan dan kegiatan yang menarik, sehingga siswa dapat secara sukarela mengikuti kegiatan bimbingan, serta menindaklanjuti kegiatan bimbingan dengan mengadakan kegiatan bimbingan kelompok, konseling kelompok, atau konseling individu.

c) Bagi siswa/siswi yang mengalami kurangnya sikap belajar aktif, hendaknya ada keinginan untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok teknik home room dan kegiatan lainnya yang diadakan sekolah dalam upaya peningkatan sikap belajar aktif .


(1)

mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang mereka miliki, selalu berpikir kritis, positif dan tanggap, berpikir secara sistematis, tidak menganggap dirinya lemah, semangat dalam belajar. jika siswa-siswi dengan keadaan masalah di atas dan tepat, cepat ditangani gejalanya, maka akan dapat mempengaruhi kehidupan akademik atau belajar, sosial, pribadi, maupun emosional serta perubahan tingkahlaku siswi tersebut ke arah yang lebih baik dan siswa-siswi pun mencapai kesuksesan dalam kehidupan, terutama kehidupan dalam belajar.

Berdasarkan observasi awal dan hasil wawancara yang peneliti laksanakan pada tanggal 12 Februari 2013 di SMA Negeri 1 batang kuis terhadap guru BK, beberapa wali kelas, dan beberapa guru bidang studi, peneliti menemukan masalah atau kasus secara keseluruhan masih banyak ditemui siswa yang mengalami hal yang sama seperti yang dihadapi siswa lainnya, yaitu kurang memiliki sikap belajar aktif dalam proses belajar (pada beberapa mata pelajaran) yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu: ketidak percayaan diri siswa dalam mengemukakan sesuatu yang ada dalam pikirannya, kurang berkonsentrasi atau perhatian siswa terhadap pelajaran yang dijelaskan oleh guru, tidak memiliki kecakapan dalam berkomunikasi, dan cara-cara belajar yang baik, merasa takut salah dalam bertanya, dalam mengemukakan pendapat, dan memberikan komentar, kemampuan siswa dalam mendengar kurang terhadap apa yang disampaikan guru, tidak ada kesiapan dalam belajar, dan kurangnya respon atau stimulus guru terhadap siswa, takut disepelekan orang atas kemampuan yang dimilikinya. demikianlah faktor yang menimbulkan ketidak aktifan siswa dalam belajar. sehingga anak tersebut tidak dapat berprestasi sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Dalam meningkatkan sikap belajar aktif siswa dalam belajar, banyak upaya yang harus dilakukan salah satunya adalah dengan memberikan layanan bimbingan kelompok melalui teknik home room terhadap siswa yang belum dan kurang memiliki sikap belajar aktif dalam


(2)

belajar, sehingga siswa tersebut memiliki sikap belajar aktif dan lebih baik lagi dalam mencapai kesuksesan dalam belajar. dan sekolah pun bangga memiliki siswa yang mempunyai sikap belajar aktif di dalam kelas.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai peranan penting dalam usaha meningkatkan sikap belajar aktif siswa dalam belajar di sekolah, maupun di masyarakat sebagai anggota masyarakat. sekolah diharapkan dapat mendidik dan membina serta meningkatkan sikap belajar aktif siswa di dalam belajar. konselor, wali kelas, guru-guru bidang studi, dan guru-guru lainnya yang ada disekolah tersebut memiliki peranan penting membantu dalam mengembangkan dan meningkatkan sikap siswa dalam belajar, agar siswa tersebut mempunyai sikap belajar aktif dalam belajar. salah satu upaya yang dapat dilakukan konselor untuk membantu mengembangkan, dan meningkatkan sikap belajar aktif siswa yaitu dengan pemberian layanan bimbingan kelompok teknik home room pada siswa.

Melalui layanan bimbingan kelompok teknik home room guru pembimbing secara langsung berada dalam kelompok tersebut, dan bertindak sebagai fasilitator (pemimpin kelompok) dalam kelompok yang terjadi, dengan menerapkan strategi pengembangan dan teknik-teknik bimbingan kelompok. salah satu teknik bimbingan kelompok yang peneliti gunakan yaitu teknik home room. program home room ini dilakukan di luar jam pelajaran dengan menciptakan kondisi sekolah atau kelas seperti di rumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan menyenangkan. dengan kondisi tersebut siswa dapat mengutarakan perasaannya seperti di rumah sehingga timbul suasana keakraban. tujuan utama program ini adalah agar guru dapat mengenal siswanya secara lebih dekat sehingga dapat membantunya secara efsien.


(3)

Menurut Romlah (2006:123) “home room adalah teknik penciptaan suasana kekeluargaan yang digunakan untuk mengadakan pertemuan dengan sekelompok siswa di luar jam-jam pelajaran dalam suasana kekeluargaan, dan dipimpin oleh guru atau konselor”.

Dengan bimbingan kelompok teknik home room dapat membantu siswa sekaligus dalam mengembangkan dan meningkatkan sikap belajar aktif siswa dalam belajar di sekolah. karena tujuan layanan bimbingan kelompok adalah untuk mengembangan dan meningkatkan sikap belajar aktif siswa dalam belajar dan untuk menuju proses belajar yang baik dan lebih efektif serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa baik verbal maupun non verbal.

Berdasarkan Problematika tersebut, peneliti sangat termotivasi untuk meneliti Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Home Room Terhadap Peningkatan Sikap Belajar Aktif Siswa Kelas X Di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Siswa tidak mampu, tidak mau, dan takut dalam mengemukakan pendapatnya, dalam bertanya, memberikan saran, kritik dalam proses belajar.

2) Siswa kurang percaya diri, dan meremehkan kemampuannya, dan pengetahuan yang dimilikinya. dan takut, khawatir di sepelekan orang akan kemampuannya.

3) Siswa kurang persiapan dan tidak ada kesiapan dalam mengikuti proses belajar, tidak memiliki kecakapan dalam berkomunikasi, dan siswa kurang menjalin komunikasi dengan guru dan teman-teman.

4) Siswa memiliki kebiasaan belajar yang buruk, siswa kurang berkonsentrasi dan kurang motivasi dalam belajar.


(4)

5) Kurangnya stimulus guru terhadap siswa.

1.3Batasan Masalah

Untuk lebih mendekatkan arah pada permasalahan yang akan dikaji, maka dilakukan pembatasan masalah. mengingat keterbatasan, kemampuan, dan waktu yang peneliti miliki, maka penelitian ini dibatasi hanya pada Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Home Room Terhadap Peningkatan Sikap Belajar Aktif Siswa Kelas X Di SMA N 1 Batang Kuis.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang di atas, secara khusus masalah ini dirumuskan sebagai berikut: “Apakah Ada Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan kelompok Teknik Home Room Terhadap Peningkatkan Sikap Belajar Aktif Siswa Kelas X Di SMA N 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013”.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah : “Untuk Mengetahui Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Home Room Terhadap Peningkatan Sikap Belajar Aktif Siswa Kelas X Di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013”.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi pihak-pihak yang terkait. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

A. Manfaat Praktis

1. Bagi sekolah, sebagai pertimbangan dalam meningkatkan kualitas dan mutu sekolah untuk melahirkan siswa yang memiliki sikap belajar aktif yang berkualitas di sekolah.


(5)

2. Bagi guru pembimbing dan calon konselor di sekolah, untuk dapat dijadikan pedoman khususnya untuk membantu meningkatkan sikap belajar aktif siswa dengan penerapan bimbingan kelompok teknik home room.

3. Bagi siswa, yang sebelumnya tidak memiliki sikap belajar aktif setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok teknik home room memiliki sikap belajar aktif dalam belajar.

B. Manfaat Teoritis

1. Untuk memberikan sumbangan yang positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya berkaitan dengan pengembangan bimbingan kelompok, dan wujud dari sumbangan tersebut yaitu ditemukannya hasil-hasil penelitian baru tentang bimbingan dan konseling guna meningkatkan pelayanan bimbingan dan konseling baik di sekolah maupun di luar sekolah.


(6)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian layanan bimbingan kelompok teknik home room mempunyai pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan sikap belajar aktf siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kuis, hal ini diketahui dari hasil perhitungan diperoleh harga t hitung > t tabel (4,20 > 2,045). Jadi hipotesa yang berbunyi ”ada pengaruh yang signifikan dari pemberian layanan bimbingan kelompok teknik home room terhadap peningkatan sikap belajar aktif siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kuis T.A. 2013/2013, dapat diterima”.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat dikemukakan peneliti dalam penelitian ini adalah:

a) Bagi pihak sekolah terutama konselor, hendaknya lebih memperhatikan dan lebih peduli dalam upaya meningkatkan sikap belajar aktif siswa-siswi, salah satu caranya dengan memberikan layanan bimbingan kelompok teknik home room.

b) Konselor hendaknya memberikan bimbingan dan kegiatan yang menarik, sehingga siswa dapat secara sukarela mengikuti kegiatan bimbingan, serta menindaklanjuti kegiatan bimbingan dengan mengadakan kegiatan bimbingan kelompok, konseling kelompok, atau konseling individu.

c) Bagi siswa/siswi yang mengalami kurangnya sikap belajar aktif, hendaknya ada keinginan untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok teknik home room dan kegiatan lainnya yang diadakan sekolah dalam upaya peningkatan sikap belajar aktif .


Dokumen yang terkait

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MEDIA PERMAINAN KARTU KARIR TERHADAP SIKAP PILIHAN KARIR SISWA KELAS IX E DI SMP NEGERI 1 UNGARAN TAHUN AJARAN 2015 2016

20 102 205

PENGARUH LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK ROLEPLAYING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI MIA 1 SMA NEGERI 11 SEMARANG TAHUN AJARAN 20152016

0 19 227

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 4 62

PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DENGAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KALIREJO TAHUN PELAJARAN 2012-2013

9 86 65

PENINGKATAN MINAT BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 11 84

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LABUHAN RATU LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 79

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS IX SMP NEGERI 25 SEMARANG TAHUN AJARAN 20152016

8 49 216

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA UNDERACHIEVER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SIRAMPOG BREBES TAHUN AJARAN 2015 2016

1 16 245

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF PADA SISWA KELAS VIII SMP N 13 SEMARANG TAHUN AJARAN 2015 2016

1 21 238

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS X SMAN 3 KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 20162017

0 2 8