PERKEMBANGAN MASYARAKAT BATAKTOBA DI DESA SENTANG KECAMATAN KISARAN TIMUR KABUPATEN ASAHAN (1903-2012).

PERKEMBANGAN MASYARAKAT BATAK TOBA DI DESA SENTANG
KECAMATAN KISARAN TIMUR KABUPATEN ASAHAN
(1903-2012)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

Oleh :

LELI NOVRIDA TAMBUNAN
NIM 309121036

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013

ABSTRAK
Leli Novrida Tambunan. NIM 309121036. Perkembangan Masyarakat Batak

Toba di Desa Sentang Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan (19032012). Skripsi Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas
Negeri Medan 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Perkembangan Masyarakat Batak
Toba di Desa Sentang Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan (1903-2012)
baik dalam proses migrasi, perkembangan, akulturasi, dan sebutan Batak Dalle
terhadap warga Batak Toba didaerah tersebut. Peneliti menggunakan penelitian
lapangan (Field Research) dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Dengan tehnik
pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, studi pustaka, dan
dokumentasi. Untuk menganalisis data maka dilakukan beberapa tahapan yaitu
pertama dengan menemukan sumber-sumber yang relevan, selanjutnya data
dianalisis secara kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dan langkah terakhir
adalah menyajikan Perkembangan Masyrakat Batak Toba di Desa Sentang
Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh hasil bahwa migrasi orang
Batak ke daerah Asahan yaitu sebelum tahun 1903. Karena sebelum masuk
kedaerah Tinggi Raja tahun 1903, mereka sudah berada di Pasir Mandoge sebagai
pedagang. Berarti orang Batak Toba datang ke Asahan sebelum tahun 1903,
karena Bandar Pasir Mandoge adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten
Asahan, begitu juga dengan daerah Tinggi Raja. Kemudian mulailah orang Batak
menyebar ke seluruh pelosok Kecamatan dan Desa di Asahan. Salah satunya ke

Kisaran dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.
Perkembangan suku Batak di Asahan semakin meningkat dilihat dari data yang
ada. Diketahui bahwa pada tahun 1930, penduduk Afdeling Asahan yang terdiri
dari Batak secara keseluruhan yaitu Toba, Mandailing, Angkola, Simalungun,
Karo dan Pakpak berjumlah 24.665 jiwa. Kemudian dilihat dari data BPS (Badan
Pusat Statistik) tahun 2010 bahwa terdapat 205.995 jiwa orang Batak yang
bermukim di daerah Asahan.
Orang Batak Toba mengalami akulturasi dengan Kesultanan Asahan yang
menyebabkan mereka melupakan bahkan secara sengaja meninggalkan adat
istiadat dari suku bangsanya sendiri. Sehingga muncullah sebutan mengejek dari
orang Batak di Tanah Batak kepada orang Batak Asahan yaitu Batak Dalle.
Kesimpulannya bahwa Masyarakat Batak Toba yang melakukan migrasi hingga
ke Desa Sentang Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan mengalami suatu
proses akulturasi, yang menyebabkan sebagian masyarakat tersebut secara sengaja
maupun tidak sengaja telah melupakan kebudayaan dari suku bangsanya sendiri.
Sehingga muncullah sebutan mengejek bagi mereka yaitu Batak Dalle. Walaupun
begitu, tidak dipungkiri, masih ada sebagian orang Batak Toba yang masih
mencintai dan melestarikan kebudayaannya tersebut.

i


KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
kasihnya yang luar biasa sehingga penulis akan segera menyelesaikan skripsi ini.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi
oleh setiap mahasiswa guna menyelesaikan perkuliahan sehingga dapat
menyandang gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas
Negeri Medan (UNIMED). Dan guna untuk memenuhi syarat tersebut, penulis
membuat skripsi yang berjudul “Perkembangan Masyarakat Batak Toba di Desa
Sentang Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan (1903-2012)”.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisannya, penggunaan tata bahasa, dan
dalam penyajiannya. Hal ini disebabkan karena penulis masih dalam tahap belajar.
Maka dengan ini penulis dengan segala kerendahan hati menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Selain itu, penulis
juga menyadari, banyak rekan-rekan yang telah banyak memberi bantuan,
dorongan, motivasi, serta semangat kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan segala masalah yang dihadapi dari awal melakukan penelitian
sampai akhirnya penulis dapat melaksanakan sidang untuk mempertahankan sripsi
ini. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:

1. Bapak Prof. Ibnu Hajar, M.Si selaku rector Universitas Negeri Medan
beserta para stafnya.

ii

2. Bapak Dr. Restu, M.Si selaku Dekan FIS beserta stafnya.
3. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah.
Sekaligus pembanding utama yang telah memberi masukan dan saran
kepada penulis.
4. Ibu Dra. Flores Tanjung, M.A, selaku dosen Pembimbing Skripsi, yang
telah meluangkan waktu untuk memberi bimbingan kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
5. Ibu Dra. Hafnita Sari Lubis, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Sejarah dan sekaligus pembanding bebas yang telah memberi masukan
dan saran kepada penulis.
6. Bapak Dr. Phil Ichwan Azhari, M.Si, selaku Dosen Pembimbing
Akademik dan sekaligus pembanding utama yang telah banyak
memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis sejak awal masuk
perkuliahan sampai penulis menyelesaikan studi di Universitas Negeri
Medan.

7. Seluruh dosen-dosen dan Staf administrasi di Jurusan Pendidikan Sejarah,
terima kasih yang sebesar-besarnya atas jasa-jasa yang telah kalian berikan
kepada penulis, selaku mahasiswa di Jurusan Pendidikan Sejarah
8. Orang tua yang penulis cintai, Bapak C. Tambunan dan dan Ibu P.Tobing.
Terima kasih, karena selalu memberikan semangat, dukungan, motivasi,
dan

selalu

mendoakan

penulis

sampai

akhirnya

penulis

dapat


menyelesaikan studi dan akhirnya menyandang gelar sarjana. Semoga
senantiasa Bapak dan Ibu selalu dalam kasih Tuhan Yang Maha Esa,

iii

sehingga tiap langkah kaki berpijak selalu ada Tuhan disamping sambil
menggemgam tangan kalian. Terima kasih buat perjuangan yang tiada
habisnya dalam menghadapi tingkah laku penulis yang terkadang
menambah beban hidup kalian. Tiada yang mampu penulis berikan,
semoga dengan nantinya menyandang gelar sarjana dapat menyenangkan
hati Bapak Ibu tercinta dan menghilangkan satu beban dipundak. Hanya
Ucapan rasa terima kasih yang tak kunjung henti penulis berikan atas
kasih yang terus mengalir dalam hidup ini.
9. Terima kasih kepada keluarga abang dan adik-adik penulis yaitu Sadra
Tambunan, Tika Tambunan, dan Yanti Tambunan yang selama ini selalu
bertanya dan bertanya kapan penulis selesai. Walaupun penulis terganggu,
namun hal itu menjadi motivasi yang memaksa bagi penulis.
10. Kepada seluruh narasumber di Desa Sentang Kecamatan Kisaran Timur
Kabupaten Asahan

11. Terima kasih kepada sahabat-sahabat penulis yaitu E.V. Yosephine, Febry
Sinuraya, Devita Syahfitri, Leli Vera Sinaga, Lusi Lusia Situmorang,
Sarah Marina Napitupulu, dan Tarapul Theresia Sitohang yang selalu
tertawa hingga akhir cerita perjuangan pencarian masa depan ini, selalu
tersenyum kemana pun kalian melangkahkan kaki kelak. Cinta tak pernah
abadi, tapi persahabatan akan selalu abadi.
12. Terima kasih buat teman seperjuangan kelas A Reguler Stambuk 2009,
khususnya buat Irma, atas segala pengalaman yang luar biasa dalam
menghadapi perkuliahan yang tak akan terlupakan. Sukses buat semua.

iv

13. Terima kasih buat teman-teman kost, yang selalu menemani dari terbit
hingga terbenamnya matahari.
14. Terima kasih buat someone special (bg ite), yang telah mengisi lembaran
cerita hidup penulis dengan tawa maupun tangis.
Medan,
Penulis

Leli Novrida Tambunan


v

DAFTAR ISI
BAB I

Hal

ABSTRAK…………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………… vi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………… ix
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… x
A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah............................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah............................................................................ 4
D. Rumusan Masalah................................................................................ 4
E. Tujuan Penelitian................................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian............................................................................... 6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA....................................................................................... 7
A. Landasan Konseptual.................................................................... 7
1. Perkembangan Masyarakat..…………................................... 7
2. Batak Toba............................................................................... 8
3. Migrasi Masyarakat Batak Toba.............................................. 11
4. Akulturasi Masyarakat Batak Toba......................................... 14
5. Batak Dalle (Na Lilu).............................................................. 15
6. Sekilas Tentang Kisaran…...................................................... 16
B. Kerangka Berpikir......................................................................... 19

vi

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN...................................................................... 21
A. Lokasi Penelitian................................................................................. 21
B. Popolasi dan Sampel........................................................................... 22
1. Populasi......................................................................................... 22
2. Sampel........................................................................................... 22
C. Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 22
D. Interpretasi Data…………………………………………………...… 23

E. Teknik Analisa Data............................................................................ 24
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian………………………………………..

25

1. Letak Geografis Desa Sentang Kecamatan Kisaran Timur
Kabupaten Asahan……………………………………………… 25
2. Data Etnografis Desa Sentang…………………………………... 27
2.1. Jumlah Penduduk………………………………………….. 27
2.2. Komposisi Penduduk Menurut Etnis……………………… 28
2.3. Komposisi Penduduk Menurut Agama……………………. 29
2.4. Komposisi Penduduk Menurut Umur……………………... 29
B.

MASYARAKAT ETNIS BATAK TOBA DI DESA SENTANG
KECAMATAN KISARAN TIMUR KABUPATEN ASAHAN….. 31
1. Migrasi Etnis Batak Toba dan Perkembanganya di Desa Sentang
Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan………………...


31
vii

2. Akulturasi Masyarakat Etnis Batak Toba dengan Etnis Melayu.. 48
3. Kehidupan Perkampungan Pinggol Toba (Kampung Baru)……. 56
3.1. Rumah Tradisional Batak…………………………………. 57
3.2. Hewan Ternak……………………………………………... 60
3.3. Bahasa……………………………………………………... 61
3.4. Agama Kepercayaan………………………………………. 64
3.5. Marga………………………………………………………. 69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.

KESIMPULAN…………………………………………………

75

B.

SARAN…………………………………………………………

76

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................

78

DAFTAR TABEL
Tabel I. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin………………………… 28
Tabel II. Komposisi Penduduk berdasarkan Kelompok Umur ………..…..

30

Tabel III. Penduduk Afdeling Asahan tahun 1930………..………………...

34

Tabel IV.Perkembangan Masyarakat Batak Toba ………………………….

45

Tabel V. Perkiraan Orang Batak Toba Anggota Jemaat Kristen
Di Kabupaten Asahan, 1992/1993…………………………………….…….. 67

ix

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1…………………………………………………………………….

1

Lampiran 2…………………………………………………………………….

4

Lampiran 3…………………………………………………………………….

5

x

PERKEMBANGAN MASYARAKAT BATAK TOBA DI DESA SENTANG
KECAMATAN KISARAN TIMUR KABUPATEN ASAHAN
(1903-2012)
BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah

Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan (2012: 1) bahwa
Kecamatan Kisaran Timur dengan luas wilayah 3.982 hektar memiliki suhu udara
berkisar antara 15-30

. Kecamatan Kisaran Timur berada pada ketinggian antara

0-8 meter diatas permukaan laut yang memiliki 12 desa/kelurahan dengan salah
satu desa/kelurahannya adalah Desa Sentang. Selain itu didalam Katalog BPS
(2012:11) diterangkan bahwa Desa Sentang dalam sensus penduduk tahun 2012
adalah desa/kelurahan yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 8310 jiwa . Di
desa/kelurahan ini terdapat berbagai etnis budaya, salah satu diantaranya adalah
etnis Batak Toba.
Migrasi orang Batak ke daerah Asahan dikarenakan kebutuhan ekonomi,
seperti dikatakan Lee dkk (2000:8) bahwa Migrasi penduduk terjadi karena
adanya perbedaan nilai kefaedahan daerah antara daerah asal dengan daerah
tujuan (daerah tujuan mempunyai nilai kefaedahan lebih tinggi dibandingkan
dengan daerah asal). Menurut Ravenstein dalam Lee dkk (2000:2,) salah satu
hukum migrasi adalah “Migrasi dan Jarak” yaitu migrant yang menempuh jarak

1

jauh umumnya menuju kepusat perdagangan dan industri yang penting. Di
Asahan sendiri pada saat itu terjadi pertumbuhan cepat perkebunan-perkebunan
asing, yang pastinya akan memberikan daya tarik ekonomi bagi penduduk
disekitar daerah tersebut.
Menurut Sitanggang (2008: 24) bahwa: Migrasi orang Batak dimulai
awal abad 20. Daerah Sumatera Timur sebelah pantai Timur juga menjadi tujuan
daerah, dimana kemudian terkenal dengan nama Pardembanan (tempat sirih).
Pardembanan terletak di Asahan antara Simalungun dan Toba (Porsea). Menurut
Sigalingging dalam Purba (1997:50) bahwa: Jauh sebelum kekristenan masuk ke
Tapanuli, sudah banyak orang Batak Toba pindah kedaerah Asahan. Umumnya
mereka berasal dari Porsea, Lumbanjulu dan daerah Uluan (Habinsaran), daerahdaerah yang berbatasan dengan Asahan. Pada awalnya pedagang yang datang dari
Toba ke Asahan bukan hanya mempertukarkan barang-barang yang dibawanya
tetapi sekaligus melihat situasi daerah yang dilalui atau disinggahi. Selain
berdagang, terutama secara barter, ada juga yang datang kedaerah Asahan untuk
mencari pekerjaan, diantaranya ke Kisaran. Mereka berasal dari Toba Holbung.
Selain itu menurut Reid dalam Purba ( 1997:52) bahwa : Ada yang berhasil dan
ada juga yang tidak berhasil karena lowongan yang tersedia pada waktu itu sangat
terbatas. Sesudah depresi ekonomi dunia, perpindahan penduduk dari Tapanuli
semakin deras meningkat, antara lain akibat perkembangan cepat perkebunanperkebunan asing didaerah tersebut. Tekanan penduduk terhadap lahan pertanian
di Tapanuli Utara dan terbukanya jalan-jalan raya mempermudah hubungan lalulintas dan perpindahan.

2

Asahan sendiri pada masa itu berupa kesultanan, yaitu Kesultanan
Asahan yang beretnis Melayu beragama Islam yang sangat berbanding terbalik
dengan para migran Batak Toba. Karena dikatakan bahwa Melayu itu artinya
berbudaya, yang sifatnya nasional dalam bahasa, sastra, tari, pakaian, dan lainlain. Sedangkan menurut Melayu sendiri bahwa Batak adalah orang-orang
pedalaman, bukan Melayu, bukan Islam, beradat kasar, bahkan sampai menjadi
kanibal. Maka karena perbedaan yang mencolok tersebut

maka para migran

Batak Toba sebelum melakukan perjalanan, terlebih dahulu sudah beradaptasi
mengikuti ciri-ciri orang Melayu. Menurut Lauer (1993: 402,404) Ada juga yang
mengalami akulturasi, yaitu perubahan kebudayaan yang terjadi karena pengaruh
kebudayaan terhadap kebudayaan lain atau saling mempengaruhi antara dua
kebudayaan dimana dikatakan bahwa dalam akulturasi klasik dimana pengaruh
kebudayaan yang kuat dan bergengsi mempengarui kebudayaan yang lemah dan
berkembang. Dimana kebudayaan yang kuat dan bergengsi adalah kebudayaan
Melayu dan kebudayaan yang lemah adalah kebudayaan Batak yang dibawa oleh
para migran. Karena diketahui bahwa para migran Batak merantau ke Asahan
untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka, sehingga mau tidak mau agar dapat
berinteraksi dengan masyarakat Asahan mereka harus mengenal kebudayaan
Kesultanan Asahan yang beretnis Melayu. Karena itulah masyarakat Batak
beradaptasi dengan cara mengikuti cara hidup etnis Melayu, yang menyebabkan
terjadinya perubahan kebudayaan yang disebut Batak Dalle.

3

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengetahui
lebih dalam mengenai Kehidupan Masyarakat Batak Toba di Desa Sentang
Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan tersebut.
B.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi identifikasi
masalah ialah:
1. Masuknya orang Batak Toba ke Desa Sentang Kecamatan Kisaran
Timur Kabupaten Asahan
2. Perkembangan Jumlah Penduduk orang Batak Toba di Desa Sentang
Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan
3. Akulturasi Masyarakat Batak Toba terhadap masyarakat Melayu di
Desa Sentang Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan
4. Munculnya sebutan Batak Dalle terhadap warga Batak di Desa
Sentang Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan
C.

Pembatasan Masalah

Berdasarkan masalah diatas maka yang menjadi pembatasan masalah
dalam penelitian ini adalah: Sejarah masyarakat Batak Toba di Desa Sentang
Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan.
D. Rumusan Masalah
Untuk lebih mengarahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian dan
lebih mempermudah peneliti merumuskan masalah penelitian yang lebih objektif,

4

maka peneliti merumuskan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana Sejarah kedatangan masyarakat etnis Batak Toba ke Desa
Sentang Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan
2. Bagaimana Perkembangan Jumlah Penduduk orang Batak Toba di
Desa Sentang Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan
3. Bagaimana proses akulturasi masyarakat Batak Toba terhadap
masyarakat Melayu di Desa Sentang Kecamatan Kisaran Timur
Kabupaten Asahan
4. Bagaimana proses munculnya sebutan Batak Dalle terhadap warga
Batak di Desa Sentang Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan
E.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Sejarah kedatangan etnis Batak Toba ke Desa
Sentang Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan
2. Untuk mengetahui Perkembangan Jumlah Penduduk orang Batak
Toba di Desa Sentang Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan
3. Untuk mengetahui proses akulturasi masyarakat Batak Toba terhadap
masyarakat Melayu di Desa Sentang Kecamatan Kisaran Timur
Kabupaten Asahan
4. Untuk mengetahui proses munculnya sebutan Batak Dalle terhadap
warga Batak di Desa Sentang Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten
Asahan

5

F. Manfaat Penelitian
Dengan

tercapainya

tujuan

penelitian

diatas,

diharapkan

akan

memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Memberikan pengetahuan dan wawasan kepada peneliti dan pembaca
mengenai sejarah masyarakat Batak Toba di Desa Sentang Kecamatan
Kisaran Timur Kabupaten Asahan
2. Sebagai bahan literature bagi yang ingin meneliti masalah yang sama
3. Sebagai bahan pengetahuan dan keterampilan bagi peneliti dalam
pembuatan karya ilmiah
4. Sebagai penambah perbendaharaan Universitas Negeri Medan
khususnya pada Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Pendidikan Sejarah

6

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.

KESIMPULAN
Bertitik dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan,

diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.

Tidak dapat dipastikan dengan jelas, tahun berapa pertama kali
dimulainya migrasi para migrant Batak ke Desa Sentang Kecamatan
Kisaran Timur Kabupaten Asahan. Dari data ditentukan bahwa kehadiran
orang Batak ke Asahan dibawa oleh Marga Simatupang sebelum tahun
1903, karena sebelum masuk kedaerah Tinggi Raja tahun 1903 tersebut
mereka sudah berada di Pasir Mandoge sebagai pedagang. Berarti orang
Batak Toba datang ke Asahan sebelum tahun 1903, karena Bandar Pasir
Mandoge adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten Asahan, begitu
juga dengan daerah Tinggi Raja. Kemudian mulailah orang Batak
menyebar ke seluruh pelosok Kecamatan dan Desa di Asahan. Salah
satunya ke Kisaran dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.

2.

Perkembangan suku Batak di Asahan semakin meningkat dilihat dari
data yang ada. Diketahui bahwa pada tahun 1930, penduduk Afdeling
Asahan yang terdiri dari Batak secara keseluruhan yaitu Toba,
Mandailing, Angkola, Simalungun, Karo dan Pakpak berjumlah 24.665
jiwa. Kemudian dilihat dari data BPS (Badan Pusat) tahun 2010 bahwa
terdapat 205.995 jiwa orang Batak yang bermukim di daerah Asahan.

75

Maka dari itu dapat diambil kesimpulan, bahwa banyak orang Batak
yang merantau hingga ke daerah pardembanan Asahan.
3.

Akulturasi orang Batak Toba dengan Kesultanan Asahan, menyebabkan
mereka melupakan bahkan secara sengaja meninggalkan adat istiadat dari
suku bangsanya sendiri. Sehingga muncullah sebutan mengejek dari
orang Batak di Tanah Batak kepada orang Batak Asahan yaitu Batak
Dalle.

4.

Di Desa Sentang Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan terdapat
suatu lingkungan yang masyarakatnya secara keseluruhan terdiri dari
orang-orang Batak, dengan nama Lingkungan Pinggol Toba. Di
lingkungan ini terdapat perbedaan sekaligus persamaan dengan
perkampungan (huta) Batak di Tanah Batak seperti halnya diSamosir,

B. SARAN
Adapun saran-saran yang diajukan sesuai dengan hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1.

Kebudayaan Batak-Toba seharusnya tetap dijunjung tinggi hingga
kepelosok negeri karena kebudayaan ditiap suku bangsa Indonesia
memiliki nilai berharga bagi bangsa Indonesia bahkan bagi dunia.
Dengan menjunjung tinggi kebudayaan dalam penerapannya di
kehidupan

sehari-hari

merupakan

salah

satu

cara

melestarikan

kebudayaan Indonesia. Hal itulah yang seharusnya menjadi pedoman
bagi tiap suku bangsa di Indonesia, khususnya suku Batak untuk tetap

76

mempertahankan

kebudayaannya

sebagai

identitas

unik

yang

membedakan tiap suku bangsa di Indonesia.
2.

Menghargai kebudayaan suku bangsa lain adalah bentuk solidaritas
dalam system kekerabatan antar suku bangsa di Indonesia. Namun hal ini
tidak serta merta menyebabkan suatu kebudayaan tenggelam hilang
berbaur dengan kebudayaan yang lebih dominan. Seharusnya suatu
kebudayaan dapat saling menghargai bahkan saling bergandengan tetapi
tetap menjunjung tinggi kekhasan dari kebudayaan masing-masing. Maka
dengan itu kebudayaan Indonesia akan tetap bertahan dan akan tetap
diwariskan terhadap anak cucu bangsa Indonesia kelak.

3.

Sebagai pemuda-pemudi bersuku Batak Toba baiknya menjungjung
tinggi nilai Kebudayaan Batak-Toba tersebut. Bukan menganggap remeh
kebudayaannya sendiri, karena menghargai kebudayaannya sama saja
dengan menghargai sejarah dari hidupnya bahkan negaranya sendiri.

77

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Pt Asdi Mahasatya
Asahan

peta.
gif:
http//asahannews.com/wpcontent/uploads/2009/12/Asahan_peta.gi f

Azhari dan Syaiful Syafri. 2009. Jejak Sejarah dan Kebudayaan Melayu di
Sumatera Utara. Medan: Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
Propinsi Sumatera Utara
Cunningham. 1962. The Postwar Migration of the Toba-Bataks To East Sumatra.
USA: Cellar Book Shop, 18090 Wyoming Detroit 21 Michigan
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. 2011. Buku Pedoman Skripsi
Dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah.
Medan: FIS Unimed
Hasselgren, Johan. 2008. Batak Toba di Medan Perkembangan Identitas EtnoReligius Batak Toba di Medan (1912-1965). Medan: Bina Media Perintis
Koentjaraningrat. 2007. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:
Djambatan
Koordinator Statistik Kec. Kisaran Timur Kabupaten Asahan Sumatera Utara.
2012. Kecamatan Kisaran Timur dalam Angka 2012. BPS Kabupaten
Asahan
Lauer, Robert H. 1993. Perspektif Tentang Perubahan Sosial. Jakarta: Rineka
Cipta
Lee, Everest. S. 2000. Teori Migrasi. Medan: Pusat Penelitian Kependudukan
Universitas Gadjah Mada
Milan, J. Titus. Migrasi Antar Daerah Di Indonesia. Yogyakarta: Pusat Penelitian
Kependudukan Universitas Gadjah Mada
Muhibbinsyah. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda
Mustaqim, H. 2001. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
Nainggolan. 2012. Batak Toba Sejarah dan Transformasi Religi. Medan: Bina
Media Perintis
Poerwanto, Hari. 2005. Kebudayaan dan Lingkungan Dalam Persperktif
Antroplogi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
Perret, Daniel. 2010. Kolonialisme dan Etnisitas Batak dan Melayu di Sumatera
Timur Laut. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)

78

Peta

Kecamatan
Kisaran
Timur
Kabupaten
Asahan:
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/3/3b/Peta_Kecamatan_Kisaran
_Timur_Kabupaten_Asahan.png

Purba, O. H. S dan Elvis F. Purba. 1997. Migran Batak Toba di Luar Tapanuli
Utara: Suatu Deskripsi. Medan: Monora
Sajogyo. 1987. Ekologi Pedesaan Sebuah bunga rampai. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia
Sangti, Batara. 1978. Sejarah Batak. Medan: Karl Sianipar Company
Siahaan. 2005. Batak Toba Kehidupan di Balik Tembok Bambu. Jakarta: Penerbit
Kempala Foundation
Simanjuntak. 2010. Melayu Pesisir dan Batak Pegunungan. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia
Sitanggang, J. P. 2008. Raja Na Pogos. Jakarta: Jala

79