EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBELAJARAN TERHADAP KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C: Studi Kasus Warga Belajar di Kawasan Industri PKBM Sumber Arum Desa Cangkuang Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………
LEMBAR PENGESAHAN ..……….………...
LEMBAR PERYATAAN ……….………... MOTTO ……….…..………….
ABSTRAK ………...………….…………
KATA PENGANTAR ……….…..………….…………
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……….……….………...
UCAPAN TERIMA KASIH ………..…….………….………...
DAFTAR ISI ……….………….……..
DAFTAR TABEL ……….………...
DAFTAR GRAFIK ………...……...
BAB I PENDAHULUAN ………..……..
A. Latar Belakang Penelitian ………..………...…...…
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah …………..….……….…...…
C. Tujuan Penelitian ……….….………...…
D. Manfaat Penelitian ………..……….……..
E. Kerangka Pikir ………..………..
F. Struktur Organisasi Tesis..……….……..
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... A.Konsep Pendidikan Luar Sekolah ... 1. Definisi Pendidikan Luar Sekolah ...……... 2. Ciri-ciri Pendidikan Luar Sekolah ...……... 3. Tujuan Pendidikan Luar Sekolah …...……... B.Pendidikan Kesetaraan Sebagai Salah Satu Program Pendidikan Luar Sekolah...
1. Definisi Pendidikan Kesetaraan ……….
I ii iii iv v vi vii viii ix xiii xiv 1 1 7 11 12 12 14 16 16 16 19 22 23 24
(2)
2. Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Paket C …...…….... 3. Pendekatan Pendidikan Kesetaraan ...……... 4. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Kesetaraan Paket C ...…….. 5. Komunikasi Belajar Flexi Learning ... 6. Diversifikasi Layanan Pendidikan Kesetaraan ...…….. 7. Penempatan Peserta Didik ...……... C.Konsep Belajar dan Pembelajaran ...……... 1. Konsep Belajar ………...…….... 2. Konsep Pembelajaran ... ……. D.Konsep Pembelajaran yang Efektif ...……….. 1. Pengertian Efektivitas ... 2. Proses Pembelajaran yang Efektif ... 3. Faktor-faktor yang Mendukung Pembelajaran Efektif ... E.Konsep Kompetensi Lulusan …... 1. Pengertian Kompetensi ………... 2. Kompetensi Warga Belajar ... 3. Bentuk dan Standar Kompetensi ... 4. Kompetensi Belajar Warga Belajar ... 5. Desain Kompetensi ... BAB III METODE PENELITIAN ... A. Metode Penelitian ... B. Subjek Penelitian ……... C. Teknik Pengumpulan Data ...
25 28 29 32 33 34 34 34 36 41 41 43 47 53 53 53 60 61 65 67 67 68 69
(3)
D. Prosedur Pengolahan Data ... E. Teknik Analisis Data ... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...
A. Profil PKBM Sumber Arum ... B. Deskripsi dan Analisis Hasil Lapangan ... 1. Identitas Responden ... 2. Perencanaan Pembelajaran pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket C di PKBM Sumber Arum Desa Cangkuang Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung ... 3. Implementasi Pembelajaran pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket C di PKBM Sumber Arum Desa Cangkuang Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung ... 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Efektifitas Pencapaian Tujuan Belajar Pada Program Pendidiakn Kesetaraan Paket C di PKBM Sumber Arum Desa Cangkuang Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung ... C. Pembahasan Hasil Penelitian ...
1. Perencanaan Pembelajaran pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket C di PKBM Sumber Arum Desa Cangkuang Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung ... 2. Implementasi Pembelajaran pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket C di PKBM Sumber Arum Desa Cangkuang Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung ...
72 72 80 80 85 85
88
93
115 119
120
(4)
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Efektifitas Pencapaian Tujuan Belajar Pada Program Pendidiakn Kesetaraan Paket C di PKBM Sumber Arum Desa Cangkuang Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung ... BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...
A. Kesimpulan ... 1. Perencanaan Pembelajaran pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket
C di PKBM Sumber Arum Desa Cangkuang Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung ... 2. Implementasi Pembelajaran pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket C di PKBM Sumber Arum Desa Cangkuang Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung ... 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Efektifitas Pencapaian Tujuan Belajar Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket C di PKBM Sumber Arum Desa Cangkuang Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung ... B. Saran ... DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN-LAMPIRAN
131 134 134
134
135
137 138 142
(5)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Daftar Tutor Paket C ... 74 4.2 Jumlah Kehadiran Warga Belajar Program Kesetaraan Paket C di
Kawasan Indusri ……….. 86
4.3 Pengamatan Aktifitas dan Motivasi Warga Belajar Dalam
Pembelajaran Kesetaraan Paket C di Kawasan Industri ………. 87 4.4 Hasil Wawancara Tentang Aktivitas Pembelajaran……… 89 4.5 Hasil Wawancara Hubungan Tutor dengan Warga Belajar ………… 92 4.6 Format Pengamatan Penguasaan Materi Pembelajaran Oleh Tutor …. 95 4.7 Hasil Wawancara Tentang Penyampaian Materi Oleh Tutor ……….. 97 4.8 Hasil Pengamatan Penguasaan Metode Pembelajaran Oleh Tutor ….. 99 4.9 Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Warga Belajar Kelas 3
Semester I dan II Program Kesetaraan Paket C ……….. 113 4.10 Rekapitulasi Jumlah Skor Terbanyak/Semester ……….. 113 4.11 Pengamatan Kondisi Jasmani Tutor dan Penyelenggara ……… 115 4.12 Pengamatan Kondisi Psikologis Tutor dan Warga Belajar ………… 116
(6)
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
4.1 Jumlah Warga Belajar Berdasarkan Jenis Kelamin ... 74 4.2 Persentase Warga Belajar yang Tidak Hadir ……….………… 86 4.3 Persentase Pengamatan Aktifitas dan Motivasi Warga Belajar ……… 88 4.4 Hasil Pengamatan Penguasaan Materi Pembelajaran Oleh Tutor ……. 96 4.5 Persentase Pengamatan Penguasaan Metode Pembelajaran Oleh Tutor. 99 4.6 Persentase Rekapitulasi Jumlah Skor Terbanyak/Semester…………... 114 4.7 Persentase Kenaikan Kompetensi Warga Belajar ………. 114
(7)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pemerataan akses pendidikan dewasa ini telah menjadi trend meraih Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM), dimana memiliki 3 Indikator yang saling terkait, diantaranya Ekonomi, Pendidikan dan Kesehatan. Dari ke tiga faktor tersebut, pendidikan merupakan hal utama yang perlu dikembangkan, karena dengan proses pendidikan yang bermutu (Input) maka pengetahuan (output) akan bermutu pula. Hingga identik kepada kehidupan yang lebih baik, karena pengetahuan sebagai hasil dari pendidikan berkorelasi langsung dengan berbagai hal, baik kesehatan hingga kepada kehidupan ekonomi., khususnya bagi pendidikan dasar dan menengah.
Peranan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) sangatlah penting dalam memberikan layanan akses pendidikan. PLS mampu membuka akses pendidikan bagi masyarakat yang membutuhkan dengan berbagai pendekatan serta strategi, terutama bagi orang dewasa yang pendidikannya tidak terlayani dikarenakan berbagai sebab. Bahkan PLS mampu memberikan kontribusinya dalam membangun dan memberdayakan masyarakat baik pada dimensi personal, kelompok hingga komunitas yang telah terbentuk melalui sebuah sistem dan aturan, seperti kelompok petani, komunitas anak jalanan dan buruh pabrik.
Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 26 ayat (3) menjelaskan bahwa:
(8)
Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik
Pernyataan tersebut di dalamnya, bahwa hasil Pendidikan Nonformal (PNF) pada pendidikan kesetaraan dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian kesetaraan oleh lembaga yang ditunjuk Pemerintah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan sesuai PP No 19 tahun 2005. Artinya bahwa lulusan pendidikan kesetaraan memiliki eligibilitas yang sama dan setara dengan pemegang ijazah Paket A dengan SD/MI, Paket B dengan SMP/MTs, dan Paket C dengan SMA/MA/SMK, baik untuk mendaftar pada satuan pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk memasuki lapangan kerja. (Departemen Pendidikan Nasional RI, 2005 dan Peraturan Pemerintah No 19 tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta).
Dalam dunia Industri Perusahaan merupakan wadah untuk mengelola berbagai produk dengan bantuan tangan manusia. Dalam paradigma lama, peran divisi sumber daya manusia (karyawan/buruh) sekedar pelengkap, maka dalam paradigma baru (era 1980-1990) atau (the age of gaining and sustaining competitive advantage) divisi sumber daya manusia sudah memiliki peran strategis. Artinya divisi sumber daya manusia memiliki kontribusi dalam menentukan masa depan perusahaan/organisasi melalui orientasi fungsional bukan lagi pada pengawasan, pengarahan, dan pengendalian saja (command) tetapi sudah pada pengembangan, kreativitas, fleksibilitas dan manajemen proaktif
(9)
(coordination) (Bown &Scheineder, 1995; Ulrich, 1997 dan 1998) dalam Jeffrey dkk (2003).
Dalam hal ini paradigma sumber daya manusia dalam industri ternyata sudah lebih mengoptimalkan pada proses komunikasi dua arah dan perencanaan dari bawah ke atas (Bottom-Up). Secara singkat perusahaan harus mampu melihat kondisi, situasional para karyawan, apakah kebutuhan mereka sudah terpenuhi mulai dari pendidikan, sandang, pangan dll.
Implementasi dari kebijakan pemerintah pada tatanan makro, pemerintah menekankan pada perluasan kesempatan untuk memperoleh pendidikan bagi semua warga negara Indonesia, peningkatan mutu dan peningkatan efisiensi pengelolaan kegiatan pendidikan. Sedangkan pada tatanan mikro adalah untuk menghasilkan lulusan pendidikan yang bermutu pada setiap jenjang dan jenis. Terciptanya lulusan pendidikan yang bermutu merupakan suatu usaha sistematik yang saling berhubungan antara Input, Proses, Output dan Outcome.
Kecamatan Dayeuhkolot merupakan lokasi padat industri yang jumlah karyawannya diperkirakan ± 6000 orang dengan tingkat pendidikan karyawan yang rata-rata memiliki ijazah SMP dan Droup Out SMA (Data Desa Cangkuang 2010). Kajian empiris ini mampu menggambarkan perusahaan-perusahaan dengan jumlah karyawan ±6000 orang tersebut, telah dipekerjakan kemampuannya hanya sebatas pada kapasitas keterampilan, sedangkan intelektual belum begitu diperhatikan. Para pelaku industri tentunya masih beranggapan bahwa keterampilan dalam meningkatkan produktifitas merupakan hal utama (traditional thingking) tetapi dilain pihak, kerterbukaan terhadap hak karyawan (modern
(10)
thingking) untuk mendapatkan pendidikan kurang menjadi wewenang perusahaan langsung. Tentunya peningkatan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) tidak
berjalan seimbang, dan tetap pada tatanan “masyarakat buruh yang tradisional”, bukan masyarakat industri yang “modern”.
Berdasarkan data tersebut, maka Industri sebagai target strategis dalam mencapai tujuan Pemberdayaan Pendidikan dilihat dari 3 tahapan, yaitu penguatan organisasi (Perusahaan), membangun hubungan sosial (relationship) dan saling menguntungkan (mutualisme) antara karyawan dengan perusahaan melalui penguatan nilai-nilai pendidikan yang dilaksanakan secara fungsional dengan perusahaan. Tentunya dari ketiga sisi tersebut perlu diambil langkah positif, yaitu dengan dibentuknya komunitas belajar yang lebih layak melayani akses pendidikan karyawan, sehingga mampu menumbuhkan derajat atau tingkat pendidikan karyawan.
Kecamatan Dayeuhkolot secara geografis tepat sebagai objek pelaksanaan program kesetaraan tersebut, karena termasuk kedalam salah satu lingkungan industri-industri besar, sedang dan kecil di Kabupaten Bandung yang memberdayakan potensi banyak karyawan dengan latar belakang pendidikan yang variatif yaitu rata-rata pendidikan karyawan lulusan SMP dan Droup Out SMA, disamping itu tuntutan Industri sendiri yang berharap pendidikan tinggi minimal SMA bagi karyawan industrinya.
Faktor usia karyawan yang sudah dewasa tentunya sudah tidak mungkin lagi diperankan sebagai siswa pendidikan formal, disinilah peran PLS mampu melayani usia dewasa dari segi peningkatan latar belakang pendidikan karyawan.
(11)
Maka untuk meningkatkan taraf hidup mereka khususnya dalam bidang pendidikan perlu dilaksanakan program pendidikan, yaitu pendidikan kesetaraan paket C bagi karyawan di kawasan industri.
Dengan berbagai pertimbangan potensi yang ada, beberapa tokoh masyarakat beserta aparatur pemerintah desa mendirikan PKBM Sumber Arum untuk membantu memfasilitasi kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan maupun keterampilan hidup. Mengingat antusiasme dan respons masyarakat cukup baik pada program tersebut, selanjutnya dikembangkan program pendidikan kesetaraan Paket C setara SMA. Program ini dipilih karena pertimbangan angka Droup Out yang tinggi bagi karyawan pabrik. Apabila tidak segera ditangani, maka potensi sumber daya manusia yang ada dikhawatirkan tidak mampu bersaing dengan sumber daya dari luar daerah, dan bertujuan untuk
menghindari “pemutihan” diperusahaan, yaitu minimal ijazah karyawan adalah
SMA atau setara.
Banyaknya anggota masyarakat yang berpartisipasi dalam program pendidikan yang dilaksanakan di PKBM Sumber Arum, pada akhirnya memerlukan sebuah pengelolaan yang khusus, terutama untuk program pendidikan kesetaraan bagi karyawan pabrik (kesetaraan kawasan industri). Ada semacam tanggungjawab utama bagi PKBM dalam menyelenggarakan program Pendidikan Kesetaraan, hal ini di karenakan lulusan (output) program pendidikan kesetaraan di kawasan industri harus memiliki standar kompetensi minimal untuk lulusan jalur pendidikan formal, sehingga lulusan pun dapat bersaing dengan lulusan lembaga pendidikan formal.
(12)
Partisiapasi masyarakat yang semakin meningkat didalam program pendidikan kesetaraan Paket C di kawasan industri, menuntut adanya sistem pengelolaan pembelajaran yang mampu memberikan prioritas dalam mengedepankan aspek kualitas dan kuantitas. Kualitas yang dimiliki oleh setiap lulusan, akan memberikan nilai tersendiri dalam kepercayaan masyarakat untuk Program Kesetaraan Paket C, semakin baik pengelolaan pembelajaran yang diberikan untuk menjaga kualitas lulusan, akan berbanding lurus dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat khususnya bagi warga belajar, inilah yang dijadikan salah satu prinsip PKBM Sumber Arum.
Proses pembelajaran Paket C kawasan Industri yang telah diselenggarakan PKBM Sumber Arum, dianggap berhasil/efektif mencapai tujuan. Menurut Ensiklopedia Umum ( 1987:296), adalah sebagai berikut:
Efektivitas yaitu menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan. Usaha dikatakan efektif kalau usaha itu mencapai tujuannya. Secara ideal taraf efektivitas dapat dinyatakan dengan ukuran-ukuran yang agak pasti. Umpamanya; usaha A 60% efektif dalam mencapai tujuan.
Efektivitas merupakan aspek penting dalam berbagai bentuk kegiatan, karena efektivitas merupakan cerminan dari tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasaran yang ingin dicapai. Chung dan Maginson (1981) dalam Mulyasa (2004:82) adalah adanya kesesuai antara yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju.
Murujuk pada pernyataan tersebut, maka efektivitas pelaksanaan program pembelajaran pendidikan kesetaraan Paket C di kawasan Industri bagi karyawan pabrik, diduga ada kaitannya antara pencapaian tujuan dengan aspek pencapaian
(13)
materi belajar, kemantapan jumlah warga belajar dan tutor, kehadiran warga belajar dan tutor serta pencapaian tingkat pemahanan keterampilan dan pengetahuan warga belajar sebagai hasil evaluasi pembelajaran. Namun hal ini belum diketahui sejauh mana efektivitas program pembelajaran program pendidikan kesetaraan Paket C bagi karyawan pabrik di PKBM Sumber Arum di Desa Cangkuang Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung.
Sehingga, dalam hal ini peneliti sangat tertarik untuk mengangkat
penelitian ini kedalam karya tulis ilmiah tesis dengan mengkaji “Efektivitas Program Pembelajaran Terhadap Kompetensi Lulusan Pendidikan Kesetaraan Paket C”.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada penyelenggaraan program-program pendidikan kesetaraan yang sering kali dilaksanakan, hanya sebatas pada operasional pendidikan kesetaraan, sedangkan dipandang dari segi model pembelajaran dan strategi penyelenggaraan khususnya di industry masih perlu dikaji lebih lanjut. Sehingga dalam hal ini, peneliti menafsirkan beberapa masalah yang terjadi, sebagai dasar dari dilaksanakannya penelitian ini, diantaranya
a. Masih rendahnya tingkat pemahaman perusahaan terhadap pentingnya latar belakang pendidikan karyawan.
b. Rendahnya tingkat pendidikan karyawan, rata-rata Lulusan SMP dan Droup Out SMA
(14)
c. Kurangnya partisipasi perusahaan dalam membangun mutu pendidikan di lingkungan industrinya.
d. Penyelenggaraan program pendidikan kesetaraan yang sebatas oprasional pembelajaran, belum kearah pengembangan model dilingkungan industry. e. Industri masih berpandangan pada peningkatan produktifitas saja (untung
dan rugi) belum mencapai akses pendidikan bagi karyawan dalam meningkatkan pengetahuan yang sekaligus produktifitasnya.
2. Perumusan Masalah
Untuk memudahkan dalam penulisan karya tulis tesis ini, maka peneliti merumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
a. Bagaimana Perencanaan Pembelajaran pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket C di PKBM Sumber Arum Desa Cangkuang Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung?.
b. Bagaimana Implementasi Pembelajaran pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket C di PKBM Sumber Arum Desa Cangkuang Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung?.
c. Faktor Apa Saja yang Mempengaruhi Efektivitas Pencapaian Tujuan Belajar pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket C di PKBM Sumber Arum Desa Cangkuang Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung?.
(15)
3. Definisi Operasional
a. Efektivitas
“Ensilkopedia Administrasi” memberikan bahasan tentang efektivitas
sebagai berikut:
Efektivitas itu tidak lain adalah suatu kadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki. Kalau seseorang melakukan suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang dikehendaki, maka orang itu akan dikatakan efektif kalau menimbulkan akibat sebagaimna yang dikehendakinya. (1989:147).
Yang dimaksud dengan efektivitas dalam penelitian ini adalah sejauh mana tujuan pembelajaran Paket C dapat tercapai sesuai dengan derajat tingkat kesetaraan dengan formal, melalui berbagai strategi dan metode pembelajaran yang dilakukan oleh tutor. Kompetensi tersebut adalah Kompetensti Mahir 1 yaitu diarahkan pada pencapaian dasar-dasar kompetensi akademik dan menerapkannya untuk menghasilkan karya sehingga peserta didik mampu mengkomunikasikan konsep-konsep secara lebih ilmiah dan etis serta mempersiapkan diri untuk mampu bekerja mandiri dan mengembangkan kepribadian professional. Mahir 2, yaitu diarahkan untuk pencapaian kemampuan akademik dan keterampilan fungsional secara etis, sehingga peserta didik dapat bekerja mandiri dan berwirausaha, bersikap professional, berpartisipasi aktif dan produktif dalam kehidupan masyarakat, serta dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
b. Pembelajaran
Sudjana, D (2000:8) mendefinisikan pembelajaran sebagai berikut: Pembelajaran dapat diberi arti sebagai upaya yang sistematik dan disengaja
(16)
oleh pendidik untuk menciptakan kondisi-kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar.
Yang dimaksud dengan pembelajaran dalam penelitian ini adalah interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (siswa, peserta didik, peserta pelatihan, dsb) yang melakukan kegiatan belajar dengan pendidik (guru, tutor, pelatih, dsb) yang melakukan kegiatan pembelajaran. c. Kompetensi
Finch dan Crinkilton (1979:222) dalam Herianto, R (2006:29)
kompetensi merupakan: “Sebagai penguasaan terhadap suatu tugas,
keterampilan, sikap dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang
keberhasilan”.
Yang dimaksud dengan kompetensi dalam penelitian ini adalah kecakapan yang diperoleh lulusan pendidikan kesetaraan Paket C sesuai dengan standar kurikulum yang telah ditetapkan, yaitu Kompetensi Mahir 1 dan Kompetensi Mahir 2.
d. Pendidikan Kesetaraan Paket C
Menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Program pendidikan kesetaraan diperuntukkan bagi warga masyarakat yang ingin memperoleh pendidikan setara SD, SMP, dan SMA/sederajat, yang oleh karena sesuatu hal tidak bisa menempuh melalui jalur pendidikan formal dan atau memang mereka memilih jalur pendidikan nonforma
(17)
Yang dimaksud dengan pendidikan kesetaraan Paket C dalam penelitian ini adalah penyelenggaraan program Paket C yang sebagian besar warga belajarnya adalah karyawan pabrik disekitar lingkungan PKBM Sumber Arum.
e. Industri
Industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik.
Yang dimaksud dengan industri dalam penelitian ini adalah lapangan kerja (perusahaan) warga belajar paket C (karyawan) yang mengikuti program pembelajaran pembelajaran Paket C.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan manfaat penelitian, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini diantaranya:
1. Memperoleh Gambaran Tentang Perencanaan Pembelajaran pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket C.
2. Memperoleh Gambaran Tentang Implementasi Pembelajaran pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket C.
3. Mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pencapaian Tujuan Belajar pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket C.
(18)
D. Manfaat Penelitian
Dalam penyusunan karya tulis ini, peneliti tidak terlepas dari tujuan utama dari pembatasan masalah, selain itu penulis memiliki tujuan dan manfaat dari penelitian ini, diantaranya :
1. Secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pengembangan teori ilmu pendidikan terutama tentang efektivitas Program Pembelajaran Terhadap Kompetensi Lulusan Pendidikan Kesetaraan Paket C. 2. Secara praktis
a. Sebagai bahan kajian instansi dan lembaga terkait yang berfungsi untuk mengelola berbagai kegiatan pendidikan kesetaraan.
b. Sebagai bahan masukan bagi pengembangan ilmu pendidikan dan program kesetaraan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia serta memperkaya dan menunjang konsep pembelajaran dalam Pendidikan Luar Sekolah.
c. Sebagai pengalaman praktis bagi Peneliti dalam mengaplikasikan konsep dan teori yang diperoleh selama perkuliahan pada program studi Pendidikan Luar Sekolah UPI.
E. Kerangka Pikir
Untuk menemukan dasar pemikiran dan implementasi program dilapangan, perlu adanya pendalaman kajian yang lebih substansial terhadap efektivitas program pembelajaran. Karena itu, masalah pokok diteliti, berkenaan
(19)
dengan aspek pelaksanaan pembelajaran dan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran.
Berdasarkan kajian lapangan, sebagian besar warga belajar Paket C adalah karyawan pabrik yang memiliki beberapa kriteria, diantaranya: 1) warga belajar dewasa, 2) memiliki keterbatasan waktu untuk pertemuan klasikal, 3) kondisi warga belajar yang bekerja sambil belajar, 4) status warga belajar sebagai karyawan pabrik. Dari beberapa kriteria tersebut, dilihat dari sisi program pembelajaran diperlukan pendekatan atau model pembelajaran yang khusus, agar kompetensi lulusan Paket C dapat tercapai, di samping warga belajar tersebut mampu mengembangkan karirnya diperusahaan ataupun menghindari status
“pemutihan pegawai” (yang bekerja di perusahaan tersebut minimal latar belakang
pendidikan terakhir adalah SMA/Sederajat), ataupun mengembangkan karirnya dari sisi peningkatan kualifikasi pendidikan untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
Sedangkan tingkat derajat kesetaraan Paket C setara dengan sitem kelas pada pendidikan formal SMA/MA, diantaranya : Kompetensi tersebut adalah Kompetensti Mahir 1 yaitu diarahkan pada pencapaian dasar-dasar kompetensi akademik dan menerapkannya untuk menghasilkan karya sehingga peserta didik mampu mengkomunikasikan konsep-konsep secara lebih ilmiah dan etis serta mempersiapkan diri untuk mampu bekerja mandiri dan mengembangkan kepribadian professional. Mahir 2, yaitu diarahkan untuk pencapaian kemampuan akademik dan keterampilan fungsional secara etis, sehingga peserta didik dapat bekerja mandiri dan berwirausaha, bersikap professional, berpartisipasi aktif dan
(20)
produktif dalam kehidupan masyarakat, serta dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
Gambar 1.1
Kerangka Pikir Efektivitas Program Pembelajaran Terhadap Kompetensi Lulusan Pendidikan Kesetaraan Paket C
F. Struktur Organisasi Tesis
Dalam penyusunan Tesis ini penulis mengurutkan sistematika penulisan Tesis yang terdiri atas :
Faktor Efektivitas :
a. Faktor Internal b. Faktor External
sesorP
Pembelajaran
Raw Input:
Warga Belajar Karyawan Pabrik
Instrumental Input: 1. Masyarakat Kawasan
Industri (karyawan pabrik)
2. Perusahaan
Instrumental Input: 1. Masyarakat Kawasan Industri
(karyawan pabrik) 2. Perusahaan
Output:
mengembangkan manusia yang
bermutu yang memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan sebagaimana
disyaratkan.
Kompetensi Lulusan Paket C
Tingkat derajat yang setara dengan formal :
Mahir 1 setara kelas 10 SMA/MA Mahir 2 setara kelas 12 SMA/MA
(21)
BAB I, Pendahuluan yang membahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan permusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pikir, struktur organisasi tesis.
BAB II, Kajian Teoritis yang berhubungan dengan masalah penelitian seperti 1) Kesetaraan Paket C Sebagai Program PLS; 2) Konsep Belajar dan Pembelajaran; 3) Konsep Pembelajaran yang Efektif; 4) Konsep Kompetensi Belajar.
BAB III, Metodologi Penelitian, membahas beberapa komponen diantaranya: lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data.
BAB IV, Pembahasan hasil penelitian tentang 1) Gambaran Perencanaan Pembelajaran pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket C di PKBM Sumber Arum; 2) Gambaran Implementasi Pembelajaran pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket C di PKBM Sumber Arum; 3) Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya efektivitas pencapaian tujuan belajar pada program pendidikan kesetaraan Paket C di PKBM Sumber Arum.
BAB V, Kesimpulan dan Saran, membahas kesimpulan dari hasil penelitian dan beberapa saran yang patut diberikan berdsarkan penelitian.
(22)
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam sebuah penelitian penentuan metodologi penelitian yang harus ditempuh guna menjawab pertanyaan atau rumusan masalah penelitian merupakan bagian yang penting. Bab ini peneliti menyajikan mengenai metode penelitian, sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, Objek dan Subjek penelitian, prosedur pengolahan data dan teknik analisis data yang dijadikan sebagai dasar pedoman dalam melakukan penelitian serta dalam pengolahannya.
A. Metode Penelitian
Penggunaan metode dalam sebuah penelitian akan menentukan kualitas hasil penelitian tersebut. Oleh karena itu metode yang akan digunakan hendaknya memperhatikan kriteria-kriteria tertentu yang akan mempermudah dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2004:61) dijelaskan bahwa pemilihan metode dalam penelitian harus didasarkan pada aspek efektifitas dan efesiensi. Efektifitas mengarah pada pemilihan metode yang sesuai dengan data yang akan diperoleh, tujuan, dan masalah yang akan dipecahkan. Sedangkan efesiensi mengarah pada pemilihan metode dengan memperhatikan keterbatasan, dana, tenaga, waktu dan kemampuan. Karena itu, penggunaan metode penelitian deskriptif lebih tepat dipakai untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini. Penelitian ini bersifat deskriptif, mengambarkan secara sistematis mengenai karakteristik dan akurasi data dari responden mengenai
(23)
masalah yang sedang diteliti. Hal ini sejalan dengan Sudjana dan Ibrahim (2001: 64) yang menjelaskan bahwa:
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan kata lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.
Penggunaan pendekatan kualitatif dengan studi kasus pada penelitian ini dianggap tepat karena beberapa alasan diantaranya : pertama, peneliti menggunakan pendekatan sistem terbuka yang menganggap bahwa pembelajaran kesetaraan Paket C kawasan industri yang dilaksanakan di PKBM Sumber Arum, sebagian besar adalah usia dewasa, tentunya dalam hal memperoleh data diperlukan keluwesan terhadap responden.
Kedua, dari hasil pengamatan peneliti pada saat observasi diperoleh gambaran bahwa pada setiap pelaksanaan kegiatan pembelajaran di PKBM Sumber Arum, tutor dan warga belajar memiliki hubungan komunikasi yang baik, sehingga mendorong peneliti untuk mengamati secara langsung dan mencari sumber data primer.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman mendalam tentang program pembelajaran pada Pendidikan Kesetaraan Paket C kawasan Industri. Berbagai gejala menarik merupakan gambaran yang kompleks dan nyata yang diperoleh dari penelitian ini diharapakan dapat dikembangkan menjadi suatu rekomendasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Kesetaraan Paket C kawasan Industri.
(24)
Mekanisme kerja yang dilakukan peneliti dalam pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus adalah sebagai berikut :
1. Penetapan Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini bertempat di PKBM Sumber Arum Desa Cangkuang Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung, dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan sebagai berikut : pertama, hasil studi pendahuluan memberikan dasar permasalahan yang menurut peneliti penting untuk dikaji yaitu mengenai program pembelajaran pada pendidikan kesetaraan Paket C kawasan industri. Kedua, sampai saat ini hanya PKBM Arum, salah satu PKBM yang memiliki pola pembelajaran pendidikan kesetaraan kawasan Industri.
2. Observasi awal
Setelah lokasi penelitian ditetapkan, peneliti berusaha memasuki lapangan dengan mengadakan hubungan formal dan informal sebelumnya.
3. Identifikasi informan dan subjek penelitian
Mengidentifikasi informan yang terdiri dari : pengelola, pembimbing, warga belajar, dan orangtua warga belajar
4. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat segala sesuatu yang terjadi di lokasi penelitian yang berhubungan dengan pelaksanaan proses pembelajaran melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi
(25)
Data yang telah terkumpul digolongkan ke dalam kelompok-kelompok sesuai dengan aspek yang diteliti untuk kemudian di analisis.
B. Subjek Penelitian
Situasi sosial dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin diketahui oleh peneliti dalam penelitian ini. Pernyataan tersebut memberikan gambaran dalam penelitian kualitatif ini merupakan "situasi sosial" yang dapat terjadi didalam kelompok maupun individu dalam penyelenggaraan program Paket C. Oleh karena itu subjek penelitian dalam penelitian ini berjumlah 7 orang, diantaranya 2 orang warga belajar (karyawan pabrik), pengelolan 1 orang, tutor kesetaraan 2 orang dan 2 orang lulusan kesetaraan yang masih berstatus sebagai karyawan pabrik.
Menurut Sugiyono (2007 : 50) Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Dalam penentuan sampel pada penelitian kualitatif, tidak disebut sebagai sampel statistik, melainkan sampel teoritis karena bertujuan untuk menghasilkan teori.
Subjek Penelitian memiliki karakteristik untuk dikaji berdasarkan metode Penelitian yang digunakan, di antaranya penyelenggara, tutor, warga belajar dan lulusan kesetaraan. Penyelenggara merupakan pihak pengelola program pembelajaran yang memiliki kewenangan dalam mengadministrasikan proses pembelajaran, mengawasi proses pembelajaran, mengembangkan model program pembelajaran, dan memiliki kewenangan yang paling tinggi di dalam pengelolaan program pembelajaran. Tutor merupakan tenaga pendidik yang bertugas memberikan pengajaran kepada warga belajar melalui proses (interaksi edukasi) dengan berbagai metode, pendekatan, dan strategi pembelajaran serta berbagai media yang mendukung
(26)
proses pembelajaran. Warga belajar merupakan peserta didik atau sasaran dalam proses pendidikan untuk dibina, di didik, dan dibimbing melalui interaksi edukatif. Lulusan kesetaraan adalah warga belajar yang telah lulus atau menempuh program pembelajaran kesetaraan Paket C.
Untuk keperluan trianggulasi, peneliti menetapkan informan yang meliputi pihak tutor kesetaraan Paket C yang secara langsung melaksanakan operasional pembelajaran, pihak warga belajar yang telah menggunakan fasilitas pembelajaran di PKBM Sumber Arum dan lulusan kesetaraan Paket C. Warga belajar yang dipilih disesuaikan dengan kriteria yang telah ditentukan, di antaranya aktif dalam proses pembelajaran dan dari sisi kehadiran tergolong rajin, sehingga mampu mengamati dan menggambarkan situasi pembelajaran atau iklim pembelajaran yang berlangsung. Lulusan kesetaraan, sebagai informan yang mampu menjelaskan output hasil pembelajaran yang telah ditempuh selama ini dipandang dari sisi efektifitas. Informan tersebut diharapkan dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini sehingga data yang diperoleh lengkap, objektif, terinci, akurat, dan terpercaya.
Untuk mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data, peneliti membuat kisi-kisi pengamatan dan pedoman wawancara yang berfungsi untuk menentukan operasional penelitian, merumuskan pertanyaan penelitian, dan membuat instrument penelitian.
(27)
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Penelitian
Pertanyaan Penelitian Aspek yang
Diteili Indikator
Sumber Data Dan Teknik Pengumpulan
Data
1.Perencanaan
Pembelajaran pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket C di PKBM Sumber Arum Desa Cangkuang Kecamatan
Dayeuhkolot Kabupaten Bandung
2. Implementasi
Pembelajaran pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket C di PKBM Sumber Arum Desa Cangkuang Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. Perencanaan Pembelajaran Pelaksanaan Pembelajaran
Peran dan Kedudukan WB dalam Proses pembelajaran
Peranan dan Kedudukan Tutor dalam proses
pmbelajaran
Tujuan Pembelajaran
Bahan /Materi Pembelajaran
Penilaian
a. Persiapan yang dilakukan sebelum pembelajaran
b. Pendekatan yang digunakan agar masyarakat tertarik c. Mekanisme
pengalokasian materi waktu dan tempat d. Sasaran program e. Cara identifikasi
a. Kemantapan Jumlah b. Kemantapan kehadiran c. Aktivitas belajar dan
motivasi belajar d. Kemantapan Jumlah e. Kemantapan kehadiran f. Hubungan tutor dengan
warga belajar
g. Perencanaan pengajaran h. Penguasaan metode
pembelajaran i. Penguasaan
penggunaan media j. Tujuan yang ingin
dcapai
k. Ketetapan rumusan tujuan
l. Kesesuaian antara kulikuler dengan tujuan instruksional
m. Ketercapaian tujuan yang telah dirumuskan n. Buku sumber
o. Ruang lingkup materi (scope)
p. Tingkat kesukaran materi/bahan pelajaran q. Relevansi materi
dengan kebuituhan warga belajar r. Jenis/cara Observasi Wawancara Studi Dokumentasi Cat. Lapangan Observasi Wawancara Studi Dokumentasi Cat. Lapangan
(28)
Pertanyaan Penelitian Aspek yang
Diteili Indikator
Sumber Data Dan Teknik Pengumpulan
Data
3. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya efektifitas pencapaian tujuan belajar pada program pendidiakn kesetaraan Paket C di PKBM Sumber Arum Desa Cangkuang Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. 1.Internal 2.Eksternal s. Alat t. Frekuensi/waktu u. Hasil a. Jasmaniah b. Psikologi c. Keluarga
d. Lingkungan belajar di tempat belajar
e. Lingkungan masyarakat
Observasi Wawancara Studi Dokumentasi Cat. Lapangan
Sumber: Kisi-kisi peneitian, 2012 C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif pada awalnya permasalahan belum jelas dan pasti, maka yang menjadi instrument adalah peneliti sendiri. Tetapi setelah masalahnya yang akan dipelajari jelas, maka dapat dikembangkan suatu instrument sederhana yang dapat melengkapi data.
Instrumen utama penelitian ini adalah penulis sendiri, sesuai dengan sifat pendekatan kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, manusia sebagai instrumen dipandang lebih cermat karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(1) peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulans dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bermakna bagi peneliti; (2) dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus, (3) tiap situasi merupakan suatu keseluruhan; (4) suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata-mata; (5) dapat segera menganalisis data yang diperoleh; (6) dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan segera menggunakannya sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan,
(29)
perbaikan atau penolakan; dan (7) manusia sebagai instrumen, respon yang aneh, yang menyimpang justru diberi perhatian (Nasution, 1988:55-56).
Observasi menurut Sutrisno Hadi (1986) dalam Sugiyono ( 2005: 167) merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dan berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan Melalui observasi, data dapat dikumpulkan lebih objektif sesuai dengan setting yang sesungguhnya, yaitu data dan informasi yang dibutuhkan yang berkenaan dengan tujuan penelitian.
1. Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dimana terjadinya komunikasi secara verbal antara pewawancara dengan subjek pewawancara. Sejalan dengan pengertian diatas, dapat diperjelas bahwa wawancara atau interview yaitu percakapan tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih yang berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah tertentu Kartono.K (1990: 187).
Dengan wawancara, peneliti akan lebih mudah mendapatkan data yang diharapkan dengan memahami jawaban pertanyaan yang diajukan kepada responden, yaitu data yang berkenaan dengan nara sumber apabila responden tidak memahami item soal dalam angket, serta untuk mengetahui responden dimasyarakat.
2. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah mencari data mengenai catatan transkrip, buku, surat, majalah, prasasti, notulen rapat dan lain-lain. Dengan menggunakan teknik ini peneliti dapat memperoleh sejumlah data dan informasi berkenaan dengan gambaran
(30)
benda-benda yang dijadikan acuan, alat atau fasilitas proses pelaksanaan program yang dijadikan bahan kajian dari setiap dokumen berkaitan dengan bentuk dan rumusan mengenai fungsi, peranan, rincian tugas, wewenang, tanggung jawab, sistem dan organisasi penyelenggaraan. Dengan demikian, data yang menjadi sasaran studi dokumentasi meliputi kondisi pusat kegiatan belajar masyarakat.
3. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan untuk menyempurnakan penelitian maka diperlukan data atau bahan yang bersumber dari perpustakaan, studi ini dimaksud untuk memperkuat kebenaran hasil penelitian. Studi literatur adalah dimaksudkan untuk memberikan landasan teoritis atau pemahaman masalah dan studi perbandingan dengan jalan membaca buku-buku, pendapat-pendapat dan teori-teori sebagai pendukung terhadap permasalahan teori sehingga dapat memperluas wawasan berfikir yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan dapat didefinisikan sebagai suatu teknik mendapatkan data teoritis guna memperoleh pendapat para ahli dan teorinya melalui sumber bacaan Soeharto.B (1991:224)
D. Prosedur Pengolahan Data
Data yang terkumpul merupakan data mentah dan belum merupakan hasil yang berarti, karena itu dapat menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan diperlukan pengolahan data dan analisa data.
Mengolah data adalah usaha yang konkrit untuk membuat data itu“ berbicara”
(31)
1. Seleksi data, yaitu penulis melakukan seseksi atau memilih data yang telah terkumpul dengan maksud untuk memperoleh data sesuai dengan tujuan penelitian.
2. Klasifikasi data, yaitu data yang telah diseleksi dikelompokan berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan pertanyaan penelitian, sehingga pengolahannya dapat dengan mudah dilaksanakan.
3. Tabulasi data, yaitu kegiatan mentabulasikan data dengan maksud mengetahui frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang satu dengan yang lainnya.
4. Analisa penafsiran data, yaitu kegiatan untuk menganalisa dan menafsirkan data hasil penelitian.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan, dari awal sampai akhir kegiatan penelitian, baik di lapangan maupun di luar lapangan. Analisis data di lapangan meliputi pencatatan, pemberian kode (coding), dan penafsiran sementara terhadap berbagai informasi yang diperoleh pada setiap langkah kegiatan penelitian. Analisis data di luar lapangan merupakan kelanjutan dari analisis data di lapangan, yang dilakukan secara lengkap terhadap seluruh data yang terkumpul, baik melalui observasi, wawancara, maupun studi dokumentasi.
(32)
Seluruh kegiatan analisis data sebagaimana diuraikan di atas, pelaksanaannya dilakukan secara terus-menerus, berkesinambungan, dan saling berhubungan satu sama lain dari awal sampai akhir kegiatan penelitian.
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu sebagai berikut :
1. Tahap Pra Lapangan
Tahap ini merupakan tahap awal dalam melakukan penelitian. Dalam tahap ini peneliti pertama melakukan kegiatan penyusunan rancangan penelitian yang biasa disebut proposal penelitian yang kemudian dibimbingkan kepada dosen pembimbing untuk disetujui. Setelah rancangan penelitian disetujui peneliti memilih lapangan penelitian yang mendukung terhadap permasalahan penelitian yang disesuaikan dengan waktu, biaya dan tenaga yang tersedia, sehingga peneliti memilih lokasi penelitian di PKBM Sumber Arum. Kegiatan selanjutnya, peneliti mengurus perijinan kepada pihak yang berwenang memberikan ijin untuk mengadakan penelitian. Setelah itu peneliti menjajaki keadaan lapangan, dan terakhir menyiapkan perlengkapan penelitian.
2. Tahap Pekerjaan Lapangan
Tahap ini merupakan tahap penggalian informasi data secara mendalam, dengan mengenal lebih dekat kepada subjek penelitian, mengadakan pengamatan permulaan terhadap lingkungan PKBM subjek penelitian, kegiatan-kegiatan dan perilaku warga belajar, kemudian diadakan kegiatan partisipasi bersama subjek
(33)
dengan warga belajar. Pada tahap ini merupakan kegiatan utama dalam pengumpulan data dan mengadakan analisis data dari hasil pengumpulan data tersebut.
3. Tahap Pelaporan
Pada tahap ini penulis melakukan kegiatan sebagai berikut : a. Triangulasi Data
Triangulasi merupakan pengecekan pemeriksaan dari data yang telah diperoleh dari lapangan terutama untuk memperoleh keabsahan data. Informasi yang diperoleh dari satu sumber di cek silang dengan menggunakan triangulasi, bertujuan untuk membandingkan tingkat kesahihan data dengan kenyataan sebenarnya. Informan yang utama pada tahap ini adalah tutor, warga belajar dan lulusan, yang mampu menggambarkan pembelajaran pendidikan kesetaraan dan gambaran tentang faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran kesetaraan kawasan industry (bagi karyawan pabrik) .
b. Pembuatan Laporan
Setelah kegiatan triangulasi kemudian pada tahap ini dilakukan penyusunan laporan hasil pengumpulan data yang dilanjutkan dengan menggandakan laporan yang telah disusun.
(34)
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini diarahkan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan. Jawaban-jawaban tersebut kemudian diuraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan Pembelajaran pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket C di PKBM Sumber Arum Desa Cangkuang Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung
Perencanaan pembelajaran Paket C dikawasan industri yang telah disusun oleh PKBM Sumber Arum, berpatokan kepada acuan kurikulum pendididkan kesetaraan Paket C dan Standar Kelulusan Pendidikan Kesetaraan Paket C. Penyusunan perencanaan program pembelajaran Paket C sebagai sebuah proses, disiplin, ilmu pengetahuan, realitas, sistem dan teknologi pembelajaran yang bertujuan agar pelaksanaan pengajaran berjalan lebih lancar dan hasilnya lebih baik. Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Paket C, menjadi acuan utama dalam penyusunan perencanaan program pembelajaran. Dalam kurikulum Pendidikan Kesetaraan Paket C tercantum tujuan kurikuler, tujuan instruksional, pokok bahasan, subpokok bahasan, dan alokasi waktu untuk mengajarkan pokok bahasan tersebut.
Penyusunan perencanaan pembelajaran, tidak hanya dikelola oleh tutor namun penyelenggara pun ikut serta dalam penyusunan perencanaan
(35)
efektifitas pembelajaran, diantaranya :
a. Penjabaran visi dan misi pembelajaran yang jelas, real atau operasional. b. Penjabaran silabus dan Materi Pembelajaran yang spesifik
c. Menetapkan atau menentukan strategi pembelajaran.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam perencanaan pembelajaran diantaranya, faktor internal dan faktor external. Dukungan faktor external seperti perusahaan, keluarga dan lingkungan masyarakat sebagai pendorong, penggerak atau motive belajar bagi warga belajar. Sedangkan dukungan internal sebagai salah satu faktor yang berpengaruh dalam membangkitkan kesadaran untuk belajar, memperbaiki dirinya dan untuk memecahkan permasalahan hidupnya. Dukungan kedua faktor ini sebagai upaya efektifitas pembelajaran untuk mencapai kompetensi lulusan pendidikan kesetaraan.
2. Implementasi Pembelajaran pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket C di PKBM Sumber Arum Desa Cangkuang Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung
Peran dan kedudukan warga belajar dalam proses pembelajaran cukup tinggi, hal ini terbukti bahwa warga belajar telah menunjukan peran dan kedudukan pada proporsi yang selayaknya sebagai warga belajar terutama frekuensinya kehadiran warga belajar cukup tinggi, aktifitas dan motivasi belajar cukup tinggi.
Peran dan kedudukan tutor dalam proses pembelajaran tinggi dan sangat baik. Hal ini terlihat dari kehadiran tutor frekuensinya tinggi, hubungan
(36)
penguasaan materi pelajaran sangat baik, penguasaan kelas cukup, penguasaan metode pembelajaran serta penguasaan dan penggunaan alat pelajaran cukup.
Belajar yang efektif dapat membantu warga belajar untuk meningkatkan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Adapun mengajar yang efektif adalah membimbing, memberikan arahan sesuai dengan porsi layanan kepada warga belajar agar mengalami proses belajar.
Dari berbagai konsep tentang tujuan pembelajaran sebagai salah satu inidikator efektifitas pembelajaran, tampak bahwa pembelajaran yang efektif mengacu kepada tujuan instruksional yang dalam hal ini dirancang dan dilasanakan oleh tutor dan dituangkan pada satpel.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka tujuan pembelajaran yang ingin dicapai meliputi aspek kognitif, apektif dan psikomotorik. Ketetapan tujuan pembelajaran yang dirumuskan cukup baik, terdapat kesesuaian antara tujuan intruksional dengan tujuan kurikuler, pencapaian tujuan pembelajaran yang dirumuskan ternyata dapat dirumuskan dengan baik.
Bahan/materi pembelajaran Paket C yang diselenggarakan PKBM Sumber Arum dilihat dari sumber materi/bahan pembelajaran, ruang lingkup materi, tingkat kesukaran materi dan revelansinya dengan kebutuhan warga belajar, memberikan petunjuk dan menguatkan bahwa proses pembelajaran berjalan secara efektif.
(37)
mengungkapkan efektifitas pembelajaran. Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa pembelajaran dilaksanakan melalui berbagai variasi, pada saat proses pembelajaran diawali dengan post-test dan diakhiri dengan pre-test. Penilaian formatif dilaksanakan setelah selesai pokok bahasan (sub sumatif) sedangkan tes sumatif dilaksanakan setiap akhir semester.
Jenis/cara penilaian pun bervariasi, lisan, tulisan dan perbuatan atau praktek, alat penilaian meliputi tes lembar pengamatan dan lembar kerja warga belajar. Hasil penelitian mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang mencakup aspek kuantiatif dan kualitatif, secara kuantitatif rata-rata nilai persemester mengalami peningkatan (semester I dan II). Sarana/prasarana pembelajaran kesetaraan Paket C secara kualitas dan kuantitas sudah cukup memadai.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Efektivitas Pencapaian Tujuan Belajar pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket C di PKBM Sumber Arum Desa Cangkuang Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya efektivitas pembelajaran pada program pendidikan kesetaraan Paket C adalah fakor internal dan faktor ekesternal. Faktor internal, ditandai oleh kondisi jasmani warga belajar yang menunjukkan kecendrungan cukup baik, sedangkan kondisi jasmani tutor sangat baik. Demikian pula kondisi psikologisnya, tutor dan warga belajar mununjukan kecenderungan baik. Gambaran di atas memberikan petunjuk
(38)
pencapaian efektifitas proses pembelajaran.
Kondisi internal yang paling dominan mempengaruhi pembelajaran adalah motivasi warga belajar itu sendiri, dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan perencanaan pembelajaran tidak terlepas dari indentifikasi kebutuhan dan kesepakatan belajar antara tutor atau penyelenggara dengan warga belajar.
Faktor eksternal dalam penelitian ini terutama ditekankan yang erat kaitannya dengan warga belajar, yakni:
a. Kondisi warga belajar secara fisik material (ekonomi), kurang mendukung dalam menciptakan iklim belajar yang kondusif (mendorong) warga belajar. Namun secara psikologis (dukungan moril) orang tua atau keluarga cukup mendukung pada proses belajar warga belajar.
b. Lingkungan belajar di program Kesetaraan Paket C menunjukkan kecenderungan yang sangat mendukung terciptanya iklim belajar yang kondusif (mendukung) bagi warga belajar.
c. Demikian pula lnigkungan masyarakat Program Kesetaraan Paket C secara umum menunjukkan kecenderungan yang kondusif (mendukung) bagi terciptanya efektifitas proses pembelajarannya.
B. Saran
1. Warga belajar
a. Membangun kembali motivasi belajar (internal) yang didukung oleh keluarga atau orang terdekat
(39)
olah piket dan olah raga, untuk membangun motivasi dan budaya beajar warga belajar.
c. Membangun sikap belajar positif terhadap apapun yang dialami warga belajar dalam proses belajar.
2. Tutor
a. Lebih menanamkan pentingnya aktivitas belajar yang berlangsung dari dalam individu waga belajar, kemauan sendiri, pilihan dan tanggungjawab sendiri, dengan prinsip bahwa jika proses belajar baik maka akan memperoleh hasil belajar dan manfaatnya.
b. Alangkah baiknya jika tutor mengadakan kegiatan untuk mendekatkan rasa kekeluargaan diantara warga belajar, agar terjalin silaturahmi dan komunitas belajar yang baik.
c. Lebih di optimalkanya suasana kegiatan pembelajaran yang menarik, interaktif, merangsang motivasi warga belajar, memperhatikan keunikan tiap individu, serta melibatkan partisipasi aktif setiap warga belajar yang membuat seluruh potensi peserta didik berkembang secara optimal.
d. Dalam proses pembelajaran, pengembangan konsep belajar seyogyanya tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan penanaman nilai-nilai ke dalam diri warga belajar.
(40)
a. Perlu adanya kebijakan, mekanisme dan prosedur penyusunan desain kurikulum yang secara khusus diperuntukan bagi warga belajar kawasan industri.
b. Perlu disusun model program pembelajaraan kesetaraan berbasis industry, untuk pendidikan kesetaraan program paket C dengan menampilkan berbagai kekhasan, keunggulan, perkotaan dan daerah industri.
c. Mengingat pendidikan kesetaraan program paket C di kawasan industri memiliki kekhasan, maka perlu dipertimbangkan pembentukan jaringan kurikulum untuk pendidikan kesetaraan tingkat Propinsi/Kabupaten/Kota sebagai wahana sosialisasi dan pengembangan kurikulum.
d. Untuk mencapai efektivitas dan pencapaian maksimal pembelajaran kesetaraan program paket C di kawasan industri, maka perlu dikembangkan pengembangan model pembelajaran kesetaraan inovatif berbasis diversifikasi layanan pendidikan kesetaraan yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif berbasis konteks lokal dan global.
e. Pada pendidikan kesetaraan program paket C, salah satunya peranan tutor sangat penting dalam peningkatan mutu pembelajaran, oleh karena itu status tutor perlu ditingkatkan, terutama dari sisi kesejahteraannya.
(41)
Penelitian ini mengandung beberapa keterbatasan, baik yang menyangkut cakupan masalah, maupun metodologi. Berkaitan dengan itu kepada para peneliti lain disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Berdasarkan pada hal tersebut, masalah dan metodologi yang perlu dikaji lebih dalam diantaranya adalah : a) Penelitian lebih difokuskan pada strategi pembelajaran yang bermuatan industri bagi warga belajar Paket C, b) Penelitian lebih difokuskan kepada model pembajaran kesetaraan Paket C bagi kawasan industri.
(42)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Depdiknas Dirjen PLSP, (2004), Seri Pedoman Program Pendidikan Kesetaraan. Jakarta: Depdiknas
Mulyasa, E. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Rosda Karya. __________(2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakter dan
Implementasi. Bandung : Rosdakarya.
Faisal, S. (1992). Format-format Penelitian Sosial. Jakarta : Rajawali.
Gie, The Liang. (1989). Ensiklopedi Administrasi. Jakarta: PT. Air Agung Putra Hatimah, I.(2003). Strategi dan Metode Pembelajaran. Bandung: CV.Andira Herianto, R. (2006). Kegunaan pembelajaran pertisipatif dalam meningkatkan
kompetensi peserta pelatihan otomotif di balai latihan kerja usaha kecil dan menengah (BLK-UKM) Sumedang. Skripsi pada UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
Jeffrey, dkk (2003). Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia. Jogjakarta: Amara Books.
Kartono, K. (1990). Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung : Mandar Maju. Lutan, R. (1982). Pengaruh Kepemimpinan Tutuor, Sikap dan Motif Berprestasi
Warga Belajar terhadap Prestasi Program Kejar Paket A : Bandung PPS IKIP.
Munthe, B. ( 2009). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani Nasdianto, A. (2008). Program Paket C Setara Sma Pengganti, Pelengkap Dan
Penambah Pendidikan Formal. Tersedia: http://penilikdki.blogspot. com/2008/11/ program-paket-c-setara-sma-pengganti.html (8 Desember 2008)
Nasdianto, S. (2006).Petunjuk Pelaksanaan Program Pendidikan Kesetaraan, Jakarta: Subdis PLS Dinas Dikmenti Prov. DKI Jakarta.
(43)
Kamil, M. (2006) Acuan PelaksanaanPendidikan kesetaraan program paket a, paket b, dan paket c. Jakarta: Direktorat Pendidikan Kesetaraan Dirjen Pendidikan Luar Sekolah
Knowles, M. (1979). The Adult Learning (thirt Edition), Houston, Paris, London, Tokyo: Gulf Publishing Company.
Patimila, H. (2005) Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: CV.Alfabeta
Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group.
Sagala, S. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sagala, S.(2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Simamora, H. (1999). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : YPKN. Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Soeharto, B. (1991). Perencanaan Sosial (Kasus Pendidikan). Bandung : Armiko. Sudjana, D. (2004). Manajemen Program Pendidikan. Bandung : Falah
Production.
Sudjana, D. (2000). Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production. Sudjana, D. (2001). Pendidikan Nonformal, Bandung : Falah Production. Sudjana, D. (2004). Pendidikan Nonformal, Bandung : Falah Production.
Sudjana, D.(2002).Pendidikan Luar Sekolah: Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah, Teori Pendukung , Azas. Bandung : Falah Production.
Sudjana, N dan Ibrahim. (1989) Penelitian dan Penelitian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru.
Sudjana, N dan Ibrahim. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Sugiyono. 2004. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
(44)
Surakhmad, W. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah dan Dasar Metode Teknik. Bandung: Transito.
Suyardi, Ace. (2006). Mencerahkan Anak Bangsa. Jakarta: Direktorat Pendidikan Kesetaraan Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah Departemen Pendidikan Nasional.
Syihab, U. (2006) Acuan PelaksanaanPendidikan kesetaraan program paket a, paket b, dan paket c. Jakarta: Direktorat Pendidikan Kesetaraan Dirjen Pendidikan Luar Sekolah
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: kencana
Usman, Uzer, (2000) Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosda karya, Winataputra S, Udin (2006) Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis, Tinjauan
Psiko Pedagogis, Bahan Diskusi dan Latihan dalam Diklat Pedagogik Widyaiswara LPMP dan PPPG, FKIP dan PPS Universitas Terbuka
Yulaelawati, E. (2006) Acuan Proses Pelaksanaan dan Pembelajaran Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Paket B, dan Paket C, Jakarta : Direktorat Pendidikan Kesetaraan Depdiknas.
Yulaelawati, E. (2006). PN,Editor, Pendidikan Kesetaraan Mencerdaskan Anak Bangsa, Jakarta, Direktorat Pendidikan Kesetaraan Depdiknas.
Sumber Departemen:
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa barat (2006). Acuan Kurikulum Pendidikan Kesetaraan. Jakarta: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa barat.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 (2008). Uji Kompetensi Bagi Peserta Didik Kursus dan Pelatihan Dari Satuan Pendidikan Nonformal atau Warga Masyarakat yang Belajar Mandiri. Jakarta: Depdiknas.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 3 (2008). Standar Proses Pendidikan Kesetaraan Program paket C. Jakarta: Depdiknas.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 (2005). Standar Nasional Pendidikan Selebaran Program Pendidikan Profesi Jurusan Non Formal. Jakarta: Depdiknas
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas
(45)
Sumber Internet:
Raharja Kasmuji, J. (2008) Pendidikan Kesetaraan: Mau Ke Mana? Tersedia: http://www.sekolahmaya.net/data/acuan%20pelaksanaan.pdf).
Hakekat Kompetensi tersedia: http://bachul29.wordpress.com/hakikat-kompetensi-guru/
(1)
140
Usup, 2012
Efektivitas Program Pembelajaran Terhadap Kompetensi Lulusan Pendidikan Kesetaraan Paket C Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Penyelenggara
a. Perlu adanya kebijakan, mekanisme dan prosedur penyusunan desain kurikulum yang secara khusus diperuntukan bagi warga belajar kawasan industri.
b. Perlu disusun model program pembelajaraan kesetaraan berbasis industry, untuk pendidikan kesetaraan program paket C dengan menampilkan berbagai kekhasan, keunggulan, perkotaan dan daerah industri.
c. Mengingat pendidikan kesetaraan program paket C di kawasan industri memiliki kekhasan, maka perlu dipertimbangkan pembentukan jaringan kurikulum untuk pendidikan kesetaraan tingkat Propinsi/Kabupaten/Kota sebagai wahana sosialisasi dan pengembangan kurikulum.
d. Untuk mencapai efektivitas dan pencapaian maksimal pembelajaran kesetaraan program paket C di kawasan industri, maka perlu dikembangkan pengembangan model pembelajaran kesetaraan inovatif berbasis diversifikasi layanan pendidikan kesetaraan yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif berbasis konteks lokal dan global.
e. Pada pendidikan kesetaraan program paket C, salah satunya peranan tutor sangat penting dalam peningkatan mutu pembelajaran, oleh karena itu status tutor perlu ditingkatkan, terutama dari sisi kesejahteraannya.
(2)
141
4. Peneliti Lain
Penelitian ini mengandung beberapa keterbatasan, baik yang menyangkut cakupan masalah, maupun metodologi. Berkaitan dengan itu kepada para peneliti lain disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Berdasarkan pada hal tersebut, masalah dan metodologi yang perlu dikaji lebih dalam diantaranya adalah : a) Penelitian lebih difokuskan pada strategi pembelajaran yang bermuatan industri bagi warga belajar Paket C, b) Penelitian lebih difokuskan kepada model pembajaran kesetaraan Paket C bagi kawasan industri.
(3)
Usup, 2012
Efektivitas Program Pembelajaran Terhadap Kompetensi Lulusan Pendidikan Kesetaraan Paket C Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
142
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Depdiknas Dirjen PLSP, (2004), Seri Pedoman Program Pendidikan Kesetaraan. Jakarta: Depdiknas
Mulyasa, E. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Rosda Karya. __________(2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakter dan
Implementasi. Bandung : Rosdakarya.
Faisal, S. (1992). Format-format Penelitian Sosial. Jakarta : Rajawali.
Gie, The Liang. (1989). Ensiklopedi Administrasi. Jakarta: PT. Air Agung Putra Hatimah, I.(2003). Strategi dan Metode Pembelajaran. Bandung: CV.Andira Herianto, R. (2006). Kegunaan pembelajaran pertisipatif dalam meningkatkan
kompetensi peserta pelatihan otomotif di balai latihan kerja usaha kecil dan menengah (BLK-UKM) Sumedang. Skripsi pada UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
Jeffrey, dkk (2003). Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia. Jogjakarta: Amara Books.
Kartono, K. (1990). Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung : Mandar Maju. Lutan, R. (1982). Pengaruh Kepemimpinan Tutuor, Sikap dan Motif Berprestasi
Warga Belajar terhadap Prestasi Program Kejar Paket A : Bandung PPS IKIP.
Munthe, B. ( 2009). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani Nasdianto, A. (2008). Program Paket C Setara Sma Pengganti, Pelengkap Dan
Penambah Pendidikan Formal. Tersedia: http://penilikdki.blogspot. com/2008/11/ program-paket-c-setara-sma-pengganti.html (8 Desember 2008)
Nasdianto, S. (2006).Petunjuk Pelaksanaan Program Pendidikan Kesetaraan, Jakarta: Subdis PLS Dinas Dikmenti Prov. DKI Jakarta.
(4)
Kamil, M. (2006) Acuan PelaksanaanPendidikan kesetaraan program paket a, paket b, dan paket c. Jakarta: Direktorat Pendidikan Kesetaraan Dirjen Pendidikan Luar Sekolah
Knowles, M. (1979). The Adult Learning (thirt Edition), Houston, Paris, London, Tokyo: Gulf Publishing Company.
Patimila, H. (2005) Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: CV.Alfabeta
Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group.
Sagala, S. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sagala, S.(2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Simamora, H. (1999). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : YPKN. Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Soeharto, B. (1991). Perencanaan Sosial (Kasus Pendidikan). Bandung : Armiko. Sudjana, D. (2004). Manajemen Program Pendidikan. Bandung : Falah
Production.
Sudjana, D. (2000). Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production. Sudjana, D. (2001). Pendidikan Nonformal, Bandung : Falah Production. Sudjana, D. (2004). Pendidikan Nonformal, Bandung : Falah Production.
Sudjana, D.(2002).Pendidikan Luar Sekolah: Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah, Teori Pendukung , Azas. Bandung : Falah Production.
Sudjana, N dan Ibrahim. (1989) Penelitian dan Penelitian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru.
Sudjana, N dan Ibrahim. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Sugiyono. 2004. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
(5)
Usup, 2012
Efektivitas Program Pembelajaran Terhadap Kompetensi Lulusan Pendidikan Kesetaraan Paket C Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
144 Surakhmad, W. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah dan Dasar Metode Teknik.
Bandung: Transito.
Suyardi, Ace. (2006). Mencerahkan Anak Bangsa. Jakarta: Direktorat Pendidikan Kesetaraan Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah Departemen Pendidikan Nasional.
Syihab, U. (2006) Acuan PelaksanaanPendidikan kesetaraan program paket a, paket b, dan paket c. Jakarta: Direktorat Pendidikan Kesetaraan Dirjen Pendidikan Luar Sekolah
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: kencana
Usman, Uzer, (2000) Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosda karya, Winataputra S, Udin (2006) Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis, Tinjauan
Psiko Pedagogis, Bahan Diskusi dan Latihan dalam Diklat Pedagogik Widyaiswara LPMP dan PPPG, FKIP dan PPS Universitas Terbuka
Yulaelawati, E. (2006) Acuan Proses Pelaksanaan dan Pembelajaran Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Paket B, dan Paket C, Jakarta : Direktorat Pendidikan Kesetaraan Depdiknas.
Yulaelawati, E. (2006). PN,Editor, Pendidikan Kesetaraan Mencerdaskan Anak Bangsa, Jakarta, Direktorat Pendidikan Kesetaraan Depdiknas.
Sumber Departemen:
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa barat (2006). Acuan Kurikulum Pendidikan Kesetaraan. Jakarta: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa barat.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 (2008). Uji Kompetensi Bagi Peserta Didik Kursus dan Pelatihan Dari Satuan Pendidikan Nonformal atau Warga Masyarakat yang Belajar Mandiri. Jakarta: Depdiknas.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 3 (2008). Standar Proses Pendidikan Kesetaraan Program paket C. Jakarta: Depdiknas.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 (2005). Standar Nasional Pendidikan Selebaran Program Pendidikan Profesi Jurusan Non Formal. Jakarta: Depdiknas
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas
(6)
Sumber Internet:
Raharja Kasmuji, J. (2008) Pendidikan Kesetaraan: Mau Ke Mana? Tersedia: http://www.sekolahmaya.net/data/acuan%20pelaksanaan.pdf).
Hakekat Kompetensi tersedia: http://bachul29.wordpress.com/hakikat-kompetensi-guru/