PERAN TUTOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KEBERLANJUTAN BELAJAR PESERTA DIDIK KESETARAAN PAKET B DI PKBM SUKABARU DESA CIGUGUR KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

(1)

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

ABSTRAK ... vi

DAPTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULIAN A. LatarBelajangMasalah ... 1

B. IdentifikasiMasalah ... 6

C. RumusanMasalah ... 7

D. TujuanPenelitian ... 7

E. KegunaanPenelitian ... 8

F. SistematikaPenulisan ... 9

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tutor Dalam Program PendidikanKesetaraan ... 11

1. Konsep Tutor ... 11

2. Peran Tutor DalamPendidikanKesetaraan ... 13

3. Peran Tutor DalamMemotivasiPeserta Didik ... 16

B. KonsepMotivasi ... 18

1. PengertianMotivasi ... 18

2. JenisMotivasi ... 20

3. FungsiMotivasi………...23

4. TujuanMotivasi ... 24

5. Unsur-UnsurPenggerankMotivasi ... 24

C. KonsepPendidikanBerkelanjutan ... 26

D. PendidikanKesetaraanSebagai Program PLS ... 30

1. PengertianPendidikanKesetaraan ... 30

2. Fungsi Dan TujuanPendidikanKesetaraan... 31

3. PrinsipPengembanganKurikulumPendidikanKesetaraan ... 32

4. PesertaDidikPendidikanKesetaraan ... 32


(2)

Wegga Rangga Kusumah, 2012

B. SubjekPenelitian ... 39

C. Definisi Operasional ... 41

D. Instrumen Dan TeknikPengumpulan Data ... 42

1. Instrumen ... 42

2. TeknikPengumpulan Data ... 43

E. Langkah-LangkahPenelitian ... 46

1. TahapPralapangan ... 46

2. TahapKegiatanLapangan ... 48

3. TahapAnalisis Data ... 49

F. TeknikAnalisis Data ... 49

1. Reduksi Data ... 50

2. Penyajian Data/Display Data ... 51

3. MenarikKesimpulan/Verifikasi... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GambaranUmumLokasiPenelitian ... 52

1. Letak Dan KeadaanAlamLokasiPenelitian ... 52

2. KeadaanPenduduk ... 52

B. Profil PKBM Sukabaru ... 55

1. SejarahBerdirinya PKBM Sukabaru ... 55

2. Kepengurusan PKBM Sukabaru ... 56

3. TenagaPendidik Dan TenagaKependidikan PKBM Sukabaru ... 56

4. Peserta Didik PKBM Sukabaru ... 57

C. Data Dan HasilPenelitian ... 57

1. Gambaran karakteristik dan prestasi belajar Peserta didik paket B... 59

2. Gambaran motivasi berkelanjutan peserta didik paket B ... 64

3. Peran tutor dalam meningkatkan motivasi keberlanjuntanPeserta didik ... 69

... D. PembahasanHasilPenelitian ... 76

1. Karakteristik Dan PrestasiBelajar ... 76

2. MotivasiBerkelanjutanPeserta Didik... 78

3. Peran Tutor DalamMemotivasiPeserta Didik ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 84


(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian manusia. Hal ini meliputi proses dalam mengenal jati dirinya, eksistensinya untuk menumbuhkan kedewasaan dan tanggung jawab moral. Pendidikan menjadi sangat penting untuk melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi yang dapat mendukung pembangunan negara dan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia menjadi salah satu program yang mendapat perhatian yang sangat besar.

Fungsi pendidikan merupakan manifestasi dari aspirasi bangsa Indonesia untuk memperbaiki kehidupannya yang semakin lama semakin berkembang sesuai dengan tuntutan yang semakin meningkat. Tujuan pendidikan untuk mencetak peserta didik yang mempunyai intelektual yang tinggi, mempunyai keterampilan yang mantap, sehat jasmani dan rohani, mempunyai prestasi yang tinggi dalam mengembangkan potensinya serta mempunyai sikap dan sifat yang sesuai dengan norma agama dan norma masyarakat.

Pendidikan dalam makna yang umum dapat diartikan sebagai komunikasi terorganisasi dan berkelanjutan yang disusun untuk menumbuhkan kegiatan belajar. Dari batasan tersebut maka jelaslah bahwa pendidikan bukanlah satu-satunya kegiatan terorganisasi yang dilakukan disekolah sebagaimana banyak


(4)

pihak yang beranggapan demikian, akan tetapi dalam makna wajar sebagaimana dijelaskan Djudju Sudjana (2004:3) bahwa:

Pendidikan mencakup semua komunikasi yang terirganisasi dan berkelanjutan yang diselenggarakan dalam kehidupan nyata di masyarakat, lingkungan keluarga, lembaga-lembaga, dunia kerja dan lingkungan kehidupan lainnya. Dalam kaitannya dengan pembangunan di Negara-negara berkembang meliputi pembengunan dalam semua aspek kehidupan dengan titik berat pada pembangunan sektor ekonomi, pendidikan nonformal

menganggap program-program pendidikan yang berorientasi pada

pembangunan Sumber Daya Manusia untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, lapangan kerja, kewirausahaan dan pembangunan pada umumnya.

Pendidikan merupakan salah satu program pembinaan yang mampu mencetak manusia agar memiliki kedewasaan dalam menjalani kehidupannya. dalam kaitannya dengan pendidikan, Undang-Undang No. 20 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menjelaskan sebagai berikut:

Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan memiliki kedudukan yang penting dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kedewasan. Pendidikan juga memiliki peranan yang hakiki dalam pembangunan suatu bangsa. Seperti dikemukakan Kartini Kartono (1999) bahwa “Pendidikan merupakan kunci pembuka usaha untuk meningkatkan taraf kecerdasan bangsa dan pembudayaan rakyat bisa menjadi cakap, susila dan terampil selaku subyek pembangunan”.


(5)

Masyarakat dan pemerintah berusaha, menyelenggarakan program-program pendidikan untuk mencapai tujuan tersebut. Penetapan penyelenggaraan pendidikan diatur dalam sistem pendidikan nasional, yang dibagi menjadi dua subsistem pendidikan yaitu: (1) pendidikan persekolahan dan (2) pendidikan luar sekolah. Menurut sifatnya, subsistem pertama disebut pula pendidikan formal. Coombos dalam Djuju Sudjana (2001: 22) mengemukakan definisi pendidikan formal, sebagai berikut:

Pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis, berstruktur, bertingkat, berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang setaraf dengannya; termasuk ke dalamnya ialah kegiatan studi yang berorientasi akademis dan umum, program spesialisasi dan latihan profesional, yang dilaksanakan dalam waktu terus menerus.

Definisi Pendidikan Luar Sekolah diuraikan The South East Asian Minnistry of Education Organization (SEAMEO) dalam Djuju Sudjana (2001: 46-47), bahwa:

Pendidikan luar sekolah adalah setiap upaya pendidikan dalam arti yang lebih luas yang didalamnya terdapat komunikasi yang teratur dan terarah diselenggarakan diluar sekolah, sehingga seorang atau kelompok memperoleh informasi mengenai pengetahuan, latihan dan bimbingan sesuai dengan tingkat usia dan kebutuhan hidupnya.

Tujuannya adalah untuk mengembangkan pengetahuan, sikap,

keterampilan dan nilai-nilai yang memungkinkan bagi seseorang atau kelompok untuk berperan serta secara efesien dan efektif dalam lingkungan keluarganya, pekerjaannya, masyarakat dan bahkan negaranya.


(6)

Untuk kepentingan tersebut, dikembangkan dua strategi, salah satu di antaranya adalah strategi peningkatan indeks pendidikan dan penuntasan wajar dikdas sembilan tahun. Program dan kegiatan yang mendukung strategi ini dapat dikembangkan ke dalam dua jalur model program dan kegiatan prioritas, yaitu melalui jalur pendidikan formal, terdiri dari program pemerataan pendidikan dasar pada jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah LanjutanTingkat Pertama (SLTP), dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), dan jalur pendidikan nonformal (PNF) terdiri dari program pemberantasan buta huruf melalui kelompok belajar (Kejar) Paket A/ keaksaraan fungsional (KF), program penyetaraan jenjang SLTP melalui kejar paket B, dan program penyetaraan jenjang SLTA melalui kejar paket C. Dalam strategi tersebut, PNF diposisikan sebagai akselerator, jalur alternatif dan katalisator peningkatan indeks pendidikan.

Salah satu jenis pendidikan nonformal adalah penyelenggaraan program Kejar Paket B. Program Kejar Paket B merupakan wujud dari pengembangan pendidikan berkelanjutan. Penyelenggaraan program ini didasari oleh tingginya jumlah penduduk pada usia 10 tahun ke atas yang hanya lulus SD dan putus SLTP. Dalam konteks ini maka mereka yang tamat SD/MI dan putus SLTP perlu mendapat kesempatan dan pelayanan pendidikan agar memperoleh pendidikan setingkat SLTP. Hal ini merupakan salah satu bentuk pelayanan pendidikan dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia dengan harapan dapat meningkatkan mutu kehidupan dan tingkat penghidupan masyarakat secara keseluruhan.


(7)

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa program paket B memiliki peranan yang sangat penting untuk menghasilkan kualitas lulusan yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap serta mental yang baik. Pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki oleh lulusan program paket B sesuai dengan tuntutan kehidupan di masyarakat. Di samping itu, pengetahuan, keterampilan, dan sikap dapat dimanfaatkan oleh lulusan program paket B untuk bekerja dan usaha mandiri serta melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Peserta didik kurang memiliki kemauan atau motivasi untuk mengembangkan ilmu yang diperolehnya ataupun melakukan kegiatan belajar lebih lanjut.

Mencermati dari kondisi di atas, perlu dilakukan upaya optimalisasi dalam proses pembelajaran. Optimalisasi proses pembelajaran dapat dilakukan melalui persiapan pembelajaran yang baik meliputi: identifikasi kebutuhan peserta didik, perumusan tujuan yang sesuai, pemilihan strategi dan materi dan bahan pelajaran, dan sebagainya. Selanjutnya melaksanakan pembelajaran dengan secara teratur dan berkesinambungan. Dalam proses pembelajaran Paket B di PKBM Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Paronpong Kabupaten Bandung Barat, pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali dalam seminggu, yaitu pada hari sabtu dan hari minggu,yang didukung oleh tenaga pengajar sebanyak empat orang tutor.

Keikutsertaan peserta didik belum menampakan dan melibatkan diri dalam proses belajar mengajar padahal mereka mempunyai waktu yang sangat memadai untuk mengikuti kegiatan tersebut. Sehingga perlu adanya peningkatan motivasi


(8)

Peningkatan motivasi belajar sangat dipengaruhi oleh tutor yang memegang peran yang sangat penting dalam pembelajaran karena tutor sebagai pelaksana yang terlibat langsung dalam membina peserta didik yang mendukung keberhasilan peserta didik Paket B.

Untuk itu penulis bermaksud untuk melakukan penelitian tentang: “peran tutor dalam memotivasi keberlanjutan belajar peserta didik dalam program Kesetaran Paket B di PKBM Sukabaru”.

B. Identifikasi Masalah

Sebagaimana telah di ungkapkan diatas, bahwa tutor dalam proses pembelajaran atau dalam membelajarkan peserta didik sangatlah berperan penting karena tutor sebagai salahsatu ujung tombak keberhasilan pada program kejar paket B, maka penulis mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Setelah lulus dari paket B peserta didik merasa cukup bahwa ijazah paket B saja sudah cukup tinggi buat mereka.

2. Cenderung rendahnya motivasi warga belajar paket B untuk melanjutkan pendidikan mereka kejenjang yang lebih tinggi.

3. Peran tutor sangatlah penting, karena tutor merupakan ujung tombak keberhasilan program kesetaraan, karena tutor sebagai pelaksana yang terlibat langsung dalam membina peserta didik yang mendukung keberhasilan peserta didik Paket B.


(9)

C. Rumusan dan batasan masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan tersebut, maka dirumuskan penelitian ini sebagai berikut: “Apakah peran tutor yang menjadi pendorong bagi peserta didik dalam motivasi keberlanjutan belajar peserta didik paket B di PKBM Sukabaru?”

Mengingat keterbatsan kemampuan dan permasalahan yang diteliti ini masih luas,untuk memperjelas dan mempertegas permasalahnya,maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah gambaran karakteristik dan prestasi belajar peserta didik paket B di PKBM Sukabaru?

2. Bagaimanakah gambaran motivasi berkelanjutan peserta didik paket B di PKBM Sukabaru?

3. Bagaimana peran tutor dalam memotivasi belajar peserta didik paket B di PKBM Sukabaru, untuk meningkatkan keberlanjutan belajar peserta didik ?

D. Tujuan penelitian

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi mengenai peran tutor dalam memotivasi keberlanjutan belajar peserta didik kesetaraan paket B. Adapun yang menjadi penelitian khusus adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik dan prestasi belajar peserta didik paket B di PKBM Sukabaru.


(10)

2. Untuk mengetahui gambaran motivasi peserta didik paket B dalam keberlanjutan belajar di PKBM Sukabaru.

3. Untuk mengetahui peran tutor dalam memotivasi keberlanjutan belajar peserta didik program pendidikan kesetaran paket B di PKBM Sukabaru.

E. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian yang diharapkan dan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Dari segi teoritis.

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi yang didasarkan hasil kajian yang bersifat konseptual dan temuan otentik di lapangan tentang penyelenggaraan proses pembelajaran yang berlangsung di kelompok belajar Program Paket B setara SLTP pada PKBM Sukabaru yang dikembangkan selama ini. Oleh karena itu temuan dari penelitian ini secara teontis diharapkan dapat memberikan manfaat untuk kajian lebih lanjut bagi pengembangan proses pembelajaran dalam rangka penyelenggaraan Program Paket B setara SLTP di Indonesia.

2. Dari segi praktisnya.

Manfaat praktis yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain :

a. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan dan acuan/referensi bagi pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan dan pengembangan Kegiatan Program Paket B setara SLTP di PKBM


(11)

Sukabaru sehingga dapat meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan proses pembelajaran Program Paket B setara SLTP untuk masa yang akan datang.

b. Dapat dijadikan sebagai acuan/referensi bagi para tutor, fasilitator atau penyelenggara pembelajaran dalam melakukan tugas-tugasnya.

c. Dapat bermanfaat dalam membina dan meningkatkan mutu pelaksanaan program paket B setara SLTP khususnya di PKBM Sukabaru.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan penyusunan maka laporan penulisa hasil penelitian akan disusun berdasarkan pada sistematika berikut ini:

BAB I Latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan peneliltian, anggapan dasar, definisi operasional, metode dan teknik pengumpulan data, serta sistematika penulisan.

BAB II Konsep tutor, konsep motivasi, konsep keberlanjutan belajar dan konsep kesetaraan.

BAB III Meliputi metode penelitian yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian dilapangan.

BAB IV Pembahasan, mengemukakan tentang hasil penelitian yang meliputi pengolahan dan analisis data.


(12)

BAB V Kesimpulan dan Saran, didalamnya dibahas mengenai kesimpulan hasil penelitian dan saran yang sekiranya bisa memberikan masukan bagi pihak-pihak terkait atau pembaca pada umumnya.


(13)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dua istilah penting dalam metode penelitian yaitu metode dan penelitian. Menurut Purwadarminta dalam Sudjana (2005: 7) “Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud”.

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008: 2), hal tersebut sependapat dengan Arikunto (2006: 160), “Metode penelitian yaitu cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Berdasarkan kecenderungan data yang di dapat dari studi ke lapangan dan kesesuaian dengan tujuan penelitian, maka penelitian yang diambil oleh penulis adalah penelitian kualitatif.

Menurut Bogdan dan Taylor (Basrowi dan Suwandi, 2008: 1), bahwa:

Penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Melalui penelitian kualitatif peneliti dapat mengenali subjek, merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari.

Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Mark dalam Basrowi dan Suwandi (2008: 21) mendefinisikan bahwa “Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu


(14)

dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya”.

Menurut Hadjar dalam Basrowi dan Suwandi (2008: 23) “tujuan dari penelitian kualitatif adalah untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari persfektif partisipan”. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi didapat setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian. Berdasarkan analisis tersebut kemudian ditarik kesimpulan berupa pemahaman umum yang sifatnya abstrak tentang kenyataan-kenyataan.

“Karakteristik khusus penelitian kualitatif berupaya mengungkap keunikan individu, kelompok, masayarakat atau organisasi tertentu dalam kehidupan sehari-hari secara komprensif dan rinci. Pendekatan ini merupakan suatu metode penelitian yang diharapkan dapat menghasilkan suatu deskripsi tentang ucapan, tulisan atau organisasi tertentu dalam suatu setting tertentu pula. Kesemuannya itu dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistic” (Bogdan dan Taylor dalam Basrowi dan Suwandi, 2008: 23)

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif, karena peneliti ingin menggambarkan fakta dilapangan secara sistematis sesuai dengan keadaan sesungguhnya, hal tersebut sesuai dengan pengertian deskriptif yaitu metode deskriptif melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu, Metode deskriptif pada


(15)

hakekatnya adalah mencari teori, bukan menguji teori, yang lebih dititikberatkan adalah observasi dan suasana alamiah, dimana dalam hal ini peneliti sebagai pengamat. Subjek penelitian ini berupa individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Suyatna Basar A, (1993 : 11), bahwa:

“Penelitian deskriptif adalah penyelidikan yang dilakukan untuk mendapatkan fakta-fakta dengan dilakukan interpretasi data secara cermat, tujuannya untuk memberikan gambaran dan mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang untuk kemudian dijadikan kesimpulan yang umum”.

Metode deskriptif bertujuan untuk: Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, Mengidentifikasi masalah serta memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, Membuat perbandingan atau evaluasi, Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan dating.

Berkenaan dengan pendapat Suharsimi Arikunto ( 1990 : 34 ) bahwa “ Metode adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data”.

B. Subjek Penelitian

Istilah subjek penelitian, menunjuk pada orang/individu/kelompok yang dijadikan unit atau satuan yang diteliti. Subjek harus dipilih dengan menggunakan teknik sampling yang cocok ( bisa juga diteliti seluruh populasi). Subjek yang


(16)

didefinisikan harus orang yang mempunyai informasi yang diinginkan dan kemungkinan bersedia memberi informasi tersebut.

“Subjek penelitian merupakan orang dalam pada latar penelitian”. Secara lebih tegas Moleong menyatakan bahwa mereka itu adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong dalam Suryabrata, 2003: 188).

Sedangkan menurut Arikunto (2006: 145), bahwa:

Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Jika kita bicara tentang subjek penelitian, sebetulnya kita berbicara tentang unit analisis, yaitu subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti. Dalam penelitian ini, responden adalah orang yang dimintai memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat.

Penentuan subjek penelitian dipilih dengan tujuan tertentu secara purposive, yaitu subjek penelitian diambil dengan maksud atau tujuan tertentu dan lebih bersifat selektif, informan yang diambil sebagai subjek penelitian karena peneliti menganggap bahwa informan tersebut dapat lebih dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan berdasarkan pertimbangan untuk menemukan jawaban mengenai Peran tutor dalam memotivasi keberlanjutan belajar peserta didik paket B di PKBM Sukabaru. Sesuai dengan pertanyaan penelitian yang menjadi subjek penelitian berjumlah lima orang, yaitu 2 orang orang tutor dan 3 orang peserta didik paket B.


(17)

C. Definisi Operasional

Maka untuk menghidari kesimpang siuran dalam penafsiran istilah, dijelaskan peristilahan sebagai berikut:

1. Peran dapat didefinisikan sebagai perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai status ( Paul B harton dan Cesar Hunt dalam yusanto,1997;12 ).

2. Tutor adalah orang yang membantu proses kegiatan belajar pendidikan dasar dan keterampilan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bahan kajian/pelajaran yang akan diajarkan (Anwar Iskandar, 1990: 6 ).

3. Peran tutor merupakan prilaku yang dilakukan oleh tutor dalam memotivasi peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, baik ke paket C atau ke formal seperti SMA / SMK.

4. Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak dan berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga munculnya tingkah laku tertentu (Hamzah B. Uno, 2006:3).

5. Motivasi berkelanjutan adalah untuk menetapkan arah baru untuk pendidikan dan pembelajaran untuk semua (deklarasi Bonn tahun 2009). Jadi motivasi keberlanjutan adalah dorongan atau rangsangan dari diri


(18)

individu dalam hal ini peserta didik untuk dapat melanjutkan pendidikannya kejenjang yang yang lebih tinggi.

6. Peserta didik adalah setiap anggota masyarakat yang belajar dijalur Pendidikan Luar Sekolah ( Peraturan pemerintah RI No 73 tahun 1991, bab 1 pasal 1 butir 2 dalam D Sudjana, 2000 ).

7. Kesetaraan adalah berasal dari kata “setara” artinya sepadan dalam hal nilai, pengaruh atau pengakuan ”civil effect” lulusannya. Proses pembelajaran nya harus dapat menjamin agar dapat memiliki kemampuan, kecakapan dari nilai-nilai yang berguna dalam menempuh kehidupannya. Maka Kesetaraan adalah kesamaan standar kompetensi kelulusan yang harus dicapai dengan sekolah formal, tetapi cara pencapainnya berbeda sehingga diberi catatan khusus.

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen

“Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah” (Arikunto, 2006: 160).

Penelitian kualitatif instrument utamanya adalah peneliti sendiri, sebagaimana menurut Sugiyono (2008: 223) “Dalam penelitian kualitatif „the

researcher is the key instrumen‟. Jadi peneliti adalah merupakan intrumen kunci


(19)

Dalam melakukan pengamatan, peneliti membekali diri dengan kisi-kisi penelitian, pedoman observasi, pedoman wawancara dan catatan lapangan. Sedangkan teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi kepustakaan.

“Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan” (Nazir, 2003: 174), pendapat tersebut diperkuat oleh Sugiyono (2008:224), bahwa:

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

2. Teknik pengumpulan Data

Keberhasilan penelitian sebagian besar tergantung pada teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan dan informasi yang dapat dipercaya. Untuk memperoleh data seperti prosedur-prosedur, alat-alat serta kegiatan nyata, penulis menentukan teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:

a) Observasi

Observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Nana Syaodih S, 2005:220). Jadi observasi adalah pengumpulan data dimana peneliti


(20)

mencatat informasi sebagaimana peristiwa yang dilaksanakan dalam suatu penelitian yaitu di PKBM Sukabaru. Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah dengan melengkapinya dengan format atau blanko pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Dalam melakukan observasi ini, penulis mengunakan instrumen/alat pengumpulan data berupa pedoman observasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2006: 229), bahwa “Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengakpinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen”.

b) Wawancara

“Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara sebagai pengaju atau pemberi pertanyaan dan yang

diwawancarai sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu” (Basrowi dan

Suwandi, 2008: 127). Teknik wawancara ini digunakan oleh penulis untuk memperoleh informasi/data yang lebih lengkap lagi yang tidak bisa dilakukan dengan mengunakan teknik observasi.

Untuk mempermudah penulis dalam melakukan wawancara serta menggali informasi sedalam-dalamnya, penulis mengunakan instrumen/alat pengumpul data berupa pedoman wawancara. Sebagaimana diungkapkan oleh bogdan dan Biklen (1985) dalam Basrowi dan Suwandi (2008: 141), bahwa “Pedoman wawancara dan petunjuk pengamatan pada umumnya memberikan kesempatan timbulnya respon terbuka dan cukup luwes bagi pengamat atau pewawancara untuk


(21)

memperhatikan dan mengumpulkan data mengenai dimensi-dimensi topik yang tak terduga”

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara kepada Ketua PKBM, Tutor dan lima orang Peserta didik dengan tujuan untuk mengumpulan data tentang Peran tutor dalam memotivasi keberlanjutan belajar peserta didik paket B di PKBM Sukabaru.

c) Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data berikutnya yang digunakan oleh penulis, yaitu studi dokumentasi. Studi dokumentasi ini digunakan penulis untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokemen. Sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2006: 158), “didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan

sebagainya”. Studi dokumentasi ini digunakan penulis untuk mengumpulkan data

yang sudah tersedia dalam catatan dokemen dengan tujuan untuk memperoleh data tertulis yang diperlukan untuk melengakapi data penelitian, yaitu dengan jalan membaca, menelaah, mengkaji berbagai dokemen yang sekiranya berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Dokumen yang menjadi salah satu sumber pengumpulan data berupa foto, profil, data program PKBM.

d) Studi pustaka

Studi kepustakaan adalah penelitian yang bersumber pada bahan bacaan dengan cara penelaahan naskah, yang berhubungan dengan permasalahan yang


(22)

diteliti. Studi pustaka digunakan untuk mencari jawaban ataun mencari kelengkapan teori-teori yang digunakan pada tinjauan teoritis yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

E. Langkah-Langkah Penelitian

Penelitian adalah suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu. Sehingga langkah-langkah yang dilakukan itu harus serasi dan saling mendukung satu sama lain, agar penelitian yang dilakukan itu mempunyai bobot yang cukup memadai dan memberikan kesimpulan-kesimpulan yang tidak meragukan. Langkah dalam penelitian ini, mengacu pada pendapat Bogdan dalam Basrowi dan Suwandi (2008: 84) yaitu “tahapan penelitian kualitatif menyajikan tiga tahapan yaitu tahap pralapangan, tahap kegiatan lapangan, dan tahapan analisis data”.

1. Tahap Pralapangan

Tahap pralapangan merupakan kegiatan yang dilakukan peneliti sebelum pengumpulan data, ada enam kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti dalam tahapan ini ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami yaitu etika penelitian lapangan, adapun enam kegiatan yang dilakukan oleh penulis dalam tahapan ini, yaitu:

a. Menyusun rancangan penelitian, rancangan penelitian ini biasa disebut


(23)

penelitian, penentuan jadwal penelitian, pemilihan alat penelitian, rancangan pengumpulan data, menentukan latar belakang masalah dan alasan pelaksanaan penelitian, serta kajian kepustakaan yang dijadikan dasar dalam menentukan fokus penelitian yaitu mencari teori atau konsep.

b. Memilih lapangan locus penelitian. Dalam pemilihan lokasi penelitian,

penulis melakukan kesesuaian antara teori yang didapat oleh penulis dengan kenyataan/praktek di lapangan.

c. Mengurus perizinan, perizinan dibuat kepada pihak-pihak yang

berwenang memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

d. Menjajaki dan menilai keadaan lapangan. Penulis terlebih dahulu

membaca dari kepustakaan dan mengetahui dari orang tentang objek penelitian sehingga penulis mengenali situasi dan kondisi daerah tempat penelitian yang akan dilakukan serta memiliki gambaran umum tentang keadaan di lapangan.

e. Memilih dan memanfaatkan Responden. Responden yang dipilih oleh

penulis sendiri disesuaiakan dengan informasi yang dibutuhkan oleh penulis serta responden tersebut dirasakan dapat mewakili keseluruhan.

f. Menyiapkan perlengkapan penelitian. Perlengkapan yang dipersiapkan

oleh penulis dalam melakukan penelitian ini, diantaranya: perlengkapan fisik, surat izin mengadakan penelitian dari Universitas, kontak dengan daerah yang menjadi latar penelitian yaitu Kelurahan Mekarjaya Kecamatan Rancasari, dan perlengkapan pendukung lainnya.


(24)

g. Persoalan etika penelitian. karena dalam penelitian kualitatif adalah orang sebagai alat yang mengumpulkan data. Penulis berhubungan dengan orang-orang, baik secara perseorangan maupun secara kelompok atau masyarakat, akan bergaul, hidup, dan merasaakan serta menghayati bersama tata cara hidup dalam latar penelitian. sehingga penulis harus menyesuaikan diri dengan orang-orang yang berada di lingkungan yang akan diteliti.

2. Tahap Kegiatan Lapangan

Tahap kegiatan lapangan merupakan kegiatan peneliti yang dilakukan langsung ditempat penelitian, tahap lapangan pekerjaan lapangan dibagi atas tiga bagian yaitu:

a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri. Pada tahap ini penulis

mengklasifikasiakan subjek penelitian yang sesuai dengan alat pengumpul data yang digunakan dengan melihat kepada subjek penelitian yang ada pada latar penelitian serta data yang harus dikumpulkan.

b. Memasuki lapangan. Pada tahap ini peneliti berusaha untuk

menyesuaikan diri dengan karakteristik lapangan penelitian sehingga dapat terjadi keakraban dan tidak adanya dinding pemisah antara penulis dan subjek penelitian. adapun kegiatan yang dilakukan oleh penulis, diatantaranya:


(25)

1) Mengadakan wawancara dengan duabelas orang, yang terdiri dari : Ketua PKBM, empat orang tutor, dan lima orang peserta didik paket B.

2) Melakukan observasi terhadap peserta didik paket B dan tutor. 3) Melakukan observasi untuk mengetahui peran tutor dalam

memotivasi keberlanjutan belajar peserta didik paket B.

c. Berperan serta sambil mengumpulkan data. Penulis ketika melakukan

penelitian tidak hanya melakukan penelitian terhadap peran tutor dalam memotivasi keberlanjutan belajar peserta didik paket B saja namun peneliti juga ikut berpartisifasi dalam meningkatan motivasi belajar peserta didik paket B.

3. Tahap Analisis Data

Analisis data adalah penyusunan data agar dapat ditafsirkan, tahap ini berlangsung dari awal hingga akhir penelitian, seperti dijelaskan oleh Nasution (2003: 138) bahwa penelitian kualitatif, analisis data dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan, selama berlangsung penelitian, terus sampai penulisan hasil penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Pada prinsipnya analisis data kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sehingga teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif yang dikembangkan oleh Miler dan Huberman.


(26)

Menurut Miler dan Huberman dalam Basrowi dan Suwandi (2008: 209), menyatakan bahwa “Aktivitas dalam analisis data mencakup tiga kegiatan yang bersamaan (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan (verifikasi). Langkah-langkah analisis data yang dilakukan oleh peneliti, sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, pengabtraksian dan pengtransformasian data kasar dari lapangan. Proses ini berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal sampai akhir penelitian. Kegiatan reduksi data yang dilakukan oleh penulis pada awal penelitian, diantaranya: menentukan kerangka konseptual, menentukan permasalahan, menentukan pendekatan dalam pengumpulan data yang diperoleh. Sedangkan proses reduksi selama pengumpulan data yaitu: membuat ringkasan, memberikan kode pada aspek-aspek tertentu, mencari tema-tema, menulis memo, dan lain-lain.

Reduksi merupakan bagian dari analisis, bukan terpisah. Fungsinya untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi sehingga interpretasi bisa ditarik. Data yang direduksi memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, juga mempermudah penulis untuk mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan.


(27)

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajiannya antara lain berupa tek naratif, matriks, grafik, jaringan/network, dan bagan. Tujuannya adalah untuk memudahkan membaca dan menarik kesimpulan. Oleh karena itu, sajiannya harus tertata secara apik. Penyajian data juga berupa bagian dari analisis, bahkan mencakup pula reduksi data. Dalam penelitian ini penulis juga melakukan penyajian secara sistematis, agar lebih mudah untuk dipahami interaksi antar bagian-bagiannya dalam konteks yang utuh bukan segmental atau fragmental terlepas satu dengan lainnya. Dalam proses ini, data diklasifikasikan berdasarkan tema-tema inti.

3. Menarik Kesimpulan/Verifikasi

Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Dalam tahap ini, penulis membuat rumusan proposisi yang terkait dengan prinsip logika, mengangkatnya sebagai temuan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan mengkaji secara berulang-ulang terhadap data yang ada, pengelompokan data yang telah terbentuk, dan proposisi yang telah dirumuskan. Langkah selanjutnya yaitu melaporkan hasil penelitian lengkap,

dengan „temuan baru‟ yang berbeda dari temuan yang sudah ada. Kesimpulan

tersebut merupakan jawaban-jawaban sementara atas pertanyaan penelitian yang diperoleh peneliti sebagai hasil wawancara, sstudi dokementasi, dan observasi. Kesimpulan yang diambil hanya bersifat sementara dan masih sangat kabur serta diragukan, oleh karena itu kesimpulan senantiasa harus di verifikasi selama penelitian berlangsung hingga akhirnya tercapai kesimpulan akhir.


(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan analisis penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat mengambil kesimpulan yang didasarkan pada tujuan penelitian yaitu sebagai berikut. Tutor adalah sebagai pendidik dalam pogram kesetaraan, yang sangat berperan penting agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, karena tutor merupakan ujung tombak keberhasilan program kesetaraan, karena tutor sebagai pelaksana yang terlibat langsung dalam membina peserta didik yang mendukung keberhasilan peserta didik Paket B. Peran tutor dalam kegiatan program paket B adalah menentukan perkembangan belajar peserta didik, peran tutor sebagai pendidik sangat menentukan kecerdasan peserta didik, tutor dapat menjadi panutan atau model yang selalu ditiru dan dicontoh oleh semua peserta didik.

Dilihat dari karakteristik peserta didik paket B di PKBM sukabaru, mayoritas peserta didik berusia produktif yaitu usia 12-15 tahun, dan mereka juga memiliki latar belakang ekonomi yang berbeda yaitu ada yang berasal dari keluarga mampu dan keluarga yang tidak mampu, dan dengan segala keterbatasan mereka yang kurangmampu, tetap semangat untuk terus belajar, dan mau melanjutkan belajar kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.


(29)

Motivasi belajar peserta didik untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi dapat timbul karena factor intrinsic dan ekstrinsik .Factor intrinsic yaitu berupa hasrat dan keinginan untuk berhasil dan dorongan kebutuhan belajar harapan dan cita – cita. Sedangkan factor ekstrinsiknya dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasimotivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secaramutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Contohnya adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.

Sebagian besar peserta didik lebih memilih jalur pendidikan nonformal yaitu melanjutkan kepaket C, karena sebagian besar peserta didik berasal dari keluarga yang tidak mampu. Tetapi ada juga yang melanjutkan pendidikan ke pendidikan formal, yaitu ke SMK.

Peran tutor dalam memotivasi peserta didik supaya mau melanjutkan belajarnya adalah dengan cara menceritakan kisah-kisah orang sukses yang tekun dalam belajar, karena sukses itu tidak mudah diraih dan memerlukan ketekunan dan pengorbanan. Hal itu merupakan salah satu strategi atau metode dalam memberikan motivasi kepada peserta didik karena dengan hal itu akan memotivasi peserta didik untuk meniru jejak langkah orang-orang yang telah sukses, dan timbul keinginan untuk sukses sehingga akan membangkitkan semangat peserta didik untuk terus belajar demi menggapai


(30)

Tidak hanya itu, untuk memotivasi peserta didik supaya terus melanjutkan belajar dan untuk meraih cita-cita nya tutor diharuskan lebih kreatif dalam memotivasi keberlanjutan belajar salah satunya dengan cara mengunjugi tempat orang sukses atau wisata edukasi untuk mendapatkan informasi dan motivasi dari orang tersebut sehingga membangkitkan motivasi belajar peserta didik untuk terus belajar agar tidak patah semangat dan merasa penting dengan pendidikan, dan dengan mengadakan wisata edukasi akan lebih memotivasi peserta didik karena memberikan contoh yang nyata bahwa untuk menjadi sukses itu perlu ketekunan dalam belajar. Misalnya seseorang yang sukses di bidang pertanian, lalu kita bawa peserta didik berkunjung supaya mereka tahu dibalik kesuksesan nya.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan, bahwa peran tutor sangat penting dalam memberikan dukungan dan motivasi kepada peserta didik, untuk itu diharapkan tutor lebih intensif untuk membina dan mendorong peserta didik untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi. Dalam pemaparan bagian ini, ada beberapahal yang kiranya dianggap bisa memberikan manfaat bagi setiap orang. Bagi pihak-pihak terkait seperti PKBM sebagai lembaga pendidikan masyarakat yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat baik dibidang pendidikan, sebagai penunjang keakademikkannya dan keterampilan (life skill) sebagai bekal masyarakat


(31)

untuk bisa hidup lebih mandiri. Untuk mewujudkan tujuanitu PKBM harus biasa lebih aktiv memberikan pelatihan pelatihan keterampilan (life skill) kepada peserta didik minimal dalam 6 bulan sekali, terkai tdengan masalah motivasi keberlanjutan peserta didik, PKBM hendaknya memberikan motivasi atau dorongan secara formal misalnya memberikan training motivasi minimal satubulan sekali, ataupun secra informal misalnya melakun diskusi mengenai pentingnya melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi setelah beres belajar.

Mengingat keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitianini, disarankan kepada peneliti selanjutnya yang tertarik mengungkap permasalahan yang sama untuk melakukan penelaahan lebih lanjut dengan lingkup penelitian yang lebih luas atau dikaitkan dengan permasalahan-permasalahan lainnya, misalnya dengan mengangkat judul mengenai:

a) Partisipasai orang tua dalam memotivasi anaknya untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.

b) Factor factor yang mempengaruhi motivasi keberlanjutan belajar peserta didik paket B.


(32)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1990.Jakarta: Balai Pustaka.

Sardiman, A. M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudjana, Djudju. 2004. Pendidikan Nonformal (Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat, Teori Pendukung, Asas). Bandung: Falah Production.

Suyatna, Basar, A. 1993. Penuntun dan Bahan Perkuliahan Metode Penelitian Sosial. Bandung: Diterbitkan terbatas oleh jurusan PLS FIP IKIP

Syaodih, S. N. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.

Toyib, Muclis. 1980. Buletin Kejar Paket A.BPKB Jaya Giri Lembanng.bandung

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Cipta Jaya.

Uno, Hamzah, B. 2006. Teori Motivasi Dan Pengukurannya. Gorontalo: Bumi Aksara.

Sumber dari Skripsi:

Kartika, Prita. 2010. peran tutor dalam mengembangkan kemampuan berbahasa pada anak usia dini melalui pendekatan komunikatif. Skripsi Upi. Tidak Diterbitkan.


(33)

Laksmi, Sri. 2001. Peran Tutor Dalam Meningkatkan Minat Belajar Warga Belajar Paket B Setara SMP Di SKB Bandung Kabupaten Bandung. Skripsi Upi. Tidak Diterbitkan.

Purwanti, Santi. 2007. Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Dalam Proses Pembelajaran Di Kejar Paket A Setara SD. Skripsi Upi. Tidak Diterbitkan.

Sopianti, Dini. 2010. Peran tutor dalam meningkatkan minat belajar warga belajar paket b di skb kota bandung. Skripsi Upi. Tidak Diterbitkan.

Sumber dari Internet:

http://www.docstoc.com/docs/6449297/ICT-untuk-Pendidikan-Nonformal wordpress.com/2009/06/07/uuspn-no-20-tahun-2003/


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan analisis penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat mengambil kesimpulan yang didasarkan pada tujuan penelitian yaitu sebagai berikut. Tutor adalah sebagai pendidik dalam pogram kesetaraan, yang sangat berperan penting agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, karena tutor merupakan ujung tombak keberhasilan program kesetaraan, karena tutor sebagai pelaksana yang terlibat langsung dalam membina peserta didik yang mendukung keberhasilan peserta didik Paket B. Peran tutor dalam kegiatan program paket B adalah menentukan perkembangan belajar peserta didik, peran tutor sebagai pendidik sangat menentukan kecerdasan peserta didik, tutor dapat menjadi panutan atau model yang selalu ditiru dan dicontoh oleh semua peserta didik.

Dilihat dari karakteristik peserta didik paket B di PKBM sukabaru, mayoritas peserta didik berusia produktif yaitu usia 12-15 tahun, dan mereka juga memiliki latar belakang ekonomi yang berbeda yaitu ada yang berasal dari keluarga mampu dan keluarga yang tidak mampu, dan dengan segala keterbatasan mereka yang kurangmampu, tetap semangat untuk terus belajar, dan mau melanjutkan belajar kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.


(2)

85

Wegga Rangga Kusumah, 2012

Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Motivasi belajar peserta didik untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi dapat timbul karena factor intrinsic dan ekstrinsik .Factor intrinsic yaitu berupa hasrat dan keinginan untuk berhasil dan dorongan kebutuhan belajar harapan dan cita – cita. Sedangkan factor ekstrinsiknya dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasimotivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secaramutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Contohnya adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.

Sebagian besar peserta didik lebih memilih jalur pendidikan nonformal yaitu melanjutkan kepaket C, karena sebagian besar peserta didik berasal dari keluarga yang tidak mampu. Tetapi ada juga yang melanjutkan pendidikan ke pendidikan formal, yaitu ke SMK.

Peran tutor dalam memotivasi peserta didik supaya mau melanjutkan belajarnya adalah dengan cara menceritakan kisah-kisah orang sukses yang tekun dalam belajar, karena sukses itu tidak mudah diraih dan memerlukan ketekunan dan pengorbanan. Hal itu merupakan salah satu strategi atau metode dalam memberikan motivasi kepada peserta didik karena dengan hal itu akan memotivasi peserta didik untuk meniru jejak langkah orang-orang yang telah sukses, dan timbul keinginan untuk sukses sehingga akan membangkitkan semangat peserta didik untuk terus belajar demi menggapai kesuksesan.


(3)

Tidak hanya itu, untuk memotivasi peserta didik supaya terus melanjutkan belajar dan untuk meraih cita-cita nya tutor diharuskan lebih kreatif dalam memotivasi keberlanjutan belajar salah satunya dengan cara mengunjugi tempat orang sukses atau wisata edukasi untuk mendapatkan informasi dan motivasi dari orang tersebut sehingga membangkitkan motivasi belajar peserta didik untuk terus belajar agar tidak patah semangat dan merasa penting dengan pendidikan, dan dengan mengadakan wisata edukasi akan lebih memotivasi peserta didik karena memberikan contoh yang nyata bahwa untuk menjadi sukses itu perlu ketekunan dalam belajar. Misalnya seseorang yang sukses di bidang pertanian, lalu kita bawa peserta didik berkunjung supaya mereka tahu dibalik kesuksesan nya.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan, bahwa peran tutor sangat penting dalam memberikan dukungan dan motivasi kepada peserta didik, untuk itu diharapkan tutor lebih intensif untuk membina dan mendorong peserta didik untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi. Dalam pemaparan bagian ini, ada beberapahal yang kiranya dianggap bisa memberikan manfaat bagi setiap orang. Bagi pihak-pihak terkait seperti PKBM sebagai lembaga pendidikan masyarakat yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat baik dibidang pendidikan, sebagai penunjang keakademikkannya dan keterampilan (life skill) sebagai bekal masyarakat


(4)

87

Wegga Rangga Kusumah, 2012

Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

untuk bisa hidup lebih mandiri. Untuk mewujudkan tujuanitu PKBM harus biasa lebih aktiv memberikan pelatihan pelatihan keterampilan (life skill) kepada peserta didik minimal dalam 6 bulan sekali, terkai tdengan masalah motivasi keberlanjutan peserta didik, PKBM hendaknya memberikan motivasi atau dorongan secara formal misalnya memberikan training motivasi minimal satubulan sekali, ataupun secra informal misalnya melakun diskusi mengenai pentingnya melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi setelah beres belajar.

Mengingat keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitianini, disarankan kepada peneliti selanjutnya yang tertarik mengungkap permasalahan yang sama untuk melakukan penelaahan lebih lanjut dengan lingkup penelitian yang lebih luas atau dikaitkan dengan permasalahan-permasalahan lainnya, misalnya dengan mengangkat judul mengenai:

a) Partisipasai orang tua dalam memotivasi anaknya untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.

b) Factor factor yang mempengaruhi motivasi keberlanjutan belajar peserta didik paket B.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1990.Jakarta: Balai Pustaka.

Sardiman, A. M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudjana, Djudju. 2004. Pendidikan Nonformal (Wawasan, Sejarah Perkembangan,

Filsafat, Teori Pendukung, Asas). Bandung: Falah Production.

Suyatna, Basar, A. 1993. Penuntun dan Bahan Perkuliahan Metode Penelitian Sosial. Bandung: Diterbitkan terbatas oleh jurusan PLS FIP IKIP

Syaodih, S. N. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.

Toyib, Muclis. 1980. Buletin Kejar Paket A.BPKB Jaya Giri Lembanng.bandung

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Cipta Jaya.

Uno, Hamzah, B. 2006. Teori Motivasi Dan Pengukurannya. Gorontalo: Bumi Aksara.

Sumber dari Skripsi:

Kartika, Prita. 2010. peran tutor dalam mengembangkan kemampuan berbahasa

pada anak usia dini melalui pendekatan komunikatif. Skripsi Upi. Tidak


(6)

Wegga Rangga Kusumah, 2012

Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Laksmi, Sri. 2001. Peran Tutor Dalam Meningkatkan Minat Belajar Warga Belajar

Paket B Setara SMP Di SKB Bandung Kabupaten Bandung. Skripsi Upi.

Tidak Diterbitkan.

Purwanti, Santi. 2007. Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta

Didik Dalam Proses Pembelajaran Di Kejar Paket A Setara SD. Skripsi Upi.

Tidak Diterbitkan.

Sopianti, Dini. 2010. Peran tutor dalam meningkatkan minat belajar warga belajar

paket b di skb kota bandung. Skripsi Upi. Tidak Diterbitkan.

Sumber dari Internet:

http://www.docstoc.com/docs/6449297/ICT-untuk-Pendidikan-Nonformal wordpress.com/2009/06/07/uuspn-no-20-tahun-2003/


Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Peran Tutor Dengan Motivasi Ekstrinsik Pada Warga Belajar Kesetaraan Paket B Di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Bina Sejahtera Kecamatan Sukodono Kabupaten Lumajang Tahun 2014

0 5 3

HUBUNGAN ANTARA PERAN TUTOR DENGAN PENINGKATAN MOTIVASI EKSTRINSIK PADA WARGA BELAJAR KESETARAAN PAKET B DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT BINA SEJAHTERA KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

0 5 16

UPAYA TUTOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR WARGA BELAJAR PROGRAM KEJAR PAKET C DI PKBM UBAYA MUKTI KELURAHAN PURBALINGGA KULON KECAMATAN PURBALINGGA KABUPATEN PURBALINGGA

20 220 235

Analisis Saluran Pemasaran Paprika Hidroponik di Desa Cigugur Girang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung, Jawa Barat

2 18 134

Kepemimpinan dan Partisipasi Pengelola PAUD dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidik (Studi Di Kelombok Bermain Azizah Desa Cigugur Girang Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat).

0 6 19

PERAN TUTOR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR BACA IQRA PADA KELOMPOK BELAJAR LANSIA DI LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT RUMAH BELAJAR (LPPM RUMAH BELAJAR): Kp. Nyingkir Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat.

0 1 32

UPAYA TUTOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK UNTUK MENCIPTAKAN INTENSITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B DI DAERAH TERPENCIL.

0 0 15

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MANDIRI PESERTA DIDIK PAKET B SETARA SMP : Pengembangan Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Mandiri Peserta Didik Paket B Setara SMP di PKBM Al-Ishlah Rangkasbitung.

0 1 48

PARTISIPASI BELAJAR PESERTA DIDIK PROGRAM PAKET C DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT(PKBM) MANDIRI KECAMATAN KRETEK KABUPATEN BANTUL.

0 1 245

Peran Pamong Belajar dalam Meningkatkan Motivasi Warga Belajar Program Paket B

0 0 20