MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK PEMUDA PRODUKTIF (KPP) MELALUI PENDAMPINGAN DALAM PENGELOLAAN USAHA KECIL: Studi Kasus di PKBM Nurul Hikmah Kabupaten Garut.
MODEL PEMBELAJARAN
KELOMPOK PEMUDA PRODUKTIF (KPP)
MELALUI PENDAMPINGAN
DALAM PENGELOLAAN USAHA KECIL
(Studi Kasus di PKBM Nurui Hikmah Kabupaten Garut)
TESIS
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis
Universitas Pendidikan Indonesia
Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
Gelar Magister Pendidikan
Bidang Studi Pendidikan Luar Sekolah
Oleh:
E. Dede Suryaman
Nim. 959689/XXVII-19/S-2
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2000
TANDA PENGESAHAN
Disetujui dan disahkan o!eh Pembimbing
Prof. DR. H. Sutaryat Trisnamansvah., M.A
Pembimbing I
Prof. DR. H. Sudardja Adiwikarta., M.A
Pembimbing II
PROGRAM PASCASARJANA
UNIYERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2000
PERNYATAAN
Menyatakan dengan ini, bahwa karya tulis (tesis) yang berjudul Model
Pembelajaran Kelompok Pemuda Produktif (KPP) Melalui Pendampingan
Dalam Pengelolaan Usaha Kecil
(Studi Kasus di PKBM Nurui Hikmah
Kabupaten Garut) berserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri, dan
saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan
ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam karya
saya ini, atau adanya klaim terhadap keaslian karya saya ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan dalam
keadaan sehat, baik jasmani maupun rohani.
Bandung
Juli 2000
Yang Membuat Pernyataan
(Penulis tesis)
E. Dede Suryaman
Nim. 959689/XXVII-19/S.2
in
ABSTRAK
Penelitian ini mendeskripsikan tentang "Model pembelajaran Kelompok
Pemuda Produktif (KPP) melalui pendampingan dalam pengelolaan usaha kecil".
Tiga hal yang disingkap yaitu; (1) dasar pemikiran penerapan model pembelajaran,
(2) model pembelajaran, meliputi proses dan hasil pembelajaran, (3) faktor
pendukung dan penghambat penerapan model pembelajaran KPP melalui
pendampingan.
Pembelajaran menurut konsep Andragogi harus disadari sepenuhnya bahwa
orang dewasa belajar bukan dengan cara digurui, perubahan perilaku orang dewasa
bergantung dari perubahan sikap dan penambahan pengetahuan serta keterampilan,
AG. Lunandi (1993). Pendidikan Luar Sekolah berperan lebih efektif dan efesien
untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, untuk segala strata sosial, dapat
memecahkan masalah-masalah kemanusiaan yang mendesak dan meresahkan,
Ruwiyanto (1994). Pendidikan Luar Sekolah memiliki peran yang strategis dalam
upaya pengentasan kemiskinan, Philip. H. Coomb dan Manzoor Akhmed (1989)
Penelitian kualitatif ini menggunakan metode studi kasus. Data lapangan
dihimpun melalui teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik
analisis data dilakukan dengan tahapan reduksi data, display, dan pengambilan
kesimpulan. Data dikumpulkan dari seorang pendamping dan lima orang warga
belajar KPP yang dijadikan subjek utama penelitian. Untuk memvalidasi data
dilakukan trianggulasi, konfirmasi, dan membandingkan data, yang diperoleh dari
seorang pengelola PKBM, KPP, penyelenggara KPP, pemantau, Nara Sumber
Teknis masing-masing satu orang dan dua orang lulusan KPP.
Hasil penelitian terungkap; (1) penerapan model pembelajaran melalui
pendampingan didasarkan pertimbangan; (a) sebagai upaya perbaikan proses
pembelajaran sebelumnya, (b) ada sumber rujukan untuk mendesain proses
pembelajaran, (c) tersediannya sarana untuk terlaksananya proses setiap fase
pembelajaran (d) tersedianya tenaga kependidikan yang mendukung untuk
mengimplementasikan model, seperti nara sumber teknis, penyelenggara, pengelola,
warga belajar, dan pendamping, (e) adanya kemampuan dan kesiapan warga belajar
untuk mengikuti setiap fase pembelajaran dan optimalisasi peran pendamping, (f)
tersediannya waktu yang cukup untuk mengimplementasikan model pembelajaran,
(g) karakteristik mated ajar yaitu pengelolaan usaha konveksi (produksi dan
pemasaran. (2) Model pembelajaran ini dalam prosesnya terbagi kedalam tiga fase
pembelajaran yaitu fase pembekalan, swakarsa, dan swadaya. Pada setiap fase
pembelajaran aktivitas warga belajar KPP didampingi oleh seorang pendamping yang
berperan sebagai fasilitator, motivator, dan katalisator. Proses ketiga fase
pembelajaran tersebut yaitu; (a) fase pembekalan dilakukan melalui latihan, (b)fase
swakarsa dilakukan melalui pemagangan yaitu belajar sambil bekerja baik di home-
home industri maupun di PKBM, (c)fase swadaya merupakan kegiatan pemandirian
peserta, tujuannya adalah implementasi hasil belajar pada fase pembekalan dan
pemagangan. Peserta KPP mendirikan dan mengelola usaha secara berkelompok
iv
berjumlah lima orang dengan pembagian peran secara jelas, membentuk
kepengurusan yang terdiri dari ketua, bagian administrasi dan keuangan bagian
pemasaran, dan bagian produksi. Hasil pembelajaran yaitu terjadinya peningkatan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kewirausahaan pada warga belajar KPP (3)
Faktor pendukung dan penghambat penerapan model adalah; (a) faktor pendukung
tersedianya manusia sumber yang memiliki kemampuan
dalam
mengimplementasikan model (pendamping, penilik, pengelola, penyelenggara tokoh
masyarakat dan warga belajar), tersedianya sarana belajar dan berusaha, tersedianya
sumber rujukan untuk pengembangan model, kesesuaian dengan jenis keterampilan
adanya dana belajar dan usaha, kemampuan warga belajar untuk mengikuti setiap
fase pembelajaran, (b) faktor penghambat meliputi belum adanya sarana untuk studi
banding, dana pemandinan peserta terbatas, terbatasnya bahan-bahan belajar baik
untuk maten umum, inti, maupun penunjang, belum adanya perlindungan bagi
industri kecil yang baru berdiri.
Implikasi penelitian ini adalah sebagai input dalam perencanaan dan
pengembangan program pembelajaran pada KPP dengan mempertimbangkan
kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang ada dan lingkungan sekitar peran
pendamping dan prinsip-prinsip pendampingan dapat dikembangkan pada satuansatuan PLS lainnya, memperkaya model-model pembelajaran, serta dengan
keterbatasan penehtian ini memberikan peluang yang lebih luas pada penelitian dan
pengembangan lebih lanjut.
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN
ABSTRAK.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR BAGAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB
I
BAB II
iu
iv
vi
xi
xv
xvi
xvii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
j
B. Identifikasi Masalah
j3
C.
D.
E.
F.
G.
14
j5
20
20
2?
Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Definisi Operasional
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Kerangka Pemikiran
LANDASAN TEORITIS
A. Prinsip Pembelajaran Orang Dewasa
1. Pengertian dan tujuan Pembelajaran Orang Dewasa
2. Karakteristik Pembelajaran Orang Dewasa pada KPP
29
29
32
B. Prinsip Pembelajaran dan konsep Empowering Proses
(proses pemberdayaan)
35
1.
2.
3.
4.
5
6.
Pengertian dan strategi pendekatan proses pemberdayaan
Karakteristik proses pemberdayaan
PLS sebagai suatu proses pemberdayaan
Makna pemberdayaan dalam PLS
Strategi pendekatan proses pemberdayaan
Beberapa karakteristik proses pemberdayaan
35
38
41
44
45
46
7. Karakteristik PLS sebagai suatu proses pemberdayaan....
8. Proses pemberdayaan pada pembelajaran KPP
48
49
xi
C. Konsep pembelajaran melalui Pendampingan dan pemecahan
masalah
50
1.
2.
3.
4.
50
53
58
Pengertian dan tujuan pendampingan
Fungsi dan peran pendamping
Perencanaan pembelajaran KPP melalui pendampingan...
Pemecahan masalah sebagai inti pembelajaran
Pendampingan
5. Evaluasi proses pembelajaran dalam pendampingan
a.
Pengertian dan ciri-ciri evaluasi.
b. Ruang lingkup, tujuan, dan fungsi evaluasi dalam
pendampingan KPP
D. Proses Pembelajaran KPP melalui pendampingan
1. Proses pembelajaran pada fase Pembekalan (Latihan)
a. Pengertian latihan
b. Tujuan latihan
2. Proses pembelajaran pada fase Swakarsa (Pemagangan)..
a. Pengertian pemagangan
b. Cara belajar kelompok merupakan pengembangan
magang
75
79
79
82
86
86
88
3. Proses pembelajaran pada fase Swadaya (Pemandirian)....
a. Konsep pembelajaran mandiri
b. Proses pembelajaran mandiri
E. Kelompok Pemuda Produktif (KPP) dan Pengelolaan Usaha
Kecil
91
91
93
95
1. Pengertian dan Tujuan program KPP
2. Komponen-komponen program KPP
95
97
3. Proses penyelenggaraan KPP
4. Konsep Kewirausahaan pada KPP
103
jo7
a. Sikap dan perilaku kewirausahaan dalam pengelolaan
usaha kecil
b. Pendirian dan pengelolaan usaha kecil
1) Pendirian usaha kecil
2) Langkah-langkah pengelolaan usaha kecil
BAB III
60
73
73
107
]08
]08
113
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode penelitian
1\ 9
B. Subjek penelitian.
123
xi 1
BAB
C. Instrumen Penelitian
126
D. Teknik Pengumpulan Data
128
1.
2.
Observasi
Wawancara
3.
Studi Dokumentasi
129
129
130
E. Teknik Analisis Data
131
F. Tahap-tahap pelaksanaan penelitian
134
G. Cara memperoleh kepercayaan hasil penelitian
137
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum Wilayah Penelitian
1. Keadaan Umum Kabupaten Garut
2. Profil PKBM Nurui Hikmah
a. Sejarah Pendirian PKBM Nurui Hikmah
b. Tujuan Pembentukan PKBM Nurui Hikmah
c. Pengelola PKBM Nurui Hikmah
d. Program PKBM Nurui Hikmah dan Perkembangannya.
3. Profil KPP Konveksi limbah kulit
a.
Dasar Pemikiran Pembentukan KPP
b. Sejarah Pembentukan
c.
Dasar Yuridis
141
141
]46
j46
14g
j50
j5j
]53
,„
,
KELOMPOK PEMUDA PRODUKTIF (KPP)
MELALUI PENDAMPINGAN
DALAM PENGELOLAAN USAHA KECIL
(Studi Kasus di PKBM Nurui Hikmah Kabupaten Garut)
TESIS
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis
Universitas Pendidikan Indonesia
Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
Gelar Magister Pendidikan
Bidang Studi Pendidikan Luar Sekolah
Oleh:
E. Dede Suryaman
Nim. 959689/XXVII-19/S-2
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2000
TANDA PENGESAHAN
Disetujui dan disahkan o!eh Pembimbing
Prof. DR. H. Sutaryat Trisnamansvah., M.A
Pembimbing I
Prof. DR. H. Sudardja Adiwikarta., M.A
Pembimbing II
PROGRAM PASCASARJANA
UNIYERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2000
PERNYATAAN
Menyatakan dengan ini, bahwa karya tulis (tesis) yang berjudul Model
Pembelajaran Kelompok Pemuda Produktif (KPP) Melalui Pendampingan
Dalam Pengelolaan Usaha Kecil
(Studi Kasus di PKBM Nurui Hikmah
Kabupaten Garut) berserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri, dan
saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan
ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam karya
saya ini, atau adanya klaim terhadap keaslian karya saya ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan dalam
keadaan sehat, baik jasmani maupun rohani.
Bandung
Juli 2000
Yang Membuat Pernyataan
(Penulis tesis)
E. Dede Suryaman
Nim. 959689/XXVII-19/S.2
in
ABSTRAK
Penelitian ini mendeskripsikan tentang "Model pembelajaran Kelompok
Pemuda Produktif (KPP) melalui pendampingan dalam pengelolaan usaha kecil".
Tiga hal yang disingkap yaitu; (1) dasar pemikiran penerapan model pembelajaran,
(2) model pembelajaran, meliputi proses dan hasil pembelajaran, (3) faktor
pendukung dan penghambat penerapan model pembelajaran KPP melalui
pendampingan.
Pembelajaran menurut konsep Andragogi harus disadari sepenuhnya bahwa
orang dewasa belajar bukan dengan cara digurui, perubahan perilaku orang dewasa
bergantung dari perubahan sikap dan penambahan pengetahuan serta keterampilan,
AG. Lunandi (1993). Pendidikan Luar Sekolah berperan lebih efektif dan efesien
untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, untuk segala strata sosial, dapat
memecahkan masalah-masalah kemanusiaan yang mendesak dan meresahkan,
Ruwiyanto (1994). Pendidikan Luar Sekolah memiliki peran yang strategis dalam
upaya pengentasan kemiskinan, Philip. H. Coomb dan Manzoor Akhmed (1989)
Penelitian kualitatif ini menggunakan metode studi kasus. Data lapangan
dihimpun melalui teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik
analisis data dilakukan dengan tahapan reduksi data, display, dan pengambilan
kesimpulan. Data dikumpulkan dari seorang pendamping dan lima orang warga
belajar KPP yang dijadikan subjek utama penelitian. Untuk memvalidasi data
dilakukan trianggulasi, konfirmasi, dan membandingkan data, yang diperoleh dari
seorang pengelola PKBM, KPP, penyelenggara KPP, pemantau, Nara Sumber
Teknis masing-masing satu orang dan dua orang lulusan KPP.
Hasil penelitian terungkap; (1) penerapan model pembelajaran melalui
pendampingan didasarkan pertimbangan; (a) sebagai upaya perbaikan proses
pembelajaran sebelumnya, (b) ada sumber rujukan untuk mendesain proses
pembelajaran, (c) tersediannya sarana untuk terlaksananya proses setiap fase
pembelajaran (d) tersedianya tenaga kependidikan yang mendukung untuk
mengimplementasikan model, seperti nara sumber teknis, penyelenggara, pengelola,
warga belajar, dan pendamping, (e) adanya kemampuan dan kesiapan warga belajar
untuk mengikuti setiap fase pembelajaran dan optimalisasi peran pendamping, (f)
tersediannya waktu yang cukup untuk mengimplementasikan model pembelajaran,
(g) karakteristik mated ajar yaitu pengelolaan usaha konveksi (produksi dan
pemasaran. (2) Model pembelajaran ini dalam prosesnya terbagi kedalam tiga fase
pembelajaran yaitu fase pembekalan, swakarsa, dan swadaya. Pada setiap fase
pembelajaran aktivitas warga belajar KPP didampingi oleh seorang pendamping yang
berperan sebagai fasilitator, motivator, dan katalisator. Proses ketiga fase
pembelajaran tersebut yaitu; (a) fase pembekalan dilakukan melalui latihan, (b)fase
swakarsa dilakukan melalui pemagangan yaitu belajar sambil bekerja baik di home-
home industri maupun di PKBM, (c)fase swadaya merupakan kegiatan pemandirian
peserta, tujuannya adalah implementasi hasil belajar pada fase pembekalan dan
pemagangan. Peserta KPP mendirikan dan mengelola usaha secara berkelompok
iv
berjumlah lima orang dengan pembagian peran secara jelas, membentuk
kepengurusan yang terdiri dari ketua, bagian administrasi dan keuangan bagian
pemasaran, dan bagian produksi. Hasil pembelajaran yaitu terjadinya peningkatan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kewirausahaan pada warga belajar KPP (3)
Faktor pendukung dan penghambat penerapan model adalah; (a) faktor pendukung
tersedianya manusia sumber yang memiliki kemampuan
dalam
mengimplementasikan model (pendamping, penilik, pengelola, penyelenggara tokoh
masyarakat dan warga belajar), tersedianya sarana belajar dan berusaha, tersedianya
sumber rujukan untuk pengembangan model, kesesuaian dengan jenis keterampilan
adanya dana belajar dan usaha, kemampuan warga belajar untuk mengikuti setiap
fase pembelajaran, (b) faktor penghambat meliputi belum adanya sarana untuk studi
banding, dana pemandinan peserta terbatas, terbatasnya bahan-bahan belajar baik
untuk maten umum, inti, maupun penunjang, belum adanya perlindungan bagi
industri kecil yang baru berdiri.
Implikasi penelitian ini adalah sebagai input dalam perencanaan dan
pengembangan program pembelajaran pada KPP dengan mempertimbangkan
kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang ada dan lingkungan sekitar peran
pendamping dan prinsip-prinsip pendampingan dapat dikembangkan pada satuansatuan PLS lainnya, memperkaya model-model pembelajaran, serta dengan
keterbatasan penehtian ini memberikan peluang yang lebih luas pada penelitian dan
pengembangan lebih lanjut.
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN
ABSTRAK.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR BAGAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB
I
BAB II
iu
iv
vi
xi
xv
xvi
xvii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
j
B. Identifikasi Masalah
j3
C.
D.
E.
F.
G.
14
j5
20
20
2?
Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Definisi Operasional
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Kerangka Pemikiran
LANDASAN TEORITIS
A. Prinsip Pembelajaran Orang Dewasa
1. Pengertian dan tujuan Pembelajaran Orang Dewasa
2. Karakteristik Pembelajaran Orang Dewasa pada KPP
29
29
32
B. Prinsip Pembelajaran dan konsep Empowering Proses
(proses pemberdayaan)
35
1.
2.
3.
4.
5
6.
Pengertian dan strategi pendekatan proses pemberdayaan
Karakteristik proses pemberdayaan
PLS sebagai suatu proses pemberdayaan
Makna pemberdayaan dalam PLS
Strategi pendekatan proses pemberdayaan
Beberapa karakteristik proses pemberdayaan
35
38
41
44
45
46
7. Karakteristik PLS sebagai suatu proses pemberdayaan....
8. Proses pemberdayaan pada pembelajaran KPP
48
49
xi
C. Konsep pembelajaran melalui Pendampingan dan pemecahan
masalah
50
1.
2.
3.
4.
50
53
58
Pengertian dan tujuan pendampingan
Fungsi dan peran pendamping
Perencanaan pembelajaran KPP melalui pendampingan...
Pemecahan masalah sebagai inti pembelajaran
Pendampingan
5. Evaluasi proses pembelajaran dalam pendampingan
a.
Pengertian dan ciri-ciri evaluasi.
b. Ruang lingkup, tujuan, dan fungsi evaluasi dalam
pendampingan KPP
D. Proses Pembelajaran KPP melalui pendampingan
1. Proses pembelajaran pada fase Pembekalan (Latihan)
a. Pengertian latihan
b. Tujuan latihan
2. Proses pembelajaran pada fase Swakarsa (Pemagangan)..
a. Pengertian pemagangan
b. Cara belajar kelompok merupakan pengembangan
magang
75
79
79
82
86
86
88
3. Proses pembelajaran pada fase Swadaya (Pemandirian)....
a. Konsep pembelajaran mandiri
b. Proses pembelajaran mandiri
E. Kelompok Pemuda Produktif (KPP) dan Pengelolaan Usaha
Kecil
91
91
93
95
1. Pengertian dan Tujuan program KPP
2. Komponen-komponen program KPP
95
97
3. Proses penyelenggaraan KPP
4. Konsep Kewirausahaan pada KPP
103
jo7
a. Sikap dan perilaku kewirausahaan dalam pengelolaan
usaha kecil
b. Pendirian dan pengelolaan usaha kecil
1) Pendirian usaha kecil
2) Langkah-langkah pengelolaan usaha kecil
BAB III
60
73
73
107
]08
]08
113
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode penelitian
1\ 9
B. Subjek penelitian.
123
xi 1
BAB
C. Instrumen Penelitian
126
D. Teknik Pengumpulan Data
128
1.
2.
Observasi
Wawancara
3.
Studi Dokumentasi
129
129
130
E. Teknik Analisis Data
131
F. Tahap-tahap pelaksanaan penelitian
134
G. Cara memperoleh kepercayaan hasil penelitian
137
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum Wilayah Penelitian
1. Keadaan Umum Kabupaten Garut
2. Profil PKBM Nurui Hikmah
a. Sejarah Pendirian PKBM Nurui Hikmah
b. Tujuan Pembentukan PKBM Nurui Hikmah
c. Pengelola PKBM Nurui Hikmah
d. Program PKBM Nurui Hikmah dan Perkembangannya.
3. Profil KPP Konveksi limbah kulit
a.
Dasar Pemikiran Pembentukan KPP
b. Sejarah Pembentukan
c.
Dasar Yuridis
141
141
]46
j46
14g
j50
j5j
]53
,„
,