HUBUNGAN PEMBELAJARAN, MODAL USAHA, DAN PENDAMPINGAN PERINTISAN USAHA DENGAN KEMANDIRIAN USAHA WARGA BELAJAR KUM DI PKBM KINANTI KECAMATAN LEMBANG.

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Oleh

PRIMA SRI MULYANI 0808370

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

HUBUNGAN PEMBELAJARAN, MODAL USAHA, DAN

PENDAMPINGAN PERINTISAN USAHA DENGAN KEMANDIRIAN USAHA WARGA BELAJAR KUM

DI PKBM KINANTI KECAMATAN LEMBANG

Oleh Prima Sri Mulyani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Prima Sri Mulyani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

HUBUNGAN PEMBELAJARAN, MODAL USAHA, DAN

PENDAMPINGAN PERINTISAN USAHA DENGAN KEMANDIRIAN USAHA WARGA BELAJAR KUM

DI PKBM KINANTI KECAMATAN LEMBANG

Disetujui dan Disahkan oleh: Pembimbing I,

Dr. H. Uyu Wahyudin, M.Pd. NIP. 19600926 198503 1 003

Pembimbing II

Drs. Nunu Heryanto, M.Si. NIP. 19560810 198101 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd. NIP. 19590826 198603 1 003


(4)

Prima Sri Mulayani, 2014

ABSTRAK

Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan Kemandirian Usaha Warga Belajar KUM di PKBM Kinanti Kecamatan Lembang.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis terhadap kegiatan program keaksaraan usaha mandiri yang dilaksanakan PKBM Kinanti yang diterapkan dengan kegiatan pembelajaran, pemberian modal usaha, dan pendampingan perintisan usaha. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Adakah hubungan antara pembelajaran, modal usaha, dan pendampingan perintisan usaha dengan kemandirian usaha warga belajar KUM?. Tujuan penelitian ini yaitu 1) Untuk Mengetahui hubungan antara pembelajaran dengan kemandirian usaha warga belajar. 2) Untuk mengetahui hubungan antara modal usaha dengan kemandirian usaha warga belajar. 3) Untuk mengetahui hubungan antara pendampingan perintisan usaha dengan kemandirian usaha warga belajar. 4) Untuk mengetahui hubungan antara pembelajaran, modal usaha, dan pendampingan perintisan usaha dengan kemandirian usaha warga belajar.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Konsep Pembelajaran, Konsep Keaksaraan Fungsional, Konsep Modal, Konsep Pendampingan Sosial, Konsep Kewirausahaan, dan Konsep Kemandirian. Hipotesis penelitian ini adalah: 1) Terdapat hubungan antara pembelajaran dengan kemandirian usaha warga belajar, 2) Terdapat hubungan antara modal usaha dengan kemandirian usaha warga belajar, 3) Terdapat hubungan antara pendampingan perintisan usaha dengan kemandirian usaha warga belajar, dan 4) Terdapat hubungan antara pembelajaran, modal usaha, dan pendampingan perintisan usaha dengan kemandirian usaha warga belajar.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket. Populasi dalam penelitian ini adalah warga belajar program keaksaraan usaha mandiri sebanyak 80 orang. Sampel diambil sebanyak 65 orang dengan cara

simple random sampling. Pengujian hipotesis menggunakan Korelasi Product

Moment.

Hasil pengujian hipotesis penelitian menunjukkan temuan hasil penelitian yaitu 1) Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara X1 dengan Y, 2) Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara X2 dengan Y, 3) Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara X3 dengan Y, dan 4) Terdapat hubungan yang signifikan antara X1, X2, dan X3 secara bersama-sama dengan Y.

Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) yang dilaksanakan oleh PKBM Kinanti cukup berhasil dalam membantu warga belajar untuk melaksanakan kegiatan usahanya. Namun, untuk meningkatkan kemandirian usaha warga belajar, diperlukan peningkatan kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Kemudian pengembangan keterampilan warga belajar juga diperlukan agar warga belajar menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan produk usahanya.


(5)

Abstract

The Correlation of Learning, Business Capital and Mentoring Business Execution with Business Independent of Learners KUM in PKBM Kinanti Lembang.

The background of this research is because the interest of autour toward literacy program of independent business by PKBM Kinanti that is applicated with learning activity. Giving a business capital and mentoring business execution. Formulation of the problem in this research : are there correlation between business capital learning and mentoring business execution with the indepedent business of learners of KUM? The objectives are 1). To know the correlation between the learning activity with the independent business of learners. 2). To know correlation between business capital with the independent business of learners. 3). To know the correlation between mentoring business execution with the independent business of learners.4). To know the correlation between learning activity, business capital and mentoring business execution with the indepedent business of learners.

The theory that is used in this research is the concept of learning, the concept of functional literacy, the concept of capital, the concept of social mentoring, entrepreneur concept and independent concept. The hypothesis are 1) There are colerration between learning and independent business of learners. 2) There are correlation between business capital with independent business of learners. 3) There are correlation between mentoring business execution with independent business of learners. 4) There are correlation between learning, business capital, mentoring business execution with independent business of learners.

The methode is descriptive and quantitative approach. Data collection tecnique that is used is questionnaire. The population in this research is 80 learners in the literacy program of independent business. The samples are taken 65 learners randomly. Calibration of hypothesis use product-moment correlation.

The result of research hypothesis show some research findings : 1) There are not correlation significantly between X1 with Y, 2) There are not correlation significantly between X2 with Y, 3) There are not correlation significantly between X3 with Y and 4) There are correlation significantly between X1, X2 and X3 together with Y.

Based on result of research, the literacy program of independent business that is implemented by PKBM Kinanti is quite successfully to help the learners to implement their business activity. However, to improve the business independent of learners, needed enhancement skills like reading, writing and calculation skill. Then, to develope also the other skills of learners, so that they will be more creative and inovative.


(6)

Prima Sri Mulayani, 2014

DAFTAR ISI

Hal

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Perumusan dan Pembatasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II Kajian Pustaka A. Konsep Pembelajaran ... 9

1. Definisi Pembelajaran ... 9

2. Ciri-ciri Pembelajran ... 11

3. Jenis-jenis Pembelajaran ... 12

4. Pendekatan, Metode, Teknik dan Strategi Pembelajaran ... 14

B. Konsep Keaksaraan Fungsional ... 15

1. Sejarah Singkat Buta Huruf ... 16

2. Beberapa Istilah dalam Pendidikan Keaksaraan ... 17

3. Pengertian Keaksaraan Fungsional ... 18

4. Tujuan Keaksaraan Fungsional ... 18

5. Prinsip-prinsip Pendidikan Keaksaraan Fungsional ... 18

6. Karakteristik Keaksaraan Fungsional ... 19


(7)

C. Konsep Program Keaksaraan Usaha Mandiri ... 21

1. Pengertian Keaksaraan Usaha Mandiri ... 21

2. Sasaran Keaksaraan Usaha Mandiri ... 21

3. Tujuan Keaksaraan Usaha Mandiri ... 21

4. Hasil yang diharapkan ... 22

5. Deskripsi Kegiatan ... 22

D. Konsep Modal Usaha ... 24

1. Kebutuhan Modal Usaha ... 25

2. Sumber Permodalan ... 27

3. Proses Pengelolaan Keuangan ... 28

4. Pelaporan Keuangan ... 30

E. Konsep Pendampingan Sosial ... 30

1. Pemungkinan atau Fasilitasi ... 32

2. Penguatan ... 33

3. Perlindungan ... 34

4. Pendukungan ... 34

F. Konsep Kewirausahaan ... 35

1. Pengertian Kewirausahaan ... 35

2. Ciri dan Sikap Kewirausahaan ... 36

G. Konsep Kemandirian ... 38

1. Komponen Kemadirian ... 39

2. Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian ... 40

3. Tingkat Kemandirian ... 41

H. Hipotesis ... 43

BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian ... 44

1. Lokasi Penelitian ... 44

2. Populasi ... 45

3. Sampel ... 45

B.Desain Penelitian ... 46


(8)

Prima Sri Mulayani, 2014

D.Definisi Operasional ... 48

E. Instrument Penelitian ... 51

1. Jenis Instrumen ... 51

2. Skala Pengukuran ... 51

3. Penyusunan Instrumen ... 53

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 54

1. Uji Coba Instrumen ... 54

2. Uji Validitas Instrumen ... 54

3. Uji Reliabilitas Instrumen ... 57

G.Teknik Pengumpulan Data ... 59

1. Tahap Persiapan ... 59

2. Tahap Pelaksanaan ... 59

3. Tahap Pengumpulan Angket ... 60

H.Analisis Data ... 60

1. Pengelolaan Data ... 60

2. Kecederungan Umum Skor ... 61

3. Uji Normalitas Data ... 62

4. Regresi Liniear Sederhana ... 63

5. Analisis Varians (Anava) dalam Regresi ... 64

6. Alanisis Korelasi Product Moment ... 65

7. Korelasi Parsial ... 66

8. Korelasi Ganda ... 67

9. Analisis Koefisien Korelasi ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 69

1. Persentase dan Kriteria Instrumen ... 69

a. Persentase dan Kriteria Item Instrumen Variabel X1, X2, dan X3 ... 69

b. Persentase dan Kriteria Item Instrumen Variabel Y ... 71

2. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor ... 73


(9)

b. Variabel X2 ... 73

c. Variabel X3 ... 74

d. Variabel Y ... 75

3. Uji Normalitas Data ... 75

4. Uji Hipotesis ... 76

a. Hipotesis Pertama ... 76

b. Hipotesis Kedua ... 80

c. Hipotesis Ketiga ... 84

d. Analisis Regresi Ganda dan Korelasi Ganda ... 88

B.Pembahasan Hasil Penelitian ... 90

1. Hubungan Antara Pembelajaran KUM dengan Kemandirian Usaha Warga Belajar ... 90

2. Hubungan Antara Modal Usaha dengan Kemandirian Usaha Warga Belajar ... 92

3. Hubungan Antara Pendampingan Perintisan Usaha dengan Kemandirian Usaha Warga Belajar ... 93

4. Hubungan Antara Pembelajaran KUM, Modaln Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan Kemandirian Usaha Warga Belajar ... 95

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 97

B. Rekomendasi ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 99 LAMPIRAN


(10)

Prima Sri Mulayani, 2014

DAFTAR TABEL

No Judul Hal

Tabel 3.1 Variabel, Aspek, dan Indikator Penelitian ... 49

Tabel 3.2 Format Tebel Persentase dan Kategori Item Instrumen ... 52

Tabel 3.3 Kategori Penafsiran Skor Instrumen Penelitian ... 53

Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Variabel X1, X2, dan X3 .. 55

Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Variabel Y ... 57

Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Reliabillitas ... 58

Tabel 3.7 Pembobotan Kuesioner ... 60

Tebel 3.8 Rekapitulasi Hasil Skoring Angket ... 61

Tabel 3.9 Nilai Proporsi Menurut J.P Guildford ... 62

Tabel 3.10 Analisis untuk Regresi Linier Sederhana ... 64

Tabel 3.11 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 65

Tabel 4.1 Persentase dan Kriteria Item Instrumen Variabel X1, X2, dan X3 .. 69

Tabel 4.2 Persentase dan Kriteria Item Instrumen Variabel Y ... 71

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kolmogorov – Smirnov ... 75

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Regresi Linier Sederhana Variabel X1 ke Y ... 77

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Analisis Varians Variabel X1 ke Y ... 77

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Korelasi Product Moment Variabel X1 ke Y .... 78

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Korelasi Parsial Variabel X1 ke Y ... 79

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Regresi Linier Sederhana Variabel X2 ke Y ... 81

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Analisis Varians Variabel X2 ke Y ... 81

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Korelasi Product Moment Variabel X2 ke Y .... 82

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Korelasi Parsial Variabel X2 ke Y ... 83

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Regresi Linier Sederhana Variabel X3 ke Y ... 84

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Analisis Varians Variabel X3 ke Y ... 85

Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Korelasi Product Moment Variabel X3 ke Y .... 86

Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Korelasi Parsial Variabel X3 ke Y ... 87

Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Regresi Ganda ... 88

Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Analisis Varians Ganda ... 89


(11)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal

Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 47 Gambar 4.1 Persentase dan Kriteria Item Instrumen Variabel

X1, X2, dan X3 ... 71 Gambar 4.2 Persentase dan Kriteria Item Instrumen Variabel Y ... 72 Gambar 4.3 Diagram Hasil Perhitungan Kecenderungan

Umum Skor Variabel X1 ... 73 Gambar 4.4 Diagram Hasil Perhitungan Kecenderungan

Umum Skor Variabel X2 ... 74 Gambar 4.5 Diagram Hasil Perhitungan Kecenderungan

Umum Skor Varabel X3 ... 74 Gambar 4.6 Diagram Hasil Perhitungan Kecenderungan

Umum Skor Variabel Y ... 75 Gambar 4.7 Diagram Pencar Variabel Pembelajaran KUM

dengan Kemandirian Usaha ... 76 Gambar 4.8 Diagram Pencar Variabel Modal Usaha

dengan Kemandirian Usaha ... 80 Gambar 4.9 Diagram Pencar Variabel Pendampingan Perintisan Usaha


(12)

Prima Sri Mulayani, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sasaran Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals) adalah Deklarasi Millennium hasil kesepakatan yang ditandatangani oleh kepala negara dan perwakilan dari 189 negara anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada saat Konferensi Tingkat Tinggi tahun 2000. Tujuan pembangunan masyarakat terurai dalam deklarasi milenium yang ditargetkan tercapai pada tahun 2015. Isi dari kesepakatan ini adalah delapan butir tujuan yang ingin dicapai oleh setiap Negara, yakni menanggulangi kemiskinan, tercapai pendidikan dasar untuk semua, mendukung kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi penyait menular, memastikan kelestarian lingkungan hidup dan mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. Target ini merupakan tantangan utama yang umum dalam pembangunan di seluruh dunia.

Salah satu tujuan MDGs adalah menanggulangi kemiskinan dan mencapai pendidikan dasar untuk semua. Di Indonesia, nampaknya kemiskinan masih menjadi permasalahan sosial yang besar. Karena kemiskinan banyak anak-anak yang tidak bisa mengenyam pendidikan yang layak, banyak keluarga yang tidak bisa membiayai kesehatannya, kurangnya akses lapangan pekerjaan, dan kemiskinan membuat jutaan rakyat tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan yang menimbulkan masalah baru yaitu kelaparan.

Tujuan dari pendidikan dasar untuk semua yaitu menjamin pada tahun 2015 semua anak dimanapun, laki-laki maupun perempuan dapat menyelesaikan pendidikan dasar. Untuk mencapai tujuan itu, Indonesia berupaya menurunkan angka buta aksara penduduk 15 tahun keatas menjadi 5% pada tahun 2015.

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan sumber daya manusia, dan merupakan hak bagi setiap warga negara dalam rangka memenuhi kebutuhan dasarnya dan meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam kaitannya dengan pendidikan, dijelaskan dalam Undang Undang


(13)

No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 26 ayat (3), berbunyi:

Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.

Kondisi warga masyarakat penyandang buta aksara pada tataran Nasional masih cukup banyak. Jumlah warga masyarakat penyandang buta aksara di Indonesia masih cukup tinggi. Pada tahun 2011, menurut data BPS, jumlah buta aksara usia 15-59 tahun berjumlah 7.546.344 orang. Dari jumlah tersebut sebagian besar tinggal di pedesaan seperti petani kecil, buruh, nelayan dan masyarakat kelompok miskin perkotaan yaitu buruh berpenghasilan rendah atau pengganggur. Kondisi ini tentunya akan memberikan kontribusi terhadap rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia di Negara kita, jika hal ini tidak ditangani secara serius.

Sebenarnya, upaya untuk mengangkat manusia sebagai tujuan utama pembangunan telah muncul dengan lahirnya “basic needs development” dimana, untuk mengukur keberhasilan pembangunan dengan Indeks Mutu Hidup (Physical

Quality of Life) yang memiliki tiga parameter yaitu : Angka Kematian Bayi

(AKB), Angka Harapan Hidup (AHH) dan Tingkat Melek Huruf (AMH).

Pembangunan Masyarakat (PM) adalah salah satu metode pekerjaan sosial yang tujuan utamanya untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada mereka serta menekankan pada prinsip partisipasi sosial. Suharto (2010:58) menyatakan bahwa:

Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam (a) memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom), dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan; (b) menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka


(14)

3

Prima Sri Mulayani, 2014

perlukan; dan (c) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa upaya pengentasan penduduk buta aksara sangat penting dalam pembangunan manusia. Prioritas pemberantasan buta aksara dalam pembangunan pendidikan, didasari oleh pertimbangan : (1) satu-satunya cara meningkatkan HDI yang paling murah dan cepat adalah dengan cara menurunkan jumlah buta aksara secara signifikan; (2) tingkat keaksaraan penduduk suatu negara sangat mempengaruhi tingkat kesehatan, gizi, kematian ibu dan anak, kesejahteraan dan angka harapan hidup; (3) pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara, oleh sebab itu penduduk yang masih buta aksara wajib dan prioritas memperoleh layanan pendidikan; (4) penyandang buta aksara erat kaitan dengan kebodohan, keterbelakangan, pengangguran, dan ketidakberdayaan menjadi miskin yang bermuara pada rendahnya produktivitas penduduk. (Suryadi, 2007)

Penuntasan angka buta huruf terutama untuk kelompok produktif dibutuhkan sistem dan model pembelajaran masal, mustari, menarik dan mumpuni yang mampu memberdayakan warga belajar sehingga out put pendidikan keaksaraan tidak saja mampu mencapai standar kompetensi keaksaraan tingkat dasar dalam kemampuan calistung saja, melainkan sistem dan model pembelajaran tersebut harus memberdayakan warga belajar untuk dapat mengembangkan kompetensi dasar tersebut secara berkelanjutan kearah kemampuan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri.

Namun, kondisi di lapangan menunjukkan bahwa setelah mengikuti pendidikan keaksaraan dasar pada umumnya masih merasa sulit keluar dari jerat kebodohan, kemiskinan dan ketidakberdayaan. Hal ini disebabkan karena setalah selesai mengikuti pendidikan keaksaraan, mereka belum memiliki kesempatan untuk memelihara dan mengembangkan kemampuan keaksaraan fungsional bagi peningkatan kualitas diri dan kehidupannya. Oleh karena itu, warga belajar yang telah melek aksara perlu dikembangkan lagi kompetensi keaksaraannya melalui program pendidikan keaksaraan yang dapat membantu dirinya untuk


(15)

mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri.

Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) merupakan salah satu program yang dikembangkan. Tujuan utama dari program KUM ini adalah untuk meningkatkan keberdayaan penduduk buta aksara usia 15-59 tahun melalui peningkatan pengetahuan, sikap, keterampilan agar mampu berusaha secara mandiri.

Salah satu lembaga yang sudah melaksanakan program Keaksaraan Usaha Mandiri dan telah meluluskan 80 warga belajar adalah PKBM Kinanti yang berlokasi di Kampung Babakan Ampera Desa Jayagiri Lembang Kabupaten Bandung Barat. Warga belajar di PKBM Kinanti, mayoritas tergolong usia dewasa yang produktif yakni berusia 25 tahun keatas dengan indikator: a) berpendidikan rendah b) buta aksara c) pengangguran d) ekonomi lemah dan e) tidak memiliki keterampilan. Sehingga diperlukan berbagai upaya yang dilakukan oleh warga belajar dan berbagai lembaga yang pendidikan nonformal dalam memenuhi ke lima indikator tersebut.

Maka dari itu, PKBM Kinanti mencoba mengupayakan berbagai cara, agar warga belajar KUM tidak hanya sekedar melek aksara saja, tetapi diupayakan agar dapat berdaya yang nantinya akan mengarah pada pemberdayaan secara pengetahuan, keterampilan, dan ekonomi. Diantara dengan memberikan bantuan modal, pembelajaran KUM yang didalamnya melatih kembali keberaksaraan dan pelatihan-pelatihan keterampilan, dan pendampingan dalam merintis usaha.

Hasil dari upaya yang dilakukan PKBM Kinanti dalam memberikan motivasi warga belajar untuk mengikuti program ini, dapat ditinjau dari minat atau keinginan warga belajar yang berorientasi pada pemecahan masalah. Selain itu, warga belajar juga sangat antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, adanya warga belajar yang sudah mulai menjalankan usaha baik secara individu maupun kelompok, dan adanya komunikasi antara warga belajar dengan tutor atau pengelola PKBM.

Merujuk pada paparan di atas, upaya yang dilakukan oleh PKBM Kinanti di Kampung Babakan Ampera sudah tepat, karena berdasarkan kebutuhan bagi warga belajar khususnya dan masyarakat pada umumnya. Namun kebenarannya


(16)

5

Prima Sri Mulayani, 2014

perlu diketahui melalui penelitian. Dalam penelitian ini penulis mencoba mencari jawaban mengenai Hubungan Pembelajaran KUM, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan Kemandirian Usaha Warga Belajar KUM di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Kinanti Lembang.

B. Identifikasi Masalah

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan pengamatan terlebih dahulu. Berikut adalah identifikasi masalah yang peneliti temukan :

1. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Kinanti berada di lingkungan masyarakat yang mayoritas berpendidikan rendah, buta aksara, pengangguran, ekonomi rendah, dan tidak memiliki keterampilan.

2. Adanya perubahan pola pikir warga belajar terhadap pentingnya pendidikan dan kewirausahaan setelah mengikuti pembelajaran KUM.

3. Modal usaha yang dimiliki warga belajar sudah bisa digunakan sebagai modal awal untuk mendirikan usaha. Namun, warga belajar belum sepenuhnya mampu untuk mengelola modalnya.

4. Terdapat motivasi positif yang diterima oleh para warga balajar melalui proses pendampingan perintisan usaha untuk memulai suatu usaha yang dilakukan secara mandiri maupun usaha secara berkelompok.

5. Pendampingan perintisan usaha mengarahkan warga belajar untuk mendirikan usaha yang sesuai dengan modal dan kemampuannya.

6. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Kinanti juga memiliki beberapa unit usaha yang melibatkan warga belajar sebagai karyawan.

C. Perumusan dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, menunjukkan faktor-faktor yang memengaruhi kemandirian dalam usaha, bisa jadi diantaranya merupakan faktor intrinsik yaitu (tingkat pendidikan, pengetahuan, keterampilan dan motivasi) dan faktor ekstrinsik (kompensasi, fasilitas, dan hubungan sosial). Namun menyadari keterbatasan waktu dan kemampuan, penulis memandang perlu memberikan batasan masalah yang jelas dan terfokus. Faktor-faktor yang dikaji dalam skripsi ini yang dianggap


(17)

memiliki hubungan dengan kemandirian usaha adalah pembelajaran, modal usaha, dan pendampingan perintisan usaha.

Berdasarkan pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan dalam penelitian ini adalah: Adakah hubungan antara pembelajaran, modal usaha, dan pendampingan perintisan usaha dengan kemandirian usaha warga belajar KUM?.

Berikut ini dikemukakan beberapa pertanyaan penelitian yang diharapkan dapat dijawab oleh penelitian yang dilaksanakan. Pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Adakah hubungan antara pembelajaran dengan kemandirian usaha warga belajar KUM di PKBM Kinanti?

2. Adakah hubungan antara modal usaha dengan kemandirian usaha warga belajar KUM di PKBM Kinanti?

3. Adakah hubungan antara pendampingan perintisan usaha dengan kemandirian usaha warga belajar KUM di PKBM Kinanti?

4. Adakah hubungan antara pembelajaran KUM, pemberian modal usaha, dan pendampingan perintisan usaha dengan kemandirian usaha warga belajar KUM di PKBM Kinanti?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan dan batasan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hubungan antara pembelajaran dengan kemandirian usaha warga belajar

2. Untuk mengetahui hubungan antara modal usaha dengan kemandirian usaha warga belajar.

3. Untuk mengetahui hubungan antara pendampingan perintisan usaha dengan kemandirian usaha warga belajar.

4. Untuk mengetahui hubungan antara pembelajaran, modal usaha, dan pendampingan perintisan usaha dengan kemandirian usaha warga belajar.


(18)

7

Prima Sri Mulayani, 2014 E. Manfaat Penelitan

1. Dari segi teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pendidikan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan member gambaran mengenai hubungan antara pembelajaran KUM, modal usaha, dan pendampingan perintisan usaha dengan kemandirian usaha warga belajar dalam pelaksanaan program Keaksaraan Usaha Mandiri.

2. Dari segi kebijakan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan masukan bagi pengambil kebijakan agar upaya pemberantasan keaksaraan, pengangguran dan kemiskinan dapat di implementasikan di lembaga-lembaga pendidikan non formal seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan lembaga-lembaga pendidikan non formal lainnya secara merata. 3. Dari segi praktis

Penelitian ini dapat menjadi masukan dan rujukan bagi tutor dan pengelola PKBM Kinanti agar lebih memperhatikan baik itu teknik dan metode pembelajaran maupun teknik dan metode pendampingan. Sehingga, warga belajar program Keaksaraan Usaha Mandiri khususnya mampu memanfaatkan keberaksaraannya agar mampu berusaha secara mandiri dan masyarakat kampung babakan ampera umumnya menjadi masyarakat yang berpendidikan tinggi, memiliki usaha/pekerjaan, melek aksara, memiliki penghasilan dan memiliki keterampilan yang beragam.

4. Dari segi isu serta aksi sosial

Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi awal untuk mengurangi isu-isu mengenai pengangguran dan kemiskinan yang berkembang saat ini karena tingkat keberaksaraan yang masih rendah dapat menjadi penghambat bagi individu untuk mengakses berbagai informasi yang ada agar mampu bangkit dari kemiskinan dan keterpurukan dalam kehidupannya. Setiap warga masyarakat perlu memiliki keberaksaraan termasuk kecakapan keberaksaraan yang didalamnya termasuk juga kecakapan ekonomi untuk berusaha mandiri. Oleh karena itu, keaksaraan usaha mandiri merupakan penguatan keberaksaraan melalui


(19)

pembelajaran keterampilan kewirausahaan untuk meningkatkan penghasilan dan produktiviasnya.

F. Sistematika Penulisan `

Untuk memperdalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka penulis memberikan gambaran umum tentang isi dan materi yang akan dibahas, yakni:

Bab I Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian.

Bab II Kajian pustaka yang berisi tentang kajian mengenai konsep pembelajaran, konsep keaksaraan fungsional, konsep program Keaksaraan Usaha Mandiri, konsep modal, konsep pendampingan, konsep kemandirian, konsep kewirausahaan, dan hipotesis.

Bab III Metode penelitian yang membahas tentang, lokasi dan subjek, populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data.

Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan membahas tentang bagaimana hasil penelitian di lapangan dan membahasnya.


(20)

Prima Sri Mulayani, 2014

Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PKBM Kinanti yang berlokasi di Jalan Jayagiri RW 16 Kampung Babakan Ampera Desa Jayagiri, Lembang Kabupaten Bandung Barat. Pusat kegiatan belajar (PKBM ) Kinanti terletak dikawasan lembah, di lembah ini dihuni oleh penduduk sebanyak 1576 orang, dari jumlah ini hampir 80% penduduk miskin perkotaan, karena Desa Jayagiri merupakan desa transisi perkotaan. Sebagian besar warga kampung ini bekerja secara serabutan dan sebagian lagi menjadi buruh tani, buruh pabrik dan mengambil kayu bakar ke hutan, dan pekerja serabutan. Akibat kesulitan ekonomi, tidak sedikit anak-anak di kampung ini terpaksa putus sekolah dan bahkan tidak bisa bersekolah. Bukan cuma itu banyak warga yang masih belum melek aksara, berdasarkan monografi desa tahun 2008 masih tercatan usia 15 ke atas sebanyak 576 orang. Kondisi yang memprihatinkan ini diperparah oleh ulah para rentenir yang menjerat warga dengan utang. (Kinanti, 2010: 2).

Kinanti (2010: 2) menjelaskan bahwa dengan melihat kondisi yang memprihatinkan itu, beberapa warga peduli, berinisiatif untuk membantu mendirikan PKBM sebagai wadah pemberdayaan masyarakat. PKBM Kinanti didirikan pada tanggal pada tanggal 5 Agustus 2008. Alamat kantor di Jalan kayu Ambon dalam no. 25 Komplek Sukawangi Rt. 02/14 Desa/Kecamatan Lembang, dan kantor cabang : Jl. Jayagiri Kp. Babakan Ampera Rw. 16 Desa Jayagiri-Lembang Kabupaten Bandung Barat- Jawa Barat.

PKBM Kinanti merupakan sebuah lembaga masyarakat yang bergerak dalam bidang pendidikan nonformal. Tujuan didirikannya PKBM Kinanti untuk membantu pemerintah dalam melayani masyarakat yang selama ini belum terlayani dalam rangka menciptakan perubahan pada aspek kognitif, apektif dan psikomotornya yang berbasis pada nilai-nilai budaya yang positif di masyarakat, supaya dapat eksis dan beradaptasi terhadap besarnya pengaruh modernisasi dan


(21)

globalisasi dalam aktivitas kehidupan bermasyarakat Indonesia saat ini. (Kinanti, 2010: 3)

PKBM Kinanti hadir, dengan harapan dapat menjadi sebuah lembaga yang mampu berkontribusi untuk menciptakan sumber daya manusia yang mandiri, mampu memecahkan persoalan hidup dan mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa. Kehadiran PKBM diharapkan dapat menjadi sebuah lembaga yang mampu berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang mandiri, mampu memecahkan persoalan hidup. Untuk mewujudkan harapan itu PKBM Kinanti berupaya menyelenggarakan program-program Pendidikan Non Formal yang berkualitas dan disesuaikan dengan karakteristik serta kebutuhan belajar warga masyarakat. Hal ini penting agar masyarakat tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai dengan program yang diminiati. (Kinanti, 2010: 3)

2. Populasi

Sugiyono (2012: 117) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Arikunto (2010:173) menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh warga belajar Keaksaraan Usaha Mandiri di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Kinanti yang berjumlah 80 orang.

3. Sampel

Sugiyono (2012: 118) menjelaskan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan menurut Arikunto sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Widaningsih (2012: 74) menjelaskan bahwa hasil dari sampel yang diteliti dapat digeneralisasikan kepada populasi yang menjadi subjek penelitian. Berdasarkan penjelasan diatas maka yang menjadi sampel penelitian ini adalah sebagian warga belajar KUM yang mewakili seluruh anggota KUM dengan jumlah 65 orang. Perhitungan sampel dalam penelitian ini merujuk pada tabel Penentuan jumlah sampel dari populasi dengan taraf kesalahan 5% yang dibuat


(22)

46

Prima Sri Mulayani, 2014

Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan

dari rumus penentuan sampel yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael (Sugiono, 2012: 126). Sedangkan teknik sampling yang digunakan yaitu teknik

simple random sampling atau pengambilan sampel secara acak tanpa

memerhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara ini dilakukan jika anggota populasi homogen. (Sugiyono, 2012: 120).

B. Desain Penelitian

Umar (2008: 6) menjelaskan bahwa desain penelitian adalah suatu rencana kerja yang terstruktur dalam hal hubungan-hubungan antar variabel secara komprehensif, sedemikian rupa agar hasil risetnya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan riset. Rencana tersebut mencakup hal-hal yang akan dilakukan periset, mulai dari mebuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai pada analisis akhir.

Desain dalam penelitian ini yaitu dimulai karena adanya masalah pengangguran, kemiskinan dan buta huruf yang terjadi tidak sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Dengan adanya permasalahan tersebut maka solusinya yaitu melalui program Keaksaraan Usaha Mandiri. Pelaksanaan program keaksaraan usaha mandiri yang dilakukan oleh PKBM kinanti, selain dengan melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, PKBM Kinanti juga menggunakan strategi lain untuk memberikan motivasi lebih kepada warga belajar yaitu dengan memberikan pembelajaran, modal usaha dan pendampingan dalam merintis sebuah usaha. Maka hasil yang dicapai setelah melaksanakan program keaksaraan usaha mandiri yaitu diharapkan warga belajar 1) meningkatnya partisipasi penduduk yang berkeaksaraan rendah dalam mengikuti kegiatan keaksaraan usaha mandiri, 2) meningkatkan keberdayaan melalui pengetahuan, keterampilan, sikap dan usaha secara mandiri, 3) berkembangnya kemampuan berusaha sehingga mampu meningkatkan taraf hidupnya, 4) terpelihara keberaksaraan warga belajar yang telah mengikuti/mencapai kompetensi aksara dasar, dan 5) berkembangnya kemampuan dan minat warga belajar sehingga mampu menjadi bagian dari masyarakat gemar membaca dan masyarakat belajar. (Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal, 2012: 7).


(23)

Setelah itu ditarik kesimpulan dan rekomendasi yang berguna bagi permasalahan yang ada. Jika diilustrasikan dalam sebuah bagan, maka alur penelitian ini menjadi seperti di bawah ini:

Gambar 3.1 Desain Penelitian Permasalahan

Buta aksara

Pengangguran

Kemiskinan

Kesimpulan Saran

Analisis Data

 Regresi linier sederhana

 Anava dalam regresi

 Koefisien korelasi

 Koefisien determinasi

Teori Pendukung

 Konsep Pembelajaran

 Konsep Keaksaraan Fungsional

 Konsep Program Keaksaraan Usaha Mandiri

 Konsep Modal

 Konsep Pendampingan

 Konsep Kewirausahaan

 Konsep Kemandirian Usaha

Rumusan Masalah

 Adakah hubungan antara X1 dengan Y ?

 Adakah hubungan antara X2 dengan Y ?

 Adakah hubungan antara X3 dan Y

 Adakah hubungan antara X1, X2, dan X3 dengan Y ?

Pengumpulan Data

 Uji validitas dan reliabilitas

 Kecenderungan umum skor


(24)

48

Prima Sri Mulayani, 2014

Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan

C. Metode Penelitian

Sukmadinata (2011: 52) mengungkapkan bahwa metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan umtuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau. (Sukmadinata, 2011:54).

Alasan penulis memilih menggunakan metode ini adalah karena penulis akan mencoba mengungkapkan fenomena lingkungan yang ada dalam setiap lingkungan kehidupan manusia. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif karena metode penelitian deskriptif penggambaran kondisinya bias individual, kelompok ataupun menggunakan angka-angka (Sukmadinata, 2011:54).

D. Definisi Operasional

Untuk memperjelas beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka diuraikan beberapa definisi istilah sebagai berikut:

1. Pembelajaran

Pembelajaran dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar dan memperoleh hasil optimal salah satunya adalah perubahan perilaku. Dalam penelitian ini pembelajaran KUM bertujuan untuk meningkatkan keberdayaan masyarakat buta aksara melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap agar mampu berusaha baik usaha yang dilakukan secara individu maupun berkelompok.

2. Modal Usaha

Modal usaha merupakan asset yang dimiliki seseorang kemudian diinvestasikan untuk menghasilkan barang/jasa dan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Dalam penelitian ini, PKBM Kinanti memberikan pinjaman modal


(25)

dalam bentuk dana kepada warga belajar yang telah mengikuti pembelajaran KUM yang akan memulai kegiatan usahanya dengan keterampilan yang dimiliki. 3. Pendampingan perintisan usaha

Pendampingan merupakan proses mendampingi yang dilakukan untuk membantu memecahkan masalah. Dalam penelitian ini warga belajar Keaksaraan Usaha Mandiri di PKBM Kinanti dalam mendirikan usahanya diberikan pendampingan dalam mencari dan menentukan usaha apa yang sesuai dengan kemampuan dan kesediaan warga belajar.

4. Kemandirian dalam usaha

Kemandirian berarti hal atau keadaan dimana seseoranng dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Dalam penelitian ini, kemandirian berarti tidak suka mengandalkan orang lain, namun justru mengoptimalkan segala daya dan upaya yang dimilikinya sendiri. Hal ini berarti di dalam menjalankan usaha, seorang wirausahawan harus pandai dalam memanfaatkan potensi diri tanpa harus diatur oleh orang lain.

Berdasarkan definisi operasional diatas maka variabel, pengembangan aspek dan pengembangan indikator penelitian yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Variabel, Aspek, dan Indikator Penelitian

Variabel Aspek Indikator

(1) (2) (3)

1. Pembelajaran (X1)

1.1 Ciri-ciri pembelajaran

1.1.1 Terdapat perubahan perilaku

1.1.2 Terjadi secara sadar 1.1.3 Proses berlaku seumur

hidup

1.1.4 Prosesnya sejalan dengan perkembangan kognitif

1.2 Prinsip

pembelajaran

1.2.1 Konteks lokal

1.2.2 Desain lokal

1.2.3 Proses partisipatif

1.2.4 Fungsional hasil belajar

1.3 Penilaian hasil pembelajaran

1.3.1 Evaluasi proses pembelajaran


(26)

50

Prima Sri Mulayani, 2014

Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan

(1) (2) (3)

1.3.2 Penilaian perkembangan

pengetahuan dan keterampilan

2. Modal Usaha (X2)

2.1 Mengetahui kebutuhan modal usaha

2.1.1 Modal investasi awal 2.1.2 Modal kerja

2.1.3 Modal operasional 2.2 Mengetahui sumber

permodalan

2.2.1 Modal sendiri 2.2.2 Pinjaman Bank 2.2.3 Pegadaian 2.3 Proses pengelolaan

Keuangan

2.3.1 Memisahkan uang perusahaan dengan uang pribadi

2.3.2 Sistem pencatatan rapih dan teratur

2.3.3 Melakukan manajemen kas

2.3.4 Evaluasi secara berkala 2.4 Pelaporan

Keuangan

2.4.1 Neraca

2.4.2 Laporan laba – rugi 3. Pendampingan

Perintisan Usaha (X3)

3.1 Pemungkinan atau

Fasilitasi

3.1.1 Mediasi dan negosiasi 3.1.2 Membangun konsensus

bersama

3.1.3 Manajemen sumber

3.2Penguatan 3.2.1 Pendidikan

3.2.2 Pelatihan

3.3Perlindungan 3.3.1 Interaksi

3.3.2 Konsultasi

3.4Pendukungan 3.4.1 Aplikasi keterampilan

4. Kemandirian Usaha (Y) 4.1Komponen Kemandirian 4.1.1 Disiplin 4.1.2 Komitmen 4.2 Faktor-faktor yang

memengaruhi kemandirian

4.2.1 Tanggung jawab 4.2.2 Mandiri

4.2.3 Pengalaman Praktis dan Akal sehat yang Relevan

4.3 Ciri dan sikap wirausahawan

4.3.1 Percaya diri

4.3.2 Berorientasi pada hasil

dan tugas

4.3.3 Berani mengambil resiko

4.3.4 Kepemimpinan

4.3.5 Keorisinilan

4.3.6 Berorientasi pada masa depan


(27)

E. Instrumen penelitian 1. Jenis Instrumen

Sugiyono (2011:92) menyebutkan bahwa instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang di teliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini, intrumen yang digunakan adalah kuesioner (angket) untuk mengetahui hubungan pembelajaran (X1), modal usaha (X2) dan pendampingan perintisan usaha (X3) dengan kemandirian usaha (Y).

2. Skala Pengukuran

a. Penentuan Skor Data Tiap Variabel

Untuk mendapatkan data kuantitatif, maka instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian tentunya harus memiliki skala pengukuran.

Sugiyono (2012:133) menyatakan bahwa skala pengukuran adalah kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert, Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap dan pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok tentang fenomena sosial. Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun instrumen item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Skala likert menggunakan lima option kemungkinan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (ST) dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan bobot 1,2,3,4,5 untuk pertanyaan negatif dan 5,4,3,2,1 untuk pertanyaan ppositif. Bobot nilai untuk setiap responden dengan dijumlahkan sehingga perolehan skor total. Sugiyono (2012:136)

Sugiyono (2012:134) menyatakan bahwa dalam penelitian sosial yang instrumennya menggunakan skala Likert, Gulman, Semantic, Differential,

Thurstone, data yang dipilih adalah data interval”. Karena data interval adalah


(28)

52

Prima Sri Mulayani, 2014

Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan

b. Kriteria Penilaian Instrumen

Hermana (2012: 58) menjelaskan bahwa penentuan kriteria nilai dilakukan untuk mengetahui makna skor yang dicapai responden dalam pendistribusian respon terhadap instrumen. Penentuan skor disusun berdasarkan skor ideal maupun skor total instrumen dengan menggunakan persentase. Dengan demikian diharapkan dapat tergambar mengenai bagaimana persentase jawaban responden terhadap item pernyataan instrumen penelitian. Adapun langkah-langkah yang digunakan untuk menghitung persentase adalah sebagai berikut:

1) Membuat tabel penolong untuk menghitung persentase dan kategori item instrumen dari tiap-tiap variabel dengan format sebagai berikut:

Tabel 3.2

Format Tabel Persentase dan Kategori Item Instrumen

No Item Skor Aktual Skor Ideal Persentase Kategori

2) Mencari frekuensi dengan jalan menjumlahkan tally setiap alternatif jawaban 3) Mencari frekuensi dari setiap alternatif jawaban

4) Mencari perhitungan persentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

P = besar persentase yang dicari

F = frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang menjadi pilihan responden atas item yang diajukan

n = jumlah sampel penelitian

Untuk memudahlan analisis dan interpretasi dari hasil tersebut, maka perolehan persentase ditafsirkan ke dalam tabel di bawah ini :


(29)

Tabel 3.3

Kategori Penafsiran Skor instrument Penelitian

Rentang Kategori

0,00-33,33 Rendah/buruk

33,34-66,66 Sedang/cukup

66,67-100 Tinggi/baik

3. Penyusunan Istrumen

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa tahap penyusunan instrumen yang dilakukan oleh peneliti yaitu:

a. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen

Hermana (2012: 60) menjelaskan bahwa kisi-kisi penelitian disusun secara sistematis sesuai dengan perumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis dan variabel yang sudah diterapkan. Titik tolak dari penyusunan intrumen adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator-indikator yang akan diukur. Dari indikator-indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan.

Untuk memudahkan penyusunan intrumen, maka dibuat dalam bentuk matriks. Sedangkan matriks atau kolom-kolom dalam instrumen berisi judul, hipotesis, variabel, aspek, indikator, sumber data, alat pengumpul data dan nomor item soal (terlampir).

b. Penyusunan Angket

Item pertanyaan dalam angket ini merupakan penjabaran dari indikator-indikator yang akan dijadikan pertanyaan. Tahap penyusunan instrumen yang dilakukan oleh peneliti yaitu:

1) Penyusunan kisi-kisi yang akan dijadikan pedoman dalam pembuatan angket. 2) Membuat daftar pertanyaan yang dibuat berdasarkan kisi-kisi angket

(terlampir), yang dibuat sesuai dengan tiga kriteria angket yang baik. 3) Membuat alternatif jawaban yang terdiri dari lima alternatif jawaban.


(30)

54

Prima Sri Mulayani, 2014

Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan

4) Membuat petunjuk pengisian angket untuk menghindari kesalahan dalam pengisian angket.

F. Proses Pengembangan Instrumen 1. Uji Coba Instrumen

Sebelum melaksanakan penelitian yang sesungguhnya, penulis melakkukan uji coba kepada dua puluh orang warga belajar Keaksaraan Fungsional di PKBM Mitra Insani. Uji coba instrumen dilakukan untuk menguji validitas setiap masing-masing item angket dan uji reliabilitas masing-masing-masing-masing angket.

2. Uji Validitas Instrumen

Arikunto (2006: 168) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.

Sugiyono (2012:172), bahwa perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.

Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen yang telah diuji cobakan, maka disunakan teknik validitas item. Penggunaan teknik ini berdasarkan atas pertimbangan bahwa terdapat kesesuaian antara bagian-bagian mendukung misi instrumen keseluruhan yang mengungkap data dari variabel yang dimaksud.

Untuk mengetahui validitas setiap item pada angket, maka digunakan rumus korelasi pearson product moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson sebagai berikut :

(Sugiyono,2012:255) Keterangan:

= Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

n = Banyaknya subjek (responden) x = Skor setiap item


(31)

y = Skor total

Setelah nilai diperoleh, maka dilakukan pengujian signifikan koefisien korelasi dengan uji-t, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

√ √

(Sugiyono, 2012:257) Keterangan:

t = taraf signifikan

r = koefisien korelasi antara variabel X dan Y n = banyak subjek (responden)

Berikut hasil perhitungan validitas instrument variabel X1, X2, dan X3 sebanyak 45 item terhadap 20 responden dengan bantuan Software microsoft

office excel:

Tabel 3.4

Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Variabel X1, X2, dan X3 Variabel No

Koefisien

Korelasi t hitung t tabel ket

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pembelajaran (X1)

1 0.667728616 3.80563 1.734 Valid 2 0.505322695 2.48444 1.734 Valid 3 0.421627657 1.97273 1.734 Valid 4 0.631138305 3.4521 1.734 Valid 5 0.566919147 2.91978 1.734 Valid 6 0.578051138 3.00547 1.734 Valid 7 0.430893905 2.02585 1.734 Valid 8 0.62175728 3.36805 1.734 Valid 9 0.413645575 1.92759 1.734 Valid 10 0.384363814 1.76641 1.734 Valid 11 0.535473063 2.68997 1.734 Valid 12 0.419634864 1.96141 1.734 Valid 13 0.378748047 1.73624 1.734 Valid 14 0.408576263 1.8992 1.734 Valid 15 0.51665391 2.56014 1.734 Valid 1 0.486001462 2.3593 1.734 Valid 2 0.568137814 2.92904 1.734 Valid


(32)

56

Prima Sri Mulayani, 2014

Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan 3 0.504987177 2.48223 1.734 Valid

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Modal Usaha (X2)

4 0.45778759 2.18458 1.734 Valid 5 0.417224133 1.94776 1.734 Valid 6 0.669695319 3.82593 1.734 Valid 7 0.403413814 1.8705 1.734 Valid 8 0.683053272 3.96779 1.734 Valid 9 0.414120799 1.93026 1.734 Valid 10 0.689675326 4.04084 1.734 Valid 11 0.568137814 2.92904 1.734 Valid 12 0.45778759 2.18458 1.734 Valid 13 0.669695319 3.82593 1.734 Valid 14 0.683053272 3.96779 1.734 Valid 15 0.689675326 4.04084 1.734 Valid

Pendampingan Perintisan Usaha

(X3)

1 0.519357059 2.57846 1.734 Valid 2 0.397938714 1.8403 1.734 Valid 3 0.556853527 2.84433 1.734 Valid 4 0.435022816 2.04976 1.734 Valid 5 0.417345902 1.94845 1.734 Valid 6 0.449798578 2.13668 1.734 Valid 7 0.430446647 2.02326 1.734 Valid 8 0.412886271 1.92332 1.734 Valid 9 0.483227987 2.34172 1.734 Valid 10 0.439853639 2.07795 1.734 Valid 11 0.605093524 3.22449 1.734 Valid 12 0.498202947 2.43777 1.734 Valid 13 0.39743553 1.83753 1.734 Valid 14 0.393604236 1.81655 1.734 Valid 15 0.543255198 2.74527 1.734 Valid Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 45 item pertanyaan yang dibuat oleh peneliti berada pada kategori valid atau sahih sehingga instruen tersebut dapat dipergunakan kepada sampel penelitian yang sesungguhnya untuk mengukur data yang dibutuhkan. Selain instrument variabel X1, X2, dan X3, instrument variabel Y juga perlu untuk diujikan kesahihannya. Berikut hasil perhitungan uji validitas instrumen Y sebanyak 22 item terhadap 20 responden dengan bantuan Software Microsoft office excel:


(33)

Tabel 3.5

Hasil Perhitungan Validitas Variabel Y

Variabel No

Koefisien

Korelasi t hitung t tabel ket

Kemandirian Usaha Warga Belajar

1 0.491289999 2.393084 1.734 Valid 2 0.654319977 3.670959 1.734 Valid 3 0.607365246 3.243654 1.734 Valid 4 0.526799471 2.629468 1.734 Valid 5 0.453756943 2.160333 1.734 Valid 6 0.466189477 2.235682 1.734 Valid 7 0.471471779 2.268203 1.734 Valid 8 0.609579066 3.262448 1.734 Valid 9 0.601979999 3.198433 1.734 Valid 10 0.435896642 2.054844 1.734 Valid 11 0.438498336 2.070017 1.734 Valid 12 0.510416862 2.518255 1.734 Valid 13 0.517422446 2.565339 1.734 Valid 14 0.453279346 2.157471 1.734 Valid 15 0.521529875 2.59327 1.734 Valid 16 0.511425232 2.524989 1.734 Valid 17 0.447392904 2.122384 1.734 Valid 18 0.39632936 1.831465 1.734 Valid 19 0.439824351 2.077776 1.734 Valid 20 0.440277622 2.080432 1.734 Valid 21 0.475904179 2.295733 1.734 Valid 22 0.518327539 2.571473 1.734 Valid

3. Uji Reliabilitas Instrumen

Sugiyono (2012:185), Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan


(34)

58

Prima Sri Mulayani, 2014

Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan

data yang sama”. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal

consistency dengan teknik belah dua (split half) yang dianalisis dengan rumus

Spearmen Brown, yaitu:

(Sugiyono, 2012: 185) Keterangan:

= Reliabilitas seluruh instrumen

= Korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua

Pengujian reliabilitas tersebut menurut Sugiyono (2012:185) dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok yaitu kelompok instrumen genap dan instrumen ganjil.

b. Skor data dari tiap kelompok disusun sendiri dan kemudian skor total antara kelompok ganjil dan genap dicari korelasinya.

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika koefisien internal seluruh item dengan tingkat signifikan 5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel

b. Jika koefisien internal seluruh item dengan tingkat signifikan 5% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel

Berikut ini merupakan tabel dari hasil perhitungan uji reliabilitas yang peneliti lakukan dengan menggunakan bantuan Software Microsoft office excel:

Tabel 3.6

Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas

Variabel

Koefisien Korelasi

Koefisien

Reliabilitas r tabel Keterangan

Pembelajaran KUM (X1) 0.659948372 0.79517 0.468 Reliabel

Modal Usaha (X2) 0.761507796 0.86461 0.468 Reliabel

Pendampingan

Perintisan Usaha (X3) 0.555926871 0.7146 0.468 Reliabel


(35)

Warga Belajar (Y)

G. Teknik Pengumpulan Data

Hermana (2012: 72) menjelaskan bahwa data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa skor pembelajaran, skor modal usaha, skor pendampingan perintisan usaha, dan skor kemandirian usaha. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan berupa kuesioner atau angket.

Penyusunan angket dalam penelitian ini dibuat berdasarkan kisi-kisi yang mencakup aspek dan indikator yang akan ditelitinya, kemudian dibuat dalam bentuk pertanyaan. Bentuk pertanyaan yang digunakan dalam angket yang peneliti buat merupakan angket tertutup, yaitu bentuk peryanyaan dengan jawaban yang telah tersedia dengan memberikan tanda. Berikut tahapan pengumpulan data yang dilakukan peneliti:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan peneliti memperoleh gambaran mengenai kegiatan program Keaksaraan Usaha Mandiri yang dilaksanakan oleh PKBM Kinanti serta memperoleh gambaran mengenai upaya pengembangan dan pemberdayaan warga belajar KUM, yaitu dengan pembelajaran, modal usaha serta pendampingan dalam merintis usaha. Kemudian disusun instrumen pengumpulan data yang dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mendapat persetujuan uji coba instrumen. Hasil uji coba sekaligus dapat mengukur validitas dan reliabilitas instrumen tersebut. Setelah hasil pengukkuran validitas dan reliabilitas diketahui dan dinyatakan valid serta reliabel, maka peneliti memperbanyak angket sebanyak 130 eksemplar yang terdiri dari 65 eksemplar untuk mengukur variabel X (pembelajaran, modal usaha, dan pendampingan perintisan usaha) dan 65 eksemplar untuk mengukur variabel Y (kemandirian usaha). Peneliti kemudian melakukan pengurusan izin penyebaran angket kepada lembaga yang terkait.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan yaitu tahap penyebaran angket kepada 65 orang responden untuk mengetahui penilaian responden terhadap kajian penelitian.


(36)

60

Prima Sri Mulayani, 2014

Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan

Peneliti menjelaskan tata cara pengisian angket sebelum responden memulai pengisian angket. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman serta untuk mendapatkan hasil yang diharapkan oleh peneliti. Kemudian peneliti menyebarkan angket kepada responden dan menunggu responden mengisi angket.

3. Tahap Pengumpulan Angket

Pada tahap pengumpulan, angket yang sudah diisi seluruhnya oleh responden kemudian ditarik kembali oleh peneliti dari setiap responden. Hal ini dilakukan untuk meyakini bahwa tidak ada item pertanyaan yang tidak diisi pleh responden karena angket yang digunakan berupa angket anonim.

H. Analisis Data

Hermana (2012: 74) menjelaskan bahwa dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang dilakukan yaitu menggunakan statistik inferensial. Statistik inferensial digunakan karena peneliti bermaksud untuk membuat generalisasi sehingga hasilnya dapat diberlakukan untuk populasi. Statistik ini disebut statistik probabilitas, karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability). Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan) yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Bila peluang kesalahan 5% maka taraf kepercayaannya adalah 95%. Berikut penjabaran lebih lengkapnya mengenai pengolahan dan analisis data:

1. Pengolahan Data

Langkah-langkah pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan dan verifikasi data, yaitu mengecek jawaban responden.

b. Pemberian skor, yaitu memberikan skor pada setiap jawaban responden untuk setiap item.

Tabel 3.7

Pembobotan Kuesioner

No

Alternatif Jawaban Bobot


(37)

1 SS 5 1

2 S 4 2

3 R 3 3

4 TS 2 4

5 STS 1 5

c. Tabulasi data, yaitu mentabulasi data sesuai dengan responden dan item yang diisi.

Tabel 3.8

Rekapitulasi Hasil Skoring Angket

Responden Skor Item Total

1 2 3 4 5 6 ……. N

1 2 N

d. Menghitung ukuran statistik berdasarkan variabel penelitian seperti kecenderungan umum skor, uji normalitas data, analisis regresi linier, analisis korelasi sederhana, uji signifikandan uji koefisien determinasi.

e. Analisis data, yaitu menganalisis data yang telah dikelompokkan berdasarkan variabel sesuai dengan masalah yang akan dibahas dan hipotesis yang diajukan, sehingga mengarah pada pengambilan kesimpulan.

f. Penyajian data, yaitu mendeskripsikan data yang telah diolah dan dianalisis. g. Pengujian hipotesis, yaitu menelaah kembali hipotesis yang akan diajukan

dan diuji menurut perhitungan statistik relevan.

h. Penafsiran hasil analisis dan pengujian hipotesis, yang menafsirkan data yang telah diolah, dianalisis dan disajikan kemudian dikaitkan dengan hipotesis yang disajikan.

2. Kecenderungan Umum Skor

Hermana (2012: 75) menjelaskan bahwa perhitungan kecenderungan umum skor responden dari setiap variabel dimaksudkan untuk mengetahui


(38)

62

Prima Sri Mulayani, 2014

Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan

kecenderungan secara umum jawaban responden terhadap setiap variabel penelitian, tujuannya adalah untuk mengetahui kesesuaian data yang dihitung dengan skor idealnya yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(Sugiyono, 2010:246) Keterangan:

P = Proporsi skor rata-rata X = Jumlah skor hasil penelitian

Xid = Skor ideal adah skor yang ditetapkan dengan asumsi bahwa setiap responden pada setiap pertanyaan member jawaban dengan skor tertinggi.

Setelah diperoleh hasilnya maka dikonsultasikan ke dalam tabel nilai proporsi menurut J.P Guilford berikut:

Tabel 3.9

Nilai Proporsi Menurut J.P Guilford

Proporsi Keterangan

0,00-19,99 Sangat rendah 20,00-39,99 Rendah 40,00-69,99 Sedang 70,00-89,99 Tinggi 90,00-100 Sangat tinggi

3. Uji Normalitas Data

Hermana (2012: 76) menjelaskan bahwa uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data, antara lain dengan kertas peluang normal, uji chi-kuadrat, uji Liliefors, teknik Kolmogorov-Smirnov, dan SPSS. Oleh karena itu uji normalitas data yang sesuai dengan penelitian ini adalah teknik Kolmogorov Smirnov karena uji Kolmogorov Smirnov merupakan salah satu uji yang digunakan untuk menguji apakah suatu data berasal dari populasi normal. Penerapan pada uji Kolmogorov-Smirnov adalah jika signifikansi di bawah 0.05 maka data yang diuji mempunyai


(39)

perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal. Namun jika signifikansinya diatas 0.05 berarti tidak terjadi perbedaan yang signifikan, berarti data tersebut adalah normal.

Langkah-langkah uji normalitas kolmogorav sebagai berikut: a. Mengurutkan data X dan Y

b. Mencari nilai Z dengan rumus Z = Xi = data X dan Y

rata-rata = standar deviasi

c. Mencari nilai luas daerah Z d. Mencari peluang harapan

e. Mencari selisih (luas kurva Z dengan peluang harapan) dengan harga mutlak f. Mencari angka selisih yang terbesar (angka absolute) Kolmogorov hitung g. Membandingkan harga X dan Y

4. Regresi Linear Sederhana

Hermana (2012: 78) menjelaskan bahwa analisis regresi sederhana dilakukan untuk menetapkan apakah variabel yang akan diuji memiliki hubungan fungsional atau tidak. Regresi linear sederhana didasarkan pada hubungan yang fungsional dua variabel independen dengan satu variabel dependen. Adapun persamaan umum regresi linear sederhana adalah sebagai berikut:

Ŷ = a + b X Keterangan:

Ŷ = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y ketika X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang berdasarkan pada variabel independen. Bila b (+) arah garis naik, dan bila b(-) arah garis turun.

X = Subjek variabel independen yang mempunyai nilai tertentu a = mencari harga-harga: ∑X, ∑Y, ∑XY, ∑Y², ∑X²


(40)

64

Prima Sri Mulayani, 2014

Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan

b = mencari persamaan regresi sederhana dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

5. Analisis Varians (Anava) dalam Regresi

Hermana (2012: 78) menjelaskan bahwa untuk menguji koefisien korelasi selanjutnya digunakan analisis varians yang bertujuan untuk mengetahui tingkat linearitas dan ketergantungan antar variabel penelitian dengan mengacu kepada tabel Anava. Adapun rumus umum anava adalah sebagai berikut:

Tabel 3.10

Analisis untuk Regresi Linier Sederhana

Sumber Variasi dk JK KT F

Total N ∑Y² ∑Y²

Koefisien (a)

Regresi (b│a)

Sisa

1 1 n-2

JK (a)

JK (b │a)

JK (S)

JK (a)

S²reg = JK (b│a) S²sis =

Tuna Cocok galat k-2 n-k

JK(TC) JK(G)

S²TC =

S²G =

Langkah-langkah untuk mengisi kolom pada tabel analisis varians diatas dengan cara mencari data secara statistic dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

JK(T) = ∑Y²

JK(a) = ²

JK(b│a) =


(41)

JK(G) = ∑ ( ∑Y²- ² ) JK(TC) = JK(S) – JK(G) Keterangan:

JK(T) = Jumlah Kuadrat Total JK(a) = Jumlah Kuadrat Koefisien a

JK(b│a) = Jumlah Kuadrat Regresi

JK(S) = Jumlah Kuadrat Sisa

JK(TC) = Jumlah Kuadrat Tuna Cocok JK(G) = Jumlah Kuadrat Galat

Kriteria perhitungan yaitu tolak H0 apabila harga Fhitung Ftabel pada tingkat

kepercayaan 95% variabel Y dependen terhadap variabel X atau variabel X memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel Y.

6. Analisis Korelasi Product Moment

Hermana (2012: 80) menjelaskan bahwa analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat keeratan hubungan antar variabel penelitian. Adapun rumus-rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

(Sugiyono, 2012:255) Keterangan:

r = Koefisien korelasi ; n = Jumlah responden uji coba ; X = Skor tiap item ; Y = Skor seluruh item

Penafsiran terhadap besarnya koefisien korelasi berpedoman pada penggolongan koefisien yang digunakan oleh Sugitono yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.11

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah


(42)

66

Prima Sri Mulayani, 2014

Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,00 Sangat Kuat

Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi sederhana digunakan rumus sebagai berikut:

(Sugiyono, 2012:257) Keterangan:

r = Koefisien korelasi ; n = Jumlah responden ; t = Harga terhitung

7. Korelasi Parsial

Hermana (2012: 81) menjelaskan bahwa korelasi parsial digunakan untuk mengetahui analisis atau pengujian hipotesis apabila peneliti bermaksud mengetahui pengaruh atau hubungan variabel independen dengan dependen, dimana salahs atu variabel independennya dibuat tetap. Adapun rumus-rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

 Rumus koefisien korelasi parsial antara pembelajaran (X1) dan kemandirian

usaha (Y) dimana modal usaha (X2) dan pendampingan perintisan usaha (X3)

dianggap tetap

√ √

(Sugiyono,2012:269)

 Rumus koefisien korelasi parsial antara modal usaha (X2) dan kemandirian

usaha (Y) dimana pembelajaran (X1) dan pendampingan perintisan usaha (X3)

dianggap tetap

√ √


(43)

 Rumus koefisien korelasi parsial antara pendampingan perintisan usaha (X3)

dan kemandirian usaha (Y) dimana pembelajaran (X1) dan modal usaha (X2)

dianggap tetap

√ √

(Sugiyono,2012:269)

 Menguji koefisien korelasi parsial dapat dihitung dengan menggunakan rumus thitung sebagai berikut:

(Sugiyono,2012:269) Keterangan:

rp = Koefisien korelasi parsial ; n = Jumlah responden ; t = t hitung selanjutnya

dikonsultasikan dengan ttabel 8. Korelasi Ganda

Hermana (2012: 82) menjelaskan dalam skripsinya bahwa korelasi ganda

(multiple correlation) merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya

hubungan antara dua variabel independen secara bersama-sama atau lebih dengan satu variabel dependen. Berikut ini rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

(Sugiyono, 2012:266) Keterangan:

= korelasi antara variabel X1, X2, X3 secara bersama-sama dengan

variabel Y

= Korelasi Product Moment antara X1 denan Y = Korelasi Product Moment antara X2 denan Y = Korelasi Product Moment antara X3 denan Y


(44)

68

Prima Sri Mulayani, 2014

Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan

Jadi untuk dapat menghitung korelasi ganda, maka yang harus dilakukan adalah menghitung dulu korelasi sebenarnya dulu melalui korelasi Product

Moment dari Pearson. Pengujian signifikan terhadap koefisien korelasi ganda

dapat menggunakan rumus:

(Sugiyono, 2012:266)

Keterangan:

R = Koefisien korelasi ganda ; k = Jumlah variabel independen ; n = Jumlah anggota sampel

9. Analisis Koefisien Determinasi

Menurut Algifari (2000:45) koefisien determinasi (r2) adalahs alah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan atau pengaruh antara dua variabel. Nilai koefisien determinasi menunjukkan persentase variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan. Misalnya, r2 pada suatu persamaan regresi yang menunjukkan hubungan variabel Y (sebagai variabel dependen) dan variabel X (sebagai variabel independen) dari hasil perhitungan tertentu adalah 0,85. Ini berarti bahwa variasi nilai Y yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang diperoleh adalah 85%. Sisanya, yaitu 15% variasi variabel Y dipengaruhi oleh variabel lain yang berada diluar persamaan model. Apapun rumus untuk menghitung koefisien determinasi yaitu:


(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, data dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran KUM di PKBM Kinanti tidak ada hubungan yang signifikan

dengan kemandirian usaha warga belajarnya karena berdasarkan hasil penelitian bahwa kegiatan pembelajaran KUM yang dilaksanakan PKBM Kinanti berlawanan dengan kemampuan warga belajar dalam menerima materi dan keterbatasan waktu belajar yang dimiliki. Disisi lain, warga belajar sudah memiliki kemauan sendiri untuk belajar, keinginan ini muncul dimulai dari kesadaran dan keyakinan yang kuat bahwa dengan belajar setiap orang mendapatkan perubahan dalam berperilaku, berpikir, memiliki pengalaman, dan keterampilan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidupnya. Sehingga warga belajar peru diberikan kesempatan untuk aktif dalam kegiatan belajar agar mampu mengembangkan ide kreatif dan inovatif.

2. Modal usaha yang dimiliki warga belajar tidak ada hubungannya dengan kemandirian usaha karena warga belajar kurang mampu untuk mengelola keuangan dan membuat laporan keuangan sehingga tidak terlihat apakah warga belajar mengalami laba/rugi. Maka implikasi terhadap kegiatan keaksaraan usaha mandiri adalah bahwa tutor atau pengelola perlu membantu warga belajar untuk belajar mengenai pengelolaan keuangan dan pelaporan. Sehingga warga belajar akan mendapatkan informasi laba/rugi dengan melihat laporan keuangan yang tersusun rapih.

3. Pendampingan perintisan usaha yang dilakukan PKBM Kinanti tidak ada hubungannya dengan kemandirian usaha karena warga belajar terlalu bergantung pada pendamping. Maka dalam pemberian dampingan dalam proses perintisan usaha ini yang diperlukan adalah memberikan kesempatan kepada warga belajar untuk ikut serta dalam proses pemecahan masalah, dan tidak hanya menerima hasil jadi atas apa yang telah pendamping lakukan.


(46)

98

Prima Sri Mulayani, 2014

Agar dalam melaksanakan kegiatan usaha, warga belajar mampu untuk memecahkan masalahnya sendiri.

4. Pembelajaran KUM, modal usaha, dan pendampingan perintisan usaha memiliki hubungan yang signifikan dengan kemandirian usaha warga belajar karena berdasarkan hasil penelitian bahwa jika pembelajaran KUM dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan warga belajar, kemudian warga belajar mampu memanfaatkan hasil belajarnya sebagai modal serta memiliki modal dana dan mampu mengelola modalnya, dan PKBM Kinanti memberikan pendampingan perintisan usaha dilaksanakan secara beriringan, maka warga belajar akan mampu untuk mengoptimalkan kemampuan usaha melalui kerja keras, keuletan, tanggung jawab dan daya saing sehingga warga belajar tidak mengandalkan orang lain dalam menjalankan usahanya.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian tentang hubungan antara pembelajaran KUM, modal usaha, dan pendampingan perintisan usaha dengan kemandirian usaha warga belajar di PKBM Kinanti Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, berikut beberapa saran atau rekomendasi yang ingin diungkapkan oleh peneliti: 1. Bagi Pengambil Kebijakan

Program keaksaraan usaha mandiri baiknya tidak hanya dilaksanakan di PKBM saja, melainkan dikembangkan juga di lembaga pendidikan nonformal lainnya seperti sanggar kegiatan belajar (SKB) dan lembaga lainnya secara merata. Kemudian, Pelaksanaan program keaksaraan usaha mandiri agar dipantau lagi dan ditindak lanjuti agar seluruh PKBM dan lembaga lainnya mampu mengembangkan program keaksaraan usaha mandiri ini lebih baik lagi.

2. Bagi PKBM Kinanti

Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) yang dilaksanakan oleh PKBM Kinanti cukup berhasil dalam membantu warga belajar untuk melaksanakan kegiatan usahanya. Namun, untuk


(1)

Prima Sri Mulayani, 2014

Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan Kemandirian Usaha Warga Belajar KUM di PKBM Kinanti Kecamatan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, data dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran KUM di PKBM Kinanti tidak ada hubungan yang signifikan

dengan kemandirian usaha warga belajarnya karena berdasarkan hasil penelitian bahwa kegiatan pembelajaran KUM yang dilaksanakan PKBM Kinanti berlawanan dengan kemampuan warga belajar dalam menerima materi dan keterbatasan waktu belajar yang dimiliki. Disisi lain, warga belajar sudah memiliki kemauan sendiri untuk belajar, keinginan ini muncul dimulai dari kesadaran dan keyakinan yang kuat bahwa dengan belajar setiap orang mendapatkan perubahan dalam berperilaku, berpikir, memiliki pengalaman, dan keterampilan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidupnya. Sehingga warga belajar peru diberikan kesempatan untuk aktif dalam kegiatan belajar agar mampu mengembangkan ide kreatif dan inovatif.

2. Modal usaha yang dimiliki warga belajar tidak ada hubungannya dengan kemandirian usaha karena warga belajar kurang mampu untuk mengelola keuangan dan membuat laporan keuangan sehingga tidak terlihat apakah warga belajar mengalami laba/rugi. Maka implikasi terhadap kegiatan keaksaraan usaha mandiri adalah bahwa tutor atau pengelola perlu membantu warga belajar untuk belajar mengenai pengelolaan keuangan dan pelaporan. Sehingga warga belajar akan mendapatkan informasi laba/rugi dengan melihat laporan keuangan yang tersusun rapih.

3. Pendampingan perintisan usaha yang dilakukan PKBM Kinanti tidak ada hubungannya dengan kemandirian usaha karena warga belajar terlalu bergantung pada pendamping. Maka dalam pemberian dampingan dalam proses perintisan usaha ini yang diperlukan adalah memberikan kesempatan kepada warga belajar untuk ikut serta dalam proses pemecahan masalah, dan tidak hanya menerima hasil jadi atas apa yang telah pendamping lakukan.


(2)

98

Prima Sri Mulayani, 2014

Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan Kemandirian Usaha Warga Belajar KUM di PKBM Kinanti Kecamatan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Agar dalam melaksanakan kegiatan usaha, warga belajar mampu untuk memecahkan masalahnya sendiri.

4. Pembelajaran KUM, modal usaha, dan pendampingan perintisan usaha

memiliki hubungan yang signifikan dengan kemandirian usaha warga belajar karena berdasarkan hasil penelitian bahwa jika pembelajaran KUM dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan warga belajar, kemudian warga belajar mampu memanfaatkan hasil belajarnya sebagai modal serta memiliki modal dana dan mampu mengelola modalnya, dan PKBM Kinanti memberikan pendampingan perintisan usaha dilaksanakan secara beriringan, maka warga belajar akan mampu untuk mengoptimalkan kemampuan usaha melalui kerja keras, keuletan, tanggung jawab dan daya saing sehingga warga belajar tidak mengandalkan orang lain dalam menjalankan usahanya.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian tentang hubungan antara pembelajaran KUM, modal usaha, dan pendampingan perintisan usaha dengan kemandirian usaha warga belajar di PKBM Kinanti Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, berikut beberapa saran atau rekomendasi yang ingin diungkapkan oleh peneliti:

1. Bagi Pengambil Kebijakan

Program keaksaraan usaha mandiri baiknya tidak hanya dilaksanakan di PKBM saja, melainkan dikembangkan juga di lembaga pendidikan nonformal lainnya seperti sanggar kegiatan belajar (SKB) dan lembaga lainnya secara merata. Kemudian, Pelaksanaan program keaksaraan usaha mandiri agar dipantau lagi dan ditindak lanjuti agar seluruh PKBM dan lembaga lainnya mampu mengembangkan program keaksaraan usaha mandiri ini lebih baik lagi.

2. Bagi PKBM Kinanti

Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) yang dilaksanakan oleh PKBM Kinanti cukup berhasil dalam membantu warga belajar untuk melaksanakan kegiatan usahanya. Namun, untuk


(3)

99

Prima Sri Mulayani, 2014

Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan Kemandirian Usaha Warga Belajar KUM di PKBM Kinanti Kecamatan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkatkan kemandirian usaha warga belajar, diperlukan peningkatan kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Kemudian pengembangan keterampilan warga belajar juga diperlukan agar kreatif dan inovatif dalam mengembangkan produk usahanya. Dan pengelola PKBM Kinanti juga perlu untuk meningkatkan kompetensi tutornya. Sehingga warga belajar mampu mengelola usahanya secara mandiri.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dalam penelitian ini, ,peneliti memiliki keterbatasan penelitian dikarenakan masalah waktu, biaya dan lain sebagainya. Maka dari itu, bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian mengenai hubungan pembelajaran KUM, modal usaha, dan pendampingan perintisan usaha dengan kemandirian usaha warga belajar diharapkan dapat memperbaiki kelemahan peneliti khususnya dalam penggalian teori, metode penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data dan lain sebagainya.


(4)

Prima Sri Mulayani, 2014

Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan Kemandirian Usaha Warga Belajar KUM di PKBM Kinanti Kecamatan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. (2011). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Algifari. (2011). Analisis Regresi: Teori, Kasus, dan Solusi. Yogyakarta: BPFE. Anonim. (2012). Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Penyelengaraan

Keaksaraan Dasar dan Keaksaraan Usaha Mandiri. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat.

Fatimah, E. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Hikmat, H. (2010). Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama Press.

Kamil, M. (2009). Pendidikan Nonformal (Pengembangan Melalui Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) di Indonesia). Bandung: Alfabeta. Machfoedz, M. (2011). Kewirausahaan: Metode, Manajemen, dan Implementasi.

Yogyakarta: BPFE.

Priyatno, D. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Yogyakarta: Andi.

Roesmidi, dan Risyanti, R. (2008). Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: ALQA.

Sardin. (2007). Handout Perkuliahan: Pengantar Statistika. Tidak Diterbitkan .

Subini, N. (2012). Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Mentari Pustaka.

Sudjana, D. (2000). Pendidikan Nonformal. Bandung: Falah Production

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.


(5)

Prima Sri Mulayani, 2014

Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan Kemandirian Usaha Warga Belajar KUM di PKBM Kinanti Kecamatan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharto, E. (2010). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: Refika Aditama.

Suharyadi. dkk. (2011). Kewirausahaan: Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda. Jakarta: Salemba Empat.

Sujarwo. (2008). Konsep Dasar Pendidikan Keaksaraan Fungsional. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Sukmadinata, N, S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Suyono dan Hariyanto. (2012) . Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Umar, H. (2008). Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan. Jakarta: Rajawali Pers.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Internet :

Adilasari, GP. 2010. Perbedaan antara Tingkat Kemandirian Personal Higiene pada Anak Usia 6-12 Tahun di Panti Asuhan dengan Anak dalam Asuhan Keluarga di Kelurahan Sambiroto Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Universitas Muhammadiyah Semarang

[Online]

Tersedia: ( http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-galihputih-5305-3-bab2.pdf [28 Juli 2013]

Afifah, RZ. 2012. Analisis Bantuan Modal dan Kredit bagi Kelompok Pelaku Usaha Mikro oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang.

[Online]


(6)

Prima Sri Mulayani, 2014

Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan Kemandirian Usaha Warga Belajar KUM di PKBM Kinanti Kecamatan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sujarwo. 2008. Konsep Dasar Pendidikan Keaksaraan Fungional. [Online].

Tersedia: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/sujarwo-mpd/konsep-dasar-pendidikan-keaksaraan-fungsional.pdf [18 Desember 2012]

Wikipedia. 2012. Tujuan Pembangunan Millennium. [Online].

Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Tujuan_Pembangunan_Milenium [22