PENGELOLAAN PROGRAM KELOMPOK BINA USAHA (KBU) HANDYCRAFT DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI WIRAUSAHA PESERTA DIDIK DI PKBM BINA INSANI SIRNAGALIH KABUPATEN CIANJUR.

(1)

PENGELOLAAN PROGRAM KELOMPOK BINA USAHA ( KBU)

HANDYCRAFT DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI WIRAUSAHA

PESERTA DIDIK DI PKBM BINA INSANI SIRNAGALIH KABUPATEN CIANJUR

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari Syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan

Departemen Pendidikan Luar sekolah

Oleh:

Harri Bangbang Saripudin 0804555

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

PENGELOLAAN PROGRAM KELOMPOK BINA USAHA (KBU)

HANDYCRAFT DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI WIRAUSAHA

PESERTA DIDIK DI PKBM BINA INSANI SIRNAGALIH KABUPATEN CIANJUR

Oleh :

HARRI BANGBANG S 0804555

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

© HARRI BANGBANG S 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

HARRI BANGBANG SARIPUDIN 0804555

Pengelolaan Program Kelompok Bina Usaha (KBU) Handycraft Dalam Menumbuhkan Motivasi Wirausaha Peserta Didik Di PKBM Bina Insani

Sirnagalih Kabupaten Cianjur

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

PEMBIMBING I

Dr. H. Uyu Wahyudin, M.Pd NIP. 19600926 1985031003

PEMBIMBING II

Dr. Iip Saripah, M.Pd NIP. 19701210 1998022001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Luar Sekolah

Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd NIP. 19590826 198603 1 003


(4)

PENGELOLAAN PROGRAM KELOMPOK BINA USAHA (KBU)

HANDYCRAFT DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI WIRAUSAHA

PESERTA DIDIK DI PKBM BINA INSANI SIRNAGALIH KABUPATEN CIANJUR

ABSTRAK

Kelompok bina usaha (KBU) handycraft yang diselenggarakan oleh PKBM Bina Insani merupakan upaya PKBM dalam menumbuhkan motivasi wirausaha peserta didik yang berada di Desa Sirnagalih, kelompok bina usaha ini juga didasari oleh banyaknya anak yang putus sekolah sehingga banyaknya pengangguran dan banyaknya masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tetap.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui program kelompok bina usaha (KBU) handycraft dari segi perencanaan, pelaksanaan program kelompok bina usaha (KBU) handycraft dan untuk mengetahui motivasi peserta didik setelah mengikuti kelompok bina usaha (KBU) handycraft yang diselenggarakan oleh PKBM Bina Insani melalui evaluasi program.

Teori yang mendasari yang digunakan dalam peneitian ini diantaranya: konsep pemberdayaan masyarakat, konsep kelembagaan pengelolaan, dan konsep motivasi.

Penelitian ini dilakukan pada kelompok bina usaha (KBU) handycraft yang diselenggarakan oleh PKBM Bina Insani Desa Sirnagalih Kecamatan Cilaku, tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini ada empat tahap yaitu: persiapan, pelaksanaan, analisis data, dan pelaporan hasil penelitian. Penelitian ini menggunkan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi. Subjek penelitian yang dijadikan sumber data berjumlah lima orang terdiri dari: satu orang ketua penyelenggara program dengan kode informan (P), satu orang tokoh masyarakat dengan kode informan (M), satu orang tutor dengan kode informan (T), dan dua orang peserta didik yang mengikuti kelompok bina usaha (KBU) handycraft dengan kode informan (D1) dan (D2).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapat data sebagai berikut: (1) perencanaan program kelompok bina usaha (KBU) handycraft dilihat dari kebutuhan, pelibatan, sosialisasi, tujuan waktu dan rencana kegiatan, pada proses perencanaan diawali identifikasi kebutuhan anggota dengan bentuk musyawarah, dalam perencanaan anggota dan pengurus PKBM diikutsertakan untuk mengetahui kebutuhan dan persiapan kegiatan pelaksanaan program kelompok bina usaha (KBU) handycraft, dan tujuan program kelompok bina usaha (KBU) handycraft yaitu untuk terciptanya motivasi wirausaha peserta didik dalam rangka untuk memberdayakan masyarakat secara ekonomi. (2) pelaksanaan kelompok bina usaha (KBU) handycraft oleh PKBM Bina Insani dilaksanakan dengan memberikan bantuan kepada anggota, memberikan materi serta pembelajaran secara langsung dilapangan, kegiatan KBU handycraft dimulai pada bulan september 2012 dan selama program berlangsung pelaksanaan KBU ini lebih ditekankan pada pemberian materi serta praktek secara langsung mengenai handycraft atau kerajinan tangan. (3) evaluasi program KBU handycraft untuk mengetahui motivasi wirausaha peserta didik setelah mengikuti program KBU handycraft yang diselenggarakan oleh PKBM Bina Insani dalam memberikan kesempatan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan hidup.


(5)

MANAGEMENT OF HANDICRAFT BUSINESS DEVELOPMENT GROUP PROGRAM (KBU) IN GROWING ENTREPRENEURIAL MOTIVATION OF STUDENTS IN CLC INSANI Sirnagalih DISTRICT

CIANJUR ABSTRACT

BUSINESS DEVELOPMENT GROUP (KBU) handicrafts organized by CLC Bina Insani an attempt PKBM to motivate entrepreneurial students who were in the village Sirnagalih, group coaching business is also based on the number of children who drop out of school so that the number of unemployed and the number of people who do not have a job fixed.

This study was conducted to determine the program group bina effort (KBU) handicrafts in terms of planning, program implementation group bina effort (KBU) handicraft and to know the motivation of learners after participating in group coaching business (KBU) handicrafts organized by CLC Bina Insani through program evaluation, The underlying theory is used in this peneitian include: the concept of community development, institutional management concept, and the concept of motivation. This research was conducted on a group of business bina (KBU) handicrafts organized by CLC Human Bina Desa Sirnagalih District of Cilaku, steps being taken in this study, there are four stages: preparation, implementation, data analysis, and reporting research results. This research use the descriptive method with qualitative approach. Data was collected by observation, interview, documentation and triangulation. The research subjects were used as the data source of five consisted of: one chief organizer of the program with the code informant (P), one public figure with code informant (M), one tutor with code informant (T), and two students which follows a group of business bina (KBU) handicrafts with informants code (D1) and (D2).

Based on the results of research conducted, obtained the following data: (1) planning group programs bina effort (KBU) handicraft seen from necessity, engagement, socialization, time goals and action plans, the planning process begins identifying the needs of members in the form of deliberation, planning CLC members and officials were included to determine the needs and preparation of the implementation of the program bina group effort (KBU) handicraft, and the goal of business coaching program group (KBU) handicraft which is to create an entrepreneurial motivation of learners in order to empower people economically. (2) the implementation of a community development effort (KBU) handicraft by CLC Bina Insani implemented by providing assistance to members, providing materials and learning directly in the field, the activities KBU handicraft started in september 2012 and during the program implementation KBU is more emphasis on the provision of material as well as the practice directly on handicraft or handicrafts. (3) evaluation program to determine the handicraft KBU entrepreneurial motivation of learners after the program KBU PKBM handicrafts organized by the Human Development provides an opportunity to improve the welfare of living.


(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN i

KATA PENGANTAR ii

UCAPAN TERIMAKASIH iii

ABSTRAK v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Penelitian 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian 5 C. Perumusan Masalah Penelitian ...6

D. Tujuan Penelitian 6

E. Manfaat Penelitian 7

F. Struktur Organisasi Skripsi 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 9

A. Konsep Pengelolaan 9

1. Pengertian Pengelolaan 9

2. Konsep Perencanaan 9

3. Konsep Pelaksanaan 13


(7)

B. Pendidikan Non Formal 17

1. Konsep Pendidikan Non Formal 17

2. Tujuan Pendidikan Luar Sekolah 18 3. Ciri-Ciri Pendidikan Luar Sekolah 18

4. Azas Pendidikan Luar Sekolah 19

5. Sasaran Pendidikan Luar Sekolah 20 6. Komponen, Proses, Dan Tujuan Pendidikan Luar Sekolah 21 C. Pendidikan Non Formal Dalam Pemberdayaan Masyarakat 23 D. Konsep Kelompok Bina Usaha (Kbu) 25 1. Rumpun Kegiatan Kelompok Bina Usaha 25 2. Adanya Pengorganisasian Untuk Saling Memberi Dan Menerima 26 3. Adanya Kebutuhan Dan Usaha Yang Sama 26 4. Program Belajar Disusun Bersama 26

5. Tujuan Kelompok Bina Usaha 27

6. Fungsi Kelompok Bina Usaha 27

E. Konsep Motivasi 28

1. Pengertian Motivasi 28

2. Tujuan motivasi 29

3. Alat-Alat Motivasi 30

4. Jenis-Jenis Motivasi 30

5. Teori Motivasi 31

F. Definisi wirausaha 33

1. Menumbuhkan Minat wirausaha 35

2. Kemampuan Berwirausaha 35

BAB III METODE PENELITIAN 37

A. Lokasi Dan Subjek Penelitian 37

1. Lokasi Penelitian 37

2. Subjek Penelitian 37


(8)

C. Metode Penelitian 40

D. Definisi Operasional 41

E. Instrument Penelitian 42

F. Teknik Pengumpulan Data 43

G. Analilsis Data 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 47 A. Gamabaran Umum Lokasi Penelitian 47

1. Profil Pkbm Bina Insani 47

2. Pelaksanaan Pnf PKBM Bina Insani 48 3. Sarana Program Pnf PKBM Bina Insani 51 4. Strategi program Pnf PKBM Bina Insani 51 B. Gambaran Umum Program KBU Handycraft Pkbm Bina Insani 56

C. Gambaran Umum Hasil Penelitian 59

1. Identitas Subjek Penelitian 60

2. Hasil Penelitian 61

D. Pembahasan Hasil Penelitian 72

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 79

A. Simpulan 79

B. Rekomendasi 81


(9)

DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana Lembaga PKBM Bina Insani 51 Tabel 4.2 Pendidik dan Tenaga Kependidikan PKBM Bina Insani 54

Tabel 4.4 Materi Pembelajaran 58


(10)

DAFTAR GAMBAR

Diagram 2.1 Komponen, Proses, Dan Tujuan Pendidikan Luar Sekolah 21 Bagan 2.2 Teori Motivasi Hierrarki Kebutuhan Maslow 31 Bagan 4.3 Struktur Organisasi Pkbm Bina Insani 55


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Penelitian Lampiran 2 Pedoman Observasi

Lampiran 3 Pedoman Wawancara Pengelola Program Lampiran 4 Pedoman Wawancara Tutor program Lampiran 5 Pedoman Wawancara Peserta Program Lampiran 6 Pedoman Wawancara Tokoh Masyarakat Lampiran 7 SK Pembimbing

Lampiran 8 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 9 Surat Izin Penelitian

Lampiran 10 Surat Keterangan Penelitian dari Pkbm Bina Insani Lampiran 11 Lembar Bimbingan Skripsi


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan masyarakat merupakan salah satu modal dasar dan sekaligus faktor dominan dalam pembangunan. Oleh karena itu berbagai program telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas masyarakat menjadi sumber daya yang mampu menunjang kegiatan dan mensukseskan pembangunan. Sumber daya manusia merupakan factor utama dalam pembangunan bangsa, di samping sumber daya alam (hayati, non hayati dan non hayati buatan) serta sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi. Apalagi masyarakat dan bangsa Indonesia kini sedang memasuki gerbang era globalisasi yang penuh dengan tantangan, kompetitif serta membutuhkan manusia yang berkualitas tinggi (Sudjana, 2004, hlm. 10)

Namun krisis moneter yang berkepanjangan menjadi hambatan yang tidak mudah untuk di hadapi, bahkan dewasa ini lebih memepertegas lagi perlunya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang tangguh, berwawasan keunggulan, dan terampil dengan tetap berlandaskan pada nilai-nilai budaya, religi dan konteks lokal.

Sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas di harapkan mampu menghadapi era globalisasi serta merupakan produksi sistem pembangunan pendidikan nasional yang tangguh. Pembangunan itu sendiri merupakan proses perubahan dan pertumbuhan yang dilakukan secara sadar, berencana, berkelanjutan, bersifat multi dimensional mengarah pada modernitas yakni mampu swasembada dan mengurangi ketergantungan pada pihak lain serta merupakan upaya membina bangsa untuk mencapai kesejahteraan yang dilaksanakan secara serasi, selaras, dan seimbang.

Untuk mencapai sumber daya manusia yang berkualitas tersebut maka perlu adanya suatu upaya yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia seutuhnya dan masyarakat seluruhnya, ada dua hal yang penting dan perlu di perhatikan secara seksama yaitu seperti yang diungkapkan oleh Emil salim (dalam Yunus, 2007, hlm. 2) sebagai berikut : pertama peningkatan kualitas sumber daya


(13)

manusia secara fisik mengikuti peningkatan kesehatan dan kesegaran jasmani, serta meningkatkan kualitas perbaikan gizi masyarakat. Kedua, peningkatan kualitas sumber daya manusia non fisik ditujukan peningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan, pengembangan mental dan spritual, peningkatan etoskerja dan yang tak kalah pentingnya adalah peningkatan kadar produktivitas kerja.

Djudju Sudjana (2004 hlm. 131) mengemukakan bahwa tentang modal itu ada dalam diri nya sendiri yang tersirat dalam“Human Capital Theory”bahwa manusia merupakan sumber daya utama, berperan sebagai subjek baik dalam upaya meningkatkan taraf hidup dirinya maupun dalam melestarikan dan memanfaatkan lingkungannya. Menurut teori ini konsep-konsep pendidikan harus dirasakan atas anggapan bahwa modal yang dimiliki manusia itu meliputi :sikap, pengetahuan, keterampilan, dan aspirasi.

Dengan perkataan, modal bagi kemajuan manusia tidak berada diluar dirinya melainkan di dalam dirinya sendiri dan modal itu sendiri adalah pendidikan. Tujuan akhir yang ingin dicapai yaitu membuat manusia itu berdaya, mampu meningkatkan kemampuan, meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan agar terbebas dari kebodohan dan keterbelakangan sehingga dapat hidup dengan layak dalam kemandirian, keswadayaan, partisipasi serta demokrasi bagi kehidupan bermasyarakat.

Melihat pada data pengangguran dan kemiskinan di Indonesia yang masih cukup besar, tentu saja hal ini memerlukan perhatian pemerintah. Jumlah penganggur terbuka berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada Agustus 2013 sebesar 6,25 juta jiwa dari jumlah angkatan kerja (15 tahun keatas), yaitu sebanyak 118,19 juta jiwa. Sementara itu, jumlah angkatan kerja setengah menganggur sebanyak 10,89 juta jiwa dan bekerja penuh waktu sebanyak 25,92 juta jiwa (Juknis Penyelenggaraan Program PKH 2013:1).

Pada kenyataan tersebut, perlu adanya langkah-langkah yang strategis untuk dapat mengembangkan potensi sumber daya manusia agar dapat mengurangi pengangguran yang nantinya akan berdampak pada kemiskinan. Salah satu peningkatan sumber daya manusia salah satunya dapat ditempuh melalui pendidikan. Pendidikan bagi masyarakat khususnya masyarakat yang tidak pernah mengenal pendidikan formal dapat di fasilitasi oleh program-program yang


(14)

diselenggarakan pada jalur pendidikan luar sekolah, yang di naungi oleh satuan-satuan pendidikan luar sekolah yang menyelenggarakan kegiatan keaksaraan, pelatihan, pendidikan anak usia dini, life skill, dan program pelatihan keterampilan.

Secara yuridis sistem pendidikan di Indonesia tertuang dalam Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 yang dinyatakan sebagai berikut:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilki kekuatan spiritual keaagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003, Bab II Pasal 3 bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang mahaesa, beakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, kreatif dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Lebih lanjut dijelaskan di dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003, pasal 13 ayat 1 menyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri atas jalur pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi. Pendidikan tersebut dapat diselenggarakan oleh masyarakat, lembaga, pemerintahan, swasta maupun keluarga. Melalui pendidikan ini, diharapkan masyarakat maupun individu manusia memperoleh pengetahuan dalam menerima wawasan baru dan kecakapan hidup dalam meningkatkan harkat hidup manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai anak suku bangsa.

Definisi dan fungsi pendidikan non formal sebagaimana tercantum dalam undang-undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 yaitu:

Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan yang diselenggarakan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan non formal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah dan juga pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan non formal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.


(15)

Dari penjelasan di atas pendidikan non formal mempunyai fungsi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlangsung semakin cepat menimbulkan kebutuhan yang beraneka ragam dalam hal peralihan informasi, pengetahuan, serta keterampilan guna pengembangan potensi peserta didik dengan menyeimbangkan antara pengetahuan dan keterampilan fungsional.

Usaha pengelolaan program melalui peningkatan dan pembinaan kecakapan hidup pada saat sekarang ini semakin memerlukan perhatian dan penanganan yang benar-benar tepat guna dan hasil guna. Salah satu usaha yang dapat dikatakan sebagai jawaban permasalahan diatas adalah dengan mendirikan berbagai lembaga pelatihan dan keterampilan. Soebagio Atmodiwiro (2002, hlm. 35) mendefinisikan pelatihan adalah sebagai proses pembelajaran yang disiapkan agar pelaksanaan pekerjaan sekarang meningkat serta pelatihan sebagai suatu kegiatan pendidikan nyang dilakukan dengan sengaja, terorganisir dan sistematis diluar sistem persekolahan untuk memberikan dan meningkatkan suatu pengetahuan dan keterampilan tertentu kepada kelompok, dalam waktu yang yang relatif singkat dengan menggunakan metode yang mengutamakan praktek dari pada teori, agar mereka memperoleh pengetahuan, sikap, serta keterampilan dalam memahami dan melaksanakan suatu pekerjaan tertentu dengan cara yang efektif dan efisien.

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sirnagalih Bina Insani merupakan lembaga yang telah berupaya untuk menjawab permasalahan mengenai kondisi pemberdayaan masyarakat dengan menyelenggarakan program kelompok bina usaha (KBU) handycraft dalam menumbuhkan motivasi wirausaha peserta didik. PKBM Bina Insani mempunyai tujuan agar peserta didik memilki pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan taraf hidup mereka, hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab VI bagian kelima pasal 26 ayat 2 dan 5 bahwa :

“... (2) Pendidikan nonformal berfungsi mengembangakan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional. (5) Kursus dan pelatihan keterampilan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri dan atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.”


(16)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa program kelompok bina usaha (KBU) handycraft yang diselenggarakan oleh PKBM Bina Insani merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan nonformal bagi masyarakat yang membutuhkan keterampilan sebagai bekal untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya.

Di dalam kegiatan program kelompok bina usaha (KBU) handycraft, peserta didik yang semuanya adalah masyarakat produktif usia 15-45 tahun di bina dan diberdayakan, mereka diberi pengetahuan membuat berbagai jenis keterampilan tangan seperti tas, topi, sabuk, sovenir, dan pernak-pernik lainnya. Proses pembelajaran program kelompok bina usaha (KBU) handycraft merupakan salah satu usaha untuk pemberdayaan masyarakat dalam menumbuhkan minat wirausaha terhadap masyarakat yang selanjutnya dapat di implementasikan Oleh masyarakat atau peserta didik menjadi suatu wirausaha sehinnga masyarakat bisa memainkan perannya sebagai pelaku pembangunan dan membantu perekonomian. Berdasarkan hal diatas, maka peneliti mencoba untuk melakukan penelitian terhadap pengelolaan program KBU handycraft dalam menumbuhkan motivsasi wirausaha peserta didik yang diselenggarakan di PKBM Bina Insani Sirnagalih Kabupaten Cianjur.

B.Identifikasi masalah penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas dan hasil observasi Teridentifikasi beberapa masalah yaitu sebagai berikut

1. Tingkat pengangguran yang tinggi di sekitar daerah kabupaten cianjur.

2. Peserta didik program kelompok bina usaha (KBU) handycraft berlatar belakang pendidikan sekolah menengah pertama dan putus sekolah.

3. Kurangnya partisipasi peserta didik dalam mengikuti program kelompok bina usaha (KBU) handycraft.

4. kerja sama dengan pihak pemerintah terkait belum memyentuh dalam pengembangan kegiatan program kelompok bina usaha (KBU) handycraft. 5. Dukungan modal terhadap pengembangan usaha belum memadai.


(17)

6. Program PKBM tentang kelompok bina usaha (KBU) handycraft belum cukup memadai sehingga perlu adanya kerja sama dengan pihak lain seperti KUKM, koperasi dan lain-lain.

7. Pemasaran dari hasil kegiatan program kelompok bina usaha (KBU) handycraft belum maksimal.

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan program KBU handycraft dalam menumbuhkan motivasi wirausaha peserta didik yang dilakukan olehPKBM Bina insani ? 2. Bagaimana pelaksanaan program KBU handycraft dalam menumbuhkan

motivasi wirausaha peserta didik yang dilaksanakan oleh PKBM Bina Insani? 3. Bagaimana evaluasi program KBU handycraft dalam menumbuhkan motivasi

wirausaha peserta didik yang dilaksanakan oleh PKBM Bina Insani ?

4. Bagaimana motivasi wirausaha peserta didik program KBU handycraft yang dilaksanakan oleh PKBM Bina Insani ?

D.Tujuan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini, peenliti mempunyai tujuan yang hendak dicapai yaitu untuk :

1. Untuk Mengetahui perencanaan program KBU handycraft dalam menumbuhkan motivasi wirausaha peserta didik yang dilaksanakan pkbm Bina Insani ?

2. Untuk mengetahui pelaksanaan program KBU handycraft dalam menumbuhkan motivasi wirausaha peserta didik yang dilaksanakan oleh PKBM Bina Insani ?

3. Untuk mengetahui evaluasi program KBU handycraft dalam menumbuhkan motivasi wirausaha peserta didik yang dilaksanakan oleh PKBM Bina Insani ?

4. Untuk mengetahui motivasi wirausaha peserta didik program KBU handycraft yang dilaksanakan oleh PKBM Bina Insani ?


(18)

E.Manfaat penelitian

Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Secara konseptual hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penyusun konsep belajar membelajarkan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia dan memperkaya serta menunjang pendidikan non formal. 2. Secara praktis bagi penyelenggara program, temuan ini dapat dijadikan bahan

informasi untuk pengembangan lebih lajut yang berhubungan dengan penyelenggraan program KBU Handycraft dalam menumbuhkan motivasi wirausaha

3. Sebagai bahan kajian bagi pihak yang berminat untuk meneliti lebih lanjut terhadap aspek yang sama dengan kajian yang berbeda.

4. Bagi peneliti diharapkan dapat menambah wawasan dan cakrawala pandangan serta pengetahuan baik secara teoritis maupun praktis dalam pemberdayaan masyarakat melalui program KBU Handycraft dalam menumbuhkan motivasi wirausaha peserta didik

F. Struktur organisasi Penulisan Skripsi

Merujuk pada buku pedoman karaya tulis ilmiah, UPI (2014, hlm. 25) yang dijadikan acuan dalam penulisan ini, kemudian dirancang sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I, Pendahuluan yang membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan dan pembatasan masalah ,tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan

BAB II, Kajian Teoritis yang berhubungan dengan masalah penelitian seperti konsep pendidikan luar sekolah dan konsep motivasi.

BAB III, Metodologi Penelitian, membahas mengenai metode penelitian, alat pengumpulan data, lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpul data, prosedur penelitian dan pengolahan data.

BAB IV, Hasil penelitian meliputi gambaran objektif daerah penelitian, gambaran umum, gambaran responden penelitian, deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.


(19)

BAB V, Kesimpulan dan Saran, membahas kesimpulan dari hasil penelitian dan beberapa saran yang patut diberikan berdasarkan penelitian.


(20)

Harri Bangbang Saripudin, 2015

BAB III METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Pada kegiatan pertama penulis melakukan observasi langsung ke lokasi penelitian yang berlokasi di Desa Sirnagalih Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Hal ini merujuk kepada buku pedoman penulisan karya ilmiah UPI (2014) agar peneliti sendiri mendapatkan pandangan awal tentang pokok permasalahan yang ada di lokasi yang akan dijadikan lokasi penelitian.

2. Subjek Penelitian

Menurut Arikunto (2006, hlm. 102) Subjek penelitian merupakan benda, hal, atau orang dan tempat dimana data yang dipermasalahkan melekat. Yang menjadi subjek penelitian untuk sumber data dalam penelitian Pengelolaan Program Kelompok Bina Usaha (KBU) handycraft dalam menumbuhkan motivasi wirausaha peserta didik di PKBM Bina Insani adalah lima orang informan, yaitu sebagai berikut : satu orang pengelola PKBM (P), satu orang tutor Kelompok Bina Usaha (KBU) handycraft (T), satu orang tokoh masyarakat diberi kode inforrman (M), dan dua orang peserta didik program KBU di beri kode informan satu (D1), dan informan dua (D2). Kelompok Bina Usaha (KBU) handycraft adalah suatu kegiatan usaha yang bergerak dalam pemberdayaan sumber daya masyarakat. Meliputi pembinaan dan pelatihan sejumlah keterampilan antara lain yaitu tataboga, dekorasi taman dan pelaminan, hanataran pengantin, dan pembuatan kerajinan tangan. Agar penelitian dapat dilakukan secara mendalam maka responden yang diteliti dibatasi jumlahnya. Nasution (1996, hlm. 11) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif umumnya mengambil responden (subjek penelitian) lebih kecil (sedikit) dan dipilih menurut tujuan (purpose) penelitian. Berdasarkan pertimbangan diatas dan atas informasi dari pihak penyelenggara di PKBM Bina Insani maka subjek penelitian kelompok bina usaha (KBU) yang diteliti dalam penelitian ini sebanyak 5 orang sumber primer.


(21)

Penentuan subjek dalam penelitian ini ditentukan dengan berdasarkan teknik purposive sampling sesuai dengan tujuan penelitian yaitu subjek penelitian diambil dengan maksud atau tujuan tertentu dan lebih bersifat selektif, informan yang diambil sebagai subjek penelitian karena peneliti menganggap bahwa informan tersebut dapat lebih dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap, akurat dan berdasarkan maksud untuk menemukan jawaban mengenai pembinaan kemandirian lansia melalui terapi modalitas.

Sumber data yang dipillih juga mempertimbangkan beberapa persyaratan untuk menjadi informan penelitian. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Faisal (Sugiyono, 2012: 303), sampel sebagai sumber data atau informan sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayati.

b. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti.

c. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk diminta informasi. d. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil “kemasannya”

sendiri.

e. Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan peneliti sehingga lebih menggarahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber.

Peneliti akan menggali data dan informasi tentang pemahaman dan pengetahuannya pada saat sebelum dan sesudah mengikuti program kelompok bina usaha (KBU) handycraft, manfaat dari kelompok bina usaha yang diikuti dan dorongan-dorongan (motivasi) dalam menumbuhkan motivasi wirausaha peserta didik . Dari penyelenggara kelompok bina usaha (KBU) handycraft, data yang akan digali yaitu yang berhubungan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program kelompok bina usaha (KBU) handycraft.

Di dalam prinsip penelitian ini, subyek penelitian diminta menunjukkan informasi lain sampai pada akhirnya peneliti tidak menemukan lagi informasi baru yang berkaitan dengan data yang diperlukan.


(22)

Harri Bangbang Saripudin, 2015 B.Desain Penelitian

Desain penelitian dengan pendekatan kualitatif sifatnya tidak kaku, hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nasution (1996, hlm. 23), yaitu: “Tahap -tahap dalam penelitian kualitatif tidak mempunyai batas-batas yang tegas oleh sebab itu desain serta fokus penelitian dapat mengalami perubahan, jadi bersifat

emergensi”. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Tahap Pra lapangan

Tahap ini merupakan tahap awal dalam melakukan penelitian. Dalam tahap ini peneliti mula-mula menyusun rancangan/proposal penelitian yang diajukan kepada dewan skripsi. Setelah rancangan disetujui kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing. Kegiatan selanjutnya yaitu mengurus masalah perijinan, yang dimulai dari lingkungan jurusan, fakultas sampai ke lembaga pemerintahan yang berkaitan dengan tujuan penelitian ini. Agar mempermudah serta membantu proses pengumpulan data, maka peneliti mempersiapkan perlengkapan penelitian seperti: pedoman wawancara, pedoman observasi, untuk penyelenggara, nara sumber dan responden, tokoh masyarakat, pendamping , tape recorder utnuk merekam hasil wawancara dan perlengkapan alat tulis lainnya yang dapat digunakan dalam proses penelitian.

2. Tahap Rancangan dan Pelaksanaan Lapangan

Pada tahap ini, peneliti akan mempertimbangkan fokus kajian serta metode dan pendekatan pada pemilihan narasumber. Apa yang akan di lakukan dalam penelitian serta siapa saja yang akan menjadi subjek penelitian dan siapa saja yang akan menjadi narasumber dalam penelitian ini. Setelah rancangan penelitian dibuat maka pada tahap pelaksanaan penelitian, peneliti menyusun instrumen penelitian, mengumpulkan data di lapangan, menganalisis data, mengadakan penyimpulan hasil temuan penelitian di lapangan.

3. Tahap Penulisan Laporan

Penulisan laporan hasil penelitian tidak terlepas dari keseluruhan tahapan kegiatan dan unsur-unsur penelitian. Pada tahap ini mengadakan pengumpulan data, analisa data dilakukan secara terus menerus selama proses penelitian sampai


(23)

data yang diperlukan terkumpul, pengolahan data berupa laporan awal setelah membandingkan data empirik dengan teoritik, dan pengolahan data sebagai laporan akhir yang dilakukan setelah data yang diperlukan lengkap terkumpul. Tahap ini merupakan tahap akhir penyusunan hasil penelitian, setelah berkonsultasi dengan pembimbing dan disetujui untuk diujikan, serta laporan pun dibuat sesuai dengan outline yang berlaku di kampus Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

C.Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu metode yang akan digunakan, dengan menentukan metode penelitian maka akan memandu seorang peneliti dalam menentukan langkah-langkah atau urutan-urutan yang harus

dilakukan dalam penelitiannya. “Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud” menurut Purwadarminta (dalam Sudjana, 2005, hlm 7). Sedangkan penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali

sehingga diperoleh pemecahannya” Ali, 1992 (dalam Sudjana, 2005, hlm 12).

Dari pengertian mengenai metode dan penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan data dari

subjek penelitian. Sebagaimana menurut Arikunto (2006: 160), bahwa “Metode

penelitian yaitu cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

penelitiannya”. Berdasarkan kecenderungan data yang di dapat dari studi ke lapangan dan kesesuaian dengan tujuan penelitian, maka penelitian yang diambil oleh penulis adalah penelitian dengan pendekatan kualitatif.

Menurut Moleong (2006, hlm. 6), menjelaskan bahwa: Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dengan cara deskriptiif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks, khususnya yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.


(24)

Harri Bangbang Saripudin, 2015

Sedangkan menurut Williams (dalam Moleong, 2006, hlm. 5), bahwa

“penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar ilmiah dengan

metode ilmiah dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara ilmiah”. Alasan penggunaan pendekatan kualitatif didasarkan pada permasalahan dalam penelitian ini dan dengan pertimbangan-pertimbangan: 1) Lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan, 2) Menyajikan secara langsung hakekat hubungan antara peneliti dan responden, 3) Lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Moleong, 2006: 5).

Dalam penelitian ini peneliti mempergunakan pendekatan kualitatif karena peneliti ingin memahami secara mendalam mengenai bagaimana pengelolaan program KBU handycraft dalam menumbuhkan motivasi wirausaha peserta dididk di PKBM Bina Insani.

Metode yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif dipergunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, analisis atau pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi. Di dalam penelitian ini peneliti bermaksud memperoleh gambaran secara mendalam/cermat mengenai pengelolaan program Kelompok Bina Usaha (KBU) handycraft dalam menumbuhkan motivasi wirausaha peserta didik di PKBM Bina Insani.

C.Definisi Oprasional

Untuk menjaga kesalahpahaman para pembaca terhadap penggunaan istilah dalam penulisan ini, kiranya penulis perlu menjelaskan yaitu :

1. Pengelolaan

manajemen merupakan serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisaikan, menggerakan, mengendalikan dan mengembangkan segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan


(25)

prasarana secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi yang diharapkan. Sudjana (2004, hlm. 17)

2. Kelompok Bina Usaha (KBU)

Kelompok bina usaha adalah suatu kegiatan yang membelajarkan warga belajar, pesrta didik, atau masyarakat umumnya untuk menambah pengetahuan dan wawasan dibidang usaha. Dengan cara bergerak dalam pemberdayaan sumber daya masyarakat. Meliputi pembinaan dan pelatihan berbagai jenis keterampilan untuk memperoleh mata pencaharian sebagai sumber penghasilan.

3. Motivasi

Motivasi adalah dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya Hamzah (2008 hlm. 95).

4. Wirausaha

Wirausaha adalah kemampuan dan keberanian yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih kesuksesan. Mc Clelland 1961 (dalam Alma, 2013, hlm. 23) 5. Handycraft

Handycraft merupakan kerajinan yang dikerjakan dengan tangan menggunakan teknik-teknik tertentu dan menghasilkan karya yang tidak biasa dan bernilai ekonomis dalam rangka mengasah bakat seninya dan menambah koleksi pribadi.

D.Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif ini yang berperan sebagai instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Sebagaimana yang disampaikan oleh Moleong (1998, hlm.

121) bahwa: “Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data dan akhirnya

menjadi pelapor hasil penelitiannya”. Jadi dalam hal ini peneliti berperan

langsung dalam berinteraksi dengan sumber data (sumber informasi) dalam suatu wawancara bebas dan mengamati situasi sosial dan kegiatan.

Dengan langkah diatas diharapkan data yang terkumpul akan memiliki tingkat kepercayaan dan tingkat adaptabilitas yang tinggi yang meyakinkan


(26)

Harri Bangbang Saripudin, 2015

peneliti, sehingga hasil penelitian yang diperoleh akan memenuhi persyaratan penelitian kualitatif.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif adalah melihat, mengkaji dan menganalisis suatu fenomena dengan sedalam-dalamnya dan menemukan makna yang ada di dalamnya. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan kebutuhan dalam pengumpulan data, adapun teknik tersebut adalah observasi (pengamatan), wawancara, studi dokumentasi.

1. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dimana terjadinya komunikasi secara verbal antara pewawancara atau peneliti dengan subjek pewawancara. Sejalan dengan pengertian diatas, dapat diperjelas bahwa wawancara atau interview yaitu percakapan tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih yang berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah tertentu (Kartini Kartono, 1998, hlm. 187).

Disini peneliti mewawancarai subjek penelitian yaitu pengelola, tutor, tokoh masyarakat, dan peserta didik untuk mengetahui bagaimana motivasi wirausaha peserta didik serta keterlibatan peserta didik dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan program kelompok bina usaha (KBU) handycraft. Wawancara dilaukan pada Hari Rabu Tanggal 28 Oktober 2014 yang bertempat di PKBM Bina Insani Desa Sirnagalih Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur. Wawancara dilaksanakan selama satu jam, peneliti melakukan selama enam kali. Dilakukanya wawancara agar mengetahui secara mendalam apa yang diterima oleh peserta didik dalam kegiatan program kelompok bina usaha (KBU) handycraft, apa yang telah diusahakan oleh pihak pengelola lembaga dalam melakukan pengelolaan program mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program di PKBM Bina Insani. 2. Tekhnik Observasi

Teknik observasi menurut Sudjana (2009, hlm. 84) merupakan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun


(27)

proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.

Disini peneliti melakukan observasi terhadap subjek penelitian yaitu pengelola, tutor, tokoh masyarakat, dan peserta didik untuk mengetahui bagaimana motivasi wirausaha peserta didik serta keterlibatan peserta didik dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan program Kelompok Bina Usaha (KBU) handycraft. Wawancara dilaukan pada Hari Rabu Tanggal 28 Oktober 2014 yang bertempat di PKBM Bina Insani Desa Sirnagalih Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur. Wawancara dilaksanakan selama satu jam, peneliti melakukan selama enam kali.

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data observasi yang dilakukan yaitu observasi tersamar dan observasi tidak terstruktur karena dalam melakukan pengumpulan data tersebut penulis hanya mempersiapkan rambu-rambu pengamatan secara keseluruhan dan sumber data mengetahui bahwa penulis sedang melakukan penelitian. Observasi ini dilakukan kepada program Kelompok Bina Usaha (KBU) handycraft dalam menumbuhkan motivasi wirausaha peserta didik di PKBM Bina Insani.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan usaha penelaahan terhadap beberapa dokumen (barang-barang tertulis) atau arsip dari kegiatan pelatihan program Kelompok Bina Usaha (KBU) handycraft dalam menumbuhkan motivasi wirausaha peserta didik yang diselenggarakan PKBM Bina Insani. Suharsimi Arikunto (2006, hlm.

206) mengemukakan bahwa “metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya”.

Penggunaan studi dokumentasi dalam penelitian ini guna melengkapi data yang tidak dapat diperoleh melalui wawancara dan observasi. Cara ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan pelaksanaan pelatihan, kegiatan pengerjaan produk, serta hasil dan evaluasinya.

4. Triangulasi Data

Menurut Sugiyono (2010, hlm. 83) dalam teknik triangulasi data dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada, maka


(28)

Harri Bangbang Saripudin, 2015

sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Triangulasi teknik, peneliti dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi non partisipatif, wawancara, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber, peneliti mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Data yang dihasilkan akan dideskripsikan, dikategorikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda dan yang spesifik dari sumber data, kemudian akan dianalisis sehingga menghasilkan suatu kesimpulan.

F. Analisis Data

Analisis data kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong 2006, hlm. 248), mengemukakan

bahwa “analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintetiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang didapat diceritakan kepada

orang lain”.

Miles dan Huberman 1992 (dalam Moleong, 2006, hlm. 251), menyebutkan

ada tiga langkah pengolahan data kualitatif, yakni “reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (conclusion drawing and verification)”. Mengacu kepada langkah analisis data penelitian tersebut, adapun langkah-langkah analisis data yang dilakukan oleh penelitian, yaitu:

1. Reduksi Data

Langkah reduksi data melibatkan beberapa tahap. Tahap pertama, yaitu melibatkan langkah-langkah editing, pengelompokan dan meringkas data. Tahap kedua, peneliti menyusun kode-kode dan catatan-catatan mengenai pengelolaan program kelompok bina usaha (KBU) handycraft di PKBM Bina Insani, termasuk yang berkenaan dengan aktivitas serta proses-proses sehingga peneliti dapat menentukan tema, kelompok-kelompok, dan pola-pola data.


(29)

2. Penyajian Data

Melibatkan langkah-langkah mengorganisasikan data, yakni menjalin (kelompok) data yang satu dengan (kelompok data yang lain sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar dalam satu kesatuan. Tujuan dari penyajian data adalah untuk memudahkan membaca dan menarik kesimpulan. Oleh karena itu, sajiannya harus tertata secara apik. Penyajian data juga berupa bagian dari analisis, bahkan mencakup pula reduksi data. Pada penelitian ini yaitu menyatukan data hasil wawancara, observasi, dokumentasi mengenai pengelolaan program kelompok bina usaha (KBU) handycraft dalam menumbuhkan motivasi wirausaha peserta didik di PKBM Bina Insani.

3. Penarikan Kesimpulan

Peneliti pada dasarnya mengimplementasikan prinsip induktif dengan mempertimbangkan pola-pola data yang ada dan atau kecenderungan dari display data yang telah dibuat. Ada kalanya kesimpulan telah tergambar sejak awal, namun kesimpulan akhir tidak pernah dapat dirumuskan secara memadai tanpa peneliti menyelesaikan seluruh data yang ada.


(30)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Simpulan

PKBM Bina Insani merupakan salah satu wadah yang dijadikan sebagai upaya untuk memberikan wahana bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kehidupan sehingga warga belajar dan peserta didik lebih siap menghadapi persaingan di era globalisasi yang disebabkan meningkatnya kualitas sumber daya manusia. Salah satu upaya dalam memberikan layanan kepada masyarakat adalah adalah PKBM Bina Insani membuat program Kelompok Bina Usaha (KBU) handycraft dalam menumbuhkan motivasi wirausaha peserta didik dengan tujuan memberdayakan masyarakat agar memilki pengetahuan dan keterampilan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pemberdayaan masyarakat melalui program Kelompok Bina Usaha (KBU) handycraft dalam menumbuhkan motivasi wirausaha peserta didik di PKBM Bina Insani.

1. Perencanaan program Kelompok Bina Usaha (KBU) handycraft dalam menumbuhkan motivasi wirausaha peserta didik di PKBM Bina Insani.

Hasil penelitian yang sudah dipaparkan pada BAB sebelumnya memberikan deskripsi bahwa Kelompok Bina Usaha (KBU) handycraft dalam menumbuhkan motivasi wirausaha peserta didik telah melaksanakan perencanaan program dilihat dari identifikasi kebutuhan, pelibatan, tujuan, sosialisasi,, waktu dan rencana kegiatan program. Pada proses perencanaan diawali identifikasi kebutuhan peserta didik dengan bentuk musyawarah, dalam perencanaan peserta didik dan penyelenggara program di ikut sertakan untuk mengetahui kebutuhan dan persiapan kegiatan pelaksanaan program KBU handycraft. Tujuan program Kelompok Bina Usaha (KBU) handycraft yaitu untuk memberdayakan masyarakat agar mempunyai wawasan, pengetahuan, dan keterampilan serta termotivasi untuk menjadi wirausaha demi meningkatkan tingkat kesejahteraanya. 2. Pelaksanaan kelompok bina usaha (KBU) handycraft dalam menumbuhkan motivasi wirausaha peserta didik yang diselenggarakan di PKBM Bina Insani.


(31)

Pelaksanaan kegiatan merupakan tahap pelaksanaan seluruh rencana yang berhubungan dengan program KBU handycraft. Dalam tahapan ini Materi awal yang diberikan kepada warga belajar dan peserta didik yaitu konsep wirausaha karena selain nanti warga belajar dan peserta didik sudah menguasai keterampilan ini, namun harapannya bisa dapat mengembangkan dengan munculnya jiwa berwirausaha dalam dirinya masing-masing. Untuk materi selanjutnya lebih kepada materi-materi praktek dalam pembuatan keterampilan tangan tersebut. Materi yang disampaikan pun tidak merujuk kepada buku pedoman atau pun kurikulum karena tutor tidak pernah melakukan perencanaan materi apa yang akan diberikan ketika akan melakukan kegitan belajar, jadi segala sesuatunya dilakukan secara spontanitas dengan mengajarkan langsung kepada warga belajar dengan metode praktek, ceramah, maupun teori.

3. Evaluasi kegiatan program Kelompok Bina Usaha (KBU) handycraft yang diselenggarakan oleh PKBM Bina Insani.

Evaluasi yang dilakukan oleh penyelenggara dalam pelaksanaan program kelompok bina usaha (KBU) handycraft di PKBM Bina Insani adalah guna untuk mengetahui sejauh mana perkembangan peserta didik program KBU handycraft. Evaluasi atau penilaian terhadap peserta didik dilakukan pengamatan sikap dan prilaku serta pengetahuan peserta didik melalui alat evaluasi seperti, tes lisan dan dan tes praktek. PKBM Bina Insani juga melaksanakan evaluasi mingguan, evaluasi bulanan, dan evaluasi akhir. Evaluasi ini dilakukan oleh penyelenggara atau pengelola dan melibatkan peserta didik juga.

4. Motivasi wirausaha peserta didik dalam kegiatan program Kelompok Bina Usaha (KBU) handycraft yang diselenggrakan oleh PKBM Bina Insani.

Keseriusan dan semangat kerja yang menjadi modal utama bagi peserta didik kegiatan program kegiatan Kelompok Bina Usaha (KBU) handycraft ini memang menjadi hal pendorong untuk tetap terus berusaha mengembangkan usaha di bidang handycraft dan kerajinan tangan. Dalam hasil penelitian yang telah peneliti paparkan, motivasi peserta didik setelah mengikuti kegiatan program Kelompok Bina Usaha (KBU) handycraft yang diselenggrakan oleh PKBM Bina Insani dapat dikatakan bahwa mereka telah memiliki rasa tanggung jawab pribadi dalam menjalankan bisnis kerajinan tangan ini. Termotivasinya peserta didik yang


(32)

bercirikan tanggung jawab serta etos kerja yang besar, di perlihatkan oleh para peserta didik yang menjadi semangat dalam mengembangkan bisnis di bidang kerajinan tangan atau handycraft. Tumbuhnya motivasi wirausaha peserta didik di PKBM Bina Insani ini memang didapatkan melalui penerapan hasil pembelajaran dan juga pendampingan yang dilakukan oleh pihak pengelola PKBM Bina Insani.

B.B. Rekomendasi

Hasil penelitian yang penulis simpulkan, akhirnya penulis ingin mengemukakan saran-saran guna menjadi suatu bahan perbaikan selanjutnya. Untuk lebih jelasnya rekomendasi dari penulis diantaranya yaitu sebagai berikut : 1. Penyelenggara

a. Perlu adanya kemitraan yang lebih baik lagi dengan berbagai macam toko atau grosir oleh pihak PKBM Bina Insani dalam memasarkan produk berbagai jenis keterampilan tangan atau handycraft.

b. Perlu adanya label PKBM Bina Insani dalam setiap hasil produk dari hasil program KBU handycraft.

c. PKBM Bina Insani Perlu mendirikan outlet untuk menampung berbagai hasil produk yang dihasilkan oleh peserta didik.

2. Tutor

Tutor dalam proses pembelajaran sudah sangat baik hal ini ditandai dengan keberhasilan membangkitkan motivasi dan partisipasi peserta didik untuk terus berlatih sehingga peserta didik mampu mengaplikasikannya. Dalam hal perencanaan pembelajaran tutor harus mempersiapkannya terlebih dahulu agar lebih baik lagi guna kelancaran proses pembelajaran.

3. Peserta didik

Peserta didik yang mengikuti kegiatan program kelompok bina usaha (KBU) handycraft yang diselenggrakan di PKBM Bina Insani, peserta didik sejauh ini sangat bersemangat dalam hal produksi maupun mengkreasikan model-model hasil kerajiannnya. Termotivasinya peserta didik untuk menjadi wirausaha dalam mengembangkan bisnis di bidang kerajinan tangan atau handycraft demi meningkatkan kesejahteraannaya. Terus berkarya, kreativitas tanpa batas dan harus berani untuk mencoba memulai berwirausaha.


(33)

4. Untuk Peneliti Selanjutnya

Bagi pihak-pihak yang akan mengadakan penelitian pada bidang kajian yang sama, sebaiknya ditelaah lebih jauh mengenai motivasi wirausaha peserta didik program KBU handycraft agar dapat mengetahui peserta didik dalam mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kesejahteraannya. Penulis menyarankan pada kesempatan ini kepada peneliti lanjutan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan subjek penelitian yang lebih banyak.


(34)

DAFTAR RUJUKAN

Alma, Buchari. (2009). Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung. Alfabeta.

. (2013). Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum (Edisi Revisi). Bandung. Alfabeta

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.

Atmodiwirio, Soebagio. (2002). Managemen Pelatihan. PT. Ardadizya Jaya. Jakarta

Hamzah B.Uno. 2009. ” Teori Motivasi dan pengukurannya” Jakarta:Bumi Aksara.

Hasibuan, Malayu S. P. 2008. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Kamil, Mustofa. (2009). Pendidikan Nonformal, Pengembangan Melalui Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Di Indonesia (Sebuah Pembelajaran dari Kominkan Jepang). Bandung: Alfabeta.

Kartono, K. (1998). Pengantar Metode Riset. Bandung : Bandar Maju.

Kindervatter. S. (1997). Non Formal Education As An Empowering Process, Unprinted In United States Of America.

Moleong, L.,J. (1993, 1998, 2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution. S. (1992, 1996) metode research. Bandung : Jemmars.

Sudjana, D. .2000. Pendidikan Non Formal. Bandung: Falah Production. _________. 2001. Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah Production.

_________. (2004). Manajemen Program Pendidikan: Untuk Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production. _________. (2005). Metoda dan Teknik Pembelajaran Pertisipatif. Bandung:


(35)

________. (2008). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya dan Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Trisnamansyah, S. (1986). Pendidikan Kemasyarakatan (Pendidikan Luar Sekolah). Bandung: FIP-IKIP Bandung.

UPI. (2014). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan indonesia.

Sumber Skripsi

Dwijayanty, Erty. (2010). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan. Skripsi Program Studi Pendidikan Luar Sekolah FIP Universitas Pendidikan Indonesia:Tidak diterbitkan.

Yunus, Dadang L. (2007). Dampak Program Pelatihan Kecakapan Hidup (Life Skills) Keterampilan Terhadap Peruabhan Sikap, Perilaku dan

Kemandirian Berwirausaha. Bandung: Skripsi Program Studi Pendidikan Luar Sekolah FIP Universitas Pendidikan Indonesia:Tidak diterbitkan. Sumber peraturan perundang-undangan

Undang-undang Republik Indonesia 1989 Kamus Besar Bahasa Indonesia

Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Sumber internet

Ratna sari. (2011). Pengertian Pemberdayaan Masyarakat. Available in : http://tesisdisertasi.blogspot.com/2010/03/pengertian-pemberdayaan-masyarakat.html [ 18 Maret 2015 ].

The Blog. (2009). Pemberdayaan untuk yang terpinggirkan. Available in : http://www.pemberdayaan.com/outbound [ 21 Desember 2014 ].


(36)

BPS. (2013). Tingkat pengangguran Indonesia. Available in : http//www.gemari.or.id./file/edisi87/gemari8757.pdf : [ 25 april 2015 ].


(1)

Pelaksanaan kegiatan merupakan tahap pelaksanaan seluruh rencana yang berhubungan dengan program KBU handycraft. Dalam tahapan ini Materi awal yang diberikan kepada warga belajar dan peserta didik yaitu konsep wirausaha karena selain nanti warga belajar dan peserta didik sudah menguasai keterampilan ini, namun harapannya bisa dapat mengembangkan dengan munculnya jiwa berwirausaha dalam dirinya masing-masing. Untuk materi selanjutnya lebih kepada materi-materi praktek dalam pembuatan keterampilan tangan tersebut. Materi yang disampaikan pun tidak merujuk kepada buku pedoman atau pun kurikulum karena tutor tidak pernah melakukan perencanaan materi apa yang akan diberikan ketika akan melakukan kegitan belajar, jadi segala sesuatunya dilakukan secara spontanitas dengan mengajarkan langsung kepada warga belajar dengan metode praktek, ceramah, maupun teori.

3. Evaluasi kegiatan program Kelompok Bina Usaha (KBU) handycraft yang diselenggarakan oleh PKBM Bina Insani.

Evaluasi yang dilakukan oleh penyelenggara dalam pelaksanaan program kelompok bina usaha (KBU) handycraft di PKBM Bina Insani adalah guna untuk mengetahui sejauh mana perkembangan peserta didik program KBU handycraft. Evaluasi atau penilaian terhadap peserta didik dilakukan pengamatan sikap dan prilaku serta pengetahuan peserta didik melalui alat evaluasi seperti, tes lisan dan dan tes praktek. PKBM Bina Insani juga melaksanakan evaluasi mingguan, evaluasi bulanan, dan evaluasi akhir. Evaluasi ini dilakukan oleh penyelenggara atau pengelola dan melibatkan peserta didik juga.

4. Motivasi wirausaha peserta didik dalam kegiatan program Kelompok Bina Usaha (KBU) handycraft yang diselenggrakan oleh PKBM Bina Insani.

Keseriusan dan semangat kerja yang menjadi modal utama bagi peserta didik kegiatan program kegiatan Kelompok Bina Usaha (KBU) handycraft ini memang menjadi hal pendorong untuk tetap terus berusaha mengembangkan usaha di bidang handycraft dan kerajinan tangan. Dalam hasil penelitian yang telah peneliti paparkan, motivasi peserta didik setelah mengikuti kegiatan program Kelompok Bina Usaha (KBU) handycraft yang diselenggrakan oleh PKBM Bina Insani dapat dikatakan bahwa mereka telah memiliki rasa tanggung jawab pribadi dalam menjalankan bisnis kerajinan tangan ini. Termotivasinya peserta didik yang


(2)

bercirikan tanggung jawab serta etos kerja yang besar, di perlihatkan oleh para peserta didik yang menjadi semangat dalam mengembangkan bisnis di bidang kerajinan tangan atau handycraft. Tumbuhnya motivasi wirausaha peserta didik di PKBM Bina Insani ini memang didapatkan melalui penerapan hasil pembelajaran dan juga pendampingan yang dilakukan oleh pihak pengelola PKBM Bina Insani.

B.B. Rekomendasi

Hasil penelitian yang penulis simpulkan, akhirnya penulis ingin mengemukakan saran-saran guna menjadi suatu bahan perbaikan selanjutnya. Untuk lebih jelasnya rekomendasi dari penulis diantaranya yaitu sebagai berikut : 1. Penyelenggara

a. Perlu adanya kemitraan yang lebih baik lagi dengan berbagai macam toko atau grosir oleh pihak PKBM Bina Insani dalam memasarkan produk berbagai jenis keterampilan tangan atau handycraft.

b. Perlu adanya label PKBM Bina Insani dalam setiap hasil produk dari hasil program KBU handycraft.

c. PKBM Bina Insani Perlu mendirikan outlet untuk menampung berbagai hasil produk yang dihasilkan oleh peserta didik.

2. Tutor

Tutor dalam proses pembelajaran sudah sangat baik hal ini ditandai dengan keberhasilan membangkitkan motivasi dan partisipasi peserta didik untuk terus berlatih sehingga peserta didik mampu mengaplikasikannya. Dalam hal perencanaan pembelajaran tutor harus mempersiapkannya terlebih dahulu agar lebih baik lagi guna kelancaran proses pembelajaran.

3. Peserta didik

Peserta didik yang mengikuti kegiatan program kelompok bina usaha (KBU) handycraft yang diselenggrakan di PKBM Bina Insani, peserta didik sejauh ini sangat bersemangat dalam hal produksi maupun mengkreasikan model-model hasil kerajiannnya. Termotivasinya peserta didik untuk menjadi wirausaha dalam mengembangkan bisnis di bidang kerajinan tangan atau handycraft demi meningkatkan kesejahteraannaya. Terus berkarya, kreativitas tanpa batas dan


(3)

4. Untuk Peneliti Selanjutnya

Bagi pihak-pihak yang akan mengadakan penelitian pada bidang kajian yang sama, sebaiknya ditelaah lebih jauh mengenai motivasi wirausaha peserta didik program KBU handycraft agar dapat mengetahui peserta didik dalam mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kesejahteraannya. Penulis menyarankan pada kesempatan ini kepada peneliti lanjutan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan subjek penelitian yang lebih banyak.


(4)

DAFTAR RUJUKAN

Alma, Buchari. (2009). Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung. Alfabeta.

. (2013). Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum (Edisi Revisi). Bandung. Alfabeta

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.

Atmodiwirio, Soebagio. (2002). Managemen Pelatihan. PT. Ardadizya Jaya. Jakarta

Hamzah B.Uno. 2009. ” Teori Motivasi dan pengukurannya” Jakarta:Bumi Aksara.

Hasibuan, Malayu S. P. 2008. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Kamil, Mustofa. (2009). Pendidikan Nonformal, Pengembangan Melalui Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Di Indonesia (Sebuah Pembelajaran dari Kominkan Jepang). Bandung: Alfabeta.

Kartono, K. (1998). Pengantar Metode Riset. Bandung : Bandar Maju.

Kindervatter. S. (1997). Non Formal Education As An Empowering Process, Unprinted In United States Of America.

Moleong, L.,J. (1993, 1998, 2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution. S. (1992, 1996) metode research. Bandung : Jemmars.

Sudjana, D. .2000. Pendidikan Non Formal. Bandung: Falah Production. _________. 2001. Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah Production.

_________. (2004). Manajemen Program Pendidikan: Untuk Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production. _________. (2005). Metoda dan Teknik Pembelajaran Pertisipatif. Bandung:


(5)

________. (2008). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya dan Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Trisnamansyah, S. (1986). Pendidikan Kemasyarakatan (Pendidikan Luar Sekolah). Bandung: FIP-IKIP Bandung.

UPI. (2014). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan indonesia.

Sumber Skripsi

Dwijayanty, Erty. (2010). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan. Skripsi Program Studi Pendidikan Luar Sekolah FIP Universitas Pendidikan Indonesia:Tidak diterbitkan.

Yunus, Dadang L. (2007). Dampak Program Pelatihan Kecakapan Hidup (Life Skills) Keterampilan Terhadap Peruabhan Sikap, Perilaku dan

Kemandirian Berwirausaha. Bandung: Skripsi Program Studi Pendidikan Luar Sekolah FIP Universitas Pendidikan Indonesia:Tidak diterbitkan.

Sumber peraturan perundang-undangan

Undang-undang Republik Indonesia 1989 Kamus Besar Bahasa Indonesia

Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Sumber internet

Ratna sari. (2011). Pengertian Pemberdayaan Masyarakat. Available in : http://tesisdisertasi.blogspot.com/2010/03/pengertian-pemberdayaan-masyarakat.html [ 18 Maret 2015 ].

The Blog. (2009). Pemberdayaan untuk yang terpinggirkan. Available in : http://www.pemberdayaan.com/outbound [ 21 Desember 2014 ].


(6)

BPS. (2013). Tingkat pengangguran Indonesia. Available in : http//www.gemari.or.id./file/edisi87/gemari8757.pdf : [ 25 april 2015 ].