ANALISIS GAYA BAHASA BUKU “JURNALISME SASTRAWI, ANTOLOGI LIPUTAN MENDALAM DAN MEMIKAT".

(1)

ANALISIS GAYA BAHASA BUKU “JURNALISME SASTRAWI,

ANTOLOGI LIPUTAN MENDALAM DAN MEMIKAT”

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana sastra

oleh

Astri Rahmayanti 060566

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Analisi Gaya Bahasa Buku “Jurnalisme Sastrawi,

Antologi Liputan Mendalam dan Memikat”

Oleh Astri Rahmayanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

© Astri Rahmayanti 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS GAYA BAHASA BUKU “JURNALISME SASTRAWI,

ANTOLOGI LIPUTAN MENDALAM DAN MEMIKAT”

OLEH

ASTRI RAHMAYANTI NIM 060566

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,

Dr. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd. NIP 196109101986031004

Pembimbing II

Sri Wiyanti, S.S., M.Hum. NIP 197803282006042001

Diketahui

Ketua Jurusan pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Dadang S. Anshori, M.Si. NIP 197204031999031002


(4)

(5)

ABSTRAK

ANALISIS GAYA BAHASA BUKU “JURNALISME SASTRAWI,

ANTOLOGI LIPUTAN MENDALAM DAN MEMIKAT” Astri Rahmayanti

060566

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan berita yang semakin pesat dan begitu pentingnya komunikasi dan informasi. Jurnalisme sastra merupakan salah satu genre dalam penulisan jurnalistik. Berita ditulis dengan menggunakan unsur-unsur penulisan fiksi untuk kepentingan dramatisasi pelaporan dan membuat berita menjadi memikat.

Penelitian ini dilaksanakan dengan tiga tujuan utama, 1) mendeskripsikan

jenis-jenis gaya bahasa yang terdapat dalam “Jurnalisme Sastrawi, Antologi

Liputan Mendalam dan Memikat”. 2) mendeskripsikan karakteristik gaya bahasa

yang terdapat dalam “Jurnalisme Sastrawi, Antologi Liputan Mendalam dan

Memikat”. 3)mendeskripsikan ketepatan dan kesesuaian penggunaan gaya bahasa

“Jurnalisme Sastrawi, Antologi Liputan Mendalam dan Memikat”.

Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah, 1), ragam gaya bahasa

apa saja yang terdapat dalam “Jurnalisme Sastrawi, Antologi Liputan yang

Mendalam dan Memikat”? 2), bagaimanakah karakteristik gaya bahasa dalam

“Jurnalisme Sastrawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan Memikat”?

3)bagaimanakah ketepatan dan kesesuaian diksi dan gaya bahasa “Jurnalisme

Sastrawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan Memikat”?

Penelitian ini merupakan penelitian kajian pustaka dengan pendekatan kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah kalimat yang mengandung gaya

bahasa, sedangkan sumber datanya adalah teks yang terdapat dalam “Jurnalisme Sastrawi, Antologi Liputan Mendalam dan Memikat”.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik dokumentasi. Untuk menjaga keabsahan data, dilakukan triangulasi data dengan cara mendiskusikannya dengan pembimbing dan pemberian angket kepada dosen semantik.

Adapun hasil penelitian ini adalah, 1)terdapat tiga belas gaya bahasa yang

terdapat dalam “Jurnalisme Sastrawi, Antologi Liputan Mendalam dan Memikat”

yakni Personifikasi, metafora, hiperbol, perumpamaan, metonimia, sarkasme, pleonasme, repetisi, oksimoron, erotesis, ironi, sinisme, dan sinekdoke. 2) masing-masing gaya bahasa memiliki karakteristik yang berbeda. 3) dari 137 gaya bahasa yang ditemukan terdapat 121 gaya bahasa yang tepat dan sesuai.


(6)

ABSTRACT

ANALYSIS OF LANGUAGE BOOK STYLE " LITERARY JOURNALISM, THE DEPTHCOVERAGE ANTHOLOGY AND ENCHANTING "

Astri Rahmayanti 060 566

This research is motivated by the rapid development of the news and so the importance of communication and information. Journalism is one of the literary genre of journalistic writing. News written using elements of fiction writing for the sake of dramatization and make news reporting becomes alluring.

This study was conducted with three main objectives , 1) to describe the types of language styles contained in the "literary Journalism, Anthology depth coverage and Enchanting ". 2 ) describe the characteristics of a style that is contained in the "literary Journalism, Anthology depth coverage and Enchanting". 3) describe the accuracy and appropriateness of the use of language style "literary Journalism, Anthology depth coverage and Enchanting".

The formulation of the research problem is, 1) a variety of style any language contained in the" literary Journalism, Anthology Depth Coverage and Enchanting"? 2), how the characteristics of the language style "literary Journalism, Anthology Depth Coverage and Enchanting"? 3) how the accuracy and appropriateness of diction and style" literary Journalism, Anthology Depth Coverage and Enchanting"?

This study is a literature review with a qualitative approach. The data in this study is a sentence that contains a style of language, while the source of the data is text that is contained in the "literary Journalism, Anthology depth coverage and Enchanting." Data collection techniques used is to use documentation techniques. To maintain the validity of the data, triangulation of data by discussing with the supervisor and the administration of questionnaires to lecturers semantics.

The results of this study were, 1) there are thirteen style that is contained in the "literary Journalism, Anthology depth coverage and Enchanting" the personification, metaphor, hyperbole, metaphor, metonymy, sarcasm, redundancy, repetition, oxymoron, erotesis, irony, cynicism, and sinekdoke. 2) of each style has different characteristics. 3) of the 137 style that found there are 121 style that is right and appropriate .


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah... 1

1.2Masalah ... 5

1.2.1 Identifikasi masalah ... 5

1.2.2 Batasan Masalah ... 5

1.2.3 Rumusan Masalah ... 6

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 7

1) Manfaat Teoritis ... 7

2) Manfaat Praktis ... 8

1.4Defenisi Operasional ... 8

BAB II JURNALISTIK DAN GAYA BAHASA ... 9

2.1 Pengertian Jurnalistik ... 9

2.1.1 Secara Harfiyah ... 10

2.1.2 Secara Konseptual ... 11

2.1.3 Secara Praktis ... 11

2.2 Jenis-jenis Tulisan Jurnalistik ... 12

2.2.1 Berita ... 12

2.2.2 Opini ... 13

2.2.3 Feature ... 13

2.2.4 Resensi ... 14

2.2.5 Kolom ... 14


(8)

2.2.7 Esai ... 15

2.2.8 Tulisan Ilmiah ... 15

2.2.9 Tulisan Ilmiah Populer ... 15

2.2.10 Jurnalime Sastrawi ... 16

2.3 Gaya Bahasa ... 17

2.3.1 Pengertian Gaya Bahasa ... 17

2.3.2 Sendi Gaya Bahasa ... 18

2.3.3 Jenis-jenis Gaya Bahasa ... 18

2.3.4 Gaya Bahasa Berdasarkan Pilihan Kata ... 19

2.3.4.1 Gaya Bahasa Resmi ... 19

2.3.4.2Gaya Bahasa Tak Resmi ... 20

2.3.4.3 Gaya Bahasa Percakapan ... 20

2.3.5 Gaya Bahasa Berdasarkan Nada ... 20

2.3.5.1 Gaya Sederhana ... 20

2.3.5.2 Gaya Mulia dan Bertenaga ... 21

2.3.5.3 Gaya Menengah ... 21

2.3.6 Gaya Bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat ... 21

2.3.6.1Klimaks ... 21

2.3.6.2Antiklimaks ... 21

2.3.6.3 Paralelisme ... 22

2.3.6.4 Antitesis ... 22

2.3.6.5Repetisi ... 22

2.3.7 Gaya Bahasa Berdasarkan Langsung Tidaknya Makna... 23

2.3.7.1 Gaya Bahasa Retoris ... 23

2.3.7.1.1 Aliterasi ... 23

2.3.7.1.2 Asonansi ... 23

2.3.7.1.3 Anastrof ... 24

2.3.7.1.4 Apofasis atau Preterisio ... 24

2.3.7.1.5 Apostrof ... 24

2.3.7.1.6 Asindeton ... 24


(9)

2.3.7.1.8 Kiasmus ... 25

2.3.7.1.9 Elipsis ... 25

2.3.7.1.10 Eufimismus ... 25

2.3.7.1.11 Litotes ... 26

2.3.7.1.12 Hysteron Proteron ... 26

2.3.7.1.12 Pleonasme ... 26

2.3.7.1.13 Perifrasis ... 26

2.3.7.1.14 Prolepsis ... 27

2.3.7.1.15 Erotesis ... 27

2.3.7.1.16 Silepsis ... 27

2.3.7.1.17 Zeugma ... 28

2.3.7.1.18 Koreksio ... 28

2.3.7.1.19 Hiperbol ... 28

2.3.7.1.20 Paradoks ... 28

2.3.7.1.20 Oksimoron ... 29

2.3.7.2 Gaya Bahasa Kiasan ... 29

2.3.7.2.2 Metafora ... 29

2.3.7.2.3 Alegori ... 29

2.3.7.2.4 Parabel ... 30

2.3.7.2.4 Fabel ... 30

2.3.7.2.5 Personifikasi ... 30

2.3.7.2.6 Alusi ... 30

2.3.7.2.7 Eponim ... 30

2.3.7.2.8 Epitet ... 31

2.3.7.2.9 Sinekdoke ... 31

2.3.7.2.10 Metonimia ... 31

2.3.7.2.11 Antonomasia ... 31

2.3.7.2.12 Hipalase ... 32

2.3.7.2.13 Ironi ... 32

2.3.7.2.14 Satire ... 32


(10)

2.3.7.2.15 Antifrasis ... 33

2.3.7.2.16 Paronomasia ... 33

2.3.7.2.17 Sinisme ... 33

2.3.7.2.18 Sarkasme ... 33

2.4 Diksi ... 34

2.4.1 Pengertian Diksi ... 34

2.4.2 Ketepatan Diksi ... 35

2.4.3 Kesesuaian Diksi ... 35

2.5 Tinjauan Pustaka ... 36

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ... 42

3.1 Metode Penelitian ... 42

3.2Sumber Data dan Data ... 42

3.2.1 Sumber Data ... 42

3.2.2 Data ... 43

3.3Teknik Penelitian ... 43

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.3.2 Teknik Analisis Data ... 43

3.4 Instrumen Penelitian ... 44

3.5 Paradigma Penelitian ... 44

BAB IVANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 47

4.1 Analisis Data ... 47

4.1.1 Deskripsi Data “Jurnalisme Sastrawi, Antologi Liputan Mendalam dan Memikat”... 47

4.1.1.1 Personifikasi ... 47

4.1.1.2 Hiperbol ... 59

4.1.1.3 Pleonasme ... 66

4.1.1.4 Metafora ... 67

4.1.1.5 Oksimoron ... 77

4.1.1.6 Perumpamaan ... 78

4.1.1.7 Metonimia ... 82


(11)

4.1.1.9 Ironi ... 87

4.1.1.10 Sinisme ... 87

4.1.1.11 Erotesis ... 88

4.1.1.12 Repetisi ... 88

4.1.1.13 Sinekdoke ... 90

4.2 Gaya Bahasa Paling Dominan ... 90

4.3 Karakteristik Gaya Bahasa “Jurnalisme Satrawi, Antologi Liputan Mendalam dan Memikat”... 91

4.4 Ketepatan dan KesesuaianGaya Bahasa “Jurnalisme Satrawi, Antologi Liputan Mendalam dan Memikat” ... 95

4.4.1 Personifikasi ... 95

4.4.2 Hiperbol... 105

4.4.3 Pleonasme ... 110

4.4.4 Metafora... 112

4.4.5 Oksimoron... 120

4.4.6 Perumpamaan... 121

4.4.7 Metonimia... 125

4.4.8 Sarkasme... 128

4.4.9 Ironi... 129

4.4.10 Sinisme... 130

4.4.11 Erotesis... 130

4.4.12 Repetisi... 4.4.13 Sinekdoke... 4.5 Pembahasan ... 133

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 134

5.1 Kesimpulan ... 134

5.2 Saran ... 135 DAFTAR PUSTAKA


(12)

(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Setiap hari media massa dapat memberikan aneka sajian yang dapat dinikmati para pembaca setianya. Dalam satu edisi para pembaca mendapatkan berbagai informasi dari berbagai jenis tulisan. Ada yang berupa berita, opini, iklan, foto, dan fiksi. Beberapa pakar komunikasi dan jurnalistik mengemukakan beberapa pendapatnya mengenai berita. Berita muncul dalam benak manusia. Berita yang muncul dalam benak manusia itu bukan suatu peristiawa; ia adalah sesuatu yang dicerap setelah peristiwa. Ia tidak identik dengan peristiwa, melainkan sebuah upaya untuk merekonstruksi kerangka inti peristiwa tersebut, inti yang disesuaikan dengan kerangka acuan yang dipertimbangkan agar peristiwa itu memiliki arti bagi pembaca. Berita adalah sebuah aspek komunikasi dan memiliki karakteristik-karakteristik yang lazim dari proses itu. (Sobur, 2009:v)

Media massa, khususnya surat kabar, merupakan media massa tertua dibandingkan media lainnya. Sejak ditemukannya mesin cetak oleh Johann Guternberg di Jerman, perjalanan panjang surat kabar pun dimulai. Di Indonesia keberadaan surat kabar dimulai sejak penjajahan Belanda hingga sekarang.

Perkembangan media saat ini memang sangat terlihat dan dapat

dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Jika dahulu media massa hanya dapat diakses oleh kalangan-kalangan tertentu yang paham dengan media, tentu tidak untuk saat ini. Media, dalam hal ini media massa dalam bentuk surat kabar dan internet dengan mudah dapat dinikmati siapa saja, mulai dari masyarakat bawah hingga paling atas dapat menikmatinya.


(14)

2

Manusia zaman dulu maupun sekarang tidak dapat dipisahkan dengan komunikasi. Komunikasi, dalam hal ini dengan mempergunakan bahasa menjadi hal yang sangat penting agar kehidupannya tetap berjalan sesuai dengan yang dikehendaki. Manusia harus memiliki pambedaharaan kosakata yang dimiliki masyarakat sekitarnya. Ia pun harus mampu menggunakan dan mengembangankannya untuk menyampaikan pikiran dan perasaannya kepada anggota masyarakat lainnya.

Kesesuaian dan ketepatan penggunaan bahasa dinilai sangat penting dilakukan agar pembaca maupun pendengar memahami pesan yang ada. Sebuah kata mengandung makna bahwa tiap kata mengungkapkan sebuah gagasan atau sebuah ide. Dengan kata lain, kata-kata adalah alat penyalur gagasan yang akan disampaikan kepada orang lain.

Seseorang yang luas kosakatanya dan mengetahui secara tepat batasan-batasan pengertiannya, akan mengungkapkan pula secara tepat apa yang dimaksudnya. Di sisi lain, ketepatan tidak membawa sesuatu hal yang tidak diinginkan. Pilihan kata tidak hanya mempersoalkan ketepatan pemakaian kata, tetapi juga mempersoalkan apakah kata yang dipilih itu dapat diterima atau mrusak suasana yang ada. Sebuah kata yang tepat untuk menyatakan suatu maksud tertentu, belum tentu dapat diterima. Masyarakat yang diikat berbagai norma, menghendaki pula agar setiap kata yang dipergunakan harus cocok atau serasi dengan norma-norma masyarakat, harus sesuai dengan situasi yang dihadapi.

Menurut Kamus Istilah Sastra (2006:32) majas adalah bahasa kias, bahasa yang dipergunakan untuk menciptakan efek tertentu. Majas merupakan bentuk retoris yang penggunannya antara lain untuk menimbulkan kesan imajinatif bagi penyimak atau pembacanya.

Penggunaan gaya bahasa sendiri saat ini tidak hanya digunakan dalam dunia sastra tetapi juga di luar sastra. Salah satunya dalam dunia jurnalistik. Penggunaannya pun tidak terbatas pada tulisan saja akan tetapi


(15)

3

secara lisan pun penggunaan gaya bahasa menjadi sebuah cara untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran penulis atau penutur.

Menurut Romli (2005:27) bahasa jurnalistik memiliki dua sifat: komunikatif dan spesifik. Komunikatif artinya lagsung menjamah materi atau ke pokok atau ke pokok persoalan, tidak berbunga-bunga, tidak bertela-tele, dan tanpa basa-basi. Spesifik artinya mempunyai gaya penulisan tersendiri, yakni sederhana, kalimatnya pendek-pendek, kata-katanya jelas, dan mudah dimengerti orang awam.

Secara umum bahasa jurnalistik komunikatif dan spesifik. Hal ini menjadi berbeda ketika tulisan jurnalistik dikombinasikan dengan gaya bahasa dalam hal ini majas. Hal ini menjadi sangat penting untuk diketahui dan dipelajari masyarakat agar masyarakat memahami pesan yang disampaikan.

Secara sederhana fungsi penggunaan gaya bahasa, baik secara lisan maupun tertulis (pesan) adalah sebagai penguatan terhadap maksud yang disampaikan. Permasalahannya, tidak setiap orang yang menerima pesan tersebut mengerti makna dari pesan yang sesungguhnya. Jika ada dua orang disuguhi sebuah teks yang menggunakan gaya bahasa sedemikian rupa, keduanya belum tentu memiliki penafsiran yang sama. Bisa jadi malah sulit dimengerti atau malah memiliki kesan berlebihan. Sebagian orang malah tidak merasakan manfaat penggunaan gaya bahasa bisa jadi dianggap sebagai pemborosan kata dan sebuah hal yang sia-sia.

Dalam jurnalisme sastrawi ditemukan kalimat-kalimat untuk

mengungkapkan peristiwa dengan menggunakan gaya bahasa. Kalimat tersebut di antaranya adalah.

(a) Setelah melampaui satu tikungan, dan disambut sorot neon 40 watt,

kendaraan tersebut berhenti;

(b) Tepat di muka pemukiman para pemulung;

(c) Bagai mengawali seremoni persembahan, salah seorang dari


(16)

4

Kalimat (a) merupakan kalimat yang menggunakan gaya bahasa personifikasi atau gaya bahasa yang mengumpamakan benda mati sebagai makhluk hidup. Dalam kalimat tersebut terdapat penginsanan kata

“disambut”. Kata “disambut” itu sendiri termasuk ke dalam jenis verba

yang memiliki arti seseorang yang menyambut sesuatu dan kata frasa

“sorot neon” seolah memiliki sifat insani dengan melakukan pekerjaan

penyambutan.

Kalimat (b) merupakan kalimat yang menggunakan gaya bahasa antropomorfisme yakni salah satu gaya bahasa perbandingan yang menggunakan penyifatan (atribusi) karakteristik manusia kepada wujud yang bukan manusia. Subjeknya seperti alam, tumbuhan, pohon, matahari,

angin, Tuhan, malaikat, dsb. Kata “muka” dalam kalimat (b) bisa saja

diganti dengan halaman, teras, atau sebagainya namun wartawan di sini

menggunakan kata “muka” agar tulisan menjadi berwarna.

Pada awal kalimat (c) terdapat kata “bagai” yang merupakan salah satu cirri dari majas perumpamaan. Majas perumpamaan adalah padanan kata atau simile yang berarti seperti. Secara eksplisit jenis gaya bahasa ini ditandai oleh pemakaian kata: seperti, bagai, sebagai, ibarat, umpama, bak, serupa.

Penelitian sejenis yang mengungkapkan gaya bahasa pernah dilakukan di antaranya penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni pada

2006 dengan judul “ Kajian Gaya Bahasa Feature di Surat Kabar Kompas Edisi September dan Oktober dan Majalah Tempo Edisi Februari”. Dalam

penelitiannya, Risna mengungkapkan beberapa gaya bahasa yang ditemukannya dalam feature di surat kabar Kompas dan Majalah Tempo. Adapun gaya bahasa yang Risna temukan dalam feature di surat kabar

Kompas dan majalah Tempo yakni: gaya bahasa aliterasi, repetisi,

hiperbola, zeugma, sinekdoke, dan metafora.

Penelitian mengenai jurnalisme sastrawi pernah diteliti sebelumnya

oleh Komariah pada 2012 dengan judul skripsinya “Penggunaan Unsur


(17)

5

Memikat”. Dalam penelitiannya, Nurul mengungkapkan penggunaan unsur-unsur fiksi pada penulisan teks berita seperti peristiwa, alur, tokoh, dan penokohan, seting, sudut pandang, dan dialog. Selain itu, diungkapkan pula fungsi dari seiap unsurnya. Fungsi unsur-unsur tersebut antara lain (1) untuk memperjelas dan mempertegas topik yang diterangkan oleh jurnalis; (2) untuk menguatkan nilai dramatis pengisahan berita. Fungsi ini juga ada pada unsur fiksi berupa dialog; (3) untuk menghidupkan imajinasi pembaca. Fungsi ini ada pada penggunaan unsur fiksi berupa pendeskripsian adegan dari suatu peristiwa, pendeskripsian seting tempat, dan pendeskripsian seting suasana.

1.2Masalah

Penelitian ini dilakukan karena adanya masalah berupa penggunaan sebuah gaya bahasa namun memiliki penafsiran makna yang beragam.

1.2.1 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Penggunaan gaya bahasa berpotensi menimbulkan

penafsiran lain terutama bagi yang masih awam dengan penggunaan gaya bahasa.

2) Penggunaan gaya bahasa terkadang membuat pesan sulit

dimengerti.

3) Bagi sebagian orang, penggunaan gaya bahasa dapat

menurunkan minat pembacanya.

1.2.2 Batasan Masalah

Mengingat luasnya masalah yang berkaitan dengan lingkup penggunaan bahasa pada berita, terutama pada Jurnalisme sastrawi, perlu adanya batasan masalah. Hal ini dilakukan agar penelitian dapat lebih terpusat pada tujuan yang ingin dicapai dan mencegah meluasnya kajian penelitian. Masalah dalam kajian penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut ini.


(18)

6

1) Penelitian ini mengupas karakteristik, ragam gaya bahasa,

dan ketepatan penggunaannya sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda;

2) Penelitian dilakukan pada “Jurnalisme Sastrawi, Antologi

Liputan Mendalam dan Memikat” edisi pertama cetakan

September tahun 2005;

3) Penelitian difokuskan pada dua penulis laki-laki dan dua

penulis perempuan.

4) Ketepatan dan kesesuaian diksi dan gaya bahasa

berdasarkan triangulasi data.

1.2.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Ragam gaya bahasa apa saja yang terdapat dalam

“Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan Memikat”?

2) Bagaimanakah karakteristik gaya bahasa dalam

“Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan

Memikat”?

3) Bagaimanakah ketepatan dan kesesuaian diksi dan gaya

bahasa “Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang

Mendalam dan Memikat”?

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini tentu ada tujuan yang ingin dicapai. Selain itu, peneliti juga berharap agar penelitian ini bisa bermanfaat bagi peneliti khusunya atau pun pihak lain pada umumnya. Berikut ini pemaparan dari tujuan dan manfaat penelitian.


(19)

7

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1) Menyajikan ragam gaya bahasa yang digunakan dalam teks

“Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan Memikat”

2) Manyajikan karakteristik gaya bahasa yang terdapat dalam teks

“Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan Memikat”

3) Menyajikan bentuk ketepatan dan kesesuaian diksi dan gaya

bahasa yang terdapat dalam teks “Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan Memikat”

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi manfaat teoretis dan manfaat praktis.

1) Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis dalam penelitian ini adalah:

a) penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi

pengembangan ilmu linguistik, khususnya semantik karena bahasa terus berkembang maka penelitian tentang semantik pun akan terus berkembang pula:

b) penelitian ini akan memberikan pengembangan ilmu

jurnalistik karena biasanya tulisan jurnalistik dikenal kaku dan menjenuhkan;

c) penelitian ini juga akan menambah ragam penelitian

gaya bahasa penulisan berita karena biasanya penelitian yang berkaitan dengan penulisan berita terfokus pada analisis wacana.


(20)

8

2) Manfaat Praktis

Manfaat praktis penelitian ini adalah:

a) bermanfaat bagi pihak yang mencari data mengenai gaya

bahasa pada Jurnalisme Sastrawi karena semakin banyak penelitian mengenai gaya bahasa dalam penulisan berita maka penelitian ini pun akan bermanfaat sebagai referensi;

b) bagi penulis, penelitian ini dapat mengembangkan

kemampuan menulis berita dan memanfaatkan kekayaan bahasa;

c) bagi pembaca dapat mengetahui jenis-jenis berita

khususnya jurnalisme sastrawi secara mendalam karena bagi sebagian masyarakat jurnalisme sastrawi belum terlalu dikenal.

1.4Definisi Operasional

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa istilah. Berikut beberapa istilah dan definisi yang penulis gunakan.

1) Jurnalisme Sastrawi, Antologi Liputan Mendalam dan Memikat

merupakan sebuah buku yang berisi kumpulan berita mendalam yang ditulis oleh delapan wartawan Pantau.

2) Gaya bahasa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemakaian

kata-kata kiasan dan perbandingan yang tepat dalam teks yang

terdapat dalam “Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang Mendalam

dan Memikat.

3) Kata yang dipilih memiliki makna paling tepat dengan maksud penulis

dalam “Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan

Memikat.

4) Keselarasan penggunaan suatu kata dengan konteks situasi

penggunaannya dalam “Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang


(21)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan agar diperoleh informasi sebanyak mungkin mengenai data yang akan diolah. Pendekatan kualitatif diharapkan penulis mampu menghasilkan uraian yang mendalam mengenai gaya bahasa yang terdapat dalam Jurnalisme Sastrawi, Antologi Liputan Mendalam dan Memikat.

Marshal (1995) Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai suatu proses yang mencoba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia (Sarwono, 2006:193).

3.2Sumber Data dan Data

Sumber data dan data pada penelitian ini adalah

3.2.1 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah teks yang terdapat dalam

“Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan

Memikat”

Dalam penelitian ini penulis mengambil empat berita dari empat penulis yang berbeda. Secara keseluruhan, ada delapan berita dari delapan penulis berbeda namun penulis mengambil berita yang ditulis oleh dua penulis laki-laki dan dua penulis perempuan. Berita-berita tersebut di antaranya adalah:

1) Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft oleh Chik Rini;

2) Hikayat Kebo oleh Linda Christanti;

3) Koran, Bisnis, dan perang oleh Eriyanto;


(22)

43

3.2.2 Data

Data yang mendukung dalam penelitian ini adalah gaya bahasa

yang terdapat dalam “Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang

Mendalam dan Memikat” 3.3Teknik Penelitian

Teknik penelitian meliputi aspek pengumpulan data dan teknik analisis data

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi adalah

cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara

mengklasifikasi bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini bahan-bahan tertulis yang

dimaksud berupa “Jurnalisme Sastrawi, Antologi Liputan Mendalam dan Memikat”.

3.3.2 Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Menganalisis jenis gaya bahasa yang terdapat dalam buku

“Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan Memikat”

2) Menganalisis gaya bahasa yang paling dominan digunakan

dalam buku “Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang

Mendalam dan Memikat”

3) Menganalisis makna gaya bahasa yang terdapat dalam buku

“Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan Memikat”


(23)

44

4) Menganalisis gaya bahasa sesuai ketepatan dan kesesuaian

menurut Gorys Keraf.

3.4Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan instrumen penelitian berupa kartu data. Kartu data digunakan dalam pengumpulan data dan pengolahan data. Dalam penelitian ini kartu data berfungsi sebagai alat bantu untuk memudahkan peneneliti dalam pengumpulan dan pengolahan data. Kartu data tersebut berisi nomorurut data, jenis gaya bahasa, kutipan kalimat yang mengandung gaya bahasa, analisis karakteristik, dan analisis ketepatan dan kesesuaian. Format kartu data terlampir.

3.5Paradigma Penelitian

Penelitian ini terdiri atas tujuh unsur, yakni latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, data dan sumber data, teknik penelitian, teknik analisis, dan hasil. Ketujuh unsur tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Latar belakang masalah adalah alasan hal-hal yang menyebabkan

perlunya dilakukan penelitian terhadap sesuatu masalah atau problematika yang muncul.

2) Rumusan masalah merupakan pertanyaan-pertanyaan yang akan

dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.

3) Teori yang dimaksud adalah teori yang mendukung penelitian. Teori

yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori gaya bahasa menurut Gory Keraf.

4) Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

dengan tujuan agar diperoleh informasi sebanyak mungkin mengenai data yang akan diolah.

5) Data dan sumber data merupakan gaya bahasa yang terdapat dalam

“Jurnalisme Sastrawi, Antologi Liputan Mendalam dan Memikat”

yang berasal dari teks dalam “Jurnalisme Sastrawi, Antologi Liputan


(24)

45

6) Teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi.

7) Teknik analisis. Setelah data diperoleh, data akan diolah sedemikian

rupa. Adapun teknik analisis yang dilakukan oleh penulis adalah

menganalisis teks “Jurnalisme Sastrawi, Antologi Liputan Mendalam

dan Memikat”, menganalisis gaya bahasa yang dominan, menganalisis

karakteristik, serta ketepatan dan kesesuaian menurut Gorys Keraf.

8) Hasil berupa jawaban dari pertanyaan yang tercantum dalam rumusan


(25)

46

Latar Belakang 1. Berita semakin berkembang 2. Pentingnya komunikasi dan

informasi

Rumusan

1. Ragam gaya bahasa apa saja yang terdapat dalam “Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan Memikat”?

2. Bagaimanakah karakteristik gaya bahasa dalam “Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan Memikat”?

3. Bagaimanakah ketepatan dan kesesuaian diksi dan gaya bahasa “Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan Memikat” ?

Teori

Gaya bahasa menurut Gorys Keraf.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.

Data

bahasa yang terdapat dalam “Jurnalisme Sastrawi, Antologi Liputan Mendalam dan Memikat”.

Teknik Pengumpulan

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi dan menggunakan instrumen kartu data.

Teknik Analisis

1. Menganalisis jenis gaya bahasa yang terdapat dalam buku “Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan Memikat” 2. Menganalisis gaya bahasa yang paling dominan digunakan dalam

buku “Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan Memikat”

3. Menganalisis makna gaya bahasa yang terdapat dalam “Jurnalisme Sastrawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan Memikat”.

Gambar 1. Paradigma Penelitian

Hasil Penelitian Sementara Triangulasi

Uji Pakar Hasil Penelitian


(26)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

“Jurnalisme Sastrawi, Antologi Liputan Mendalam dan Memikat” telah

menggunakan berbagai gaya bahasa agar tulisannya lebih menarik, memikat, dan mendapatkan efek dramatis. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan penulis, penulis menemukan tiga belas gaya bahasa dan gaya bahasa personifikasi merupakan gaya bahasa yang paling banyak digunakan penulis dalam hal ini para jurnalis. Penulis menemukan penggunaan gaya bahasa personifikasi sebanyak 33 kalimat. Disusul penggunaan gaya bahasa metafora sebanyak 29 kalimat, hiperbol 21 kalimat, perumpamaan 12 kalimat, dan metonimia 10 kalimat. Penggunaan gaya bahasa lainnya yakni sarkasme 5 kalimat, pleonasme, repetisi dan oksimoron 3 kalimat, erotesis 2 kalimat, serta ironi, sinisme, dan sinekdoke sebanyak 1 kalimat.

Penggunaan gaya bahasa personifikasi mendominasi penggunaan gaya bahasa lainnya. Gaya bahasa personifikasi memiliki karakteristik yang begitu mudah dikenal. Gaya bahasa ini menggunakan sifat-sifat atau sesuatu yang biasa dilakukan oleh menusia, namun diterapkan pada benda mati atau hal lain. Hal ini bertujuan agar tulisan yang disajikan tampak lebih menarik dan dapat memikat para pembacanya. Hiperbol merupakan salah satu gaya bahasa yang cukup banyak digunakan. Hiperbol memiliki karakteristik yang mudah dikenal, yakni berlebihan dalam mengungkapkan sesuatu baik sifat, ukuran, dan sebagainya. Pleonasme memiliki karakteristik berlebihan dalam menggunakan kata-kata. Jika ada kata yang dihilangkan, maknanya tidak akan berubah. Metafora memiliki karakteristik yang khas. Metafora dapat membandingkan dua hal yang berbeda secara langsung tanpa menggunakan kata-kata seperti, ibarat, dan lainyya. Oksimoron merupakan gaya bahasa pertentangan. Karakteristiknya, oksimoron menggunakan kata-kata yang berlawanan dalam frasa yang sama. Karakteristik gaya bahasa


(27)

137

perumpamaan dapat dilihat secara langsung dari kalimatnya. Gaya bahasa ini menggunakan kata: seperti, ibarat, bagaikan, bagai dan sebagainya. Karakteristik metonimia yakni menggunakan sebuah kata yang memiliki pertalian yang erat. Sarkasme termasuk gaya bahasa yang mudah dikenal. Sarkasme menggunakan kata-kata kasar dan dapat menyakiti hati. Gaya bahasa ironi memiliki karakteristik yang khas, yakni menggunakan sindiran yang halus. Sinisme termasuk gaya bahasa yang mengandung sindiran pula karena mengandung ejekan. Erotesis memiliki karakteristik di dalam kalimat atau ungkapannya terdapat tanda Tanya (?), namun pertanyaan tersebut tidak menghendaki sebuah jawaban. Repetisi memiliki sifat perulangan baik bunyi, suku kata, kata, atau bagian kalimat. Sinekdoke memiliki karakteristik kata yang digunakan menyatakan keseluruhan untuk sebagian begitu pula sebaliknya. Berdasarkan triangulasi data, dari 136 data yang diperoleh, ada 124 kalimat yang mengandung ketepatan dan kesesuaian.

5.2 Saran

1. Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa saran

yang akan bermanfaat bagi para pembaca dan penelitian selanjutnya. Saran tersebut antara lain sebagai berikut.

a. Penelitian mengenai gaya bahasa “Jurnalisme Sastrawi, Antologi

Liputan Mendalam dan Memikat” masih sangat terbuka mengingat banyaknya penggunaan gaya bahasa dan tulisan lain yang belum penulis teliti.

b. Bagi para peneliti, “Jurnalisme Sastrawi, Antologi Liputan

Mendalam dan Memikat” tidak hanya dapat diteliti dari segi gaya

bahasanya. Mengingat cakupannya yang cukup luas, “Jurnalisme

Sastrawi, Antologi Liputan Mendalam dan Memikat” dapat diteliti dari aspek keilmuan lainnya seperti analisis wacana, sosial, jurnalistik, dan sebagainya.

c. Hendaknya antologi jurnalisme seperti “Jurnalisme Sastrawi,


(28)

137

ditingkatkan kuantitasnya agar minat baca masyarakat meningkat, melek informasi, dan kekayaan bahasa semakin dikenal masyarakat.


(29)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Risna. (2006). Kajian Gaya Bahasa Feature di Surat Kabar Kompas

Edisi September dan Oktober dan Majalah Tempo Edisi Februari. Skripsi Sarjana

FPBS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Anggryani, Dini. (2010). Penggunaan Gaya Bahasa dalam Iklan Shampo pada

Majalah Femina. Skripsi Sarjana FPBS UPI Bandung. Skripsi Sarjana FPBS UPI

Bandung.

Habib, Mohammad Faris. (2008). Nyanyian Gambang Kromong: Analisis Gaya

Bahasa, Makna, dan Fungsi. Skripsi Sarjana FPBS UPI Bandung. Tidak

diterbitkan.

Harsono, Andreas. et al (2005). Jurnalisme Sastrawi, Antologi Liputan Mendalam

dan Memikat. Jakarta: Yayasan Pantau.

Hertati, Tika Sri. (2010). Analisis Diksi dan Gaya Bahasa dalam Lirik Lagu-Lagu

Letto. Skripsi Sarjana. FPBS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Kemendiknas. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa. Keraf,Gorys. (2009). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Komariah, N. (2012). Jurnal Penggunaan Unsur Fiksi Dalam Buku Jurnalisme

Sastrawi: Antologi Liputan Mendalam dan Memikat. Tersedia:

jurnal-online.um.ac.id/.../artikel61E3B 8FAB0659C73_2013.

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Merliani, Fitri. (2011). Gaya Bahasa dalam Lirik-Lirik Lagu Band Ungu (Kajian

Stilistika). Skripsi Sarjana FPBS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Nurlailah dan Laelasari. (2006). Kamus Istilah Sastra. Bandung: Nuansa Aulia. Nursrihayati, Eka. (2008). Penggunaan Media Flash Player Gaya Bahasa Untuk

Meningkatkan Keterampilan Strategi Komunikatif Berpidato Naskah (Penelitian eksperimen terhadap siswa kelas X-G dan X-J SMAN 2 Bandung Tahun Ajaran 2007-2008). Skripsi Sarjana FPBS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.


(30)

Rosliani, Eni. (2008). Kajian Penggunaan Gaya Bahasa dalam Iklan Kosmetik

pada Majalah. Skripsi Sarjana FPBS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Sujiatmi, Tri. (2009). Penggunaan Gaya Bahasa Iklan Obat pada Televisi (Kajian

Deskriptif Terhadap Tayangan Iklan Obat untuk Dewasa dan Anak-Anak). Skripsi

Sarjana FPBS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Sobur, Alex. (2009). Analisis Teks Media. Bandung: Rosda.


(1)

46

Latar Belakang

1. Berita semakin berkembang 2. Pentingnya komunikasi dan

informasi

Rumusan

1. Ragam gaya bahasa apa saja yang terdapat dalam “Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan Memikat”?

2. Bagaimanakah karakteristik gaya bahasa dalam “Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan Memikat”?

3. Bagaimanakah ketepatan dan kesesuaian diksi dan gaya bahasa “Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan Memikat” ?

Teori

Gaya bahasa menurut Gorys Keraf.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.

Data

bahasa yang terdapat dalam “Jurnalisme Sastrawi, Antologi Liputan Mendalam dan Memikat”.

Teknik Pengumpulan Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi dan menggunakan instrumen kartu data.

Teknik Analisis

1. Menganalisis jenis gaya bahasa yang terdapat dalam buku “Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan Memikat” 2. Menganalisis gaya bahasa yang paling dominan digunakan dalam

buku “Jurnalisme sastawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan Memikat”

3. Menganalisis makna gaya bahasa yang terdapat dalam “Jurnalisme Sastrawi, Antologi Liputan yang Mendalam dan Memikat”.

Gambar 1. Paradigma Penelitian

Hasil Penelitian Sementara Triangulasi

Uji Pakar Hasil Penelitian


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

“Jurnalisme Sastrawi, Antologi Liputan Mendalam dan Memikat” telah menggunakan berbagai gaya bahasa agar tulisannya lebih menarik, memikat, dan mendapatkan efek dramatis. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan penulis, penulis menemukan tiga belas gaya bahasa dan gaya bahasa personifikasi merupakan gaya bahasa yang paling banyak digunakan penulis dalam hal ini para jurnalis. Penulis menemukan penggunaan gaya bahasa personifikasi sebanyak 33 kalimat. Disusul penggunaan gaya bahasa metafora sebanyak 29 kalimat, hiperbol 21 kalimat, perumpamaan 12 kalimat, dan metonimia 10 kalimat. Penggunaan gaya bahasa lainnya yakni sarkasme 5 kalimat, pleonasme, repetisi dan oksimoron 3 kalimat, erotesis 2 kalimat, serta ironi, sinisme, dan sinekdoke sebanyak 1 kalimat.

Penggunaan gaya bahasa personifikasi mendominasi penggunaan gaya bahasa lainnya. Gaya bahasa personifikasi memiliki karakteristik yang begitu mudah dikenal. Gaya bahasa ini menggunakan sifat-sifat atau sesuatu yang biasa dilakukan oleh menusia, namun diterapkan pada benda mati atau hal lain. Hal ini bertujuan agar tulisan yang disajikan tampak lebih menarik dan dapat memikat para pembacanya. Hiperbol merupakan salah satu gaya bahasa yang cukup banyak digunakan. Hiperbol memiliki karakteristik yang mudah dikenal, yakni berlebihan dalam mengungkapkan sesuatu baik sifat, ukuran, dan sebagainya. Pleonasme memiliki karakteristik berlebihan dalam menggunakan kata-kata. Jika ada kata yang dihilangkan, maknanya tidak akan berubah. Metafora memiliki karakteristik yang khas. Metafora dapat membandingkan dua hal yang berbeda secara langsung tanpa menggunakan kata-kata seperti, ibarat, dan lainyya. Oksimoron merupakan gaya bahasa pertentangan. Karakteristiknya, oksimoron menggunakan kata-kata yang berlawanan dalam frasa yang sama. Karakteristik gaya bahasa


(3)

137

perumpamaan dapat dilihat secara langsung dari kalimatnya. Gaya bahasa ini menggunakan kata: seperti, ibarat, bagaikan, bagai dan sebagainya. Karakteristik metonimia yakni menggunakan sebuah kata yang memiliki pertalian yang erat. Sarkasme termasuk gaya bahasa yang mudah dikenal. Sarkasme menggunakan kata-kata kasar dan dapat menyakiti hati. Gaya bahasa ironi memiliki karakteristik yang khas, yakni menggunakan sindiran yang halus. Sinisme termasuk gaya bahasa yang mengandung sindiran pula karena mengandung ejekan. Erotesis memiliki karakteristik di dalam kalimat atau ungkapannya terdapat tanda Tanya (?), namun pertanyaan tersebut tidak menghendaki sebuah jawaban. Repetisi memiliki sifat perulangan baik bunyi, suku kata, kata, atau bagian kalimat. Sinekdoke memiliki karakteristik kata yang digunakan menyatakan keseluruhan untuk sebagian begitu pula sebaliknya. Berdasarkan triangulasi data, dari 136 data yang diperoleh, ada 124 kalimat yang mengandung ketepatan dan kesesuaian.

5.2 Saran

1. Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa saran yang akan bermanfaat bagi para pembaca dan penelitian selanjutnya. Saran tersebut antara lain sebagai berikut.

a. Penelitian mengenai gaya bahasa “Jurnalisme Sastrawi, Antologi Liputan Mendalam dan Memikat” masih sangat terbuka mengingat banyaknya penggunaan gaya bahasa dan tulisan lain yang belum penulis teliti.

b. Bagi para peneliti, “Jurnalisme Sastrawi, Antologi Liputan Mendalam dan Memikat” tidak hanya dapat diteliti dari segi gaya bahasanya. Mengingat cakupannya yang cukup luas, “Jurnalisme Sastrawi, Antologi Liputan Mendalam dan Memikat” dapat diteliti dari aspek keilmuan lainnya seperti analisis wacana, sosial, jurnalistik, dan sebagainya.

c. Hendaknya antologi jurnalisme seperti “Jurnalisme Sastrawi, Antologi Liputan Mendalam dan Memikat” dikembangkan dan


(4)

137

ditingkatkan kuantitasnya agar minat baca masyarakat meningkat, melek informasi, dan kekayaan bahasa semakin dikenal masyarakat.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Risna. (2006). Kajian Gaya Bahasa Feature di Surat Kabar Kompas Edisi September dan Oktober dan Majalah Tempo Edisi Februari. Skripsi Sarjana FPBS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Anggryani, Dini. (2010). Penggunaan Gaya Bahasa dalam Iklan Shampo pada Majalah Femina. Skripsi Sarjana FPBS UPI Bandung. Skripsi Sarjana FPBS UPI Bandung.

Habib, Mohammad Faris. (2008). Nyanyian Gambang Kromong: Analisis Gaya Bahasa, Makna, dan Fungsi. Skripsi Sarjana FPBS UPI Bandung. Tidak

diterbitkan.

Harsono, Andreas. et al (2005). Jurnalisme Sastrawi, Antologi Liputan Mendalam dan Memikat. Jakarta: Yayasan Pantau.

Hertati, Tika Sri. (2010). Analisis Diksi dan Gaya Bahasa dalam Lirik Lagu-Lagu Letto. Skripsi Sarjana. FPBS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Kemendiknas. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa. Keraf,Gorys. (2009). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Komariah, N. (2012). Jurnal Penggunaan Unsur Fiksi Dalam Buku Jurnalisme Sastrawi: Antologi Liputan Mendalam dan Memikat. Tersedia:

jurnal-online.um.ac.id/.../artikel61E3B 8FAB0659C73_2013.

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Merliani, Fitri. (2011). Gaya Bahasa dalam Lirik-Lirik Lagu Band Ungu (Kajian Stilistika). Skripsi Sarjana FPBS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Nurlailah dan Laelasari. (2006). Kamus Istilah Sastra. Bandung: Nuansa Aulia. Nursrihayati, Eka. (2008). Penggunaan Media Flash Player Gaya Bahasa Untuk Meningkatkan Keterampilan Strategi Komunikatif Berpidato Naskah (Penelitian eksperimen terhadap siswa kelas X-G dan X-J SMAN 2 Bandung Tahun Ajaran 2007-2008). Skripsi Sarjana FPBS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.


(6)

Rosliani, Eni. (2008). Kajian Penggunaan Gaya Bahasa dalam Iklan Kosmetik pada Majalah. Skripsi Sarjana FPBS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Sujiatmi, Tri. (2009). Penggunaan Gaya Bahasa Iklan Obat pada Televisi (Kajian Deskriptif Terhadap Tayangan Iklan Obat untuk Dewasa dan Anak-Anak). Skripsi Sarjana FPBS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Sobur, Alex. (2009). Analisis Teks Media. Bandung: Rosda.