PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MANDIRI DILAKUKAN OLEH TUTOR BAGI WARGA BELAJAR PAKET C :Studi kasus di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Geger Sunten Lembang.

(1)

DAFTAR ISI

vii

JUDUL ……….. i

PENGESAHAN ……… ii

PERNYATAAN ………... iii

ABSTRAK ……… iv

KATA PENGANTAR ………. v

DAFATAR ISI ………. vii

DAFTAR TABEL ……… ix

DAFTAR BAGAN ……….. x

DAFTAR LAMPIRAN ……… xi

UCAPAN TERIMA KASIH ………... xii

BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang ………. 1

B Identifikasi Masalah ……… 6

C Pembatasan Maslah dan Perumusan Masalah …………. 8

D Difinisi operasional ………. 9

E Tujuan Penelitian ………. 11

F Manfaat Penelitian ………... 12

G Kerangka Berfikir ……… 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA A Konsep Pendidikan Kesetaraan Paket C ……….. 17

B Konsep Pendekatan Pembelajaran ………... 20

C Konsep Pembelajaran Mandiri ……… 23

D Langkah-langkah Pembelajaran Mandiri ………. 33


(2)

F Peran Warga Belajar ……… 49

G Hasil Pembelajaran Mandiri ……… 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Pendekatan dan Metode Penelitian ……….. 56

B Lokasi Penelitian ………. 58

C Subjek Penelitian ………. 59

D Tehnik Pengumpulan Data ……….. 61

E Langkah-langkah Penelitian ……… 64

F Keabsahan Hasil Penelitian ………. 67

BAB IV HASIL PENELITIAN A Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ………. 69

B Deskripsi Hasil Penelitian ………... 77

C Pembahasan Hasil Penelitian ……….. 111

D Temuan Penelitian ……….. 131

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A Kesimpulan ……….. 131

B Implikasi Hasil Penelitian ……… 136

C Rekomendasi ………... 138

DAFTAR PUSTAKA ……….. 140

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……….. 142

RIWAYAT HIDUP PENULIS ………... 157


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel

4.1 Data Sasaran Program di PKBM Geger Sunten ………….. 70 4.2 Layanan Program PNF di PKBM Geger Sunten …………. 72 4.3 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Ekonomi ……… 78 4.4 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika ………… 81 4.5 Pemetaan Pembelajaran Mata Pelajaran Ekonomi ……….. 84 4.6 Pemetaan Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika …….. 87 4.7 Format Penilaian Tes Tertulis dan Penugasan ………. 93 4.8 Hasil Belajar tes tri wulan ………... 101 4.9 Hasil Belajar Semester Akhir ………... 102 4.11

4.12 4.13.

Grafik perkembangan kognitif mata pelajaran Ekonomi .... Perkembangan rata-rata ... Perkembangan kognitif pelajaran Matematika ...

123 124 125 4.13. Perkembangan hasil belajar individu pelajaran Ekonomi ... 126


(4)

DAFTAR BAGAN Bagan

1.1 Paradigma Berfikir Penerapan Pembelajaran Mandiri …... 15 4.13 Hasil Penerapan Pembelajaran Mandiri ………... 127


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kisi-Kisi ………... 142 2. Silabus Mata Pelajaran Ekonomi ……….. 146 3. Silabus Mata Pelajaran Matematika ……… 149 4. Daftar Tutor dan Kelomok Belajar Paket C Setara SMA di

PKBM Geger Sunten ……… 153 6.

7.

Daftar Sarana dan Prasarana Belajar di PKBM Geger Sunten . Riwayat Hidup ...

154 155


(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Sebagai karya yang terwujud melalui hasil penulisan laporan penelitian yang kami buat atas kehendak Allah SWT, oleh karena itu penulis mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat-NYA yang telah memberikan kemampuan untuk menyelesaikan thesis ini.

Penulis menyampaiakan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Bapak Direktur Program Pascasarjana UPI yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Bapak Kepala P2PNFI Regional I Jayagiri yang telah memberikan ijin belajar kepada kami untuk mengikuti Pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

3. Dr.Ugi Suprayogi.M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan bimbingan dan motivasi selama penulis melaksanakan studi.


(7)

4. Bapak Prof.Dr.H. Sutaryat Trisnamansyah, M.A. selaku pembimbing I yang secara khusus telah banyak memberikan bimbingan dan arahan srta ungkapan-ungkapan pada penulis dalam melaksanakan perkuliahan serta bimbingan thesis pada Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

5. Bapak Dr.Uyu Wahyudin selaku Pembimbing II yang banyak juga memberikan arahan dan motivasi dalam rangka melaksanakan penelitian thesis pada Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. 6. Bapak Soeweno Pujiwiyoto dan almarhum Ibu Sutarsih selaku orang tua

yang selama ini telah banyak berjasa membesarkan melalui bimbingan dan kelangsungan hidup selama ini, sehingga penulis dapat melaksanakan cita-cita dalam belajar dan karir.

7. Istri dan anak yang banyak berjasa memberikan dorongan dan bantuan baik secara moral dan materi, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan pascasarjana tanpa mengalami kesulitan yang krusial.

8. Para dosen pembina program Pendidikan Luar Sekolah yang telah banyak memberikan bimbimbangan dan arahan melalui perkuliahan pada Program studi Pendidikan Luar Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.


(8)

9. Rekan-rekan mahasiswa /i pada Program studi pendidikan Luar Sekolah program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia

10. Rekan-rekan Kerja P2PNFI yang telah membantu memberikan dorongan secara moril sehingga penulis mampu menyelesaikan pendidikan pascasarjana di Universitas Pendidikan Indonesia.

11. Dan rasa terima kasih kepada seluruh kerabat yang tidak dapat penulis sebutkan atas segala bantuan dan dorongan selama ini sehingga kami dapat menyelesaiakan pendidikan pasca sarjana Program Pendidikan Luar sekolah di Universitas Pendidikan Indonesia bandung.

Semoga Allah SWT akan membalas semua kebaikan yang telah dicurahkan kepada penulis. Amin…..


(9)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 26 ayat (3) menjelaskan bahwa:

“ Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.”

Undang-Undang tersebut didalamnya terdapat asumsi bahwa hasil Pendidikan Nonformal (PNF) pada pendidikan kesetaraan dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian kesetaraan oleh lembaga yang ditunjuk Pemerintah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan sesuai PP No. 19, tahun 2005. Artinya bahwa lulusan pendidikan kesetaraan memiliki eligibilitas yang sama dan setara antara pemegang ijazah Paket A dengan SD/MI, Paket B dengan SMP/MTs. dan Paket C dengan SMA/MA/SMk, baik untuk mendaftar pada satuan pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk memasuki lapangan kerja. (Departemen Pendidikan Nasional RI (2005), Peraturan Pemerintah No.19 tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta.)

Pendidikan non-formal pada pendidikan kesetaraan akan memberikan kontribusi yang cukup besar dalam upaya pencerdasan kehidupan bangsa, sesuai amanat Pembukaan UUD 1945, jika dikembangkan secara tepat guna. PNF kesetaraan membantu dalam perluasan akses terhadap wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, sesuai dengan pasal 31 ayat (1), dan pasal 28C


(10)

ayat (1), dalam rangka memenuhi hak setiap warga negara secara adil dan merata untuk memperoleh pendidikan dasar yang bermutu sebagai salah satu kebutuhan dasarnya. Program Pendidikan kesetaraan Paket C Setara SMA (Sekolah Menengah Atas) yang diselenggarakan untuk memberi kesempatan kepada masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan formal. Pendidikan kesetaraan pada dasarnya melayani masyarakat yang putus sekolah karena adanya kebutuhan pribadinya dalam mengembangkan dirinya yang disebabkan adanya tidak ada kesempatan melanjutkan pada pendidikan formal. Pendidikan kesetaraan dilaksanakan oleh penyelenggara pendidikan nonformal disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan kesempatan belajar yang sama berdasarkan jenjang dan tingkat pendidikan yang diikutinya. Diantaranya adalah program pendidikan kesetaraan Paket C setara SLTA yang selama ini banyak diminati oleh masyarakat dan selalu dominan dalam mencapai angka yang sinifikan pada perhitungan jumlah Warga belajar yang mengikuti Ujian Nasional (UAN) selama ini. Dilihat secara nasional, sasaran pendidikan kesetaraan menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2007 sasaran program pendidikan kesetaraan Paket C pada rentang usia yang semestinya yaitu 16-18 tahun adalah 353.795 orang. Sasaran lainnya pada rentang usia 19 – 22 tahun sebanyak 4.624.512 orang, pada program Paket C sasarannya dimasukan pada usia dewasa seluruhnya. Dengan demikian perlu diperhatikan secara serius baik dari segi penyelenggraannya dalam rangka meningkatkan muti program pendidkan kesetaraan Paket C yang jumlahnya cukup signifikan. Program kesetaraan


(11)

Paket C diarahkan agar para lulusannya memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang setara dengan lulusan SLTA serta memiliki kecakapan hidup yang dapat dimanfaatkan untuk membuka/menciptakan lapangan usaha baik bagi dirinya atau masyarakat. Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan yang salah satunya meliputi program pendidikan Paket C harus mengacu pada delapan Standar Nasional Pendidikan yang ditetapkan pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Salah satu standar pendidikan tersebut adalah standar proses, yaitu standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Standar proses pembelajaran pada pendidikan kesetaraan perlu diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Dalam penyelenggaraan program pendidikan kesetaraan yang umum dilaksanakan oleh para penyelenggara pendidikan nonformal selama ini cenderung muncul berbagai masalah. Masalah yang timbul diantaranya masih berkisar pada minimnya dana yang dimilki oleh para pengelola pendidikan kesetaraan. Adanya maslah yang krusial tersebut secara langsung berpengaruh pada berbagai unsur, termasuk didalamnya unsur penyelenggaraan, ketenagaan serta dukungan fasilitas sarana dan prasarana yang menunjang. Permasalahan yang dihadapi oleh lembaga penyelenggara


(12)

Pusat Kegiatan Belajar Masyrakat (PKBM) harus disesuaikan dengan kondisi dilapangan dengan yang berdampak pada keterbatasan waktu petemuan pembelajaran di kelas, keterbatasan sarana belajar serta berbagai karakteristik warga belajar pendidikan kesetaraan Paket C. Berbagai kendala yang terjadi diatas maka diperlukan strategi pendekatan pembelajaran yang tepat untuk mengatasi ketercapaian materi pembelajaran dan kompetensi yang harus dimiliki oleh warga belajar Paket C sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Strategi pembelajaran yang digunakan disesuaikan dengan kebijakan pemerintah melalui peraturan mentri berdasarkan standar pendidikan nasional yang mencakup standar isi yang didalamnya mencakup proses pembelajaran mandiri.

Pembelajaran mandiri yaitu salah satu strategi pembelajaran pendidikan kesetaraan yang dilakukan secara individu maupun kelompok di luar pembelajaran tatap muka ataupun tutorial. Pembelajaran mandiri perlu dikelola secara baik oleh tutor maupun pengelola, melalui proses perencanaan secara matang. Pelaksanaannya pembelajaran mandiri mengacu kepada tahap persiapan yang matang, pelaksanaan terkoordinir serta proses penilaian hasil secara akurat, sehingga warga belajar mampu mencapai standar kompetensi yang diharapkan. Untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran mandiri tersebut maka dibutuhkan rancangan untuk mempermudah tutor dalam melakukan pembelajaran mandiri. Pembelajaran mandiri perlu dikelola secara baik oleh tutor dan pengelola melalui kesepakatan bersama dengan dukungan berbagai komponen sarana dan prasarana sehingga warga


(13)

belajar mampu mencapai hasil belajar yang optimal. Pembelajaran mandiri merupakan pendekatan yang dilakukan oleh pengelola,dan tutor dalam rangka mengatasi permasalahan minimnya dana penyelenggraan dan berdampak pada keterbatasan waktu pembelajaran dan dukungan lainnya. Seperti yang banyak dirasakan oleh para penyelenggara Pendidikan kesetaraan khususnya program pendidikan Paket C masih dilakukan secara swadaya tanpa adanya bantuan dari pemerintah secara optimal. Dilain pihak kondisi masyarakat sangat antusias mengikuti program pendidikan Paket C setara SMA yang sudah dibuktikan legalitasnya untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi maupun untuk bekerja. Masyarakat sangat membutuhkan program paket C meskipun kondisinya belum memenuhi standar pembelajaran yang ada di PKBM. Melaui strategi pembelajaran mandiri diharapkan PKBM dapat mengatasi tuntutan permasalahan belajar untuk mencapai materi belajar dan kompetensi yang harus dimiliki oleh warga belajar sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Seperti yang di rasakan oleh pengelola PKBM Geger Sunten, smenjak tahun 2007 telah terbentuk program Paket C setara SMA atas dasar kebutuhan masyarakat setempat, akan tetapi belum terpenuhinya bantuan dari berbagai mitra kerja pendidikan nonformal secara teratur. Permasalahan tersebut sangat menyulitkan bagi PKBM untuk mengatasi niat masyarakat yang ingin meningkatkan pendidikan.

PKBM Geger Sunten terletak di desa Sunten Jaya secara geografis lokasinya sangat subur dan masyarakatnya banyak beraktifitas pada bidang pertanian dan perkebunan. Masyarakat Sunten Jaya cukup antusias


(14)

mengikuti kegiatan belajar pendidikan nonformal khususnya pendidikan kesetaraan dan ketrampilan sebagi kebutuhan. Tingginya minat belajar di PKBM menyebabkan munculnya berbagai masalah terutama pada aspek dana penyelenggaraan program untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, diantaranya pendidikan kesetaraan Paket C. Berangkat dari permasalahan dan kondisi sebagaimana di atas, maka penulis mencoba melaksanakan penelitian tentang strategi penerapan pembelajaran mandiri pada program Pendidikan kesetaraan Paket C setara SMA di PKBM Geger Sunten kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

B. Identifikasi Masalah

Penyelenggaraan Pendidikan nonformal khususnya pada pendidikan kesetaraan pada umumnya belum dilaksanakan secara optimal dalam pengelolaanya. Kondisi tersebut terjadi karena adanya keterbatasan sarana dan prasarana serta kurangnya anggaran dalam pelaksanaan program pengelolaan. Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan Paket C masih di PKBM sangat mendapatkan respon tinggi dari kalangan masyarakat yang membuthkan layanan dilingkungan setempat. Program tersebut sudah di ketahui oleh masyarakat, hasil lulusan progam pendidikan kesetaraan Paket C sudah diakui legalitasnya oleh pemerintah dan diakui untuk bekerja pada tempat lain. Dilain pihak PKBM sebagai penyelenggaraan pendidikan nonformal dituntut kepeduliannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melayani pembelajaran khususnya Paket C setara SMA. Selain adanya


(15)

tuntutan kebutuhan melayani program pendidikan kesetaraan tersebut PKBM Geger Sunten bertanggung jawab melaksanakan pembelajaran sebagai mana mestinya sesuai dengan tujuanya yaitu untuk meningkatkan pengetahuan peningkatan kompetensi belajar serta pencapaian materi belajar sesuai yang diharapkan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Tingginya minat belajar pada program pendidikan kesetaraan Paket C diwilayah PKBM Geger Sunten kecamatan Lembar Bandung Barat.

2. Keterbatasan dana yang dimiliki oleh PKBM sebagai penyelenggran sehingga mengakibatkan kurang maksimalnya proses belajar mengajar program pendidikan kesetaraan Paket C setara SMA.

3. Adanya keterbatasan waktu pertemuan belajar antara tutor dan warga belajar di kelas akan mempengaruhi pencapaian materi belajar pada program Pendidikan kesetaraan Paket C setara SMA di PKBM Geger Sunten.

4. Masih kurangnya mitra kerja yang mendukung pada aspek bantuan dana bagi pengelolaan program di PKBM sehingga berdampak pada lemahnya pelaksanaan penyelenggaran pendidikan kesetaraan Paket C setara SMA. 5. Berbagai ragam karakteristik warga belajar berkaitan dengan latar

belakang ekonomi, social dan usia sehingga berdampak pada perbedaan pengalaman belajar dan kecepatan belajar.


(16)

C.Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

Penelitian masalah penerapan pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran mandiri yang dilakulan oleh tutor bagi warga belajar dibatasi pada kelompok belajar pendidikan kesesataan Paket C kelas X atau kelas I ( satu ) semester 2 (dua) jurusan IPS di PKBM Geger Sunten dengan mengambil sampel pada bidang studi ekonomi dan matematika. Adapun masalah penelitianya dibatasi pada 4( Empat ) hal yang meliputi komponen langkah-langkah penerapan pembelajaran mandiri, peran tutor dalam pembelajaran mandiri, peran warga belajar pada proses belajar mandiri serta hasil pembelajaran mandiri bagi warga belajar pendidikan kesesataan Paket C di PKBM Geger Sunten. Secara khusus penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah langkah-langkah penerapan pembelajaran mandiri yang

dilakukan oleh tutor bagi warga belajar pendidikan kesetaraan Paket C setara SMA di PKBM Geger Sunten?

2. Bagaimanakah peran tutor dalam pelaksanaan pembelajaran mandiri pada pendidikan kesesataan Paket C setara SMA di PKBM Geger Sunten ?

3. Bagaimanakah peran warga belajar dalam proses pelaksanaan pembelajaran mandiri pada pendidikan kesetaraan program Paket C setara SMA di PKBM Geger Sunten?

4. Bagimanakah hasil pembelajaran mandiri yang diperoleh warga belajar pendidikan kesetaraan Paket C setara SMA di PKBM Geger Sunten.


(17)

D. Definisi Operasional

1. Pendekatan pembelajaran adalah strategi atau cara melakukan aktifitas belajar mengajar yang dilakukan melalui perencanaan atau pola yang tujuannya digunakan sebagai pedoman dalam melakukan aktifitas pembelajaran, menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termsuk didalamnya bahan belajar, kurikulum dan lainnya.

2. Pendekatan pembelajaran mandiri adalah strategi atau cara pembelajaran yang bertujuan memberikan keleluasan belajar melalui pengalaman dan kemampuan belajar oleh wraga belajar baik dilingkungan kelas maupun di luar kelas untuk mencapai tujuan belajar program pemdidikan kesetaraan dalam mencapai ketuntasan materi yang akan disajikan oleh tutor

(Depdiknas Ditjend PNF,2004 acuan pembelajaran mandiri pendidikan

kesetaraan Paket A,B,C, Jakarta.

3. Pembelajaran mandiri adalah proses belajar yang dilakukan oleh peserta didik didalam lingkungan sekolah maupun diluar sekolah dengan cara membaca, menelaah serta memahami pengetahuan sesuai dengan materi pelajaran yang terkait. Pembelajaran mandiri dilakukan oleh warga belajar baik secara individu maupun kelompok melalui kontek dimensi sumber multimedia seperti, surat kabar, komputer, internet, televisi maupun komunitas sosial yang sesuai dengan materi pelajaran di sekolah. (Depdiknas Ditjen PNF,2004:11)


(18)

4. Peran tutor pada proses pembelajaran mandiri tidak sebagai guru akan tetapi dituntut sebagai pendamping, pembimbing atau fasilitator.

Adapun langkah-langkah dalam konsep pembelajaran mandiri dalam proses belajar mengajak peserta didik melakukan tindakan mandiri akan tetapi dapat juga melibatkan orang lain atau kelompok untuk melakukan tujuan belajar yang diharapkan. Langkah-langkah penting yang harus dilakukan oleh tutor dan pengelola dalam proses pembelajaran mandiri mencakup 3 (tiga) tahapan kegiatan , yaitu persiapan, pelaksanaan, dan penilaian. ( Elaine B.Jhonshon dalam Chaedar Alwasilah, 2007:151 ). 5. Hakikat pembelajaran adalah terjadinya perubahan sesuai yang diharapkan

setelah proses pembelajaran selesai. (Slameto,1987: 56)

6. Peran pengelola pada program Pendidikan Kesetaraan dalam rangka meningkatkan mutu pengelolaan program pendidikan nonformal serta memberikan layanan Penyelenggaraan program secara optimal untuk menunjang pelayanan belajar yang berkualitas, kompeten. Kaitannya dengan peningkatan mutu PTK-PNF pada pengelolaan adanya peningkatan kompetensi dan fasilitas yang tersedia, sesuai dalam Permen Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

7. Hasil pembelajaran pada pembelajaran mandiri yang dilakulan oleh tutor secara implisit dapat ditinjau dari proses belajar dan hasil nilai yang didapat serta terjadinya perubahan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor yang dimiliki oleh warga belajar. Hasil pembelajaran mandiri secara kognitif mencakup kemampuan, pemahaman, penguasaan materi


(19)

serta evaluasi hasil belajar. Pada aspek afektif dapat dilihat dari perubahan sikap dan pengalaman belajar dilingkungan kelas maupun diluar kelas serta munculnya sikap percaya diri dan disiplin belajar terhadap pribadinya. Sedangkan kemampuan mengelola ketrampilan melalui media, sarana belajar yaitu dampak pada aspek psikomotor, seperti tertuang dalam evaluasi dampak diklat pendidikan nonformal, Direktorat Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.2007.

E. Tujuan Penelitian

1. Mendiskripsikan langkah-langkah penerapan pembelajaran mandiri bagi warga belajar pendidikan kesetaraan Paket C di PKBM Geger Sunten 2. Mendiskripsikan peran tutor dalam proses pelaksanaan pembelajaran

mandiri bagi warga belajar pendidikan kesesataan Paket C setara SMA di PKBM Geger Sunten.

3. Mendiskripsikan peran warga belajar dalam proses pelaksanaan pembelajaran mandiri pada pendidikan kesetaraan Paket C setara SMA di PKBM Geger Sunten.

4. Mendiskripsikan hasil pembelajaran mandiri yang dilakulan oleh tutor bagi warga belajar pendidikan kesetaraan Paket C setara SMA di PKBM Geger Sunten.


(20)

F. Manfaat Penelitian

Setelah mengetahui tujuan penelitian diatas, kemudian manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis

a. Sebagai bahan kajian ilmiah pada program pendidikan nonformal melalui strategi pembelajaran mandiri bagi warga belajar kesetaraan Paket C setara SMA

b. Memperkenalkan model pengembangan inovasi pendidikan nonformal melalui penelitian strategi pendekatan pembelajaran mandiri pada program pendidikan kesetaraan Paket C setara SMA.

c. Sebagai model pengembangan pembelajaran yang inovatif bagi program kesetaraan Paket C setara SMA.

2. Secara praktis

a. Bagi Instansi penyelenggara pendidikan nonformal seperti SKB,BPKB diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pengembangan model yang inovatif melalui pendekatan pembelajaran mandiri program pendidikan kesetaraan Paket C setara SMA.

b. Bagi PKBM maupun para penyelenggara program swasta lainnya diharapkan model pembelajaran mandiri ini dapat dijadikan sebagai salah satu strategi pembelajaran yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan keterbatasan dana penyelenggaraan program kesetaraan Paket C setara SMA.


(21)

G. Kerangka Berfikir

Pengelolaan program pendidikan kesetaraan Paket C merupakan salah jenis program pendidikan yang sangat perlu mendapatkan perhatian pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu penyelenggaraan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat selama ini. Program pendidikan kesetaraan Paket C merupakan salah satu program yang sangat diminiti oleh masyarakat yang putus sekolah atau tidak lulus sekolah formal SMA. pendidikan Paket C pada hakekatnya bentuk pendidikan yang mampu meningkatkan kompetensi secara akademis maupun vokasional sebagai dasar melanjutkan kejenjang pendidikan selanjutnya maupun mencari pekerjaan. Dalam kenyataanya di lapangan penyelenggaraan program pendidikan kesetaraan Paket C masih belum dilakukan secara optimal dikarenakan berbagai permasalahan serta keterbatasan, sehingga menghambat pada proses pembelajaran serta tujuan yang akan dicapainya.

Permasalahan yang terlihat di PKBM pada dasarnya karena masih tingginya penyelenggara mengharapkan bantuan dana dari pemerintah. Kurangnya dana penyelenggaraan program akan menyulitkan pada lajunya kegiatan program khususnya masalah pemberian honor tutor dan berdampak pada ketidakmaksimalnya pelaksanaan program. Masalah kurang optimalnya pelaksanaan program yang terjadi berkembang kepada masalah keterbatasan pertemuan belajar, keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh PKBM sehingga akan menyulitkan untuk mencapai tujuan belajar yang sesungguhnya.


(22)

Berdasarkan berbagai uraian masala-masalah di atas, maka peneliti mencoba mengidentifikasi sistem penyelenggaraan program yang dapat memperkecil permasalahan pembelajaran yaitu melalui penerapan strategi pembelajaran mandiri khususnya pada pendidikan kesetaraan Paket C setara SMA yang dilakukan pada PKBM dilokasi penelitian. Kegiatan penelitian ini secara khusus untuk melihat ketercapaian materi, peningkatan kompetensi belajar sesuai dengan tujuan belajar. Untuk mengatasi kendala-kendala yang berkaitan dengan proses belajar mengajar dibutuhkan strategi pembelajaran khusus yang dirancang oleh pengelola dan tutor dalam rangka memenuhi tujuan belajar yang salah satunya adalah melalui belajar mandiri. Penerapan pembelajaran mandiri diperlukan kerja sama yang terkoordinir antara pengelola, tutor dan warga belajar secara baik. Rancangan penerapan pembelajaran mandiri dibutuhkan langkah-langkah yang cermat baik dari aspek persiapan, pelaksanaan sampai pada tahap penilaian untuk melihat hasil yang diharapkan dalam program. Rancangan penerapan pembelajaran mandiri dapat dilihat pada aspek langkah-langkah prosedural yang secara umum dapat dilakukan oleh penyelenggara program kesetaraan berdasarkan latar belakang yang ada seperti yang tergambar dalam paradigma berfikir. Tahapan-tahapan dalam kerangka berfikir bersifat umum dan masih dapat disesuaikan dengan kondisi dilapangan.

Gambaran tentang keterkaitan anatara kondisi dan kenyataan serta proses belajar dalam rangka mengatasi permasalahan serta tujuan mencapai


(23)

hasil belajar yang diharapkan seperti dalam gambar paradigma berpikir penelitian dibawah ini :

Bagan : 1.1

Paradigma Berfikir Penerapan Pembelajaran Mandiri

Strategi pembelajaran pada pendidikan kesetaraan,melalui pendekatan pembelajaran mandiri merupakan salah satu yang dapat dijadikan sebagai solusi yang dipilih untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran yang

LATAR BELAKANG

- Keterbatasan dana penyelenggaraan sehingga berdapak pada keterbatasan waktu pertemuan belajar,Sarana dan parasarana belajar.

- Karakteristik warga belajar paket C baik dari latar belakang ekonomi, usia berpengaruh pada pengalaman dan kemampuan belajar. - Luasnya materi belajar Paket C

PENGELOLA/

PENYELENGGARA TUTOR / GURU MATA PELAJARAN

PERSIAPAN

(Rencana Pembelajaran Mandiri )

PELAKSANAAN Pembelajaran Mandiri

PENILAIAN

(Laporan hasil tugas untuk melihat kemajuan belajar, Test Triwulan,Test semester untuk melihat nilai

belajar)

Keluaran :

- Ketercapaian materi belajar dan Kompetensi belajar

- Peningkatan hasil belajar yang meliputi meningkatnya pengetahuan,Perubahan sikap, Kemampuan ketrampilan belajar


(24)

bersifat kreatif, konstruktif, inovatif. Strategi pembelajaran tersebut melalui proses pembelajaran mandiri, berdampak pada berkembangnya aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Dampak belajar mandiri dapat dilihat melalui kompetensi belajar, pengalaman belajar, perubahan sikap, baik dalam proses belajar maupun pergaulan dilingkungannya.

Pembelajaran yang bersifat inovatif merupakan proses pengembangan belajar mandiri yang dilakukan di lingkungan kelas maupun diluar kelas. Pada lingkungan kelas bisa melalui lingkungan PKBM dengan memanfaatkan sarana yang ada sebagai sumber belajar. Kemudian belajar diluar kelas bisa dilakukan melalui kegiatan pengamatan, observasi serta menggunakan media belajar yang sesuai dan tehnologi elektronika seperti internet sebagai sumber belajar. Hasil pembelajaran mandiri bukan hanya bersifat hasil nilai kumulatif, akan tetapi meliputi perkembangan kemajuan belajar, kompetensi belajar siswa dan dampak belajar mandiri.


(25)

56 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini,pendekatan yang digunakan adalah penelitian bersifat kualitatif dengan metode deskritif analitis yang bersifat expost facto. Metode tersebut merupakan cara yang dipergunakan untuk mendiskripsikan, menggambarkan secara factual, akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antara fenomena yang diselidikinya. (Moh.Nazir,1988:65). Analisis expost facto yaitu meneliti peristiwa yang telah terjadi dimana warga belajar yang mengikuti proses pembelajaran mandiri di PKBM Geger Sunten akan menghasilan dampak hasil belajar yang diharapkan oleh peneliti. Dengan menggunakan metode deskriptif analitis dari data-data yang diperoleh diharapkan dapat ditemukan kecenderungan-kecenderungan dan kemungkunan adanya fenomena hasil pembelajaran bukan hanya dari segi pencapaian kompetensi belajar, meningkatnya pengetahuan, pengalaman belajar, akan tetapi bisa berupa dampak pembelajaran setelah mengikuti proses belajar mandiri.

Melalui Strategi pembelajaran mandiri diharapkan dapat dijadikan solusi bagi para pengelola, tenaga pendidik maupun warga belajar itu sendiri dalam melaksanakan proses belajar secara efektif pada program pendidikan kesetaraan khususnya pendidikan Paket C setara SMA. Berdasarkan kondisi dilapangan bahwa penyenyelanggaraan pendidikan kesetaraan secara umum dilakukan hanya mementingkan target program tanpa melihat pertimbangan


(26)

berbagai aspek termasuk didalamnya masalah pencapaian materi serta kompetensi kompetensi yang di harapkan. Melalalui penelitian pembelajaran mandiri ini diupayakan untuk belajar dari peristiwa-peristiwa yang berhubungan langsung dengan sumber data dalam melakukan pengamatan dari peneliti, sehingga dapat menghasilkan hasil yang mendalam, layak, lebih rinci berdasarkan subjek. (Nasution,1996:31).

Karakteristik penelitian kualitatif mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. Penelitian kualitatif mempunyai latar alamiah atau natural seting, yaitu peneliti mengumpulkan data dalam situasi lapangan secara wajar untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya. Kondisi tersebut hanya peneliti yang dapat memberikan makna, memahami dan merasakan situasi yang sebenarnya serta menyelami nilai yang terkandung dari ungkapan dan situasi yang ada.

2. Analisis data secara induktif, yaitu menarik kesimpulan berdasarkan data yang didapat dilapangan.

3. Pemberian makna ( meaning ) merupakan sasaran utama untuk memahami situasi.

4. Laporan bersifat deskritif dengan data umumnya yang bersifat kualitatif terhadap apa yang ditelitinya. Meskipun dilakukan pula melalui data kuantitatif akan tetapi dapat dilakukan dengan interprestasi kualitatif dari nilai yang terkandung pada angka atau jumlah.


(27)

5. Lebih mementingkan proses meskipun tidak menutup kemungkinan melalui pertimbangan produk.

6. Adanya batasan dan focus penelitian

7. Adanya kriteria khussu untuk keabsahan data. 8. Teori dari dasar (grounded theory)

9. Dalam penelitian manusia sebagai alat

10. Adanya desain sementara sebagai bahan pertimbangan penelitian 11. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama

(Moleong, 1989:4-9)

Berdasarkan cirri-ciri tersebut diatas, penelitian kualitatif ini memungkinkan peneliti dapat berkomunikasi secara langsung dengan subyek yang diteliti serta mengamati dari proses awal sampai akhir penelitian. Fakta dan data itulah yang diberi malna sesuai dengan teori yang terkait dengan focus masalah yang diteliti. Penelitian kualitatif harus terhindar dari pengaruh bias pribadi terhadap objek penelitian. Hal ini perlu adanya catatan rinci tentang perkembangan dan inovasi yang diperoleh dilapangan secara lengkap, akurat yang diperlukan sebagai analisis data selanjutnya.

B. Lokasi Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan pada kelompok belajar Paket C pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Geger Sunten di desa Sunten Jaya kecamatan Lembang Bandung barat. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas penilaian peneliti, dimana lokasi tersebut sangat memenuhi


(28)

syarat baik dari sisi program, jumlah kelompok belajar, kelengkapan sarana dan prasarana serta karakteristik warga belajar yang sesuai dengan kondisi karakteristik sasaran program kesetaraan. Proses penelitian di lokasi tersebut dilakukan dengan fokus perencanaan, pelaksanaan, penilaian, keluaran dan dampak kegiatan pembelajaran mandiri bagi warga belajar Paket C setara SMA, Penyelenggara maupun tutor. Adapun penerapan sandar pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian di PKBM Geger Sunten tersebut adalah : 1. Menggunakan standar penyelenggaraan proses yang biasa dilakukan pada

program pendidikan kesetaraan di PKBM Geger Sunten yaitu dengan mengembangkan Standar Kompetensi dan Standar kompetensi dasar ( SK-SKD) sesuai dengan Permen.No.14 tahun 2007.

2. Acuan hasil kegiatan Whorkshop strategi pembelajaran mandiri bagi pengelola dan tutor pendidikan kesetaraan paket C setara SMA tahun 2008 yang diadakan di Pusat Pengembangan Pendidikan nonformal dan Informal (P2-PNFI) Regional I Jayagiri.

3. Acuan strategi pembelajaran mandiri bagi program pendidikan kesetaraan direktorat pendidikan kesetaraan tahun 2008.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang menjadi objek kajian tersebut adalah warga belajar yang secara purposive ditetapkan berjumlah 4 ( enam ) orang dan 2 ( dua ) tutor yang mewakili satu program pendididkan kesetaraan Paket C setara SMA kelas satu di PKBM Geger Sunten kelurahan Sunten Jaya kecamatan Lembang Bandung Barat. Warga belajar dipilih sesuai dengan


(29)

karakteristik kelas, usia, yang sama sebagai sampel untuk dijadikan sebagai responden. Kemudian tutor diambil dari kwalifikasi pendidikan minimal S1 dengan bidang studi ekonomi dan matematika sebagai sampel mewakili proses belajar mengajar pada penelitian penerapan pembelajaran mandiri. Responden berasal dari kelompok belajar dan tutor pendidikan kesetaraan Paket C kelas X atau kelas 1 (satu) semester 2 (dua) di PKBM Geger Sunten yang dikondisikan mengikuti kegiatan penelitian dengan menggunakan pendekatan pembelajaran mandiri khusus bidang studi IPS ekonomi dan matematika dalam rangka melihat kompetensi belajar dan ketercapaian materi belajar sesuai dengan waktu yang ditentukan. Responden berjumlah 4 (empat) warga belajar dipilih dengan kriteria rentan usia antara 18-21 tahun, bertempat tinggal tidaj jauh dari PKBM serta memiliki pekerjaan tidak tetap. Responden yang disiapkan untuk diidentifikasi masalah serta unsure-unsur yang dilakukan sebagai dasar perumusan melakukan tujuan pembelajaran mandiri, menyusun rancangan perencanaan proses belajar mengajar dalam menggunakan strategi pembelajaran mandiri, Pelaksanaan pembelajaran mandiri serta dampak yang didapat setelah menggunakan pendekatan pembelajaran mandiri di kelompok belajar Paket C setara SMA di PKBM Geger Sunten. Dari kegitan yang dilakukan melalui penelitian tersebut kemudian di asumsikan apakah langkah-langkah yang dilakukan dalam menerapkan program yang telah direncanakan dan dilakukan oleh pengelola, tutor bagi warga belajar tersebut dapat mengembangkan kompetensi belajar serta ketercapaian


(30)

materi belajar dan mendukung kegiatan proses belajar mengajar pada pendidikan kesetaraan, khususnya pada Pendidikan kesetaraan Paket C setara SMA.

D. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam melaksanakan kegiatan penelitian langkah awal yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data kelapangan yang dibutuhkan berkenaan dengan persiapan melaksanakan kegiatan belajar mandiri oleh, tutor,warga belajar, pengelola di PKBM Geger Sunten. Beberapa tehnik yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan berbagai informasi yaitu dengan tehnik :

1. Observasi ( pengamatan )

Tehnik pengamatan merupakan cara yang penting dilakukan oleh peneliti dalam melakukan identifikasi tentang kondisi-kondisi awal baik yang dilakukan oleh pengelola, tutor dan warga belajar Paket C selama ini. Kegiatan pengamatan sangat memungkinkan melakukan penggalian informasi secara dekat terhadap gejala penyelidikan dengan dekat pada latar belakang kelompok yang diteliti. Seperti yang di gambarkan oleh Moleong (1988:138) di jelaskan keunggulan dengan tehnik pengamatan tersebut yaitu :

“ ... Mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku, kebiasaan yang memungkinkan pengamat untuk melihat keadaan sebagaimana mestinya pada saat itu. Kemudian peneliti menangkap arti fenomena subjek dari segi karakteristik, pandangan dan subjek yang memungkinkan untuk merasakan apa yang akan dibentuk baik dari segi pengetahuan untuk diketahui bersama “.


(31)

Menurut Nasution (1996:61) bahwa partisipasi pengamat dalam melakukan obsevasi dapat dilakukan dengan beberapa tingkat yaitu : a. Partisipasi nihil

b. Partisipasi sedang c. Partisipasi aktif dan d. Partisipasi penuh.

Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti pada dasarnya melakukan partisipasi secara aktif dan penuh untuk mendapatkan informasi secermat mungkin sesuai dengan tujuan yang akan diinginkan. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada lingkungan pembelajaran rutin sehingga dapat diketahui aktifitas dan seluk beluk kelompok objek penelitian. Partisipasi penuh mempunyai keuntungan mengamati secara luas terhadap aspek-aspek kebenaran aktifitas sasaran secara langsung pada proses penelitian. Kemudian tehnik pengumpulan data tentang evaluasi performasi, keluaran dan hasil penerapan pembelajaran mandiri bagi warga belajar oleh tutor pendidikan kesetaraan Paket C dilakukan melalui kegiatan test, portofolio serta instrument kepada tpengelola, tutor dan warga belajar pasca dan setelah mengikuti proses belajar mengajar.

2. Wawancara

Tehnik ini dilakukan untuk menggali dan memperoleh data yang mendalam tentang relevansi masalah yang akan diteliti khsusnya informasi tentang strategi pembelajaran baik dari aspek perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta dampaknya “ melalui penerapan pendekatan


(32)

pembelajaran mandiri yang dilakukan oleh tutor kepada warga belajar pendidikan kesetaraan Paket C setara SMA kelas I (satu ) di PKBM Geger Sunten periode tahun 2008/2009 “.Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara kepada :

a. Pengelola

Meminta informasi tentang persiapan pentyelenggaraan program, sarana dan prasrana yang ada serta fasilitasi pendukungan pada pelaksanaan pembelajaran mandiri bagi tutor dan warga belajar paket C di PKBM Geger Sunten.

b. Tutor Paket C

Menggali informasi tentang proses pembelajaran yang dialakukan oleh tutor pasca penelitian terhadap berbagai tahapan, diantaranya pada aspek persiapan, perencanaan belajar, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran mandiri bagi warga belajar Paket C setara SMA di PKBM Geger Sunten.

c. Warga Belajar Paket C

Menggali informasi tentang persiapan belajar mandiri, tehnik belajar mandiri serta hasil yang dimilki pasca belajar mandiri oleh warga belajar melalui berbagai sumber belajar yang ada di PKBM maupun diluar kelas

3. Studi Dokumentasi

Tehnik studi dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang komponen-komponen yang ada dalam pengelolaan


(33)

yang didalamnya menyangkut srana dan prasarana. Kemudian aspek-aspek persiapan yang dilakukan oleh tutor dalam proses belajar mengajar pelaksanaan serta tehnik penilaian yang akan dilakukan dalam pembelajaran mandiri khususnya program Pendidikan kesetaraan Paket C.

E. Langkah-langkah Penelitian

Tahapan kegiatan yang ditempuh dalam penelitian sebagai langkah-langkahnya dari awal sampai akhir bsebagai berikut :

1. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan perlu adanya pemahaman literature yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian penerapan pendekatan pembelajaran mandiri yang dilakukan oleh tutor kepada warga belajar pendidikan kesetaraan Paket C, meliputi :

a. Penyusunan dan penyempurnaan desain penelitian melalui bimbingan dari pembimbing.

b. Penyusunan alat pengumpul data 2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahapan pelaksanaan peneliti mulai melakukan kegiatan observasi, wawancara untuk mendapatkan informasi tentang kondisi lokasi serta kondisi ekternal dan internal responden penelitian. Kemudian kita himpun keakuratan data yang kita amati dan dipertahankan sampai pada proses pelaksanaan penelitian program.


(34)

3. Tahap pengolahan data, analisi dan penyusunan laporan a. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan cara manual dan komputerisasi dari mulai proses awal sampai akhir penelitian melalui kegiatan.

(1). Editing (2) Coding

(3) Pemindahan data ( manual, mekanis, elektronok ) (4) tabulasi ( tulisan )

(5) Penyajian data ( Tulisan, tabel, grafik ) b. Analisis data

Analisa data dilakukan pengorganisasian data secara urut dan membentuk pola, katagori dan uraian dasar untuk memberikan makna pemahaman. Analisis data dilakukan pada waktu peneliti masih berada dilapangan dan setelah proses pengumpulan data yang kemudian dihimpun sebagai dasar melaksanakan proses penelitian selanjutnya. Selama pengumpulan data peneliti merekam dan membuat catatan lapangan, melakukan member-check dengan subyek yang bersangkutan serta melakukan triangulasi untuk mendapatkan keabsahan data. Kemudian melakukan revisi sesuai dengan informasi dari subyek sumber aslinya sesuai dengan jenis data yang diperoleh.


(35)

c. Analisis setelah Data terkumpul

Setelah data terkumpul maka peneliti melakukan analisis data sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan pemusatan perhatian dalam bentuk uraian atau laporan yang terinci pada kontek masalah. Reduksi data dimulai dengan membuat ringkasan atau rangkuman dari setiap data agar mudah dilakukan sesuai dengan jenisnya. Keseluruhan hasil data kemudian disusun berdasarkan katagori dari permasalahan yang akan diteliti. Data yang sudah ditata kemudian dipilih disesuaikan berdasarkan kepentingan dalam penelitian.

2. Displey Data

Display data adalah upaya untuk menyajikan data dengan cara melihat gambaran keseluruhan serta data tertentu untuk penelitian. Data yang telah tersusun kemudian disajikan kepada subyek dalam bentuk deskriptif dengan cara mengembangkan informasi untuk memudahkan penelitian dalam memahami makna data tersebut. 3. Mengambil Kesimpulan dan Vertifikasi

Upaya untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan cara mempelajari pola, tema, topik, persamaan, perbedaan dan hal yang dilakukan. Kemudian peneliti membuat suatu kesimpulan sesuai


(36)

dengan kegiatan vertifikasi selama penelitian berlangsung dalam bentuk narasi yang kemudian dibuat analisinya.

d. Penyusunan laporan

Tahap penyusunan laporan penelitian secara sistematis dalam bentuk thesis yang akan dipertanggung jawabkan secara ilmiah pada Ujian tahap I dan ujian tahap II di depan para penguji thesis.

F. Keabsahan Hasil Penelitian.

Suatu penelitian dibutuhkan validitas data yang benar-benar actual dan didukung sumber informan yang terkait untuk memenuhi tingkat kepercayaan pada hasil penelitian yang dilakukannya. Nasution (2003:114) menyatatakan keberhasilan hasil penelitian tergantung kepada kredibilitas ( validitas internal ), transferabilitas ( validitas ekternal ), dependabilitas ( realibilitas ) dan konfirmobilitas ( objectifitas ).

Berdasarkan pendapat di atas dinyatakan bahwa keberhasilan dalam penelitian dapat di lihat pada tingkat :

1. Kredibilitas

Merupakan standar tentang kebenaran data yang dikumpulkan serta menggambarkan konsep penelitian dengan kondisi nyata yang ada pada sumber data maupun informan terkait. Untuk melihat tingkat kredibilitas dengan melihat keadaan tersebut dalam penelitian dlakukan melalui kegiatan :


(37)

a. Triangulasi, yaitu mengecek kebenaran data tertentu dengan membandingkan data yang diperoleh dari sumber data lain. Adapun tehnik yang digunakan dalam triangulasi melalui kegiatan wawancara, observasi dan dokumentasi.

b. Member-check, yaitu melakukan pengecekan ulang terhadap tempat sumber informasi untuk menghindari perbedaan perepsepsi dengan peneliti agar tidak terjadi diskomunikasi terhadap hal-hal yang dibutuhkan dalam penelitian.

c. Referensi, yaitu untuk mendukung pelaksanaan penelitian sebagai landasan kerangka teori dan konsep yang diperlukan melalui buku-buku baik yang bersifat kebijakan pemerintah, peraturan mentri, hasil pengembangan dari P2-PNFI tentang penyelenggaraan program kesetaraan khususnya pendidikan Paket C.setara SMA


(38)

134

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Penerapan pendekatan pembelajaran mandiri yang dilakukan oleh tutor bagi warga belajar Paket C setara SMA di PKBM Geger Sunten pada prinsipnya dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan keterbatasan waktu pertemuan belajar antara tutor dengan warga belajar. Pembelajaran mandiri dilakukan secara terkoordinir oleh warga belajar melalui bimbingan dan pengendalian tutor sesuai dengan kesepakatan yang dibuat bersama, baik dari segi pemilihan materi, waktu dan lokasi belajar.

Langkah-langkah penerapan pembelajaran mandiri dapat dilakukan oleh tutor adalah dengan cara melakukan, a). Tahap Persiapan, b). Tahap Pelaksanaan, c). Tahap Evaluasi . Tahapan yang dibuat sebagai rancangan yang ditempuh dalam proses pembelajaran secara cermat untuk mengkondisikan kegiatan belajar mandiri sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Pembelajaran mandiri bukan berarti warga belajar secara mutlak belajar sendiri tanpa bantuan tutor maupun orang lain sebagai sumber belajar. Peran tutor sangat penting dalam aspek persiapan sebelum melaksanakan pembelajaran mandiri kepada warga belajar. Langkah-langkah persiapan yang harus di perhatikan oleh tutor bersama pengelola diantaranya, (1). Memilih kurikulum yang akan digunakan, Membuat silabus, (4). Membuat pemetaan pembelajaran dengan cara memilih materi yang akan dimandirikan, (5). Menyusun silabus serta pada aspek penilaian. Peran tutor


(39)

tetap diperlukan sebagai pengendali, pembimbing serta melakukan revieu hasil belajar untuk mengetahui perkembangan kemajuan belajar sekaligus menilai hasil belajar mandiri. Peran tersebut dapat dilakukan pada saat warga belajar membutuhkan pertolongan dalam memecahkan masalah kesulitan yang dihadapi di luar kelas.

Peran warga belajar dalam belajar mandiri yaitu melaksanakan belajar dengan cara menelaah materi yang dibahas sesuai dengan mata pelajaran di luar kelas. Warga belajar juga berperan membuat kesepakatan dengan tutor tentang kesepakatan bahasan materi belajar, lokasi belajar serta waktu penyelesaian hasil belajar mandiri. Dalam melaksanakan pembelajarn mandiri, warga belajar dapat melakukan kegiatan observasi, Mencari informasi melalui multi media sebagai sumber belajar. Dari hasil penelaahan belajar mandiri yang dilakukan diluar sekolah kemudian dibuat penyelesaian tugas dalam bentuk portofolia sebagai bukti fisik telah melakukan belajar sesuai dengan kesepakatan dengan tutor.

Hasil dari penerapan pembelajaran mandiri khususnya pada warga belajar Paket C untuk mata pelajaran ekonomi dan matematika yang dilakukan di PKBM Geger Sunten tersebut pada prinsipnya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Hasil yang dicapai oleh warga belajar diantaranya meningkatnya pengetahuan (kognitif) sesuai dengan mata pelajaran serta adanya peningkatan hasil nilai belajar yang dimiliki. Pada asek afektif, warga belajar terlihat adanya perubahan sikap yang jelas yang ditujukan melalui komunikasi belajar, kedisiplinan belajar serta meningkatnya motivasi belajar


(40)

untum mendapatkan nilai belajar yang baik. Dalam proses pembelajaran mandiri warga belajar lebih cenderung menggunakan multimedia seperti internet, komputer serta bahan media belajar lainnya sebagai sumber belajar.

Berdasarkan kesimpulan yang didapat dari kegiatan penelitian yang dilakukan di PKBM Geger Sunten terhadap proses pembelajaran mandiri yang melibatkan beberapa komponen tersebut dapat dikemukakan bahwa strategi pembelajaran mandiri dapat dijadikan sebagai salah satu strategi yang tepat dalam upaya mencapai standar kompetensi - kompetensi dasar (SK-KD) pada setiap mata pelajaran. Keberhasilan program pembelajaran mandiri pada penyelenggaraan pendidikan kesetaraan Paket C banyak ditentukan oleh peran pendidik serta dukungan tenaga kependidikan (pengelola) dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan tindak lanjut pembelajaran kepada warga belajar Paket C. Oleh karena itu, pendidik dan tenaga kependidikan program Paket C harus memahami betul tentang pembelajaran mandiri baik secara konsep maupun prakteknya pembelajarannya. Dengan demikian permasalahan-permasalahan seperti dana belajar yang berdampak pada keterbatasan waktu belajar serta lainnya dapat diatasi sesuai dengan kondisi yang normal. Berdasarkan analisis hasil pengkajian penelitian yang dilakukan di PKBM Geger Sunten tersebut terhadap ujicoba penerapan pembelajaran mandiri, dapat dilakukan secara efektif serta mampu mengatasi pencapaian materi belajar bagi pendidikan kesetaraan Paket C setara SMA.


(41)

B. Implikasi Hasil Penelitian

Implikasi hasil penelitian tentang penerpan pendekatan pembelajaran mandiri yang dilakukan oleh tutor bagi warga belajar pendidikan kesetaraan Paket C di PKBM Geger Sunten telah didapatkan bebrapa implikasi sebagai berikut : 1. Penerapan pembelajaran mandiri dapat dilakukan oleh penyelenggara

pendidikan Nonformal khususnya program pendidikan kesetaraan Paket C setara SMA yang memiliki karakteristik andragogik.

2. Penyelenggaraan program kesetaraan pendidikan Paket C melalui pendekatan pembelajaran mandiri dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan keterbatasan waktu belajar, kurangnya sarana dan prasarana belajar yang ada di PKBM serta mampu mencapai kompetensi yang diharapkan dalam belajar. Keterbatasan –keterbatasan yang ada di PKBM merupakan kendala yang besar dikarenakan masalah kurangnya bantuan dana operasional maupun secara swadaya sehingga sulit mengkondisikan pemenuhan kebutuhan dan kewajiban yang harus di keluarkan oleh pengelola terhadap sumber daya manusianya maupun lainnya.

3. Melalui proses pembelajaran mandiri secara teori dan praktek dapat mengatasi masalah pencapaian materi dan kopetensi belajar dengan tehnik dan kemampuan pembelajaran yang dilakukan oleh tutor di PKBM. Melalui pembelajaran mandiri warga belajar dapat menyelesaikan tugas belajar dengan baik khususnya pada mata pelajaran pengetahuan sosial, pengetahuan umum lainnya yang bersifat teori. Sedangkan pada


(42)

pendidikan eksata seperti Matematika dapat dilakukan belajar mandiri dengan cara memilah materi yang dianggap mudah dan terjangkau.

4. Hasil dari penerapan pembelajaran mandiri dirasakan oleh warga belajar dapat terlihat jelas dengan meningkatnya hasil test belajar akhir, meningkatnya ilmu pengetahuan serta pemahaman materi belajar. Selain meningkatnya hasil belajar dapat dilihat dari cara komunikasi belajar pada saat diskusi sangan aktif dan komunikatif. Komunikasi yang yang baik merupakan bentuk rasa percaya diri dan perubahan sikap yang terjadi karena adanya dampak belajar mandiri yang menumbuhkan pengalaman belajar yang baik. Dari aspek psikomotor, warga belajar mampu membuat tugas mandiri dengan cara membuat laporan hasil portofolio dengan menggunakan komputer dan mengakses internet serta alat multimedia lainnya sebagai sumber belajar.

C. Rekomendasi

Melalui hasil penelitian yang dilakukan di PKBM Geger Sunten tentang penerapan pembelajaran Paket C, perlu adanya rekomondasi bagi semua pihak untuk dapat memberikan perbaikan dan penyempurnaan terhadap penelitian ini, baik dari sisi pembahasan, deskripsi maupun substansi. Adapun rekomendasi lainya adalah :

1. Bagi penyelenggara pendidikan nonformal kuhususnya pendidikan kesetaraan Paket C setara SMA hendaknya dapat menggunakan pendekatan strategi pembelajaran mandiri untuk mengatasi permasalahan keterbatasan dana, disesuaikan dengan kondisi yang ada di wilayahnya.


(43)

2. Bagi PKBM Geger Sunten

Strategi pembelajaran mandiri tetap dilakukan berdasarkan kopetensi lokal yang ada, mengingat lokasi PKBM jauh dari sentra media untuk pendukungan proses pembelajaran.

3. Bagi Tutor

Setrategi pembelajaran mandiri ini hendaknya di lakukan secara cermat dalam memilih materi yang akan di mandirikan kepada warga belajar agar lebih mudah memilih sumber belajar baik yang ada di lingkungan kelas maupun di luar kelas.

4. Bagi Peneliti lain

Menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan kesempurnaan, maka diharapkan peneliti lain :

a. Dapat melakukan penelitian yang lebih optimal di tempat lokasi lain untuk mebadingkan serta memperkaya kajian penyelenggaraan pendidikan kesetaraan Paket C melalui pmbelajaran mandiri.

b. Dapat mengkaji lebih dalam, terinci terhadap proses pembelajaran, hasil yang diharapkan untuk dikembangkan secara optimal sebagai model serta acuan pembelajaran mandiri bagi penyelenggaraan Pendidikan kesetaraan Paket C setara SMA.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional RI (2005), Peraturan Pemerintah No.19 tentang Setandar Nasional Pendidikan(SNP), Biro Hukum, Jakarta:Depdiknasa

____________,(2005), :Standar Nasional Pendidikan bab VI, psl 28 (I), Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional (2003), Undang-Undang Repuplik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 tentang pendidikan nasional,jakarta:Depdiknas Departemen Pendidikan Nasional.,(2005). Peraturan Pemerintah Nomor 19

tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), Jakarta:Depdiknas Direktorat Pendidikan Kesetaraan (2006), Acuan proses pelaksanaan

pembelajaran pendidikan kesetaraan,Jakarta:Depdiknas

___________,(2006), Acuan proses pelaksanaan pembelajaran pendidikan kesetaraan,Jakarta:Depdiknas

__________,(2006), Juknis kompetensi tutor paket C, Jakarta:Depdiknas

___________, (2007) Sumber Data Pendidikan Kesetaraan, Program Paket A,B dan C, Jakarta: Depdiknas

Slameto,(1987).Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhinya.Jakarta

Elaine B. Johnson,.(2007) Contektual Teaching & Learning, Bandung: Mizan Learning Center (MLC) 20

Harjanto, (1997). Perencanaan pengajaran.Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik.(1990).Pendidikan Tenaga Kerja nasional, kejuruan, Kewiraswastaan dan manajemen. Bandung:Citra Aditya Bakti.

Knowless (1975), Williams (1978),Sekarwinah (1997) dan Srililis (2008). Pengembangan Inovasi Pembelajaran Mandiri.Bandung :P2PNFI

Moleong.L.( 1989 ) Metodologi penelitian kualitatif.Bandung:Rosdiarjo _________,(1999), Metode kualitatif. Bandung : Remaja

Menurut Wedemeyer (1983)dalam Srililis (2008:5). Pengembangan Inovasi Pembelajaran Mandiri. Bandung:P2PNFI

Menurut Panen Panen dan Sekarwinahyu (1997) dalam Srililis (2008). Pengembangan Inovasi Pembelajaran Mandiri. Bandung : P2PNFI


(45)

Nasution,(2003). Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif: Tarsito,Bandung Peraturan Pemerintah Nomor19.( 2005). Satandar Nasional Pendidikan bab VI,

pasal 28 (1).Jakarta : Depdiknas

Panen dan Sekarwinahyu (1997). Belajar Mandiri dalam mengajar di Perguruan Tinggi. Jakarta Universitas Terbuka

Sudjana.D.(1993) Strategi pembelajaran dalam pendidikan luar sekolah, Bandung: Nusantara press,

__________, (2000). Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah Production.

__________,(2001). Metode dan Tehnik Pembelajaran Partisipatif. Bandung:Falah Production.

Supriyono.(2000). Pemberdayaan Warga Belajar Paket B Melalui Kelompok Belajar. Disertasi,pada PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Syaiful.S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alpabeta.

Sugilar,(1999). Kesiapan Belajar Mandiri Peserta Pendidikan Jarak Jauh. [Online]. Tersedia : http://psi.ut.ac.id/ptjj/12sugilar.htm [18 Oktober 2001] Winatapura, (1998). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


(1)

untum mendapatkan nilai belajar yang baik. Dalam proses pembelajaran mandiri warga belajar lebih cenderung menggunakan multimedia seperti internet, komputer serta bahan media belajar lainnya sebagai sumber belajar.

Berdasarkan kesimpulan yang didapat dari kegiatan penelitian yang dilakukan di PKBM Geger Sunten terhadap proses pembelajaran mandiri yang melibatkan beberapa komponen tersebut dapat dikemukakan bahwa strategi pembelajaran mandiri dapat dijadikan sebagai salah satu strategi yang tepat dalam upaya mencapai standar kompetensi - kompetensi dasar (SK-KD) pada setiap mata pelajaran. Keberhasilan program pembelajaran mandiri pada penyelenggaraan pendidikan kesetaraan Paket C banyak ditentukan oleh peran pendidik serta dukungan tenaga kependidikan (pengelola) dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan tindak lanjut pembelajaran kepada warga belajar Paket C. Oleh karena itu, pendidik dan tenaga kependidikan program Paket C harus memahami betul tentang pembelajaran mandiri baik secara konsep maupun prakteknya pembelajarannya. Dengan demikian permasalahan-permasalahan seperti dana belajar yang berdampak pada keterbatasan waktu belajar serta lainnya dapat diatasi sesuai dengan kondisi yang normal. Berdasarkan analisis hasil pengkajian penelitian yang dilakukan di PKBM Geger Sunten tersebut terhadap ujicoba penerapan pembelajaran mandiri, dapat dilakukan secara efektif serta mampu mengatasi pencapaian materi belajar bagi pendidikan kesetaraan Paket C setara SMA.


(2)

B. Implikasi Hasil Penelitian

Implikasi hasil penelitian tentang penerpan pendekatan pembelajaran mandiri yang dilakukan oleh tutor bagi warga belajar pendidikan kesetaraan Paket C di PKBM Geger Sunten telah didapatkan bebrapa implikasi sebagai berikut : 1. Penerapan pembelajaran mandiri dapat dilakukan oleh penyelenggara

pendidikan Nonformal khususnya program pendidikan kesetaraan Paket C setara SMA yang memiliki karakteristik andragogik.

2. Penyelenggaraan program kesetaraan pendidikan Paket C melalui pendekatan pembelajaran mandiri dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan keterbatasan waktu belajar, kurangnya sarana dan prasarana belajar yang ada di PKBM serta mampu mencapai kompetensi yang diharapkan dalam belajar. Keterbatasan –keterbatasan yang ada di PKBM merupakan kendala yang besar dikarenakan masalah kurangnya bantuan dana operasional maupun secara swadaya sehingga sulit mengkondisikan pemenuhan kebutuhan dan kewajiban yang harus di keluarkan oleh pengelola terhadap sumber daya manusianya maupun lainnya.

3. Melalui proses pembelajaran mandiri secara teori dan praktek dapat mengatasi masalah pencapaian materi dan kopetensi belajar dengan tehnik dan kemampuan pembelajaran yang dilakukan oleh tutor di PKBM. Melalui pembelajaran mandiri warga belajar dapat menyelesaikan tugas belajar dengan baik khususnya pada mata pelajaran pengetahuan sosial, pengetahuan umum lainnya yang bersifat teori. Sedangkan pada


(3)

pendidikan eksata seperti Matematika dapat dilakukan belajar mandiri dengan cara memilah materi yang dianggap mudah dan terjangkau.

4. Hasil dari penerapan pembelajaran mandiri dirasakan oleh warga belajar dapat terlihat jelas dengan meningkatnya hasil test belajar akhir, meningkatnya ilmu pengetahuan serta pemahaman materi belajar. Selain meningkatnya hasil belajar dapat dilihat dari cara komunikasi belajar pada saat diskusi sangan aktif dan komunikatif. Komunikasi yang yang baik merupakan bentuk rasa percaya diri dan perubahan sikap yang terjadi karena adanya dampak belajar mandiri yang menumbuhkan pengalaman belajar yang baik. Dari aspek psikomotor, warga belajar mampu membuat tugas mandiri dengan cara membuat laporan hasil portofolio dengan menggunakan komputer dan mengakses internet serta alat multimedia lainnya sebagai sumber belajar.

C. Rekomendasi

Melalui hasil penelitian yang dilakukan di PKBM Geger Sunten tentang penerapan pembelajaran Paket C, perlu adanya rekomondasi bagi semua pihak untuk dapat memberikan perbaikan dan penyempurnaan terhadap penelitian ini, baik dari sisi pembahasan, deskripsi maupun substansi. Adapun rekomendasi lainya adalah :

1. Bagi penyelenggara pendidikan nonformal kuhususnya pendidikan kesetaraan Paket C setara SMA hendaknya dapat menggunakan pendekatan strategi pembelajaran mandiri untuk mengatasi permasalahan keterbatasan dana, disesuaikan dengan kondisi yang ada di wilayahnya.


(4)

2. Bagi PKBM Geger Sunten

Strategi pembelajaran mandiri tetap dilakukan berdasarkan kopetensi lokal yang ada, mengingat lokasi PKBM jauh dari sentra media untuk pendukungan proses pembelajaran.

3. Bagi Tutor

Setrategi pembelajaran mandiri ini hendaknya di lakukan secara cermat dalam memilih materi yang akan di mandirikan kepada warga belajar agar lebih mudah memilih sumber belajar baik yang ada di lingkungan kelas maupun di luar kelas.

4. Bagi Peneliti lain

Menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan kesempurnaan, maka diharapkan peneliti lain :

a. Dapat melakukan penelitian yang lebih optimal di tempat lokasi lain untuk mebadingkan serta memperkaya kajian penyelenggaraan pendidikan kesetaraan Paket C melalui pmbelajaran mandiri.

b. Dapat mengkaji lebih dalam, terinci terhadap proses pembelajaran, hasil yang diharapkan untuk dikembangkan secara optimal sebagai model serta acuan pembelajaran mandiri bagi penyelenggaraan Pendidikan kesetaraan Paket C setara SMA.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional RI (2005), Peraturan Pemerintah No.19 tentang Setandar Nasional Pendidikan(SNP), Biro Hukum, Jakarta:Depdiknasa

____________,(2005), :Standar Nasional Pendidikan bab VI, psl 28 (I), Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional (2003), Undang-Undang Repuplik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 tentang pendidikan nasional,jakarta:Depdiknas Departemen Pendidikan Nasional.,(2005). Peraturan Pemerintah Nomor 19

tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), Jakarta:Depdiknas Direktorat Pendidikan Kesetaraan (2006), Acuan proses pelaksanaan

pembelajaran pendidikan kesetaraan,Jakarta:Depdiknas

___________,(2006), Acuan proses pelaksanaan pembelajaran pendidikan kesetaraan,Jakarta:Depdiknas

__________,(2006), Juknis kompetensi tutor paket C, Jakarta:Depdiknas

___________, (2007) Sumber Data Pendidikan Kesetaraan, Program Paket A,B dan C, Jakarta: Depdiknas

Slameto,(1987).Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhinya.Jakarta

Elaine B. Johnson,.(2007) Contektual Teaching & Learning, Bandung: Mizan Learning Center (MLC) 20

Harjanto, (1997). Perencanaan pengajaran.Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik.(1990).Pendidikan Tenaga Kerja nasional, kejuruan, Kewiraswastaan dan manajemen. Bandung:Citra Aditya Bakti.

Knowless (1975), Williams (1978),Sekarwinah (1997) dan Srililis (2008). Pengembangan Inovasi Pembelajaran Mandiri.Bandung :P2PNFI

Moleong.L.( 1989 ) Metodologi penelitian kualitatif.Bandung:Rosdiarjo _________,(1999), Metode kualitatif. Bandung : Remaja

Menurut Wedemeyer (1983)dalam Srililis (2008:5). Pengembangan Inovasi Pembelajaran Mandiri. Bandung:P2PNFI

Menurut Panen Panen dan Sekarwinahyu (1997) dalam Srililis (2008). Pengembangan Inovasi Pembelajaran Mandiri. Bandung : P2PNFI


(6)

Nasution,(2003). Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif: Tarsito,Bandung Peraturan Pemerintah Nomor19.( 2005). Satandar Nasional Pendidikan bab VI,

pasal 28 (1).Jakarta : Depdiknas

Panen dan Sekarwinahyu (1997). Belajar Mandiri dalam mengajar di Perguruan Tinggi. Jakarta Universitas Terbuka

Sudjana.D.(1993) Strategi pembelajaran dalam pendidikan luar sekolah, Bandung: Nusantara press,

__________, (2000). Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah Production.

__________,(2001). Metode dan Tehnik Pembelajaran Partisipatif. Bandung:Falah Production.

Supriyono.(2000). Pemberdayaan Warga Belajar Paket B Melalui Kelompok Belajar. Disertasi,pada PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Syaiful.S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alpabeta.

Sugilar,(1999). Kesiapan Belajar Mandiri Peserta Pendidikan Jarak Jauh. [Online]. Tersedia : http://psi.ut.ac.id/ptjj/12sugilar.htm [18 Oktober 2001] Winatapura, (1998). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KINERJA TUTOR DENGAN MOTIVASI BELAJAR WARGA BELAJAR KEJAR PAKET B DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT KOTA PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2010/2011

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA KINERJA TUTOR DENGAN MOTIVASI BELAJAR WARGA BELAJAR KEJAR PAKET B DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) BAYUANGGA KECAMATAN KADEMANGAN KOTA PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2010/2011

0 26 16

HUBUNGAN ANTARA KINERJA TUTOR DENGAN MOTIVASI BELAJAR WARGA BELAJAR KEJAR PAKET B DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) BAYUANGGA KECAMATAN KADEMANGAN KOTA PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2010/2011

0 4 16

HUBUNGAN ANTARA KINERJA TUTOR DENGAN MOTIVASI BELAJAR WARGA BELAJAR KEJAR PAKET B DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) BAYUANGGA KECAMATAN KADEMANGAN KOTA PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2010/2011

0 29 16

Hubungan Antara Peran Tutor Dengan Motivasi Ekstrinsik Pada Warga Belajar Kesetaraan Paket B Di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Bina Sejahtera Kecamatan Sukodono Kabupaten Lumajang Tahun 2014

0 5 3

HUBUNGAN ANTARA PERAN TUTOR DENGAN PENINGKATAN MOTIVASI EKSTRINSIK PADA WARGA BELAJAR KESETARAAN PAKET B DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT BINA SEJAHTERA KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

0 5 16

MOTIVASI WARGA BELAJAR DALAM MENGIKUTI PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM KELOMPOK BELAJAR PAKET C DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT TUNAS BANGSA BREBES

2 21 160

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR WARGA BELAJAR PAKET-B SETARA SMP DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) KREATIF MEDAN.

0 2 21

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MANDIRI DILAKUKAN OLEH TUTOR BAGI WARGA BELAJAR PAKET C :Studi kasus di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Geger Sunten Lembang.

0 0 45

PENGARUH KOMPETENSI TUTOR TERHADAP HASIL BELAJAR WARGA BELAJAR KEJAR PAKET B DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) CEPIRING KABUPATEN KENDAL.

3 24 126