Efek Aromaterapi Lavender (Lavandula spp.) terhadap Kecemasan Pasien Dewasa Muda yang akan Dilakukan Pencabutan Gigi.
ABSTRAK
Pencabutan gigi merupakan pencetus utama kecemasan dental seseorang. Sekitar 1 dari 6 orang dewasa mengalami kecemasan dental. Pasien yang didominasi oleh rasa cemas cenderung untuk bersikap tidak kooperatif saat atau selama tindakan perawatan gigi. Kecemasan dental yang berlebihan juga dapat menimbulkan berbagai gejala yang dapat menghambat prosedur tindakan perawatan gigi. Banyak metode terapi telah dikembangkan guna mengatasi kecemasan seseorang, salah satunya adalah dengan menggunakan aromaterapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas aromaterapi lavender dalam menurunkan kecemasan dental pada pasien dewasa muda yang akan dilakukan pencabutan gigi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan rancangan pre dan post-test menggunakan 31 subjek. Subjek penelitian menghirup aromaterapi lavender selama 10 menit kemudian skor kecemasan dental pasien dibandingkan. Data dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada kecemasan dental sebelum dan sesudah diberi aromaterapi (p=0,000). Simpulan penelitian ini adalah aromaterapi lavender dapat menurunkan kecemasan dental pada pasien dewasa muda yang akan dilakukan pencabutan gigi.
(2)
ABSTRACT
Tooth extractions is the most common cause of dental anxiety. About 1 in 6
adults experience dental anxiety. Patient which is dominated by dental anxiety tend to be uncooperative when or during dental treatment procedures. Excessive dental anxiety can cause a variety of symptoms that can inhibit the action of dental care procedures. Many therapeutic methods have been develop to overcome one’s anxiety, one of which is by using aromatherapy. The purpose of this study was to examine the effectiveness of lavender aromatherapy in reducing dental anxiety in young adult patients to be performed extractions.This research is a quasi-experimental research with pre and post-test design using 31 subjects. Research subjects must inhale lavender aromatherapy for 10 minutes then the scores are being compared. Data were analyzed using Wilcoxon test. Results showed a significant difference in dental anxiety before and after the subjects given aromatherapy (p=0,000). Conclusions of this study is lavender aromatherapy can reduce dental anxiety in young adult patients to be performed extractions.
(3)
DAFTAR ISI
JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv
LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN (REVISI) ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
PRAKATA ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Karya Tulis ... 3
1.4.1 Manfaat Akademis ... 3
1.4.2 Manfaat Praktis ... 3
1.5 Kerangka Pemikiran ... 3
(4)
1.7 Metodologi ... 6
1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Kecemasan ... 7
2.1.1 Kecemasan Dental ... 8
2.1.2 Mekanisme Terjadinya Stres ... 9
2.1.3 Pengukuran Kecemasan Dental ... 10
2.2 Usia Dewasa Muda ... 12
2.3 Pencabutan Gigi ... 13
2.3.1 Teknik Pencabutan Gigi ... 13
2.3.2 Alat / Instrumen Pencabutan Gigi ... 14
2.4 Pengaruh Kecemasan Dental terhadap Perawatan Gigi ... 18
2.5 Penatalaksanaan Kecemasan Dental ... 19
2.6 Aromaterapi ... 20
2.6.1 Efek Aromaterapi Lavender ... 24
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 25
3.1 Alat dan Bahan ... 25
3.1.1 Alat ... 25
3.1.2 Bahan ... 25
3.2 Subjek Penelitian ... 25
(5)
3.2.2 Besar Sampel Penelitian ... 25
3.2.3. Kriteria Sampel ... 26
3.3 Metode Penelitian ... 26
3.3.1 Desain Penelitian ... 26
3.3.2 Variabel Penelitian ... 26
3.3.3 Definisi Operasional Variabel ... 27
3.3.4 Perhitungan Besar Sampel ... 28
3.4 Prosedur Kerja ... 28
3.4.1 Prosedur Pengumpulan Data ... 28
3.4.2 Pengumpulan Bahan ... 30
3.4.3 Persiapan Bahan Uji ... 30
3.4.4 Pelaksanaan Penelitian ... 31
3.5 Alur Penelitian ... 32
3.6 Metode Analisis ... 32
3.7 Hipotesis Statistik ... 33
3.8 Kriteria Uji ... 33
3.9 Aspek Etik Penelitian ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34
4.1 Hasil Penelitian ... 34
4.1.1 Karakteristik Subjek ... 34
4.1.2 Kecemasan Dental ... 36
(6)
4.2 Pembahasan ... 38
4.3 Uji Hipotesis ... 42
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 43
5.1 Simpulan ... 43
5.2 Saran ... 43
DAFTAR PUSTAKA ... 44
LAMPIRAN ... 47
(7)
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Karakteristik Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ... 34
Tabel 4.2 Karakteristik Subjek Berdasarkan Usia ... 35
Tabel 4.3 Karakteristik Subjek Berdasarkan Pekerjaan ... 35
Tabel 4.4 Karakteristik Subjek Berdasarkan Status Pendidikan ... 36
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Skor Kecemasan Dental Subjek ... 36
(8)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema terjadinya stres ... 10
Gambar 2.2 Instrumen yang diperlukan untuk pencabutan gigi ... 15
Gambar 2.3 Macam-macam tipe bur bedah ... 16
Gambar 2.4 Scalpel dan beberapa tipe pisau bedah ... 16
Gambar 2.5 Tang ekstraksi gigi ... 17
Gambar 2.6 Macam – macam bentuk spuit / syringe ... 17
Gambar 2.7 Jarum suntik untuk anestesi lokal (dental) ... 18
Gambar 2.8 Bunga Lavender ... 22
(9)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Uji Validitas Kuisioner ... 47
Lampiran 2 Hasil Uji Reliabilitas Kuisioner ... 47
Lampiran 3 Kuisioner Kriteria Subjek ... 48
Lampiran 4 Lembar Informed Consent ... 50
Lampiran 5 Kuisioner Modifikasi DAS ... 51
Lampiran 6 Alat dan Bahan ... 53
Lampiran 7 Prosedur Kerja ... 54
Lampiran 8 Lembar Persetujuan Komisi Etik ... 56
Lampiran 9 Data Hasil Penelitian ... 57
Lampiran 10 Data Rekam Medis ... 59
Lampiran 11 Data Signifikasi Tekanan Darah dan Denyut Nadi ... 60
Lampiran 12 Hasil Analisis Statistik ... 61
(10)
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kecemasan merupakan keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan atau keadaan khawatir dengan keluhan sesuatu yang buruk akan segera terjadi.1 Kecemasan dental didefinisikan sebagai rasa takut abnormal yang dirasakan saat berkunjung ke dokter gigi untuk melakukan perawatan dan kecemasan yang tidak terjamin atas prosedur perawatan.2 Menurut penelitian, 1 dari 6 orang dewasa mengalami kecemasan dental.3 Pada pasien anak sebanyak 5,7% hingga 19,5% mengalami kecemasan dental.4 Kecemasan dental diasosiasikan dengan rasa takut sesuatu yang buruk akan terjadi selama perawatan gigi.4 Pasien yang cemas akan membayangkan berbagai ketakutan terbesar mereka saat datang ke dokter gigi, seperti jarum suntik, suara bur, tang cabut gigi yang besar, perdarahan, rasa sakit dan linu, dan sebagainya. Menurut Eli, hubungan dokter gigi dan pasien yang didominasi oleh kecemasan dental seringkali menyebabkan perawatan menjadi sulit dilakukan.3
Seiring dengan berjalannya waktu, berbagai pengobatan berupa pendekatan farmakologis dan non farmakologis yang meliputi olahraga teratur, humor, nutrisi dan diet yang baik, istirahat yang cukup, dan teknik relaksasi telah dikembangkan guna mengurangi kecemasan pasien.5 Salah satu teknik relaksasi yang dapat mengatasi kecemasan adalah dengan menggunakan pengobatan aromaterapi.
(11)
Aromaterapi adalah seni dan pengetahuan penggunaan minyak esensial murni yang diekstrak dari bunga dan tumbuhan lainnya.6 Salah satu jenis aromaterapi yang sering digunakan saat ini adalah minyak essensial dari bunga Lavender. Lavender dikatakan mampu mengurangi rasa tertekan, stres, rasa sakit saat menstruasi, emosi yang tidak seimbang, histeria, rasa frustasi, dan kepanikan. Aromaterapi juga terbukti memiliki pengaruhi dalam menurunkan kecemasan ibu hamil trimester III dan kecemasan pasien sebelum operasi dengan anestesi spinal.7,8
Pada tahun 1990, Hurlock mengatakan bahwa masa dewasa muda dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun, saat terdapat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang disertai dengan berkurangnya kemampuan reproduktif.9 Menurut Santrock pada tahun 1999, orang dewasa muda termasuk dalam masa transisi dan seiring dengan penyesuaian terhadap masa transisi, usia dewasa muda menjadi tegang dalam hal emosi dan hal ini dinampakkan dalam berbagai ketakutan dan kekhawatiran.10
Sampai saat ini, belum ada penelitian yang membahas tentang efek aromaterapi lavender terhadap kecemasan dental pada pasien dewasa muda. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek aromaterapi lavender terhadap kecemasan pasien dewasa muda yang akan dilakukan pencabutan gigi.
(12)
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah untuk penelitian ini adalah apakah aromaterapi lavender dapat menurunkan kecemasan pasien dewasa muda yang akan dilakukan pencabutan gigi.
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas aromaterapi lavender dalam menurunkan kecemasan dental pada pasien dewasa muda yang akan dilakukan pencabutan gigi.
1.4Manfaat Karya Tulis 1.4.1 Manfaat Akademis
Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai pengaruh aromaterapi lavender dalam menurunkan kecemasan dental pada pasien dewasa muda.
1.4.2 Manfaat Praktis
Karya tulis ini diharapkan dapat memberi masukan bagi tenaga kesehatan dalam memfasilitasi ruang tunggu rumah sakit atau klinik, serta memberikan informasi kepada masyarakat mengenai manfaat aromaterapi Lavender.
1.5 Kerangka Pemikiran
Menurut Hurlock, kecemasan digambarkan sebagai suatu kekhawatiran umum
(13)
akan datang.9 Kecemasan muncul ketika seseorang menghadapi atau berpikir mengenai suatu peristiwa yang akan datang, dimana hal tersebut masih merupakan bayangan yang belum pasti. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan adalah potensi stressor, maturitas, pendidikan dan status ekonomi, tipe kepribadian, lingkungan dan situasi lingkungan, usia, dan jenis kelamin.11
Manifestasi dan akibat yang ditimbulkan oleh kecemasan ada bermacam-macam. Seorang individu yang mengalami kecemasan dapat mengalami gangguan diare, kehilangan nafsu makan, lemas, pening, gemetar, sering buang air kecil, merasakan perasaan seperti tidak berdaya, gugup, sukar berkonsentrasi, mudah lelah, dan sensitif. Kecemasan juga dapat mempengaruhi suasana hati (mudah marah, tegang), pikiran (khawatir, sukar berkonsentrasi, pikiran kosong, merasa tidak berdaya, melebih-lebihkan ancaman), dan motivasi (menghindari situasi, ketergantungan tinggi, ingin melarikan diri). Semua pengaruh ini dapat terlihat dalam gejala biologis seperti meningkatnya denyut nadi, tekanan darah, serta gerakan otomatis seperti berdebar-debar, berkeringat, gemetar, pusing, mual, dan mulut kering.12 Perawatan gigi tentunya tidak lepas dari kecemasan yang dialami oleh pasien. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa seseorang yang mengalami kecemasan dental yang berlebih dapat mempengaruhi kelangsungan perawatan gigi yang dilakukan.
Terapi non-farmakologis seperti aromaterapi dapat diaplikasikan melalui berbagai cara, antara lain adalah dengan aplikasi langsung ke kulit (pijatan), dihirup (penguapan atau semprotan untuk ruangan), atau dengan menambahkan
(14)
minyak aromaterapi ke dalam air yang digunakan untuk mandi berendam. Berdasarkan penelitian, akses yang paling efektif dalam penggunaan aromaterapi adalah akses melewati hidung karena hidung mempunyai hubungan langsung dengan otak yang mengendalikan emosi, perasaan, kreativitas, dan psikologi.13 Pada tahun 2007 di Jepang, peneliti mendemonstrasikan bahwa menghirup minyak lavender dan rosemary selama 5 menit dapat menurunkan hormon stres dan kortisol yang melindungi tubuh dari stres.14 Studi lain yang serupa juga menunjukkan kadar kortisol mengalami penurunan setelah menghirup lavender selama 10 menit.15 Lavender memiliki kandungan utama berupa linalool dan linalyl asetat, dimana linalool merupakan kandungan aktif utama dalam minyak lavender yang berperan dalam memberikan efek anti cemas. Linalool bekerja dengan menurunkan kortisol yang berperan dalam mempertahankan diri pada saat tubuh mengalami stres, baik stres fisik maupun emosional.16
Ketika aroma minyak lavender yang dihirup, molekul-molekul dalam minyak tersebut akan terbawa oleh arus turbulen ke hidung dan menempel pada silia.17 Hal ini mengakibatkan terjadinya transmisi impuls melewati bulbus olfaktorius dan traktus olfactorius ke dalam sistem limbik. Proses ini akan memicu amygdala yang berperan dalam respon memori emosional, serta memicu sistem limbik untuk melepaskan brain-affecting chemicals yang dikenal sebagai neurotransmitter, seperti serotonin, endorfin, enfekalin, dan dopamin.18 Serotonin merupakan senyawa neurotransmitter yang berperan pada sistem saraf pusat dan bertugas memberikan efek berupa perubahan mood sehingga memberikan efek relaksasi, perasaan nyaman, dan menurunkan stres.19
(15)
1.6 Hipotesis
Aromaterapi lavender menurunkan kecemasan dental pada pasien dewasa muda yang akan dilakukan pencabutan gigi.
1.7 Metodologi
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental / eksperimental semu yang dilakukan dengan memberi perlakuan terhadap manusia menggunakan rancangan Desain Pre-Test dan Post-Test. Data primer dalam penelitian ini adalah penurunan kecemasan subjek. Data sekunder dalam penelitian ini adalah penurunan tekanan darah dan denyut nadi (data diambil dari rekam medis subjek). Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 31 subjek. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling konsekutif yaitu semua sampel yang ada bila memenuhi kriteria penelitian, dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi.
1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian di Ruang Konferensi 3 Lantai 5 Rumah Sakit Gigi dan Mulut Maranatha, Jl. Prof. drg. Soeria Soemantri No. 65, Bandung 40164, Jawa Barat. Waktu penelitian adalah dari bulan Oktober 2015 hingga Februari 2016.
(16)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Aromaterapi lavender efektif dalam menurunkan kecemasan pasien dewasa
muda yang akan dilakukan pencabutan gigi.
5.2. Saran
Berdasarkan penelitian mengenai efek aromaterapi lavender terhadap tingkat kecemasan pada pasien dewasa muda yang akan dilakukan pencabutan gigi, saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Membandingkan efek aromaterapi terhadap tingkat kecemasan dengan aroma yang berbeda
2. Membandingkan jarak dan durasi pemberian aromaterapi, serta efek terhadap tingkat kecemasan pasien
3. Membandingkan efek aromaterapi terhadap tingkat kecemasan pada kelompok usia yang berbeda
(17)
DAFTAR PUSTAKA
1. Nevid J.S, Rathus S.A, Green B. Psikologi Abnormal. Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2003.
2. Encyclopaedia of Medical Concepts. National Library of Medicine,
Ontario, Canada; 2009. Tersedia di
http://www.reference.md/files/D016/mD016854.html
3. Hmud R dan Walsh LJ. Dental Anxiety: Causes, Complications and Management Approaches. JMID. 2009.
4. Klingberg G, Broberg AG. Dental Fear/ Anxiety and Dental Behaviour Management Problems in Children and Adolescents: a Review of Prevalence and Concomitant Psychological Factors. Int J Paediatr Dent. 2007; 17(6): 391-406.
5. Potter dan Perry. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses,
dan Praktek Klinik, Volume 2. Ed 4, Jakarta : EGC. 2006.
6. Bhayana R, Sanadhya S, Bhayana D. Aromatherapy as an Adjunct
Therapy in Dentistry. IJRID 2013; 1-4.
7. Dean S. Aromaterapi (Pedoman Menjadi Sehat Bagi Orang Sibuk). Jakarta: EGC. 2007.
8. Hartono R, Sriningsih I, Arwani. Pengaruh Pemberian Aromaterapi
terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Sebelum Operasi dengan Anestesi Spinal di RS Tugu Semarang. 2013; 83-7.
9. Hurlock EB. Developmental Psychology A Life-Span Approach. 5th ed. New Delhi : Tata McGraw-Hill Pub. Co; 1980.
10.Santrock. Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jilid 2. Jakarta: Erlangga. 2002.
11.Mahanani, A. Durasi Pemberian Terapi Musik Klasik Mozart terhadap
Tingkat Kecemasan pada Anak. Purwokerto: Universitas Jenderal
Soedirman. 2013.
12.Sarason I.G, & Sarason I.B. Abnormal Psychology: The Problem of
(18)
13.Price S. Aromatherapy for Health Profesionals. Terjemahan Andry Haryanto. 1999. h.1, 4, 10, 103-5, 107, 311-2.
14.Atsumi T, Tonosaki K. Smelling Lavender and Rosemary Increases Free
Radical Scavenging Activity and Decreases Cortisol Level in Saliva. Psychiatry Res. 2007 Feb 28; 150(1):89-96.
15.McLain DE. Chronic Health Effects Assessment of Spike Lavender Oil. Walker Doney and Associates, Inc 2009; 1-18.
16.Toda M, Morimoto K. Effect of Lavender Aroma on Salivary
Endocrinological Stress Markers. Arch Oral Biol. 2008 Oct; 53(10):964-8.
17.Sherwood L. Human Physiology from Cells to Systems. 6th ed. Thomson: Brooks/ Cole. 2007; 6: 187-190.
18.Khyasudeen SF. and Abu Bakar M. Aromatherapy: It’s Effect on Brain
Signal, Math Computation, Blood Pressure and Heart Rate. IFMBE
Proceedings Vol 15. 2007; 10:447-450.
19.Diego M, Jones M, Field T, et al. Aromatherapy Positively Affects Moods, EEG Patterns of Alertness and Math Computations. International
Journal of Neuroscience. 1998. 96 (3-4): 217-24.
20.Arndt, W.Jr. Theories of Personality. New York: MacMillan Publishing Co, Inc. 1974.
21.Spielberger, C. Anxiety and Behavior. New York and London: Academic Press.1966.
22.Gracia, M. Hypnosis in Dentistry. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2014;16-20.
23.Suliswati. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC. 2005.
24.Taylor E, Shelley. Psikologi Sosial. Edisi 12. Jakarta: Kencana. 2009. 25.Pinel J. Stres dan Kesehatan (Biopsikologi). Edisi 7. Yogyakarta: Pustaka
Belajar. 2009.
26.Newton JT, Buck DJ. Anxiety and Pain Measures in Dentistry: a Guide to Their Quality and Application. J Am Dent Assoc. 2000. 131:1449-1457.
(19)
27.RISKESDAS. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI. Jakarta 2013. p. 146-7.
28.Tangkere H, Opod H, Supit A. Gambaran Kecemasan Pasien Saat
Menjalani Prosedur Ekstraksi Gigi Sambil Mendengarkan Musik Mozart di Puskesmas. Jurnal e-Gigi, Volume 1, Nomor 1. 2003; 69-78.
29.Archer, W.Harry. Oral and Maxillofacial Surgery.5th ed. Saunders Company Philadelphia. 1975; p 16-17
30.Cawson R.A. Essential of Dental Surgery and Phatology. 4th ed. Churcill Livingstone. London. 1984; p.76-114, 143-158
31.Howe, G.E. Pencabutan Gigi Geligi (The Extraction of Teeth). Alih Bahasa: Budiman, J.A. Jakarta:EGC. 1993.
32.Fragiskos, SD. Oral Surgery. Springer. 2007; p.43-72.
33.Malamed, Stanley F. Handbook of Local Anesthesia. 6th ed. Mosby. 2013; p.76-86.
34.Isaacs A. Keperawatan Kesehatan Jiwa Psikiatri. Edisi 3. Jakarta:EGC. 2005.
35.Barocelli E, Calcina F, Chiavarini M, Impicciatore M, Bruni R, Bianchi A, Vallabeni V. Antinociceptive and Gastroprotective Effect of Inhaled and
Orally Administered Lavandulahybrida Reverchon “Grosso” Esensial oil.
Science Direct 2004: 76; 213-223
36.Setiyanti, A. A. (2008). Bentuk penggunaan dan jenis aromaterapi [serial online], diunduh dari: http://teena82.wordpress.com.
37.Ranuh IGN. Masalah ISPA dan Kelangsungan Hidup Anak. Surabaya: Continuing Education Ilmu Kesehatan Anak. 1997.
38.Dahlan, MS. Besar Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 2. Jakarta: Arkans. 2005.
39.Kandou L, Anindita P, Mawa M. Gambaran Tingkat Kecemasan Pasien
Usia Dewasa Pra Tindakan Pencabutan Gigi di Balai Pengobatan Rumah Sakit Gigi dan Mulut Manado. Universitas Sam Ratulangi. 2013.
(1)
5
Universitas Kristen Maranatha minyak aromaterapi ke dalam air yang digunakan untuk mandi berendam. Berdasarkan penelitian, akses yang paling efektif dalam penggunaan aromaterapi adalah akses melewati hidung karena hidung mempunyai hubungan langsung dengan otak yang mengendalikan emosi, perasaan, kreativitas, dan psikologi.13 Pada tahun 2007 di Jepang, peneliti mendemonstrasikan bahwa menghirup minyak lavender dan rosemary selama 5 menit dapat menurunkan hormon stres dan kortisol yang melindungi tubuh dari stres.14 Studi lain yang serupa juga menunjukkan kadar kortisol mengalami penurunan setelah menghirup lavender selama 10 menit.15 Lavender memiliki kandungan utama berupa linalool dan linalyl asetat, dimana linalool merupakan kandungan aktif utama dalam minyak lavender yang berperan dalam memberikan efek anti cemas. Linalool bekerja dengan menurunkan kortisol yang berperan dalam mempertahankan diri pada saat tubuh mengalami stres, baik stres fisik maupun emosional.16
Ketika aroma minyak lavender yang dihirup, molekul-molekul dalam minyak tersebut akan terbawa oleh arus turbulen ke hidung dan menempel pada silia.17 Hal ini mengakibatkan terjadinya transmisi impuls melewati bulbus olfaktorius dan traktus olfactorius ke dalam sistem limbik. Proses ini akan memicu amygdala yang berperan dalam respon memori emosional, serta memicu sistem limbik untuk melepaskan brain-affecting chemicals yang dikenal sebagai neurotransmitter, seperti serotonin, endorfin, enfekalin, dan dopamin.18 Serotonin merupakan senyawa neurotransmitter yang berperan pada sistem saraf pusat dan bertugas memberikan efek berupa perubahan mood sehingga memberikan efek relaksasi, perasaan nyaman, dan menurunkan stres.19
(2)
6
Universitas Kristen Maranatha 1.6 Hipotesis
Aromaterapi lavender menurunkan kecemasan dental pada pasien dewasa muda yang akan dilakukan pencabutan gigi.
1.7 Metodologi
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental / eksperimental semu yang dilakukan dengan memberi perlakuan terhadap manusia menggunakan rancangan Desain Pre-Test dan Post-Test. Data primer dalam penelitian ini adalah penurunan kecemasan subjek. Data sekunder dalam penelitian ini adalah penurunan tekanan darah dan denyut nadi (data diambil dari rekam medis subjek). Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 31 subjek. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling konsekutif yaitu semua sampel yang ada bila memenuhi kriteria penelitian, dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi.
1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian di Ruang Konferensi 3 Lantai 5 Rumah Sakit Gigi dan Mulut Maranatha, Jl. Prof. drg. Soeria Soemantri No. 65, Bandung 40164, Jawa Barat. Waktu penelitian adalah dari bulan Oktober 2015 hingga Februari 2016.
(3)
43
Universitas Kristen Maranatha BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Aromaterapi lavender efektif dalam menurunkan kecemasan pasien dewasa muda yang akan dilakukan pencabutan gigi.
5.2. Saran
Berdasarkan penelitian mengenai efek aromaterapi lavender terhadap tingkat kecemasan pada pasien dewasa muda yang akan dilakukan pencabutan gigi, saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Membandingkan efek aromaterapi terhadap tingkat kecemasan dengan aroma yang berbeda
2. Membandingkan jarak dan durasi pemberian aromaterapi, serta efek terhadap tingkat kecemasan pasien
3. Membandingkan efek aromaterapi terhadap tingkat kecemasan pada kelompok usia yang berbeda
(4)
44
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
1. Nevid J.S, Rathus S.A, Green B. Psikologi Abnormal. Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2003.
2. Encyclopaedia of Medical Concepts. National Library of Medicine,
Ontario, Canada; 2009. Tersedia di
http://www.reference.md/files/D016/mD016854.html
3. Hmud R dan Walsh LJ. Dental Anxiety: Causes, Complications and Management Approaches. JMID. 2009.
4. Klingberg G, Broberg AG. Dental Fear/ Anxiety and Dental Behaviour Management Problems in Children and Adolescents: a Review of Prevalence and Concomitant Psychological Factors. Int J Paediatr Dent. 2007; 17(6): 391-406.
5. Potter dan Perry. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses,
dan Praktek Klinik, Volume 2. Ed 4, Jakarta : EGC. 2006.
6. Bhayana R, Sanadhya S, Bhayana D. Aromatherapy as an Adjunct
Therapy in Dentistry. IJRID 2013; 1-4.
7. Dean S. Aromaterapi (Pedoman Menjadi Sehat Bagi Orang Sibuk). Jakarta: EGC. 2007.
8. Hartono R, Sriningsih I, Arwani. Pengaruh Pemberian Aromaterapi
terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Sebelum Operasi dengan Anestesi Spinal di RS Tugu Semarang. 2013; 83-7.
9. Hurlock EB. Developmental Psychology A Life-Span Approach. 5th ed. New Delhi : Tata McGraw-Hill Pub. Co; 1980.
10.Santrock. Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jilid 2. Jakarta: Erlangga. 2002.
11.Mahanani, A. Durasi Pemberian Terapi Musik Klasik Mozart terhadap
Tingkat Kecemasan pada Anak. Purwokerto: Universitas Jenderal
Soedirman. 2013.
12.Sarason I.G, & Sarason I.B. Abnormal Psychology: The Problem of
(5)
45
Universitas Kristen Maranatha 13.Price S. Aromatherapy for Health Profesionals. Terjemahan Andry
Haryanto. 1999. h.1, 4, 10, 103-5, 107, 311-2.
14.Atsumi T, Tonosaki K. Smelling Lavender and Rosemary Increases Free
Radical Scavenging Activity and Decreases Cortisol Level in Saliva. Psychiatry Res. 2007 Feb 28; 150(1):89-96.
15.McLain DE. Chronic Health Effects Assessment of Spike Lavender Oil. Walker Doney and Associates, Inc 2009; 1-18.
16.Toda M, Morimoto K. Effect of Lavender Aroma on Salivary
Endocrinological Stress Markers. Arch Oral Biol. 2008 Oct; 53(10):964-8.
17.Sherwood L. Human Physiology from Cells to Systems. 6th ed. Thomson: Brooks/ Cole. 2007; 6: 187-190.
18.Khyasudeen SF. and Abu Bakar M. Aromatherapy: It’s Effect on Brain
Signal, Math Computation, Blood Pressure and Heart Rate. IFMBE
Proceedings Vol 15. 2007; 10:447-450.
19.Diego M, Jones M, Field T, et al. Aromatherapy Positively Affects Moods, EEG Patterns of Alertness and Math Computations. International
Journal of Neuroscience. 1998. 96 (3-4): 217-24.
20.Arndt, W.Jr. Theories of Personality. New York: MacMillan Publishing Co, Inc. 1974.
21.Spielberger, C. Anxiety and Behavior. New York and London: Academic Press.1966.
22.Gracia, M. Hypnosis in Dentistry. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2014;16-20.
23.Suliswati. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC. 2005.
24.Taylor E, Shelley. Psikologi Sosial. Edisi 12. Jakarta: Kencana. 2009. 25.Pinel J. Stres dan Kesehatan (Biopsikologi). Edisi 7. Yogyakarta: Pustaka
Belajar. 2009.
26.Newton JT, Buck DJ. Anxiety and Pain Measures in Dentistry: a Guide to Their Quality and Application. J Am Dent Assoc. 2000. 131:1449-1457.
(6)
46
Universitas Kristen Maranatha 27.RISKESDAS. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian RI. Jakarta 2013. p. 146-7.
28.Tangkere H, Opod H, Supit A. Gambaran Kecemasan Pasien Saat
Menjalani Prosedur Ekstraksi Gigi Sambil Mendengarkan Musik Mozart di Puskesmas. Jurnal e-Gigi, Volume 1, Nomor 1. 2003; 69-78.
29.Archer, W.Harry. Oral and Maxillofacial Surgery.5th ed. Saunders Company Philadelphia. 1975; p 16-17
30.Cawson R.A. Essential of Dental Surgery and Phatology. 4th ed. Churcill Livingstone. London. 1984; p.76-114, 143-158
31.Howe, G.E. Pencabutan Gigi Geligi (The Extraction of Teeth). Alih Bahasa: Budiman, J.A. Jakarta:EGC. 1993.
32.Fragiskos, SD. Oral Surgery. Springer. 2007; p.43-72.
33.Malamed, Stanley F. Handbook of Local Anesthesia. 6th ed. Mosby. 2013; p.76-86.
34.Isaacs A. Keperawatan Kesehatan Jiwa Psikiatri. Edisi 3. Jakarta:EGC. 2005.
35.Barocelli E, Calcina F, Chiavarini M, Impicciatore M, Bruni R, Bianchi A, Vallabeni V. Antinociceptive and Gastroprotective Effect of Inhaled and
Orally Administered Lavandulahybrida Reverchon “Grosso” Esensial oil.
Science Direct 2004: 76; 213-223
36.Setiyanti, A. A. (2008). Bentuk penggunaan dan jenis aromaterapi [serial online], diunduh dari: http://teena82.wordpress.com.
37.Ranuh IGN. Masalah ISPA dan Kelangsungan Hidup Anak. Surabaya: Continuing Education Ilmu Kesehatan Anak. 1997.
38.Dahlan, MS. Besar Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 2. Jakarta: Arkans. 2005.
39.Kandou L, Anindita P, Mawa M. Gambaran Tingkat Kecemasan Pasien
Usia Dewasa Pra Tindakan Pencabutan Gigi di Balai Pengobatan Rumah Sakit Gigi dan Mulut Manado. Universitas Sam Ratulangi. 2013.