Pengaruh Aromaterapi Lavender (Lavandula angustifolia) terhadap Penurunan Frekuensi Denyut Jantung.

(1)

ABSTRAK

PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER

(Lavandula angustifolia)

TERHADAP PENURUNAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG

Vinka Meliari, 1210173 ;

Pembimbing I : Dr. Iwan Budiman, dr., MS., MM., M.Kes, AIF. Pembimbing II : Ellya Rosa Delima, dr., M.Kes.

Latar Belakang Dalam kehidupan sehari hari masa kini sering didapatkan kehidupan yang berat dan membuat seseorang merasa tertekan dan merasa terbebani, sehingga yang diperlukan adalah efek - efek relaksasi, efek relaksasi yang bisa didapatkan salah satunya adalah dari aromaterapi. Aromaterapi lavender dipercaya dapat menurunkan frekuensi denyut jantung yang merupakan salah satu indikator dari relaksasi.

Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh aromaterapi lavender terhadap penurunkan frekuensi denyut jantung

Metode Penelitian ini bersifat eksperimental semu, dengan rancangan pre-test dan post-test. Subjek penelitian merupakan perempuan dewasa muda berusia 18-24 tahun sebanyak 30 orang. Data yang diukur adalah banyaknya penurunan frekuensi denyut jantung setelah menghirup aromaterapi. Uji statistik dihitung dengan uji t berpasangan.

Hasil Selisih rerata penurunan frekuensi denyut jantung sebelum menghirup aromaterapi lavender 84.27bpm dan sesudah menghirup aromaterapi lavender 78.80bpm menurun dengan sangat signifikan (p<0,01).

Simpulan Aromaterapi Lanvender menurunkan frekuensi denyut jantung Kata kunci: Aromaterapi, Aromaterapi Lavender (Lavandula angustifolia), Frekuensi denyut jantung


(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF LAVENDER (Lavandula angustifolia)

AROMATHERAPY TOWARDS HEART RATE FREQUENCY

REDUCTION

Vinka Meliari, 1210173 ;

Tutor 1 : Dr. Iwan Budiman, dr., MS., MM., M.Kes, AIF. Tutor 2 : Ellya Rosa Delima, dr., M.Kes.

Background In our daily life, we often found a tough life that can make someone feel depressed and overwhelmed, so what we needed are relaxation effects, one of the available relaxation effects is from aromatherapy. Lavender aromatherapy is believed to be able to reduce heart rate frequency, which is one of relaxation indicator.

Objective The purpose of this research was to test the effect of lavender aromatherapy towards heart rate frequency reduction.

Methods This research was a quasi experimental research, with pre-test and post-test design. Research subjects were thirty young adult women aged between eighteen and twenty-four years old. Measured data was the amount of heart rate reduction after inhaling aromatherapy. Statistic test was counted with paired “T” test.

Results Mean difference in heart rate reduction before inhaling Lavender aromatherapy is 84.27bpm and after inhaling Lavender aromatherapy is 78.80bpm and it’s decreased very significantly (p<0.01).

Conclusions: Lavender aromatherapy decreased heart rate frequency.

Keywords Aromatherapy, Lavender (Lavandula angustifolia) aromatherapy, Heart rate frequency


(3)

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 2

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2

1.4. Manfaat Penelitian ... 2

1.5. Kerangka Pemikiran ... 2

1.6. Hipotesis Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6

2.1 Indera Penciuman... .. 6

2.1.1 Anatomi Hidung ... 6

2.1.2 Membran dan Sel – sel Olfactorius ... 7

2.1.3 Perangsangan Sel – sel Olfactorius ... 8

2.1.4 Penjalaran Sinyal Olfactorius Ke Dalam Bulbus Olfactorius... 8

2.1.5 Sifat Adaptasi Resptor Olfactorius ... 9

2.1.6 Jaras Olcatorius ... 10

2.1.6.1 Sistem Olfactorius yang Paling Tua – Area Olfactorius Medial... 10


(4)

2. 1.6.2 Sistem Olfactorius yang Kurang Tua – Area Olfactorius

Lateral ... 10

2.1.6.3 Jaras yang Lebih Baru ... 11

2.2 Mekanisme Kerja Jantung... 11

2.2.1 Sistem Konduksi Jantung ... 11

2.2.2 Siklus Jantung ... 12

2.2.3 Pengaturan Pemompaan Jantung ... 13

2.2.4 Mekanisme Vagus ... 14

2.3 Frekuensi Denyut Jantung... ... 15

2.3.1 Pengukuran Frekuensi Denyut Jantung ... 15

2.3.2 pengaruh Sistem Saraf Otonom Terhadap Frekuensi Denyut Jantung... ... 16

2.3.2.1 Sistem Saraf Simpatis ... 16

2.3.2.2 Sistem Saraf Parasimpatis.. ... 17

2.3.2.3 Faktor Lain yang Mempengaruhi Frekeunsi Denyut Jantung ... 17

2.4 Otak Manusia ... 17

2.4.1 Sistem Neurohormonal Pada Otak Manusia ... 18

2.4.2 Sistem Limbik dan Hipotalamus ... 21

2.5 Minyak Essensial... 22

2.5.1 Sejarah Penggunaan Minyak Essensial... . 23

2.5.2 Keamanan Pemakaian ... 23

2.5.3 Ciri – ciri Minyak Essensial ... 23

2.5.4 Metode Penggunaan ... 24

2.5.4.1 Pemakaian Internal... ... 24

2.5.4.2 Pemakiana Nasal ... 25

2.5.4.3 Absorbsi Melalui Kulit ... 25

2.6 Tanaman Lavender... 26

2.6.1 Toxonomi ... 24

2.6.2 Asal dan Morfologi Bunga Lavender ... 26


(5)

2.7.1 Kandungan Minyak Lavender ... 27

2.7.2 Sediaan Minyak Lavender ... 27

2.7.3 Kegunaan Minyak Lavender ... 27

2.7.4 Efek Samping Minyak Lavender... ... 28

2.7.5 Cara Pembuatan Minyak Lavender ... 28

2.7.6 Pengaruh Inhalasi Minyak Lavender Terhadap Frekuensi Denyut Jantung... ... 28

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 30

3.1. Alat, Bahan dan Subjek Penelitian ... 30

3.1.1. Alat dan Bahan Penelitian ... 30

3.1.2. Subjek penelitian ... 30

3.2. Lokasi dan Waktu penelitian ... 30

3.3. Metode Penelitian ... 31

3.3.1. Desain Penelitian ... 31

3.3.2. Variabel Penelitian... 31

3.3.3. Definisi Operasional Variabel ... 31

3.3.4. Besar Sampel ... 31

3.5. Prosedur Penelitian ... 32

3.5.1. Persiapan Subjek Penelitian ... 32

3.5.2. Prosedur Kerja ... 32

3.6 Metode Analitik ... 33

3.7 Aspek Etik Penelitian ... 33

BAB IV. HASIL, PEMBAHASAN DAN PENGUJIAN HIPOTESIS... 34

4.1 Hasil Penelitian... ... 34

4.2 Pembahasan ... 35

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 36

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN... 37


(6)

5.2 Saran ... 37

DAFTAR PUSTAKA………. 38

LAMPIRAN……… 40


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Dasar... 40 Tabel 4.2 Hasil Pengolahan Data dengan Uji t Berpasangan ... 41


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Membran Olfactorius, Bulbus Olfactorius, Traktus

Olfactorius... 7

Gambar 2.2 Hubungan Persarafan pada Sistem Olfactotius... 10

Gambar 2.3 Sistem Konduksi Jantung ... 11

Gambar 2.4 Siklus Jantung... 12

Gambar 2.5 Heart Rate Monitor... 15

Gambar 2.6 Otak Manusia... 17

Gambar 2.7 Sistem Norephineprin... 18

Gambar 2.8 Sistem Dopamin... 18

Gambar 2.9 Sistem Serotonin... 19

Gambar 2.10 Sistem Limbik... 21

Gambar 2.11 Minyak Lavender Dalam Botol... 22


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Pengukuran Frekuensi Denyut Jantung... 40

Lampiran 2 Analisis Statistik... 41

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian... 42

Lampiran 4 Informed Consent... 43


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari hari masa kini sering didapatkan kehidupan yang berat dan membuat seseorang merasa cemas dan stress, keadaab ini menyebabkan terjadinya peningkatan frekuensi denyut jantung sehingga untuk mendapatkan efek relaksasi tidak jarang digunakan aromaterapi (Appleton, 2012).

Aromaterapi adalah minyak esensial yang semuanya berasal dari tanaman. Aromaterapi sudah digunakan sejak waktu yang tidak kita ketahui lamanya untuk menghilangkan rasa nyeri, membantu penyembuhan, membunuh kuman dan untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Tanaman ataupun minyak essensial dari lavender sudah digunakan oleh biarawati Hilegard of Bingen pada awal abad ke 12 (Price & Price, 1995).

Aroma terapi lavender dapat meningkatkan efek sedatif dan mendepresi sistem saraf yang menyebabkan individu merasa relaks dan meningkatkan mood. Efek relaksasi ini dapat meredakan ketegangan serta kecemasan baik jasmani maupun rohani. Penelitian dari California State University mengatakan aromaterapi dapat menurunkan frekuensi denyut jantung sehingga dapat meningkatkan efek relaksasi (Jackson, 2010).

Aromaterapi lavender ini dapat digunakan dengan cara per oral, per nasal, pengusapan atau rendaman (Price & Price, 1995).

Selain itu aromaterapi lavender juga berkhasiat untuk antibakteri, antifungi, antiinflamasi, insomnia, pengusir nyamuk, mengatasi sakit kepala atau hipertensi (Price & Price, 1995).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Winai Sayorwan,dkk pada tahun 2012 dalam The Effect of Lavender Oil Inhalation on Emotional States, Autonomic Nervous System dan Brain Electrical Activity yang bertujuan bertujuan


(11)

2

mengetahui ada atau tidaknya efek aromaterapi Lavender terhadap sistem saraf pusat, saraf otonom dan respon mood pada manusia, didapatkan hasil yang signifikan untuk menurunkan frekuensi denyut jantung.

Kemudian pada penelitian Pengaruh minyak lavender terhadap frekuensi denyut jantung yang dilakukan oleh Ellisa Evanti Widjaja pada tahun 2011, didapatkan hasil penurunan frekeunsi denyut jantung yang signifikan.

Sehingga dari kedua penelitian diataspun diyakini bahwa aromaterapi lavender dapat menurunkan frekuensi denyut jantung.

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah aromaterapi lavender menurunkan frekuensi denyut jantung

1.3 Maksud dan Tujuan

Ingin mengetahui apakah aromaterapi lavender menurunkan frekuensi denyut jantung.

1.4 Manfaat Penelitian

Untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kegunaan dari aromaterapi lavender terhadap kerja jantung.

1.5 Kerangka Pemikiran

Minyak aromaterapi lavender memiliki kandungan linalool dan linalil asetat yang memberikan efek relaksasi dan sedatif (Prashar, Locke, & Evan, 2004).Efek ini juga karena adanya senyawa pynene dalam minyak tersebut. (Aoshima H, 1999) Aromaterapi lavender dapat digunakan dengan cara per oral, per nasal, pengusapan atau rendaman (Price & Price, 1995)


(12)

3

Dengan cara pemakaian nasal, pertama terhirup bersama pernafasan, nervus olfaktorius bertanggung jawab atas sensasi penciuman dan menampung impuls dari sel sel reseptor. Minyak essensial yang terhirup, molekul atsiri akan terhirup dan terbawa pada langit – langit hidung yang mempunyai silia dari sel reseptor ke dalam saluran hidung kemudian akan ditransimisikan ke bulbus olfaktorius dan traktus olfaktorius ke dalam sistem limbik dan hipotalamus sehingga menurunkan frekuensi denyut jantung (Price & Price, 1995)

Pada prosesnya saat sel olfaktorius berikatan dengan odor, protein G yang berada di membrane silium teraktivasi, sehingga menyebabkan subunit α mengaktifasi adenilat siklase dan mengubah adenosine trifosfat (ATP) menjadi adenosine monofosfat siklik (cAMP ) yang akan membuka kanal Na+, terbukanya kanal Na+ akan memicu perubahan impuls elektrokimia yang akan disalurkan menuju otak oleh nervus Olfactorius menuju primay olfactory cortex kemudian dibawa ke nukleus Raphe median batang otak, nukleus Raphe menghasilkan serotonin yang akan diteruskan hipotalamus (Guyton & Hall, 2011).

Perangsangan area preoptik medial pada hipotalamus akan menimbulkan efek penurunan tekanan darah dan frekuensi denyut jantung dan aktivasi sistem saraf parasimpatis menimbulkan efek inotropik dan kronotropik negatif pada jantung yang menyebabkan penurunan kuat kontraksi dan frekuensi denyut jantung (Guyton & Hall, 2011).

Perangsangan nervus olfactorius juga akan dijalarkan ke primary olfactorius cortex dan merangsang amigdala, thalamus, orbital cortex untuk bau yang disadari (Gajewska,2015)

Selain merangsang reseptor Olfactorius, molekul – molekul minyak essensial yang terhirup akan terbawa ke saluran paru – paru, kemudian menembus membran mukosa saluran pernapasan dan paru-paru untuk masuk ke dalam aliran darah (Price & Price, 1995)

Senyawa pynene yang terkadung dalam minyak lavender akan mengaktifkan reseptor GABA sehingga membuka kanal Cl yang akan memasuki sel dan terjadilah hiperpolarisasi kemudian mnurunkan eksitasi sehingga dapat merunkan frekuensi denyut jantung (Jacob, 1996).


(13)

4

Zat aktif Lavender: linalool, linalyl acetate dan pinene

Per inhalasi : Receptor olfactorius di concha nasi superior

Aktivasi protein G

Reaksi intrasel cAMP dependent

Membuka kanal Na+

N. Olfactorius

Aktivasi jaras ke Nucleus Raphe

Sekresi serotonin Thalamus

Aktivasi SS parasimpatis

Inotropik (-) Kronotopik (-)

↓ TD ↓ FDJ Alveoli paru

Masukaliran darah Hipotalamus

Amigdala

Orbital cortex Primary olfactory cortex

Reseptor GABA

Masuk ke sel Kanal Cl

Hiperpolarisasi


(14)

5

1.6 Hipotesis penelitian


(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Aromaterapi Lavender menurunkan frekuensi denyut jantung.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan dosis yang berbeda.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan ruangan yang bersuhu panas

atau dingin dan jarak penghirupan yang berbeda.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah subjek penelitian lebih banyak.


(16)

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2010. Heart Rate Monitor. http://heartratemonitorz.com. Diunduh 17 Oktober 2015

Aoshima H, H. K. (1999). Potentiation of GABAA Receptors expressed in Xenopus Oocytes by Perfume adn Phytoncid. Biosci Biotecnol Biochem , 63(4)743-748.

Appleton, J. 2012. Lavender Oil for Anxiety and Depression: Review of literature on the safety and efficacy of Lavender. Natural Medicine Journal .(4)2

Bickley, L. S. (2009). Bate's guide to Physical Examination and History Taking 10th edition. p. 119

Burke, E. (1998). Precision Heart Rate Training. Champaign : Human Kinetics Publishers.

Daniel S Wibowo, W. P. 2009. Anatomi Tubuh Manusia. Singapore: Elsevier. Dewi, Iga Prima. 2011. Aromaterapi Lavender Sebagai Media Relaksasi. Bali:

Bagian Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Drake RL., Wayne V., Mitchell AWM. (2004). Gray's Anatomy for Students . Philadelphia : Churchill Livingstone Elsevier.

Ganong, WF. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Gentry. 2013. Why Natural Supplements Are Better. http://drjengentry.com/why-natural-supplements-are-better/. Diunduh 16 Oktober 2015

Guyton, AC. & Hall. JE 2011. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.

Jackson, RN. 2010. The Effect of Stimulating and Shooting Smells on Heart Rate and Memory. McNair Scholars Journal .(11) 97-110.

Jacob, Leonard S. 1996. NMS Pharmacology Ed 4th . Pennysylvania: Rose Tree Corporate Center.

Katayon Vakilian, M. A.2011. Healing advantages of lavender essensial oil during episode recovery : A clinical trial. Elsevier , 50-53.


(17)

39

Koensoemardiyah. 2009. A-Z Aromaterapi untuk Kesehatan, Kebugaran, dan Kecantikan. Yogyakarta: Lily Publisher.

Lu Hui, LH. 2010. Chemical composition of Lavender essensial oil and its antioxidant activity and inhibition against rhinitis related bacteria. African Journal of Microbiology Research , 309-313.

National Institutes of Health. 2012. herbs at a glance. nlm.nih.gov medlineplus .(10)

Netherfiled. 2015. Lavender Uses. http://netherfield.co.nz/lavender-uses.php. Diunduh 5 Oktober 2015

Maier. 2015. What is the Difference Between Lavender and Lavandin.

http://wisegeek.org/what-is-the-difference-between-lavender-and-lavandin.htm. Diunduh 16 Oktober 2015

Prashar, A., Locke, I., & Evan, C. 2004. Cytotoxicity of Lavender Oil and Its Major Components To Human Skin Cells. US National Library of Medicine National Institutes of Health , 37 (3), 221-229.

Price, S., & Price, L. 1995. Aromaterapi Bagi Profesi Kesehatan. EGC. Sherwood, L. 2007. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: ECG. Sloane, E. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC.

Su-Hui Huang, L. F.-H. 2014. The Effectiveness of aromatgerapy with Lavender Oil in Relieving Post Arthroscopy Pain. IBIMA publishing .

Taufik, T. (2007. Menyuling Minyak Atsiri. Yogyakarta: PT Citra Pramana.

Tim gaya Hidup Sehat.2010. Aroma Alam Untuk Kehidupan. Jakarta : Raketindo Primamedia Mandiri. H 50.

University of Maryland medical Center. 2011. Aromatherapy.

https://umm.edu/health/medical/altmed/treatment/aromatherapy. Diunduh 5 Oktober 2015


(1)

3

Dengan cara pemakaian nasal, pertama terhirup bersama pernafasan, nervus olfaktorius bertanggung jawab atas sensasi penciuman dan menampung impuls dari sel sel reseptor. Minyak essensial yang terhirup, molekul atsiri akan terhirup dan terbawa pada langit – langit hidung yang mempunyai silia dari sel reseptor ke dalam saluran hidung kemudian akan ditransimisikan ke bulbus olfaktorius dan traktus olfaktorius ke dalam sistem limbik dan hipotalamus sehingga menurunkan frekuensi denyut jantung (Price & Price, 1995)

Pada prosesnya saat sel olfaktorius berikatan dengan odor, protein G yang berada di membrane silium teraktivasi, sehingga menyebabkan subunit α mengaktifasi adenilat siklase dan mengubah adenosine trifosfat (ATP) menjadi adenosine monofosfat siklik (cAMP ) yang akan membuka kanal Na+, terbukanya kanal Na+ akan memicu perubahan impuls elektrokimia yang akan disalurkan menuju otak oleh nervus Olfactorius menuju primay olfactory cortex kemudian dibawa ke nukleus Raphe median batang otak, nukleus Raphe menghasilkan serotonin yang akan diteruskan hipotalamus (Guyton & Hall, 2011).

Perangsangan area preoptik medial pada hipotalamus akan menimbulkan efek penurunan tekanan darah dan frekuensi denyut jantung dan aktivasi sistem saraf parasimpatis menimbulkan efek inotropik dan kronotropik negatif pada jantung yang menyebabkan penurunan kuat kontraksi dan frekuensi denyut jantung (Guyton & Hall, 2011).

Perangsangan nervus olfactorius juga akan dijalarkan ke primary olfactorius cortex dan merangsang amigdala, thalamus, orbital cortex untuk bau yang disadari (Gajewska,2015)

Selain merangsang reseptor Olfactorius, molekul – molekul minyak essensial yang terhirup akan terbawa ke saluran paru – paru, kemudian menembus membran mukosa saluran pernapasan dan paru-paru untuk masuk ke dalam aliran darah (Price & Price, 1995)

Senyawa pynene yang terkadung dalam minyak lavender akan mengaktifkan reseptor GABA sehingga membuka kanal Cl yang akan memasuki sel dan


(2)

4

Zat aktif Lavender: linalool, linalyl acetate dan pinene

Per inhalasi : Receptor olfactorius di concha nasi superior

Aktivasi protein G

Reaksi intrasel cAMP dependent

Membuka kanal Na+

N. Olfactorius

Aktivasi jaras ke Nucleus Raphe

Sekresi serotonin Thalamus

Aktivasi SS parasimpatis

Inotropik (-) Kronotopik (-)

↓ TD ↓ FDJ Alveoli paru

Masukaliran darah Hipotalamus

Amigdala

Orbital cortex Primary olfactory cortex

Reseptor GABA

Masuk ke sel Kanal Cl

Hiperpolarisasi

↓ Eksitasi


(3)

5

1.6 Hipotesis penelitian


(4)

37

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Aromaterapi Lavender menurunkan frekuensi denyut jantung.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan dosis yang berbeda.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan ruangan yang bersuhu panas atau dingin dan jarak penghirupan yang berbeda.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah subjek penelitian lebih banyak.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2010. Heart Rate Monitor. http://heartratemonitorz.com. Diunduh 17 Oktober 2015

Aoshima H, H. K. (1999). Potentiation of GABAA Receptors expressed in Xenopus Oocytes by Perfume adn Phytoncid. Biosci Biotecnol Biochem , 63(4)743-748.

Appleton, J. 2012. Lavender Oil for Anxiety and Depression: Review of literature on the safety and efficacy of Lavender. Natural Medicine Journal .(4)2

Bickley, L. S. (2009). Bate's guide to Physical Examination and History Taking 10th edition. p. 119

Burke, E. (1998). Precision Heart Rate Training. Champaign : Human Kinetics Publishers.

Daniel S Wibowo, W. P. 2009. Anatomi Tubuh Manusia. Singapore: Elsevier. Dewi, Iga Prima. 2011. Aromaterapi Lavender Sebagai Media Relaksasi. Bali:

Bagian Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Drake RL., Wayne V., Mitchell AWM. (2004). Gray's Anatomy for Students . Philadelphia : Churchill Livingstone Elsevier.

Ganong, WF. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Gentry. 2013. Why Natural Supplements Are Better. http://drjengentry.com/why-natural-supplements-are-better/. Diunduh 16 Oktober 2015

Guyton, AC. & Hall. JE 2011. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.

Jackson, RN. 2010. The Effect of Stimulating and Shooting Smells on Heart Rate and Memory. McNair Scholars Journal .(11) 97-110.

Jacob, Leonard S. 1996. NMS Pharmacology Ed 4th . Pennysylvania: Rose Tree Corporate Center.


(6)

39

Koensoemardiyah. 2009. A-Z Aromaterapi untuk Kesehatan, Kebugaran, dan Kecantikan. Yogyakarta: Lily Publisher.

Lu Hui, LH. 2010. Chemical composition of Lavender essensial oil and its antioxidant activity and inhibition against rhinitis related bacteria. African Journal of Microbiology Research , 309-313.

National Institutes of Health. 2012. herbs at a glance. nlm.nih.gov medlineplus .(10)

Netherfiled. 2015. Lavender Uses. http://netherfield.co.nz/lavender-uses.php. Diunduh 5 Oktober 2015

Maier. 2015. What is the Difference Between Lavender and Lavandin.

http://wisegeek.org/what-is-the-difference-between-lavender-and-lavandin.htm. Diunduh 16 Oktober 2015

Prashar, A., Locke, I., & Evan, C. 2004. Cytotoxicity of Lavender Oil and Its Major Components To Human Skin Cells. US National Library of Medicine National Institutes of Health , 37 (3), 221-229.

Price, S., & Price, L. 1995. Aromaterapi Bagi Profesi Kesehatan. EGC. Sherwood, L. 2007. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: ECG. Sloane, E. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC.

Su-Hui Huang, L. F.-H. 2014. The Effectiveness of aromatgerapy with Lavender Oil in Relieving Post Arthroscopy Pain. IBIMA publishing .

Taufik, T. (2007. Menyuling Minyak Atsiri. Yogyakarta: PT Citra Pramana.

Tim gaya Hidup Sehat.2010. Aroma Alam Untuk Kehidupan. Jakarta : Raketindo Primamedia Mandiri. H 50.

University of Maryland medical Center. 2011. Aromatherapy.

https://umm.edu/health/medical/altmed/treatment/aromatherapy. Diunduh 5 Oktober 2015