Identifikasi Dan Karakterisasi Sumber Daya Genetik Buah-buahan Lokal Di Kabupaten Bangli.
IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI
SUMBER DAYA GENETIK BUAH-BUAHAN LOKAL
DI KABUPATEN BANGLI
Oleh
NI LUH MARTINI
KONSENTRASI AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
(2)
ii
IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI SUMBER DAYA
GENETIK BUAH-BUAHAN LOKAL
DI KABUPATEN BANGLI
SKRIPSI
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Udayana
Oleh
NI LUH MARTINI NIM. 1105105001
KONSENTRASI AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
(3)
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Saya bersedia dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam aturan yang berlaku apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri atau mengandung tindakan plagiarism.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Denpasar, Januari 2016 Yang menyatakan,
Ni Luh Martini 1105105001
(4)
iv ABSTRAK
Ni Luh Martini. NIM 1105105001. Identifikasi dan Karakterisasi Sumber Daya Genetik Buah-buahan Lokal di Kabupaten Bangli. Dibimbing oleh: Dr.
Ir. Rindang Dwiyani, M.Sc dan Ir. Ni Luh Made Pradnyawathi, M.P. Buah lokal Bali adalah semua jenis buah-buahan yang dikembangkan dan dibudidayakan di Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis sumber daya genetik buah-buahan lokal yang ada di Kabupaten Bangli, menyusun profil sumber daya genetik buah-buahan lokal Kabupaten Bangli menyangkut karakter morfologis dan agronomi, kegunaan, produksi, dan foto-foto sumber daya genetik, dan menyusun peta geografis sebaran sumber daya genetik buah-buahan lokal di Kabupaten Bangli. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupten Bangli yang terdiri atas empat kecamatan yakni : Bangli, Susut, Kintamani, dan Tembuku. Penelitian dilaksanakan selama enam bulan, yaitu dari bulan Januari-Juni 2015. Pelaksanaan penelitian terdiri atas tiga tahap kegiatan yaitu, (1) pengumpulan data sekunder, (2) survei jenis-jenis sumber daya genetik dan sebarannya, (3) identifikasi karakter morfologis dan agronomi dari jenis sumber daya genetik, lingkungan tumbuh dan manfaat buah-buahan lokal. Hasil penelitian menunjukkan 36 jenis dan 68 sub-jenis buah-buahan lokal yang tersebar di empat Kecamatan. berdasarkan nilai Location quotient (LQ) yang dimiliki Kabupaten Bangli mempunyai dua komoditi unggulan diantaranya jeruk terdapat sentra produksi di Desa Awan, dan pisang terdapat sentra produksi di Desa Subaya. Kata Kunci : Identifikasi,Karakterisasi,Sumber daya genetik, Buah Lokal.
(5)
ABSTRACT
Ni Luh Martini. 1105105001. Identification and Characterization of Genetic Local Fruits Resources in Bangli. Supervised by Dr. Ir. Rindang Dwiyani,
M.Sc and Ir. Ni Luh Made Pradnyawathi, M.P.
Bali local fruit is all kinds of fruits that are developed and cultivated in Bali. This study aims to identify the types of genetic local fruits grown in Bangli regency; to create profile about those local fruits based on morphological and agronomic character, used, production, and photographs of genetic resources; to create a map regardling of the geographical destination of the fruit. This study was conducted in Bangli Regency which consists of four districts i.e District of Bangli, District Susut, Kintamani District, and District Tembuku. The experiment was conducted for six months, i.e from January to June 2015. The research consisted of three stages of activities, namely, (1) collection of secondary data, (2) surveys the types of genetic resources and distribution, (3) identification of morphological and agronomic characters of genetic resources, growing environment and benefit local fruits. The results showed the observations in the field found 36 species and 68 sub-species of local fruits spread over four districts. Based on the value of Location Quotient (LQ) owned Bangli district has two main commodities including citrus production center in the village of Awan, and banana production center in the village Subaya.
(6)
vi RINGKASAN
Bali kaya akan sumber daya buah lokal, namun kekayaan tersebut belum diberdayakan secara optimal. Buah-buahan di Bali tidak hanya digunakan untuk konsumsi penduduk lokal, namun juga untuk kebutuhan hotel terkait dengan Bali sebagai daerah tujuan wisata, dan untuk pemenuhan kebutuhan ritual keagamaan masyarakat hindu di Bali.
Penelitian dilaksanakan selama enam bulan, yaitu dari bulan Januari-Juni 2015. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupten Bangli yang terdiri atas empat kecamatan yakni : Kecamatan Bangli, Kecamatan Susut, Kecamatan Kintamani, dan Kecamatan Tembuku.
Hasil pengamatan di lapangan ditemukan 36 jenis buah yakni Alpukat, Belimbing, Buni, Bidara, Bisbul, Ceremai, Delima, Durian, Duku, Dewandaru, Jambu Biji, Jambu Air, Jeruk, Kenitu, Kelengkeng, Kedondong, Kepel, Kecapi, Leci, Lontar, Manggis, Markisa, Mangga, Menteng, Nangka, Nanas, Naga, Pisang, Pepaya, Rambutan, Rukem, Salak, Sawo, Sirsak, Terong, dan 68 sub-jenis buah yakni Alpukat, Belimbing, Buni, Bidara, Mundu, Bisbul, Ceremai, Durian Kani, Durian Bangkok, Duku, Langsat, Dewandaru, Delima Merah, Delima Putih, Gowok, Jambu Biji Varigata, Jambu Biji kristal, Jambu Biji Merah, Jambu Biji putih, Jambu Air Hicancou, Jambu Air Hijau, Jeruk Siem, Jeruk Keprok, Jeruk Manis Brastagi, Jeruk Manis Valensia, Jeruk Slayer, Jeruk Bali Merah, Jeruk Bali Putih, Jeruk Manis Varigata, Jeruk Keprok Besakih, Kenitu, Kelengkeng, Kecapi, Kedondong, Kepel, Leci, Manggis, Markisa, Markisa besar, Markisa konyal, Mangga Harum Manis, Mangga Lalijiwa, Mangga Kweni, Wani, Menteng putih, Menteng Merah, Nona, Nangka, Nanas, Naga, Pisang Mas, Pisang Sudamala, Pisang Kepok, Pisang Kayu, Pisang Susu, Pisang Sasih, Pisang Buah, Pisang Tembaga, Pisang Agung, Pepaya Gunung, Pepaya, Pepaya Renteng, Rambutan, Rukam, Salak Bali, Sawo Manila, Srikaya, dan Terong Belanda. Berdasarkan nilai LQ Kabupaten Bangli memiliki 2 komoditi unggulan yakni Kabupaten Bangli memiliki dua buah unggulan yakni buah pisang dan jeruk. Buah Langka ditemukan 28 buah.
(7)
Judul : Identifikasi dan Karakterisasi Sumber Daya Genetik Buah-buahan Lokal Di Kabupaten Bangli.
Nama : Ni Luh Martini NIM : 1105105001
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ir. Rindang Dwiyani, M.sc Ir. Ni Luh Made Pradnyawathi, MP NIP. 19620507 198801 2 001 NIP. 19640430 199203 2 001
Mengesahkan, Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Udayana
Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS. NIP. 19630515 1988 1 001
(8)
viii
IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI
SUMBER DAYA GENETIK BUAH-BUAHAN LOKAL
DI KABUPATEN BANGLI
dipersiapkan dan diajukan oleh Ni Luh Martini
NIM. 1105105001
telah diuji dan dinilai oleh Tim Penguji pada tanggal 25 Januari 2016
Berdasarkan SK Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana No. : 13/UN14.1.23/DL/2016
Tanggal : 25 Januari 2016 Tim Penguji Skripsi adalah : Ketua : Ir. I Nyoman Sutedja, M.S Anggota :
1. Ir. I Putu Dharma, M.Si 2. Ir. Ketut Siadi, M.Si
3. Ir. Ni Luh Made Pradnyawathi, M.P 4. Dr. Ir. Rindang Dwiyani, M.Sc
(9)
RIWAYAT HIDUP
Ni Luh Martini dilahirkan di Kota Gianyar, Bali pada tanggal 29 Maret 1992. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari keluarga I Made Weda dan Ni Ketut Payu Darmini.
Penulis menempuh pendidikan di TK Sasana Kumara tahun 1998-1999, pendidikan dasar di SDN 2 Tegallalang tahun 1999-2005, pendidikan menengah pertama di SMPN 1 Tegallalang 2005-2008, dan pendidikan menengah atas di SMAN 1 Tegallalang tahun 2008-2011.Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di program studi Agroekoteknologi, Konsentrasi Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana tahun 2011.
Selama menjadi mahasiswa di kampus Fakultas Pertanian UNUD penulis aktif dalam kepanitiaan dan organisasi. Penulis tercatat sebagai anggota bidang III Himpunan Mahasiswa Jurusan Agroekoteknologi (HIMAGROTEK) periode tahun 2011-2012, Kepala bidang III Himpunan Mahasiswa Jurusan Agroekoteknologi (HIMAGROTEK) periode tahun 2012-2013, serta aktif sebagai pendamping mahasiswa swasembada pangan padi, jagung, dan kedelai di Kecamatan Kintamani, Bangli.
(10)
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Identifikasi dan Karakterisasi Sumber Daya Genetik Buah-buahan Lokal di Kabupaten Bangli” tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan arahan berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
2. Prof. Dr. Ir. I Made Sudarma, MS., selaku Ketua Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
3. Ibu Dr. Ir. Rindang Dwiyani, M.sc., Selaku Pembimbing I yang telah mendampingi, membimbing, serta memberikan masukan dan saran kepada penulis sepanjang penulisan skripsi ini.
4. Ibu Ir. Ni Luh Made Pradnyawathi, M.P., Selaku Pembimbing II yang telah mendampingi, membimbing, serta memberikan masukan dan saran kepada penulis sepanjang penulisan skripsi ini.
5. Bapak Ir. I Wayan Dana Atmaja, MP., selaku KPUP Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian atas segala kemudahan yang diberikan kepada penulis selama penulisan skripsi ini.
6. Bapak, Ibu, dan keluarga lainnya yang telah memberikan dukungan dalam doa dan moril selama penulisan skripsi penelitian ini.
7. Temen-temen baikku keluarga besar Agronomi dan hortikultura serta seluruh program studi agroekoteknolgi yang setia menemani, membantu, dan memberi semangat selama penulisan skripsi ini.
8. Seluruh masyarakat Bangli utmanya pemilik tanaman yang sudah bersedia berbagi informasi terkait dengan keberadaan buah-buahan lokal di Bangli.
(11)
Penulis menyadari bahwa skripsi penelitian ini masih jauh dari sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan saran dan petunjuk yang mengarah pada penyempurnaan skripsi ini. Selanjutnya besar harapan penulis semoga skripsi ini ada manfaatnya khususnya bagi pembaca yang memerlukan informasi tentang Identifikasi dan Karakterisasi Sumber Daya Genetik Buah-buahan Lokal di Kabupaten Bangli.
Denpasar, Januari 2016
(12)
xii DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM... ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT... v
RINGKASAN ... vi
HALAMAN PERSETUJUAN ... vii
TIM PENGUJI ... viii
RIWAYAT HIDUP ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI... xvi
DAFTAR TABEL... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
LAMPIRAN... xx
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Hipotesis ... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA... 4
2.1 Pengertian Buah-buahan Lokal ... 4
2.2 Keanekaragaman Hayati Buah-buahan Lokal ... 4
2.3 Jenis-jenis Buah-buahan di Indonesia ... 6
2.4 Kendala dan Potensi Pengembangan Tanaman Buah-buahan di Bali ... 8
2.5 Perlindungan Buah-buahan Lokal ... 9
2.6 Identifikasi, Karakter Morfologi dan Agronomi Sumber Daya Genetik Buah-Buahan ... 10
2.7 LQ (Location quotient) ... 11
(13)
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 13
3.2 Alat dan Bahan... 13
3.3 Pelaksanaan Penelitian ... 13
3.3.1 Pengumpulan Data Sekunder ... 13
3.3.2 Pengumpulan Data Primer ... 13
3.3.3 Identifikasi Karakter Morfologi dan Agronomi ... 14
3.3.4 Lingkungan Tumbuh dan Manfaatnya ... 15
3.4 Tabulasi dan Analisis Data ... 15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 16
4.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian ... 16
4.2 Jenis-Jenis Buah-buahan Lokal dan Sebaran Geografisnya ... 17
4.2.1 Alpukat... 17
4.2.2 Belimbing... 19
4.2.3 Bidara (Bahasa Bali : Bekul) ... 21
4.2.4 Bisbul ... 23
4.2.5 Buni ... 26
4.2.6 Ceremai (Bahasa Bali : Cermen) ... 28
4.2.7 Duku (Bahasa Bali : Ceroring) ... 31
4.2.8 Dewandaru ... 33
4.2.9 Delima Merah ... 35
4.2.10 Delima Putih ... 36
4.2.11 Durian Kani... 40
4.2.12 Durian Bangkok ... 42
4.2.13 Gowok (Bahasa Bali : Kaliasem)... 44
4.2.14 Jambu Air Hicancou ... 46
4.2.15 Jambu Air Hijau ... 48
4.2.16 Jambu Biji Merah... 50
4.2.17 Jambu Biji Kristal ... 52
4.2.18 Jambu Biji Putih... 54
4.2.19 Jambu Biji Varigata ... 56
4.2.20 Jeruk Bali Merah ... 58
4.2.21 Jeruk Bali Putih ... 60
(14)
xiv
4.2.23 Jeruk Keprok ... 64
4.2.24 Jeruk Manis Valensia ... 66
4.2.25 Jeruk Slayer... 68
4.2.26 Jeruk Siem... 70
4.2.27 Jeruk Keprok Besakih ... 72
4.2.28 Kecapi (Bahasa Bali : Sentol) ... 73
4.2.29 Kedondong ... 75
4.2.30 Kelengkeng ... 78
4.2.31 Kenitu (Bahasa Bali : Jeleket) ... 80
4.2.32 Kepel ... 83
4.2.33 Langsat ... 85
4.2.34 Leci ... 87
4.2.35 Lontar ... 89
4.2.36 Mangga Harum Manis ... 91
4.2.37 Mangga Lalijiwa ... 93
4.2.38 Mangga Kweni (Bahasa Bali : Pakel) ... 96
4.2.39 Manggis ... 98
4.2.40 Markisa ... 100
4.2.41 Markisa Besar (Bahasa Bali : Lisah) ... 102
4.2.42 Markisa Konyal (Bahasa Bali : Anggur Kopok-kopok) ... 104
4.2.43 Menteng Merah (Bahasa Bali : Kepundung Barak)... 106
4.2.44 Menteng Putih (Bahasa Bali : Kepundung Putih) ... 108
4.2.45 Mundu (Bahasa Bali : Badung) ... 110
4.2.46 Naga ... 112
4.2.47 Nanas ... 114
4.2.48 Nangka ... 116
4.2.49 Nona (Bahasa Bali : Silik) ... 118
4.2.50 Pepaya ... 120
4.2.51 Pepaya Gunung ... 122
4.2.52 Pepaya Renteng... 123
4.2.53 Pisang Agung ... 125
4.2.54 Pisang Buah ... 127
(15)
4.2.56 Pisang Kayu ... 130
4.2.57 Pisang Mas ... 131
4.2.58 Pisang Sasih ... 133
4.2.59 Pisang Susu ... 135
4.2.60 Pisang Sudamala ... 136
4.2.61 Pisang Tembaga ... 138
4.2.62 Rambutan ... 140
4.2.63 Rukam (Bahasa Bali : Kem) ... 142
4.2.64 Sawo Manila ... 144
4.2.65 Salak Bali ... 146
4.2.66 Srikaya ... 148
4.2.67 Terong Belanda ... 150
4.2.68 Wani ... 153
4.3 Pembahasan ... 155
V. KESIMPULAN DAN SARAN... 174
5.1 Kesimpulan ... 174
5.2 Saran ... 174
DAFTAR PUSTAKA ... 175
(16)
xvi
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman 4.1. Nama Buah-buahan Lokal dan Lokasi Keberadaannya di Kabupaten
Bangli ... 156 4.2. Komoditas Unggulan Buah Kabupaten dan Kecamatan... 171 4.3. Kalender musim panen buah di Kabupaten Bangli ... 172
(17)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
4.1. Pohon dan Buah Alpukat ... 19
4.2. Pohon dan Buah Belimbing ... 21
4.3. Pohon dan Buah Bidara ... 23
4.4. Pohon dan Buah Bisbul... 26
4.5. Pohon dan Buah Buni ... 28
4.6. Pohon dan Buah Ceremai ... 30
4.7. Pohon dan Buah Duku ... 32
4.8. Pohon dan Buah Dewandaru... 34
4.9. Pohon dan Buah Delima Merah ... 36
4.10. Pohon dan Buah Delima Putih ... 39
4.11. Pohon dan Buah Durian Kani ... 42
4.12. Pohon dan Buah Durian Bangkok ... 44
4.13. Pohon dan Buah Gowok ... 46
4.14. Pohon dan Buah Jambu Air Hicancou ... 48
4.15. Pohon dan Buah Jambu Air Hijau ... 50
4.16. Pohon dan Buah Jambu Biji Merah ... 52
4.17. Pohon dan Buah Jambu Biji Kristal ... 54
4.18. Pohon dan buah Jambu Biji Putih ... 56
4.19. Pohon dan Buah Jambu Biji Varigata ... 58
4.20. Pohon dan Buah Jeruk Bali Merah ... 60
4.21. Pohon dan Buah Jeruk Bali Putih ... 62
4.22. Pohon dan Buah Jeruk Manis Brastagi ... 64
4.23. Pohon dan Buah Jeruk Keprok ... 66
4.24. Pohon dan Buah Jeruk Manis Valensia ... 68
4.25. Pohon dan Buah Jeruk Slayer ... 69
4.26. Pohon dan Buah Jeruk Siem ... 71
4.27. Pohon dan Buah Jeruk Keprok Besakih ... 73
4.28. Pohon dan Buah Kecapi ... 75
4.29. Pohon dan Buah Kedondong ... 78
(18)
xviii
4.31. Pohon dan Buah Kenitu ... 82
4.32. Pohon dan Buah Kepel ... 84
4.33. Pohon dan Buah Langsat ... 87
4.34. Pohon dan Buah Leci ... 89
4.35. Pohon dan Buah Lontar ... 91
4.36. Pohon dan Buah Mangga Harum Manis ... 93
4.37. Pohon dan Buah Mangga Lalijiwa... 95
4.38. Pohon dan Buah Mangga Kweni ... 97
4.39. Pohon dan Buah Manggis ... 100
4.40. Pohon dan Buah Markisa ... 102
4.41. Pohon dan Buah Markisa Besar ... 104
4.42. Pohon dan Buah Markisa Konyal ... 106
4.43. Pohon dan Buah Menteng Merah ... 108
4.44. Pohon dan Buah Menteng Putih ... 109
4.45. Pohon dan Buah Mundu ... 111
4.46. Pohon dan Buah Naga... 113
4.47. Pohon dan Buah Nanas ... 115
4.48. Pohon dan Buah Nangka... 118
4.49. Pohon dan Buah Nona ... 120
4.50. Pohon dan Buah Pepaya ... 121
4.51. Pohon dan Buah Pepaya Gunung... 123
4.52. Pohon dan Buah Pepaya Renteng ... 125
4.53. Pohon dan Buah Pisang Agung ... 126
4.54. Pohon dan Buah Pisang Buah ... 128
4.55. Pohon dan Buah Pisang Kepok ... 129
4.56. Pohon dan Buah Pisang Kayu ... 131
4.57. Pohon dan Buah Pisang Mas ... 133
4.58. Pohon dan Buah Pisang Sasih ... 134
4.59. Pohon dan Buah Pisang Susu ... 136
4.60. Pohon dan Buah Pisang Sudamala... 138
4.61. Pohon dan Buah Pisang Tembaga ... 139
4.62. Pohon dan Buah Rambutan... 141
(19)
4.64. Pohon dan Buah Sawo Manila ... 146
4.65. Pohon dan Buah Salak Bali ... 148
4.66. Pohon dan Buah Srikaya ... 150
4.67. Pohon dan Buah Terong Belanda ... 152
4.68. Pohon dan Buah Wani ... 154
(20)
xx LAMPIRAN
Nomor Teks Halaman
1. Peta Persebaran Buah Jeruk di Kabupaten Bangli ... 179
2. Peta Persebaran Buah Pisang di Kabupaten Bangli ... 179
3. Peta Persebaran Buah Nanas di Kabupaten Bangli ... 180
4. Peta Persebaran Buah Pepaya di Kabupaten Bangli ... 180
5. Peta Persebaran Buah Alpukat di Kabupaten Bangli ... 181
6. Peta Persebaran Buah Nangka di Kabupaten Bangli ... 181
7. Peta Persebaran Buah Jambu Biji di Kabupaten Bangli ... 182
8. Peta Persebaran Buah Durian di Kabupaten Bangli ... 182
9. Peta Persebaran Buah Salak di Kabupaten Bangli ... 183
10. Peta Persebaran Buah Mangga di Kabupaten Bangli ... 183
11. Peta Persebaran Buah Sawo di Kabupaten Bangli ... 184
(21)
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bali kaya akan sumber daya buah lokal, namun kekayaan tersebut belum diberdayakan secara optimal. Buah-buahan di Bali tidak hanya digunakan untuk konsumsi penduduk lokal, namun juga untuk kebutuhan hotel terkait dengan Bali sebagai daerah tujuan wisata, dan untuk pemenuhan kebutuhan ritual keagamaan masyarakat hindu di Bali. Pemanfaatan buah-buahan lokal tersebut harus dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas buah lokal (Wiradana, 2011). Sumber daya genetik buah-buahan lokal sangat berlimpah dan memiliki ciri khas berbeda dengan yang ada di daerah lain. Sumber daya genetik buah-buahan lokal merupakan seluruh jenis dan varietas buah-buah-buahan yang telah dikembangkan dan dibudidayakan di suatu daerah tertentu sehingga menjadi buah khas di daerah tersebut. Buah-buahan lokal adalah salah satu sumber daya genetik yang berpotensi besar yang belum digarap dalam rangka mewujudkan integrasi pertanian dan pariwisata (Rai dkk, 2014).
Peraturan Daerah No. 3 tahun 2013 perlu direalisasikan agar plasma nutfah sebagai sumber buah-buahan lokal Bali terlindungi dan pengembangannya dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya. Tindakan pengembangan dilakukan sesungguhnya merupakan salah satu kewajiban untuk menjaga keseimbangan dan kesejahteraan alam, karena alam merupakan tempat dan sumber hidup untuk kehidupan manusia. Oleh karena itu, segala jenis sumber daya genetik yang dimiliki harus tetap dijaga kelestariannya dari generasi ke generasi. Salah satu hal
(22)
2
penting yang tersurat dalam Perda Perlindungan Buah Lokal tersebut adalah perlunya Pemerintah Provinsi Bali melakukan permberdayaan dan perlindungan terhadap sumber daya genetik dan produk buah lokal melalui kegiatan integrasi dengan pariwisata.
Buah lokal pulau Bali tersebar di seluruh kabupaten yang ada di Bali. Kabupaten Bangli merupakan kabupaten penghasil buah-buahan lokal yang belum tereksplorasi dan terdata dengan baik. Penelitian ini akan mengidentifikasi buah-buahan hortikultura. Buah hortikultura adalah produk tanaman yang berasal dari perkembangan berkelanjutan dari fusi serbuk sari dan putik yang dikonsumsi dalam keadaan segar dan tidak dapat disimpan dalam waktu lama (Wisnu,2011).
Identifikasi dan karakterisasi terhadap buah lokal yang ada di Kabupaten Bangli dilakukan secara eksplorasi. Eksplorasi adalah penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak (tentang keadaan), terutama sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu. Data yang terkumpul diharapkan menjadi data base awal untuk perlindungan sumber daya genetik buah-buahan di Bali, khususnya di Kabupaten Bangli. Setelah terkumpulnya data buah-buahan lokal di lapangan dilakukan pemetaan geografis sumber daya genetik sebagai dasar untuk perlindungan, pelestarian, dan pengembangan buah-buahan lokal di Kabupaten Bangli.
Identifikasi dalam penelitian ini ialah mengidentifikasi sifat-sifat morfologi tanaman meliputi kanopi, batang, daun, bunga, dan buah. Karakterisasi dalam penelitian ini mengidentifikasi karakter yang dimiliki oleh masing-masing buah-buahan, sehingga menjadi daya tarik dan dapat menjadi ciri khas yang membedakan buah satu dengan yang lain.
(23)
3
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang dapat dirumuskan berdasarkan uraian diatas adalah :
1. Belum adanya data mengenai jenis sumber daya genetik buah-buahan lokal yang ada di Kabupaten Bangli.
2. Belum diketahui karakter morfologis dan agronomi, kegunaan, produksi, dan foto-foto sumber daya genetik buah-buahan lokal yang tersebar di Kabupaten Bangli.
3. Belum adanya informasi yang akurat mengenai sebaran sumber daya genetik buah-buahan lokal di Kabupaten Bangli.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi jenis-jenis sumber daya genetik buah-buahan lokal yang ada di Kabupaten Bangli.
2. Menyusun profil sumber daya genetik buah-buahan lokal Kabupaten Bangli menyangkut karakter morfologis dan agronomi, kegunaan, produksi, dan foto-foto sumber daya genetik.
3. Menyusun peta geografis sebaran sumber daya genetik buah-buahan lokal di Kabupaten Bangli.
1.4 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hasil inventarisasi keanekaragaman sumber daya genetik buah-buahan lokal dapat memberikan informasi tingkat keragaman, potensi pemanfaatan dan lokasi keberadaan buah
(24)
(25)
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Buah-buahan Lokal
Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang peranan penting bagi pembangunan pertanian di Indonesia. Fungsi buah-buahan sangat penting bagi proses metabolisme tubuh karena mengandung banyak vitamin dan mineral. Dewasa ini, masyarakat mulai memperhatikan untuk mengkonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung zat gizi. Hal ini berarti bahwa buah-buahan memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan. Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) adalah Hortikultura
berasal dari kata “hortus” (= garden atau kebun) dan “colere” (= to cultivate atau
budidaya). Secara harfiah istilah Hortikultura diartikan sebagai usaha membudidayakan tanaman buah-buahan, sayuran dan tanaman hias (Wisnu,2011). Buah lokal Bali adalah semua jenis buah-buahan yang dikembangkan dan dibudidayakan di Bali. Produk buah lokal adalah semua hasil dan turunan hasil yang berasal dari tanaman buah lokal yang masih segar. Buah lokal meliputi dua macam, pertama adalah buah yang varietas tanamannya asli Indonesia dan ditanam petani di Indonesia, kedua ialah buah yang varietas tanamannya dari negara lain namun ditanam petani di Indonesia. Dengan demikian, buah lokal itu buah yang dihasilkan petani Indonesia terlepas dari mana asal varietasnya (Hidayat, 2012).
2.2 Keanekaragaman Hayati Buah-buahan Lokal
Keanekaragaman hayati atau Biodiversity adalah kata yang belum lama diperkenalkan oleh pakar yang bergerak dalam bidang lingkungan hidup. Kata ini
(26)
kemudian menjadi lebih bermakna setelah diperkenalkan oleh E.O.Wilson pada tahun 1989 dalam buku dan tulisan ilmiahnya. Dalam perkembangan selanjutnya, kata ini kemudian menjadi sangat populer dan dipakai bukan saja oleh ahli lingkungan, tetapi juga oleh peneliti, pemerhati lingkungan, penyandang dana, pendidik, ahli sosial, ekonomi, para pengambil kebijakan, dan banyak lagi orang yang mengenal kata tersebut tetapi tidak mengetahui artinya (Supriatna, 2008).
Definisi keanekaragaman hayati yaitu kekayaan hidup di bumi, jutaan tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme, genetika yang dikandungnya, dan ekosistem yang dibangunnya menjadi lingkungan hidup. Keanekaragaman hayati berkembang dari (1) keanekaragaman tingkat gen, (2) keanekaragaman tingkat jenis dan (3) keanekaragaman tingkat ekosistem. Keanekaragaman hayati perlu dilestarikan karena di dalamnya terdapat sejumlah spesies asli sebagai bahan mentah perakitan varietas-varietas unggul. Kelestarian keanekaragaman hayati pada suatu ekosistem akan terganggu bila ada komponen-komponennya yang mengalami gangguan. Gangguan terhadap komponen-komponen ekosistem tersebut dapat menimbulkan perubahan pada tatanan ekosistemnya (Drew and Romig, 2013).
Bali memiliki kekayaan alam dan kekayaan hayati yang sangat melimpah dan beragam yang harus dijaga, dilestarikan, dikembangkan, dan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan pemanfaatan dan pengelolaan berbagai potensi yang ada tersebut untuk sebesar-besarnya digunakan dalam meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
(27)
Tanaman buah adalah suatu kelompok jenis tanaman hortikultura selain tanaman sayuran, tanaman bahan obat dan tanaman perkebunan yang keseluruhan atau bagian dari buahnya dapat dikonsumsi dalam keadaan segar maupun setelah diolah. Keanekaragaman hayati tanaman buah telah berkembang di Bali, baik sebagai konsumsi masyarakat, maupun untuk sarana kegiatan keagamaan, bahkan secara turun-temurun buah lokal telah digunakan sebagai salah satu pelengkap sarana dalam usada (pengobatan) di Bali.
2.3 Jenis-jenis Buah-buahan di Indonesia
Banyak jenis buah-buahan tropis dihasilkan di berbagai wilayah Indonesia namun, buah-buahan tersebut kebanyakan tersedia melimpah di pasar lokal hanya pada saat panen raya. Sedikit jenis buah yang menempati pasar swalayan atau pasar dunia (internasional). Jenis buah-buahan tropis yang dipasarkan di pasaran internasional pada saat ini adalah Pisang, Nanas, Mangga, Alpukat, rambutan, Markisa, sirsak, Jambu Biji, Belimbing, dan Manggis (Sunarjono, 2000).
Secara botani, buah dapat didefinisikan sebagai ovari matang dari suatu bunga dengan segala isinya serta bagian-bagian yang terkait erat dari bunga tersebut. Oleh karena itu, buah terdiri atas bagian-bagian seperti dinding ovari atau pericarp (yang berdiferensiasi mejadi eksocarp, endocarp, dan mesocarp), biji, jaringan plasenta, partisi, reseptakel, dan sumbu tangkai bunga. Berdasarkan jumlah penyusunnya, buah dapat diklasifikasikan atas beberapa kelompok, yaitu:
a) Buah sederhana, yaitu buah yang berkembang dari satu ovari. Buah sederhana dikelompokkan lagi menjadi :
1. Buah sederhana berdaging (pericarpnya berdaging). Tipe buah demikian dapat dikelompokkan lagi menjadi :
(28)
2. Buah sederhana tidak berdaging (pericarpnya kering), yang dapat digolongkan menjadi :
a. Golongan dehiscent (membuka dan menyebarkan biji pada saat matang)
b. Golongan indehiscent (tidak membuka dan tidak menyebarkan biji pada saat matang)
b) Buah agregat, yaitu buah yang berasal dari beberapa ovari pada bunga yang sama, baik ovari tersebut bergerombol maupun menyebar pada satu eseptakel, yang kemudian menyatu menjadi satu buah. Contoh buah tipe ini misalya pada tanaman stroberi (Fragaria vesca)
c) Buah majemuk, yaitu buah yang berasal dari beberapa ovari dari beberapa bunga, lalu menyatu menjadi satu massa. Contoh buah tipe ini misalnya pada tanaman Nanas (Ananas comosus). Berdasarkan asal tanaman buah-buahan, maka tanaman dapat dikelompokkan menjadi dua sumber yaitu :
a. Tanaman buah sub-tropik umumnya berasal dari daerah antara 230-400 Lintang, contoh : kasemak, pear.
b. Tanaman buah tropik berasal dari daerah khatulistiwa sampai 230 Lintang.Contoh: rambutan, durian, Manggis, duku, dan sebagainya. Tanaman buah sub-tropik umumnya masih dapat dikembangkan di daerah
tropik seperti: daerah pegunungan (≥1000 meter di atas permukaan laut),
sedangkan tanaman buah tropik lebih sulit dikembangkan di daerah sub-tropik (Barus, 2008).
(29)
2.4 Kendala dan Potensi Pengembangan Tanaman Buah-buahan di Bali Walau Bali memiliki potensi besar di satu pihak, tetapi di pihak lain Bali juga menghadapi kendala dalam pengembangan usaha hortikultura, yang dapat digolongkan menjadi kendala substansi dan kendala organisasi/kelembagaan. Kendala substansi terdiri dari:
1. Relatif sempitnya kepemilikan atau penguasaan lahan untuk usaha hortikultura buah-buahan
2. Terbatasnya diversifikasi produk-produk agribisnis dan agroindustri hortikultura, sehingga kurang mampu memenuhi pasar domestik dan pasar ekspor
3. Kualitas beberapa produk buah-buahan masih belum mampu menyesuaikan dengan tuntutan pasar domestik dan internasional
4. Kelangkaan kualitas sumberdaya manusia yang mempunyai kemampuan memadai dalam menajamen agribisnis, teknologi pengolahan serta pengetahuan manajemen mutu
5. Belum maksimalnya dukungan pihak perbankan terhadap pengembangan agribisnis hortikultura, baik dari aspek permodalan maupun suku bunga 6. Kurangnya kegiatan dan pengetahuan untuk menyiasati pasar (market
intelligence)
7. Kurangnya upaya promosi pasar di luar negeri
8. Kurangnya dukungan pemerintah untuk merangsang dan mempermudah akses pasar.
Kendala organisasi atau kelembagaan meliputi :
(30)
2. Informasi pasar kepada petani secara asimetri akibat belum berfungsinya lembaga-lembaga pemasaran
3. Upaya koordinasi intensif dalam membangun sistem informasi terpadu belum banyak dilakukan
4. Iklim persaingan belum berkembang secara baik
5. Lemahnya manajemen pemasaran terutama di daerah pedesaan
6. Kurangnya asosiasi-asosiasi untuk setiap jenis komoditi buah-buahan di Bali (Syukron, 2012).
2.5 Perlindungan Buah-buahan Lokal
Peraturan Daerah Provinsi Bali nomor 3 tahun 2013 tentang perlindungan buah lokal Pasal 1 ayat 8 yang berbunyi Perlindungan buah lokal adalah keseluruhan kegiatan perencanaan, arahan kawasan, usaha dan produk, informasi, penelitian dan pengembangan, pemberdayaan, pembiayaan, pengawasan dan peran serta masyarakat. Keragaman fungsi dari tanaman dan produk buah tersebut merupakan potensi ekonomi yang sangat besar untuk menggerakkan roda perekonomian yang dapat menciptakan pendapatan, peluang usaha, kesempatan kerja, serta keterkaitan hulu-hilir dan dengan sektor lain. Sehubungan dengan besarnya potensi ekonomi tersebut, diperlukan pengaturan penyelenggaraan peraturan perlindungan buah lokal yang menuntut kejelasan kewajiban dan kewenangan Pemerintah Daerah, serta hak dan kewajiban pelaku usaha dan masyarakat, yang dijamin oleh kepastian hukum.
(31)
2.6 Identifikasi, Karakter Morfologi dan Agronomi Sumber Daya Genetik Buah-buahan.
Identifikasi berarti mengungkapkan atau menetapkan identitas atau jati diri suatu tumbuhan, dan dalam hal ini bertujuan menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi. Identifikasi atau determinasi tumbuhan adalah pemberian atau penentuan nama ilmiah atau takson terhadap spesimen tumbuhan yang belum diketahui nama ilmiah atau taksonnya.
Identifikasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Menyamakan dengan gambar-gambar pada buku atau majalah
2. Menggunakan kunci determinasi yang terdapat pada buku-buku misalnya Flora untuk sekolah di Indonesia
3. Menyamakan dengan tumbuhan hidup yang telah diketahui namanya di Kebun Raya atau Kebun Botani
Kunci identifikasi adalah suatu cara atau alat bantuan secara analitik atau susunan kalimat dimana pilihan dapat dilakukan antara dua keadaan yang berlawanan yang akan menghasilkan penerimaan salah satu pilihan dan penolakan lainnya.
Identifikasi karakter morfologi disusun dengan melakukan pengamatan terhadap karakter pohon (bentuk tanaman, percabangan, lebar kanopi, tinggi tanaman, tinggi batang), karakter daun (tipe daun, bentuk daun, panjang tangkai daun, panjang dan lebar helaian daun, warna daun), karakter bunga (tempat tumbuh bunga, tipe bunga, susunan bunga, warna bunga, warna bagian-bagian bunga, panjang tangkai bunga, waktu berbunga, lama musim berbunga), karakter buah (kedudukan buah, bentuk buah, warna kulit buah, warna daging buah, musim
(32)
berbuah, umur buah panen/waktu dari sejak bunga mekar sampai buah masak), dan karakter biji (ada tidaknya biji, berat biji, warna biji, panjang dan lebar biji). Identifikasi karakter agronomi disusun dengan melakukan pengamatan terhadap, umur berbunga, jumlah buah per pohon, jumlah bunga per pohon, hasil per pohon, dan berat per buah, waktu panen (Tjitrosoepomo. 1985).
2.7 LQ (Location quotient)
Metode Location Quotients merupakan suatu alat yang dapat digunakan dengan mudah, cepat, dan tepat. Karena sederhanaannya, teknik Location Quotient dapat dihitung berulang kali dengan menggunakan berbagai perubahan acuan dan periode waktu. Analisis Location Quotient dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan merumuskan komposisi dan pergesaran sektor-sektor basis suatu wilayah dengan menggunakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai indikator pertumbuhan wilayah. Dalam analisis ini kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi menjadi golongan, yaitu :
1. Sektor Basis adalah kegiatan ekonomi yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun di luar daerah yang bersangkutan.
2. Sektor Non Basis adalah kegiatan ekonomi yang melayani pasar di daerah itu sendiri.
Adapun rumus untuk menghitung LQ, sebagai berikut : Xikj / Xkj
LQikj =
Xip / Xp
LQikj = LQ komoditas i di wilayah kecamatan Xikj = Output komoditas i di wilayah kecamatan
(33)
Xip = Output komoditas i di wilayah kecamatan
Xp = Total output/agregat komoditas sejenis di wilayah kabupaten LQ > 1 menunjukkan terdapat konsentrasi relatif disuatu wilayah dibandingkan dengan keseluruhan wilayah. Hal ini berarti komoditas i di suatu wilayah merupakan sektor basis yang memiliki keunggulam komparatif.
LQ = 1 merupakan sektor non basis, artinya komoditas i disuatu wilayah tidak memiliki keunggulan komparatif. Produksi komoditas yang dihasilkan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri dalam wilayah itu.
LQ < 1. merupakan sektor non basis, artinya komoditas i disuatu wilayah tidak memiliki keunggulan komparatif, produksi komoditas i di wilayah itu tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri dan harus mendapat pasokan dari luar wilayah. Komoditas yang menghasilkan nilai LQ > 1 merupakan strandar normatif untuk ditetapkan sebagai komoditas unggulan. jika banyak komoditas yang menghasilkan nilai LQ > 1 maka derajat keunggulan komparatif ditentukan berdasarkan nilai LQ yang lebih tinggi di suatu wilayah, karena makin tinggi nilai LQ maka menunjukkan semakin tinggi pula potensi keunggulan komoditas tersebut(Meiningsih,2010).
(34)
(1)
2.4 Kendala dan Potensi Pengembangan Tanaman Buah-buahan di Bali Walau Bali memiliki potensi besar di satu pihak, tetapi di pihak lain Bali juga menghadapi kendala dalam pengembangan usaha hortikultura, yang dapat digolongkan menjadi kendala substansi dan kendala organisasi/kelembagaan. Kendala substansi terdiri dari:
1. Relatif sempitnya kepemilikan atau penguasaan lahan untuk usaha hortikultura buah-buahan
2. Terbatasnya diversifikasi produk-produk agribisnis dan agroindustri hortikultura, sehingga kurang mampu memenuhi pasar domestik dan pasar ekspor
3. Kualitas beberapa produk buah-buahan masih belum mampu menyesuaikan dengan tuntutan pasar domestik dan internasional
4. Kelangkaan kualitas sumberdaya manusia yang mempunyai kemampuan memadai dalam menajamen agribisnis, teknologi pengolahan serta pengetahuan manajemen mutu
5. Belum maksimalnya dukungan pihak perbankan terhadap pengembangan agribisnis hortikultura, baik dari aspek permodalan maupun suku bunga 6. Kurangnya kegiatan dan pengetahuan untuk menyiasati pasar (market
intelligence)
7. Kurangnya upaya promosi pasar di luar negeri
8. Kurangnya dukungan pemerintah untuk merangsang dan mempermudah akses pasar.
Kendala organisasi atau kelembagaan meliputi :
(2)
2. Informasi pasar kepada petani secara asimetri akibat belum berfungsinya lembaga-lembaga pemasaran
3. Upaya koordinasi intensif dalam membangun sistem informasi terpadu belum banyak dilakukan
4. Iklim persaingan belum berkembang secara baik
5. Lemahnya manajemen pemasaran terutama di daerah pedesaan
6. Kurangnya asosiasi-asosiasi untuk setiap jenis komoditi buah-buahan di Bali (Syukron, 2012).
2.5 Perlindungan Buah-buahan Lokal
Peraturan Daerah Provinsi Bali nomor 3 tahun 2013 tentang perlindungan buah lokal Pasal 1 ayat 8 yang berbunyi Perlindungan buah lokal adalah keseluruhan kegiatan perencanaan, arahan kawasan, usaha dan produk, informasi, penelitian dan pengembangan, pemberdayaan, pembiayaan, pengawasan dan peran serta masyarakat. Keragaman fungsi dari tanaman dan produk buah tersebut merupakan potensi ekonomi yang sangat besar untuk menggerakkan roda perekonomian yang dapat menciptakan pendapatan, peluang usaha, kesempatan kerja, serta keterkaitan hulu-hilir dan dengan sektor lain. Sehubungan dengan besarnya potensi ekonomi tersebut, diperlukan pengaturan penyelenggaraan peraturan perlindungan buah lokal yang menuntut kejelasan kewajiban dan kewenangan Pemerintah Daerah, serta hak dan kewajiban pelaku usaha dan masyarakat, yang dijamin oleh kepastian hukum.
(3)
2.6 Identifikasi, Karakter Morfologi dan Agronomi Sumber Daya Genetik Buah-buahan.
Identifikasi berarti mengungkapkan atau menetapkan identitas atau jati diri suatu tumbuhan, dan dalam hal ini bertujuan menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi. Identifikasi atau determinasi tumbuhan adalah pemberian atau penentuan nama ilmiah atau takson terhadap spesimen tumbuhan yang belum diketahui nama ilmiah atau taksonnya.
Identifikasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Menyamakan dengan gambar-gambar pada buku atau majalah
2. Menggunakan kunci determinasi yang terdapat pada buku-buku misalnya Flora untuk sekolah di Indonesia
3. Menyamakan dengan tumbuhan hidup yang telah diketahui namanya di Kebun Raya atau Kebun Botani
Kunci identifikasi adalah suatu cara atau alat bantuan secara analitik atau susunan kalimat dimana pilihan dapat dilakukan antara dua keadaan yang berlawanan yang akan menghasilkan penerimaan salah satu pilihan dan penolakan lainnya.
Identifikasi karakter morfologi disusun dengan melakukan pengamatan terhadap karakter pohon (bentuk tanaman, percabangan, lebar kanopi, tinggi tanaman, tinggi batang), karakter daun (tipe daun, bentuk daun, panjang tangkai daun, panjang dan lebar helaian daun, warna daun), karakter bunga (tempat tumbuh bunga, tipe bunga, susunan bunga, warna bunga, warna bagian-bagian bunga, panjang tangkai bunga, waktu berbunga, lama musim berbunga), karakter buah (kedudukan buah, bentuk buah, warna kulit buah, warna daging buah, musim
(4)
berbuah, umur buah panen/waktu dari sejak bunga mekar sampai buah masak), dan karakter biji (ada tidaknya biji, berat biji, warna biji, panjang dan lebar biji). Identifikasi karakter agronomi disusun dengan melakukan pengamatan terhadap, umur berbunga, jumlah buah per pohon, jumlah bunga per pohon, hasil per pohon, dan berat per buah, waktu panen (Tjitrosoepomo. 1985).
2.7 LQ (Location quotient)
Metode Location Quotients merupakan suatu alat yang dapat digunakan dengan mudah, cepat, dan tepat. Karena sederhanaannya, teknik Location Quotient dapat dihitung berulang kali dengan menggunakan berbagai perubahan acuan dan periode waktu. Analisis Location Quotient dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan merumuskan komposisi dan pergesaran sektor-sektor basis suatu wilayah dengan menggunakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai indikator pertumbuhan wilayah. Dalam analisis ini kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi menjadi golongan, yaitu :
1. Sektor Basis adalah kegiatan ekonomi yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun di luar daerah yang bersangkutan.
2. Sektor Non Basis adalah kegiatan ekonomi yang melayani pasar di daerah itu sendiri.
Adapun rumus untuk menghitung LQ, sebagai berikut : Xikj / Xkj
LQikj =
Xip / Xp
LQikj = LQ komoditas i di wilayah kecamatan Xikj = Output komoditas i di wilayah kecamatan
(5)
Xip = Output komoditas i di wilayah kecamatan
Xp = Total output/agregat komoditas sejenis di wilayah kabupaten LQ > 1 menunjukkan terdapat konsentrasi relatif disuatu wilayah dibandingkan dengan keseluruhan wilayah. Hal ini berarti komoditas i di suatu wilayah merupakan sektor basis yang memiliki keunggulam komparatif.
LQ = 1 merupakan sektor non basis, artinya komoditas i disuatu wilayah tidak memiliki keunggulan komparatif. Produksi komoditas yang dihasilkan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri dalam wilayah itu.
LQ < 1. merupakan sektor non basis, artinya komoditas i disuatu wilayah tidak memiliki keunggulan komparatif, produksi komoditas i di wilayah itu tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri dan harus mendapat pasokan dari luar wilayah. Komoditas yang menghasilkan nilai LQ > 1 merupakan strandar normatif untuk ditetapkan sebagai komoditas unggulan. jika banyak komoditas yang menghasilkan nilai LQ > 1 maka derajat keunggulan komparatif ditentukan berdasarkan nilai LQ yang lebih tinggi di suatu wilayah, karena makin tinggi nilai LQ maka menunjukkan semakin tinggi pula potensi keunggulan komoditas tersebut(Meiningsih,2010).
(6)