Post

CONTOH LAPORAN PTK ATAU PENELITIAN TINDAKAN KELAS MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SD
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Belakang Masalah
Tujuan pendidikan dirumuskan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga
terbentuk generasi muda yang tangguh, memiliki tanggung jawab dan dapat diandalkan bagi
masa depan bangsa. Generasi muda yang cerdas saja belum cukup bagi masa depan bangsa
karena mentalitasnyapun harus dibina , sehingga melalui proses pendidikan diberikan juga
materi ahlak mulia yang bersumberkan dari agama. Dalam kerangka dasar dan struktur
kurikulum terdapat kelompok mata pelajaran Agama dan ahlak mulia yang dengan uraian
cakupan dimaksud untuk membentuk peserta didik manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan berahlak mulia mencakup etika, budi pekerti atau
moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.(Permendiknas, nomor 22 tahun 2006
tentang Standar Isi).
Dalam pembelajaran agama Islam yang menjadi sumber dari pendidikan agama adalah Alqur’an, karena berisi kandungan ajaran-ajaran yang lengkap tentang keimanan, ahlak mulia,
aturan ibadah, hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia, serta
segala yang berhubungan dengan kehidupan manusia, karena itulah yang terpenting dalam
pendidikan agama adalah memahami Al-qur’an. Dua sumber penting bagi pemeluk Islam yaitu
Al-qur’an dan Hadits, maka pengenalan agama Islam melalui dua sumber tersebut harus
dilakukan sedini mungkin, termasuk dilakukan pada satuan pendidikan Sekolah Dasar dari mulai
kelas rendah sampai kelas tinggi.

Manakala Al-qur’an harus dipahami, sedangkan Al-qur’an itu sendiri berbahasa dan
bertuliskan huruf Arab yang juga berbeda dengan bahasa Arab itu sendiri, sehingga Al-qur’an
bahasanya khusus yaitu bahasa Al-qur’an. Memahami berarti mengkaji kandungan Al-qur’an
tidaklah gampang memerlukan penafsiran dengan berbagai alat dan tata bahasa Arab.
Yang menjadi permasalahan adalah ketika Al-qur’an itu harus dipahami, untuk sekedar
membacanya saja dengan benar sesuai dengan kaidah baca Al-qur’an tidak sedikit siswa SD
kelas tinggi kemampuan bacanya masih sangat rendah. Kaidah baca Al-qur’an yang benar sering
juga disebut membaca dengan Tartil, yang dimaksud Tartil adalah sesuai dengan kaidah Tajwid
dan Makharijul Huruf, atau cara melafalkan huruf demi huruf dalam bacaan Al-qur’an,

sedangkan yang dimaksud dengan kaidah Tajwid adalah cara baca mana bacaan yang
dipanjangkan, dipendekkan, dengung dan lain sebagainya.
Permasalahan yang sering nampak pada siswa SD kelas tinggi, bahwa untuk membaca
dengan benar sesuai aturan (Tartil), dirasakan oleh sebagian besar guru pada saat mengajarkan
agama pada kompetensi bacaan Al-qur’an masih banyak yang belum mencapai kemampuan
tersebut bahkan sekedar mmbaca biasa saja banyak siswa yang belum mampu membaca Alqur’an. Kenyataan seperti itulah tidak sedikit orang tua siswa, serta guru mendorong anak untuk
mendapat pelajaran khusus di tempat pendidikan non formal antara lain Madrasah Diniyah,
Taman Pendidikan Al-qur’an (TPA), Pengajian-pengajian dengan metode tradisional ataupun
metode baca terbaru.
Masalah rendahnya kemampuan membaca Al-qur’an dengan benar juga nampak pada siswa

kelas V SD Negeri Cinta Allah 3 Kecamatan Maksyar Kabupaten Alam Barzah, yaitu dari jumlah
siswa 20 orang, sebelum penulis melakukan tindakan penelitian terdapat klasifikasi kemampuan
membaca dengan skor penilaian guru pengajar agama antara lain:
1. Mampu membaca dengan benar (Tartil) serta bagus bacaan diberi skor nilai dianggap 80
keatas 5 siswa.
2. Mampu membaca dengan benar (Tartil), diberi skor 65 sd 79 sebanyak 5 siswa,
3. Sementara Bisa membaca tapi belum sesuai kaidah Tajwid dan Makhraj diberi skor nilai 55
sd 64 sebanyak 10 orang.
Penulis menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal 65 untuk menyatakan siswa yang dianggap
bisa membaca serta memakai kaidah Tajwid dan makhraj, hal tersebut disesuaikan dengan
Standar minimal mata pelajaran agama yang telah ditetapkan .
Bila data tersebut kita simpulkan, bahwa secara umum semua siswa kelas V SD Negeri Cinta
Allah 3 Kecamatan Maksyar tersebut bisa atau paling tidak mengenal huruf dalam Al-qur’an,
namun terdapat klasifikasi kemampuan seperi diuraikan diatas, sedangkan yang diuntut pada
kompetensi dasar bacaan Al-qur’an yaitu bisa baca serta sesuai kaidah Tajwid dan Makhraj,
dengan demikian masih terdapat banyak siswa yang kemampuan bacanya dibawah kriteria yang
ditetapkan. Untuk menyikapi masalah tersebut penulis memcoba meyikapinya dengan
menggunakan metode bacaan yang cukup popular dalam pembelajaran baca Al-qur’an yaitu
metode Iqra. Penggunaan metode tersebut dilakukan penulis melalui tindakan kelas yang
dilaksanakan selama dua bulan dari bulan mei sampai dengan Juni tahun 2009 dengan tujuan

terdapat peningkatan jumlah siswa yang dikategorikan mampu membaca Al-qur’an dengan
benar, karena itulah penulis melaksanakan Penelitian Tindakan dengan judul penelitian ini “

Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Dengan Tartil Melalui metode Iqra Pada Siswa
Kelas V SD Negei Cinta Allah 3 Kecamatan Maksyar”

B. Identifikasi Masalah
Pembelajaran membaca Al-qur’an bagi anak sangat penting diberikan sedini mungkin, agar
anak terbiasa dengan sumber pedoman hidup yang selanjutnya berusaha untuk dipahami.
Namun kenyataan tidak sedikit usia anak SD pada kelas tinggi sekalipun, masih banyak yang
belum bisa baca Al-qur’an apalagi membaca dengan baik. Beberapa hal yang mungkin menjadi
faktor rendahnya kemampuan membaca Al-qur’an pada siswa SD, terutama yang terjadi di kelas
V SD Negeri Cinta Allah 3 Kecamatan Maksyar, antara lain :
1. Pembelajaran membaca Al-qur’an dengan metode tradisional, dianggap terlalu lama bisa
diserap oleh siswa.
2. Metode mengajar yang biasa dilakukan tidak memberikan motivasi untuk belajar membaca
dengan kaidah yang benar.
3. Metode lama tidak memberikan motivasi untuk sering melatih, mengulang pelajaran yang
sedang diberikan.
4. Banyak siswa beranggapan bahwa membaca Al-qur’an, hanya sampai bisa membaca saja,

tanpa disertai dengan bacaan yang benar sesuai kaidah makhraj dan tajwid.
5. Masalah lain adalah masih sedikit guru yang memiliki kemampuan dalam mengajarkan Alqur’an dengan benar serta menarik perhatian dan minat siswa.

C. Rumusan Masalah
Bagaimana mengajarkan Al-qur’an dengan benar sesuai kaidah makhraj dan Tajwid serta
menghasilkan kemampuan membaca yang benar pada siswa menjadi permasalahan pokok
dalam penelitian ini. Peneliti menerapkan suatu metode pembelajaran yang disebut metode
Iqra, metode baru yang khusus diperuntukkan mengajarkan baca Al-qur’an. Dari latar belakang
masalah yang telah dibahas sebelumnya, serta penerapan metode Iqra dalam proses
pembelajaran baca Al-qur’an di kelas V SD Negeri Cinta Allah 3 Kecamatan Maksyar, melalui
penelitian tindakan kelas ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah penerapan metode Iqra dapat meningkatkan kemampuan membaca dengan benar
sesuai kaidah makraj dan tajwid (Tartil) pada siswa kelas V SD Negeri Cinta Allah 3 Kecamatan
Maksyar ?
2. Apakah penerapan metode Iqra dapat meningkatkan minat belajar baca Al-Qur’an pada
siswa kelas V SD Negeri Cinta Allah 3 Kecamatan Maksyar ?

D. Tujuan Penelitian
Tujuan secara umum dari penelitian tindakan kelas ini yakni setelah siswa mampu

membaca Al-qur’an dengan benar, maka diharapkan membaca Al-qur’an menjadi aktivias rutin
yang dilakukan siswa, sebagai bagian dari perilaku seorang muslim yang selalu berpedoman
pada kitab suci Al-qur’an, sehingga terbentuk generasi qur’ani. Adapun tujuan penelitian secara
spesifik antara lain :
1. Untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-qur’an dengan benar (Tartil), sesuai dengan
kaidah makhraj dan Tajwid pada siswa Kelas V SD Negeri Cinta Allah 3 Kecamatan Maksyar.
2. Untuk meningkatkan perhatian serta minat dalam membaca Al-qur’an pada siswa kelas V
SD Negeri Cinta Allah 3 Kecamatan Maksyar.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat secara umum dari hasil penelitian ini adalah pemahaman siswa tentang
pentingnya Al-qur’an sebagai sumber hukum serta pedoman hidup yang harus dibaca dengan
benar, serta lebih jauh dikaji untuk dipahami maknanya agar dapat dilaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari. Adapun manfaat secara khusus dari hasil penelitian ini antara lain :
1. Bagi Guru
Dapat mengetahui bahwa metode baca Al-qur’an, salah satunya metode Iqra adalah
alternatif yang cukup efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran baca Al-qur’an di sekolah,
serta memudahkan pemahaman siswa tentang bacaan yang benar sesuai dengan kaidah mkhraj
dan tajwid.
2. Bagi siswa

Dapat menambah pemahaman siswa bahwa belajar membaca Al-qur’an dengan benar
melalui metode Iqra bisa lebih cepat dibandingkan metode lama, pemahaman lain yaitu bahwa

membaca Al-qur’an merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap muslim,
karena Al-qur’an merupakan pedoman hidup serta sumber hukum umat Islam.

3. Bagi Sekolah
Dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendikan Agama Islaim, serta
mutu pendidikan pada struktur kurikulum cakupan mata pelajaran Agama dan ahlak mulia serta
budi pekerti.

Laporan PTK Pendidikan Agama Islam (PAI) SD
Bab II Kajian Teori
A. Membaca Al-qur’an
Al-qur’an menurut bahasa artinya “bacaan”,selanjutnya batasan umum Al-qur’an artinya
wahyu Allah yang kekal dan dijaga-Nya, Al-qur’an merupakan Firman Allah yang diwahyukan
kepada Nabi Muhammad SAW,melalui perantaraan malaikat Jibril untuk disampaikan kepada
seluruh umat manusia di muka bumi. Al-qur’an berisi kandungan yang memuat segala aturan
serta semua aspek kehidupan manusia, ringkasnya Al-qur’an adalah pedoman hidup bagi
manusia yang mengaku sebagai muslim.

Dari uraian tersebut menimbulkan suatu kewajiban bagi umat Islam untuk membacanya,
menghafal, memahami maknanya, serta mengamalkan kandungan Al-qur’an. Kewajiban yang
pertama adalah membaca, termasuk belajar membaca. kemampuan membaca Al-qur’an
merupakan kewajiban awal terhadap pedoman hidup, karena tidak mungkin bisa memahami
tanpa bisa membaca. Kewajiban belajar Al-qur’an menimbulkan kewajiban lain bagi guru dan
orang tua yaitu mengajarkan Al-qur’an baik segi membaca atau kandungan isinya.
Membaca Al-qur’an adalah melafalkan huruf-huruf menjadi kata dan kalimat dengan
pengucapan yang jelas berbeda huruf demi huruf dalam satu kalimat atau satu ayat. Manusia
diperintahkan untuk membaca, namun terkadang kita kurang bisa mengambil makna dari ayatayatnya, seperti disebutkan dalam Al-qur’an : Demikianlah, kami telah mengutus kamu pada
suatu umat yang sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumnya, supaya kamu membacakan
kepada mereka(Al-qur’an) yang kami wahyukan kepadamu, padahal mereka kafir kepada Tuhan

Yang Maha Pemurah. Katakanlah, “ Dialah Tuhanku tidak ada tuhan selain Dia ; hanya kepadaNya aku bertawakal dan hanya kepada-Nya aku bertobat.” (QS Ar-Ra’ad :30).
Untuk kesekian kalinya Al-qur’an menyebutkan bahwa membaca Al-qur’an merupakan
asas tawakal, asas menghadap Zat Yang Maha Agung, dan asas pembentukkan jiwa manusia.
Fungsi Al-qur’an bukan hanya sebatas untuk dibaca, lebih dari itu memperingatkan seseorang
untuk mengingat hari pembalasan dan berdialog dengan orang-orang yang masih hidup bahwa
hari pembalasan itu benar. Disamping itu berdialog dengan orang-orang yang berakal untuk
berpikir tentang hal-hal yang mereka dengar agar dapat menjadi suatu bangsa yang dinamis,
kreatif , dan berbuat banyak terhadap bangsanya. Ini dikarenakan mereka telah memahami dan

menghayati kandungan Al-qur’an serta mampu menganalisis tujuan dan maksudnya.(syaikh
Muhammad Al-Ghazali,199123).
Dari uraian diatas memberikan makna pada kita beberapa hal yang membedakan
pengertian membaca Al-qur’an dengan membaca bacaan lainnya. Bahwa membaca Al-qur’an
merupakan perintah Allah disertai dengan maknanya, agar manusia memikirkannya sebagai
bentuk ketaatan manusia pada Sang Maha Pencipta, sehingga manusia bisa berdialog dengan
hari akhir sebagai konsekuensi amal perbuatan dimuka bumi. Bila kita simpulkan maka
membaca Al-qur’an merupakan amal ibadah yang memiliki nilai amat tinggi, sehubungan yang
dibaca adalah bacaan yang mengandung nilai-nilai luhur dari agama, hal tersebut dimungkinkan
apabila membaca Al-qur’an bukan semata membaca, tetapi memahami maknanya,
memikirkannya serta berusaha mengamalkannya.
Yang dimaksud dengan membaca Al-qur’an pada kajian teori kali ini adalah pembelajaran
membaca, melafalkan bacaan diperdengarkan dan harus terdengar sehingga jelas bacaan huruf
serta kalimat yang benar sesuai kaidah makhraj dan tajwid, bukan membaca tanpa terdengar
atau membaca Al-qur’an dalam hati, tidak ada konsep membaca Al-qur’an dalam hati karena
tidak akan kedengaran makhraj dan tajwidnya. Didalam sebuah hadits disebutkan “Bacalah Alqur’an dengan suara yang merdu” (Al-Hadits). Berdasarkan hadits tersebut mengisyaratkan
pada kita bahwa membaca Al-qur’an dengan suara nyaring namun dengan suara yang halus dan
merdu hukumnya sunah.
Bagaimana membaca Al-qur’an dengan suara yang nyaring ? yang penulis ketahui terdapat
dua cara baca Al-qur’an yaitu:

1. Murottal , yaitu membaca Al-qur’an satu atau beberapa surat dengan bacaan yang bagus
tajwid dan makhrajnya, tanpa lagu-lagu khusus, biasanya untuk membacakan lebih dari satu
surat.
2. Qira’at, sering juga disebut seni baca Al-qur’an, yaitu membaca Al-qur’an dengan kaidah
makhraj dan Tajwid sebagai aturan baca yang wajib terdengar dengan baik, disertai lagu-lagu

khusus bacaan Al-qur’an, seperti lagu Bayyati, shoba, hijaz, rhast, sikhah, nahawan, jiharkhah
dengan tangga nada rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.

B. Metode Iqro
Metode Iqro, sering juga disebut cara cepat membaca Al-qur’an , Metode ini dikemukakan
oleh : KH. AS’AD HUMAN dari Balai Litbang LPTQ Nasional Team Tadarus “ AMM” Yogyakarta.
Pada dasarnya metode iqro ini merupakan cara membaca Al-qur’an tanpa meng eja, tetapi
siswa atau santri langsung belajar baca satu, dua, tiga huruf, kata, beberapa kata, atau kalimat
disertai melafalkan huruf yang benar, dan aturan Tajwid yang benar.
Pada buku Iqro, terdapat petunjuk praktis penggunaan metode Iqro, antara lain :
1. Sistem
a. CBSA (Cara Belajar Santri Aktif) guru sebagai penyimak saja, jangan
kecuali hanya memberikan contoh pokok pelajaran.


sampai menuntun,

b. Privat. Penyimakan secara seorang demi seorang.
Catatan : Bila klasikal, santri dikelompokkan berdasarkan persamaan/ jilid. Guru
menerangkan pokok-pokok pelajaran secara klasikal dengan menggunakan peraga, dan secara
acak santri dimohon membaca bahan latihan.
c. Asistensi, Santri yang lebih tinggi jilid / kemampuannya dapat membantu menyimak santri
lain.
2. Mengenai judul-judul , guru langsung memberi contoh bacaannya, jadi tidak perlu banyak
komentar.
3. Sekali huruf dibaca betul, tidak boleh/ jangan diulang lagi.
4. Bila santri keliru panjang-panjang dalam membaca huruf, maka guru harus dengan tegas
memperingatkan ( sebab yang betul dengan pendek-pendek) dan membacanya agar diputusputus, bila perlu ditekan.
5. Bila santri keliru membaca huruf, cukup betulkan huruf-huruf yang keliru saja, dengan cara :
- Isyarah, umpamanya dengan kata-kata ’eee...awas...stop...dsb”

- Bila dengan isyarah tetap keliru, berilah titian ingatan. Umpamanya santri lupa membaca
huruf (‫ ) ﺯ‬ustadz cukup mengingatkan titiknya yaitu ” bila tidak ada titiknya dibaca RO (‫ ”) ﺮ‬dst.
Bila masih tetap lupa, barulah ditunjukkan bacaan yang sebenarnya.
6. Pelajaran satu ini berisi pengenalan huruf berfathah, maka\sebelum dikuasai

jangan naik ke jilid berikutnya.

benar ,

7. Bagi santri yang betul-betul menguasai pelajaran dan sekiranya mampu berpacu dalam
menyelesaikan belajarnya, maka membacanya boleh diloncat-loncatkan tidak harus utuh
sehalaman.
8. Untuk EBTA sebaiknya ditentukan guru pengujinya.
Pedoman tersebut berguna bagi ustadz atau guru pengajar dalam menerapkan
metode Iqro. Bila melihat langkah-langkah pada pedoman tersebut metode Iqro, memberi
perhatian yang penuh pada tiap santri / siswa, sehingga santri betul-betul lancar membaca, bila
tidak mau mengulang pada halaman yang sedang dibaca. Dengan demikian metode Iqro
tersebut, menurut hemat penulis akan efektif meningkatkan kemampuan membaca Al-qur’an,
bila satu guru tidak terlalu banyak menangani siswa dalam satu kelas.

Bab III Metode Penlitian
A. Objek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah : yang pertama
mengenai kemampuan siswa dalam membaca Al-qur’an, kemampuan membaca Al-qur’an ini
disertai dengan ketentuan kaidah baca atau yang disebut dengan Tartil, membaca fasih sesuai
dengan hukum tajwid, dan makhorijul huruf. Sedangkan objek penelitian yang kedua berkaitan
dengan salah satu metode pembelajaran membaca Al-qur’an, yaitu metode Iqro. Metode ini
populer mulai tahun 1990, pada awalnya sering digunakan di Taman Pendidikan Al-qur’an (TPA),
atau TKA ( Taman Kanak-kanak Al-qur’an), pada perkembangan selanjutnya metode ini juga
digunakan di Sekolah Dasar, ketika guru menyampaikan kompetensi dasar membaca Al-qur’an
dengan fasih.

B. Setting / Lokasi / Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri Cinta Allah 3 Kecamatan Maksyar, kabupaten Alam
Barzah, pada bulan januari sampai dengan bulan maret 2009. Sementara yang menjadi sampel,
atau subjek penelitian tindakan kelas adalah siswa kelas V sebanyak 20 siswa, pemilihan sampel

di kelas V dengan alasan bahwa kelas tersebut berdasarkan data yang ada mengenai
kemampuan siswa dalam membaca Al-qur’an sangat rendah, antara lain dari 20 siswa, setelah
melalui tes awal baca Al-qur’an dengan baik, ternyata hanya 5 siswa yang dianggap mampu
dengan fasih membaca Al-qur’an, sementara 5 siswa dinyatakan bisa membaca meskipun belum
fasih, sedangkan Kriteria ketuntasan Minimal adalah 65, jadi dari 20 siswa yang nilai kompetensi
dasar baca Al-qur’annya mencapai KKM baru 10 siswa.
Penelitian dilakukan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan,
siklus I tindakan dilakukan pada minggu ke 1, dan 2 pebruari, sedangkan siklus II tindakan
dilakukan minggu ke 4 bulan pebruari dan minggu ke 1 bulan maret 2009.

C. Data dan Teknik Pengumpulan Data
1.Data
Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Cinta Allah 3, sedangkan jenis
data yang didapatkan adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang meliputi :
a. Data tes hasil belajar berupa nilai pretes dan postes
b. Hassil observasi terhadap proses pembelajaran
c. Data tentang minat belajar yang didapatkan dari lembar angket
d. Catatan harian, tiap pertemuan dari guru dan observer
e. Foto kegiatan tindakan dalam proses pembelajaran
2.Teknik Pengumpulan data
Data-data hasil penelitian dikumpulkan melalui lembar hasil belajar pretes dan postes, angket
kuisioner, lembar observasi, dan catatan harian, sementara proses mendapatkan data secara
rinci dilakukan sebagai berikut:
a. Data hasil pretes , data ini dihasilkan dari tes pratindakan pada kemampuan membaca Alqur’an dari sebanyak 20 siswa . Pratindakan dengan melakukan pretes dimaksudkan untuk
melihat sejauhmana kemampuan awal siswa pada kemampuan membaca Al-qur’an dengan
tartil, agar kemampuan awal ini menjadi tolok ukur peneliti dalam melakukan tindakan dalam
dua siklus. Dalam tes pratindakan ini dihasilkan seberapa banyak siswa yang dianggap mampu
membaca Al-qur’an dengan baik, ukuran kemampuan bisa membaca ditetapkan dengan
pemberian skor nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Seperti telah disampaikan

sebelumnya, bahwa kemampuan awal siswa dalam membaca Al-qur’an yang dianggap telah
mendapatkan nilai memenuhi KKM adalah 10 siswa. Maka tindakan selanjutnya dalam
penelitian tindakan kelas ini berupaya meningkatkan kemampuan siswa, terutama siswa yang
dianggap kurang mampu dalam membaca Al-qur’an.
b. Data tes hasil belajar Postes, data ini merupakan data kuantitatif, yang diambil dari setiap
siklus, setiap berakhirnya siklus dalam penelitian dilakukan postes pada siswa. Postes dilakukan
dalam satu hari, dimana setiap siswa diuji kemampuannya dalam membaca Al-qur’an dengan
menggunakan bahan bacaan mengambil surat-surat pendek dari Juz ke 30, atau Juz A’ma.
Antara lain surat Al-ma’un, dan surat Al-a’la. Pada pengujian ini guru mendengarkan dan
menyimak siswa pada saat siswa membaca Al-qur’an. Hasil pengujian tiap siswa diberi skor
angka, sehingga terkumpul data kuantitatif skor nilai siswa. Selanjutnya skor ini digunakan untuk
melihat sejauh mana perkembangan kemajuan siswa pada kemampuan membaca Al-qur’an.
Hasil pengujian pada tiap siklus menjadi bahan pertimbangan refleksi untuk menentukan
tindakan pada siklus berikutnya, serta mengambil suatu putusan, efektif tidaknya metode iqro
dalam pembelajaran membaca Al-qur’an.
c.
Observasi, kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa selama
pembelajaran berlangsung. Kegiatan observasi sesungguhnya mengamati keseluruhan kegiatan
baik proses pembelajaran, sampai hasil belajar : Dalam proses pembelajaran yang diamati :
aktivitas siswa, perhatian siswa, antusias siswa dalam belajar, minat dan motivasi. Sementara
berkaitan dengan hasil belajar, maka yang diamati adalah nilai tes hasil belajar, baik pretes
maupun postes.
d. Data angket, data ini untuk dapat melihat sejauh mana minat siswa dalam membaca, atau
belajar membaca Al-qur’an setelah siswa belajar membaca Al-qur’an dengan benar melalui
metode baca iqro. Data angket atau kuisioner menjadi bahan pertimbangan sejauh mana minat
siswa dalam belajar membaca melalui metode Iqro, karena dalam kuisioner berisi pertanyaanpertanyaan yang bisa dijawab dengan menckheklis pada kolom sebelah kanan pada kata ”Ya”
atau ” Tidak”. Jawaban akan memberikan data tentang minat siswa.

e.
Jurnal/ catatan harian, Jurnal harian ini merupakan catatan selama tindakan dilakukan
setiap pertemuan, untuk mencatat temuan-temuan penting selama kegiatan penelitian, catatan
berisi aktivitas penting yang tidak tercatat dalam lembar observasi berkaitan dengan aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran, perilaku-perilaku khusus dari siswa, maupun permasalahan
yang dapat dijadikan pertimbangan pada siklus berikutnya. Dalam jurnal harian inipun dicatat
mengenai kegiatan guru dalam proses pembelajaran seperti penggunaan metode, keterampilan
guru dalam mengajar serta kesesuaiannya dengan kompetensi dasar yang disampaikan.

f.
Foto Kegiatan, penelitian ini juga dilengkapi foto kegiatan agar dapat merekam kegiatan
penting untuk dijadikan dokumen di kelas berupa gambar aktivitas siswa, penggunaan metode
pembelajaaran, kegiatan observasi, refleksi, sehingga memperjelas data-data.

3. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen yang harus dipersiapkan, dan digunakan serta melengkapi data penelitian
ini antara lain :
a. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP)
b. Al-qur’an pada juz A’ma
c. Format nilai untuk membaca Al-qur’an
d. Lembar observasi aktivitas siswa
e. Lembar daftar nilai pretes dan postes
f.

Daftar hadir siswa, dsb

D. Analisis Data
Data-data hasil penelitian didapatkan dari tes hasil belajar (Pretes, dan Postes tiap siklus)
berupa tes kemampuan membaca Al-qur’qn, Lembar pengamatan dari peneliti berkolaborasi
dengan observer, data-data angket kuisioner dari siswa. Data-data tersebut untuk melihat
sejauh mana kemampuan siswa dalam membaca Al-qur’an, aktivitas siswa dalam belajar
membaca, serta minat siswa dalam membaca Al-qur’an setelah penerapan metode Iqro.
1. Data Tes kemampuan
Yang dimaksud data tes kemampuan disini adalah kemampuan membaca Al-qur’an dengan
benar, tes kemampuan terdiri dari pratindakan, setelah tindakan penerapan metode iqro, pra
tindakan kita sebut pretes, sedangkan setelah tindakan tes kemampuan itu disebut dengan
postes. Tes kemampuan dilakukan dengan cara siswa membaca Al-qur’an pada surat-surat
pendek sementara guru menyimak dan memberi skor nilai, untuk skor minimal yang dianggap
bisa membaca diberi skor 65 atau batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Banyaknya siswa yang mencapai nilai ≥ 65 dihitung prosentasenya dengan menggunakan
rumus :
Jumlah siswa yang mencapai KKM X 100 %
Jumlah seluruh siswa

Sementara skor nilai rata-rata diperoleh dengan menjumlahkan skor nilai seluruh siswa dibagi
dengan jumlah siswa.

3. Data Observasi
Data diambil dari pengamatan yang dilakukan oleh kolabolator sebagai observer, yang dilakukan
pada saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran di kelas. Pengolahannya dengan
menggunakan rumus :
A/B X 100 % dengan keterangan :
A. =Frekuensi aktivitas yang teramati
B. =Jumlah siswa / frekuensi semua aktivitas pada lembar observasi
4. Data Angket
Data angket yang disebarkan pada siswa diberi pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab
dengan mencheklis ” ya”, ” tidak” pada kolom sebelah kanan pernyataan / pernyataan.
Kuisioner diberikan kepada siswa pada tiap siklus setelah berakhirnya tindakan, baik pada
pertemuan pertama maupun pertemuan kedua. Pernyataan siswa berkaitan dengan metode
iqro, atau cara belajar baca Al-qur’an yang berbeda dengan cara baca tradional, bisa direspon
oleh siswa melalui jawaban pada kuisioner. Respon siswa di prosentasekan untuk menyatakan
sejauhmana antusias, perhatian serta minat siswa terhadap baca Ar-qur’an.
5. Data Jurnal Harian
Peneliti sebagai orang yang terlibat secara aktif dalam pelaksanaan tindakan, dan juga
guru lain sebagai kolabolator mengumpulkan data-data yang dapat dicatat, serta kejadiankejadian selama penelitian berlangsung kemudian bersama-sama mendeskripsikan kejadian dari
tiap siklus, sebagai ode Iqropelengkap pendukung hasil penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan
A. Siklus I
1. Kemampuan Membaca Al-qur’an Melalui Metode Iqro
Penelitian tindakan Kelas ini, tujuan yang pokok adalah bagaimana metode iqro dalam
pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-qur’an pada siswa kelas V SD Cinta
Allah 3 Kecamatan Maksyar. Penelitian dilakukan dengan memberi tindakan dalam dua siklus,
terdiri dari masing-masing dua pertemuan. Tindakan dilaksanakan pada bulan pebruari minggu
ke 2 untuk pertemuan pertama, minggu ke 3 pertemuan kedua, selanjutnya minggu ke1dan ke 2
bulan maret masing masing pertemuan kesatu dan kedua di siklus ke 2, kemudian minggu
selanjutnya di bulan maret 2009, peneliti mengadakan refleksi untuk siklus ke 1, atau akumulasi
dua siklus, untuk mengambil suatu keputusan tentang hasil penelitian secara keseluruhan.
Minggu pertama bulan pebruari, peneliti mengadakan uji kompetensi membaca Al-qur’an
pada salah satu surat pendek di Juz Am’ma yaitu surat Al-Ma’un, masing-masing siswa
membaca, sementara guru menyimak untuk memberi penilaian tentang kebenaran bacaan
berkaitan dengan makhraj, tajwid, yang benar. Guru atau peneliti menyimak dengan
menyiapkan format nilai yang disediakan sebelumnya, nilai yang didapat dikategorikan bisa
membaca dengan benar tajwid dan makhrajnya dengan rentang nilai 65 keatas, atau angka 65
merupakan batas minimal bisa membaca dengan benar, sementara selebihnya adalah bila siswa
membaca dengan lebih bagus bacaannya.
Dari hasil Tes kompetensi membaca Al-qur’an para tindakan tersebut didapatkan hasil uji
kompetensi membaca antara lain sebagai berikut
Terdapat 15 siswa yang dianggap sudah bisa membaca Al-qur’an dengan benar, meskipun bila
dilihat nilainya rata-rata baru dianggap batas minimal, sementara siswa yang masih belum bisa
membaca dengan benar terdapat 5 orang siswa. Data tersebut seperti terdapat pada tabel
berikut:
Tabel. 1

No
1.
2.
3.
4.
5.

NAMA
Azi
Erwi
Fahmi
Muhammad
Bilal

KKM

NILAI

65
65
65
65
65

70
75
64
74
76

L
L
TL
L
L

6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

Elis
Ilham
Herdian
Randi F
Siti Bayi
Muna
Tophidayat
Rojanah
Urudin
Fahla Hikmat
Oktavian
Falana
Fauziah
Salam
Doturopiah
Skor nilai rata-rata

65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
:

Prosentase Ketuntasan :

64
60
60
75
75
72
78
72
70
73
74
72
63
74
75

TL
TL
TL
L
L
L
L
L
L
L
L
L
TL
L
L

70,80
75 %

Dari hasil pretes atau tes pada pra tindakan memperlihatkan data antara lain skor rata-rata kelas
yaitu 70,80 dengan prosentase ketuntasan daalam kelas yaitu 75 %, dengan demikian masih
terdapat sekitar 25 % siswa yang harus mendapat pengaruh yang intensif dari metode Iqro.
Selanjutnya pada tanggal 13 pebruari 2009, tindakan mulai dilakukan dengan
menggunakan metode iqro dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-qur’an pada siswa,
metode iqro sbagai metode baca Al-qur’an yang langsung membaca lafal huruf, kata, serta
kalimat dalam buku panduan baca Al-qur’an dengan lafal serta kaidah yang benar, ternyata
memberikan perubahan yang cukup signifikan pada antusias siswa dalam membaca Al-qur’an.
Untuk mendapatkan hasil sejauh mana peningkatan kemampuan membacaa Al-qur’an melalui
metode iqro, selanjutnya setelah pertemuan kedua yaitu pada hari jum’at tanggal 20 pebruari
2009, peneliti mengadakan tes uji cobaa membaca Al-qur’an , dimana siswa masing-masing
membaca pada jilid yang sama, sementara guru menyimak serta memberi penilaian, kegiatan ini
dianggap sebagai Postes pada siklus I. Hasil yang didapat ternyata memperlihat peningkatan
kemampuan membaca Al-qur’an pada masing masing siswa, termasuk ada beberapa siswa yang
belum mencapai standar kemampuan, sehingga bila kita lihat peningkatan secara umum dari
pretes ke postes antara lain sebagai berikut skor rata-rata siswa menjadi 73,10 dengan
prosentase ketuntasan dari keseluruhan menjadi 85 %, atau dari jumlah 20 siswa masih ada tiga

siswa yang dikategorikan belum mencapai standar kemampuan baca Al-qur’an . Lebih jelasnya
tabel berikut akan memberi penjelasan rinci tentang hasil uji kemampuan baca Al-qur’an atau
hasil postes 1:

Tabel. 2

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

NAMA

KKM

NILAI

KET

65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65

75
75
70
78
76
70
62
64
78
75
76
78
74
70
73
76
74
64
76
78

L
L
L
L
L
L
TL
TL
L
L
L
L
L
L
L
L
L
TL
L
L

Azi
Erwi
Fahmi
Muhammad
Bilal
Elis
Ilham
Herdian
Randi F
Siti Bayi
Muna
Tophidayat
Rojanah
Urudin
Fahla Hikmat
Oktavian
Falana
Fauziah
Salam
Doturopiah

Skor nilai rata-rata

: 73,10

Prosentase Ketuntasan : 85 %

2. Aktivitas Belajar Siswa

Metode iqro yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-qur’an pada
siswa kelas V SD Cinta Allah 3 Kecamatan Maksyar, juga memberi pengaruh terhadap
peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, data yang didapat hasil pengamatan
observer yang berkolaborasi dengan peneliti, dimana sengaja menyiapkan lembar pengamatan
yang berisi kolom-kolom aktivitas yang perlu diamati untuk setiap pertemuan, baik pada siklus I
dan juga siklus berikutnya. Pada siklus I pertemuan pertama daan pertemuan kedua didapatkan
hasil data aktivitas siswa sebagai berikut :
Tabel. 3
Pertemuan 1, jum’at tanggal 13 pebruari 2009

No

Aktivitas

Jumlah Prosentase

1.

Aktivitas memperhatikan
guru
dalam
memberi
penjelasan

12

60 %

2.

Aktivitas mencoba latihan
membaca pada masingmasing jilid

10

50 %

3.

Aktivitas menyimak saat
teman membaca
Mengulang
kembali
bacaan setelah membaca
dihadapan guru
Mencoba
membaca
dengan nyaring, tajwid
dan makhraj yang benar
disimak oleh guru dan
semua teman satu kelas
Menjawab
pertanyaan
guru, berkaitan dengan

7

35 %

6

30 %

5

25 %

6

30

4.
5.

6.

ilmu tajwid pada bacaan
jilid yang dibacanya

Mencoba membaca dengan nyaring, tajwid dan makhraj yang benar disimak oleh guru dan
semua teman satu kelas
Tabel. 4
Pertemuan 2, Jum’at tanggal 20 pebruari 2009

No

Aktivitas

Jumlah Prosentase

1.

Aktivitas memperhatikan
guru
dalam
memberi
penjelasan

15

75 %

2.

Aktivitas mencoba latihan
membaca pada masingmasing jilid

12

60 %

3.

Aktivitas menyimak saat
teman membaca
Mengulang
kembali
bacaan setelah membaca
dihadapan guru
Mencoba
membaca
dengan nyaring, tajwid
dan makhraj yang benar
disimak oleh guru dan
semua teman satu kelas
Menjawab
pertanyaan
guru, berkaitan dengan
ilmu tajwid pada bacaan
jilid yang dibacanya

14

70 %

10

50 %

8

40 %

8

40 %

4.
5.

6.

Aktivitas dalam proses tersebut merupakan aktivitas siswa dalam belajar membaca Alqur’an dengan menggunakan metode iqro sebagai tindakan dalam penelitian ini. Dari data yang
dapat dihimpun berkaitan dengan aktivitas belajar ini dalam siklus I, dengan dua kali pertemuan
memperlihatkan peningkatan aktivitas belajar siswa pada tiap kolom aktivitas di lembar

pengamatan, seperti nampak pada tabel diatas. Peningkatan aktivitas terutama terlihat pada
kolom aktivitas ” menyimak saat teman membaca ” pada pertemuan pertama sebanyak 7 siswa
atau 35 % menjadi 14 siswa atau 70 %, jadi peningkatan aktivitas dari pertemuan pertama ke
pertemuan kedua sebanyak 7 siswa atau 35 %.

3. Minat Siswa dalam Membaca Al-qur’an
Minat siswa dalam membaca Al-qur’an juga menjadi perhatian peneliti untuk dilihat
melalui data yang terkumpul dari hasil angket atau kuisioner yang diberikan pada siswa kelas V
SD Cinta Allah 3 kecamatan Maksyar, setelah mereka mengenal cara baca Al-qur’an yang disebut
dengan metode Iqro tanpa mengeja.
Setelah selesai siklus I dengan dua kali pertemuan, peneliti memberikan kuisioner pada
siswa sebanyak 20 orang untuk dijawab pada kolom “ya” dan “ Tidak” yang telah disediakan,
hasil yang didapat memperlihatkan antara lain respon siswa seperti berikut ini :

Tabel. 5

NO

PERNYATAAN

JML YG
MENJAWABA
N
YA

TIDAK

15

5

1.

Belajar membaca Al-qur’an
dengan metode Iqro lebih
mudah dari pada metode
eja

2.

Belajar membaca Al-qur’an
dengan metode Iqro, lebih
menyenangkan

17

3

3.

Saya merasa lebih paham,
membaca dengan cara
baca metode Iqro

14

6

4.

Saya akan terus belajar
baca Al-qur’an dengan cara

16

4

baca Iqro
5.

Setelah saya bisa baca
dengan baik, saya akan
terus rajin membaca Alqur’an,
serta
akan
menularkan / mengajak
pada teman-teman untuk
gemar belajar membaca

20

0

Dari pernyataan dalam kuisioner tersebut, semuanya mengarah kepada upaya menumbuhkan
minat dalam membaca Al-qur’an, tetapi peneliti lebih menekankan pada pernyataan no 4. dan
no. 5 yaitu : “ saya akan terus belajar baca Al-qur’an dengan cara baca Iqro” dan “ Saya akan
terus rajin membaca Al-qur’an, serta akan menularkan pada teman-teman untuk gemar belajar
membaca” . Dua pernyataan tersebut dianggap lebih penting termasuk jumlah respon siswanya,
karena kalimat tersebut secara langsung menunjukkan adanya minat membaca. Sementara data
yang didapat dari dua pernyataan tersebut menunjukkan adanya minat yaang cukup signifikan
bahwa siswa kelas V SD Cinta Allah 3 berminat besar daalam membaca Al-qur’an, seperti
nampak pada tabel. 5.
4. Refleksi Hasil Siklus I
Setelah selesai siklus I dengan dua kali petertemuan, Penelitian Tindakan Kelas ini, Peneliti
bersama kolabolator antara lain observer dan guru lain, mengadakan pertemuan sederhana
mengevaluasi secara keseluruhan hasil tindakan kelas, atau dikenal dengan kegiatan refleksi.
Kegiatan refleksi terutama ditujukan terhadaap hasil tindakan menyangkut kemampuan siswa
dalam membaca Al-qur’an, serta aktivitas, serta minat siswa. Kemampuan siswa dalam
membaca memperlihatkan adanya peningkatan dari data kemampuan awal pratindakan sampai
kemampuan siswa setelah mendapat tindakan di siklus I. Peningkatan dari skor rata-rata 70,80
menjadi 73,10, atau prosentase ketuntasan dari 75 % menjadi 85 % , dengan peningkatan
prosentse 10 %. Sementara peningkatan aktivitas terutama pada aktivitas menyimak saat teman
membaca dari 35 % menjadi 70 %. Selanjutnya minat siswa juga sudah mulai nampak dari hasil
kuisioner yang direspon oleh siswa.
Melihat hasil tindakan di siklus I, yang memperlihatkan peningkatan kemampuan dan
aktivitas siswa, maka peneliti dan kolabolator bersepakat bahwa tindakan yang diberikan pada
siswa berkaitan dengan pembelajaran membaca Al-qur’an dengan menggunakan metode iqro,
perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan menambah kualitas pembelajaran, pembinaan,
serta perhatian terhadap siswa terutama yang dianggap kemampuannya belum memenuhi
estándar bisa membacaa Al-qur’an.

B. Siklus II
Melihat hasil yang diperoleh pada siklus I, baik mengenai hasil kemampuan siswa dalam
membaca Al-qur’an, aktivitas belajar siswa, maupun minat siswa dalam membaca Al-qur’an
dilihat dari hasil kuisioner yang diberikan pada siswa, maka peneliti melanjutkan tindakan
pembelajaran membaca Al-qur’an melalui metode iqro pada siklus II yaitu melalui dua
pertemuan pada taanggal 6 maret dan 13 maret 2009. Pembelajaran membaca Al-qur’an
disampaikan dengan tujuan sesuai dengan silabus yaitu membaca dengan harokat dan
makhorijul huruf yang benar pada surt Al-Fiil.
1. Kemampuan Membaca Al-qur’an
Pada siklus II, setelah pertemuan kedua pada tanggal 13 juni 2009 peneliti mengadakan tes
kemampuan membaca Al-qur’an pada siswa, dengan tes baca melalui metode Iqro terhadaap
siswa sebanyak 20 siswa. Dengan stándar kemampuan minimal tetap yaitu 65, tes dilakukan
dengan memanggil siswa satu persatu membaca Al-Qur’an, sementara guru mata pelajaran
menyimak dan memberi penilaian. Setelah 20 siswa kelas V SD Negeri Cinta Allah 3 mengikuti
tes dengan hasil tes dikumpulkan dalam daftar nilai hasil tes, ternyata menghasilkan
kemampuan rata-rata siswa antara lain 80,25 serta prosentase ketuntasan siswa yaitu 100%,
Dengan kata lain bahwa melalui metode Iqro, tindakan yang dilakukan pada Penelitian Tindakan
Kelas dalam dua siklus terdapat peningkatan kemampuan membaca Al-qur’an dari pra
tindakan , hasil tes di siklus I saampai dengan siklus II atau siklus terakhir. Adapun hasil tes
kemampuan membaca Al-qur’an di siklus II, nampak pada tabel berikut :
Tabel. 6. Hasil Tes Kemampuan Siklus II

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

NAMA
Azi
Erwi
Fahmi
Muhammad
Bilal
Elis
Ilham
Herdian
Randi F
Siti Bayi
Muna
Tophidayat
Rojanah

KKM

NILAI

KET

65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65

78
78
76
80
76
74
68
68
80
78
78
78
76

L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L

14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

Urudin
Fahla Hikmat
Oktavian
Falana
Fauziah
Salam
Doturopiah
Skor Rata-rata

65
65
65
65
65
65
65

74
76
78
74
68
76
82
80,25

L
L
L
L
L
L
L

2. Aktivitas Belajar
Hasil penelitian juga mengungkapkan sejauh mana aktivitas belajar dalam proses kegiatan
pembelajaran pada siswa, aktivitas belajar siswa sangat dipengaruhi oleh perhatian siswa
terhadap proses pembelajaran, sementara selain keterampilan memusatkan perhatian yang
dapat digunakan oleh guru, metode pembelajaran yang digunakan juga dapat mempengaruhi
aktivitas siswa dalam belajar. Melalui metode Iqro dalam pembelajaran membaca Al-qur’an,
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, sebagaimana siklus I pada tiap pertemuan observer
mengamati aktivitas belajar dan menggunakan lembar pengamatan.
Lembar pengamatan yang disiapkan terdiri dari enam poin aktivitas yang dapat diisi oleh
observer seberapa banyak siswa melakukan aktivitas seperti terdapat pada lembar pengamatan
tiap pertemuan. Adapun hasil pengamatan obser
ver berkaitan dengan aktivitas belajar siswa ketika peneliti memberi tindakan menggunakan
metode Iqro pada siklus II dalam dua pertemuan yaitu tanggal 6 maret dan 13 maret 2009,
maka terdapat hasil aktivitas belajar sebagaimana tertuang dalam tabel berikut :
Tabel. 7. Hasil Pengamatan Siklus II Pertemuan 1

No

Aktivitas

Jumlah Prosentase

1.

Aktivitas memperhatikan
guru dalam memberi
penjelasa

16

80 %

2.

Aktivitas
mencoba
latihan membaca pada
masing-masing jilid

18

90 %

3.

Aktivitas menyimak saat
teman membaca
Mengulang
kembali

18

90 %

4.

5.

6.

bacaan
setelah
membaca
dihadapan
guru
Mencoba
membaca
dengan nyaring, tajwid
dan makhraj yang benar
disimak oleh guru dan
semua teman satu kelas
Menjawab
pertanyaan
guru, berkaitan dengan
ilmu tajwid pada bacaan
jilid yang dibacanya

14

70 %

15

75 %

12

60 %

Tabel.8. Hasil Pengamatan Siklus II Pertemuan 2.

No

Aktivitas

Jumlah Prosentase

1.

Aktivitas memperhatikan
guru
dalam
memberi
penjelasa

18

90 %

2.

Aktivitas mencoba latihan
membaca pada masingmasing jilid

20

100 %

3.

Aktivitas menyimak saat
teman membaca
Mengulang
kembali
bacaan setelah membaca
dihadapan guru
Mencoba
membaca
dengan nyaring, tajwid
dan makhraj yang benar
disimak oleh guru dan
semua teman satu kelas
Menjawab
pertanyaan
guru, berkaitan dengan
ilmu tajwid pada bacaan
jilid yang dibacanya

20

100 %

18

90 %

17

85 %

16

80 %

4.
5.

6.

Dari hasil pengamatan tersebut terdapat peningkatan pada masing-masing aktivitas terdapat
pada lembar pengamatan yang telah disiapkan, peningkatan aktivitas lebih nampak pada
mencoba melatih membaca kembali , serta pada aktivitas menyimak saat teman membaca. Dua
aktivitas siswa tersebut memberi kontribusi terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam
membaca Al-qur’an.

3. Minat Siswa Membaca Al-qur’an
Penelitian Tindakan Kelas ini juga ingin mengungkap sejauh mana minat siswa terhadap
membaca Al-qur’an setelah siswa memahami cara baca Al-qur’an melalui metode Iqro, maka
peneliti pada siklus II, sebagaimana siklus pertama setelah melakukan tindakan dan
melaksanakan tes kemampuan membaca Al-qur’an, kembali memberikan beberapa pertanyaan
dalam kuisioner yang harus diisi oleh siswa dengan menjawab “ya”, atau “tidak” pada kolom
pernyataan. Hasil dari kuisioner yang diberikan memberi makna sejauh mana minat siswa
terhadap baca Al-qur’an. Data yang bisa kita dapatkan antara lain nampak pada tabel berikut :

Tabel .9. Hasil kuisioner siklus II

No

Aktivitas

Jumlah Prosentase

1.

Aktivitas memperhatikan
guru
dalam
memberi
penjelasa

18

90 %

2.

Aktivitas mencoba latihan
membaca pada masingmasing jilid

20

100 %

3.

Aktivitas menyimak saat
teman membaca
Mengulang
kembali
bacaan setelah membaca
dihadapan guru
Mencoba
membaca
dengan nyaring, tajwid
dan makhraj yang benar
disimak oleh guru dan

20

100 %

18

90 %

17

85 %

4.
5.

6.

semua teman satu kelas
Menjawab
pertanyaan
guru, berkaitan dengan
ilmu tajwid pada bacaan
jilid yang dibacanya

16

80 %

Bila kita melihat hasil data yang terdapat pada tabel. 9 diatas memperlihatkan bahwa
secara umum memperlihatkan minat baca Al-qur’an meningkat pada siswa kelas V SD Cinta
Allah 3, dengan demikian penelitian tindakan kelas berkaitan dengan upaya meningkatkan
kemampuan baca Al-qur’an melalui penerapan metode baca Iqro, selain dapat meningkatkan
kemampuan, aktivitas siswa dalam proses belajar baca Al-qur’an, juga dapat meningkatkan
minat siswa terhadap baca Al-qur’an.

Laporan PTK Pendidikan Agama Islam (PAI) SD
Bab IV Simpulan Dan Saran

A. Simpulan
Dari uraian sebelumnya, terutama pada bagian pembahasan berkaitan dengan penelitian
tindakan kelas yang peneliti lakukan di kelas V SD Cinta Allah 3 kecamatan Maksyar pada proses
pembelajaran baca Al-qur’an melalui metode Iqro yang dilakukan dalam dua siklus, dengan
masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan, maka dapat ditarik beberapa kesimpula yakni
bahwa penggunaan metode Iqro dalam pembelajaran membaca Al-qur’an dapat meningkatkan :
1. Kemampuan siswa dalam membaca Al-qur’an, peningkatan ini dapat terlihat dari data hasil
tes kemampuan baca Al-qur’an antara lain prosentase ketuntasan dari 85 % di siklus I menjadi
100 % disiklus II, dengan skor rata-rata siswa 73,10 di siklus I menjadi 80,25 di siklus II, maka
peningkatan skor adalah 7,15.
2. Aktivitas belajar siswa dalam proses belajar baca Al-qur’an, peningkatan aktivitas nampak
dari data yang dikumpulkan pada lembar pengamatan yang dikumpulkan oleh observer, secara
singkat aktivitas meningkat dari siklus I ke siklus II, terutama pada aktivitas :
Melatih membaca pada masing-masing jilid dari 12 siswa (60%) disiklus I, menjadi 20 siswa
( 100% ) di siklus II.

Menyimak teman saat teman membaca dari 14 siswa (70%) di siklus I menjadi 20 siswa ( 100%)
di siklus II.
3. Minat siswa dalam membaca Al-qur’an, peningkatan minat ini dapat dilihat dari data hasil
kuisioner terutama pada kalimat ” saya akan terus belajar membaca Al-qur’an dengan cara baca
Iqro” di siklus I terdapat 16 siswa atau 60% di siklus I, menjadi 20 siswa ( 100% ) di siklus II.

B. Saran
Dari uraian pembahasan serta kesimpulan hasil berkaitan dengan upaya meningkat kemampuan
siswa dalam membaca Al-qur’an melalui metode Iqro yang peneliti lakukan, maka beberapa
saran dapat disampaikan antara lain :
1. Pentingnya siswa mampu membaca Al-qur’an sejak dini, maka guru pengajar mata pelajaran
agama harus berupaya mencari metode yang tepat, serta memotivasi siswa untuk selalu belajar
sampai mampu membaca dengan fasih bacaan Al-qur’an.
2. Hendaknya guru pengajar agama khususnya, disekolah berupaya menanamkan kegemaran
siswa dalam membaca Al-qur’an, serta menjadi sekolah pada pembelajaran agama, maupun di
rumah.
3. Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas bagi guru pengajar termasuk guru agama, hendaknya
menjadi suatu kegiatan yang segera dapat dilakukan sebagai tindakan, manakala guru mata
pelajaran dikelas menemukan masalah-masalah pembelajaran, terutama ketika hasil belajar
serta aktivitas belajar kurang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksar
As’ad Human. Prof. Metode Iqro. CV. Al Ma’arif. 2008
Al-qur’an dan Terjemahan, Departemen Agama
Arikunto, Suharsimi. 1986. Prsedur Peneletian . Jakarta: PT Rineka Cipta
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Didaktik/ Metodik Umum. 1992. Jakarta
Harjasujana, Ahmad, 1986. Keterampilan Membaca. Jakarta : Karunika

Sudjana, Nana. 1985. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung
Remaja Rosdakarya
Sadiman, Arief S, dkk, 1986. Media Pendidikan. Pengertian Pengembangan , dan
pemanfaatannya. Jakarta : Putekom Dikbud dan CV Rajawali
Tarigan, Henry Guntur, 1986. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung :
Angkasa
Ujer Usman, Moh. 1992. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosda Karya