Perilaku Ibu Post Partum Dalam Merawat Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir Di Klinik Bersalin Sally Medan 2014

(1)

PERILAKU IBU POST PARTUM DALAM MERAWAT TALI PUSAT PADA BAYI BARU LAHIR DI KLINIK

BERSALIN SALLY MEDAN 2014

MERRY Br. SAGALA 135102033

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

PERILAKU IBU POST PARTUM DALAM MERAWAT TALI PUSAT PADA BAYI BARU LAHIR DI KLINIK

BERSALIN SALLY MEDAN 2014

ABSTRAK

Merry Br. Sagala

Latar belakang : tali pusat adalah saluran kehidupan bagi janin selama didalam kandungan.Tali pusat memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan janin. Melalui tali pusat inilah makanan, oksigen, serta nutrisi lain yang dibutuhkan oleh bayi disalurkan dari peredaran darah sang ibu. Saat bayi lahir, tali pusat yang melekat diperut bayi akan disisakan beberapa sentimeter. Sisanya ini akan dibiarkan hingga pelan-pelan menyusut dan mengering, lalu terlepas atau puput pada 6-7 hari setelah kelahiran. Selama belum lepas, tali pusat harus dirawat dengan baik. Jika tidak, maka tali pusat akan mengalami infeksi, basah, bernanah, dan berbau. Keadaan ini jelas membahayakan bagi bayi .

Tujuan penelitian : penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan tentang perilaku ibu post partum dalam merawat tali pusat pada bayi baru lahir di Klinik Bersalin Sally Medan 2014.

Metodologi : desain penelitian ini bersifat deskriptif. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 35 responden. Pengambilan data dilakukan dengan teknik total sampling. Analisa data univariat.

Hasil : diperoleh data 35 responden mayoritas pengetahuan cukup yaitu 21 orang (60,0%), sikap positif yaitu 23 orang (65,7%), tindakan baik sebanyak 32 orang (94,3%).

Kesimpulan : penelitian ini membuktikan bahwa pengetahuan ibu memiliki pengetahuan cukup, sikap dan tindakan ibu baik. Diharapkan kepada petugas kesehatan dapat lebih meningkatkan informasi tentang pendidikan merawat tali pusat kepada ibu pasca salin .


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat

rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini

yang berjudul “Perilaku Ibu Post Partum Dalam Merawat Tali Pusat Pada Bayi Bru

Lahir di Klinik Sally Medan 2014”.

Peneliti menyadari bahwa dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini masih banyak

terdapat kekurangan dan kesalahan baik dari isi maupun tulisan, penulis

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang dapat membangun sehingga dapat

menjadi perbaikan dimasa yang akan datang.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapakan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. dr. Dedi Ardinata M.Kes, selaku dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku ketua program studi D IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Rina Amelia, MARS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

arahan dan bimbingan dalam menyalesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dan

kepada Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep sebagai dosen penguji I

dan Salbiah S.Kep, M.Kep yang telah memberikan masukan pada Karya Tulis

Ilmiah ini.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program D-IV Bidan Pendidik


(5)

5. Orangtua tercinta A. Sagala dan ibunda E. Sitanggang serta saudara tercinta

yang telah banyak membantu baik moril maupun materil, memberikan

dorongan dan semangat serta doa sehingga proposal ini dapat diselesaikan.

6. Teman-teman program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara T.A. 2013 yang telah banyak memberi dukungan

dalam penulisan proposal ini. Penulis menyadari karya tulis ilmiah ini masih

jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Akhir

kata penulis mengucapkan terimakasi

Medan, 05 Juli 2014


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ………

KATA PENGANTAR……….i

DAFTRA ISI………...iii

DAFTAR TABEL………v

DAFTAR GAMBAR………..vi

DAFTAR LAMPIRAN………..vii

BAB I PENDAHULUAN………..1

A. Latar Belakang………..1

B. Perumusan Masalah………..6

C. Tujuan Penelitian………..6

1. Tujuan Umum……….6

2. Tujuan Khusus………6

D. Manfaat Penelitian ………...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………8

A. Perilaku ………8

1. Defenisi Perilaku………...8

2. Pengelompokan Perilaku………...8

3. Ranah (Domain) Perilaku………...9

4. Pengetahuan ………...9

5. Sikap……….10

6. Tindakan………...11

B. Masa Nifas ……….12

1. Defenisi Masa Nifas………12

2. Tujuan Masa Nifas………..12

C. Neonatus……….13

1. Defenisi Neonatus……….13

D. Perawatan Tali Pusat………...14

1. Defenisi Tali Pusat………14

2. Fungsi Tali Pusat………...14

3. Defenisi Perawatan Tali Pusat………..14

4. Tujuan Perawatan Tali Pusat………15

5. Perawatan Tali Pusat Tidak Steril ………15

6. Penatalaksanaan Perawatan Tali Pusat……….15


(7)

8. Pencegahan Infeksi Tali Pusat………..19

9. Prinsip Perawatan Tali Pusat………20

10.Factor Penyebab Terjadinya Infeksi Tali Pusat………20

BAB III Kerangaka Konsep ………24

A. Kerangka Konsep ………...24

B. Defenisi Operasional………...24

BAB IV METODE PENELITIAN……….26

A. Desain Penelitian ………...26

B. Populasi dan Sampel………...26

1. Populasi ………26

2. Sampel ………..26

C. Tempat Penelitian ………..26

D. Waktu Penelitian ………27

E. Etik Penelitian……….27

F. Instrument Penelitian ……….28

G. Uji Validitas dan Reabilitas ………...31

H. Pengumpulan Data………..31

I. Rencana Analisa Data……….32

1. Pengelolahan Data………32

2. Analisa Data ……….32

BAB V HASIL PENELITIAN ………33

A. Hasil Penelitian………...33

1. Karakteristik Responden………...33

2. Penegetahuan Responden………..35

3. Sikap Responden………...37

4. Tindakan Responden……….39

5. Crosstabulasi Silang………..42

B. Pembahasan……….44

1. Pengetahuan Perilaku Ibu Post Partum dalam Merawat Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir di Klinik Bersalin Sally Medan 2014. ………...44

2. Sikap Ibu Post Partum dalam Merawat Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir di Klinik Bersalin Sally Medan 2014. ………..45

3. Tindakan Ibu Post Partum dalam Merawat Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir di Klinik Bersalin Sally Medan 2014………..46

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN………48

1. Kesimpulan………...48

2. Saran……….48


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Defenisi Operasional……….25

Table 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Umur, Paritas,Agama, Suku, Pendidikan dan Pekerjaan di Klinik Bersalin Sally Medan 2014………34

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner Tingkat Pengetahuan Perilaku Ibu Post partum dalam merawat tali pusat pada bayi baru lahir di Klinik Bersalin Sally Medan 2014……….36

Tabel 5.3 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Perilaku Ibu Post partum dalam merawat tali pusat pada bayi baru lahir di Klinik Bersalin Sally Medan 2014………37

Tabel 5.4Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner Tingkat Sikap Perilaku Ibu Post partum dalam merawat tali pusat pada bayi baru lahir di Klinik Bersalin Sally Medan 2014……….38

Tabel 5.5 Distribusi Berdasarkan Sikap Responden Tentang Perilaku Ibu Perilaku Ibu Post partum dalam merawat tali pusat pada bayi baru lahir di Klinik Bersalin Sally Medan 2014………..39

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner Tindakan Perilaku Ibu Post partum dalam merawat tali pusat pada bayi baru lahir di Klinik Bersalin Sally Medan 2014……….40

Tabel 5.7Distribusi Berdasarkan Tindakan Responden Tentang Perilaku Ibu Post partum dalam merawat tali pusat pada bayi baru lahir di Klinik Bersalin Sally Medan 2014………...41

Tabel 5.8 Crosstabulasi silang berdasarkan umur, pendidikan dengan pengetahuan ibu post partum dalam merawat tali pusat pada bayi baru lahir di Klinik Bersalin Sally Medan 2014………..42

Table 5.9 Crosstabulasi silang berdasarkan tindakan dengan pengetahuan ibu post partum dalam merawat tali pusat pada bayi baru lahir di Klinik Bersalin Sally Medan 2014………...43

Tabel 6.0 Crostabulasi silang berdasrakan sikap dengan pengetahuan Ibu post paryum dalam merawat tali pusat pada bayi baru lahir di Klinik Bersalin Sally Medan 2014………...43


(9)

DAFTAR GAMBAR


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Penelitian (Informed Consent)

Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 3 : Surat Izin Data pendahuluan dari Fakultas Keperawatan

USU

Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 5 : Master Data Penelitian

Lampiran 6 : Hasil OutPut Data Penelitian

Lampiran 7 : Surat Balasan Penelitian.


(11)

PERILAKU IBU POST PARTUM DALAM MERAWAT TALI PUSAT PADA BAYI BARU LAHIR DI KLINIK

BERSALIN SALLY MEDAN 2014

ABSTRAK

Merry Br. Sagala

Latar belakang : tali pusat adalah saluran kehidupan bagi janin selama didalam kandungan.Tali pusat memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan janin. Melalui tali pusat inilah makanan, oksigen, serta nutrisi lain yang dibutuhkan oleh bayi disalurkan dari peredaran darah sang ibu. Saat bayi lahir, tali pusat yang melekat diperut bayi akan disisakan beberapa sentimeter. Sisanya ini akan dibiarkan hingga pelan-pelan menyusut dan mengering, lalu terlepas atau puput pada 6-7 hari setelah kelahiran. Selama belum lepas, tali pusat harus dirawat dengan baik. Jika tidak, maka tali pusat akan mengalami infeksi, basah, bernanah, dan berbau. Keadaan ini jelas membahayakan bagi bayi .

Tujuan penelitian : penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan tentang perilaku ibu post partum dalam merawat tali pusat pada bayi baru lahir di Klinik Bersalin Sally Medan 2014.

Metodologi : desain penelitian ini bersifat deskriptif. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 35 responden. Pengambilan data dilakukan dengan teknik total sampling. Analisa data univariat.

Hasil : diperoleh data 35 responden mayoritas pengetahuan cukup yaitu 21 orang (60,0%), sikap positif yaitu 23 orang (65,7%), tindakan baik sebanyak 32 orang (94,3%).

Kesimpulan : penelitian ini membuktikan bahwa pengetahuan ibu memiliki pengetahuan cukup, sikap dan tindakan ibu baik. Diharapkan kepada petugas kesehatan dapat lebih meningkatkan informasi tentang pendidikan merawat tali pusat kepada ibu pasca salin .


(12)

BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Ketika bayi lahir, kondisi bayi masih lemah sehinggga butuh perhatian dan

penjagaan yang serius. Semua anggota tubuh bayi masih rawan, tetapi yang paling

rawan adalah bagian kepala, terutama ubun-ubun dan tali pusat bayi (Irawan, 2011)

Tali pusat atau funiculus umbiliclis adalah saluran kehidupan bagi janin

selama didalam kandungan. Tali pusat memiliki peranan penting dalam pertumbuhan

dan perkembangan janin. Melalui tali pusat inilah makanan, oksigen, serta nutrisi

lain yang dibutuhkan oleh bayi disalurkan dari peredaran darah sang ibu (Riksani,

2012).

Saat bayi lahir, tali pusat yang melekat diperut bayi akan disisakan beberapa

sentimeter. Sisanya ini akan dibiarkan hingga pelan-pelan menyusut dan mengering,

lalu terlepas atau puput pada 6-7 hari setelah kelahiran. Selama belum lepas, tali

pusat harus dirawat dengan baik. Jika tidak, maka tali pusat akan mengalami infeksi,

basah, bernanah, dan berbau. Keadaan ini jelas membahayakan bagi bayi (irwan,

2011).

Selain karena tubuh bayi terlihat masih begitu lemas, adanya tali pusat yang

masih menempel di badan bayi, juga menjadi salah satu alasan bagi para ibu,

terutama wanita yang baru pertama melahirkan merasa risih, takut, khawatir tali

pusatnya akan terlepas, tidak leluasa terutama ketika memandikan atau memakaikan

pakaian, dan ketakutan lainnya sehingga membuat ibu atau keluarga tidak leluasa

untuk bersentuhan dengan bayinya (Riksani, 2011).

Perawatan tali pusat secara intensif diperkenalkan pada tahun 1950-an hingga


(13)

disejumlah negara berkembang masih sering dijumpai kasus-kasus infeksi tali pusat

walaupun antiseptik jenis baru telah diperkenalkan. Selain infeksi, perdarahan pada

tali pusat juga dapat berakibat fatal (Irawan, 2011).

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan

(morbilitas) dan angka kematian (mortalitas) adalah dengan memberikan pelayanan

kesehatan yang efektif pada masyarakat tentang perawatan tali pusat bayi, dalam

melaksanakan upaya tersebut diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai

kemampuan untuk memberikan pelayanan yang berkwalitas yaitu dengan

memberikan penyuluhan tentang kesehatan kepada masyarakat sehingga

pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat diharapkan dapat mempengaruhi

perilaku masyarakat terhadap kesehata

Kasus kesakitan dan kematian neonatal yang berhubungan dengan infeksi tali

pusat masih banyak ditemukan. Pada tahun 2000, WHO (World Hearth

Organisation) menemukan angka kematian bayi sebesar 560.000 yang disebabkan oleh infeksi tali pusat. Di negara- negara Asia Tenggara diperkirakan ada 22.000

kematian bayi yang disebabkan karena perawatan tali pusat yang kurang bersih (

Ronald, 2011).

Menurut WHO proporsi kematian bayi baru lahir di dunia sangat tinggi dengan

estimasi sebesar 4 juta kematian bayi baru lahir pertahun dan 1,4 juta kematian pada

bayi baru lahir pada bulan pertama di Asia tenggara. Perkiraan kematian yang terjadi

karena perdarahan tali pusat adalah sekitar 550.000 lebih dari 50 % kematian yang

terjadi di Afrika dan Asia Tenggara disebabkan karena perdarahan masif pada pada

tali pusat pada umumnya terjadi akibat pecahnya pembuluh darah umbilikus atau


(14)

Menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, jumlah

penderita Tetanus neonatorum meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2006 jumlah

penderita Tetanus neonatorum sebanyak 15 kasus dan meninggal 10 orang,

sedangkan pada tahun 2007 jumlah penderita Tetanus neonatorum mencapai 17

kasus dan 14 diantaranya meninggal. Pada tahun 2008 jumlah penderita Tetanus

Neonatorum sebanding dengan jumlah penderita pada tahun 2007 yakni 17 kasus

dengan angka kematian yang cukup rendah yakni 8 orang, sedangkan pada tahun

2009 jumlah penderita Tetanus Neonatorum meningkat menjadi 19 kasus dengan

angka kematian 8 orang. Secara Nasional, Sumatera Selatan menduduki posisi 3

terbesar kasus Tetanus Neonatorum pada tahun 2008 (Profil Kesehatan Provinsi

Sumatera Selatan, 2010).

Tetanus Neonatoruma dan infeksi tali pusat lainya telah menjadi penyebab

kesakitan dan kematian secara terus-menerus. Setiap tahunnya sekitar 500.000 bayi

meninggal karena tetanus neonatorum dan 460.000 meninggal akibat infeksi

bakteri.Tetanus neonatorum sebagai salah satu penyebab kematian, sebenarnya dapat

dengan mudah di hindari dengan perawatan tali pusat yang baik, dan pengetahuan

yang memadai tentang cara merawat tali pusat (Liyah,2013).

Infeksi merupakan penyebab terbanyak kematian bayi baru lahir dan salah

satunya disebabkan oleh infeksi tali pusat (omfalitis). Untuk mencegah timbulnya

omfalitis bermacam antiseptik atau antimikroba sudah digunakan secara luas.

Rekomendasi pemilihan regimen perawatan harus didasarkan pola kolonisasi kuman

di institusi tersebut. penting. Angka infeksi tali pusat di negara berkembang

bervariasi dari 2 per 1000 hingga 54 per 1000 kelahiran hidup dengan case fatality

rate 0-15%. Badan Kesehatan dunia WHO merekomendasikan perawatan tali pusat cara kering tanpa antiseptik ataupun antimikroba. Dilaporkan 300.000 bayi


(15)

meninggal akibat tetanus, dan 460.000 lainnya meninggal karena infeksi berat

dengan infeksi tali pusat (omfalitis) sebagai salah satu predisposisi Faktor yang

berperan terhadap timbulnya infeksi tali pusat di negara berkembang antara lain

karena persalinan dilakukan di rumah dengan hygiene dan sanitasi yang kurang,

penolong persalinan yang tidak terlatih dan beberapa cara tradisional dalam

perawatan tali pusat yang tidak steril (Riza, 2013).

Menurut penelitian (Herliana Elfi, 2010) pada kenyataan di masyarakat masih

banyak ibu yang mengikuti tradisi budaya yang ada di masyarakat. Misalnya

meletakkan atau membalutkan ramuan tradisonal ke tali pusat supaya tali pusat cepat

lepas (puput) atau ditutupi dengan koin agar pusat tidak bodong. Padahal tindakan

tersebut tidak perlu dilakukan justru dapat membahayakan. Sehingga jika diberikan

ramuan, bubuk kopi, koin dapat menularkan kuman. Akibatnya terjadi infeksi atau

tetanus yang sangat membahayakan karena tingkat mortalitasnya tinggi

(Zacharia,2008).

Seperti halnya ibu post patum yang lebih mempercayakan perawatan bayi kepada

orang lain yang berpengalaman. Ibu post partum sebagian besar belum mampu

melaksanakan tugasnya sebagai ibu dikarenakan kurang percaya akan kemampuan

diri mereka untuk merawat bayi yang benar, salah satunya tentang perawatan tali

pusat. Fenomena tersebut merupakan masalah yang sering ditemui di masyarakat.

Seharusnya dalam masa nifas, pengetahuan tentang perawatan tali pusat sangat

penting diketahui seorang ibu (Maylani, 2008 dan siti 2013).

WHO merekomendasikan, untuk perawatan sehari-hari tali pusat cukup

dengan membersihkan tali pusat dengan air dan sabun. Berdasarkan penelitian tali


(16)

dengan tali pusat yang dibersihkan dengan alkohol ataupun antiseptik. Tali pusat

ditutup atau ikat dengan longgar pada bagian atas dengan menggunakan kassa steril.

(Riksani, 2012).

Penelitian yang dilakukan Dore (1998) membuktikan adanya perbedaan

perawatan antara perawatan tali pusat yang menggunakan alkohol pembersih dan

dibalut kain steril. Ia menyimpulkan bahwa tali pusat yang dirawat dengan cara alami

lebih cepat dalam waktu pengeringan dibandingkan perawatan tali pusat dengan

menggunakan alkohol (Riksani, 2012).

Hasil Penelitiaan menunjukkan bahwa lama pelepasan tali pusat pada bayi

dengan perawatan kasa kering lebih cepat dibandingkan dengan bayi dengan

perawatan kasa alkohol 70 % dengan selisih waktu 55,3 jam (Ronalad,2010).

Merawat tali pusat juga penting untuk mencegah terjadinya perdarahan,

infeksi bahkan tetanus neonatorum, yang dapat menyebabkan kematian. Tubuh bayi

yang baru lahir belum cukup kuat menangkal kuman infeksi. Karena itu, tali pusat

harus dalam keadaan bersih dan tetap kering sampai tali pusat mengering, menyusut,

dan lepas dari pusat bayi (Riza 2013).

Klinik Sally merupakan salah satu klinik yang sesuai dengan standar pelayanan

ibu hamil dan melahirkan di kota Medan, karena bidan klinik Sally sudah menjadi

bidan delima. Ibu yang melahirkan Klinik Sally cukup banyak, dan dari wawancara

yang dilakukan dengan ibu post partum yang melahirkan di klinik sally menyatakan

bahwa sangat puas dengan pelayanan oleh bidan di klinik tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu


(17)

Bersalin Sally Medan?. C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

untuk mengetahui tentang perilaku ibu post partum dalam merawat tali pusat di

Klinik Bersalin Sally Medan.

2. Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang merawat tali pusat pada bayi baru

lahir di Klinik Bersalin Sally Medan.

2. Untuk mengetahui sikap ibu dalam melakukan merawat tali pusat di klinik bersalin Sally Medan.

3. Untuk mengetahui tindakan ibu merawat tali Pusat di Klinik Bersalin Sally

Medan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian dapat menjadi informasi untuk penelitian selanjutnya yang

berhubungan dengan pengetahuan dan tindakan ibu primipara dalam

merawat bayi baru lahir.

2. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuan kesehatan serta proses belajar khususnya di bidang perawatan

maternitas.

3. Bagi ibu post partum

Hasil penelitian ini diharapakan dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuan ibu post partum sehingga dapat membantu ibu post partum


(18)

BAB II TINJAU TEORI A.Perilaku

1. Defenisi Perilaku

Dari aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau

makluk hidup yang bersangkutan. Sedangkan menurut Skiner (1998) perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

Dengan demikan perilaku manusia terjadi melalui proses stimulus- organisme -

Respons, sehingga teori skinerini disebut “S-O-R” (stimulus-organisme-respons).

2. Domain Perilaku

perilaku adalah totalitas yang terjadi pada orang yang bersangkutan. Dengan

perkataan lain, perilaku adalah keseluruhan (totalitas) pemahaman dan aktivitas

seseorang yaang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal.

Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan pembagian domain perilaku oleh

bloom dikembangkan menjadi 3 yaitu:

1. Pengetahuan

Pengetahuan dalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indra yang di milikinya (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas

perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang

diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan ( mata ).


(19)

berbeda- beda. Secara garis besarnya dibagi menjadi 6 tingkatan

pengetahuan, yakni :

a. Tahu ( Know )

Diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya termasuk keadaan-keadaan pengetahuan ini adalah

meningat kembali terhadap suatu spesifik dari seluruh bahasa yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu

(know) merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah .

b. Memahami ( comprehension )

Memahami sebuah objek sekadar tahu terhadap objek tersebut, tidak

sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

menginterprestasikan secara benar tentang objek yang diketahui

tersebut.

c. Aplikasi ( application )

Aplikasi diartikan apabila orang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang

diketahui tersebut pada situasi yang lain .

d. Analisa

Analisa adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan atara

komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang


(20)

e. Sintesis ( synthesis )

Sintesis menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum

atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen -

komponen pengetahuan yang dimiliki.

f. Evaluasi (evaluation )

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini

dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan

sendiri atau norma – norma yang berlaku dimasyarakat.

2. Sikap ( Attitude)

Menurut (Notoatmodjo, 2010) Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap

stimulis atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi

yang bersangkutan (senag- tidak senang, setuju- tidak setuju, baik – tidak baik,

dan sebagainya). Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga

komponen pokok :

• Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek.

• Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

• Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave). Katagori Sikap Berbagai :

Menurut Heri Purwanto, sikap tediri dari :

1. Sikap positif, kecenderungan tindakan adalah mendekati,

menyayangi, mengharapkan, obyek tertentu.

2. Sikap negatif, terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari,

membenci, tidak menyukai obyek tertentu Sikap mempunyai


(21)

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus

yang diberikan (objek).

b. Menanggapi (responding)

Menanggapi di sini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan

terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.

c. Menghargai (valuing)

Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang

positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan

orang lain, bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan

orang lain merespons.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap

apa yang telah diyakini. Seseorang yang telah mengalami tertentu

berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil resiko bila ada

orang lain yang mencemoohkan atau adanya resiko lain (Notoatmodjo,

2010).

3. Tindakan atau Praktik (Practice)

Dari penjelasan di atas, sikap adalah kecenderungan untuk bertindak

(praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk

terwujudnya tindakan perlu faktor lain diantaranya adalah fasilitas atau sarana

dan prasarana. Praktik atau tindakan ini dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan

menurut kualitasnya, yakni :

a. Praktik terpimpin (guided response)


(22)

tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan.

b. Praktik secara mekanisme (mechanism)

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikkan

sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanis.

c. Adopsi (adoption)

Adopsi adalah suatu tindakan yang sudah bertindak. Artinya, apa yang

dilakukan tidak sekadar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah

dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku yang berkualitas .

B.MASA NIFAS 1. Defenisi Masa Nifas

Masa Nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika

alat- alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung

selama kira- kira 6 minggu Saleha. (2009).

2. Tujuan Asuhan Masa Nifas)

Pada masa nifas ini terjadi perubahan- perubahan fisik maupun psikis berupa

organ reproduksi, terjadinya proses laktasi, terbentuknya hubungan antara orangtua

dan bayi dengan Sumber dukungan. Atas dasar tersebut perlu dilakukan suatu

pendekatan antara ibu dan keluarga dalam manajemen kebidanan. Adapun tujuan

dari pemberian asuhan pada masa nifas untuk :

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.

b. Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati


(23)

c. Memberikan pendidikan kesehatan maupun perawatan kesehatan diri,

nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta

perawatan bayi sehari- hari.

d. Memberikan pelayanan keluarga berencana.

e. Mendapatkan kesehatan emosi.

C. NEONATUS 1. Defenisi Neonatus

Neonatus adalah noenatus yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42

minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram (Maryanti,

2011).

Perawatan Lanjutan Pada Bayi Baru Lahir adalah:

1. Mengunting kuku

2. Membersihkan telinga

3. Membersihkan mata

4. Merawat Kulit Bayi Baru Lahir

5. Merawat Tali pusat Bayi Baru Lahir.

D.PERAWATAN TALI PUSAT 1. Defenisi Tali Pusat

Tali pusat atau funiculus umbilicus merupakan sebuah saluran kehidupan bagi

janin selama dalam kandungan. Tali pusat hanya berperan selama proses kehamilan,


(24)

sebabnya, tindakan yang paling sering dilakukan adalah memotong dan mengikat tali

pusat hinga akhirnya beberapa hari setelah itu tali pusat hingga beberapa hari setelah

tali pusat akan mengering dan lepas sendirinya ( Riksani,2012).

Tali pusat merentang dari umbilicus (pusar) janin ke permukaan plasenta dan

mempunyai panjang normal kurang lebih 50-55 cm, dengan ketebalan sekitar 1-2 cm.

Tali pusat dianggap berukuran pendek, jika panjangnya kurang dari 40 cm. Tali pusat

yang terlalu panjang ataupun pendek mempunyai dampak yang tidak baik bagi bayi.

Jika tali pusat terlalu panjang, akan beresiko terjadinya lilitan tali pusat di sekitar

leher ataupun bagian tubuh janin yang lainnya. Sebaliknya, tali pusat yang pendek

akan menyulitkan ketika proses persalinan bersalin (Riksani,2012).

2. Fungsi Tali Pusat

1. Saluran yang menghubungkan plasenta dan bagian tubuh janin sehingga

janin mendapat asupan oksigen, makanan, dan antibodi dari ibu yang

sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh plasenta melalui vena umbicalis.

2. Saluran pertukaran bahan-bahan kumuh seperti urea dan gas

karbondioksida yang akan meresap keluar melalui arteri umblikalis (Irwan

Kusuma,2011).

3. Defenisi Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan pengikatan tali pusat

yang menyebabkan pemisahan fisik ibu dengan bayi. Kemudian tali pusat

dirawat dalam keadaan bersih dan dan terhindar dari infeksi tali pusat.

Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak positif,

yaitu tali pusat akan puput pada hari ke 5 sampai ke 7 tanpa ada komplikasi,


(25)

bayi yang akan mengalami penyakit tetanus neonaturum dan akan

mengakibatkan kematian (Ronald,2011) .

4. Tujuan Perawatan Tali Pusat

Tujuan perawatan tali pusat adalah mencegah terjadinya penyakit tetanus

pada bayi baru lahir. Penyakit ini disebabkan karena masuknya spora kuman

tetanus ke dalam tubuh melalui tali pusat, baik dari alat yang tidak steril,

pemakaian obat-obatan, maupun bubuk atau daun- daunan yang ditaburi ke

tali pusat sehingga akan mengakibatkan infeksi (Ronald,2011) .

5. Penatalaksanan perawatan tali pusat yang benar a. Peralatan yang dibutuhkan (Putra sitiatava, 2012) :

1. Air bersih

2. Kain kasa steril.

3. Kapas lidi steril dengan tempatnya.

4. Sabun bayi.

5. Handuk bersih

6. Pakaian bayi dan perlengkapannya.

b. Prosedur perawatan

1. Cuci tangan

2. Baringkan bayi di meja tindakan.

3. Dekatkan alat-alat pada meja tindakan

4. Buka pakaian bayi yang menutup area tali pusat.

5. Lepaskan balutan tali pusat.

6. Apabila sulit/ lengket, basuh kapas lidi dengan air bersih

7. Cuci tali pusat dengan air bersih dan sabun mulai dari pangkal sampai


(26)

8. Lalu keringkan dengan handuk lembut.

9. Bungkus longgar tali pusat menggunakan kasa steril tanpa dibubuhi

apa pun.

10.Kenakan pakaian bayi, selanjutnya rapikan

11.Baringkan bayi dengan posisi sesuai dengan kebutuhan.

12.Rapikan alat-alat dan kembalikan ke tempat semula.

13.Cuci tangan.

Penelitian menunjukkan bahwa lama pelepasan pelepasan tali pusat pada bayi

dengan kasa kering lebih cepat dibandingkan dengan kasa alcohol 70%. Tali pusat

akan terlepas dengan sendirinya, sehinggga sangat tidak dianjurkan untuk memegang

atau mmenarik- narik tali pusat (Ronald,2010).

Penelitian yang dilakukan dore (1988) membuktikan adanya perbedaan perawatan antara perawatan taali pusat yang menggunakan alkohol pembersih dan dibalut kain kasa steril. Ia menyimpulkan bahwa tali pusat yang dirawat dengan secara alami lebih cepat dalam waktu pengeringan dibandingkan perawatan tali pusat dengan menggunakan alkohol (Riksani,2012).

6. Perawatan Tali Pusat Tidak Steril

Perawatan tali pusat tidak steril dapat mengakibatkan berbagai gangguan

kesehatan pada bayi, di antaranya Tetanus neonatorum, omfalitis/ infeksi tali

pusat, dan perdarahan tali pusat (Riksani,2012).

a. Tetanus neonatorum

Tetanus neonatorum adalah suatu penyakit pada bayi baru lahir yang

disebabkan oleh spora yang disebut Clostridium tetani yang masuk melalui

tali pusat. Hal ini disebabkan akibat perawatan atau tindakan yang tidak


(27)

menggunakan bambu atau gunting secara tidak steril atau setelah tali pusat

digunting, dibubuhi dengan berbagai benda yang tidak seharusnya/ tidak

steril. Tetanus neonatorum ( tatanus pada bayi baru lahir) ini terjadi berawal

dari pemotongan atau perawatan tali pusat yang tidak memperhatikan

prinsip kesterilan alat yang digunakan saat merawat tali pusat. Gejaala yang

jelas terlihat adalah adanya mulut mencucu seperti mulut ikan, mudah dan

sering kejang disertai sianosi/ pucat, suu meningkat, kaku kuduk hingga

kejang (Riksani,2012).

• Penanganan:

1. Mengatasi kejang dengan memberikan suntikan anti kejang

2. Menjaga jalan napas tetap bebas dengan memberikan jalan napas.

Pemasangan spatel lidah yang dibungkus kain untuk mencegah lidah

tergigit.

3. Mencari tempat masuknya spora tetanus dengan anti tetanus,

umumnya di tali pusat atau di telinga.

4. Mengobati tetanus dengan anti tetanus serum (ATS) dan antibiotika.

5. Perawatan yang adekuat, kebutuhan oksigen, makanan,

keseimbangan cairan dan elektrolit.

6. Penderita/ bayi ditempatkan dikamar yang tenang dengan sedikit

sinar mengingat penderita sangat peka ankan suara dan cahaya yang

dapat merangsang kejang.

b. Omfalitis / Infeksi Tali Pusat

Penyebab infeksi tali pusat ini dalah bakteri stapilokokus, streptokokus,

atau bakteri lainnya (Riksani,2012). Tanda- tanda dari infeksi adalah


(28)

• Bernanah

Kondisi ini bisa muncul jika anda kurang benar merawatnya, seperti

kurang bersih dan kurang kering. Hal ini juga bisa terjadi bila

pemotongan tali pusat dilakukan dengan benda yang tidak steril

sehingga kuman tumbuh dan berkembang.

• Bau Tak Sedap

Bau yang tak sedap muncul pada tali pusat menandakan bahwa tali

pusat terinfeksi. Lalu tali pusat akan bernaanah dan berlendir. Selain

itu juga ditandai dengan kemerahan disekitar pusat.

• Tidak Banyak Menangis

Bayi yang terinfeksi umumnya tidak banyak menagis. Ia justru lebih

banyak tidur. Gejala ini juga ditandai bayi malas minum, demam, dan

kejang.

• Suhu tubuh meningkat, tubuh terasa hangat atau panas. Untuk lebih akurat, anda bisa menggunakan termometr untuk mengukur suhu

tubuh bayi. Jika suhu tubuh melebihi 38 0 maka bayi sudah terkena

demam.

• Penanganan :

1. Pertahankan tubuh bayi tetap hangat

2. ASI tetap diberikan atau diberi air gula

3. Diberi injeksi antibiotika berspekturum luas sesuai dosis.

4. Perawatan sumber infeksi, misalnya diberi salep yang mengandung


(29)

c. Perdarahan Tali Pusat

Peradarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul sebagai akibat dari

trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses

pembentukkan trombus normal. Selain itu perdarahan pada tali pusat juga

bisa sebagai petunjuk adanya penyakit pada bayi (Yeyeh rukiah,2010).

Penatalaksanaan :

1. Penanganan disesuaikan sengan penyebab dari perdarahan tali pusat

yang terjadi.

2. Untuk penaganan awal, harus dilakukukan tindakan pencegahan

infeksi pada tali pusat.

3. Segera lakukan inform consent inform choise pada keluarga pasien

untuk dilakukan rujukan.

7. Pencegahan Infeksi Tali Pusat

a. Ibu hamil harus mendapat imunisasi TT (Tetanus toksoid)

Imunisasi ini sangat aman dan tidak menimbulkan efek samping bagi ibu

hamil. Dengan memperoleh imunisasi TT, maka di dalam tubuh ibu hamil

akan di rangsang untuk proses pembentukan zat kekebalan yang spesifik

terhadap penyakit tetanus .

b. Lakukan perawatan tali pusat dengan benar

1. Selalu mencuci tangan dengan sabun sampai bersih sebelum merawat tali pusat bayi.

2. Lakukan perawatan tali pusat dengan benar sesuai petunjuk dari bidan atau tenaga kesehatan.


(30)

3. Membersihkan tali pusat sesering mungkin, terutama bila terkena air seni atau kotoran tinja bayi, dan jangan lupa tali pusat di sabuni setiap mandi.

4. Pada tali pusat jangan dibubuhi dengan ramuan dedaunan, serbuk kopi, atau parutan kunyit.

Pada saat merawata tali pusat, perhatikan apakah berbau tajam atau busuk dan

apakah bengkak dan keluar cairan nanah atau darah. Jika menemukan kelainan

tersebut segera hubungi bidan atau tenaga kesehatan yang terdekat (Ronald,2011).

8. Prinsip Perawatan Tali Pusat

1. Jangan mengoleskan bahan atau ramuan apapun ke puntung tali pusat

2. Hal- hal berikut perlu menjadi perhatian ibu dan keluarga:

a. Memperhatikan popok di area putung tali pusat

b. Jika puntung tali pusat kotor, cuci secara hati- hati dengan air dan sabun.

Keringkan secara skasama dengan kain bersih.

c. Jika pusat menjadi merah atau mengeluarkan nanah atau darah, harus segara

bawa bayi tersebut ke fasilitas yang mampu memberikan perawatan tali pusat

secara lengkap (Sodakin, 2009).

9. Faktor Penyebab Terjadinya Infeksi Tali Pusat 1. Faktor kuman

Staphylococcus aereus ada dimana-mana dan didapat pada masa awal kehidupan hampir semua bayi, saat lahir atau selama masa

perawatan. Biasanya Staphylococcus aereus sering dijumpai pada kulit,

saluran pernafasan, dan saluran cerna terkolonisasi. Untuk

pencegahan terjadinya infeksi tali pusat sebaiknya tali pusat tetap dijaga


(31)

saat memandikan di minggu pertama sebaiknya jangan merendam bayi

langsung ke dalam air mandinya karena akan menyebabkan basahnya

tali pusat dan memperlambat proses pengeringan tali pusat.

2. Faktor Maternal

Status sosial-ekonomi ibu, ras, dan latar belakang. Mempengaruhi

kecenderungan terjadinya infeksi dengan alasan yang tidak diketahui

sepenuhnya. Ibu yang berstatus sosio- ekonomi rendah mungkin

nutrisinya buruk dan tempat tinggalnya padat dan tidak higienis. Bayi

kulit hitam lebih banyak mengalami infeksi dari pada bayi berkulit putih.

3. Faktor Neonatatal

a. Prematurius ( berat badan bayi kurang dari 1500 gram), merupakan

faktor resiko terjadinya infeksi. Umumnya imunitas bayi kurang

bulan lebih rendah dari pada bayi cukup bulan. Transpor

imunuglobulin melalui plasenta terutama terjadi pada paruh terakhir

trimester ketiga. Setelah lahir, konsentrasi imunoglobulin serum

terus menurun, menyebabkan hipigamaglobulinemia berat.

Imaturitas kulit juga melemahkan pertahanan kulit.Kerentanan

neonatus terhadap infeksi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara

lain kulit dan selaput lendir yang tipis dan mudah rusak, kemampuan

fagositosis dan leukosit immunitas masih rendah.

b. Defisiensi imun. Neonatus bisa mengalami kekurangan IgG spesifik,

khususnya terhadap streptokokus atau Haemophilus influenza. IgG

dan IgA tidak melewati plasenta dan hampir tidak terdeteksi dalam

darah tali pusat. Dengan adanya hal tersebut, aktifitas lintasan


(32)

sebagai respon terhadap lipopolisakarida. Kombinasi antara

defisiensi imun dan penurunan antibodi total dan spesifik, bersama

dengan penurunan fibronektin, menyebabkan sebagian besar

penurunan aktivitas opsonisasi.

c. Laki-laki dan kehamilan kembar. Insidens infeksi pada bayi laki-

laki empat kali lebih besar dari pada bayi perempuan.

4. Faktor Lingkungan

a. Ada defisiensi imun bayi cenderung mudah sakit sehingga sering

memerlukan prosedur invasif, dan memerlukan waktu perawatan di

rumah sakit lebih lama. Penggunaan kateter vena/ arteri maupun

kateter nutrisi parenteral merupakan tempat masuk bagi

mikroorganisme pada kulit yang luka. Bayi juga mungkin terinfeksi

akibat alat yang terkontaminasi.

b. Paparan terhadap obat-obat tertentu, seperti steroid, bisa

menimbulkan resiko pada neonatus yang melebihi resiko

penggunaan antibiotik spektrum luas, sehingga menyebabkan

kolonisasi spektrum luas, sehingga menyebabkan resisten berlipat

ganda.

c. Pada bayi yang minum ASI, spesies Lactbacillus dan E.colli

ditemukan dalam tinjanya, sedangkan bayi yang minum susu

formula hanya didominasi oleh E.colli.

d. Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai

neonatus yaitu :

• Proses persalinan


(33)

dengan klem plastik tali pusat (bila tersedia) (APN,2008:99).

Persalinan yang tidak sehat atau yang dibantu oleh tenaga non

medis, terjadi pada saat memotong tali pusat menggunakan alat yang

tidak steril dan tidak diberikan obat antiseptik. Untuk perawatan tali

pusat juga tidak lepas dari masih adanya tradisi yang berlaku

di masyarakat.

5. Faktor tradisi

Sebagian masyarakat misalnya dengan memberikan berbagai

ramuan-ramuan atau serbuk-serbuk yang dipercaya bisa membantu

mempercepat kering dan lepasnya potongan tali pusat. Ada yang

mengatakan tali pusat bayi itu harus diberi abu-abu pandangan seperti

inilah yang seharusnya tidak boleh dilakukan karena justru dengan

diberikannya berbagai ramuan tersebut kemungkinan terjangkitnya

tetanus lebih besar biasanya penyakit tetanus neonatorum ini

cepat menyerang bayi, pada keadaan infeksi berat hanya beberapa

hari setelah persalinan jika tidak ditangani biasa mengakibatkan


(34)

BAB III

KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antar variabel yang ingin

diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoadmodjo, 2003).

Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan variabel-variabel yang akan

diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Pada skema kerangka

konsep dapat dilihat bahwa sampel dalam penelitian ini adalah ibu post partum

dimana penelitian ini akan mengidentifikasi perilaku ibu post partum dalam merawat

tali pusat pada bayi baru lahir di klinik sally medan. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada gambar 1. berikut ini :

Gambar 3.1 Kerangka Konsep.

Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir

Perilaku

Pengetahuan Sikap Tindakan


(35)

B. Definisi Operasional

Defenisi operasional adalah mendefenisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan

observasi atau pengukuruan secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena

(Hidayat , 2007).

Dari aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau

makluk hidup yang bersangkutan (Notoadmodjo, 2010).

No Variabel Definisi

Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala 1. Pengetahuan Kemampuan ibu

untuk menjawab pertanyaan tentang pengetahuan ibu tentang merawat tali pusat. Kuesioner (1-10) Dengan menghitung jawaban kuesioner

1. Kurang, jika responden

memperoleh nilai 0-3 dari 10 pertanyaan. 2. Cukup, jika

responden memperoleh nilai 4-7 dari 10 pertanyaan

3. Baik, jika responden

memperoleh 8-10 dari 8-10 pertanyaan.

Ordinal

2. Sikap Kemampuan ibu post partum dalam menanggapi

tentang perawatan tali pusat pada bayi baru lahir. Kuesioner (1-10) Dengan menghitung jawaban kuesioner 3 = Setuju

2=Kurang setuju 1 = Tidak setuju

Jika responden menjawab 10-20 maka sikap responden negatif

Jika responden menjawab 21-30 maka sikap responden positif.

Nominal

3 Tindakan Perbuatan nyata yang dilakukan secara langsung oleh ibu post partum dalam merawat tali pusat pada bayi baru lahir.

Lembar cheklist

Observasi

Apabila skor dilakukan nilainya 1.

apabila skor tidak dilakukan nilainya 0.

• Jika skor

responden 8 – 13,maka

responden memiliki tindakan kurang

• Jika skor

responden 14 –

19, maka responden

memiliki tindakan baik


(36)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang

bertujuan untuk mengetahui perilaku post partum dalam merawat tali pusat pada

bayi baru lahir di Klinik Bersalin Sally Medan.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu Postpartum yang melahirkan di

Klinik Bersalin Sally Medan. Dari hasil yang dilakukan dari Maret 2014- Mei

2014 diketahui jumlah ibu yang melahirkan di klink sally sebanyak 35 orang.

2. Sampel

Teknik sampel yang digunakan adalah Total Sampling yaitu teknik penentuan

sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden atau

sampel

3. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian adalah Klinik Bersalin Sally Medan. Adapun pertimbangan

penentuan lokasi adalah bahwa klinik tersebut merupakan Bidan Delima, klinik

APN dan terdapat banyak ibu postpartum yang akan diteliti perilakunya dalam


(37)

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari awal penelitian yaitu dari bulan Maret 2014-

Mei 2014

5. Etik Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti terlebih dahulu mengajukan

permohonan kepada Klinik Sallly untuk melakukan studi pendahuluan dan mendapat

data untuk menyusun karya tulis ilmiah. Kemudian dengan adanya surat pengantar

dari instansi pendidikan peneliti dan surat balasan dari Klinik Sally maka peneliti

melakukan observasi pada responden yang akan di telititi dengan mengisi lembar

checklist, dengan menekankan pada masalah etika, meliputi :

a. Informend consent (Lembar Persetujuan)

Lembar persetujuan diberikan kepada subjek yang akan diteliti. Peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta

dampak yang mungkin akan terjadi sebelum dan sesudah penelitian. Jika

bersedia dijadikan responden, maka mereka diminta menandatangani

lembar persetujuan tersebut. Jika mereka menolak untuk dijadikan

responden. Maka peneliti tidak akan memaksa dan akan menghormati

hak-haknya.

b. Anominity (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan

namanya pada lembar pengumpulan data, teapi cukup memberi nomor


(38)

c. Cofiddetiallity (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden akan dijamin oleh peneliti, hanya

sekelompok data tertentu yang akan disajikan dan akan dilaporkan sebagai

hasil penelitian.

6. Instrument Penelitian

Untuk memperoleh informasi responden, peneliti menggunakan alat

pengumpulan data berupa kuesioner yang telah disusun berdasarkan tinjauan

pustaka dan kerangka konsep. Kuesioner ini terdiri dari tiga bagian yaitu :

a. Data demografi

Data demografi ini berisi tentang data umum partisipan pada lembar

pengumpulan data (kuesioner) yakni : usia, suku bangsa, agama,

pendidikan, pekerjaan,paritas.

b. Pertanyaan pengetahuan

Bagian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu mengenai

Perawatan Tali Pusat. Terdiri dari 10 pertanyaan ganda dengan pilihan

jawaban a, b, c dan d yang respoden anggap benar. Untuk jawaban yang

benar diberi skor 1 dan untuk jawaban yang salah diberi skor 0. Nilai

minimun yang mungkin didapat adalah 0 dan nilai maksimum adalah 10.

Berdasarkan rumus statistika (Hidayat, 2010 ) P =

kelas Banyak

(R) Rentang

a. Menentukan nilai rentang (R)

b. Rentang = skor tertinggi – skor terkecil

= 10 – 0


(39)

c. Menentukan panjang kelas ( i )

Panjang kelas ( i ) =

kelas Banyak

(R) Rentang

= 10/3 = 3,3

d. Untuk menentukan kategori pengetahuan adalah sebagai berikut :

• Kurang, jika responden memperoleh nilai 0-3 dari 10 pertanyaan.

• Cukup, jika responden memperoleh nilai 4-7 dari 10 pertanyaan

• Baik, jika responden memperoleh 8-10 dari 10 pertanyaan.

c. Pertanyaan sikap

Bagian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sikap ibu mengenai

perawatan tali pusat pada bayi baru lahir. Terdiri dari 10 penilaian

kuesioner ini menggunakan skala likert dengan alternatife jawaban yaitu

SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju). Bobot nilai yang diberikan

untuk setiap pernyataan untuk jawaban S = 3, KS = 2, TS = 1. Nilai

tertinggi yang diperoleh adalah 30 dan nilai yang terendah adalah 10.

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan rumus menurut (Hidayat,

2010 hal 102) :

kelas Banyak

Rentang P=

Dimana P adalah panjang kelas interval, R adalah selisih antara skor

tertinggi dengan skor terendah, dan Banyak kelas merupakan banyaknya

kelompok / lebar interval yakni positif dan negatif . Untuk mendapatkan


(40)

a. Skor tertinggi adalah 30 dan terendah adalah 10

b. Rentang = skor tertinggi –skor terendah

= 30 -10 = 20

c. Menentukan panjang kelas (P )

Panjang kelas ( P) =

kelas Banyak

(R) Rentang

= 20/2 = 10

Untuk menentukan kategori sikap sebagai berikut :

• Jika skor responden 10-20 maka sikap responden negatif

• Jika skor responden 21-30 maka sikap responden positif

d. Pertanyaan Tindakan

Tindakan dilakukan dengan memberikan kuesioner, yang mana berisi 19 soal

pernyataan. Dimana dibagi dalam 2 kategori yaitu : Dilakukan ( Baik ) = diberi

skor 1 dan Tidak dilakukan ( Kurang ) = diberi skor 0.

Total skor terttinggi adalah 19 dan terendah adalah 0

- Menentukan nilai rentang ( R )

Rentang = Skor tertinggi – Skor terendah

Untuk menentukan kategori Baik dan Kurang adalah :

• Jika skor responden 8 –13 , maka responden memiliki tindakan kurang


(41)

7. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas

Validitas adalah menunjukkan bahwa suatu alat ukur benar-benar mengukur

apa yang akan diukur, yang sudah dirumuskan dalam definisi operasional.

Dalam penelitian ini dilakukan pengujian dengan validitas isi (content

validity) yang dibuat dengan berlandaskan teori dan dikonsulkan pada ahlinya ibu Diah Lestari Nasution, SST, M.Keb. Dengan skor nilai pada

kuesioner pengetahuan adalah 71 dari 10 pertanyaan, skor nilai pada

kuesioner sikap adalah 70 dari 10 pertanyaan, dan skor nilai pada kuesioner

tindakan adalah 73,2 dari 19 pertanyaan.

2. Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah ketepatan suatu alat ukur, uji reliabilitas dilakukan

untuk melihat alat dapat dipercaya atau dapat diandalkan untuk digunakan

sebagai alat ukur. Uji reliabilitas dalam penelitian mengukur tingkat

kestabilan jawaban yang diberikan responden atas pertanyaan dari kuesioner.

Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur dimensi variabel yang kita ukur jika

koefisien reliabilitasnya 0,6 atau lebih dari 0,6 sudah memenuhi syarat

reliabilitas.

Uji reliabilitas dilakukan di Klinik Hanna Kasih pada 10 orang ibu

postpartum yang mempunyai kriteria yang sama dengan sampel, yaitu pada

bulan April 2014. Kemudian dapat diolah menggunakan SPSS dengan

mencari koefisien reliabilitas Alpha Cronbach. Hasil uji reliabel pada 10

responden sudah reliebel dengan nilai > 0,7 hal ini menunjukkan bahwa


(42)

8. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti dengan menggunakan

kuesioner yang diisi oleh responden untuk mengidentifikasi perilaku ibu post

partum dalam merawat tali pusat pada bayi baru lahir di klinik sally medan.

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan mengajukan surat

permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan program D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan USU, dan mengajukan permohonan izin

pelaksanaan penelitian kepada pimpinan Klinik Bersalin Sally Medan. Setelah

mendapat izin maka peneliti mencari informasi berupa berapa Proses pembagian

responden yaitu dengan meminta persetujuan responden untuk menjadi

responden secara sukarela. Setelah responden bersedia maka diminta untuk

menandatangani lembar persetujuan (Informed Consent), menjelaskan cara

pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya dipersilahkan untuk

mengisi lembar kuesioner. Peneliti mendampingi responden dalam pengisian

untuk menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian

kuesioner. Kemudian untuk kuesioner tindakan penelitian melakukan langsung

(observasi) terhadap perawatan tali pusat ke rumah ibu post partum.

I. Rencana Analisa Data 1. Pengolahan Data a. Pemeriksaan data (Editing)

Dalam melakukan editing ada beberapa hal yang harus diperhatikan yakni

memeriksa kelengkapan data dan memeriksa kesinambungan data, memeriksa


(43)

b. Pemberian Code (Coding)

Setelah editing dilakukan, langkah selanjutnya ialah melakukan pengkodean data.

c. Entry Data

Dilakukan dengan cara memasukan data kedalam sistem komputerisasi (SPSS).

2. Analisa Data

Analisis data dalam penelitian ini adalah univariat dan bersifat deskriptif.

Semua variabel dianalisis secara deskriptif dengan menghitung frekuensi dan

persentasenya. Dari pengolahan data deskriptif, data yang bersifat kategori


(44)

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai

Perilaku Ibu Post partum dalam melakukan perawatan tali pusat pada bayi baru

lahir di Klinik Bersalin Sally Medan 2014. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai Maret- Mei 2014 di Klinik Bersalin Sally Medan dengan jumlah responden sebanyak

35 orang.

Untuk mengidentifikasikan perilaku ibu post partum dalam merawat tali pusat

pada bayi baru lahir di Klinik Bersalin Sally Medan 2014, peneliti menggunakan

kuesioner yang berisikan 10 pertanyaan pengetahuan, 10 pertanyaan sikap, dan 19

pertanyaan tindakan. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut

yaitu karakteristik responden, pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu post partum

dalam merawat tali pusat di klinik sally medan 2014.

1. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini karakteristik responden mencakup umur, paritas, pendidikan dan


(45)

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Umur, Paritas,Agama, Suku, Pendidikan dan Pekerjaan di Klinik Bersalin Sally Medan 201

Karakteriistik Frekuensi (orang) Persentase (%) Umur

- < 20 - 20-40 - > 41

0 34 1 0 % 97,1 % 2,9 %

Total 35 100 %

Suku - Batak - Jawa - Melayu - Nias 19 14 1 1 54,3 % 40 % 2,9 % 2,9 %

Total 35 100 %

Agama - Islam - Katolik - Protestan - Hindu - Budha 16 4 15 - - 45,7 % 11,4 % 42,9 % - -

Total 35 100

Pendidikan - SD - SMP - SMA - D3 - S1 5 6 15 1 8 14,3 % 17,1 % 42,9 % 2,9 % 22,9 %

Total 35 100 %

Pekerjaan - PNS - Wiraswasta - IRT 4 9 22 11,4 % 25,7 % 62,9 %

Total 35 100

Paritas - Primipara - Secundipara - Multipara 19 10 6 54,3 % 28,6 % 17,1 %


(46)

Dari tabel 5.1 berdasarkan karakteristik responden umur didapat bahwa lebih lebih

banyak umur 20-40 tahun sebanyak 34 orang (97,1%), dan umur yang sedikit

terdapat pada umur < 20 tahun sebanyak 0 orang (0%).

Berdasarkan karakteristik responden suku menunjukkan bahwa yang paling banyak

adalah suku Batak 19 orang (54,3%), dan yang paling sedikit adalah suku Melayu

sebanyak 1 orang (2,9%) dan Nias sebanyak 1 orang (2,9 %).

Berdasarkan karakteristik responden pendidikan didapat bahwa pendidikan yang

paling banyak adalah pendidikan SMA sebanyak 15 orang (42,9%),dan yang paling

sedikit pendidikan D3 sebanyak 1 orang (2,9 %)

Berdasarkan karakteristik responden pekerjaaan. Di ketahui bahwa pekerjaan yang

mayoritas adalah pekerjaan IRT sebanyak 22 orang (62,9%) dan minoritas terdapat

pada PNS sebanyak 4 orang (11,4%).

Berdasarkan karakteristik responden agama. Diketahui bahwa agama yang paling

banyak adalah agama Islam sebanyak 16 orang (45,7%), dan yang paling sedikit

adalah agama katolik sebanyak 4 orang (11,4%).

2. Pengetahuan Responden

Pengetahuan ( knowledge) distribusi frekuensi jawaban responden berjumlah 10


(47)

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner Tingkat Pengetahuan Perilaku Ibu Post Partum Dalam Merawat Tali Pusat Pada Bayi Baru

Lahir di Klinik Bersalin Sally Medan 2014.

No Pernyataan Pilihan Jawaban

Benar Salah

F % F %

1 tali pusat 30 85,7 5 14,3

2 Tujuan merawat tali pusat setelah kelahiran bayi 34 97,1 1 2,9 3 Tali pusat sebaiknya dibungkus dengan kassa steril 17 48,6 18 51,4 4 Tali pusat sebaiknya tidak teralu ditutup rapat 16 45,7 19 54,3 5 Membersihkan tali pusat sebaiknya menggunakan 17 48,6 18 51,4

6 Panjang tali pusat yang normal 6 17,1 29 82,9

Berdasarkan tabel 5.2 distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan hasil

kuesioner pilihan jawaban pengetahuan ibu post partum dalam merawat tali

pusat pada bayi baru lahir di klinik sally medan, di dapat bahwa responden yang

banyak menjawab pertanyaan mengenai tujuan merawat tali pusat pada bayi baru

lahir yang benar sebanyak 34 orang (97,1%) dan pencegahan infeksi merawat tali

pusat yang benar ada 34 orang (97,1%). Sedangkan responden yang banyak

menjawab salah pada pertanyaan panjang tali pusat yang normal ada 29 orang

(82,9%).

7 Tanda- tanda infeksi tali pusat adalah 33 94,3 2 5,7 8 Salah satu pencegahan infeksi merawat tali pusat 34 97,1 1 2,9 9 Tali pusat yang basah, tidak dibersihkan, dan tidak

dirawat dapat menimbulkan

29 82,9 6 17,1

10 Bedak, alkohol, dan betadine merupakan cara perawatan tali pusat yang dapat

12 34,3 23 65,7


(48)

Distribusi frekuensi berdasarkan keseluruhan pengetahuan responden tentang

Perilaku ibu post partum dalam merawat tali pusat pada bayi baru lahir di klinik

sally medan adalah sebagai berikut:

Tabel 5.3

Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Perilaku Ibu Post Partum Dalam Merawat Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir

di Klinik Bersalin Sally Medan 2014.

Berdasarkan kategori pengetahuan, sebagian besar responden mempunyai

pengetahuan cukup dalam melakukan merawat tali pusat yaitu sebanyak 21 orang

(60,0%).

3. Sikap Responden

Distribusi frekuensi jawaban responden yang berjumlah 10 soal berdasarkan

kuesioner tingkat sikap adalah sebagai berikut:

No Variabel Frekuensi (orang) Persentase (%)

1 Baik 11 31,4

2 Cukup 21 60,0

3 Kurang 3 8,6


(49)

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner Tingkat Sikap Perilaku Ibu Post partum dalam merawat tali pusat pada bayi baru lahir

di Klinik Bersalin Sally Medan 2014.

No. Pernyataan Pilihan jawaban

S KR TS F % F % F %

1 Perawatan tali pusat harus rutin dilakukan agar cepat puput.

15 42,9 11 31,4 9 25,7

2 Tali pusat yang baik dibungkus mulai dari pangakal tali pusat

21 60,0 4 11,4 10 28,6

3 Dengan mengolesi alkohol dan betadine akan memepercepat puputnya tali pusat

3 8,6 5 14,3 27 77,1

4 Sebelum merawat tali pusat harus mencuci tangan terlebih dahulu

33 94,3 1 2,9 1 2,9

5 Tali pusat yang tidak terawat akan menimbulkan bau, bernanah, dan suhu tubuh bayi meningkat

25 71,4 8 22,9 2 5,7

6 Menurut saya tali pusat yang baik adalah tali pusat yang dirawat dengan kain kasa steril.

15 42,9 12 34,3 8 22,9

7 Jika kain kasa basah atau lembab, kain kasa harus diganti agar tidak menimbulkan infeksi tali pusat.

31 88,6 3 8,6 1 2,9

8 Tali pusat akan cepat putus bila tali pusat di beri obat tradisional

5 14,3 23 65,7 7 20,0

9 Jika ada tanda-tanda berbahaya pada tali pusat segera membawa ke fasilitas kesehatan

32 91,4 0 0 3

10 Tali pusat dapat dibungkus dengan ramuan tradisional yang diletakan diatas pusat bayi.

3 8,6 26 74,3 6 17,1

Total 183 523 93 265,8 74 202,9

Berdasarkan hasil pilihan jawaban sikap ibu post partum dalam merawat tali pusat

pada bayi baru lahir di Klinik Bersalin Sally Medan di dapat bahwa responden yang

Paling banyak menjawab pernyataan setuju tentang sebelum merawat tali pusat harus

mencuci tangan terlebih dahulu ada 33 orang (94,3%). Di dapat bahwa responden


(50)

pusat dapat dibungkus dengan ramuan tradisional yang diletakan diatas pusat bayi

ada 26 orang (74,3%). Sedangkan responden yang menjawab pernyataan tidak setuju

terdapat pada soal mengenai dengan mengolesi alkohol dan betadine akan

memepercepat puputnya tali pusat ada 27 orang (77,1%).

Distribusi frekuensi berdasarkan keseluruhan sikap responden tentang perilaku ibu

post partum dalam merawat tali pusat pada bayi baru lahir di Klinik Bersalin Sally

Medan adalah sebagai berikut:

Tabel 5.5

Distribusi Berdasarkan Sikap Responden Tentang Perilaku Ibu Perilaku Ibu Post Partum Dalam Merawat Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir

di Klinik Bersalin Sally Medan 2014.

Berdasarkan kategori sikap, responden mempunyai sikap positif dalam merawat tali

pusat yaitu sebanyak23 orang (65,7%).

4. Tindakan Responden

Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan 19 soal kuesioner tingkat

tindakan adalah sebagai berikut:

No Variabel Frekuensi (orang) Persentase (%)

1 Positif 23 65,7

2 Negatif 12 34,3


(51)

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner Tindakan Perilaku Ibu Post Partum Dalam Merawat Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir

di Klinik Bersalin Sally Medan 2014.

Pertanyaan Pilihan jawaban Dilakukan Tidak

dilakukan F % F %

1. Alat Merawat tali pusat Air DTT (Air Hangat).

35 100 - -

2. Kain kasa steril. 34 97,1 1 2,9

3. Kapas lidi/ conttunbath 17 48,6 18 51,4

4. Sabun bayi 33 94,3 2 5,7

5. Handuk bersih. 35 100 - -

6. Pakaian bayi dan perlengkapannya 35 100 - -

7. Cuci tangan 15 42,9 20 57,1

8. Baringkan bayi di meja tindakan 33 94,3 2 5,7 9. Dekatkan alat-alat pada meja tindakan. 32 91,4 3 8,6 10. Buka pakaian bayi yang menutup area tali pusat. 35 100 - - 11. Lepaskan balutan tali pusat. Apabila sulit/

lengket, basuh kapas lidi dengan air DTT lalu lepaskan secara perlahan-lahan.

17 48,6 18 57,4

12. Sabuni tali pusat mulai dari pangkal sampai ujung dan sekitarnya dengan diameter 2 cm

20 57,1 15 42,9

13. Bersihkan tali pusat dengan air DTT secara menyeluruh.

33 94,3 2 5,7

14. Keringkan tali pusat dengan handuk bersih. 35 100 - - 15. Selanjutnya, bungkus tali pusat dengan kain kasa

steril.

35 100 - -

16. Kenakan pakaian bayi, selanjutnya rapikan 35 100 - - 17. Baringkan bayi dengan posisi sesuai dengan

kebutuhan.

35 100 - -

18. Rapikan alat-alat dan kembalikan ke tempat semula.

32 91,4 3 8,6

19. Cuci tangan 10 28,6 25 71,


(52)

Berdasarkan hasil pilihan jawaban tindakan ibu postpartum, di dapat bahwa

responden yang lebih banyak menjawab dilakukan pada soal alat merawat tali pusat

yaitu Air DTT (Air Hangat), handuk bersih, Pakaian bayi dan perlengkapannya, buka

pakaian bayi yang menutupi area tali pusat, Keringkan tali pusat dengan handuk

bersih, bungkus tali pusat dengan kain kasa steril, kenakan pakaian bayi selanjutnya

rapikan, baringkan bayi dengan posisi sesuai dengan kebutuhan mengenai

masing-masing 35 orang (100%). Di dapat bahwa responden yang lebih banyak menjawab

tidak dilakukn pada soal mengenai tindakan saat cuci tangan setelah tindakan ada 25

orang (71,4%).

Distribusi frekuensi berdasarkan keseluruhan tindakan responden tentang

perilaku ibu post partum dalam merawat tali pusat pada bayi baru lahir adalah

sebagai berikut:

Tabel 5.7

Distribusi Berdasarkan Tindakan Responden Tentang Perilaku Ibu Post Partum Dalam Merawat Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir

di Klinik Bersalin Sally Medan 2014.

Berdasarkan kategori tindakan ditemukan bahwa 32 orang (94,3%) responden

melakukan tindakan merawat tali pusat pada bayi baru lahir.

5.Tabulasi Silang

a. Tabulasi silang antara karakteristik dengan pengetahuan

No Variabel Frekuensi (orang) Persentase (%)

1 Dilakukan 32 94,3

2 Tidak dilakukan 3 5,7


(53)

Untuk melihat hasil crosstabulasi berdasarkan tingkat pengetahuan dengan

katagori karakteristik pendidikan dan pendidikan dapat di lihat dari hasil table

berikut ini:

Tabel 5.8

Tabulasi Silang berdasarkan umur, pendidikan dengan pengetahuan ibu post partum dalam merawat tali pusat pada bayi baru lahir

di Klinik Bersalin Sally Medan 2014.

Berdasarkan Tabel 5.8 diketahui bahwa pada katagori pendidikan lebih banyak

pengetahuan Baik adalah pendidikan SD 3 orang (60%) dan , SMA 3 orang

(20%), sedangkan pada kategori umur yang lebig banyak berpengetahuan baik

adalah umur 20-40 tahun .

b. Tabulasi Silang Tindakan dengan pengetahuan.

Untuk melihat crosstabulasi silang tindakan dengan tingkat pengetahuan ibu

post partum dalam merawat tali pusat dapat di lihat pada table di bawah ini :

Katagori Pengetahuan Total

Baiik F % Cukup F % Kurang F %

SD 3 60 2 40 - 5 5

SMP 2 33,3 4 66,7 - 6 6

SMA 3 20 10 6,7 2 1 15

D3 1 100 - - - 5 1

S1 2 25 5 62,5 1 1 8

Total 11 238,3 21 297,7 3 8 35

Katagori Pengetahuan Total

Baik F % Cukup F % Kurang F % Umur

- <20Thn - 20-40Thn - > 40 Thn

Total - 10 1 11 - 29,4 100 129,4 - 21 - 21 - 61,8 - 61,8 - 3 - 3 - 8,8 - 8,8 - 34 1 35


(54)

Table 5.9

Tabulasi Silang berdasarkan tindakan dengan pengetahuan ibu post partum dalam merawat tali pusat pada bayi baru lahir

di Klinik Bersalin Sally Medan 2014.

Berdasarkan Tabel 5.9 didapat bahwa pada kategori Tindakan lebih banyak

dilakukan yaitu pengetahuan cukup 20 orang (60,6%).

c. Tabulasi Silang Tindakan dengan pengetahuan.

Untuk melihat tabulasi silang sikap dengan tindakan ibu post partum dalam

merawat tali pusat dapat dilihat pada table di bawah ini

Table 6.0

Tabulasi Silang berdasarkan tindakan dengan pengetahuan ibu post partum dalam merawat tali pusat pada bayi baru lahir di Klinik Bersalin Sally

Medan 2014

Tindakan Total

Tidak dilakukan Dilakukan Sikap Negatif Postif 2 0 10 23 12 23

Total 2 33 35

Berdasrakan tabel 6.0 di dapat bahwa pada kategori sikap dengan tindakan

terdapat sikap positif 0 dengan tindakan baik sebanyak 23 orang.

B. Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian disajikan dengan mengacu pada tujuan penelitian ini

yaitu untuk mengidentifikasi pengetahuan, sikap dan tindakan ibu postpartum dalam

Tindakan Pengetahuan Total

Baik F % Cukup F % Kurang F % - Dilakukan

- Tidak dilakukan

10 1 30,3 50 20 1 60,6 50 3 - 9,1 - 33 2


(55)

merawat tali pusat pada bayi baru lahir dikilink bersalin sally medan .

1. Pengetahuan Ibu Post partum dalam merawat tali pusat pada bayi baru lahir di Klinik Bersalin Sally Medan 2014.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengetahuan ibu post partum dalam

merawat tali pusat pada bayi baru lahir di Klink Bersalin Sally Medan lebih

banyak berpengetahuan cukup sebanyak 21 orang (60,0%).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Sutini,2013) tentang tingkat

pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat di BPS Finulia Sri Surjati

Banjarsari Surakarta dapat dikategorikan cukup sebanyak 22 responden (73,3%),

dan penelitian yang dilakukan oleh Fatmasari (2012) Sebagian besar ibu di Rumah

Bersalin Citra Insani mempunyai pengetahuan cukup tentang perawatan tali pusat

sebanyak 22 responden (52,4%).

Menurut Notoatmodjo (2010), penegtahuan merupakan hasil “tahu”

pengindran manusia terhadap suatu objek tertentu. Proses pengindraan terjadi

melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuk tindakan seseorang adalah umur, pendidikan, pekerjaan,

paritas, dan budaya.

Menurut asumsi bahwa ibu post partum yang memiliki tingkat pengetahuan

cukup di sebabkan karena ibu postpartum yang melahirkan di Klinik Bersally

Medan lebih banyak ibu primipra. Sehingga pengetahuan ibu masih kurang dalam

merawat tali pusat pada bayi. Sedang ibu yang memiliki pengetahuan baik

disebabkan karena ibu telah memperoleh informasi yang baik, media massa,


(56)

kesehatan.

Hal ini sejalan dengan pendapat Istiarti (2000). Pengetahuan seseorang

biasanya diperoleh dari pengalaman dan informasi yang berasal dari berbagai

macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas

kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya. Pengetahuan dapat

membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku sesuai keyakinan

tersebut.

2. Sikap ibu dalam merawat tali pusat pada bayi baru lahir di klinik bersalin sally medan 2014.

Berdasarkan hasil sikap ibu post partum dalam merawat tali pusat di peroleh

memiliki sikap positif sebanyak 23 orang (65,7%) dan sebagian kecil memiliki

sikap negatif adalah sebanyak 12 orang (34,3%).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatmasari (2012)

Sebagian besar ibu di Rumah Bersalin Citra Insani mempunyai sikap positif

terhadap perawatan tali pusat sebanyak 27 responden (64,5%), sementara hasil

penelitian yang dilakukan Muclas (2011) di dapat hasil sikap ibu dalam merawat

tali pusat adalah sebagai berikut responden yang

bersikap negatif sebanyak 15 responden (50 % ), dari 30 total responden.

Menurut asumsi Sikap baik dan cukup dapat dipengaruhi oleh pengalaman

langsung yang dialami individu terhadap sesuatu hal dan sikap tidak dibawa sejak

lahir tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan informasi dan pengalaman

individu sepanjang perjalan perkembangan selama hidupnya. Sikap tidak lepas

dari pengaruh interaksi manusia satu dengan yang lain.

Apabila individu memiliki sikap yang mendukung terhadap suatu stimulus


(57)

menghargai, bertanggung jawab. Sebaliknya, bila ia memiliki sikap tidak

mendukung terhadap suatu objak maka ia akan memiliki sikap yang

menunjukkan atau memperlihatkan penolakkan atau tidak setuju ( Notoatmodjo,

2007).

Hal ini sejalan dengan Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa sikap belum

merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi

tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan

merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan

kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu

penghayatan terhadap objek.

3. Tindakan Ibu dalam merawat tali pusat pada bayi baru lahir di klinik bersalin sally medan 2014.

Berdasarkan hasil yang di peroleh bahwa lebih banyak memiliki tindakan

baik sebanyak 32 orang (94,3%) dan sebagian kecil yang tidak melakukan

tindakan baik sebanyak 3 orang (5,7%) .

Berdasarkan hasil penelitian Umaningsih (2009) dapat diketahui bahwa

cukup baik tindakannya 13 responden (43 %).

Menurut asumsi bahwa ibu post partum yang memiliki tindakan baik

berarti para ibu post partum telah menilai dan meyakini bahwa merawat tali

pusat adalah baik karena didapat dari pengalaman sendiri dan interaksi dari orang

lain, Sedangkan ibu post partum yang memiliki tindakan tidak dilakukan karena

tidak didukung dengan pengetahuan yang baik dan informasi yang didapat

mengenai cara merawat tali pusat yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa baik


(58)

dari pada reaksi atau respon dari ibu itu sendiri. Jika sikap seorang ibu bersikap

baik maka tindakan perawatan tali pusat akan baik pula.

Hal ini sejalan menurut Notoadmodjo (2003), tindakan atau praktek

dilaksanakan setelah seseorang mengetahui stimulus otau objek kemudian

mengadakan penilaian terhadap apa yang diketahui. Dengan kata lain tindakan


(59)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian yang berjuduul “Perilaku Ibu Post Partum dalam

merawat tali pusat pada bayi baru lahir di Klinik Bersalin Sally Medan 2014”, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan karakteristik responden umur didapat bahwa lebih mayoritas

umur 20-40 tahun sebanyak 34 orang (97,1%), karakteristik responden suku

menunjukkan bahwa yang paling banyak adalah suku Batak 19 orang

(54,3%), berdasarkan karakteristik responden pendidikan didapat bahwa

pendidikan yang paling banyak adalah pendidikan SMA sebanyak 15 orang

(42,9%), karakteristik responden pekerjaaan. Di ketahui bahwa pekerjaan

yang mayoritas adalah pekerjaan IRT sebanyak 22 orang (62,9%),

karakteristik responden agama. Diketahui bahwa agama yang paling banyak

adalah agama Islam sebanyak 16 orang (45,7%).

2. Dari segi Pengetahuan tentang perilaku ibu post partum dalam merawat tali

pusat pada bayi baru lahir di klinik bersalin sally medan 2014 didapat bahwa

pengetahuanibu post partum dalam merawat tali pusat pada bayi baru lahir di

klink bersalin sally medan mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 21

orang (60,0%).

3. Dari segi sikap tentang perilaku ibu post partum dalam merawat tali pusat

pada bayi baru lahir di klinik bersalin sally medan 2014 diperoleh data


(60)

pada bayi baru lahir sebanyak 23 orang (65,7%) dan sebagian kecil memiliki

sikap negatif adalah sebanyak 12 orang (34,3%).

4. Dari segi Tindakan tentang perilaku ibu post partum dalam merawat tali pusat

pada bayi baru lahir di klinik bersalin sally medan 2014 diperoleh mayoritas

ibu post partuum memiliki tindakan baik sebanyak 32 orang (94,3%) dan

sebagian kecil yang tidak melakukan tindakan baik sebanyak 3 orang (5,7%) .

B. SARAN

1. Petugas Kesehatan

Diharapkan kepada petugas kesehatan klinik bersalin/ puskesma, rumah sakit

agar memberi pendidikan kesehatan yaitu berupa mengajarkan kepada para ibu

post partum cara merawat tali pusat pada bayi baru lahir dirumah sehabis

melahirkan serta memberikan penyuluhan sebagai informasi terhadap ibu post

partum dalam merawat tali pusat pada bayi baru lahir sendiri dirumah.

2. Responden

Diharapkan kepada ibu post partum untuk lebih banyak mencari informasi dan

bertanya kepada keluarga dalam merawat tali pusat pada bayi dan

meningkatkan kesadaran bahwa pentingnya merawat tali pusat pada bayi baru

lahir untuk menghindari kejadian yang dapat membahyakan bagi bayi.

3. Institusi pendidikan

Diharapkan agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan

di perpustakaan, referensi mencukupi sehingga dapat menambah wawasan

bagi mahasiswa maupun pembaca lainnya khusunya tentang merawat tali


(61)

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan agar dapat melakukan penelitian di tempat lainnya dengan jumlah

sampel yang lebih banyak lagi dan menggunakan teknik pengambilan sampel


(62)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.(2010).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Hidayat. (2007).Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data.Jakarta: Salemba Medika

Irwan Kusuma.(2011). Menumpas Penyakit Dengan Darah Tali Pusat. Jakarta: Berlian Media.

Marmi.(2012).Asuhan Nifas.Jakarta: Salemba Medika

Notoatmodjo.(2010).Ilmu Perilaku Kesehtan.Jakarta: Rineka Cipta Saleha. (2009). Asuhan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika Sodakin. (2008). Buku Saku Perawatan Tali Pusat. Jakarta: Egc Riksani. (2012). Tali Pusat Dan Plasenta Bayi. Jakarta: Dunia Sehat.

Ronald. (2011) . Pedoman Dan Perawatn Balota Agar Tumbuh Sehat Dan Cerdas. Jakarta: Nuansa Aulia.

Yeyeh Rukiah, Yulianti. (2010). Asuhan Neonatus.Jakarta: Tim

Elfi. (2010).

.Jurnal Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Tali Pusat Pada Baru Lahir (04 April 2009). Available At

Krismawanti

Muchlas. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Nifas Terhadap Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir Di Ruang Kebidanan Sayap C Rsup Dr. Moh. Hoesin Palembang Tahun 2011 (Jumat, 15 Juli 2011) Available At

Sutini (2013). Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Tali Pusat Di Bps Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta Tahun 2013.


(63)

Pusat Pada Baru Lahir

Yani, Ratnasari . Perbedaan Lama Pelepasan Tali Pusat Antara Bayi Yang Dirawat Menggunakan Kassa Steril Dengan Bayi Yang Dirawat Menggunakan Kassa

Alkohol 70% Di Desa Bakalan Mojokerto. Available At

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Perawatan Tali Pusat Bayi Baru Lahir Di Kelurahan Legok Kecamatan Telanaipura Kota Jambi Tahun 2011

Gambaran Perbedaan Perawatan Tali Pusat Dengan Antiseptik Dan Tanpa Antiseptik Di Bps (Bidan Praktek Swasta) Palembang Tahun 2009 (Wednesday, April 3, 2013) Avaliabel A


(64)

(65)

LEMBAR PERSETUJUAN (INFORMEND CONSERT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : ………

Umur : ………

Alamat :……….

Telah mendapat penjelasan dan memahami mengenai segala tindakan yang akan dilakukan terhadap saya. Dengan ini saya menyatakan setuju untuk diikutsertakan sebagai subjek/responden dalam penelitian ini. Demikian surat persetujuan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan.

Medan, 2014


(66)

INSTRUMEN PENELITIAN Bagian 1. Data Demografi Kode Responden:

Petunjuk pengisian:

1. Berilah tanda check list (√) pada salah satu tanda kurung sesuai dengan jawaban responden.

2

. Bila ada pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti.

1. Usia : ( ) < 20 Tahun ( ) 20-40 Tahun ( ) > 41 Tahun.

2. Suku bangsa :

( ) Batak ( ) Lain-lain

( ) Jawa Sebutkan:...

( ) Melayu

3.Agama : ( ) Islam ( ) Katolik ( ) Protestan ( ) Hindu ( ) Budha

4.Pendidikan Terakhir : ( ) Tidak Sekolah ( ) SD

( ) SLTP

( ) SMU/Sederajat ( ) Diploma ( ) Sarjana

5.Pekerjaan : ( ) Pegawai Negeri ( ) Buruh

( ) Pegawai Swasta ( ) Lain-lain

( ) Wiraswasta Sebutkan:...

( ) IRT

6. Jumlah Anak yang dilahirkan : ( ) 1 anak (primipara )

( ) 2 anak (secundipara )


(67)

Petunjuk Kuesioner

1. Isilah data pada lembaran kuesioner ini 2. Baca dahulu pertanyaan yang tersedia

3. Pilih lah salah satu jawaban yang menurut anda paling benar 4. Setelah selesai kembalikan kuesioner pada peneliti

Bagian 2. Pertanyaan Pengetahuan

1. Tali pusat adalah:

a. Saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan b. Saluran kehidupan untuk ibu selama hamil

c. Saluran Penghambat proses pemberian nutrisi dari ibu ke janin 2. Tujuan merawat tali pusat setelah kelahiran bayi adalah:

a. Mecegah terjadinya penyakit tetanus atau infeksi. b. Memperlama pengeringan tali pusat

c. Menumbuhkan bakteri sehingga terjadi infeksi 3. Tali pusat sebaiknya dibungkus dengan menggunakan

a. Kain kasa kering steril b. Ramuan Tradisonal c. Kapas alkohol

4. Tali pusat sebaiknya tidak teralu ditutup rapat, agar: a. Tidak lembab

b. Tidak kotor c. Tidak bau

5. Membersihkan tali pusat sebaiknya menggunakan: a. Alkohol 90 %

b. Iodin

c. Air bersih dan sabun

6. Panjang tali pusat yang normal: 4. 50-55 cm

5. 40-50 cm 6. 20-30 cm

7. Tanda- tanda infeksi tali pusat adalah :

a. Tali pusat berbau tidak enak , merah disekitar tali pusat, suhu tubuh meningkat (demam).

b. Tali pusat berbau biasa saja, tidak memiliki tanda-tanda yang mencurigai c. Tali pusat biasa saja

8. Salah satu pencegahan infeksi merawat tali pusat :

a. Mencuci tangan sebelum membersihkan maupun sesudah membersihkan tali pusat

b. Menaburi tali pusat dengan bedak c. Menarik tali pusat agar cepat putus

9. Tali pusat yang basah, tidak dibersihkan, dan tidak dirawat dapat menimbulkan:

a. muntah b. Infeksi


(68)

c. Keringat buntat

10.Bedak, alkohol, dan betadine merupakan cara perawatan tali pusat yang dapat:

a. Mempercepat pengeringan tali pusat b. Menyebabkan infeksi


(69)

Bagian 3. Pertanyaan Sikap

Beri tanda cheklist pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat anda.

No. PERNYATAAN Setuju Kurang

setuju

Tidak setuju 1. Menurut saya perawatan tali pusat

harus rutin dilakukan agar cepat puput

2. Menurut saya tali pusat yang baik dibungkus mulai dari pangakal tali pusat

3. Dengan mengolesi alkohol dan betadine akan memepercepat puputnya tali pusat

4. Sebelum merawat tali pusat harus mencuci tangan terlebih dahulu 5. Tali pusat yang tidak terawat akan

menimbulkan bau, bernanah, dan suhu tubuh bayi meningkat

6. Menurut saya tali pusat yang baik adalah tali pusat yang dirawat dengan kain kasa steril.

7. Jika kain kasa basah atau lembab, kain kasa harus diganti agar tidak menimbulkan infeksi tali pusat. 8. Tali pusat akan cepat putus bila

tali pusat di beri obat tradisional 9. Jika ada tanda-tanda berbahaya

pada tali pusat segera membawa ke fasilitas kesehatan

10 Tali pusat dapat dibungkus dengan ramuan tradisional yang diletakan diatas pusat bayi.


(70)

Bagian 4. Pertanyaan Tindakan

Beri tanda cheklist pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat anda.

No. TINDAKAN Dilakukan Tidak

dilakukan 1. Alat dan Bahan:

Air bersih 2 kain kasa steril

3 Kapas lidi steril dengan tempatnya 4 Sabun bayi

5 Handuk bersih

6 Pakaian bayi dan perlengkapannya Prosedur Merawat Tali Pusat 7. Cuci tangan

8. Baringkan bayi di meja tindakan 9. Dekatkan alat-alat pada meja tindakan

10. Buka pakaian bayi yang menutup area tali pusat. 11. Lepaskan balutan tali pusat.

12 Apabila sulit/ lengket, basuh kapas lidi dengan air bersih.

13 Cuci tali pusat dengan air bersih dan sabun mulai dari pangkal sampai ujung dan sekitar dengan diameter 2cm

14 Lalu keringkan dengan handuk lembut.

15. Bungkus tali pusat dengan kain kasa steril. Bungkus longgar tali pusat menggunakan kasa steril tanpa dibubuhi apa pun.

16. Kenakan pakaian bayi, selanjutnya rapikan

17. Baringkan bayi dengan posisi sesuai dengan kebutuhan.

18. Rapikan alat-alat dan kembalikan ke tempat semula. 19. Cuci tangan.


(71)

Frequencies

Statistics

umur suku pendidik pkerjaan paritas agama ketpeg ketsik tindkan

N Valid 35 35 35 35 35 35 35 35 35

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Frequency Table

umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 20 1 2.9 2.9 2.9

21 1 2.9 2.9 5.7

23 4 11.4 11.4 17.1

25 1 2.9 2.9 20.0

26 3 8.6 8.6 28.6

27 2 5.7 5.7 34.3

28 2 5.7 5.7 40.0

29 6 17.1 17.1 57.1

30 2 5.7 5.7 62.9

31 3 8.6 8.6 71.4

32 2 5.7 5.7 77.1

33 2 5.7 5.7 82.9

34 1 2.9 2.9 85.7

35 1 2.9 2.9 88.6

38 1 2.9 2.9 91.4

39 1 2.9 2.9 94.3

40 1 2.9 2.9 97.1

42 1 2.9 2.9 100.0


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Merry Br Sagala

TTL : Medan, 04 Maret 1992

Agama : Kristen Protestan

Nama Ayah : A. Sagala

Nama Ibu : E. Sitanggang

Anak ke : 4

Riwayat Pendidikan

Sekolah Dasar : SD Amal Luhur Medan

SLTP : Santo Thomas 3 Medan

SMA : SMA Negri 12 Medan