GAMBARAN KUALITAS HIDUP PENDERITA SINUSITIS DI POLIKLINIK TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014.

1


GAMBARAN KUALITAS HIDUP PENDERITA SINUSITIS DI
POLIKLINIK TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN RSUP
SANGLAH PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014
Oleh:
Sari Wulan Dwi Sutanegara



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sinusitis adalah salah satu gangguan pernapasan bagian atas dimana terjadi sebuah
peradangan mukosa sinus paranasal. Sesuai anatomi sinus yang terkena, dapat dibagi
menjadi sinusitis maksila, sinusitis ethmoid, sinusitis frontal, dan sinusitis sfenoid.
Sinusitis dapat menyebabkan pembentukan cairan atau kerusakan tulang di bawahnya,
terutama pada daerah fossa kanina dan menyebabkan sekret purulen, nafas bau, post nasal
drip. Penyebab utama terjadinya sinusitis dapat berupa virus atau bakteri. (Adams et al,
2000)

Insiden kasus sinusitis di Amerika Serikat menunjukan 1 dari 7 orang dewasa
terkena sinusitis dengan lebih dari 30 juta penderita didiagnosa setiap tahunnya. Di sana,
sinusitis sering terjadi pada awal musim gugur hingga awal musim semi. Pada tahun
2009 Global Reseacrh In Allergy menyebutkan insidens sinusitis di Amerika pada tahun
1997 yaitu sekitar 14,7% atau 31 juta kasus per tahun. (Desrosiers et al, 2011)

Menurut Depkes RI (2003) penyakit sinusitis menempati urutan ke 25 dari 50 pola
penyakit peringkat utama atau sekitar 102.817 penderita rawat jalan di rumah sakit. Hal
ini membuktikan bahwa masih banyak masyarakat luas yang menderita sinus hingga saat
ini (Mangunkusumo, 2007). Prevalensi sinusitis di Indonesia cukup tinggi. Hasil



2


penelitian dari sub bagian Rinologi Departemen THT FKUI-RSCM, dari 496 pasien
rawat jalan ditemukan 50 persen penderita sinusitis kronik. Angka tersebut lebih besar
dibandingkan data di negara-negara lain. (Arivalagan dan Rambe, 2011)


Sambuda (2008) menyebutkan bahwa sinusitis lebih sering ditemukan pada
kelompok usia 21-30 tahun dengan presentase 27,5% dan pada kelompok umur 51-60
tahun dengan presentase 7,5%. Selain pada populasi dewasa, sinusitis juga dapat
menyerang anak-anak, hal ini dapat terjadi karena anak-anak mengalami infeksi saluran
napas 6-8 kali per tahunya. Diperkirakan 5-10% anak-anak yang mengalami infeksi
saluran napas atas akan mengalami sinusitis. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di
Rumah Sakit Santa Elisabeth, didapatkan jumlah total pasien sinusitis berjenis kelamin
laki-laki lebih banyak dari pada perempuan yaitu 59 orang (57,8%) (Yopa, 2006).

Sinusitis dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian yang pertama adalah sinusitis akut
yaitu suatu proses infeksi di sinus yang berlangsung dari 1 hari sampai 3 minggu, yang
kedua sinusitis sub akut yaitu suatu proses infeksi dalam sinus yang berlangsung selama
3 minggu sampai 3 bulan, dan yang ketiga adalah sinusitis kronik yaitu suatu proses
infeksi pada sinus yang berlangsung selama lebih dari 3 bulan. Secara epidemiologi yang
paling sering terkena adalah sinus maksila, kemudian etmoidalis, frontalis, dan
sfenoidalis yang termasuk dalam bagian sinusitis akut. Sinus maksila lebih sering
terinfeksi karena sinus ini merupakan sinus terbesar dan dasarnya berhubungan dengan
dasar akar gigi rahang atas. (Wijaya, 2009)

Berdasarkan penybabnya sinusitis dibagi menjadi sinusitis tipe dentogen dan

sinusitis tipe rinogen. Sinusitis tipe dentogen terjadi disebabkan karena kelainan gigi serta



3


yang sering menyebabkan sinusitis adalah infeksi pada gigi geraham atas yaitu gigi pre
molar dan molar, sedangkan sinusitis tipe rinogen terjadi disebabkan karena perluasan
infeksi yang berasal dari hidung. Sinusitis rinogen lebih sering terjadi bila dibandingkan
dengan sinusitis dentogen. (Soetjipto dan Mangunkusumo, 2007)

Gejala-gejala sinusitis yang biasanya muncul adalah batuk atau pilek yang
menahun, sakit kepala, demam dan nyeri. Gejala tersebut sering kali diabaikan oleh
penderia sinusitis sehingga pasien datang kerumah sakit sudah dengan komplikasi seperti
osteomyelitis, kelainan orbita, kelainan intracranial, infeksi telinga tengah, infeksi
tenggorokan, gangguan pernapasan danlain sebagainya. (Lindbakc dan Hickner, 2005)

I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah: Bagaimana kualitas hidup penderita sinusitis berdasarkan sosiodemografi dari
segi usia, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat pendidikan dan status perkawinan di
Poliklinik Telingga Hidung dan Tenggorokan RSUP Sanglah Denpasar pada periode
Januari-Desember 2014
I.3 Tujuan Penelitian
I.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas hidup penderita sinusitis
berdasarkan sosiodemografi di Poliklinik Telingga Hidung dan Tenggorokan RSUP
Sanglah Denpasar pada periode Januari-Desember 2014




4


I.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui kualitas hidup penderita sinusitis kronis di Poliklinik Telingga
Hidung dan Tenggorokan


RSUP Sanglah Denpasar pada periode Januari-

Desember 2014
2. Mengetahui distribusi proporsi pasien sinusitis kronis berdasarkan usia, jenis
kelamin, pekerjaan, tingkat pendidikan dan status perkawinan di Poliklinik
Telingga Hidung dan Tenggorokan

RSUP Sanglah Denpasar pada periode

Januari-Desember 2014
I.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Pendidikan dan Ilmu Kedokteran
Penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar membuktikan tingkat kualitas hidup
penderita sinusitis kronis dalam mengembangkan konsep penatalaksanaan dan
pencegahan terhadap sinusitis kronis dan bahan utama penyuluhan kesehatan terhadap
sinusitis.
1.4.2 Manfaat Metodologi
Hasil penelitian ini juga berguna sebagai data dasar atau referensi penelitian berikutnya
dengan j umlah sampel penelitian yang lebih besar, waktu penelitian yang lebih lama, dan
tempat penelitian yang lebih banyak.

1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat




5


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat yaitu
menambah informasi dan pengetahuan tentang penyakit sinusitis. Sehingga diharapkan
masyarakat mampu mendampingi dan membantu anggota keluarganya yang mengalami
sinusitis kronis untuk melakukan pengelolaan secara mandiri sebagai tindakan
pencegahan risiko terjadinya komplikasi.
1.4.4 Manfaat Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan mengenai gambaran jumlah kasus
sinusitis di Poliklinik Telingga Hidung dan Tenggorokan RSUP Sanglah Denpasar pada
periode Januari-Desember 2014. Penelitian ini juga dapat menjadi awal dari penelitianpenelitian selanjutnya yang terkait dengan penyakit sinusitis.