PENERAPAN PASAL 264 AYAT 1 KE 1 KUHP DALAM PUTUSAN HAKIM TERKAIT KASUS TINDAK PIDANA PEMALSUAN AKTA OTENTIK YANG DILAKUKAN OLEH NOTARIS.

PENERAPAN PASAL 264 AYAT 1 KE 1 KUHP DALAM PUTUSAN
HAKIM TERKAIT KASUS TINDAK PIDANA PEMALSUAN AKTA
OTENTIK YANG DILAKUKAN OLEH NOTARIS

Tesis
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Magister
Program Magister Kenotariatan

Oleh :
Charles Adrianto Saputro
NIM : S351408020

MAGISTER KENOTARIATAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
i

PENERAPAN PASAL 264 AYAT 1 KE 1 KUHP DALAM PUTUSAN
HAKIM TERKAIT KASUS TINDAK PIDANA PEMALSUAN AKTA
OTENTIK YANG DILAKUKAN OLEH NOTARIS


DISUSUN OLEH:
Charles Adrianto Saputro
NIM : S351408020

Telah Disetujui oleh Pembimbing

Jabatan

Tanda Tangan

Tanggal

( ………………)

………….

Tanda Tangan

Tanggal


Pembimbing : Dr. Widodo Tresno
Novianto, S.H., M.Hum
NIP. 195411241985031002

Pembanding : Wahyu Nugroho, S.H., Sp. N (……………….)

Mengetahui
Ketua Program Magister Kenotariatan

Burhanudin Harahap, SH., MH.,M.Si.,Ph.D
NIP. 196007161985031004

ii

………….

PENERAPAN PASAL 264 AYAT 1 KE 1 KUHP DALAM PUTUSAN
HAKIM TERKAIT KASUS TINDAK PIDANA PEMALSUAN AKTA
OTENTIK YANG DILAKUKAN OLEH NOTARIS


DISUSUN OLEH:
Charles Adrianto Saputro
NIM : S351408020
Telah Disetujui oleh Tim Penguji:

Jabatan
Ketua

Nama

Tanda tangan

Tanggal

………………

………….

……………....


………….

………………

………….

………………

………….

: Burhanudin H, SH., MH.,M.Si.,Ph.D
NIP. 196007161985031004

Sekretaris : Dr. Widodo Tresno N., S.H., M.Hum
NIP. 195411241985031002

Anggota 1. Dr. Hari Purwadi, S.H.,M.Hum
NIP. 196412012005011001
2. Dr. M. Irnawan Darori, S.H., MM

NIP.

Mengetahui
Direktur Program

Ketua Program Magister

Pascasarjana

Kenotariatan

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP. 196007271987021001

Burhanudin H. , SH., MH.,M.Si.,Ph.D
NIP. 196007161985031004

iii

PERNYATAAN


NAMA

: CHARLES ADRIANTO SAPUTRO

NIM

: S351408020

Menyatakan

dengan

sesungguhnya

bahwa

tesis

yang


berjudul

“PENERAPAN PASAL 264 AYAT 1 KE 1 KUHP DALAM PUTUSAN
HAKIM TERKAIT KASUS TINDAK PIDANA PEMALSUAN AKTA
OTENTIK YANG DILAKUKAN OLEH NOTARIS”, adalah benar-benar
karya saya sendiri. Hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda
citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tersebut diatas tidak
benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik, yang berupa pencabutan
tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, 29 November 2016
Yang membuat pernyataan,

Charles Adrianto Saputro

iv

MOTTO


Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku
~ Filipi 4 : 13 ~

Imagination is more important than knowledge
~ Albert Einstein ~

Jika kita hidup setiap hari seperti hari terakhir bagi kita, kita akan menciptakan
sesuatu yang benar-benar besar akhirnya
~ Steve Jobs ~

Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga
berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah.
~ Kahlil Gibran ~

Dengan rasa syukur, karya ini dipersembahkan untuk :
• Papa & Mama tersayang yang selalu menyayangi aku sepenuh hati
• Keluarga dan sahabat
•Almamaterku


v

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yesus atas berkah, karunianya, dan
kesempatan yang telah diberikan kepada Penulis untuk menyelesaikan penulisan
hukum (skripsi) yang berjudul “PENERAPAN PASAL 264 AYAT 1 KE 1
KUHP DALAM PUTUSAN HAKIM TERKAIT KASUS TINDAK PIDANA
PEMALSUAN AKTA OTENTIK YANG DILAKUKAN OLEH NOTARIS”
dengan baik dan lancar.
Penulis menyadari bahwa penulisan hukum ini tidak dapat terselesaikan
tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena itu Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Supanto S.H.,M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Burhanudin Harahap, SH., MH.,M.Si.,Ph.D, selaku Kepala Program
Studi Kenotariatan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi

ijin penelitian.
4. Segenap dosen pengajar Program Studi Kenotariatan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
5. Bapak Dr. Widodo Tresno Novianto, S.H., M.Hum, selaku pembimbing tesis
yang telah memberikan curahan waktu, tenaga, pikiran, dan bimbingannya
kepada penulis hingga akhirnya tesis ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
6. Ibu Noor Saptanti, S.H, Sp. N, M.H. selaku dosen yang telah membantu saya
didalam bertukar pikiran.
7. Keluarga saya, papa, mama, dan kakak atas perhatiannya selama proses belajar
dan semangat serta doa yang tak henti diberikan untuk menyelesaikan tesis ini.
8. Keluarga besar yang memberi doa dan dukungannya.
9. Teman-teman angkatan V Magister Kenotariatan yang kompak selalu.
vi

10.Semua pihak yang tidak bisa disebut satu per satu, yang telah membantu
kelancaran penyusunan tesis ini.
Disadari karena keterbatasan penulis, tesis ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga tesis
ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.


Surakarta, 29 November 2016

Penulis

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................... .........

i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN TESIS ...............................................

iii

HALAMAN PERNYATAAN ..........................................................

iv

MOTTO …………………………......................................................

v

KATA PENGANTAR.................................................................... ……..

vi

DAFTAR ISI ...................................................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN .………………………………………………..

xi

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………...

xii

ABSTRAK.......................................................................................

xiii

ABSTRACT......................................................................................
BAB I

BAB II

……..

xiv

PENDAHULUAN.......................................................

1

A. Latar Belakang Masalah..........................................

1

B. Rumusan Masalah........................................................ ..

12

C. Tujuan Penelitian.....................................................

12

D. Manfaat Penelitian....................................................

13

LANDASAN TEORI ……………………………………

14

A. Kerangka Teori ...…….............................................

14

1. Kerangka Konseptual ..........................................

14

a. Notaris …………………………………..….......

14

1) Pengertian Notaris …………………………..

14

2) Tugas dan Wewenang Notaris ………………

16

3) Hak dan Kewajiban Notaris …………………

18

b. Akta ……………………………………………..

23

1) Pengertian Akta ……………………………..

23

2) Jenis Akta ……...…………………………….

25

3) Bentuk Akta…………………………………..

30

4) Batasan Dalam Pembuatan Akta Notaris ……

31

5) Kekuatan Akta Otentik Sebagai Alat Bukti…..

34

viii

c. Pembatalan Akta ……………………………….

38

1) Akta Notariil Dapat Dibatalkan …………….

41

2) Akta Notariil Yang Mempunyai Kekuatan
Pembuktian

Sebagai Akta Di Bawah

Tangan ……………………………………….

BAB III

BAB IV

43

3) Akta Notariil Batal Demi Hukum …………..

43

d. Hukum Pidana ………………………………….

45

1) Pengertian Hukum Pidana…………………..

45

2) Asas-Asas Hukum Pidana ………………….

48

3) Tindak Pidana ……………………………….

52

e. Teori Nilai Dasar Sebagai Tujuan Hukum ..…..

57

2. Penelitian yang Relevan …………………………..

64

B. Kerangka Berfikir …................................................

69

METODE PENELITIAN ………………………...........

72

A. Jenis Penelitian …….…………………………………

72

B. Sifat Penelitian ………………………………............

73

C. Pendekatan Penelitian ………………………………..

73

D. Sumber dan Jenis Bahan Hukum…………………….

74

E. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum ………………..

76

F. Teknis Analisis Bahan Hukum ………………………

76

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............ ..

77

A. Hasil Penelitian …………………………………........

77

1. Putusan Mahkamah Agung
Nomor 2468 K/PID/2006…………………………...

77

2. Putusan Mahkamah Agung
Nomor 1014 K/PID/2013…………………………..

87

B. Pembahasan ……………………………………………. 99
1. Pertimbangan Hakim Dalam Memutus
Perkara Nomor 2468 K/PID/2006 dan
Nomor 1014 K/PID/2013 terhadap
tindak pidana pemalsuan akta otentik
ix

yang dilakukan oleh Notaris…………….………….

99

2. Pertimbangan Hakim dalam Perspektif
Kewenangan dan Kewajiban Pelaksanaan
Tugas serta Jabatan Notaris ……..……………..….
BAB V

112

PENUTUP ………………………………………………. 116
A. Simpulan …...................................................................

116

B. Implikasi ……………………………………………… 117
B. Saran ….........................................................................

117

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 119
LAMPIRAN........................................................................................

x

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Putusan Mahkamah Agung nomor 2468 K/PID/2006 ..……

xvii

Lampiran 2: Putusan Mahkamah Agung nomor 1014 K/PID/2013……...

xlviii

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1

: Kerangka Pemikiran ......................................................... 69

xii

ABSTRAK
Charles Adrianto Saputro. S351408020, PENERAPAN PASAL 264 AYAT 1
KE 1 KUHP DALAM PUTUSAN HAKIM TERKAIT KASUS TINDAK
PIDANA PEMALSUAN AKTA OTENTIK YANG DILAKUKAN OLEH
NOTARIS, TESIS : Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa yang menjadi pertimbangan
hakim didalam memutus bebas dan bersalah terhadap tindakan pidana pemalsuan
akta otentik yang dilakukan oleh Notaris dalam Putusan Mahkamah Agung
Republik Indonesia Nomor 2468 K/PID/2006 dan Putusan Mahkamah Agung
Republik Indonesia Nomor 1014 K/PID/2013 , serta untuk mengetahui bagaimana
putusan hakim didalam perspektif tugas dan jabatan Notaris. Penelitian ini
merupakan penelitian hukum normatif atau doktrinal. Dilihat dari sifatnya, maka
penelitian ini termasuk kedalam sifat penelitian deskriptif. Analisis berdasarkan
logika deduksi. Pendekatan peraturan perundang-undangan (Statue Approach) dan
pendekatan kasus (Case Approach).
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa yang
menjadi perbedaan antara keputusan nomor 2468 K/PID/2006 dan 1014
K/PID/2013 terkait tindak pidana pemalsuan akta otentik adalah terletak pada tata
cara pembuatan akta otentik itu sendiri, dimana didalam putusan Nomor 1014
K/PID/2013 Notaris dinyatakan bersalah dan dikenai sanksi pidana itu tidaklah
tepat, melainkan seharusnya dikenai sanksi secara perdata dan akta tersebut
menjadi akta dibawah tangan, dikarenakan unsur terhadap akta otentik tidaklah
terpenuhi. Putusan nomor 2468/K/PID/2006 Notaris terkait dinyatakan bebas,
karena notaris tersebut tidak terbukti melakukan pemalsuan akta otentik. Putusan
Nomor 2468 K/PID/2006 dan 1014 K/PID/2013 Notaris adalah pejabat publik
yang sah dan memiliki wewenang untuk membuat akta otentik.
Kurang tepatnya dasar pertimbangan hakim tersebut membuat ketidakadilan
terhadap Notaris terkait, seharusnya tidak terkena sanksi pidana menjadi terkena
sanksi pidana. Notaris dalam menjalankan tugas dan jabatannya apabila tidak taat
pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka akta yang dibuatnya
hanya akan memiliki kekuatan pembuktian di bawah tangan. Pemahaman seorang
Notaris terhadap Peraturan perundang-undangan yang berlaku terutama terkait
kewenangan, kewajiban serta larangan profesi Notaris harus ditingkatkan kembali.
Hal lain yang dapat dilakukan adalah melakukan peningkatan pemahaman para
mahasiswa calon Notaris terhadap sanksi hukum pidana khususnya yang terkait
didalam jabatan seorang Notaris Ikatan Notaris Indonesia dapat memberikan
perlindungan hukum kepada Notaris baru dengan jalan memberikan penganyoman
untuk mengadakan lobi-lobi (dalam artian positif) kepada penegak hukum yang
sedang menyidik Notaris. Notaris dalam menjalankan tugas dan jabatannya harus
berpegang teguh pada peraturan perundang-undangan yang berlaku serta Kode
Etik Profesi Notaris.
Kata kunci : Pemalsuan akta, Sanksi Pidana, Notaris
xiii

ABSTRACT
Charles Adrianto Saputro. S351408020, APPLICATION OF ARTICLE 264
PARAGRAPH 1 TO 1 KUHP JUDGE IN DECISION RELATED CRIME
INFRINGEMENT CASE BY THE AUTHENTIC DEED, THESIS: Notaries
Program Faculty of Law, Sebelas Maret University.
This study aims to determine what is the consideration of the judge in
deciding freely and is guilty of a criminal act of forgery authentic deed performed
by a Notary in the Supreme Court of the Republic of Indonesia Number 2468 K /
PID / 2006 and the Supreme Court of the Republic of Indonesia Number 1014 K /
PID / 2013, and to know how the judge's ruling in the perspective of the duties
and office of the Notary. This research is a normative legal or doctrinal. Judging
from its nature, this research included into descriptive nature of the research. The
analysis is based on logical deduction. Approach legislation (Statue Approach)
and the approach of the case (Case Approach).
Based on the results of research and discussion concluded that it is the
difference between the decision number 2468 K / PID / 2006 and 1014 K / PID /
2013 related to the crime of falsification of an authentic deed is situated on the
procedure of making an authentic deed itself, where in the decision No. 1014 K /
PID / 2013 Notary convicted and subject to criminal sanctions was not right, but
should be subject to civil penalties and deed becomes deed under hand, because of
the element of the authentic deed is not met. Decision number 2468 / K / PID /
2006 Related Notary declared free, because the notary was not proven to have
forged an authentic deed. Decision No. 2468 K / PID / 2006 and 1014 K / PID /
2013 Notaries are public officials are legitimate and have the authority to make an
authentic deed.
Less precisely the consideration of the judges make the injustice against the
Notary related to criminal penalties should not be exposed to criminal sanctions.
Notaries in performing their duties and positions if not obey the laws and
regulations in force, then the deed which made only going to have the strength of
evidence under his hand. Understanding of a Notary of the legislation that applies
primarily related to the authority, obligations and prohibitions Notary profession
should be scaled back. Another thing that can be done is to increase the
understanding of the students prospective Notaries to sanction criminal law
particularly relevant in the office of a Notary Public Notary Association Indonesia
can provide legal protection to the Notary new way of giving protections to
conduct lobbying (in the sense of positive) to the police Notary of the law being
investigated. Notaries in performing their duties and position must hold fast to the
legislation in force as well as the Notary Code of Professional Ethics.
Keywords: Counterfeiting deed, Criminal Sanctions, Notary

xiv