PENERAPAN TEORI PENAFSIRAN HUKUM OLEH HAKIM TERHADAP TINDAK PIDANA PEMALSUAN AKTA OTENTIK YANG DILAKUKAN NOTARIS.

PENERAPAN TEORI PENAFSIRAN HUKUM OLEH
HAKIM TERHADAP TINDAK PIDANA
PEMALSUAN AKTA OTENTIK
YANG DILAKUKAN NOTARIS

TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Magister
Program Studi Ilmu Hukum
Minat Utama : Hukum Kebijakan Publik

Oleh :
AGUS PRIONO
NIM : S311508002

PROGRAM MAGISTER ILIMU HUKUM
PROGRAM PASCA SARJANA
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017

i

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya
penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul : “Penerapan Teori Penafsiran
Hukum oleh Hakim Terhadap Tindak Pidana Pemalsuan Akta Otentik yang
Dilakukan Notaris“.
Dalam penulisan ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dan dorongan
moril serta bantuan yang berupa informasi dari berbagai pihak. Atas bantuan maupun
bimbingan yang diberikan kepada penulis, maka dengan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang tulus dan mendalam kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS, selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Direktur Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Prof. Dr. Supanto, SH., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Dr. Hari Purwadi, SH., M.Hum., selaku Kepala Program Studi Magister
Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberi kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi di Program Studi
Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.
5. Prof. Dr. I Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani, SH., MM., selaku Pembimbing I
yang banyak memberikan arahan, bimbingan dan motivasi kepada penulis dalam
menempuh studi serta dalam menyelesaikan penulisan Tesis.
6. Bapak Dr. Widodo Tresno Novianto, SH., M.Hum., selaku Pembimbing II yang
dengan tulus ikhlas membimbing dan mengarahkan penulis.
7. Bapak/Ibu Tim Penguji Tesis Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas
Hukum Universitas Sebelas Maret.
8. Kedua orang tuaku dan mertuaku serta segenap saudaraku dimanapun berada yang
merupakan sumber inspirasi dan motivasi.
9. Istriku, Kusrini serta anak-anakku, Avina Kusuma Damayanti, Sekar Kusuma
Febriyanti, Arsyad Kusuma Priono yang senantiasa
ayahnya agar sukses dan berhasil.

v

mendoakan suami dan

10. Rekan-rekan mahasiswa angkatan bulan Agustus tahun 2015, khususnya

Konsentrasi Hukum Kebijakan Publik Program Studi Magister Ilmu Hukum
Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
11. Teman-temanku Dito, Babe, Okan, John, Inka, Poppy dan Mira atas support dan
motivasinya kepada penulis selama menempuh kuliah S2.
12. Sekretariat Program Studi Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Fakultras
Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang banyak membantu penulis
dalam kelancaran administrasi selama penulis kuliah.
13. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dalam penyusunan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa apa yang penulis sampaikan dalam Tesis ini masih
jauh dari sempurna, namun demikian penulis berharap semoga dapat bermanfaat bagi
siapa penelitian selanjutnya. Meskipun dalam penulisan ini banyak kesalahan dan
kekhilafan seperti halnya peribahasa Tiada gading yang tak retak, maka dimohon saran
demi penyempurnaan penulisan ini. Akhirnya, semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa memberikan petunjuk dan bimbingan kepada kita semua. Amin.

Surakarta,

Mei 2017


Penulis

vi

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................

i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI .........................................

iii

PERNYATAAN .......................................................................................


iv

KATA PENGANTAR ..............................................................................

v

DAFTAR ISI ............................................................................................

vii

DAFTAR BAGAN ...................................................................................

ix

ABSTRAK ……………………………………………………………....

x

ABSTRACT …………………………………………………………….


xi

PENDAHULUAN …………………………………………

1

A.

Latar Belakang Masalah …………………………….

1

B.

Perumusan Masalah ....................................................

8

C.


Tujuan Penelitian ........................................................

8

D.

Manfaat Penelitian ......................................................

8

KERANGKA TEORITIK ....................................................

9

Landasan Teori …………………................................

9

1. Teori Kebijakan Publik .........................................


9

2. Teori Kebebasan Hakim ........................................

22

3. Hakim Sebagai Aktor Pembuat Kebijakan Publik

30

4. Teori Perlindungan Hukum ...................................

39

5. Teori Penafsiran Hukum …………………….......

48

6. Teori Penemuan Hukum ………………………...


54

7. Arti dan Pengertian Autentisitas Akta …………..

60

8. Tindak Pidana Pemalsuan Surat …………………

66

BAB I

BAB II

A.

BAB III

B. Kerangka Berpikir …...................................................


75

METODE PENELITIAN .....................................................

77

A.

Metode Pendekatan ………………………………….

78

B.

Sumber dan Jenis Data.................................................

78

C.


Teknik Pengumpulan Data ………………………….

78

vii

Teknik Analisa Data ………………………………...

79

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................

80

A.

80

D.
BAB IV

Hasil Penelitian............................................................
1. Putusan

Mahkamah

Agung

Nomor

385

K/PID/2006 ...........................................................
2. Putusan

Mahkamah

Agung

Nomor

1099

K/PID/2010 ...........................................................
3. Putusan

B.

Mahkamah

Agung

Nomor

80

81

1860

K/PID/2010 ……………………………………...

83

Pembahasan..................................................................

84

1. Dasar Hukum Pertimbangan Hakim

dalam

Menjatuhkan Putusan Terhadap Notaris Yang
Melakukan Tindak Pidana Pemalsuan Akta
Otentik ...................................................................

84

2. Penerapan Teori Penafsiran Hukum oleh Hakim
dalam

Pertimbangannya

Terhadap

Kasus

Pemalsuan Akta Otentik ………………………..
BAB V

103

PENUTUP ............................................................................

114

A.

Kesimpulan .................................................................

114

B.

Implikasi .....................................................................

115

C.

Saran ...........................................................................

115

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................

117

LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii

DAFTAR BAGAN

Halaman
Bagan 1

Hakim Sebagai Aktor Pembuat Kebijakan Publik .............

38

Bagan 2

Kerangka Berpikir ..............................................................

75

ix

ABSTRAK
AGUS PRIONO, S311508002, Penerapan Teori Penafsiran Hukum oleh Hakim
Terhadap Tindak Pidana Pemalsuan Akta Otentik yang Dilakukan Notaris. Tesis :
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan peraturan perundang-undangan
(Statute Approach) dan pendekatan kasus (Case Approach) yaitu putusan Mahkamah
Agung yang telah mempunyai kekuatan hukum. Jenis penelitian dalam penulisan ini
adalah doktrinal, dengan mendasarkan pada konsep hukum yang ke-3. Bentuk penelitian
ini termasuk ke dalam penelitian evaluatif dan prespektif. Jenis data sekunder, dan sumber
data meliputi bahan hukum primer dan sekunder. Analisis berdasarkan logika deduksi.
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan sehubungan dengan
masalah yang dikaji, dapat disimpulkan sebagai berikut : Dasar hukum dalam penjatuhan
sanksi pidana terhadap Notaris dapat saja dilakukan namun di samping harus memenuhi
rumusan pelanggaran yang tersebut dalam UUJN dan Kode Etik Jabatan Notaris juga
memenuhi rumusan yang tercantum dalam KUHP. Pemidanaan terhadap Notaris dapat
saja dilakukan dengan batasan, jika ada tindakan hukum dari Notaris terhadap aspek
formal akta yang sengaja, penuh kesadaran dan keinsyafan serta direncanakan, bahwa
akta dibuat di hadapan Notaris atau oleh Notaris bersama-sama/sepakat untuk dijadikan
dasar untuk melakukan suatu tindak pidana dan/atau ada tindakan hukum dari Notaris
dalam membuat akta di hadapan atau oleh Notaris yang jika diukur berdasarkan UUJN
tidak sesuai/pelanggaran jabatan notaris. Hakim dalam menerapkan sanksi pidana
terhadap tindak pidana pemalsuan akta otentik harus dipenuhinya syarat-syarat antara lain
sebagai berikut : (1) adanya perbuatan yang dapat dihukum dan memenuhi unsur-unsur
yang dirumuskan dalam undang-undang; (2) perbuatan tersebut bertentangan dengan
hukum/melawan hukum; (3) adanya kesalahan, baik berupa kesengajaan (dolus) dan
kelalaian (culpa). Hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap kasus pemalsuan akta
otentik tersebut menggunakan teori penafsiran hukum baik melalui penafsiran sistematis
(Putusan Mahkamah Agung Nomor 385 K/PID/2006), dan penafsiran ekstensif (Putusan
Mahkamah Agung Nomor 1860 K/PID/2010) dan penafsiran otentik/resmi (Putusan
Mahkamah Agung Nomor 1099 K/PID/2010). Rekomendasinya adalah : 1) Pemeriksaan
adanya dugaan perbuatan pidana dalam pemalsuan akta otentik oleh Hakim harus
dilakukan pemeriksaan yang holistik integral dengan melihat aspek lahiriah, formal,
material Akta Notaris dikaitkan dengan tugas, wewenang, jabatan Notaris. 2) Perlu dibuat
kriteria dan pedoman yang dapat dipakai landasan yuridis bagi hakim yang dimaksud
pemalsuan akta dalam tugas dan jabatan notaris. 3) Meskipun ada kebebasan hakim dalam
menjalankan/melaksanakan putusannya maka hakim tidak harus legalistik tetapi
mengadili menurut hukum dalam arti yang luas termasuk aktualisasi pengertianpengertian yang sudah mapan, sehingga putusannya dapat mencerminkan rasa keadilan
(dalam) masyarakat.
Kata Kunci : Penerapan, Penafsiran, Tindak Pidana, Akta Otentik.

x

ABSTRACT
AGUS PRIONO, S311508002, Application of the Theory of Legal Interpretation by
Judges Against the Crime of Falsification of the Authentic Deed of Notary Done.
Thesis: Postgraduated Program Universitas Sebelas Maret of Surakarta.
In this study used the approach of legislation (the Statute Approach) and the
approach of the case (Case Approach) that the verdict of the Supreme Court which had
the force of law. This type of research in writing this is the doctrinal, by basing on the
concept of the 3rd law. The form of this research including evaluative and research into
perspective. Secondary data types, and data sources include primary and secondary legal
materials. Analysis based on logical deduction.
Based on the description of the results of research and discussion with respect to
issues that are examined, it can be summed up as follows : Legal basis in the overthrow
of criminal sanctions against a notary public can do but in addition must meet the
formulation of such violations in the Law Office of Notary Public and the Code of Ethics
the Office of Notary Public also meets the formula set forth in the Book of the Law of
Criminal Law. The overthrow of the criminal against a notary can only be done with the
limitations, if any legal action from the notary deed that formal aspects against
deliberately, in full awareness and not repeat it as well as planned, that the deed is made
before a notary or by a notary together/agreed to provide the basis for a criminal offence
and/or there is a legal action from a notary public in making the deed before a notary
public or by which if measured by Law the Office of Notary Public is not
appropriate/violation of the Office of Notary Public. Judges in applying criminal
sanctions against criminal acts authentic deed forgery should be the fulfillment of the
terms of, among others, the following : (1) the existence of a punishable act and meet the
elements which are formulated in the legislation; (2) such a feat is contrary to the
law/against the law; (3) an error, either in the form of deliberate action (dolus) and
negligence (culpa). The judge in the case against ruling dropping the forgery Act of the
authentic interpretation of the theory of the law either through systematic interpretation
(Supreme Court Verdict Number 385 K/PID/2006), and extensive interpretation of
(Supreme Court Verdict Number 1860 K/PID/2010) and the interpretation of
authentic/official (Supreme Court Verdict Number 1099 K/PID/2010). The
Recommendation is : 1) An examination of the existence of the alleged criminal doings in
the authentic deed forgery by the judge to do the integral holistic examination by looking
at the outward aspect, formal, material notary deed associated with tasks, the authority,
the Office of Notary Public. 2) Need to be made of the criteria and guidelines that can be
used to judge the juridical foundation is an act of counterfeiting in the duties and Office
of Notary Public. 3) Although there is freedom of the judge in running/executing an
award then the judges should not be legalistic but prosecute according to law in a broad
sense including actualizing the sense-sense established, so that an award can reflect a
sense of Justice in society.
Keywords : The Application of, Interpreting, a Criminal Offense, an Authentic Deed.

xi

Dokumen yang terkait

Kekuatan Pembuatan Akta Otentik Yang Membatalkan Akta Notaris (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 347/PDT.G/2012/PN-MDN)

2 91 133

Pelanggaran Hukum Pidana Yang Dilakukan Oleh Notaris Dalam Membuat Akta Otentik

1 82 125

Kajian Hukum Pidana Islam Terhadap Putusan Hakim Tentang Pemalsuan Akta Otentik Oleh Notaris (Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 1568 K/Pid/2008)

0 22 0

Kajian hukum pidana Islam terhadap putusan hakim tentang pemalsuan akta otentik oleh notaris : analisis putusan Mahkamah Agung nomor 1568 K/PID/2008

1 19 0

KAJIAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PEMALSUAN AKTA OTENTIK DALAM UNDANG-UNDANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

0 10 62

KAJIAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PEMALSUAN AKTA OTENTIK DALAM UNDANG-UNDANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

0 18 65

TINDAKAN HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN ABRAHAM SAMAD DALAM HAL DIDUGA MELAKUKAN TINDAK PIDANA PEMALSUAN AKTA OTENTIK TERHADAP FERIYANI BERDASARKAN KETENTUAN PASAL 264 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA.

0 1 2

PENERAPAN PASAL 264 AYAT 1 KE 1 KUHP DALAM PUTUSAN HAKIM TERKAIT KASUS TINDAK PIDANA PEMALSUAN AKTA OTENTIK YANG DILAKUKAN OLEH NOTARIS.

1 2 15

TINDAK PIDANA PEMALSUAN AKTA OTENTIK YANG DILAKUKAN OLEH NOTARIS (Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 1860 K/PID/B/2010.

0 1 13

Pertanggungjawaban Pidana Notaris Dalam pemalsuan Akta Otentik (Studi tentang putusan Mahkamah Agung republik Indonesia Nomor:1014k/Pid/2013) Pertanggungjawaban Pidana Notaris Dalam pemalsuan Akta Otentik (Studi tentang putusan Mahkamah Agung republik Ind

0 1 11