Struktur dan Komposisi Vegetasi Mangrove di Dusun II Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara

91

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hutan mangrove merupakan tipe hutan yang khas umumnya terdapat di sepanjang
pesisir pantai atau muara sungai yang keberlangsungan hidupnya dipengaruhi oleh keadaan
pasang surut air laut. Mangrove tumbuh di daerah terjadinya pengendapan lumpur dan
pasir yang merupakan substrat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mangrove itu sendiri,
yang tergenang pada saat pasang dan bebas genangan pada saat surut. Komunitas
tumbuhan mangrove sangat toleran terhadap salinitas perairan. Fungsi hutan mangrove
digolongkan menjadi fungsi fisik (menjaga kestabilan garis pantai dan penahan abrasi),
fungsi ekologis (feeding ground dan spawning ground) serta fungsi ekonomis.
Keanekaragaman jenis mangrove yang berbeda-beda berdasarkan pembagian
zonasi yang disebabkan oleh faktor fisiologis tumbuhan mangrove itu sendiri, yaitu untuk
beradaptasi dengan lingkungannya dan tidak terlepas juga peran masyarakat sekitar dalam
memelihara ekosistem mangrove. Pada saat ini keanekaragaman dan kerapatan vegetasi
mangrove sudah menurun. Hal ini disebabkan oleh laju perubahan habitat akibat
pembangunan tambak, penebangan hutan mangrove sebagai bahan baku kayu bakar dan
alih fungsi lahan mangrove menjadi area kelapa sawit yang semakin meningkat terjadi di
wilayah pesisir Sumatera Utara, khususnya Kabupaten Langkat.
Pulau Sembilan merupakan salah satu wilayah pesisir di Kecamatan Pangkalan

Susu Kabupaten Langkat yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati hutan

Universitas Sumatera Utara

92

mangrove. Luas Pulau Sembilan ± 15,65 km², berbatasan dengan Selat Malaka dan
merupakan tujuan wisata di Kabupaten Langkat. Jenis Avicennia, Rhizophora dan Nypah
dapat ditemukan di Pesisir Pulau Sembilan lahan pasang surut air laut. Pulau Sembilan
sebagai wilayah pesisir yang cukup luas saat ini mengalami peningkatan berbagai aktivitas
manusia yang ada disekitarnya seperti penebangan kayu mangrove, budidaya tambak ikan,
aktivitas nelayan, tujuan wisata dan sebagainya yang akan memberikan dampak pada
kelestarian hutan mangrove (Purnamasari, 2010).
Terjadinya kerusakan hutan mangrove di pesisir Desa Pulau Sembilan pada
beberapa tahun terakhir disebabkan oleh penebangan hutan menjadi areal pertambakan dan
alih fungsi lahan mangrove menjadi perkebunan kelapa sawit. Berbagai aktivitas ini akan
mengakibatkan perubahan faktor-faktor lingkungan yang berdampak terhadap menurunnya
struktur dan komposisi vegetasi hutan mangrove di pesisir Desa Pulau Sembilan.
Penelitian ini dilakukan di Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten
Langkat karena wilayah ini memiliki kawasan hutan mangrove yang cukup luas. Namun

demikian, kawasan ini telah lama dimanfaatkan masyarakat sekitar sebagai sumber
penghidupan terutama penebangan kayu hutan mangrove dan areal pertambakan.
Menyadari pentingnya peran ekosistem hutan mangrove terhadap kawasan pesisir untuk itu
perlu dilakukan penelitian mengenai struktur dan komposisi vegetasi mangrove di pesisir
Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera
Utara.

Perumusan Masalah
Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat merupakan
kawasan yang masih memiliki kekayaan keanekaragaman hayati mangrove. Dampak yang

Universitas Sumatera Utara

93

di timbulkan dari berkurang dan rusaknya ekosistem mangrove dalam jangka panjang akan
mengganggu keseimbangan ekosistem pesisir pada umumnya, seperti abrasi, intrusi air laut
yang semakin jauh ke arah darat dan lainnya. Pada sepanjang kawasan ini terdapat areal
hutan mangrove yang cukup luas, tetapi belum teridentifikasi jenis-jenis mangrove tersebut
dan belum dipublikasikan. Hal inilah yang mendasari diperlukan adanya kajian mengenai

struktur dan komposisi vegetasi mangrove di Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan
Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara.
Berdasarkan uraian diatas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Bagaimana struktur dan komposisi vegetasi mangrove di Desa Pulau Sembilan Kecamatan
Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara ?
2. Bagaimana kualitas fisika kimia perairan pada ekosistem mangrove Desa Pulau Sembilan
Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara ?
3. Bagaimana status kondisi mangrove berdasarkan kriteria baku kerusakan mangrove yang
ditentukan dengan persentase luas tutupan dan nilai kerapatan mangrove di pesisir Desa
Pulau Sembilan ?

Kerangka Pemikiran
Dalam suatu ekosistem akan terjadi hubungan timbal balik antara komponen biotik
dan abiotik. Pada penelitian ini akan dilakukan pengkajian tentang struktur dan komposisi
vegetasi mangrove. Lalu untuk pengukuran komponen abiotik meliputi analisis substrat,
pengukuran parameter fisika dan kimia perairan pada hutan mangrove di pesisir Desa
Pulau Sembilan.

Universitas Sumatera Utara


94

Data dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi masyarakat maupun
pemerintah setempat dalam melakukan pengelolaan kawasan hutan mangrove di pesisir
Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat. Pendekatan masalah
digambarkan melalui kerangka pemikiran seperti dapat dilihat pada Gambar 1.
Pesisir
Desa Pulau
S bil

Ek
osi
t

Struktur dan
Komposisi
Vegetasi
A
b


B
i

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Tujuan Penelitian

Universitas Sumatera Utara

95

Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui struktur dan komposisi vegetasi mangrove di Dusun II Desa Pulau Sembilan
Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara ?
2. Mengetahui kualitas fisika kimia perairan pada ekosistem mangrove di Dusun II Desa
Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara ?
3. Mengetahui status kondisi mangrove berdasarkan kriteria baku kerusakan mangrove yang
ditentukan dengan persentase luas tutupan dan nilai kerapatan mangrove di Dusun II Desa
Pulau Sembilan ?


Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber data maupun
informasi mengenai struktur dan komposisi vegetasi hutan mangrove di Dusun II Desa
Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara