Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap Lembaga Keuangan Syariah di Kota Medan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan menurut SK Mentri Keuangan RI No.792 Tahun 1990,

merupakan semua badan yang kegiatannya dibidang keuangan, melakukan penghimpunan
dan penyaluran dana kepada masyarakat guna untuk membiayai investasi perusahaan.
Menurut Dahlan lembaga keuangan merupakan badan usaha yang kekayaannya terutama
dalam bentuk aset bentuk aset keuangan atau tagihan (claims) dibandingkan dengan aset
nonfinasial atau aset riil.lembaga keuangan memberikan pembiayaan/kredit kepada
nasabah dan menanamkan dananya dalam surat surat berharga. Sedangkan menurut
Kasmir lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak dibidang keuangan,
menghimpun dana, menyalurkan dan kedua-duanya (Soemitra, 2010:27-28).
Secara umum keberadaan lembaga keuangan dibagi menjadi dua yaitu :
(Burhanuddin, 2010:15)
1. Lembaga Keuangan Bank
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas UndangUndang N0. 7 Tahun 1992, bank merupakan badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyratakt dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat.
2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
Lembaga keuangan bukan bank adalah semua bdan usaha yang melakukan
kegiatan di bidang keuangan, baik secara langsung maupun tidak langsung
menghimpun dana terutama dengan jalan mengeluarkan kertas berharga dan

6
Universitas Sumatera Utara

menyalurkan

dalam

masyarakat

terutama

guna


membiayai

investasi

perusahaan.
2.2

Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga keuangan syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan

mengembangkan penerapan prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisinya ke dalam
transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis yang terkait (Soemitra, 2010:35). Lembaga
keuangan syariah dapat dibedakan menjadi :
2.2.1

Bank Syariah

Pengertian perbankan syariah menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 yaitu
bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut
jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Dalam

Undnag-Undang No. 21 tahun 2008 Unit UsahaSyariah dapat diartikan sebagai unit kerja
dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang bertfungsi sebagai kantor induk dari
kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah (Arif,
2012:97).
Bank syariah secara umum terbagi menjadi dua macam, yaitu: (Burhanuddin,
2010:44)
1. Bank Umum Syariah, adalah bank syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaraan. Bank umum syariah tidak
dapat dikonversi menjadi bank umum konvensional, tetapi sebaliknya bank
umum konvensional setelah mendapat izin dari Bank Indonesia dapat
dikonversi menjadi bank umum syariah.
2. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, adalah bank syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank
pembiayaan rakyat syariah tidak dapat dikonversi menjadi bank perkreditan

7
Universitas Sumatera Utara

rakyat. Berbeda dengan bank umum syariah, bank pembiayaan rakyat syariah
tidak diizinkan membuka kantor cabang, kantor perwakilan, dan jenis kantor

lainnya di luar negeri.
2.2.2

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran (Arif, 2012:197).
2.2.3

Asuransi Syariah

Secara terminilogi asuransi syariah adalah tentang tolong-menolong, sedang secara
umum asauransi syaraiah adalah sebagai salah satu cara untuk mengatasi terjadinya
musibah dalam kehidupan, dimana manusia senantiasa dihadapkan pada kemungkinan
bencana yang dapat menyebabkan hilangnya atau berkurangnya nilai ekonomi seseorang
baik terhadap diri sendiri, keluarga, atau perisahaan yang diakibatkan oleh meninggal
dunia, kecelakaan, sakit, dan usia tua. Dalam fatwa DSN MUI asuransi syariah adalah
usaha saling melindungi dan tolong-menolong diantra sejumlah orang/pihak melalui
investasi dalam bentuk aset dan/atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk

menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah (Arif,
2012:214).
2.2.4

Perusahaan Pembiayaan Syariah

Perusahaan Pembiayaan Syariah dapat diartikan sebagai pembiayaan berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara perusahaan pembiayaan dan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan pembiayaan tersebut dalam
jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil, yang dalam operasinya tidak boleh
bertentangan dengan prinsip dan aturan syariat (Arif, 2012:245).

8
Universitas Sumatera Utara

2.2.5

Pegadaian Syariah

Secara terminologi, gadai adalah pinjam-meminjam uang dengan menyerahkan

barang dan batas waktunya (jika telah sampai waktunya tidak ditebus, barang itu menjadi
hak yang orang yang memberikan pinjaman). Gadai dalam bahasa arab adalah ar-rahn,
secara terminilogi ar-rahn adalah tetap, kekal, dan jaminan. Gadai juga dapat disebut alhabsu yang artinya penahanan (Arif, 2012:278).
2.2.6

Dana Pensiun Syariah

Dana pensiun syariah adalah dan apensiun yang dikelola dan dijalankan berdasrkan
prinsip syariah. Pertumbuhan lembaga keuangn dana syariah di Indonesia lambat tetapi
dapat mendorong perkembangan dana pensiun yang beroperasi sesuai dengan prinsip
syariah. Sampai saat ini , dana pensiun syariah berkembang pada Dana Pensiun Lembaga
Keuangan (DPLK) yang dilakukan oleh beberapa bank dan asuransi syarih. Kondisi ini
yang menunjukkan melambannya pertumbuhan dana syraiah. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain keterbatasan regulasi, keterbatasan instrumen investasi, belum
jelasnya tata kelola dan apensiun syariah, kurangnya sosialisasi dan edukasi tentang
pentingnya dana pensiun syariah (Arif, 2012:300).
2.2.7

Baitul Mal Wat Tamwil (BMT)


Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan
dengan prinsip bagi hasil, menumbuhkembangkan bisnis usaha mikro dalam rangka
mengangkat derajat dan bertabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin,
dibutuhkan atas prakarsa dan modal awal dari tokoh-tokoh masyarkat setempat dengan
berlandaskan sistem ekonomi yang salaam yang berartkan keselamatan (berintikan
keadilan), kedamaian, dan kesejahteraan (Arif, 2012:317).
2.2.8

Pasar Modal Syariah

9
Universitas Sumatera Utara

Pasar modal syariah secara sederhana dapat diartikan sebagai pasar modal yang
menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan terlepas dari
hal-hal yang dilarang oleh syariat, seperti unsur riba, perjudian, bersifat spekulasi, dan
lain-lain. Pasar modal syariah secara prinsip sangat berbeda dengan pasar modal
konvensional. Sejumlah instrumen syariah sudah di terbitkan di pasar modal Indonesia,
seperti dalam bentuk saham dan obligasi dengan kriteria tertentu yang sesuai dengan
prinsip syariah.

Pasar modal syariah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya,
terutama mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme
perdagangannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Efek syariah adalah efek
sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undang di bidang pasar modal yang
akad, pengelolaan perusahaan, dan cara penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip syariah
(Arif, 2012:343-345).
2.2.9

Lembaga Amil Zakat

Ditunjau dari segi bahasa kata zakat mempunyai beberapa arti, yaitu al-barakatu
(keberkahan), al-namaa (pertumbuhan dan Perkembangan), ath-thaharatu (kesucian), dan
ash-shalahu (keberesan). Secara terminologi istilah yang digunakan dalam pembahasan
fiqh Islam adalah mengeluarkan sebagian dari harta tertentu yang telah mencapai nishab
(takaran tertentu yang menjadi batas minimal harta tersebut diwajibkan untuk dikeluarkan
zakatnya), diberikan kepada yang berhak menerimanya (berdasarkan pengelompokan
yang terdapat dalam Al-Quran) dan harta tersebut merupakan milik smepurna (milik
sendiri dan tidak dapat kepemilikan orang lain di dalamnya) serta telah genap usia
pemilikannya selama setahun (haul). Dalam Undnag-Undang No.38 Tahun 1999 Pasal 1
ayat 2, zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang


10
Universitas Sumatera Utara

dimiliki oleh seorang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada
yang berhak menerimanya (Arif, 2012:375).
2.2.10 Lembaga wakaf
Secara umum wakaf adalah sejenis pemberian yang pelaksanaannya dilakukan
dengan jalan menahan (pemilikan) asal (tahbisul ashli), lalu menjadikan manfaatnya
berlaku umum. tahbisul ashli adalah menahan barang yang diwakafkan agar tidak
diwariskan, dijual, dihibahkan, digadaikan, disewakan, dan sejenisnya. Secara istilah
wakaf diartikan sebagai penahanan hak milik atas materi benda untuk tujuan
menyedekahkan manfaat atau faedahnya. Murut Imam Syafi’i dan Ahmad bin Hambal,
wakaf adalah melepaskan harta yang diwakafkan dari kepemilikan wakif, setelah
sempurna prosedur perwakafan. Wakif tidak boleh melakukan apa saja terhadap harta
yang diwakafkan, seperti memindahkan kepemilikannya kepada yang lain, baik dengan
tukar-menukar atau tidak. Jika wakif wafat, harta yang diwakafkan tidak dapat diwariskan
(Arif, 2012:407).
2.3


Perkembangan Lembaga Keuangan
Pada akhir 2013, perbankan syariah Indonesia telah menjadi bank ritel terbesar di

dunia yang memiliki 17,3 juta nasabah, 2.990 kantor bank, 1.267 layanan syariah dan 43
ribu karyawan. Bahkan, bank syariah di Indonesia memiliki pangsa bagi hasil terbesar di
dunia sebesar 30,1persen di pertengahan 2014. Bank syariah di Indonesia juga telah
dikenal di seluruh dunia sebagai bank syariah yang tidak diragukan karena fatwa-fatwa
terkait operasi bank syariah dikeluarkan oleh komite fatwa nasional yang kredibel dan
independen, yaitu Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia atau DSN-MUI.
Karena sifatnya yang tidak diragukan tersebut, bank-bank syariah di negara lain banyak
yang mencontoh bank-bank syariah di Indonesia.

11
Universitas Sumatera Utara

Selain itu, pasar modal syariah di Indonesia telah berkembang menjadi The Most
Advanced Islamic Retail Stock Exchange di dunia karena Indonesia adalah negara
pertama di dunia yang menerapkan sistem online trading syariah. Indonesia telah menjadi
The Leading Sovereign Sukuk Issuer di dunia karena Indonesia telah menjadi sovereign
sukuk issuer terbesar kedua di dunia dengan rasio sukuk per Produk Domestik Brutor

(PDB) yang masih rendah sehingga memiliki potensi pengembangan yang besar.
Keuangan mikro syariah di Indonesia juga telah berkembang menjadi The largest
Islamic Microfinance di dunia karena Indonesia adalah negara yang memiliki Lembaga
Keuangan Mikro Syariah (LKMS) paling bervariasi, jumlah paling besar dengan nasabah
paling banyak (khususnya Baitul Maal wa Tamwil atau BMT), yang memiliki Pedoman
Akad Syariah (PAS) satu-satunya di dunia. Selain itu, Indonesia juga memiliki jumlah
nasabah keuangan syariah terbesar di dunia mencapai 37,3 juta, lebih besar dari jumlah
penduduk Malaysia yang hanya 29,8 juta.
Bank Indonesia merupakan salah satu bank sentral dari 10 negara terbesar di dunia,
dan bank sentral terbesar yang menerapkan sistem moneter ganda. Dengan demikian,
keuangan syariah Indonesia telah menjelma menjadi kiblat baru keuangan syariah dunia
Pengamat Syariah sekaligus Direktur Karim Consulting Indonesia Adiwarman Azwar
Karim meyakini bahwa Indonesia adalah kiblat baru keuangan syariah dunia. Hal tersebut
terlihat dari penetrasi kantor cabang dan nasabah bank syariah. "Saya setuju kalau
penetrasi dilihat dari jumlah kantor cabang dan nasabah.
Indonesia juga terdapat 1,5 persen penduduk yang menolak bertransaksi dengan
bank konvensional karena riba adalah haram. Tiga juta penduduk di Indonesia menolak
perbankan konvensional, sedangkan di Malaysia, hanya 0,1 persen dari jumlah penduduk
atau sekitar 150 ribu orang yang menolak transaksi perbankan. Sedangkan di Oman

12
Universitas Sumatera Utara

sekitar 14,2 persen dari jumlah penduduk atau kurang dari 150 ribu ( Republika, 7
November 2014).
Pertumbuhan dan perkembangan lembaga keuangan dan perbankan syariah
di Indonesia menunjukkan angka yang positif. Pertumbuhan positif ini memberi harapan
besar bagi masa depan pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia di masa depan. Pesatnya
pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia tidak terlepas dari besarnya dukungan umat
Islam. Ini akan mempercepat gerakan ekonomi syariah, bukan saja dalam batas
pertimbangan emosional, namun yang lebih penting lagi melalui pilihan rasional.
Karenanya tuntutan untuk penyediaan Sumber Daya Manusia yang handal untuk
menumbuh kembangkan ekonomi syariah menjadi tuntutan yang harus secepatnya
dilakukan (Nuruddin dalam Analisa, 17 Mei 2014).
2.4 Perbedaan antara Riba dengan Bagi Hasil
Kecenderungan masyarakat mengunakan sistem bungan (interest/usury) bertujuan
untuk mengoptimalkan kepentingan pribadi, sehingga kurang memperhatikan dampak
sosial ekonomi yang ditimbulkannya. Berbeda dengan sistem bagi hasil (profit sharing),
yang berorientasi pada kemitraan untuk mencapai kemaslahatan bersama.

13
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1
Perbedaan Bagi hasil dengan Bunga Bank (Burhanuddin, 2010:43)
No
1

2

3

4
5

2.5

Bagi Hasil
Penentuan besarnya nisbah bagi hasil
dibuat pada waktu akad dengan
berpedoman
pada
kemungkinan
untung rugi
Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan
pada jumlah keuntungan yang
diperoleh
Bagi
hasil
tergantung
pada
keuntungan proyek yang dijalankan,
bila usaha rugi, kerugian akan
ditanggung bersama oleh kedua belah
pihak
Jumlah pembagian laba meningkat
sesuai dengan peningkatan jumlah
pendapatan
Keabsahan bagi hasil tidak ada yang
meragukan

Bunga
Penentuan besarnya bunga di buat
pada waktu akad dengan asumsi harus
selalu untung
Besarnya presentase berdasarkan pada
jumlah uang/modal yang pinjamkan
Pembayaran bunga tetap seperti yang
dijanjikan tanpa pertimbangan apakah
proyek yang di jalankan nasabah
merugi atau tidak
Jumlah pembayaran bunga tidak
meningkat
sekalipun
jumlah
keuntungan berlipat
Eksistensi bunga diragukan oleh
semua agama termasuk Islam

Persepsi
Seseorang yang bermotivasi dan bertindak

oleh pandangannya tentang

situasi,persepsi (perception) adalah proses dimana kita memilih, mengatur, dan
menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti.
Poin utamanya adalaj bahwa persepsi tidak hanya tergantung pada rangsangan yang fisik,
tetapi juga pada hubungan rangsangan terhadap bidang yang mengelilinginnya dan
kondisi dalam setiap diri kita. Seseorang mungkin menganggap wiraniagayang berbicara
dengan cepat bersifat agresif dan tidak jujur; orang lain menggapnya rajin dan membantu.
Masing masing orang akan merenspon secara berbeda terhadp wiraniaga.Persepsi lebih
penting daripada realitas, karena persepsi mempengaruhi prilaku aktual konsumen. Orang
bisa mempunyai skripsi berbeda tentang yang sama karena tiga proses pemahaman: atensi
selektif, distorsi selektif dan retensi selektif (Kotler philip. :179).

14
Universitas Sumatera Utara

2.6

Usia
Istilah usia diartikan dengan lamanya keberadaan seseorang diukur dalam satuan

waktu di pandang dari segi kronologik, individu normal yang memperlihatkan derajat
perkembangan anatomis dan fisiologik sama (Nuswantari, 1998). Usia adalah lama waktu
hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan) (Hoetomo, 2005). Semakin tua usia
seseoarang maka akan semakin banyak pengalaman sesorang tersebut serta pemahaman
yang diperolehnya.

2.7

Pendidikan
Menurut Kamus Bahasa Indonesia pendidikan merupakan memelihara dan

memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin dalam
wawasan yang diperoleh seseorang tersebut.
2.8

Pendapatan
Menurut (Gilarso: 1998) pendapatan atau penghasilan adalah sebagai balas karya.

Pendapatan sebagai balas karya terbagi dalam enam kategori, yaitu :
1. Upah atau gaji adalah balas jasa untuk pekerjaan yang dilaksanakan dalam
hubungan kerja dengan orang atau instansi lain (sebagai karyawan yang
dibayar).
2. Laba usaha sendiri adalah balas karya untuk pekerjaan yang dilakukan sebagai
pengusaha, yaitu mengorganisir produksi, mengambil keputusan tentang
kombinasi faktor produksi serta menanggung resikonya sendiri entah sebagai
petani, buruh, maupun pedagang dan sebagainya.
3. Laba Perusahaan (Perseroan) adalah laba yang diterima atau diperoleh
perusahaan yang berbentuk atau badan hukum.

15
Universitas Sumatera Utara

4. Sewa adalah jasa yang diterima oleh pemilik atas penggunaan hartanya seperti
tanah, rumah atau barang-barang tahan lama.
5. Penghasilan campuran (Mixed Income) adalah penghasilan yang diperoleh dari
usaha seperti : petani, tukang, warungan, pengusaha kecil, dan sebagainya
disebut bukan laba, melainkan terdiri dari berbagai kombinasi unsur-unsur
pendapatan :
a. Sebagian merupakan upah untuk tenaga kerja sendiri.
b. Sebagian berupa sewa untuk tanah/ alat produksi yang dimiliki
sendiri.
c. Sebagian merupakan bunga atas modalnya sendiri.
d. Sisanya berupa laba untuk usaha sendiri.
6. Bunga adalah balas jasa untuk pemakaian faktor produksi uang. Besarnya balas
jasa ini biasanya dihitung sebagai persen ( % ) dari modal dan disebut tingkat
atau dasar bunga (rate off) (Gilarso, 1998: 380)

Perusahaan yang ingin berkembang dan mendapatkan keunggulan kompetitif harus
dapat memberikan produk berupa barang atau jasa yang berkualitas dengan harga yang
bersaing. Penyerahan lebih cepat, dan pelayanan yang baik kepada para pelanggan. Untuk
memenuhi kepuasan pelanggan pada industri jasa, pelayanan sangat penting dikelola
perusahaan dengan baik. Pelayanan merupakan penilaian atau sikap secara menyeluruh
yang berhubungan dengan pelayanan sebagai hasil dari perbandingan antara harapan
pelanggan dan persepsi atas kinerja pelayanan sebenarnya ( Berry, et, al,a; gronroos
dalam Dian, 2007). Gronross ( dalam Parasurman, 1985 )

16
Universitas Sumatera Utara

2.9 Penelitian Sebelumnya
Sebagai pelajaran dan acuan perbandingan untuk landasan penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti, maka peneliti menggunakan beberapa penelitian terdahulu yang
memiliki kemiripan dengan judul yang diambil peneliti. Penelitian tersebut diantaranya :
1. Skipsi yang Berjudul “Persepsi Masyarakat Terhadap Lembaga Keuangan
Syariah di Yogyakarta” oleh Amir Mu’allim (2003). Hasil dari penilitiannya
yaitu lembaga keuangan syariah harus memperbaiki profesionalnya, sehingga
menumbuhkan gambaran harapan kedepannya lembaga keuangan syriah
tersebut serta dapat member manfaat yang lebih luas. Upaya dalam
meningkatkan profesionalitas ini harus lebih banyak memperhatikan hubungan
diantara lembaga keuangan syariah dan konsumennya. Selain itu komitmen
inovasi yang tinggi juga dapat menjadi salah satu dalam pengambilan
keputusan untuk memperikan daya tarik kepada masyarakat.
2. Skripsi yang berjudul “Persepsi Masyarakat Umum Terhdap Bank Syariah di
Medan” oleh Dian Ariani (2007). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarkat di kota Medan terhadap
bank syariah yaitu usia, pendidikan, dan pelayanan. Dalam penilitian ini
variabel-variabel

yang

mempengaruhi

persepsi

masyarakat

tersebut

berpengaruh positif dan signifikan. Dalam penelitian variabel pelayanan
memliki pengaruh atau lebih berkontribusi dalam menentukan persepsi
masyarakat terhadap bank syariah.
3. Skripsi yang berjudul “Persepsi Masyarakat Banda Aceh Terhadap Pembukaan
Bank Syariah BNI Cabang Banda Aceh” oleh Laudryans Husein (2002). Hasil
penelitian ini bahwa masyarakat Banda Aceh kurang antusias untuk beralih
dari bank konvensional ke bank syariah, dan memanfaatkan produk-produk

17
Universitas Sumatera Utara

bank syariah. Sehingga berdasarkan persepsi masyarakat tersebut, diperlukan
suatu strategi pemasaran yang tepat untuk merubah persepsi masyarakat Banda
Aceh dalam memanfaatkan produk-produk bank syariah. Usaha menetapkan
strategi pemasarn tersebut dilakukan dengan menganalisis lingkungan
pemasaran kotamadya Banda Aceh, mikro dan makro, dan didukung pula oleh
strategi promosi untuk merepost/benak masyarakat.
2.10 Kerangka Konseptual

Lembaga Keuangan
Syariah

Persepsi
Masyarakat
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

Usia
Pendidikan
pendapatan
Pekerjaan

Pada gambar diatas dapat dijelaskan persepsi masyarakat terhadap lembaga
keuangan syariah dapat dilihat dari beberapa faktor seperti Usia, Pendidikan,
pendapatan, dan pekerjaan. Ini berarti bahwa faktor Usia sangat mempengaruhi
persepsi masyarakat hal ini dikarenakan semakin tinggi usia seseorang akan
meningkatkan atau pemahamanya tentang lembaga keuangan syariah. Begitu juga
dengan pendidikan, pendapatan dan pekerjaan, semakin tinggi tingkat pendidikan,
pendapatan dan pekerjaan seseorang akan meningkatkan pemahaman seseorang
terhadap lembaga keuangan syariah

18
Universitas Sumatera Utara