Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching (studi empiris pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bei 2010-2014)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Landasan Teori
2.1.1 Teory Agency
Menurut Jensen dan Meckling (1976), hubungan agensi didefinisikan
sebagai kontrak antara prinsipal dan agen. Proses ini melibatkan
pendelegasian sebagian kewenangan pengambilan keputusan kepada agen.
Menurut Jensen dan Meckling (1976), jika prinsipal dan agen adalah utility
maximizers, maka ada kesempatan yang lebih besar untuk setiap pihak
untuk memaksimalkan kepentingan sendiri. Dalam teori agensi ini akhirnya
teori ini banyak menghubungkan antara permasalahan konflik kepentingan
yang mungkin muncul dari hubungan kontraktual dan dari kedua belah
pihak dimana pada hakekat keduanya memiliki akuisisi informasi yang
berbeda.
2.1.2 Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2015
Peraturan pemerintah nomor 20 tahun 2015 ini merupakan
pertimbangan dari UU No. 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Banyak
hal yang diatur dalam peraturan pemerintah salah satu diantaranya terdapat

pokok-pokok penyempurnaan peraturan yang berkaitan dengan pendidikan
profesi maupun pembatasan jasa auditor atau KAP. Berkaitan dengan
profesi

akuntan

publik

yang

memiliki

peran

dalam

mendukung

Universitas Sumatera Utara


perekonomian secara efektif serta memberikan kesempatan lebih luas
mengenai praktik yang dilakukan oleh para akuntan publik dan menyangkut
dengan pembatasan jasa yang diberikan auditor, peraturan ini berbeda bila
dibandingkan

dengan

Peraturan

Menteri

Keuangan

Nomor

17/PMK.01/2008. Dalam peraturan pemerintah nomor 20 tahun 2015 juga
menyatakan bahwa pembatasan pemberian jasa audit atas informasi
keuangan historis berlaku bagi akuntan publik yang merupakan pihak
terasosiasi. Pembatasan hanya diberikan kepada seorang akuntan publik
pada suatu entitas tertentu. Seorang akuntan publik diberikan batas

maksimal memberikan jasa audit sebanyak 5 tahun buku berturut-turut
untuk entitas tertentu seperti perusahaan publik, bank, asuransi, dana
pensiun, dan BUMN. Sedangkan masa untuk memberikan kembali jasa
audit atas informasi keuangan historis terhadap entitas bagi seseorang
akuntan publik adalah setelah 2 (dua) tahun buku berturut-turut tidak
memberikan jasa tersebut. Akibat dikeluarkannya peraturan-peraturan
tersebut, maka timbul pemikiran perusahaan untuk melakukan auditor
switching.
2.2

Definisi Variabel
2.2.1 Auditor Switching (Pergantian Auditor)
Pergantian auditor merupakan perpindahan auditor atau perpindahan
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang dilakukan oleh perusahaan. Di
Indonesia mempunyai ketentuan mengenai auditor switching yang

Universitas Sumatera Utara

membatasi pemberian jasa audit yang diatur dalam peraturan pemerintah
nomor 20 tahun 2015.

Menurut (Kadir, 1994 dalam Divianto, 2011) menjelaskan dua
pendekatan yang dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa perusahaan
berpindah KAP, yaitu perspektif auditor dan perspektif perusahaan. Jika
suatu pergantian auditor dilakukan bukan karena masa pemberian jasa audit
sesuai regulasi telah selesai tetapi karena alasan lain di luar itu maka
diistilahkan sebagai pergantian auditor yang disebut auditor switching
(Damayanti, 2007:13, dalam Wijaya, 2013). Dalam profesi akuntan publik,
terdapat persaingan yang kuat antara kantor akuntan publik dengan kantor
akuntan publik lainnya untuk mendapatkan klien. Klien tersebut termasuk
klien yang meminta pergantian auditor. Perusahaan-perusahaan yang baru
ini melakukan pergantian auditor diantaranya yaitu Bankers Trust, VSI
Enterprises, Continental Airlines, dan Toy”R” Us. Auditor harus dapat
menjaga kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan dengan
mempertahankan independensi, integritas dan objektivitas (Boynton,
2001:234).
2.2.2 Kualitas Audit
De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas
di mana seorang auditor menemukan dan mengungkapkan tentang adanya
suatu pelanggaran atau adanya kecurangan (fraud) dalam sistem akuntansi
dan laporan keuangan klien. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa


Universitas Sumatera Utara

Kantor Akuntan Publik (KAP) yang besar akan berusaha untuk menyajikan
kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang kecil.
Kualitas audit sering dikaitkan negatif dengan audit tenure, sehingga
perusahaan disarankan melakukan auditor switching. Kualitas audit yang
baik akan menghasilkan informasi yang sangat berguna di dalam melakukan
pengambilan keputusan (Dewi, 2014). Kualitas audit mencakup dua
dimensi, yaitu independensi dan kompetensi. Peraturan mengenai rotasi
auditor dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas audit berdasarkan
pada asumsi bahwa semakin lama hubungan antara auditor (baik partner
audit (Akuntan Publik) maupun Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan
kliennya akan mengurangi independensi auditor. Namun dari segi
kompetensi adanya rotasi dapat menyebabkan penurunan kualitas audit.
Ketika auditor harus menghadapi perusahaan baru sebagai kliennya maka
akan diperlukan lebih banyak waktu baginya untuk mempelajari terlebih
dahulu klien barunya daripada ketika auditor melanjutkan penugasan dari
klien terdahulunya (Chen et al. 2004, dalam Veronica, 2011).
Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) audit yang

dilaksanakan oleh auditor dapat dinyatakan berkualitas jika memenuhi
standar auditing. Standar auditing mencakup mutu profesional (profesional
qualities) auditor independen, pertimbangan (judgment) yang digunakan
dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan auditor.

Universitas Sumatera Utara

2.2.3 Pergantian Manajemen
Manajemen mempunyai fungsi diantaranya yaitu mengawasi aktivitasaktivitas demi memastikan segala sesuatu terselesaikan sesuai rencana
(Robbins, 2010:19). Dalam memenuhi fungsinya manajemen harus
menyajikan laporan keuangan dengan benar, agar tidak dapat menyesatkan
para pengguna laporan keuangan. Oleh karena itu, maka diperlukan adanya
pengawasan yang dilakukan oleh auditor berupa suatu pemeriksaan.
Pemeriksaan dilakukan agar para pengguna dapat percaya mengenai laporan
keuangan yang disajikan.
Menurut Mulyadi (2002:15) jika dalam audit, auditor tidak menyetujui
penyajian unsur tertentu dalam laporan keuangan yang material jumlahnya,
maka auditor dapat membicarakan dengan manajemen dengan menyertakan
penjelasan mengenai dasar pemikiran atau alasan ketidaksetujuan auditor
terhadap penyajian unsur tesebut. Apabila manajemen menyetujui, maka

unsur tersebut disajikan dalam laporan keuangan sesuai dengan saran
auditor. Jika manajemen menolak alasan auditor, maka auditor tidak
mempunyai wewenang untuk megubah informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan sesuai dengan pendapatnya, tetapi auditor dapat
memberikan pengecualian dalam pendapatnya.
Pergantian manajemen ditandai apabila perusahaan mengganti
CEOnya. Damayanti dan Sudarma dalam Juliantari (2008) menyatakan
bahwa pergantian manajemen merupakan pergantian direksi perusahaan
yang dapat disebabkan karena keputusan rapat umum pemegang saham atau

Universitas Sumatera Utara

direksi berhenti karena kemauan sendiri. Apabila perusahaan mengubah
dewan direksi, baik direktur maupun komisaris, akan menimbulkan adanya
perubahan dalam kebijakan perusahaan dalam bidang akuntansi, keuangan,
dan pemilihan KAP (Wahyuningsih, 2013).
Perubahan kebijakan suatu perusahaan mungkin akan terjadi setelah
adanya manajemen yang baru dan perusahaan akan mencari Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang bisa diajak bekerja sama yang sejalan dengan kebijakan
dan laporan keuangan perusahaannya.

Pergantian manajemen dapat terjadi secara rutin dan tidak rutin.
Pergantian manajemen yang terjadi secara tidak rutin lebih cenderung
dilakukan, dibandingkan dengan yang terjadi secara rutin.

Pergantian

manajemen yang dilakukan secara tidak rutin dilakukan karena adanya
pertimbangan terhadap kondisi perusahaan, dimana struktur manajemen
yang ada ternyata tidak mampu mengelola perusahaan dengan baik sehingga
kondisi perusahaan menjadi kurang baik, untuk itu struktur yang ada
kemudian diganti dengan struktur manajemen yang baru dengan harapan
akan membawa perbaikan pada pengelolaan perusahaan (Wijaya, 2013).
2.2.4 Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan merupakan salah satu tingkat keadaan yang
penting bagi perusahaan. Di Indonesia perusahaan mengalami pertumbuhan
yang tinggi dengan melakukan perikatan lebih panjang dibandingkan
dengan pertumbuhan yang rendah. Perikatan yang dilakukan oleh
perusahaan dan KAP akan dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan klien

Universitas Sumatera Utara


(Wijayanti, 2010 dalam Suarjana, 2015). Tingkat pertumbuhan perusahaan
menjadi salah satu hal yang perlu dipertimbangkan bagi investor untuk
membuat keputusan terhadap investasinya. Pertumbuhan ini menunjukkan
bahwa bisnis yang dijalankan oleh perusahaan tidak mengalami stagnancy.
Pada beberapa penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti dikatakan
bahwa pertumbuhan perusahaan ini seringkali diukur dengan presentase
kenaikan sales atau presentase kenaikan asset (Wijaya et al., 2013).
Permasalahan pada pertumbuhan perusahaan dapat terjadi di negara
berkembang dengan cepat, lambat, ataupun tidak mengalami perkembangan.
Jika didalam satu sektor atau industri perusahaan mengalami pertumbuhan
yang semakin pesat, maka perusahaan tersebut akan mengalami persaingan
yang semakin ketat juga.
Dalam penelitian ini pertumbuhan perusahaan difokuskan pada rasio
penjualan. Rasio pertumbuhan penjualan mengukur seberapa baik
perusahaan mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam industrinya
maupun dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Weston dan
Copeland, 1992 dalam Putri, 2015).
Pertumbuhan penjualan dapat mengakibatkan pergantian auditor
(auditor switching) dengan mengindikasikan adanya perubahan operasi

perusahaan yang akan membutuhkan peningkatan dalam kompetensi dan
keahlian yang berkaitan dengan masalah pelaporan keuangan oleh auditor
perusahaan. Jika auditor atau KAP tidak dapat mengikuti kebijakan yang
saat ini digunakan oleh perusahaan, maka perusahaan yang mengalami

Universitas Sumatera Utara

pertumbuhan akan cenderung menggunakan KAP yang lebih besar untuk
menangani kebutuhan akan spesialisasi. Kondisi perusahaan yang terus
tumbuh juga kemungkinan akan mengakibatkan pergantian auditor.
2.2.5

Kondisi Keuangan Perusahaan
Dalam penelitian ini, kondisi perusahaan yang sedang dalam

keadaan kondisi yang tidak sehat ataupun kesulitan keuangan diukur dengan
menggunakan debt to asset ratio. Debt to asset ratio ini dihitung dengan
membandingkan antara total utang dengan total seluruh aktiva (asset). Rasio
ini termasuk rasio solvabilitas yang digunakan untuk mengukur sejauh mana
perusahaan dibiayai oleh utang dan rasio ini menggambarkan keadaan posisi

keuangan yang mungkin memiliki dampak penting pada auditor switching
(pergantian auditor). Apabila perusahaan yang memiliki rasio utang yang
tinggi dengan asset yang rendah dan kondisi dimana perusahaan mengalami
posisi keuangan yang tidak sehat, maka semakin besar beban perusahaan
terhadap pihak kreditur (pihak luar) yang dapat dikhawatirkan perusahaan
akan mengalami kebangkrutan. Kebangkrutan merupakan kondisi dimana
perusahaan tidak mampu untuk menutupi utang-utangnya (kewajibannya)
dengan aktiva yang dimiliki. Menurut Setiawan (2014) Kondisi perusahaan
yang terancam bangkrut tersebut cenderung akan meningkatkan evaluasi
subjektivitas dan kehati-hatian auditor (Setiawan, 2014). Selain itu menurut
Schwartz dan Soo (1995) dalam Sudarno (2012) bahwa perusahaan yang
bangkrut lebih sering melakukan berpindah auditor atau KAP daripada
perusahaan yang tidak bangkrut.

Universitas Sumatera Utara

2.3

Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No.

Nama Peneliti

Variabel

Metode

(Tahun)

Penelitian

Analisis

1

Aprilia,
(2013)

2

Chadegani
(2011)

3

Ekka Variabel
Analisis
dependen:
Regresi
Auditor
Switching.
Variabel
Logistik.
independen:
Pergantian
Manajemen,
Kepemilikan
Publik,
Financial
Distress,
dan Ukuran
KAP.

et.al Variabel
dependen:
Auditor
Switching.

Analisis
Regresi

Logistik.
Variabel
Independen:
Pergantian
manajemen,
Qualified
audit
opinion,
Ukuran
klien,
Kualitas
audit,
Financial
distress, Fee
audit
Kistini, Dewi Sri Variabel
Analisis
and
Joicenda Dependen :

Hasil Penelitian

Hasil pengujian
hipotesis yang
telah dilakukan
menunjukkan
bahwa keempat
variabel yang
diteliti secara
simultan
berpengaruh
terhadap auditor
switching.

Kualitas audit
mempunyai
pengaruh yang
signifikan,
sedangkan
pergantian
manajemen,
qualified audit
opinion, ukuran
klien, kualitas
audit, financial
distress dan fee
audit tidak
berpengaruh
signifikan.

Dapat
disimpulkan

Universitas Sumatera Utara

Nahumury (2014)

Auditor
Switching.

Regresi
Logistik.

Variabel
Independen:
Public
Accounting
Firm size,
Financial
Distress,
Institutional
Ownership,
and
Management
Change

4

Nasser, et al.
(2006).

Variabel
Dependen :
Auditor
Switching.

Analisis
Regresi
Logistik.

Variabel
Independen:
ukuran
perusahaan
klien,
ukuran
KAP,
Financial
distress,
dan tingkat
pertum

bahwa selama
enam tahun
pengamatan
(2007-2012)
di
perusahaan
manufaktur
terdaftar
di
Bursa
Efek
Indonesia (BEI),
yang
variabel ukuran
kantor akuntan
publik memiliki
efek
yang
signifikan pada
perpindahan
auditor.
Sedangkan
ukuran
KAP,
financial
distress,
intitutional
ownership, dan
pergantian
manajemen
tidak
berpengaruh
secara
signifikan.
Hasil pengujian
menunjukkan
bahwa ukuran
perusahaan
klien , financial
distress, dan
pergantian
manajemen
berpengaruh
secara
signifikan.

Universitas Sumatera Utara

buhan klien
5

Sudarno (2012)

Variabel
Dependen :
Pergantian
KAP

Analisis
Regresi
Logistik.

Variabel
Independen:
Ukuran
KAP,
Kesulitan
Keuangan,
Kepemilikan
Publik,
Pergantian
Manajemen,
dan
Pergantian
Komite
Audit.

6

Susan
dan Variabel
Trisnawati (2011) Dependen:
Auditor
Switching.

Analisis
Regresi
Logistik.

Variabel
Independen:
Pergantian
manajemen,
Opini
akuntan,
Kesulitan
keuangan,
Ukuran
KAP,
Persentase
perubahan
ROA
Sumber: Review dari beberapa artikel.

Hasil pengujian
menunjukkan
bahwa ukuran
KAP, pergantian
manajemen
berpengaruh
signifikan
terhadap
pergantian KAP.
Sedangkan
kesulitan
keuangan,
kepemilikan
publik,
pergantian
komite audit
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
pergantian KAP.
Pergantian
manajemen dan
ukuran KAP
berpengaruh
signifikan
terhadap
keputusan
melakukan
auditor switch.

Universitas Sumatera Utara

2.4

Kerangka Konseptual
Kerangka

konseptual

adalah

suatu

kerangka

yang

dapat

menggambarkan antara variabel satu dengan variabel lainnya. Namun
menurut Noor (2011) kerangka konseptual adalah konseptual mengenai
bagaimana satu teori berhubungan diantara berbagai faktor yang telah
diidentifikasikan penting terhadap masalah penelitian. Dalam kerangka
pemikiran, peneliti harus menguraikan konsep atau variabel penelitiannya
secara lebih rinci.
Berdasarkan telaah pustaka dari penelitian sebelumnya, dalam
penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah kualitas audit,
pergantian manajemen, pertumbuhan perusahaan, dan kondisi keuangan
perusahaan. Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah auditor
switching. Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Kualitas Audit (X1)

H1

Pergantian
Manajemen (X2)

H2

Auditor
Switching (Y)

Pertumbuhan
Perusahaan (X3)

H3

Kondisi Keuangan
Perusahaan (X4)

H4

Gambar 2.4.1
Kerangka Konseptual

Universitas Sumatera Utara

2.5

Hipotesis Penelitian
Menurut Sekaran (2009 : 235) mendefinisikan hipotesis sebagai

perkiraan ilmiah tentang hubungan yang diperkirakan secara logis antara
dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang
dapat diuji. Pada bagian ini akan ditunjukkan pengaruh variabel independen
terhadap pengaruh variabel dependen. Berdasarkan kerangka konseptual
diatas, pada penelitian ini dapat diuraikan hipotesis-hipotesis sebagai
berikut:
2.5.1 Pengaruh Kualitas Audit terhadap Auditor Switching
Kualitas audit merupakan bagian dari kemampuan yang profesional
dan harus dapat dipertahankan oleh akuntan publik. Akuntan publik adalah
seorang akuntan yang independen dalam memberikan jasanya kepada pihak
yang membutuhkan. Menurut Agoes (2004) setiap manusia yang
memberikan jasa dari pengetahuan dan keahliannya pada pihak lain
seharusnya memiliki rasa tanggung jawab pada pihak-pihak yang
dipengaruhi oleh jasa-jasa tersebut. Dalam kualitas audit terdapat kriteria
yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Nihlati (2014) Audit yang
berkualitas tinggi sangat diperlukan untuk mendeteksi adanya salah saji
yang material dalam laporan keuangan yang telah diaudit. Jika perusahaan
go public memiliki laporan keuangan yang diaudit oleh Kantor Akuntan
Publik (KAP) tidak memberikan kualitas audit yang tinggi, maka dampak
yang akan dihasilkan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) tersebut akan
menghasilkan reputasi yang buruk dan KAP akan kehilangan kepercayaan

Universitas Sumatera Utara

oleh kliennya. Namun jika KAP memiliki reputasi dengan nilai baik yang
dianggap dapat memberikan kemajuan serta pengembangan perusahaan dan
mempunyai kualitas yang tinggi, maka perusahaan yang go public tidak
akan melakukan auditor switching
H 1 : Kualitas audit berpengaruh negatif terhadap auditor switching.
2.5.2 Pengaruh Pergantian Manajemen terhadap Auditor Switching
Pergantian manajemen adalah pergantian direksi perusahaan sebagai
akibat dari keputusan Rapat Umum Pemegang Saham atau direksi berhenti
karena dengan adanya kemauan sendiri (Endina Sulistiarini dan Sudarno,
2012 dalam Kistini, 2014). Menurut Nagy (2005) dalam Ari Juliantari
(2013) perusahaan akan mencari auditor yang sejalan dengan kebijakan
perusahaan dan pelaporan akuntasinya. Sehingga dapat diasumsikan bahwa
pergantian manajemen dapat dilakukan untuk memilih auditor yang baru
yang

sepakat

dengan

kebijakan

akuntansi

perusahaan.Berdasarkan

pernyataan tersebut, maka hipotesis dirumuskan sebagai berikut:
H2 : Pergantian manajemen berpengaruh positif terhadap auditor
switching.
2.5.3 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Auditor Switching
Pertumbuhan perusahaan terhadap auditor switching dapat terjadi, jika
pertumbuhan perusahaan mengalami peningkatan. Ketika pertumbuhan
perusahaan mengalami kejadian peningkatan, maka perusahaan cenderung
akan menggantikan auditornya ke auditor yang mempunyai skala lebih besar
yang dapat meningkatkan reputasi perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Secara umum pertumbuhan perusahaan dapat mengukur kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan dan akan berdampak pada
permintaan KAP yang dapat mempengaruhi agency cost. Salah satu
indikator tingkat pertumbuhan perusahaan adalah penjualan, karena
penjualan merupakan kegiatan operasi yang utama dalam auditee. Pada
umumnya, jika auditee yang memiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang
positif, maka perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Oleh sebab itu penelitian ini mempunyai tujuan untuk membuktikan apakah
pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap auditor switching.
H 3 : Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap auditor
switching.
2.5.4

Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan terhadap Auditor
Switching
Kondisi keuangan perusahaan perusahaan terhadap auditor

switching dapat terjadi, apabila perusahaan dalam keadaaan mengalami
kesulitan keuangan maka akan dikhawatirkan bahwa perusahaan akan
mengalami kebangkrutan dan melakukan auditor switching. Menurut
Nasser, et al (2006) menyatakan bahwa perusahaan yang mengalami
kebangkrutan akan sering melakukan pergantian auditor bila dibandingkan
dengan perusahaan yang tidak mengalami kebangkrutan. Kebangkrutan
merupakan kondisi di mana perusahaan tidak mampu lagi untuk melunasi
kewajibannya (Prihadi, 2008 dalam Wijaya, 2013).

Universitas Sumatera Utara

H4

:

Kondisi keuangan perusahaan memiliki pengaruh terhadap
auditor switching.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINDAKAN AUDITOR SWITCHING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Pada Tahun 2006-2010)

0 22 22

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR SWITCHING Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Switching (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014).

0 7 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN MELAKUKAN AUDITOR SWITCHING Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Auditor Switching (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014).

0 5 17

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN MELAKUKAN AUDITOR SWITCHING Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Auditor Switching (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014).

0 2 16

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching (studi empiris pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bei 2010-2014)

0 0 14

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching (studi empiris pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bei 2010-2014)

0 0 2

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching (studi empiris pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bei 2010-2014)

0 0 7

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching (studi empiris pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bei 2010-2014) Chapter III V

0 0 25

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching (studi empiris pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bei 2010-2014)

0 0 3

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching (studi empiris pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bei 2010-2014)

0 0 15