ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINDAKAN AUDITOR SWITCHING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Pada Tahun 2006-2010)

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINDAKAN AUDITOR SWITCHING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

Oleh

AGNES SETIANA

Independensi auditor, merupakan isu pokok dalam literatur pengauditan, namun isu ini juga kerap memicu perdebatan mengenaiauditor switching.Hubungan kerja yang panjang antara KAP dan klien kemungkinan menciptakan resiko berlebihannya keakraban yang dapat

mempengaruhi independensi KAP. Hal ini mendorong munculnya peraturan rotasi KAP yang bersifatmandatory. Namun, perusahaan pun hendaknya melakukan auditor switchingsecara voluntaryuntuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tindakanvoluntary auditor switchingdi Indonesia.

Data yang digunakan adalah data perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006-2010, di mana pemilihannya dilakukan denganpurposive sampling. Variabel penelitian yang digunakan adalah pergantian manajemen (CEO), opini audit (OPINI),sizeKAP (KAP), kesulitan keuangan klien (ICR) danauditor switching(SWITCH). Model analisis yang digunakan adalah regresi logistik dengan aplikasi program SPSS 16.

Hasil penelitian ini adalah pergantian manajemen (CEO), opini audit (OPINI), dan kesulitan keuangan klien (ICR) tidak berpengaruh secara signifikan terhadapauditor switching. HanyasizeKAP (KAP) yang berpengaruh terhadapauditor switching.


(2)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS THAT INFLUENCE AUDITOR SWITCHING ACTION AT MANUFACTURING LISTED ON IDX

By:

AGNES SETIANA

Auditor independence occupied the main issue in auditing literature. However, this issue often triggers debate regarding auditor switching. Long term contract between CPA firm and the client can create excessive familiarity, which may be affecting auditor’s independence. This, lead to the government’s rule of mandatory auditor switching. However, it is best for the company to do voluntary auditor switching in order to reach good corporate governance. The purpose of this research is to find empirical proof concerning factors that might influence auditor switching in Indonesia.

The data being used is from manufacturing companies which are listed on Indonesia Stock Exchange in 2006-2010 period, with purposive sampling. Variables used in this research are CPA Firm Size (KAP), Financial Distress (ICR), Management Changes (CEO), Audit Opinion (OPINI), and Auditor Switching (SWITCH). Analysis method using logistic regression in SPSS 16.

The result of this research is none of Management Changes, Audit Opinion, or Financial Distress has significant effect towards Auditor Switching. Only CPA Firm Size has significant effect on Auditor Switching


(3)

NAMA : AGNES SETIANA

NPM : 07110331025

TELEPON : (0721) 251178 082130183111

E-MAIL : agnessetiana@gmail.com

PEMBIMBING 1 : DR. EINDE EVANA S.E., M.SI., AKT. PEMBIMBING 2 : HI. HARSONO EDWIN P. S.E., M.SI.


(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tindakan perusahaan melakukan pergantian kantor akuntan publik disebutauditor switching. Hubungan kerja yang panjang antara Kantor Akuntan Publik dan klien kemungkinan

menciptakan suatu resiko pada berlebihannya keakraban (excessive familiarity) yang dapat mempengaruhi obyektifitas dan independensi KAP. Hal ini mendorong munculnya usulan perlunya diadakan rotasi wajib auditor yang bersifatmandatory (AICPA, 1978a; AICPA 1978b dalam Nagy, 2005).

Indonesia adalah salah satu negara yang mewajibkan pergantian kantor akuntan diberlakukan secara periodik. Pemerintah telah mengatur kewajiban rotasi auditor dengan dikeluarkannya KMK RINomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang “Jasa Akuntan Publik” (perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002), serta Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”.

Peraturan mengenai rotasi wajib auditor yang membatasiaudit tenuremerupakan suatu bukti bahwa pemerintah mengkritisi isu independensi auditor. Secara tidak langsung, dengan adanya peraturan ini menunjukkan bahwa fenomena terkait isu independensi auditor nyata terjadi di Indonesia. Namun, seiring persaingan dunia usaha yang semakin ketat, audit atas laporan

keuangan perusahaan seharusnya bukan lagi menjadi suatu pemenuhan kewajiban atas ketentuan undang-undang semata tetapi menjadi suatu kebutuhan penting mengingat perlunyagood

corporate governanceyang selalu menekankantransparency, accountability, fairness, responsibility,danindependency.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mendapatkan bukti empiris terkait faktor-faktor yang mempengaruhiauditor switching.Secara singkat, faktor-faktor sepertisizeKAP,sizeklien, dan tingkat pertumbuhan klien lebih berorientasi pada tuntutan akan kualitas audit yang tinggi. Sementara kesulitan keuangan klien berkenaan dengan daya beli klien atas jasa audit. Sedangkan pergantian manajemen dan opini audit lebih mengacu padaclient’s bargaining power.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk meneliti hal-hal apa saja yang menjadi alasan perusahaan mengganti kantor akuntan publiknya, dan membuat penelitian dengan judul


(5)

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi TindakanAuditor Switchingpada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah pergantian manajemen berpengaruh terhadapauditor switching? 2. Apakah opini audit berpengaruh terhadapauditor switching?

3. Apakah ukuran KAP berpengaruh terhadapauditor switching?

4. Apakah kesulitan keuangan klien berpengaruh terhadapauditor switching?

1.2.3 Batasan Masalah

1. Sampel adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian tahun 2006 - 2010

2. Auditor switchingdalam penelitian ini hanya memperhatikan pergantian pada tingkat KAP, tidak memperhatikan pergantian pada tingkat akuntan publik.

3. Penelitian ini difokuskan pada voluntary auditor switching,di mana dikategorikanvoluntary jika masa penugasan KAP masih kurang dari 5 tahun

1.3. Tujuan Penelitian

1. Menganalisa dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh pergantian manajemen terhadapauditor switching

2. Menganalisa dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh opini audit terhadapauditor switching

3. Menganalisa dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh ukuran KAP terhadap auditor switching

4. Menganalisa dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh kesulitan keuangan klien terhadapauditor switching

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Memberi pemahaman lebih dalam mengenai permasalahanauditor switching. 2. Bagi Akademisi


(6)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi pandangan dan wawasan terhadap pengembangan literatur terkaitauditor switching.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya mengenaiauditor switching. 1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi tindakanauditor switchingpada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Faktor- faktor yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini dibatasi pada empat faktor, yaitu faktor pergantian manajemen, opini audit, ukuran KAP, kesulitan keuangan klien


(7)

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1Agency Theory

Jensen dan Meckling (1987) menyatakan bahwa teori keagenan (agency theory) merupakan suatu hubungan permasalahan yang timbul ketikaagentmelakukan tindakan untuk

memaksimalkan kepentingannya sendiri dengan mengorbankan kepentinganprincipal.Dalam teori keagenan seharusnya auditor independen berperan untuk mengurangiagency cost, namun fenomenanya teori keagenan juga mencakup hubungan antara auditor (agent) dan manajemen (principal). Hal ini menciptakan konflik kepentingan yang tidak dapat dihindari oleh auditor. Situasi yang demikian akan cenderung menimbulkan ketergantungan auditor kepada kliennya, sehingga auditor sering kali merasa kehilangan independensinya dan harus mengakomodasi berbagai kepentingan klien dengan harapan agar kerjasama antara auditor dengan klien tidak terputus.

2.2Client’s Bargaining Power

Client’s bargaining powerberbicara mengenai kekuatan perusahaan (manajemen) dalam menegosiasikan kepentingan dengan auditor (Sumarwoto, 2006). Bargaining powerini sangat erat kaitannya dengan isu independensi auditor. Dalam situasi konflik, klien mencoba membuat auditor setuju pada laporan yang menguntungkannya dengan memaksakan pinalti pada auditor jika menolak

2.3 Audit Tenure

Audit tenureadalah masa jabatan dari Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya. Ketentuan mengenaiaudit tenuretelah dijelaskan dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 yaitu masa jabatan untuk KAP paling lama 5 tahun berturut-turut. Adibowo (2009) mengungkapkan bahwa regulasi membatasiaudit tenureagar auditor dan klien tidak menciptakan suatu ketergantungan satu sama lain sehingga kualitas audit tetap terjaga dengan hasil opini audit yang objektif.

2.4Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang “Jasa Akuntan Publik”


(8)

KMK RI No. 359/KMK.06/2003 ini mengatur bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh KAP paling lama untuk 5 (lima) tahun buku turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Peraturan tersebut diperbaharui dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik” pasal 3 yang menyatakanKAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut, dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.

2.5 Auditor Switching

Auditor switchingmerupakan perpindahan auditor (KAP) yang dilakukan oleh perusahaan klien. Ketika pergantian auditor dilakukan karena peraturan yang membatasitenure, yang terjadi adalah pemisahan paksa oleh peraturan. Dalam hal ini, yang terjadi adalah pergantian auditor secara wajib (mandatory auditor switching). Sebaliknya, jika klien mengganti auditornya ketika tidak ada aturan yang mengharuskan pergantian dilakukan, yang terjadi adalah pergantian auditor secara sukarela (voluntary auditor switching).

2.6 Pengembangan Hipotesis

2.6.1 Pengaruh Pergantian Manajemen Perusahaan Klien Terhadap Auditor Switching Pergantian manajemen perusahaan dapat diikuti oleh perubahan kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan, dan pemilihan KAP. Schwartz dan Menon (1985) menyatakan bahwa perusahaan yang melakukan pergantian manajemen akan mengganti KAP-nya karena

manajemen perusahaan yang baru cenderung akan mencari KAP yang selaras dalam pelaporan dan kebijakan akuntansinya. Oleh karena itu, Ha1dinyatakan sebagai berikut:

H0 = Perubahan manajemen(CEO) tidak berpengaruh terhadapauditor switching Ha1= Perubahan manajemen (CEO) berpengaruh terhadapauditor switching 2.6.2 Pengaruh Opini Audit Terhadap Auditor Switching

Manajemen perusahaan berusaha menghindari opini selainunqualifiedkarena bisa

mempengaruhi harga pasar saham perusahaan dan kompensasi yang diperoleh manajer (Chow dan Rice 1982:327). Jika auditor tidak dapat memberikan opiniunqualified(tidak sesuai dengan harapan perusahaan), perusahaan akan berpindah KAP yang mungkin dapat memberikan opini


(9)

sesuai dengan yang diharapkan perusahaan (Setyarno, 2006). Maka, Ha2dinyatakan sebagai berikut:

H0 = Opini auditor tidak berpengaruh terhadapauditor switching Ha2 = Opini auditor berpengaruh terhadapauditor switching 2.6.3 Pengaruh Ukuran KAP Terhadap Auditor Switching

KAP yang besar lebih independen dibandingkan dengan KAP yang kecil. Dengan alasan bahwa ketika KAP besar kehilangan satu klien, tidak begitu berpengaruh terhadap pendapatannya. Dengan demikian, KAP yang lebih besar umumnya dianggap memiliki kredibilitas yang lebih tinggi. Perusahaan akan mencari KAP yang kredibilitasnya tinggi untuk meningkatkan

kredibilitas laporan keuangan di mata pemakai laporan keuangan itu (Halim, 1997:79-80). Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan akan cenderung berpindah ke KAP yangsize-nya lebih besar. Oleh karena itu, Ha3dinyatakan sebagai berikut:

H0 = Ukuran KAP tidak berpengaruh terhadapauditor switching Ha3= Ukuran KAP berpengaruh terhadapauditor switching

2.6.4 Pengaruh Kesulitan Keuangan Klien dengan Auditor Switching

Setyarno dan Juniarti (2006) juga menyatakan bahwa perusahaan yang bangkrut lebih sering berpindah auditor daripada perusahaan yang tidak bangkrut. Alasannya adalah karena perusahaan sudah tidak mampu lagi membayar biaya audit yang dibebankan oleh KAP, sebagai akibat dari penurunan kemampuan keuangan perusahaan. Oleh karena itu, Ha4 dinyatakan sebagai berikut:

H0 = Kesulitan keuangan klien tidak berpengaruh terhadapauditor switching Ha4= Kesulitan keuangan klien berpengaruh terhadapauditor switching

2.7 Penelitian Terdahulu

a. Kadir (1994) mengemukakan dua pendekatan yang dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa perusahaan berpindah KAP, yaitu perspektif auditor dan perspektif perusahaan. Hasil penelitian Kadir menunjukkan bahwa pergantian manajemen, jasa-jasa lain selain jasa audit, opini akuntan, dan preferensi kreditur berpengaruh signifikan terhadap perusahaan


(10)

untuk berpindah KAP; kesulitan keuangan tidak berpengaruh, sedangkan untukfeeaudit tidak dapat dilakukan pengujian karena data yang diperoleh tidak memenuhi persyaratan.

b. Penelitian yang dilakukan Mardiyah pada tahun 2002 bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan kontrak, keefektifan auditor, reputasi klien, biaya audit, faktor klien, dan faktor auditor terhadap auditor changes dengan menggunakan analisis regresi dan model RPA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel berpengaruh terhadap auditor changes.

c. Kawijaya dan Juniarti (2002) melakukan penelitian tentang perpindahan auditor pada perusahaan-perusahaan di Surabaya dan Sidoarjo yang pernah diaudit oleh KAP. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada bukti yang signifikan bahwaqualified audit opinion, merger, management changes,danexpansionmerupakan variabel yang memprediksi perpindahan auditor.

Penelitian ini merupakan replikasi penelitian Damayanti dan Sudarma (2008). Variabel yang digunakan Damayanti dan Sudarma yaitu pergantian manajemen, opini, fee audit, dan solvabilitas sebagai proksi kesulitan keuangan..

Penulis mengganti 1 variabel dan 1 proksi yaitu mengganti variabel fee auditdengan sizeKAP, dan mengganti rasio solvabilitas dengan ICR sebagai proksi kesulitan keuangan klien. Alasannya karena variabel sebelumnya yang digunakan dalam penelitian Damayanti dan Sudarma (2008) tidak memberikan hasil yang signifikan. Peneliti memperpanjang periode penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2008) yang hanya terbatas tiga tahun (2003-2005), menjadi lima tahun (2006-2010). Hal ini terkait dengan KMK RI Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2. Tambahan periode penelitian tersebut diharapkan akan mempengaruhi hasil penelitian ini.


(11)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah emiten aktif di Bursa Efek Indonesia (BEI) bidang manufaktur, yang pada tahun 2010 berjumlah 172 perusahaan. Industri manufaktur dipilih karena memiliki jumlah perusahaan yanglistingpaling banyak dibandingkan dengan industri lain. Selain itu juga untuk menghindari adanyaindustrial effectyaitu risiko industri yang berbeda antara suatu sektor industri yang satu dengan yang lain. Sedangkan pemilihan sampel dilakukan denganpurposive sampling.

Adapun kriteria dalam penentuan sampel pada penelitian ini adalah:

1. Sampel terdaftar sebagai emiten di BEI bidang manufaktur dan aktif selama periode 2006-2010

2. Sampel melakukanvoluntary auditor switchingdalam periode 2006-2010

3. Sampel mempublikasikan laporan keuangan auditan sekurang-kurangnya selama periode 2005-2010

4. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel yang menyajikan informasi lengkap yang dibutuhkan dalam penelitian ini, berupa data laporan keuangan (Total Asset, Net sales,Operating Profit, Interest Expense,EBIT, EAT), laporan auditan (nama KAP, opini audit), danfact book(nama CEO)

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder, yaitu mendapatkan data dari dokumen berupa laporan keuangan tahunan yang diperoleh dariwebsite BEI (www.idx.co.id) , untuk mendapatkan datafactbookdan laporan keuangan tahunan

perusahaan manufaktur dari tahun 2005 hingga 2010. Data ini diperoleh darihomepageIDX, untuk mendapatkansoft copylaporan keuangan danannual report yang didapat dari menu issuer, financial report.

3.3 Model Penelitian


(12)

3.4 Operasionalisasi Variabel a. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalahauditor switching.Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan klien yang mengganti auditornya adalah perusahaan klien yang melakukan voluntary auditor switching. Data perusahaan yang melakukan perpindahan KAP secara mandatoryatauvoluntaryakan diidentifikasi dariFact Bookyang memuat daftar perusahaan yang terdaftar di BEI beserta dengan KAP-nya. Perusahaan yang sudah lima tahun berturut-turut diaudit oleh KAP yang sama dan mengganti KAP-nya adalahmandatory. Perusahaan yang belum lima tahun berturut-turut diaudit oleh KAP yang sama dan sudah mengganti KAP-nya adalahvoluntary. Variabelauditor switchingmenggunakan variabeldummy. Jika perusahaan klien mengganti auditornya, maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika perusahaan klien tidak mengganti auditornya, maka diberikan nilai 0. (Damayanti dan Sudarma, 2008).

b. Variabel Independen

Variabel independen yang digunakan untuk mengetahui faktor kebijakan hutang dalam penelitian ini ada empat, yaitu:

1. Pergantian Manajemen Perusahaan Klien

Variabel pergantian manajemen menggunakan variabeldummy. Jika terdapat pergantian direksi (direktur utama/CEO) dalam perusahaan maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika tidak terdapat pergantian direksi dalam perusahaan, maka diberi nilai 0. (Damayanti dan Sudarma, 2008). 2. Opini Audit

Dalam penelitian ini, opini audit dikelompokkan dalam 5 kategori sebagai berikut: a) Perusahaan yang mendapat opini WTP (unqualified) diberi kode (5).

b) Perusahaaan dengan opini WTP dg BP (unqualified with explanatory language) diberi kode (4).

Opini Audit

Perusahaan berpindah KAP Pergantian

Manajemen

Ukuran KAP Kesulitan keuangan


(13)

c) Perusahaan yang mendapat opini WDP (qualified) diberi kode (3). d) Perusahaan dengan opini tidak wajar (adverse) diberi kode (2).

e) Apabila auditor tidak memberikan pendapat (disclaimer) diberi kode (1). (Mumpuni, 2011)

3. Ukuran KAP

Variabel ukuran KAP menggunakan variabeldummy.Jika sebuah perusahaan diaudit oleh KAP Big4 maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika sebuah perusahaan diaudit oleh KAP nonBig4, diberikan nilai 0.

Adapun auditor yang termasuk dalam kelompokThe Big 4yaitu :

a)Deloitte Touche Tohmatsu(Deloitte) yang berafiliasi dengan Hans Tuanakotta Mustofa & Halim; Osman Ramli Satrio & Rekan; Osman Bing Satrio &Rekan.

b)Ernst & Young(EY) yang berafiliasi dengan Prasetio, Sarwoko & Sandjaja; Purwantono, Sarwoko & Sandjaja.

c)Klynveld Peat Marwick Goerdeler(KPMG) yang berafiliasi dengan Siddharta Siddharta & Widjaja.

d)PricewaterhouseCoopers(PwC) yang berafiliasi dengan Haryanto Sahari & Rekan; Tanudiredja,Wibisana&Rekan

4. Kesulitan Keuangan Klien

Ada banyak konsep yang menyatakan tentang perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan. Namun secara umum kondisi kesulitan keuangan perusahaan tergambar dari ketidakmampuan untuk membayar kewajiban yang telah jatuh tempo. Beberapa peneliti

menggunakan indikator yang berbeda sebagai sinyal kesulitan keuangan perusahaan. Balwin dan Scott (1983) menggunakan penghapusan pembayaran dividen, Lau dan Hill (1996)

menggunakan adanya PHK, Atmini (2005) menggunakan rugi 2 tahun berturut-turut, sedangkan Classens et al (1999) menggunakaninterest coverage ratio.

Peneliti menggunakaninterest coverage ratiountuk mengukur tingkat kesulitan keuangan klien. Apabila angka rasio menunujukkan hasil kurang dari satu berarti mengindikasikan perusahaan mengalami kesulitan keuangan. (classens et al,1999)

Hipotesis

Interest Coverage Ratio = Laba Usaha Beban Bunga


(14)

Berdasarkan pada latar belakang masalah serta landasan teori yang telah dipaparkan, maka peneliti mengajukan hipotesis:

Ha1 = Perubahan manajemen (CEO) berpengaruh terhadapauditor switching Ha2 = Opini auditor berpengaruh terhadapauditor switching

Ha3 = Ukuran KAP berpengaruh terhadapauditor switching

Ha4 = Kesulitan keuangan klien berpengaruh terhadapauditor switching 1.5 Alat Analisis

Uji Regresi Logistik

Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik (logistic regression). Alat analisis ini digunakan karena variabel dependen bersifat dikotomi (melakukan auditor switching dan tidak melakukanauditor switching). Selain itu, dengan logistic regression ini tidak diperlukan uji normalitas data pada variabel independennya. Asumsi normal distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel independen merupakan campuran antara variabel kontinyu (metrik) dan kategorial (non-metrik). Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan dan laporan auditor independen masing-masing perusahaan publik bidang manufaktur yang terdaftar di BEI. Teknik pengolahan data memakai program aplikasiStatistical Package for Social Sciences(SPSS).

Model regresi logistik yang digunakan adalah:

Keterangan:

Y :auditor change bo : konstanta b1-b4 : koefisien regresi x1 x4 : variabel independen e :residual error 3.5.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memaparkan nilai minmum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi (standard deviation).Meandigunakan untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai penyimpangan rata-rata dari sampel. Maksimum dan nilai minimum digunakan untuk melihat nilai maksimum dan minimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian.


(15)

Variabel dengan skala nominal tidak diikutsertakan dalam perhitungan statistik deskriptif, cukup dibuatfrequency tablesaja. Skala nominal merupakan skala pengukuran kategori atau kelompok. Angka ini hanya berfungsi sebagai label kategori semata tanpa nilai intrinsik, oleh sebab itu tidaklah tepat menghitung nilai rata-rata(mean)dan standar deviasi dari variabel tersebut. 3.5.2. Pengujian Hipotesis Penelitian

Estimasi parameter menggunakanMaximum Likehood Estimation(MLE).

Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (x) tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan (dalam populasi). Pengujian terhadap hipotesis dengan menggunakan a = 5%.

Kaidah pengambilan keputusan adalah:

1. Jika nilai probabilitas (sig.) < a = 5% maka hipotesis alternatif didukung. 2. Jika nilai probabilitas (sig.) > a = 5% maka hipotesis alternatif tidak didukung.

3.5.2.1. Overall Model Fit

H0 : Model yang dihipotesiskanfitdengan data Ha: Model yang dihipotesiskan tidakfitdengan data

Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsilikelihood. LikelihoodL dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditranformasikan menjadi -2LogL. Penurunanlikelihood (-2LogL) menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskamfitdengan data.

3.5.2.2. Koefisien Determinasi (Cox &Snell’s R Squaredan Nagelkerke R Square) Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel

independen dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

3.5.2.3. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test.

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakanHosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test.Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Testmenguji hipotesis nol bahwa data empiris sesuai (fit) dengan model.


(16)

1. Jika nilaiHosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test ≤ 0,05 maka H0 tidak didukung.

Artinya, ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehinggaGoodness fit modeltidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya

2. Jika nilaiHosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test > 0,05 maka H0 didukung. Artinya model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya

3.5.3. Model Regresi Logistik

Model regresi logistik yang digunakan adalah:

Keterangan:

SWITCH :auditor switching bo : konstanta

b1- b4 : koefisien regresi CEO : pergantian manajemen OPINI : opini audit

KAP : ukuran KAP

ICR : kesulitan keuangan klien (dengan proksiInterest Coverage Ratio) e :residual error


(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Pengujian hipotesis dalam skripsi ini bertujuan untuk membuktikan apakah pergantian manajemen, opini audit,sizeKAP, dan kesulitan keuangan perusahaan berpengaruh terhadap tindakanauditor switching. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pergantian manajemen (CEO) tidak berpengaruh terhadap tindakanauditor switching. Hal ini dapat terlihat dari uji hipotesis dimana nilai signifikansi CEO pada 0,157 dan nilai koefisien regresi positif sebesar 0,517. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah pada level kesalahan 0,05 (5%), berarti nilai 0, 157 > 0,05. Dengan demikian penelitian ini tidak mendukung hipotesis pertama (Ha1) yang menyatakan bahwa perubahan manajemen (CEO) berpengaruh terhadapauditor switching.

2. Opini audit tidak berpengaruh terhadap tindakanauditor switching. Hal ini dapat terlihat dari tingkat signifikansi opini pada uji koefisien regresi dimana nilai signifikansi ukuran perusahaan sebesar 0,672 dan nilai koefisien regresi negatif senilai 0,068 pada taraf signifikansi 0,05 (5%), berarti nilai 0, 672 >0,05. Dengan demikian penelitian ini tidak mendukung hipotesis kedua (Ha2) yang menyatakan bahwa opini audit berpengaruh terhadapauditor switching.

3. SizeKAP berpengaruh terhadap tindakanauditor switching. Hal ini dapat terlihat dari tingkat signifikansi sizeKAP pada uji koefisien regresi, di mana nilai signifikansi kondisi pasar sebesar 0,000 dan nilai koefisien regresi negatif senilai 1,958 pada taraf signifikansi 5%, berarti nilai 0,000 < 0,05. Dengan demikian penelitian ini mendukung hipotesis ketiga (Ha3) yang menyatakan bahwa ukuran KAP berpengaruh terhadapauditor switching. 4. Kesulitan keuangan perusahaan tidak berpengaruh terhadap tindakanauditor switching. Hal

ini dapat terlihat dari tingkat signifikansi Kesulitan keuangan perusahaan (ICR) pada uji koefisien regresi, dimana nilai signifikansi kondisi pasar sebesar 0, 054 dan nilai koefisien regresi senilai 0,013 pada taraf signifikansi 5%, berarti nilai 0,054 < 0,05. Dengan demikian penelitian ini mendukung hipotesis keempat (Ha4) yang menyatakan bahwa kesulitan


(18)

5.2. Keterbatasan dan Saran

1. Penelitian ini belum memasukkan faktor-faktor lain yang diduga berpengaruh terhadap tindakanauditor switchingsepertifeeaudit, kualitas audit, pengalaman auditor,merger, dan lain-lain.Sebaiknya pada penelitian berikutnya ditambahkan variabel- variabel baru yang akan memperluas kajian mengenaiauditor switching.

2. Dalam penelitian mengenaiauditor switching,variabel pergantian manajemen akan lebih sesuai digunakan pada negara yang struktur CG nya berbasissingle board system.

Sedangkan di Indonesia struktur CG yang digunakan adalahtwo tier board system.Untuk penelitian selanjutnya harap diperhatikan kesesuaian strukturCorporate Governance. 3. Dalam penelitian ini menggunakaninterest coverage ratiosebagai proksi atas kesulitan

keuangan perusahaan. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan proksi lain seperti DER, laba negatif, atau tingkat PHK. Juga dapat menambahkan variabel lainnya sepertisize

perusahaan, tingkat pertumbuhan perusahaan, dan lain-lain.

4. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk dapat memperluas penelitian dengan menambah sampel penelitian dari seluruh perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dan periode pengamatan yang lebih panjang sehingga hasil yang diperoleh akan lebih dapat digeneralisasi dan akan lebih menggambarkan kondisi sesungguhnya selama jangka panjang.


(19)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINDAKAN AUDITOR SWITCHING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Pada Tahun

2006-2010) (Skripsi)

Oleh

AGNES SETIANA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(20)

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Adibowo, S. 2009. PengaruhAudit Firm Tenure,Audit Firm SizedanIndustry SpesializationterhadapEarning Quality. Skripsi, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Brigham, Eugene F, dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan, Edisi 8. Erlangga, Jakarta.

Damayanti, S., dan M. Sudarma.. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik. SNA 11, Pontianak. Departemen Keuangan Republik Indonesia. 2003. KMK No 359/KMK.06/2003

tentang Perubahan Atas KMK Nomor 423/KMK06/2002.

Departemen Keuangan Republik Indonesia. 2008. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 17/KMK.01./2008 tentang Jasa Akuntan Publik.

Febrianto, R. 2009. “Pergantian Auditor dan Kantor Akuntan Publik”.

Kadir, M.N. 1994. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah KAP. Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Mardiyah, A.A. 2002. Pengaruh Perubahan Kontrak, Keefektifan Auditor,

Reputasi Klien, Biaya Audit, Faktor Klien dan Faktor Auditor Terhadap Auditor Changes: Sebuah Pendekatan Dengan Model Kontinjensi RPA. SNA V, Semarang.

Meutia, Inten. 2004. Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Manajemen Laba Untuk KAPBig 5 dan Non Big 5.Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 7, No. 3, hal. 333-350

Sumarwoto. 2006. Pengaruh Kebijakan Rotasi KAP Terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Politeknik Negri, Semarang.

Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti, dan Faisal. 2006. Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya,

Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini AuditGoing Concern. Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang.

www.idx.co.id.2011.http://114.57.38.118/corporate_actions/new_info_jsx/jenis_ informasi/01_laporan_keuangan/02_soft_copy_laporan_keuangan/


(22)

(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pengujian hipotesis dalam skripsi ini bertujuan untuk membuktikan apakah pergantian manajemen, opini audit,sizeKAP, dan kesulitan keuangan perusahaan berpengaruh terhadap tindakanauditor switching. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pergantian manajemen (CEO) tidak berpengaruh terhadap tindakanauditor switching. Hal ini dapat terlihat dari uji hipotesis dimana nilai signifikansi CEO pada 0,157 dan nilai koefisien regresi positif sebesar 0,517. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah pada level kesalahan 0,05 (5%), berarti nilai 0, 157 > 0,05. Dengan demikian penelitian ini tidak mendukung hipotesis pertama (Ha1) yang menyatakan bahwa perubahan manajemen (CEO) berpengaruh terhadapauditor switching.

2. Opini audit tidak berpengaruh terhadap tindakanauditor switching. Hal ini dapat terlihat dari tingkat signifikansi opini pada uji koefisien regresi dimana nilai signifikansi ukuran perusahaan sebesar 0,672 dan nilai koefisien regresi negatif senilai 0,068 pada taraf signifikansi 0,05 (5%), berarti nilai 0, 672 >0,05. Dengan demikian penelitian ini tidak mendukung hipotesis kedua (Ha2) yang menyatakan bahwa opini audit berpengaruh terhadapauditor switching.

3. SizeKAP berpengaruh terhadap tindakanauditor switching. Hal ini dapat terlihat dari tingkat signifikansi sizeKAP pada uji koefisien regresi, di mana nilai signifikansi kondisi pasar sebesar 0,000 dan nilai koefisien regresi negatif senilai 1,958 pada taraf signifikansi 5%, berarti nilai 0,000 < 0,05. Dengan demikian penelitian ini mendukung hipotesis ketiga (Ha3) yang menyatakan bahwa ukuran KAP berpengaruh terhadapauditor switching. 4. Kesulitan keuangan perusahaan tidak berpengaruh terhadap tindakanauditor switching. Hal

ini dapat terlihat dari tingkat signifikansi Kesulitan keuangan perusahaan (ICR) pada uji koefisien regresi, dimana nilai signifikansi kondisi pasar sebesar 0, 054 dan nilai koefisien regresi senilai 0,013 pada taraf signifikansi 5%, berarti nilai 0,054 < 0,05. Dengan demikian penelitian ini mendukung hipotesis keempat (Ha4) yang menyatakan bahwa kesulitan


(2)

5.2. Keterbatasan dan Saran

1. Penelitian ini belum memasukkan faktor-faktor lain yang diduga berpengaruh terhadap tindakanauditor switchingsepertifeeaudit, kualitas audit, pengalaman auditor,merger, dan lain-lain.Sebaiknya pada penelitian berikutnya ditambahkan variabel- variabel baru yang akan memperluas kajian mengenaiauditor switching.

2. Dalam penelitian mengenaiauditor switching,variabel pergantian manajemen akan lebih sesuai digunakan pada negara yang struktur CG nya berbasissingle board system.

Sedangkan di Indonesia struktur CG yang digunakan adalahtwo tier board system.Untuk penelitian selanjutnya harap diperhatikan kesesuaian strukturCorporate Governance. 3. Dalam penelitian ini menggunakaninterest coverage ratiosebagai proksi atas kesulitan

keuangan perusahaan. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan proksi lain seperti DER, laba negatif, atau tingkat PHK. Juga dapat menambahkan variabel lainnya sepertisize

perusahaan, tingkat pertumbuhan perusahaan, dan lain-lain.

4. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk dapat memperluas penelitian dengan menambah sampel penelitian dari seluruh perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dan periode pengamatan yang lebih panjang sehingga hasil yang diperoleh akan lebih dapat digeneralisasi dan akan lebih menggambarkan kondisi sesungguhnya selama jangka panjang.


(3)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINDAKAN AUDITOR SWITCHING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Pada Tahun

2006-2010)

(Skripsi)

Oleh

AGNES SETIANA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(4)

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Adibowo, S. 2009. PengaruhAudit Firm Tenure,Audit Firm SizedanIndustry SpesializationterhadapEarning Quality. Skripsi, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Brigham, Eugene F, dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan, Edisi 8. Erlangga, Jakarta.

Damayanti, S., dan M. Sudarma.. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik. SNA 11, Pontianak. Departemen Keuangan Republik Indonesia. 2003. KMK No 359/KMK.06/2003

tentang Perubahan Atas KMK Nomor 423/KMK06/2002.

Departemen Keuangan Republik Indonesia. 2008. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 17/KMK.01./2008 tentang Jasa Akuntan Publik.

Febrianto, R. 2009. “Pergantian Auditor dan Kantor Akuntan Publik”.

Kadir, M.N. 1994. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah KAP. Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Mardiyah, A.A. 2002. Pengaruh Perubahan Kontrak, Keefektifan Auditor,

Reputasi Klien, Biaya Audit, Faktor Klien dan Faktor Auditor Terhadap Auditor Changes: Sebuah Pendekatan Dengan Model Kontinjensi RPA. SNA V, Semarang.

Meutia, Inten. 2004. Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Manajemen Laba Untuk KAPBig 5 dan Non Big 5.Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 7, No. 3, hal. 333-350

Sumarwoto. 2006. Pengaruh Kebijakan Rotasi KAP Terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Politeknik Negri, Semarang.

Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti, dan Faisal. 2006. Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya,

Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini AuditGoing Concern. Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang.

www.idx.co.id.2011.http://114.57.38.118/corporate_actions/new_info_jsx/jenis_ informasi/01_laporan_keuangan/02_soft_copy_laporan_keuangan/


(6)

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN AUDITOR (Studi Empiris pada Perusahaan Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Auditor (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI tahun 2011-2014).

0 4 20

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching (studi empiris pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bei 2010-2014)

0 0 14

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching (studi empiris pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bei 2010-2014)

0 0 2

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching (studi empiris pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bei 2010-2014)

0 0 7

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching (studi empiris pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bei 2010-2014)

0 1 16

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching (studi empiris pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bei 2010-2014) Chapter III V

0 0 25

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching (studi empiris pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bei 2010-2014)

0 0 3

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching (studi empiris pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bei 2010-2014)

0 0 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR SWITCHING SECARA VOLUNTARY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI SKRIPSI

0 0 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2011-2013)

0 0 16