Pengelolaan Keramba Jaring Apung (Studi Etnografi di Desa Haranggaol)

ABSTRAK
Skripsi ini berjudul ”Pengelolaan Keramba Jaring Apung (Studi
Etnografi di Desa Haranggaol)” disusun oleh Winggou S. Purba (120905056),
2017. Skripsi ini terdiri dari 5 bab, 94 halaman, 7 foto, 9 tabel dan 20 daftar
pustaka.
Secara historis sistem mata pencaharian bertani merupakan sistem mata
pencaharian tertua hanya saja dalam konteks antropologi pertanian yang dimaksud
adalah pertanian darat.Hanya saja berangkat dari pemahaman masyarakat sekitar
yang menyatakan bahwa pengelolahan keramba jaring apung merupakan suatu
sistem mata pencaharian asumsi tersebut mulai diterima keberadaannya bahwa itu
juga merupakan suatu bentuk pertanian.Keramba jaring apung adalah wadah
pemeliharaan ikan terbuat dari jaring yang dibentuk segi empat atau silindris ada
diapungkan dalam air permukaan menggunakan pelampung dan kerangka kayu,
bambu, atau besi, serta sistem penjangkaran.
Semua kebudayaan pada suatu waktu berubah karena bermacam-macam
sebab.Salah satu sebabnya adalah perubahan lingkungan yang dapat menuntut
perubahan kebudayaan yang bersifat adaptif. Sebab lain adalah bahwa, melulu
karena kebetulan, atau karena sesuatu sebab lain. Suatu bangsa mungkin
mengubah pandangannya tentang lingkungannya dan tentang tempatnya sendiri
didalamnya.
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif dengan pendekatan studi etnografi.Penelitian yang bersifat
studi etnografi ini menekankan pada pendeskripsian fenomena yang terjadi pada
pada objek yang dianalisis.
Hasil dari penelitian ini, Merosotnya sektor pariwisata sekitar tahun 1998
dan sektor pertanian tahun 2002 membuat masyarakat beralih mata pencaharian
menjadi petani ikan dengan sistem keramba jaring apung.Toke di Desa
Haranggaol mampu mengumpulkan ikan nila sekitar 20 ton perharinya dari
beberapa petani kja. petani keramba jaring apung di desa Haranggaol tidak ada
yang mengolah hasil budidaya ikan nilanya. Mereka hanya membudidayakan saja,
ketika sudah siap untuk dipanen mereka langsung menjualnya kepada toke.
Masyarakat desa Haranggaol sebagain besar menggantungkan hidupnya dengan
cara bertani yaitu membudidayakan ikan dengan metode keramba jaring apung.
Mereka memanfaatkan Danau Toba sebagai tempat membudidayakan ikan.
Kata Kunci: Pertanian, Keramba Jaring Apung.

Universitas Sumatera Utara