Pengelolaan Keramba Jaring Apung (Studi Etnografi di Desa Haranggaol) Chapter III V
BAB III
SISTEM MATA PENCAHARIAN DI DESA HARANGGAOL
3. 1. Pertanian
Pertanian sangat berperan dalam pembangunan suatu daerah dan
perekonomian dengan, pertanian harapannya mampu menciptakan lapangan
pekerjaan bagi penduduk, sebagai sumber pendapatan, sebagai sarana untuk
berusaha, serta sebagai sarana untuk dapat merubah nasib ke arah yang lebih baik
lagi. Peranan pertanian/agribisnis tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan
ekonomi petani dengan cara pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
Sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam
pembangunan nasional. Peranan tersebut antara lain: meningkatkan penerimaan
devisa negara, penyediaan lapangan kerja, perolehan nilai tambah dan daya saing,
pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan baku industri dalam negeri
serta optimalisasi pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.Hal ini
ditunjukkan oleh besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik
Bruto (PDB) terutama pada masa kirisis ekonomi yang dialami Indonesia, satusatunya sektor yang menjadi penyelamat perekonomian Indonesia pada tahun
1997-1998 hanyalah sektor agribisnis, dimana agribisnis memiliki pertumbuhan
yang positif.
Secara historis Daerah Haranggaol merupakan daerah pertanian yang
subur, hasil pertanian yang dihasilkan dari daerah ini berupasayur-mayur seperti
kol, tomat, cabe, bawang dan buah mangga.Tanaman tersebut merupakan
Universitas Sumatera Utara
komoditi yang banyak dan terkenal dihasilkan oleh ladang masyarakat di daerah
ini.Namun seiring berjalannya waktu, kejayaan pariwisata dan pertanian
Haranggaol terlalu cepat redup. Pada tahun 1990-an terjadi penurunan tingkat
kunjungan wisatawan. Ternyata keredupan keindahan desa wisata Haranggaol ini
tidak hanya di bidang pariwisata saja.Dalam bidang pertanian, sejumlah produksi
komoditas pertanian, seperti bawang, kol, tomat, cabe dan mangga pun
mengalami kemerosotan. Merosotnya sektor pariwisata sekitar tahun 1998 dan
sektor pertanian tahun 2002 membuat masyarakat beralih mata pencaharian
menjadi petani ikan dengan sistem keramba jaring apung 12.
Disampaikan oleh masyarakat, pada awal kemerdekaan RI, Haranggaol
dikenal sebagai pusat perdagangan di pesisir Danau Toba.Termasuk Samosir dan
beberapa daerah lainnya, seperti Tapanuli Utara, Karo, Dairi, datang ke
Haranggaol menggunakan kapal.Sebagai pusat perdagangan dan penghasil
tanaman pertanian bawang, pisang, cengkeh dan mangga, saat itu penduduk
Haranggaol hidup sejahtera.Sejalan dan dibukanya pembangunan akses-akses
jalan ke daerah terpencil, perlahan tapi pasti, Haranggaol sebagai pusat
perdagangan menjadi kurang berfungsi dan bisa dikatakan lumpuh.
Selama di lapangan, peneliti banyak melihat tanaman bawang. Bawang
merupakan komuditi lokal yangsampai saat ini masih dilakukan oleh mereka.
Masyarakat desa haranggaol memang dari dulunya sudah bertani bawang karena
12
Pada tahun 1998 terjadi krisis nasional multidemensi seperti keamanan, politik, sampai pada
krisis moneter yang sangat melumpuhkan perekonomian membuat tidak ada wisatawan yang
berkunjung ke Danau Toba sehingga banyak hotel yang beralih fungsi menjadi rumah dan tempat
ibadah, kapal tidak lagi jalan karena tidak ada penumpang, harga bahan pokok terus melejit, belum
lagi penggundulan hutan yang dilakukan para pembalakliar yang kemudian menyebabkan
penyusutan air danau, dan bukit-bukit yang gundul, jalanan hancur keindahan Danau Toba pun
hilang dari pandangan mata. Tahun 2002 menjadi tahun penurunan bagi pertanian sebab telah
terjadi serangan hama, ditambah tidak mendukungnya kondisi lahan, serta kesulitan mendapatkan
air untuk irigasi membuat masyarakat tidak lagi bertani. (Keramba Apung Danau Toba,
http://www.indosiar.com/ragam/keramba-apung-danau-toba_39189.html
Universitas Sumatera Utara
menurut mereka masa panen yang singkat dan harga bawang pun stabil di
pasaran.
Kesuburan
tanah
untuk
menanam
bawang
memang
sangat
menguntungkan bagi masyarakat Desa Haranggaol. Memang bukan hanya
bawang yang menjadi komoditi pertanian masyarakat tetapi bawang yang masih
di tanam sampai saat ini.
Masyarakat di Desa Haranggaol sudah memiliki koperasi sendiri untuk
memasarkan hasil pertanian mereka. Hal tersebut menurut masyarakat sangat
membantu mereka dalam menjaga harga bawang di pasaran. Ketika para petani
bawang memanen bawang yang kemudian peran toke sebagai sasaran hasil panen
bagi petani. Para agen bawang kemudian bersama koperasi berperan untuk
mendistribusikan hasil panen bawang keluar daerah Haranggaol. Karena harga
yang stabil dan mudahnya menanam bawang maka sampai saat ini masyarakat di
Desa haranggaol masih banyak menanam bawang.
Peneliti melihat banyak daerah perbukitan di daerah Desa Haranggaol
yang dijadikan lahan untuk menanam bawang. Memang banyak masyarakat
Haranggaol yang berfokus di pertanian air menyewakan lahan kepada masyarakat
sekitar. Hal tersebut membantu toke agar memiliki stok bawang yang banyak
untuk dipasarkan. Terkadang banyak masyarakat juga membuka lahan baru di
daerah perbukitan maupun dihutan. Dalam membuka lahan pertanian, masyarakat
di desa tersebut banyak membutuhkan surat keterangan dari Camat Haranggaol.
Pertanian memberikan multifungsi bagi kehidupan manusia. Pertanian,
paling tidak dapat menyediakan berbagai kebutuhan manusia akan oksigen, air,
pangan, sandang, papan (perumahan), keamanan, pekerjaan, sosial politik,
industri, pekerjaan, kesehatan, serta pariwisata dan lingkungan hidup. Tumbuhan,
Universitas Sumatera Utara
terutama pohon-pohon besar yang tumbuh di pegunungan, terlibat secara langsung
dalam siklus hidrologi (siklus air). Hujan yang turun di atas pegunungan akan
ditangkap airnya oleh perakaran pohon-pohon, kemudian menyimpannya di dalam
tanah dan kemudian dikeluarkan melalui mata air yang jernih di kaki pegunungan.
Jika pohon-pohon di pegunungan ditebang dan gunung menjadi gundul, maka air
tidak terserap dan akan menyebabkan erosi dan banjir lumpur yang sering
menyengsarakan.
Setelah oksigen dan air, kebutuhan manusia terpenting berikutnya adalah
makanan (pangan). Sampai sejauh ini, pangan masih disediakan oleh pertanian
(dalam arti luas : daging oleh peternakan dan perikanan). Teknologi modern yang
ada sekarang pun belum dapat membuat makanan sintetis, sehingga untuk
kebutuhan pangannya, manusia masih mengandalkan produk-produk pertanian.
Peranan pertanian sebagai penyedia pangan akan semakin krusial dikarenakan
populasi umat manusia di bumi ini bertambah sekitar 2% pertahun, sementara
peningkatan produktivitas pertanian justru lebih rendah dan selalu berkisar kurang
dari 2%. Ironisnya, populasi terbanyak umat manusia terdapat di negara-negara
berkembang yang memiliki produksi dan produktivitas pertanian yang rendah,
sementara produksi dan produktivitas serta pemasarannya, dikuasai oleh negaranegara maju yang populasinya relatif lebih kurang.
Produk kegiatan pertanian merupakan barang-barang bernilai ekonomis
yang dapat diperjualbelikan, sehingga kegiatan pertanian, bukan saja sebagai
suatu upaya untuk memenuhi kebutuhan sendiri, tetapi juga dapat merupakan
pekerjaan untuk mendapatkan nafkah. Dari proses produksinya (bibit, benih,
pupuk dan sarana peralatan lainnya), pemeliharaan, pemanenan, pengolahan,
Universitas Sumatera Utara
pengepakan, pemasaran, pembiayaan, dll. melibatkan berbagai jenis usaha dan
pekerjaan, dan telah menjadi mata pencaharian berjuta-juta orang di seluruh
dunia. Jika suatu kegiatan non-pertanian koleps atau bangkrut, maka usaha yang
pertama yang dipilih oleh orang-orang yang kehilangan mata pencaharian adalah
kegiatan pertanian. Sejarah krisis ekonomi di seluruh dunia membuktikan bahwa
ketika lapangan kerja lain tidak ada, manusia kembali ke pertanian.
Mengingat produk pertanian bernilai ekonomi tinggi, maka tentunya dapat
digunakan sebagai suatu alat sosio-politik.Pemerintah suatu negara yang gagal
menyediakan produk pertanian, terutama pangan yang cukup untuk rakyatnya
sudah terbukti banyak yang jatuh.Uni Sovyet sebagai negara adikuasa ternyata
terpecah-pecah menjadi puluhan negara-negara kecil, bukan oleh senjata nuklir
tetapi oleh ketidakmampuan.Pemerintahannya dalam menyediakan keadilan
pangan yang cukup buat rakyatnya.Rakyat yang kelaparan dapat berdemonstrasi
bahkan menimbulkan kekacauan jika perut mereka kosong karena produk
pertanian sulit dan mahal.
Produk pertanian, selain dapat dikonsumsi secara langsung banyak juga
yang merupakan bahan baku berbagai jenis industri. Sebagai contoh, tanaman
obat merupakan bahan baku industri jamu dan farmasi, tanaman berminyak,
kelapa sawit, kacang tanah, bunga matahari, kanola, menjadi bahan baku industri
minyak. Sementara getah karet menjadi bahan baku industri ban dan industri yang
menggunakan lateks. Dari berbagai bahan baku tanaman, tersebar berbagai jenis
industri yang sering juga berupa rangkaian industri dari hulu sampai ke hilir.
Berjuta-juta orang sangat tergantung dari tetap berlangsungnya kegiatan industri-
Universitas Sumatera Utara
industri tersebut. Jika bahan baku tidak dapat lagi disuplai oleh dunia pertanian,
dapat dibayangkan apa yang akan terjadi.
Produk pertanian juga tidak hanya untuk dikonsumsi sendiri di dalam
negeri, tetapi banyak juga yang dapat diekspor untuk memenuhi kebutuhan
negara-negara lain. Kegiatan ekspor ini akan menghasilkan devisa yang sangat
penting untuk membiayai pembangunan. Di antara produk pertanian Indonesia
yang banyak diekspor adalah kayu, kakao, kopi, karet, rotan, dll.Tanaman
pertanian maupun tumbuhan liar, contohnya perkebunan teh dan gunung yang
menghijau merupakan obyek pariwisata dan penyedia kesehatan rohani, terutama
bagi orang yang sudah penat dan suntuk serta lelah bekerja.Setiap akhir pekan,
apalagi saat liburan, jalur Puncak Cianjur yang sejuk dan teduh serta
menenangkan, selalu dipenuhi oleh orang-orang untuk berlibur atau menenangkan
diri.Bayangkan hanya dengan menyediakan alam yang asri dan indah, pemasukan
dari sektor pariwisata di Puncak sudah sangat berkonstribusi kepada nilai ekonomi
dari tanaman tehnya sendiri. Kalau, semakin lama semakin banyak pejabat dan
orang kaya mengonversi hutan dan kebun teh di Puncak menjadi vila-vila dan
hotel untuk kesenangan segelintir orang, berapa banyak kerugian yang akan
dialami.
3. 2. Peternakan
Peternakan merupakan kegiatan mengembangbiakan dan membudidyakan
hewan
ternak
untuk
tersebut.Pengertian
memelihara
dan
mendapatkan
peternakan
peternakan
tidak
manfaat
dan
terbatas
pada
perbedaannya
hasil
terletak
dari
kegiatan
pemeliharaaan
saja,
pada
yang
tujuan
ditetapkan.Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan
Universitas Sumatera Utara
prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan
secara optimal.
Berdasarkan ukuran hewan ternak, bidang peternakan dapat dibagi atas
dua golongan, yaitu peternakan hewan besar seperti sapi, kerbau dan kuda, sedang
kelompok kedua yaitu peternakan hewan kecil seperti ayam, kelinci dan lain-lain.
Sistem peternakan diperkirakan telah ada sejak 9.000 SM yang dimulai dengan
domestikasi anjing, kambing, dan domba.Peternakan semakin berkembang pada
masa Neolitikum, yaitu masa ketika manusia mulai tinggal menetap dalam sebuah
perkampungan. Pada masa ini pula, domba dan kambing yang semula hanya
diambil hasil dagingnya, mulai dimanfaatkan juga hasil susu dan hasil bulunya
(wol).Setelah itu manusia juga memelihara sapi dan kerbau untuk diambil hasil
kulit dan hasil susunya serta memanfaatkan tenaganya untuk membajak
tanah.Manusia juga mengembangkan peternakan kuda, babi, unta, dan lain-lain.
Umumnya dijumpai oleh peneliti, selain budidaya ikan peternakan di Desa
Haranggaol dimiliki oleh beberapa masyarakat disana.Peternakan di Desa
Haranggaol dalam skala kecil dan diperjual beli kepada yang menampung hasil
ternak.Hewan ternak yang ada di Desa Haranggaol hanya ayam, dan babi.Selain
membudidaya ikan sebagian masyarakat juga beternak aya dan babi. Seperti
informan yang saya wawancarai bu LisbethSaragih :
“Saya beternak babi hanya sebagai sampingan saja,
kebetulan ada tempat di ladang yang dulunya punya
orang tua saya yaa daripada tempat itu tidak digunakan
lagi lebih baik saya beternak babi”
Universitas Sumatera Utara
3. 3.Perdagangan
Perdagangan atau perniagaan adalah kegiatan tukar menukar barang atau
jasa atau keduanya yang berdasarkan kesepakatan bersama bukan pemaksaan.
Pada masa awal sebelum uang ditemukan, tukar menukar barang dinamakan
barter yaitu menukar barang dengan barang. Pada masa modern perdagangan
dilakukan dengan penukaran uang.Setiap barang dinilai dengan sejumlah uang.
Pembeli akan menukar barang atau jasa dengan sejumlah uang yang diinginkan
penjual.
Dalam perdagangan ada orang
yang
membuat
yang
disebut
produsen.Kegiatannya bernama produksi.Jadi, produksi adalah kegiatan membuat
suatu barang.Ada juga yang disebut distribusi.Distribusi adalah kegiatan
mengantar barang dari produsen ke konsumen.Konsumen adalah orang yang
membeli barang.Konsumsi adalah kegiatan menggunakan barang dari hasil
produksi13.
Selain disektor pertanian darat dan perikanan, di Desa Haranggaol
berdagang juga merupakan salah satu mata pencaharian oleh masyarakat Desa
Haranggaol. Sebagian masyarakat berdagang setiap harinya dan ada juga
berdagang hanya di hari pekan, yang berdagang setiap harinya seperti toko
material bangunan/perabotan rumah tangga, apotik, kedai kopi, grosir, penjual
sembako, panglong, dan lapo tuak di malam hari. Lapo tuak merupakan tempat
dimana bapak-bapak ataupun pemuda setempat menjadikan tempat minum tuak
dan tempat untuk bersosialisasi di malam hari setelah siap melakukan aktivitas
13
https://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan
Universitas Sumatera Utara
seharian sedangkan kedai kopi sebagai tempat sarapan pagi sebelum melakukan
aktivitas sehari-hari dan hanya buka dari jam lima pagi sampai jam enam sore.
Perdagangan di Desa Haranggaol
sangat ramai dihari senin karena pekan,
masyarakat diluar Desa Haranggaol datang ke Haranggaol untuk melakukan jual
beli dagangan masyarakat Desa Haranggaol. Masyarakat Haranggaol ada penjual
bak mie hanya di hari pekan, penjual dagangan seperti sayur mayur dan buahbuahan. Beberapa dari masyarakat yang berdagang itu menggantungkan hidupnya
dengan berdagang karena tidak memiliki lahan untuk bertani dan dagangannya
sudah besar sehingga tidak tertarik untuk membuka KJA dan sebagian dari
pedagang tersebut juga memiliki lahan pertanian dan KJA untuk menambah
kebutuhan dirumah dan biaya pendidikan anak.
Ketika peneliti mengunjungi ke salah satu kedai kopi di Desa Haranggaol,
di kedai kopi bu Saragih peneliti melihat para supir truk pengangkut hasil panen
ikan sedang ngopi sekalian menunggu truk sedang di doorsmer. Bu Saragih juga
menyediakan tempat doorsmer dan truk ikan biasanya membersihkan truk mereka
ke tempat doorsmer ibu Saragih. Biasanya terdapat dua orang pekerja yang
membersihkan truk atau mobil tersebut. Ketika mobil selesai di bersihkan supir
akan membayar jasa cuci mobil kepada pemilik doorsmer. Pekerja akan
mendapatkan upah sesuai perjanjian mereka dengan bu saragih di pengujung hari.
Disini pemilik doorsmer hanya menyediakan peralatan doorsmer seperti mesin
komppreor, selang, tempat cuci mobil, air, dan sabun mobil. Upah jasa yang harus
dibayar supir sebesar tiga puluh lima ribu rupiah dengan pembagian dua puluh
ribu
kepada
pekerja
dan
lima
belas
ribu
rupiah
kepada
pemilik
doorsmer.Perdagangan di Desa Haranggaol berjalan sampai sekarang dan
Universitas Sumatera Utara
masyarakat yang berdagang bersaing sehat dengan sesama pedagang yang ada di
Desa ini.
3. 4. Perikanan
Perikanan, sub-bidang pertanian lain, menjadi pemasok protein hewani
sebagaimana subbidang peternakan.Banyak orang yang mengartikan pertanian
secara sempit, yaitu hanya menganggap bahwa pertanian adalah kegiatan
membudidayakan tanaman (bercocok tanam) untuk konsumsi manusia.Pertanian
dalam arti luas, mencakup bidang peternakan, perikanan, perkebunan, kehutanan
produksi, hutan alam dan lingkungan hidup.Sempitnya pemahaman masyarakat
tentang pertanian menghasilkan konotasi bahwa pertanian hanya merupakan
kegiatan yang memproduksi bahan makanan saja.Padahal kegiatan pertanian
memiliki
multi-manfaat
bagi
kehidupan
manusia.Minimnya
pemahaman
tentangmanfaat pertanian bagi kehidupan manusia, pada gilirannya menyebabkan
apresiasi masyarakat terhadap pertanian, menjadi tidak sebagaimana harusnya.
Budidaya ikan di keramba jaring apung (KJA) sudah dilakukan sejak
tahun 1978 di perairan Situ Lido Bogor, dikembangkan oleh Balai Penelitian
Perikanan Darat yang sekarang menjadi Balai Riset Perikanan Air Tawar.
Kemudian berturut-turut pada tahun 1982 di Waduk Jatiluhur, Kelapa Dua dan
Cibubur Jakarta, tahun 1984 di Danau Tondano Sulawesi Utara, Cekdam Guna
Sari Jawa Barat, pada tahun 1986 di Riam Kanan Kalimantan selatan serta Danau
Toba Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
Awal berdirinya kerambah jaring apung (KJA) di kawasan Danau Toba
merupakan program pemerintah pusat yang bernama Opsus (operasi khusus)
Maduma Sejahtera. Opsus ini mulai dikembangkan sekitar tahun 1986 dengan
sasaran untuk mengentaskan kemiskinan masyarakat kawasan Danau Toba yang
saat itu masih berada di bawah garis kemiskinan.Pekerjaan masyarakat di
sekitaran Danau Toba kebanyakan bertani sayuran, berladang, dan mencari kayu
di kawasan hutan.Sementara pariwisata tidak dapat diandalkan untuk menopang
perekonomian seluruh masyarakat sekitar. Sehingga pemerintah pusat mengambil
kebijakan untuk memanfaatkan badan air Danau Toba dengan membuat KJA. Dan
pada pada tahun 1990 an di Desa Haranggaol hasil tani yang diperoleh sudah
sangat minim dan tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari petani, hal
ini disebabkan oleh kondisi tanah yang sudah tidak subur lagi.
Akibat kurangnya hasil panen dari ladang, maka masyarakat Desa
Haranggaol beralih menjadi petani keramba jaring apung
setelah mendapat
penyuluhan dari Pemerintah. Awalnya para petani KJA hanya mengembangkan
ikan mas saja, hanya butuh waktu sekitar 100 hari atau tiga bulan ikan sudah siap
untuk dipanen. Budidaya ikan mas dengan metode KJA di Desa Haranggaol bisa
dikatakan berhasil, namun pada tahun 2004 semua ikan mas diserang virus Koi
Herves dan menyebabkan seluruh ikan yang berada di KJA mati sehingga banyak
kerugian yang ditanggung oleh para petani. Akibat serangan virus Koi Herves
yang telah menyerang ikan mas, para petani beralih menjadi mengembangkan
ikan nila dan bertahan sampai saat ini.
Di awal tahun 1990, hama penyakit menyerang seluruh tanaman petani di
pesisir Haranggaol. Hal itu tidak bisa diatasi dan berlangsung selama 1 dekade.
Universitas Sumatera Utara
Sekitar tahun 1996-1997, masyarakat Haranggaol terinspirasi dan mencoba untuk
membudidayakan ikan air tawar jenis ikan mas dengan menggunakan metode
KJA. Pada Tahun 2004, terjadi serangan koi herves, mengakibatkan ribuan ton
ikan mas yang dibudidaya mati. Dengan kondisi pertanian sudah kronis, tak ada
pilihan lain. Masyarakat melanjutkan dengan membudidayakan jenis ikan nila,
memilih nila karena relatif kebal terhadap virus.Setelah wabah itu, ikan nila
menjadi solusi menggantikan ikan mas.Perekonomian masyarakat Haranggaol
bisa dikatakan stabil hingga saat ini.Diperoleh data sesuai pendataan tahun 2012,
jumlah KJA di perairan Danau Toba kurang lebih 6.863 unit 14.Keramba jaring
apung telah menjadi solusi bagi masalah ekonomi setelah terjadinya krisis
moneter di Desa Haranggaol. Terbukti dari keuntungan keramba yang bisa
mencapai lima juta hingga tujuh juta setiap lima bulan sekali per petak keramba
jaring apung. Hasil tersebut disampaikan para petani dilapangan dengan perkiraan
sebagai berikut: ukuran satu keramba 5 x 5 meter dengan modal delapan juta
rupiah saat mendirikan bangunan keramba jaring apung. Untuk satu keramba
jaring apung bisa menampung lima ribu ekor ikan nila dengan produksi mencapai
satu setengah ton dan harga jual berkisar dua pulah enam ribu rupiah per
kilogram.
Pengembangan perikanan dengan sistem semi intensif ataupun intensif ini
adalah
yang
dikembangkan
oleh
masyarakat
di
Haranggaol,
KabupatenSimalungun dengan menggunakan keramba jaring apung sebagai
media pembesarannya.Meskipun hasil yang diperoleh menjadi optimal secara
materi namun perkembangan kegiatan perikanan yang seperti ini berimplikasi
14
http://dpd.go.id/berita-578-kja-haranggaol-harus-ditata-agar-ramah-lingkungan
Universitas Sumatera Utara
terhadap meningkatnya buangan sisa pakan dan feses ikan ke badan air yang pada
akhirnya berdampak negatif terhadap kehidupan akuatik.Misalnya terjadinya
pencemaran air akibat sisa pakan ikan dan bangkai ikan yang dapat menyebabkan
terjadinya kematian massal ikan di perairaan danau dan juga mengakibatkan
polusi udara dari bau tak sedap bangkai ikan yang mati.
Keuntungan Pemeliharaan Nila Metode Jaring Apung :
•
Produksi ikan lebih tinggi dalam setiap meter persegi
•
Anak ikan atau bibit ikan lebih seragam.
•
Pembibitan ikan lebih mudah ditanggani baik induknya pada saat
perkawinan, penetasan dan pemisahan bibit ikan.
•
Mudah dalam penangkapan saat akan panen.
•
Pembesaran ikan berjenjang dan teratur dalam waktu panen.
Kerugian Metode Jaring Apung :
•
Pengelolaan lebih rumit dan pengawasan yang lebih sering dilakukan.
•
Pemberian pakan yang harus teratur untuk setiap jaring yang berbeda jenis
dan ukuran ikan.
•
Jaring bisa rusak bila cuaca buruk datang
•
Pemeliharaan lewat jaring mudah di ambil oleh pencuri.
•
Biaya pembuatan sistim jaring lebih mahal dari cara lain.
Usaha budi daya ikan nila memberikan manfaat secara ekonomi bagi
masyarakat, antara lain:
•
Penyediaan lapangan kerja, bukan hanya bagi petani ikan, tetapi juga para
pihak lain yang terkait, seperti pedagang ikan, buruh, usaha pengangkutan
dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
•
Sumber pendapatan keluarga dan pihak-pihak lain yang terkait.
•
Meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDRB) Pemerintah Daerah, baik
melaluì peningkatan volume produksì maupun perluasan pasar.
•
Sumber penerimaan devisa negara melalui penjualan, baik dalam
bentuk fillet segar maupun fillet beku ke pasar luar negeri (ekspor).
•
Usaha ¡ni juga memiliki kaitan ke hulu (backward linkage), yaitu pada
usaha pembuatan pakan ikan, pupuk buatan, dan budi daya pembenihan.
Di samping itu, juga memiliki kaitan ke hilir (forward linkage), seperti
pada usaha perdagangan ikan, jasa pengangkutan, rumah makan, jasa
rekreasi pemancingan, pengolahan fillet ikan, dan sebagainya.
Berdasarkan aspek sosial dengan tersedianya sumber protein yang
terjangkau, maka secara tidak langsung usaha budi daya ikan nila juga bermanfaat
untuk memperbaiki gizi masyarakat.Di samping itu, dengan menciptakan
lapangan kerja, budidaya ikan nila ini dapat mengurangi tingkat pengangguran,
yang pada akhirnya juga berdampak pada penanggulangan kemiskinan dan
kerawanan sosial.Hal ini memberikan isyarat bahwa pengembangan budidaya
ikan nila yang dikelola secara agribisnis cukup prospektif dan menguntungkan.
Keuntungan usaha budidaya ikan nila:
•
Pangsa pasar sangat luas. Ikan nila dapat dijual di pasar domestik maupun
Internasional. Di dalam negeri, permintaan pasarnya tetap tinggi, namun
pasokannya masih rendah. Hal ¡ni terjadi juga dengan pasar internasional,
sehingga menjadi peluang yang sangat baik untuk dimanfaatkan.
Universitas Sumatera Utara
•
Harga jual lebih tinggi daripada biaya produksi. Misalnya, pada budi daya
ikan nila dalam Keramba Jiaring Apung, Anda tidak perlu mengeluar kan
biaya pakan karena dapat memanfaatkan pakan sisa.
•
Cara budi daya sangat mudah. Budi daya ikan nila mulai dan pembenihan
hingga pembesaran tidak sulit karena dapat memijah secara alami cukup
ditebar di kolam.
•
Tahan banting. Ikan nila mudah beradaptasi dengan lingkungan, dan
serangan penyakit. Ikan ini dapat dipelihara di air payau dan laut asalkan
diadaptasikan terlebih dahulu.
Setiap tahun, permintaan terhadap ikan nila terus naik.Ikan nila tidak hanya
diminati penikmat kuliner lokal, tetapi juga dari luar negeri, terutama Amerika
Serikat (AS).Kebutuhan pasar dalam negeri untuk ikan nila pada umumnya
berukuran dibawah 500gram/ekor.Sementara itu, kebutuhan pasar ekspor dominan
dalam bentuk fillet.
Toke di Desa Haranggaol mampu mengumpulkan ikan nila sekitar 20 ton
perharinya
dari beberapa petani KJA. Kemudian Toke-toke tersebut akan
mendistribusikannya kepada para distributor atau penjual ikan. Dalam sektor
perikanan selain membudidayakan ikan, masyarakat desa haranggaol ada juga
bermata pencaharian nelayan menangkap ikan dengan cara menggunakan jaring
atau biasanya disebut dengan istilah mardoton. Di sore hari para nelayan pergi ke
danau menggunakan solu untuk menebarkan jaring dan menggantungkan umpan
ikan dalam jaring tersebut, para nelayan akan menarik jaringnya di subuh hari
untuk dijual di pasar-pasar di berbagai pecan yang ada di Kabupaten Simalungun.
Tetapi
pada
umumnya.
Masyarakat
Desa
Haranggaol
sebagain
besar
Universitas Sumatera Utara
menggantungkan hidupnya dengan cara bertani yaitu membudidayakan ikan
dengan metode keramba jaring apung. Mereka memanfaatkan Danau Toba
sebagai tempat membudidayakan ikan.
Foto 1. Keramba jaring apung (Sumber: Koleksi Pribadi, 2017)
3.5.
Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut
UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara
garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga
kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk yang tergolong tenaga kerja jika
penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di
Indonesia adalah berumur 15– 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang
yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat
mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun
Universitas Sumatera Utara
ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di
atas 7 tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja
Para petani KJA di Desa Haranggoal tidak mempunyai tenaga kerja atau
buruh untuk mengelola kerambanya, karena mereka biasanya mengelola sendiri
keramba mereka. Tetapi lainhalnya dengan para toke, mereka mempunyai banyak
tenaga kerja untuk mengelola keramba-keramba mereka seperti menjaga keramba
dan memberi makan ikan-ikan.Selain buruh yang menjaga keramba, toke juga
mempunyai buruh untuk membongkar keramba para petani bila ikan sudah siap
panen, menimbang hasil panen para petani, mempacking hasil panen ke dalam
plastik sebelum didistribusikan ke pasar.Buruh toke tadi juga bertugas untuk
membongkar bibit dan pakan ikan dari truk kemudian mendistirbusikannya
kepada para petani yang telah memesan bibit.
Di Desa Haranggaol tenaga kerja biasanya disebut anggota, para toke
sangat membutuhkan banyak para tenaga kerja untuk melancarkan proses
distribusi ikan yang akan dipasarkan ke berbagai daerah. Perekrutan tenaga kerja
tidak melihat latar belakang pendidikan, tetapi dengan modal kepercayaan dan
hubungan kekerabatan. Contohnya satu orang mengajak kawannya untuk bekerja
dengan salah satu toke, sebagian ada juga yang langsung menjumpai toke untuk
meminta agar di beri pekerjaan. Pekerjaan yang di butuhkan toke di Desa
Haranggaol seperti supir, menjaga keramba/ memberik makan ikan, tukang
packing ikan/ muat packing ke truk untuk dipasarkan, penimbang ikan di keramba
petani saat panen, tukang bongkar pakan ikan dari truk dan kernek.
Universitas Sumatera Utara
Foto 2.Tenaga kerja mem-packing ikan.(Sumber: koleksi pribadi,
2017)
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
BUDIDAYAKERAMBA JARING APUNG DI HARANGGAOL
4.1. Proses Produksi
Proses produksi adalah aktivitas untuk menambah atau menciptakan
kegunaan suatu barang atau jasa dengan memanfaatkan faktor-faktor yang tersedia
seperti bahan baku, mesin tenaga kerja, dan dana, yang hasilnya dimanfaatkan
untuk kebutuhan dan kepentingan manusia atau organisasi usaha atau badan
tertentu.Dalam mengelola keramba jaring apung tentu ada juga proses
produksinya karena para petani yang membudidayakan ikan-ikannya tentu
menginginkan sebuah hasil yang besar sehingga bisa untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Adapun proses produksi dalam pengelolaan keramba jaring apung,
yakni : pengetahuan, dana, pembuatan keramba, pembibitan, pemeliharan, dan
panen.
4. 1. 1. Kepemilikan Keramba Jaring Apung
Petani keramba jaring apung, kebanyakan adalah masyarakat Desa
Haranggol yang dulunya merupakan petani bawang namun karena menurun
kualitas tanah dan harga jual yang menyebabkan hasil panen menjadi tidak
maksimal sehingga membuat masyarakat untuk beralih menjadi petani keramba
jaring apung.Ada 2 kepemilkan keramba jaring apung di Desa Haranggaol yaitu
masyarakat biasa dan pengusaha/ toke.Selain keramba jarring apung biasanya para
petani juga mempunyai sumber penghasilan lain seperti membuka kede kopi, toko
grosir, buruh, lapo tuak, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
4.1.2. Pengetahuan
Adanya budidaya ikan pada keramba jaring apung (KJA) di perairan
Danau Toba sangat berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat di
sana, terutama di Kecamatan Haranggaol, Kabupaten Simalungun. Status
ekonomi yang tadinya golongan menengah ke bawah berubah menjadi golongan
menengah ke atas. Bahkan, bisa dikatakan yang namanya kemiskinan hampir
tidak ada lagi di sana.Di era tahun″an,
60 perairan Danau Toba sangat kaya
dengan sumber daya alamnya. Ikan mujair yang berlimpah menjadi salah satu
sumber penghasilan masyarakat pinggiran Danau Toba, sedangkan dari sungaisungai yang ada di sana juga turut membantu perekonomian masyarakat setempat
dengan banyaknya ikan yang terdapat seperti ikan kecil atau ikan kepala putih,
ikan lele, ikan itok dan ikan mas yang dipelihara di sawah setelah panen padi
selesai. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi pertanian, penggunaan
pestisida dan insektisida mulai banyak digunakan petani, menyebabkan populasi
ikan menurun tajam bahkan sangat susah ditemukan. Parahnya lagi, dengan
beroperasinya kapal-kapal bermesin diesel dan pembuangan oli-oli bekas ke
danau mempercepat rusaknya biota danau termasuk ikan-ikan.
Sekitar tahun 1990-1996, itulah awal terpuruknya ekonomi masyarakat
Danau Toba.Ikan mujair dan kaporas tidak lagi bisa diandalkan sebagai pemberi
nafkah bagi keluarga di Danau Toba.Keberadaannya mulai langka.Danau Toba
hanya menyisakan udang kecil dan ikan-ikan kecil yang jarang dikonsumsi
masyarakat karena sulit ditangkap serta rasanya juga kurang enak, tidak hanya
populasi ikan mujair yang berkurang, pertambahan jumlah penduduk juga
berakibat terhadap menurunnya kepemilikan tanah/lahan pertanian. Kemudian
Universitas Sumatera Utara
masyarakat mencari alternatif lain untuk bertahan hidup. Masyarakat di Desa
Haranggaol mulai beralih membudidaya ikan di pesisir danau dengan membuat
kerangka tempat pembudidayaan ikan yang terbuat dari bambu dari yang di ikat
ukuran 1 x 1 m dan jaring/net, satu petak berisi ikan 500 ekor ikan. Menurut
informan yag saya wawancarai berkembangnya pengetahuan masyarakat tentang
membudidaya ikan berawa dari cara coba-coba dan bisa dengan sampai sekarang
ini, yang bahan pembutan keramba jaring berawal dari bamboo dengan luas petak
1 x 1 meter, hingga yang terbuat dari kayu yang berukuran 4 x 4 meter hingga 5 x
5 meter, sampai saat ini yang terbuat dari besi yang berukuran 5 x 5 meter. Sejak
itulah masyarakat terutama yang tidak memiliki lahan untuk berladang/bertani
mulai beralih ke budidaya ikan dengan jenis ikanmas yang disebut dengan
keramba.
Keramba yang mulai ditekuni masyarakat sebagai penghasilan baru,
menunjukan keberhasilannya. Masyarakat yang pada awalnya berminat untuk
menekuni budidaya ikan mas melalui KJA tergoda setelah melihat hasil yang
diperoleh sangat menggiurkan.Secara umum bisa dikatakan bisnis keramba telah
berhasil mendorong kegiatan ekonomi masyarakat Haranggaol dan sekitarnya
dengan omset miliaran rupiah per bulan.Dampak nyata lainnya adalah aktivitas
warga mulai padat dari yang tadinya nyaris tidak terlihat.Kalau dulu, bapakbapaknya banyak yang menghabiskan waktu di kedai kopi hanya untuk ngobrol
tanpa arah dan tujuan yang jelas.Saat ini mereka sibuk mengurusi ikan-ikannya di
keramba jaring apung.Bangkitnya status soial ekonomi masyarakat Haranggaol
dan sekitarnya disebabkan permintaan ikan yang signifikan dari masyarakat
Sumatera Utara (Sumut).
Universitas Sumatera Utara
Kesadaran masyarakat yang mulai tinggi akan kebutuhan protein membuat
permintaan ikan terus meningkat dari bulan ke bulan bahkan dari tahun ke
tahun.Hal itu juga yang membuat keberadaan KJA semakin banyak di Danau
Toba. Di Haranggaol sendiri jumlah KJA milik masyarakat sudah mencapai lebih
dari 6.000 an unit. Dari jumlah tersebut, sedikitnya 50 ton ikan nila keluar setiap
hari dengan daerah pemasaran Medan, Rantau Parapat, Tanjung Pinang, P.Siantar
dan lain sebagainya. Sampai saat ini petani keramba jaring apung masih tetap
menekuni untuk membudidayakan ikan nila karena dianggap masih sangat
memberi untung yang besar dibandingkan dengan bercocok tanam bawang.
4.1.3. Pembuatan Keramba
Keramba jaring apung (KJA) dapat dibuat dalam berbagai ukuran. Desain
dan bahan tergantung pada kemudahan penanganan, daya tahan bahan baku,harga,
dan faktor lainnya. Jaring atau wadah untuk pemeliharaan ikan tawar dibuat dari
bahan polietilen.Bentuk dan ukuran bervariasi dan sangat dipengaruhi oleh jenis
ikan yang dibudidayakan, ukuran ikan, kedalaman perairan, serta faktor
kemudahan dalam pengelolaan. Dari hasil penelitian yang ditemukan maka biaya
yang harus dibayar konsumen kepada si pembuat keramba untuk pembuatan satu
unit keramba jaring apung adalah tiga belas juta lima ratus rupiah.
Konstruksi wadah jaring terapung terdiri dari beberapa bagian, antara lain :
1. Kerangka Keramba Jaring Apung
Kerangka (bingkai) jaring terapung dapat dibuat dari bahan kayu, bambu
dan besi yang dilapisi bahan anti karat (cat besi).Memilih bahan untuk kerangka,
sebaiknya disesuai-kan dengan ketersediaan bahan di lokasi budidaya dan nilai
Universitas Sumatera Utara
ekonomis dari bahan tersebut.Pada awalnya masyarakat Haranggaol membuat
kerangka keramba dari bahan kayu.Pada umumnya petani ikan jaring terapung
menggunakan kayu sebagai bahan utama pembuatan kerangka, karena dari
dulunya sudah menggunakan bahan yang terbuat dari kayu disebabkan
ketersediaannya di lokasi budidaya sangat banyak. kayu yang digunakan untuk
kerangka mempunyai garis tengah 5 – 7 cm di bagian pangkalnya, dan bagian
ujungnya berukuran antara 3 – 5 cm. Jenis kayu yang digunakan terbuat dari
pohon ingul. Pohon ingul merupakan pohon yang banyak tumbuh di hutan Desa
Haranggaol dan memiliki daya tahan yang kuat pohon ingul juga sering
digunakan oleh petani untuk membuat solu atau sampan.
Pada tahun 2008 masyarakat Desa Haranggaol membuat Kerangka Jaring
Apung dari bahan besi. Bagi masyarakat desa Haranggaol pembutan kerangka
keramba jaring apung yang terbuat dari besi relatif murah dari pada kayu hal ini
disebabkan karena proses pengambilan/pembelian kayu yang lumayan lama atau
memakan biaya yang cukup mahal tergantung jenis kayu yang digunakan dan jika
dilihat dari masa pakai dengan menggunakan kayu atau bambu jangka waktu (usia
teknisnya) hanya 2–5 tahun. Sesudah 2–5 tahun masa pakai, kerangka yang
terbuat dari kayu atau bambu ini sudah tidak layak pakai dan harus direnofasi
kembali atau diganti dengan bahan besi. Jika akan memakai besi anti karat
sebagai kerangka jaring pada umumnya usia ekonomis/ angka waktu
pemakaiannya relatif lebih lama, yaitu antara 10-15 tahun. Sama halnya seperti
yang diucapkan oleh bapak J. Saragih:
“Awalnya kita menggunakan bahan kayu sebagai
kerangka keramba, kemudian kita beralih menggunakan
besi pada tahun 2008 karena masa pakai dengan besi
lebih tahan lama dan biayanya relatif lebih murah. Juga
Universitas Sumatera Utara
karena bahan kayu dari pohon Ingul susah didapat karena
hanya ada di harangan. Tetapi sejak tahun 2016 ada
istilah pergantian kerangka keramba dari kayu ke besi,
para petani hanya mengganti kerangkanya saja dan tetap
menggunakan net (jaring) yang lama”.
Ukuran kerangka jaring terapung berkisar antara 5 X 5 meter.Kerangka
dari jaring apung umumnya dibuat tidak hanya satu lubang tetapi satu unit.Satu
unit jaring terapung terdiri dari dua buah lubang.
2. Pelampung Keramba Jaring Apung
Pelampung berfungsi untuk mengapungkan kerangka/ jaring terapung.
Bahan yang digunakan sebagai pelampung berupa drum (besi atau plastik) yang
berkapasitas 200 liter, busa plastik (stryrofoam) atau fiberglass. Jenis pelampung
yang akan digunakan biasanya dilihat berdasarkan lama pemakaian. Jika akan
menggunakan pelampung dari drum maka drum harus terlebih dahulu dicat
dengan menggunakan cat yang mengandung bahan anti karat. Jumlah pelampung
yang akan digunakan disesuaikan dengan besarnya kerangka jaring apung yang
akan dibuat. Jaring terapung berukuran 5 X 5 meter, dalam satu unit jaring
terapung membutuhkan pelampung 10 - 20 buah, tergantung permintaan
konsumen.
Universitas Sumatera Utara
Foto 3. Pelampung drum plastik (Sumber: Koleksi pribadi, 2017)
3. Pengikat Keramba Jaring Apung
Tali pengikat sebaiknya terbuat dari bahan yang kuat, seperti tambang
plastik, kawat ukuran 5 mm, besi beton ukuran 8 mm atau 10 mm. Tali pengikat
ini digunakan untuk mengikat kerangka jaring terapung, pelampung atau jaring.
4. Jangkar Keramba Jaring Apung
Jangkar berfungsi sebagai penahan jaring terapung agar rakit jaring
terapung tidak hanyut terbawa oleh arus air dan angin yang kencang. Jangkar
terbuat dari bahan batu, semen atau besi. Pemberat diberi tali pemberat/tali
jangkar yang terbuat dari tambang plastik yang berdiameter sekitar 10 mm – 15
mm. Jumlah pemberat untuk satu unit jaring terapung empat petak/kantong adalah
sebanyak 4 buah. Pemberat diikatkan pada masing-masing sudut dari kerangka
jaring terapung.Berat jangkar berkisar antara 50 – 100 kg. Bahan jangkar yang
dibuat petani ialah drum besi yang dipotong dua bagian lalu diisi batu kemudian
disemen. Jangkar-jankar itu dimasukkan hingga ke dasar danau.
Universitas Sumatera Utara
5. Jaring Keramba Jaring Apung
Jaring yang digunakan untuk budidaya ikan di perairan umum, biasanya
terbuat dari bahan polyethylene atau disebut jaring trawl. Ukuran mata jaring yang
digunakan tergantung dari besarnya ikan yang akan dibudidayakan. Kantong
jaring terapung ini mempunyai ukuran bervariasi disesuaikan dengan jenis ikan
yang dibudidayakan, untuk ikan air laut ukuran kantong jaring yang biasa
digunakan berukuran mulai 2 X 2 X 2 m sampai 5 X 5 x 5 m. Sedangkan untuk
jenis ikan air tawar berkisar antara 3 X 3 X 3 m sampai 7 X 7 X 2,5 m. Untuk
mengurangi resiko kebocoran akibat gigitan binatang lain, biasanya kantong
jaring terapung dipasang rangkap (doubel) yaitu kantong jaring luar dan kantong
jaring dalam. Ukuran jaring bagian luar biasanya mempunyai mata jaring (mesh
size) yang lebih besar.Salah satu contohnya adalah sebagai berikut:
a. Jaring polyethylene no. 380 D/9 dengan ukuran mata jaring (mesh size) sebesar
2 inch (5,08 cm) yang dipergunakan sebagai kantong jaring luar.
b. Jaring polyethylene no. 280 D/12 dengan ukuran mata jaring 1 inch (2,5 cm)
atau 1,5 inch (3,81 cm) dipergunakan sebagai kantong jaring dalam.
Kantong jaring yang digunakan untuk memelihara ikan dapat diperoleh
dengan membeli jaring utuh. Dalam hal ini biasanya jaring trawl dijual dipasaran
berupa lembaran atau gulungan, tetapi para konsumen tinggal terima bersih saja
karena si pembuat kerambalah yang menyediakan dan mengerjakan pemasangan
sampai keramba jadi.
Universitas Sumatera Utara
6. Pemberat Keramba Jaring Apung
Pemberat yang digunakan biasanya terbuat dari batu atau timah yang
masing-masing beratnya antara 2–5 kg.Fungsi pemberat ini agar jaring tetap
simetris dan pemberat ini diletakkan pada setiap sudut kantong jaring terapung.
7. Tali / tambang Keramba Jaring Apung
Tali / tambang yang digunakan biasanya disesuaikan dengan kondisi
perairan pada perairan tawar adalah tali plastik yang mempunyai diameter 5–10
mm, sedangkan pada perairan laut tali / tambang yang digunakan terbuat dari
nilon atau tambang yang kuat terhadap salinitas.Tali/tambang ini dipergunakan
sebagai penahan jaring pada bagian atas dan bawah. Tali tambang ini mempunyai
istilah lain yang disebut dengan tali ris.
4.1.4. Pembibitan
Para petani KJA tidak melakukan pembibitan untuk mengisi keramba
mereka, petani lebih memilih membeli bibit yang sudah ada dari toke dengan
ukuran 9-12 cm, hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko kerugian diawal
karena bibit yang dibeli dari toke akan digaransi selama satu bulan. Petani KJA di
Desa Haranggaol yang membeli bibit dari toke tidak perlu mengeluarkan uang
untuk membeli bibit tersebut atau bisa dikatakan hutang karena ketika panen nanti
baru dibayarkan oleh toke.Mereka harus menjual ikan hasil panen kepada toke
tempat mereka mengambil bibit.Tetapi sekarang bibit yang diberi toke tidak lagi
digaransi karena toke sudah memberi bibit beserta restantnya. Seperti yang
diungkapkan oleh bapak St. J. Purba:
“Dulu bibit ikan memang diberi garansi, dan sekarang
tidak lagi tetapi bibit yang diberi oleh toke sudah lebih dari
jumlah yang dibeli. Misal bibit yang dibeli 5000 ekor, toke
akan memberi lebih dari 5000 ekor tetapi tidak tahu jumlah
Universitas Sumatera Utara
pastinya berapa karena bibitnya tidak dihitung melainkan
dikira-kira saja atau ditafsir”.
Foto 4. Bibit ikan nila (Sumber: Koleksi pribadi, 2017)
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya ikan tidak
mengalami stres atau kematian akibat perbedaan suhu tersebut.Benih yang ditebar
berukuran 5 – 8 cm, berat 30 – 50 gr dan padat tebar 50 – 70 ekor/m3.
4.1.5. Pemeliharaan
Dalam melakukan kegiatan budidaya ikan secara intensif, pakan
merupakan
faktor
terpenting
untuk
menunjang
keberhasilan
budidaya
tersebut.Selain itu, pakan berfungsi sebagai sumber energi utama bagi
perkembanganmaupun pertumbuhan ikan.Jenis pakan ikan sendiri dibagi menjadi
dua yakni pakan apung dan pakan tenggelam.Pada awalnya pakan ikan yang
digunakan oleh petani Haranggaol jenis pakan ikan tenggelam tetapi karena
kurang efektif dan menyebabkan kerugian karena ada pellet tenggelam dan
menyebabkan limbah sehingga pabrik pakan ikan memproduksi pellet terapung
Universitas Sumatera Utara
sehingga efektif dan tidak terbuang. Di Haranggaol para petani menggunakan
pakan ikan terapung, alasannya mudah didapat dan disukai ikan.
Meskipun harganya mahal, petani tetap memilih menggunakan pellet
apung daripada pellet tenggelam. Banyak keuntungan yang didapat dengan
menggunakan pellet apung, seperti dapat membuat pertumbuhan ikan menjadi
lebih cepat dan besar ikan menjadi maksimal. Sebelumnya dengan pellet
tenggelam hanya akan menyebabkan limbah yang menumpuk di bawah sekitar
keramba. Penumpukan pellet yang berhari – hari mengakibatkan bakteri dan virus
berkembang sehingga dapat mengganggu kesehatan ikan. Karena adanya
pengalaman akan kematian ikan di keramba yang membuat para petani beralih ke
pellet apung meskipun harganya lebih mahal dari pellet tenggelam.
Foto 5.Pemberian pakan pada ikan (Sumber. Koleksi pribadi, 2017)
Tidak hanya memberikan pakan berupa pellet, ikan juga diberikan
makanan tambahan seperti sayur sayuran hijau jika ikan nampak seperti sakit
sebab ikan bisa saja sakit.Makanan tambahan ini diberikan untuk membuat ikan
tahan terhadap penyakit dan membuat warna ikan semakin bagus.Pemberikan
Universitas Sumatera Utara
pakan berupa sayur-sayuran ini biasanya ketika mendekati masa panen. Sementara
selebihnya digunakan pellet ikan apung. Setiap hari ikan menghabiskan sekitar
enam sampai tujuh kilogram ikan sekali makan.Sampai masa panen satu unit ikan
menghabiskan sekitar 50 karung yang berisi 30 kg perkarungnya.Apabila ikan
sakit biasanya petani memambahkan vitamin atau obat yang sudah dicampur ke
pellet.
4.1.5. Panen
Lama pemeliharaan ikan dari benih hingga panen adalah 4 bulan dengan
tingkat kelangsungan hidup/Survival Rate 9SR0 80%. Pakan yang diberikan
berupa pelet apung dengan dosis 3 – 4% dari bobot total ikan. Frekuensi
pemberiannya, 2 kali sehari pada pagi dan sore dengan rasio konversi pakan
(FCR) 1,3. Panen dapat dilakukan berdasarkan permintaan pasar, namun
umumnya ukuran panen pada kisaran 500 gram/ekor.
Panen dilakukan pada pagi atau siang hari untuk mengurangi resiko
kematian ikan. Penanganan panen dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup
maupun ikan segar. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke
konsumen dalam keadaan hidup dan segar antara lain:
1. Pengangkutan menggunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 0C;
2. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari;
3. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
Universitas Sumatera Utara
Foto 6. Proses pemanenan ikan (Sumber: Koleksi pribadi, 2017)
Pada saat pemanenan biasanya anggota toke akan datang ke kolam untuk
menimbang ikan yang akan dijual, mereka berjumlah tujuh orang, dua orang
sebagai penimbang, dua orang sebagai pengangkat ikan dari tambak ke timbangan
kemudian dua orang bertugas untuk memasukan ikan yang sudah ditimbang ke
dalam kurungan milik toke dan satu orang lagi sebagai pencatat hasil timbangan.
4. 2.Proses Distribusi
Perikanan budidaya di Indonesia merupakan salah satu komponen yang
penting di sektor perikanan.Hal ini berkaitan dengan perannya dalam menunjang
persediaan pangan nasional, penciptaan pendapatan dan lapangan kerja serta
mendatangkan penerimaan negara dari ekspor.Perikanan budidaya juga berperan
dalam mengurangi beban sumber daya laut.Di samping itu perikanan budidaya
dianggap sebagai sektor penting untuk mendukung perkembangan ekonomi
pedesaan. Menurut Made L. Nurjana (2006) besarnya kontribusi perikanan
Universitas Sumatera Utara
budidaya dan penangkapan ikan air tawar terhadap total produksi ikan nasional
sebesar 29,1%. Peningkatan ini merupakan dampak dari inovasi teknologi,
pertambahan areal dan ketersediaan benih ikan yang berkualitas. Pada tahun 2005,
total produksi nasional dari budidaya ikan sebesar 2,16 juta ton.
Permintaan pasar dalam negeri untuk kebutuhan hasil perikanan semakin
meningkat dari tahun ke tahun, keadaan ini menunjukkan tingkat kesadaran
masyarakat yang sudah cukup mengerti tentang besarnya manfaat kebutuhan gizi
dan kesehatan guna meningkatkan perkembangan tingkat kecerdasan pada anakanak dan mengurangi gejala kekurangan gizi pada manusia. Dukungan pemerintah
dalam menunjang terpenuhinya kebutuhan bibit berkualitas memang telah ada
akan tetapi belum mencukupi sehingga bibit yang dipakai masih memiliki kualitas
rendah yang mengakibatkan produktivitas tidak masksimal. Harga pakan yang
kian meroket juga menjadi permasalahan bagi petani ikan karena sangat pakan
memiliki komposisi 65% dari kebutuhan modal, sedangkan harga jual sangat
berfluktuasi yang dapat merugikan bagi petani.
Ikan–ikanyang telah dipanen harus tetap dipertahankan mutunya sampai di
pasaran.Oleh karena itu, penanganan pasca-panen harus dilakukan dengan baik
dan benar.Penanganan pascapanen ikan yaitu pembersihan, pemberokan,
pengolahan, pengangkutan dan pemasaran. Seperti pernyataansalah satu toke,
yaitu bapak Manto Sinaga:
” Setelah diambil dari keramba petani, kita akan
bawa ikan-ikan itu ke pesisir. Disana udah ada anggota
yang bersiap untuk mem-packing ke dalam plastik
berukuran sepuluh kilo, sebelum malamnya akan kita
pasaran ke para reseller atau ke pajak langganan kita”.
Universitas Sumatera Utara
Para petani tidak ada yang menjual langsung hasil panennya di pasar
karena mereka biasanya menjual hasil panen langsung kepada toke.Karena bila
menjual langsung ke pasar resiko yang dihadapi akan cukup besar apabila ikan
yang dijual dipasar tidak laku, sehingga mereka menjual langsung kepada toke.
Toke akan datang langsung keramba untuk menimbang ikan-ikan yang sudah siap
untuk dipanen. Sehingga para petani tidak perlu untuk membongkar keramba,
melainkan para anggota toke lah yang akan membongkar. Warga yang tidak
mempunyai keramba yang bekerja sebagai nelayanlah yang menjual hasil
tangkapan mereka ke pasar, karena bila mereka menjual ke pasar harganya
lumayan lebih tinggi disbanding bila mereka menjualnya kepada toke.
Petani yang diberi pinjaman oleh toke harus menjual hasil panennya
kepada toke tersebut. Di desa Haranggaol para petanilah yang meminta bantuan
modal kepada para toke, bukan toke yang yang menyodorkan secara langsung
kepada para petani. Walaupun harus menjual hasil panen kepada toke yang
memberi pinjaman, toke tidak dapat memonopoli harga jual ikan, karena para
petani juga mengetahui harga jual ikan, dan juga biasanya harga jual diantara para
toke mempunyai harga jual yang hamper sama.
Harga jual hasil panen para petani tidak menentu setiap kali panen, karena
apabila hasil tangkapan ikan laut sedikit maka harga jual ikan para petani KJA
akan naik begitu juga sebaliknya, apabila hasil tangkapan ikan laut banyak maka
harga jual ikan para petani KJA akan rendah.
Biasanya
pada
saat
pengangkutan
sering
kali
ikan
mengalami
kerusakan.Untuk menekan kerusakan sekecil mungkin, maka ikan harus dikemas
dengan baik.Hal–hal yang perlu diperhatikan dalam pengangkutan ikan adalah
Universitas Sumatera Utara
wadah untuk mengemas ikan, kepadatan ikan dalam wadah dan sistem
pengangkutan.
Ikan yang akan didistribusikan oleh para toke rata-rata 5-10 ton perhari per satu
orangtoke. Toke disini tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk sewa trasportasi
untuk mendistribusikan ikan-ikannya karena hampir semua toke di Desa
Haranggaol mempunyai truk masing-masing, tinggal membayar upah supir dan
biaya bahan bakar selama perjalanan.
Foto 7. Ikan siap di distribusikan (sumber: koleksi pribadi, 2017)
4. 3. Proses Konsumsi
Pertambahan
penduduk
jelas
SISTEM MATA PENCAHARIAN DI DESA HARANGGAOL
3. 1. Pertanian
Pertanian sangat berperan dalam pembangunan suatu daerah dan
perekonomian dengan, pertanian harapannya mampu menciptakan lapangan
pekerjaan bagi penduduk, sebagai sumber pendapatan, sebagai sarana untuk
berusaha, serta sebagai sarana untuk dapat merubah nasib ke arah yang lebih baik
lagi. Peranan pertanian/agribisnis tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan
ekonomi petani dengan cara pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
Sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam
pembangunan nasional. Peranan tersebut antara lain: meningkatkan penerimaan
devisa negara, penyediaan lapangan kerja, perolehan nilai tambah dan daya saing,
pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan baku industri dalam negeri
serta optimalisasi pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.Hal ini
ditunjukkan oleh besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik
Bruto (PDB) terutama pada masa kirisis ekonomi yang dialami Indonesia, satusatunya sektor yang menjadi penyelamat perekonomian Indonesia pada tahun
1997-1998 hanyalah sektor agribisnis, dimana agribisnis memiliki pertumbuhan
yang positif.
Secara historis Daerah Haranggaol merupakan daerah pertanian yang
subur, hasil pertanian yang dihasilkan dari daerah ini berupasayur-mayur seperti
kol, tomat, cabe, bawang dan buah mangga.Tanaman tersebut merupakan
Universitas Sumatera Utara
komoditi yang banyak dan terkenal dihasilkan oleh ladang masyarakat di daerah
ini.Namun seiring berjalannya waktu, kejayaan pariwisata dan pertanian
Haranggaol terlalu cepat redup. Pada tahun 1990-an terjadi penurunan tingkat
kunjungan wisatawan. Ternyata keredupan keindahan desa wisata Haranggaol ini
tidak hanya di bidang pariwisata saja.Dalam bidang pertanian, sejumlah produksi
komoditas pertanian, seperti bawang, kol, tomat, cabe dan mangga pun
mengalami kemerosotan. Merosotnya sektor pariwisata sekitar tahun 1998 dan
sektor pertanian tahun 2002 membuat masyarakat beralih mata pencaharian
menjadi petani ikan dengan sistem keramba jaring apung 12.
Disampaikan oleh masyarakat, pada awal kemerdekaan RI, Haranggaol
dikenal sebagai pusat perdagangan di pesisir Danau Toba.Termasuk Samosir dan
beberapa daerah lainnya, seperti Tapanuli Utara, Karo, Dairi, datang ke
Haranggaol menggunakan kapal.Sebagai pusat perdagangan dan penghasil
tanaman pertanian bawang, pisang, cengkeh dan mangga, saat itu penduduk
Haranggaol hidup sejahtera.Sejalan dan dibukanya pembangunan akses-akses
jalan ke daerah terpencil, perlahan tapi pasti, Haranggaol sebagai pusat
perdagangan menjadi kurang berfungsi dan bisa dikatakan lumpuh.
Selama di lapangan, peneliti banyak melihat tanaman bawang. Bawang
merupakan komuditi lokal yangsampai saat ini masih dilakukan oleh mereka.
Masyarakat desa haranggaol memang dari dulunya sudah bertani bawang karena
12
Pada tahun 1998 terjadi krisis nasional multidemensi seperti keamanan, politik, sampai pada
krisis moneter yang sangat melumpuhkan perekonomian membuat tidak ada wisatawan yang
berkunjung ke Danau Toba sehingga banyak hotel yang beralih fungsi menjadi rumah dan tempat
ibadah, kapal tidak lagi jalan karena tidak ada penumpang, harga bahan pokok terus melejit, belum
lagi penggundulan hutan yang dilakukan para pembalakliar yang kemudian menyebabkan
penyusutan air danau, dan bukit-bukit yang gundul, jalanan hancur keindahan Danau Toba pun
hilang dari pandangan mata. Tahun 2002 menjadi tahun penurunan bagi pertanian sebab telah
terjadi serangan hama, ditambah tidak mendukungnya kondisi lahan, serta kesulitan mendapatkan
air untuk irigasi membuat masyarakat tidak lagi bertani. (Keramba Apung Danau Toba,
http://www.indosiar.com/ragam/keramba-apung-danau-toba_39189.html
Universitas Sumatera Utara
menurut mereka masa panen yang singkat dan harga bawang pun stabil di
pasaran.
Kesuburan
tanah
untuk
menanam
bawang
memang
sangat
menguntungkan bagi masyarakat Desa Haranggaol. Memang bukan hanya
bawang yang menjadi komoditi pertanian masyarakat tetapi bawang yang masih
di tanam sampai saat ini.
Masyarakat di Desa Haranggaol sudah memiliki koperasi sendiri untuk
memasarkan hasil pertanian mereka. Hal tersebut menurut masyarakat sangat
membantu mereka dalam menjaga harga bawang di pasaran. Ketika para petani
bawang memanen bawang yang kemudian peran toke sebagai sasaran hasil panen
bagi petani. Para agen bawang kemudian bersama koperasi berperan untuk
mendistribusikan hasil panen bawang keluar daerah Haranggaol. Karena harga
yang stabil dan mudahnya menanam bawang maka sampai saat ini masyarakat di
Desa haranggaol masih banyak menanam bawang.
Peneliti melihat banyak daerah perbukitan di daerah Desa Haranggaol
yang dijadikan lahan untuk menanam bawang. Memang banyak masyarakat
Haranggaol yang berfokus di pertanian air menyewakan lahan kepada masyarakat
sekitar. Hal tersebut membantu toke agar memiliki stok bawang yang banyak
untuk dipasarkan. Terkadang banyak masyarakat juga membuka lahan baru di
daerah perbukitan maupun dihutan. Dalam membuka lahan pertanian, masyarakat
di desa tersebut banyak membutuhkan surat keterangan dari Camat Haranggaol.
Pertanian memberikan multifungsi bagi kehidupan manusia. Pertanian,
paling tidak dapat menyediakan berbagai kebutuhan manusia akan oksigen, air,
pangan, sandang, papan (perumahan), keamanan, pekerjaan, sosial politik,
industri, pekerjaan, kesehatan, serta pariwisata dan lingkungan hidup. Tumbuhan,
Universitas Sumatera Utara
terutama pohon-pohon besar yang tumbuh di pegunungan, terlibat secara langsung
dalam siklus hidrologi (siklus air). Hujan yang turun di atas pegunungan akan
ditangkap airnya oleh perakaran pohon-pohon, kemudian menyimpannya di dalam
tanah dan kemudian dikeluarkan melalui mata air yang jernih di kaki pegunungan.
Jika pohon-pohon di pegunungan ditebang dan gunung menjadi gundul, maka air
tidak terserap dan akan menyebabkan erosi dan banjir lumpur yang sering
menyengsarakan.
Setelah oksigen dan air, kebutuhan manusia terpenting berikutnya adalah
makanan (pangan). Sampai sejauh ini, pangan masih disediakan oleh pertanian
(dalam arti luas : daging oleh peternakan dan perikanan). Teknologi modern yang
ada sekarang pun belum dapat membuat makanan sintetis, sehingga untuk
kebutuhan pangannya, manusia masih mengandalkan produk-produk pertanian.
Peranan pertanian sebagai penyedia pangan akan semakin krusial dikarenakan
populasi umat manusia di bumi ini bertambah sekitar 2% pertahun, sementara
peningkatan produktivitas pertanian justru lebih rendah dan selalu berkisar kurang
dari 2%. Ironisnya, populasi terbanyak umat manusia terdapat di negara-negara
berkembang yang memiliki produksi dan produktivitas pertanian yang rendah,
sementara produksi dan produktivitas serta pemasarannya, dikuasai oleh negaranegara maju yang populasinya relatif lebih kurang.
Produk kegiatan pertanian merupakan barang-barang bernilai ekonomis
yang dapat diperjualbelikan, sehingga kegiatan pertanian, bukan saja sebagai
suatu upaya untuk memenuhi kebutuhan sendiri, tetapi juga dapat merupakan
pekerjaan untuk mendapatkan nafkah. Dari proses produksinya (bibit, benih,
pupuk dan sarana peralatan lainnya), pemeliharaan, pemanenan, pengolahan,
Universitas Sumatera Utara
pengepakan, pemasaran, pembiayaan, dll. melibatkan berbagai jenis usaha dan
pekerjaan, dan telah menjadi mata pencaharian berjuta-juta orang di seluruh
dunia. Jika suatu kegiatan non-pertanian koleps atau bangkrut, maka usaha yang
pertama yang dipilih oleh orang-orang yang kehilangan mata pencaharian adalah
kegiatan pertanian. Sejarah krisis ekonomi di seluruh dunia membuktikan bahwa
ketika lapangan kerja lain tidak ada, manusia kembali ke pertanian.
Mengingat produk pertanian bernilai ekonomi tinggi, maka tentunya dapat
digunakan sebagai suatu alat sosio-politik.Pemerintah suatu negara yang gagal
menyediakan produk pertanian, terutama pangan yang cukup untuk rakyatnya
sudah terbukti banyak yang jatuh.Uni Sovyet sebagai negara adikuasa ternyata
terpecah-pecah menjadi puluhan negara-negara kecil, bukan oleh senjata nuklir
tetapi oleh ketidakmampuan.Pemerintahannya dalam menyediakan keadilan
pangan yang cukup buat rakyatnya.Rakyat yang kelaparan dapat berdemonstrasi
bahkan menimbulkan kekacauan jika perut mereka kosong karena produk
pertanian sulit dan mahal.
Produk pertanian, selain dapat dikonsumsi secara langsung banyak juga
yang merupakan bahan baku berbagai jenis industri. Sebagai contoh, tanaman
obat merupakan bahan baku industri jamu dan farmasi, tanaman berminyak,
kelapa sawit, kacang tanah, bunga matahari, kanola, menjadi bahan baku industri
minyak. Sementara getah karet menjadi bahan baku industri ban dan industri yang
menggunakan lateks. Dari berbagai bahan baku tanaman, tersebar berbagai jenis
industri yang sering juga berupa rangkaian industri dari hulu sampai ke hilir.
Berjuta-juta orang sangat tergantung dari tetap berlangsungnya kegiatan industri-
Universitas Sumatera Utara
industri tersebut. Jika bahan baku tidak dapat lagi disuplai oleh dunia pertanian,
dapat dibayangkan apa yang akan terjadi.
Produk pertanian juga tidak hanya untuk dikonsumsi sendiri di dalam
negeri, tetapi banyak juga yang dapat diekspor untuk memenuhi kebutuhan
negara-negara lain. Kegiatan ekspor ini akan menghasilkan devisa yang sangat
penting untuk membiayai pembangunan. Di antara produk pertanian Indonesia
yang banyak diekspor adalah kayu, kakao, kopi, karet, rotan, dll.Tanaman
pertanian maupun tumbuhan liar, contohnya perkebunan teh dan gunung yang
menghijau merupakan obyek pariwisata dan penyedia kesehatan rohani, terutama
bagi orang yang sudah penat dan suntuk serta lelah bekerja.Setiap akhir pekan,
apalagi saat liburan, jalur Puncak Cianjur yang sejuk dan teduh serta
menenangkan, selalu dipenuhi oleh orang-orang untuk berlibur atau menenangkan
diri.Bayangkan hanya dengan menyediakan alam yang asri dan indah, pemasukan
dari sektor pariwisata di Puncak sudah sangat berkonstribusi kepada nilai ekonomi
dari tanaman tehnya sendiri. Kalau, semakin lama semakin banyak pejabat dan
orang kaya mengonversi hutan dan kebun teh di Puncak menjadi vila-vila dan
hotel untuk kesenangan segelintir orang, berapa banyak kerugian yang akan
dialami.
3. 2. Peternakan
Peternakan merupakan kegiatan mengembangbiakan dan membudidyakan
hewan
ternak
untuk
tersebut.Pengertian
memelihara
dan
mendapatkan
peternakan
peternakan
tidak
manfaat
dan
terbatas
pada
perbedaannya
hasil
terletak
dari
kegiatan
pemeliharaaan
saja,
pada
yang
tujuan
ditetapkan.Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan
Universitas Sumatera Utara
prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan
secara optimal.
Berdasarkan ukuran hewan ternak, bidang peternakan dapat dibagi atas
dua golongan, yaitu peternakan hewan besar seperti sapi, kerbau dan kuda, sedang
kelompok kedua yaitu peternakan hewan kecil seperti ayam, kelinci dan lain-lain.
Sistem peternakan diperkirakan telah ada sejak 9.000 SM yang dimulai dengan
domestikasi anjing, kambing, dan domba.Peternakan semakin berkembang pada
masa Neolitikum, yaitu masa ketika manusia mulai tinggal menetap dalam sebuah
perkampungan. Pada masa ini pula, domba dan kambing yang semula hanya
diambil hasil dagingnya, mulai dimanfaatkan juga hasil susu dan hasil bulunya
(wol).Setelah itu manusia juga memelihara sapi dan kerbau untuk diambil hasil
kulit dan hasil susunya serta memanfaatkan tenaganya untuk membajak
tanah.Manusia juga mengembangkan peternakan kuda, babi, unta, dan lain-lain.
Umumnya dijumpai oleh peneliti, selain budidaya ikan peternakan di Desa
Haranggaol dimiliki oleh beberapa masyarakat disana.Peternakan di Desa
Haranggaol dalam skala kecil dan diperjual beli kepada yang menampung hasil
ternak.Hewan ternak yang ada di Desa Haranggaol hanya ayam, dan babi.Selain
membudidaya ikan sebagian masyarakat juga beternak aya dan babi. Seperti
informan yang saya wawancarai bu LisbethSaragih :
“Saya beternak babi hanya sebagai sampingan saja,
kebetulan ada tempat di ladang yang dulunya punya
orang tua saya yaa daripada tempat itu tidak digunakan
lagi lebih baik saya beternak babi”
Universitas Sumatera Utara
3. 3.Perdagangan
Perdagangan atau perniagaan adalah kegiatan tukar menukar barang atau
jasa atau keduanya yang berdasarkan kesepakatan bersama bukan pemaksaan.
Pada masa awal sebelum uang ditemukan, tukar menukar barang dinamakan
barter yaitu menukar barang dengan barang. Pada masa modern perdagangan
dilakukan dengan penukaran uang.Setiap barang dinilai dengan sejumlah uang.
Pembeli akan menukar barang atau jasa dengan sejumlah uang yang diinginkan
penjual.
Dalam perdagangan ada orang
yang
membuat
yang
disebut
produsen.Kegiatannya bernama produksi.Jadi, produksi adalah kegiatan membuat
suatu barang.Ada juga yang disebut distribusi.Distribusi adalah kegiatan
mengantar barang dari produsen ke konsumen.Konsumen adalah orang yang
membeli barang.Konsumsi adalah kegiatan menggunakan barang dari hasil
produksi13.
Selain disektor pertanian darat dan perikanan, di Desa Haranggaol
berdagang juga merupakan salah satu mata pencaharian oleh masyarakat Desa
Haranggaol. Sebagian masyarakat berdagang setiap harinya dan ada juga
berdagang hanya di hari pekan, yang berdagang setiap harinya seperti toko
material bangunan/perabotan rumah tangga, apotik, kedai kopi, grosir, penjual
sembako, panglong, dan lapo tuak di malam hari. Lapo tuak merupakan tempat
dimana bapak-bapak ataupun pemuda setempat menjadikan tempat minum tuak
dan tempat untuk bersosialisasi di malam hari setelah siap melakukan aktivitas
13
https://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan
Universitas Sumatera Utara
seharian sedangkan kedai kopi sebagai tempat sarapan pagi sebelum melakukan
aktivitas sehari-hari dan hanya buka dari jam lima pagi sampai jam enam sore.
Perdagangan di Desa Haranggaol
sangat ramai dihari senin karena pekan,
masyarakat diluar Desa Haranggaol datang ke Haranggaol untuk melakukan jual
beli dagangan masyarakat Desa Haranggaol. Masyarakat Haranggaol ada penjual
bak mie hanya di hari pekan, penjual dagangan seperti sayur mayur dan buahbuahan. Beberapa dari masyarakat yang berdagang itu menggantungkan hidupnya
dengan berdagang karena tidak memiliki lahan untuk bertani dan dagangannya
sudah besar sehingga tidak tertarik untuk membuka KJA dan sebagian dari
pedagang tersebut juga memiliki lahan pertanian dan KJA untuk menambah
kebutuhan dirumah dan biaya pendidikan anak.
Ketika peneliti mengunjungi ke salah satu kedai kopi di Desa Haranggaol,
di kedai kopi bu Saragih peneliti melihat para supir truk pengangkut hasil panen
ikan sedang ngopi sekalian menunggu truk sedang di doorsmer. Bu Saragih juga
menyediakan tempat doorsmer dan truk ikan biasanya membersihkan truk mereka
ke tempat doorsmer ibu Saragih. Biasanya terdapat dua orang pekerja yang
membersihkan truk atau mobil tersebut. Ketika mobil selesai di bersihkan supir
akan membayar jasa cuci mobil kepada pemilik doorsmer. Pekerja akan
mendapatkan upah sesuai perjanjian mereka dengan bu saragih di pengujung hari.
Disini pemilik doorsmer hanya menyediakan peralatan doorsmer seperti mesin
komppreor, selang, tempat cuci mobil, air, dan sabun mobil. Upah jasa yang harus
dibayar supir sebesar tiga puluh lima ribu rupiah dengan pembagian dua puluh
ribu
kepada
pekerja
dan
lima
belas
ribu
rupiah
kepada
pemilik
doorsmer.Perdagangan di Desa Haranggaol berjalan sampai sekarang dan
Universitas Sumatera Utara
masyarakat yang berdagang bersaing sehat dengan sesama pedagang yang ada di
Desa ini.
3. 4. Perikanan
Perikanan, sub-bidang pertanian lain, menjadi pemasok protein hewani
sebagaimana subbidang peternakan.Banyak orang yang mengartikan pertanian
secara sempit, yaitu hanya menganggap bahwa pertanian adalah kegiatan
membudidayakan tanaman (bercocok tanam) untuk konsumsi manusia.Pertanian
dalam arti luas, mencakup bidang peternakan, perikanan, perkebunan, kehutanan
produksi, hutan alam dan lingkungan hidup.Sempitnya pemahaman masyarakat
tentang pertanian menghasilkan konotasi bahwa pertanian hanya merupakan
kegiatan yang memproduksi bahan makanan saja.Padahal kegiatan pertanian
memiliki
multi-manfaat
bagi
kehidupan
manusia.Minimnya
pemahaman
tentangmanfaat pertanian bagi kehidupan manusia, pada gilirannya menyebabkan
apresiasi masyarakat terhadap pertanian, menjadi tidak sebagaimana harusnya.
Budidaya ikan di keramba jaring apung (KJA) sudah dilakukan sejak
tahun 1978 di perairan Situ Lido Bogor, dikembangkan oleh Balai Penelitian
Perikanan Darat yang sekarang menjadi Balai Riset Perikanan Air Tawar.
Kemudian berturut-turut pada tahun 1982 di Waduk Jatiluhur, Kelapa Dua dan
Cibubur Jakarta, tahun 1984 di Danau Tondano Sulawesi Utara, Cekdam Guna
Sari Jawa Barat, pada tahun 1986 di Riam Kanan Kalimantan selatan serta Danau
Toba Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
Awal berdirinya kerambah jaring apung (KJA) di kawasan Danau Toba
merupakan program pemerintah pusat yang bernama Opsus (operasi khusus)
Maduma Sejahtera. Opsus ini mulai dikembangkan sekitar tahun 1986 dengan
sasaran untuk mengentaskan kemiskinan masyarakat kawasan Danau Toba yang
saat itu masih berada di bawah garis kemiskinan.Pekerjaan masyarakat di
sekitaran Danau Toba kebanyakan bertani sayuran, berladang, dan mencari kayu
di kawasan hutan.Sementara pariwisata tidak dapat diandalkan untuk menopang
perekonomian seluruh masyarakat sekitar. Sehingga pemerintah pusat mengambil
kebijakan untuk memanfaatkan badan air Danau Toba dengan membuat KJA. Dan
pada pada tahun 1990 an di Desa Haranggaol hasil tani yang diperoleh sudah
sangat minim dan tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari petani, hal
ini disebabkan oleh kondisi tanah yang sudah tidak subur lagi.
Akibat kurangnya hasil panen dari ladang, maka masyarakat Desa
Haranggaol beralih menjadi petani keramba jaring apung
setelah mendapat
penyuluhan dari Pemerintah. Awalnya para petani KJA hanya mengembangkan
ikan mas saja, hanya butuh waktu sekitar 100 hari atau tiga bulan ikan sudah siap
untuk dipanen. Budidaya ikan mas dengan metode KJA di Desa Haranggaol bisa
dikatakan berhasil, namun pada tahun 2004 semua ikan mas diserang virus Koi
Herves dan menyebabkan seluruh ikan yang berada di KJA mati sehingga banyak
kerugian yang ditanggung oleh para petani. Akibat serangan virus Koi Herves
yang telah menyerang ikan mas, para petani beralih menjadi mengembangkan
ikan nila dan bertahan sampai saat ini.
Di awal tahun 1990, hama penyakit menyerang seluruh tanaman petani di
pesisir Haranggaol. Hal itu tidak bisa diatasi dan berlangsung selama 1 dekade.
Universitas Sumatera Utara
Sekitar tahun 1996-1997, masyarakat Haranggaol terinspirasi dan mencoba untuk
membudidayakan ikan air tawar jenis ikan mas dengan menggunakan metode
KJA. Pada Tahun 2004, terjadi serangan koi herves, mengakibatkan ribuan ton
ikan mas yang dibudidaya mati. Dengan kondisi pertanian sudah kronis, tak ada
pilihan lain. Masyarakat melanjutkan dengan membudidayakan jenis ikan nila,
memilih nila karena relatif kebal terhadap virus.Setelah wabah itu, ikan nila
menjadi solusi menggantikan ikan mas.Perekonomian masyarakat Haranggaol
bisa dikatakan stabil hingga saat ini.Diperoleh data sesuai pendataan tahun 2012,
jumlah KJA di perairan Danau Toba kurang lebih 6.863 unit 14.Keramba jaring
apung telah menjadi solusi bagi masalah ekonomi setelah terjadinya krisis
moneter di Desa Haranggaol. Terbukti dari keuntungan keramba yang bisa
mencapai lima juta hingga tujuh juta setiap lima bulan sekali per petak keramba
jaring apung. Hasil tersebut disampaikan para petani dilapangan dengan perkiraan
sebagai berikut: ukuran satu keramba 5 x 5 meter dengan modal delapan juta
rupiah saat mendirikan bangunan keramba jaring apung. Untuk satu keramba
jaring apung bisa menampung lima ribu ekor ikan nila dengan produksi mencapai
satu setengah ton dan harga jual berkisar dua pulah enam ribu rupiah per
kilogram.
Pengembangan perikanan dengan sistem semi intensif ataupun intensif ini
adalah
yang
dikembangkan
oleh
masyarakat
di
Haranggaol,
KabupatenSimalungun dengan menggunakan keramba jaring apung sebagai
media pembesarannya.Meskipun hasil yang diperoleh menjadi optimal secara
materi namun perkembangan kegiatan perikanan yang seperti ini berimplikasi
14
http://dpd.go.id/berita-578-kja-haranggaol-harus-ditata-agar-ramah-lingkungan
Universitas Sumatera Utara
terhadap meningkatnya buangan sisa pakan dan feses ikan ke badan air yang pada
akhirnya berdampak negatif terhadap kehidupan akuatik.Misalnya terjadinya
pencemaran air akibat sisa pakan ikan dan bangkai ikan yang dapat menyebabkan
terjadinya kematian massal ikan di perairaan danau dan juga mengakibatkan
polusi udara dari bau tak sedap bangkai ikan yang mati.
Keuntungan Pemeliharaan Nila Metode Jaring Apung :
•
Produksi ikan lebih tinggi dalam setiap meter persegi
•
Anak ikan atau bibit ikan lebih seragam.
•
Pembibitan ikan lebih mudah ditanggani baik induknya pada saat
perkawinan, penetasan dan pemisahan bibit ikan.
•
Mudah dalam penangkapan saat akan panen.
•
Pembesaran ikan berjenjang dan teratur dalam waktu panen.
Kerugian Metode Jaring Apung :
•
Pengelolaan lebih rumit dan pengawasan yang lebih sering dilakukan.
•
Pemberian pakan yang harus teratur untuk setiap jaring yang berbeda jenis
dan ukuran ikan.
•
Jaring bisa rusak bila cuaca buruk datang
•
Pemeliharaan lewat jaring mudah di ambil oleh pencuri.
•
Biaya pembuatan sistim jaring lebih mahal dari cara lain.
Usaha budi daya ikan nila memberikan manfaat secara ekonomi bagi
masyarakat, antara lain:
•
Penyediaan lapangan kerja, bukan hanya bagi petani ikan, tetapi juga para
pihak lain yang terkait, seperti pedagang ikan, buruh, usaha pengangkutan
dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
•
Sumber pendapatan keluarga dan pihak-pihak lain yang terkait.
•
Meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDRB) Pemerintah Daerah, baik
melaluì peningkatan volume produksì maupun perluasan pasar.
•
Sumber penerimaan devisa negara melalui penjualan, baik dalam
bentuk fillet segar maupun fillet beku ke pasar luar negeri (ekspor).
•
Usaha ¡ni juga memiliki kaitan ke hulu (backward linkage), yaitu pada
usaha pembuatan pakan ikan, pupuk buatan, dan budi daya pembenihan.
Di samping itu, juga memiliki kaitan ke hilir (forward linkage), seperti
pada usaha perdagangan ikan, jasa pengangkutan, rumah makan, jasa
rekreasi pemancingan, pengolahan fillet ikan, dan sebagainya.
Berdasarkan aspek sosial dengan tersedianya sumber protein yang
terjangkau, maka secara tidak langsung usaha budi daya ikan nila juga bermanfaat
untuk memperbaiki gizi masyarakat.Di samping itu, dengan menciptakan
lapangan kerja, budidaya ikan nila ini dapat mengurangi tingkat pengangguran,
yang pada akhirnya juga berdampak pada penanggulangan kemiskinan dan
kerawanan sosial.Hal ini memberikan isyarat bahwa pengembangan budidaya
ikan nila yang dikelola secara agribisnis cukup prospektif dan menguntungkan.
Keuntungan usaha budidaya ikan nila:
•
Pangsa pasar sangat luas. Ikan nila dapat dijual di pasar domestik maupun
Internasional. Di dalam negeri, permintaan pasarnya tetap tinggi, namun
pasokannya masih rendah. Hal ¡ni terjadi juga dengan pasar internasional,
sehingga menjadi peluang yang sangat baik untuk dimanfaatkan.
Universitas Sumatera Utara
•
Harga jual lebih tinggi daripada biaya produksi. Misalnya, pada budi daya
ikan nila dalam Keramba Jiaring Apung, Anda tidak perlu mengeluar kan
biaya pakan karena dapat memanfaatkan pakan sisa.
•
Cara budi daya sangat mudah. Budi daya ikan nila mulai dan pembenihan
hingga pembesaran tidak sulit karena dapat memijah secara alami cukup
ditebar di kolam.
•
Tahan banting. Ikan nila mudah beradaptasi dengan lingkungan, dan
serangan penyakit. Ikan ini dapat dipelihara di air payau dan laut asalkan
diadaptasikan terlebih dahulu.
Setiap tahun, permintaan terhadap ikan nila terus naik.Ikan nila tidak hanya
diminati penikmat kuliner lokal, tetapi juga dari luar negeri, terutama Amerika
Serikat (AS).Kebutuhan pasar dalam negeri untuk ikan nila pada umumnya
berukuran dibawah 500gram/ekor.Sementara itu, kebutuhan pasar ekspor dominan
dalam bentuk fillet.
Toke di Desa Haranggaol mampu mengumpulkan ikan nila sekitar 20 ton
perharinya
dari beberapa petani KJA. Kemudian Toke-toke tersebut akan
mendistribusikannya kepada para distributor atau penjual ikan. Dalam sektor
perikanan selain membudidayakan ikan, masyarakat desa haranggaol ada juga
bermata pencaharian nelayan menangkap ikan dengan cara menggunakan jaring
atau biasanya disebut dengan istilah mardoton. Di sore hari para nelayan pergi ke
danau menggunakan solu untuk menebarkan jaring dan menggantungkan umpan
ikan dalam jaring tersebut, para nelayan akan menarik jaringnya di subuh hari
untuk dijual di pasar-pasar di berbagai pecan yang ada di Kabupaten Simalungun.
Tetapi
pada
umumnya.
Masyarakat
Desa
Haranggaol
sebagain
besar
Universitas Sumatera Utara
menggantungkan hidupnya dengan cara bertani yaitu membudidayakan ikan
dengan metode keramba jaring apung. Mereka memanfaatkan Danau Toba
sebagai tempat membudidayakan ikan.
Foto 1. Keramba jaring apung (Sumber: Koleksi Pribadi, 2017)
3.5.
Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut
UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara
garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga
kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk yang tergolong tenaga kerja jika
penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di
Indonesia adalah berumur 15– 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang
yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat
mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun
Universitas Sumatera Utara
ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di
atas 7 tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja
Para petani KJA di Desa Haranggoal tidak mempunyai tenaga kerja atau
buruh untuk mengelola kerambanya, karena mereka biasanya mengelola sendiri
keramba mereka. Tetapi lainhalnya dengan para toke, mereka mempunyai banyak
tenaga kerja untuk mengelola keramba-keramba mereka seperti menjaga keramba
dan memberi makan ikan-ikan.Selain buruh yang menjaga keramba, toke juga
mempunyai buruh untuk membongkar keramba para petani bila ikan sudah siap
panen, menimbang hasil panen para petani, mempacking hasil panen ke dalam
plastik sebelum didistribusikan ke pasar.Buruh toke tadi juga bertugas untuk
membongkar bibit dan pakan ikan dari truk kemudian mendistirbusikannya
kepada para petani yang telah memesan bibit.
Di Desa Haranggaol tenaga kerja biasanya disebut anggota, para toke
sangat membutuhkan banyak para tenaga kerja untuk melancarkan proses
distribusi ikan yang akan dipasarkan ke berbagai daerah. Perekrutan tenaga kerja
tidak melihat latar belakang pendidikan, tetapi dengan modal kepercayaan dan
hubungan kekerabatan. Contohnya satu orang mengajak kawannya untuk bekerja
dengan salah satu toke, sebagian ada juga yang langsung menjumpai toke untuk
meminta agar di beri pekerjaan. Pekerjaan yang di butuhkan toke di Desa
Haranggaol seperti supir, menjaga keramba/ memberik makan ikan, tukang
packing ikan/ muat packing ke truk untuk dipasarkan, penimbang ikan di keramba
petani saat panen, tukang bongkar pakan ikan dari truk dan kernek.
Universitas Sumatera Utara
Foto 2.Tenaga kerja mem-packing ikan.(Sumber: koleksi pribadi,
2017)
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
BUDIDAYAKERAMBA JARING APUNG DI HARANGGAOL
4.1. Proses Produksi
Proses produksi adalah aktivitas untuk menambah atau menciptakan
kegunaan suatu barang atau jasa dengan memanfaatkan faktor-faktor yang tersedia
seperti bahan baku, mesin tenaga kerja, dan dana, yang hasilnya dimanfaatkan
untuk kebutuhan dan kepentingan manusia atau organisasi usaha atau badan
tertentu.Dalam mengelola keramba jaring apung tentu ada juga proses
produksinya karena para petani yang membudidayakan ikan-ikannya tentu
menginginkan sebuah hasil yang besar sehingga bisa untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Adapun proses produksi dalam pengelolaan keramba jaring apung,
yakni : pengetahuan, dana, pembuatan keramba, pembibitan, pemeliharan, dan
panen.
4. 1. 1. Kepemilikan Keramba Jaring Apung
Petani keramba jaring apung, kebanyakan adalah masyarakat Desa
Haranggol yang dulunya merupakan petani bawang namun karena menurun
kualitas tanah dan harga jual yang menyebabkan hasil panen menjadi tidak
maksimal sehingga membuat masyarakat untuk beralih menjadi petani keramba
jaring apung.Ada 2 kepemilkan keramba jaring apung di Desa Haranggaol yaitu
masyarakat biasa dan pengusaha/ toke.Selain keramba jarring apung biasanya para
petani juga mempunyai sumber penghasilan lain seperti membuka kede kopi, toko
grosir, buruh, lapo tuak, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
4.1.2. Pengetahuan
Adanya budidaya ikan pada keramba jaring apung (KJA) di perairan
Danau Toba sangat berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat di
sana, terutama di Kecamatan Haranggaol, Kabupaten Simalungun. Status
ekonomi yang tadinya golongan menengah ke bawah berubah menjadi golongan
menengah ke atas. Bahkan, bisa dikatakan yang namanya kemiskinan hampir
tidak ada lagi di sana.Di era tahun″an,
60 perairan Danau Toba sangat kaya
dengan sumber daya alamnya. Ikan mujair yang berlimpah menjadi salah satu
sumber penghasilan masyarakat pinggiran Danau Toba, sedangkan dari sungaisungai yang ada di sana juga turut membantu perekonomian masyarakat setempat
dengan banyaknya ikan yang terdapat seperti ikan kecil atau ikan kepala putih,
ikan lele, ikan itok dan ikan mas yang dipelihara di sawah setelah panen padi
selesai. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi pertanian, penggunaan
pestisida dan insektisida mulai banyak digunakan petani, menyebabkan populasi
ikan menurun tajam bahkan sangat susah ditemukan. Parahnya lagi, dengan
beroperasinya kapal-kapal bermesin diesel dan pembuangan oli-oli bekas ke
danau mempercepat rusaknya biota danau termasuk ikan-ikan.
Sekitar tahun 1990-1996, itulah awal terpuruknya ekonomi masyarakat
Danau Toba.Ikan mujair dan kaporas tidak lagi bisa diandalkan sebagai pemberi
nafkah bagi keluarga di Danau Toba.Keberadaannya mulai langka.Danau Toba
hanya menyisakan udang kecil dan ikan-ikan kecil yang jarang dikonsumsi
masyarakat karena sulit ditangkap serta rasanya juga kurang enak, tidak hanya
populasi ikan mujair yang berkurang, pertambahan jumlah penduduk juga
berakibat terhadap menurunnya kepemilikan tanah/lahan pertanian. Kemudian
Universitas Sumatera Utara
masyarakat mencari alternatif lain untuk bertahan hidup. Masyarakat di Desa
Haranggaol mulai beralih membudidaya ikan di pesisir danau dengan membuat
kerangka tempat pembudidayaan ikan yang terbuat dari bambu dari yang di ikat
ukuran 1 x 1 m dan jaring/net, satu petak berisi ikan 500 ekor ikan. Menurut
informan yag saya wawancarai berkembangnya pengetahuan masyarakat tentang
membudidaya ikan berawa dari cara coba-coba dan bisa dengan sampai sekarang
ini, yang bahan pembutan keramba jaring berawal dari bamboo dengan luas petak
1 x 1 meter, hingga yang terbuat dari kayu yang berukuran 4 x 4 meter hingga 5 x
5 meter, sampai saat ini yang terbuat dari besi yang berukuran 5 x 5 meter. Sejak
itulah masyarakat terutama yang tidak memiliki lahan untuk berladang/bertani
mulai beralih ke budidaya ikan dengan jenis ikanmas yang disebut dengan
keramba.
Keramba yang mulai ditekuni masyarakat sebagai penghasilan baru,
menunjukan keberhasilannya. Masyarakat yang pada awalnya berminat untuk
menekuni budidaya ikan mas melalui KJA tergoda setelah melihat hasil yang
diperoleh sangat menggiurkan.Secara umum bisa dikatakan bisnis keramba telah
berhasil mendorong kegiatan ekonomi masyarakat Haranggaol dan sekitarnya
dengan omset miliaran rupiah per bulan.Dampak nyata lainnya adalah aktivitas
warga mulai padat dari yang tadinya nyaris tidak terlihat.Kalau dulu, bapakbapaknya banyak yang menghabiskan waktu di kedai kopi hanya untuk ngobrol
tanpa arah dan tujuan yang jelas.Saat ini mereka sibuk mengurusi ikan-ikannya di
keramba jaring apung.Bangkitnya status soial ekonomi masyarakat Haranggaol
dan sekitarnya disebabkan permintaan ikan yang signifikan dari masyarakat
Sumatera Utara (Sumut).
Universitas Sumatera Utara
Kesadaran masyarakat yang mulai tinggi akan kebutuhan protein membuat
permintaan ikan terus meningkat dari bulan ke bulan bahkan dari tahun ke
tahun.Hal itu juga yang membuat keberadaan KJA semakin banyak di Danau
Toba. Di Haranggaol sendiri jumlah KJA milik masyarakat sudah mencapai lebih
dari 6.000 an unit. Dari jumlah tersebut, sedikitnya 50 ton ikan nila keluar setiap
hari dengan daerah pemasaran Medan, Rantau Parapat, Tanjung Pinang, P.Siantar
dan lain sebagainya. Sampai saat ini petani keramba jaring apung masih tetap
menekuni untuk membudidayakan ikan nila karena dianggap masih sangat
memberi untung yang besar dibandingkan dengan bercocok tanam bawang.
4.1.3. Pembuatan Keramba
Keramba jaring apung (KJA) dapat dibuat dalam berbagai ukuran. Desain
dan bahan tergantung pada kemudahan penanganan, daya tahan bahan baku,harga,
dan faktor lainnya. Jaring atau wadah untuk pemeliharaan ikan tawar dibuat dari
bahan polietilen.Bentuk dan ukuran bervariasi dan sangat dipengaruhi oleh jenis
ikan yang dibudidayakan, ukuran ikan, kedalaman perairan, serta faktor
kemudahan dalam pengelolaan. Dari hasil penelitian yang ditemukan maka biaya
yang harus dibayar konsumen kepada si pembuat keramba untuk pembuatan satu
unit keramba jaring apung adalah tiga belas juta lima ratus rupiah.
Konstruksi wadah jaring terapung terdiri dari beberapa bagian, antara lain :
1. Kerangka Keramba Jaring Apung
Kerangka (bingkai) jaring terapung dapat dibuat dari bahan kayu, bambu
dan besi yang dilapisi bahan anti karat (cat besi).Memilih bahan untuk kerangka,
sebaiknya disesuai-kan dengan ketersediaan bahan di lokasi budidaya dan nilai
Universitas Sumatera Utara
ekonomis dari bahan tersebut.Pada awalnya masyarakat Haranggaol membuat
kerangka keramba dari bahan kayu.Pada umumnya petani ikan jaring terapung
menggunakan kayu sebagai bahan utama pembuatan kerangka, karena dari
dulunya sudah menggunakan bahan yang terbuat dari kayu disebabkan
ketersediaannya di lokasi budidaya sangat banyak. kayu yang digunakan untuk
kerangka mempunyai garis tengah 5 – 7 cm di bagian pangkalnya, dan bagian
ujungnya berukuran antara 3 – 5 cm. Jenis kayu yang digunakan terbuat dari
pohon ingul. Pohon ingul merupakan pohon yang banyak tumbuh di hutan Desa
Haranggaol dan memiliki daya tahan yang kuat pohon ingul juga sering
digunakan oleh petani untuk membuat solu atau sampan.
Pada tahun 2008 masyarakat Desa Haranggaol membuat Kerangka Jaring
Apung dari bahan besi. Bagi masyarakat desa Haranggaol pembutan kerangka
keramba jaring apung yang terbuat dari besi relatif murah dari pada kayu hal ini
disebabkan karena proses pengambilan/pembelian kayu yang lumayan lama atau
memakan biaya yang cukup mahal tergantung jenis kayu yang digunakan dan jika
dilihat dari masa pakai dengan menggunakan kayu atau bambu jangka waktu (usia
teknisnya) hanya 2–5 tahun. Sesudah 2–5 tahun masa pakai, kerangka yang
terbuat dari kayu atau bambu ini sudah tidak layak pakai dan harus direnofasi
kembali atau diganti dengan bahan besi. Jika akan memakai besi anti karat
sebagai kerangka jaring pada umumnya usia ekonomis/ angka waktu
pemakaiannya relatif lebih lama, yaitu antara 10-15 tahun. Sama halnya seperti
yang diucapkan oleh bapak J. Saragih:
“Awalnya kita menggunakan bahan kayu sebagai
kerangka keramba, kemudian kita beralih menggunakan
besi pada tahun 2008 karena masa pakai dengan besi
lebih tahan lama dan biayanya relatif lebih murah. Juga
Universitas Sumatera Utara
karena bahan kayu dari pohon Ingul susah didapat karena
hanya ada di harangan. Tetapi sejak tahun 2016 ada
istilah pergantian kerangka keramba dari kayu ke besi,
para petani hanya mengganti kerangkanya saja dan tetap
menggunakan net (jaring) yang lama”.
Ukuran kerangka jaring terapung berkisar antara 5 X 5 meter.Kerangka
dari jaring apung umumnya dibuat tidak hanya satu lubang tetapi satu unit.Satu
unit jaring terapung terdiri dari dua buah lubang.
2. Pelampung Keramba Jaring Apung
Pelampung berfungsi untuk mengapungkan kerangka/ jaring terapung.
Bahan yang digunakan sebagai pelampung berupa drum (besi atau plastik) yang
berkapasitas 200 liter, busa plastik (stryrofoam) atau fiberglass. Jenis pelampung
yang akan digunakan biasanya dilihat berdasarkan lama pemakaian. Jika akan
menggunakan pelampung dari drum maka drum harus terlebih dahulu dicat
dengan menggunakan cat yang mengandung bahan anti karat. Jumlah pelampung
yang akan digunakan disesuaikan dengan besarnya kerangka jaring apung yang
akan dibuat. Jaring terapung berukuran 5 X 5 meter, dalam satu unit jaring
terapung membutuhkan pelampung 10 - 20 buah, tergantung permintaan
konsumen.
Universitas Sumatera Utara
Foto 3. Pelampung drum plastik (Sumber: Koleksi pribadi, 2017)
3. Pengikat Keramba Jaring Apung
Tali pengikat sebaiknya terbuat dari bahan yang kuat, seperti tambang
plastik, kawat ukuran 5 mm, besi beton ukuran 8 mm atau 10 mm. Tali pengikat
ini digunakan untuk mengikat kerangka jaring terapung, pelampung atau jaring.
4. Jangkar Keramba Jaring Apung
Jangkar berfungsi sebagai penahan jaring terapung agar rakit jaring
terapung tidak hanyut terbawa oleh arus air dan angin yang kencang. Jangkar
terbuat dari bahan batu, semen atau besi. Pemberat diberi tali pemberat/tali
jangkar yang terbuat dari tambang plastik yang berdiameter sekitar 10 mm – 15
mm. Jumlah pemberat untuk satu unit jaring terapung empat petak/kantong adalah
sebanyak 4 buah. Pemberat diikatkan pada masing-masing sudut dari kerangka
jaring terapung.Berat jangkar berkisar antara 50 – 100 kg. Bahan jangkar yang
dibuat petani ialah drum besi yang dipotong dua bagian lalu diisi batu kemudian
disemen. Jangkar-jankar itu dimasukkan hingga ke dasar danau.
Universitas Sumatera Utara
5. Jaring Keramba Jaring Apung
Jaring yang digunakan untuk budidaya ikan di perairan umum, biasanya
terbuat dari bahan polyethylene atau disebut jaring trawl. Ukuran mata jaring yang
digunakan tergantung dari besarnya ikan yang akan dibudidayakan. Kantong
jaring terapung ini mempunyai ukuran bervariasi disesuaikan dengan jenis ikan
yang dibudidayakan, untuk ikan air laut ukuran kantong jaring yang biasa
digunakan berukuran mulai 2 X 2 X 2 m sampai 5 X 5 x 5 m. Sedangkan untuk
jenis ikan air tawar berkisar antara 3 X 3 X 3 m sampai 7 X 7 X 2,5 m. Untuk
mengurangi resiko kebocoran akibat gigitan binatang lain, biasanya kantong
jaring terapung dipasang rangkap (doubel) yaitu kantong jaring luar dan kantong
jaring dalam. Ukuran jaring bagian luar biasanya mempunyai mata jaring (mesh
size) yang lebih besar.Salah satu contohnya adalah sebagai berikut:
a. Jaring polyethylene no. 380 D/9 dengan ukuran mata jaring (mesh size) sebesar
2 inch (5,08 cm) yang dipergunakan sebagai kantong jaring luar.
b. Jaring polyethylene no. 280 D/12 dengan ukuran mata jaring 1 inch (2,5 cm)
atau 1,5 inch (3,81 cm) dipergunakan sebagai kantong jaring dalam.
Kantong jaring yang digunakan untuk memelihara ikan dapat diperoleh
dengan membeli jaring utuh. Dalam hal ini biasanya jaring trawl dijual dipasaran
berupa lembaran atau gulungan, tetapi para konsumen tinggal terima bersih saja
karena si pembuat kerambalah yang menyediakan dan mengerjakan pemasangan
sampai keramba jadi.
Universitas Sumatera Utara
6. Pemberat Keramba Jaring Apung
Pemberat yang digunakan biasanya terbuat dari batu atau timah yang
masing-masing beratnya antara 2–5 kg.Fungsi pemberat ini agar jaring tetap
simetris dan pemberat ini diletakkan pada setiap sudut kantong jaring terapung.
7. Tali / tambang Keramba Jaring Apung
Tali / tambang yang digunakan biasanya disesuaikan dengan kondisi
perairan pada perairan tawar adalah tali plastik yang mempunyai diameter 5–10
mm, sedangkan pada perairan laut tali / tambang yang digunakan terbuat dari
nilon atau tambang yang kuat terhadap salinitas.Tali/tambang ini dipergunakan
sebagai penahan jaring pada bagian atas dan bawah. Tali tambang ini mempunyai
istilah lain yang disebut dengan tali ris.
4.1.4. Pembibitan
Para petani KJA tidak melakukan pembibitan untuk mengisi keramba
mereka, petani lebih memilih membeli bibit yang sudah ada dari toke dengan
ukuran 9-12 cm, hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko kerugian diawal
karena bibit yang dibeli dari toke akan digaransi selama satu bulan. Petani KJA di
Desa Haranggaol yang membeli bibit dari toke tidak perlu mengeluarkan uang
untuk membeli bibit tersebut atau bisa dikatakan hutang karena ketika panen nanti
baru dibayarkan oleh toke.Mereka harus menjual ikan hasil panen kepada toke
tempat mereka mengambil bibit.Tetapi sekarang bibit yang diberi toke tidak lagi
digaransi karena toke sudah memberi bibit beserta restantnya. Seperti yang
diungkapkan oleh bapak St. J. Purba:
“Dulu bibit ikan memang diberi garansi, dan sekarang
tidak lagi tetapi bibit yang diberi oleh toke sudah lebih dari
jumlah yang dibeli. Misal bibit yang dibeli 5000 ekor, toke
akan memberi lebih dari 5000 ekor tetapi tidak tahu jumlah
Universitas Sumatera Utara
pastinya berapa karena bibitnya tidak dihitung melainkan
dikira-kira saja atau ditafsir”.
Foto 4. Bibit ikan nila (Sumber: Koleksi pribadi, 2017)
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya ikan tidak
mengalami stres atau kematian akibat perbedaan suhu tersebut.Benih yang ditebar
berukuran 5 – 8 cm, berat 30 – 50 gr dan padat tebar 50 – 70 ekor/m3.
4.1.5. Pemeliharaan
Dalam melakukan kegiatan budidaya ikan secara intensif, pakan
merupakan
faktor
terpenting
untuk
menunjang
keberhasilan
budidaya
tersebut.Selain itu, pakan berfungsi sebagai sumber energi utama bagi
perkembanganmaupun pertumbuhan ikan.Jenis pakan ikan sendiri dibagi menjadi
dua yakni pakan apung dan pakan tenggelam.Pada awalnya pakan ikan yang
digunakan oleh petani Haranggaol jenis pakan ikan tenggelam tetapi karena
kurang efektif dan menyebabkan kerugian karena ada pellet tenggelam dan
menyebabkan limbah sehingga pabrik pakan ikan memproduksi pellet terapung
Universitas Sumatera Utara
sehingga efektif dan tidak terbuang. Di Haranggaol para petani menggunakan
pakan ikan terapung, alasannya mudah didapat dan disukai ikan.
Meskipun harganya mahal, petani tetap memilih menggunakan pellet
apung daripada pellet tenggelam. Banyak keuntungan yang didapat dengan
menggunakan pellet apung, seperti dapat membuat pertumbuhan ikan menjadi
lebih cepat dan besar ikan menjadi maksimal. Sebelumnya dengan pellet
tenggelam hanya akan menyebabkan limbah yang menumpuk di bawah sekitar
keramba. Penumpukan pellet yang berhari – hari mengakibatkan bakteri dan virus
berkembang sehingga dapat mengganggu kesehatan ikan. Karena adanya
pengalaman akan kematian ikan di keramba yang membuat para petani beralih ke
pellet apung meskipun harganya lebih mahal dari pellet tenggelam.
Foto 5.Pemberian pakan pada ikan (Sumber. Koleksi pribadi, 2017)
Tidak hanya memberikan pakan berupa pellet, ikan juga diberikan
makanan tambahan seperti sayur sayuran hijau jika ikan nampak seperti sakit
sebab ikan bisa saja sakit.Makanan tambahan ini diberikan untuk membuat ikan
tahan terhadap penyakit dan membuat warna ikan semakin bagus.Pemberikan
Universitas Sumatera Utara
pakan berupa sayur-sayuran ini biasanya ketika mendekati masa panen. Sementara
selebihnya digunakan pellet ikan apung. Setiap hari ikan menghabiskan sekitar
enam sampai tujuh kilogram ikan sekali makan.Sampai masa panen satu unit ikan
menghabiskan sekitar 50 karung yang berisi 30 kg perkarungnya.Apabila ikan
sakit biasanya petani memambahkan vitamin atau obat yang sudah dicampur ke
pellet.
4.1.5. Panen
Lama pemeliharaan ikan dari benih hingga panen adalah 4 bulan dengan
tingkat kelangsungan hidup/Survival Rate 9SR0 80%. Pakan yang diberikan
berupa pelet apung dengan dosis 3 – 4% dari bobot total ikan. Frekuensi
pemberiannya, 2 kali sehari pada pagi dan sore dengan rasio konversi pakan
(FCR) 1,3. Panen dapat dilakukan berdasarkan permintaan pasar, namun
umumnya ukuran panen pada kisaran 500 gram/ekor.
Panen dilakukan pada pagi atau siang hari untuk mengurangi resiko
kematian ikan. Penanganan panen dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup
maupun ikan segar. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke
konsumen dalam keadaan hidup dan segar antara lain:
1. Pengangkutan menggunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 0C;
2. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari;
3. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
Universitas Sumatera Utara
Foto 6. Proses pemanenan ikan (Sumber: Koleksi pribadi, 2017)
Pada saat pemanenan biasanya anggota toke akan datang ke kolam untuk
menimbang ikan yang akan dijual, mereka berjumlah tujuh orang, dua orang
sebagai penimbang, dua orang sebagai pengangkat ikan dari tambak ke timbangan
kemudian dua orang bertugas untuk memasukan ikan yang sudah ditimbang ke
dalam kurungan milik toke dan satu orang lagi sebagai pencatat hasil timbangan.
4. 2.Proses Distribusi
Perikanan budidaya di Indonesia merupakan salah satu komponen yang
penting di sektor perikanan.Hal ini berkaitan dengan perannya dalam menunjang
persediaan pangan nasional, penciptaan pendapatan dan lapangan kerja serta
mendatangkan penerimaan negara dari ekspor.Perikanan budidaya juga berperan
dalam mengurangi beban sumber daya laut.Di samping itu perikanan budidaya
dianggap sebagai sektor penting untuk mendukung perkembangan ekonomi
pedesaan. Menurut Made L. Nurjana (2006) besarnya kontribusi perikanan
Universitas Sumatera Utara
budidaya dan penangkapan ikan air tawar terhadap total produksi ikan nasional
sebesar 29,1%. Peningkatan ini merupakan dampak dari inovasi teknologi,
pertambahan areal dan ketersediaan benih ikan yang berkualitas. Pada tahun 2005,
total produksi nasional dari budidaya ikan sebesar 2,16 juta ton.
Permintaan pasar dalam negeri untuk kebutuhan hasil perikanan semakin
meningkat dari tahun ke tahun, keadaan ini menunjukkan tingkat kesadaran
masyarakat yang sudah cukup mengerti tentang besarnya manfaat kebutuhan gizi
dan kesehatan guna meningkatkan perkembangan tingkat kecerdasan pada anakanak dan mengurangi gejala kekurangan gizi pada manusia. Dukungan pemerintah
dalam menunjang terpenuhinya kebutuhan bibit berkualitas memang telah ada
akan tetapi belum mencukupi sehingga bibit yang dipakai masih memiliki kualitas
rendah yang mengakibatkan produktivitas tidak masksimal. Harga pakan yang
kian meroket juga menjadi permasalahan bagi petani ikan karena sangat pakan
memiliki komposisi 65% dari kebutuhan modal, sedangkan harga jual sangat
berfluktuasi yang dapat merugikan bagi petani.
Ikan–ikanyang telah dipanen harus tetap dipertahankan mutunya sampai di
pasaran.Oleh karena itu, penanganan pasca-panen harus dilakukan dengan baik
dan benar.Penanganan pascapanen ikan yaitu pembersihan, pemberokan,
pengolahan, pengangkutan dan pemasaran. Seperti pernyataansalah satu toke,
yaitu bapak Manto Sinaga:
” Setelah diambil dari keramba petani, kita akan
bawa ikan-ikan itu ke pesisir. Disana udah ada anggota
yang bersiap untuk mem-packing ke dalam plastik
berukuran sepuluh kilo, sebelum malamnya akan kita
pasaran ke para reseller atau ke pajak langganan kita”.
Universitas Sumatera Utara
Para petani tidak ada yang menjual langsung hasil panennya di pasar
karena mereka biasanya menjual hasil panen langsung kepada toke.Karena bila
menjual langsung ke pasar resiko yang dihadapi akan cukup besar apabila ikan
yang dijual dipasar tidak laku, sehingga mereka menjual langsung kepada toke.
Toke akan datang langsung keramba untuk menimbang ikan-ikan yang sudah siap
untuk dipanen. Sehingga para petani tidak perlu untuk membongkar keramba,
melainkan para anggota toke lah yang akan membongkar. Warga yang tidak
mempunyai keramba yang bekerja sebagai nelayanlah yang menjual hasil
tangkapan mereka ke pasar, karena bila mereka menjual ke pasar harganya
lumayan lebih tinggi disbanding bila mereka menjualnya kepada toke.
Petani yang diberi pinjaman oleh toke harus menjual hasil panennya
kepada toke tersebut. Di desa Haranggaol para petanilah yang meminta bantuan
modal kepada para toke, bukan toke yang yang menyodorkan secara langsung
kepada para petani. Walaupun harus menjual hasil panen kepada toke yang
memberi pinjaman, toke tidak dapat memonopoli harga jual ikan, karena para
petani juga mengetahui harga jual ikan, dan juga biasanya harga jual diantara para
toke mempunyai harga jual yang hamper sama.
Harga jual hasil panen para petani tidak menentu setiap kali panen, karena
apabila hasil tangkapan ikan laut sedikit maka harga jual ikan para petani KJA
akan naik begitu juga sebaliknya, apabila hasil tangkapan ikan laut banyak maka
harga jual ikan para petani KJA akan rendah.
Biasanya
pada
saat
pengangkutan
sering
kali
ikan
mengalami
kerusakan.Untuk menekan kerusakan sekecil mungkin, maka ikan harus dikemas
dengan baik.Hal–hal yang perlu diperhatikan dalam pengangkutan ikan adalah
Universitas Sumatera Utara
wadah untuk mengemas ikan, kepadatan ikan dalam wadah dan sistem
pengangkutan.
Ikan yang akan didistribusikan oleh para toke rata-rata 5-10 ton perhari per satu
orangtoke. Toke disini tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk sewa trasportasi
untuk mendistribusikan ikan-ikannya karena hampir semua toke di Desa
Haranggaol mempunyai truk masing-masing, tinggal membayar upah supir dan
biaya bahan bakar selama perjalanan.
Foto 7. Ikan siap di distribusikan (sumber: koleksi pribadi, 2017)
4. 3. Proses Konsumsi
Pertambahan
penduduk
jelas