Fungsi Dan Tanggung Jawab Controller Dalam Pengawasan Aktiva Tetap Pada Pt. Pelabuhan Indonesia I (PERSERO) Medan Chapter III IV

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Aktiva Tetap
MenurutSamryn (2015:162) “aktiva tetap pada umumnya merupakan komponen
aktiva jangka panjang yang paling besar nilainya dalam perusahaan. Aktiva tetap
merupakan kelompok aktiva perusahaan yang memenuhi semua kriteria sebagai
berikut:
a. Mempunyai masa manfaat, atau umur ekonomis lebih dari satu tahun.
b. Dimiliki dengan tujuan untuk digunakan dalam membantu aktivitas
perusahaan. Dalam pengertian dimiliki bukan untuk dijual atau digunakan
sebagai bahan untuk melengkapi produk.
c. Fisik barangnya dapat dilihat dan diraba, sehingga biasa juga disebut aktiva
tetap berwujud, aktiva tetap yang tidak memenuhi kriteia ini disebut aktiva
tetap tidak berwujud. Biasanya mempunya nilai perusahaan yang relatif besar.
Berdasarkan kriteria ini, aktiva perusahaan yang bisa dipakai bertahun-tahun,
tetapi harga perolehannya tidak signifikan, maka aktiva yang bersangkutan
tidak dikelompokkan sebagai aktiva tetap, dan bakan kadang-kadang langsung
dikategorikan sebagai beban yang disatukan dengan tujuan pembelanjaannya.
Sedangkan menurut Warrenet al. (2015:494), “aktiva tetap adalah aktiva yang
bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen seperti

peralatan, mesin, gedung, dan tanah. Nama lain yan biasa digunakan dalam bahasa
inggris untuk aktiva tetap adalah plant asset atau property, plant, and equipment.
aktiva tetap mempunyai kriteria yang memiliki bentuk fisik dan dengan demikian

27
Universitas Sumatera Utara

merupakan aset berwujud, dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dalam
kegiatan operasi, tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari kegiatan
operasi.”
3.2

Jenis - Jenis Aktiva Tetap

Jenis aktiva tetap disetiap perusahaan berbeda-beda, hal ini disebabkankarena
perbedaan

jenis

kegiatan


perusahaan.MenurutWarrenet

al.

operasional
(2015:511)

yang

penggolongan

dilakukan
aktiva

tetap

didasarkan pada beberapa sudut pandang, yaitu :
a. Dari sudut pandang substansinya terdiri dari aktiva berwujud (tangible
assetscontohnya lahan, gedung, mesin, dan lain lain. Sedangkan aktiva tak

berwujud (intangible assets)contohnya hak cipta (copy right), hak merek
(trade mark), paten dan lain-lain.
b. Dari sudut pandang penyusutan terdiri dari aktiva tetap yang disusutkan
(depreciated plant assets)contohnya gedung, mesin, kendaraan, dan lain-lain.
Sedangkan aktiva tetap yang tidak disusutkan (undepreciated plant assets)
contohnya Tanah
c. Dari sudut pandang umur terdiri dari aktiva tetap berwujud yang umur atau
masa kegunaanya tidak terbatas. Misalnya tanah, bangunan pabrik, gudang
dan kantor. Aktiva tetap berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas
dan dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya telah
berakhir. Misalnya bangunan, mesin, perlengkapan kantor, kendaraan dan alat
transport. Sedangkan aktiva berwujud yang umur atau masa kegunaanya
terbatas dan tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa

Universitas Sumatera Utara

kegunaannya sudah habis, seperti tambang hutan atau biasa disebut aktiva
sumber alam.
Sedangkan jenis-jenis aktiva tetap menurut Warren et al.(2015:496), terdiri dari :
a.


Lahan, yaitu bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat bangunan
maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi, apabila ada lahan yang
didirikan bangunan diatasnya maka harus dipisahkan pencatatannya dari
lahan tersebut. Khusus untuk bangunan yang dianggap sebagai dari lahan atau
yang dapat meningkatkan nilai gunanya seperti jalan, maka pencatatannya
dapat digabungkan dalam nilai lahan.

b.

Gedung, yaitu bangunan yang berdiri di atas lahan baik diatas tanah ataupun
diatas air. Tidak seperti tanah yang tidak pernah disusutkan, maka gedung
mengalami penyusutan dari tahun ke tahun sehingga nilainya akan berkurang
tiap periodenya.

c.

Mesin, yaitu alat mekanis yang dikuasai perusahaan alam kegiatan baik untuk
dagang ataupun jasa. Pencatatannya dilakukan dengan menambahkan nilai
dari peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin itu.


d.

Kendaraan, merupakan sarana angkutan yang dimiliki perusahaan untuk
mendukung kegiatan operasionalnya. Misalnya truk, mobil dinas, kendaraan
roda dua, serta jenis kendaraan lain yang dapat digunakan sebagai sarana
transportasi.

e.

Investasi, perlengkapan yang melengkapi isi kantor misalnya, termasuk
perlengkapan pabrik, kantor, ataupun alat-alat besar yang digunakan dalam
perusahaan. Contohnya Inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris
laboratorium, serta inventaris gudang.

Universitas Sumatera Utara

PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan menggolongkan daftar aktiva tetap
yaitu: Setiap Aktiva mempunyai masa manfaat sesuai dengan golongannya
masing-masing.


Masa

manfaat

yang

diberlakukan

sesuai

No.

DokumenPTPI/PM/KEU/KAK-12 tanggal 11 Januari 2011 disajikan pada Tabel
3.1:
Tabel 3.1
Daftar Aktiva Tetap PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan Tahun
2017

No


Kelompok
Aset Tetap

I

BANGUNAN
FASILITAS
PELABUHAN
1. Kolam Pelabuhan
2. Dam/Penahan
Gelombang
3. Tambatan/Dermaga
Kayu/Besi/Ponton
4. Tambatan/Dermaga
Beton
5. Gudang Penumpukan
Permanen
6. Gudang Penumpukan
Semi Permanen

7. Lapangan
Penumpukan
8. Lapangan
Penumpukan Fleksibel
9. Jembatan Roro (RollOn/Roll-Off)
10. Rail Crane
11 . Pelampung
12. Galangan Kapal

II

Umur
Ekonomis

Batas
Minimum
Kapitalisasi
% Dari
Replacement
Cost


Nilai
Residu

50
50

2
2

Rp.1.000.000
Rp.1.000.000

10
50

10
2

2%

2%

50

2

2%

30

4

2%

10

10

Rp.1.000.000


20

4

Rp.1.000.000

30

5

2%

15
10
30

7
10
4

2%
2%
2%

Kapal
Batas

Universitas Sumatera Utara

No

III

Kelompok
Aset Tetap

Umur
Ekonomis

1. Kapal Pandu
2. Kapal Tunda
3. Kapai Kepil
4. Motor Boat
5. Lain-Lain

20
20
10
10
10

Minimum
Kapitalisasi
% Dari
Replacement
Cost
5
5
10
10
10

Alat-alat Fasilitas
Pelabuhan
1. Kran Darat
2. Kran Apung
3. Kran Listrik
4. Kran Peti Kema
5. Transtainer

15
15
20
15
12

7
7
5
7
9

Nilai
Residu

2%
2%
2%
2%
2%

2%
2%
2%
2%
2%

Sumber: Data Sekunder PT Pelabuhan Indonesia I, (2017)

3.3 Cara Perolehan Aktiva Tetap
Menurut Raja (2012:152) ada beberapa cara untuk memperoleh aktiva tetap
dalam perusahaan diantaranya adalah:
a. Pembelian tunaisebesar uang yang dikeluarkan untuk pembelian tersebut
ditambah dengan biaya-biaya lain sehubungan pembelian tersebut. Bila ada
potongan harga atau diskon maka harus dikurangi dari nilai perolehan. Tetapi
jika diskon tersebut tidak diambil maka perusahaan harus melaporkan sebagai
discount lost.
b. Pembelian angsuran ada kalanya suatu aset tetap dibeli secara angsuran.
Dalam hal demikian, kontrak pembelian dapat menyebutkan bahwa
pembayaran akan dilakukan dalam sekian kali angsuran dan terhadap saldo
yang belum bayar dikenakan bunga. Pembelian secara kredit merupakan salah
satu cara untuk memperoleh suatu aset. Akan tetapi dengan cara ini timbulah

Universitas Sumatera Utara

pembayaran yang akan diangsur guna melunasi hutang akibat pembelian
kredit ini.
c. Penerbitan surat-surat berharga aset tetap yang diperoleh melalui penerbitan
surat berharga (misalnya penerbitan saham ataupun obligasi), maka harga dari
aset tetap tidak bisa diukur secara cepat. Jadi dasar pencatatan yang mungkin
digunakan adalah nilai pasar surat berharga yang diterbitkan. Jika nilai pasar
dari surat berharga yang ditukarkan tidak dapat ditentukan, maka nilai pasar
aset tetap itu harus ditentukan oleh appraisal yang independen, dan dari hasil
penilaian tersebut digunakan sebagai dasar mencatat aset dan penerbitan surat
berharga.
d. Perolehan aset tetap dengan konstruksi sendiri kadang kala aset tetap dibuat
atau dirakit sendiri oleh perusahaan untuk digunakan sendiri. Aset tetap dicatat
pada harga perolehannya, termasuk semua pengeluaran yang terjadi untuk
membuat aset dan mempersiapkan aset tersebut untuk digunakan dalam
kegiatan operasional perusahaan. Semua biaya yang dapat dikaitkan dengan
konstruksi dapat dibebankan ke aset tersebut antara lain: biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja, niaya konstruksi, biaya asuransi selama masa
pembangunan, dan biaya kontraktor. Selain itu, biaya bunga atas pinjaman
yang terjadi akibat pembiayaan pembangunan atau perakitan aset tersebut
harus dimasukan sebagai biaya perolehan aset.
e. Pertukaran dengan aset lain Untuk aset tetap yang diperoleh dari suatu aset
tetap diukur pada nilai wajar kecuali transaksi pertukaran tidak memiliki
substansi komersial atau nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan
tidak dapat diukur secara andal. Jenis pertukaran aset dapat dilakukan dengan

Universitas Sumatera Utara

cara pertukaran aset sejenis, syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam
pertukaran aset sejenis ini adalah nilai pasar aset tetap yang dipertukarkan
tidak diketahui danaset tetap yang ditukarkan adalah jenis. Pencatatan untuk
transaksi pertukaran aset tidak sejenis ini adalah keuntungan dikurangkan pada
harga aset tetap sedangkan kerugian dibebankan dalam tahun berjalan.
PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan memperoleh aktiva tetap melalui
pembelian tunai dan aktiva tetap yang diperoleh dari hibah.
3.3.1

Pembelian Tunai

Aktiva tetap melalui pembelian tunai dicatat sebagai aktiva tetap pada saat aktiva
tetap dimaksud diterima dan dinyatakan dalam berita acara penerimaan aktiva
tetap. Aktiva tetap tersebut dinilai berdasarkan harga belinya ditambah dengan
semua biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut siap digunakan.
Pembelian aktiva tetap pada PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan
dilakukan dengan membuat surat kerjasama dengan penjual. Dalam perjanjian itu
ditetapkan ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi oleh kedua belah pihak.
Jenis aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tunai adalah berupa aktiva tetap
pokok, yaitu bangunan fasilitas pelabuhan, kapal, alat-alat fasilitas pelabuhan dan
instalasi fasilitas pelabuhan. Untuk aktiva tetap penunjang yang dibeli dengan
pembelian tunai yaitu tanah dan peralatan, sedangkan untuk aktiva tetap
pelengkap yaitu kendaraan dan emplacement.
3.3.2

Aktiva yang diperoleh dari Hibah

Aktiva tetap yang diperoleh dari hibah atau donasi pemerintah, swasta atau pihak
lain diakui dan diukur sebesar biaya perolehannya. Biaya perolehan meliputi nilai
wajar hibahdan biaya-baiaya yang dapat diatribusikan secara langsung agar aktiva

Universitas Sumatera Utara

tetap bersangkutan dalam kondisi siap digunakan sesuai keinginan dan maksud
manajemen.
Apabila aktiva tetap yang diperoleh dari hibah atau donasi pemerintah, swasta
atau pihak lain tidak dapat diukur dengan nilai wajar maka nilai perolehannya
diukur sesuai dengan nilai transaksi pasar yang serupa. Aktiva tetap yang
diperoleh dari hibah atau donasi pemerintah, swasta atau pihak lain diakui
berdasarkan bukti serah terima.
3.4 Metode Penyusutan
Menurut Warrenet al. (2015:496) “penyusutan adalah penurunan kemampuan
aktiva tetap dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional
perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus

menerus, sehingga

mengakibatkan fungsi aktiva tetap tersebut menurun dari hari ke hari. Dalam
menghitung penyusutan (depresiasi) ada beberapa faktor yang perlu di perhatikan
yaitu sebagai berikut:
a. Harga perolehan aktiva tetap (Asset Cost)
b. Nilai residu atau sisa (Residual Value), yaitu nilai yang diharapkan dapat
direalisasikan pada saat aktiva tidak dapat digunakan lagi.
c. Masa manfaat (Useful Life)
d. Metode penyusutan (Depreciation Method). Metode penyusutan aktiva tetap
yang digunakan oleh suatu perusahaan harus sesuai dengan sifat dan
penggunaan aktiva tetap. Kebijaksanaan pimpinan dan metode penyusutan
yang digunakan harus konsisten.

Universitas Sumatera Utara

Adapun penyusutan dapat disebabkan oleh faktor faktor fisik atau fungsional
a. Penyusutan fisik terjadi karena penggunaan dan dibebakan oleh cuaca.
b. Penyusutan fungsional terjadi saat asset tetap tidak lagi dapat menyediakan
jasa pada tingkat yang diharapkan. Sebagai contoh, peralatan dapat menjadi
kuno akibat perubahan teknologi.
Menurut PSAK 17 (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) penyusutan adalah
alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang
diestimasi. Besarnya penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke
pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung.
a. Berdasarkan Waktumetode penyusutan berdasarkan waktu terdiri dari dua
metode yaitu metode garis lurus (straight line method)danmetode pembebanan
yang menurun (declining balance method)
b. Berdasarkan Penggunaanmetode penyusutan berdasarkan penggunaan terdiri
dua metode yaitu metode jam jasa (service hours method)dan metode jumlah
unit produksi (productive output method)
c. Berdasarkan kriteria Lainnyametode penyusutan berdasarkan waktu terdiri
dari tiga metode yaituMetode berdasarkan jenis dan kelompok (group and
composite method), metode anuitas (annuity method)dan sistem persediaan
(inventory system)
Tujuan suatu perusahaan menghitung jumlah penyusutan dari aktiva tetap yang
dimilikinya adalah agar tercapainya prinsip pengaitan (matching principle), yaitu
mengaitkan pendapatan pada satu periode akutansi dengan biaya dari barang
barang dan jasa yang dikonsumsi guna menghasilkan pendapatan serta
memperhitungkan penurunan kegiatan aktiva tetap karena pemakaian.

Universitas Sumatera Utara

Bersamaan dengan berlalunya waktu, maka seluruh aktiva tetap kecuali tanah
harus disusutkan, karena secara nyata nilai aktiva yang dipakai dari tahun ke tahun
manfaatnya menurun. Ada beberapa ketentuan yang tercantum pada kebijakan
akuntansi PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan mengenai penyusutan
aktiva tetap sesuai dengan KU. 60/3/16/P1-99 yaitu :
a. penyusutan aktiva tetap didasarkan pada taksiran umur ekonomisnya dengan
menggunakan metode penyusutan garis lurus dengan umur ekonomis,
b. penyusutan aktiva tetap dihitung secara bulanan, dan pembebanannya dimulai
pada bulan berikutnya setelah aktiva tetap tersebut digunakan / dioperasikan,
c. penyusutan

aktiva tetap

yang telah

mengalami

pemeliharaan

yang

dikapitalisasi, disesuaikan berdasarkan penambahan umur, ekonomi dan/atau
penambahan kapasitas yang dibuktikan dengan berita acara,
d. aktiva tetap yang telah habis disusutkan (Full depreciated) dan masih
dioperasikan dinilai Rp. 1,-.
Berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas dapat diketahui bahwa PT. Pelabuhan
Indonesia I ( Persero ) Medan menggunakan metode penyusutan garis lurus
(straight line) yaitu berdasarkan taksiran ekonomis yang sudah ditentukan oleh
direksi, untuk setiap aktiva tetap kecuali tanah. Penyusutan aktiva tetap ini
dihitung secara konsisten dari tahun ke tahun. Berikut ini adalah pencatatan aset
tetap tahun 2014 dan 2015 pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan yang
disajikan pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3:

Tabel 3.2
Aktiva Tetap PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan Tahun 2014
Aset Tetap

Saldo Awal (Rp)

Umur

Nilai

Saldo Akhir

Universitas Sumatera Utara

Harga Perolehan
Tanah
Bangunan &
Prasarana
Kapal Pandu
Peralatan
Kendaraan
Aset dalam
Penyelesaian
Jumlah

Ekonomis
(Tahun)

Residu

(Rp)

95.060.683.385
2.677.522.808.96

50

2%

99.571.803.530
3.167.864.827.7

440.424.629.373
58.885.960.829
38.758.752.760
487.124267.205

20
5
20
-

2%
2%
20%
-

502.943.610.610
63.063.899.092
11.935.414.637
137.901.111.330

3.797.777.102.51

-

-

3.963.280.666.9

Sumber:www.pelindo1.co.id, (2017)

Tabel 3.3
Aktiva Tetap PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan Tahun 2015
Aset Tetap

Harga Perolehan
Tanah
Bangunan &
Prasarana
Kapal Pandu
Peralatan
Kendaraan
Aset dalam
Penyelesaian
Jumlah

Saldo Awal (Rp)

Umur
Ekonomis
(Tahun)

Nilai
Residu

Saldo Akhir
(Rp)

99.571.803.530
3.167.864.827.75

50

2%

99.238.331.647
3.247.381.598.9

502.943.610.610
63.063.899.092
11.935.414.637
137.901.111.330

20
5
20
-

2%
2%
20%
-

511.614.588.579
69.711.865.410
11.933.818.637
386.953.213.785

3.963.280.666.94

-

-

4.326.833.416.9

Sumber: www.pelindo1.co.id, (2017)

Metode garis lurus mengalokasikan jumlah yang dapat disusutkan dari suatu asset
dalam jumlah yang sama selama estimasi manfaatnya tidak berubah. Beban
penyusutan tiap tahunnya dapat dihitung dengan mengalikan tarif penyusutan
dengan dasar penyusutan. Dasar penyusutan yang digunakan adalah biaya
perolehan aset dikurangi dengan nilai sisanya. Secara sistematis beban penyusutan
dapat dihitung sebagai berikut:

Harga Perolehan – Nilai Residu
Penyusutan per tahun =

Universitas Sumatera Utara

Esimasi Manfaat (dalam tahun)
Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan dijelaskan cara perhitungan penyusutan
aset tetap berdasarkan penyusutan yang digunakan oleh PT. Pelabuhan Indonesia I
(Persero) Medan yaitu metode garis lurus (straight line method). PT. Pelabuhan
Indonesia melakukan pengadaan kapal pandu pada tanggal 31 Desember 2014
dengan harga perolehan Rp. 440.424.629.373, nilai residu 2% dan umur
ekonomisnya 20 tahun.
Rp. 440.424.629.373 – 2%
Penyusutan per tahun =
20 tahun
=
Rp. 22.021.231.468
PT.Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan menggunakan metode garis lurus
(straight line method) dikarenakan selain perhitungannya mudah, metode garis
lurus merupakan metode perhitungan yang paling sederhana karena metode ini
menghasilkan biaya secara wajar dalam penggunaan aktiva. Jika suatu aktiva tidak
digunakan setahun penuh maka tahunnya disesuaikan menurut lamanya
pemakaian.
Metode garis lurus sangat sederhana dan dipergunakan secara luas. Metode ini
menciptakan transfer biaya yang layak kebeban periodik. Jika pemanfaatan aktiva
dan pendapatan yang terkait dari pemakaian itu sama setiap periodenya. Samanya
penyusutan aktiva tersebut tiap periodenya mempermudah pemegang saham
melihat penyusutan dilaporan keuangan. Nilai sisa dianggap Rp. 0, perhitungan
beban penyusutan ditetapkan dari biaya perolehan historisnya.
Penggunaan metode penyusutan pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan
sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yaitu dengan menggunakan

Universitas Sumatera Utara

salah satu metode penyusutan yang ada yaitu dengan menggunakan metode garis
lurus (straight line method).
3.5 Teknik Pengawasan Intern Aktiva Tetap
3.5.1

Teknik Pengawasan

Menurut Krismanji (2010:222) “pengawasan intern adalah rencana organisasi
dan metode yang digunakan untuk menjaga dan melindungi aktiva,
menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya, memperbaiki
efisiensi, dan untuk mendorong ditaatinya kebijakan manajemen.
Konsep dasar yang terkandung dalam definisi tersebut adalah:
a.

Pengendalian Intern adalah suatu proses. Pengendalian Intern merupakan
cara untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri.

b.

Pengendalian Intern dipengaruhi oleh manusia. Pengendalian intern bukan
hanya

terdiri dari buku pedoman kebijakan dan formulir-formulir, tetapi

juga orang-orang pada berbagai jenjang dalam suatu organisasi, termasuk
dewan komisaris, manajemen, serta personel lainnya.
c.

Pengendalian Intern diharapkan memberikan keyakinan memadai,bukannya
keyakinan penuh, bagi manajemen dan dewan komisaris satuan usaha karena
adanya kelemahan-kelemahan bawaan yang melekat pada seluruh system
pengendalian intern dan perlunya mempertimbangkan biaya dan manfaat.

d.

Pengendalian Intern adalah alat untuk mencapai tujuan, yaitu pelaporan
keuangan, kesesuaian operasi.

Menurut Diana (2011;82), “pengendalian Intern adalah semua rencana
organisasional, metode, dan pengukuran yang dipilih oleh suatu kegiatan usaha
untuk mengamankan harta kekayaannya, mengecek keakuratan dan keandalan

Universitas Sumatera Utara

data akuntansi usaha tersebut, meningkatkan efisiensi operasional, dan
mendukung dipatuhinnya kebijakan manajerial yang telah ditetapkan”.
MenurutRobbins
mengawasi

(2010;182)

(monitoring),

“pengendalian

membandingkan

(Controlling)
(comparing)

adalah
dan

proses

mengoreksi

(correcting) kinerja”.
Dalam melakukan teknik pengawasan aktiva tetap tentunya tidak terlepas dari
sistem pengawasan intern yang terdapat di dalam suatu perusahaan, sebab teknik
pengawasan aktiva tetap merupakan bagian dari cara–cara yang digunakan oleh
pimpinan untuk mengawasi operasional suatu perusahaan.
PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan melakukan teknik pengawasan
internal atas aktiva tetapnya sebagai berikut:
a.

Menempatkan karyawan yang cakap, dipercaya dan bisa mengoperasikan
komputer

b.

Setiap aktiva diberi nomor aktiva yang berurut dan ditandai pada aktiva yang
bersangkutan

c.

Secara periodik setahun sekali dilakukan pengecekkan fisik atas Dasar
Kumpulan Aktiva Tetap (DKAT) yang bersangkutan dan hasil pemeriksaan
akan dilaporan ke direksi kantor pusat. Untuk aktiva yang hilang, atau tidak
bisa dipakai unit usaha diwajibkan membuat permohonan ke direksi untuk
proses pengajuan afkir atas aktiva yang bersangkutan. Dari permohonan unit
usaha tersebut direksi menugaskan tim dari bagian akuntansi dan bagian
tekhnik berkunjung ke unit usaha untuk mengajukan permohonan tersebut.
Hasil dari kunjungan tersebut berupa berita acara pemeriksaan aktiva tetap
yang di afkir. Berita acara tersebut direksi memutuskan untuk menyetujui

Universitas Sumatera Utara

atau tidak. Bentuk persetujuan direksi berupa SK afkir. Aktiva tetap yang
telah disetujui disimpan ditempat yang khusus dan wajib dijaga oleh unit
usaha yang bersangkutan
d.

Untuk aktiva tetap yang di afkir, apabila hendak dihapus bukukan dari
laporan

keuangan

perusahaan.

Direksi

membuat

surat

permohonan

persetujuan Dewan Komisaris dan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)
Kementerian BUMN.Penghapusan bukuan bisa dengan jalan pelelangan
kerjasama dengan Badan Lelang Negara (BLN) atau pembangunan kembali
terhadap aktiva-aktiva
e.

Setiap tutup buku bulanan controller memeriksa biaya penyusutan dan
akumulasi penyusutan perkebun, apakah sudah sesuai dengan neraca
percobaan dengan Daftar Kumpulan Aktiva Tetap (DKAT)

Menurut peneliti sistem teknik pengawasan aktiva tetap pada PT. Pelabuhan
Indonesia I (Persero) Medan telah sesuai dengan teori pada kutipan yang peneliti
sajikan, dimana metode yang digunakan perusahaan telah dipergunakan
sepenuhnya begitu juga dengan tujuan pengawasan aktiva tetap, maka
pengawasan yang dilakukan perusahaan sudah baik.
3.5.2

Tujuan Pengawasan Aktiva Tetap

Dalam suatu organisasi yang memiliki nilai aktiva tetap yang dominan dari total
nilai aktiva organisasi harus memiliki sistem akuntansi yang baik yang
mendukung pengawasan intern(internal control) terhadap intern aktiva tetap yang
diandalkan. Sistem akuntansi yang baik harus meliputi semua teknik, metode dan
prosedur dalam pencatatan dan pengolahan data akuntansi untuk memperoleh
pengawasan intern yang baik dalam organisasi. Dengan sistem akuntansi yang

Universitas Sumatera Utara

baik maka kita dapat mengetahui kecurangan kecurangan atau penyelewengan
aktiva yang terjadi di organisasi. Dari kecurangan dan penyelewengan tersebut
maka dapat diterapkan system pengawasan intern yang baik sebagai upaya untuk
mengurangi atau menghindari kecurangan dan penyelewengan yang sering terjadi
dalam organisasi. Dalam kaitannya dengan pengawasan aktiva tetap secara
spesifik, tekanan dari tujuan sistem pengawasan intern lebih diutamakan pada
perlindungan terhadap kekayaan aktiva tetap.
Menurut Mardi (2011:59) tujuan pengawasan yaitu:
a. Menjaga Keamanan harta milik perusahaan
b. Memeriksa ketelitian dan kebenaran akuntansi
c. Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan
d. Membantu menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan
Adapun menurut Siswandi (2009:183) mengatakan bahwa tujuan pengawasan
adalah:
a. Pengukuran kepatuhan terhadap kebijakan, rencana, prosedur, peraturan
danhukum yang berlaku
b. Menjaga sumber daya yang dimiliki organisasi
c. Pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi
d. Dipercayainya informasi danketerpaduan informasi yang ada di dalam
organisasi
e. Kinerja yang sedang berlangsung dan kemudian membandingkan kinerja
aktual dengan standar serta menetapkan tingkat penyimpangan yang kemudian
mencari solusi yang tepat.

Universitas Sumatera Utara

Menurut PT Pelabuhan Indonesia I Persero (Medan) mengenai penjelasan tujuan
pengawasan aktiva tetap sebagai berikut:
a.

Menghindari kecurangan terhadap pencatatan fisik aktiva tetap dengan yang
sebenarnya dilakukan dengan cara memeriksa daftar kumpulan aktiva tetap
kemudian mengadakan pengecekan langsung kelapangan, apakah sesuai
catatan dengan kenyataan yang ada dilapangan. Apabila ada aktiva tetap yang
berkurang karena sudah rusak dan akan diafkir, akan dilakukan pemeriksaan
daftar usulan pengafkiran aktiva tetap. Aktiva tetap apabila mengalami
kecurian, harus dibuat berita acara kehilangan agar barang tersebut bisa
diundurkan dari barang produktif

b.

Untuk mendeteksi aktiva tetap yang telah hilang, rusak atau menganggur,
perhitungan fisik persediaan aktiva tetap harus dilakukan secara periodik
dalam rangka memeriksa keakuratan catatan akuntansi. Selain itu aktiva tetap
harus diperiksa secara periodik untuk menentukan kondisinya. Pengawaan
yang hati-hati harus dilaksanakan dalam pelepasan aktiva tetap. Semua
pelepasan harus diotorisasi dan disetujui secara benar

c.

Mengetahui keberadaan aktiva tetap apakah sesuai dengan fungsinya
dilakukan dengan cara adanya daftar kumpulan aktiva tetap maka dapat
diketahui keberadaan aktiva tetap dan fungsinya masing-masing. Pengecekan
langsung dilakukan untuk memeriksa keberadaan aktiva tetap berdasarkan
catatan yang ada pada kumpulan aktiva tetap

Menurut peneliti sistem tujuan pengawasan aktiva tetap pada PT. Pelabuhan
Indonesia I (Persero) Medan telah sesuai dengan teori pada kutipan yang peneliti
sajikan, dimana metode yang digunakan perusahaan telah dipergunakan

Universitas Sumatera Utara

sepenuhnya begitu juga dengan tujuan pengawasan aktiva tetap, maka
pengawasan yang dilakukan perusahaan sudah baik.
3.6 Fungsi dan Tanggung Jawab Controller Pengawasan Intern Aktiva
TetapPada PT Pelabuhan Indonesia I Persero (Medan)
Menurut Supriyono(2009:210) “controller adalah manajer yang bertugas pada
departemen akuntansi. Mereka adalah anggota staf tim manajemen puncak yang
aktif berpartisipasi dalam proses perencanaan, pengendalian dan pembuatan
keputusan. Controller sekaligus juga sebagai manajer lini pada departemen,
meskipun controller tidak melakukan pengendalian dalam ukuran wewenang lini,
tetapi sebagai manajer informasi mereka mempunyai posisi yang penting dalam
melaksanakan pengendalian dengan cara-cara yang sangat khusus, yaitu melalui
pelaporan dan panafsiran data yang diperlukan untuk proses perencanaan,
pengendalian dan pembuata keputusan”.
Adapun fungsi-fungsi controller menurut Supriyono (2010 : 212), yaitu:
a.

Fungsi Perencanaan (Planning Function)
Menetapkan dan memelihara suatu rencana operasi yang terintegrasi sejalan
dengan sasaran dan tujuan perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka
panjang, menganalisis, merevisi, bila perlu, mengkomunikasikan kepada
semua tingkat manajemen, serta menggunakan sistem-sistem dan prosedur
yang cocok.

b. Fungsi Akuntansi (Accounting Function)
Pencatatan transaksi-transaksi keuangan secara sistematis sering dipandang
sebagai fungsi pokok dari Controller.

Universitas Sumatera Utara

c. Fungsi Pelaporan (Reporting Function)
Fungsi pelaporan berhubungan erat dengan fungsi perencanaan dan fungsi
pengendalian.
d. Fungsi Pengawasan (Controlling Function)
Fungsi pengendalian manajemen adalah pengukuran dan perbaikan terhadap
pelaksanaan sehingga tujuan dan rencana perusahaan dapat dicapai.
Fungsi Pengawasan merupakan fungsi utama controller. Menurut PT Pelabuhan
Indonesia I Persero Medan telah mengatur tugas pokok dan fungsi dari seorang
controller yaitu:
a. Tugas dan tanggung jawab seorang controller yang utama yaitu memilih dan
menentukan metode akuntansi yang digunakan, memonitoring dan audit
internal, mengawasi proses pelaksanaan akuntansi keuangan, mengawasi
pelaksanaan akuntansi manajemen.
b. Untukmenilaiapakahpengawasan

terhadap

aktiva

tetap

telahcukupmemadaidandilaksanakansecaraefektif
c. Untukmenilaiapakahlaporan

yang

dihasilkantelahmenggambarkankegiatan

yang sebenarnyasecaracermatdantepat
d. Untukmenilaiapakahsetiap

unit

telahmelakukankebijaksanaandanprosedur

yang menjaditanggungjawabnya
e. Untukmengawasiapakahkegiatantelahdilaksanakansecaraefektifyaitumencapai
tujuan yang telahditetapkan
f. Untukmenentukanapakahpelaksanaansesuaidenganperencanaan
g. Memberikankerangkauntukmelaksanakandanmengembangkankegiatanpengaw
asan

Universitas Sumatera Utara

h. Serta
menjadisaranauntukmemahamiperandanruanglingkupdantujuanpengawasanter
sebut
Melihat antara fungsi controller dengan fungsi-fungsi manajemen, diperoleh suatu
kesimpulan begitu pentingnya peranan controller dalam mencapai tujuan dan
sasaran perusahaan, sebab dengan adanya bagian controller ini akan semakin
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan dengan ketentuan bahwa
bagian controller ini benar-benar diawasi oleh seorang yang professional.
Pada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan fungsi dan tanggung
jawabcontrollersudah berjalan sesuai kebijaksanaan atau prosedur yang ditetapkan
dan sesuai dengan teori yang peniliti sajikan.Controller bertanggung jawab untuk
mengawasi

akan

kemungkinan-kemungkinan

terjadinya

kecurangan

atau

pencurian.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa terhadap fungsi dan tanggung jawab
controller terhadap pengawasan aktiva tetap pada PT. Pelabuhan Indonesia I
(Persero) Medan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1.

Fungsi dan tanggung jawab controller terhadap pengawasan aktiva tetap
pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan sudah dilakukan dengan
baik dan sesuai prosedur walaupun masih ada kelalaian dalam hal pencatatan
dan pelaporan, tetapi kelalaian tersebut langsung dievaluasi dan ditindak
lanjuti oleh controller

2.

Tanggung jawab controller terhadap pengawasan aktiva tetap pada PT.
Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan sudah cukup baik dan efektif serta
sudah sesuai prosedur, melakukan pengawasan internal atas aktiva
tetapnyapemeriksaan secara fisik atas kekayaan perusahaan. Setiap tutup
buku bulanan controller memeriksa biaya penyusutan dan akumulasi
penyusutan perusahaan

Universitas Sumatera Utara

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mencoba memberikan saran yang
mungkin dapat bermanfaat kepada pihak PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero)
Medan dalam mencapai visi dan misi perusahaan, adapun saran-saran yang akan
disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknyateknikpengawasanaktivatetap
(Persero)

Medan

di

PT.

Pelabuhan

Indonesia

harusmemeperhatikansegalaaspek

adauntukaktivatetapmulaidaripengadaan,

penggunaandanpencatatan

I

yang
agar

aktivatetap yang digunakanlebihefisienuntukmencapaikemajuandalamaktivitas
serta memberikan pelatihan khusus bagi pegawai yang melakukan kesalahan
pada pencatatan dan pelaporan agar tidak terjadi kesalahan kembali.
2. Membuat fungsi dan tanggung jawab contoller secara terpisah dengan
bagian-bagian lain, sebaliknya contoller dilaksanakan oleh satu bagian yang
bertanggung jawab secara langsung kepada atasan. Dengan demikian kinerja
dari bagian-bagian yang berhubungan dengan pengawasan dan pengendalian
aktiva tetap dapat lebih dipertanggung jawabkan serta dapat mencegah atau
mengurangi kemungkinan-kemungkinan terjadinya korupsi dalam pengadaan
dan penggunaan aktiva tetap dalam organisasi.

Universitas Sumatera Utara