Fungsi Dan Tanggung Jawab Internal Auditor Dalam Pengawasan Aktiva Tetap Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan

(1)

MEDAN

SKRIPSI

FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB INTERNAL AUDITOR DALAM PENGAWASAN AKTIVA TETAP PADA PT.

(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

OLEH :

Nama : Humbang Z. S NIM : 040522170 Departemen : Akuntansi

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

(3)

Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

“Fungsi Dan Tanggung Jawab Internal Auditor Dalam Pengawasan Aktiva Tetap pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Medan”.

Adalah benar hasil karya penulis dan judul dimaksud sudah pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level S1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Penulis sangat tertarik dengan judul skripsi ini dan ingin mengetahui lebih dalam lagi, terutama dalam prakteknya, oleh karena alasan diatas maka penulis mengangkat kembali judul skripsi ini, dengan perusahaan yang berbeda dan judul ini merupakan hasil pergumulan dalam doa sehingga penulis memberanikan diri untuk mengangkatnya kembali.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, penulis bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas.

Medan, 12 Maret 2008 Yang membuat pernyataan

( Humbang Z. S ) NIM. 040522170


(4)

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karuniaNya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Fungsi Dan Tanggung Jawab Internal Auditor Dalam Pengawasan Aktiva Tetap pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan” yang merupakan syarat untuk menyelesaikan perkuliahan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis sangat menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari isi, tata bahasa maupun pembahasannya, hal ini mungkin dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan masukan, kritikan dan saran – saran yang dapat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.

Penulis menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka skripsi ini tidak dapat terlaksana dengan baik, untuk kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. John T. Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak DR. Fachruddin, MSM, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Rasdianto, M.Si, Ak, selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.


(5)

6. Bapak Pimpinan dan staf serta seluruh karyawan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, yang telah banyak memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian serta memberikan data – data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Teristimewa buat Mama yang telah banyak memberikan dukungan dan sokongan baik dalam doa dan materi, serta saudara – saudaraku yang terkasih didalam namaNya yang kudus dan mulia, yang telah mendukung saya dalam doa dan dana untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Buat sahabat – sahabatku dikampus yang telah mendukung serta membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi ini, terima kasih untuk semua persahabatan kita selama ini, penulis tidak akan pernah melupakan semua ini.

Kepada pihak – pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan banyak bantuan secara langsung maupun tidak langsung penulis sampaikan terima kasih. Kiranya kasih karunia Tuhan selalu menyertai kita semua sekarang dan sampai selama- lamanya.

Medan, 12 Maret 2008 Penulis

( Humbang Z. S) NIM. 040522170


(6)

PROGRAM EKSTENSI MEDAN

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI Nama : Humbang Z. S

NIM : 040522170

Judul Skripsi : Fungsi Dan Tanggung Jawab Internal Auditor Dalam Pengawasan Aktiva Tetap pada PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan.

Pembimbing : DR. Fachruddin, MSM

Tgl/Bln/Thn

Materi Bimbingan Paraf Mahasiswa

Paraf Dosen Diterima Kembali

Bimbingan Mulai Tgl :

Pembimbing

DR.Fachruddin, MSM

Catatan :

- Lembar ini harus dibawa sewaktu bimbingan - Berjalan dan untuk persetujuan diperbanyak


(7)

Aktiva tetap merupakan salah satu aktiva yang dimiliki semua perusahaan, tidak dipandang dari besar atau kecilnya perusahaan. Aktiva ini sangat dibutuhkan setiap perusahaan untuk membantu jalannya aktivitas perusahaan. Aktiva tetap ini perlu diawasi dengan tujuan untuk mengetahui apakah kondisi atau keberadaan aktiva tetap baik dan berada ditempatnya.

Metode penelitian yang digunakan penulis ialah expost facto. Data yang dipergunakan adalah data primer dan data sekunder. Tehnik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan dokumentasi.

Dari hasil penelitian, diketahui bahwa fungsi dan tanggung jawab internal auditor dalam pengawasan aktiva tetap pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan telah dilaksanakan dengan baik.


(8)

PERNYATAAN...i

KATA PENGANTAR...ii

ABSTRAK...iv

ABSTRACT...v

DAFTAR ISI ... vi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian. ... 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA...5

A. Pengertian Dan Fungsi Internal Auditor ... 5

B. Kedudukan Internal Auditor...14

C. Fungsi Dan Tanggung Jawab Internal Auditor Dalam Pengawasan Aktiva Tetap...19

1. Fungsi Internal Audit ...19

2. Tanggung Jawab Internal Auditor...26

D. Kerangka Konseptual...30

BAB III : METODE PENELITIAN...31

A. Desain Penelitian...31


(9)

E. Jadwal Dan Lokasi Penelitian...32

BAB IV : HASIL PENELITIAN...33

A. Data Penelitian...33

1. Gambaran Umum Perusahaan...33

a. Sejarah Ringkas PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN...33

b. Struktur Organisasi PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN...37

2. Kedudukan Internal Auditor Dalam Perusahaan...43

3. Fungsi Dan Tanggung Jawab Internal Auditor Dalam Pengendalian Aktiva Tetap...48

a. Fungsi Intenal Auditor...48

b. Tanggung Jawab Internal Auditor...52

B. ANALISIS HASIL PENELITIAN...54

1. Struktur Organisasi Perusahaan...54

2. Kedudukan Internal Auditor Dalam Perusahaan...55

3. Fungsi Dan Tanggung Jawab Internal Dalam Pengendalian Aktiva Tetap...56

a. Fungsi Internal Auditor...56


(10)

D. Saran...65


(11)

Aktiva tetap merupakan salah satu aktiva yang dimiliki semua perusahaan, tidak dipandang dari besar atau kecilnya perusahaan. Aktiva ini sangat dibutuhkan setiap perusahaan untuk membantu jalannya aktivitas perusahaan. Aktiva tetap ini perlu diawasi dengan tujuan untuk mengetahui apakah kondisi atau keberadaan aktiva tetap baik.

Metode penelitian yang digunakan penulis ialah expost facto. Data yang dipergunakan adalah data primer dan data sekunder. Tehnik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan dokumentasi.

Dari hasil penelitian, diketahui bahwa fungsi dan tanggung jawab internal auditor dalam pengawasan aktiva tetap pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan telah dilaksanakan dengan baik.


(12)

Fixed asset’s is one of the assets owned by a company, big or small company. This asset is needed by every company to help the company’s activities. Fixed asset’s need to be controlled in order to determine whether the fixed asset’s stay constant.

The writer uses expost facto as his method of research. He used primary and secondary data. Data collecting is conducted through interview and documentation.

The research findings is that the functions and responsibilities of internal auditor in PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan is well conducted.


(13)

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan kemajuan zaman dan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan penuh persaingan, pimpinan perusahaan dihadapkan kepada berbagai macam masalah dan tugas – tugas yang menuntut perhatian di mana hal ini tidak mungkin dilakukan sendiri. Dalam menghadapi hal seperti itu maka pimpinan perusahaan sangat membutuhkan alat bantu yang efektif dan efisien. Bila ditinjau dari segi luas aktivitasnya maka perusahaan dapat digolongkan menjadi dua golongan besar yaitu perusahaan besar dan perusahaan kecil. Dalam perusahaan kecil belum diperlukan tenaga profesional karena tidak banyak masalah yang timbul disebabkan manajemennya tidak terpisah dari pemilik, dengan kata lain pemilik perusahaan dapat langsung mengelola perusahaan tersebut. Sedangkan bagi perusahaan besar tidak memungkinkan lagi bagi seseorang itu untuk melaksanakan pekerjaan sendiri. Hal ini disebabkan semakin bertambahnya unit operasi perusahaan, semakin bertambah permasalahan yang dihadapi perusahaan seiring dengan adanya pembagian tugas dalam bentuk fungsi – fungsi, seperti perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan.

Semakin besar suatu perusahaan akan terdapat rentang kendali yang semakin luas antara pimpinan dan bawahan, sehingga hal ini menyebabkan sulitnya pimpinan perusahaan memperoleh informasi yang cepat, tepat, dan dapat di percaya dalam hal pengambilan keputusan sehubungan dengan mengefektifkan kegiatan perusahaan. Maka untuk menghadapi keadaan yang seperti inilah dibutuhkan tenaga seorang auditor intern yang biasa disebut “Internal Auditor”.


(14)

Seorang internal auditor memiliki tugas yang berbeda pada tiap perusahaan, tingkat perkembangan sistem, sumber dana, dan kemampuan manajemen memanfaatkan informasi yang dihasilkan. Tetapi secara umum seorang internal auditor mempunyai tugas untuk mengawasi semua kegiatan perusahaan temasuk pengawasan terhadap aktiva tetap. Hal ini disebabkan karena aktiva tetap memerlukan pengelolaan yang baik dari perusahaan. Aktiva tetap mempunyai peranan yang signifikan dari segi fungsi, jumlah dana yang diinvestasikan maupun dari segi pembuatannya yang memerlukan waktu yang relatif lama. Apalagi jika dalam satu perusahaan menunjukkan bahwa jumlah aktiva tetap hampir mencapai 50 % dari keseluruhan aktiva yang dimiliki maka sangatlah dibutuhkan pengawasan terhadap aktiva tetap tersebut.

Secara umum aktiva tetap yang dimiliki perusahaan dapat berupa tanah, bangunan, kendaraan, mesin dan sebagainya. Aktiva tetap suatu perusahaan dapat diperoleh dengan berbagai cara, misalnya dengan membeli, menyewa, membuat atau membangun sendiri, pertukaran, pemberian atau hadiah, dan lain – lain. Harga pokok aktiva tetap meliputi semua pengeluaran yang diperlukan untuk memperolehnya di tempat dan siap untuk digunakan. Ini berarti bahwa dana yang dibutuhkan untuk aktiva tetap tidak hanya diperlukan pada saat perolehan atau pengadaanya, tetapi juga dibutuhkan untuk biaya pemeliharaan, reparasi, penggantian suku cadang baru dan biaya – biaya lain yang berhubungan dengan pengelolaan aktiva tetap tersebut supaya dapat dipergunakan dalam operasi perusahaan. Namun yang menjadi masalah diperusahaan ini adalah pencatatan aktiva tetap. Pencatatan yang dilakukan pada saat aktivitas ekonomi terjadi, tidak mencerminkan harga yang sebenarnya, hal ini disebabkan oleh karyawan yang


(15)

kurang cermat atau teliti, sehingga mengakibatkan Aktiva Tetap mengalami kebesaran atau kekecilan, ternyata dikemudian hari mempengaruhi laba perusahaan dimana laba mengalami penaikan atau penurunan yang signifikan.

Dengan adanya permasalahan diatas maka internal auditor melakukan pengendalian terhadap aktiva tetap serta memberikan suatu masukan terhadap masalah - masalah yang dihadapi dan melaporkan kepada pimpinan perusahaan atau kepada siapa intenal auditor tersebut berkepentingan dalam pengambilan keputusan. PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan merupakan satu perusahaan yang menjalankan usahanya di bidang penyediaan jasa pelabuhan, dimana dalam kegiatan usahanya melibatkan aktiva tetap yang merupakan item yang berpengaruh dalam operasi perusahaan. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membahas masalah tersebut dalam bentuk skripsi dengan judul : “ Fungsi Dan Tanggung Jawab Internal Auditor Dalam Pengawasan Aktiva Tetap pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan masalahnya dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah fungsi dan tanggung jawab internal auditor dalam pengawasan aktiva tetap telah dilaksanakan dengan baik?

2. Apakah pencatatan aktiva tetap pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan sudah terlaksana dengan baik?

C. Tujuan Penelitian


(16)

1. Untuk mengetahui apakah fungsi dari internal auditor, dalam pengawasan aktiva telah terlaksana dengan baik.

2. Untuk mengetahui apakah pencatatan terhadap aktiva tetap telah dilaksanakan dengan baik.

D. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian haruslah mempunyai manfaat, begitu juga dengan penelitian ini. Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi Penulis : Untuk menambah wawasan penulis tentang fungsi dan tanggung jawab internal auditor dalam pengawasan aktiva tetap dalam prakteknya di suatu perusahaan.

2. Bagi Perusahaan : Sebagai bahan masukan bagi perusahaan melalui saran – saran yang dianggap perlu untuk memperbaiki pengawasan aktiva tetap di perusahaan yang diteliti.

3. Bagi Fakultas : Sebagai salah satu syarat kelulusan untuk menyelesaikan pendidikan Program Sarjana di Fakultas Ekonomi Extensi USU Medan.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Dan Fungsi Internal Auditor

1. Pengertian Internal Audit

Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unit – unit operasi perusahaan, jenis usaha, melebarnya jaringan distribusi, dan meningkatnya laba perusahaan. Sebelum perusahaan berkembang manajer masih dapat mengawasi jalannya perusahaan, tetapi setelah perusahaan berkembang maka semakin kompleks masalah yang dihadapi manajer. Salah satu masalah yang dihadapi manajer adalah masalah pengawasan. Dalam buku Manajemen 2, karya Sunarto, (2007 : 299), mendefinisikan pengawasan sebagai berikut : “Pengawasan (control) adalah pengaturan aktivitas organisasi agar elemen kinerja yang menjadi target tetap berada pada batas yang dapat diterima. Tanpa pengaturan ini, organisasi tidak memiliki petunjuk tentang seberapa baik kinerja dalam kaitan dengan tujuan yang telah ditetapkan”.

Salah satu bagian yang ada hubungannya dengan pengawasan intern adalah apa yang disebut internal audit. Internal audit merupakan suatu bidang kontolakuntansi yang memberikan jasanya kepada manajemen, dalam meringankan tugasnya dalam hal pengambilan keputusan. Internal auditor tidak hanya melakukan verifikasi laporan keuangan saja, tetapi juga menilai dan menganalisis operasi perusahaan. Hal ini sesuai dengan yang diuraikan oleh Messier & kawan - kawan dalam Auditing Services & Assurance a Systematic Approach, (2005 : 514), mendefinisikan audit internal sebagai berikut :


(18)

“Internal auditing adalah Aktivitas independen, keyakinan objektif, dan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Audit internal ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan melakukan pendekatan sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas manajemen resiko, pengendalian, dan proses tata kelola.” Dari uraian diatas dapat diketahui internal audit adalah alat manajemen yang merupakan unsur dari pengawasan intern yang fungsi utamanya adalah mengukur dan menilai unsur pengendalian lainnya dalam perusahaan. Personilnya disebut internal auditor yang bertugas untuk membantu semua anggota manajemen dalam tugasnya untuk memberikan analisa, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diteliti. Oleh karena itu internal auditor harus memperhatikan semua tahapan dari kegiatan perusahaan dimana ia memberikan jasanya. Internal auditor bekerjasama secara aktif dan terus menerus sepanjang operasi perusahaan dan memberikan penilaian konstruktif mengenai dasar – dasar kebijaksanaan serta keaktifan unsur – unsur pengawasan. Untuk menjamin hasil kerja bagian ini, maka perlu diperhatikan kualifikasi yang baik dari pegawai bagian internal audit yang ada. Seperti yang dinyatakan oleh Agoes Sukrisno (2004 : 50), sebagai berikut : “Auditor ( pemeriksa) diharapkan menguasai berbagai bidang ilmu, yaitu: ilmu ekonomi, manajemen, hukum, moneter, informasi, komunikasi, tehnologi dan sebagainya. Maka dari itu seyogyanya

sebagai pemeriksa bertindak sebagai tim yang sifatnya disipliner”. Dari

definisi diatas maka jelaslah bahwa internal auditor juga harus menguasai disiplin ilmu lain disamping ilmu auditing sendiri, karena sebagai internal auditor perusahaan, ia harus tanggap terhadap lingkungan auditnya, dimana ia adalah pemberi informasi yang tepat dan objektif untuk pengambilan keputusan bagi manajemen.


(19)

Internal audit adalah suatu aktivitas penilaian yang independen atas data akuntansi dan aktivitas lainnya yang dilakukan oleh pegawai perusahaan itu sendiri, dengan maksud membantu manajemen dalam menyediakan informasi untuk :

a. Menilai apakah kebijaksanaan, rencana dan prosedur – prosedur yang telah ditetapkan benar – benar ditaati.

b. Mengetahui apakah aktiva perusahaan aman dari kehilangan atau kerusakan dan penyelewengan.

c. Menilai kecermatan data akuntansi dan data lainnya dalam organisasi perusahaan.

d. Menilai mutu atas pelaksanaan tugas – tugas yang telah diberikan kepada masing – masing anggota manajemen.

2. Fungsi Internal Auditor

Sebelum membahas fungsi internal auditor ada baiknya penulis terlebih dahulu menguraikan ruang lingkup internal audit. Hal ini mempunyai kaitan erat dengan internal audit. Dengan ditetapkannya ruang lingkup internal audit, maka jelaslah apa yang menjadi fungsi internal audit. Adapun yang menjadi ruang lingkup internal audit menurut Hiro Tugiman, (2001 : 47), adalah sebagai berikut :

a. “Keandalan berbagai informasi finansial dan pelaksanaan pekerjaan

atau operasi.

b. Sistem yang telah ditetapkan untuk memastikan kesesuaiannya

dengan berbagai kebijaksanaan, rencana, prosedur, ketentuan perundang – undangan dan peraturan yang dimiliki.

c. Peninjauan berbagai alat atau cara yang digunakan untuk melindungi

harta.

d. Menilai sumber daya ekonomis dan efisien.

e. Menilai pekerjaan, operasi atau program untuk menilai apakah hasil

yang dicapai telah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan”.


(20)

Dari kutipan diatas ruang lingkup internal audit sangat luas, Oleh karenanya internal auditor perlu merencanakan audit sebaik – baiknya, sehingga seluruh hal – hal yang penting tidak terlewatkan. Rencana audit harus dapat menggambarkan secara sistematis langkah – langkah yang bagaimana yang diperlukan serta rencana audit secara menyeluruh yang akan dilaksanakan.

Dengan menyusun rencana audit akan dapat ditentukan prosedur audit. Prosedur audit hendaknya dilaksanakan sesuai dengan keadaan perusahaan, jenis perusahaan dan lingkungan perusahaan, sehingga audit dapat menghasilkan apa yang menjadi tujuan perusahaan. Sedangkan kegiatan internal audit secara keseluruhan menyangkut dua hal, yaitu :

a. Audit Keuangan (Financial Audit)

Audit Keuangan adalah audit yang menitikberatkan pada keuangan perusahaan, yang berhubungan dengan kewajaran data keuangan yang disajikan, transaksi – transaksi yang mendukung dan ketaatan pada prinsip akuntansi yang berlaku. Kewajaran data keuangan ini meliputi kewajaran aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya yang disajikan pada laporan keuangan. Kewajaran hendaknya didukung dengan pembuktian internal kontrol yang meliputi verifikasi atas keberadaan harta benda perusahaan dan meyakinkan bahwa pengamanannya (safeguarding) cukup memadai dan pencatatannya dilakukan dengan tepat.

b. Audit Operasi / Manajemen (Operasional Audit)

Sukrisno dalam buku Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik, (2006 : 175), mendefinisikan audit operasi sebagai berikut :


(21)

Audit operasi adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis.

Tujuan umum dari manajemen audit adalah :

1. Untuk menilai kinerja (performance) dari manajemen dan berbagai fungsi dalam perusahaan.

2. Untuk menilai apakah berbagai sumber daya (manusia, mesin, dana, harta lainnya) yang dimiliki perusahaan telah digunakan secara efisien dan ekonomis.

3. Untuk menilai efektifitas perusahaan dalam mencapai tujuan (objective) yang telah ditetapkan oleh top management.

4. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada top management untuk memperbaiki kelemahan – kelemahan yang terdapat dalam penerapan pengawasan intern, sistem pengendalian manajemen, dan prosedur operasional perusahaan, dalam rangka meningkatkan efisiensi, keekonomisan dan efektifitas dari kegiatan operasi perusahaan.

Audit operasi saat ini sudah menjadi perhatian manajemen sebagai bagian dari internal audit. Pada dasarnya audit operasi dilaksanakan pada berbagai tingkatan manajemen (level of management) dan objek yang dinilai adalah aktivitas operasi kebijaksanaan dan efisiensi usaha. Audit operasi ini bermanfaat bagi manajemen dalam rangka pengambilan keputusan. Dalam hal ini keterlibatan internal auditor diperluas sehingga meliputi keseluruhan sektor atau kegiatan yang menyangkut eksistensi dan kontinuitas perusahaan.


(22)

Dengan demikian tugas dan tanggung jawab internal auditor meliputi audit keuangan dan audit operasi. Internal auditor yang merupakan pegawai perusahaan mempunyai tujuan untuk memberikan pelayanan kepada manajemen dengan berbagai cara. Pelayanan ini untuk memberi penilaian keefektifan prosedur dan kebijaksanaan operasi yang telah ditetapkan. Untuk dapat mengetahui tujuan tersebut, maka bagian internal audit pada perusahaan hendaknya dipimpin oleh seorang yang cukup berpengalaman dalam bidang audit. Dengan demikian ia akan dapat membantu memecahkan persoalan – persoalan yang ada sehingga akan memberikan pelayanan yang memuaskan pada manajemen dan pimpinan perusahaan.

Fungsi internal auditor menurut Mulyadi, (2002 : 211), dapat digolongkan atas beberapa bagian, yaitu :

a. “Menyelidiki dan menilai pengendalian intern dan efisiensi pelaksanaan

fungsi berbagai unit organisasi.

b. Kegiatan penilaian yang bebas, yang terdapat dalam organisasi, yang

dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan, dan kegiatan lain, untuk memberikan jasa bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka dengan cara menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar – komentar penting terhadap kegiatan manajemen”.

Dari kutipan diatas maka dapat disimpulkan bahwa fungsi pokok internal auditor adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Pengendalian

Dengan adanya Pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan operasi perusahaan, maka kesalahan yang terjadi dapat ditangani dengan baik, sehingga tujuan dan rencana perusahaan dapat dicapai. Kegiatan pengendalian membutuhkan banyak waktu untuk menyediakan informasi baik per hari, per minggu, atau per bulan bahkan per tahun sesuai dengan yang dibutuhkan. Dalam


(23)

pendekatan masalah – masalah yang berhubungan dengan fungsi pengendalian, internal auditor harus mempunyai pandangan luas dan menentukan prestasi kerja. Dalam menentukan prestasi kerja, auditor seharusnya mempunyai pertimbangan – pertimbangan.

2. Fungsi Audit

Dalam melaksanakan seluruh fungsi internal audit, internal auditor dalam fungsi pelaksanaan pekerjaannya menitikberatkan pada penilaian dan pengkajian pengendalian intern, bukan dimaksud untuk menentukan ruang lingkup audit ekstern. Akan tetapi penilaian dari pengawasan intern terutama bertujuan untuk memperoleh kepastian bahwa sistem yang ada telah dilaksanakan sebagaimana mestinya oleh pelaksana operasi, juga untuk keandalannya agar dapat mencegah atau menemukan penyelewengan maupun kerugian lainnya bagi perusahaan. Dari penilaian dan pengkajian struktur pengawasan intern akan diperoleh hasil berupa keputusan, yang seterusnya disampaikan saran – saran dan usul – usul perbaikan.

Internal audit dalam pelaksanaan fungsinya, hanya merupakan fungsi staf karena ia tidak terlibat dalam aktivitas operasi perusahaan, seperti: pembelian atau penilaian persediaan, penagihan piutang, pembayaran hutang, pemasaran produksi dan lainnya. Internal audit sebagai staf yang berasal dari unit organisasi itu yang memberikan saran atau petunjuk. Akan tetapi nasehat yang diberikan itu bukan merupakan suatu keharusan yang diterima pimpinan, melainkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Dari usulan – usulan fungsi internal audit diatas dapat diambil kesimpulan bahwa internal audit berfungsi untuk membantu pimpinan agar dapat bekerja lebih efisien, efektif, dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi


(24)

intenal auditor merupakan salah satu alat pimpinan yang vital untuk keberhasilan pencapaian apa yang menjadi tujuan perusahaan.

Untuk mewujudkan apa yang menjadi fungsi internal audit, internal auditor haruslah memiliki sifat integritas yang tinggi. Integritas merupakan kepribadian yang didasari rasa bijaksana, berani, serta rasa penuh tanggung jawab. Apabila hal ini dimiliki setiap internal auditor, maka internal auditor akan menjadi bagian yang vital bagi keperluan pimpinan untuk kemajuan unit organisasi secara keseluruhan. Disamping memiliki integritas yang tinggi, seorang auditor dalam pelaksanaan fungsinya memiliki kriteria tertentu agar mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, sehingga apa yang menjadi harapan pimpinan dapat dipenuhi. Adapun kriteria seorang internal auditor, menurut Suwardjono dalam buku Pengantar Akuntansi (2003 : 185), adalah sebagai berikut :

1. “Sehat dan kuat, dilihat dari fisik dan mental

2. Rajin, jujur dan penuh keingintahuan

3. Cerdas dan tidak lambat dalam memberi respon

4. Sopan, supel dan bisa mengendalikan emosi

5. Minimal sarjana muda akuntansi, lebih baik berpengalaman di

Kantor Akuntan Publik

6. Mengerti, lebih baik lagi menguasai komputer dan perpajakan

7. Selalu mengupdate pengetahuannya (continuing professional

education)

8. Bisa bersikap tegas, tidak mudah dipengaruhi orang lain

9. Tidak mudah / cepat percaya, tidak juga terlalu / selalu mencurigai

orang lain 10. Berfikir positif

11. Memahami Etika Profesi

12. Bermoral tinggi

13. Tulisan rapi dan bersih

14. Dapat bekerja dengan cepat serta teliti 15. Tanggo.”

3. Pelaporan

Laporan internal auditor biasanya berbentuk dokumen tertulis. Laporan tersebut merupakan hasil akhir dari pelaksanaan audit keuangan maupun audit


(25)

operasi. Laporan hasil audit tersebut dimaksudkan untuk mengkomunikasikan hasil audit yang berupa temuan – temuan dan petunjuk – petunjuk yang dianggap perlu bagi pimpinan. Dengan penyampaian laporan kepada pimpinan, maka pimpinan akan dapat mengetahui dengan jelas sampai seberapa jauh prosedur – prosedur, peraturan – peraturan dan kebijaksanaan yang dapat dilaksanakan dan diterapkan dengan baik, berarti bahwa laporan hasil audit, menunjukkan apa yang telah dicapai, mengemukakan hal apa yang perlu diambil oleh pimpinan untuk mengetahui dan menjelaskan tindakan – tindakan yang perlu diambil oleh pimpinan.

Internal auditor merupakan mata dan telinga, dalam arti alat pembantu yang dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi pimpinan. Oleh karena itu internal auditor dalam laporannya hendaknya menyajikan informasi yang cukup penting dan menghindarkan informasi yang sulit dimengerti. Selain dari informasi yang berupa data, dalam laporan harus mencakup analisis dan kesimpulan – kesimpulan serta rekomendasi mengenai temuan, sehingga pimpinan memperoleh pengertian yang cukup mengenai persoalan yang dilaporkan. Data yang dilaporkan harus didukung oleh bukti – bukti yang objektif dan tidak memihak, agar laporan itu dapat dipercaya. Dengan demikian pimpinan dapat mengambil tindakan perbaikan maupun koreksi yang lebih tepat dan objektif pula. Membuat suatu laporan yang baik dan menarik hati pimpinan adalah tidak mudah. Internal auditor haruslah memikirkan dan menjangkau pemikiran pimpinan, agar dapat mengarahkan pimpinan untuk mengambil suatu tindakan. Untuk menyusun suatu laporan, internal auditor tidak terikat pada suatu peraturan tertentu yang menjadi patokan yang harus dipenuhi.


(26)

Walaupun demikian internal auditor dalam menyusun laporan hendaknya memuat informasi yang sesuai dengan kebutuhan pimpinan perusahaan. Manfaat laporan harus lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk menyusun laporan tersebut. Audit yang dilakukan secara cermat dan teliti serta konstruktif akan sangat bermanfaat apabila penyusunan laporan dilakukan dengan baik. Laporan harus singkat, artinya bahwa laporan itu bukan mengabaikan perincian – perincian dan bagian – yang relevan. Tetapi mengabaikan bagian yang dianggap tidak perlu. Apabila laporan tersebut disusun panjang lebar dapat mengakibatkan gagasan yang disampaikan menjadi kabur. Laporan haruslah jelas, artinya laporan itu dapat mencerminkan pokok – pokok pemikiran yang sistematis sehingga mudah dipahami para pemakai laporan. Kejelasan suatu laporan termasuk pengungkapannya, pengaturannya dan penyusunan mengenai urutan – urutan temuan yang memerlukan tanggapan yang lebih dini dari pimpinan untuk koreksi yang perlu. Laporan disebut tepat waktu apabila data yang disajikan tersebut secepat mungkin dapat dipergunakan dalam rangka pengambilan tindakan oleh pimpinan, sehingga memungkinkan tidak tertundanya pengambilan keputusan. Laporan yang tidak disampaikan tepat pada waktunya mengakibatkan laporan tidak bermanfaat, bagaimanapun baiknya laporan tersebut.

B. Kedudukan Internal Auditor

Sejalan dengan perkembangan fungsi akuntansi dalam perusahaan dimana terlihat peranan akuntansi yang semakin penting terutama dalam pengawasan, maka wajarlah apabila kedudukan internal auditor setingkat dengan pejabat lainnya, yaitu berada langsung dibawah pimpinan perusahaan. Pada beberapa perusahaan kedudukan internal auditor tidak diperlihatkan secara nyata


(27)

didalam struktur organisasi perusahaan, artinya tidak ada suatu departemen khusus yang jelas diidentifikasikan sebagai internal auditor. Fungsi internal auditor biasanya dirangkap oleh bagian – bagian yang lain, misalnya: menjadi bagian controller. Tetapi dengan semakin berkembangnya suatu perusahaan, maka diperlukan suatu bagian tersendiri untuk jabatan internal auditor. Dengan diberikannya bagian tersendiri serta kedudukan yang tinggi bagi internal auditor, maka hal ini akan membantunya dalam melaksanakan tugasnya. Ia dapat memandang persoalan yang terjadi dengan ruang lingkup yang luas, sehingga lebih mudah baginya untuk mencari jalan keluar yang dapat diterima oleh berbagai pihak.

Internal auditor sering disebut auditor fungsional, dan merupakan salah satu staf di dalam perusahaan. Menurut Agoes Sukrisno, (2004 : 243), secara garis besarnya kepada siapa ia bertanggung jawab dan memberikan laporan audit dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :

a. “Langsung bertanggung jawab kepada dewan komisaris. Hal ini banyak dilakukan dalam perusahaan bank dan asuransi. Internal auditor merupakan penjaga bagi dewan komisaris. Secara teoritis maka seluruh organisasi termasuk direktur utama dapat diteliti oleh internal auditor. Namun seperti dikatakan diatas, cara ini hanya terbatas pada perusahaan bank dan asuransi.

b. Bertanggung jawab kepada dewan direksi (direktur utama). Cara ini agak jarang dipakai mengingat bahwa direktur utama dengan tugas – tugasnya yang berat, biasanya tidak mempunyai waktu untuk mempelajari laporan internal auditor dan melakukan tindakan koreksi berdasarkan laporan tersebut.

c. Yang paling sering dilaksanakan adalah bahwa internal auditor

bertanggung jawab kepada direktur keuangan. Fungsionaris tersebut mungkin berfungsi sebagai direktur keuangan, bendahara, ataupun controller. Yang penting adalah bertanggung jawab atas koordinasi dari persoalan keuangan dan akuntansi”.

Dari kutipan diatas dapat dijabarkan mengenai kedudukan internal auditor tersebut, sebagai berikut :


(28)

ad.a. Langsung bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris

Apabila dewan komisaris membawahi langsung internal auditor, maka ia mempunyai jangkauan yang sangat luas mengenai ruang lingkup audit. Dengan demikian dalam pelaksanaan tugasnya auditor secara teoritis dapat melakukan audit secara keseluruhan jenjang pimpinan perusahaan termasuk direktur utama. Tetapi dalam pelaksanaannya tidak dapat diterapkan untuk semua jenis perusahaan, karena informasi yang diberikan oleh internal auditor bukan merupakan keputusan melainkan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar :

ad.b. Langsung bertanggung jawab kepada Dewan Direksi (Direktur Utama) Dalam hal ini internal auditor memperoleh tugas dan wewenang dari dewan direksi. Dengan ini maka internal auditor akan memberi dan bertanggung jawab terhadap laporannya. Dengan keadaan ini auditor mendapatkan dukungan yang kuat dalam pelaksanaan audit, serta dapat menilai hasil pimpinan perusahaan dibawah direksi.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar :

Dewan Komisaris

Direktur Utama

Direktur Keuangan

Satuan Pengawasan Intern RUPS


(29)

Ad.c. Langsung bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan

Bagan organisasi tersebut memperlihatkan internal auditor merupakan bagian dari Direktur Keuangan. Direktur Keuangan dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh beberapa Senior Manajer bagian dengan cara pendelegasian wewenang. Kedudukan satuan pengawasan intern ini dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

Dewan

Komisaris

Direktur Utama

Direktur Keuangan RUPS

RUPS

Dewan Komisaris

Direktur Utama

Satuan Pengawasan Intern

Direktur Keuangan

Bagian Akuntansi

Bagian Keuangan

Satuan Pengawasan


(30)

Bila dilihat dari skema diatas bahwa internal auditor jelas merupakan bagian dari senior manajer. Dalam melaksanakan tugasnya menyampaikan laporannya kepada Direktur Keuangan. Apabila internal auditor dalam melaksanakan tugasnya menerima perintah dari senior manajer, maka tingkat kebebasan yang dimilikinya berkurang. Berdasarkan uraian diatas, menurut hemat penulis jika internal auditor langsung dibawah dewan komisaris dan menerima perintah dari padanya maka internal auditor mempunyai kebebasan yang cukup luas, sebab internal auditor dapat melakukan audit keseluruh bagian yang ada dalam perusahaan tanpa terlebih dahulu memperoleh izin dari pimpinan objek yang diaudit, namun mengingat luasnya apa yang dikerjakan oleh Dewan Komisaris, mengakibatkan Dewan Komisaris tidak mempunyai banyak waktu dalam memeriksa laporan hasil audit (LHP), sehingga laporan hasil audit tidak dapat diperiksa dengan cepat, yang menimbulkan lambatnya penanganan terhadap masalah yang timbul. Tetapi jika internal auditor berada langsung dibawah dewan direksi maka laporan hasil audit dapat segera diperiksa dan masalah yang ada dapat segera ditangani. Kebebasan internal auditor dalam memeriksa setiap bagian yang ada pada perusahaan terbuka dengan luas tanpa persetujuan atau dengan persetujuan dari pimpinan setiap departemen atau bagian. Namun apabila internal auditor bertanggung jawab kepada direktur keuangan maka tingkat kebebasan internal auditor dalam melakukan pemeriksaan semakin berkurang. Hal ini disebabkan karena internal auditor tidak dapat melakukan audit ke seluruh bagian dalam organisasi yang ada sebelum mendapat izin dari pejabat yang berwewenang dari setiap bagian. Namun dalam pemeriksaan hasil laporan audit direktur keuangan memiliki waktu yang cukup dan permasalahan yang timbul dapat segera ditangani.


(31)

C. Fungsi Dan Tanggung Jawab Internal Auditor Terhadap Pengawasan Aktiva Tetap

1. Fungsi Internal Auditor

Internal audit dalam satu perusahaan merupakan salah satu fungsi pengendalian atau pengawasan yang penting untuk memberikan informasi sebagai bahan masukan yang bersifat independen kepada manajemen. Untuk itu ada baiknya kita mengetahui fungsi internal auditor terlebih dahulu. Menurut Bambang Hartadi, (2002 : 21), dalam buku Sistem Pengendalian Intern Dalam Hubungannya Dengan Manajemen, menyatakan bahwa fungsi internal auditor dalam sebuah perusahaan adalah melaksanakan kegiatan bebas, memberi saran – saran suatu fungsi pengendalian manajemen guna mengukur dan meneliti efektivitas sistem pengendalian intern.

Dari fungsi internal auditor diatas dapat dijelaskan bahwa fungsi internal auditor dibuat dalam satuan usaha untuk memantau efektivitas kebijakan dan prosedur lain yang berkaitan dengan pengendalian, agar fungsi internal audit menjadi efektif, adanya staf internal audit yang independen dari bagian operasi dan akuntansi menjadi penting, melapor langsung kepada tingkat yang memiliki kewenangan yang tinggi dalam organisasi, apakah manajemen puncak atau komite audit dari dewan direksi dan komisaris sebagai tambahan atas perannya dalam lingkungan pengendalian, staf internal auditor yang cukup dapat berperan dalam mengurangi biaya eksternal auditor dengan memberikan bantuan langsung kepada eksternal auditor, jika eksternal auditor memperoleh bahan bukti yang mendukung kompetensi, integritas dan objektivitas internal auditor, eksternal auditor dalam beberapa hal dapat mengandalkan pada pekerjaan internal auditor.


(32)

Staf seorang internal audit harus dinamis yang mempunyai orientasi atau pandangan sekarang dan masa yang akan datang. Karena internal auditor berkedudukan sebagai penilai yang bebas, staf internal audit harus betul – betul bebas, dalam sikap dan pemikiran – pemikirannya. Disamping itu harus mampu dan tanggap akan ukuran – ukuran yang akan digunakan dalam penilaiannya. Efektif tidaknya suatu kegiatan harus didasarkan pada perbandingan atas ukuran – ukuran dan prestasi – prestasi. Ukuran yang digunakan tidak hanya terdiri dari budget, standard biaya dan standard kualitas, tetapi atas dasar pertimbangan – pertimbangan bebas yang dapat digunakan sebagai ukuran lain. Dalam hal yang terakhir, staf internal audit harus menguasai semua aspek lingkup perusahaan. Yang menjadi perhatiannya bukan hanya berhubungan dengan prosedur – prosedur, akuntansi dan keuangan, penjualan dan pemasaran, tehnik, pengembangan usaha, kinerja perusahaan, dan lain – lain. Hal ini disebabkan tugas –tugas yang dibebankan kepada internal auditor adalah untuk meneliti keseluruhan kegiatan perusahaan.

Dengan demikian internal audit telah menjadi suatu alat bagi pimpinan atau bagi manajemen perusahaan, dengan jalan menilai semua aktivitas perusahaan dengan maksud untuk meningkatkan usaha dalam mencapai tujuan perusahaan secara efisien. Internal audit atas aktiva tetap merupakan hal yang penting mengingat jumlah uang yang dikeluarkan cukup besar dan jangka waktu pemakaiannya didalam operasi cukup lama. Apabila aktiva tetap telah diperoleh, maka timbullah persoalan akuntansi dan pengendalian yang wajar. Dalam hal ini diperlukan pengendalian intern atas aktiva tetap tersebut. Biasanya tugas- tugas tersebut menjadi tanggung jawab internal auditor.


(33)

Tunggal Widjaja, (2002 : 85), dalam karyanya Struktur Pengendalian Intern, mengemukakan bahwa pengendalian terhadap aktiva dapat dititikberatkan pada tiga tahap, yaitu pada saat:

a. Perolehan

b. Pemilikan / penyimpanan

c. Penjualan

Menurut Tunggal, perusahaan harus memiliki prinsip pengendalian atas aktiva dan kewajiban dimana prinsip ini akan dilaksanakan dalam perusahaan. Prinsip pengendalian aktiva khususnya aktiva tetap, yang dilakukan perusahaan terdiri atas :

a. Perolehan dari aktiva tetap harus mendapat persetujuan dari pejabat

yang berwenang. Jika ada anggaran pembelian, maka penyimpangan antara anggaran dengan harga perolehan harus dianalisis.

b. Penjualan ataupun penarikan aktiva tetap dari operasi perusahaan

harus mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang.

c. Adanya kebijakan mengenai kapitalisasi dari pengeluaran yang

berhubungan dengan aktiva tetap.

d. Pencatatan yang cukup harus diadakan.

e. Adakan penghitungan secara fisik paling sedikit setahun sekali.

f. Aktiva yang dibuat oleh perusahaan harus secara berhati – hati ditaksir / diperkirakan terlebih dahulu dan kemudian pada setiap tingkat penyelesaian harus dibandingkan dengan jumlah biaya yang telah dikeluarkan untuk mendapatkan perbedaan maupun efisiensinya.

g. Catatan aktiva tetap harus dinyatakan secara rinci untuk mengetahui

berapa jumlah biaya yang tercakup didalamnya.

h. Pengendalian secara teratur barang yang telah tidak dipakai lagi (usang)

harus dilaksanakan.

i. Penelitian secara berkala terhadap aktiva dan penelaahan terhadap

asuransi harus dilakukan.

Dengan adanya prinsip ini diharapkan fungsi internal auditor dalam mengawasi aktiva tetap semakin efektif dan efisien, dan aktiva tetap dapat terpelihara, dapat digunakan serta dapat diperiksa. Dengan adanya prinsip ini maka aktivitas pemakaian aktiva tetap akan tetap terkendali dan mudah diawasi


(34)

dalam pemantauan perkembangan aktiva tetap. Prinsip pengawasan intern atas aktiva tetap memerlukan satu sistem pengawasan intern yang efektif yang mendukung prinsip pengawasan intern yang ada dalam perusahaan. Yang menjadi tujuan sistem pengawasan intern perusahaan secara umum menurut Tunggal, antara lain :

1. Untuk menjamin kebenaran data akuntansi : Manajemen harus memiliki data akuntansi yang dapat diuji ketepatannya untuk melaksanakan operasi perusahaan. Berbagai macam data digunakan untuk mengambil keputusan yang penting.

2. Untuk mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuannya : Harta fisik perusahaan dapat saja dicuri, disalahgunakan ataupun rusak secara tidak sengaja. Hal yang sama juga berlaku untuk harta perusahaan yang tidak nyata seperti perkiraan piutang, dokumen penting, surat berharga, dan catatan keuangan. Sistem pengendalian intern dibentuk guna mencegah ataupun menemukan harta yang hilang dan catatan pembukuan pada saat yang tepat. 3. Untuk menggalakkan efisiensi usaha : Pengendalian dalam suatu perusahaan

juga dimaksudkan untuk menghindari pekerjaan – pekerjaan berganda yang tidak perlu, mencegah pemborosan terhadap semua aspek usaha termasuk pencegahan terhadap penggunaan sumber – sumber dana yang tidak efisien. 4. Untuk mendorong ditaatinya kebijakan pimpinan yang telah digariskan :

Manajemen menyusun prosedur dan peraturan untuk mencapai tujuan perusahaan. Sistem pengendalian intern memberikan jaminan akan ditaatinya prosedur dan peraturan tersebut oleh perusahaan.


(35)

Mulyadi, (2000: 183), dalam buku auditing, berpendapat bahwa ada 5 unsur pengendalian intern, yaitu :

1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan Pengendalian menciptakan suasana pengendalian dalam suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran personel organisasi tentang pengendalian. Lingkungan pengendalian merupakan landasan untuk semua unsur pengendalian intern yang membentuk disiplin dan struktur.

2. Penaksiran Resiko

Penaksiran Resiko untuk tujuan laporan keuangan adalah identifikasi, analisis dan pengelolaan resiko entitas yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di indonesia. 3. Informasi dan Komunikasi

Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada semua personel yang terlibat dalam laporan keuangan tentang bagaimana aktivitas mereka berkaitan dengan pekerjaan orang lain, baik yang berada didalam maupun diluar organisasi. Komunikasi ini mencakup sistem pelaporan penyimpangan kepada pihak yang lebih tinggi kepada pihak entitas.

4. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas Pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen dilaksanakan. Kebijakan dan prosedur ini memberikan keyakinan bahwa tindakan yang diperlukan telah dilaksanakan untuk mengurangi resiko dalam pencapaian tujuan entitas.


(36)

5. Pemantauan

Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.

Pengendalian intern yang memuaskan adalah jika orang – orang yang ada dalam perusahaan tidak dapat melakukan kesalahan secara bebas, baik kesalahan sistem, kesalahan akuntansi, atau penggelapan dan meneruskan tindakan tersebut tanpa diketahui dalam jangka waktu yang cukup lama. Tehnik pengawasan aktiva tetap ini tidak terlepas dari pengendalian intern yang ada dalam perusahaan, sebab tehnik pengendalian aktiva tetap merupakan bagian dari cara – cara yang digunakan oleh pimpinan perusahaan dalam mengawasi operasional perusahaan. Untuk itu internal auditor tidak hanya melakukan pengawasan aktiva tetap secara fisik tetapi juga secara administratif dengan menyelenggarakan perkiraan pengendalian untuk setiap golongan aktiva dengan perhitungan dalam buku tambahan.

Aktiva tetap itu hanya boleh dibeli sesudah ada permintaan dari bagian yang memerlukannya dan sesudah diberikan persetujuan dari petugas yang berwenang. Juga pengaktifan / pengafkiran harus dikirimkan pada bagian pembukuan untuk pembukuannya. Banyak aktiva tetap harganya relatif kecil, tetapi secara individual berharga. Barang – barang harus diawasi dengan ketat terhadap pencurian dan harus sering dibandingkan dengan catatan persediaan inventaris. Dalam hal ini bagian internal audit memegang peranan penting dalam mengawasi aktiva tetap dan intenal auditor sangat penting bagi manajemen perusahaan mengingat fungsinya dalam perusahaan menjadi strategis sehingga


(37)

sangat dibutuhkan dalam memberi masukan – masukan kepada manajemen dalam pengambilan keputusan.

Tugas – tugas yang harus dilaksanakan oleh internal auditor umumnya mengacu pada lingkungan internal perusahaan. Peristiwa atau kejadian diluar perusahaan bukan merupakan tugas pokok kegiatan internal auditor, meskipun kadang – kadang peristiwa didalam perusahaan dalam beberapa hal ada kaitannya dengan peristiwa diluar perusahaan. Manajemen tidak dapat mengambil keputusan hanya berdasarkan laporan internal auditor tetapi juga harus berdasarkan faktor – faktor eksternal perusahaan. Adapun yang menjadi tugas satuan pengawas intern adalah sebagai berikut :

1. Melakukan kegiatan pengendalian internal perusahaan sesuai dengan tahapan, bentuk, jenis, dan prosedur yang telah ditetapkan .

2. Melakukan tugasnya dengan baik, benar, independen, netral, dan tidak berkesan menjadi ‘watch dog’, serta dapat berkomunikasi dengan baik kepada karyawan lain.

3. Selalu melakukan komunikasi dengan pihak pimpinan (Direksi) tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan pengendalian internal.

4. Selalu menggunakan kertas kerja dalam melakukan tugasnya. Kertas kerja tersebut diarsip dengan tertib dan baik.

5. Kertas kerja harus dilengkapi dengan tanggal, nomor, nama pengendalian, staf yang melakukan tugas, ruang lingkup pengendalian dan informasi lain yang dirasakan perlu. Kertas kerja dapat berubah formatnya sesuai dengan perkembangan perusahaan.


(38)

Dengan adanya tugas ini akan mempermudah internal auditor dalam melaksanakan fungsinya dalam perusahaan. Tugas ini menjadi acuan atau pedoman internal auditor dalam bekerja dan mempermudah internal auditor dalam pengawasan serta pengendalian segala aktivitas perusahaan. Dengan demikian benarlah bahwa fungsi internal auditor dalam setiap perusahaan sudah membantu pimpinan puncak dan manajemen perusahaan.

2. Tanggung Jawab Internal Auditor

Bambang Hartadi, (2002 : 21), dalam bukunya, Sistem Pengendalian Intern Dalam Hubungannya Dengan Manajemen, menyatakan bahwa tanggung jawab internal auditor adalah sebagai berikut:

1. Menilai prosedur dan menilai hal – hal yang berhubungan, yang terdiri:

a. Memberi pendapat efisiensi atau kelayakan prosedur.

b. Mengembangkan atau memperbaiki prosedur.

c. Menilai personalia.

d. Ide – ide seperti pembuatan standart / pembuatan metode baik.

2. Verifikasi dan analisis data, yang menyangkut:

a. Penelaahan data yang menghasilkan sistem akuntansi guna membuktikan bahwa laporan –laporan yang dihasilkan adalah benar (valid) dan.

b. Membuat analisis – analisis lebih lanjut untuk memberi dasar/membantu penyimpulan – penyimpulannya.

3. Verifikasi kelayakan yang berguna untuk menentukan yaitu

a. Prosedur akuntansi atau kebijakan lainnya yang telah dilakukan. b. Prosedur operasi/kegiatan yang telah diikuti.

c. Peraturan – peraturan pemerintah telah dilaksanakan.

d. Kewajiban – kewajiban, yang bersangkutan dengan kontrak telah berjalan / dipatuhi.

4. Fungsi Perlindungan yaitu mengadakan perlindungan untuk:

a. Menghindari dan menemukan penggelapan, ketidakjujuran atau

kecurangan.

b. Memeriksa semua kelayakan perusahaan. c. Meneliti transaksi dengan pihak luar.

5. Melatih dan memberi bantuan kepada karyawan perusahaan terutama

dalam bidang akuntansi

6. Jasa – jasa lainnya, termasuk penyelidikan khusus dan membantu pihak


(39)

secara periodik), atau konsultan lainnya yang berkepentingan dengan data kegiatan – kegiatan perusahaan.

Disamping tanggung jawab diatas masih ada tanggung jawab lain yang harus dilaksnakan oleh internal auditor dalam ruang lingkup pekerjaannya, yakni : 1. Memeriksa tingkat kepercayaan dan integritas informasi keuangan dan

operasional.

2. Memeriksa ketaatan organisasi terhadap kebijaksanaan, rencana dan prosedur yang ada.

3. Memeriksa usaha perlindungan terhadap aktiva, seperti metode penilaian yang digunakan oleh perusahaan, bukti keberadaan aktiva.

4. Menilai keharmonisan dan efisiensi sumber – sumber yang dipakai.

5. Memeriksa apakah operasi atau program yang ada telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang dibuat dalam mencapai sasaran dan tujuan organisasi. Selain itu tanggung jawab internal auditor dalam pemeriksaan adalah sebagai berikut :

1. Membuat perencanaan terhadap setiap pemeriksaan. 2. Memeriksa dan mengevaluasi informasi.

3. Mengkomunikasikan setiap hasil pemeriksaan.

4. Mengikuti dan memastikan bahwa tindakan perbaikan telah dilaksanakan terhadap temuan pemeriksaan seperti yang dikemukakan oleh internal auditor. Jika internal auditor memiliki tanggung jawab dalam perusahaan demikian juga halnya dengan manajemen internal auditor memiliki tanggung jawab pula. Adapun yang menjadi tanggung jawab manajemen internal auditor dalam perusahaan adalah sebagai berikut :


(40)

2. Pimpinan internal auditor harus mempunyai pernyataan tentang tujuan, wewenang, tanggung jawab terhadap bagian internal audit.

3. Pimpinan internal auditor harus membuat rencana untuk melaksanakan tanggung jawab bagian internal audit, misalnya : dengan menetapkan tujuan skedul pemeriksaan, rencana kepegawaian, anggaran keuangan, dan laporan keuangan internal audit.

4. Pimpinan internal auditor harus membuat kebijaksanaan dan prosedur secara tertulis sebagai penuntun bagi staf pemeriksa.

5. Pimpinan internal auditor harus mengadakan program seleksi dan pengembangan sumber daya manusia bagian internal audit.

6. Pimpinan internal auditor harus mengadakan usaha koordinasi antara internal auditor dengan eksternal auditor.

7. Pimpinan internal auditor harus membuat evaluasi terhadap kegiatan bagian internal audit untuk menjamin kualitas kerja yang baik.

Dengan adanya tanggung jawab yang jelas yang telah didelegasikan terhadap masing – masing bagian satuan pengawasan intern diatas membawa dampak pada kinerja internal audit yang semakin meningkat. Sehingga tanggung jawab antara internal auditor dan manajemen internal audit tidak saling tumpang tindih. Dan tanggung jawab yang sudah terspesialisasi ini mendukung tugas dan fungsi internal audit dalam mengawasi jalannya aktivitas perusahaan.

Khusus menghadapi berbagai kecurangan yang terjadi, internal auditor bertanggung jawab dalam membantu manajemen untuk menghadapi kemungkinan tersebut. Pencegahan kecurangan tersebut merupakan tanggung jawab manajemen. Internal auditor bertanggung jawab memeriksa, menilai kehandalan


(41)

dan efektivitas tindakan yang dilakukan oleh manajemen dalam mencegah terjadinya kecurangan yang mungkin ada. Tindakan auditor, misalnya : memeriksa efektivitas pengawasan, sesuai dengan luasnya kemungkinan resiko yang timbul.

Deteksi kecurangan meliputi pengidentifikasian indikasi kecurangan yang cukup terarah agar dapat dilakukan penyelidikan. Untuk itu internal auditor harus memiliki pengetahuan yang cukup memadai mengenai kecurangan agar mereka dapat segera mengantipasi kecurangan. Jika kelemahan pengawasan dideteksi, pengujian tambahan akan dilakukan oleh internal auditor, yang mencakup pengujian langsung terhadap identifikasi indikator kecurangan lainnya. Pengetahuan internal auditor jangan diharapkan selalu sesuai dengan orang yang tanggung jawab utamanya menemukan dan menyelidiki kecurangan. Bahkan prosedur pemeriksaan yang dilakukan sesuai dengan keahlian profesinya belum menjamin bahwa kecurangan dapat ditemukan. Biasanya penyelidikan atau investigasi kecurangan dilakukan oleh orang – orang yang tergabung dalam internal auditor, pengacara, tim penyelidik (investigator), bagian keamanan dan ahli – ahlinya yang ada dalam organisasi.

Pemeriksaan intern harus menilai fakta – fakta yang relatif diketahui sehubungan dengan investigasi kecurangan dengan maksud :

 Menyatakan bahwa pengawasan telah dilakukan atau disempurnakan.

 Rancangan audit test membantu dalam mengungkapkan keberadaan kecurangan yang biasa akan terjadi dimasa mendatang.

 Membantu internal auditor dalam menegakkan pengetahuan yang memadai atas kecurangannya.


(42)

Laporan tertulis harus dibuat sesuai dengan keputusan fase penyelidikan. Laporan tersebut harus memuat semua temuan, kesimpulan, rekomendasi dan tindakan perbaikan yang diambil. Draft yang diusulkan atas kecurangan harus disampaikan kepada pengacara untuk direview, pertimbangan harus disampaikan kepada pengacara yang sah, sehingga pengacara dapat mengambil keputusan yang tepat dalam menangani masalah kecurangan yang telah terjadi dalam perusahaan.

D. Kerangka Konseptual

Bagian

Peralatan

Bagian Teknik

Bagian Akuntansi

Manajemen Puncak

Aktiva Tetap

Pencatatan

A.T menjadi kekecilan A.T menjadi kebesaran

Satuan Pengawasan

Intern

Manajemen Perusahaan

Laporan Keuangan


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan berupa expost facto yang artinya memecahkan suatu kasus yang terjadi pada perusahaan sebagai tempat objek penelitian, yaitu kasus mengenai analisa pengawasan aktiva tetap yang dilakukan oleh internal auditor.

B. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan dan digunakan bersifat kualitatif yang terdiri dari: a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari perusahaan atau data

yang terjadi dilapangan penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara yang kemudian diolah oleh penulis.

b. Data Sekunder, yaitu berupa data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk yang sudah jadi, seperti sejarah ringkas perusahaan, struktur organisasi, dan lain – lain.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa teknik, yaitu: a. Teknik Wawancara, dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung

dengan pihak perusahaan, khususnya pada bagian yang berkaitan dengan penelitian.


(44)

b. Teknik Dokumentasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap dokumen – dokumen milik perusahaan yang berkaitan dengan penelitian.

D. Metode Analisis Data

Adapun metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode dimana data dikumpulkan, disusun, diikhtisarkan, dianalisis dan diinterpretasikan sehingga menghasilkan keterangan yang lengkap bagi pemecahan masalah yang dihadapi.

E. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan November 2006, yang dilakukan pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Jl. Krakatau Ujung No. 100 Medan.


(45)

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum Perusahaan

a. Sejarah Ringkas PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan

PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 1991 dengan Akte Notaris Imas Fatimah SH No. 1 tanggal 1 Desember 1992 sebagaimana dimuat dalam Tambahan Berita Negara RI No. 8612 Tahun 1994, beserta perubahan terakhir sebagaimana telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI tanggal 2 Januari 1999 No. 1. Nama lengkap perseroan adalah PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I berkantor pusat di Jl. Krakatau Ujung No. 100 Medan 21241, Sumatera Utara, Indonesia.

Pada masa penjajahan Belanda perseroan ini diberi nama Haven Badrift, Selanjutnya setelah Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 1945 s.d 1950 perseroan berstatus sebagai Jawatan Pelabuhan. Pada tahun 1960 s.d 1969 Jawatan Pelabuhan berubah menjadi Badan Usaha Milik Negara dengan status Perusahaan Negara Pelabuhan disingkat dengan nama PN Pelabuhan. Pada periode 1969 s.d 1983 PN Pelabuhan berubah menjadi Lembaga Pengusahaan Pelabuhan disingkat BPP.

Pada tahun 1983 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1983 Badan Pengusahaan Pelabuhan dirubah menjadi Perusahaan Umum Pelabuhan I disingkat Perumpel I. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 1991 Perumpel I berubah status menjadi PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I berkedudukan dan berkantor pusat di Medan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah


(46)

BUMN. Pembinaan teknis operasional berada di tangan Departemen Perhubungan dan dilaksanakan oleh Direktorat Perhubungan dan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

Kegiatan Usaha dan Wilayah Pengusahaan

Kegiatan usaha yang dilaksanakan dalam menyelenggarakan pelayanan jasa kepelabuhan dan usaha lainnya yang menunjang pencapaian tujuan perseroan, meliputi :

a. Kolam – kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat – tempat berlabuhnya kapal

b. Jasa – jasa yang berhubungan dengan pemanduan (pilotage) dan penundaan kapal

c. Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat, bongkar muat barang termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang

d. Gudang – gudang dan tempat penimbunan barang – barang, angkutan bandar, alat bongkar muat serta peralatan pelabuhanan

e. Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan, industri dan gedung – gedung/ bangunan yang berhubungan dengan kepentingan kelancaran angkutan laut f. Penyediaan listrik, bahan bakar minyak, air minum instalasi limbah

pembangunan

g. Jasa terminal, kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk hewan

h. Jasa konsultasi, pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan kepelabuhanan


(47)

k. Jasa persewaan fasilitas dan peralatan

l. Jasa perbaikan fasilitas dan peralatan di bidang pelabuhan m. Properti di daerah lingkungan pelabuhan

n. Kawasan industri di daerah lingkungan pelabuhan o. Kawasan wisata di daerah lingkungan pelabuhan p. Depo peti kemas

q. Jasa konsultan di bidang ke pelabuhanan

r. Jasa komunikasi dan informasi di bidang kepelabuhanan s. Jasa konstruksi di bidang kepelabuhanan

PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I mengelola pelabuhan cabang/perwakilan dan unit usaha yang tersebar di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau dan Kepulauan Riau. Wilayah kerja usaha tersebut terdiri dari : 27 pelabuhan cabang, dan 7 unit usaha, antara lain :

1. Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan 2. Unit Galangan Kapal

3. Unit Depo Peti Kemas Belawan 4. RS Pelabuhan Medan

5. RS Pelabuhan Dumai

6. Balai Pendidikan dan Latihan (BPL) 7. Klinik Krakatau


(48)

lingkungan bisnis yang bersaing secara tajam, sedangkan tujuan dari penyediaan jasa kepelabuhanan adalah memberikan kepuasan kepada pengguna jasa dan mendorong pertumbuhan ekonomi, maka untuk menempatkan perseroan pada posisi yang memiliki daya saing yang kuat dalam jangka panjang, pengelolaan kemampuan sumber daya manusia dalam memanfaatkan pengetahuan adalah kata kuncinya.

Oleh karena itu penetapan misi Perseroan difokuskan kepada peningkatan kualitas pelayanan dan keandalan alat produksi untuk mendukung peran pelabuhan sebagai pusat logistik melalui aktivitas yang memberikan nilai tambah sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah. Berdasarkan keyakinan yang dimaksud, visi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I ditetapkan sebagai berikut :

“Menyediakan jasa kepelabuhanan berkualitas yang berperan sebagai pusat logistik, memberikan nilai tambah serta mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah”.

PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I telah merumuskan visi yang merupakan gambaran organisasi yang ingin diwujudkan di masa depan yaitu : “Mewujudkan pelayanan kepelabuhanan berkualitas dan berada di dalam jaringan transportasi laut global serta mampu memenuhi harapan stakeholder”.

Dalam upaya mewujudkan visi tersebut diperlukan kemampuan untuk :

a. Mewujudkan keuntungan yang memadai dalam menjalankan bisnis Persero (profit)


(49)

berkelanjutan (process)

d. Menciptakan SDM yang produktif dan berkomitmen (people)

b. Struktur Organisasi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan

Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi, dimana setiap posisi atau jabatan mempunyai tugas dan fungsinya masing – masing. Adapun yang menjadi tugas dan fungsi masing – masing jabatan di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I adalah sebagai berikut :

1) Dewan Komisaris

Yang menjadi tugas Dewan Komisaris, antara lain : a. Mengawasi pekerjaan Direksi;

b. Setiap waktu berhak memasuki tempat – tempat yang dipergunakan/ dikuasai oleh perusahaan;

c. Berhak memeriksa uang kas serta segala tindakan yang telah dijalankan Direksi;

d. Berhak atas beban perusahaan, Meminta bantuan ahli untuk melakukan pemeriksaan tersebut;

e. Mempertimbangkan serta memutuskan laporan tahunan dan program kerja tahunan yang diajukan Direktur Utama;

f. Menyetujui kebijaksanaan Direktur Utama dalam penggunaan cadangan, menurut cara pandang yang baik;


(50)

tanggung jawab mereka. 2) Direksi

Adapun yang menjadi tugas Direksi adalah sebagai berikut :

a. Memimpin, mengurus dan mengelola Perseroan sesuai dengan tugas pokok Perusahaan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas perseroan;

b. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan Perusahaan;

c. Mewakili Perusahaan di dalam dan di luar pengadilan, baik yang berhubungan dengan maupun yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b diatas;

d. Melaksanakan kebijakan umum yang telah digariskan oleh RUPS;

e. Merumuskan kebijakan Perusahaan sesuai dengan kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh RUPS;

f. Menyiapkan pada waktunya rencana kerja tahunan Perusahaan lengkap dengan anggaran keuangan;

g. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kegiatan perusahaan dan perhitungan hasil usaha menurut cara dan waktu yang telah ditetapkan oleh RUPS.

Direksi mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Perencanaan pengembangan sarana dan prasarana pelabuhan; b. Pengembangan organisasi dan manajemen perusahaan; c. Pengelolaan kegiatan – kegiatan perusahaan secara terpadu;


(51)

Adapun yang menjadi tugas Direktur Utama antara lain :

a. Untuk dan atas nama Direksi serta mewakili perseroan menerima petunjuk – petunjuk dari dan bertanggung jawab kepada RUPS tentang kebijakan umum untuk menjalankan tugas pokok Perusahaan dan tugas – tugas lain yang ditetapkan oleh RUPS.

b. Melaksanakan tugas – tugas pokok perusahaan dan usaha lain;

c. Mengendalikan pelaksanaan kebijakan Direksi yang dilakukan oleh para Direktur.

4) Direktur Pemasaran Dan Pengembangan Usaha

Yang menjadi tugas Direktur Pemasaran Dan Pengembangan Usaha adalah membina dan menyelenggarakan bidang pemasaran, penyusunan grafik produksi dan pendapatan (TPP), pengembangan usaha, perencanaan teknik dan konstruksi, serta peralatan sesuai dengan kebijakan pengusahaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Adapun yang menjadi fungsi Direktur Pemasaran Dan Pengembangan Usaha adalah sebagai berikut :

a. Pembinaan dan penyelengaraan pemasaran jasa kepelabuhanan serta penyusunan TPP;

b. Pembinaan dan penyelenggaraan perencanaan dan pengembangan usaha dan penyusunan master plan dan lingkungan;


(52)

5) Direktur Operasi

Tugas seorang Direktur Operasi adalah membina dan menyelenggarakan kegiatan bidang operasi pelayanan jasa kepelabuhanan, yang meliputi pelayanan kapal dan barang, bina usaha, teknologi informasi, manajemen resiko dan jaminan mutu, sesuai dengan kebijakan pengusahaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Adapun yang menjadi fungsi Direktur Operasi adalah sebagai berikut : a. Pembinaan dan penyelenggaraan pelayanan kapal dan barang; b. Pembinaan dan penyelenggaraan bina usaha;

c. Pembinaan dan penyelenggaraan teknologi informasi;

d. Pembinaan dan penyelenggaraan manajemen resiko dan manajemen mutu; 6) Direktur Keuangan

Tugas Direktur Keuangan adalah membina dan menyelenggerakan kegiatan bidang akuntansi manajemen, perbendaharaan, akuntansi keuangan, serta kemitraan dan bina lingkungan sesuai dengan kebijakan pengusahaan yang telah ditetapkan perusahaan.

Adapun yang menjadi fungsi Direktur Keuangan, antara lain : a. Pembinaan dan penyelenggaraan akuntansi manajemen; b. Pembinaan dan penyelenggaraan perbendaharaan; c. Pembinaan dan penyelenggaraan akuntansi keuangan;


(53)

dan menyelenggarakan bidang perencanaan dan pengembangan organisasi dan sumber daya manusia, memelihara hubungan ketenagakerjaan, administrasi sumber daya manusia dan kesejahteraan sumber daya manusia serta administrasi umum sesuai dengan kebijakan pengusahaan yang telah ditetapkan perusahaan.

Fungsi Direktur Personalia Dan Umum adalah sebagai berikut :

a. Pembinaan dan penyelenggaraan perencanaan dan pengembangan organisasi dan sumber daya manusia;

b. Pembinaan dan penyelenggaraan hubungan ketenagakerjaan dan administrasi sumber daya manusia serta kesejahteraan sumber daya manusia;

c. Pembinaan dan penyelenggaraan administrasi umum dan administrasi keuangan Kantor Pusat;

8) Satuan Pengawasan Intern

Yang menjadi tugas Satuan Pengawasan Intern adalah membantu Direktur Utama dalam melakukan penilaian secara independen atas sistem pengendalian pengelolaan perusahaan dan penilaian atas pelaksanaan pengelolaan melalui pemeriksaan keuangan dan operasional pada Kantor Pusat, Cabang – cabang Pelabuhan, dan Unit – unit di lingkungan perusahaan serta memberikan laporan dan saran – saran perbaikan kepada Direktur Utama dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan yang efisien, efektif, dan ekonomis dalam rangka mendorong perwujudan good corporate governance.


(54)

sistem pengendalian manajemen perusahaan;

b. Penyelenggaraan pemeriksaan keuangan dan operasional perusahaan; c. Penyelenggaraan dokumentasi laporan hasil pemeriksaan dan tindak lanjut

temuan pemeriksaan serta ketatausahaan;

d. Pendorong pelaksanaan pengawasan melekat yang lebih efektif di perusahaan;

e. Pendorong penerapan good corporate governance; 9) Corporate Secretary

Tugas Corporate Secretary adalah menyiapkan pembinaan, menyusun program kerja dan menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan direksi, hubungan masyarakat, serta hubungan antar lembaga dan hubungan internasional.

Adapun fungsi Corporate Secretary adalah sebagai berikut ;

a. Sebagai pejabat penghubung (Liason Officer) antara Perusahaan dengan pemegang saham, regulator, lembaga lain, dan publik serta sebagai penanggung jawab sekretariat perusahaan maupun sekretariat Direksi dan menatausahakan dokumen – dokumen perusahaan;

b. Penyiapan pembinaan, penyusunan program kerja, dan penyelenggaraan kegiatan kesekretariatan Direksi;

c. Penyiapan pembinaan, penyusunan program kerja dan penyelenggaraan kegiatan hubungan masyarakat;


(55)

e. Pemantauan penerapan good corporate governance;

f. Penyiapan pembinaan, penyusunan program kerja dan penyelenggaraan kegiatan pameran dan eksebisi perusahaan;

g. Pelaksanaan program kerja dan penyelenggaraan penerapan sistem informasi manajemen di lingkungan kerja;

2. Kedudukan Internal Auditor Dalam Perusahaan

Sesuai dengan struktur organisasi perusahaan yang ada maka bagian internal auditor yang dalam perusahaan disebut sebagai Satuan Pengawasan Intern atau (SPI) bertanggung jawab langsung kepada direktur utama. Satuan Pengawasan Intern dibuat berdasarkan surat keputusan Direksi No. PR. 02/2/II/PI – 2007 tanggal 30 maret 2007. Walaupun posisi SPI berada dibawah direktur utama sebagaimana mestinya dengan satuan administrasi yang lain, tetapi dia mempunyai kebebasan terhadap masing – masing satuan yang diaudit. Apabila dalam pelaksanaan audit ada ditemukan sesuatu hal yang merupakan penyimpangan, internal auditor dalam hal ini SPI tidak diperkenankan mengambil tindakan langsung pada satuan administrasi yang diauditnya. SPI hanya menyampaikan laporan hal auditnya kepada direktur utama, kemudian memberikan rekomendasi dan saran tindakan preventif terhadap segala bentuk penyimpangan kepada pejabat yang berwenang dan juga kepada direktur utama.

Dalam posisi seperti ini SPI dapat bergerak dengan bebas. Posisi yang bebas memungkinkan audit yang dilakukan dalam audit ini dapat berjalan secara mandiri, baik dalam menentukan objek atau program audit dan pelaksanaan


(56)

yang bersangkutan untuk memperoleh bahan atau keterangan yang diperlukan. Setiap pejabat dilingkungannya wajib memberikan bahan atau keterangan yang diminta oleh auditor sehubungan dengan pelaksanaan tugasnya.

Pendapat yang bebas mempunyai pengertian bahwa saran yang diberikan merupakan hasil dari audit yang tidak memihak dan penuh integritas. Dalam melaporkan fakta, ia harus bebas dari sikap kesetiakawanan atau kewajiban untuk memodifikasi kenyataan dan pengaruh yang seharusnya dilaporkan. Untuk mendukung agar hasil audit cukup objektif, Ka.SPI dibantu oleh empat Pengawas Bidang dan Tata Usaha SPI. Dalam menjalankan tugasnya pengawas bidang dibantu oleh pemeriksa senior dan pemeriksa junior. Disamping itu Organisasi Tim Pemeriksaan SPI dilengkapi dengan uraian tugas, serta pedoman untuk membuat laporan, yang disusun menurut jenjangnya, yaitu:

- Pengawas Audit, mempunyai tugas melakukan pengawasan atas jalannya pemeriksaan, memberikan pengarahan terhadap Ketua Tim dan Anggota Tim, merivew KKP untuk dituangkan dalam NP, serta menyusun LHP bersama Ketua Tim. Pengawas audit juga bertanggung jawab atas hasil pemeriksaan. - Ketua Tim, mempunyai tugas memimpin dan mengorganisir pelaksanaan

pemeriksaan, melakukan penilaian atas pelaksanaan sistem pengendalian internal dan sistem pengendalian manajemen, menyiapkan fokus pemeriksaan dan langkah – langkah kerja serta menyiapkan konsep LHP.


(57)

yang disampaikan kepada Ketua Tim.

Untuk mendapatkan tenaga auditor pada perusahaan yang bersangkutan yang sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan, maka seorang internal auditor harus memiliki persyaratan dan persyaratan itu dapat dikemukakan antara lain: 1. Memenuhi persyaratan sesuai dengan kebutuhan perusahaan, seperti:

a. Berprestasi dan berkelakuan baik

b. Berpendidikan formal sarjana muda/ Program Diploma III atau Sarjana. Dalam hal ini syarat minim tidak dapat dipenuhi berhubung keadaan formal Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan yang sederajat diperbolehkan, dengan catatan bahwa yang bersangkutan telah mempunyai masa kerja sekurang – kurangnya 5 tahun.

c. Lulus pendidikan dalam bidang audit sesuai dengan jenjang jabatan auditor yang akan ditempati.

d. Lulus psikotes sebagai auditor.

2. Syarat – syarat lainnya yang mendukung dapat ditambahkan sebagai berikut: a. Ahli

Auditor harus mempunyai keahlian mengenai audit dan menguasai masalah – masalah audit. Ia harus mendalami mengenai teknik audit. Prosedur audit serta segala hal yang berkaitan dengan cara audit dilakukan. Dengan demikian pendidikan atau latihan dalam bidang audit maupun pengalaman harus didalaminya secara mencukupi. Misalnya: Pendidikan


(58)

b. Integritas

Pengetahuan integritas disini adalah kepribadian yang dilandasi unsur jujur, berani, bijaksana dan bertanggung jawab sehingga menimbulkan rasa hormat bagi orang lain. Auditor harus mempunyai integritas yang tinggi.

c. Objektif dan berpandangan luas

Seorang auditor harus mempunyai sikap objektif, artinya didalam melaksanakan tugasnya ia tidak boleh berpihak kepada siapapun yang mempunyai kepentingan atas hasil pekerjaannya serta berpandangan luas terhadap masalah audit yang akan dilakukan.

d. Kualitas kepribadian

Para auditor harus mempunyai kualitas kepribadian tertentu, seperti rasa ingin tahu yang tinggi mengenai setiap permasalahan yang dihadapi, gigih didalam usaha memecahkan masalah dan tegar dalam menghadapi setiap cobaaan yang dihadapi.

Independensi Internal Auditor

Pemikiran yang hati – hati dan sistematis dalam persoalan kebebasan atau independensi akan menghasilkan kesimpulan bahwa independensi internal auditor tidak berkaitan dalam hubungannya dengan pihak manajemen dan dewan direksi, namun berkaitan dengan aktivitas yang diperiksanya. Manajemen, dalam arti luas termasuk dewan direksi adalah sumber dan bukan merupakan objek independensi internal auditor. Independensi adalah kewenangan yang diberikan


(59)

Independensi pemeriksaan adalah suatu status khusus yang terdapat dalam perusahaan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan dan internal auditor mendapat status tersebut dari pihak manajemen. Tanpa pihak manajemen ia hanya akan memiliki sedikit independensi, atau bahkan tidak sama sekali. Namun, ini tidak berarti bahwa pihak manajemen dapat melakukan tindakan sewenang – wenang dan tidak terduga terhadap internal auditor.

Independensi dalam audit berarti cara pandang yang tidak memihak didalam pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan dan penyusunan laporan audit. Independensi merupakan salah satu ciri internal auditor yang paling penting. Perusahaan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan memberi kepercayaan kepada internal auditor untuk memeriksa seluruh aktivitas perusahaan dan menyusun laporan pemeriksaan dengan tujuan untuk mengetahui kinerja perusahaan baik mengenai keuangan maupun operasional perusahaan.

IIA mengeluarkan pernyataan tentang tanggung jawab internal auditor mengenai pengertian independensi adalah sebagai berikut:

“Internal auditor harus terbebas atau terpisah dari berbagai aktivitas yang mereka periksa. Internal auditor memiliki independensi apabila mereka dapat melaksanakan pekerjaannya secara bebas dan objektif. Independensi memungkinkan internal auditor untuk memberikan berbagai penilaian yang tidak memihak dan tanpa prasangka, yang sangat penting bagi pelaksanaan pemeriksaan sebagaimana mestinya. Hal tersebut dapat dicapai melalui status organisasional dan keobjektivitasan.”

Dalam konteks internal auditor, yang dimaksud dengan independensi pemeriksaan pada dasarnya merupakan suatu konsep organisasional. Independensi


(60)

Tujuan pemisahan organisasional pada perusahaan adalah melindungi internal auditor dari rasa keberpihakan, ketakutan, loyalitas, serta berbagai ambisi yang dapat berpengaruh terhadap aktivitas yang diperiksa. Apabila terpengaruh oleh hal – hal tersebut, internal auditor akan kehilangan kemampuan untuk menilai aktivitas yang diperiksanya secara objektif. Tujuan lain pemberian status organisasional yang terpisah adalah memberikan kekuatan dan modal bagi internal auditor sehingga ia dapat menjalankan pekerjaannya secara efektif.

Internal auditor bekerja di suatu perusahaan untuk melakukan pemeriksaan bagi kepentingan manajemen perusahaan, seperti halnya auditor pemerintah bagi pemerintah. Bagian pemeriksaan dari suatu perusahaan bisa beranggotakan puluhan orang hingga ratusan orang yang biasanya bertanggung jawab langsung kepada presiden direktur, direktur eksekutif, atau kepada komite audit dari dewan atau komisaris.

3. Fungsi Dan Tanggung Jawab Internal Auditor Terhadap Pengawasan Aktiva Tetap

a. Fungsi Internal Auditor

Secara umum fungsi internal auditor pada PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan adalah mengamankan aktiva perusahaan melalui pemeriksaan dimana pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor dapat berupa pengujian, penyelidikan (sidak) serta menguji standar aktiva yang ada di perusahaan. Dalam melaksanakan tugasnya internal auditor membentuk suatu tim, dimana tim ini


(61)

A. Pengawas Audit, memiliki tugas sebagai berikut : 1. Mengawasi jalannya audit

2. Memberikan pengarahan kepada ketua tim dan anggota tim 3. Mereview KKP untuk dituangkan dalam Notisi Pemeriksaan 4. Menyusun LHP bersama ketua tim

5. Bertanggung jawab atas hasil pemeriksaan B. Ketua Tim, memiliki tugas sebagai berikut :

1. Memimpin dan mengorganisir pelaksanaan pemeriksaan

2. Melakukan penilaian atas pelaksanaan sistem pengendalian internal dan sistem pengendalian manajemen

3. Menyiapkan fokus pemeriksaan dan langkah – langkah kerja 4. Menyiapkan LHP

C. Anggota Tim, memiliki tugas sebagai berikut : 1. Mengumpulkan bahan, data dan informasi 2. Melaksanakan pemeriksaan

3. Membuat laporan hasil kerja pemeriksaan

Dari hasil wawancara penulis dengan staf internal audit PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, dapat diketahui fungsi internal auditor secara khusus, antara lain :

a. Penyelenggaraan penilaian pelaksanaan sistem pengendalian internal dan sistem pengendalian manajemen perusahaan;


(62)

d. Pendorong pelaksanaan pengawasan melekat yang lebih efektif di perusahaan; e. Pendorong penerapan good corporate governance;

f. Sebagai mitra kerja dengan Komite Audit dan Pemeriksa Eksternal dalam pengelolaan perusahaan;

g. Pelaksanaan Program Kerja dan menyelenggarakan penerapan sistem informasi manajemen diling

h. kungan kerja.

Selain fungsi diatas internal auditor juga menyampaikan laporan hasil pemeriksaannya kepada direktur utama, memberikan saran serta rekomendasi dan bertanggung jawab langsung kepada direktur utama.

Fungsi biro SPI pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan selain untuk memenuhi kebutuhan manajemen juga untuk memenuhi kebutuhan pemerintah. Hal ini disebabkan BUMN mengemban tugas untuk melaksanakan program pembangunan dalam bidangnya yaitu mengelola perusahaan yang modal seluruhnya atau sebagian dibiayai oleh pemerintah. Dalam audit yang dilakukan maka SPI mengolongkannya berdasarkan sifat atas audit rutin dan audit khusus. Audit rutin merupakan kegiatan pemeriksaan yang dilaksanakan berdasarkan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT), Sedangkan audit khusus adalah kegiatan pemeriksaan yang dilaksanakan secara khusus yang merupakan tindak lanjut hasil pemeriksaan rutin atau meneliti kebenaran informasi / rekomendasi atas tindakan pelanggaran atau penyimpangan yang terjadi. Misalnya : adanya penyimpangan yang cukup material dan pelanggaran peraturan yang ditetapkan


(63)

ini harus mendapat persetujuan Direktur Utama.

Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) merupakan salah satu pengawasan manajemen dan juga merupakan landasan kerja bagi Satuan Pengawas Intern untuk melaksanakan audit. Sasaran audit Satuan Pengawasan Intern secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu: Audit keuangan dan Audit operasional. Penjabaran dari sasaran audit adalah sebagai berikut:

A. Audit keuangan Kode 1. Penilaian atas sistem pengendalian anggaran A1 2. Audit kelengkapan dan kewajiban laporan keuangan A2 3. Audit ketaatan terhadap peraturan perundang – undangan A3 4. Audit terhadap pengamanan kekayaan negara A4 5. Pengkajian ulang analisa laporan keuangan A5 6. Lain – lain A6 B. Audit Operasional

1. Kelancaran pelayanan BUMN kepada masyarakat B1 2. Audit ketaatan terhadap peraturan perundang – undangan B2 3. Peningkatan daya guna dan hasil guna B3 4. Penilaian unsur – unsur manajemen mencakup: Perencanaan,

Organisasi, Pelaksanaan audit intern, Pencatatan/ pelaporan,

Kebijaksanaan. B4 PKPT disusun oleh Kepala Satuan Pengawas Intern dan disahkan oleh Direktur Utama, PKPT diperuntukkan bagi SPI setelah disetujui oleh Direktur


(1)

tanggapan sehingga memperlambat penyelesaian masalah. Hal ini disebabkan luasnya kegiatan yang dilakukan oleh direktur utama.


(2)

1 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah penulis menganalisa dan mengevaluasi hasil penelitian pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, maka dalam bab V ini penulis akan menyimpulkan dan juga memberikan saran kepada perusahaan sejauh kemampuan penulis.

A. Kesimpulan

1. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka masalah yang dihadapi semakin rumit. Di samping itu pengawasan terhadap jalannya operasi perusahaan juga semakin sulit dilaksanakan. Untuk terciptanya suatu pengendalian didalam perusahaan, diperlukan suatu pengendalian intern yang baik, dan salah satu diantaranya adalah dengan mengadakan audit intern yang menjadi tugas bagi internal auditor didalam perusahaan.

2 Di dalam perusahaan ini, internal auditor berfungsi sebagai staff maksudnya ialah dimana ia harus memberikan saran, nasihat, dan rekomendasi tanpa berhak mengeluarkan perintah dan tidak mempunyai kekuasaan terhadap departemen lainnya. Pekerjaannya hanya meliputi audit, meriview, dan membuat hasil laporan auditnya yang berisikan komentar dan saran – saran perbaikannya.

3. Kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi perusahaan dapat menentukan independensinya yang dimilikinya dalam audit. Kedudukan Biro Satuan Pengawas Intern pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan di bawah Direktur Utama. Hal ini sangat membantu Biro SPI dalam mempertahankan sikap independen dan audit yang objektif.


(3)

2

4. Satuan Pengawas Intern dalam menjalankan tugasnya terlepas dari tugas rutin perusahaan yang mana SPI tidak terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan yang menjadi objek auditnya.

5. Biro Satuan Pengawas Intern dalam setiap melaksanakan auditnya selalu berpedoman kepada Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) yang telah distandarisir yang merupakan rencana kerja tahunan dan menuangkan hasil auditnya yang disebut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).

6. Setiap Laporan Hasil Pemeriksaan yang dihasilkan oleh SPI disampaikan kepada Direktur Utama untuk setiap objek audit yang diperiksanya. Dengan adanya laporan tersebut, maka Direktur Utama dapat mengambil keputusan dalam menentukan rencana dan kebijaksanaan selanjutnya .

7. Tugas dan tanggung jawab internal auditor dalam pengawasan aktiva tetap telah dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

8. Seorang auditor internal dalam SPI sudah mengetahui prinsip, teknis dan prosedur audit intern dan pengetahuan lain yang dibutuhkan pada saat menyusun laporan audit. Adapun pengetahuan tersebut antara lain : Ekonomi, Akuntansi, Manajemen, Hukum, Moneter, Statistik, Sistem Informasi dan Komputer, Komunikasi, Logistik.


(4)

3

B. Saran

Adapun saran – saran penulis adalah sebagai berikut:

1. Kedudukan Biro Satuan Pengawas Intern tetap dipertahankan sebagai staff Direktur Utama. Hal ini dimaksudkan agar terjadi independensinya dan lebih banyak hasil diperoleh dari Biro Satuan Pengawas Intern, karena dia dapat mengaudit semua bagian dalam perusahaan.

2. Dalam memberikan laporan kepada Direktur Utama, Satuan Pengawas Intern dapat terlebih dahulu menyampaikan laporan lisan yang kemudian disusul dengan laporan tertulis. Ini perlu agar Direktur Utama dapat dengan cepat mengetahui hasil audit dalam hal adanya temuan dan dapat dengan segara mengambil tindak lanjut atas tujuan tersebut.

3. Melihat luasnya kegiatan perusahaan, maka sebaiknya manajemen sering mengadakan koordinasi yang lebih baik lagi dengan Satuan Pengawas Intern agar jangan sampai Satuan Pengawas Intern merasa jenuh dengan pekerjaannya karena kurangnya perhatian Direktur Utama terhadap Satuan Pengawas Intern yang disebabkan oleh pimpinan terlalu sibuk dengan perusahaan yang begitu luas kegiatannya.

4. Dalam setiap transaksi atau kegiatan ekonomi yang ada dalam perusahaan haruslah dicatat dengan tepat dan akurat sesuai dengan besarnya nilai transaksi yang terjadi. Sehingga terhindar dari kesalahan pencatatan yang mengakibatkan laporan keuangan tidak mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya.


(5)

66 DAFTAR PUSTAKA

Agoes Sukrisno, 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan Oleh Kantor Akuntan Publik), Edisi Ketiga, Jilid I, Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia.

, 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan Oleh Kantor Akuntan Publik), Edisi Ketiga, Jilid II, Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia.

Arens & Loebbecke, 2004. Auditing Pendekatan Terpadu, Buku Satu, Edisi Indonesia, Penerbit Erlangga.

Courtemanche Gil, 2001. The New Internal Auditing (Pandangan Baru Internal Auditing), Diterjemahkan oleh Agung Wijanarko, Penerbit Kanisius.

Dewan Direksi, 2007. Organisasi Dan Tata Kerja di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan.

Hall A. James, 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat.

Messier & rekan, 2005. Auditing Services & Assurance a Systematic Approach, Buku Dua, Edisi 3, Diterjemahkan oleh Nori Hinduan, Penerbit Salemba Empat.

Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Penerbit Salemba Empat. , 2002. Auditing, Buku I, Edisi 6, Penerbit Salemba Empat.

Niswonger & rekan, 2005. Prinsip Akuntansi, Edisi 21, Diterjemahkan oleh Helda Gunawan, Penerbit Erlangga.

Peraturan Pemerintah, 2005. Standar Akuntansi Pemerintahan No. 24, Penerbit Pustaka Pergaulan – Jakarta.

Narumondang B. 2004. Pengantar Akuntansi, Staff Pengajar Fakultas Ekonomi Akuntansi USU.

Sawyer & rekan, 2005. Internal Auditing, Diterjemahkan oleh Desi Adhariani, Penerbit Salemba Empat.

Siswanto H. B., 2006. Pengantar Manajemen, Penerbit Bumi Aksara.

Soemarso S. R., 2004. Akuntansi Suatu Pengantar, Buku 2, Edisi 5, Penerbit Salemba Empat.


(6)

67 Sunarto, 2007. Manajemen 2, Penerbit Amus.

Tugiman Hiro, 2001, Standar Profesional Audit Internal, Penerbit Kanisius. Tunggal W. A., 2002. Struktur Pengendalian Intern, Penerbit Rineka Cipta. Ikatan Akuntan Indonesia, 2002. Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba

Empat Jakarta.