Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S1 EKSTENSI MEDAN

Skripsi

AKUNTANSI PENYUSUTAN AKTIVA TETAP

PADA PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) MEDAN

Oleh :

NAMA : ASRI EKADINATA

NIM : 080522161

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI

MEDAN 2010


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain. Dalam konteks penulisan skripsi program S-1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan jelas dan benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Januari 2011 Yang Membuat Pernyataan

Asri Eka Dinata Nim. 080522161


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke-Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kasih, anugerah dan perlindungan-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Adapun Skripsi ini berjudul :”Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan”.

Selama proses penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh bimbingan, dorongan semangat, nasehat dan bantuan lain baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulisi mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail MM, Ak, selaku Ketua dan Sektetaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan bantuan dalam penyusunan skripsi. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding/Penguji I dan Ibu Risanty, SE, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding/Penguji II.


(4)

4. Seluruh pegawai PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan riset dalam rangka penulisan skripsi ini.

5. Kedua orang tua penulis dan teman-teman yang selalu ada bagi penulis baik suka maupun duka serta memberi kasih sayang, dorongan semangat dan doa kepada penulis.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini baik dalam tata bahasa maupun ruang lingkup pembahasannya. Untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Medan, Januari 2011 Penulis,

Asri Eka Dinata Nim 080522161


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai kebijakan terhadap penyusutan aktiva tetap yang diterapkan oleh PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan, seperti cara perolehan aktiva tetap, pengeluaran setelah perolehan aktiva tetap, metode penyusutan aktiva tetap, penarikan aktiva tetap, serta penyajian aktiva tetap tersebut dalam laporan keuangan. Sehingga penulis dapat membandingkannya dengan Standart Akuntansi Keuangan.

Dalam penelitian yang dilakukan, penulis menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah menyimpulkan, menafsirkan dan mengklarifikasi data sesuai dengan kejadian yang sebenarnya. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekuder yang didapat penulis dari hasil wawancara langsung dengan staf dan kepala pembukuan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Setelah melakukan penelitian, penulis memperoleh hasil penelitian dengan satu kesimpulan bahwa PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan, telah menerapkan Standart Akuntansi Keuangan terhadap aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan antara lain (a) cara perolehan dan penentuan harga perolehan aktiva tetap, (b) metode perhitungan penyusutan aktiva tetap, (c). pengeluaran selama masa penggunaan aktiva tetap, (d) penarikan aktiva tetap, (e) serta penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan.

Kata kunci : Aktiva tetap, perolehan aktiva tetap, pengeluaran setelah perolehan aktiva tetap, metode penyusutan aktiva tetap, penarikan aktiva tetap.


(6)

ABSTRACT

This research aim to obtain get clear pictue policy to plant asset applied by PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan, like a way of acquirement of plant asset, method decrease of plant asset, expenditure after acquirement of plant asset, withdrawal of plant asset and also presentation of the plant asset in financial statement, so that writer can compare it with SAK.

In research, writer use descriptive method. Descriptive Method is to collect, interpreting and clarifying data as according to occurrence which in fact. Data type the used is primary data and data of secondary got by writer from result direct interview with head and staff bookkeeping of PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan.

Research having taken steps, writer obtain ; get result of research with one conclusion that PT. PLN (Persero) Cabang Lubuk Pakam have applied SAK to plant asset had by company, for example : (a) way of acquirement and price pixing of acquirement of plant asset, (b) method enumeration of decrease of plant asset, (c) expenditure during plant asset useful life, (d) withdrawal of plant asset, (e) presentation of plant asset in financial statement.

Key word : Plant asset, a way of acquirement of plant asset, method decrease of plant asset, expenditure after acquirement of plant asset.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PENELITIAN... 4

A. Tinjauan Teoritis ... 4

a. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap ... 4

b. Penyusutan Aktiva Tetap ... 6

c. Penyajian Aktiva Tetap dalam Laporan Keuangan ... 24

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 26


(8)

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Jenis Data dan Sumber Data ... 29

C. Teknik Pengumpulan Data ... 30

D. Teknik Analisis Data ... 30

E. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 33

A. Data Penelitian ... 33

1. Gambaran Umum Perusahaan ... 33

a. Sejarah Singkat Perusahaan ... 32

b. Struktur Organisasi ... 37

2. Akuntansi Aktiva Tetap pada PT PELINDO I (PERSERO) MEDAN a. Penggolongan Aktiva Tetap ... 43

b. Penyusutan Aktiva Tetap ... 49

c. Capital expenditure dan revenue expenditure perusahaan ... 57

d. Penarikan Aktiva Tetap Perusahaan ... 62

e. Penyajian Aktiva Tetap dalam Laporan Keuangan ... 65

B. Analisis Hasil Penelitian ... 66

a. Penggolongan Aktiva Tetap ... 66

b. Perolehan aktiva tetap ... 66

c. Penyusutan Aktiva Tetap ... 67


(9)

e. Penarikan Aktiva tetap ... 69

f. Penyajian Aktiva Tetap dalam Laporan Keuangan ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penyesuaian Berdasarkan Metode Garis Lurus...12

Tabel 2.2 Penyesuaian berdasarkan Metode Jumlah Angka Tahun...13

Tabel 2.3 Penyesuaian berdasarkan Saldo Menurun ... 15

Tabel 2.4 Penyesuaian berdasarkan Saldo Menurun Ganda ... 16

Tabel 2.5 Penyesuaian Berdasarkan Jam Jasa ... 17

Tabel 2.6 Penyesuaian berdasarkan Metode Jumlah Unit Produksi ... 18

Tabel 2.7 Penyesuaian berdasarkan Metode Penyusutan Kelompok ... 20

Tabel 2.8 Penyesuaian berdasarkan Metode Penyusutan Jenis ... 21

Tabel 2.9 Penyesuaian berdasarkan Metode Anuitas ... 23

Tabel 2.10 Tinjauan Peneliti Terdahulu... 26

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian... 31


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

Lampiran I Struktur Organisasi PT Pelabuhan

Indonesia I (Persero) Medan.

Lampiran II Laporan laba-rugi, neraca dan daftar

rekapitulasi aktiva tetap dan akumulasi penyusutan.


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai kebijakan terhadap penyusutan aktiva tetap yang diterapkan oleh PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan, seperti cara perolehan aktiva tetap, pengeluaran setelah perolehan aktiva tetap, metode penyusutan aktiva tetap, penarikan aktiva tetap, serta penyajian aktiva tetap tersebut dalam laporan keuangan. Sehingga penulis dapat membandingkannya dengan Standart Akuntansi Keuangan.

Dalam penelitian yang dilakukan, penulis menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah menyimpulkan, menafsirkan dan mengklarifikasi data sesuai dengan kejadian yang sebenarnya. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekuder yang didapat penulis dari hasil wawancara langsung dengan staf dan kepala pembukuan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Setelah melakukan penelitian, penulis memperoleh hasil penelitian dengan satu kesimpulan bahwa PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan, telah menerapkan Standart Akuntansi Keuangan terhadap aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan antara lain (a) cara perolehan dan penentuan harga perolehan aktiva tetap, (b) metode perhitungan penyusutan aktiva tetap, (c). pengeluaran selama masa penggunaan aktiva tetap, (d) penarikan aktiva tetap, (e) serta penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan.

Kata kunci : Aktiva tetap, perolehan aktiva tetap, pengeluaran setelah perolehan aktiva tetap, metode penyusutan aktiva tetap, penarikan aktiva tetap.


(14)

ABSTRACT

This research aim to obtain get clear pictue policy to plant asset applied by PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan, like a way of acquirement of plant asset, method decrease of plant asset, expenditure after acquirement of plant asset, withdrawal of plant asset and also presentation of the plant asset in financial statement, so that writer can compare it with SAK.

In research, writer use descriptive method. Descriptive Method is to collect, interpreting and clarifying data as according to occurrence which in fact. Data type the used is primary data and data of secondary got by writer from result direct interview with head and staff bookkeeping of PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan.

Research having taken steps, writer obtain ; get result of research with one conclusion that PT. PLN (Persero) Cabang Lubuk Pakam have applied SAK to plant asset had by company, for example : (a) way of acquirement and price pixing of acquirement of plant asset, (b) method enumeration of decrease of plant asset, (c) expenditure during plant asset useful life, (d) withdrawal of plant asset, (e) presentation of plant asset in financial statement.

Key word : Plant asset, a way of acquirement of plant asset, method decrease of plant asset, expenditure after acquirement of plant asset.


(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan dalam kegiatan operasionalnya memerlukan faktor-faktor produksi. Faktor produksi yang dimiliki perusahaann digunakan untuk dapat menghasilkan output baik berupa barang maupun jasa. Faktor produksi ini antara lain berupa aktiva tetap yang nilainya cukup material dalam menunjang kelancaran kegiatan perusahaan guna pencapaian tujuan.

Aktiva tetap adalah elemen utama dari kekayaan perusahaan yang berjumlah besar dan mengalami penyusutan dalam satu periode. Penentuan besarnya jumlah biaya penyusutan aktiva tetap ini merupakan masalah penting didalam perusahaan, karena besar kecilnya investasi yang tertanam didalam aktiva tetap mempengaruhi dan efektifitas perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi pada keuntungan perusahaan. Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara yakni membeli secara tunai, membeli secara kredit atau angsuran, pertukaran, penerbitan, dibangun sendiri dan sumbangan atau donasi. Cara perolehan aktiva tetap tersebut akan mempengaruhi pencatatan harga perolehan.

Semua aktiva tetap yang dipergunakan dalam perusahaan baik yang masih baru maupun yang lama memerlukan biaya perawatan dan pemeliharaan agar kegunaan aktiva tetap tersebut sesuai dengan yang direncanakan perusahaan. Aktiva tetap yang dipergunakan lama kelamaan mengalami kerusakan, keausan dan susut, baik karena dipakai maupun karena pengaruh lama kecuali tanah. Oleh karena itu maka terhadap aset tetap


(16)

tersebut harus diadakan penyusutan sesuai dengan umur dan masa manfaatnya. PT.PELINDO I (Persero) MEDAN bergerak di bidang Pelabuhan dan perusahaan tentunya memerlukan aktiva tetap untuk mendukung operasinya.

Aktiva tetap PT.PELINDO I (Persero) MEDAN mempunyai batas waktu tertentu untuk tetap beroperasi secara layak pakai. Oleh karena itu aktiva tetap memerlukan perbaikan-perbaikan dan pemeliharaan yang membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dalam hal ini perlu suatu penetapan apakah pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan aktiva tetap tersebut masuk kepada pengeluaran modal (Capital Expenditure) atau pengeluaran pendapatan (Revenue Expenditure). Pengeluaran modal yaitu bila manfaat yang diperoleh lebih dari satu periode akuntansi dan pengeluaran pendapatan yaitu bila manfaat yang dioperoleh hanya dalam periode akuntansi yang bersangkutan. Mengingat pentingnya peranan aktiva tetap dalam mencapai tujuan perusahaan dan nilainya yang cukup materil maka sangat dibutuhkan suatu kebijakan terhadap aktiva tetap yang meliputi penetapan harga perolehan, metode penyusutan, pengelompokan biaya, pelepasan aktiva tetap serta penyajiannya di neraca.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membahas masalah aktiva tetap ini dalam bentuk skripsi dengan judul “Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan”.


(17)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan penjelasan mengenai latar belakang masalah diatas maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut “Apakah Perlakuan Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan telah sesuai dengan PSAK 16?”.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Perlakuan Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan telah sesuai dengan SAK.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti, peneliti sejenis dan perusahaan.

1. Bagi peneliti : memperoleh dan memberikan tambahan pengetahuan tentang penerapan metode penyusutan terhadap aktiva tetap.

2. Bagi peneliti sejenis : memberikan informasi tambahan untuk dapat melakukan penelitian yang lebih baik lagi.

3. Bagi perusahaan : Sebagai bahan masukan bagi perusahaan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penerapan metode penyusutan terhadap aktiva tetap.


(18)

BAB II

TINJAUAN PENELITIAN

A. Tinjauan Teoritis

1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap

Aktiva tetap merupakan aktiva operasional yang digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya yang menjadi hak milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan normal perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa. Menurut PSAK No.16 (2004 : paragraph 5) aktiva tetap adalah : “Aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan, dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”.

Untuk mengetahui pengertian yang jelas mengenai aktiva tetap, maka ada beberapa defenisi aktiva tetap yang dikemukakan oleh beberapa ahli dibidang akuntansi maupun lembaga profesi akuntansi seperti yang diuraikan dibawah ini. Menurut Mulyadi (2002 hal.179) aktiva tetap adalah “kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual. kembali”.


(19)

Menurut Soemarso (2003 hal.20) aktiva tetap adalah “aktiva berwujud (tangible asset) yang (1) Masa manfaatnya lebih dari satu tahun; (2) Digunakan dalam kegiatan perusahaan; (3) Dimiliki untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan serta; (4) Nilainya cukup besar”. Warren,dkk (2005 hal.492) mengemukakan bahwa, “aktiva tetap (fixed asset) merupakan Aktiva jangka panjang atau aktiva yang relative permanen”.

Dari semua penjelasan dan defenisi yang dikemukakan diatas aktiva tetap mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a. mempunyai bentuk fisik,

b. digunakan secara aktif dalam kegiatan normal perusahaan, c. dimiliki tidak sebagai investasi dan tidak untuk dijual,

d. memiliki masa manfaat relatif permanen (lebih dari satu periode akuntansi / lebih dari satu tahun),

e. memberi manfaat dimasa yang akan datang.

Aktiva tetap dapat dikelompokan ataupun digolongkan berdasarkan berbagai sudut pandang antara lain dari sudut pandang substansinya dan sudut pandang disusutkan dan tidak disusutkan.

1) Dari sudut pandang substansinya aktiva tetap dapat dibagi menjadi aktiva berwujud dan aktiva tidak berwujud.


(20)

a) Aktiva Berwujud (Tangible Assets)

Aktiva berwujud adalah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan yang berwujud, atau ada secara fisikserta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal.

Aktiva tetap berwujud dibagi menjadi lima bagian, antara lain Tanah, Bangunan, Kendaraan, Mesin, Peralatan, Inventaris. b) Aktiva Tidak Berwujud (Intangible Assets)

Aktiva Tidak Berwujud merupakan aktiva jangka panjang yang tidak eksis secara fisik yang bermanfaat bagi perusahaan dan tidak untuk dijual. Aktiva tidak berwujud terdiri dari : Paten, Hak Cipta dan Merek Dagang, Goodwill.

2) Dari sudut pandang disusutkan atau tidak disusutkan :

a) depreciated plant assets yaitu aktiva tetap yang disusutkan seperti bangunan, peralatan, mesin, inventaris fan lain-lain, b) undepreciated plant assets, aktiva yang tidak disusutkan

seperti tanah.

2. Penyusutan Aktiva Tetap

Aktiva tetap yang digunakan oleh perusahaan didalam menjalankan operasinya akan mengalami penurunan produktivitas, kecuali tanah. Penurunan produktivitas ini disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor fisik dan faktor fungsional.


(21)

a. Faktor fisik

Faktor fisik terjadi karena kerusakan dan keausan ketika digunakan dan karena cuaca.

b. Faktor fungsional

Faktor fungsional terjadi karena :

1) ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan produksi,

2) perubahan permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan, 3) kemajuan tegnologi sehingga aktiva tetap tersebut tidak

ekonomis lagi.

Menurut IAI, PSAK No. 16 “Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aset yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat estimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung.”Adapun tujuan dari penyusutan aktiva tetap dalam suatu periode akuntansi juga dikemukakan oleh Hongren, Horrison, Robinson dan Secokusomo (2001 : 509) yaitu : “tujuan utama dari akuntasi penyusutan adalah untuk menentukan berapa keuntungan yang diperoleh perusahaan, sedangkan kegunaan lainnya adalah untuk memperhitungkan penurunan kegunaan aktiva tetap karena pemakaiannya”.

Masa manfaat menurut PSAK No 16 (2009) adalah :

a. periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh perusahaan atau, b. jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari


(22)

Masa manfaat dapat dinyatakan dalam periode waktu, seperti bulan, tahun, atau jasa operasi seperti jam kerja atau unit output. Pengalokasian biaya aktiva berdasarkan pengurangan manfaat yang diperoleh dari padanya dikenal tiga istilah yaitu penyusutan, deplesi dan amortisasi.

1. Penyusutan

Istilah penyusutan digunakan sebagai aktiva tetap yang dibuat manusia yang dapat digunakan berulang-ulang dalam produksi,

2. Deplesi

Istilah ini digunakan sebagai penyusutan aktiva tetap yang berupa sumber-sumber alam. Aktiva tersebut tidak dapat dipakai berulang-ulang dan karena sifat alamiahnya justru menjadi produksi untuk dijual,

3. Amortisasi

Istilah amortisasi sebagai penyusutan aktiva tidak berwujud, misalnya paten, goodwill dan biaya yang ditangguhkan.

Jika melihat semua keterangan diatas dapat disimpulkan ada 3 faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan jumlah beban penyusutan yang diakui setiap periode yaitu harga perolehan, nilai residual dan masa manfaat.

a) Harga Perolehan

Harga perolehan aktiva tetap meliputi seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan perolehan dan penyajiannya agar dapat dipakai,


(23)

b) Nilai residual atau nilai sisa

Nilai sisa adalah jumlah yang diperkirakan dapat direalisasikan pada saat aktiva sudah tidak digunakan lagi,

c) Masa Manfaat

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009 : 16.2) dalam PSAK No.16 “masa manfaat adalah

(1) Periode suatu aktiva yang diharapkan digunakan oleh perusahaan, atau

(2) Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva oleh perusahaan”.

Dalam prakteknya, tiga istilah yang berbeda telah dipakai secara luas untuk menggambarkan proses alokasi biaya ini, tergantung pada jenis aktiva yang bersangkutan. Ketiga istilah tersebut adalah sebagai berikut :

a. alokasi biaya aktiva berwujud disebut penyusutan,

b. untuk bahan mineral dan sumber daya alam lain, proses alokasi biayanya dikenal dengan deplesi,

c. untuk aktiva tidak berwujud, seperti goodwill proses alokasi biaya disebut amortisasi.

Dalam Standar Akuntansi Keuangan yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (2009:16.3), metode alokasi biaya penyusutan dikelompokkan menurut kriteria berdasarkan waktu, berdasarkan penggunaan dan berdasarkan kriteria lainnya.


(24)

1. Berdasarkan waktu

a. Metode garis lurus (straight-line-depreciation,

b. Metode pembebanan menurun (decreasingt-charge-depreciation):

(1) Metode-jumlah-angka Tahun (sum-of-the-year-digit method),

(2) Metode-saldo-menurun/Saldo-menurun-ganda (declining/double declining-balance-method). 2. Berdasarkan penggunaan :

a. Metode-jam-jasa (service-hour-method),

b. Metode-jumlah-unit-produksi (productive-output-method). 3. Berdasarkan kriteria lainnya :

a. Metode-berdasarkan jenis dan kelompok (group-and-composite-method),

b. Metode-anuitas (annuity-method), c. Sistem-persediaan (inventory-system).

Penggunaan dari masing-masing metode penyusutan diatas beserta contoh perhitungan penysutannya akan dicoba dijelaskan oleh penulis sebagai berikut.

1. Berdasarkan waktu

a. Metode garis lurus (straight-line-depreciation)

Metode garis lurus adalah metode yang paling sering digunakan karena sangat sederhana dalam penggunaanya. Dalam metode garis lurus aktiva tetap dianggap sama penggunaanya sepanjang waktu artinya mempertimbangkan penyusutan sebagai fungsi waktu, bukan fungsi dari penggunaan. Beban penyusutan besarnya sama setiap periode (kecuali ada penyesuaian-penyesuaian). Kelemahan metode garis lurus adalah kapasitas produksi aktiva tetap semakinlama semakin menurun serta biaya pemeliharaan dan reperasi dari suatu periode ke periode berikut


(25)

akan semakin besar, seiring dengan semakin tuanya umur aktiva tetap tersebut.

Untuk perhitungan penyusutan garis lurus didasarkan pada anggapan-anggapan sebagai berikut :

1) kegunaan ekonomi aktiva tersebut sama setiap tahun dan, 2) beban reparasi dan pemeliharaan pada dasarnya sama setiap

periode.

Untuk menentukan besarnya penyusutan dihitung dengan menggunakan rumus Tahun dalam Manfaat Umur Estimasi Sisa Nilai -Perolehan Harga Lurus Garis Penyusutan = d% n 100% Persentase dalam

Atau = =

Residu) Nilai -Akuisisi (Biaya x d% (D) Penyusutan = Contoh :

PT .X membeli sebuah mesin dengan harga perolehan Rp. 20.000.000-. Taksiran nilai sisa Rp. 2.000.000,- dengan taksiran umur mesin 5 tahun, maka biaya penyusutan dapat dihitung sebagai berikut Tahun dalam Manfaat Umur Estimasi Sisa Nilai -Perolehan Harga Lurus Garis Penyusutan = 5 00 Rp.2.000.0 -20.000.000 Rp. = 00,-Rp.3.600.0 =


(26)

Tabel 2.1 Penyesuaian berdasarkan Metode Garis Lurus

Thn. Harga perolehan Beban

Penyusutan

Akumulasi

Penyusutan Nilai Buku

1 Rp.20,000,000 Rp.3,600,000 Rp. 3,600,000 Rp. 6,400,000 2 Rp.20,000,000 Rp.3,600,000 Rp. 7,200,000 Rp. 2,800,000 3 Rp.20,000,000 Rp.3,600,000 Rp.10,800,000 Rp. 9,200,000 4 Rp.20,000,000 Rp.3,600,000 Rp.14,400,000 Rp. 5,600,000 5 Rp.20,000,000 Rp.3,600,000 Rp.18,000,000 Rp. 2,000,000

Metode garis lurus lebih sesuai jika dipergunakan oleh perusahaan yang produksinya dari tahun ke tahun tidak banyak berfluktuasi. Bila produksi dari tahun ke tahun sangat bervariasi, penggunaan metode garis lurus kurang tepat, karena penghapusan selalu sama setiap tahunnya. Pada periode dimana produksinya rendah, beban penyusutan per unit bisa menjadi lebih besar, demikian sebaliknya. Fluktuasi beban penyustan mempengaruhi tingkat penjualan. Pada saat pasar sedang sepi dimana prosuksi kecil, harga pokok produk tersebut bisa menjadi tinggi. Demikian sebaliknya, pada saat pasar sedang ramai, harga pokok justru rendah.

b. Metode pembebanan menurun (decreasingt-charge-depreciation)

(1) Metode-jumlah-angka tahun (sum-of-the-year-digit method) Dalam metode jumlah angka tahun beban penyusutan akan menurun secara tetap, karena angka pecahan dikalikan setiap tahunnya dengan harga perolehan dan dikurangi dengan nilai sisa jika ada. Pecahan dihitung dalam periode umur aktiva


(27)

tersebut. Pembilangnya adalah angka-angka tahun yang ikut menurun, sedangkan penyebutnya adalah hasil penjumlahan angka-angka itu. Jika suatu aktiva taksiran umurnya 5 tahun, maka penyebut pecahan penyusutan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

r= n(n+1) 2

= 15

atau dapat dihitung dengan cara lain yaitu : 5 + 4 + 3 + 2 + 1 = 15

Contoh :

PT X membeli peralatan seharga Rp.20.000.000,- dengan taksiran umur ekonomis 5 tahun dan nilai residunya ditaksir sebesar Rp.2.000.000,-

Harga Perolehan : Rp.20.000.000,- Nilai Sisa

Nilai Buku : Rp.18.000.000,- : Rp. 2.000.000,-

Tabel 2.2 Penyesuaian berdasarkan Metode Jumlah Angka Tahun

Thn Dasar

Penyusutan Beban Penyusutan

Akumu-lasi

Penyusu-tan

Nilai Buku

Rp.20,000,000 1 Rp.18,000,000 5/15 x Rp.18.000.000

=Rp.6,000,000 Rp. 6,000,000 Rp.14,000,000 2 Rp.18,000,000 4/15 x Rp.18.000.000

=Rp.4,800,000 Rp.10,800,000 Rp. 9,200,000 3 Rp.18,000,000 3/15 x Rp.18.000.000

=Rp.3,600,000 Rp.14,400,000 Rp. 5,600,000 4 Rp.18,000,000 2/15 x Rp.18.000.000

=Rp.2,400,000 Rp.16,800,000 Rp. 3,200,000 5 Rp.18,000,000 1/15 x Rp.18.000.000


(28)

(2) Metode-saldo-menurun / Saldo-menurun-ganda (declining / double declining – balance – method)

Metode saldo menurun adalah perhitungan beban penyusutan dalam suatu periode dengan mengalikan suatu persentase tertentu yang tetap terhadap nilai buku aktiva tetap, dengan menggunakan rumus :

n c s -1 r = Keterangan :

r = persentase per tahun s = nilai sisa

n = taksiran umur prmakaian c = harga perolehan

Contoh

PT.X membeli sebuah mesin dengan harga Rp.20.000.000,- nilai sisa Rp.2.000.000,- taksiran umur pemakaian 5 tahun dengan penyusutan saldo menurun, dapat dihitung sebagai berikut

5 n

000

Rp.20.000.

00

Rp.2.000.0

-1

r

c

s

-1

r

=

=

) dibulatkan ( % 37 r 63 , 0 1 r == −


(29)

Tabel 2.3 Penyesuaian berdasarkan Saldo Menurun

Thn Beban Penyusutan Akumulasi

Penyusutan Nilai Buku

Rp.20,000,000 1 37% x Rp.20.000.000 = Rp.6,400,000 Rp.2,466,667 Rp.17,533,333 2 37% x Rp.20.000.000 = Rp.6,487,333 Rp.4,196,622 Rp.15,803,378 3 37% x Rp.20.000.000 = Rp.5,847,250 Rp.5,366,072 Rp.14,633,928 4 37% x Rp.20.000.000 = Rp.5,414,553 Rp.6,088,013 Rp.13,911,987 5 37% x Rp.20.000.000 = Rp.5,147,435 Rp.6,431,175 Rp. 3,568,825

Beban penyusutan yang dihitung dengan metode saldo menurun tiap periode akan semakin kecil dibandingkan dengan periode sebelumnya. Metode saldo menurun tidak dapat digunakan apabila aktiva yang dihitung tersebut tidak memiliki nilai sisa.

Metode saldo menurun ganda hampir sama dengan metode saldo menurun. Perbedaanya hanya terletak pada penentuan persentase tarif penyusutan. Untuk menentukan persentase tarif penyusutan dalam periode ini dengan mengalikan dua persentase tarif penyusutan yang digunakan dalam menghitung penyusutan garis lurus tanpa memperhatikan nilai sisa. Misalnya suatu peralatan dengan taksiran umur 5 tahun maka tarif berganda adalah 2(100%/5) = 40%.

Contoh

PT.X membeli sebuah mesin dengan harga Rp.20.000.000,- nilai sisa Rp.2.000.000,- taksiran umur pemakaian 5 tahun dan penyusutan dapat dihitung sebagai berikut


(30)

Tabel 2.4 Penyesuaian berdasarkan Saldo Menurun Ganda: Thn Nilai Buku Aktiva Awal Tahun Tarif Saldo Menurun Ganda Beban Penyusutan Akumulasi

Penyusutan Nilai Buku

Rp.20,000,000

1 Rp.20,000,000 40% Rp.8,000,000 Rp. 8,000,000 Rp.12,000,000 2 Rp.12,000,000 40% Rp.4,800,000 Rp.12,800,000 Rp. 7,200,000 3 Rp. 7,200,000 40% Rp.2,880,000 Rp.15,680,000 Rp. 4,320,000 4 Rp. 4,320,000 40% Rp.1,728,000 Rp.17,408,000 Rp. 2,592,000 5 Rp. 2,592,000 40% Rp. 592,000 Rp.16,816,000 Rp. 2,000,000

Beban penyusutan pada tahun terakhir terbatas hanya pada Rp. 592.000,- karena nilai buku tidak boleh lebih rendah dari nilai sisa.

2. Berdasarkan penggunaan

a. Metode-jam-jasa (service-hour-method)

Metode jam jasa didasarkan atas asumsi bahwa penurunan umur manfaat aktiva tetap dihubungkan langsung dengan jumlah waktu penggunaan aktiva. Sehingga di dalam mengestimasi umur aktiva tersebut diperlukan taksiran usia dalam ukuran jasa jam produksi. besarnya beban penyusutan menurut metode jam jasa adalah mengalikan jam jasa aktiva tetap dengan tingkat penyusutan per jam. Perhitungan besarnya beban penyusutan per jam adalah dengan rumus berikut :

Kerja Jam Jumlah Sisa Nilai -Perolehan Harga Penyusutan=


(31)

Contoh

PT.X membeli sebuah mesin dengan harga Rp.20.000.000,- nilai sisa Rp.1.500.000,- Jumlah jam kerja mesin tersebut diestimasi sebesar 500.000 jam. Beban penyusutan mesin per jam dapat dihitung sebagai berikut

Jam 37,-/ jam

500.000

00 Rp.1.500.0

-000 Rp.20.000.

Penyusutan= =

Jika dalam tahun pertama mesin tersebut telah bekerja selama 100.000 jam kerja maka beban penyusutan untuk tahun tersebut adalah : 100.000 jam x 37 jam = Rp.3.700.000,-

Tabel 2.5 Penyesuaian berdasarkan Jam Jasa

Tahun Jam

kerja

Beban Penyusutan

Akumulasi

Penyusutan Nilai Buku

Rp. 20,000,000

1 100,000 Rp. 3,700,000 Rp. 1,850,000 Rp. 16,300,000 2 20,000 Rp. 740,000 Rp. 2,590,000 Rp. 15,560,000 3 130,000 Rp. 4,810,000 Rp. 7,400,000 Rp. 10,750,000 4 140,000 Rp. 5,180,000 Rp.12,580,000 Rp. 5,570,000 5 110,000 Rp. 4,070,000 Rp.16,650,000 Rp. 1,500,000

b. Metode-jumlah-unit-produksi (productive-output-method) Pada dasarnya sama dengan metode jam jasa. Jika pada metode sebelumnya menggunakan jam kerja sebagai dasar perhitungan maka pada metode jumlah unit produksi jumlah jam kerja tersebut digambarkan sebagai output atau produksi dalam unit. Rumus untuk mencari besarnya penyusutan per unit adalah


(32)

Output Sisa Nilai -Perolehan Harga Penyusutan=

Untuk mencari besarnya beban penyusutan per tahun adalah Total produksi tahun berjalan x besarnya penyusutan per unit.

Contoh

PT.X membeli sebuah mesin dengan harga Rp.20.000.000,- nilai sisa Rp.1.500.000,- Taksiran produksi aktiva tersebut sebesar 1.000.000 unit, maka beban penyusutan mesin per unit dapat dihitung sebagai berikut

/ Unit Rp.18,5 Unit 1.000.000 00 Rp.1.500.0 -000 Rp.20.000.

Penyusutan = =

Jika pada hari pertama diproduksi 120.000 unit, maka besarnya beban penusutan untuk tahun tersebut adalah : 120.000 unit x Rp.18,5/unit = Rp.2.220.000,-

Tabel 2.6 Penyesuaian berdasarkan Metode Jumlah Unit Produksi

Thn. Unit Beban

Penyusutan

Akumulasi

Penyusutan Nilai Buku

Rp. 20,000,000 1 120,000 Rp. 2,220,000 Rp. 1,850,000 Rp. 17,780,000 2 150,000 Rp. 2,775,000 Rp. 4,625,000 Rp. 15,005,000 3 300,000 Rp. 5,550,000 Rp.10,175,000 Rp. 9,455,000 4 240,000 Rp. 4,440,000 Rp.14,615,000 Rp. 5,015,000 5 190,000 Rp. 3,515,000 Rp.18,130,000 Rp. 1,500,000


(33)

3. Berdasarkan kriteria lainnya

a. Metode-berdasarkan jenis dan kelompok

(group-and-composite-method)

Perhitungan penyusutan menurut metode kelompok, tarif penyusutan didasarkan pada umur rata-rata seluruh aktiva dalam kelompok. Apabila menggunakan metode berdasarkan jenis dan kelompok akan tidak ada nilai buku aktiva tetap yang dihdapuskan 100 %. Penyusutan dicatat berdasarkan nilai sisa tanpa memandang umur aktiva tersebut. Apabila suatu aktiva dalam kelompok tersebut dihentikan penggunaanya, tidak ada keuntungan dan kerugian yang akan dicatat, perkiraan aktiva tersebut dikredit sebesar harga perolehannya dan perkiraan penilaian didebit sebesar selisih antara harga perolehan dengan nilai sisa.

Contoh

PT.X membeli duapuluh buah mesin dengan harga Rp.20.000.000,-Taksiran umur aktiva tersebut 5 tahun Enam buah peralatan tersebut ditarik pada akhir tahun ke-4. duabelas buah mesin ditarik pada tahun ke-5 dan sisanya berhenti beroperasi pada tahun ke-6. berdasarkan rata-rata umur tersebut 20% dari harga perolehan akan dibebankan sebagai penyusutan. beban penyusutan sebenarnya adalah Rp. 2.000.000,- per mesin per tahunnya. Maka beban penyusutan dapat dihitung sebagai berikut


(34)

Tabel 2.7 Penyesuaian berdasarkan Metode Penyusutan Kelompok

Ak-hir Thn

Beban Penyusutan

Aktiva Akumulasi Penyusutan Nilai

Buku

Debit Kredit Saldo Debit Kredit Saldo

Rp.20,000 Rp.20,000 Rp.20,000 1 Rp. 4,000 Rp.20,000 Rp. 4,000 Rp. 4,000 Rp.16,000 2 Rp. 4,000 Rp.20,000 Rp. 4,000 Rp. 8,000 Rp.12,000 3 Rp. 4,000 Rp.20,000 Rp. 4,000 Rp.13,600 Rp. 6,400 4 Rp. 4,000 Rp. 6,000 Rp.14,000 Rp. 6,000 Rp. 4,000 Rp.10,000 Rp. 4,000 5 Rp. 2,800 Rp. 8,000 Rp. 6,000 Rp. 8,000 Rp. 2,800 Rp. 4,800 Rp. 1,200 6 Rp. 1,200 Rp. 6,000 - Rp. 6,000 Rp. 1,200 -

Rp.20,000 Rp.20,000 Rp.20,000 Rp.20,000 Rp. 20,000

Maka pada akhir tahun 1, 2, 3, dan 4 penyusutan dicatat sebagai berikut

Biaya Penyusutan Rp.4.000.000,-

Akumulasi Penyusutan Rp.4.000.000,- Dan pada tahun ke-5 dan tahun ke-6 penyusutanya masing-masing Rp. 2.800.000,- dan Rp.1.200.000,-.

Jika dalam metode penyusutan kelompok, jenis aktiva yang dikelompokkan adalah aktiva yang sejenis, maka dalam Metode Jenis yang dikelompokkan memiliki masa manfaat yang berbeda-beda maka penyusutannya dihitung dengan mencari umur rata-rata terlebih dahulu. Jika terjadi penarikan dalah satu aktiva yang dikelompokkan maka dijurnal dengan mengkreditkan perkiraan itu dan mendebit perkiraan akumulasi penyusutan sebesaar perbedaan harga pokok dengan nilai residu. Dan tidak dicatat laba/rugi pada saat penarikan suatu aktiva.


(35)

Contoh

Tabel 2.8 Penyesuaian berdasarkan Metode Penyusutan Jenis

Jenis Aktiva

Harga

Perolehan Nilai Residu

Harga Perolehan yang Disusutkan Taksiran Umur dalam Tahun Beban Penyusutan Tahunan (Garis Lurus)

A Rp 4,000,000 Rp. 800,000 Rp. 3,200,000 5 Rp. 640,000 B Rp. 7,000,000 Rp.1,200,000 Rp. 5,800,000 5 Rp.1,160,000 C Rp.10,000,000 Rp.2,000,000 Rp. 8,000,000 5 Rp.1,600,000 D Rp. 8,000,000 Rp.1,000,000 Rp. 6,200,000 10 Rp. 620,000 Rp.29,000,000 Rp.5,000,000 Rp.23,200,000 Rp.4,020,000

Tarif penyusutan dapat dihitung sebagai berikut

Tahun 5,7 00 Rp.4.020.0 000 Rp.23.200. Perolehan Harga Total Penyusutan Biaya Total Aktiva Umur rata -Rata = = = 13,86% 000 Rp.29.000. 00 Rp.4.020.0 Perolehan Harga Tahun per Penusutan penyusutan Tarif = = =

b. Metode-anuitas (annuity-method)

Dalam metode anuitas aktiva tetap dianggap sebagai aktiva yang akan memberikan kontribusi selama umur teknisnya. Harga perolehan dari aktiva tersebut dianggap sebagai present value yang akan didiskontokanatau jasa yang akan diberikannya secara merata selama umur teknisnya. Menurut metode anuitas penyusutan merupakan angka bunga yang diperhitungkan atas harga perolehan


(36)

aktiva yang belum disusutkan ditambah akumulasi penyusutan. beban penyusutannya dihitung berdasarkan rumus berikut

i , n, PVIF Sisa Nilai Value Present -Perolehan Harga Penyusutan= Contoh

PT.X membeli sebuah mesin dengan harga Rp.1.600.000,- nilai sisa Rp.134.776,- dengan tingkat bunga 10%. Taksiran umur aktiva tersebut adalah 10 tahun, maka beban penyusutan mesin dapat dihitung sebagai berikut

10 , 5, 10 , 5, PVIF Rp.134.776 PVIF -00 Rp.1.600.0 Penyusutan= 7,581574 0,1241842 x Rp.134.776 -00 Rp.1.600.0 = 7,581574 Rp.83.668 -00 Rp.1.600.0 = 000 . 00 Rp.4 =

Melalui perhitungan diatas diketahui besarnya beban penyusutan adalah sebesar Rp.400.000,- per tahun yang akan didistribusikan sebagai angka Implicit Interest Revenue dan penyusutan. Interest revenue dihitung 10% dari nilai buku. Iktisar beban penyusutan, interest revenue, dan akumulasi penyusutan dapat dilihat pada tabel berikut.


(37)

Tabel 2.9 Penyesuaian berdasarkan Metode Anuitas

Thn Penyusutan

Implisit Interest Revenue 10%

Akumulasi Penyusutan

/tahun

Akumulasi

Penyusutan Nilai Buku

Rp.1,600,000

1 Rp. 400,000 Rp.160,000 Rp.240,000 Rp. 240,000 Rp.1,360,000 2 Rp. 400,000 Rp.136,000 Rp.264,000 Rp. 504,000 Rp.1,096,000 3 Rp. 400,000 Rp.109,600 Rp.290,400 Rp. 794,400 Rp. 805,600 4 Rp. 400,000 Rp. 80,560 Rp.319,440 Rp.1,113,840 Rp. 486,160 5 Rp. 400,000 Rp. 48,616 Rp.351,384 Rp.1,465,224 Rp. 134,776

Tahun I

Beban penyusutan Rp.400.000,-

Interest Revenue Rp.160.000,

Akumulasi Panyusutan Rp.240.000,- Tahun II

Beban penyusutan Rp.400.000,-

Interest Revenue Rp.136.000,- Akumulasi Panyusutan Rp.264.000,-

Angka yang dibebankan ke akumulasi penyusutan merupakan beban bersih (biaya perusahaan) yang menunjukkan peningkatan tiap tahun sehingga totalnya sama dengan harga pokok dikurangi nilai residu. Metode anuitas sangat cocok digunkan dalam mencatat besarnya penyusutan aktiva tetap yang diperoleh secara leasing.


(38)

c. Sistem-persediaan (inventory-system)

Dalam metode persediaan, penyusutan dihitung dengan menambah persediaan awal aktiva yang tersedia dengan perolehan aktiva tetap selama periode berjalan, kemudian dikurangi persediaan akhir aktiva tetap tersebut. Metode persediaan biasanya dipakai untuk menilai aktiva tetap yang kecil-kecil seperti perkakas atau peralatan metode persediaan cukup mudah digunakan, tetapi tidak sistematis dan tidak rasional. Disamping itu juga sulit menentukan nilai sesungguhnya dari aktiva tetap tersebut pada akhir periode.

3. Penyajian Aktiva Tetap dalam Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntasi Keuangan (2002 : 1.3) laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut :

1. neraca,

2. laporan laba rugi,

3. laporan perubahan ekuitas, 4. laporan arus kas,

5. catatan atas laporan keuangan.

Aktiva tetap perusahaan disajikan dalam laporan keuangan pada komponen neraca dan berada pada sisi debit neraca. Menurut Sofyan Safri harahap (2002 : 123), bentuk penyajian aktiva tetap di dalam neraca yang umumnya sering digunkanan oleh perusahaan adalah :

1. “neraca yang hanya mencantumkan nilai buku saja atau nilai cost aktiva tetap masing-masing dan kemudian dikurangi akumulasi penyusutan secara global,


(39)

2. informasi yang lebih lanjut dapat dibuat dalam catatan atas laporan keuangn. Di sini dapat dibuat nilai cost masing-masing dan akumulasi penyusutan masing-masing,

3. informasi yang lebih lanjut lengkap dapat dilihat melalui lampiran daftar aktiva tetap”.

Berikut ini penulis akan mencoba membuat suatu contoh penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan.

Neraca

Per 31 Desember 200x

ASET KEWAJIBAN dan EKUITAS

Kewajiban Lancar xxxx

Kewajiban Tak Lancar xxxx

Ekuitas xxxx

Jumlah Kewajiban

dan Ekuitas xxxx

Aset Lancar

Kas xxxx

Investasi Jangka Pendek xxxx

Piutang xxxx

Persediaan xxxx

Jumlah Aset Lancar xxxx

Aset Tetap

Tanah xxxx

Bangunan xxxx

Kendaraan xxxx Peralatan xxxx Inventaris Kantor xxxx Aset Tetap Tidak Berwujud xxxx

Jumlah Aset Tetap xxxx


(40)

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Di bawah ini terdapat dua buah hasil penelitian terdahulu, yaitu : Tabel 2.10

Tinjauan Peneliti Terdahulu

Nama Perumusan Masalah Hasil Penelitian

Ernie M. Tampubolon Tahun Penelitian: 2005 Ramot Nurlela. A Tahun Penelitian: 2004 Apakah penggunaan, penghentian aktiva tetap dan penyajiannya dalam laporan keuangan telah sesuai dengan PSAK No.16

Bagaimana perlakuan Akuntansi dalam hal pengakuan dan pengukuran aktiva tetap pada perusahaan jasa angkutan darat Antar Kota Antar Propinsi di lingkungan Dinas Perhubungan Medan-Sumatera Utara dan apakah perlakuan akuntansi tersebut telah sesuai dengan Standar Akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia.

Kebijakan perusahaan dalam menentukan capital expenditure atau renenue expenditure dalam hal biaya pemeliharaan dan perawatan, yaitu dengan mengelompokkan dan

pemeliharaan aktiva perusahaan dalam 4 bagian.

Dalam menghitung penyusutan perusahaan menggunakan metode Garis Lurus. Kebijakan perusahaan untuk masalah penghentian aktiva tetap termasuk cara penghentian, pengalokasian biaya yang terjadi pada saat penghentian, dan lain-lain sudah cukup baik.

Pada dasarnya, proses pengakuan awal yang dilakukan oleh perusahaan terhadap bus-busnya sudah memadai, namun proses pencatatan dan perlakuan akuntansi selama penggunaan aktiva tetap yang belum sempurna menimbulkan kesulitan dalam hal pengukuran nilai aktiva tetap dalam laporan keuangan perusahaan pada akhir periode akuntansi.


(41)

C. Kerangka Konseptual

Untuk meneyelesaikan masalah yang tertuang dalam skripsi ini, penulis akan menguraikan alur berfikir penulis dalam permasalahan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber : Penulis. 2010

Kebijakan akuntansi aktiva tetap yaitu kebijakan dalam pemilihan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi, peraturan dan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan untuk menentukan :

a. cara perolehan aktiva tetap,

b. pengeluaran-pengeluaran selama masa penggunaan aktiva tetap yang terbagi menjadi capital expenditure dan revenue expenditure,

Perolehan Aktiva Tetap

Pengeluaran terhadap Aktiva Tetap

Penarikan Aktiva Tetap

Penyusutan aktiva Tetap

Penyajian Aktiva Tetap dalam Laporan Keuangan sesuai SAK

PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) MEDAN

Capital Expenditure

Revenue Expenditure


(42)

c. penarikan aktiva tetap,

d. metode penghitungan penyusutan aktiva tetap, e. penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan.

Sehingga kebijakan ini sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yaitu PSAK No.16.


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang berbentuk deskriptif, yaitu penelitian yang menguraikan sifat-sifat dan keadaan sebenarnya dari suatu objek penelitian. Tujuannya adalah mengumpulkan fakta dan menguraikannya secara menyeluruh dan teliti sesuai dengan persoalan yang akan dipecahkan.

B. Jenis Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, jenis data yang dipergunakan yaitu:

1. data kualitatif merupakan serangkaian informasi yang berasal dari hasil penelitian masih berupa fakta-fakta verbal dari keterangan. Seperti sejarah perusahaan, struktur organisasi dan bidang-bidang kerja,

2. data kuantitatif merupakan data berbentuk angka-angka baik secara langsung dari hasil penelitian maupun hasil pengolahan data kualitatif menjadi data kuantitatif dengan menggunakan skala interval. Seperti laporan keuangan perusahaan.

Dalam penelitian ini, sumber data yang bersumber dari :

a) data primer, yaitu data yang diperoleh melalui hasil wawancara dengan staf dan karyawan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan,


(44)

b) data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan yang berupa artikel, buku-buku dan dokumen yang berhubungan dengan penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik wawancara dan teknik dokumentasi.

1. Teknik wawancara yaitu pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab langsung ke bagian keuangan, akuntansi dan umum,

2. Teknik dokumentasi dilakukan dengan melakukan analisis terhadap catatan dan dokumen yang dimiliki oleh organisasi yang terpilih sebagai objek penelitian.

D. Teknik Analisis Data

Metode analisis yang dipakai dalam menganalisis masalah adalah metode deskripsi dan metode deduktif.

1. Metode Deskripsi

Metode deskripsi yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menyusun, menginterprestasikan serta menganalisanya sehinga diperoleh gambaran masalah yang diteliti,

2. Metode Deduktif

Metode deduktif yaitu suatu metode yang mengadakan pemikiran logika dan diterima umum dalam rangka pengambilan keputusan dari fakta


(45)

yang sedang diamati tersebut, kemudian memberikan saran berdasarkan kesimpulan.

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian untuk penulisan skripsi ini berlangsung dari bulan November 2010 sampai dengan selesai, dilakukan penulis di PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Tahapan Penelitian

Bulan (2010)

September Oktober November Desember I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Pengajuan Judul Penyelesaian

Proposal

Bimbingan Proposal Seminar Proposal Pengumpulan dan

Pengolahan Data

Penulisan Laporan

Penelitian Skripsi

Penyelesaian Laporan

Penelitian Skripsi

Penjelasan

1. Pengajuan judul dilaksanakan pada minggu pertama di Bulan September 2010.

2. Penyelesaian proposal dilaksanakan selama 3 minggu dari minggu kedua Bulan September 2010.

3. Bimbingan proposal di laksaanakan selama 3 minggu dari minggu I s/d minggu III pada Bulan oktober 2010.


(46)

4. Seminar proposal dilaksanakan pada minggu ke IV Bulan Oktober 2010.

5. Pengumpulan dan pengolahan data dilaksanaakan 2 minggu dari minggu I s.d minggu II Bulan November 2010

6. Penulisan laporan penelitian skripsi dilaksanakan selama 3 minggu dari minggu III s.d minggu I Bulan Desember 2010.

7. Penyelesaian laporan penelitian skripsi dilaksanakan selama 3 minggu dari minggu II s.d minggu IV Bulan Desember 2010.


(47)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum Perusahaan

a. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan pada hakekatnya merupakan suatu usaha yang berkemang pesat dari usaha – usaha BUMN di lingkungan Departement Perhubungan. PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan sebelumnya berstatus sebagai Perusahaan Umum (PERUM). BUMN ini didirikan berdasarkan peraturan Pemerintah No. 56 tahun 1991 dengan Akte Notaris Imas Fatimah SH No. 1 tanggal Desember 1992 yang telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 87 TAhun 1994 tanggal 1 November 1994.

Nama lengkap perusahaan ini adalah PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan, berkantor pusat di Jl Krakatau Ujung No. 100,Medan 20241, Sumatera Utara, Indonesia. Untuk mendapatkan kedudukan hukum perusahaan yang berstatus PT.(Persero) perusahaan ini telah melewati perjalanan yang panjang sesuai perkembangan lingkungan yang dihadapiya, dahulu perusahaan ini berstatus sebagai haven bedrif. Setelah kemedekaan Republik Indonesia tahun 1951 sampai dengan 1960 perusahaan ini berstatus sebagai jawatan. Untuk menyesuaikan dengan undang-undang tentang bentuk-bentuk Badan Usaha Milik Negara, sejak tahun 1960 sampai 1964 perusahaan ini berubah status menjadi


(48)

Negara Pelabuhan di singkat PN. Pelabuhan Port Authority atau Penguasaan Pelabuhan (1964 sampai dengan 1969).

Dalam periode 1969 sampai 1983 terjadi reorganisasi kelembagaan dipelabuhan yakni PN Pelabuhan digabung dengan lembaga penguasa pelabuhan menjadi Badan Penguasa Pelabuhan yang singkat B.P.P yang merupakan wadah Perusahaan Negara Pelabuhan dalam likuidasi. Pinata lembaga kepelabuhan di Indonesia berjalan terus sesuai dengan tuntutan zaman. Pada tahun 1983 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1983 ditetapkan perubahan bentuk hukum Badan Pengusahaan Pelabuhan menjadi Perusahaan Umum Pelabuhan Indonesia I yang disingkat Perumpel 1.

Untuk lebih memberikan keleluasaan dan kemandirian usaha berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 56 tahun 1991 Perumpel 1 memperoleh status sebagai persero. Pendirian PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan dilaksanakan dengan Akte Pendirian/Anggaran Dasar yang dibuat dihadapan Notaris Imas Fatimah, SH di Jakarta pada tanggal 1 Desember 1992 Nomor 1. Akte Notaris tersebut disyahkan oleh Menteri Kehakiman RI tanggal 1 Juni 1994 No. C2.8519 HT 01.01 tahun 1994 yang kemudian didaftarkan di kantor Panitera Pengadilan Negeri Medan tanggal 16 Juli 1994, di bawah nomor 552/PT/PENDIDIKAN NASIONAL INDONESIA MERDEKA 1994 dan terakhir telah diumumkan dalam Berita Negara RI No. 8692 tahun 1994.

PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan adalah Badan Usaha Milik Negara Dilingkungan Departement Perhubungan. Sebagai salah satu dari 17 BUMN di lingkungan Departemen Perhubungan oleh pemerintah diberi


(49)

wewenang sebagai pelaksana penyelenggara pelayanan dan pengusahaan jasa pelabuhan umum yang diusahakan berlokasi di Daerah Istimewa Aceh, Propinsi Sumatera Utara dan Propinsi Riau. Sebagai persero, pemilikan saham sepenuhnya ditanga pemerintah, dalam hal ini Menteri Keuangan Republik Indonesia dan Pembinaan teknis operasional berada ditangan Departement Perhubungan Laut. Pelabuhan Belawan merupakan cabang utama yang berada di Sumatera Utara, Aceh dan Riau.

PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk perseroan yang bergerak dalam bidang pelayanan Jasa Kepelabuhan dan usaha lainnya untuk pencapian tujuan perusahaan. Adapun tujuan perusahaan sebagaimana dinyatakan dalam anggaran dasar PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan, adalah untuk melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan serta memupuk keuntungan bagi perseroan dengan menyelenggarakan jasa ke pelabuhan dan usaha – usaha lainnya yang mempunyai hubungan dengan usaha tersebut.

Untuk pencapaian tujuan PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan, telah menyusun misi dan visi.

- Misi Perusahaan

Menyediakan jasa kepelabuhan berkualitas yang berperan sebagai pusat logistic untuk memuaskan kebutuhan berkualitas yang berperan sebagai pusatlogistik untuk memuaskan kebutuhan pelanggan serta mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pemberdayaan sumber daya manusia.


(50)

- Visi Perusahaan

Dapat dikenal secara luas sebagai perusahaan penyedia jasa kepelabuhan berkelas dunia.

PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan memiliki bidang-bidang usaha sebagai berikut :

1) mengusahakan kolam-kolan pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas pelayaran dan tempat berlabuhnya kapal,

2) mengusahakan jasa – jasa yang berhubungan dengan pemanduan (pilotage) dan penundaan kapal.,

3) mengusahakan dermaga dan fasilitas lainnya,

4) mengusahakan gudang – gudang dan tempat penimbunan barang-barang angkutan Bandar, alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan,

5) mengusahakan jasa terminal, yang terdiri atas Usaha Bongkar muat dan usaha terminal Peti Kemas,

6) mengusahakan tanah, perairan, bangunan listrik, dan air minum yang berhubungan dengan kepentingan kelancaran angkatan laut,

7) mengusahakan jasa konstruksi dan konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan pelabuhan,

8) mengusahaan Rumah Sakit,


(51)

b. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi mempunyai peran yang sangat dlam upaya pencapaian tujuan perusahaan. Untuk itulah maka struktur organisasi didisain sesuai dnegan kebutuhan dan keadaan perusahaan. Struktur organisasi yang diciptakan haruslah mampu menggunakan seluruh daya yang dimiliki oleh perusahaan secara optimal. Dengan demikian maka struktur organisasi yang baik akan dapat membagi seluruh tugas, wewenang, tanggung jawab dan mampu mengatur tata hubungan yang harmonis antar unti – unit organisasi yang ada dalam perusahaan.

Sesuai dengan keputusan direksi PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan No. PR>01/1/14/P.1-01 tentang organisasi dan Tata Kerja Kantor Pusat PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan (lampiran) bahwa struktur organisasi perusahaan adalh berbentuk garis dan staf. Struktur organisasi Kantor Pusat terdiri dari a). Direksi, b)Direktorat Usaha, c)Direktorat Teknik, d)Direktorat Keuangan, e). Direktorat Personalia dan Administrasi Umum, f) Satuan pengawas Intern, g). Bagian Perencanaan, informasi dan Pengembangan, h) Bagian Hubungan Masyarakat, Sedangkan Unit Pelaksana terdiri dari : a) Cabang, b) Perwakilan, c) Unit Usaha, d) Aneka Perusahaan, e) Perusahaan Patungan.


(52)

1. Direksi

Direksi mempunyai tugas pokok berikut :

a. memimpim, mengurus dan mengelola Perseroan sesuai dengan tugas pokok perusahaan,

b. menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan,

c. mewakili Perusahaan di dalam dan di luar pengadiln, baik yang berhubungan dengan maupun yang timbul sebagai berikut dari pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b ,

d. melaksanakan kebijaksanaan umum yang telah digariskan oleh RUPS , e. merumuskan dan melaksanakan kebijaksanaan Perusahaan sesuai dengan

kebijakan umumyang telah ditetapkan oleh RUPS ,

f. menyiapkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJJP) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) pada waktunya,

g. menyampaikan laporan pertanggungjawban kegiatan perusahaan dan pehitungan hasil usha menurut cara dan waktu yang telah ditetapkan oleh RUPS.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Direksi mempunyai fungsi yaitu : a. perencanaan pengembangan sarana dan prasarana pelabuhan,

b. pengembangan Organisasi, Sumber Daya Manusia dan Manajemen Perusahaan,

c. pengelolaan kegiatan – kegiatan perusahaan secara terpadu, d. pengendalian Perusahaan.


(53)

a. Direktur Utama :

Adapun tugas direksi utama adalah :

1) untuk dan aras nama serta mewakili Direksi menerima petunjuk-petunjuk dari dan bertanggung jawab kepada RUPS tentang kebijksanaan umum untuk menjalankan tugas pokok perusahaan dan tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh RUPS ,

2) melasanakan tugas – tugas pokok Perusahaan dan usaha lain ,

3) mengandalikan pelaksanaan kebijaksanaan Direksi yang dilakukan oleh para Direktur serta mengandalikan pelaksanaan tugas Kepala satuan Pengawas Intern, Kepala Bagian Perencanaan dan Pengembangan, Kepala Bagian Sistem dan Teknologi Informasi, Corporate Secretary, General Manager / Manager Cabang dan Kepala Unit Pelaksana lainnya.

b. Para Direktur

Adapun tugas direktur adalah :

1) memberikan bahan-bahan masukan, pertimbangan, saran – saran untuk menetapkan kebijakan Direksi,

2) bertindak atas nama Direksi untuk masing-masing Direkorat,

3) disamping tugasnya sebagai anggota Direksi, masing-maisng Direktur bertugas memimpim seluruh kegiatan tatalaksana direkorat yang dipimpimnya,

4) dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing-maisng Direktur wajib bertindak sesuai dengan dengan kebijaksanaan Direksi,


(54)

5) masing – masing Direktur dapat bertindak untuk dan atas nama serta mewakili Direksi setelah diberi pelimpahan wewenang berdasarkan surat kuasa dari Direktur Utama.

c. Untuk kelancaran pelaksana tugas, Direktus Utama dibantu oleh Satuan Pengawasan Intern, Bagian Perancanaan dan Pengembangan, Bagian Sistem dan Teknologi Inforamasi serta Corporate Secretary.

Saya sebagai penulis mengadakan riset bagian akuntasi yang berada dibawah wewenang Direktur Keuangan selanjutnya struktur organisasi yang diterangkan adalah pada Direktorat Keuangan.

2. Direktorat Keuangan

Direktorat Keuangan mempunyai tugas membina dan menyelengarakan kegiatan administrasi perencanaan dan pengadilan anggaran, perbendaharaan dan portofolio investasi, akuntasi dan kemitraan serta bina lingkungan, sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan perusahaan. Untuk menmyelenggakan tugasnya Direktorat Keuangan mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. pembinaan dan penyelenggaraan administrasi Perencanaan dan Pengendalian anggaran,

b. pembinaan dan penyelenggaraan perbendaharaan dan Portofolio investasi, c. pembinaan dan penyelenggaraan akuntansi,

d. pembinaan dan penyelenggaraan kemitraan dan bina lingkungan, Direktorat Keuangan membawahi bidang


(55)

A. Bidang Administrasi Perencanaan dan Pengadilan Anggaran

Bidang admistrasi perencanaan dan pengendalian anggaran mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, penyusunan program kerja dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta penyelenggaraan administrasi pengendalian anggaran pendapatan, biaya dna investasi serta pelaporan anggaran perusahaan, dalam rangka menunjang pencapaian tujuan perusahaan.

B. Bidang Perbendaharaan dan Portofolio

Bidang perbendaharaan dan portofolio Investasi mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, menyusun program kerja dan menyelenggarakan persediaan dan kassa, portofolio investasi dan kegiatan tata-usaha keuangan serta pengendalian hutang-piutang dalam rangka menunjang pencapaian tujuan perusahaan.

C. Bidang Akuntansi

Bidang akuntansi mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, dan menyusun program kerja dan menyelenggarakn ekuntansi umum, akuntansi biaya dan perpajakan dalam rangka menunjang tercapainya tujuan perusahaan.

Untuk menyelanggarakan tugasnya, Bidang Akuntansi mempunyai fungsi. - Penyiapan pembinaan penyusunan program kerja dan penyelenggaraan

versisikasi, administrai, usulan penghapusan kekayaan perusahaan dan akuntasi umum,

- Penyiapan pembinaan, penyusunan program kerja dan penyelenggaraan akuntansi biya serta analisis kinerja keuangan,


(56)

- Penyiapan pembinmaan, penyusunan program kerja dan penyelenggaraan perpajakan perusahaan.

Bidang Akuntansi membawahi Sub Bidang

1 Sub Bidang Akuntansi Umum : mempunyai tugas menyiapkan pembinaan dan menyusun program program serta menyelenggarakan versifikasi bukti pembukuan, kondolidadi laporan keuangan cabang keuangan cabang dan kantor pusat serta administrsi aktiva tetap dan usulan penghapusan aktiva tetap ;

2. Sub Bidang Akuntansi Biaya : mempunyai tugas menyiapkan pembinaan dan menyelenggarakan akuntansi biaya, menyiapkan tugas keuangan, sreta analisi kinerja keuangan ;

3. Sub Bidang Perpajakan Perusahaan : mempunyai tugas menyiapkan pembinaan dan menyelenggarakan admistrasi serta pelaporan pajak perusahaan.

D. Bidang Kemitraan dan Bina Lingkungan

Bidang Kemitraan dan Bina Lingkungan mempunyai tugas menyiapkan pembinaan dan menyusun program kerja pembinaan kemitraan dengan usaha keil dan koperasi serta pembinaan lingkungan social perusahaan.


(57)

2. Penggolongan dan Perolehan Aktiva Tetap Perusahaan

Kebijakan Akuntansi perusahaan pilihan dari prinsip-prinsip, dasar – dasar, konvensi, peraturan dan prodesur dari Standar Akuntansi Keuangan Indonesia dan harus diikuti dalam rangka melaksanakan pekerjaan akuntansi agar mencapai mutu yang dikehendaki. Kebijakan Akutansi PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan ditetapkan sebagai pedoman melaksanakan pekerjaan akuntansi, sehingga dapat dihasilkan laporan keuangan yang memenuhi empat karateristik kualitatif laporan keuangan, yaitu dapat dipahami, relevan, andal dna dapat diperbandingkan, serta disajikan dengan wajar menggunakan dasar aktual.

Ruang lingkup kebijakan akuntansi PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan meliputi pencatatan operasi perusahaan dan pertanggungjawaban keuangan yang terdiri dari seluruh pos – pos neraca yaitu aktiva, kewajiban dan ekuitas, serta pos – pos laporan laga rugi, yaitu penghasilan dan beban. Aktiva tetap pada pada PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan merupakan unsur terbesar dari semua unsur aktiva yang dimiliki perusahaan ini. PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan memberikan definisi aktiva tetap sama seperti yang tertera para Standar Akuntansi Keuangan, karena PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan dalam kebijaksanaan akuntansinya selalu mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan. Definisi Aktiva tetap tersebut adalah sebagai berikut : aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahanan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.


(58)

PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan melaksanakan pengelompokan aktiva tetap berdasarkan jenisnya yang diklasifikasikan menurut kepentingan/fungsinya. Tiap-tiap jenis dari aktiva tetap tersebut mempunyai kode tertentu. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dan mempercepat dalam pengolahan data-data atau informasi keuangan dalam rangka penyusunan laporan keuangan. Nomor kode yang diberikan untuk masing-masing item adalah sebanyak 5 digit. Digit pertama angka 2 sebagai nomor aktiva tetap. Sebagai contoh untuk aktiva tetap jenis kolam pelabuhan mempunyai nomor kode 211.01. Pengelompokan aktiva tetap PT (Persero) Pelabuhan Indonesia 1 Medan.

211. Bangunan Fasilitas Pelabuhan 211 S.D 219 Tetap Pokok

01. Kolam Pelabuhan

02. Dam/Penahanan Gelombang 03. Dermaga dan Trestel

04. Fender

05. Tambatan/Dolphin 06. Talud

07. Gudang Penumpukan 08. Lapangan Penumpukan 09. Jembatan

10. Rail Krane 11. Ponton

12. Terminal Penumpang 13. Galangan Kapal 212.Kapal

01.Kapal Pandu/BKMP 02.Kapal Tunda

03.Kapal Kepil 04.Motor Boat 99.lain-lain


(59)

213.Alat-alat Fasilitas Pelabuhan 01.Kran Darat

02.Kran Apung 03.Forklit 04.Top Loader

05.Travel lift/Transtrainer 06.Spreader

07.Tongkang 08.Head Truck 09.Chasis 10.Timbangan

99.Alat Fasilitas Pelabuhan lainnya

214.Instalasi Fasilitas Pelabuhan 01.Instalasi Air dan Peralatannya 02.Instalasi Listrik dan Peralatannya 03.Instalasi Telkom dan Peralatannya 04.Instalasi AC

99.Instalasi Fasilitas Pelabuhan Lainnya 221 S.D 229 Aktiva Tetap Penunjang 221. Tanah

01. Tanah Daratan 02. Tanah Perairan

222. Jalan dan Bangunan 01.Jalan dan Jembatan 02.Gedung Kantor

03.Gedung Pertemuan/Sarana Olah Raga 04.Gedung Pendidikan dan Latihan 05.Gedung Rumah Sakit Pelabuhan 06.Gudang Persediaan

07.Bengkel dan Garansi 08.Pos Jaga

09.Rumah Dinas 10.Pagar Pelabuhan


(60)

223. Peralatan

01.Alat Kerja Teknik 02.Alat Perkantoran

03.Alat Medis & Perlengkapan RS 04. Komputer dan Perlengkapannya 05. Alat Pendidikan dan Latihan 06. Alat Perlengkapan kapal 07. Perlengkapan Rumah Dinas

08. Perlengkapan PMK (termasuk mobil PMK) 09. Alat Perlengkapan Bengkel

99. Peralatan Lain-lain

231 S.D 239 Aktiva Tetap Pelengkap 231. Kendaraan

01. Mobil

02. Sepeda Motor 99. Kendaraan Lainnya 232. Emplasement

01. Lapangan Parkir 02. Riol, Selokan 03. taman/land Scaping


(61)

Dalam memperoleh aktiva tetapnya, PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan memperolehnya dengan berbagai cara, yaitu penyertaan pemerintah, pembelian tunai, pembelian angsuran dan hibah.

a. Penyertaan Pemerintah

Penyertaan pemerintah yaitu aktiva tetap yang diperoleh dari pemerintah Republik Indonesia yang diserahkan sebagai penyertaan modal Negara ke dalam modal saham PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan. Jenis Aktiva tetap yang diperoleh dari kas penyertaan pemerintah sering merupakan aktiva tetap pokok, baik itu bangunan fasilitas pelabuhan, kapal alat-alat fasilias pelabuhan dan instalasi fasilitas pelabuhan. Dari aktiva tetap penunjang yang biasanya diperoleh dari kas penyertaan pemerintah adalah tanah sedangkan dari aktiva tetap pelengkap, sebagian emplacement merupakan aktiva yang diperoleh dari kas penyertaan pemerintah.

b. Pembelian Tunai

Aktiva tetap yang diperoleh melalui pembelian tunai dicatat sebagai aktiva tetap pada saat aktiva tetap dimaksud diterima dan dinyatakan dalam berita acara penerimaan aktiva tetap. Aktiva tetap tersebut dinilai berdasarkan harga belinya ditambah dengan semua biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut siap digunakan. Pembelian aktiva tetap pada PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan dilakukan dengan membuat surat kerjasama dengan penjual. Dalam perjanjian itu ditetapkan ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi oleh kedua belah pihak.


(62)

Jenis aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tunai adalah berupa aktiva tetap pokok, yaitu bangunan fasilitas pelabuhan, kapal, alat-alat fasilitas pelabuhan dan instalasi fasilitas pelabuhan. Untuk aktiva tetap penunjang yang dibeli dengan pembelian tunai yaitu tanah dan peralatan, sedangkan untuk aktiva tetap pelengkap yaitu kendaraan dan emplacement.

c. Pembelian Angsuran (Dibangun oleh pihak ketiga)

Pembelian angsuran juga dilakukan di perusahaan ini jika yang dibutuhkan untuk pengadaan aktiva tetap tersebut besar dan dana yang ada pada perusahaan tidak mencukupi. Pembelian ini biasanya dengan suatu surat perjanjian antara perusahaan dengan supplier. Pembelian angsuran ini biasanya dilakukan untuk pengadaan bangunan fasilitas pelabuhan, pengadaan instalasi fasilitas pelabuhan, dan pengadaan jalan dan bangunan.

Pembelian aktiva tetap yang dibangun oleh pihak ketiga ini dilakukan dengan pembayaran secara bertahap yang dinilai berdasarkan presentase fisik pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai dengan Berita Acara kemajuan fisik pekerjaan dan dicatat sebagai pekerjaan dalam konstruksi. Aktiva tetap yang masih dalam proses penyelesaian dicantumkan sebagai aktiva tetap dalam konstruksi pembangunan sampai aktiva tetap tersebut selesai 100% yang dibuktikan dengan Berita Acara Penyelesaian atau Berita Acara Serah Terima.


(63)

d. Hibah

Hibah adalah aktiva tetap yang diperoleh dengan hibah menurut PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan adalah harta yang diberikan oleh pihak lain baik pihak pemerintah, swasta dan pihak lain. Aktiva tetap yang berasal dari hibah ini dinyatakan sebesar nilai bantuan ditambah semua pengeluaran yang dapat diidentifikasikan secara langsung kepada aktiva tetap tersebut sehingga aktiva tersebut siap untuk digunakan.

Apabila nilai bantuan tersebut tidak diketahui secara pasti, maka harga perolehannya ditaksir secara wajar oleh tim yang ditunjuk. Pencatatan aktiva tetap melalui hibah dapat dilaksanakan berdasarkan berita acara sertah terima operasi atau berita acara serah terima sementara. Biasanya aktiva tetap yang diperoleh PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan melalui hibah berupa tanah.

3. Penyusutan Aktiva Tetap Perusahaan

Bersamaan dengan berlalunya waktu, maka seluruh aktiva tetap kecuali tanah harus disusutkan, karena secara nyata nilai aktiva yang dipakai dari tahun ke tahun manfaatnya menurun. Ada beberapa ketentuan yang tercantum pada kebijakan akuntansi PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan mengenai penyusutan aktiva tetap sesuai dengan KU. 60/3/16/P1-99 yaitu :

a) penyusutan aktiva tetap didasarkan pada taksiran umur ekonomisnya dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus dengan umur ekonomis,

b) penyusutan aktiva tetap dihitung secara bulanan, dan pembebanannya dimulai pada bulan berikutnya setelah aktiva tetap tersebut digunakan / dioperasikan,


(64)

c) penyusutan aktiva tetap yang telah mengalami pemeliharaan yang dikapitalisasi, disesuaikan berdasarkan penambahan umur, ekonomi dan/atau penambahan kapasitas yang dibuktikan dengan berita acara,

d) aktiva tetap yang telah habis disusutkan (Full depreciated) dan masih dioperasikan dinilai Rp. 1,-.

Berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas dapat diketahui bahwa PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan menggunakan metode penyusutan garis lurus (straight line) yaitu berdasarkan taksiran ekonomis yang sudah ditentukan oleh direksi, untuk setiap aktiva tetap kecuali tanah. Penyusutan aktiva tetap ini dihitung secara konsisten dari tahun ke tahun. Untuk lebih jelasnya berikut ini dapat dilihat taksiran umur ekonomisnya aktiva tetap pada PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan berdasarkan KU. 60/3/16/PI-99 sebagai berikut :

Tabel 4.1

TAKSIRAN UMUR EKONOMIS AKTIVA TETAP

NO JENIS AKTIVA TETAP UMUR (TAHUN)

1

01 02 03 04 05 06

Bangunan Fasilitas Pelabuhan

Kolam Pelabuhan

Dam/Penahan Gelombang Dermaga Kayu/Besi dan Trestel Dermaga Beton dan Trestel Gudang Penumpukan Permanent Gudang Penumpukan Semi Permanent

50 Tahun 50 Tahun 10 Tahun 50 Tahun 50 Tahun 30 Tahun


(65)

07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 Lapangan Penumpukan Ponton

Jembatan Ro Ro (Rool on/Rool Off) Rail Crance

Pelampung Fender

Terminal Penumpang Permanent Terminal Penumpang Semi Permanent Talud/Penahan Gelombang Galangan Kapal Tambatan Dophin 10 Tahun 10 Tahun 20 Tahun 15 Tahun 10 Tahun 10 Tahun 50 Tahun 30 Tahun 30 Tahun 30 Tahun 30 Tahun II 01 02 03 04 05 Kapal Kapal Pandu/BKMP Kapal Tunda Kapal Kepil Motor Boat Lain-lain 20 Tahun 20 Tahun 10 Tahun 10 Tahun 10 Tahun III 01

Alat-alat fasilitas Pelabuhan


(66)

02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Kran Darat di atas 15 tahun Kran Apung

Kran Listrik Kran Peti Kemas Transtainer Top Loader

Mobil pemadan Kebakaran Mesin giling

Jembatan Timbang Timbangan lainnya Forklift s.d 5 ton

Forklift diatas 5 s.d 15 ton Forklift di atas 15 Ton Tongkang

Traktor

Traktor Terminal Traktor/Head Truck Chasis Travel Lift Conveyor 15 Tahun 15 Tahun 20 Tahun 15 Tahun 12 Tahun 10 Tahun 10 Tahun 10 Tahun 10 Tahun 10 Tahun 05 Tahun 10 Tahun 10 Tahun 10 Tahun 10 Tahun 08 Tahun 10 Tahun 12 Tahun 05 Tahun IV 01

Instalasi Fasilitas Pelabuhan


(67)

02

03

a. Jaringan b. Motor

c. Bak Reservoir

Instalasi Listrik dan Peralatannya a. Jaringan

b. Gardu Listrik Permanent c. Gardu Listrik Semi Permanent d. Generator Set s.d 200 KVA e. Generator Set diatas 200 KVA f. AC central

Instalasi Telkom dan Peralatannya a. Jaringan

b. Sentral Telepon/PABX c. Singel Side Band/VHF d. Facsimile

e. Telepon mobil/STKB

25 Tahun 10 Tahun 25 Tahun 25 Tahun 25 Tahun 10 Tahun 10 Tahun 10 Tahun 05 Tahun 25 Tahun 10 Tahun 05 Tahun 04 Tahun 02 Tahun V 01 02 03 04

Jalan dan bangunan

Jalan Jembatan

Gedung kantor Permanent

Gedung kantor Semi Permanenet

20 Tahun 30 Tahun 40 Tahun 10 Tahun


(68)

05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Gedung persediaan permanent Gedung Persediaan Semi Permanen Bengkel dan Garansi Permanent Bengkel dan Garansi Semi Permanent Rumah Dinas Permanent

Rumah Dinas Semi Permanen Pos Jaga Permanen

Pos Jaga Semi Permanen

Gedung Pendidikan & Latihan Permanent Gedung Pendidikan & Latihan Semi Permanent Pagar Permanent

Pagar Semi Permanent

Gedung Rumah Sakit Permanent Gedung Rumah sakit Semi Permanent Bangunan lainnya Permanent

Bangunan Lainnya Semi Permanent

30 Tahun 10 Tahun 30 Tahun 10 Tahun 25 Tahun 10 Tahun 25 Tahun 10 Tahun 40 Tahun 10 Tahun 25 Tahun 10 Tahun 40 Tahun 10 Tahun 30 Tahun 10 Tahun VI 01 02 03 Peralatan Alat-Alat Teknik Alat-Alat Perkantoran Komputer :

a. Main Rame

05 Tahun 04 Tahun


(69)

04 05 06 07 08 09 10

b. Personal Komputer & Perlengkapannya Alat Medis & Perlengkapan Rumah Sakit Alat Pendidikan dan latihan

Alat Perlengkapan Kapal Perengkapan rumah dinas Perlengkapan Bengkel

Perlengkapan PMK (Mobil PMK) Peralatan lainnya 05 Tahun 04 Tahun 04 Tahun 04 Tahun 05 Tahun 05 Tahun 05 Tahun 05 Tahun VII 01 02 03 Kendaraan Mobil Sepeda Motor Lainnya 05 Tahun 05 Tahun 05 Tahun VIII 01 02 03 Emplasement Lapangan parker Taman/Land Scaping Riol dan Selokan

05 Tahun 05 Tahun 05 Tahun


(70)

Karena perusahaan mencatat penyusutan ini untuk setiap bulan, maka penyusutan setahunnya akan dibagi dengan 12 dalam mendapatkan penyusutan bulanan untuk disajikan dalam laporan keuangan bulanan.

Adapun prosedur pencatatan penyusutan itu adalah sebagai berikut :

a. dinas akuntansi mencatat setiap jenis aktiva tetap yang dapat disusutkan dalam sebuah buku yang berisi semua penyusutan aktiva tetap,

b. mencatat harga perolehan aktiva tetap dalam buku tersebut,

c. menghitung penyusutan, akumulasi penyusutan dan nilai buku aktiva tetap tersebut setiap bulannya,

d. mencatat penyusutan setiap bulannya kebukti pembukuan,

e. jurnal tersebut kemudian di entry ke komputer di mana sudah dibuat program untuk laporan keuangan sehingga secara otomatis tersusun ke pos-pos yang telah ditentukan yaitu ke dalam neraca dan laporan laba rugi.

Untuk aktiva yang sudah habis manfaatnya (usefull live) tetapi masih digunakan dalam operasi perusahaan, nilai bukunya ditetapkan sebesar Rp, 1,- dan tidak diusutkan lagi. Walaupun aktiva itu masih bisa dioperasikan, penyusutannya tidak di catat lagi tetapi hasil yangh diperoleh dari aktiva tetap ini dicatat.


(71)

4. Capital Expenditure dan Revenue Expenditure Perusahaan

Aktiva tetap pada umumnya mempunyai umur yang terbatas, disebabkan oleh faktor-faktor fisik atau pengaruh fungsional. Untuk mencegah proses ini berlangsung dengan cepat maka dalam masa pemakaian aktiva tetap, perusahaan mengeluarkan sejumlah dana yang dinamakan dengan expenditure baik itu capital expenditure ataupun revenue expenditure.

Ada kesulitan bagi perusahaan untuk menentukan apakah pengeluaran itu digolongkan sebagai pengeluaran modal (Capital Expenditure) atau sebagai pengeluaran pendapatan (revenue Expenditure). Hal ini disebabkan antara lain karena adanya pengeluaran yang menambah masa tetapi pengeluaran itu tidak material, sehingga ada kesulitan dalam mengukur manfaat pengeluaran itu di masa yang akan datang. Untuk itu ditetapkan beberapa kriteria untuk menentukan pengeluaran itu suatu pengeluaran pendapatan atau pengeluaran modal. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut :

- Jumlah relatip besar kecilnya pengeluaran dan sifatnya, - Rutinitas pengeluaran terjadi,

- Keputusan Manajemen.

Selain dari pada itu ada juga pengeluaran yang menambah manfaat tetapi tidak menambah umur ekonomis aktiva tetap tersebut, seperti penambahhan instalasi listrik, pemasangan AC, penggantian lantai sebuah gedung dengan keramik dan lain-lain. Pengeluaran terhadap aktiva ini dikapitalisir tetapi tidak berpengaruh terhadap umur ekonomis aktiva tetap tersebut.


(1)

diantaranya untuk dijadikan pedoman dalam menentukan beban penyusutan setiap periode akuntansi.

PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan melaksanakan penyusutan aktiva tetap berdasarkan metode garis lurus (Straight line method). Prosentase penyusutan dihitung berdasarkan taksiran masa manfaat dari aktiva tetap tersebut. Metode ini telah dilaksanakan secara konsisten dari tahun ke tahun dan telah sesuai dengan Standar Akuntasi Keuangan.

Dalam hal penyusutan aktiva tetap PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan mempunyai kebijaksanaan memberi nilai sisa (Book value) sama dengan Rp 1,- untuk setiap jenis aktiva tetap. Tidak aktiva tetap yang habis disusutkan dalam arti nilai sama dengan nol. Kebijaksanaan tersebut dilakukansebagai alat kontrol bagi perusahaan agar aktiva tetap tidak hulang dari pencatatannya di neraca.

4. Pengeluaran terhadap Aktiva Tetap

PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan menggunakan istilah pengeluaran yang dikapitalisasi untuk capital expenditure dan pengeluarn tidak dikapitalisasi untuk revenue expenditure.

Suatu perusahaan kadangkala menghadapi kesulitan untuk menentukan apakah suatu pengeluaran digolongkan sebagai pengeluaran modall (revenue expenditure) atau sebagi pengeluaran pendapatan (revenue expendituer). Untuk menghindari kesulitan tersebut PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan telah menetapkan suatu kriteria yatu :


(2)

 Jumlah relatif pengeluaran,  Rutinitas pengeluaran terjadi,  Keputusan manajemen.

Berdasarkan kriteria –kriteria tersebut, PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan telah menetapkan dengan jelas mana pengeluaran yang harus dikapitalisasi dan pengeluaran yang tidak dikapitalisasi.Pemberian batasan-batasan ini tidak menyimpang dari pedoman atau standar yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia, hal ini tercantum dalam PSAK No 16 pada Paragraph 07 yang isinya menyatakan : aktiva tetap sering merupakan suatu bagian utama aktiva peruahaan, dan karenanya signifikan dalam penyajian posisi keuangan. Perlakuan akuntansi ini telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.

5. Penarikan Aktiva Tetap

Pada saat tertentu perusahaan melakukan penarika aktiva tetap yang dimilikinya dari operasi normal perusahaan. Penghentian dan pelepasan aktiva tetap dilakukan oleh perusahaan apabila kondisi fisik dari aktiva tetap yang bersangkutan sudah tidak memungkinkan lagi untuk beroperasi atau aktiva tetap yang dihentikan atau dilepaskan tersebut tidak lagi ekonomis bagi perusahaan.

Dalam pelaksanaanya, aktiva tetap yang dihentikan dari operasi normal perusahaan akan dimasukkan dalam perkiraan aktiva tetap tidak beroprasi dan apabila aktiva tetap tersebut dijual maka nilainya dihapuskan


(3)

seluruhnya dari perkiraan aktiva tetap demikian juga dengan akumulasi penyusutannya.

6. Penyajian Aktiva Tetap dalam Laporan Keuangan

Pada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan, neraca disusun secara sistematis dan dapat dipercaya sehingga dapat memberikan gambaran posisi keuangan perseroan pada suatu saat tertentu yang meliputi aktiva, kewajiban dan modal perubahannya. Penyajian aktiva di neraca adalah menurut urutn likuiditas. Aktiva tetap dalam necara disajikan dalam sepuluh golongan yaitu : tanah, jalan dan bangunan, bagunan fasilitas pelabuhan, kapal, alat-alat fasilitas pelabuhan(sewa guna usaha), peralatan, kendaraan dan emplasement. Kesepuluh golongan tersebut merupakan sub bagian dari tiga kelompok aktiva tetap yang ada di PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan yaitu ; aktiva tetap pokok, aktiva tetap penunjang dan aktiva tetap pelengkap. Jumlah yang disajikan adalah sebesar harga perolehannya. Akumulasi penyusutan disajikan sebagai kontra akun dari aktiva tetap tersebut.

Informasi lebih detail mengenai aktiva tetap diungkapkan oleh perusahaan dalam suatu Daftar Rekapitulasi Aktiva Tetap dan akumulasi Penyusutan, sehingga membantu pembaca dalam menilai keberadaan masing-masing aktiva tersebut. Hal ini sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan bahwa laporan keuangan harus dapat dimengerti dengan jelas oleh pemakai laporan keuangan.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah penulis megnanalis dan mengevalusi hasil penelitian pada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan maka penulis membuat kesimpulan dan saran kepada perusahaan yang mungkin bermanfaat bsejauh kemampuan penulis. C. Kesimpulan

1. Penggolonan aktiva tetap yang dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan dibagi kedalam tiga kelompok yaitu aktiva tetap pokok, aktiva tetap penunjang dan aktiva tetap pelengkap sehingga perlakuan ini telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.

2. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan memperoleh aktiva tetapnya dengan empat cara yaitu : penyertaan dari Pemerintah, pembelian tunai, pembelian angsuran (dibangun oleh pihak ketiga) dan yang diterima dari hibah baik yang berasal dari bantuan Pemerintah, swasta maupun pihak lain dan perlakuan ini telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. 3. Dalam menetapkan beban penyusutan setiap periode, perusahaan ini

menggunakan metode penyusutan garis lurus (Straight Line Method) untuk semua jenis aktiva tetap kecuali tanah dan hak atas tanah dan perlakuan ini telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.

4. Pengeluaran-pengeluaran sehubungan dengan aktiva tetap digolongkan kedalam dua bagian yaitu biaya dikapitalisasi dan biaya tidak dikapitalisasi. Pencatatan pengeluaran atas aktiva tetap tersebut sudah dilakukan berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh PT Pelabuhan


(5)

Indonesia I (Persero) Medan sehingga perlakuan ini telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.

5. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan dalam penarikan aktiva tetap harus mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN/Penanaman Modal.

6. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan menyajikan aktiva tetap di neraca sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan, sehingga perlakuan ini telah sesuai dengan Standard Akuntansi Keuangan.

D. Saran

1. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan sebaiknya menerapkan salah satu metode evaluasi proyek dalam melakukan perencanaan perolehan aktiva tetap agar perusahaan dapat lebih mengetahui prospek keuangan baik keuntungan atau kerugian yang berhubungan dengan perolehan aktiva tetap tersebut.

2. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan memiliki aktiva tetap yang cukup besar dengan jenis yang beragam, untuk itu kiranya perlu ada bagian yang khusus bertugas mulai dari perencanaan perolehan aktiva tetap hingga penarikannya,menyelenggarakan catatan tentang aktiva tetap dan menyiapkan laporan mengenai aktiva tetap tersebut.

3. Perapan kebijakan akuntansi yang sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, hendaknya dapat dipertahankan dan dilaksanakan secara konsisten.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki, 2004, Intermediate Accounting, BPE, Yogyakarta

Harahap, Sofyan Safri 2002. Akuntansi Aktiva tetap, Akuntansi Pajak, Revaluasi, Leasing, PT, raja Grafindo Persada, Jakarta

Hongren, Charles T, Walter T. Harrison Jr, Michael A. Robinson dan Thomas H. Secukusumo 2001, Akuntansi DI Indonesia, Edisi Ketiga, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi USU, 2006. Buku Petunjuk Teknis Penulisan Proposal dan Penulisan Skripsi, Medan

Mulyadi, 2002. Auditing, Cetakan Pertama, Salemba Empat Cetakan 13 Liberty, Yogyakarta

Moloeng, Lexy, 2005. Metodologi Penelitian, Edisi Revisi, , PT. Remaja Rosdakarya, Bandung

Munawir S, 2002. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Empat Cetakan 13 Liberty. Yogyakarta

Niswonger, Warren, Reeve, Fess 2005. Prinsip-Prinsip Akuntansi, Edisi Kedua Puluh Satu, Erlangga, Jakarta

Skousen, dkk 2003. Akuntansi Keuangan Menengah, jilid I, Edisi Kesepuluh, terjemahan PT. Dian Mas Cemerlang, Penerbit Salemba Empat, Jakarta Smith, Jay M. dan Fred K. Skousen 1997. Akuntansi Intermediate, Edisi

kesepuluh, Jilid Satu, Alih Bahasa Tim Penerjemah Penerbit Erlangga, Penerbit Erlangga, Jakarta

Soemarso SR, 2003. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Kelima, Buku Dua, Salemba Empat, Jakarta

Warren,dkk 2005. Prinsip-Prinsip Akuntansi, Edisi Kedua Puluh Satu, Erlangga, Jakarta