Fungsi dan Tanggung Jawab Controler Terhadap Pengawasan Intern Aktiva Tetap pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

(1)

TUGAS AKHIR

FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB CONTROLLER TERHADAP PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP PADA PT.

PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN

Oleh :

JEAN WINDI

112102040

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : JEAN WINDI

NIM : 112102040

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB

CONTROLLER TERHADAP PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : JEAN WINDI

NIM : 112102040

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB

CONTROLLER TERHADAP PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN

Medan, Juli 2014 Penulis

JEAN WINDI 112102040


(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohiim

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan atas kehadirat Allah Subhana WaTa’ala yang telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat waktu dan sesuai dengan yang direncanakan.Shalawat dan salam penulis ucapkan ke pada junjungan nabi besar Muhammad Sholallahu ‘alaihi wasallam, yang telah membawa risalah-Nya untuk menuntun umat manusia kejalan yang benar. Semoga kita semua memperoleh syafa’atnya diakhirat kelak.

Tugas Akhir ini dibuat oleh penulis dengan tujuan untuk melengkapi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dalam rangka memenuhi tujuan tersebut, maka penulis menyusun Tugas Akhir ini dengan judul “FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB CONTROLLER TERHADAP PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ayahanda H. Jumani, S. Sos, MM dan Ibunda tercinta Hj. Sri Reti Wigati yang telah banyak berkorban dan memberikan kasih sayang, perhatian, dukungan dan doa yang tiada henti-hentinya selama ini sehingga penulis bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini. Serta kepada abang tersayang Nanang Priatna dan adik tersayang Vina Septiani, Bunga Sepatania Fatin.


(5)

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan masukan yang sangat membantu penulis.

4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga serta memberikan petunjuk, saran-saran, dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Bapak Adriansyah, SE. Ak yang telah banyak membantu dan memberikan data-data sewaktu riset di PT. Perkebunan Nusantara IV Medan.

6. Dosen dan staff pengajar serta pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

7. Teman-teman satu magang khususnya Karmila Handayani, Ira Herdiansari, Sari Nurmadiah Srg, Febri Antika Pane yang telah mendukung penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan kekurangan yang terdapat didalamnya dan semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya. Amin.

Medan, Juli 2014

JEAN WINDI 112102040


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN……… vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH ... 1

B. RUMUSAN MASALAH ... 4

C. MANFAAT DAN TUJUAN PENELITIAN ... 5

D. RENCANA PENULISAN ... 6

1. Jadwal Observasi/survey ... 6

2. Rencana Isi ... 7

BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANATARA IV MEDAN ... 9

A. SEJARAH RINGKAS ... 9

B. STRUKTUR ORGANISASI ... 15

C. JOB DESCRIPTION... 17

D. JARINGAN USAHA ... 33

E. KINERJA USAHA TERKINI ... 34

F. RENCANA USAHA ... 35  


(7)

BAB III FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB CONTROLLER

TERHADAP PENGAWASAN INTERN AKTIVE TETAP PADA

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN ... 37

A. AKTIVA TETAP ... 37

B. JENIS-JENIS AKTIVA TETAP ... 38

C. CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP ... 41

D. METODE PENYUSUTAN ... 44

E. TUJUAN PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP ... 46

F. TEKNIK PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP ... 47

G. FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB CONTROLLER TERRHADAP PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP ... 49

BAB IV PENUTUP ... 53

A. KESIMPULAN………. 53

B. SARAN ... 54


(8)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1.1 Jadwal Penelitian Dan Penyusunan Tugas Akhir………...……… 6 1.2 Daftar Aktiva Tetap PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

2.1 Logo perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)

Medan ... 13 2.2 Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara IV

(Persero) Medan ... 16 2.3 Bagan Proses Pembukuan Investasi PT. Perkebunan Nusantara


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul

1 Surat Izin Riset

2 Daftar Kumpulan Aktiva Tetap PT. Perkebunan Nusantara IV 3 Daftar Pemeriksaan Aktiva Tetap PT. Perkebunan Nusantara IV


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai berbagai kegiatan tertentu dalam usahanya untuk mencapai tujuannya. Secara umum, tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk memperoleh laba (profit). Selanjutnya laba tersebut digunakan untuk menjamin kelanjutan usaha (continue), untuk meningkatkan pertumbuhan usaha (growth), serta untuk mempertahankan kelangsungan usaha (survival). Perusahaan yang memenuhi hal diatas dapat digolongkan sebagai perusahaan yang makmur. Kemakmuran perusahaan dapat tercapai apabila kinerja perusahaan meningkat dan perusahaan menunjukkan perubahan kearah yang lebih baik dan dapat bersaing secara kompetitif dalam persaingan dunia usaha seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi.

Setiap perusahaan baik perusahaan dagang, perusahaan jasa, perusahaan industri, pertambangan maupun perusahaan perkebunan dalam melaksanakan kegiatan operasinya menggunakan aktiva tetap selain aktiva-aktiva lainnya. Aktiva tetap adalah harta berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau di bangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.


(12)

Adapun pun syarat aktiva yang dapat digolongkan sebagai aktiva tetap adalah:

1. Aktiva berwujud (tangible assets)

2. Memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun 3. Nilai perolehan yang material

4. Dimiliki untuk menjalankan operasi normal perusahaan dan tidak dimasudkan untuk dijual.

Perkiraan aktiva tetap merupakan salah satu unsur yang terdapat didalam neraca yang sifatnya permanen dan dapat digunakan terus menerus dalam proses produksi, selama taksiran umur ekonomis aktiva tersebut. Aktiva tetap terdiri dari tanah, peralatan, kendaraan, gedung, mesin, harta berwujud lainnya. Aktva tetap merupakan faktor menunjang terjaminnya operasional perusahaan/organisasi dengan lancar. Jika aktiva tetap perusahaan mengalami kerusakan karena kurangnya perhatian dari pihak perusahaan/ kurangnya pengawasan terhadap aktiva tetap akan membawa pengaruh kepada jalannya kegiatan ekonomi perusahaan.

Untuk itu aktiva tetap yang ada pada suatu perusahaan/organisasi haruslah benar-benar diperhatikan karena bila ditinjau dari segi pengolahan dan pembuatannya memakan waktu yang cukup lama serta pengawasan rumit. Sistem pengawasan dimulai saat dibuatnya komitmen terhadap pengadaan aktiva tetap sampai diposisi terakhir melalui penjualan aktiva tetap. Pengawasan dilaksanakan untuk menguji kebenaran aktiva tetap, apakah


(13)

dipertanggungjawabkan, dipergunakan secara jujur, diasumsikan secukupnya dan ditangani dengan cara lain sebagaimana yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengelola aktiva tetap yang terdapat dalam perusahaan seperti kesalahan dalam penafsiran umur ekonomi sataupun pemeliharaan aktiva tetap yang tidak benar akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan/organisasi sehingga aktiva tetap yang dimiliki perusahaan perlu dibuat pengawasan intern yang benar sesuai dengan standar akuntansi yang berterima secara umum yang pada akhirnya pengawasan terhadap aktiva tetap dilaksanakan dangan baik akan memberikan keuntungan yang besarbagi perusahaan. Oleh karena itu dalam struktur organisasi diperlukan bagian akuntansi yang dijabat oleh seorang kepala akuntansi. Sebutan yang paling umum dan represantatif adalah controller.

Adapun fungsi-fungsi controller secara umum, yaitu:

1. Fungsi Perencanaan (Planning Function) 2. Fungsi Akuntansi (Accounting Function) 3. Fungsi Pelaporan (Reporting Function) 4. Fungsi Pengawasan (Controlling Function) 5. Fungsi-fungsi lain (Other Function)

Melihat kaitan antara fungsi controller dengan fungsi-fungsi manajemen, diperoleh suatu kesimpulan begitu pentingnya peranan controller dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan, sebab dengan adanya bagian


(14)

controller ini akan semakin meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan dengan ketentuan bahwa bagian controller ini benar-benar dibawahi oleh seorang yang professional.

Demkian juga PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan, sebagai sebuah perusahaan yang tergolong cukup besar pastinya memiliki aktiva tetap yang cukup banyak, tentunya memerlukan pengawasan yang baik oleh controller agar aktiva tetapnya terkelola dan terpelihara dengan baik. Aktiva tetap memiliki peranan penting sebagai penunjang kegiatan operasinya untuk memberikan kinerja yang baik yang pada akhirnya dapat meningkatkan laba yang besar bagi perusahaan.

Dari uraian di atas, mengenai pentingnya peranan controller dalam membantu manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap investasi pada aktiva tetap dalam mendorong tercapainya tujuan organisasi, maka peneliti mengambil judul”Fungsi dan Tanggung Jawab Controller Terhadap Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan”.

B. Rumusan Masalah

Dalam menjalankan setiap kegiatan dalam perusahaan, tentu saja perusahaan memiliki masalah yang terkadang muncul dan sudah pasti harus dihadapi oleh perusahaan. Masalah merupakan faktor yang dapat membahayakan perusahaan jika tidak segera di selesaikan. Penulis


(15)

merumuskan masalah yang berikut untuk penelitian ini yaitu: “Apakah Fungsi dan Tanggung Jawab Controller Terhadap Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan sudah berjalan dengan efektif?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penulisan yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :

a. Untuk melengkapi syarat menyelesaikan pendidikan pada program studi Diploma III Fakultas Ekonomi USU.

b. Untuk meng etahui Apakah fungsi dan tanggung jawab controller terhadap pengawasan intern aktiva tetap Pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan sudah berjalan dengan efektif.

c. Untuk mengetahui bagaimana fungsi dan tanggung jawab controller terhadap pengawasan intern aktiva tetap pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan Manfaat Penelitian

Setiap Penelitian haruslah memiliki manfaat yang dapat diambil, adapaun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

a. Bagi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan, sebagai bahan masukan untuk memperbaiki fungsi dan tanggung jawab controller terhadap pengawasan intern aktiva tetap Pada PT. Perkebunan Nusantara IV Medan dimasa akan datang.


(16)

b. Bagi Penulis, sebagai bahan masukan jika dimintai pendapat mengenai fungsi dan tanggung jawab controller terhadap pengawasan intern aktiva tetap Pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.

c. Bagi Penulis lain, sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penelitian sejenis berikutnya.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Survei / Observasi

Penelitian dilakukan di PT. perkebunan Nusantara IV (Persero) Jl. Jendral Suprapto No. 2 Medan

Tabel 1.1

Jadwal survei / observasi

NO KEGIATAN

Juni 2014

1 2 3 4 1 Pengesahan penulisan Tugas Akhir

2 Pengajuan Judul 3 Izin riset permohonan

4 Penunjukkan Dosen Pembimbing 5 Pengumpulan data


(17)

NO KEGIATAN

Juni 2014

1 2 3 4 6 Penyusunan Tugas Akhir

7 Bimbingan Tugas Akhir 8 Penyelesaian Tugas Akhir

2. Rencana Isi

Untuk mempermudah penulisan tugas akhir ini, penulis membuat sistematika pembahasan dalam 4 (empat) bab, dimana setiap bab saling berkaitan.

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan rencana penulisan yang terdiri dari jadwal survei/observasi dan rencana isi.

BAB II : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN

Pada bab ini penulis memaparkan tentang gambaran umum instansi meliputi; sejarah ringkas, struktur organisasi, job description, jaringan usaha, kinerja usaha terkini dan rencana usaha.


(18)

BAB III : FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB CONTROLLER TERHADAP PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN

Pada bab ini penulis akan menganalisa data yang diperoleh dari penelitian berdasarkan teori yang disertai evaluasi hasil analisa yang diuraikan, yaitu tentang aktiva tetap, jenis-jenis aktiva tetap, cara perolehan aktiva tetap, metode penyusutan, tujuan pengawasan intern aktiva tetap, teknik pengawasan intern aktiva tetap dan fungsi dan tanggung jawab controller terhadap pengawasan intern aktiva tetap.

BAB IV : PENUTUP

Pada bab ini, penulis mencoba menyimpulkan hasil penelitian yang di dapat dengan menganalisa data yang tersedia serta memberikan saran yang dianggap penting untuk perbaikan dimasa yang akan datang bagi instansi.

             


(19)

BAB II

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN

A. Sejarah Ringkas

PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara bidang perkebunan yang berkedudukan di Medan, Provinsi Sumatera Utara. Pada umumnya perusahaan-perusahaan perkebunan di Sumatera Utara memiliki sejarah panjang sejak zaman Belanda. Pada awalnya keberadaan perkebunan ini merupakan milik Maskapai Belanda yang di nasionalisasi pada tahun 1959, dan selanjutnya berdasarkan kebijakan pemerintah telah mengalami beberapa kali perubahan organisasi sebelum akhirnya menjadi PT Perkebunan Nusantara IV (Persero).

Secara kronologis riwayat PT Perkebunan Nusantara IV (Persero), dapat disajikan sebagai berikut :

Tahun 1959, Tahap Nasionalisasi

Perusahaan-perusahaan swasta asing (Belanda) seperti NV HVA (Namblodse Venotschaaf Handels Vereeniging Amsterdam) dan NV RCMA (Namblodse Venotschaaf Rubber Cultuur Maatschappij Amsterdam) pada tahun 1959 dinasionalisasi oleh Pemerintah RI dan kemudian dilebur menjadi Perusahaan Milik Pemerintah atas dasar Peraturan Pemerintah (PP) No. 19

Tahun 1967, Tahap Regrouping I

Pada tahun 1967 – 1968 selanjutnya Pemerintah melakukan regrouping akan menjadi Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Aneka Tanaman PPN Kare


(20)

Tahun 1968, Tahap Perubahan menjadi Perusahaan Negara Perkebunan (PNP)

Dengan Kepres. No. 144 tahun 1968, Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) yang ada di Sumut dan Aceh di regrouping ulang menjadi PNP I s.d. IX

Tahun 1971, Tahap Perubahan menjadi Perusahaan Perseroan

Dengan dasar Peraturan Pemerintah tahun 1971 dan tahun 1972, Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) dialihkan menjadi Perusahaan Terbatas Persero dengan nama resmi PT Perkebunan I s.d. IX (Persero).

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VI didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1971, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VII didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1971 dan Perusahaan Perseroan (Persero) dan PT Perkebunan VIII didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1972.

Tahun 1996, Tahap Peleburan menjadi PTPN

Berdasarkan Peraturan Pemerintah pada tahun 1996, semua PTP yang ada di Indonesia di-regrouping kembali dan dilebur menjadi PTPN I s.d. XIV dan PT Perkebunan Nusantara IV dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1996 tanggal 14 Pebruari 1996 tentang Peleburan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VI, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VII dan Perusahaan Perseroan (Persero). PT Perkebunan VIII menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara IV.


(21)

PT Perkebunan Nusantara IV merupakan hasil peleburan dari 3 (tiga) Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VI, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VII, dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VIII yang berada di wilayah Sumatera Utara. Sedangkan Proyek Pengembangan PTP VI, PTP VII dan PTP VIII yang ada diluar Sumut diserahkan kepada PTPN yang dibentuk di masing-masing Propinsi.

Visi dan Misi PT Perkebunan Nusantara IV

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) memiliki visi dan misi sebagai berikut:

1. Visi PT. Perkebunan Nusantara IV

PT Perkebunan Nusantara IV (PERSERO) “Menjadi Perusahaan Agro Industri yang Unggul dan Berkelanjutan”.

2. Misi PT. Perkebunan Nusantara IV

Adapun yang menjadi misi perusahaan adalah:

1. Menyelenggarakan usaha agro industri berbasis kelapa sawit dan teh. 2. Menjalankan usaha dengan prinsip-prinsip usaha terbaik, inovatif, dan

berdaya saing tinggi.

3. Menyelaraskan kegiatan usaha dengan masyarakat dan stakeholders melalui kemitraan yang menguntungkan serta berwawasan lingkungan  4. Ikut menunjang program pemerintah dalam upaya peningkatan


(22)

Maksud dan Tujuan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)

Maksud dan Tujuan dari PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan, yaitu:

a. Turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya disub sektor pertanian dalam arti seluas-luasnya dengan tujuan memupuk keuntungan berdasarkan prinsip-prinsip Perusahaan yang sehat. b. Melaksanakan kegiatan usaha, antara lain :

 Mengusahakan budidaya tanaman meliputi pembukaan dan pengolahan lahan pembibitan, penanaman dan pemeliharaan serta melakukan kegiatan-kegiatan lain yang sehubungan dengan budidaya tanaman tersebut.

 Produksi meliputi pemungutan hasil tanaman, pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.

 Perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan barang lainnya yang sehubungan dengan kegiatan usaha perusahaan.

 Pengembangan usaha di bidang perkebunan, agro usaha dan agro bisnis.

 Mendirikan/menjalankan perusahaan dan usaha lainnya yang mempunyai hubungan dengan usaha bidang pertanian baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan badan-badan lainnya


(23)

sepanjang hal itu tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Gambar 2.1

Logo perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV Medan Sumber PT. Perkebunan Nusantara IV Medan

Makna dari logo PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan, yaitu bentuk pohon sebagai gambaran dari pohon/buah yang mendekati bentuk tumbuhan dan digambarkan dengan tiga pelepah diatas serta dua pelepah di bawah. Tiga pelepah di atas mempunyai arti dua unit perkebunan, yaitu perkebunan kelapa sawit dan perkebunan teh yang menjadi satu. Kemudian dua pelepah di bawah selanjutnya memiliki arti sebuah “wadah”, maksudnya wadah tersebut merupakan tempat mengolah dua unit perkebunan diatasnya. Sedangkan untuk empat bidang lengkungan yang terletak paling bawah mempunyai arti suatu landasan yang menunjang kedua unit di atasnya. Lengkungan mengarah ke kanan dan ke kiri yang berarti PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) merupakan industri hulu dan industri hilir dan juga arah pengembangan/ pemasaran empat bidang ini di analogikan sebagai angka empat dari PT.


(24)

Perkebunan Nusantara IV maka disebut PT Perkebunan Nusantara IV (Persero).

Secara keseluruhan, bentuk logo ini mengarah ke atas kalau diambil garis lurus menuju / memusat ke satu titik, yang berarti ketajaman fokus usaha dalam mencapai tujuan demi kesejahteraan bersama yang berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa. Mengenai warna yang ada pada logo, menggambarkan lambang dan unsur etis yaitu warna hijau bersifat sejuk, dingin dan keyakinan. Sedangkan warna Jingga bersifat panas, semangat dan berani.

Hijau pada empat bidang lengkung mengacu pada sifat sejuk dalam kerukunan kerja antar sesama karyawan dan atasan sehingga timbul keakraban timbal balik, tangan dingin serta keyakinan dalam mengelola pekerjaan yang membawa angin segar bagi keuntungan perusahaan dan kesejahteraan karyawan, jernih dalam pola pikir dan keyakinan dalam hasil kerja. Jingga pada wadah dan bentuk tiga pelepah adalah semangat membara untuk mempertahankan serta meningkatkan mutu produksi dalam merebut pasar dari para pesaing produk perusahaan yang ada di pasaran. Dengan tangan dingin serta keyakinan dan semangat kerja sama maka keberhasilan akan tercapai karena Karunia dan Rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa. Semua berasal dari satu titik, yaitu Sang Maha Pencipta maka kita patut untuk mensyukurinya.


(25)

B. Struktur Organisasi PTPN IV (Persero)

Struktur organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukan adanya hubungan keterkaitan antara setiapbagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang berfungsi melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu.

Struktur Good Corporate Governance (GCG) terdiri dari Organisasi Utama dan Organisasi Pendukung. Organisasi Utama GCG yaitu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi sedangkan Organisasi Pendukung GCG yaitu Sekretaris Perusahaan, Satuan Pengawasan Intern, Komite Audit dan Komite Lainnya. Bagan struktur GCG PTPN IVdapat dilihat pada Gambar 2.1 Berikut ini:


(26)

Gambar 2.2

Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Sumber PT. PTPN IV (Persero) Medan


(27)

C. Job Description

Berikut ini adalah Uraian Tugas (Job Description) dari setiap unit pada PT Perkebunan Nusantara IV Medan yang terdiri dari :

1. Rapat Umum Pemegang Saham

Pemegang Saham adalah organ perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris, dalam batas yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar.

Jenis RUPS :

 RUPS Tahunan diadakan setiap tahun, meliputi RUPS mengenai persetujuan Laporan Tahunan dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.

 RUPS lainnya/RUPS Luar Biasa yang diadakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar. Hak Pemegang Saham :

 Hak untuk menghadiri RUPS dan memberikan suara pada RUPS.  Hak untuk memperoleh informasi material mengenai pengelolaan

perusahaan baik dari Dewan Komisaris maupun Direksi secara lengkap, tepat waktu, dan teratur.

 Hak untuk memperoleh pembagian laba perusahaan (dividen).

 Menyelenggarakan RUPS dalam hal Direksi atau Komisaris lalai menyelenggarakan RUPS Tahunan dan sewaktu-waktu meminta


(28)

 penyelenggaraan RUPS Luar Biasa. Wewenang Pemegang Saham

 Mengangkat dan memberhentikan Direksi dan anggota Dewan Komisaris sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

 Menyetujui atau menolak Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) dan RKAP.

 Menetapkan target kinerja masing-masing Direksi dan Komisaris.  Melakukan penilaian kinerja Direksi dan Komisaris.

 Menetapkan auditor eksternal untuk melakukan audit atas laporan keuangan.

 Menetapkan remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi sesuai ketentuan yang berlaku.

 Menetapkan anggaran dasar dan perubahannya. Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang SahamTahunan RUPS yang diadakan selama tahun 2012 adalah RUPS mengenai Persetujuan Laporan Tahunan untuk Tahun Buku 2011 yang dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 2012.

2. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umumatau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberi nasihat kepada Direksi. Berdasarkan Anggaran Dasar PTPN IV No. 11 tanggal 04 Agustus 2008 dan Peraturan Menteri Negara BUMN No: PER-12/MBU/2012 tentang Organ Dewan Komisaris/Dewan


(29)

Pengawas BUMN adapun tugas dan wewenang Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:

Tugas Dewan Komisaris

 Melakukan pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perseroan serta memberi nasehat kepada Direksi termasuk pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perusahaan, rencana kerja dan anggaran perusahaan serta ketentuan Anggaran Dasar dan Rapat Umum Pemegang Saham dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

 Melakukan evaluasi terhadap laporan atas pencapaian target dari masing-masing Indikator Kinerja Kunci (IKK) atau Key Perfomance Indicator (KPI) dan melakukan tindakan yang diperlukan dalam rangka pencapaian target yang telah ditetapkan.

 Memantau efektivitas praktek Good Corporate Governance yang diterapkan oleh perusahaan.

Wewenang Dewan Komisaris Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Komisaris berwenang untuk:

 Melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumen-dokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga dan memeriksa kekayaan Perusahaan.

 Memasuki pekarangan, gedung, dan kantor yang dipergunakan oleh Perusahaan.


(30)

 Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan Perusahaan.

 Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang dan akan dijalankan oleh Direksi.

 Meminta Direksi atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri rapat Dewan Komisaris

 Mengangkat dan memberhentikan sekretaris Dewan Komisaris, jika dianggap perlu.

 Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.

 Membentuk komite-komite lain selain Komite Audit, jika dianggap perlu dengan memperhatikan kemampuan Perusahaan.

 Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka waktu tertentu atas beban Perseroan, jika dianggap perlu.

 Melakukan tindakan pengurusan Perusahaan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.  Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan

terhadap hal-hal yang dibicarakan. 3. Tugas Direktur Utama

 Mengelola Perusahaan sesuai amanat RUPS untuk mewujudkan sasaran Perusahaan.

 Menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan dan sesuai dengan maksud


(31)

dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan baik didalam maupun diluar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS.

 Memimpin, mengkoordinasikan dan mensinkronisasikan pelaksanaan program kegiatan Direktur Produksi, Direktur SDM dan Umum, Direktur Keuangan dan Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha, Manajer Grup dan Manajer Unit.

 Menjalankan arahan dari Dewan Komisaris dan RUPS.

 Mengatur pembagian tugas dan wewenang masing-masing anggota Direksi.

 Mengadakan dan memimpin rapat Direksi secara berkala, untuk mengevaluasi pelaksanaan program kegiatan masing-masing Direktorat, Grup Unit Usaha dan Unit Usaha.

 Memberi penjelasan kepada Dewan Komisarisatau Rapat Umum Pemegang Saham, mengenai Rencana Jangka Panjang Perusahaan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan serta Laporan Tahunan.  Melaksanakan pemenuhan aspek legal dan kepatuhan Perusahan

terhadap Anggaran Dasar, keputusan RUPS dan peraturan perundang-undangan.

 Mengkoordinir penyelenggaraan akuntansi keuangan, akuntansi biaya, verifikasi dan administrasi aset.


(32)

pencapaian target Indikator Kinerja Kunci (IKK) atau Key Performance Indicator (KPI) serta merumuskan tindakan perbaikan yang diperlukan.

 Mengkoordinir pembuatan Laporan Manajemen Triwulan, Semesteran dan Tahunan yang akan disampaikan kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham.

 Melakukan pembinaan dan monitoring tugas-tugas dibidang Satuan Pengawasan Intern dan Sekretaris Perusahaan (termasuk P2BJ).

 Mengkoordinir pelaksanaan dan pemantauan terhadap implementasi Good Corporate Governance dan Manajemen Resiko.

 Mengkoordinir perumusan program kegiatan masing-masing Direktorat, Grup Unit Usaha dan Unit Usaha, dan Sekretaris Perusahaan serta SPI yang dijabarkan dari RKAP dan RJPP.

 Mengkoodinir penyusunan RJPP, RKAP dan rencana-rencana lainnya untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris dan RUPS.

 Penanggung jawab pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan pengembangan usaha Perusahaan.

Wewenang Direktur Utama

 Menetapkan kebijakan kepengurusan Perusahaan yang sejalan dengan RUPS.

 Bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perusahaan dengan ketentuan semua tindakan Direktur Utama tersebut telah disetujui dalam Rapat Direksi.


(33)

 Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seseorang atau beberapa anggota Direksi untuk mengambil keputusan atas nama Direksi atau mewakili Perusahaan di dalam dan di luar pengadilan.  Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seseorang atau

beberapa orang pekerja Perusahaan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang lain, untuk mewakili Perusahaan didalam dan diluar Pengadilan.

 Mengangkat dan memberhentikan pekerja Perusahaan setelah mendengarkan saran dari Direktur SDM dan Umum.

 Memberikan persetujuan pengeluaran anggaran dalam rangka kebutuhan operasional Perusahaan dengan batasan nilai sesuai ketentuan yang berlaku.

4. Tugas Direktur Produksi

 Memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas dibawah Direktorat Produksi.

 Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan dibawah Direktorat Produksi.

 Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatandi Bidang Tanaman, Pengolahan (termasuk P3TBS)dan Teknik.

 Menjalankan arahan dari Direktur Utama, Dewan Komisaris dan RUPS.

 Mengadakan rapat-rapat internal secara berkala di lingkungan Direktorat Produksi untuk mengevaluasi pelaksanaan program usaha


(34)

 Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Indikator Kinerja Kunci (IKK) atau Key Performance Indicator (KPI) yang berkaitan dengan aspek operasional.

 Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan Manajemen Risiko di lingkungan Bidang Tanaman, Teknik dan Pengolahan (termasuk P3TBS).

 Menindaklanjuti temuan hasil audit SPI danauditor eksternal yang berkaitan dengan tugas operasionalnya.

 Menyiapkan Laporan Manajemen Triwulan,Semesteran dan Tahunan dibidang Tanaman, Teknik dan Pengolahan (termasuk P3TBS).

 Merumuskan dan menetapkan program kegiatan Bagian Tanaman, Teknik dan Pengolahan (termasuk P3TBS) yang didasarkan kepada penjabaran dari RKAP dan RJPP yang telah disahkan.

 Merumuskan kebijakan dan menyusun pedoman kerjayang digunakan dilingkungan Direktorat Produksi dan selanjutnya disampaikan kepada Direktur Utama untuk ditetapkan.

Wewenang Direktur Produksi

 Menetapkan kebijakan pengelolaan Perusahaan pada Direktorat Produksi.

 Mewakili Perusahaan baik didalam maupun diluar pengadilan sesuai ketentuan yang berlaku.

 Bertindak untuk dan atas nama Direksi berdasarkan surat kuasa dari Direktur Utama.


(35)

 Mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan surat kuasa untuk melakukan perbuatan tertentu yang berkaitan dengan tugas-tugas Direktur Produksi.

 Memberikan persetujuan pengeluaran anggaran dalam rangka operasional Direktorat Produksi dengan batasan nilai sesuai ketentuan yang berlaku.

 Mengusulkan kepada Direktur Utama untuk promosi, demosi, mutasi dan memberhentikan karyawan dilingkungan Direktorat Produksi sesuai dengan peraturan kepegawaian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Tugas Direktur Keuangan

 Memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas di bawah Direktorat Keuangan.

 Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan di bawah Direktorat Keuangan.

 Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan yang telah dirumuskan, meliputi Bidang Keuangan, Akuntansi dan Pemasaran.  Menjalankan arahan-arahan dari Direktur Utama, Dewan Komisaris

dan RUPS.

 Mengadakan rapat internal secara berkala guna membahas masalah-masalah dibidang Keuangan, Akuntansi dan Pemasaran.

 Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Indikator Kinerja Kunci (IKK) atau Performance Indicator (KPI) yang


(36)

berkaitan dengan aspek operasionalnya.

 Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan Manajemen Risiko di lingkungan Bidang Keuangan, Akuntansi dan Pemasaran.

 Menindaklanjuti temuan hasil audit SPI dan audit eksternal yang berkaitan dengan tugas operasionalnya.

 Menyiapkan laporan Manajemen Triwulan, Semesteran dan Laporan Tahunan serta Laporan Keuangan untuk dibahas bersama-sama dengan Anggota Direksi sebelum disampaikan kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham

 Menyelenggarakan dan memelihara akuntansi keuangan, akuntansi biaya, verifikasi dan akuntansi aset.

 Menyiapkan rancangan RKAP, RJPP dan rencana lainnya di bidang keuangan, akuntansi, dan pemasaran dan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan untuk selanjutnya mengkoordinir penyusunan RKAP, RJPP dan rencana lainnya secara korporasi.

 Merumuskan dan menetapkan program kegiatan Bagian Keuangan, Akuntansi dan Bagian Pemasaran yang didasarkan kepada RKAP dan RJP yang telah disahkan.

 Merumuskan kebijakan dan menyusun pedoman kerja yang digunakan dilingkungan Direktorat Keuangan dan selanjutnya disampaikan kepada Direktur Utama untuk ditetapkan.

 Melaksanakan dan mengendalikan kegiatan penjualan / pemasaran dan persediaan produk


(37)

Wewenang Direktur Keuangan

 Menetapkan kebijakan pengurusan Perusahaan pada Direktorat Keuangan.

 Mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai ketentuan yang berlaku.

 Bertindak untuk dan atas nama Direksi berdasarkan surat kuasa dari Direktur Utama.

 Mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan surat kuasa untuk melakukan perbuatan tertentu yang berkaitan dengan tugas-tugas Direktur Keuangan.

 Memberikan persetujuan pengeluaran anggaran dalam rangka operasional Direktorat Keuangan dengan batasan nilai sesuai ketentuan yang berlaku.

 Mengusulkan kepada Direktur Utama untuk promosi, demosi, mutasi dan memberhentikan karyawan dilingkungan Direktorat Keuangan sesuai dengan peraturan kepegawaian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. Tugas Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha

 Memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas di bawah Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha.

 Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan dibawah Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha.


(38)

 Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan di Bidang Perencanaan (termasuk IT), Pengembangan Usaha (tidak termasuk pengembangan di Bidang Tanaman) dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).

 Menyusun dan melaksanakan kegiatan Perusahaan dalam pengembangan industri hilir dan industri pendukung.

 Pengelolaan dan pengurusan Anak Perusahaan dan Perusahaan Penyertaan (tidak termasuk aspek legal).

 Menjalankan arahan dari Direktur Utama, Dewan Komisaris dan RUPS.

 Mengadakan rapat-rapat internal secara berkala dilingkungan Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha untuk mengevaluasi pelaksanaan program kegiatan.

 Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Indikator Kinerja Kunci (IKK) atau Key Performance Indicator (KPI) yang berkaitan dengan aspek operasional.

 Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Govermance dan Manajemen Risiko di lingkungan Bidang Perencanaan (termasuk IT) Pengembangan Usaha dan PKBL.

 Menyiapkan Laporan Manajemen Triwulan, Semesteran dan Tahunan di Bidang Perencanaan (termasuk IT) Pengembangan Usaha dan PKBL.


(39)

berkaitan dengan tugas operasionalnya.

 Menyiapkan rancangan RKAP, RJPP dan rencana lainnya di bidang Perencanaan (termasuk IT), Pengembangan Usaha dan program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

 Merumuskan dan menetapkan program kegiatan bagian Perencanaan (termasuk IT), Pengembangan Usaha dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang didasarkan kepada RKAP dan RJPP yang telah disahkan.

 Merumuskan kebijakan dan menyusun pedoman kerja yang digunakan dilingkungan Direktorat Pengembangan Usaha dan selanjutnya disampaikan kepada Direktur Utama untuk ditetapkan.

Wewenang Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha

 Menetapkan kebijakan pengurusan Perusahaan di bidang Perencanaan, Pengembangan Usaha dan PKBL.

 Mewakili Perusahaan baik didalam maupun diluar pengadilan sesuai ketentuan yang berlaku.

 Bertindak untuk dan atas nama Direksi berdasarkan surat kuasa dari Direktur Utama.

 Mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan surat kuasa untuk melakukan perbuatan tertentu yang berkaitan dengan tugas-tugas Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha.

 Memberikan persetujuan pengeluaran anggaran dalam rangka operasional Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha dengan


(40)

batasan nilai sesuai ketentuan yang berlaku.

 Mengusulkan kepada Direktur Utama untuk promosi, demosi, mutasi dan memberhentikan karyawan di lingkungan Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha sesuai peraturan kepegawaian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7. Tugas Direktur SDM dan Umum

 Memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas di bawah Direktorat SDM dan Umum.

 Menyusun struktur organisasi Perusahaan beserta uraian tugasnya.  Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan di bawah

Direktorat SDM dan Umum.

 Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan dibidang SDM, Umum, Hukum dan Pertahanan serta Pengadaan.

 Melaksanakan pengelolaan SDM, termasuk rekrutmen, penempatan, penilaian kinerja, karir, remunerasi dan purna tugas.

 Menyusun Perjanjian Kerja Bersama (PKB) untuk dibahas bersama dengan Serikat Pekerja dan peraturan kepegawaian.

 Mengurus permasalahan hukum yang dihadapi Perusahaan dan pengurusan hak atas tanah sesuai ketentuan yang berlaku.

 Menjalankan arahan dari Direktur Utama, Dewan Komisaris dan RUPS.

 Mengadakan rapat-rapat internal secara berkala dilingkungan SDM, dan kegiatannya.


(41)

 Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Indikator Kinerja Kunci (IKK) atau Key Performance Indicator (KPI) yang berkaitan dengan aspek operasional.

 Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan Manajemen Risiko di lingkungan Bidang SDM, Umum, Hukum dan Pertanahan serta Pengadaan.

 Menindaklanjuti temuan hasil audit SPI dan auditor eksternal yang berkaitan dengan tugas operasionalnya.

 Menyiapkan Laporan Manajemen Triwulan, Semesteran dan Tahunan di bidang SDM, Umum, Hukum dan Pertanahan, dan Pengadaan.  Merumuskan dan menetapkan program kegiatan Bagian SDM, Bagian

Umum, Bagian Hukum dan Pertanahan serta Bagian Pengadaan yang didasarkan kepada RKAP dan RJPP yang telah disahkan.

 Merumuskan kebijakan dan menyusun pedoman kerja yang digunakan dilingkungan Direktorat SDM dan Umum dan selanjutnya disampaikan kepada Direktur Utama untuk ditetapkan.

Wewenang Direktur SDM dan Umum

 Menetapkan kebijakan pengurusan Perusahaan pada Direktorat SDM dan Umum.

 Mewakili Perusahaan baik didalam maupun diluar pengadilan sesuai ketentuan yang berlaku.

 Bertindak untuk dan atas nama Direksi berdasarkan surat kuasa dari Direktur Utama.


(42)

 Mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan surat kuasa untuk melakukan perbuatan tertentu yang berkaitan dengan tugas-tugas Direktur SDM dan Umum.

 Memberikan persetujuan pengeluaran anggaran dalam rangka operasional Direktorat SDM dan Umum dengan batasan nilai sesuai ketentuan yang berlaku.

 Mengusulkan kepada Direktur Utama untuk promosi, demosi, mutasi dan memberhentikan karyawan dilingkungan Direktorat SDM dan Umum dan Direktorat lainnya sesuai peraturan kepegawaian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8. Anak Perusahaan dan Penyertaan Saham

PTPN IV memiliki tiga anak perusahaan yaitu, PT. Sarana Agro Nusantara (PT.SAN) yang bergerak dalam bidang jasa tangki timbun dan pemompaan CPO, PT Agro Sinergi Nusantara dan PT Sinergi Perkebunan Nusantara yang bergerak dalam bidang Perkebunan Kelapa Sawit. Selain memiliki anak perusahaan, PTPN IV juga memiliki perusahaan asosiasi, yaitu:

1. PT ESW Nusantara Tiga 2. PT Pupuk Agro Nusantara 3. PT Nusantara Mas

Serta penyertaan saham pada : 1. PT Padasa Enam Utama


(43)

2. PT Karisma Pemasaran Bersama Nusantara 3. PT Riset Perkebunan Nusantara

4. Hamburg – Indonesische Import (dalam likuidasi).

D. Jaringan Usaha

PTPN IV adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada bidang usaha agroindustri. Mengusahakan perkebunan dan pengolahan komoditas kelapa sawit dan teh yang mencakup pengolahan areal dan tanaman, kebun bibit dan pemeliharaan tanaman menghasilkan, pengolahan komoditas menjadi bahan baku berbagai industri, pemasaran komoditas yang dihasilkan dan kegiatan pendukung lainnya.

PTPN IV memiliki 30 Unit Kebun yang mengelola budidaya Kelapa Sawit dan Teh, dan 3 unit Proyek Pengembangan Kebun Inti Kelapa Sawit, 1 unit Proyek Pengembangan Kebun Plasma Kelapa Sawit, yang menyebar di 9 Kabupaten, yaitu Kabupaten Langkat, Deli Serdang,Serdang Bedagai, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu,Padang Lawas , Batubara dan Mandailing Natal. Dalam proses pengolahan, PTPN IV memiliki 15 Unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas total 575ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam, 2 unit Pabrik Tehdengan kapasitas total 154 ton Daun Teh Basah (DTB)per hari, dan 1 unit Pabrik Pengolahan Inti Sawit dengan kapasitas 450 ton per hari. PTPN IV juga didukung oleh 1 Unit Usaha Engineering Manufacturing and Construction yaitu Pabrik MesinTenera (PMT) dan 3 Unit Usaha Rumah Sakit yaitu RS. Laras, RS. Balimbingan dan RS. Pabatu. Seluruh Unit Usaha


(44)

dan Proyek Pengembangan PTPN IV dikelompokkan kedalam 5 (lima) Grup Unit Usaha (GUU). Berikut penjelasan mengenai unit-unit usaha tersebut.

E. Kinerja Usaha

Capaian produksi TBS Kebun Sendiri Triwulan I/2014 berada diatas RKAP sebesar 9.698 ton atau 2,19% dan pembelian TBS dibawah RKAP sebesar 72.786 ton atau 30,99%. Secara gabungan produksi TBS dibawah RKAP sebesar 63.088 ton atau 9,31%. Realisasi produksi TBS Kebun Sendiri dan Pembelian TBS Triwulan I/2014 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu masing-masing mengalami kenaikan sebesar 6.672 ton atau 1,50% dan 25. 722 ton atau 18,86%. Realisasi produksi Daun Teh Basah kebun sendiri Triwulan I/2014 dibawah RKAP sebesar 339 ton atau 5,61% dan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu diatas sebesar 740 ton atau 14,90%.

Capaian penjualan setelah pungutan ekspor Triwulan I/2014 sebesar Rp 1.474,97 milyar jika dibandingkan dengan RKAP sebesar Rp 1.318,00 milyar maka bedara diatas RKAP sebesar Rp 156,97 milyar atau 11,91%. Realisasi biaya secara keseluruhan Triwulan I/2014 sebesar Rp 1.202,05 milyar. Jika dibandingkan dengan RKAP sebesar Rp 1.331,55 milyar maka realisasi biaya berada dibawah RKAP sebesar Rp 129,50 milyar atau 9,73%.Capaian Laba sebelum PPh Triwulan I/2014 sebesar Rp 272,91 milyar jika dibandingkan dengan kerugian RKAP sebesar Rp 13,55 milyar, berada diatas RKAP sebesar Rp 286,46 milyar atau 2.114,56%.


(45)

F. Rencana Usaha

Secara umum rencana kerja Perseroan akan diarahkan pada bidang – bidang sebagai berikut :

1. Melakukan pengembangan industri hilir (Bio Diesel, Biomassa, Oleokimia dll.)

2. Ekspansi pengembangan areal perkebunan kelapa sawit ke Kalimantan dan Sulawesi

3. Peningkatan kapasitas olah pabrik kelapa sawit 4. Peningkatan produktivitas TBS dan efisiensi biaya 5. Pengembangan perbengkelan PMT Dolok Ilir 6. Spin off Rumah Sakit & Sekolah

PTPN IV merupakan BUMN yang berkomitmen menerapkan GCG (Good Corporate Governance) secara konsisten dan berkelanjutan. Penerapan GCG sebagai budaya perusahaan mencakup kalangan internal dan kalangan eksternal perusahaan seperti mitra bisnis pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya.

Penerapan GCG berlandaskan pada lima prinsip dasar yaitu :

1. Transparansi (transparency): yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dandalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan.

2. Akuntabilitas (accountability): yaitu kejelasan fungsi pelaksanaan dan pertanggung jawaban organik sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana


(46)

secara efektif.

3. Pertanggungjawaban (responsibility): yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

4. Kemandirian (independency): yaitu pengelolaan perusahaan yang dilakukan secara profesional tanpa benturan kepentingan pengaruh dan tekanan dari pihak manapun serta taat asas terhadap peraturan perundangan yang berlaku serta prinsip – prinsip korporasi yang sehat. 5. Kewajaran (fairness): yaitu keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi

hak-hak pemangku kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian dan ketentuan yang berlaku.

Untuk memastikan penerapan GCG di perusahaan, Direksi telah membentuk Bagian Manajemen Risiko dan GCG serta menunjuk Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha sebagai penanggung jawab dalam penerapan dan pemantauan GCG di PTPN IV. Perseroan menuangkan penerapan tata kelola ini sebagai salah satu pilar dalam strategi bisnis yang ditetapkan oleh manajemen setiap tahunnya untuk meningkatkan komitmen dalam penerapan tata kelola.

       


(47)

BAB III

FUNGI DAN TANGGUNG JAWAB CONTROLLER TERHADAP PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP PADA PT. PERKEBUNAN

NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN

A. Aktiva Tetap

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan aktiva tetap, penulis mengutip beberapa pengertian dari aktiva tetap. Menurut PSAK No 16 (2007:16.2) aktiva tetap adalah asset berwujud yang :

(a) Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa yang direntalkan kepada pihak lain atau untuk tujuan administrative.

(b) Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Sedangkan menurut Werren, Reeve and Fees (2005; 440), “Aktiva Tetap (fixed assets) merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relative permanen. Mereka merupakan aktiva berwujud (tangible assets) karena ada secara fisik. Aktiva tersebut dimiliki dan dipergunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal”.

Menurut Soemarso (2005;20), “Aktiva Tetap merupakan aktiva yang berwujud (tangible assets) yang: (1) masa manfaatnya lebih dari 1 tahun;


(48)

(2) digunakan dalam kegiatan perusahaan; (3) dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan perusahaan; (4) nilainya cukup besar”.

Dari defenisi terdapat beberapa karakteristik aktiva tetap, yaitu:

a. Jangka waktu pemakaiannya lebih dari satu tahun/periode. Dari karakteristik ini dikenal istilah penyusutan,

b. Merupakan aktiva berwujud karena dapat dilihat secara fisik,

c. Dimiliki oleh perusahan untuk tujuan administrative dan bukan untuk dijual.

B. Jenis – Jenis Aktva Tetap

Jenis aktiva tetap disetiap perusahaan berbeda-beda, hal ini disebabkan karena perbedaan jenis kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan. Secara umum, penggolongan aktiva tetap didasarkan pada beberapa sudut pandang, yaitu;

1. Dari sudut pandang substansinya, terdiri dari :

a. Aktiva Berwujud (Tangible Assets). Contoh : Lahan, Gedung, Mesin, dan lain-lain.

b. Aktiva Tak Berwujud (Intangible Assets). Contoh : Hak cipta (Copy Right), Hak Merek (Trade Mark), Paten dan lain-lain.

2. Dari sudut pandang Penyusutan, terdiri dari :


(49)

Gedung, Mesin, Kendaraan, dan lain-lain.

b. Aktiva Tetap yang tidak disusutkan (Undepreciated Plant Assets). Contoh : Tanah.

3. Dari sudut pandang Umur, terdiri dari :

a. Aktiva tetap berwujud yang umur atau masa kegunaanya tidak terbatas. Misal : tanah, bangunan pabrik, gudang dan kantor.

b. Aktiva tetap berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas dan dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya telah berakhir. Misal : Bangunan, mesin, perlengkapan kantor, kendaraan dan alat transport.

c. Aktiva berwujud yang umur atau masa kegunaanna terbatas dan tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya sudah habis, seperti tambang hutan atau biasa disebut Aktiva Sumber Alam.

Sedangkan jenis-jenis aktiva tetap, terdiri dari :

a. Lahan, yaitu bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi, apabila ada lahan yang didirikan bangunan diatasnya maka harus dipisahkan pencatatannya dari lahan tersebut. Khusus untuk bangunan yang dianggap sebagai dari lahan atau yang dapat meningkatkan nilai gunanya seperti jalan, maka pencatatannya dapat digabungkan dalam nilai lahan.


(50)

b. Gedung, yaitu bangunan yang berdiri di atas lahan baik diatas tanah ataupun diatas air. Tidak seperti tanah yang tidak pernah disusutkan, maka gedung mengalami penyusutan dari tahun ke tahun sehingga nilainya akan berkurang tiap periodenya.

c. Mesin, yaitu alat mekanis yang dikuasai perusahaan alam kegiatan baik untuk dgang ataupun jasa. Pencatatannya dilakukan dengan menambahkan nilai dari peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin itu.

d. Kendaraan, merupakan sarana angkutan yang dimiliki perusahaan untuk mendukung kegiatan operasionalnya. Misalnya truk, mobil dinas, kendaraan roda dua, serta jenis kendaraan lain yang dapat digunakan sebagai sarana transportasi.

e. Investasi, perlengkapan yang melengkapi isi kantor misalnya, termasuk perlengkapan pabrik, kantor, ataupun alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan. Contoh: Inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris laboratorium, serta inventaris gudang.

Adapun daftar aktiva yang terdapat Pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan menggolongkan daftar aktiva tetap yaitu:

Setiap Aktiva mempunyai masa manfaat sesuai dengan golongannya masing-masing. Masa manfaat yang diberlakukan sesuai surat No. 04.07/SE/18/IX/2008 tanggal 22 September 2008 adalah sebagai berikut:


(51)

Tabel 1.2

Daftar Aktiva Tetap PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan Umu r Man f aat

( T ah u n ) T an aman Me n g h asilkan :

Ke lap a Saw it 2 5

T e h 5 0

Ban g u n an Ru mah :

Pe rman e n 2 0

Se mi Pe rman e n 5

Ban g u n an Pe ru sah aan :

Pe rman e n 2 0

Se mi Pe rman e n 5

Me sin d an I n st alasi :

Me sin 2 0

I n st alasi 8

Jalan , Je mb at an d an Salu ran Air

Pe rman e n 1 6

Se mi Pe rman e n 5

Alat Pe n g an g ku t an :

Di Darat 5

Di Air 5

Alat Pe rt an ian d an I n ve n t aris Ke cil 5

HGU Se su ai SK

HGB Se su ai SK

Nama Akt iva T e t ap

C. Cara Perolehan Aktiva Tetap

Menurut S. Hadibroto ada beberapa cara untuk memperoleh aktiva tetap dalam perusahaan. Diantaranya adalah: 1. Dengan pembelian tunai, 2. Dengan pembelian angsuran, 3. Dengan pertukaran aktiva lain, 4. Dengan membuat sendiri, 5. Sewa guna usaha, 6. Pertukaran dengan sekuritas dan 7. Dari pemberian atau hadiah.

Dari beberapa cara perolehan aktiva tetap diatas, PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan pada umumnya memperoleh aktiva tetapnya dengan cara pembelian tunai.


(52)

Proses Perolehan Aktiva Tetap :

1. Unit Usaha mengajukan dalam RKAP (RKAP.27BC)

2. Jika RKAP telah disetujui, untuk merealisasi investasi baru Unit Usaha membuat PABI (untuk yang bukan fisik barang) dan PP AU.31 yang berbentuk fisik barang (misalnya mesin pabrik dan lain sebagainya)

3. Bagian P2BJ Kantor Pusat akan menerbitkan Kontrak (untuk yang bukan fisik barang) dan Bagian Pengadaan menerbitkan OPL untuk yang berbentuk fisik barang

4. Rekanan mengerjakan pekerjaan di Unit (untuk yang bukan fisik barang) atau mengirim barang untuk yang berbentuk fisik barang

5. Untuk yang bukan fisik barang :

- Setelah pekerjaan selesai Unit Usaha membuat BAST, AU.79, Berita Acara Pemeriksaan Barang (BAPB), AU.53 kemudian menjurnal dan membukukannya

- Unit Usaha menerbitkan Nota Kredit ke Kantor Pusat

6. Untuk yang berbentuk fisik barang :

- Setelah barang diterima, Unit Usaha menerbitkan Berita Acara Pemeriksaan Barang (BAPB) dan AU.53

- Unit Usaha menerbitkan Nota Kredit ke Kantor Pusat - Unit Usaha menerbitkan Bon AU.58


(53)

Gambar 2.3

Bagan Proses Pembukuan Investasi baru PABI/PP

Diproses GUU

PABI/PP Dari Unit PABI/PP

Diproses

RKAP 27 B/C

AU.53 BAPB

Terbit Kontrak/OPL Dari Kanpus

Kartu Gudang BAST

AU.79

Jurnal Bagian Finansil

Bon AU.58

Nota Kredit KRBBB 

DKAT

NERACA PERCOBAAN


(54)

D. Metode Penyusutan

Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva tetap dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini pemakaian yang terus – menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap tersebut menurun dari hari ke hari.

Dalam menghitung penyusutan (depresiasi) ada beberapa faktor yang perlu di perhatikan yaitu sebagai berikut:

1. Harga perolehan aktiva tetap (Asset Cost)

2. Nilai residu/sisa (Residual Value), yaitu nilai yang diharapkan dapat direalisasikan pada saat aktiva tidak dapat digunakan lagi.

3. Masa manfaat (Useful Life)

4. Metode penyusutan (Depreciation Method). Metode penyusutan aktiva tetap yang digunakan oleh suatu perusahaan harus sesuai dengan sifat dan penggunaan aktiva tetap. Kebijaksanaan pimpinan dan metode penyusutan yang digunakan harus konsisten.

Menurut PSAK 17 penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Besarnya penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung.

a. Berdasarkan Waktu

Metode penyusutan berdasarkan waktu terdiri dari 2 metode yaitu: 1. Metode garis lurus (straight line method)


(55)

b. Berdasarkan Penggunaan

Metode penyusutan berdasarkan penggunaan terdiri 2 metode yaitu: 1. Metode jam jasa (service haours method)

2. Metode jumlah unit produksi (productive output method) c. Berdasarkan kriteria Lainnya

Metode penyusutan berdasarkan waktu terdiri dari 3 metode yaitu:

1. Metode berdasarkan jenis dan kelompok (group and composite method)

2. Metode anuitas (annuity method) 3. Sistem persediaan (inventory system)

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan menggunakan metode garis lurus (straight line method). Hal ini dikarenakan selain perhitungannya mudah, metode garis lurus merupakan metode perhitungan yang paling sederhana karena metode ini menghasilkan biaya secara wajar dalam penggunaan aktiva. Jika suatu aktiva tidak digunakan setahun penuh maka tahunnya disesuaikan menurut lamanya pemakaian.

Metode garis lurus sangat sederhana dan dipergunakan secara luas. Metode ini menciptakan transfer biaya yang layak ke beban periodik. Jika pemanfaatan aktiva dan pendapatan yang terkait dari pemakaian itu sama setiap periodenya. Samanya penyusutan aktiva tersebut tiap periodenya mempermudah pemegang saham melihat penyusutan dilaporan keuangan. Nilai sisa dianggap Rp. 0, perhitungan beban penyusutan ditetapkan dari biaya perolehan historisnya.


(56)

Penggunaan metode penyusutan pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yaitu dengan menggunakan salah satu metode penyusutan yang ada yaitu dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method).

E.Tujuan Pengawasan Aktiva Tetap

Dalam suatu organisasi yang memiliki nilai aktiva tetap yang dominan dari total nilai aktiva organisasi hatus memiliki sistem akuntansi yang baik yang mendukung pengawasan intern (internal control) terhadap intern aktiva tetap yang diandalkan. Sistem akuntansi yang baik harus meliputi semua teknik, metode dan prosedur dalam pencatatan dan pengolahan data akuntansi untuk memperoleh pengawasan intern yang baik dalam organisasi. Dengan sistem akuntansi yang baik maka kita dapat mengetahui kecurangan-kecurangan atau penyelewengan aktiva yang terjadi di organisasi. Dari kecurangan dan penyelewengan tersebut maka dapat diterapkan sistem pengawasan intern yang baik sebagai upaya untuk mengurangi atau menghindari kecurangan dan penyelewengan yang sering terjadi dalam organisasi.

Dalam kaitannya dengan pengawasan aktiva tetap secara spesifik, tekanan dari tujuan sistem pengawasan intern lebih diutamakan pada perlindungan terhadap kekayaan aktiva tetap.

Tujuan pengawasan aktiva tetap sebagai berikut:

a. Menghindari kecurangan dan penyelewengan terhadap pencatatan fisik dan pemeriksan aktiva tetap,


(57)

b. Untuk mendeteksi aktiva tetap yang telah hilang, rusak atau menganggur, perhitungan fisik persediaan aktiva tetap harus dilakukan secara periodik dalam rangka memeriksa keakuratan catatan akuntansi. Selain itu aktiva tetap harus diperiksa secara periodik untuk menentukan kondisinya. Pengawaan yang hati-hati harus dilaksanakan dalam pelepasan aktiva tetap. Semua pelepasan harus diotorisasi dan disetujui secara benar,

c. Mengetahui keberadaan aktiva tetap apakah sesuai dengan fungsinya.

Menurut Diana (2011;82), “Pengendalian Intern adalah semua rencana organisasional, metode, dan pengukuran yang dipilih oleh suatu kegiatan usaha untuk mengamankan harta kekayaannya, mengecek keakuratan dan keandalan data akuntansi usaha tersebut, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendukung dipatuhinnya kebijakan manajerial yang telah ditetapkan”.

Menurut penulis sistem pengawasan intern aktiva tetap pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan telah sesuai teori pada kutipan yang penulis sajikan, dimana metode yang digunakan pengawasan aktiva tetap, maka sistem pengawasan yang telah dilakukan perusahaan sudah efektif.

F. Teknik Pengawasan Intern Aktiva Tetap

Dalam melakukan teknik pengawasan aktiva tetap tentunya tidak terlepas dari sistem pengawasan intern yang terdapat di dalam suatu perusahaan, sebab teknik pengawasan aktiva tetap merupakan bagian dari cara–cara yang digunakan oleh pimpinan untuk mengawasi operasional suatu perusahaan.


(58)

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan melakukan teknik pengawasan internal atas aktiva tetapnya sebagai berikut:

- Menempatkan karyawan yang cakap, dipercaya dan bisa mengoperasikan komputer,

- Setiap aktiva diberi nomor aktiva yang berurut dan ditandai pada aktiva yang bersangkutan,

- Secara periodik setahun sekali dilakukan pengecekkan fisik atas dasar kumpulan aktiva tetap (DKAT) yang bersangkutan dan hasil pemeriksaan akan dilaporan ke direksi kantor pusat. Untuk aktiva yang hilang, atau tidak bisa dipakai unit usaha diwajibkan membuat permohonan ke direksi untuk proses pengajuan afkir atas aktiva yang bersangkutan. Dari permohonan unit usaha tersebut direksi menugaskan tim dari bagian akuntansi dan bagian tekhnik berkunjung ke unit usaha untuk mengajukan permohonan tersebut. Hasil dari kunjungan tersebut berupa berita acara pemeriksaan aktiva tetap yang di afkir. Berita acara tersebut direksi memutuskan untuk menyetujui atau tidak. Bentuk persetujuan direksi berupa SK Afkir. Aktiva tetap yang telah disetujui disimpan ditempat yang khusus dan wajib dijaga oleh unit usaha yang bersangkutan.

- Untuk aktiva tetap yang di afkir, apabila hendak dihapus bukukan dari laporan keuangan perusahaan. Direksi membuat surat permohonan persetujuan Dewan Komisaris dan RUPS (Kementerian BUMN). Penghapus bukuan bisa dengan jalan pelelangan kerjasama dengan Badan Lelang Negara (BLN) atau pembangunan kembali terhadap aktiva-aktiva


(59)

- Setiap tutup buku bulanan controller memeriksa biaya penyusutan dan akumulasi penyusutan perkebun, apakah sudah sesuai dengan neraca percobaan dengan daftar kumpulan aktiva tetap (DKAT).

G. Fungsi dan Tanggung Jawab Controller Pengawasan Intern Aktiva Tetap Fungsi pengawasan merupakan fungsi utama seorang controller. Fungsi pengawasan meliputi aktivitas untuk menentukan dan mengevaluasi apakah pelaksanaan sesuai dengan perencanaan. Apabila terdapat penyimpangan, maka controllership yang berkewajiban melaporkan kepada pimpinan bagian yang bersangkutan untuk selanjutnya oleh pimpinan yang diambil tindakan yang seperlunya.

 Fungsi Controller, menurut sistem pengendalian manajemen lebih menekankan pada lingkungan organisasi dan aspek perilaku orang untuk mencapai tujuan organisasi dan dilakukan oleh CFO,

 Fungsi Controllership, lebih ditekankan pada fungsi dan tekhnik – tekhnik pengawasan yang harus dilakukan didalam perusahaan, dan dilakukan Kepala Fungsional/ Unit Akuntansi (dulu) sekarang juga oleh CFO.

 Fungsi Controller menurut Sistem Pengendalian Manajemen (Manajement Control System) dan Controllership, berbeda pada penekanannya

Dari keterangannya diatas dapat diketahui bahwa tugas controller adalah menentukan apakah ada penyimpangan (Variance) dalam pelaksanaan. Oleh karena itu, fungsi pengawasan ini harus mengacu pada norma – norma, ukuran, kebijaksanaan, prosedur, tujuan, standart maupun sasaran pelaksanaan


(60)

suatu kegiatan atau project yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak sebelumnya.

Menurut P. Robbins (2010;182), Pengendalian (Controlling) adalah proses mengawasi (monitoring), membandingkan (comparing) dan mengoreksi (correcting) kinerja.

Pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan ada dua jabatan fungsi dan tanggung jawab controller yakni:

 Kepala Urusan Aktiva Tetap A. Tanggung Jawab Jabatan

- Bertanggung jawab langsung kepada Kepala Bagian Akuntansi

- Bertanggung jawab atas penggunaan sumber daya di Urusan Aktiva Tetap

- Terpeliharanya kualitas pelayanan kepada pelanggan/klien di Urusan Aktiva Tetap

- Terlaksananya pengembangan kualitas SDM dalam Urusan Aktiva tetap

B. Wewenang Jabatan

- Mengevaluasi fungsi – fungsi manajemen, kebijakan, dan program kerja pada Urusan Aktiva Tetap

- Mengevaluasi pelaksanaan tugas Asisten Urusan dan karyawan pelaksana dan mengusulkan kepada Kepala Bagian Akuntansi

- Mengambil keputusan yang berhubungan dengan tugas yang tidak menyimpang dari kebijakan perusahaan


(61)

- Membimbing dan mengarahkan Asisten Urusan dan karyawan pelaksana untuk mencapai hasil kerja optimal dan disiplin yang baik. C. Tugas Pokok Jabatan

- Menyusun kebijakan, program kerja dan mengajukan anggaran biaya pada Urusan Aktiva Tetap Kantor Pusat

- Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas Asisten Urusan dan karyawan pelaksana yang dibawahi

- Membina dan memotivasi Asisten Urusan dan karyawan pelaksana. - Membantu kelancaran pelaksanaan tugas auditor.

 Asisten Urusan Aktiva Tetap A. Tanggung Jawab Jabatan

- Bertanggung jawab terhadap penyelesaian Laporan Kompilasi Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain

- Bertanggung jawab kepada Kepala Urusan Aktiva Tetap dan Kepala bagian Akuntansi

- Terpeliharanya kualitas pelayanan kepada pelanggan/klien di Urusan Aktiva Tetap

- Terlaksananya pengembangan kualitas SDM dalam Urusan Aktiva Tetap

B. Wewenang Jabatan

- Membantu Kepala Urusan Aktiva Tetap dalam memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan tugas karyawan yang dibawahi untuk pencapaian hasil pekerjaaan yang optimal


(62)

- Membantu Kepala Urusan Aktiva Tetap dalam member bimbingan, pengarahan, dan motivasi serta pengawasan tanggung jawab karyawan pelaksanaan yang dibawahi

- Memberi masukan kepada Kepala Urusan Aktiva Tetap atas penilaian kinerja karyawan yang dibawahi dan hal-hal lain yang berkaitan dengan tugas perusahaan.

C. Tugas Pokok Jabatan

- Membantu Kepala Urusan Aktiva Tetap dalam melaksanakan fungsi – fungsi manajemen di bidang Pelaporan bulanan, triwulan dan tahunan yang berkaitan dengan Aktiva Tetap

- Memeriksa usulan penghapusan dan pengafkiran yang diajukan oleh unit usaha sekaligus melakukan peninjauan fisik aktiva tetap yang diusulkan dengan bagian terkait

                   


(63)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa terhadap fungsi dan tanggung jawab controller terhadap pengawasan intern aktiva tetap pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan, maka peenulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dibidang perkebunan yang berkedudukan di Medan Provinsi Sumatera Utara

2. Fungsi dan tanggung jawab controller dalam perencanaan dan pengawasan intern atas aktiva tetap pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) sudah dilakukan dengan baik dan sesuai prosedur

3. Teknik pengawasan atas aktiva tetap yang berjalan pada PT. Perkebunan Nusantara IV sudah cukup baik. Pengadaan dan penggunaan atas aktiva tetap cukup efektif dan efisien. Setiap pencatatan transaksi telah didukung dengan bukti yang lengkap

4. PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan melakukan pengawasan internal atas aktiva tetapnya, Menempatkan karyawan yang cakap dan dipercaya, Pemeriksaan secara fisik atas kekayaan perusahaan, Setiap tutup buku bulanan controller memeriksa biaya penyusutan dan akumulasi penyusutan perkebun.


(64)

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mencoba memberikan saran-saran yang mungkin dapat bermanfaat kepada pihak PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan dalam mencapai visi dan misi perusahaan, adapun saran-saran yang akan disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Pengawasan pada aktiva tetap sebaiknya harus ditingkatkan untuk mencapai pengawasan intern yang lebih baik, selain membantu untuk mencegah terjadinya penyelewengan atas aktiva tetap.

2. Sistem pengendalian yang dijalankan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan sudah cukup baik, namun harus lebih ditingkatkan agar dapat meminimalisir atau menghilangkan sebuah kecurangan yang akan terjadi nantinya.

3. Penerapan pengawasan aktiva tetap sudah bisa mulai diterapkan pada perusahaan karena dapat meminimalisir kesalahan dan kecurangan yang terjadi sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.

4. Penyajian catatan dan pembukuan aktiva tetap harus lebih transparansi, sehingga pengawasan intern aktiva tetap dapat dilakukan lebih baik.

         


(65)

DAFTAR PUSTAKA

Diana, Anastasia, Setiaweti, lilis, 2011. Sistem Informasi Akuntansi, Andi Offset, Yogyakarta

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2010. Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan, Berbasis IFRS, Jakarta

P. Robbins Stephen. 2010. Management, Edisi ke-10, Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta

S.R, Soemarso. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi ke-5, Buku 2, Jilid 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Werren, Carl S, James M, Reeve, Philip E. Fess. 2005. Accounting, Edisi ke 21, Buku 1, Cetakan Pertama, terjemahan Aria Farahmita, Amanugrahmi, Taufik Hendrawan, Penerbit Salemba Empat. Jakarta

Weygendt, Jerry. J, Donald E. Kieso, Paul. D. Kimmel. 2007. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi ke-7, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

 

             


(1)

 

suatu kegiatan atau project yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak sebelumnya.

Menurut P. Robbins (2010;182), Pengendalian (Controlling) adalah proses mengawasi (monitoring), membandingkan (comparing) dan mengoreksi (correcting) kinerja.

Pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan ada dua jabatan fungsi dan tanggung jawab controller yakni:

 Kepala Urusan Aktiva Tetap A. Tanggung Jawab Jabatan

- Bertanggung jawab langsung kepada Kepala Bagian Akuntansi

- Bertanggung jawab atas penggunaan sumber daya di Urusan Aktiva Tetap

- Terpeliharanya kualitas pelayanan kepada pelanggan/klien di Urusan Aktiva Tetap

- Terlaksananya pengembangan kualitas SDM dalam Urusan Aktiva tetap

B. Wewenang Jabatan

- Mengevaluasi fungsi – fungsi manajemen, kebijakan, dan program kerja pada Urusan Aktiva Tetap

- Mengevaluasi pelaksanaan tugas Asisten Urusan dan karyawan pelaksana dan mengusulkan kepada Kepala Bagian Akuntansi

- Mengambil keputusan yang berhubungan dengan tugas yang tidak menyimpang dari kebijakan perusahaan


(2)

- Membimbing dan mengarahkan Asisten Urusan dan karyawan pelaksana untuk mencapai hasil kerja optimal dan disiplin yang baik. C. Tugas Pokok Jabatan

- Menyusun kebijakan, program kerja dan mengajukan anggaran biaya pada Urusan Aktiva Tetap Kantor Pusat

- Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas Asisten Urusan dan karyawan pelaksana yang dibawahi

- Membina dan memotivasi Asisten Urusan dan karyawan pelaksana. - Membantu kelancaran pelaksanaan tugas auditor.

 Asisten Urusan Aktiva Tetap A. Tanggung Jawab Jabatan

- Bertanggung jawab terhadap penyelesaian Laporan Kompilasi Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain

- Bertanggung jawab kepada Kepala Urusan Aktiva Tetap dan Kepala bagian Akuntansi

- Terpeliharanya kualitas pelayanan kepada pelanggan/klien di Urusan Aktiva Tetap

- Terlaksananya pengembangan kualitas SDM dalam Urusan Aktiva Tetap

B. Wewenang Jabatan


(3)

 

- Membantu Kepala Urusan Aktiva Tetap dalam member bimbingan, pengarahan, dan motivasi serta pengawasan tanggung jawab karyawan pelaksanaan yang dibawahi

- Memberi masukan kepada Kepala Urusan Aktiva Tetap atas penilaian kinerja karyawan yang dibawahi dan hal-hal lain yang berkaitan dengan tugas perusahaan.

C. Tugas Pokok Jabatan

- Membantu Kepala Urusan Aktiva Tetap dalam melaksanakan fungsi – fungsi manajemen di bidang Pelaporan bulanan, triwulan dan tahunan yang berkaitan dengan Aktiva Tetap

- Memeriksa usulan penghapusan dan pengafkiran yang diajukan oleh unit usaha sekaligus melakukan peninjauan fisik aktiva tetap yang diusulkan dengan bagian terkait

                   


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa terhadap fungsi dan tanggung jawab controller terhadap pengawasan intern aktiva tetap pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan, maka peenulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dibidang perkebunan yang berkedudukan di Medan Provinsi Sumatera Utara

2. Fungsi dan tanggung jawab controller dalam perencanaan dan pengawasan intern atas aktiva tetap pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) sudah dilakukan dengan baik dan sesuai prosedur

3. Teknik pengawasan atas aktiva tetap yang berjalan pada PT. Perkebunan Nusantara IV sudah cukup baik. Pengadaan dan penggunaan atas aktiva tetap cukup efektif dan efisien. Setiap pencatatan transaksi telah didukung dengan bukti yang lengkap

4. PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan melakukan pengawasan internal atas aktiva tetapnya, Menempatkan karyawan yang cakap dan dipercaya, Pemeriksaan secara fisik atas kekayaan perusahaan, Setiap


(5)

 

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mencoba memberikan saran-saran yang mungkin dapat bermanfaat kepada pihak PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan dalam mencapai visi dan misi perusahaan, adapun saran-saran yang akan disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Pengawasan pada aktiva tetap sebaiknya harus ditingkatkan untuk mencapai pengawasan intern yang lebih baik, selain membantu untuk mencegah terjadinya penyelewengan atas aktiva tetap.

2. Sistem pengendalian yang dijalankan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan sudah cukup baik, namun harus lebih ditingkatkan agar dapat meminimalisir atau menghilangkan sebuah kecurangan yang akan terjadi nantinya.

3. Penerapan pengawasan aktiva tetap sudah bisa mulai diterapkan pada perusahaan karena dapat meminimalisir kesalahan dan kecurangan yang terjadi sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.

4. Penyajian catatan dan pembukuan aktiva tetap harus lebih transparansi, sehingga pengawasan intern aktiva tetap dapat dilakukan lebih baik.

         


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Diana, Anastasia, Setiaweti, lilis, 2011. Sistem Informasi Akuntansi, Andi Offset, Yogyakarta

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2010. Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan, Berbasis IFRS, Jakarta

P. Robbins Stephen. 2010. Management, Edisi ke-10, Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta

S.R, Soemarso. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi ke-5, Buku 2, Jilid 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Werren, Carl S, James M, Reeve, Philip E. Fess. 2005. Accounting, Edisi ke 21, Buku 1, Cetakan Pertama, terjemahan Aria Farahmita, Amanugrahmi, Taufik Hendrawan, Penerbit Salemba Empat. Jakarta

Weygendt, Jerry. J, Donald E. Kieso, Paul. D. Kimmel. 2007. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi ke-7, Penerbit Salemba Empat, Jakarta