Perbedaan Stres Kerja Berdasarkan Shift Kerja Pada Pekerja Bagian Electrical Field Service Di Pt Baker Hughes Indonesia Duri-Riau Tahun 2013

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Undang-undang No 13 tahun 2003 dikatakan bahwa pembangunan nasional
yang dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan
masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil
dan makmur yang merata baik materil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945, yang mana dalam
pelaksanaan pembangunan nasional tersebut tenaga kerja mempunyai peranan dan
kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan.
Sebagai pelaku dari pembangunan itu sendiri tenaga kerja harus diperhatikan
dalam aspek keselamatan dan kesehatannya yang dimuat dalam undang-undang No
01 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dalam pasal 9 dinyatakan bahwa perusahaan
wajib mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik
maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
Salah satu upaya keselamatan dan kesehatan kerja dalam sebuah perusahaan
adalah memeperhatikan waktu kerja. Waktu kerja bagi seseorang menentukan
kesehatan yang bersangkutan, efisisensi, efektivitas dan produktivitas kerjanya.
Lamanya seseorang bekerja dengan baik dalam sehari pada umumnya 6-10 jam,
sisanya 14-18 jam digunakan untuk kehidupan dalam keluarga, masyarakat, istirahat,
tidur dan lain-lain. (Suma’mur, 2009)


Universitas Sumatera Utara

Upaya yang sering dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan
produktivitas perusahaanya adalah dengan menambah jam kerja karyawanya yaitu
dengan menggunakan sistem shift kerja.Shift kerja merupakan pembagian kerja dalam
waktu 24 jam meliputi pagi, sore dan malam yang dilaksanakan untuk memanfaatkan
sumber daya yang ada dengan tujuan memenuhi dan meningkatkan produksi. Bagi
perusahaan pengaturan shift kerja dilaksanakan bertujuan untuk menjaga kelancaran
dan pemenuhan target produksi, sedangkan bagi pekerja merupakan beban kerja yang
harus dipikul sebagai pekerja.
Penelitian Monk dan Tepas yang dikutip oleh Munandar (2001) menunjukkan
bahwa shift kerja malam merupakan sumber utama dari stres bagi para pekerja
pabrik, hal ini menyebabkan pekerja akan mengalami gangguan tidur yang antara lain
dapat dipengaruhi oleh kekurangan waktu tidur dan gangguan pada circadian rhythm
akibat jet lag atau shift kerja.
Penelitian yang dilakukan oleh Firdaus (2005) diperoleh hasil bahwa shift
kerja berpengaruh terhadap terjadinya stres pada tenaga kerja di bagian produksi
pabrik kelapa sawit, dengan tingkat stres yang paling banyak terjadi pada saat shift
malam hari. Hal ini juga diperkuat oleh penelitian Balatif (2002) yang melakukan

penelitian di sebuah industry soft drink dimana diperoleh hasil bahwa bekerja pada
shift malam memiliki pengaruh paling besar kemudian diikuti oleh shift pagi, dan

sore terhadap terjadinya peningkatan tekanan darah dan denyut nadi dalam
menyebabkan terjadinya stres.

Universitas Sumatera Utara

Stres di tempat kerja bukanlah fenomena baru, akan tetapi dewasa ini telah
menjadi masalah manajemen yang sangat penting di dunia bisnis. Manajer dan
perusahaan dan penyedia pabrik mengakui bahwa stres telah mewabah. Tiga dari lima
orang menyatakan

bahwa stres kerja berhubungan langsung dengan masalah

kesehatan akut dan kronis sehingga dalam laporan pemerintah Amerika Serikat di
tahun 1992, stres kerja dijuluki sebagai penyakit abad ke 20. (National Safety
Council, 2003)
Beehr dan Newman yang dikutip oleh Wijono (2010) mendefenisikan bahwa
stres kerja sebagai suatu keadaan yang timbul dalam interaksi diantara manusia

dengan pekerjaan. Secara umum, stres didefenisikan sebagai rangsangan eksternal
yang mengganggu fungsi mental, fisik, dan kimiawi dalam tubuh seseorang.
Menurut Smith yang dikutip oleh Wijono (2010) mengemukakan bahwa
konsep stres kerja dapat ditinjau dari beberapa sudut, yaitu: pertama, stress kerja
merupakan hasil dari keadaan tempat kerja. Kedua, stres kerja merupakan hasil dari
dua faktor organisasi yaitu keterlibatan dalam tugas dan dukungan organisasi. Ketiga,
stres terjadi karena faktor “workload” juga faktor kemampuan melakukan tugas.
Keempat, akibat dari waktu kerja yang berlebihan. Kelima, adalah faktor tanggung
jawab kerja dan yang terakhir adalah tantangan yang muncul dari tugas.
Stres kerja merupakan hal yang harus diperhatikan karena dapat menyebabkan
berbagai masalah bagi perusahaan dan bagi pekerja itu sendiri, dapat dilihat dalam
penelitian yang dilakukan oleh kementrian tenaga kerja Inggris yang memperkirakan
bahwa tahun 1993 sekitar 30-40 persen absen karena sakit berhubungan dengan stres.

Universitas Sumatera Utara

Penyebab utama absen karena sakit adalah masalah urat dan otot, banyak diantaranya
disebabkan oleh stres. (Towner, 2002)
Stres kerja juga dapat mempengaruhi kinerja pekerja yang nantinya akan
berpengaruh juga terhadap produktivitas perusahaan, hal ini didukung oleh penelitian

Gaffar (2012) dimana stres kerja terbukti secara signifikan mempengaruhi kinerja
karyawan. Stres kerja dapat berakibat terjadinya kecelakaan kerja, hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2008), yang memperoleh hasil
penelitian bahwa terdapat hubungan stres kerja dengan terjadinya kecelakaan kerja.
Secara Nasional maupun wilayah regional, Indonesia belum memiliki data
penelitian yang luas ataupun spesifik tentang bahaya psikososial kerja dan akibat
gangguan stres di tempat kerja. Asumsi yang kemudian muncul adalah penelitian
mengenai stres kerja di Indonesia masih berada pada cakupan internal masing-masing
perusahaan saja, dimana data stres kerja tidak dipublikasikan dan tidak dapat diakses
secara umum melalui media elektronik maupun visual. (Wati, 2009)
PT Baker Hughes merupakan perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi
minyak dan gas. PT Baker Hughes mulai beroperasi di Kota Duri sejak tahun 1998
dengan nama PT Baker Hughes Indonesia (PT BHI) yang bergerak sebagai
kontraktor yang menyediakan jasa pemasangan pompa . PT BHI ini memiliki tiga
bagian pekerjaan yaitu office (kantoran) yang menangani administrasi perusahaan,
workshop yang menangani bagian gudang peralatan dan bengkel dan yang ketiga
field service yang menangani pekerjaan dilapangan. Bagian field service ini

mempunyai dua bagian pekerjaan yang berbeda, yang pertama adalah installation


Universitas Sumatera Utara

yaitu pekerjaan memasang ataupun merakit pompa minyak dan yang kedua adalah
bagian electrical field service yang menangani masalah elelektrik pompa minyak.
Adapun tugas dari bagian electrical field service ini adalah tugas yang membutuhkan
keahlian dan konsentrasi tinggi karena harus berhadapan dengan listrik tegangan
tinggi. Pekerja harus memasang listrik pompa, memantau aliran listrik pompa dan
menghidupkan pompa minyak jika pompa minyak tersebut mati ataupun tidak dapat
berfungsi dengan baik.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan penulis, sistem kerja yang ada dalam
perusahaan adalah dengan rotasi shift kerja. Pekerja dibagi menjadi 3 shift kerja
dimana masing-masing shift bekerja dengan waktu 5 hari kerja pagi, 5 hari kerja
malam , dan 5 hari istirahat. Pada saat pergantian shift kerja dari pagi ke malam
diberikan waktu istirahat 24 jam. Waktu kerja yang diterapkan untuk pagi hari
dimulai dari pukul 07.00-19.00 WIB, dan pekerja shift malam dimulai dari pukul
19.00-07.00 WIB, dengan demikian lamanya waktu kerja selama 12 jam sehari. Ada
atau tidaknya pekerjaan, pekerja harus tetap hadir kekantor sambil menunggu jika
terdapat panggilan kerja. jika terdapat panggilan pekerjaan maksimal pekerja yang
turun kelapangan hanya berjumlah 2 orang saja.
Berdasarkan wawancara kepada pekerja, terdapat keluhan pekerja mengenai

shift kerja. Pekerjaan shift dipagi hari terkadang lebih terasa berat dari pada malam

hari karena kuantitas pekerjaan terkadang lebih banyak pada saat pagi hari, pekerja
juga dapat pulang lebih lama dari 12 jam jika ada hambatan dalam perjalanan seperti
macet dan kerusakan jalan, waktu interaksi dengan keluarga juga berkurang, cuaca

Universitas Sumatera Utara

yang panas dan lingkungan kerja yang terpencil jauh dari keramaian dan terkadang
harus masuk kepedalaman hutan. Gangguan kerja yang dirasakan pekerja shift malam
adalah rasa ngantuk yang hebat saat bekerja karena paling banyak pekerjaan muncul
diatas jam 11 malam dan

suasana lingkungan kerja yang kurang pencahayaan.

Dampak yang mereka rasakan adalah kurangnya waktu istirahat tidur siang yang
terganggu oleh aktivitas lain, mudah capek, sakit kepala dan konsumsi rokok lebih
meningkat.
Informasi lain yang diperoleh dari para pekerja adalah mereka mengakui
bahwa terkadang mereka mengalami stres dikarenakan berbagai faktor diantaranya

adalah pekerja terkadang merasa takut karena harus menyelesaikan pekerjaan atau
kelapangan seorang diri, menempuh hutan yang beresiko diserang binatang liar,
terlalu banyak panggilan kerja sebagai contoh pekerjaan awal belum selesai, namun
panggilan kedua kerja sudah muncul, penghasilan yang dirasakan tidak sebanding
dengan pekerjaan, sistem informasi dan birokrasi dari atasan yang terkadang tidak
jelas sebagai contoh adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat namun pekerja
terkadang harus menunggu berjam-jam untuk menunggu atasan untuk penyerahan
laporan bahwa pekerjaan telah selesai, pembuatan dan penyampaian laporan dan
kejenuhan dalam menunggu panggilan kerja juga membuat pekerja mengalami stres.
1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan masalah dalam

penelitian ini apakah ada perbedaan stres kerja berdasarkan shift kerja pada pekerja

Universitas Sumatera Utara

bagian Electrical Field Service di PT Baker Hughes Indonesia Duri-Riau Tahun
2013.

1.3.

Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan stres kerja
berdasarkan shift kerja pada pekerja bagian Electrical Field Service di PT. Baker
Hughes Indonesia Duri-Riau.
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus penelitian ini adalah:
1.

Untuk mengetahui gambaran karakteristik pekerja bagian Electrical Field
Service di PT. Baker Hughes Indonesia Duri-Riau.

2.

Untuk mengetahui gambaran stress kerja berdasarkan shift kerja pada pekerja
bagian Electrical Field Service di PT Baker Hughes Indonesia Duri-Riau.


1.4.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1.

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi PT Baker Hughes Indonesia dan
pekerja bagian Electrical Field Service mengenai stres kerja yang terjadi
berdasarkan shift kerja.

2.

Sebagai proses belajar penulis dalam upanya mengimplementasikan berbagai
teori yang diperoleh selama proses belajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.

3.

Sebagai bahan informasi untuk penelitian selanjutnya.


Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA DITINJAU DARI PENGGUNAAN STRATEGI KOPING PADA PEKERJA SHIFT BAGIAN FINISHING DI P.T. DAN LIRIS SUKOHARJO

3 14 103

Perbedaan Stres Kerja Berdasarkan Shift Kerja Pada Pekerja Bagian Electrical Field Service Di Pt Baker Hughes Indonesia Duri-Riau Tahun 2013

2 31 110

PERBEDAAN STRESS KERJA PADA TENAGA KERJA Perbedaan Stress Kerja Pada Tenaga Kerja Shift Pagi, Shift Siang, Dan Shift Malam Di Bagian Weaving Pt. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

0 2 16

PERBEDAAN STRESS KERJA PADA TENAGA KERJA SHIFT PAGI, Perbedaan Stress Kerja Pada Tenaga Kerja Shift Pagi, Shift Siang, Dan Shift Malam Di Bagian Weaving Pt. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

0 0 18

Perbedaan Stres Kerja Berdasarkan Shift Kerja Pada Pekerja Bagian Electrical Field Service Di Pt Baker Hughes Indonesia Duri-Riau Tahun 2013

0 0 13

Perbedaan Stres Kerja Berdasarkan Shift Kerja Pada Pekerja Bagian Electrical Field Service Di Pt Baker Hughes Indonesia Duri-Riau Tahun 2013

0 0 2

Perbedaan Stres Kerja Berdasarkan Shift Kerja Pada Pekerja Bagian Electrical Field Service Di Pt Baker Hughes Indonesia Duri-Riau Tahun 2013

0 0 30

Perbedaan Stres Kerja Berdasarkan Shift Kerja Pada Pekerja Bagian Electrical Field Service Di Pt Baker Hughes Indonesia Duri-Riau Tahun 2013

0 0 3

Perbedaan Stres Kerja Berdasarkan Shift Kerja Pada Pekerja Bagian Electrical Field Service Di Pt Baker Hughes Indonesia Duri-Riau Tahun 2013

0 0 28

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA SHIFT PAGI DAN SHIFT SIANG PADA PERAWAT

0 1 7