Keanekaragaman Jenis Kantong Semar (Nepenthes spp.) di Cagar Alam Dolok Sibual Buali

10

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tanaman hias saat ini sangat digemari masyarakat hampir di seluruh
daerah di tanah air.Diantara beberapa tanaman hias tersebut adalah kantong semar
(Nepenthes).Tumbuhan ini memiliki daya tarik tersendiri karena keunikan
kantongnya dan bernilai ekonomi tinggi. Nepenthes hidup tersebar dari hutan
pantai dan di dataran tinggi, namun seiring terjadinya pembalakan hutan,
tumbuhan ini menjadi langka dan berharga mahal yang dapat mencapai jutaan
rupiah. Namun, sekarang populasi Nepenthes di alam semakin berkurang
(Akhriadi dan Hernawati, 2006).
Nepenthes merupakan tumbuhan karnivora yang di setiap ujung daunnya

memiliki kantung yang unik. Kantung yang unik ini dapat menjebak serangga atau
hewan kecil lainnya, karena di dalam kantungnya terdapat nectar glands (kelenjar
madu) yang dapat memikat serangga khususnya yang menyukai rasa manis.
Dinding permukaan kantung licin sehingga ketika mendekati kantung serangga
terpeleset dan terperangkap di dalam kantung (Handoyo dan Sitanggang, 2006).
Nepenthes spp. pertama kali ditemukan oleh J.P Breyne pada tahun 1689


di Indonesia, sebutan untuk tumbuhan ini berbeda antara daerah satu dengan yang
lain. Masyarakat di Riau mengenal tumbuhan ini dengan sebutan periuk monyet,
di Jambi disebut dengan kantong beruk, di Bangka disebut dengan ketakung,
sedangkan nama sorok raja mantri disematkan oleh masyarakat di Jawa Barat
pada tumbuhan unik ini, sementara di Kalimantan setiap suku memiliki istilah
sendiri untuk menyebut Nepenthes spp. Suku Dayak Katingan menyebutnya

Universitas Sumatera Utara

11

sebagai ketupat napu, suku Dayak Bakumpai dengan telep ujung, sedangkan suku
Dayak Tunjung menyebutnya dengan selo bengongong yang artinya sarang
serangga(Hernawati, 2001).
Nepenthes termasuk tumbuhan langka berdasarkan kategori International
Union for Conservation of Nature (IUCN) danWorld Conservation Monitoring
Centre (WCMC). Di Indonesia tumbuhan ini dilindungi menurut PP No. 7 tahun

1999 tentang Pengawetan dan Pelestarian Tumbuhan dan Satwa Liar, dan

termasuk dalam daftar CITES Appendix I (N. rajah dan N. khasiana ) dan
Appendix II (selain N. rajah dan N. khasiana ).
Nepenthes spp. tergolong dalam ‘Carnivorous plant’ atau tumbuhan

pemangsa yang sering juga disebut dengan ‘Insectivorous plant’ atau tumbuhan
pemangsa serangga. Nepenthes spp. memiliki kantung unik yang berfungsi
sebagai sumber hara seperti nitrat dan fosfat.Umumnya Nepenthes spp. hidup di
tempat-tempat terbuka atau agak terlindung di habitat yang miskin unsur hara dan
memiliki kelembaban udara yang cukup tinggi. Tipe-tipe habitat Nepenthes spp.
yang telah ditemukan yaitu hutan hujan tropis dataran rendah dengan ketinggian 0
– 1000 m dpl, hutan pegunungan dengan ketinggian diatas 1000 m dpl dan suhu
udara yang dingin sering diselimuti kabut, hutan gambut, hutan kerangas, gunung
pasir, padang savana dan pinggiran danau (Mansur, 2006).
Ada 82 jenis Nepenthes yang ada di dunia, 64 jenis diantaranya terdapat di
Indonesia.Sumatera merupakan salah satu pusat keanekaragaman Nepenthes
setelah Kalimantan. Di Kalimantan terdapat sekitar 32 jenis, sedangkan di
Sumatera terdapat sekitar 29 jenis (Clarke, 2001).

Universitas Sumatera Utara


12

Diantara beberapa kawasan yang menjadi habitat Nepenthes adalah Cagar
Alam Dolok Sibual Buali yang terletak di 3 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan
Sipirok, Kecamatan Padang Sidempuan Timur, dan Kecamatan Marancar,
Kabupaten Tapanuli Selatan, Propinsi Sumatera Utara. Berdasarkan wilayah
pengelolaan hutan termasuk dalam wilayah kerja Seksi Konservasi Wilayah II
yang berkedudukan di Rantau Prapat, BKSDA Sumatera Utara II.Cagar Alam
Dolok Sibual Buali terletak pada ketinggian 750 sampai dengan 1.819 m dpl
dengan luas 5000 Ha (BBKSDA SUMUT, 2011).
Studi serta kajian keanekaragaman Nepenthes di Sumatera masih kurang
bila dibandingkan dengan jenis vegetasi hutan lainnya.Terutama untuk Cagar
Alam Dolok Sibual Buali, penelitian mengenai keanekaragaman Nepenthes sudah
pernah dilakukan sebelumnya tapi mungkin info atau data masih kurang.
Penelitian ini bermaksud untuk memberikan informasi mengenai kondisi
Nepenthes di Cagar Alam Dolok Sibual Buali, mengingat potensi ekonominya

yang tinggi sebagai tanaman hias dan tanaman obat-obatan, namun upaya
konservasinya kurang mendapat perhatian.


Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui keanekaragaman spesies tumbuhan Nepenthes yang berada di
kawasan Cagar Alam Dolok Sibual-Buali, Sumatera Utara.
2. Mengetahui dominansi tumbuhan Nepenthes yang ditemukan di Cagar Alam
Dolok Sibual-Buali, Sumatera Utara.

Manfaat Penelitian

Universitas Sumatera Utara

13

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan informasi
kelimpahan dan keanekaragaman serta data awal sebagai landasan untuk kegiatan
konservasi Nepenthes spp. di Cagar Alam Dolok Sibual Buali sehingga dapat
menjadi sumber informasi bagi setiap orang, baik itu pemerintah, masyarakat serta
semua pihak dalam rangka pengelola dan pengembangannya.

Universitas Sumatera Utara