Analisis Efektivitas Program Pemuda Pelopor Terhadap Pengembangan Wilayah Sumatera Utara (Studi Kasus : Pemenang Seleksi Tingkat Provinsi Pemuda Pelopor Asal Sumatera Utara Tahun 2015)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perkembangan zaman yang sangat cepat seperti sekarang ini menuntut
sumber daya manusia mempunyai kualitas yang tinggi. Sihombing (2001)
menyatakan bahwa ketersediaan sumber daya manusia khususnya pemuda yang
berkualitas dan memiliki keunggulan kompetitif sangat diperlukan untuk
memasuki era baru, karena setiap daerah akan berlomba untuk memantapkan
keberdayaan daerahnya menuju pembangunan daerah.
Sejalan dengan semangat pembangunan daerah, dengan pelimpahan
kekuasaan dan

wewenang

yang

lebih

luas kepada


pemerintah daerah,

membuka kesempatan bagi setiap masyarakat mengisi pembangunan daerah.
Pemuda sebagai elemen penting masyarakat dalam pembangunan daerah,
sudah

selayaknya memaknai dan menyikapi setiap kebijakan pembangunan

daerah. Disinilah pentingnya pemuda memposisikan diri dan mengambil peranperan strategis dalam pembangunan daerah dimasa ini. Dalam jejak rekamnya,
pemuda sering sekali dalam posisi sebagai pelopor pembaharuan, pelatuk
perubahan sekaligus pengawal perubahan. Semangat perubahan yang menjiwai
semangat desentralisasi mestinya menemukan titik yang sama dengan peran yang
telah melekat dalam diri pemuda. Mengartikan peran-peran strategis yang
memberi konstribusi bagi percepatan pembangunan daerah menjadi pilihan yang
tidak boleh berlalu tanpa pemaknaan dari pemuda. Praktek desentralisasi yang
sering sekali tidak tepat diterjemahkan oleh pemerintah daerah, perlu terus
mendapat kontrol dari masyarakat. Pilihan sebagai oposisi (pengontrol kebijakan)

Universitas Sumatera Utara


dalam setiap kebijakan pembangunan daerah juga merupakan pilihan strategis
bagi pemuda. Selayaknya, pemuda

tidak lagi hanya dalam posisi berpangku

tangan atau menunggu perubahan dari pemerintah daerah untuk bersama-sama
berperan mengisi pembangunan daerah. Menginisiasi dan mendorong konsep
pembangunan daerah dalam era desentralisasi ini, sangat terbuka bagi pemuda.
Pemuda yang mampu membaca tanda-tanda zamannya telah berada pada pilihan
penguatan kelembagaan lokal, guna mendorong kesadaran semua elemen
masyarakat tuk terlibat aktif mendorong

percepatan pembangunan daerah.

Akhirnya, pemuda harus menyadari bahwa, harapan dan cita-cita kemerdekaan
akan kedaulatan sepenuhnya untuk rakyat, dengan semangat demokrasi oleh
dan untuk rakyat, di era desentralisasi ini, ada dipundak para pemuda.
Pembangunan daerah menjadi tolak ukur negara dalam hal sumber daya
manusia salah satunya dapat dilihat dari sosok pemudanya. Hal ini menunjukkan
bahwa pemuda merupakan salah satu pilar yang dibutuhkan untuk membangun

negara yang maju. Meskipun bukan satu satunya, keikutsertaan pemuda sebagai
agen perubahan (agent of changes) dalam masyarakat dirasakan sangat strategis.
Generasi muda mempunyai peran penting sebagai seorang revolusioner sosial di
tengah-tengah masyarakat karena pemuda dianggap mempunyai kemampuan yang
lebih, semangat besar, daya saing yang tinggi dan daya pikir yang cepat serta fisik
yang masih gesit.
Keberadaan pemuda dalam suatu negara sesungguhnya memiliki peran
yang besar dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga dapat
dikatakan bahwa maju mundurnya suatu negara sedikit banyak ditentukan oleh
pemikiran dan kontribusi aktif dari pemuda di negara tersebut. Begitu juga dalam

Universitas Sumatera Utara

pembaharuan dan pembangunan bangsa, pemuda mempunyai fungsi dan peran
yang sangat strategis sehingga perlu dikembangkan potensi dan perannya melalui
penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan sebagai bagian dari pembangunan
nasional. Hal tersebut sebagaimana diamanahkan dalam Undang-Undang No.40
Tahun 2009 tentang Kepemudaan.
Ada beberapa alasan mengapa pemuda memiliki tanggung jawab besar
dalam tatanan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, antara lain (Abdullah,

1974):
a. Kemurnian idealismenya;
b. Keberanian dan keterbukaannya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasangagasan baru;
c. Semangat pengabdiannya;
d. Spontanitas dan pengabdiannya;
e. Inovasi dan kreativitasnya;
f. Keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru;
g. Keteguhan

janjinya

dan

keinginan

untuk

menampilkan

sikap


dan

kepribadiannya yang mandiri;
h. Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelevansikan
pendapat, sikap, dan tindakannya dengan kenyataan yang ada.
Alasan-alasan tersebut pada dasarnya melekat pada diri pemuda yang jika
dikembangkan dan dibangkitkan kesadarannya, maka pemuda dapat berperan
secara alamiah dalam kepeloporan dan kepemimpinan untuk menggerakkan
potensi-potensi dan sumber daya yang ada dalam masyarakat. Oleh karena itu

Universitas Sumatera Utara

dibutuhkan sosok pemuda yang berakhlak mulia, sehat, tangguh, cerdas, mandiri,
dan profesional.
Berbagai peran pemuda yang merupakan bagian dari masyarakat yang tak
terlepas dari berbagai permasalahan sosial. Masa muda adalah masa peralihan
yang rawan akan pengaruh negatif, baik dalam diri sendiri maupun dari luar.
Pemuda akan mudah terpengaruh dari sifat-sifat negatif. Perkembangan menuju
kedewasaan pada diri pemuda pada dasarnya mengarah pada arah positif dan

memerlukan perhatian, bimbingan dan arahan bagi berbagai pihak sehingga
potensi positif yang dimiliki pemuda seperti bakat, kemampuan dan minat
sangatlah diperlukan supaya lebih bermanfaat bagi dirinya maupun lingkungan
sekitarnya. Pada dasarnya upaya penanganan masalah tersebut tidak hanya sebatas
tanggung jawab masyarakat semata tetapi tanggung jawab masyarakat bersama
pemerintah. Huda (2009) menjelaskan secara normatif negara bertanggung jawab
terhadap kesejahteraan warganya oleh sebab itu negara bertanggung jawab untuk
memberikan perlindungan terhadap warganya melalui kebijakan sosial. Intervensi
pemerintah dalam hal ini adalah sebagai penyedia kebutuhan atau fasilitator dalam
program-program atau kegiatan yang sifatnya meningkatkan kemampuan dan
kualitas pemuda.
Pemuda merupakan bagian dari masyarakat yang menjadi sendi-sendi
negara juga perlu untuk dibenahi dengan segala persoalan yang ada. Kegiatan
pemberdayaan merupakan implikasi dari strategi pembangunan yang berbasis
pada masyarakat, termasuk pemuda. Pemberdayaan masyarakat merupakan proses
meningkatkan kemampuan dan sikap kemandirian masyarakat (Totok dan
Poerwoko, 2013). Secara sederhana, adanya kegiatan pemberdayaan adalah

Universitas Sumatera Utara


bagaimana membuat individu yang tidak berdaya menjadi lebih berdaya, artinya
pemberdayaan memberikan suatu proses individu untuk mengembangkan
kemampuannya supaya lebih berdaya atau berkemampuan. Sehingga upaya
pemberdayaan sangat cocok dan potensial diberikan pada kaum muda. Dengan
potensi yang dimiliki pemuda, maka pemuda perlu ikut diberdayakan agar lebih
mampu dan mandiri mengembangkan dirinya dan bangsanya. Berdasarkan
Undang-Undang No.40 Tahun 2009 pasal 24 dan 25 menyatakan bahwa:
pemberdayaan

pemuda

dilaksanakan

secara

terencana,

sistematis,

dan


berkelanjutan untuk meningkatkan potensi dan kualitas jasmani, mental spiritual,
pengetahuan, serta keterampilan diri dan organisasi menuju kemandirian pemuda,
Pemuda adalah seseorang yang mulai belajar memegang tanggung jawab
sosialnya karena peran pemuda erat kaitannya dengan sosial. Realisasi dari
kebijakan sosial yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam masyarakat berbentuk
partisipan baik secara individu maupun kelompok/lembaga yang mempunyai
konsentrasi kegiatan pemberdayaan pemuda dalam usaha kesejahteraan sosial di
lingkungan masyarakat yang kemudian disebut sebagai pilar-pilar partisipan.
Peran strategis pemuda memang tidak dapat diabaikan, paradigma pemuda sebagai
kategori sosial (social category) mengindikasikan adanya pengakuan/penghargaan
terhadap potensi pemuda baik secara kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif,
pemuda Indonesia berjumlah 62.775 juta jiwa atau 27,31% dari jumlah penduduk
Indonesia yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Tahun 2015. Potensi
kualitatif pemuda dalam aspek pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), dapat
diakui bahwa pemuda memiliki aneka talenta yang dalam kaitannya dengan
kepeloporan bela negara, kewirausahaan, teknologi tepat guna, sosial budaya serta

Universitas Sumatera Utara


kelautan, terkait dengan potensi-potensi sumber daya alam dan bidang strategis di
Indonesia, dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pembangunan nasional
(Kemenpora, 2015).
Pemuda selalu diberdayakan karena dianggap mempunyai semangat juang
yang tingga dan ide-ide kreatif, pemuda senantiasa berada pada garda terdepan
sebagai pelopor dan pemimpin pada setiap babak sejarah perjuangan bangsa yang
ditandai antara lain oleh Kebangkitan Nasional 1908, dan Kemerdekaan Republik
Indonesia

Tahun

1945.

Kepeloporan

dalam

perspektif

kepemimpinan


merefleksikan suatu kekuatan (power) yang memiliki kontribusi signifikan
terhadap terbentuknya kualitas, akuntabilitas masyarakat dan pemimpin itu sendiri.
Hal tersebut mengindikasikan terhadap kebutuhan campur tangan manajerial,
pengakuan, penghargaan, dan pemberdayaannya.
Pemberian penghargaan untuk mengabadikan figur pemuda-pemuda
pelopor secara berjenjang dari tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan
nasional dicetuskan pertama kali oleh Menteri Negara Pemuda dan Olahraga
Republik Indonesia pada peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-56, Tanggal 28
Oktober 1984, dan setahun kemudian pada Hari Sumpah Pemuda ke-57, Tanggal 28
Oktober 1985 pemberian anugerah penghargaan Pemuda Pelopor mulai
dilaksanakan.
Melihat kondisi yang dihadapi oleh bangsa ini, Upaya mempersiapkan,
membangun dan memberdayakan pemuda agar mampu berperan serta sebagai
pelaku-pelaku aktif pembangunan bangsa Indonesia ternyata bukan persoalan
sederhana. Upaya ini masih dihadapkan pada berbagai permasalahan dan
tantangan. Ironinya, berbagai permasalahan sosial yang muncul tersebut ternyata

Universitas Sumatera Utara


melibatkan atau dilakukan pemuda. Pemuda merupakan bagian yang sangat
penting dalam interaksi sosial kemasyarakatan sebuah bangsa, karena pemuda
sebagai entitas yang mendobrak kevakuman-kevakuman sosial. Pemuda
ditempatkan sebagai bagian yang sangat menentukan perkembangan sebuah
masyarakat, sebuah bangsa, sebuah negara. Sehingga prestasi dan kepeloporan
pemuda akan dapat ternoda oleh perilaku penyimpangan yang dilakukan oleh
kelompok pemuda lainnya. Fenomena ini diperburuk lagi dengan proses
stigmatisasi penyakit sosial yang melunturkan kepercayaan orangtua, masyarakat,
lingkungan pada kemampuan dan integritas pemuda yang sesungguhnya telah
menjauhkan pemuda dari lingkungan. Problematika dan permasalahan kekinian
pemuda yang kerap kali muncul di kalangan pemuda seperti tawuran dan
kriminalitas, penyalahgunaan Narkoba dan Zat Adiktif Lainnya (NAZA),
minuman keras, penyebaran penyakit HIV/AIDS dan penyakit menular,
penyaluran aspirasi dan partisipasi, serta apresiasi terhadap kalangan pemuda.
Apabila permasalahan ini tidak memperoleh perhatian atau penanganan bijaksana,
maka akan memiliki dampak yang luas dan mengganggu kesinambungan,
kestabilan dalam pembangunan nasional, bahkan mungkin akan mengancam
integrasi bangsa. maka kepeloporan pemuda dituntut untuk dapat melakukan
terobosan-terobosan yang dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi upaya
mengatasi masalah yang dihadapi. Secara lebih spesifik kepeloporan pemuda
sejatinya merupakan wahana memecahkan berbagai masalah terkait dengan
penguatan nation dan character building dan mengatasi masalah sosial
kepemudaan lainnya. Disinilah pemuda diharapkan tampil sebagai garda terdepan
untuk memberikan kontribusi efektif, kreatif dan inovatif.

Universitas Sumatera Utara

Guna mendorong munculnya para pemuda yang memiliki jiwa
kepeloporan maka pemerintah melalui Kementrian Pemuda dan Olahraga
memberikan penghargaan kepada para pemuda yang telah menunjukkan semangat
dan mengembangkan potensi diri, merintis jalan, melakukan terobosan, menjawab
tantangan dan memberikan jalan keluar atas berbagai masalah. Hal ini sebagai
wujud perhatian yang tinggi pemerintah kepada pemuda yang telah menunjukkan
prestasi dan kepeloporannya melalui program pemilihan Pemuda Pelopor.
Pemilihan Pemuda Pelopor tingkat nasional diselenggarakan secara berjenjang,
mulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi dan nasional, yang puncaknya adalah
pemberian penghargaan yang dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober. Adapun
tujuan dari program pemilihan pemuda pelopor adalah:
a.

Menggelorakan semangat kepeloporan dikalangan pemuda;

b.

Menemukan dan mengenali pemuda yang memiliki potensi kepeloporan;

c.

Mewujudkan pemuda yang berkemampuan merintis jalan, memberikan jalan
keluar atas berbagai masalah;

d.

Memberikan penghargaan kepada para pemuda yang dinilai telah memenuhi
persyaratan dan kriteria sebagai Pemuda Pelopor Tingkat Nasional.
Pemilihan Pemuda Pelopor tahun 2015 dilakukan dengan melibatkan

sebanyak mungkin partisipasi pemuda. Lingkup dan jenis kepeloporan pun
diperluas dengan harapan dapat memberikan kesempatan yang lebih luas kepada
pemuda dan memberikan penghargaan bagi mereka yang layak menyandang
predikat pemuda pelopor yang mencakup bidang kepeloporan pemuda yaitu: (1)
Pendidikan; (2) Sosial, Budaya, Pariwisata dan Bela Negara; (3) Pengelolaan

Universitas Sumatera Utara

Sumberdaya Alam dan Lingkungan; (4) Pengelolaan pangan dan (5) Teknologi
Tepat Guna, Komunikasi dan Informasi.
Luasnya lingkup dan jenis kepeloporan pemuda menunjukkan perlu
adanya sosok ataupun tokoh Pemuda Pelopor ditengah-tengah masyarakat untuk
upaya mewujudkan pemuda yang mempunyai kemampuan merintis jalan,
melakukan terobosan, menjawab tantangan dan memberikan jalan keluar atas
berbagai masalah. Menemukan tokoh Pemuda Pelopor masih sering terjadi
kendala yaitu rendahnya minat pemuda untuk menjadi tokoh Pemuda Pelopor dan
keterlibatan

penyelenggaraan

program

Pemuda

Pelopor

di

pemerintah

kabupaten/kota masih belum bersinerji dengan tingkat provinsi, sehingga pemudapemuda yang berkarya dan yang mempunyai potensi tidak difasilitasi oleh
daerahnya. Pemuda Pelopor yang berhasil sampai tingkat provinsi hanya
berjumlah 6 orang saja, dan pengiriman pemuda pelopor di ajang nasional hanya
satu orang dari daerah Sumatera Utara pada tahun 2015 yang membidangi
kepeloporan bidang Teknologi Tepat Guna. Hasil yang dicapai program pemuda
pelopor salah satunya adalah meningkatkan potensi kepeloporan pemuda dalam
berbagai bidang berbasis isu-isu strategis dan sumber daya lokal diberbagai
bidang.
Kementrian Pemuda dan Olahraga Bidang Pemberdayaan Pemuda
menjadikan program kepeloporan pemuda sebagai salah satu program unggulan
dalam mencetak kader bangsa yang berkualitas. Hal ini menunjukkan bahwa
pemerintah Indonesia memberikan perhatian yang besar terhadap program
pengembangan kepemudaan dan bahkan menjadikan program ini sebagai salah
satu program prioritas. Program Kepeloporan memiliki dasar hokum yang jelas

Universitas Sumatera Utara

yang tercantum dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2010 tentang Rencana Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2015, dan
Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2011, tentang
pengembangan Kewirausahaan dan Kepeloporan Pemuda serta Penyediaan
Prasarana dan Sarana Kepemudaan.
Setelah berjalannya program ini selama 30 tahun, pemerintah Indonesia
dalam hal ini Kementrian Pemuda dan Olah Raga dan Dinas Pemuda dan Olah
Raga Sumatera Utara khususnya belum pernah melakukan evaluasi terhadap
program ini dan pengembangan keberhasilan program pemuda pelopor, dilihat
dari apakah sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan, mengingat dana yang dikeluarkan untuk program pemuda pelopor
cukup besar. Hal tersebut menunjukkan perlu dilakukannya evaluasi untuk
merevitalisasi program dan peran pemuda pelopor sehingga berjalan tepat sasaran
dalam membentuk pemuda yang kreatif dan berdaya saing guna mempercepat
pembangunan didaerah.
I.2. Rumusan Masalah
1.

Bagaimana efektivitas Program Pemuda Pelopor Tahun 2015?

2.

Bagaimana efektivitas setiap bidang kepeloporan terhadap Pengembangan
Wilayah?

1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mendekripsikan :
1. Efektivitas Program Pemuda Pelopor Tahun 2015

Universitas Sumatera Utara

2. Efektivitas Bidang Kepeloporan terhadap Pengembangan Wilayah

1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak. Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini
adalah:
1.4.1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu informasi bagi
penelitian sejenis dan memberikan informasi ilmiah terhadap kajian-kajian
tentang kepemudaan, pendidikan luar sekolah dan mata kuliah yang terkait. Bagi
peneliti berikutnya, dapat menjadi referensi mengenai konsep organisasi
efektivitas peran kepemudaan, pemberdayaan dan kepeloporan pemuda.

1.4.2. Manfaat praktis
a) Bagi organisasi kepemudaan dapat dijadikan bahan acuan/contoh bagi
organisasi kepemudaan lain dalam membangkitkan semangat dan jiwa
sosialnya untuk membangun masyarakat terutama pemuda.
b) Bagi tokoh pemuda dapat mengetahui dan memahami bagaimana seharusnya
peran pemuda pelopor berpartisipasi dalam dan untuk masyarakat sebagai
upaya pengoptimalan potensi daerah baik sumber daya alam, manusia dan
segala sumber daya yang ada.
c) Bagi

instansi

pemerintahan,

dapat

dijadikan

bahan

pertimbangan

pengembangan/perbaikan/peningkatan peran pemuda dalam pembangunan
terutama pemuda pada waktu yang akan datang.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Efektivitas Program Pemuda Pelopor Terhadap Pengembangan Wilayah Sumatera Utara (Studi Kasus : Pemenang Seleksi Tingkat Provinsi Pemuda Pelopor Asal Sumatera Utara Tahun 2015)

0 0 15

Analisis Efektivitas Program Pemuda Pelopor Terhadap Pengembangan Wilayah Sumatera Utara (Studi Kasus : Pemenang Seleksi Tingkat Provinsi Pemuda Pelopor Asal Sumatera Utara Tahun 2015)

0 0 2

Analisis Efektivitas Program Pemuda Pelopor Terhadap Pengembangan Wilayah Sumatera Utara (Studi Kasus : Pemenang Seleksi Tingkat Provinsi Pemuda Pelopor Asal Sumatera Utara Tahun 2015)

0 2 36

Analisis Efektivitas Program Pemuda Pelopor Terhadap Pengembangan Wilayah Sumatera Utara (Studi Kasus : Pemenang Seleksi Tingkat Provinsi Pemuda Pelopor Asal Sumatera Utara Tahun 2015) Chapter III V

0 0 91

Analisis Efektivitas Program Pemuda Pelopor Terhadap Pengembangan Wilayah Sumatera Utara (Studi Kasus : Pemenang Seleksi Tingkat Provinsi Pemuda Pelopor Asal Sumatera Utara Tahun 2015)

0 1 5

Analisis Efektivitas Program Pemuda Pelopor Terhadap Pengembangan Wilayah Sumatera Utara (Studi Kasus : Pemenang Seleksi Tingkat Provinsi Pemuda Pelopor Asal Sumatera Utara Tahun 2015)

0 0 11

PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH PELEPAH PISANG SEBAGAI KOMPONEN DAUR ULANG KERTAS Sri Karyati, Lucky Herawati, Sri Puji Ganefati

0 1 8

PENGGUNAAN RANGKAIAN FILTRASI FM2FV UNTUK MENURUNKAN KADAR KEKERUHAN DAN COLIFORM AIR HUJAN DI RS BETHESDA YOGYAKARTA TAHUN 2012 - Repository Poltekkesjogja

0 0 9

PENGGUNAAN BENDA ASLI PADA CERAMAH UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KONDISI LINGKUNGAN DI SDN KLODANGAN DAN SDN BERBAH I, SLEMAN Dewi Arfiyanti, Lucky Herawati, Lilik Hendrarini

0 0 5

Pengaruh Bioscreen Anti Radiasi dari Tanaman Sansevieria trifasciata lorentii mein liebling terhadap Penurunan Radiasi Laptop

0 4 7