Tinjauan Atas Tingkat Kepatuhan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Secara E-Filing pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Tugas Akhir
Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling potensial. Sejak
dilakukannya reformasi pajak yang pertama pada tahun 1984, diharapkan
penerimaan pajak sebagai sumber utama pembiayaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) dapat dipertahankan kesinambungannya. Sebagai sumber
penerimaan yang menjadi sumber utama, otomatis dana dari pajak sangat berperan
dalam neraca keuangan pemerintahan. Manfaat pajak bisa dilihat dan rasakan
dalam kehidupan sehari-hari hampir disemua sektor seperti, fasilitas kesehatan,
transportasi, pendidikan, sarana dan prasarana umum, dan lain-lain. Mengingat
begitu pentingnya peranan pajak maka dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak
telah melakukan berbagai upaya untuk memaksimalkan penerimaan pajak.
Diharapakan upaya yang dilakukan mampu untuk dijadikan sebagai penggerak
pembangunan yang sedang dan akan terjadi.
Tanggung jawab dibidang perpajakan sebagai pencerminan kewajiban
kenegaraan berada pada setiap Warga Negara sebagai Wajib Pajak. Hal ini sesuai
dengan sistem self assessment yang dianut dalam Sistem Perpajakan Indonesia.
Artinya setiap Wajib Pajak bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kewajiban
pembayaran pajak, pelaporan pajak dan pemberitahuan pajak yang terutang

kepada pemerintah, yang dalam hal ini diatur oleh Direktorat Jenderal Pajak.

21
Universitas Sumatera Utara

Pembayaran pajak adalah wujud dari kewajiban kenegaraan dan peran serta
dari Wajib Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan
kewajiban perpajakan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa sebelum melakukan pembayaran pajak
maka Wajib Pajak harus memberitahukan terlebih dahulu jumlah pajak yang
terutang kepada fiskus melalui Surat Setoran Pajak (SSP). Setelah membayar
pajak melalui Surat Setoran Pajak (SSP) ke bank atau kantor pos, maka Wajib
Pajak melaporkan berapa pajak yang dibayar atau dipotong melalui Surat
Pemberitahuan (SPT) pajak. Surat Pemberitahuan (SPT) ini berisi informasi
perpajakan yang benar dan akurat mengenai besarnya jumlah pajak yang
dibayarkan oleh Wajib Pajak kepada pemerintah.
Pada awalnya Surat Pemberitahuan (SPT) pajak disampaikan oleh Wajib
Pajak kepada Direktorat Jenderap Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak secara
manual. Artinya Surat Pemberitahuan (SPT) tersebut disampaikan dalam bentuk
hardcopy (berbentuk kertas) yang sudah disediakan oleh Kantor Pelayanan Pajak.

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi untuk mendukung pelaksanaan
tugas pokok Direktorat Jenderal Pajak dalam meningkatkan penerimaan Negara,
salah satu upaya yang telah dilakukan pihak Direktorat Jenderal Pajak dengan
menerapkan teknologi informasi dalam pelayanan perpajakan kepada Wajib Pajak
melalui perubahan mendasar yang berkaitan dengan modernisasi pajak, yaitu
dilaksanakannya pelayanan kepada Wajib Pajak yang baru untuk menfasilitasi
penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) menggunakan sistem elektronik (eFiling). Electronic Filing System (e-Filing) yaitu sistem pelaporan atau
penyampaian pajak dengan Surat Pemberitahuan (SPT) yang dilakukan secara

Universitas Sumatera Utara

elektronik melalui sistem online yang real time. Pemerintah melakukan reformasi
berbasis internet ini karena keinginan Wajib Pajak untuk melapor pajak masih
tergolong rendah. Hal itu terjadi karena tidak adanya kesadaran, kejujuran,
kedisiplinan dan keinginan Wajib Pajak untuk melakukan kewajibannya sesuai
peraturan perpajakan yang berlaku. Oleh karena itu dengan penerapan sistem eFiling ini diharapkan mampu meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.
Pada dasarnya penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) secara e-filing ini
merupakan upaya dari Direktorat Jenderal Pajak untuk memberikan kemudahan
pelayanan bagi Wajib Pajak dalam melaporkan jumlah pajak yang harus
dibayarkannya. Karena Wajib Pajak tidak perlu datang secara langsung ke Kantor

Pelayanan Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya dalam hal
penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT). Sedangkan bagi Aparat Pajak,
teknologi e-filing ini mampu memudahkan mereka dalam pengelolaan database
karena penyimpanan dokumen-dokumen Wajib Pajak telah dilakukan dalam
bentuk digital. Dengan teknologi ini Pemerintah berharap adanya peningkatan
kepatuhan Wajib Pajak dalam pelaksanaan kewajiban perpajakannya. Namun
pada kenyataannya proses untuk melakukan efisiensi kewajiban pajak melalui
fasilitas e-filing ini tidak semudah yang dibayangkan, misalnya kesulitan yang
dialami Wajib Pajak untuk entry data dokumen perpajakannya karena belum
memahami sepenuhnya mengenai mekanisme penyampaian Surat Pemberitahuan
(SPT) pajak secara elektronik tersebut.
Untuk mengetahui gambaran lebih jelas mengenai permasalahan tersebut
maka Penulis bermaksud untuk membuat sebuah tulisan dari hasil penelitian yang
dilakukan dalam bentuk Tugas Akhir dengan judul: “Tinjauan Atas Tingkat

Universitas Sumatera Utara

Kepatuhan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak Orang
Pribadi Secara E-Filing Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Petisah”.

B. Tujuan dan Manfaat Tugas Akhir
1. Tujuan Tugas Akhir
Adapun tujuan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah :
a. Mengetahui mekanisme pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT)
Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi secara E-Filing pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.
b. Mengetahui tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam melaporkan Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi secara EFiling pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.
2. Manfaat Tugas Akhir
Adapun manfaat dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah :
a. Bagi Mahasiswa
1. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi pada
Diploma III Administr asi Perpajakan.
2. Sebagai

media

untuk

menambah


wawasan

dan

menguji

kemampuan mahasiswa dalam bidang perpajakan khususnya
mengenai E-Filing.
3. Guna menciptakan dan mengembangkan rasa tanggung jawab,
profesionalitas serta kedisiplinan yang nantinya hal-hal tersebut
sangat dibutuhkan ketika memasuki dunia kerja.

Universitas Sumatera Utara

4. Memahami modernisasi yang telah dilakukan Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Medan Petisah.
b. Bagi Program Studi Administrasi Perpajakan FISIP USU
1. Menciptakan hubungan kerja sama Universitas Sumatera Utara
khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

dengan instansi pemerintah khususnya Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Petisah.
2. Membuka interaksi antara Program Studi Administrasi Perpajakan
dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat dalam
memberikan uji nyata mengenai ilmu pengetahuan yang diterima
mahasiswa melalui penulisan Tugas Akhir.
3. Untuk mendorong mahasiswa untuk selalu update dengan
peraturan-peraturan perpajakan.
4. Guna memberikan penawaran umpan balik bagi kurikulum dengan
bertambahnya wawasan pengetahuan.
c. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah
1. Sebagai sarana untuk menciptakan hubungan positif antara Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah dengan Program Studi
Administrasi Perpajakan FISIP USU.
2. Menambah ide dan gagasan untuk perbaikan sistem kerja yang ada
di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.
3. Mempromosikan image yang baik tentang Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Petisah kepada masyarakat khususnya wajib pajak
yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.


Universitas Sumatera Utara

C. Uraian Teoritis Tugas Akhir
1. Pengertian Pajak
a. Menurut Undang- Undang KUP Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat
(1)
Secara umum, pajak adalah Kontribusi wajib kepada Negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengar tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk kepentingan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat.
b. Prof. Dr. Rochmat Soemitro
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapa jasa
kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2011:1).
c. M.J.H.Smeets dalam bukunya De Economische Betekenis der
Belastingen, 1995
Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui normanorma umum, dan yang dapat dipksakan, tanpa ada kalanya
kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual,
maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah”
(Suandy, 2011: 9).

d. Soeparman Soemahamidjaja dalam disertasinya yang berjudul “Pajak
Berdasarkan Asas Gotong Royong”, Universitas Padjajaran, Bandung,
1964

Universitas Sumatera Utara

Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh
penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya
produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai
kesejahteraan umum” (Suandy, 2011: 9).
2. Sistem Pemungutan Pajak
Sistem pemungutan pajak dibagi dalam 3 bagian sebagai berikut :
a. Official Assesment System
Sistem pemungutan yang memberi wewengang kepada pemerintah
(fiksus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang olwh Wajib
Pajak menurut perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
b. Self Assesment System
Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib
Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Wajib
Pajak menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan

sendiri besarnya pajak yang harus dibayar.
c. With Holding System
Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak
ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) utnuk
menentukan pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
3. Unsur Pajak
Unsur-unsur yang terdapat pada pengertian pajak, antara lain :
a. Pajak dipungut berdasarkan Undang-Undang.
Asas ini sesuai dengan perubahan ketiga Undang-Undang Dasar Tahun
1945 Pasal 23A yang menyatakan, “Pajak dan pungutan lain yang

Universitas Sumatera Utara

bersifat memaksa untuk keperluan Negara diatur dalam UndangUndang.”
b. Tidak mendapatkan jasa timbal balik (kontraprestasi perseorangan)
yang dapat ditunjukkan secara langsung.
Pajak merupakan salah satu sarana pemerataan pendapatan warga
Negara. Ketika membayar pajak dalam jumlah tertentu, wajib pajak
tidak langsung menerima manfaat pajak yang dibayar, yang akan wajib
pajak dapatkan berupa perbaikan jalan raya, fasilitas kesehatan gratis,

beasiswa pendidikan, dan lain-lainnya.
c. Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum
pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin
maupun pembangunan.
d. Pemungutan pajak dapat dipaksakan.
Pajak dapat dipaksakan apabila Wajib Pajak tidak memenuhi
kewajiban perpajakan dan dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan
perundang-undangan.
e. Selain fungsi budgeter (anggaran) yaitu fungsi menisci kas Negara
atau anggaran Negara yang diperlukan untuk menutup pembiayaan
penyelenggaraan pemerintahan, pajak juga berfungsi sebagai alat
untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan Negara dalam lapangan
ekonomi dan social (fungsi mengatur atau regulatif).
4. Fungsi Pajak
Terdapat dua fungsi pajak, yaitu fungsi budgetair (sumber keuangan
Negara atau anggaran) dan fungsi regulerend (pengatur).

Universitas Sumatera Utara

a. Fungsi Budgetair

Pajak mempunyai fungsi budgetair, artinya pajak merupakan sumber
pemasukan keuangan Negara dengan cara mengumpulkan dana atau
uang dari wajib pajak ke kas Negara untuk membiayai pembangunan
nasional atau pengeluaran Negara lainnya. Sehingga fungsi pajak
merupakan sumber pendapatan Negara yang memiliki tujuan
menyeimbangkan pengeluaran Negara dengan pendapatan Negara.
Upaya tersebut ditempuh dengan cara ekstensifikasi maupun
intensifikasi pemungutan pajak melalui penyempurnaan peraturan
berbagai jenis pajak seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
(PPnBM), serta Bea Materai (BM).
b. Fungsi Regulered
Pajak mempunyai fungsi mengatur, artinya pajak sebagai alat untuk
mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang
sosial dan ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar
bidang keuangan. Fungsi mengatur tersebut antara lain :
1. Pajak dapat digunakan untuk menghambat laju inflasi.
2. Pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong kegiatan
ekspor, seperti : pajak ekspor barang.
3. Pajak dapat memberikan proteksi atau perlindungan terhadap
barang produksi dari dalam negeri, contohnya : Pajak Pertambahan
Nilai (PPN).

Universitas Sumatera Utara

4. Pajak dapat mengatur dan menarik investasi modal yang membantu
perekonomian agar semakin produktif.
5. Jenis-Jenis Pajak
Terdapat berbagai jenis pajak yang dapat dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu pengelompokan jenis pajak menurut golongan, menurut sifat, dan
menurut lembaga pemungutnya.
a. Pajak Menurut Golongannya
1. Pajak Langsung adalah pajak yang diberikan secara berkala kepada
wajib pajak berlandaskan surat ketetapan pajak yang dibuat kantor
pajak. Di dalam surat ketetapan pajak terdapat jumlah pajak yang
harus dibayar oleh wajib pajak. Pajak langsung harus ditanggung
sendiri oleh wajib pajak dan pembebanannya tidak dapat
dilimpahkan kepada pihak lain.
Contoh : Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Penghasilan
(PPh).
2. Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang hanya diberikan kepada
wajib pajak bila melakukan peristiwa atau perbuatan tertentu.
Sehingga pajak tidak langsung tidak dapat dipungut secara berkala,
tetapi hanya dapat dipungut bila terjadi peristiwa atau perbuatan
tertentu yang menyebabkan kewajiban membayar pajak. Pajak
tidak langsung pembebanannya dapat dilimpahkan kepada pihak
lain.
Contoh : Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak
Pertambahan Nilai (PPN).

Universitas Sumatera Utara

b. Pajak Menurut Sifatnya
1. Pajak Subjektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan
pada subjeknya dan selanjutnya dicari syarat objektifnya, dalam
arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak.
Contoh : Pajak Penghasilan (PPh).
2. Pajak Objektif adalah pajak yang berdasarkan objeknya, tanpa
memperhatikan keadaan diri wajib pajak.
Contoh : Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
c. Pajak Menurut Lembaga Pemungutnya
1. Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat
melalui instansi terkait dan digunakan untuk membiayai rumah
tangga Negara.
Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak
Penjualan atas barang Mewah.
2. Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah,
baik Pemerintah Daerah Tingkat I maupun Tingkat II dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
Pajak daerah terdiri atas :
a. Pajak Provinsi
Contoh : Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor, dan Pajak Air Permukaan.
b. Pajak Kabupaten/Kota
Contoh : Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Hotel,
Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan.

Universitas Sumatera Utara

6. Tarif Pajak
Tarif pajak merupakan angka atau persentase yang digunakan untuk
menghitung jumlah pajak atau jumlah pajak terutang. Terdapat empat
macam tarif pajak, yaitu :
a. Tarif Pajak Tetap
Tarif pajak tetap, yaitu tarif pemungutan pajak dengan jumlah yang
sama untuk setiap jumlah sebagai pengenaan dasar pajak. Sebagai
contoh adalah tarif bea materai. Hal ini dapat digambarkan sebagai
berikut :
Tabel 1.1 Besaran Tarif Pajak Tetap
Dasar Pengenaan Pajak
250.000 sampai dengan 1.000.000
Di atas 1.000.000

Tarif
Rp 3.000
Rp 6.000

b. Tarif Pajak Sebanding (Proporsional)
Tarif pajak sebanding (proporsional), yaitu tarif pemungutan pajak
dengan persentase yang tetap untuk setiap jumlah sebagai pengenaan
dasar pajak. Hal ini berarti pajak yang terutang akan semakin besar
dengan semakin besarnya jumlah sebagai dasar pengenaan pajak.
Sebagai contoh adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yaitu sebesar
10% dari harga jual.
c. Tarif Pajak Progresif
Tarif pajak progresif, yaitu tarif pemungutan pajak dengan persentase
yang semakin besar apabila jumlah yang menjadi dasar pengenaan
pajak meningkat. Hal ini berarti, ada beberapa klasifikasi tertentu
sesuai dengan jumlah sebagai dasar pengenaan pajak. Sebagai contoh,

Universitas Sumatera Utara

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 sesuai dengan Pasal 17 (1), UndangUndang Nomor 36 Tahun 2008, bahwa tarif pajak penghasilan pribadi
perhitungannya dengan menggunakan tarif progresif sebagai berikut :
Tabel 1.2 Tarif Pajak Penghasilan Pribadi Berdasarkan UndangUndang Nomor 36 Tahun 2008
Penghasilan Neto Kena Pajak
Tarif Pajak
Sampai dengan Rp 50.000.000
5%
Rp 50.000.000 sampai dengan Rp 250.0000.000
15%
Rp 250.000.000 sampai dengan Rp 500.000.000
25%
Di atas Rp 500.000.000
30%

Dalam hal ini, tarif pajak progresif dapat dibagi menjadi 3 golongan,
yaitu :
1. Progresif Proporsional yaitu tarif pemungutan pajak dengan
persentase yang naik secara tetap dengan semakin besarnya jumlah
sebagai dasar pengenaan pajak.
2. Progresif Degresif yaitu tarif pemungut pajak dengan persentase
yang naik secara menurun dengan semakin besarnya jumlah
sebagai dasar pengenaan pajak.
3. Progresif Progresif yaitu tarif pemungutan pajak dengan persentase
yang naik secara menaik dengan semakin besarnya jumlah sebagai
dasar pengenaan pajak.
d. Tarif Pajak Degresif
Tarif pajak degresif adalah tarif pemungutan pajak dengan persentase
yang semakin kecil dengan semakin besarnya jumlah sebagai dasar
pengenaan pajak. Hal ini tidak berarti, pajak yang terutang semakin
kecil bahkan akan semakin besar. Akan tetapi kenaikan ini tidak
proporsional dengan kenaikan jumlah sebagai dasar pengenaan pajak.

Universitas Sumatera Utara

7. Wajib Pajak
Menurut UU No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan berbunyi: “Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan,
meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang
mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
Kewajiban Wajib Pajak adalah :
a. Kewajiban Mendaftarkan Diri
Sesuai dengan self assessment system maka Wajib Pajak mempunyai
kewajiban untuk mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak yang
wilayahnya meliputi tempat tinggal atau kedudukan Wajib Pajak untuk
diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
b. Kewajiban

Pembayaran,

Pemotongan

atau

Pemungutan,

Dan

Pelaporan Pajak
Wajib Pajak UMKM (orang pribadi atau badan) dalam melaksanakan
kewajiban perpajakannya harus sesuai dengan self assessment system,
yaitu wajib melakukan sendiri penghitungan, pembayaran, dan
pelaporan pajak terutang.
c. Kewajiban Dalam Hal Diperiksa
Untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya, Direktur Jenderal Pajak (DJP) dapat melakukan
pemeriksaan

terhadap

Wajib

Pajak.

Pelaksanaan

pemeriksaan

dilakukan dalam rangka menjalankan fungsi pengawasan terhadap

Universitas Sumatera Utara

Wajib Pajak yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib
Pajak.
8. Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT)
Menurut Pasal 1 Undang-Undang KUP No. 28 Tahun 2007, pengertian
Surat Pemberitahuan (SPT) adalah Surat yang oleh wajib pajak digunakan
untuk melaporkan perhitungan dan/ atau pembayaran pajak, objek pajak
dan/ atau bukan objek pajak, dan/ atau harta dan kewajiban sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan.
9. Electronic Filing Identification Number (E-FIN)
E-FIN adalah nomor identitas yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal
Pajak (DJP) kepada pembayar pajak yang melakukan transaksi elektronik
dengan DJP.
10. Electronic Filing System (E-Filing)
E-Filing adalah suatu cara penyampaian Surat Pemberitahuan atau
penyampain pemberitahuan perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan
secara elektronik yang dilaukan secara online yang real time melalui
website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) atau penyedia jasa
aplikasi atau Application Service Provider (ASP).
11. Kepatuhan Wajib Pajak
Kepatuhan (bahasa Inggris : compliance) berarti mengikuti suatu
spesifikasi, standar, atau hukum yang telah diatur dengan jelas yang
biasanya diterbitkan oleh lembaga atau organisasi yang berwenang dalam
suatu bidang tertentu (id.wikipedia.org). Sedangkan kepatuhan Wajib
Pajak merupakan suatu kemauan dan kesadaran Wajib Pajak mengenai

Universitas Sumatera Utara

kewajibannya dalam bidang perpajakan. Kemauan dan kesadaran Wajib
Pajak akan menjadi perubahan sikap Wajib Pajak untuk memenuhi
kewajiban dan hak perpajakannya.
D. Ruang Lingkup Tugas Akhir
Adapun yang menjadi ruang lingkup Penulisan Tugas Akhir ini adalah :
1. Mekanisme pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Wajib Pajak
Orang Pribadi secara E-Filing pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Petisah.
2. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam melaporkan Surat Pemberitahuan
(SPT) Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi secara E-Filing pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.
E. Metode Penulisan Tugas Akhir
Untuk menyimpulkan data dan informasi yang diperlukan maka penulis
menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini penulis menyediakan persiapan yang dibutuhkan mulai
dari pengenalan objek pajak yang akan dibahas, pengajuan judul,
persetujuan judul oleh Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan, penyusunan proposal, seminar proposal, berkonsultasi dengan
dosen pembimbing yang ditunjuk oleh Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan, dan memohon surat pengantar Penulisan Tugas
Akhir dari pihak Fakultas atau Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan.

Universitas Sumatera Utara

2. Studi Literatur (Kepustakaan)
Dalam tahap ini penulis menyediakan persiapan kegiatan studi mencari
data dan informasi dengan membaca landasan teori, menelaah buku-buku
literature, peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan, catatancatatan, maupun bahan tertulis yang ada hubungannya dengan laporan
penelitian.
3. Observasi Lapangan
Dalam tahap ini penulis melakukan peninjauan atau pengamatan secara
langsung kelapangan, mencari data-data dan informasi mengenai E-Filing
dalam memenuhi kewajiban perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Petisah.
4. Pengumpulan Data
Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam
menyusun Tugas Akhir yang terdiri dari :
a. Data Primer yaitu data-data yang diperoleh dari pihak-pihak yang
mengetahui dan memahami tentang pelaporan SPT dengan e-filing di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah dan mewawancarai
pegawai pajak yang berkompeten di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Petisah.
b. Data Sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari referensi ilmiah
yang mendukung penulisan Tugas Akhir.

5. Analisis Dan Evaluasi Data

Universitas Sumatera Utara

Dalam tahap ini penulis menganalisa dan mengevaluasi permasalahan
berupa informasi data-data yang telah dikumpulkan secara kualitatif yang
akan disajikan secara objektif, jelas dan sistematis.
F. Metode Pengumpulan Data Tugas Akhir
Untuk menyimpulkan data dan informasi yang diperlukan,maka penulis
menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
1. Metode observasi
Kegiatan mengumpulkan dan mencari data secara langsung dengan terjun
ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati, mendengar,
dan meneliti bagaimana tingkat kepatuhan pelaporan Surat Pemberitahuan
Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi secara E-Filing Pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.
2. Metode Wawancara
Kegiatan mengajukan beberapa pertanyaan dengan melakukan wawancara
secara langsung dengan kepala seksi atau pegawai pajak yang
berkompoten dan menambah objektif yang berpotensi mendukung hasil
penulisan Tugas Akhir untuk memperoleh data yang dibutuhkan.
3. Dokumentasi
Mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar dokumentasi
yang telah diperoleh dari Kantor Pelayanan Pajak Medan Petisah maupun
Wajib Pajak, serta penulis melakukan pengamatan yang dilakukan
berdasarkan bahan bacaan di perpustakaan, Undang-Undang Perpajakan,
Peratuaran Pemerintah, Keputusan Menteri

Keuangan, Keputusan

Direktorat Jenderal Pajak, Surat Edaran, dan sumber lainnya yang

Universitas Sumatera Utara

berhubungan dengan penulisan Tugas Akhir, untuk memperoleh data dan
keterangan yang dibutuhkan.
G. Sistematika Penulisan Tugas Akhir
BAB I

PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang penulisan
tujuan dan manfaat, uraian teorotis, ruang lingkup, metode
penulisan, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan
Tugas Akhir.

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LAPORAN TUGAS AKHIR
Pada bab ini penulis menerangkan tentang sejarah singkat, struktur
organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi, serta gambaran
mengenai pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Petisah.

BAB III

GAMBARAN DATA
Pada bab ini penulis menguraikan tentang data yang berkaitan teori
yang ada dengan data yang diperoleh di lapangan, yaitu dimulai
dari pengertian, tujuan dan sasaran, mekanisme pelaporan, serta
penyuluhan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis akan menganalisa penerapan teori yang ada
dengan data yang diperoleh lapangan mengenai mekanisme
pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi serta tingkatan
kepatuhan Wajib di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Petisah.

Universitas Sumatera Utara

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran penulis sehubungan
dengan uraian-uraian pada bab-bab sebelumnya ang mungkin dapat
digunakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam
meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak khusunya di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 104 66

Analisis Data Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

3 68 66

Analisis Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Atas Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Secara E-Filing Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.

3 123 80

Dampak Penerapan E-Filing Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

9 43 131

Dampak Penerapan E-Filing Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 11

Tinjauan Atas Tingkat Kepatuhan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Secara E-Filing pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

0 0 10

Tinjauan Atas Tingkat Kepatuhan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Secara E-Filing pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

0 0 16

Tinjauan Atas Tingkat Kepatuhan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Secara E-Filing pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah Chapter III V

0 0 41

Tinjauan Atas Tingkat Kepatuhan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Secara E-Filing pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

0 0 2

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

0 0 14