Tinjauan Atas Tingkat Kepatuhan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Secara E-Filing pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah Chapter III V

37

BAB III
GAMBARAN DATA

A. Surat Pemberitahuan (SPT)
1. Dasar Hukum

Untuk lebih memahami gambaran tentang Tata Cara Penyampaian Surat
Pemeberitahuan (SPT) kita dapat melihat secara jelas dari peraturan yang
mengatur tentang tata cara penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT)
tersebut, yaitu:

a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketnetuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
kali dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009;
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.03/2007 tantang
Bentuk dan Isi Surat Pemberitahuan serta Tata Cara Pengambilan,
Pengisian, Penandatanganan, dan Penyampaian Surat Pemberitahuan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
152/PMK.03/2009;

c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 185/PMK.03/2007 tentang Tata
Cara Penerimaan dan Pengelohan Surat Pemberitahuan;
d. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-29/PJ/2014 tentang
Tata Cara Penerimaan dan Pengelohan Surat Pemberitahuan Tahunan;

Universitas Sumatera Utara

38

e. Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-43/PJ/2014 tentang
Petunjuk Teknis Tata Cara Penerimaan dan Pengelohan Surat
Pemberitahuan Tahunan.
2. Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Wajib Pajak
Orang Pribadi
Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh orang pribadi adalah surat yang
digunakan oleh wajib pajak orang pribadi untuk melaporkan identifikasi
diri,

harta,


kewajiban/utang,

penghasilan

dan

perhitungan

serta

pembayaran pajak setiap tahun.
3. Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT)
Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh orang pribadi adalah
sebagai sarana wajib pajak untuk menetapkan sendiri besarnya pajak yang
terutang, dengan cara :
a. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak
yang sebenarnya;
b. Melaporkan pembayaran pajak yang telah dilaksanakan sendiri dalam
satu tahun pajak atau bagian tahun pajak;
c. Melaporkan pemotongan atau pemungutan pajak yang dilakukan oleh

pihak lain dalam satu tahun pajak;
d. Melaporkan penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan
objek pajak;
e. Melaporkan harta dan kewajiban.

Universitas Sumatera Utara

39

4. Kewajiban Wajib Pajak Terkait Dengan Surat Pemberitahuan (SPT)
Tahunan
a. Sesuai dengan sistem self assement, Wajib Pajak mengambil sendiri
Surat Pemberitahuan di tempat yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Pajak atau mengunduh dari situs www.pajak.go.id
b. Setiap Wajib Pajak mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar,
lengkap, dan jelas, dalam Bahasa Indonesia dengan menggunakan
huruf

Latin, angka Arab. Satuan mata uang Rupiah, dan


menandatangani serta menyampaikan ke kantor Direktorat Jenderal
Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain
yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Yang dimaksud
dengan mengisi Surat Pemberitahuan adalah mengisi fomulir Surat
Pemberitahuan, dalam betuk kertas dan/atau dalam bentuk elektronik,
dengan benar, lenkap, dan jelas sesuai dengan petunjuk pengisisna
yang diberikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Surat Pemberitahuan yang telah diisi dengan benar, lengkap, dan jelas
tersebut wajib disampaikan ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat
Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang
ditetapkan oelh Direktorat Jenderal Pajak.
d. Surat Pemberitahuan dapat disampaikan secara langsung, dikirimkan
melalui pos atau disampaikan secara elektronik.

Universitas Sumatera Utara

40

5. Jenis Surat Pemberitahuan
Ada dua jenis Surat Pemberitahuan :

a. Surat Pemberitahuan Tahunan adalah surat pemberitahuan untuk suatu
Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak. Tahun Pajak adalah jangka
waktu 1 tahun kalender kecuali bila wajib pajak menggunakan tahun
buku yang tidak sama dengan tahun kalender. Bagian tahun pajak
adalah bagian dari jangka waktu 1 tahun pajak.
b. Surat Pemberitahuan Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu
Masa Pajak. Masa Pajak adalah jangka waktu yang menjadi dasar bagi
Wajib Pajak untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang
terutang dalam suatu jangka waktu tertentu. Masa pajak sama dengan 1
bulan kalender atau jangka waktu lain yang diatur dengan peraturan
Menteri Keuangan paling lama 3 bulan kalender. Surat Pemberitahuan
Masa ini dipakai oleh pemotong atau pemungut pajak untuk
melaporkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkan dalam
setiap masa.
6. Jenis Formulir SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi
Terdapat dalam Pasal 3 Ayat (6) Undang-Undang KUP Tahun 2009, SPT
Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi terdiri dari :
a. Formulir SPT Tahunan 1770 diisi oleh orang pribadi yang memiliki
sumber penghasilan dari usaha dan/atau pekerjaan bebas.
b. Formulir SPT Tahunan 1770S diisi oleh orang pribadi yang memiliki

sumber penghasilan dari satu pemberi kerja (sebagai karyawan) atau

Universitas Sumatera Utara

41

lebih dan/atau penghasilan lainnya yang bukan dari usaha atau
pekerjaan bebas.
c. Formulir SPT Tahunan 1770SS diisi oleh orang pribadi yang memiliki
sumber penghasilan hanya dari satu pemberi kerja yang jumlah bruto
penghasilan setahun tidak melebihi Rp. 60.000.000,- dan tidak
mempunyai penhasilan lainnya kecuali dari bunga bank dn bunga
koperasi.
7. Yang Wajib Menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan PPh
Wajib Pajak Orang Pribadi.
Yang wajib mengisi dan menyampaikan SPT Tahunan PPh orang Pribadi
adalah wajib pajak dalam negeri dan warisan yang belum dibagi sebagai
satu kesatuan menggantikan yang berhak.
a. Wajib Pajak orang pribadi yang menerima atau memperoleh
penghasilan dari kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas.

b. Wajib pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan dari modal
dan lain-lain.
c. Pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan lain dari luar
penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan, dan
atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan , jasa,
atau kegiatan dari satu pemberi kerja.
d. Kuasa warisan yang belum dibagi.
e. Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), anggota ABRI dan
pegawai BUMN/BUMD sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 33
Tahun 1996.

Universitas Sumatera Utara

42

f.

Warga Indonesia yang bekerja pada perwakilan Negara asing dan
perwakilan organisasi internasional.


g. Orang asing yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka
waktu 12 bulan atau orang yang dalam satu tahun pajak berada di
Indonesia dan mempunyai niat bertempat tinggal di Indonesia.
h. Masing-masing suami istri yang dikenakan Pajak Penghasilan (PPh)
secara terpisah dalam hal suami istri telah hidup berpisah.
i.

Dikehendaki secara tertulis oleh suami/istri berdasarkan perjanjian
pemisahan harta dan penghasilan.
Dengan demikian suami maupun istri wajib memiliki Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP) sendiri dikecualikan dari kewajiban untuk
menyampaikan SPT Tahunan PPh adalah wajib pajak orang pribadi
yang belum memiliki NPWP, yang penghasilan nettonya tidak
melebihi jumlah penghasilan tidak kena pajak.

8. Pengecualian Dari Kewajiban Menyampaikan Surat Pemberitahuan
Pada

prinsipnya


setiap

Wajib

Pajak

Penghasilan

diwajibkan

menyampaikan Surat Pemberitahuan. Dengan pertimbangan efisiensi atau
pertimbangan lainnya, Menteri Keuangan dapat menetapkan Wajib Pajak
Penghasilan yang dikecualiakn dari kewaiaban menyampaikan Surat
Pemberitahuan, mislanya Wajib Pajak Orang Pribadi yang menerima atau
memperoleh penghasilan dibawah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP),
tetapi Karena kepentingan tertenti diwajibkan memiliki NPWP.
Wajib Pajak yang dikecualikan dari kewajiaban tersebut adalah :

Universitas Sumatera Utara


43

a. Wajib Pajak orang pribadi yang dalam satu tahun menerima atau
memperoleh penghasilan neto tidak melebihi Penghasilan Tidak Kena
Pajak (PTKP) dikecualikan karena kewajiban menyampaikan SPT
Masa Pajak Penghasilan Pasal 25 dan SPT Tahunan Pajak Penghasilan
Wajib Pajak Orang Pribadi.
b. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan kegiatan usaha atau
tidak melakukan pekerjaan bebas dikecualikan dari kewajiban
menyampaikan SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 25.
9. Ketentuan Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan PPh Wajib
Pajak Orang Pribadi
Dalam hal penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Orang
Pribadi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
a. Secara manual
Penyampaian SPT secara manual oleh Wajib Pajak dapat dilakukan:
1. Secara langsung datang ke KPP/KP2KP atau tempat lain yang
ditentuan (Drop Box, Pojok Pajak, Mobil Pajak Keliling);
2. Melalui pos dengan pengiriman surat atau;
3. Dengan cara lain, yaitu melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa

kurir dengan bukti pengiriman surat atau e-Filling melalui
penyedia jasa atau ASP (Application Service Provider).
b. Secara Elektronik (e-SPT)
Wajib Pajak dapat menyampaikan Surat Pemberitahuan secara
elektronik (e-Filling) melalui perusahaan ASP (Application Service
Provider) yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak. Wajib Pajak

Universitas Sumatera Utara

44

yang telah menyampaikan Surat Pemberitahuan secara elektronik (eFilling), wajib menyampaikan induk Surat Pemberitahuan yang
memuat tanda tangan basah dan surat setoran pajak (bila ada) serta
bukti penerimaan secara elektronik kepada Kantor Pelayanan Pajak
tempat wajib pajak terdaftar melalui kantor pos secara tercatat atau
disampaikan langsung, paling lama 14 hari sejak tanggal penyampaian
Surat Pemberitahuan.
Penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik dapat
dilakukan selama 24 jam dan 7 hari seminggu. Surat Pemberitahuan
secara elektronik pada akhir batas waktu penyampaian Surat
Pemberitahuan yang jatuh pada hari libur, dianggap disampaikan tepat
waktu.
10. Batas Waktu Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT)
Menurut Pasal 3 Ayat (3) Undang-Undang KUP No 28 Tahun 2007, batas
waktu penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) adalah :
a. Untuk Surat Pemberitahuan Masa, paling lama 20 hari setelah akhir
Masa Pajak.
b. Untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
Orang Pribadi, paling lama 3 bulan setelah akhir Tahun Pajak.
c. Untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
Badan, paling lama 4 bulan setelah akhir Tahun Pajak.

Universitas Sumatera Utara

45

11. Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian Surat Pemberitahuan
(SPT) Tahunan
Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penymapaian Surat
PemberitahuanTahunan Pajak Penghasilan paling lama 2 bulan dengan
cara menyampiakan pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain
kepada

Direktur

Jenderal

Pajak

yang

ketentuannya

diatur

dengan/berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. Apabila Wajib Pajak
baik orang pribadi atau badan ternyata tidak dapat menyampaikan Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan dalam jangak waktu yang telah
ditetapkan karena luasnya kegiatan usaha dan masalah-masalah teknis
penyusunan laporan keuangan, atau sebab lainnya sehingga sulit untuk
memenuhi batas waktu penyelesaian dan memerlukan kelonggaran dari
batas waktu yang ditentukan, Wajib Pajak dapat memperpanjang
penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan dengan
cara menyampaikan pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain
misalnya dengan pemberitahuan secara elektronik kepada Direktur
Jenderal

Pajak.

Untuk

mencegah

usaha

penghindaran

dan/atau

perpanjangan waktu pembayaran pajak yang terutang dalam 1 tahun pajak
yang

harus

dibayar

sebelum

batas

waktu

pemyampaian

Surat

Pemberitahuan Tahunan, maka ada sanksi adminsitrasi berupa bunga bagi
Wajib Pajak yang ingin memperpanjang waktu penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan. Selain itu, Wajib Pajak harus
menyampaikan pemberitahuan sementara dengan menyebutkan besarnya
pajak yang harus dibayar berdasarkan perhitungan sementara pajak yang

Universitas Sumatera Utara

46

terutang dalam 1 tahun pajak dan Surat Setoran Pajak sebagai bukti
pelunasan, sebagai lampiran pemberitahuan perpanjangan jangka waktu
penyampaian surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan.
12. Sanksi Administrasi Apabila Surat Pemberitahuan (SPT) Tidak
Disampaikan
Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu yang
ditetapkan, maka Wajib Pajak akan dikenai sanksi administarsi berupa
denda. Maksud pengenaan sanksi administarsi berupa denda ini adalah
untuk kepentingan tertib administrasi perpajakan dan meningkatkan
kepatuahan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban menyampaikan Surat
Pemberitahuan. Besarnya denda apabila SPT tidak disampaikan tepat
waktu tampak pada tabel berikut ini.
Tabel 3.1 Besarnya Denda SPT
Surat Pemberitahuan
SPT Masa Pajak
Pertambahan Nilai
SPT Masa Lainnya
SPT Tahunan Pajak
Penghasilan Wajib Pajak
Orang Pribadi
SPT Tahunan Pajak
Penghasilan Wajib Pajak
Badan

Besarnya Denda Jika SPT
Disampaikan Tidak Tepat Waktu
Rp 500.000
Rp 100.000
Rp 100.000

Rp 1.000.000

13. Sanksi Atas Surat Pemberitahuan Yang Tidak Benar Atau Tidak
Lengkap
Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaiakan Surat
Pemberitahuan atau menyampaikan Surat Pemberitahuan tetapi isinya
tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya

Universitas Sumatera Utara

47

tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan
negara, tidak kenai sanksi pidana apabila kealpaan tersebut pertama kali
dilakukan oleh Wajib Pajak dan Wajib Pajak tersebut wajib melunasi
kekurangan pembayaran jumlah pajak yang terutang beserta sanksi
administrasi berupa kenaikan sebesar 200% dari jumlah pajak yang kurang
bayar yang ditetapkan melalui penerbitan Surat Keteapan Pajak Kurang
Bayar. Pengenaan sanksi pidana merupakan upaya terakhir untuk
meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Namun, bagi Wajib Pajak yang
melanggar pertama kali tidak dikenai sanksi pidana, tetapi dikenai sanksi
administrasi.
Terkait dengan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar akibat Surat
Pemberitahuan yang tidak benar ini, Wajib Pajak tidak dapat mengajukan :
a. Keberatan;
b. Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi;
c. Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak yang tidak benar.
B. Electronic Filing System (E-Filing)
1. Pengertian e-Filing
E-filing adalah layanan yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak
yang

berfungsi

agar

Wajib

Pajak

dapat

menyampaikan

Surat

Pemberitahuan (SPT) pajak beserta lampirannya secara online dan real
time dengan memanfaatkan jalur komunikasi internet. Penyampaian Surat
Pemberitahuan secara elektronik ini dilakukan melalui perusahaan
Penyedia Jasa Aplikasi yang telah ditentukan oleh Dirjen Pajak.

Universitas Sumatera Utara

48

Sebelum teknologi e-filing ini diberlakukan setiap Wajib Pajak harus
datang secara langsung ke kantor pajak pada hari kerja untuk melakukan
pelaporan Surat Pemberitahuan pajaknya. Tetapi setelah adanya teknologi
e-filing maka Wajib Pajak dapat melaporkan Surat Pemberitahuan pajak
selama 24 jam penuh setiap harinya. Karena perusahaan Penyedia Jasa
Aplikasi yang telah ditunjuk oleh Dirjen Pajak selalu beroperasi setiap
saat.
2. Dasar Hukum e-Filing
Secara umum, penyampaian Surat Pemberitahuan atau penyampaian
Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan secara
elektronik melalui e-filing diatur melalui Peraturan Direktorat Jenderal
Pajak Nomor PER-26/PJ/2012 tentang Tata Cara Penerimaan Dan
Pengelohan Surat Pemberitahuan Tahunan. Secara khusus, penyampaian
Surat Pemberitahuan atau penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan
Surat Pemberitahuan Tahunan secara elektronik melalui e-filing pada situs
Direktorat Jenderal Pajak diatur melalui Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor

PER-39/PJ/2011

tentang

Tata

Cara

Penyampaian

Surat

Pemberitahuan Tahunan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Menggunakan
Formulir 1770S atau 1770SS Secara e-Filing melalui website Direktorat
Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) tanggal 23 Desember 2011 serta
Peraturan Direktorat Jenderal Pajak terbaru, Nomor PER-1/PJ/2014
tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan bagi Wajib
Pajak Orang Pribadi yang menggunakan Formulir 1770S atau 1770SS

Universitas Sumatera Utara

49

secara

e-filing

melalui

website

Direktorat

Jenderal

Pajak

(www.pajak.go.id)
Saat ini aplikasi e-filing melalui situs Direktorat Jenderal Pajak baru
dapat memfasilitasi pelaporan formulir 1770S dan 1770SS, sedangkan
formulir lainnya dapat dilaporkan melalui Penyedia Jasa Aplikasi
(Application Service Provider-ASP). Untuk menggunakan aplikasi e-filing
melalui situs Direktorat Jenderal Pajak silahkan klik efiling.pajak.go.id.
Aplikasi e-filing yang disediakan melalui Penyedia Jasa Aplikasi
(Application Service Provider-ASP) yang telah ditunjuk oleh Dirketorat
Jenderal Pajak adalah sebagai berikut :
a. http://www.pajakku.com
b. http://www.laporpajak.com
c. http://www.spt.co.id
3. Penyedia Jasa Aplikasi (ASP)
Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider
(ASP) merupakan suatu perusahaan yang menyediakan sarana dan
prasarana

bagi

Wajib

Pajak

yang

ingin

menyampaikan

Surat

Pemberitahuan secara elektronik. Menurut Peraturan Direktorat Jenderal
Pajak Nomor Kep-05/PJ/2005 dalam Pasal 1 dijelaskan bahwa: “Penyedia
Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP) adalah perusahaan
Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) yang telah ditunjuk oleh Direktur Jenderal
Pajak sebagai perusahaan yang dapat menyalurkan penyampaian Surat
Pemberitahuan Secara elektronik ke Direktorat Jenderal Pajak.”

Universitas Sumatera Utara

50

Selain sebagai pihak yang menyediakan sarana dalam penyampaian
Surat Pemberitahuan secara elektronik, ASP juga berfungsi sebagai
lembaga mediasi atau perantara yang menghubungkan antara Wajib Pajak
dengan Aparat Pajak. Selain itu ASP juga dapat memberikan berbagai
informasi perpajakan yang dibutuhkan oleh Wajib Pajak melalui website
yang telah disediakan.
Salah satu ASP yang telah ditunjuk oleh Dirjen Pajak dalam
menyediakan

fasilitas

penyampaian

SPT

secara

e-filing

adalah

www.laporpajak.com. website ini merupakan ASP pertama yang ditunjuk
oleh Dirjen Pajak. Selain itu terdapat beberapa ASP yang dapat
dimanfaatkan oleh Wajib Pajak dalam hal pelaporan Surat Pemberitahuan,
yaitu:
i.

www.pajakku.com

ii.

www.spt.co.id

iii.

www.layananpajak.com

iv.

www.pajakmandiri.com

v.

www.onlinepajak.com

vi.

www.setorpajak.com

vii.

www.taxreport.web.id
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep-05/PJ/2005 dalam Pasal 7
(6) menyatakan bahwa : “Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) wajib
memberikan jaminan kepada Wajib Pajak bahwa Surat Pemberitahuan
beserta lampirannya yang disampaikan secara elektronik dijamin
kerahasiaannya, diterima di Direktorat Jenderal Pajak secara lengkap

Universitas Sumatera Utara

51

dan real time serta diakui oleh pihak Wajib Pajak dan Direktorat Jenderal
Pajak.” Artinya pada saat Wajib Pajak melaporkan Surat Pemberitahuan
melalui salah satu ASP yang telah disediakan maka informasi perpajakan
dan identitas Wajib Pajak akan tersimpan dalam sistem ASP yang
digunakan. Oleh karena itu pihak ASP wajib memberi jaminan akan
kerahasiaan informasi Wajib Pajak tersebut sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
4. Ketentuan Tarif E-Filing
Adapun ketentuan tarif jasa e-filing yang dikenakan kepada Wajib Pajak
adalah :
a. Tarif jasa e-filing untuk setiap Wajib Pajak adalah sama dan tidak
tergantung besar utang pajaknya.
b. Tarif yang dikenakan untuk jasa e-filing tersebut adalah :
a. Biaya registrasi atau pendaftaran (1 x selamanya) dikenakan tarif
sebesar Rp. 50.000.
b. Biaya keanggotaan sebesar Rp. 200.000 pertahun.
c. Biaya pengiriman data (submission) sebesar Rp. 40.000 untuk
semua pasal setiap pengiriman tidak termasuk pembetulan.
Tarif e-filing yang dikenakan merupakan biaya kepatuhan Wajib Pajak
yang harus dipenuhi dalam melakukan kewajiban perpajakannya. Biaya
kepatuhan pajak tersebut merupakan biaya tetap (fixed cost) karena tarif
yang dikenakan adalah sama untuk setiap Wajib Pajak tanpa
memperhitungkan besarnya jumlah utang pajak.

Universitas Sumatera Utara

52

5. Batas Waktu Penyampaian Atau Pelaporan
Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
Kep-05/PJ/2005 Pasal 6 dijelaskan bahwa :
a. Penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik dapat dilakukan
selama 24 (dua puluh empat) jam sehari dan 7 (tujuh) hari seminggu
dengan standar Waktu Indonesia Bagian Barat.
b. Surat Pemberitahuan yang disampaikan secara elektronik pada akhir
batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan yang jatuh pada hari
libur, dianggap disampaikan tepat waktu.
Proses penyampaian Surat Pemberitahuan secara e-filing ini dapat
dilakukan kapan saja dan dimana saja oleh Wajib Pajak yang
bersangkutan. Selain itu ditegaskan juga bahwa dalam pelaporan Surat
Pemberitahuan secara e-filing, batas waktu pelaporan tetap berlaku
meskipun hari tersebut merupakan hari libur nasional. Hal ini berbeda
dengan penyampaian Surat Pemberitahuan secara manual (non elektronik)
dimana batas waktu pelaporan yang berlaku dimajukan satu hari sebelum
hari libur nasional.
C. Kepatuhan Wajib Pajak
1. Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 192/PMK.03/2007
bahwa Wajib Pajak dengan kriteria tertentu yang selanjutnya disebut
dengan Wajib Pajak patuh adalah Wajib Pajak yang memenuhi kriteria
sebagai berikut :
a. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT);

Universitas Sumatera Utara

53

b. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali
tunggakan pajak yang memperoleh izin mengangsur atau menunda
pembayaran pajak;
c. Laporan keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga
pengawasan pemerintah dengan pendapat wajar tanpa pengecualian
selama 3 (tiga) tahun berturut-turut; dan
d. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir.
Kepatuhan Wajib Pajak merupakan suatu kemauan dan kesadaran
Wajib Pajak mengenai kewajibannya dalam bidang perpajakan. Kemauan
dan kesadaran Wajib Pajak akan menjadi perubahan sikap Wajib Pajak
untuk memenuhi kewajiban dan hak perpajakannya. Kepatuhan formal
Wajib Pajak dapat memenuhi kepatuhannya dengan selalu menghitung,
membayar, dan menyampaikan SPT. Wajib Pajak harus menghitung,
membayarkan, dan menyampaikan SPT dengan jujur dan benar sesuai
dengan yang terjadi dengan pendapatan yang sesungguhnya. Pelaporan
SPT harus sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan dan
menyampaikannya ke KPP sebelum batas waktu yang ditentukan.
Kepatuhan dapat diwujudkan misalnya dengan penyuluhan, pelayanan,
dan penegakan hukum yang dapat berupa pemeriksaan, penyidikan dan
penagihan dengan menempatkan Wajib Pajak sebagai subyek yang
dihargai hak-hak dan kewajibannya. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak yang
dimaksud dalam hal ini adalah kepatuhan Wajib Pajak efektif dalam

Universitas Sumatera Utara

54

pemenuhan kewajiban perpajakannya. Kadang Wajib Pajak memang
sengaja

menghindari

kewajiban

perpajakannya

dengan

tidak

menyampaikan SPT kepada KPP bahkan masih banyak Wajib Pajak yang
melalaikan pajaknya yaitu menolak membayar pajak yang telah ditetapkan
dan menolak memenuhi formalitas yang harus dipenuhi olehnya. Ada juga
Wajib Pajak yang memberikan ketidakjelasan alamat kepada KPP
sehingga SPT yang dikirimkan tidak diterima oleh Wajib Pajak yang
bersangkutan akibatnya Wajib Pajak merasa tidak mempunyai kewajiban
menyampaikan SPT Tahunan karena tidak menerima SPT tersebut.
3. Jenis-jenis Kepatuhan Wajib Pajak
Adapun jenis-jenis kepatuhan Wajib Pajak menurut Sony Devano dan Siti
Kurnia Rahayu (eprints.uny.ac.id) adalah:
a. Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak
memenuhi kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan dalam
Undang-Undang Perpajakan.
b. Kepatuhan material adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak secara
substantif/hakikatnya memenuhi semua ketentuan material perpajakan
yaitu sesuai isi dan jiwa Undang-Undang Perpajakan. Kepatuhan
material juga dapat meliputi kepatuhan formal.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak
a. Besar Penghasilan
Besar penghasilan perorangan atau badan tidak sama antar satu dengan
yang lain. Penghasilan akan ditentukan dari pekerjaan atau usaha,

Universitas Sumatera Utara

55

pendidikan dan lingkungan. Semakin besar penghasilan yang diperoleh
maka akan semakin besar pula pajak yang dibayarkan.
b. Kemauan Membayar Pajak
Kemauan membayar pajak merupakan suatu nilai seseorang untuk
mau, rela, dan menukarkan sesuatu untuk memperoleh timbal balik
barang atau jasa. Kemauan membayar pajak membuktikan bahwa
seseorang telah mengetahui tentang pengetahuan mengenai pajak,
khususnya untuk kelebihan dan kekurangan membayar pajak.
c. Kesadaran Wajib Pajak
Kesadaran Wajib Pajak merupakan salah satu penunjang pembangunan
negara. Penundaan pembayaran pajak ataupun pengurangan beban
pembayaran pajak akan sangat merugikan negara tentu saja akan
merugikan untuk diri kita sendiri. Ketika setiap Wajib Pajak sadar akan
kewajibannya sebagai Wajib Pajak maka akan tercipta kepatuhan
Wajib Pajak yang baik.
d. Pemahaman terhadap Peraturan Perpajakan

Pemahaman Wajib Pajak terhadap peraturan perpajakan adalah cara
Wajib Pajak dalam memahami tentang peraturan perpajakan yang telah
ada. Wajib Pajak yang tidak mengerti dan memahami peraturan
perpajakan maka Wajib Pajak akan cenderung tidak taat dalam
pajaknya. Semakin paham Wajib Pajak memahami perturan perpajak
maka akan semakin sedikit Wajib Pajak untuk melalaikan dalam
pembayaran pajaknya. Sehingga Wajib Pajak akan patuh untuk selalu
membayar dan melaporkan pajaknya.

Universitas Sumatera Utara

56

e. Persepsi Efektifitas Sistem Perpajakan

Persepsi yang baik dari Wajib Pajak bahwa sistem perpajakan yang
sudah ada sekarang lebih efektif dan tentunya lebih memudahkan
Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiaban perpajakan, maka akan
semakin meningkat kemauan Wajib Pajak untuk membayar pajak.
Kemudahan Wajib Pajak dalam efektivitas sistem perpajakan untuk
sekarang ini antara lain yaitu e-SPT, e-Filling, dan e-registrasi.
f. Layanan terhadap Wajib Pajak
Pemberian pelayanan yang berkualitas harus mencakup keamanan,
kelancaran, kenyamanan dan juga kepastian hukum. Seorang Wajib
Pajak akan merasa puas dengan pelayanan dari petugas pajak yang
memuaskan. Petugas pajak harus selalu ada ketika Wajib Pajak ingin
atau membutuhkan jasanya. Wajib Pajak belum sepenuhnya paham
akan peraturan perpajakan sehingga bantuan dari petugas sangat
membantu Wajib Pajak. Sebaliknya petugas pajak harus siap tanggap
dalam melayani Wajib Pajak.
g. Penegakan hukum
Penegakan hukum akan mendorong Wajib Pajak untuk berlaku patuh
terhadap pajaknya. Wajib Pajak patuh karena berpikir adanya sanksi
berat akibat tindakan ilegal dalam usaha untuk penyelundupan pajak.

Universitas Sumatera Utara

57

D. Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Terdaftar Pada KPP Pratama
Medan Petisah
Tabel 3.2 Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Tahun 2014 - 2016
WP Terdaftar
2014
2015
2016
OP Non Karyawan
26.227
26.227
26.576
OP Karyawan
58.139
62.368
67.241
Jumlah
84.366
88.595
93.817
Sumber : Diolah dari Seksi PDI KPP Pratama Medan Petisah

Tabel 3.3 Jumlah Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi Secara Manual
Tahun 2014 - 2016
SPT Tahunan
2014
2015
2016
SPT Tahunan PPh OP
5.053
126
262
SPT Tahunan PPh OP S
5.859
98
315
SPT Tahunan PPh OP SS
5.252
101
238
Jumlah
16.164
325
815
Sumber : Diolah dari Seksi PDI KPP Pratama Medan Petisah

Tabel 3.4 Data Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Secara e-Filing Tahun
2014 - 2016
SPT
2014
2015
2016
Tahunan Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
PPh OP
17
283
970
3.806
4.442
PPh OP S
2.367
7.811 15.241
10.788
PPh OP SS
4.137
8.652
9.210
PPh Badan
57
487
Jumlah
3.806
6.521
4.442
16.803 15,241
21.455
Sumber : Diolah dari Seksi PDI KPP Pratama Medan Petisah

Universitas Sumatera Utara

58

BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI

A. Mekanisme Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Wajib
Pajak Orang Pribadi Secara E-Filing
1. Tata Cara Pengajuan E-FIN
Dalam tata cara pengajuan e-FIN, ada hal yang harus dilaksanakan terlebih
dahulu yaitu :
a. Wajib Pajak mengajukan permohonan untuk memperoleh e-FIN ke
Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar.
b. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) menerima permohonan
Wajib Pajak dan meneliti alamat yang tercantum dalam surat
permohonan dengan alamat yang terdapat dalam Master File Nasional
(MFN) Direktorat Jenderal Pajak. Dalam hal alamat Wajib Pajak pada
surat permohonan tidak sesuai dengan MFN, maka permohonan Wajib
Pajak tidak disetujui dan dikembalikan ke Wajib Pajak. Apabila alamat
Wajib Pajak pada surat permohonan sama dengan MFN, maka Petugas
TPT merekam permohonan dan mencetak LPAD dan BPS. LPAD
digabung dengan surat permohonan untuk diteruskan ke Pelaksana
Seksi Pelayanan sedangkan BPS setelah ditandatangani Petugas TPT
disampaikan ke Wajib Pajak.

Universitas Sumatera Utara

59

c. Pelaksana Seksi Pelayanan merekam permohonan Wajib Pajak pada
aplikasi Pendaftaran e-FIN yang terdapat di portal djp menu aplikasi
sub menu aplikasi online dan mencetak e-FIN serta menyerahkan
kepada Kepala Seksi Pelayanan.
d. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan menyetujui e-FIN kemudian
meneruskan kepada Kepala Kantor.
e. Kepala Kantor meneliti dan menandatangani e-FIN untuk kemudian
meneruskan kepada Seksi Pelayanan.
f. Pelaksana Seksi Pelayanan mengadministrasikan e-FIN yang telah
ditandatangani Kepala Kantor kemudian menyerahkan kepada Wajib
Pajak.
g. Jangka Waktu Penyelesaian permohonan e-FIN paling lama 2 (dua)
hari kerja sejak permohonan diterima dengan lengkap dan benar.

Universitas Sumatera Utara

60

Gambar 4.1 Tata Cara Permohonan e-FIN

2. Proses Pengajuan E-FIN
Syarat yang di perlukan dalam proses pengajuan e-FIN :
a. Melampirkan fotocopy KTP.
b. Fotocopy kartu NPWP.
c. Nama dan NPWP sesuai dengan master file Wajib Pajak.
d. Surat kuasa dan fotocopy identitas Wajib Pajak bila di kuasakan.
e. Isi formulir.

Gambar 4.2 Surat Permohonan e-FIN

e-FIN diberikan langsung kepada Wajib Pajak atau kuasanya 1 hari kerja.

Universitas Sumatera Utara

61

Gambar 4.3 Contoh e-FIN

3. Mendaftarkan Diri Sebagai Wajib Pajak E-Filing
a. Akses situs https://djponline.pajak.go.id sehingga muncul tampilan
sebagai berikut :

Gambar 4.4 Login link https://djponline.pajak.go.id

Universitas Sumatera Utara

62

b. Apabila belum terdaftar, klik “Daftar”, isi Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP) tanpa tanda titik (.) dan dash (-), e-FIN (yang didapat dari
KPP), dank ode keamanan. Kemudian klik Verifikasi untuk
memverifikasi kesesuaian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dengan
nomor e-FIN yang didapat dari KPP.

Gambar 4.5 Pendaftaran Pengguna DJP Online

Selanjutnya nama Wajib Pajak akan muncul secara otomatis.
Selanjutnya isi Email, Nomor Handphone (diawali dengan kode
Negara contoh 6281234567891), Password, Konfirmasi Password,
lalu klik Simpan. Pada proses verifikasi, bias saja mengalami
kegagalan. Hal tersebut bisa disebabkan beberapa hal yaitu :
1. NPWP tidak valid, disebabkan Wajib Pajak salah memasukkan
NPWP. Hal ini dilakukan dengan mengetik ulang NPWP dengan
benar tanpa tanda titik (.) dan dash (-).

Universitas Sumatera Utara

63

2. E-FIN belum aktif. Hal ini dilakukan Wajib Pajak untuk dating ke
KPP terdekat untuk mengaktifkan e-FIN.
3. NPWP sudah terdaftar sebagian besar disebabkan karena Wajib
Pajak sudah pernah melakukan registrasi tapi lupa password untuk
login.

Hal

ini

dilakukan

dengan

mengakses

ke

situs

http://djponline.pajak.go.id/resetpass. Selanjutnya pada bagian
“Lupa Email”? Centang “Ya”, dan masukkan alamat email Wajib
Pajak. Masukkan NPWP, e-FIN, Email, dan kode keamanan, lalu
klik Submit. Kemudian cek email, klik tautan yang diberikan dan
buatlah password baru. Wajib Pajak dapat menggunakan password
ini untuk login selanjutnya dan tidak harus mendaftar atau
registrasi lagi. Jika registrasi berhasil maka akan muncul dialog
box seperti di bawah ini. Klik OK dan silahkan cek email.

Gambar 4.6 Registrasi Berhasil

c. Wajib Pajak setelah klik OK, cek pesan pada email untuk melakukan
aktivasi. Klik pada tautan yang diminta, seperti tampilan berikut ini :

Universitas Sumatera Utara

64

Gambar 4.7 Aktivasi Pada Email

Jika aktivasi BERHASIL maka akan muncul pemberitahuan seperti di
bawah ini :

Gambar 4.8 Aktifasi Akun Berhasil

Universitas Sumatera Utara

65

4. Menyampaikan Surat Pemberitahunan (SPT) Tahunan Secara EFILING
a. Pada menu “Login”, silahkan masukkan NPWP dan password,
selanjutnya klik Login.

Gambar 4.9 Login e-Filing

b. Setelah login klik gambar e-filing, klik salah satu tulisan “Buat SPT”
sehingga muncul tampilan berikut :

Gambar 4.10 Klik “Buat SPT”

Universitas Sumatera Utara

66

c. Jawab pertanyaan yang ada, misalnya tidak melakukan usaha atau
pekerjaan bebas, tidak pisah harta, ya kurang dari Rp 60.000.000.
Kemudian klik SPT 1770 SS.

Gambar 4.11 Menjawab Pertanyaan
d. Isi data formulir, pilih tahun pajak yang akan dilaporkan, pilih status
SPT, kemudian klik berikutnya.

Gambar 4.12 Pengisian Data Formulir

Universitas Sumatera Utara

67

Catatan : Jika Wajib Pajak belum pernah melaporkan SPT untuk tahun
tersebut, pilih normal. Jika sudah pernah, dan sudah menerima tanda
terima tetapi ingin membetulkan silahkan pilih pembetulan.
e. Lengkapi semua isian bagian A. Sesuaikan dengan bukti potong
A1/A2 yang anda miliki. Jika selesai, klik berikutnya.

Gambar 4.13 Pengisian Data Pajak Penghasilan

Isi bagian B jika memiliki penghasilan yang dikenai PPh Final dan
PPh yang tidak termasuk objek pajak. Jika tidak ada, langsung klik
berikutnya.

Gambar 4.14 Pengisian Data Penghasilan Yang Dikenakan PPh Final

Universitas Sumatera Utara

68

Isi jumlah total harta dan kewajiban atau utang yang dimiliki pada
bagian C. Isi sesuai keadaan sebenarnya. Angka dibawah ini hanya
contoh. Setelah itu klik berikutnya.

Gambar 4.15 Pengisian Data Daftar Harta Dan Kewajiban

Baca pernyataan yang ada, setelah setuju silahkan klik atau centang
pada tulisan setuju, lalu klik berikutnya.

Gambar 4.16 Penyetujuan Informasi Yang Dimasukkan

Universitas Sumatera Utara

69

f. Langkah berikutnya adalah mengirim SPT. Klik tulisan di sini lalu
pilih email.

Gambar 4.17 Mengirim SPT

g. Buka email di tab atau browser lain, lalu copy/salin atau catat kode
verifikasi yang masuk.

Gambar 4.18 Kode Verifikasi Yang Masuk

Universitas Sumatera Utara

70

h. Kembali ke DJP online, paste/temple atau tulis kode verifikasi anda di
kolom yang sudah disediakan. Selanjutnya klik kirim.

Gambar 4.19 Masukkan Kode Verifikasi Pada Kolom

i. Jika berhasil maka akan otomatis dibawa menuju daftar SPT. Wajib
Pajak juga bisa membuka email untuk melihat atau mencetak tanda
terima SPT Tahunan tersebut.

Gambar 4.20 Penyampaian SPT Berhasil

Universitas Sumatera Utara

71

Gambar 4.21 Bukti Penyampaian SPT
B. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
Rasio kepatuhan merupakan alat ukur yang menunjukkan tingkat
penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Wajib Pajak dalam suatu
tahun. Berikut ini mengenai tingkat kepatuhan Wajib Pajak di Kantor
Pelayanan

Pajak

Pratama

Medan

Petisah

dalam

melaporkan

atau

menyampaikan SPT Tahunan dengan mengambil perbandingan data rasio
kepatuhan Wajib Pajak secara manual dan secara elektronik (e-fiiling) pada
tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 dalam tabel dibawah ini :
Tabel 4.1 Rasio Pencapaian Penyampaian SPT Tahunan Orang Pribadi Tahun
2014-2016
Tahun
Jumlah WP OP
Jumlah WP OP Yang
Rasio
Terdaftar
Melapor
Kepatuhan
Manual
E-Filing
2014
84.366
16.164
6.521
26,88%
2015
88.595
324
16.746
19,26%
2016
93.817
815
20.968
23,22%
Sumber : Diolah dari Seksi PDI KPP Pratama Medan Petisah

Universitas Sumatera Utara

72

Dari tabel 4.1 diatas menjelaskan bahwa dari tahun 2014 sampai tahun
2016 jumlah Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Petisah mengalami peningkatan. Tetapi dilihat dari Wajib Pajak yang
melapor sangat disayangkan karena dapat disimpulkan bahwa tidak sampai
setengah yang melapor SPT Tahunan dari jumlah Wajib Pajak yang terdaftar,
yaitu tahun 2014 dengan total 22.685 Wajib Pajak, tahun 2015 dengan total
17.070 Wajib Pajak, dan tahun 2016 dengan total 21.783 Wajib Pajak dengan
rasio kepatuhan pada tahun 2014 sebesar 26,88%, tahun 2015 sebesar 19,26%,
dan tahun 2016 sebesar 23,22% dari total Wajib Pajak yang terdaftar.
Beberapa faktor penyebab rendahnya tingkat kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi dalam melaporkan SPT Tahunan, diantaranya sebagai berikut :
1. Kurangnya pemahaman dari masyarakat tentang pajak itu sendiri, sehingga
mengakibatkan masih rendahnya kesadaran Wajib Pajak.
2. Ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan publik.
3. Wajib Pajak masih sering terlambat untuk melaporkan SPT Tahunan dan
tidak mengetahui batas dalam pelaporan SPT Tahunan.
4. Di Kantor Pelayanan Pajak harus bisa memberikan pelayanan yang baik
kepada msyarakat, sehingga masyarakat bisa merasakan adanya pelayanan
yang baik dari Kantor Pelayanan Pajak dan bisa membuat masyarakat itu
sendiri menjadi lebih patuh dalam melaporkan SPT Tahunan.
Dilihat dari tabel 4.1 diatas juga bahwa tingkat kepatuhan Wajib Pajak
yang lapor SPT Tahunan lebih banyak yang melakukan secara elektronik (eFiling). Ini disebabkan dari banyak faktor yang didapat dari lapangan maupun
dari Wajib Pajak langsung yang ingin melapor SPT Tahunan. Sehingga dapat

Universitas Sumatera Utara

73

disimpulkan bahwa tingkat kepatuhan Wajib Pajak yang melapor SPT
Tahunan nya secara e-filing mengalami peningkatan dari tahun 2014 sampai
tahun 2016.
Dibawah ini perbandingan tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
dalam hal pelaporan atau penyampaian SPT Tahunan dengan rasio kepatuhan
secara manual dan e-Filing.
Tabel 4.2 Perbandingan Rasio Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi secara
manual dan e-Filing Tahun 2014 - 2016
Jumlah WP
WP Melapor SPT
Rasio Kepatuhan
OP
Tahunan
Tahun Terdaftar
Manual e-Filing
Manual
e-Filing
(1)
(2)
(3)
(4)
(3:2)
(4:2)
2014
84.366
16.164
6.521
19,15%
7,73%
2015
88.595
324
16.746
0,36%
18,90%
2016
93.817
815
20.968
0,87%
22,35%
Sumber : Diolah Seksi PDI KPP Pratama Medan Petisah
Dari tabel 4.2 diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi yang melapor SPT Tahunan secara e-Filing tahun 2014
masih rendah dibandingkan secara manual dengan selisih 9.643 Wajib Pajak.
Pada tahun 2015 sudah mengalami peningkatan dengan jumlah 10.225 Wajib
Pajak dari tahun 2014, dan tahun 2016 mengalami peningkatan dengan jumlah
4.222 Wajib Pajak dari tahun 2015. Rasio kepatuhannya secara e-Filing tahun
2014 sebesar 7,73%, tahun 2015 sebesar 18,90%, dan tahun 2016 sebesar
22,35%, sementara secara manual tahun 2014 sebesar 19,15%, tahun 2015
sebesar 0,36%, dan tahun 2016 sebesar 0,87% dari total Wajib Pajak yang
terdaftar.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Petisah disimpulkan bahwa pelaporan SPT Tahunan Wajib
Pajak Orang Pribadi secara e-Filing sudah mencapai target. Upaya yang

Universitas Sumatera Utara

74

dilakukan untuk mencapai target yaitu dengan sosialisasi. Sosialisasi
dilakukan di kantor instansi pemerintah lainnya baik pusat maupun daerah
seperti, Kantor BUMN, Kantor Pengadilan, Kantor Kepolisian, Kantor
Gubernur, Kantor Walikota, hingga ke tingkat Camat.
Meningkatnya

kepatuhan

Wajib

Pajak

dalam

melaporkan

atau

menyampaikan SPT Tahunan secara e-Filing disebabkan karena beberapa hal
seperti :
1. Penyampaian SPT dapat dilakukan secara cepat, aman, dan kapan saja
(24x7) jam.
2. Murah, tidak dikenakan biaya pada saat pelaporan SPT.
3. Penghitungan dilakukan secara tepat karena menggunakan sistem
komputer.
4. Kemudahan dalam mengisi SPT karena pengisian SPT juga dibantu dalam
bentuk wizard.
5. Data yang disampaikan Wajib Pajak selalu lengkap karena ada validasi
pengisian SPT.
6. Ramah lingkungan dengan mengurangi penggunaan kertas (paperless).
7. Dokumen pelengkap (fotokopi formulir 1721 A1 atau A2 atau bukti
potong PPh, SSP lembar ke-3 PPh Pasal 29, Surat Kuasa Khusus,
perhitungan PPh terutang bagi Wajib Pajak Kawin Pisah Harta dan/atau
mempunyai NPWP sendiri, fotokopi Bukti Pembayaran Zakat) tidak perlu
dikirim lagi kecuali diminta oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) melalui
Account Representative (AR).

Universitas Sumatera Utara

75

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab yang ada maka penulis dapat menyimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2. Pelaporan SPT Tahunan secara e-Filing sangat menguntungkan bagi
Wajib Pajak. Ini merupakan salah satu bentuk kemudahan yang diberikan
oleh DJP kepada Wajib Pajak untuk memudahkan Wajib Pajak dalam
melaporkan SPT Tahunannya. Sehingga Wajib Pajak dapat melaporkan
SPT Tahunannya kapanpun dan dimanapun. Wajib Pajak cukup
menggunakan internet dan mengisi SPT nya sesuai dengan Formulir 1721
A1/A2 atau bukti potong. Wajib Pajak juga dapat menghemat waktunya
dalam melaporkan SPT Tahunannya nya karena tidak perlu datang dan
mengantri di Kantor Pelayanan Pajak untuk melaporkan SPT Tahunan.
3. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam menyampaikan SPT
Tahunan secara e-filing tahun 2014 sebesar 7,73%, tahun 2015 sebesar
18,90%, dan tahun 2016 sebesar 22,35% dari total Wajib Pajak yang
terdaftar.

Universitas Sumatera Utara

76

4. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam menyampaikan SPT
Tahunan dengan tidak e-filing tahun 2014 sebesar 19,15%, tahun 2015
sebesar 0,36%, dan tahun 2016 sebesar 0,87% dari total Wajib Pajak yang
terdaftar.
5. Dalam pelaksanaan e-Filing juga masih terdapat beberapa kendala baik
dari pihak internal Direktorat Jendral Pajak maupun dari Wajib Pajak.
Namun kendala tersebut dapat ditangani bersama melalui komunikasi yang
baik antara sesama petugas pemandu e-Filing dan komunikasi dengan
Wajib Pajak.
B. Saran
Berdasarkan permasalahan yang terjadi, penulis dapat memberikan saran
sebagai berikut:
1. Bagi Direktorat Jenderal Pajak
a. Direktorat Jenderal Pajak lebih menanamkan kesadaran bayar pajak
kepada masyarakat melalui sosialisasi atau kelas pajak serta
mengenalkan

fasilitas-fasilitas

yang

disediakan

DJP

untuk

memudahkan Wajib Pajak dalam melakukan kewajiban perpajakannya.
b. Perbaikan server pada system website DJP sehingga dapat menampung
akses dalam jumlah yang lebih banyak ketika website dikunjungi oleh
Wajib Pajak pada waktu yang bersamaan dan dalam jumlah yang
banyak guna mendukung kelancaran pelaporan SPT Tahunan melalui
e-Filing. Serta meningkatkan keamanan website agar terhindar dari
peretas

dan

meningkatkan

kepercayaan

masyarakat

untuk

menggunakan aplikasi e-Filing dalam melaporkan SPT Tahunannya.

Universitas Sumatera Utara

77

2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah
a. Terus menggali potensi perpajakan dari setiap wilayah yang di naunggi
pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan.
b. Agar pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah dapat
menjalin hubungan yang lebih baik lagi dengan Wajib Pajak Orang
Pribadi. Tujuannya adalah untuk menjamin agar Wajib Pajak tersebut
memiliki motivasi dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
c. Agar pegawai pajak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai
dapat memberikan informasi yang lebih jelas lagi mengenai manfaat eFiling kepada Wajib Pajak orang pribadi yang masih belum
mengetahui serta memahami penggunaan fasilitas e-Filing, agar
persentase tingkat kepatuhan pelaporan dengan fasilitas e-Filing dapat
ditingkatkan di KPP Binjai.
d. Memberikan sosialisasi kepada pemotong atau pemungut PPh
mengenai peraturan terbaru Penghasilan Tidak Kena Pajak sehingga
pengisian SPT Tahunan dilakukan dengan baik dan benar.
3. Bagi Wajib Pajak
Wajib Pajak lebih aktif lagi dalam menggali informasi mengenai
perpajakan dikarenakan saat ini sudah banyak kemudahan yang dapat
diperoleh dalam melakukan prosedur perpajakan dengan memanfaatkan
teknologi informasi sehingga diharapkan mampu meningkatkan kesadaran
sebagai Wajib Pajak agar lebih patuh lagi, khususnya dalam melaporkan
atau menyampaikan SPT Tahunan secara e-Filing.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 104 66

Analisis Data Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

3 68 66

Analisis Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Atas Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Secara E-Filing Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.

3 123 80

Dampak Penerapan E-Filing Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

9 43 131

Perbandingan Pelaporan Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi Secara Manual Dengan Secara Elektronik (e-Filling) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai Chapter III V

0 0 24

Tinjauan Atas Tingkat Kepatuhan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Secara E-Filing pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

0 0 10

Tinjauan Atas Tingkat Kepatuhan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Secara E-Filing pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

0 0 20

Tinjauan Atas Tingkat Kepatuhan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Secara E-Filing pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

0 0 16

Tinjauan Atas Tingkat Kepatuhan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Secara E-Filing pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

0 0 2

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

0 0 14