Analisa Faktor Perilaku yang Mempengaruhi Terjadinya Keputihan pada Siswi SMK Negeri 8 Medan

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Masa remaja adalah masa yang khusus dan penting karena merupakan
masa transisi yang ditandai dengan perubahan fisik, emosi dan psikis. Pada masa
remaja, perubahan organobiologik terjadi cepat namun tidak seimbang dengan
perubahan mental emosional (Pinem, 2009).
Ciri–ciri perubahan ini sangat penting diketahui oleh remaja

agar

penanganan masalah dapat dilakukan dengan baik, oleh karena itu perlu dukungan
dan bimbingan dari lingkungan sekitarnya. Dari segi kesehatan reproduksi,
perilaku ingin mencoba hal-hal baru di dorong oleh rangsangan seksual yang jika
tidak dibimbing dengan baik bisa membawa remaja, khususnya remaja perempuan
terjerumus dalam seks pranikah dan obat-obatan terlarang dengan segala
akibatnya (Pinem, 2009).
Menurut WHO (World Health Organization) (2014), 1 dari 6 orang di

dunia adalah remaja (usia 10-19 tahun) yang berjumlah ± 1,2 milyar jiwa. Di Asia
Tenggara, jumlah remaja ± 350 juta jiwa dan Indonesia mempunyai persentase
sebanyak 21,6% remaja dari 350 juta jiwa.
Masalah kesehatan reproduksi remaja mencakup kehamilan dini, HIV
(Human Immuno Deficiency Virus), penyakit menular seksual, penyakit infeksi
lain, kesehatan mental, kekerasan dan lain-lain (WHO, 2014).
Penyakit menular seksual sendiri banyak ditandai dengan gejala keputihan
(Pinem, 2009). Keputihan adalah setiap cairan yang keluar dari vagina yang bukan
darah (Manuaba, 2003).
WHO menyatakan bahwa 5% remaja di dunia terjangkit Penyakit Menular
Seksual (PMS) dengan gejala keputihan setiap tahunnya, bahkan di Amerika
Serikat 1 dari 8 remaja (Badaryati, 2012).
Di Indonesia sekitar 90% wanita berpotensi mengalami keputihan karena
Indonesia adalah negara yang beriklim tropis, sehingga jamur mudah tumbuh dan

Universitas Sumatera Utara

2

berkembang yang mengakibatkan banyaknya kasus keputihan pada perempuan

Indonesia ( Nurul et al,2001 dikutip dalam Badaryati, 2012).
Berdasarkan data SKRRI (2007, dalam Badaryati, 2012) menunjukkan
pada wanita dengan rentang usia 15-24 tahun mengalami keputihan sebanyak
31,8%.

Ini

menunjukkan

bahwa remaja

putri mempunyai

resiko

tinggi

mengalami keputihan.
Masalah reproduksi pada remaja perlu mendapat penanganan serius, karena
masalah tersebut banyak muncul di Indonesia salah satunya disebabkan karena

faktor perilaku yang kurang baik dalam mencegah maupun menangani keputihan,
Hal ini terbukti dari penelitian yang dilakukan, diantaranya penelitian yang
dilakukan Fitrianingsih (2012) bahwa ada hubungan antara pengetahuan, sikap
dan tindakan dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 1 Wonosari.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti ingin mengetahui faktor perilaku
(pengetahuan, sikap dan tindakan) yang mempengaruhi terjadinya keputihan siswi
SMK Negeri 8 Medan.

1.2. Rumusan Masalah
Apakah faktor perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) mempengaruhi
terjadinya keputihan pada siswi SMK Negeri 8 Medan ?

1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan umum
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor perilaku yang
mempengaruhi terjadinya keputihan pada siswi SMK Negeri 8 Medan.

1.3.2. Tujuan khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui perbedaan angka keputihan patologis dan fisiologis pada

siswi SMK Negeri 8 Medan.
2. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan siswi SMK Negeri 8 Medan
tentang keputihan.

Universitas Sumatera Utara

3

3. Mengetahui gambaran sikap siswi SMK Negeri 8 Medan terhadap
pencegahan keputihan.
4. Mengetahui gambaran tindakan sehat siswi SMK Negeri 8 Medan dalam
upaya pencegahan keputihan.
5. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan siswi SMK Negeri 8 Medan
terhadap terjadinya keputihan.
6. Mengetahui hubungan sikap siswi SMK Negeri 8 Medan terhadap
terjadinya keputihan.
7. Mengetahui hubungan tindakan sehat siswi SMK Negeri 8 Medan
terhadap terjadinya keputihan.

1.4.


Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1.4.1. Bagi Peneliti
Dapat menganalisis domain perilaku, meningkakan pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi khusunya tentang keputihan.
1.4.2. Bagi Bidang Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi data dasar atau bahan
perbandingan untuk melakukan penelitian yang akan datang.
1.4.3.

Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan agar pendidikan
kesehatan reproduksi masuk dalam kurikulum sekolah sehingga remaja
mendapat informasi yang memadai tentang kesehatan reproduksi.

1.4.4. Bagi Dinas Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi dinas
kesehatan setempat tentang faktor perilaku yang mempengaruhi terjadinya

keputihan pada siswi SMA, sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan
penyuluhan dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi pada
remaja.

Universitas Sumatera Utara

4

1.4.5. Bagi Responden
Dapat mengetahui faktor perilaku apa saja yang mempengaruhi keputihan
pada dirinya sendiri.

Universitas Sumatera Utara