LAPORAN Analisis Fasies dan Lingkungan

LABORATORIUM SEDIMENTOLOGI, STRATIGRAFI, DAN GEOLOGI
BAWAH PERMUKAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

LAPORAN ANALISIS FASIES DAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN
CORE KEDALAMAN 50-80 M

NAMA : MEILANI
NIM : 12014083

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2015

Analisis Fasies dan Lingkungan Pengendapan Core Kedalaman 50-80 m
Meilani
12014083, Geology Engineering, Faculty of Earth Sains and Technology, Bandung Institute of Technology
E-mail: meilaniyesi.my@gmail.com

SARI

Secara konsep fasies, sedimentary facies menunjukan jumlah dari karakteristik unitunit sedimen (Middleton, 1973) dan karakteristik tersebut yaitu dimensi, struktur
sedimen, ukuran butir, warna dan biogenic content dari batuan sedimen. Lithofacies
adalah deskripsi karakteristik batuan sedimen ditunjukan oleh adanya sifat kimia
dan fisika yang sama. Jika observasi mengandung kehadiran organisme hewan
maupun tumbuhan disebut sebagai biofacies, dan jika terdapat struktur jejak
disebut ichnofacies.
Hasil interpretasi dari core 50-80 m memiliki 8 fasies
berdasarkan litofasies, diantaranya: Fasies clast supported conglomerate, fasies
very coarse sandstone and bioturbated fine to medium sandstone, fasies coal,
fasies laminated limestone, fasies flasser very fine sandstone, fasies siltstone,
fasies very fine and laminated very fine sandstone, fasies laminated siltstone.
Kata kunci biofacies, fasies, lithofacies, ichnofacies

1.
A.

B.

C.
D.

E.

Pendahuluan
1.1Tujuan
Menentukan
litologi
dan
ketebalan dari core kedalaman
50-80 m
Menentukan
struktur
pada
litologi
batuan
pada
core
kedalaman 50-80 m
Menentukan litofacies pada core
kedalaman 50-80 m
Menentukan suksesi vertikal

core kedalaman 50-80 m
Menentukan
lingkungan
pengendapan setiap litofacies
1.2Landasan Teori
Sedimen terakumulasi pada
lingkungan luas seperti pada
fluvial, limnis, coast, shallow
marine, tidal flat, dll. Proses
fisika, kimiawi, dan biologis

dapat memberikan karakteristik
dan bentuk yang berbeda tiap
lingkungan
pengendapannya.
Hal
fundamental
pada
sedimentologi adalah proses
tertransportasi dan terendapkan

kemudian lingkungan dimana
batuan
sedimen
tersebut
diendapkan.
Secara
konsep
‘facies’,
sedimentary facies menunjukan
jumlah dari karakteristik unitunit sedimen (Middleton, 1973)
dan karakteristik tersebut yaitu
dimensi,
struktur
sedimen,
ukuran
butir,
warna
dan
biogenic content dari batuan
sedimen. Lithofacies

adalah
deskripsi karakteristik batuan
sedimen ditunjukan oleh adanya

sifat kimia dan fisika yang
sama.
Jika
observasi
mengandung
kehadiran
organisme
hewan
maupun
tumbuhan
disebut
sebagai
biofacies, dan jika terdapat
struktur
jejak
disebut

ichnofacies.

mengartikan
kapan
litifikasi tersebut.

terjadi

Konsep fasies tidak hanya
mendeskripsikan sebuah batuan
dan
mengklasifikasikannya
seperti
yang
terlihat
di
lapangan melainkan dilakukan
juga sebuah Facies Analysis.
Karakteristik lithofacies dapat
ditentukan melalui sifat kimia

dan fisika yang menunjukan
proses
transportasi
dan
sedimentasi,
sedangkan
biofacies
dan
ichnofacies
menandakan
paleoecology.
Sehingga dari analisis kimia
fisika, dan ekologi memberikan
rekonstruksi Paleoenvironment
atau Lingkungan purba.
Facies
associations
atau
asosiasi
facies

adalah
penggabungan
fasies-fasies
yang
berbeda
dan
merefleksikan
lingkungan
pengendapannya,
sebagai
contoh lagoon adalah daerah
berenergi rendah.
Inti dari konsep fasies berkaitan
dengan ruang dan waktu,
dimana
ruang
mengartikan
tempat dimana batuan berasal
dan
terendapkan,

waktu

Gambar 1. Suksesi vertikal
fasies glasial (Nichols, 2009)

2. Pembahasan dan Analisis
Core kedalaman 50-80 m terbagi menjadi 9 fasies didasarkan pada lithofacies
nya. Yakni:
1) Fasies Clast Supported Conglomerate
Fasies ini terdiri dari konglomerat berukuran pebble (Wentworth, 1922),
warna putih, bentuk butir subrounded, porositas buruk, sortasi sangat
buruk, tebal 4 m, kondisi segar. Proses pada fasies clast supported
conglomerat adalah arus traksi pada flow regime tinggi, dan terlihat
imbrikasi pada clast memberi arti arah arus purba.
2) Fasies very coarse sandstone and bioturbated fine to medium sandstone
Fasies ini terdiri dari batupasir sangat kasar, batupasir sedang dan
batupasir halus dengan struktur bioturbasi, warna abu terang, bentuk
butir angular-rounded, porositas sangat baik-baik, sortasi sedang-baik,
tebal 4.9 m, kondisi terlapukan. Proses pada fasies very coarse sandstone
and bioturbated fine to medium sandstone adalah arus traksi pada flow

regime sedang-tinggi, pada bagian batupasir sedang dan batupasir halus
terdapat struktur bioturbasi yang menandakan daerah mulai berarus
tenang dan terdapat oksigen, sehingga organisme mampu membuat
burrow.
3) Fasies Coal
Fasies ini terdiri dari batubara tipe lignit (Koesoemadinata, 1980), warna
hitam, porositas buruk, tebal total 1 m (total di 5 singkapan berbeda),
kondisi terlapuk. Diinterpretasikan muncul di daerah berarus tenang
sehingga organisme mampu membentuk lapisan batubara.
4) Fasies laminated limestone
Fasies ini terdiri dari batugamping tipe kalkarenit (Grabau, 1904), warna
putih kemerahan , porositas buruk, tebal 0,4 m, kondisi teroksidasi,
terdapat struktur parallel laminasi. Proses pengendapan kemungkinan
oleh suatu arus dengan flow regime rendah yang menghasilkan struktur
laminasi, warna merah sebagai pengotor disebabkan oleh adanya unsur
Mangan.
5) Fasies flasser very fine sandstone
Fasies ini terdiri dari batupasir sangat halus, warna putih, porositas baik,
sortasi baik, tebal total 7.5 m, kondisi terlapukan, terdapat struktur flaser
penciri tidal flat.

6) Fasies siltstone
Fasies ini terdiri dari batulanau, warna putih, porositas baik, sortasi baik,
tebal total 4,15 m.

7) Fasies very fine sandstone and laminated very fine sandstone
Fasies ini terdiri dari batupasir sangat halus, warna putih, porositas baik,
sortasi baik, tebal total 3,85 m, kondisi terlapukan, terdapat struktur
laminasi. Proses arus traksi dengan flow regime rendah yang
menghasilkan bedform ripple dan kemudian menghasilkan struktur
laminasi.
8) Fasies laminated siltstone
Fasies ini terdiri dari batulanau, warna putih, porositas baik, sortasi baik,
tebal 0.9 m, kondisi terlapukan, terdapat struktur laminasi. Proses arus
traksi dengan flow regime rendah yang menghasilkan bedform ripple dan
kemudian menghasilkan struktur laminasi.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65