PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED BERSTRATEGI M-RTE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA PADA MATERI PERSEGIPANJANG | Palah | Mimbar Sekolah Dasar 7777 16954 1 PB
p-ISSN 2355-5343
e-ISSN 2502-4795
http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar
Article Received: 04/08/2017; Accepted: 01/10/2017
Mimbar Sekolah Dasar, Vol 4(2) 2017, 139-149
DOI: 10.23819/mimbar-sd.v4i2.7777
PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED BERSTRATEGI M-RTE
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA PADA
MATERI PERSEGIPANJANG
Samsul Palah
SD Negeri Palasari
Jl. P. Sugih No. 26 Sumedang
Email: samsul.palah@student.upi.edu
ABSTRACT
To solve the problem, student have to own
creative thinking ability then student can deliver
creative solutions. Open-ended approach with
M-RTE strategy was one of right alternative which
used to improving student creative thinking ability.
The research method was using quasi experiment
with
nonequivalent control group design.
Population of the research were fifth grade
elementary school student in North Sumedang
subsdriction. Sample of the research were
Bendungan 2 Elementary School as experiment
class and Sukamulya Elementary School as
control class. After learning during four times
meeting, both at Bendungan 2 Elementary School
and Sukamulya Elementary School that student
creative thinking skill have improved. Proved that
open-ended approach with M-RTE strategy and
conventional approach gave positive effect to
mathematical creative thinking ability. But, based
on N-gain average value, there’s no difference
between positive effect given by open-ended
approach with M-RTE strategy and conventional
approach.
Keywords: open-ended, rte, creative thinking.
ABSTRAK
Dalam memecahkan masalah, siswa perlu
memiliki kemampuan berpikir kreatif sehingga
akan menghasilkan solusi-solusi yang kreatif.
Pendekatan open-ended berstrategi M-RTE
merupakan salahsatu pilihan yang tepat untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Metode penelitian yang digunakan yaitu
eksperimen kuasi dengan nonequivalent control
group design. Populasi penelitiannya yaitu seluruh
siswa kelas V SD se-Kecamatan Sumedang Utara.
Sementara itu, sampel penelitiannya yaitu SDN
Bendungan 2 sebagai kelas eksperimen dan SDN
Sukamulya sebagai kelas kontrol. Setelah
dilakukan
pembelajaran
selama
empat
pertemuan, baik di SDN Bendungan 2 maupun di
SDN
Sukamulya,
keduanya
mengalami
peningkatan
kemampuan
berpikir
kreatif
matematis. Hal tersebut membuktikan bahwa
pendekatan open-ended berstrategi M-RTE dan
pendekatan
konvensional
memberikan
pengaruh yang positif terhadap kemampuan
berpikir kreatif matematis. Namun berdasarkan
nilai rata-rata N-gain yang diperoleh, tidak
terdapat perbedaan secara signifikan antara
pengaruh positif yang diberikan pendekatan
open-ended berstrategi M-RTE dan pendekatan
konvensional.
Kata kunci: open-ended, rte, berpikir kreatif.
How to Cite: Palah, S. (2017). PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED BERSTRATEGI M-RTE TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA PADA MATERI PERSEGIPANJANG. Mimbar Sekolah Dasar, 4(2), 139–149.
http://doi.org/10.23819/mimbar-sd.v4i2.7777.
PENDAHULUAN ~ Salah satu mata pelajaran
adanya matapelajaran matematika di
yang selalu ada dalam setiap jenjang
sekolah. Prihandoko (2005), berpendapat
pendidikan
ini
bahwa matematika sangat membantu
karena memang matematika merupakan
dalam mengembangkan bidang-bidang
salahsatu ilmu pengetahuan yang memiliki
ilmu lainnya seperti biologi, fisika, kimia,
sangat penting dalam kehidupan manusia
kedokteran, farmasi, ekonomi, sejarah, dan
sehingga siswa perlu diberkali dengan
bahasa. Hal tersebut menjadi suatu alasan
yaitu
matematika.
Hal
[139]
Samsul Palah, Pengaruh Pendekatan Open-Ended Berstrategi M-RTE…
perlunya siswa mempelajari matapelajaran
seseorang
dalam
matematika.
hubungan-hubungan
mengemukakan
yang
berbeda
(baru), melihat adanya suatu masalah
diberikan
dengan sudut pandang yang berbeda,
kepada siswa memiliki tujuan tersendiri.
serta membentuk perpaduan baru konsep-
Tujuan
matapelajaran
konsep yang dimiliki dan menghasilkan
tersebut
berdasarkan
Matapelajaran
matematika
matematika
Badan
Standar
solusi-solusi
Nasional Pendidikan (2006) secara umum
yang
tidak
biasa
tetapi
berguna, serta bersifat praktis.
supaya siswa dapat memiliki kemampuan
pemecahan
masalah
secara
fleksibel,
Berkenaan
dengan
berpikir
kreatif,
menjelaskan
bahwa
akurat, tepat, dan efisien. Selain itu, siswa
Maulana
juga diharapkan supaya dapat memiliki
berpikir kreatif mempunyai arti yang sama
kemampuan dalam memahami masalah
dengan
serta memberikan penafsiran terhadap
(Maulana, 2011) mengemukakan bahwa
solusi yang diperoleh.
berpikir divergen mempunyai tiga faktor
(2011)
berpikir
utama,
yaitu
divergen.
fluency,
Guildford
flexibility,
dan
Salasatu aspek afektif yang perlu dimiliki
elaboration. Berkenaan dengan tiga faktor
siswa
masalah
utama berpikir divergen tersebut, Hudgins
matematika yaitu kemampuan berpikir
(Maulana, 2011) mengemukakan sebagai
kreatif. Depdiknas (Cahyaningsih & Asikin,
berikut. Pertama fluency, meliputi tiga jenis,
2015) mengemukakan bahwa salahsatu
antara
tujuan
membangun
dalam
memecahkan
diberikannya
matapelajaran
lain:
kecepatan
ide-ide
kuantitas,
yang
dalam
didasarkan
matematika kepada para siswa yaitu
pada
membekali siswa dengan kemampuan
menyelesaikan hubungan-hubungan; serta
berpikir kreatif. Berdasarkan hal tersebut,
kemampuan dalam membangun kalimat.
maka pembelajaran matematika harus
Selanjutnya yaitu flexibility, meliputi dua
diupayakan agar kemampuan berpikir
jenis,
kreatif siswa dapat berkembang.
beralih
antara
lain:
dari
satu
kemampuan
dalam
kemampuan
jawaban
untuk
kepada
jawaban lainnya secara mandiri (tanpa
Kemampuan berpikir kreatif erat kaitannya
harus diarahkan) dan kemampuan untuk
dengan kreativitas. Menurut Mednick &
menghasilkan
Mednick
berbeda
(Maulana,
2008),
kreativitas
jawaban-jawaban
dengan
yang
lainnya
yang
(asli).
adalah kemampuan untuk melihat adanya
Terakhir yaitu elaboration, yaitu hasil dari
hubungan antara ide-ide yang berjauhan
implikasi-implikasi.
yang
kemudian
mengkombinasikannya
menjadi suatu hal yang baru. Maulana
Menurut Evans (Maulana, 2011) terdapat
(2008) mengemukakan bahwa kreativitas
empat
merupakan
Komponen berpikir divergen yang pertama
kemampuan
yang
dimiliki
[140]
komponen
berpikir
divergen.
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2017
yaitu
kepekaan
terhadap
(sensitivity),
yaitu
mengenal
adanya
penyelesaian atau memberikan beragam
masalah
kemampuan
contoh
untuk
masalah
pernyataan
matematis
atau
terkait
tertentu;
4)
konsep
elaboration
kemampuan dalam mengabaikan sesuatu
(keterperincian), yaitu kemampuan untuk
yang kurang relevan sehingga masalah
memperinci sesuatu, baik itu jawaban
yang
dikenali.
ataupun
prosedur
dalam
Selanjutnya yaitu fluency (kefasihan atau
jawaban
tersebut;
dan
kelancaran), adalah kemampuan dalam
(keaslian atau orisinil), yaitu kemampuan
membangun banyak ide tanpa adanya
untuk
hambatan
berbeda dengan yang lainnya (baru, unik,
sebenarnya
dapat
dalam
membangun
ide
menciptakan
mencapai
5)
suatu
originality
hal
yang
atau tidak biasa).
tersebut. Ketiga, yaitu flexibility (kelenturan
atau keluwesan), merupakan kemampuan
secara
Berdasarkan pemaparan-pemaparan di
bervariasi. Komponen yang terakhir yaitu
atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat
originality (keaslian), yaitu kemampuan
lima indikator kemampuan berpikir kreatif,
untuk menciptakan ide-ide yang berbeda
yaitu kepekaan (sensitivity), kelancaran
dengan yang lainnya (tidak umum) atau
(fluency),
ide-ide yang luar biasa, menyelesaikan
keterperincian (elaboration), dan keaslian
masalah dengan cara yang berbeda
(originality). Pada penelitian ini, hanya
dengan yang lainnya (tidak umum), tidak
diambil
baku,
berpikir kreatif, yaitu kepekaan (sensitivity),
untuk
mengemukakan
ide-ide
menggunakan
sesuatu
atau
keluwesan
empat
(flexibility),
indikator
kemampuan
memanfaatkan situasi dengan cara yang
kelancaran
berbeda dengan yang lainnya (tidak
(flexibility), dan keaslian (originality).
(fluency),
keluwesan
umum). Sementara itu, Maulana (2011)
mengemukakan
ciri-ciri
Dalam berpikir kreatif, terdapat beberapa
kemampuan
berpikir kreatif matematis sebagai berikut:
tahapan.
ciri
mengemukakan
yang
pertama
yaitu
sensitivity
Munandar
(Moma,
empat
tahap
2011)
berpikir
yaitu
kreatif, yaitu persiapan, inkubasi, tahap
kemampuan untuk menemukan adanya
iluminasi, dan verifikasi. Tahap persiapan
suatu masalah terhadap suatu situasi;
merupakan tahap di mana seseorang
selanjutnya yaitu fluency (kelancaran),
mempersiapkan
yaitu kemampuan untuk menyelesaikan
memecahkan
suatu masalah serta memberikan jawaban
dilakukan dengan cara mencari jawaban,
yang beragam terhadap masalah tersebut
belajar berpikir, bertanya kepada orang
atau memberikan contoh yang beragam;
lain,
ketiga yaitu flexibility (keluwesan atau
Selanjutnya tahap inkubasi, yaitu tahap di
fleksibel),
mana seseorang berlepas diri terlebih
(kepekaan
atau
yaitu
menggunakan
sensitivitas),
kemampuan
berbagai
untuk
dan
dahulu
strategi
[141]
dirinya
masalah,
dengan
dari
untuk
suatu
hal
cara-cara
masalah
dapat
tersebut
lainnya.
yang
Samsul Palah, Pengaruh Pendekatan Open-Ended Berstrategi M-RTE…
dihadapinya, sehingga seseorang akan
Sebagaimana
menyimpannya di alam bawah sadar.
sebelumnya, dapat diketahui bahwa perlu
Tahap selanjutnya adalah iluminasi, yaitu
adanya
tahap timbulnya gagasan/insipirasi baru
mengembangkan
disertai dengan proses-proses psikologi
kreatif matematis siswa. Pendekatan open-
yang
ended dapat dijadikan salahsatu alternatif
mengawali
dan
mengikuti
pemaparan-pemaparan
pembelajaran
yang
dapat
kemampuan
berpikir
munculnya gagasan baru tersebut. Terakhir
yang
adalah verifikasi, yaitu tahap di mana
mengembangkan
seseorang harus menguji gagasan/inspirasi
kreatif matematis siswa. Nurjanah, Fitriani, &
baru tersebut terhadap realitas.
Nani
dapat
(2016)
pendekatan
Kenyataannya,
kemampuan
berpikir
untuk
berdasarkan
kegiatan
yang
dalam
kemampuan
berpikir
mengemukakan
bahwa
open-ended
dapat
memberikan kesempatan kepada siswa
kreatif siswa masih rendah. Hal tersebut
penelitian
digunakan
telah
mengembangkan
kreatif
kegiatan-
serta
pola
pikir
dilakukan Faridah, Isrok'atun, & Aeni (2016)
matematika, selain itu juga memberikan
menunjukkan bahwa kemampuan berpikir
kesempatan
kreatif siswa masih rendah. Kemampuan
menginvestigasi
berpikir kreatif siswa yang rendah dapat
cara yang sesuai dengan cara yang
terjadi
diyakininya dalam mengelaborasi.
karena
pembelajaran
yang
supaya
siswa
berbagai
dapat
strategi
dan
dilakukan tidak menuntut siswa untuk
memiliki
kemampuan
berpikir
Pendekatan
kreatif.
open-ended
dapat
Suprayogi, Yuwono, & Muksar (2013, p. 329)
dipadukan dengan strategi M-RTE. Strategi
mengemukakan,
M-RTE
“Namun
umumnya
merupakan
salahsatu
strategi
menunjukkan
pembelajaran aktif yang telah dimodifikasi
bahwa proses pembelajaran matematika
dari strategi RTE. Agustyaningrum (2014, p.
cenderung prosedural dan berorientasi
6) mengemukakan, “Strategi ini menuntut
pada hasil belajar secara kognitif, kurang
peserta didik untuk berpikir kreatif, berani
memperhatikan
berpikir
mengemukakan pendapat, bekerjasama
kreatif siswa baik dalam proses konstruksi
dengan peserta didik lain, dan berusaha
pengetahuan
memecahkan berbagai permasalahan”.
kenyataan
di
lapangan
kemampuan
maupun
memecahkan
suatu masalah...”. Lambertus, Arapu, &
Patih
(2013)
salahsatu
mengemukakan
penyebab
mengembangkan
kreatif
yaitu
pendekatan
siswa
kemampuan
guru
yang
belum
bahwa
Berdasarkan
sulit
sebelumnya,
pemaparan-pemparan
dapat
diketahui
bahwa
berpikir
pendekatan open-ended dan strategi M-
melakukan
RTE dapat mengembangkan kemampuan
tepat
dalam
berpikir kreatif matematis siswa. Namun,
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
belum diketahui seperti apa pengaruhnya
siswa.
terhadap
[142]
kemampuan
berpikir
kreatif
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2017
matematis apabila pendekatan open-
materi
ended dipadukan dengan strategi M-RTE.
terdapat
Dalam menerapkan pendekatan open-
signifikan terhadap kemampuan berpikir
ended, tidak semua materi pembelajaran
kreatif
dapat digunakan, hal ini karena masalah
persegipanjang antara pendekatan open-
yang disajikan dalam pendekatan open-
ended berstrategi M-RTE dan pendekatan
ended
merupakan
masalah
terbuka.
persegipanjang?
perbedaan
matematis
(3)
Apakah
pengaruh
siswa
pada
yang
materi
konvensional?
Rachmiati (2013, p. 152) mengemukakan,
“Pendekatan
open-ended
merupakan
METODE
pembelajaran yang memiliki ciri yaitu
Metode penelitian yang digunakan pada
penggunaan open-ended problem yaitu
penelitian ini yaitu eksperimen kuasi. Hal
problem
yang
diformulasikan
memiliki
tersebut didasarkan untuk mengetahui
multijawaban yang benar”. Untuk perlu,
sebab-akibat dari variabel yang dipilih.
perlu memilih salahsatu materi yang dapat
disajikan dalam masalah terbuka.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di dua sekolah, yaitu
Salahsatu materi yang dapat disajikan
SDN Bendungan 2 dan SDN Sukamulya.
dalam masalah terbuka adalah materi
SDN
tentang geometri. Secara garis besar,
Sukajadi Desa Margamukti Kecamatan
geometri
Sumedang
dibagi
menjadi
dua,
yaitu
Bendungan
2
Utara,
berada
di
sedangkan
Dusun
SDN
bangun datar dan bangun ruang. Bangun
Sukamulya berada di jl. Bojongtotor No. 32
datar terdiri dari persegi, persegipanjang,
Desa Sirnamulya Kecamatan Sumedang
segitiga, layang-layang, trapesium, dan
Utara.
lingkaran. Sementara itu, bangun ruang
meliputi
kubus,
balok,
persegipanjang
Subjek Penelitian
merupakan materi pembelajaran yang
Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas V di
dipilih dalam menerapkan pendekatan
SDN Bendungan 2 dan SDN Sukamulya.
open-ended yang dipadukan dengan
Subjek penelitian tersebut diberi perlakuan
strategi
sebanyak
M-RTE.
Dengan
demikian,
empat
kali
pertemuan,
penelitian yang dilakukan mempunyai tiga
ditambah dengan pretest dan posttest.
rumusan masalah, yaitu sebagai berikut: (1)
Berdasarkan hasil tes kemampuan dasar
Bagaimanakah
matematika, kedua sampel berada pada
pengaruh
pendekatan
kategori sedang.
open-ended berstrategi M-RTE terhadap
kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa pada materi persegipanjang? (2)
Instrumen Penelitian
Bagaimanakah
pendekatan
Instrumen yang digunakan pada penelitian
kemampuan
ini terdiri dari dua instrumen, yaitu instrumen
konvensional
pengaruh
terhadap
berpikir kreatif matematis siswa
tes,
pada
[143]
meliputi:
tes
kemampuan
dasar
Samsul Palah, Pengaruh Pendekatan Open-Ended Berstrategi M-RTE…
matematika dan tes kemampuan berpikir
pretest yang diperoleh di kelas eksperimen
kreatif matematis; serta instrumen nontes,
yaitu sebesar 33,33 sedangkan nilai rata-
meliputi: pedoman observasi kinerja guru,
rata posttest yang diperoleh sebesar 41,11.
pedoman observasi aktivitas siswa, catatan
Dengan
lapangan, dan jurnal siswa.
sebesar 0,10. Setelah dilakukan uji beda
demikian,
rata-rata,
hasil
diperoleh
N-gain
menunjukkan
bahwa
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
terdapat perbedaan rata-rata antara nilai
Pengolahan dan analisis data dilakukan
pretest dan posttest. Berdasarkan hal
berdasarkan
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
jenis
data,
yaitu
data
kuantitatif dan data kualitatif. Data yang
pengaruh
termasuk dalam data kuantitatif pada
pendekatan open-ended berstrategi M-
penelitian ini yaitu hasil tes kemampuan
RTE terhadap kemampuan berpikir kreatif
berpikir kreatif matematis dan hasil tes
matematis terjadi secara signifikan.
kemampuan
diberikan
dasar
matematika
sebelum
Masing-masing
yang
diberikan
yang
pretest
dilakukan.
yang
diperoleh
data
positif
Selanjutnya, dilakukan uji korelasi untuk
mengetahui
hubungan
antara
uji
pendekatan open-ended berstrategi M-
homogenitas, dan uji perbedaan rata-rata
RTE dengan kemampuan berpikir kreatif
dengan menggunakan bantuan software
matematis.
SPSS IBM Statistic 24. Data yang kedua yaitu
didapatkan koefisien korelasi sebesar r =
data kualitatif. Data yang termasuk pada
0,571 dengan P-value yang diperoleh
data kualitatif yaitu hasil observasi, hasil
sebesar 0,001. Dari koefisien korelasi yang
catatan lapangan, dan hasil jurnal siswa.
diperoleh, memberikan informasi besarnya
Pengolahan data-data kualitatif dilakukan
koefisien
dengan menggunakan bantuan software
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat
Microsoft Office Excell 2013.
disimpulkan bahwa pendekatan open-
dianalisis
melalui
uji
normalitas,
ended
Dari
hasil
determinasi
berstrategi
uji
korelasi,
sebesar
32,6%.
M-RTE
dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
HASIL
Open-Ended
matematis secara signifikan serta antara
Berstrategi M-RTE terhadap Kemampuan
keduanya memiliki hubungan yang positif
Berpikir Kreatif Matematis
(kategori
Pendekatan open-ended berstrategi M-RTE
determinasi sebesar 32,6%.
Pengaruh
dapat
Pendekatan
memberikan
terhadap
pengaruh
kemampuan
berpikir
sedang)
dengan
koefisien
positif
kreatif
Pengaruh Pendekatan Konvensional
matematis. Hal tersebut dapat dilihat
terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif
dengan
Matematis
adanya
peningkatan
kemampuan berpikir kreatif matematis
Pendekatan
siswa di kelas eksperimen. Nilai rata-rata
pengaruh
[144]
konvensional
yang
positif
memiliki
terhadap
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2017
kemampuan berpikir kreatif matematis. Hal
sedangkan
di
kelas
kontrol
tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata
peningkatannya sebesar 0,08 sehingga
posttest sebesar 30,82 dari nilai rata-rata
hanya terdapat selisih 0,02.
pretest sebesar 24,74 sehingga terjadi
peningkatan sebesar 0,08. Berdasarkan uji
Meskipun hasil uji beda rata-rata terhadap
beda rata-rata, diperoleh P-value sebesar
nilai N-gain menunjukkan bahwa tidak
0,62 sehingga H0 yang menyatakan bahwa
terjadi perbedaan rata-rata peningkatan
tidak terdapat perbedaan rata-rata antara
secara
nilai pretest dan posttest diterima. Dengan
pencapaian,
demikian, maka dapat diketahui bahwa
unggul daripada kelas kontrol. Hal tersebut
pengaruh positif pendekatan konvensional
ditunjukkan dengan nilai rata-rata posttest
terhadap
di
kemampuan
berpikir
kreatif
signifikan,
kelas
namun
kelas
dalam
eksperimen
eksperimen
hal
lebih
sebesar
41,11
sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai
matematis tidak terjadi secara signifikan.
rata-rata posttest sebesar 30,82. Dilihat dari
Perbedaan Pengaruh terhadap
indikator-indikator
kemampuan
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
kreatif matematis yang
antara Pendekatan Open-Ended
penurunan dua indikator di kelas kontrol,
Berstrategi M-RTE dan Pendekatan
yaitu sensitivity dan originality. Sementara
Konvensional
itu, tidak terdapat penurunan indikator-
Kemampuan berpikir kreatif matematis
indikator
siswa mengalami peningkatan, baik di
matematis di kelas eksperimen, namun
kelas eksperimen yang diberikan perlakuan
hanya terdapat satu indikator yang tetap,
pendekatan open-ended berstrategi M-
yaitu originality.
kemampuan
berpikir
diukur, terjadi
berpikir
kreatif
RTE, maupun di kelas kontrol yang diberikan
perlakuan
pendekatan
konvensional.
PEMBAHASAN
Peningkatan kemampuan berpikir kreatif
Pengaruh Pendekatan Open-Ended
matematis di kelas eksperimen terjadi
Berstrategi M-RTE terhadap Kemampuan
secara
Berpikir Kreatif Matematis
signifikan,
sementara
di
kelas
kontrol, peningkatan tersebut tidak terjadi
Peningkatan kemampuan berpikir kreatif
secara
signifikan.
Meskipun
matematis
setelah
dilakukan
uji
terhadap
nilai
demikian,
beda
yang
terjadi
dengan
pendekatan open-ended berstrategi M-
rata-rata
RTE
dipengaruhi
oleh
beberapa
hal.
antara
kelas
kontrol,
hasil
Pertama, kelas yang diberikan perlakuan
menunjukkan tidak terdapat perbedaan
pendekatan open-ended berstrategi M-
rata-rata. Hal tersebut disebabkan karena
RTE merupakan kelas yang mempunyai
hanya
eksperimen
N-gain
dan
terdapat
peningkatan.
peningkatan
Di
kelas
sedikit
perbedaan
kemampuan dasar matematika sedang.
kelas
eksperimen,
Kedua,
tersebut
sebesar
pendekatan
open-ended
merupakan kombinasi dari pendekatan
0,10
[145]
Samsul Palah, Pengaruh Pendekatan Open-Ended Berstrategi M-RTE…
open-ended dan strategi M-RTE, keduanya
mengemukakan
dapat meningkatkan kemampuan kreatif
open-ended memberikan masalah yang
matematis.
menantang siswa untuk berpikir secara
bahwa
pendekatan
kritis, luas, dan terbuka sehingga dengan
Kelas
yang
diberikan
perlakuan
hal
tersebut
siswa
dilatih
untuk
kemampuan
berpikir
pendekatan open-ended berstrategi M-
mengembangkan
RTE merupakan kelas yang termasuk pada
kreatif matematis. Lambertus, Arapu, &
kelas yang mempunyai kemampuan dasar
Patih (2013) menambahkan bahwa tujuan
matematika
dari
sedang.
Hal
tersebut
pendekatan
yaitu
open-ended
didasarkan pada hasil tes kemampuan
mengembangkan
dasar matematika di kelas eksperimen
matematika secara maksimal dan secara
yang mendapatkan nilai rata-rata sebesar
bersamaan kegiatan-kegiatan kreatif siswa
29,02. Secara keseluruhan, nilai rata-rata
dapat terkomunikasikan melalui proses
tes kemampuan dasar yang diperoleh
pembelajaran.
kemampuan
berpikir
sebesar 26,89 dengan simpangan baku
8,23 sehingga kelas tersebut masuk kepada
kategori
sedang
Selain pendekatan open-ended, strategi
�̅ − � < �̅ < � + �̅ .
M-RTE
juga
dapat
meningkatkan
Dengan demikian, kelas eksperimen telah
kemampuan berpikir kreatif matematis. Hal
mempunyai
dasar
tersebut sebagaimana penelitian yang
matematika yang cukup sehingga dapat
dilakukan Dipayana, Japa, & Surjana
mengembangkan
(2014)
kemampuan
kemampuan
berpikir
kreatif matematis.
tentang
strategi
RTE
yang
menunjukkan bahwa strategi RTE mampu
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini
Pendekatan
open-ended
dapat
karena strategi RTE membiasakan siswa
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
untuk
matematis.
berkelompok.
Hal
tersebut
sebagaimana
memecahkan
masalah
secara
Agustyaningrum
(2014)
penelitian-penelitian yang telah dilakukan
menambahkan
sebelumnya tentang pendekatan open-
menuntut siswa untuk berpikir kreatif.
ended
yang
pendekatan
menunjukkan
open-ended
bahwa
strategi
RTE
bahwa
Pengaruh Pendekatan Konvensional
dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif
matematis (Lambertus, Arapu, & Patih,
Matematis
2013; Faridah, Isrok'atun, & Aeni, 2016). Hal
Peningkatan kemampuan berpikir kreatif
ini
matematis siswa di kelas kontrol terjadi
karena
berstrategi
pendekatan
M-RTE
open-ended
menyajikan
secara
masalah
tidak
signifikan.
tersebut
terjadi
karena
terbuka sehingga dapat mengembangkan
salahsatunya
kemampuan berpikir kreatif matematis
komunikasi
siswa. Pratinuari, Sugiarto, & Pujiastuti (2013)
konvensional bersifat satu arah. Meskipun
[146]
dapat
Hal
pada
pendekatan
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2017
dalam
pembelajaran
menjawab soal yang ada di PR. Hal-hal
guru
mengelompokkan siswa untuk berdiskusi,
tersebut
namun
peningkatan kemampuan berpikir kreatif
materi
yang
dikuasai
siswa
Sanjaya
(2006)
menjadi
penyebab
matematis yang tidak signifikan.
tergantung pada apa yang disampaikan
guru.
dapat
mengemukakan
bahwa pendekatan konvensional tidak
Untuk melihat terjadinya peningkatan yang
dapat
berpikir
tidak signifikan juga dapat dilihat pada
tingkat tinggi. Kemampuan berpikir kreatif
peningkatan setiap indikator kemampuan
matematis
merupakan
berpikir kreatif matematis. Di kelas kontrol,
kemampuan
berpikir
mengejar
sehingga
berpikir
kemampuan
pendekatan
tinggi,
terjadi peningkatan pada dua indikator
kemampuan
kemampuan berpikir kreatif matematis,
tingkat
peningkatan
kreatif
salahsatu
matematis
konvensional
dengan
yaitu fluecncy dan flexibility. Dari dua
terjadi
indikator tersebut, flexibility mengalami
tidak
peningkatan yang lebih baik dengan nilai
secara signifikan.
rata-rata
N-gain
Pada
saat
pembelajaran
dengan
nilai
banyak hambatan yang terjadi. Pertama,
Sementara
banyak
menguasai
yang
sebab
itu,
dua
sebesar
indikator
0,08.
lainnya
mampu
mengalami penurunan, yaitu sensitivity dan
Hal
tersebut
originality.
terhadap
untuk
rata-rata
N-gain
belum
perkalian.
berpengaruh
0,21
dibandingkan fluency yang memperoleh
menggunakan pendekatan konvensional,
siswa
sebesar
penurunan yang lebih buruk daripada
pembelajaran,
menghitung
mengalami
Originality
luas
sensitivity. Hal tersebut ditunjukkan dari nilai
konsep
N-gain rata-rata yang diperoleh sebesar -
perkalian. Kedua, banyaknya siswa yang
0,03 pada originality, sedangkan nilai N-
seringkali tidak masuk sekolah. Penyebab
gain rata-rata yang diperoleh sensitivity
siswa
yaitu sebesar -0,01. Dengan demikian,
persegipanjang
tidak
dibutuhkan
masuk
sekolah
tersebut
berbeda-beda, ada yang sakit, izin, bolos,
maka
dan merasa tanggung dengan minggu-
peningkatan kemampuan berpikir kreatif
minggu yang banyak libur sehingga siswa
matematis di kelas kontrol yang tidak
menggenapkannya dengan tidak masuk
signifikan disebabkan karena terjadinya
sekolah.
penurunan
Ketiga,
adanya
kegiatan
di
dapat
disimpulkan
pada
dua
bahwa
indikator
sekolah, sehingga siswa ingin segera ke
kemampuan berpikir kreatif matematis,
luar. Keempat, banyaknya siswa yang
yaitu sensitivity dan originality.
pasif. Kelima, siswa di belakang seringkali
membuat
kegaduhan
sehingga
Perbedaan Pengaruh terhadap
mengganggu
pembelajaran.
Keenam,
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
banyaknya siswa yang tidak mengerjakan
PR
sehingga
terkadang
guru
antara Pendekatan Open-Ended
yang
[147]
Samsul Palah, Pengaruh Pendekatan Open-Ended Berstrategi M-RTE…
Berstrategi M-RTE dan Pendekatan
kesukaran dalam belajar, lambat berpikir
Konvensional
sehingga prestasi belajarnya pun rendah”.
Pendekatan open-ended berstrategi M-RTE
lebih
baik
dalam
meningkatkan
dan
mencapai
kemampuan
berpikir kreatif
matematis
daripada
pendekatan
SIMPULAN
Pendekatan open-ended berstrategi M-RTE
memberikan
pengaruh
yang
positif
berpikir
kreatif
konvensional. Padahal, kedua kelas yang
terhadap
diberikan perlakuan pendekatan open-
matematis siswa. Pengaruh positif yang
ended berstrategi M-RTE dan pendekatan
diberikan
konvensional
berstrategi M-RTE terjadi secara signifikan.
berada
merupakan
pada
kelas
kategori
yang
pendekatan
Hal
Pendekatan
tersebut didasarkan pada tes kemampuan
memberikan
dasar matematika yang diberikan sebelum
terhadap
pada
konvensional
pengaruh
kemampuan
juga
yang
positif
berpikir
kreatif
matematis siswa. Namun, berbeda dengan
masing. Nilai rata-rata yang diperoleh di
pendekatan open-ended berstrategi M-
kelas kontrol yaitu sebesar 25,33 sedangkan
RTE, pengaruh positif dengan pendekatan
kelas eksperimen memperoleh nilai rata-
konvensional tidak terjadi secara signifikan.
rata sebesar 29,03. Meskipun keduanya
Hal
berada pada kategori sedang, namun
terdapatnya perbedaan yang signifikan
berdasarkan
mengenai
uji
kelas
open-ended
masing-
pretest
diberikan
sedang.
kemampuan
beda
rata-rata,
tersebut
menyebabkan
kemampuan
berpikir
tidak
kreatif
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
matematis dengan pembelajaran yang
rata-rata kemampuan dasar matematika
menggunakan pendekatan open-ended
di kelas eksperimen dan kelas kontrol,
berstrategi M-RTE dan pembelajaran yang
sehingga dapat diketahui bahwa kelas
menggunakan pendekatan konvensional.
eksperimen
mempunyai
kemampuan
dasar matematika lebih baik daripada
REFERENSI
kelas kontrol. Dengan demikian, maka
dapat
diketahui
bahwa
Agustyaningrum, F. (2014). Efektivitas
penerapan
strategi
pembelajaran
rotating
trio
exchange
untuk
meningkatkan sikap percaya diri dan
prestasi belajar kelas X SMA N 1 Sedayu
tahun
ajaran
2013-2014.
(Skripsi).
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Yogyakarta, Yogyakarta.
kemampuan
dasar matematika mempunyai peranan
yang
sangat
penting
terhadap
meningkatnya kemampuan berpikir kreatif
matematis.
Dalyono
mengemukakan,
(2010,
“Seseorang
p.
56)
yang
Badan Standar Nasional Pendidikan.
(2006). Standar isi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah.
Jakarta: BSNP.
memiliki inteligensi baik (IQ-nya tinggi)
umumnya mudah belajar dan hasilnya pun
cenderung baik. Sebaliknya orang yang
Cahyaningsih, R., & Asikin, M. (2015).
Komparasi kemampuan berpikir kreatif
matematis
siswa
menggunakan
pembelajaran matematika humanistik
inteligensi rendah, cenderung mengalami
[148]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2017
Pratinuari, K.; Sugiarto; & Pujiastuti, E. (2013).
Keefektifan pendekatan open-ended
dengan
pembelajaran
kontekstual
terhadap kemampuan berpikir kreatif.
Unner
Journal
of
Mathematics
Education, 2 (1), 105-113.
dan problem based learning dalam
setting model pelatihan innomatts.
Jurnal Nalar Pendidikan, 3 (1), 280-286.
Dalyono, M. (2010). Psikologi pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Dipayana, I.; Japa, I.; & & Surjana, I. (2014).
Pengaruh
strategi
pembelajaran
rotating trio exchange (RTE) terhadap
hasil belajar matematika. Mimbar PGSD,
2 (1), 1-10.
Prihandoko. (2005). Memahami konsep
matematika secara benar dan menarik.
Jakarta:
Departemen
Pendidikan
Nasional.
Rachmiati, W. (2013). Pendekatan openended
pada
pembelajaran
matematika. Primary, 5 (2), 151-161.
Faridah, N.; Isrok'atun; & Aeni, A.N. (2016).
Pendekatan
open-ended
untuk
meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif matematis dan kepercayaan diri
siswa. Pena Ilmiah, 1 (1), 1061-1070.
Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran.
Jakarta: Kencana Perdana Media.
Suprayogi, S.; Yuwono, I.; & Muksar, M.
(2013). Penerapan pembelajaran inkuiri
untuk
menumbuhkan
kemampuan
berpikir kreatif matematika siswa kelas X
SMK Negeri 1 Bontang. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Lambertus; Arapu, L.; & Patih, T. (2013).
Penerapan pendekatan open-ended
untuk
meningkatkan
kemampuan
berpikir kreatif matematik siswa SMP.
Jurnal Pendidikan Matematika, 4 (1), 7383.
Maulana. (2008). Dasar-dasar keilmuan
matematika. Subang: Royyan Press.
Maulana. (2011). Mathematical creative
thinking, which is necessary! (Berpikir
kreatif matematis, itu perlu!). Dalam
Dede T.S. & Nurdinah H. (Penyunting),
Prosiding The Second International
Conference
on
Basic
Education:
Implementing core value of basic
education as a means of improving the
quality of human resources in facing
globang challenges (hlm. 217-226).
Bandung: Bintang Warli Artika.
Moma, L. (2011). Kemampuan berpikir
kreatif matematik di sekolah dasar.
Dalam Dede T.S. & Nurdinah H.
(Penyunting), Prosiding The Second
International Conference on Basic
Education: Implementing core value of
basic education as a means of
improving the quality of human
resources in facing globang challenges
(hlm. 217-226). Bandung: Bintang Warli
Artika.
Nurjanah;
Fitriani;
&
Nani.
(2016).
Penerapan pendekatan open-ended
terhadap peningkatkan komunikasi
matematik siswa SMP melalui lesson
study berbasis MGMP Jalancagak.
Jurnal Pengajaran MIPA, 9-15.
[149]
e-ISSN 2502-4795
http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar
Article Received: 04/08/2017; Accepted: 01/10/2017
Mimbar Sekolah Dasar, Vol 4(2) 2017, 139-149
DOI: 10.23819/mimbar-sd.v4i2.7777
PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED BERSTRATEGI M-RTE
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA PADA
MATERI PERSEGIPANJANG
Samsul Palah
SD Negeri Palasari
Jl. P. Sugih No. 26 Sumedang
Email: samsul.palah@student.upi.edu
ABSTRACT
To solve the problem, student have to own
creative thinking ability then student can deliver
creative solutions. Open-ended approach with
M-RTE strategy was one of right alternative which
used to improving student creative thinking ability.
The research method was using quasi experiment
with
nonequivalent control group design.
Population of the research were fifth grade
elementary school student in North Sumedang
subsdriction. Sample of the research were
Bendungan 2 Elementary School as experiment
class and Sukamulya Elementary School as
control class. After learning during four times
meeting, both at Bendungan 2 Elementary School
and Sukamulya Elementary School that student
creative thinking skill have improved. Proved that
open-ended approach with M-RTE strategy and
conventional approach gave positive effect to
mathematical creative thinking ability. But, based
on N-gain average value, there’s no difference
between positive effect given by open-ended
approach with M-RTE strategy and conventional
approach.
Keywords: open-ended, rte, creative thinking.
ABSTRAK
Dalam memecahkan masalah, siswa perlu
memiliki kemampuan berpikir kreatif sehingga
akan menghasilkan solusi-solusi yang kreatif.
Pendekatan open-ended berstrategi M-RTE
merupakan salahsatu pilihan yang tepat untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Metode penelitian yang digunakan yaitu
eksperimen kuasi dengan nonequivalent control
group design. Populasi penelitiannya yaitu seluruh
siswa kelas V SD se-Kecamatan Sumedang Utara.
Sementara itu, sampel penelitiannya yaitu SDN
Bendungan 2 sebagai kelas eksperimen dan SDN
Sukamulya sebagai kelas kontrol. Setelah
dilakukan
pembelajaran
selama
empat
pertemuan, baik di SDN Bendungan 2 maupun di
SDN
Sukamulya,
keduanya
mengalami
peningkatan
kemampuan
berpikir
kreatif
matematis. Hal tersebut membuktikan bahwa
pendekatan open-ended berstrategi M-RTE dan
pendekatan
konvensional
memberikan
pengaruh yang positif terhadap kemampuan
berpikir kreatif matematis. Namun berdasarkan
nilai rata-rata N-gain yang diperoleh, tidak
terdapat perbedaan secara signifikan antara
pengaruh positif yang diberikan pendekatan
open-ended berstrategi M-RTE dan pendekatan
konvensional.
Kata kunci: open-ended, rte, berpikir kreatif.
How to Cite: Palah, S. (2017). PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED BERSTRATEGI M-RTE TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA PADA MATERI PERSEGIPANJANG. Mimbar Sekolah Dasar, 4(2), 139–149.
http://doi.org/10.23819/mimbar-sd.v4i2.7777.
PENDAHULUAN ~ Salah satu mata pelajaran
adanya matapelajaran matematika di
yang selalu ada dalam setiap jenjang
sekolah. Prihandoko (2005), berpendapat
pendidikan
ini
bahwa matematika sangat membantu
karena memang matematika merupakan
dalam mengembangkan bidang-bidang
salahsatu ilmu pengetahuan yang memiliki
ilmu lainnya seperti biologi, fisika, kimia,
sangat penting dalam kehidupan manusia
kedokteran, farmasi, ekonomi, sejarah, dan
sehingga siswa perlu diberkali dengan
bahasa. Hal tersebut menjadi suatu alasan
yaitu
matematika.
Hal
[139]
Samsul Palah, Pengaruh Pendekatan Open-Ended Berstrategi M-RTE…
perlunya siswa mempelajari matapelajaran
seseorang
dalam
matematika.
hubungan-hubungan
mengemukakan
yang
berbeda
(baru), melihat adanya suatu masalah
diberikan
dengan sudut pandang yang berbeda,
kepada siswa memiliki tujuan tersendiri.
serta membentuk perpaduan baru konsep-
Tujuan
matapelajaran
konsep yang dimiliki dan menghasilkan
tersebut
berdasarkan
Matapelajaran
matematika
matematika
Badan
Standar
solusi-solusi
Nasional Pendidikan (2006) secara umum
yang
tidak
biasa
tetapi
berguna, serta bersifat praktis.
supaya siswa dapat memiliki kemampuan
pemecahan
masalah
secara
fleksibel,
Berkenaan
dengan
berpikir
kreatif,
menjelaskan
bahwa
akurat, tepat, dan efisien. Selain itu, siswa
Maulana
juga diharapkan supaya dapat memiliki
berpikir kreatif mempunyai arti yang sama
kemampuan dalam memahami masalah
dengan
serta memberikan penafsiran terhadap
(Maulana, 2011) mengemukakan bahwa
solusi yang diperoleh.
berpikir divergen mempunyai tiga faktor
(2011)
berpikir
utama,
yaitu
divergen.
fluency,
Guildford
flexibility,
dan
Salasatu aspek afektif yang perlu dimiliki
elaboration. Berkenaan dengan tiga faktor
siswa
masalah
utama berpikir divergen tersebut, Hudgins
matematika yaitu kemampuan berpikir
(Maulana, 2011) mengemukakan sebagai
kreatif. Depdiknas (Cahyaningsih & Asikin,
berikut. Pertama fluency, meliputi tiga jenis,
2015) mengemukakan bahwa salahsatu
antara
tujuan
membangun
dalam
memecahkan
diberikannya
matapelajaran
lain:
kecepatan
ide-ide
kuantitas,
yang
dalam
didasarkan
matematika kepada para siswa yaitu
pada
membekali siswa dengan kemampuan
menyelesaikan hubungan-hubungan; serta
berpikir kreatif. Berdasarkan hal tersebut,
kemampuan dalam membangun kalimat.
maka pembelajaran matematika harus
Selanjutnya yaitu flexibility, meliputi dua
diupayakan agar kemampuan berpikir
jenis,
kreatif siswa dapat berkembang.
beralih
antara
lain:
dari
satu
kemampuan
dalam
kemampuan
jawaban
untuk
kepada
jawaban lainnya secara mandiri (tanpa
Kemampuan berpikir kreatif erat kaitannya
harus diarahkan) dan kemampuan untuk
dengan kreativitas. Menurut Mednick &
menghasilkan
Mednick
berbeda
(Maulana,
2008),
kreativitas
jawaban-jawaban
dengan
yang
lainnya
yang
(asli).
adalah kemampuan untuk melihat adanya
Terakhir yaitu elaboration, yaitu hasil dari
hubungan antara ide-ide yang berjauhan
implikasi-implikasi.
yang
kemudian
mengkombinasikannya
menjadi suatu hal yang baru. Maulana
Menurut Evans (Maulana, 2011) terdapat
(2008) mengemukakan bahwa kreativitas
empat
merupakan
Komponen berpikir divergen yang pertama
kemampuan
yang
dimiliki
[140]
komponen
berpikir
divergen.
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2017
yaitu
kepekaan
terhadap
(sensitivity),
yaitu
mengenal
adanya
penyelesaian atau memberikan beragam
masalah
kemampuan
contoh
untuk
masalah
pernyataan
matematis
atau
terkait
tertentu;
4)
konsep
elaboration
kemampuan dalam mengabaikan sesuatu
(keterperincian), yaitu kemampuan untuk
yang kurang relevan sehingga masalah
memperinci sesuatu, baik itu jawaban
yang
dikenali.
ataupun
prosedur
dalam
Selanjutnya yaitu fluency (kefasihan atau
jawaban
tersebut;
dan
kelancaran), adalah kemampuan dalam
(keaslian atau orisinil), yaitu kemampuan
membangun banyak ide tanpa adanya
untuk
hambatan
berbeda dengan yang lainnya (baru, unik,
sebenarnya
dapat
dalam
membangun
ide
menciptakan
mencapai
5)
suatu
originality
hal
yang
atau tidak biasa).
tersebut. Ketiga, yaitu flexibility (kelenturan
atau keluwesan), merupakan kemampuan
secara
Berdasarkan pemaparan-pemaparan di
bervariasi. Komponen yang terakhir yaitu
atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat
originality (keaslian), yaitu kemampuan
lima indikator kemampuan berpikir kreatif,
untuk menciptakan ide-ide yang berbeda
yaitu kepekaan (sensitivity), kelancaran
dengan yang lainnya (tidak umum) atau
(fluency),
ide-ide yang luar biasa, menyelesaikan
keterperincian (elaboration), dan keaslian
masalah dengan cara yang berbeda
(originality). Pada penelitian ini, hanya
dengan yang lainnya (tidak umum), tidak
diambil
baku,
berpikir kreatif, yaitu kepekaan (sensitivity),
untuk
mengemukakan
ide-ide
menggunakan
sesuatu
atau
keluwesan
empat
(flexibility),
indikator
kemampuan
memanfaatkan situasi dengan cara yang
kelancaran
berbeda dengan yang lainnya (tidak
(flexibility), dan keaslian (originality).
(fluency),
keluwesan
umum). Sementara itu, Maulana (2011)
mengemukakan
ciri-ciri
Dalam berpikir kreatif, terdapat beberapa
kemampuan
berpikir kreatif matematis sebagai berikut:
tahapan.
ciri
mengemukakan
yang
pertama
yaitu
sensitivity
Munandar
(Moma,
empat
tahap
2011)
berpikir
yaitu
kreatif, yaitu persiapan, inkubasi, tahap
kemampuan untuk menemukan adanya
iluminasi, dan verifikasi. Tahap persiapan
suatu masalah terhadap suatu situasi;
merupakan tahap di mana seseorang
selanjutnya yaitu fluency (kelancaran),
mempersiapkan
yaitu kemampuan untuk menyelesaikan
memecahkan
suatu masalah serta memberikan jawaban
dilakukan dengan cara mencari jawaban,
yang beragam terhadap masalah tersebut
belajar berpikir, bertanya kepada orang
atau memberikan contoh yang beragam;
lain,
ketiga yaitu flexibility (keluwesan atau
Selanjutnya tahap inkubasi, yaitu tahap di
fleksibel),
mana seseorang berlepas diri terlebih
(kepekaan
atau
yaitu
menggunakan
sensitivitas),
kemampuan
berbagai
untuk
dan
dahulu
strategi
[141]
dirinya
masalah,
dengan
dari
untuk
suatu
hal
cara-cara
masalah
dapat
tersebut
lainnya.
yang
Samsul Palah, Pengaruh Pendekatan Open-Ended Berstrategi M-RTE…
dihadapinya, sehingga seseorang akan
Sebagaimana
menyimpannya di alam bawah sadar.
sebelumnya, dapat diketahui bahwa perlu
Tahap selanjutnya adalah iluminasi, yaitu
adanya
tahap timbulnya gagasan/insipirasi baru
mengembangkan
disertai dengan proses-proses psikologi
kreatif matematis siswa. Pendekatan open-
yang
ended dapat dijadikan salahsatu alternatif
mengawali
dan
mengikuti
pemaparan-pemaparan
pembelajaran
yang
dapat
kemampuan
berpikir
munculnya gagasan baru tersebut. Terakhir
yang
adalah verifikasi, yaitu tahap di mana
mengembangkan
seseorang harus menguji gagasan/inspirasi
kreatif matematis siswa. Nurjanah, Fitriani, &
baru tersebut terhadap realitas.
Nani
dapat
(2016)
pendekatan
Kenyataannya,
kemampuan
berpikir
untuk
berdasarkan
kegiatan
yang
dalam
kemampuan
berpikir
mengemukakan
bahwa
open-ended
dapat
memberikan kesempatan kepada siswa
kreatif siswa masih rendah. Hal tersebut
penelitian
digunakan
telah
mengembangkan
kreatif
kegiatan-
serta
pola
pikir
dilakukan Faridah, Isrok'atun, & Aeni (2016)
matematika, selain itu juga memberikan
menunjukkan bahwa kemampuan berpikir
kesempatan
kreatif siswa masih rendah. Kemampuan
menginvestigasi
berpikir kreatif siswa yang rendah dapat
cara yang sesuai dengan cara yang
terjadi
diyakininya dalam mengelaborasi.
karena
pembelajaran
yang
supaya
siswa
berbagai
dapat
strategi
dan
dilakukan tidak menuntut siswa untuk
memiliki
kemampuan
berpikir
Pendekatan
kreatif.
open-ended
dapat
Suprayogi, Yuwono, & Muksar (2013, p. 329)
dipadukan dengan strategi M-RTE. Strategi
mengemukakan,
M-RTE
“Namun
umumnya
merupakan
salahsatu
strategi
menunjukkan
pembelajaran aktif yang telah dimodifikasi
bahwa proses pembelajaran matematika
dari strategi RTE. Agustyaningrum (2014, p.
cenderung prosedural dan berorientasi
6) mengemukakan, “Strategi ini menuntut
pada hasil belajar secara kognitif, kurang
peserta didik untuk berpikir kreatif, berani
memperhatikan
berpikir
mengemukakan pendapat, bekerjasama
kreatif siswa baik dalam proses konstruksi
dengan peserta didik lain, dan berusaha
pengetahuan
memecahkan berbagai permasalahan”.
kenyataan
di
lapangan
kemampuan
maupun
memecahkan
suatu masalah...”. Lambertus, Arapu, &
Patih
(2013)
salahsatu
mengemukakan
penyebab
mengembangkan
kreatif
yaitu
pendekatan
siswa
kemampuan
guru
yang
belum
bahwa
Berdasarkan
sulit
sebelumnya,
pemaparan-pemparan
dapat
diketahui
bahwa
berpikir
pendekatan open-ended dan strategi M-
melakukan
RTE dapat mengembangkan kemampuan
tepat
dalam
berpikir kreatif matematis siswa. Namun,
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
belum diketahui seperti apa pengaruhnya
siswa.
terhadap
[142]
kemampuan
berpikir
kreatif
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2017
matematis apabila pendekatan open-
materi
ended dipadukan dengan strategi M-RTE.
terdapat
Dalam menerapkan pendekatan open-
signifikan terhadap kemampuan berpikir
ended, tidak semua materi pembelajaran
kreatif
dapat digunakan, hal ini karena masalah
persegipanjang antara pendekatan open-
yang disajikan dalam pendekatan open-
ended berstrategi M-RTE dan pendekatan
ended
merupakan
masalah
terbuka.
persegipanjang?
perbedaan
matematis
(3)
Apakah
pengaruh
siswa
pada
yang
materi
konvensional?
Rachmiati (2013, p. 152) mengemukakan,
“Pendekatan
open-ended
merupakan
METODE
pembelajaran yang memiliki ciri yaitu
Metode penelitian yang digunakan pada
penggunaan open-ended problem yaitu
penelitian ini yaitu eksperimen kuasi. Hal
problem
yang
diformulasikan
memiliki
tersebut didasarkan untuk mengetahui
multijawaban yang benar”. Untuk perlu,
sebab-akibat dari variabel yang dipilih.
perlu memilih salahsatu materi yang dapat
disajikan dalam masalah terbuka.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di dua sekolah, yaitu
Salahsatu materi yang dapat disajikan
SDN Bendungan 2 dan SDN Sukamulya.
dalam masalah terbuka adalah materi
SDN
tentang geometri. Secara garis besar,
Sukajadi Desa Margamukti Kecamatan
geometri
Sumedang
dibagi
menjadi
dua,
yaitu
Bendungan
2
Utara,
berada
di
sedangkan
Dusun
SDN
bangun datar dan bangun ruang. Bangun
Sukamulya berada di jl. Bojongtotor No. 32
datar terdiri dari persegi, persegipanjang,
Desa Sirnamulya Kecamatan Sumedang
segitiga, layang-layang, trapesium, dan
Utara.
lingkaran. Sementara itu, bangun ruang
meliputi
kubus,
balok,
persegipanjang
Subjek Penelitian
merupakan materi pembelajaran yang
Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas V di
dipilih dalam menerapkan pendekatan
SDN Bendungan 2 dan SDN Sukamulya.
open-ended yang dipadukan dengan
Subjek penelitian tersebut diberi perlakuan
strategi
sebanyak
M-RTE.
Dengan
demikian,
empat
kali
pertemuan,
penelitian yang dilakukan mempunyai tiga
ditambah dengan pretest dan posttest.
rumusan masalah, yaitu sebagai berikut: (1)
Berdasarkan hasil tes kemampuan dasar
Bagaimanakah
matematika, kedua sampel berada pada
pengaruh
pendekatan
kategori sedang.
open-ended berstrategi M-RTE terhadap
kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa pada materi persegipanjang? (2)
Instrumen Penelitian
Bagaimanakah
pendekatan
Instrumen yang digunakan pada penelitian
kemampuan
ini terdiri dari dua instrumen, yaitu instrumen
konvensional
pengaruh
terhadap
berpikir kreatif matematis siswa
tes,
pada
[143]
meliputi:
tes
kemampuan
dasar
Samsul Palah, Pengaruh Pendekatan Open-Ended Berstrategi M-RTE…
matematika dan tes kemampuan berpikir
pretest yang diperoleh di kelas eksperimen
kreatif matematis; serta instrumen nontes,
yaitu sebesar 33,33 sedangkan nilai rata-
meliputi: pedoman observasi kinerja guru,
rata posttest yang diperoleh sebesar 41,11.
pedoman observasi aktivitas siswa, catatan
Dengan
lapangan, dan jurnal siswa.
sebesar 0,10. Setelah dilakukan uji beda
demikian,
rata-rata,
hasil
diperoleh
N-gain
menunjukkan
bahwa
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
terdapat perbedaan rata-rata antara nilai
Pengolahan dan analisis data dilakukan
pretest dan posttest. Berdasarkan hal
berdasarkan
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
jenis
data,
yaitu
data
kuantitatif dan data kualitatif. Data yang
pengaruh
termasuk dalam data kuantitatif pada
pendekatan open-ended berstrategi M-
penelitian ini yaitu hasil tes kemampuan
RTE terhadap kemampuan berpikir kreatif
berpikir kreatif matematis dan hasil tes
matematis terjadi secara signifikan.
kemampuan
diberikan
dasar
matematika
sebelum
Masing-masing
yang
diberikan
yang
pretest
dilakukan.
yang
diperoleh
data
positif
Selanjutnya, dilakukan uji korelasi untuk
mengetahui
hubungan
antara
uji
pendekatan open-ended berstrategi M-
homogenitas, dan uji perbedaan rata-rata
RTE dengan kemampuan berpikir kreatif
dengan menggunakan bantuan software
matematis.
SPSS IBM Statistic 24. Data yang kedua yaitu
didapatkan koefisien korelasi sebesar r =
data kualitatif. Data yang termasuk pada
0,571 dengan P-value yang diperoleh
data kualitatif yaitu hasil observasi, hasil
sebesar 0,001. Dari koefisien korelasi yang
catatan lapangan, dan hasil jurnal siswa.
diperoleh, memberikan informasi besarnya
Pengolahan data-data kualitatif dilakukan
koefisien
dengan menggunakan bantuan software
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat
Microsoft Office Excell 2013.
disimpulkan bahwa pendekatan open-
dianalisis
melalui
uji
normalitas,
ended
Dari
hasil
determinasi
berstrategi
uji
korelasi,
sebesar
32,6%.
M-RTE
dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
HASIL
Open-Ended
matematis secara signifikan serta antara
Berstrategi M-RTE terhadap Kemampuan
keduanya memiliki hubungan yang positif
Berpikir Kreatif Matematis
(kategori
Pendekatan open-ended berstrategi M-RTE
determinasi sebesar 32,6%.
Pengaruh
dapat
Pendekatan
memberikan
terhadap
pengaruh
kemampuan
berpikir
sedang)
dengan
koefisien
positif
kreatif
Pengaruh Pendekatan Konvensional
matematis. Hal tersebut dapat dilihat
terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif
dengan
Matematis
adanya
peningkatan
kemampuan berpikir kreatif matematis
Pendekatan
siswa di kelas eksperimen. Nilai rata-rata
pengaruh
[144]
konvensional
yang
positif
memiliki
terhadap
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2017
kemampuan berpikir kreatif matematis. Hal
sedangkan
di
kelas
kontrol
tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata
peningkatannya sebesar 0,08 sehingga
posttest sebesar 30,82 dari nilai rata-rata
hanya terdapat selisih 0,02.
pretest sebesar 24,74 sehingga terjadi
peningkatan sebesar 0,08. Berdasarkan uji
Meskipun hasil uji beda rata-rata terhadap
beda rata-rata, diperoleh P-value sebesar
nilai N-gain menunjukkan bahwa tidak
0,62 sehingga H0 yang menyatakan bahwa
terjadi perbedaan rata-rata peningkatan
tidak terdapat perbedaan rata-rata antara
secara
nilai pretest dan posttest diterima. Dengan
pencapaian,
demikian, maka dapat diketahui bahwa
unggul daripada kelas kontrol. Hal tersebut
pengaruh positif pendekatan konvensional
ditunjukkan dengan nilai rata-rata posttest
terhadap
di
kemampuan
berpikir
kreatif
signifikan,
kelas
namun
kelas
dalam
eksperimen
eksperimen
hal
lebih
sebesar
41,11
sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai
matematis tidak terjadi secara signifikan.
rata-rata posttest sebesar 30,82. Dilihat dari
Perbedaan Pengaruh terhadap
indikator-indikator
kemampuan
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
kreatif matematis yang
antara Pendekatan Open-Ended
penurunan dua indikator di kelas kontrol,
Berstrategi M-RTE dan Pendekatan
yaitu sensitivity dan originality. Sementara
Konvensional
itu, tidak terdapat penurunan indikator-
Kemampuan berpikir kreatif matematis
indikator
siswa mengalami peningkatan, baik di
matematis di kelas eksperimen, namun
kelas eksperimen yang diberikan perlakuan
hanya terdapat satu indikator yang tetap,
pendekatan open-ended berstrategi M-
yaitu originality.
kemampuan
berpikir
diukur, terjadi
berpikir
kreatif
RTE, maupun di kelas kontrol yang diberikan
perlakuan
pendekatan
konvensional.
PEMBAHASAN
Peningkatan kemampuan berpikir kreatif
Pengaruh Pendekatan Open-Ended
matematis di kelas eksperimen terjadi
Berstrategi M-RTE terhadap Kemampuan
secara
Berpikir Kreatif Matematis
signifikan,
sementara
di
kelas
kontrol, peningkatan tersebut tidak terjadi
Peningkatan kemampuan berpikir kreatif
secara
signifikan.
Meskipun
matematis
setelah
dilakukan
uji
terhadap
nilai
demikian,
beda
yang
terjadi
dengan
pendekatan open-ended berstrategi M-
rata-rata
RTE
dipengaruhi
oleh
beberapa
hal.
antara
kelas
kontrol,
hasil
Pertama, kelas yang diberikan perlakuan
menunjukkan tidak terdapat perbedaan
pendekatan open-ended berstrategi M-
rata-rata. Hal tersebut disebabkan karena
RTE merupakan kelas yang mempunyai
hanya
eksperimen
N-gain
dan
terdapat
peningkatan.
peningkatan
Di
kelas
sedikit
perbedaan
kemampuan dasar matematika sedang.
kelas
eksperimen,
Kedua,
tersebut
sebesar
pendekatan
open-ended
merupakan kombinasi dari pendekatan
0,10
[145]
Samsul Palah, Pengaruh Pendekatan Open-Ended Berstrategi M-RTE…
open-ended dan strategi M-RTE, keduanya
mengemukakan
dapat meningkatkan kemampuan kreatif
open-ended memberikan masalah yang
matematis.
menantang siswa untuk berpikir secara
bahwa
pendekatan
kritis, luas, dan terbuka sehingga dengan
Kelas
yang
diberikan
perlakuan
hal
tersebut
siswa
dilatih
untuk
kemampuan
berpikir
pendekatan open-ended berstrategi M-
mengembangkan
RTE merupakan kelas yang termasuk pada
kreatif matematis. Lambertus, Arapu, &
kelas yang mempunyai kemampuan dasar
Patih (2013) menambahkan bahwa tujuan
matematika
dari
sedang.
Hal
tersebut
pendekatan
yaitu
open-ended
didasarkan pada hasil tes kemampuan
mengembangkan
dasar matematika di kelas eksperimen
matematika secara maksimal dan secara
yang mendapatkan nilai rata-rata sebesar
bersamaan kegiatan-kegiatan kreatif siswa
29,02. Secara keseluruhan, nilai rata-rata
dapat terkomunikasikan melalui proses
tes kemampuan dasar yang diperoleh
pembelajaran.
kemampuan
berpikir
sebesar 26,89 dengan simpangan baku
8,23 sehingga kelas tersebut masuk kepada
kategori
sedang
Selain pendekatan open-ended, strategi
�̅ − � < �̅ < � + �̅ .
M-RTE
juga
dapat
meningkatkan
Dengan demikian, kelas eksperimen telah
kemampuan berpikir kreatif matematis. Hal
mempunyai
dasar
tersebut sebagaimana penelitian yang
matematika yang cukup sehingga dapat
dilakukan Dipayana, Japa, & Surjana
mengembangkan
(2014)
kemampuan
kemampuan
berpikir
kreatif matematis.
tentang
strategi
RTE
yang
menunjukkan bahwa strategi RTE mampu
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini
Pendekatan
open-ended
dapat
karena strategi RTE membiasakan siswa
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
untuk
matematis.
berkelompok.
Hal
tersebut
sebagaimana
memecahkan
masalah
secara
Agustyaningrum
(2014)
penelitian-penelitian yang telah dilakukan
menambahkan
sebelumnya tentang pendekatan open-
menuntut siswa untuk berpikir kreatif.
ended
yang
pendekatan
menunjukkan
open-ended
bahwa
strategi
RTE
bahwa
Pengaruh Pendekatan Konvensional
dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif
matematis (Lambertus, Arapu, & Patih,
Matematis
2013; Faridah, Isrok'atun, & Aeni, 2016). Hal
Peningkatan kemampuan berpikir kreatif
ini
matematis siswa di kelas kontrol terjadi
karena
berstrategi
pendekatan
M-RTE
open-ended
menyajikan
secara
masalah
tidak
signifikan.
tersebut
terjadi
karena
terbuka sehingga dapat mengembangkan
salahsatunya
kemampuan berpikir kreatif matematis
komunikasi
siswa. Pratinuari, Sugiarto, & Pujiastuti (2013)
konvensional bersifat satu arah. Meskipun
[146]
dapat
Hal
pada
pendekatan
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2017
dalam
pembelajaran
menjawab soal yang ada di PR. Hal-hal
guru
mengelompokkan siswa untuk berdiskusi,
tersebut
namun
peningkatan kemampuan berpikir kreatif
materi
yang
dikuasai
siswa
Sanjaya
(2006)
menjadi
penyebab
matematis yang tidak signifikan.
tergantung pada apa yang disampaikan
guru.
dapat
mengemukakan
bahwa pendekatan konvensional tidak
Untuk melihat terjadinya peningkatan yang
dapat
berpikir
tidak signifikan juga dapat dilihat pada
tingkat tinggi. Kemampuan berpikir kreatif
peningkatan setiap indikator kemampuan
matematis
merupakan
berpikir kreatif matematis. Di kelas kontrol,
kemampuan
berpikir
mengejar
sehingga
berpikir
kemampuan
pendekatan
tinggi,
terjadi peningkatan pada dua indikator
kemampuan
kemampuan berpikir kreatif matematis,
tingkat
peningkatan
kreatif
salahsatu
matematis
konvensional
dengan
yaitu fluecncy dan flexibility. Dari dua
terjadi
indikator tersebut, flexibility mengalami
tidak
peningkatan yang lebih baik dengan nilai
secara signifikan.
rata-rata
N-gain
Pada
saat
pembelajaran
dengan
nilai
banyak hambatan yang terjadi. Pertama,
Sementara
banyak
menguasai
yang
sebab
itu,
dua
sebesar
indikator
0,08.
lainnya
mampu
mengalami penurunan, yaitu sensitivity dan
Hal
tersebut
originality.
terhadap
untuk
rata-rata
N-gain
belum
perkalian.
berpengaruh
0,21
dibandingkan fluency yang memperoleh
menggunakan pendekatan konvensional,
siswa
sebesar
penurunan yang lebih buruk daripada
pembelajaran,
menghitung
mengalami
Originality
luas
sensitivity. Hal tersebut ditunjukkan dari nilai
konsep
N-gain rata-rata yang diperoleh sebesar -
perkalian. Kedua, banyaknya siswa yang
0,03 pada originality, sedangkan nilai N-
seringkali tidak masuk sekolah. Penyebab
gain rata-rata yang diperoleh sensitivity
siswa
yaitu sebesar -0,01. Dengan demikian,
persegipanjang
tidak
dibutuhkan
masuk
sekolah
tersebut
berbeda-beda, ada yang sakit, izin, bolos,
maka
dan merasa tanggung dengan minggu-
peningkatan kemampuan berpikir kreatif
minggu yang banyak libur sehingga siswa
matematis di kelas kontrol yang tidak
menggenapkannya dengan tidak masuk
signifikan disebabkan karena terjadinya
sekolah.
penurunan
Ketiga,
adanya
kegiatan
di
dapat
disimpulkan
pada
dua
bahwa
indikator
sekolah, sehingga siswa ingin segera ke
kemampuan berpikir kreatif matematis,
luar. Keempat, banyaknya siswa yang
yaitu sensitivity dan originality.
pasif. Kelima, siswa di belakang seringkali
membuat
kegaduhan
sehingga
Perbedaan Pengaruh terhadap
mengganggu
pembelajaran.
Keenam,
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
banyaknya siswa yang tidak mengerjakan
PR
sehingga
terkadang
guru
antara Pendekatan Open-Ended
yang
[147]
Samsul Palah, Pengaruh Pendekatan Open-Ended Berstrategi M-RTE…
Berstrategi M-RTE dan Pendekatan
kesukaran dalam belajar, lambat berpikir
Konvensional
sehingga prestasi belajarnya pun rendah”.
Pendekatan open-ended berstrategi M-RTE
lebih
baik
dalam
meningkatkan
dan
mencapai
kemampuan
berpikir kreatif
matematis
daripada
pendekatan
SIMPULAN
Pendekatan open-ended berstrategi M-RTE
memberikan
pengaruh
yang
positif
berpikir
kreatif
konvensional. Padahal, kedua kelas yang
terhadap
diberikan perlakuan pendekatan open-
matematis siswa. Pengaruh positif yang
ended berstrategi M-RTE dan pendekatan
diberikan
konvensional
berstrategi M-RTE terjadi secara signifikan.
berada
merupakan
pada
kelas
kategori
yang
pendekatan
Hal
Pendekatan
tersebut didasarkan pada tes kemampuan
memberikan
dasar matematika yang diberikan sebelum
terhadap
pada
konvensional
pengaruh
kemampuan
juga
yang
positif
berpikir
kreatif
matematis siswa. Namun, berbeda dengan
masing. Nilai rata-rata yang diperoleh di
pendekatan open-ended berstrategi M-
kelas kontrol yaitu sebesar 25,33 sedangkan
RTE, pengaruh positif dengan pendekatan
kelas eksperimen memperoleh nilai rata-
konvensional tidak terjadi secara signifikan.
rata sebesar 29,03. Meskipun keduanya
Hal
berada pada kategori sedang, namun
terdapatnya perbedaan yang signifikan
berdasarkan
mengenai
uji
kelas
open-ended
masing-
pretest
diberikan
sedang.
kemampuan
beda
rata-rata,
tersebut
menyebabkan
kemampuan
berpikir
tidak
kreatif
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
matematis dengan pembelajaran yang
rata-rata kemampuan dasar matematika
menggunakan pendekatan open-ended
di kelas eksperimen dan kelas kontrol,
berstrategi M-RTE dan pembelajaran yang
sehingga dapat diketahui bahwa kelas
menggunakan pendekatan konvensional.
eksperimen
mempunyai
kemampuan
dasar matematika lebih baik daripada
REFERENSI
kelas kontrol. Dengan demikian, maka
dapat
diketahui
bahwa
Agustyaningrum, F. (2014). Efektivitas
penerapan
strategi
pembelajaran
rotating
trio
exchange
untuk
meningkatkan sikap percaya diri dan
prestasi belajar kelas X SMA N 1 Sedayu
tahun
ajaran
2013-2014.
(Skripsi).
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Yogyakarta, Yogyakarta.
kemampuan
dasar matematika mempunyai peranan
yang
sangat
penting
terhadap
meningkatnya kemampuan berpikir kreatif
matematis.
Dalyono
mengemukakan,
(2010,
“Seseorang
p.
56)
yang
Badan Standar Nasional Pendidikan.
(2006). Standar isi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah.
Jakarta: BSNP.
memiliki inteligensi baik (IQ-nya tinggi)
umumnya mudah belajar dan hasilnya pun
cenderung baik. Sebaliknya orang yang
Cahyaningsih, R., & Asikin, M. (2015).
Komparasi kemampuan berpikir kreatif
matematis
siswa
menggunakan
pembelajaran matematika humanistik
inteligensi rendah, cenderung mengalami
[148]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2017
Pratinuari, K.; Sugiarto; & Pujiastuti, E. (2013).
Keefektifan pendekatan open-ended
dengan
pembelajaran
kontekstual
terhadap kemampuan berpikir kreatif.
Unner
Journal
of
Mathematics
Education, 2 (1), 105-113.
dan problem based learning dalam
setting model pelatihan innomatts.
Jurnal Nalar Pendidikan, 3 (1), 280-286.
Dalyono, M. (2010). Psikologi pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Dipayana, I.; Japa, I.; & & Surjana, I. (2014).
Pengaruh
strategi
pembelajaran
rotating trio exchange (RTE) terhadap
hasil belajar matematika. Mimbar PGSD,
2 (1), 1-10.
Prihandoko. (2005). Memahami konsep
matematika secara benar dan menarik.
Jakarta:
Departemen
Pendidikan
Nasional.
Rachmiati, W. (2013). Pendekatan openended
pada
pembelajaran
matematika. Primary, 5 (2), 151-161.
Faridah, N.; Isrok'atun; & Aeni, A.N. (2016).
Pendekatan
open-ended
untuk
meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif matematis dan kepercayaan diri
siswa. Pena Ilmiah, 1 (1), 1061-1070.
Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran.
Jakarta: Kencana Perdana Media.
Suprayogi, S.; Yuwono, I.; & Muksar, M.
(2013). Penerapan pembelajaran inkuiri
untuk
menumbuhkan
kemampuan
berpikir kreatif matematika siswa kelas X
SMK Negeri 1 Bontang. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Lambertus; Arapu, L.; & Patih, T. (2013).
Penerapan pendekatan open-ended
untuk
meningkatkan
kemampuan
berpikir kreatif matematik siswa SMP.
Jurnal Pendidikan Matematika, 4 (1), 7383.
Maulana. (2008). Dasar-dasar keilmuan
matematika. Subang: Royyan Press.
Maulana. (2011). Mathematical creative
thinking, which is necessary! (Berpikir
kreatif matematis, itu perlu!). Dalam
Dede T.S. & Nurdinah H. (Penyunting),
Prosiding The Second International
Conference
on
Basic
Education:
Implementing core value of basic
education as a means of improving the
quality of human resources in facing
globang challenges (hlm. 217-226).
Bandung: Bintang Warli Artika.
Moma, L. (2011). Kemampuan berpikir
kreatif matematik di sekolah dasar.
Dalam Dede T.S. & Nurdinah H.
(Penyunting), Prosiding The Second
International Conference on Basic
Education: Implementing core value of
basic education as a means of
improving the quality of human
resources in facing globang challenges
(hlm. 217-226). Bandung: Bintang Warli
Artika.
Nurjanah;
Fitriani;
&
Nani.
(2016).
Penerapan pendekatan open-ended
terhadap peningkatkan komunikasi
matematik siswa SMP melalui lesson
study berbasis MGMP Jalancagak.
Jurnal Pengajaran MIPA, 9-15.
[149]