Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis dan Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar | Halimatusadiah | Mimbar Sekolah Dasar 7766 19242 2 PB
p-ISSN 2355-5343
e-ISSN 2502-4795
http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar
Article Received: 03/08/2017; Accepted: 18/12/2017
Mimbar Sekolah Dasar, Vol 4(3) 2017, 203-217
DOI: 10.17509/mimbar-sd.v4i3.7766
Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT terhadap
Kemampuan Pemahaman Matematis dan Motivasi Belajar Siswa
Sekolah Dasar
Ai Meli Amelia Halimatusadiah
SDN Mekarjaya Conggeang
Jl. Suhanta Atmadja Conggeang Sumedang
Email: aimeli.amelia@gmail.com
ABSTRACT
The low comprehension of elementary school
students in integer material and the low
motivation of students to learn mathematics is the
background of this research. One alternative
solution to the problem is to apply contextual
approach with REACT strategy on learning
mathematics. The purpose of this research is to
determine the difference between the effect of
contextual approach with REACT strategy
compared with conventional learning on
mathematical understanding ability and learning
motivation of elementary school students on the
matter of addition and reduction of integers. This
research is a quasi-experiment with nonequivalent
control group design. The results showed that both
of it were able to improve the mathematical
understanding ability and learning motivation of
elementary school students, but contextual
approach with REACT strategy was better and
there is a positive correlation between learning
motivation and mathematical understanding
ability of students in the experimental class. Thus, it
can be concluded that the contextual approachplayer Chinese REACT effectively in improving the
students’ mathematical understanding ability and
learning motivation.
Keywords: contextual approach; REACT strategy;
mathematical understanding; learning motivation
ABSTRAK
Rendahnya pemahaman siswa sekolah dasar
pada materi bilangan bulat serta rendahnya
motivasi siswa untuk belajar matematika
merupakan
latar
belakang
dilakukannya
penelitian ini. Salahsatu alternatif solusi untuk
permasalahan tersebut adalah menerapkan
pendekatan kontekstual berstrategi REACT.
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk
mengetahui perbedaan antara pengaruh
pendekatan kontekstual berstrategi REACT
dibandingkan
dengan
pembelajaran
konvensional
terhadap
kemampuan
pemahaman matematis dan motivasi belajar
siswa sekolah dasar pada materi penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat. Penelitian ini
merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan
desain kelompok kontrol tidak ekuivalen. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pendekatan
kontekstual berstrategi REACT dan pembelajaran
konvensional
mampu
meningkatkan
kemampuan pemahaman matematis dan
motivasi belajar siswa sekolah dasar pada materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat,
namun dalam penelitian ini pendekatan
kontekstual berstrategi REACT-lah yang lebih baik,
serta terdapat hubungan positif antara motivasi
belajar
dan
kemampuan
pemahaman
matematis siswa di kelompok eksperimen.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
pendekatan kontekstual berstrategi REACT efektif
dalam meningkatkan pemahaman matematis
dan motivasi belajar siswa.
Kata Kunci: pendekatan kontekstual; strategi
REACT; pemahaman matematis; motivasi belajar
How to Cite: Halimatusadiah, A. (2017). Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT terhadap Kemampuan
Pemahaman Matematis dan Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar. Mimbar Sekolah Dasar, 4(3), 203–217.
http://doi.org/10.17509/mimbar-sd.v4i3.7766.
PENDAHULUAN ~ Matematika merupakan
kepada
matapelajaran
salahsatunya adalah pada jenjang sekolah
yang
wajib
diberikan
[203]
setiap
jenjang
pendidikan,
Ai Meli Amelia Halimatusadiah, Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT…
dasar (SD). Dalam Kurikulum Tingkat Satuan
hubungan suatu ide-ide baru dengan ide-
Pendidikan (BSNP, 2006), salahsatu tujuan
ide
dari pembelajaran matematika di sekolah
sebelumnya.
Siswa
dasar
memahami
konsep
yaitu
agar
siswa
memiliki
yang
telah
seseorang
harus
miliki
benar-benar
matematika
yang
kemampuan
pemahaman
matematis.
dipelajari dengan caranya sendiri dan
Kemampuan
pemahaman
matematis
melalui
penghubungan
konsep
baru
merupakan kemampuan mendasar yang
dengan konsep yang telah ada dalam diri
harus dimiliki siswa. Apabila siswa tidak
siswa. Oleh karena itu, diharapkan hasil
memiliki kemampuan untuk memahami
kerja
suatu
pengetahuan yang dibutuhkannya akan
konsep
kegunaan
matematika,
ide-ide,
keterampilan
maka
pengetahuan,
matematis
lainnya
keras siswa
mampu
dan
akan
membuat
menerapkannya
tidak
Mengingat
berguna
peranannya
membangun
siswa
memahami
konsep dengan benar dan siswa mampu
sangat terbatas, bahkan dapat dikatakan
akan
dalam
dalam
sama
sekali.
persoalan
matematika
yang
sangat
kehidupan
sehari-hari.
berbagai
serta
Hal
ini
dalam
selaras
penting dalam pembelajaran matematika,
dengan pendapat dari Maulana (2011)
maka
yang
upaya
kemampuan
untuk
membangun
pemahaman
mengungkapkan
kemampuan
harapan
apabila
menjadi
bekal
dasar
untuk
ini
secara
umum siswa dapat dikatakan memiliki
matematis
siswa harus dimulai sejak SD, dengan
kemampuan
bahwa
akan
menguasai
pemahaman
siswa
memahami,
mampu
dan
matematis
mengenal,
menerapkan
suatu
kemampuan matematis lainnya, seperti
konsep, prosedur, prinsip, serta ide-ide
kemampuan
matematika.
pemecahan
penalaran
matematis,
matematis,
koneksi
masalah,
komunikasi
matematis,
Hal
tersebut
merupakan
indikator dari kemampuan pemahaman
dan
matematis menurut Maulana (2011).
sebagainya. Dengan begitu, siswa akan
lebih
siap
untuk
menghadapi
Dari tiga aspek yang ada dalam ruang
segala
perubahan zaman yang terjadi dari waktu
lingkup
materi
pada
matapelajaran
ke waktu.
matematika di sekolah dasar, salahsatunya
yaitu materi mengenai bilangan. Bagian
Ketika
siswa
dituntut
memiliki
dari materi bilangan yang cukup sulit untuk
kemampuan pemahaman matematis, hal
dipahami oleh siswa sekolah dasar yaitu
tersebut
materi
menunjukkan
untuk
bahwa
belajar
mengenai
penjumlahan
dan
matematika tidak hanya mengandalkan
pengurangan bilangan bulat di kelas IV
hafalan, karena hafal saja belum tentu
semester 2 (Mulyanto, 2007; Kusmaryono,
paham. Van de Walle (dalam Sobandi,
2011; Marpudin, Idris, & Hajar, 2014). Secara
2015) mengutarakan bahwa pemahaman
umum, kesalahan yang dibuat oleh siswa
adalah ukuran kualitas serta kuantitas
terletak pada kekeliruan siswa dalam
[204]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
menginterpretasikan tanda bilangan pada
matematika
operasi penjumlahan dan pengurangan
matematika, karena mereka menganggap
bilangan bulat. Selain itu, siswa belum
bahwa
mampu menerapkan konsep penjumlahan
matapelajaran yang sulit.
dan
malas
untuk
matematika
belajar
merupakan
dan pengurangan bilangan bulat pada
soal cerita yang berhubungan dengan
Di antara beberapa penyebab rendahnya
kehidupan sehari-hari.
pemahaman
matematis
siswa
serta
motivasi belajar siswa khususnya pada
Ketika
siswa
merasa
kesulitan
dalam
materi penjumlahan dan pengurangan
belajar suatu materi dan menganggap
bilangan bulat di sekolah dasar yaitu
materi tersebut sulit untuk dipahami, hal
karena kegiatan pembelajaran yang masih
tersebut akan berakibat pada menurunnya
bersifat
motivasi siswa untuk belajar. Ketika motivasi
pendekatan
belajar siswa menurun, siswa akan merasa
didominasi oleh guru dan siswa hanya
kurang tertarik untuk belajar, siswa menjadi
berperan
pasif terhadap pembelajaran, serta siswa
terlebih tanpa adanya bantuan media
hanya akan sampai pada proses mengikuti
pembelajaran yang mampu membantu
pembelajaran saja tanpa benar-benar
mengkonkretkan materi matematika yang
merasakan serta memahami sesuatu yang
sifatnya abstrak, siswa sekolah dasar akan
mereka pelajari. Dalam hal ini, dapat
kesulitan untuk memahami konsep yang
diartikan bahwa adanya motivasi siswa
dipelajari, siswa cenderung lebih pasif
untuk belajar sangatlah penting, karena
dalam pembelajaran, dan siswa kurang
menurut Indriani (2011), salahsatu faktor
mampu untuk menggali kemampuan yang
yang mempengaruhi keberhasilan siswa
mereka miliki. Maksudnya yaitu siswa hanya
dalam belajar adalah motivasi.
sampai pada proses mendengarkan dan
Dengan
teacher-centered.
pembelajaran
sebagai
subjek
yang
lebih
pembelajar,
menerima penjelasan dari guru tanpa
Motivasi belajar siswa dalam mengikuti
mereka mencari dan membangun sendiri
pembelajaran matematika sangat rendah
pengetahuan yang dibutuhkan. Akibatnya
(Indriani, 2011). Dalam penelitian yang
pembelajaran
dilakukan oleh Suryani, Maulana, & Julia
mudah membuat siswa bosan, serta materi
(2016), dari 26 orang siswa yang diteliti, 56%
pelajaran
siswa
bersifat hafalan saja tanpa siswa benar-
tidak
merasa
takut
apabila
terkesan
yang
diterima
monoton
siswa
dan
hanya
ketinggalan pelajaran matematika dan
benar
58% siswa mengaku bahwa mereka bosan
pembelajaran
ketika belajar matematika. Selain itu, dari
penyebab lainnya adalah siswa tidak
hasil
dilakukan,
memiliki skema awal ketika belajar serta
didapatkan hasil bahwa 20 orang siswa
tidak begitu menguasai materi prasyarat
mengaku
dari
wawancara
tidak
yang
menyukai
pelajaran
memahami
tersebut.
penjumlahan
dan
makna
Selain
dari
itu,
pengurangan
Ai Meli Amelia Halimatusadiah, Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT…
bilangan
bulat,
sehingga
siswa
akan
pada
akhirnya
pembelajaran
tersebut
merasa lebih sulit untuk memahami materi.
dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk
Kemudian, pembelajaran yang disajikan
menjalani
belum mampu membuat siswa menyadari
Selanjutnya,
bahwa terdapat hubungan antara materi
bersifat
yang
akan lebih termotivasi dalam belajar dan
mereka
pengalaman
pelajari
siswa
dengan
sebelumnya
kehidupan
karena
sehari-harinya.
pembelajaran
maka
student-centered,
ini
siswa
dan
lebih percaya diri ketika mengemukakan
dengan kehidupan dunia nyata siswa,
pendapatnya karena siswa merasa dekat
sehingga siswa tidak mengetahui manfaat
dengan materi yang dipelajari. Dengan
yang akan mereka dapatkan apabila
begitu,
benar-benar memahami materi mengenai
membawa siswa kepada perubahan yang
penjumlahan dan pengurangan bilangan
signifikan dan bersifat permanen.
proses
pembelajaran
dapat
bulat.
Sounders
Salahsatu
alternatif
solusi
untuk
(dalam
menjelaskan
Komalasari,
bahwa
fokus
2014)
dalam
permasalahan tersebut yaitu menerapkan
pembelajaran kontekstual adalah REACT.
pendekatan kontekstual berstrategi REACT
Selanjutnya,
dalam pembelajaran matematika untuk
Research and Development (CORD) (1999)
meningkatkan kemampuan pemahaman
mengemukakan terdapat lima strategi
matematis dan motivasi belajar siswa,
yang dapat dipakai oleh guru ketika
khususnya pada materi penjumlahan dan
menerapkan pendekatan pembelajaran
pengurangan bilangan bulat. Kegiatan
kontekstual. Strategi tersebut diberi nama
pembelajaran
pendekatan
strategi REACT. CORD (1999) menjelaskan
kontekstual berstrategi REACT akan lebih
bahwa strategi REACT ini terdiri dari strategi
mampu menyajikan pembelajaran yang
relating
bermakna
(mengalami),
dengan
serta
menyenangkan
bagi
Center
of
Occupational
(mengaitkan),
applying
experiencing
(menerapkan),
siswa, karena pendekatan dengan strategi
cooperating
pembelajaran ini berusaha mengaitkan
transferring
materi pembelajaran dengan kehidupan
relating
sehari-hari siswa. Selain itu, pendekatan
dihadirkan harus mampu membangun
kontekstual berstrategi REACT akan lebih
minat atau ketertarikan siswa untuk belajar.
mampu
Caranya
mendorong
mengonstruksi
sendiri
siswa
untuk
aktif
(bekerjasama),
(mentransfer).
dalam
yaitu
Komponen
pembelajaran
mengaitkan
dan
yang
kehidupan
pengetahuannya,
dunia nyata yang sering siswa temui atau
yang berarti pembelajaran ini bersifat
pengalaman siswa sebelumnya dengan
student-centered, sehingga siswa tidak
materi yang akan siswa pelajari, sehingga
hanya
siswa memiliki gambaran awal mengenai
sebatas
benar-benar
tahu,
namun
memahami
mereka
materi
yang
materi tersebut. Komponen experiencing
dipelajari dengan cara siswa sendiri serta
harus mampu membawa siswa belajar
[206]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
dalam konteks eksplorasi, penemuan, serta
atau jarang dilakukan/diteliti (Maulana,
penciptaan. Komponen applying harus
2007;
mampu mengarahkan siswa untuk dapat
pendekatan
menerapkan konsep atau pengetahuan
dilakukan atau diteliti adalah pendekatan
yang telah mereka dapatkan pada tahap
kontekstual
yang
komponen:
(1)
baik
experiencing,
dengan
cara
Maulana,
2010).
kontekstual
Biasanya,
yang
lazim
mengusung
tujuh
konstruktivisme,
(2)
menjawab soal-soal yang ada pada LKS
bertanya, (3) inkuiri, (4) masyarakat belajar,
atau dalam bentuk latihan-latihan lainnya
(5)
yang
asesmen
realistis
dan
relevan
dengan
pemodelan,
(6)
autentik
refleksi,
(Ulya,
dan
(7)
Irawati,
&
permasalahan atau materi yang sedang
Maulana, 2016; Retnasari, Maulana, & Julia,
dipelajari.
2016).
menuntut
Komponen
siswa
untuk
cooperating
belajar
dalam
konteks kerjasama. Hal ini bertujuan agar
Strategi REACT merupakan suatu strategi
siswa mampu saling berbagi, merespon,
yang mampu meningkatkan motivasi siswa
dan mengoreksi pengetahuan yang telah
untuk belajar dan menyajikan konsep-
dibangun oleh siswa sebelumnya, sehingga
konsep
pengetahuan yang mereka miliki akan
bermakna serta menyenangkan karena
saling melengkapi satu sama lain. Terakhir,
strategi
komponen
siswa
mengaitkan proses belajar siswa dengan
untuk menggunakan pengetahuan yang
kehidupan sehari-hari dan mendorong
telah mereka miliki ke dalam suatu konteks
siswa untuk aktif mengonstruksi sendiri
baru. Selain itu, siswa juga harus mampu
pengetahuannya. Selain itu, strategi REACT
mengaitkan
mampu membuat pembelajaran menjadi
menuntut
transferring
materi
atau
konsep
yang
dipelajari
pembelajaran
agar
ini
lebih
mencoba
matematika yang telah mereka dapatkan
lebih
ke dalam konteks kehidupan dunia nyata
berdasarkan
siswa. Dengan demikian, kebermanfaatan
pembelajarannya.
dari materi matematika yang siswa pelajari
kontekstual berstrategi REACT pun dapat
akan
menghadirkan
semakin
pemahaman
siswa
siswa
rasakan
terhadap
dan
fokus,
terarah,
urutan
dan
runtut
penyajian
Pendekatan
pembelajaran
yang
materi
membuat siswa merasa bahwa mereka
tersebut pun akan semakin mendalam. Hal
sedang belajar sambil bermain, karena di
ini dapat berupa pemberian soal-soal
dalam kelima strategi tersebut dapat
latihan dalam konteks yang belum siswa
dihadirkan beberapa permainan yang
alami sebelumnya atau siswa diminta untuk
berhubungan dengan materi pelajaran,
mengerjakan LKS.
sehingga mampu meningkatkan minat
siswa
untuk
belajar.
Berdasarkan
Jika dilihat dari penggunaan strategi REACT
pertimbangan tersebut, maka dilakukanlah
dalam pendekatan kontekstual, hal ini
penelitian untuk melihat seberapa besar
dapat dikatakan sebagai hal yang baru,
pengaruh
pendekatan
kontekstual
Ai Meli Amelia Halimatusadiah, Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT…
berstrategi REACT terhadap kemampuan
eksperimen
pemahaman
penelitiannya dilakukan secara sengaja
belajar
matematis
siswa
tujuannya
sekolah
dirinci
mengetahui
dan
dasar,
sebagai
ada
motivasi
yang
berikut:
atau
atau
(1)
karena
tidak
pemilihan
diacak.
subjek
Penelitian
ini
menggunakan desain penelitian kelompok
tidaknya
kontrol
tidak
ekuivalen.
Sebelumnya,
peningkatan kemampuan pemahaman
kelompok
matematis dan motivasi belajar siswa
kontrol diberikan pretes terlebih dahulu.
sekolah dasar pada materi penjumlahan
Kemudian, kelompok eksperimen diberikan
dan pengurangan bilangan bulat melalui
pembelajaran
pembelajaran
pendekatan kontekstual berstrategi REACT
dengan
menerapkan
eksperimen
dan
dengan
kelompok
menerapkan
pendekatan kontekstual berstrategi REACT;
dan
(2)
pembelajaran konvensional. Selanjutnya,
mengetahui
ada
atau
tidaknya
kelompok
kontrol
peningkatan kemampuan pemahaman
setelah
matematis siswa dan motivasi belajar siswa
diberikan
postes
sekolah dasar pada materi penjumlahan
pengaruh
dari
dan pengurangan bilangan bulat melalui
berupa
pendekatan
penerapan pembelajaran konvensional;
berstrategi
REACT
(3)
perbedaan
diberikan
diberikan
perlakuan
untuk
keduanya
mengetahui
pemberian
perlakuan
kontekstual
dan
pembelajaran
konvensional
terhadap
kemampuan
matematis
pemahaman
matematis
siswa dan motivasi belajar siswa sekolah
belajar siswa.
mengetahui
kemampuan
tingkat
pemahaman
dan
motivasi
dasar pada materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat antara siswa
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
yang
menggunakan
Februari sampai Mei tahun 2017. Lokasi
pendekatan kontekstual berstrategi REACT
yang digunakan yaitu SDN Conggeang 1
dan
dan SDN Narimbang 1 di Kecamatan
belajar
siswa
pembelajaran
dengan
yang
belajar
(4)
Conggeang Kabupaten Sumedang. SDN
mengetahui ada atau tidaknya hubungan
Conggeang 1 terletak di Desa Conggeang
positif
Wetan, sedangkan SDN Narimbang 1
antara
kemampuan
siswa
konvensional;
dengan
motivasi
dan
belajar
dan
pemahaman
matematis
dasar
kelompok
sekolah
di
terletak di Desa Jambu.
eksperimen.
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh
siswa
kelas
IV
SD
se-Kecamatan
METODE
Conggeang. Sampel yang diambil adalah
Penelitian ini dilakukan dengan maksud
dua kelas dari dua sekolah yang berbeda
untuk mengetahui hubungan sebab-akibat
pada populasi yang telah ditentukan.
antara
terikat,
Pengambilan sampel tidak dilaksanakan
sehingga penelitian ini termasuk ke dalam
secara acak, namun mempertimbangkan
penelitian
syarat
variabel
bebas
eksperimen,
dan
tepatnya
kuasi
[208]
penelitian
eksperimen
yang
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
salahsatunya menurut Gay dan McMillan &
indeks kesukaran, dan daya pembeda
Schumacher (dalam Maulana, 2009) yaitu
yang tinggi hingga sangat tinggi.
minimum
jumlah
subjek
untuk
setiap
kelompok dalam penelitian eksperimen
Penelitian ini menghasilkan data kuantitatif
adalah
serta kualitatif. Data kuantitatif berasal dari
30
orang.
Conggeang,
yang
Di
Kecamatan
memenuhi
kriteria
data
pretes
dan
postes
kemampuan
tersebut pada tahun 2017 hanyalah SDN
pemahaman
Conggeang
SDN
prescale dan postscale motivasi belajar
Narimbang 1 (39 orang), sehingga dipilih
siswa. Untuk pengolahan data kuantitatif
kedua SD tersebut sebagai sampel dalam
dilakukan
penelitian
tes
normalitas, uji homogenitas, uji beda dua
(TKD),
rata-rata, serta uji gain. Sedangkan, data
didapatkan hasil bahwa kedua kelompok
kualitatif berasal dari data hasil observasi
memiliki kemampuan dasar matematis
kinerja guru dan aktivitas siswa, jurnal
yang
harian siswa, serta hasil wawancara. Data
1
ini.
kemampuan
(34
orang)
Setelah
dasar
setara.
dan
dilakukan
matematis
Kemudian
dilakukan
matematis
dengan
serta
data
menggunakan
uji
pengundian dan hasilnya menunjukkan
hasil
bahwa
menjadi
dikuantitatifkan terlebih dahulu, kemudian
kelompok eksperimen dan SDN Narimbang
dianalisis dan setelah itu dideskripsikan.
1 menjadi kelompok kontrol.
Data
SDN
Conggeang
1
observasi
hasil
diolah
jurnal
dengan
harian
siswa
cara
dan
wawancara diolah dengan cara dianalisis
Instrumen
penelitian
yang
ini
pemahaman
digunakan
yaitu
tes
matematis,
dalam
dan selanjutnya dideskripsikan.
kemampuan
skala
sikap
HASIL
motivasi belajar siswa, lembar observasi
Peningkatan
kinerja guru dan aktivitas siswa, jurnal
Matematis dan Motivasi Belajar Siswa
harian
Kelompok Eksperimen
siswa,
serta
wawancara.
Tes
kemampuan pemahaman matematis dan
Hasil
motivasi
pemahaman
belajar
siswa
sebelumnya
Kemampuan
pengolahan
data
matematis
Pemahaman
kemampuan
dan
motivasi
diujicobakan terlebih dahulu dan dilakukan
belajar siswa kelompok eksperimen dalam
validasi.
penelitian ini tertuang pada Tabel 1.
Soal
yang
dipakai
dalam
penelitian ini memiliki validitas, reliabilitas,
Tabel 1. Hasil Uji Statistik Data di Kelompok Eksperimen
Goals
Tes
Pemahaman
Matematis
Motivasi
Belajar
Pretes
Postes
Prescale
Postscale
Taraf
Signifikansi
α = 0,05
Uji Normalitas
(Shapiro-Wilk)
0,046
0,102
0,000
0,134
Uji Beda Dua
Rata-rata
0,000
(Uji-W)
0,000
(Uji-W)
Simpulan
H0 ditolak,
H1 diterima
H0 ditolak,
H1 diterima
Nilai Gain
0,45
0,53
Ai Meli Amelia Halimatusadiah, Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT…
Berdasarkan
bahwa
Tabel
1
dapat
kemampuan
diketahui
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
pemahaman
matematika
khususnya
mengenai
matematis siswa kelompok eksperimen
penjumlahan dan pengurangan bilangan
setelah
berupa
bulat. Peningkatan motivasi belajar siswa di
kontekstual
kelompok eksperimen yaitu sebesar 53%.
diberikan
penerapan
perlakuan
pendekatan
berstrategi REACT ternyata meningkat.
Besarnya
Peningkatan yang terjadi di kelompok
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
eksperimen
Untuk
di kelompok eksperimen mencapai 19,9,
matematis,
dengan nilai rata-rata sebelum diberikan
rata-rata
perlakuan yaitu sebesar 63,53, sedangkan
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
setelah diberikan perlakuan nilai rata-
mencapai
28,39.
ratanya mencapai 83,43.
perlakuan,
nilai
yaitu
kemampuan
besarnya
sebesar
45%.
pemahaman
perbedaan
eksperimen
nilai
Sebelum
rata-rata
adalah
diberikan
perbedaan
nilai
rata-rata
kelompok
sebesar
34,46,
Peningkatan
Kemampuan
Pemahaman
sedangkan setelah diberikan perlakuan
Matematis dan Motivasi Belajar Siswa
nilai rata-ratanya mencapai 62,85 dan hasil
Kelompok Kontrol
penelitian menunjukkan bahwa terdapat
Hasil
tiga orang siswa yang mendapatkan nilai
pemahaman
sempurna yaitu 100. Selain itu, dapat
belajar siswa kelompok kontrol dalam
diketahui
penelitian ini tertuang pada Tabel 2.
pula
kontekstual
bahwa
berstrategi
pendekatan
REACT
pengolahan
data
matematis
kemampuan
dan
motivasi
dapat
Tabel 2. Hasil Uji Statistik Data di Kelompok Kontrol
Taraf
Signifikansi
Goals
Tes
Pemahaman
Matematis
Motivasi
Belajar
Pretes
Postes
Prescale
Postscale
Berdasarkan
Tabel
2
α = 0,05
dapat
Uji Normalitas
(Shapiro-Wilk)
0,002
0,167
0,000
0,064
diketahui
Uji Beda Dua
Rata-rata
0,000
(Uji-W)
0,000
(Uji-W)
pembelajaran
konvensional
rata-rata
mampu
meningkatkan
kemampuan
kelompok
0,25
0,36
pemahaman
kontrol
sebelum
matematis
diberikan
perlakuan yaitu sebesar 34,67, sedangkan
belajar siswa karena berdasarkan uji beda
setelah diberikan perlakuan yaitu sebesar
dua rata-rata yang dilakukan, dengan
50,98. Selisih nilai sesudah dan sebelum
taraf signifikansi 0,05 hasilnya menunjukkan
diberikan perlakuan yaitu sebesar 16,31.
bahwa
Selanjutnya, untuk motivasi belajar siswa di
ditolak
dan
dan
H0 ditolak,
H1 diterima
H0 ditolak,
H1 diterima
motivasi
H0
matematis
Nilai Gain
motivasi belajarnya yaitu sebesar 36%. Nilai
bahwa
pemahaman
Simpulan
H1
diterima.
Peningkatan kemampuan
pemahaman
kelompok
matematis
kontrol
yaitu
perlakuan rata-rata nilai kelompok kontrol
peningkatan
yaitu sebesar 64,49 dan setelah diberikan
sebesar
di
25%
kelompok
dan
untuk
[210]
kontrol,
sebelum
diberikan
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
perlakuan
menjadi
77,99,
maka
Kemampuan Pemahaman Matematis dan
didapatkan selisih nilainya yaitu sebesar
Motivasi Belajar Siswa
13,5.
Hasil
pengolahan
data
nilai
gain
kemampuan pemahaman matematis dan
Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT
motivasi
Lebih Baik Dibandingkan Pembelajaran
eksperimen dan kontrol dalam penelitian ini
Konvensional
tertuang pada Tabel 3.
dalam
Meningkatkan
belajar
siswa
kelompok
Tabel 3. Hasil Uji Statistik Data Nilai Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Goals
Pemahaman
Matematis
Motivasi
Belajar
Kelompok
Gain
Taraf
Signifikansi
Eksperimen
0,45
Uji Normalitas
(Shapiro-Wilk)
0,006
Kontrol
0,25
0,013
Eksperimen
0,53
Kontrol
0,36
α = 0,05
Uji
Homogenitas
Uji Beda Dua
Rata-rata
-
0,0005
(Uji-U)
0,130
0,006
(Uji-t)
0,230
0,163
Simpulan
H0 ditolak,
H1
diterima
H0 ditolak,
H1
diterima
Berdasarkan Tabel 3, hasil uji beda dua
bahwa pendekatan kontekstual berstrategi
rata-rata nilai gain pemahaman matematis
REACT lebih baik dibandingkan dengan
dan motivasi belajar siswa kedua kelompok
pembelajaran
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
meningkatkan kemampuan pemahaman
peningkatan
kelompok
matematis dan motivasi belajar siswa
tersebut. Nilai rata-rata gain kemampuan
sekolah dasar pada materi penjumlahan
pemahaman
dan pengurangan bilangan bulat. Berikut
antara
kedua
matematis
kelompok
eksperimen yaitu sebesar 0,45 dan untuk
disajikan
kelompok
kontekstual
kontrol
yaitu
sebesar
0,25.
konvensional
data
pengaruh
berstrategi
dalam
pendekatan
REACT
dan
Sedangkan nilai rata-rata gain motivasi
pembelajaran konvensional terhadap tiap-
belajar siswa kelompok eksperimen yaitu
tiap indikator kemampuan pemahaman
sebesar 0,53 dan untuk kelompok kontrol
matematis dan motivasi belajar siswa
yaitu sebesar 0,36. Maka dapat dinyatakan
dalam penelitian ini.
Tabel 4. Persentase Rata-rata Skor Tiap Indikator Kemampuan Pemahaman Matematis
Indikator
Nomor Soal
Mengenal Konsep
Persentase Rata-rata Skor
Eksperimen
Kontrol
1, 2, 3
90,85%
78,06%
Memahami Konsep
5a, 5b, 7a, 7b, 8, 9a, 9b, 9c, 9d
54,16%
52,22%
Menerapkan Konsep
4, 6, 10, 11
62,08%
45,6%
Tabel 5. Persentase Rata-rata Skor Tiap Indikator Motivasi Belajar Siswa
Indikator
Durasi kegiatan
Nomor Soal
1, 3
Persentase Rata-rata Skor
Eksperimen
Kontrol
83,82%
78,52%
Ai Meli Amelia Halimatusadiah, Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT…
Frekuensi kegiatan
12
74,26%
69,87%
Presistensi pada tujuan pembelajaran
4, 5
79,41%
78,52%
9
91,18%
87,82%
2
92,65%
90,38%
10
87,5%
82,69%
Tingkat kualifikasi prestasi yang dicapai
11, 14
86,76%
80,13%
Arah sikap terhadap sasaran kegiatan
6, 7, 8, 13, 15
81,18%
72,95%
Ketabahan, keuletan, dan kemampuan
dalam menghadapi rintangan dan kesulitan
untuk mencapai tujuan
Devosi dan pengorbanan untuk mencapai
tujuan
Tingkat aspirasi yang hendak dicapai
Hubungan
Motivasi
Belajar
kemampuan pemahaman matematisnya
dan
Kemampuan Pemahaman Matematis di
yaitu
sebesar
16,73%.
Sementara
itu,
Kelompok Eksperimen
pengaruh sebesar 83,27% disebabkan oleh
Berdasarkan uji korelasi Pearson yang
faktor-faktor lain.
dilakukan, hasilnya menunjukkan bahwa Pvalue (1-tailed) nilainya adalah 0,008.
PEMBAHASAN
Dengan taraf signifikansi α = 0,05, P-value
Peningkatan
0,008 memenuhi kriteria P-value < α = 0,05,
Matematis dan Motivasi Belajar Siswa
sehingga H0 ditolak dan menyebabkan H1
Kelompok Eksperimen
diterima.
Hasil
Dengan
demikian,
terdapat
Kemampuan
penelitian
Pemahaman
menunjukkan
bahwa
hubungan antara motivasi belajar dan
pendekatan kontekstual berstrategi REACT
pemahaman matematis siswa di kelompok
mampu
eksperimen,
pemahaman
korelasinya
yang
yaitu
mana
dan
motivasi
0,409.
belajar siswa sekolah dasar pada materi
korelasi
yang
penjumlahan dan pengurangan bilangan
diperoleh dapat memberikan informasi
bulat. Hal ini dapat disebabkan karena
mengenai
komponen-komponen
Besarnya
koefisien
koefisien
koefisien
r
matematis
kemampuan
=
Selanjutnya,
sebesar
koefisien
meningkatkan
determinasinya.
terdapat
yaitu
pada strategi REACT mampu membuat
sebesar 16,73%. Maka dapat disimpulkan
siswa aktif untuk menggali kemampuan
bahwa terdapat hubungan positif (dengan
yang
kategori hubungan yang rendah) antara
membangkitkan
motivasi
kemampuan
belajar. Tahapan relating dan transferring
pemahaman matematis siswa di kelompok
membuat siswa merasa bahwa mereka
eksperimen, dengan koefisien determinasi
sedang belajar untuk kepentingan sehari-
sebesar
16,73%.
hari
tersebut
menunjukkan
belajar
siswa
belajar
determinasi
yang
dan
Koefisien
bahwa motivasi
kelompok
diperkirakan
memiliki
karakteristik
yang
determinasi
sama
dan
miliki
dan
minat
siswa
materi
yang
mampu
dalam
dipelajari
berhubungan dengan apa yang siswa
eksperimen
variasi
mereka
temukan dalam kehidupan dunia nyata,
atau
sehingga
dengan
mengenai
[212]
siswa
materi
memiliki
yang
skema
akan
awal
mereka
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
pelajari dan menyebabkan minat siswa
bentuk-bentuk pengerjaan soal (applying),
untuk belajar akan tumbuh. Hal tersebut
serta dilanjutkan dengan mendiskusikan
sesuai dengan pendapat Djamarah (2011)
hal-hal
bahwa
untuk
bersama
yaitu
(cooperating). Adanya proses diskusi ini
salahsatu
menumbuhkan
cara
minat
menghubungkan
siswa
bahan
pelajaran
yang
membuat
siswa
melengkapi
sehingga
didapatkan
mudah
menerima
mereka
teman-teman
dengan pengalaman yang dimiliki siswa,
siswa
telah
temukan
kelompoknya
terarah
untuk
saling
pengetahuan
atau
saling
yang
mengoreksi
pelajaran. Selain itu, hal ini pun didukung
apabila
oleh teori Free Discovery Learning bahwa
kekeliruan karena tujuan dari komponen
siswa
cooperating
akan
belajar
memahami
suatu
terdapat
ini
perbedaan
yaitu
saling
dan
berbagi,
konsep dengan lebih baik apabila siswa
mengoreksi, dan melengkapi. Setelah siswa
membangun
pengetahuannya
mampu menemukan pengetahuannya di
melalui contoh-contoh yang siswa temui
dalam tahapan relating, experiencing,
dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya,
applying, dan cooperating, siswa harus
strategi ini pun mampu membuat siswa
mampu mengaitkan kembali materi yang
antusias
telah
sendiri
dalam
belajar
karena
sesuai
mereka
dapatkan
dengan
dengan pendapat Husna, Dwina, & Murni
pengalaman hidupnya sehari-hari atau
(2014)
dengan situasi baru. Siswa yang berperan
bahwa
materi
pelajaran
yang
disajikan melalui konteks kehidupan dunia
aktif
nyata
membuat
penghargaan oleh guru, baik berupa
pembelajaran menjadi lebih bermakna
pujian, pemberian semangat, pemberian
dan menyenangkan.
penghargaan, bahkan hadiah, sehingga
siswa
dapat
selama
pembelajaran
diberikan
peningkatan kemampuan pemahaman
Pada tahap awal, siswa digiring oleh guru
matematis serta motivasi belajar siswa
untuk menyadari bahwa materi yang
yang terjadi dalam penelitian ini, tidak lain
mereka pelajari pernah siswa temukan
karena
dalam kehidupan sehari-harinya (relating).
berlangsung membuat siswa merasa dekat
Setelah itu, siswa diberikan pengalaman
dengan
untuk mampu merasakan pembelajaran
membuat siswa senang untuk belajar.
secara
Dapat dikatakan bahwa pembelajaran
langsung,
seperti
diberikan
proses
materi
selama
bilangan
pembelajaran
bulat
serta
permainan menengok ke kanan dan ke kiri,
matematika
ke depan dan ke belakang, memisahkan
pendekatan kontekstual berstrategi REACT
benda-benda, berjalan maju dan mundur,
merupakan pembelajaran dari kehidupan
atau berjalan
kiri
dunia nyata siswa untuk matematika dan
(experiencing). Selanjutnya, siswa harus
dari matematika untuk kehidupan dunia
mampu menerapkan hasil yang mereka
nyata siswa.
ke
kanan
dan
ke
alami dengan bantuan LKS ke dalam
dengan
menerapkan
Ai Meli Amelia Halimatusadiah, Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT…
Peningkatan
Kemampuan
membuat
Pemahaman
suasana
belajar
menjadi
Matematis dan Motivasi Belajar Siswa
kondusif dan siswa siap mencerna materi
Kelompok Kontrol
yang
Hasil
penelitian
menunjukkan
pembelajaran
konvensional
diberikan
oleh
guru,
maka
bahwa
pembelajaran tersebut dapat berjalan
mampu
dengan baik dan pada penelitian ini
meningkatkan kemampuan pemahaman
akhirnya
matematis dan motivasi belajar siswa
kemampuan pemahaman matematis dan
sekolah dasar pada materi penjumlahan
motivasi belajar siswa. Hal ini selaras
dan pengurangan bilangan bulat. Hal
dengan teori stimulus dan respon dari
tersebut
tidak
Edward L. Thorndike (Maulana, 2012), di
konvensional
mana teori ini memiliki tiga hukum dasar
memiliki
selamanya
yang
arti
bahwa
pembelajaran
menitikberatkan
berdampak
buruk
apabila
guru
dengan
optimal
pada
bagi
meningkatkan
ceramah
yaitu hukum kesiapan (siswa harus berada
siswa, karena
dalam kondisi siap untuk belajar), hukum
melaksanakan
serta
mampu
tugasnya
latihan (siswa diberikan latihan pengerjaan
mampu
soal oleh guru), dan hukum akibat (guru
siswa
mengikuti pembelajaran dengan baik,
memberikan
semangat
maka hasilnya pun akan baik.
memberikan
pujian
kepada
bagi
siswa
siswa,
yang
berhasil, dan meluruskan kekeliruan siswa,
Pembelajaran
konvensional
dalam
sehingga
berakibat
pada
matangnya
penelitian ini dimulai dengan kegiatan
pengetahuan yang didapatkan siswa).
pengondisian siswa untuk siap belajar dan
Ketika siswa diberikan stimulus yang baik
guru memberikan motivasi terlebih dahulu
oleh guru, maka menurut teori ini respon
kepada
yang diberikan oleh siswa pun akan baik.
siswa
bersemangat
agar
untuk
siswa
lebih
belajar.
Tahap
selanjutnya adalah guru mengajak siswa
Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT
untuk melakukan apersepsi, sehingga siswa
Lebih Baik Dibandingkan Pembelajaran
memiliki gambaran awal mengenai materi
Konvensional
yang akan mereka pelajari. Kemudian,
Kemampuan Pemahaman Matematis dan
guru
Motivasi Belajar Siswa
menjelaskan
materi,
melakukan
dalam
Meningkatkan
tanya-jawab bersama siswa mengenai
Hasil
konsep
pendekatan kontekstual berstrategi REACT
yang
sudah
dijelaskan,
dan
penelitian
menunjukkan
bahwa
memberikan tugas kepada siswa. Di akhir
lebih
pembelajaran,
kepada
kemampuan pemahaman matematis dan
siswa mengenai materi yang belum siswa
motivasi belajar siswa SD pada operasi
pahami dan menyimpulkan pembelajaran
bilangan
yang
pembelajaran konvensional. Lebih baiknya
telah
pembelajaran
guru
bertanya
terjadi.
ini
Ketika
dapat
proses
dilaksanakan
baik
pembelajaran
dengan optimal, di mana guru mampu
dalam
bulat
dengan
meningkatkan
dibandingkan
menerapkan
pendekatan kontekstual berstrategi REACT
[214]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
ini dapat disebabkan karena pendekatan
dibangun
kontekstual
memiliki
teman-temannya. Selanjutnya yaitu tahap
komponen-komponen yang lebih dapat
terakhir adalah tahap transferring, di mana
menantang siswa untuk belajar dengan
siswa menggunakan pengetahuan yang
bersungguh-sungguh,
dalam
telah siswa miliki untuk menyelesaikan
prosesnya siswa dituntut untuk menemukan
persoalan-persoalan baru yang berbeda
sendiri pengetahuannya.
dengan persoalan-persoalan sebelumnya
berstrategi
REACT
di
mana
melalui
dirinya
sendiri
dan
dan menghubungkan materi matematika
Pada komponen relating siswa diajak untuk
kepada kehidupan dunia nyata, sehingga
mampu
siswa semakin menyadari bahwa materi
menghubungkan
kehidupan
dunia nyata dengan materi bilangan bulat
bilangan
sehingga
kehidupan
siswa
memiliki
skema
awal
bulat
berhubungan
sehari-hari
dengan
siswa
serta
mengenai materi yang akan dipelajari dan
kebermanfaatan materi ini akan mereka
menjadi
rasakan (Maulana, 2012).
salahsatu
cara
untuk
menumbuhkan minat siswa. Selanjutnya,
pada
komponen
siswa
experiencing
Hubungan
Motivasi
Belajar
dan
membangun pengetahuannya dengan
Kemampuan Pemahaman Matematis di
cara mengalami sesuatu sebagai bentuk
Kelompok Eksperimen
berharga
Berdasarkan
belajar
dari
pengalamannya
materi
bilangan
ketika
bulat
serta
hasil
dilakukan,
penelitian
dapat
yang
diketahui
bahwa
pengalaman ini akan menjadi penghantar
terdapat hubungan positif antara motivasi
siswa untuk mampu melanjutkan tahapan
belajar dan pemahaman matematis siswa
selanjutnya. Pada tahap applying siswa
di
menerapkan pengetahuan yang mereka
keeratan hubungannya tergolong pada
dapatkan
kategori
pada
tahap
experiencing,
kelompok
eksperimen,
rendah.
Hal
ini
meskipun
memberikan
sehingga siswa tertantang untuk mampu
gambaran bahwa apabila motivasi belajar
menyelesaikan
siswa
dengan
persoalan
dalam
menghubungkannya
pengalaman
yang
sebelumnya.
Tahap
telah
pada
siswa
keempat
LKS
miliki
adalah
meningkat,
maka
kecenderungan
pemahaman
meningkat.
terdapat
kemampuan
matematisnya
Hal
ini
pun
selaras
ikut
dengan
cooperating, di mana pengetahuan yang
pendapat
Djamarah
telah siswa dapatkan pada tahapan-
“Motivasi
melahirkan
tahapan sebelumnya didiskusikan bersama
belajar”. Pernyataan tersebut memberikan
teman-temannya dengan tujuan untuk
gambaran
saling
melengkapi
motivasi siswa dalam belajar, ternyata
pengetahuan yang masih rumpang, atau
memberikan pengaruh pula pada hasil
saling
belajarnya.
mengoreksi,
berbagi
pengetahuan
bersama
teman-temannya, sehingga pengetahuan
bahwa
(2011,
p.
prestasi
tinggi
153),
dalam
rendahnya
Ai Meli Amelia Halimatusadiah, Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT…
ajaran 2010/2011. (Tesis). Sekolah
Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.
[Online].
Diakses
dari
https://eprints.uns.ac.id/5408/1/1795501
12201112291.pdf.
SIMPULAN
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
diperoleh dan analisis data yang dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa pendekatan
kontekstual
berstrategi
pembelajaran
REACT
konvensional
Komalasari, K. (2014). Pembelajaran
kontekstual: Konsep dan aplikasi.
Bandung: Refika Aditama.
serta
dapat
meningkatkan kemampuan pemahaman
matematis dan motivasi belajar
Kusmaryono,
I.
(2011).
Keefektifan
pembelajaran kontekstual berorientasi
penemuan
berbantuan
CD
pembelajaran dan LKS pada materi
bilangan bulat di sekolah dasar.
[Online].
Diakses
dari
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/m
ajalahilmiahsultanagung/article/view/5
5/49.
siswa
sekolah dasar pada materi penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat, namun
pendekatan kontekstual berstrategi REACTlah yang lebih baik dalam meningkatkan
kemampuan pemahaman matematis dan
motivasi belajar siswa sekolah dasar pada
Marpudin, A., Idris, M., & Hajar, I. (2014).
Meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat melalui penggunaan
garis bilangan di kelas V SDN No. 1
Talaga. Elementary School of Education
E-Journal, 2(1), hlm. 30-39.
materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan
bulat.
Selain
itu,
terdapat
hubungan positif antara motivasi belajar
dan kemampuan pemahaman matematis
siswa di kelompok eksperimen dengan
Maulana. (2007). Teaching contextually
(mengajar
secara
kontekstual).
Makalah pada Diskusi Pendidikan
Matematika di Lembaga Bimbingan
Belajar Tridaya Bandung, 9 Juli 2007.
kategori hubungan yang kurang kuat.
REFERENSI
BSNP. (2006). Panduan kurikulum tingkat
satuan
pendidikan
(KTSP)
SD/MI.
Jakarta: BP. Dharma Bhakti.
Maulana. (2009). Memahami hakikat,
variabel, dan instrumen penelitian
pendidikan dengan benar. Bandung:
Learn2 ‘n Live2 Learn.
CORD. (1999). Teaching mathematics
contextually.
Amerika:
CORD
Communications, Inc.
Maulana,
M.
P.
(2010).
Teaching
Mathematiscs Contextually (Mengajar
Matematika
Secara
Kontekstual).
mimbar-pendidikan-dasar, 290.
Djamarah, S. B. (2011). Psikologi belajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Husna, F. E., Dwina, F., & Murni, D. (2014).
Penerapan strategi REACT dalam
meningkatkan
kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa
kelas X SMAN 1 Batang Anai. Jurnal
Pendidikan Matematika, 3(1), hlm. 26-30.
Maulana. (2011). Dasar-dasar keilmuan
dan pembelajaran matematika sequel
1. Subang: Royyan Press.
Maulana. (2012). Konsep
pedagogi matematika
Bandung: Celtics Press.
Indriani,
A.
(2011).
Eksperimentasi
pendekatan pembelajaran kontekstual
dan
problem
solving
pada
pembelajaran matematika ditinjau dari
motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri
se-Kecamatan Kunduran Blora tahun
dasar dan
(sequel 1).
Mulyanto, R. (2007). Pendekatan RME untuk
meningkatkan pemahaman operasi
pengurangan bilangan bulat negatif
pada pembelajaran matematika di SDN
[216]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
Sukalerang I Kabupaten Sumedang.
Jurnal Pendidikan Dasar, (8), hlm 1-4.
Retnasari, R., Maulana, M., & Julia, J. (2016).
PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL
TERHADAP
KEMAMPUAN
KONEKSI
MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA SEKOLAH DASAR KELAS IV PADA
MATERI BILANGAN BULAT. Pena Ilmiah,
1(1), 391-400.
Sobandi,
D.
A.
(2015).
Pengaruh
pendekatan somatis, auditori, visual,
intelektual (SAVI) terhadap kemampuan
pemahaman matematis siswa pada
materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat. (Skripsi). Sekolah Sarjana,
Universitas
Pendidikan
Indonesia
Kampus Sumedang, Sumedang.
Suryani, A., Maulana, M., & Julia, J. (2016).
PENGARUH
PENDEKATAN
COURSE
REVIEW
HORAY
(CRH)
TERHADAP
PEMAHAMAN
MATEMATIS
DAN
MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
SEKOLAH
DASAR
PADA
MATERI
PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN
BILANGAN BULAT. Pena Ilmiah, 1(1), 8190.
Ulya, I. F., Irawati, R., & Maulana, M. (2016).
PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI
MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN
KONTEKSTUAL. Pena Ilmiah, 1(1), 121-130.
e-ISSN 2502-4795
http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar
Article Received: 03/08/2017; Accepted: 18/12/2017
Mimbar Sekolah Dasar, Vol 4(3) 2017, 203-217
DOI: 10.17509/mimbar-sd.v4i3.7766
Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT terhadap
Kemampuan Pemahaman Matematis dan Motivasi Belajar Siswa
Sekolah Dasar
Ai Meli Amelia Halimatusadiah
SDN Mekarjaya Conggeang
Jl. Suhanta Atmadja Conggeang Sumedang
Email: aimeli.amelia@gmail.com
ABSTRACT
The low comprehension of elementary school
students in integer material and the low
motivation of students to learn mathematics is the
background of this research. One alternative
solution to the problem is to apply contextual
approach with REACT strategy on learning
mathematics. The purpose of this research is to
determine the difference between the effect of
contextual approach with REACT strategy
compared with conventional learning on
mathematical understanding ability and learning
motivation of elementary school students on the
matter of addition and reduction of integers. This
research is a quasi-experiment with nonequivalent
control group design. The results showed that both
of it were able to improve the mathematical
understanding ability and learning motivation of
elementary school students, but contextual
approach with REACT strategy was better and
there is a positive correlation between learning
motivation and mathematical understanding
ability of students in the experimental class. Thus, it
can be concluded that the contextual approachplayer Chinese REACT effectively in improving the
students’ mathematical understanding ability and
learning motivation.
Keywords: contextual approach; REACT strategy;
mathematical understanding; learning motivation
ABSTRAK
Rendahnya pemahaman siswa sekolah dasar
pada materi bilangan bulat serta rendahnya
motivasi siswa untuk belajar matematika
merupakan
latar
belakang
dilakukannya
penelitian ini. Salahsatu alternatif solusi untuk
permasalahan tersebut adalah menerapkan
pendekatan kontekstual berstrategi REACT.
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk
mengetahui perbedaan antara pengaruh
pendekatan kontekstual berstrategi REACT
dibandingkan
dengan
pembelajaran
konvensional
terhadap
kemampuan
pemahaman matematis dan motivasi belajar
siswa sekolah dasar pada materi penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat. Penelitian ini
merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan
desain kelompok kontrol tidak ekuivalen. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pendekatan
kontekstual berstrategi REACT dan pembelajaran
konvensional
mampu
meningkatkan
kemampuan pemahaman matematis dan
motivasi belajar siswa sekolah dasar pada materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat,
namun dalam penelitian ini pendekatan
kontekstual berstrategi REACT-lah yang lebih baik,
serta terdapat hubungan positif antara motivasi
belajar
dan
kemampuan
pemahaman
matematis siswa di kelompok eksperimen.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
pendekatan kontekstual berstrategi REACT efektif
dalam meningkatkan pemahaman matematis
dan motivasi belajar siswa.
Kata Kunci: pendekatan kontekstual; strategi
REACT; pemahaman matematis; motivasi belajar
How to Cite: Halimatusadiah, A. (2017). Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT terhadap Kemampuan
Pemahaman Matematis dan Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar. Mimbar Sekolah Dasar, 4(3), 203–217.
http://doi.org/10.17509/mimbar-sd.v4i3.7766.
PENDAHULUAN ~ Matematika merupakan
kepada
matapelajaran
salahsatunya adalah pada jenjang sekolah
yang
wajib
diberikan
[203]
setiap
jenjang
pendidikan,
Ai Meli Amelia Halimatusadiah, Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT…
dasar (SD). Dalam Kurikulum Tingkat Satuan
hubungan suatu ide-ide baru dengan ide-
Pendidikan (BSNP, 2006), salahsatu tujuan
ide
dari pembelajaran matematika di sekolah
sebelumnya.
Siswa
dasar
memahami
konsep
yaitu
agar
siswa
memiliki
yang
telah
seseorang
harus
miliki
benar-benar
matematika
yang
kemampuan
pemahaman
matematis.
dipelajari dengan caranya sendiri dan
Kemampuan
pemahaman
matematis
melalui
penghubungan
konsep
baru
merupakan kemampuan mendasar yang
dengan konsep yang telah ada dalam diri
harus dimiliki siswa. Apabila siswa tidak
siswa. Oleh karena itu, diharapkan hasil
memiliki kemampuan untuk memahami
kerja
suatu
pengetahuan yang dibutuhkannya akan
konsep
kegunaan
matematika,
ide-ide,
keterampilan
maka
pengetahuan,
matematis
lainnya
keras siswa
mampu
dan
akan
membuat
menerapkannya
tidak
Mengingat
berguna
peranannya
membangun
siswa
memahami
konsep dengan benar dan siswa mampu
sangat terbatas, bahkan dapat dikatakan
akan
dalam
dalam
sama
sekali.
persoalan
matematika
yang
sangat
kehidupan
sehari-hari.
berbagai
serta
Hal
ini
dalam
selaras
penting dalam pembelajaran matematika,
dengan pendapat dari Maulana (2011)
maka
yang
upaya
kemampuan
untuk
membangun
pemahaman
mengungkapkan
kemampuan
harapan
apabila
menjadi
bekal
dasar
untuk
ini
secara
umum siswa dapat dikatakan memiliki
matematis
siswa harus dimulai sejak SD, dengan
kemampuan
bahwa
akan
menguasai
pemahaman
siswa
memahami,
mampu
dan
matematis
mengenal,
menerapkan
suatu
kemampuan matematis lainnya, seperti
konsep, prosedur, prinsip, serta ide-ide
kemampuan
matematika.
pemecahan
penalaran
matematis,
matematis,
koneksi
masalah,
komunikasi
matematis,
Hal
tersebut
merupakan
indikator dari kemampuan pemahaman
dan
matematis menurut Maulana (2011).
sebagainya. Dengan begitu, siswa akan
lebih
siap
untuk
menghadapi
Dari tiga aspek yang ada dalam ruang
segala
perubahan zaman yang terjadi dari waktu
lingkup
materi
pada
matapelajaran
ke waktu.
matematika di sekolah dasar, salahsatunya
yaitu materi mengenai bilangan. Bagian
Ketika
siswa
dituntut
memiliki
dari materi bilangan yang cukup sulit untuk
kemampuan pemahaman matematis, hal
dipahami oleh siswa sekolah dasar yaitu
tersebut
materi
menunjukkan
untuk
bahwa
belajar
mengenai
penjumlahan
dan
matematika tidak hanya mengandalkan
pengurangan bilangan bulat di kelas IV
hafalan, karena hafal saja belum tentu
semester 2 (Mulyanto, 2007; Kusmaryono,
paham. Van de Walle (dalam Sobandi,
2011; Marpudin, Idris, & Hajar, 2014). Secara
2015) mengutarakan bahwa pemahaman
umum, kesalahan yang dibuat oleh siswa
adalah ukuran kualitas serta kuantitas
terletak pada kekeliruan siswa dalam
[204]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
menginterpretasikan tanda bilangan pada
matematika
operasi penjumlahan dan pengurangan
matematika, karena mereka menganggap
bilangan bulat. Selain itu, siswa belum
bahwa
mampu menerapkan konsep penjumlahan
matapelajaran yang sulit.
dan
malas
untuk
matematika
belajar
merupakan
dan pengurangan bilangan bulat pada
soal cerita yang berhubungan dengan
Di antara beberapa penyebab rendahnya
kehidupan sehari-hari.
pemahaman
matematis
siswa
serta
motivasi belajar siswa khususnya pada
Ketika
siswa
merasa
kesulitan
dalam
materi penjumlahan dan pengurangan
belajar suatu materi dan menganggap
bilangan bulat di sekolah dasar yaitu
materi tersebut sulit untuk dipahami, hal
karena kegiatan pembelajaran yang masih
tersebut akan berakibat pada menurunnya
bersifat
motivasi siswa untuk belajar. Ketika motivasi
pendekatan
belajar siswa menurun, siswa akan merasa
didominasi oleh guru dan siswa hanya
kurang tertarik untuk belajar, siswa menjadi
berperan
pasif terhadap pembelajaran, serta siswa
terlebih tanpa adanya bantuan media
hanya akan sampai pada proses mengikuti
pembelajaran yang mampu membantu
pembelajaran saja tanpa benar-benar
mengkonkretkan materi matematika yang
merasakan serta memahami sesuatu yang
sifatnya abstrak, siswa sekolah dasar akan
mereka pelajari. Dalam hal ini, dapat
kesulitan untuk memahami konsep yang
diartikan bahwa adanya motivasi siswa
dipelajari, siswa cenderung lebih pasif
untuk belajar sangatlah penting, karena
dalam pembelajaran, dan siswa kurang
menurut Indriani (2011), salahsatu faktor
mampu untuk menggali kemampuan yang
yang mempengaruhi keberhasilan siswa
mereka miliki. Maksudnya yaitu siswa hanya
dalam belajar adalah motivasi.
sampai pada proses mendengarkan dan
Dengan
teacher-centered.
pembelajaran
sebagai
subjek
yang
lebih
pembelajar,
menerima penjelasan dari guru tanpa
Motivasi belajar siswa dalam mengikuti
mereka mencari dan membangun sendiri
pembelajaran matematika sangat rendah
pengetahuan yang dibutuhkan. Akibatnya
(Indriani, 2011). Dalam penelitian yang
pembelajaran
dilakukan oleh Suryani, Maulana, & Julia
mudah membuat siswa bosan, serta materi
(2016), dari 26 orang siswa yang diteliti, 56%
pelajaran
siswa
bersifat hafalan saja tanpa siswa benar-
tidak
merasa
takut
apabila
terkesan
yang
diterima
monoton
siswa
dan
hanya
ketinggalan pelajaran matematika dan
benar
58% siswa mengaku bahwa mereka bosan
pembelajaran
ketika belajar matematika. Selain itu, dari
penyebab lainnya adalah siswa tidak
hasil
dilakukan,
memiliki skema awal ketika belajar serta
didapatkan hasil bahwa 20 orang siswa
tidak begitu menguasai materi prasyarat
mengaku
dari
wawancara
tidak
yang
menyukai
pelajaran
memahami
tersebut.
penjumlahan
dan
makna
Selain
dari
itu,
pengurangan
Ai Meli Amelia Halimatusadiah, Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT…
bilangan
bulat,
sehingga
siswa
akan
pada
akhirnya
pembelajaran
tersebut
merasa lebih sulit untuk memahami materi.
dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk
Kemudian, pembelajaran yang disajikan
menjalani
belum mampu membuat siswa menyadari
Selanjutnya,
bahwa terdapat hubungan antara materi
bersifat
yang
akan lebih termotivasi dalam belajar dan
mereka
pengalaman
pelajari
siswa
dengan
sebelumnya
kehidupan
karena
sehari-harinya.
pembelajaran
maka
student-centered,
ini
siswa
dan
lebih percaya diri ketika mengemukakan
dengan kehidupan dunia nyata siswa,
pendapatnya karena siswa merasa dekat
sehingga siswa tidak mengetahui manfaat
dengan materi yang dipelajari. Dengan
yang akan mereka dapatkan apabila
begitu,
benar-benar memahami materi mengenai
membawa siswa kepada perubahan yang
penjumlahan dan pengurangan bilangan
signifikan dan bersifat permanen.
proses
pembelajaran
dapat
bulat.
Sounders
Salahsatu
alternatif
solusi
untuk
(dalam
menjelaskan
Komalasari,
bahwa
fokus
2014)
dalam
permasalahan tersebut yaitu menerapkan
pembelajaran kontekstual adalah REACT.
pendekatan kontekstual berstrategi REACT
Selanjutnya,
dalam pembelajaran matematika untuk
Research and Development (CORD) (1999)
meningkatkan kemampuan pemahaman
mengemukakan terdapat lima strategi
matematis dan motivasi belajar siswa,
yang dapat dipakai oleh guru ketika
khususnya pada materi penjumlahan dan
menerapkan pendekatan pembelajaran
pengurangan bilangan bulat. Kegiatan
kontekstual. Strategi tersebut diberi nama
pembelajaran
pendekatan
strategi REACT. CORD (1999) menjelaskan
kontekstual berstrategi REACT akan lebih
bahwa strategi REACT ini terdiri dari strategi
mampu menyajikan pembelajaran yang
relating
bermakna
(mengalami),
dengan
serta
menyenangkan
bagi
Center
of
Occupational
(mengaitkan),
applying
experiencing
(menerapkan),
siswa, karena pendekatan dengan strategi
cooperating
pembelajaran ini berusaha mengaitkan
transferring
materi pembelajaran dengan kehidupan
relating
sehari-hari siswa. Selain itu, pendekatan
dihadirkan harus mampu membangun
kontekstual berstrategi REACT akan lebih
minat atau ketertarikan siswa untuk belajar.
mampu
Caranya
mendorong
mengonstruksi
sendiri
siswa
untuk
aktif
(bekerjasama),
(mentransfer).
dalam
yaitu
Komponen
pembelajaran
mengaitkan
dan
yang
kehidupan
pengetahuannya,
dunia nyata yang sering siswa temui atau
yang berarti pembelajaran ini bersifat
pengalaman siswa sebelumnya dengan
student-centered, sehingga siswa tidak
materi yang akan siswa pelajari, sehingga
hanya
siswa memiliki gambaran awal mengenai
sebatas
benar-benar
tahu,
namun
memahami
mereka
materi
yang
materi tersebut. Komponen experiencing
dipelajari dengan cara siswa sendiri serta
harus mampu membawa siswa belajar
[206]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
dalam konteks eksplorasi, penemuan, serta
atau jarang dilakukan/diteliti (Maulana,
penciptaan. Komponen applying harus
2007;
mampu mengarahkan siswa untuk dapat
pendekatan
menerapkan konsep atau pengetahuan
dilakukan atau diteliti adalah pendekatan
yang telah mereka dapatkan pada tahap
kontekstual
yang
komponen:
(1)
baik
experiencing,
dengan
cara
Maulana,
2010).
kontekstual
Biasanya,
yang
lazim
mengusung
tujuh
konstruktivisme,
(2)
menjawab soal-soal yang ada pada LKS
bertanya, (3) inkuiri, (4) masyarakat belajar,
atau dalam bentuk latihan-latihan lainnya
(5)
yang
asesmen
realistis
dan
relevan
dengan
pemodelan,
(6)
autentik
refleksi,
(Ulya,
dan
(7)
Irawati,
&
permasalahan atau materi yang sedang
Maulana, 2016; Retnasari, Maulana, & Julia,
dipelajari.
2016).
menuntut
Komponen
siswa
untuk
cooperating
belajar
dalam
konteks kerjasama. Hal ini bertujuan agar
Strategi REACT merupakan suatu strategi
siswa mampu saling berbagi, merespon,
yang mampu meningkatkan motivasi siswa
dan mengoreksi pengetahuan yang telah
untuk belajar dan menyajikan konsep-
dibangun oleh siswa sebelumnya, sehingga
konsep
pengetahuan yang mereka miliki akan
bermakna serta menyenangkan karena
saling melengkapi satu sama lain. Terakhir,
strategi
komponen
siswa
mengaitkan proses belajar siswa dengan
untuk menggunakan pengetahuan yang
kehidupan sehari-hari dan mendorong
telah mereka miliki ke dalam suatu konteks
siswa untuk aktif mengonstruksi sendiri
baru. Selain itu, siswa juga harus mampu
pengetahuannya. Selain itu, strategi REACT
mengaitkan
mampu membuat pembelajaran menjadi
menuntut
transferring
materi
atau
konsep
yang
dipelajari
pembelajaran
agar
ini
lebih
mencoba
matematika yang telah mereka dapatkan
lebih
ke dalam konteks kehidupan dunia nyata
berdasarkan
siswa. Dengan demikian, kebermanfaatan
pembelajarannya.
dari materi matematika yang siswa pelajari
kontekstual berstrategi REACT pun dapat
akan
menghadirkan
semakin
pemahaman
siswa
siswa
rasakan
terhadap
dan
fokus,
terarah,
urutan
dan
runtut
penyajian
Pendekatan
pembelajaran
yang
materi
membuat siswa merasa bahwa mereka
tersebut pun akan semakin mendalam. Hal
sedang belajar sambil bermain, karena di
ini dapat berupa pemberian soal-soal
dalam kelima strategi tersebut dapat
latihan dalam konteks yang belum siswa
dihadirkan beberapa permainan yang
alami sebelumnya atau siswa diminta untuk
berhubungan dengan materi pelajaran,
mengerjakan LKS.
sehingga mampu meningkatkan minat
siswa
untuk
belajar.
Berdasarkan
Jika dilihat dari penggunaan strategi REACT
pertimbangan tersebut, maka dilakukanlah
dalam pendekatan kontekstual, hal ini
penelitian untuk melihat seberapa besar
dapat dikatakan sebagai hal yang baru,
pengaruh
pendekatan
kontekstual
Ai Meli Amelia Halimatusadiah, Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT…
berstrategi REACT terhadap kemampuan
eksperimen
pemahaman
penelitiannya dilakukan secara sengaja
belajar
matematis
siswa
tujuannya
sekolah
dirinci
mengetahui
dan
dasar,
sebagai
ada
motivasi
yang
berikut:
atau
atau
(1)
karena
tidak
pemilihan
diacak.
subjek
Penelitian
ini
menggunakan desain penelitian kelompok
tidaknya
kontrol
tidak
ekuivalen.
Sebelumnya,
peningkatan kemampuan pemahaman
kelompok
matematis dan motivasi belajar siswa
kontrol diberikan pretes terlebih dahulu.
sekolah dasar pada materi penjumlahan
Kemudian, kelompok eksperimen diberikan
dan pengurangan bilangan bulat melalui
pembelajaran
pembelajaran
pendekatan kontekstual berstrategi REACT
dengan
menerapkan
eksperimen
dan
dengan
kelompok
menerapkan
pendekatan kontekstual berstrategi REACT;
dan
(2)
pembelajaran konvensional. Selanjutnya,
mengetahui
ada
atau
tidaknya
kelompok
kontrol
peningkatan kemampuan pemahaman
setelah
matematis siswa dan motivasi belajar siswa
diberikan
postes
sekolah dasar pada materi penjumlahan
pengaruh
dari
dan pengurangan bilangan bulat melalui
berupa
pendekatan
penerapan pembelajaran konvensional;
berstrategi
REACT
(3)
perbedaan
diberikan
diberikan
perlakuan
untuk
keduanya
mengetahui
pemberian
perlakuan
kontekstual
dan
pembelajaran
konvensional
terhadap
kemampuan
matematis
pemahaman
matematis
siswa dan motivasi belajar siswa sekolah
belajar siswa.
mengetahui
kemampuan
tingkat
pemahaman
dan
motivasi
dasar pada materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat antara siswa
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
yang
menggunakan
Februari sampai Mei tahun 2017. Lokasi
pendekatan kontekstual berstrategi REACT
yang digunakan yaitu SDN Conggeang 1
dan
dan SDN Narimbang 1 di Kecamatan
belajar
siswa
pembelajaran
dengan
yang
belajar
(4)
Conggeang Kabupaten Sumedang. SDN
mengetahui ada atau tidaknya hubungan
Conggeang 1 terletak di Desa Conggeang
positif
Wetan, sedangkan SDN Narimbang 1
antara
kemampuan
siswa
konvensional;
dengan
motivasi
dan
belajar
dan
pemahaman
matematis
dasar
kelompok
sekolah
di
terletak di Desa Jambu.
eksperimen.
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh
siswa
kelas
IV
SD
se-Kecamatan
METODE
Conggeang. Sampel yang diambil adalah
Penelitian ini dilakukan dengan maksud
dua kelas dari dua sekolah yang berbeda
untuk mengetahui hubungan sebab-akibat
pada populasi yang telah ditentukan.
antara
terikat,
Pengambilan sampel tidak dilaksanakan
sehingga penelitian ini termasuk ke dalam
secara acak, namun mempertimbangkan
penelitian
syarat
variabel
bebas
eksperimen,
dan
tepatnya
kuasi
[208]
penelitian
eksperimen
yang
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
salahsatunya menurut Gay dan McMillan &
indeks kesukaran, dan daya pembeda
Schumacher (dalam Maulana, 2009) yaitu
yang tinggi hingga sangat tinggi.
minimum
jumlah
subjek
untuk
setiap
kelompok dalam penelitian eksperimen
Penelitian ini menghasilkan data kuantitatif
adalah
serta kualitatif. Data kuantitatif berasal dari
30
orang.
Conggeang,
yang
Di
Kecamatan
memenuhi
kriteria
data
pretes
dan
postes
kemampuan
tersebut pada tahun 2017 hanyalah SDN
pemahaman
Conggeang
SDN
prescale dan postscale motivasi belajar
Narimbang 1 (39 orang), sehingga dipilih
siswa. Untuk pengolahan data kuantitatif
kedua SD tersebut sebagai sampel dalam
dilakukan
penelitian
tes
normalitas, uji homogenitas, uji beda dua
(TKD),
rata-rata, serta uji gain. Sedangkan, data
didapatkan hasil bahwa kedua kelompok
kualitatif berasal dari data hasil observasi
memiliki kemampuan dasar matematis
kinerja guru dan aktivitas siswa, jurnal
yang
harian siswa, serta hasil wawancara. Data
1
ini.
kemampuan
(34
orang)
Setelah
dasar
setara.
dan
dilakukan
matematis
Kemudian
dilakukan
matematis
dengan
serta
data
menggunakan
uji
pengundian dan hasilnya menunjukkan
hasil
bahwa
menjadi
dikuantitatifkan terlebih dahulu, kemudian
kelompok eksperimen dan SDN Narimbang
dianalisis dan setelah itu dideskripsikan.
1 menjadi kelompok kontrol.
Data
SDN
Conggeang
1
observasi
hasil
diolah
jurnal
dengan
harian
siswa
cara
dan
wawancara diolah dengan cara dianalisis
Instrumen
penelitian
yang
ini
pemahaman
digunakan
yaitu
tes
matematis,
dalam
dan selanjutnya dideskripsikan.
kemampuan
skala
sikap
HASIL
motivasi belajar siswa, lembar observasi
Peningkatan
kinerja guru dan aktivitas siswa, jurnal
Matematis dan Motivasi Belajar Siswa
harian
Kelompok Eksperimen
siswa,
serta
wawancara.
Tes
kemampuan pemahaman matematis dan
Hasil
motivasi
pemahaman
belajar
siswa
sebelumnya
Kemampuan
pengolahan
data
matematis
Pemahaman
kemampuan
dan
motivasi
diujicobakan terlebih dahulu dan dilakukan
belajar siswa kelompok eksperimen dalam
validasi.
penelitian ini tertuang pada Tabel 1.
Soal
yang
dipakai
dalam
penelitian ini memiliki validitas, reliabilitas,
Tabel 1. Hasil Uji Statistik Data di Kelompok Eksperimen
Goals
Tes
Pemahaman
Matematis
Motivasi
Belajar
Pretes
Postes
Prescale
Postscale
Taraf
Signifikansi
α = 0,05
Uji Normalitas
(Shapiro-Wilk)
0,046
0,102
0,000
0,134
Uji Beda Dua
Rata-rata
0,000
(Uji-W)
0,000
(Uji-W)
Simpulan
H0 ditolak,
H1 diterima
H0 ditolak,
H1 diterima
Nilai Gain
0,45
0,53
Ai Meli Amelia Halimatusadiah, Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT…
Berdasarkan
bahwa
Tabel
1
dapat
kemampuan
diketahui
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
pemahaman
matematika
khususnya
mengenai
matematis siswa kelompok eksperimen
penjumlahan dan pengurangan bilangan
setelah
berupa
bulat. Peningkatan motivasi belajar siswa di
kontekstual
kelompok eksperimen yaitu sebesar 53%.
diberikan
penerapan
perlakuan
pendekatan
berstrategi REACT ternyata meningkat.
Besarnya
Peningkatan yang terjadi di kelompok
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
eksperimen
Untuk
di kelompok eksperimen mencapai 19,9,
matematis,
dengan nilai rata-rata sebelum diberikan
rata-rata
perlakuan yaitu sebesar 63,53, sedangkan
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
setelah diberikan perlakuan nilai rata-
mencapai
28,39.
ratanya mencapai 83,43.
perlakuan,
nilai
yaitu
kemampuan
besarnya
sebesar
45%.
pemahaman
perbedaan
eksperimen
nilai
Sebelum
rata-rata
adalah
diberikan
perbedaan
nilai
rata-rata
kelompok
sebesar
34,46,
Peningkatan
Kemampuan
Pemahaman
sedangkan setelah diberikan perlakuan
Matematis dan Motivasi Belajar Siswa
nilai rata-ratanya mencapai 62,85 dan hasil
Kelompok Kontrol
penelitian menunjukkan bahwa terdapat
Hasil
tiga orang siswa yang mendapatkan nilai
pemahaman
sempurna yaitu 100. Selain itu, dapat
belajar siswa kelompok kontrol dalam
diketahui
penelitian ini tertuang pada Tabel 2.
pula
kontekstual
bahwa
berstrategi
pendekatan
REACT
pengolahan
data
matematis
kemampuan
dan
motivasi
dapat
Tabel 2. Hasil Uji Statistik Data di Kelompok Kontrol
Taraf
Signifikansi
Goals
Tes
Pemahaman
Matematis
Motivasi
Belajar
Pretes
Postes
Prescale
Postscale
Berdasarkan
Tabel
2
α = 0,05
dapat
Uji Normalitas
(Shapiro-Wilk)
0,002
0,167
0,000
0,064
diketahui
Uji Beda Dua
Rata-rata
0,000
(Uji-W)
0,000
(Uji-W)
pembelajaran
konvensional
rata-rata
mampu
meningkatkan
kemampuan
kelompok
0,25
0,36
pemahaman
kontrol
sebelum
matematis
diberikan
perlakuan yaitu sebesar 34,67, sedangkan
belajar siswa karena berdasarkan uji beda
setelah diberikan perlakuan yaitu sebesar
dua rata-rata yang dilakukan, dengan
50,98. Selisih nilai sesudah dan sebelum
taraf signifikansi 0,05 hasilnya menunjukkan
diberikan perlakuan yaitu sebesar 16,31.
bahwa
Selanjutnya, untuk motivasi belajar siswa di
ditolak
dan
dan
H0 ditolak,
H1 diterima
H0 ditolak,
H1 diterima
motivasi
H0
matematis
Nilai Gain
motivasi belajarnya yaitu sebesar 36%. Nilai
bahwa
pemahaman
Simpulan
H1
diterima.
Peningkatan kemampuan
pemahaman
kelompok
matematis
kontrol
yaitu
perlakuan rata-rata nilai kelompok kontrol
peningkatan
yaitu sebesar 64,49 dan setelah diberikan
sebesar
di
25%
kelompok
dan
untuk
[210]
kontrol,
sebelum
diberikan
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
perlakuan
menjadi
77,99,
maka
Kemampuan Pemahaman Matematis dan
didapatkan selisih nilainya yaitu sebesar
Motivasi Belajar Siswa
13,5.
Hasil
pengolahan
data
nilai
gain
kemampuan pemahaman matematis dan
Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT
motivasi
Lebih Baik Dibandingkan Pembelajaran
eksperimen dan kontrol dalam penelitian ini
Konvensional
tertuang pada Tabel 3.
dalam
Meningkatkan
belajar
siswa
kelompok
Tabel 3. Hasil Uji Statistik Data Nilai Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Goals
Pemahaman
Matematis
Motivasi
Belajar
Kelompok
Gain
Taraf
Signifikansi
Eksperimen
0,45
Uji Normalitas
(Shapiro-Wilk)
0,006
Kontrol
0,25
0,013
Eksperimen
0,53
Kontrol
0,36
α = 0,05
Uji
Homogenitas
Uji Beda Dua
Rata-rata
-
0,0005
(Uji-U)
0,130
0,006
(Uji-t)
0,230
0,163
Simpulan
H0 ditolak,
H1
diterima
H0 ditolak,
H1
diterima
Berdasarkan Tabel 3, hasil uji beda dua
bahwa pendekatan kontekstual berstrategi
rata-rata nilai gain pemahaman matematis
REACT lebih baik dibandingkan dengan
dan motivasi belajar siswa kedua kelompok
pembelajaran
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
meningkatkan kemampuan pemahaman
peningkatan
kelompok
matematis dan motivasi belajar siswa
tersebut. Nilai rata-rata gain kemampuan
sekolah dasar pada materi penjumlahan
pemahaman
dan pengurangan bilangan bulat. Berikut
antara
kedua
matematis
kelompok
eksperimen yaitu sebesar 0,45 dan untuk
disajikan
kelompok
kontekstual
kontrol
yaitu
sebesar
0,25.
konvensional
data
pengaruh
berstrategi
dalam
pendekatan
REACT
dan
Sedangkan nilai rata-rata gain motivasi
pembelajaran konvensional terhadap tiap-
belajar siswa kelompok eksperimen yaitu
tiap indikator kemampuan pemahaman
sebesar 0,53 dan untuk kelompok kontrol
matematis dan motivasi belajar siswa
yaitu sebesar 0,36. Maka dapat dinyatakan
dalam penelitian ini.
Tabel 4. Persentase Rata-rata Skor Tiap Indikator Kemampuan Pemahaman Matematis
Indikator
Nomor Soal
Mengenal Konsep
Persentase Rata-rata Skor
Eksperimen
Kontrol
1, 2, 3
90,85%
78,06%
Memahami Konsep
5a, 5b, 7a, 7b, 8, 9a, 9b, 9c, 9d
54,16%
52,22%
Menerapkan Konsep
4, 6, 10, 11
62,08%
45,6%
Tabel 5. Persentase Rata-rata Skor Tiap Indikator Motivasi Belajar Siswa
Indikator
Durasi kegiatan
Nomor Soal
1, 3
Persentase Rata-rata Skor
Eksperimen
Kontrol
83,82%
78,52%
Ai Meli Amelia Halimatusadiah, Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT…
Frekuensi kegiatan
12
74,26%
69,87%
Presistensi pada tujuan pembelajaran
4, 5
79,41%
78,52%
9
91,18%
87,82%
2
92,65%
90,38%
10
87,5%
82,69%
Tingkat kualifikasi prestasi yang dicapai
11, 14
86,76%
80,13%
Arah sikap terhadap sasaran kegiatan
6, 7, 8, 13, 15
81,18%
72,95%
Ketabahan, keuletan, dan kemampuan
dalam menghadapi rintangan dan kesulitan
untuk mencapai tujuan
Devosi dan pengorbanan untuk mencapai
tujuan
Tingkat aspirasi yang hendak dicapai
Hubungan
Motivasi
Belajar
kemampuan pemahaman matematisnya
dan
Kemampuan Pemahaman Matematis di
yaitu
sebesar
16,73%.
Sementara
itu,
Kelompok Eksperimen
pengaruh sebesar 83,27% disebabkan oleh
Berdasarkan uji korelasi Pearson yang
faktor-faktor lain.
dilakukan, hasilnya menunjukkan bahwa Pvalue (1-tailed) nilainya adalah 0,008.
PEMBAHASAN
Dengan taraf signifikansi α = 0,05, P-value
Peningkatan
0,008 memenuhi kriteria P-value < α = 0,05,
Matematis dan Motivasi Belajar Siswa
sehingga H0 ditolak dan menyebabkan H1
Kelompok Eksperimen
diterima.
Hasil
Dengan
demikian,
terdapat
Kemampuan
penelitian
Pemahaman
menunjukkan
bahwa
hubungan antara motivasi belajar dan
pendekatan kontekstual berstrategi REACT
pemahaman matematis siswa di kelompok
mampu
eksperimen,
pemahaman
korelasinya
yang
yaitu
mana
dan
motivasi
0,409.
belajar siswa sekolah dasar pada materi
korelasi
yang
penjumlahan dan pengurangan bilangan
diperoleh dapat memberikan informasi
bulat. Hal ini dapat disebabkan karena
mengenai
komponen-komponen
Besarnya
koefisien
koefisien
koefisien
r
matematis
kemampuan
=
Selanjutnya,
sebesar
koefisien
meningkatkan
determinasinya.
terdapat
yaitu
pada strategi REACT mampu membuat
sebesar 16,73%. Maka dapat disimpulkan
siswa aktif untuk menggali kemampuan
bahwa terdapat hubungan positif (dengan
yang
kategori hubungan yang rendah) antara
membangkitkan
motivasi
kemampuan
belajar. Tahapan relating dan transferring
pemahaman matematis siswa di kelompok
membuat siswa merasa bahwa mereka
eksperimen, dengan koefisien determinasi
sedang belajar untuk kepentingan sehari-
sebesar
16,73%.
hari
tersebut
menunjukkan
belajar
siswa
belajar
determinasi
yang
dan
Koefisien
bahwa motivasi
kelompok
diperkirakan
memiliki
karakteristik
yang
determinasi
sama
dan
miliki
dan
minat
siswa
materi
yang
mampu
dalam
dipelajari
berhubungan dengan apa yang siswa
eksperimen
variasi
mereka
temukan dalam kehidupan dunia nyata,
atau
sehingga
dengan
mengenai
[212]
siswa
materi
memiliki
yang
skema
akan
awal
mereka
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
pelajari dan menyebabkan minat siswa
bentuk-bentuk pengerjaan soal (applying),
untuk belajar akan tumbuh. Hal tersebut
serta dilanjutkan dengan mendiskusikan
sesuai dengan pendapat Djamarah (2011)
hal-hal
bahwa
untuk
bersama
yaitu
(cooperating). Adanya proses diskusi ini
salahsatu
menumbuhkan
cara
minat
menghubungkan
siswa
bahan
pelajaran
yang
membuat
siswa
melengkapi
sehingga
didapatkan
mudah
menerima
mereka
teman-teman
dengan pengalaman yang dimiliki siswa,
siswa
telah
temukan
kelompoknya
terarah
untuk
saling
pengetahuan
atau
saling
yang
mengoreksi
pelajaran. Selain itu, hal ini pun didukung
apabila
oleh teori Free Discovery Learning bahwa
kekeliruan karena tujuan dari komponen
siswa
cooperating
akan
belajar
memahami
suatu
terdapat
ini
perbedaan
yaitu
saling
dan
berbagi,
konsep dengan lebih baik apabila siswa
mengoreksi, dan melengkapi. Setelah siswa
membangun
pengetahuannya
mampu menemukan pengetahuannya di
melalui contoh-contoh yang siswa temui
dalam tahapan relating, experiencing,
dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya,
applying, dan cooperating, siswa harus
strategi ini pun mampu membuat siswa
mampu mengaitkan kembali materi yang
antusias
telah
sendiri
dalam
belajar
karena
sesuai
mereka
dapatkan
dengan
dengan pendapat Husna, Dwina, & Murni
pengalaman hidupnya sehari-hari atau
(2014)
dengan situasi baru. Siswa yang berperan
bahwa
materi
pelajaran
yang
disajikan melalui konteks kehidupan dunia
aktif
nyata
membuat
penghargaan oleh guru, baik berupa
pembelajaran menjadi lebih bermakna
pujian, pemberian semangat, pemberian
dan menyenangkan.
penghargaan, bahkan hadiah, sehingga
siswa
dapat
selama
pembelajaran
diberikan
peningkatan kemampuan pemahaman
Pada tahap awal, siswa digiring oleh guru
matematis serta motivasi belajar siswa
untuk menyadari bahwa materi yang
yang terjadi dalam penelitian ini, tidak lain
mereka pelajari pernah siswa temukan
karena
dalam kehidupan sehari-harinya (relating).
berlangsung membuat siswa merasa dekat
Setelah itu, siswa diberikan pengalaman
dengan
untuk mampu merasakan pembelajaran
membuat siswa senang untuk belajar.
secara
Dapat dikatakan bahwa pembelajaran
langsung,
seperti
diberikan
proses
materi
selama
bilangan
pembelajaran
bulat
serta
permainan menengok ke kanan dan ke kiri,
matematika
ke depan dan ke belakang, memisahkan
pendekatan kontekstual berstrategi REACT
benda-benda, berjalan maju dan mundur,
merupakan pembelajaran dari kehidupan
atau berjalan
kiri
dunia nyata siswa untuk matematika dan
(experiencing). Selanjutnya, siswa harus
dari matematika untuk kehidupan dunia
mampu menerapkan hasil yang mereka
nyata siswa.
ke
kanan
dan
ke
alami dengan bantuan LKS ke dalam
dengan
menerapkan
Ai Meli Amelia Halimatusadiah, Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT…
Peningkatan
Kemampuan
membuat
Pemahaman
suasana
belajar
menjadi
Matematis dan Motivasi Belajar Siswa
kondusif dan siswa siap mencerna materi
Kelompok Kontrol
yang
Hasil
penelitian
menunjukkan
pembelajaran
konvensional
diberikan
oleh
guru,
maka
bahwa
pembelajaran tersebut dapat berjalan
mampu
dengan baik dan pada penelitian ini
meningkatkan kemampuan pemahaman
akhirnya
matematis dan motivasi belajar siswa
kemampuan pemahaman matematis dan
sekolah dasar pada materi penjumlahan
motivasi belajar siswa. Hal ini selaras
dan pengurangan bilangan bulat. Hal
dengan teori stimulus dan respon dari
tersebut
tidak
Edward L. Thorndike (Maulana, 2012), di
konvensional
mana teori ini memiliki tiga hukum dasar
memiliki
selamanya
yang
arti
bahwa
pembelajaran
menitikberatkan
berdampak
buruk
apabila
guru
dengan
optimal
pada
bagi
meningkatkan
ceramah
yaitu hukum kesiapan (siswa harus berada
siswa, karena
dalam kondisi siap untuk belajar), hukum
melaksanakan
serta
mampu
tugasnya
latihan (siswa diberikan latihan pengerjaan
mampu
soal oleh guru), dan hukum akibat (guru
siswa
mengikuti pembelajaran dengan baik,
memberikan
semangat
maka hasilnya pun akan baik.
memberikan
pujian
kepada
bagi
siswa
siswa,
yang
berhasil, dan meluruskan kekeliruan siswa,
Pembelajaran
konvensional
dalam
sehingga
berakibat
pada
matangnya
penelitian ini dimulai dengan kegiatan
pengetahuan yang didapatkan siswa).
pengondisian siswa untuk siap belajar dan
Ketika siswa diberikan stimulus yang baik
guru memberikan motivasi terlebih dahulu
oleh guru, maka menurut teori ini respon
kepada
yang diberikan oleh siswa pun akan baik.
siswa
bersemangat
agar
untuk
siswa
lebih
belajar.
Tahap
selanjutnya adalah guru mengajak siswa
Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT
untuk melakukan apersepsi, sehingga siswa
Lebih Baik Dibandingkan Pembelajaran
memiliki gambaran awal mengenai materi
Konvensional
yang akan mereka pelajari. Kemudian,
Kemampuan Pemahaman Matematis dan
guru
Motivasi Belajar Siswa
menjelaskan
materi,
melakukan
dalam
Meningkatkan
tanya-jawab bersama siswa mengenai
Hasil
konsep
pendekatan kontekstual berstrategi REACT
yang
sudah
dijelaskan,
dan
penelitian
menunjukkan
bahwa
memberikan tugas kepada siswa. Di akhir
lebih
pembelajaran,
kepada
kemampuan pemahaman matematis dan
siswa mengenai materi yang belum siswa
motivasi belajar siswa SD pada operasi
pahami dan menyimpulkan pembelajaran
bilangan
yang
pembelajaran konvensional. Lebih baiknya
telah
pembelajaran
guru
bertanya
terjadi.
ini
Ketika
dapat
proses
dilaksanakan
baik
pembelajaran
dengan optimal, di mana guru mampu
dalam
bulat
dengan
meningkatkan
dibandingkan
menerapkan
pendekatan kontekstual berstrategi REACT
[214]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
ini dapat disebabkan karena pendekatan
dibangun
kontekstual
memiliki
teman-temannya. Selanjutnya yaitu tahap
komponen-komponen yang lebih dapat
terakhir adalah tahap transferring, di mana
menantang siswa untuk belajar dengan
siswa menggunakan pengetahuan yang
bersungguh-sungguh,
dalam
telah siswa miliki untuk menyelesaikan
prosesnya siswa dituntut untuk menemukan
persoalan-persoalan baru yang berbeda
sendiri pengetahuannya.
dengan persoalan-persoalan sebelumnya
berstrategi
REACT
di
mana
melalui
dirinya
sendiri
dan
dan menghubungkan materi matematika
Pada komponen relating siswa diajak untuk
kepada kehidupan dunia nyata, sehingga
mampu
siswa semakin menyadari bahwa materi
menghubungkan
kehidupan
dunia nyata dengan materi bilangan bulat
bilangan
sehingga
kehidupan
siswa
memiliki
skema
awal
bulat
berhubungan
sehari-hari
dengan
siswa
serta
mengenai materi yang akan dipelajari dan
kebermanfaatan materi ini akan mereka
menjadi
rasakan (Maulana, 2012).
salahsatu
cara
untuk
menumbuhkan minat siswa. Selanjutnya,
pada
komponen
siswa
experiencing
Hubungan
Motivasi
Belajar
dan
membangun pengetahuannya dengan
Kemampuan Pemahaman Matematis di
cara mengalami sesuatu sebagai bentuk
Kelompok Eksperimen
berharga
Berdasarkan
belajar
dari
pengalamannya
materi
bilangan
ketika
bulat
serta
hasil
dilakukan,
penelitian
dapat
yang
diketahui
bahwa
pengalaman ini akan menjadi penghantar
terdapat hubungan positif antara motivasi
siswa untuk mampu melanjutkan tahapan
belajar dan pemahaman matematis siswa
selanjutnya. Pada tahap applying siswa
di
menerapkan pengetahuan yang mereka
keeratan hubungannya tergolong pada
dapatkan
kategori
pada
tahap
experiencing,
kelompok
eksperimen,
rendah.
Hal
ini
meskipun
memberikan
sehingga siswa tertantang untuk mampu
gambaran bahwa apabila motivasi belajar
menyelesaikan
siswa
dengan
persoalan
dalam
menghubungkannya
pengalaman
yang
sebelumnya.
Tahap
telah
pada
siswa
keempat
LKS
miliki
adalah
meningkat,
maka
kecenderungan
pemahaman
meningkat.
terdapat
kemampuan
matematisnya
Hal
ini
pun
selaras
ikut
dengan
cooperating, di mana pengetahuan yang
pendapat
Djamarah
telah siswa dapatkan pada tahapan-
“Motivasi
melahirkan
tahapan sebelumnya didiskusikan bersama
belajar”. Pernyataan tersebut memberikan
teman-temannya dengan tujuan untuk
gambaran
saling
melengkapi
motivasi siswa dalam belajar, ternyata
pengetahuan yang masih rumpang, atau
memberikan pengaruh pula pada hasil
saling
belajarnya.
mengoreksi,
berbagi
pengetahuan
bersama
teman-temannya, sehingga pengetahuan
bahwa
(2011,
p.
prestasi
tinggi
153),
dalam
rendahnya
Ai Meli Amelia Halimatusadiah, Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT…
ajaran 2010/2011. (Tesis). Sekolah
Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.
[Online].
Diakses
dari
https://eprints.uns.ac.id/5408/1/1795501
12201112291.pdf.
SIMPULAN
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
diperoleh dan analisis data yang dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa pendekatan
kontekstual
berstrategi
pembelajaran
REACT
konvensional
Komalasari, K. (2014). Pembelajaran
kontekstual: Konsep dan aplikasi.
Bandung: Refika Aditama.
serta
dapat
meningkatkan kemampuan pemahaman
matematis dan motivasi belajar
Kusmaryono,
I.
(2011).
Keefektifan
pembelajaran kontekstual berorientasi
penemuan
berbantuan
CD
pembelajaran dan LKS pada materi
bilangan bulat di sekolah dasar.
[Online].
Diakses
dari
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/m
ajalahilmiahsultanagung/article/view/5
5/49.
siswa
sekolah dasar pada materi penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat, namun
pendekatan kontekstual berstrategi REACTlah yang lebih baik dalam meningkatkan
kemampuan pemahaman matematis dan
motivasi belajar siswa sekolah dasar pada
Marpudin, A., Idris, M., & Hajar, I. (2014).
Meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat melalui penggunaan
garis bilangan di kelas V SDN No. 1
Talaga. Elementary School of Education
E-Journal, 2(1), hlm. 30-39.
materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan
bulat.
Selain
itu,
terdapat
hubungan positif antara motivasi belajar
dan kemampuan pemahaman matematis
siswa di kelompok eksperimen dengan
Maulana. (2007). Teaching contextually
(mengajar
secara
kontekstual).
Makalah pada Diskusi Pendidikan
Matematika di Lembaga Bimbingan
Belajar Tridaya Bandung, 9 Juli 2007.
kategori hubungan yang kurang kuat.
REFERENSI
BSNP. (2006). Panduan kurikulum tingkat
satuan
pendidikan
(KTSP)
SD/MI.
Jakarta: BP. Dharma Bhakti.
Maulana. (2009). Memahami hakikat,
variabel, dan instrumen penelitian
pendidikan dengan benar. Bandung:
Learn2 ‘n Live2 Learn.
CORD. (1999). Teaching mathematics
contextually.
Amerika:
CORD
Communications, Inc.
Maulana,
M.
P.
(2010).
Teaching
Mathematiscs Contextually (Mengajar
Matematika
Secara
Kontekstual).
mimbar-pendidikan-dasar, 290.
Djamarah, S. B. (2011). Psikologi belajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Husna, F. E., Dwina, F., & Murni, D. (2014).
Penerapan strategi REACT dalam
meningkatkan
kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa
kelas X SMAN 1 Batang Anai. Jurnal
Pendidikan Matematika, 3(1), hlm. 26-30.
Maulana. (2011). Dasar-dasar keilmuan
dan pembelajaran matematika sequel
1. Subang: Royyan Press.
Maulana. (2012). Konsep
pedagogi matematika
Bandung: Celtics Press.
Indriani,
A.
(2011).
Eksperimentasi
pendekatan pembelajaran kontekstual
dan
problem
solving
pada
pembelajaran matematika ditinjau dari
motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri
se-Kecamatan Kunduran Blora tahun
dasar dan
(sequel 1).
Mulyanto, R. (2007). Pendekatan RME untuk
meningkatkan pemahaman operasi
pengurangan bilangan bulat negatif
pada pembelajaran matematika di SDN
[216]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
Sukalerang I Kabupaten Sumedang.
Jurnal Pendidikan Dasar, (8), hlm 1-4.
Retnasari, R., Maulana, M., & Julia, J. (2016).
PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL
TERHADAP
KEMAMPUAN
KONEKSI
MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA SEKOLAH DASAR KELAS IV PADA
MATERI BILANGAN BULAT. Pena Ilmiah,
1(1), 391-400.
Sobandi,
D.
A.
(2015).
Pengaruh
pendekatan somatis, auditori, visual,
intelektual (SAVI) terhadap kemampuan
pemahaman matematis siswa pada
materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat. (Skripsi). Sekolah Sarjana,
Universitas
Pendidikan
Indonesia
Kampus Sumedang, Sumedang.
Suryani, A., Maulana, M., & Julia, J. (2016).
PENGARUH
PENDEKATAN
COURSE
REVIEW
HORAY
(CRH)
TERHADAP
PEMAHAMAN
MATEMATIS
DAN
MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
SEKOLAH
DASAR
PADA
MATERI
PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN
BILANGAN BULAT. Pena Ilmiah, 1(1), 8190.
Ulya, I. F., Irawati, R., & Maulana, M. (2016).
PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI
MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN
KONTEKSTUAL. Pena Ilmiah, 1(1), 121-130.