PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED DAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SEKOLAH DASAR | Fadhilaturrahmi | Mimbar Sekolah Dasar 7385 16844 2 PB
p-ISSN 2355-5343
e-ISSN 2502-4795
http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar
Article Received: 21/06/2017; Accepted: 06/08/2017
Mimbar Sekolah Dasar, Vol 4(2) 2017, 117-127
DOI: 10.23819/mimbar-sd.v4i2.7385
PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED DAN PENDEKATAN
SCIENTIFIC TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA
SEKOLAH DASAR
Fadhilaturrahmi
Program Studi PGSD FIP Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Jalan Tuanku Tambusai No. 23 Bangkinang Kampar
Email: arkhan88fadhila@gmail.com
ABSTRACT
ABSTRAK
This study aims to see the influence of openended and scientific approach to improving
mathematical connection ability of elementary
school students. This study is a quasi
experimental research, and used is pretestposttest two treatments design, or named the
nonequivalent control group design. The
population as well as the sample in this research
is all the students of grade v of elementary
school in SDN 016 Bangkinang Kota. The
instrument used in data collection is a
mathematical
connection
test
of
the
description form. The result of the research
shows that the learning of mathematics both
open-ended and scientific approach have the
same
effect
in
improving
mathematic
connection ability of elementary school
students. If reviewed under the category of
student ability, high group
connection
capabilities with a scientific approach are as
good as high-group connection capabilities in
an open-ended approach. The ability of a
moderate group connection with a scientific
approach is better than group connection
capability is in an open-ended approach. Also
in low-group connection capabilities with a
scientific approach as well as a low-group
connection capability in an open-ended
approach.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh
pendekatan open-ended dan saintifik terhadap
peningkatan kemampuan koneksi matematis
siswa sekolah dasar. Penelitian ini merupakan
penelitian kuasi eksperimen, dengan desain yang
digunakan adalah pretest-posttest two treatments
design, atau the nonequivalent control group
design. Populasi sekaligus sebagai sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Sekolah
dasar di SDN 016 Bangkinang Kota. Instrumen
yang digunakan dalam pengumpulan data
adalah tes koneksi matematis bentuk uraian. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran
matematika baik pendekatan open-ended
maupun saintifik sama-sama memiliki pengaruh
dalam
peningkatan
kemampuan
koneksi
matematis siswa sekolah dasar. Jika ditinjau
berdasarkan
kategori
kemampuan
siswa,
kemampuan koneksi kelompok tinggi dengan
pendekatan saintifik sama baiknya dengan
kemampuan koneksi kelompok tinggi pada
pendekatan open-ended. Kemampuan koneksi
kelompok sedang dengan pendekatan saintifik
lebih baik daripada kemampuan koneksi
kelompok sedang pada pendekatan openended. Kemampuan koneksi kelompok rendah
dengan pendekatan saintifik sama baiknya
dengan kemampuan koneksi kelompok rendah
pada pendekatan open-ended.
Keywords: open-ended, scientific,
mathematical connection ability, elementary
students.
Kata Kunci: open-ended, saintifik, kemampuan
koneksi matematis, siswa SD.
How to Cite: Fadhilaturrahmi, F. (2017). PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED DAN PENDEKATAN SCIENTIFIC
TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR. Mimbar Sekolah Dasar, 4(2), 117–127.
http://doi.org/10.23819/mimbar-sd.v4i2.7385.
PENDAHULUAN ~ Matematika merupakan
tentunya memiliki peran yang sangat
ilmu
mendasari
penting dalam berbagai disiplin ilmu dan
perkembangan teknologi modern, dan
dalam memajukan daya pikir manusia.
universal
yang
[117]
Fadhilaturrahmi, Pengaruh Pendekatan Open-Ended dan Pendekatan Scientific…
Sebagaimana yang disebutkan dalam
sebagai bekal hidup siswa masa sekarang
(Ontario
dan masa yang akan datang.
Ministry
Kemudian
Education,
sebagaimana
2005).
dikemukakan
juga oleh Maulana (2015), bahwa dengan
Di
belajar matematika, peserta didik akan
Pendidikan
(2006)
dilengkapi dengan ragam pengetahuan,
pembelajaran
matematika
keterampilan, dan disposisi berpikir, yang
siswa
dengan
berikut.
itu
memenuhi
mereka
tuntutan
dibekali
dalam
untuk
kehidupan
dalam
Kurikulum
memiliki
Satuan
tujuan
dari
hendaknya
kemampuan
sebagai
memahami
Pertama,
matematika,
Tingkat
menjelaskan
konsep
keterkaitan
bermasyarakat dan bernegara, dapat
antarkonsep dan mengaplikasikan konsep
bersaing secara adil dan mampu bekerja
atau algoritma, secara luwes, akurat,
sama dengan bangsa lain serta dalam
efisien, dan tepat, dalam pemecahan
memecahkan
masalah.
segala
permasalahan
menggunakan
Kedua,
kehidupannya secara berpikir kritis dan
penalaran
pada
pola
dan
sifat,
kreatif.
melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti,
atau
The National Council of Teachers of
(Yuniawatika,
Mathematics
menetapkan
bahwa
2011)
terdapat
menjelaskan
pernyataan
lima
gagasan
matematika.
memecahkan
masalah
dan
Ketiga,
yang
meliputi
kemampuan yang perlu dimiliki siswa
kemampuan
memahami
melalui pembelajaran matematika yang
merancang
model
tercakup dalam standar proses yaitu (1)
menyelesaikan model dan menafsirkan
pemecahan
masalah
solusi
(mathematical
problem
matematis
solving),
(2)
yang
masalah,
matematika,
diperoleh.
mengomunikasikan
Keempat,
gagasan
dengan
penalaran dan pembuktian matematis
simbol, tabel, diagram, atau media lain
(mathematical reasoning and proof), (3)
untuk
komunikasi
masalah.
matematis
(mathematical
memperjelas
Kelima,
keadaan
atau
memiliki
sikap
communication), (4) koneksi matematis
menghargai
(mathematical
dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin
representasi
dan
connection)
matematis
(5)
(mathematical
tahu,
kegunaan
perhatian,
dan
matematika
minat
dalam
representation). Dari lima kemampuan di
mempelajari matematika, serta sikap ulet
atas,
dan percaya diri dalam pemecahan
pengembangan
kemampuan
koneksi menjadi salah satu fokus perhatian
masalah.
dalam penelitian ini. Kemampuan koneksi
matematis diperlukan sejak dini melalui
Dari tujuan di atas terutama pada poin
pembelajaran di kelas agar siswa bisa
pertama dan keempat, dapat dilihat
memecahkan
dan
bahwa kurikulum KTSP yang masih dipakai
matematika
saat ini menyatakan bahwa kemampuan
mengaplikasikan
masalah
konsep
[118]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2017
koneksi
termasuk
kemampuan
sangat
diharapkan
ada
setelah
pembelajaran
National
Council
pada
yang
atas,
siswa
mengembangkan
matematika.
tentang
matematis
pentingnya
kemampuan
dan
koneksi
melihat
of
kesenjangan
di
Mathematics/NCTM (2000) menyatakan,
kemampuan
ini
“When
connect
dengan baik, maka tujuan pembelajaran
mathematical ideas, their understanding is
matematika secara tidak langsung juga
deeper and more lasting”. Apabila para
tidak
siswa dapat menghubungkan gagasan-
membawa
gagasan matematis, maka pemahaman
pengaplikasian kemampuan matematika
mereka akan lebih mendalam dan lebih
tersebut menjadi terhambat pada siswa
bertahan lama. Pemahaman siswa akan
ketika
lebih
dapat
permasalahan
telah
menggunakan
of
student
mendalam
mengaitkan
Teachers
can
jika
siswa
antarkonsep
yang
akan
lapangan,
pada
tidak
jika
dikembangkan
tercapai.
dampak
maka
Hal
ini,
negatif
menyelesaikan
akan
terhadap
permasalahan-
matematika
kemampuan
yang
tersebut
diketahui siswa dengan konsep baru yang
dalam pemecahannya. Alternatif yang
akan dipelajari oleh siswa. Seseorang
bisa mengatasi masalah di atas adalah
akan lebih mudah mempelajari sesuatu
dengan menerapkan pendekatan open-
bila belajar didasari kepada apa yang
ended dan pendekatan scientific dalam
telah diketahui orang tersebut. Bruner
proses pembelajarannya.
(Ruseffendi, 2006) juga mengungkapkan
bahwa agar siswa lebih berhasil dalam
Pembelajaran dengan pendekatan open-
belajar matematika, siswa harus lebih
ended
merupakan
salah
banyak diberi kesempatan untuk melihat
inovasi
pendidikan
matematika
kaitan-kaitan, baik kaitan antara dalil dan
pertama kali dilakukan oleh para ahli
dalil, topik dan topik maupun antara
pendidikan matematika. Jenis Masalah
cabang matematika.
yang digunakan dalam pembelajaran
melalui
Hasil
observasi
di
lapangan
terkait
pendekatan
satu
upaya
yang
openended
ini
adalah masalah yang bukan rutin yang
kemampuan koneksi ini sebenarnya sudah
bersifat terbuka. Menurut
ada
belum
(2001), tujuan belajaran open-ended yaitu
berkembang dengan baik. Hal ini terlihat
membawa siswa lebih mengembangkan
saat siswa belum bisa membuat koneksi
kegiatan
antara satu konsep matematika yang ia
matematisnya secara simultan. Secara
pelajari
konsep
intinya pembelajaran yang membangun
pelajari
kegiatan
pada
hari
matematika
siswa,
itu
yang
namun
dengan
telah
ia
kreatif
interaktif
dan
antara
Tim
pola
MKPBM
pikir
matematika
sebelumnya termasuk membuat koneksi
dan siswa sehingga mengudang siswa
dengan
untuk menjawab permasalahan melalui
kehidupan
sehari-hari/dunia
nyata. Berdasarkan pada penjabaran di
berbagai srategi.
[119]
Fadhilaturrahmi, Pengaruh Pendekatan Open-Ended dan Pendekatan Scientific…
Selain dari pembelajaran open-ended ini
kelompok
peneliti juga ingin mengetahui pengaruh
saintifik lebih baik daripada kemampuan
pendekatan
koneksi matematis siswa kelompok rendah
saintifik
terhadap
kemampuan
koneksi
matematis
Pendekatan
saintifik
adala
pembelajaran
yang
sedemikian
agar
rupa
ini.
rendah
pada
pendekatan
yang belajar dengan pendekatan open-
proses
ended?
dirancang
peserta
didik
Penelitian
ini
diharapkan
secara aktif mengkonstruk konsep, hukum
memberikan
atau
saintifik
keilmuan (teoretis) maupun secara praktis.
merupakan pendekatan yang berpusat
Secara teoretis penelitian ini diharapkan
pada siswa. Berkaitan dengan itu, Majid
dapat memberikan kajian teoritis tentang
(2014) menyebutkan bahwa pendekatan
penerapan pendekatan open-ended dan
saintifik
saintifik
prinsip.
Pendekatan
dalam
mengamati,
pembelajaran
menanya,
mengolah,
menyajikan,
meliputi
mencoba,
serta
baik
pengaruhnya
secara
terhadap
kemampuan koneksi matematisa siswa.
menyimpulkan,
Secara
dan mencipta.
praktis
hasil
penelitian
ini
diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi
Secara
manfaat
dapat
khusus,
rumusan
masalah
akademisi
matematika
sebagai
dalam
bidang
bahan
kontribusi
penelitian ini dijabarkan dalam bentuk
dalam mengembangkan pembelajaran
pertanyaan penelitian sebagai berikut: (1)
dengan
Apakah
pendekatan yang relevan.
terdapat
peningkatan
perbedaan
kemampuan
menggunakan
berbagai
koneksi
matematis antara siswa yang belajar
METODE
dengan
Desain eksprimen yang akan digunakan
dengan
pendekatan
siswa
pendekatan
yang
open-ended
belajar
saintifik?
kemampuan
dalam penelitian ini adalah desain dari
Apakah
Cohen (2008) yaitu
two treatments design, atau juga disebut
pendekatan
sebagai the non-equivalent control group
saintifik lebih baik daripada kemampuan
design (Fraenkel & Wallen, 1993; Maulana,
koneksi matematis siswa kelompok tinggi
2015).
yang belajar dengan pendekatan open-
sebagai berikut:
tinggi
matematis
the pretest-postest
siswa
kelompok
koneksi
(2)
dengan
pada
Pola
rancangan
digambarkan
ended? (3) Apakah kemampuan koneksi
matematis siswa kelompok sedang pada
Kelas Eksperimen 1
Kelas Eksperimen 2
pendekatan saintifik lebih baik daripada
kemampuan
koneksi matematis siswa
pendekatan open-ended? (4) Apakah
koneksi
matematis
O1
O1
X1
X1
O2
O2
Keterangan:
O1
: Nilai pretes
O2
: Nilai postes
X1
: Pembelajaran dengan pendekatan
open-ended
kelompok sedang yang belajar dengan
kemampuan
:
:
siswa
[120]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2017
X2
: Pembelajaran dengan pendekatan
saintifik
untuk
Subjek dalam penelitian ini adalah semua
pretes
siswa kelas V SDN 016 Bangkinang Kampar
melaksanakan
yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas VA
pendekatan
dan kelas VB. Kelas VA yang terdiri dari 25
pendekatan
orang siswa dan kelas VB yang terdiri dari
eksperimen
25 orang siswa. Pada Kelas VA, diberikan
seluruh kegiatan pembelajaran selesai
perlakuan
open-
dilakukan postes pada kedua kelompok
ended, sedangkan di kelas VB diberi
tersebut. Postes memberikan gambaran
perlakuan pendekatan saintifik.
pengaruh kedua pembejaran tersebut
berupa
pendekatan
mengetahui
kemampuan
awal
siswa dalam koneksi matematis. Setelah
dilakukan,
dilanjutkan
dengan
pembelajaran
dengan
open-ended
dan
saintifik
yang
di
kelompok
berbeda.
Setelah
terhadap kemampuan koneksi matematis
Prosedur penelitian dikelompokkan dalam
siswa. Tahap analisis data, pada tahap ini
tiga tahap yaitu, tahap persiapan, tahap
dilakukan
pengolahan
pelaksanaan dan tahap analisis data.
penganalisisan
data
Tahap persiapan dimulai observasi ke
penulisan hasil penelitian secara lebih
sekolah yang dijadikan tempat penelitian.
lengkap.
Pada
tahap
penyusunan
ini
juga
instrumen
pengujian
instrumen,
instrumen,
sehingga
dan
pada
dan
penelitian
serta
dilakukan
penelitian,
Tes ini berupa soal pilihan ganda terdiri
perbaikan
dari 20 butir soal. Dari hasil tes awal kedua
tahap
kelas
ini
ini
kemudian
dikelompokkan
diperoleh instrumen penelitian yang siap
berdasarkan kategori kemampuan awal
dan
tinggi,
layak
pakai.
Kedua,
tahap
sedang
dan
yang
Adapun
pelaksanaan penelitian, pada tahap ini
pedoman
dilakukan
penelitian.
adalah sebagai berikut yang diadopsi dari
Kegiatan diawali dengan memberikan
holistic scoring rubrics (Cai & Jakabscki,
pretes pada kedua kelompok eksperimen
1996):
pelaksanaan
penskoran
rendah.
digunakan
Tabel 1. Pedoman Penskoran Kemampuan Koneksi Matematis
Respon siswa terhadap soal
Menunjukkan kemampuan koneksi
a. Penggunaan konsep dan keterkaitan antarkonsep matematika secara lengkap
b. Melakukan algoritma secara lengkap dan benar, dan melakukan perhitungan
dengan benar.
Menunjukkan kemampuan koneksi
a. Menunjukkan konsep dan keterkaitan antarkonsep matematika hampir
lengkap
b. Melakukan algoritma secara lengkap dan benar namun mengandung sedikit
kesalahan dalam perhitungan
Menunjukkan kemampuan koneksi
a. Menunjukkan konsep dan keterkaitan antarkonsep matematika kurang lengkap
b. Menunjukkan algoritme secara lengkap dan benar dan mengandung
perhitungan yang salah.
[121]
Skor
4
3
2
Fadhilaturrahmi, Pengaruh Pendekatan Open-Ended dan Pendekatan Scientific…
Menunjukkan kemampuan koneksi
a. Menujukkan konsep dan keterkaitan antarkonsep matematika sangat terbatas.
b. Jawaban sebagian besar mengandung perhitungan yang salah.
Tidak ada jawaban
Diadaptasi dari Lestari (2009, p. 46).
Data
hasil
tes
kemampuan
koneksi
perbedaan
matematis siswa di analisis berdasarkan
pengolahan
data
kuantitatif
rata-rata
1
0
pretes
kedua
kelompok penelitian.
yang
bertujuan untuk mengetahui besarnya
Untuk data postes, dilakukan prosedur
peningkatan
koneksi
pengujian statistik dengan cara yang
Menghitung
sama. Hasil dari uji normalitas diperoleh
statistik deskriptif skor skor pretes, postes
sig. kelompok open-ended adalah 0,200
dan
dan sig. kelompok saintifik adalah 0,002.
matematis
kemampuan
siswa
meliputi
(peningkatan),
gain
peningkatan
menghitung
ternormalisasi
atau
Dengan
demikian,
dapat
normalized gain (N-gain), Uji Normalitas ,
bahwa
Uji Homogenitas Varians, Uji Perbedaan
berdistribusi normal, dan kelompok saintifik
Dua Rata- Rata.
tidak berdistribusi normal. Karena salah
satu
kelompok
disimpulkan
tidak
pengujian
HASIL
Pengolahan
data
open-ended
berdistribusi
normal,
maka
selanjutnya
menggunakan
peningkatan
kaidah statistik nonparametrik yaitu Mann-
kemampuan koneksi matematis siswa ini
Whitney (uji-U). Berdasarkan output hasil
dimulai dengan pengolahan data pretes
pengolahan data postes, terlihat bahwa
dan postes pada kemampuan koneksi.
signifikansinya adalah 0,01 lebih kecil dari
Dari data pretes yang diuji normalitasnya
0,05 artinya terdapat perbedaan rata-rata
diperoleh nilai sig. kelompok Open-Ended
postes yang signifikan antara kelompok
dan
yang
kelompok
Saintitik
masing-masing
mendapat
pembelajaran
0,200 lebih besar dari � = 0,05. Artinya
pendekatan open-ended dan kelompok
kedua kelompok berdistribusi normal. Dari
yang
uji Levene, diperoleh sig. 0,352 lebih besar
pendekatan saintifik.
dari
0,05
sehingga
dapat
mendapat
pembelajaran
dikatakan
kedua kelompok penelitian homogen.
Selanjutnya,
Dengan
normalitas N-gain kemampuan koneksi
demikian
dilanjutkan
dengan
berdasarkan
matematis
pretes.
uji
Smirnov (karena data bersifat tersebar
hasil
atau tidak terkelompok dalam distribusi
signifikansinya
frekuensi), diperoleh nilai probabilitas (sig.)
adalah 0,270, lebih dari 0,05 sehingga
masing-masing adalah 0,087 dan 0,147
dapat
lebih besar dari 0,05. Dengan demikian,
perbedaan
outputnya
parametrik
pretes.
Berdasarkan
diperoleh
disimpulkan
untuk
tidak
terdapat
[122]
uji
uji
statistik parametrik untuk uji perbedaan
Statistik
dengan
hasil
Kolmogorov-
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2017
dapat
disimpulkan
kelompok
bahwa
kedua
berdistribusi
diterima,
artinya
kemampuan
koneksi
normal.
matematis kelompok tinggi yang belajar
Berdasarkan uji N-gain didapatkan nilai
dengan pembelajaran saintifik tidak lebih
peluangnya sebesar 0,912 > 0,05 sehingga
baik dari kemampuan koneksi matematis
dapat
kelompok tinggi yang belajar dengan
dikatakan
variansi
untuk
kemampuan koneksi matematis kedua
pembelajaran open-ended.
kelompok adalah homogen. Berdasarkan
uji N-gain signifikansinya adalah 0,003
PEMBAHASAN
lebih kecil daripada 0,05 sehingga H0
Bersumber
ditolak
perbedaan
terutama membandingkan skor pretes
koneksi
dan postesnya secara keseluruan siswa, di
yang
mana terlihat bahwa pada saat pretes
pendekatan
kemampuan siswa berada pada kategori
artinya
peningkatan
matematis
terdapat
kemampuan
antara
mendapat
kelompok
pembelajaran
open-ended
dengan
kelompok
mendapat
pembelajaran
dari
data-data
penelitian
yang
rendah, setelah diberi tindakan dengan
dengan
pembelajaran open-ended, lalu dilakukan
pendekatan saintifik.
postes
kemampuan
siswa
meningkat
menjadi kategori sedang. Begitupun pada
Berdasarkan
nilai
pembelajaran saintifik, rata-rata pretes
signifikan untuk uji satu arah adalah 0,400
menunjukkan kemampuan siswa berada
> 0,05 = � sehingga Ho diterima, artinya
pada kategori sedang, setelah diberikan
tinggi
pembelajaran saintifik, maka rata-rata
yang
pembelajaran
postes siswa menunjukkan kemampuan
kemampuan
uji
koneksi
belajar
saintifik
perbandingan
kelompok
dengan
sama
kemampuan
koneksi
pada
kategori
sedang
yang
hampir
kelompok tinggi dengan pembelajaran
mendekati kategori tinggi. Hal ini menjadi
open-ended. Dari output uji kebebasan,
gambaran bahwa pembelajaran open-
tampak bahwa nilai t-hitung = 2,963.
ended dan saintifik berpengaruh karena
Sedangkan untuk t-kritis = 1,721 pada � =
dapat meningkatkan kemampuan koneksi
1,721,
terutama
0,05. Oleh karena t-hitung > t-kritis, 2,963 >
siswa.
kemampuan koneksi kelompok sedang
pertanyaan yang ada di lembar aktivitas
yang
siswa
sehingga
belajar
saintifik
lebih
Ho
ditolak,
dengan
baik
dari
artinya
pembelajaran
Pada
(LAS)
kedua
saat
siswa
beberapa
pembelajaran
menjawab
pertanyaan
diarahkan untuk meminta siswa membuat
kemampuan
koneksi kelompok sedang yang belajar
hubungan/koneksi
dengan pembelajaran open-ended. Dari
dan dengan kehidupan nyata. Hal ini
output uji kebebasan tampak bahwa nilai
dilakukan agar siswa lebih paham dan
t-hitung = 1,416. Sedangkan untuk t-kritis =
lebih mendalam dalam memaknai konsep
1,943 pada � = 0,05. Oleh karena t-hitung
yang akan dipelajari karena dengan
<
t-kritis,
1,416
<
1,943
sehingga
Ho
antara
matematika
meminta siswa melakukan pengkoneksian
[123]
Fadhilaturrahmi, Pengaruh Pendekatan Open-Ended dan Pendekatan Scientific…
baik yang dilakukan dalam pembelajaran
bisa
hubungan, atau menerapkan informasi itu
melatih “working memory” siswa yang di
untuk mengatasi masalah-masalah baru.
dalam psikologi merupakan “meja kerja”
Bila mengelaborasi informasi baru dengan
untuk pemprosesan infomasi, di mana
mengembangkan penjelasan-penjelasan
akan memindahkan informasi ke ingatan
yang salah jalan, maka miskonsepsi itu
sensorik (ingatan jangka panjang) siswa.
juga
open-ended
dan
saintifik
akan
menggambarkan atau memperagakan
akan
diingat,
terlebih
lagi
jika
informasi yang dielaborasi tersebut bersifat
Seperti yang telah dipaparkan pada bab
kontekstual
sebelumnya, Woolkfolk (Soetjipto, 2009)
dikemukakan
mengemukakan pendapatnya tentang
Kurniadi (2016).
koneksi
atau
elaborative
sebagaimana
oleh
Ayu,
yang
Maulana,
&
rehearshal,
seperti yang dikemukakannya bahwa.
Selain dari pandangan psikologi di atas,
Materi yang dielaborasi ketika dipelajari
teori
untuk pertama kalinya akan lebih mudah
mengemukakan tentang proses kognitif
diingat, karena membuat informasi tetap
yang dialami siswa dalam pembelajaran,
diaktifkan
seperti
di
dalam
working
memory
Piaget
(Ruseffendi,
yang
2006)
dikemukakannya
bahwa
dalam waktu yang cukup lama untuk
perkembangan
memungkinkan adanya peluang bahwa
adalah melalui suatu proses asimilasi. Di
informasi baru itu dihubungkan dengan
dalam pikiran seseorang, sudah terdapat
pengetahuan yang sudah ada dalam
struktur kognitif atau kerangka kognitif
ingatan
itu,
yang disebut dengan skema. Setiap orang
semakin banyak satu keping informasi
akan selalu berusaha untuk mencari suatu
dihubungkan dengan keping informasi
kesetimbangan,
atau pengetahuan lainnya, akan semakin
equilibrium antara apa yang baru dialami
banyak rute yang harus diikuti untuk
dan
sampai
orisinalnya.
kognitifnya. Jika pengalaman barunya
Semakin banyak siswa mengelaborasi ide-
cocok atau sesuai dengan apa yang
ide baru, semakin banyak pula yang akan
tersimpan
“mereka jadikan sebagai miliknya sendiri”
maka
dan semakin dalam pula pemahaman
dengan
mereka, dan semakin baik pula ingatan
(equilibrium) tidak terganggu. Jika apa
mereka untuk pengetahuan itu. Cara
yang
membantu siswa untuk mengelaborasi
kognitifnya tidak sesuai atau tidak cocok
yaitu
dengan
jangka
panjang.
kepada
apabila
informasi
kita
Selain
meminta
mereka
apa
kognitif
juga
kesesuaian,
yang
pada
proses
seorang
ada
asimilasi
mudah,
tersimpan
dan
di
atau
pada
kerangka
siswa
struktur
kognitifnya,
dapat
terjadi
kesetimbangan
dalam
pengalaman
kerangka
barunya,
menerjemahkan informasi dengan kata-
ketidakseimbangan akan terjadi dan si
katanya sendiri, membuat contoh-contoh,
anak
menjelaskan
menyeimbangkannya lagi. Untuk hal ini
kepada
teman,
[124]
akan
berusaha
untuk
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2017
diperlukan proses akomodasi. Dengan
kelompok
demikian, asimilasi adalah suatu proses di
kemampuan
mana informasi atau pengalaman baru
berkemampuan tinggi dan rendah. Dilihat
menyatukan diri ke dalam kognitif yang
dari proses pembelajarannnya, baik open-
sudah
ended
ada,
di
mana
ia
tetap
pembelajaran
koneksi
maupun
terhadap
pada
saintifik
sama-sama
mempertahankan konsep awalnya dan
memberikan
hanya
merinci,
menyeimbangkan proses kognitifnya saat
suatu
langkah diskusi berlangsung. Bagi siswa
proses perubahan atau pengembangan
yang memiliki konsep yang sudah benar
kerangka kognitif yang sudah ada agar
akan melakukan proses asimilasi dalam
sesuai dengan pengalaman yang baru di
proses kognitifnya, sedangkan bagi siswa
alaminya artinya proses pembentukan
yang yang memiliki konsep yang salah
skema karena konsep awal sudah tidak
dalam kognitifnya bisa melakukan proses
cocok lagi.
akomodasi
menambah
sedangkan
atau
akomodasi
adalah
ruang
siswa
bagi
siswa
agar
untuk
memperoleh
keseimbangan kognitif. Jika dibandingkan
Jika dilihat dari hasil uji statistik yang telah
kualitas peningkatannya, dari hasil uji
dilakukan,
statistik
diperoleh
kemampuan
yang
simpulan
koneksi
belajar
bahwa
kelompok
belajar
tinggi
dengan
kemampuan
sama
dipaparkan
kualitasnya
dalam
peningkatan
kemampuan koneksi siswa.
koneksi
kelompok tinggi yang belajar dengan
Untuk
pembelajaran
terlihat
open-ended.
telah
disimpulkan bahwa kedua pembelajaran
pembelajaran saintifik tidak lebih baik
dibandingkan
yang
Hal
yang
siswa
dari
berkemampuan
sedang
bahwa
N-gain-nya
untuk
sama juga ditemukan pada kemampuan
pembelajaran open-ended dan saintifik
koneksi
sama-sama
kelompok
rendah,
di
mana
berada
sedang.
yang
diperoleh temuan bahwa kemampuan
dengan
pembelajaran
dilakukan
kategori
kemampuan koneksi kelompok rendah
belajar
Setelah
pada
statistik
saintifik juga tidak lebih baik daripada
koneksi
kemampuan koneksi kelompok rendah
pada pembelajaran saintifik lebih baik
yang
daripada kemampuan koneksi kelompok
belajar
dengan
sedang
sedang pada pembelajaran open-ended.
kedua pembelajaran baik pembelajaran
Hal ini dapat terjadi, berdasarkan analisis
open-ended maupun saintifik, memiliki
peneliti selain dari proses kognitif yang
pengaruh
dialami oleh setiap siswa pada berbagai
yang
pengaruh
kelompok
dari
open-ended.
Artinya,
pembelajaran
matematis
uji
sama
untuk
siswa
berkemampuan tinggi dan rendah.
kategori
kemampuan
berkemampuan
Temuan
di
atas
menjadi
gambaran
didasarkan
bahwa adanya pengaruh dari kedua
termasuk
sedang,
pada
hal
langkah
ini
siswa
juga
proses
pembelajaran saintifik yang memberikan
[125]
Fadhilaturrahmi, Pengaruh Pendekatan Open-Ended dan Pendekatan Scientific…
ruang lebih banyak untuk siswa untuk
Majid, A. (2014). Strategi Pembelajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
menyeimbangkan proses kognitifnya, baik
melalui bertanya pada teman ataupun
Cai, J.L. & Jakabscki, M. (1996). The Role of
Open-Ended Task and Holistic Scoring
Rubrics :
Assesing
Student”s
Mathematical
Reasoning
and
Communication
in
Mathematics
(Dalam P.C). Reston, VA: The National
Council of Teachers of Mathematics.
pada guru agar proses asimilasi dan
akomodasi yang difasilitasi oleh langkah
pembelajaran saintifik.
SIMPULAN
Cohen, G. A. (2008). Rescuing Justice and
Equality. Cambridge, MA: Harvard
University Press.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dikemukakan
sebelumnya,
diperoleh
simpulan sebagai berikut ini. Pertama,
perbedaan
terdapat
Fraenkel, J. C. & Wallen, N. E. (1993), How
to design and evaluate research in
education. 2nd edition. New York:
McGraw-Hill Inc.
peningkatan
kemampuan koneksi antara siswa yang
belajar dengan pendekatan open-ended
dengan
siswa
yang
belajar
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
(2006).
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan.
Jakarta:
Departemen
Pendidikan Nasional.
dengan
pendekatan saintifik. Kedua, kemampuan
koneksi
matematis
kelompok
tinggi
Lestari,
P.
(2009).
Peningkatan
Kemampuan Pemahaman dan Koneksi
Matematis
Siswa
SMK
Melalui
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual.
Tesis SPS UPI. Tidak diterbitkan.
dengan pendekatan saintifik tidak lebih
baik dari kemampuan koneksi matematis
kelompok
tinggi
dengan
pendekatan
open-ended. Ketiga, kemampuan koneksi
matematis
pendekatan
kelompok
saintifik
sedang
lebih
Maulana, M. (2015). INTERAKSI PBLMURDER, MINAT PENJURUSAN, DAN
KEMAMPUAN
DASAR
MATEMATIS
TERHADAP PENCAPAIAN KEMAMPUAN
BERPIKIR DAN DISPOSISI KRITIS. Mimbar
Sekolah Dasar, 2(1), 1-20.
dengan
baik
dari
kemampuan koneksi matematis kelompok
sedang
dengan
pendekatan
open-
ended. Kemampuan koneksi matematis
National
Council
of
Teachers
of
Mathematics. (2000). Principles and
Standars for School Mathematics.
Reston VA: The National Council of
Teachers of Matematics Inc.
kelompok rendah dengan pendekatan
saintifik tidak lebih baik dari kemampuan
koneksi
katematis
kelompok
rendah
dengan pendekatan open-ended.
Ontario
Ministry
Education.
(2005).
Capacity
Building
Series,
Coommunication in the mathematics
Classroom Special Edition #13. Ontario:
Reach Every Student.
REFERENSI
Ayu, A. R., Maulana, M., & Kurniadi, Y.
(2016).
PENGARUH
PENDEKATAN
KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN
KONEKSI DAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR
PADA MATERI KELILING DAN LUAS
PERSEGIPANJANG DAN SEGITIGA. Pena
Ilmiah, 1(1), 221-230.
Ruseffendi, E.T. (2006). Pengantar Kepada
Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya Dalam Pengajaran
Matematika untuk meningkatkan CBSA.
Bandung: Tarsito.
[126]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2017
Soetjipto,
P.
(2009).
Educational
Psychology :Active Learning Edition.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tim MKPBM. (2001). Strategi Pembelajaran
Matematika Kontemporer. Universitas
Pendidikan Indonesia.
Yuniawatika.
(2011).
Penerapan
Pembelajaran Matematika Dengan
Strategi REACT Untuk Meningkatkan
Kemampuan Koneksi dan Representasi
Matematika Siswa Sekolah Dasar.
Universitas Pendidikan Indonesia.Tesis
tidak dipublikasikan.
[127]
e-ISSN 2502-4795
http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar
Article Received: 21/06/2017; Accepted: 06/08/2017
Mimbar Sekolah Dasar, Vol 4(2) 2017, 117-127
DOI: 10.23819/mimbar-sd.v4i2.7385
PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED DAN PENDEKATAN
SCIENTIFIC TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA
SEKOLAH DASAR
Fadhilaturrahmi
Program Studi PGSD FIP Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Jalan Tuanku Tambusai No. 23 Bangkinang Kampar
Email: arkhan88fadhila@gmail.com
ABSTRACT
ABSTRAK
This study aims to see the influence of openended and scientific approach to improving
mathematical connection ability of elementary
school students. This study is a quasi
experimental research, and used is pretestposttest two treatments design, or named the
nonequivalent control group design. The
population as well as the sample in this research
is all the students of grade v of elementary
school in SDN 016 Bangkinang Kota. The
instrument used in data collection is a
mathematical
connection
test
of
the
description form. The result of the research
shows that the learning of mathematics both
open-ended and scientific approach have the
same
effect
in
improving
mathematic
connection ability of elementary school
students. If reviewed under the category of
student ability, high group
connection
capabilities with a scientific approach are as
good as high-group connection capabilities in
an open-ended approach. The ability of a
moderate group connection with a scientific
approach is better than group connection
capability is in an open-ended approach. Also
in low-group connection capabilities with a
scientific approach as well as a low-group
connection capability in an open-ended
approach.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh
pendekatan open-ended dan saintifik terhadap
peningkatan kemampuan koneksi matematis
siswa sekolah dasar. Penelitian ini merupakan
penelitian kuasi eksperimen, dengan desain yang
digunakan adalah pretest-posttest two treatments
design, atau the nonequivalent control group
design. Populasi sekaligus sebagai sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Sekolah
dasar di SDN 016 Bangkinang Kota. Instrumen
yang digunakan dalam pengumpulan data
adalah tes koneksi matematis bentuk uraian. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran
matematika baik pendekatan open-ended
maupun saintifik sama-sama memiliki pengaruh
dalam
peningkatan
kemampuan
koneksi
matematis siswa sekolah dasar. Jika ditinjau
berdasarkan
kategori
kemampuan
siswa,
kemampuan koneksi kelompok tinggi dengan
pendekatan saintifik sama baiknya dengan
kemampuan koneksi kelompok tinggi pada
pendekatan open-ended. Kemampuan koneksi
kelompok sedang dengan pendekatan saintifik
lebih baik daripada kemampuan koneksi
kelompok sedang pada pendekatan openended. Kemampuan koneksi kelompok rendah
dengan pendekatan saintifik sama baiknya
dengan kemampuan koneksi kelompok rendah
pada pendekatan open-ended.
Keywords: open-ended, scientific,
mathematical connection ability, elementary
students.
Kata Kunci: open-ended, saintifik, kemampuan
koneksi matematis, siswa SD.
How to Cite: Fadhilaturrahmi, F. (2017). PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED DAN PENDEKATAN SCIENTIFIC
TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR. Mimbar Sekolah Dasar, 4(2), 117–127.
http://doi.org/10.23819/mimbar-sd.v4i2.7385.
PENDAHULUAN ~ Matematika merupakan
tentunya memiliki peran yang sangat
ilmu
mendasari
penting dalam berbagai disiplin ilmu dan
perkembangan teknologi modern, dan
dalam memajukan daya pikir manusia.
universal
yang
[117]
Fadhilaturrahmi, Pengaruh Pendekatan Open-Ended dan Pendekatan Scientific…
Sebagaimana yang disebutkan dalam
sebagai bekal hidup siswa masa sekarang
(Ontario
dan masa yang akan datang.
Ministry
Kemudian
Education,
sebagaimana
2005).
dikemukakan
juga oleh Maulana (2015), bahwa dengan
Di
belajar matematika, peserta didik akan
Pendidikan
(2006)
dilengkapi dengan ragam pengetahuan,
pembelajaran
matematika
keterampilan, dan disposisi berpikir, yang
siswa
dengan
berikut.
itu
memenuhi
mereka
tuntutan
dibekali
dalam
untuk
kehidupan
dalam
Kurikulum
memiliki
Satuan
tujuan
dari
hendaknya
kemampuan
sebagai
memahami
Pertama,
matematika,
Tingkat
menjelaskan
konsep
keterkaitan
bermasyarakat dan bernegara, dapat
antarkonsep dan mengaplikasikan konsep
bersaing secara adil dan mampu bekerja
atau algoritma, secara luwes, akurat,
sama dengan bangsa lain serta dalam
efisien, dan tepat, dalam pemecahan
memecahkan
masalah.
segala
permasalahan
menggunakan
Kedua,
kehidupannya secara berpikir kritis dan
penalaran
pada
pola
dan
sifat,
kreatif.
melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti,
atau
The National Council of Teachers of
(Yuniawatika,
Mathematics
menetapkan
bahwa
2011)
terdapat
menjelaskan
pernyataan
lima
gagasan
matematika.
memecahkan
masalah
dan
Ketiga,
yang
meliputi
kemampuan yang perlu dimiliki siswa
kemampuan
memahami
melalui pembelajaran matematika yang
merancang
model
tercakup dalam standar proses yaitu (1)
menyelesaikan model dan menafsirkan
pemecahan
masalah
solusi
(mathematical
problem
matematis
solving),
(2)
yang
masalah,
matematika,
diperoleh.
mengomunikasikan
Keempat,
gagasan
dengan
penalaran dan pembuktian matematis
simbol, tabel, diagram, atau media lain
(mathematical reasoning and proof), (3)
untuk
komunikasi
masalah.
matematis
(mathematical
memperjelas
Kelima,
keadaan
atau
memiliki
sikap
communication), (4) koneksi matematis
menghargai
(mathematical
dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin
representasi
dan
connection)
matematis
(5)
(mathematical
tahu,
kegunaan
perhatian,
dan
matematika
minat
dalam
representation). Dari lima kemampuan di
mempelajari matematika, serta sikap ulet
atas,
dan percaya diri dalam pemecahan
pengembangan
kemampuan
koneksi menjadi salah satu fokus perhatian
masalah.
dalam penelitian ini. Kemampuan koneksi
matematis diperlukan sejak dini melalui
Dari tujuan di atas terutama pada poin
pembelajaran di kelas agar siswa bisa
pertama dan keempat, dapat dilihat
memecahkan
dan
bahwa kurikulum KTSP yang masih dipakai
matematika
saat ini menyatakan bahwa kemampuan
mengaplikasikan
masalah
konsep
[118]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2017
koneksi
termasuk
kemampuan
sangat
diharapkan
ada
setelah
pembelajaran
National
Council
pada
yang
atas,
siswa
mengembangkan
matematika.
tentang
matematis
pentingnya
kemampuan
dan
koneksi
melihat
of
kesenjangan
di
Mathematics/NCTM (2000) menyatakan,
kemampuan
ini
“When
connect
dengan baik, maka tujuan pembelajaran
mathematical ideas, their understanding is
matematika secara tidak langsung juga
deeper and more lasting”. Apabila para
tidak
siswa dapat menghubungkan gagasan-
membawa
gagasan matematis, maka pemahaman
pengaplikasian kemampuan matematika
mereka akan lebih mendalam dan lebih
tersebut menjadi terhambat pada siswa
bertahan lama. Pemahaman siswa akan
ketika
lebih
dapat
permasalahan
telah
menggunakan
of
student
mendalam
mengaitkan
Teachers
can
jika
siswa
antarkonsep
yang
akan
lapangan,
pada
tidak
jika
dikembangkan
tercapai.
dampak
maka
Hal
ini,
negatif
menyelesaikan
akan
terhadap
permasalahan-
matematika
kemampuan
yang
tersebut
diketahui siswa dengan konsep baru yang
dalam pemecahannya. Alternatif yang
akan dipelajari oleh siswa. Seseorang
bisa mengatasi masalah di atas adalah
akan lebih mudah mempelajari sesuatu
dengan menerapkan pendekatan open-
bila belajar didasari kepada apa yang
ended dan pendekatan scientific dalam
telah diketahui orang tersebut. Bruner
proses pembelajarannya.
(Ruseffendi, 2006) juga mengungkapkan
bahwa agar siswa lebih berhasil dalam
Pembelajaran dengan pendekatan open-
belajar matematika, siswa harus lebih
ended
merupakan
salah
banyak diberi kesempatan untuk melihat
inovasi
pendidikan
matematika
kaitan-kaitan, baik kaitan antara dalil dan
pertama kali dilakukan oleh para ahli
dalil, topik dan topik maupun antara
pendidikan matematika. Jenis Masalah
cabang matematika.
yang digunakan dalam pembelajaran
melalui
Hasil
observasi
di
lapangan
terkait
pendekatan
satu
upaya
yang
openended
ini
adalah masalah yang bukan rutin yang
kemampuan koneksi ini sebenarnya sudah
bersifat terbuka. Menurut
ada
belum
(2001), tujuan belajaran open-ended yaitu
berkembang dengan baik. Hal ini terlihat
membawa siswa lebih mengembangkan
saat siswa belum bisa membuat koneksi
kegiatan
antara satu konsep matematika yang ia
matematisnya secara simultan. Secara
pelajari
konsep
intinya pembelajaran yang membangun
pelajari
kegiatan
pada
hari
matematika
siswa,
itu
yang
namun
dengan
telah
ia
kreatif
interaktif
dan
antara
Tim
pola
MKPBM
pikir
matematika
sebelumnya termasuk membuat koneksi
dan siswa sehingga mengudang siswa
dengan
untuk menjawab permasalahan melalui
kehidupan
sehari-hari/dunia
nyata. Berdasarkan pada penjabaran di
berbagai srategi.
[119]
Fadhilaturrahmi, Pengaruh Pendekatan Open-Ended dan Pendekatan Scientific…
Selain dari pembelajaran open-ended ini
kelompok
peneliti juga ingin mengetahui pengaruh
saintifik lebih baik daripada kemampuan
pendekatan
koneksi matematis siswa kelompok rendah
saintifik
terhadap
kemampuan
koneksi
matematis
Pendekatan
saintifik
adala
pembelajaran
yang
sedemikian
agar
rupa
ini.
rendah
pada
pendekatan
yang belajar dengan pendekatan open-
proses
ended?
dirancang
peserta
didik
Penelitian
ini
diharapkan
secara aktif mengkonstruk konsep, hukum
memberikan
atau
saintifik
keilmuan (teoretis) maupun secara praktis.
merupakan pendekatan yang berpusat
Secara teoretis penelitian ini diharapkan
pada siswa. Berkaitan dengan itu, Majid
dapat memberikan kajian teoritis tentang
(2014) menyebutkan bahwa pendekatan
penerapan pendekatan open-ended dan
saintifik
saintifik
prinsip.
Pendekatan
dalam
mengamati,
pembelajaran
menanya,
mengolah,
menyajikan,
meliputi
mencoba,
serta
baik
pengaruhnya
secara
terhadap
kemampuan koneksi matematisa siswa.
menyimpulkan,
Secara
dan mencipta.
praktis
hasil
penelitian
ini
diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi
Secara
manfaat
dapat
khusus,
rumusan
masalah
akademisi
matematika
sebagai
dalam
bidang
bahan
kontribusi
penelitian ini dijabarkan dalam bentuk
dalam mengembangkan pembelajaran
pertanyaan penelitian sebagai berikut: (1)
dengan
Apakah
pendekatan yang relevan.
terdapat
peningkatan
perbedaan
kemampuan
menggunakan
berbagai
koneksi
matematis antara siswa yang belajar
METODE
dengan
Desain eksprimen yang akan digunakan
dengan
pendekatan
siswa
pendekatan
yang
open-ended
belajar
saintifik?
kemampuan
dalam penelitian ini adalah desain dari
Apakah
Cohen (2008) yaitu
two treatments design, atau juga disebut
pendekatan
sebagai the non-equivalent control group
saintifik lebih baik daripada kemampuan
design (Fraenkel & Wallen, 1993; Maulana,
koneksi matematis siswa kelompok tinggi
2015).
yang belajar dengan pendekatan open-
sebagai berikut:
tinggi
matematis
the pretest-postest
siswa
kelompok
koneksi
(2)
dengan
pada
Pola
rancangan
digambarkan
ended? (3) Apakah kemampuan koneksi
matematis siswa kelompok sedang pada
Kelas Eksperimen 1
Kelas Eksperimen 2
pendekatan saintifik lebih baik daripada
kemampuan
koneksi matematis siswa
pendekatan open-ended? (4) Apakah
koneksi
matematis
O1
O1
X1
X1
O2
O2
Keterangan:
O1
: Nilai pretes
O2
: Nilai postes
X1
: Pembelajaran dengan pendekatan
open-ended
kelompok sedang yang belajar dengan
kemampuan
:
:
siswa
[120]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2017
X2
: Pembelajaran dengan pendekatan
saintifik
untuk
Subjek dalam penelitian ini adalah semua
pretes
siswa kelas V SDN 016 Bangkinang Kampar
melaksanakan
yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas VA
pendekatan
dan kelas VB. Kelas VA yang terdiri dari 25
pendekatan
orang siswa dan kelas VB yang terdiri dari
eksperimen
25 orang siswa. Pada Kelas VA, diberikan
seluruh kegiatan pembelajaran selesai
perlakuan
open-
dilakukan postes pada kedua kelompok
ended, sedangkan di kelas VB diberi
tersebut. Postes memberikan gambaran
perlakuan pendekatan saintifik.
pengaruh kedua pembejaran tersebut
berupa
pendekatan
mengetahui
kemampuan
awal
siswa dalam koneksi matematis. Setelah
dilakukan,
dilanjutkan
dengan
pembelajaran
dengan
open-ended
dan
saintifik
yang
di
kelompok
berbeda.
Setelah
terhadap kemampuan koneksi matematis
Prosedur penelitian dikelompokkan dalam
siswa. Tahap analisis data, pada tahap ini
tiga tahap yaitu, tahap persiapan, tahap
dilakukan
pengolahan
pelaksanaan dan tahap analisis data.
penganalisisan
data
Tahap persiapan dimulai observasi ke
penulisan hasil penelitian secara lebih
sekolah yang dijadikan tempat penelitian.
lengkap.
Pada
tahap
penyusunan
ini
juga
instrumen
pengujian
instrumen,
instrumen,
sehingga
dan
pada
dan
penelitian
serta
dilakukan
penelitian,
Tes ini berupa soal pilihan ganda terdiri
perbaikan
dari 20 butir soal. Dari hasil tes awal kedua
tahap
kelas
ini
ini
kemudian
dikelompokkan
diperoleh instrumen penelitian yang siap
berdasarkan kategori kemampuan awal
dan
tinggi,
layak
pakai.
Kedua,
tahap
sedang
dan
yang
Adapun
pelaksanaan penelitian, pada tahap ini
pedoman
dilakukan
penelitian.
adalah sebagai berikut yang diadopsi dari
Kegiatan diawali dengan memberikan
holistic scoring rubrics (Cai & Jakabscki,
pretes pada kedua kelompok eksperimen
1996):
pelaksanaan
penskoran
rendah.
digunakan
Tabel 1. Pedoman Penskoran Kemampuan Koneksi Matematis
Respon siswa terhadap soal
Menunjukkan kemampuan koneksi
a. Penggunaan konsep dan keterkaitan antarkonsep matematika secara lengkap
b. Melakukan algoritma secara lengkap dan benar, dan melakukan perhitungan
dengan benar.
Menunjukkan kemampuan koneksi
a. Menunjukkan konsep dan keterkaitan antarkonsep matematika hampir
lengkap
b. Melakukan algoritma secara lengkap dan benar namun mengandung sedikit
kesalahan dalam perhitungan
Menunjukkan kemampuan koneksi
a. Menunjukkan konsep dan keterkaitan antarkonsep matematika kurang lengkap
b. Menunjukkan algoritme secara lengkap dan benar dan mengandung
perhitungan yang salah.
[121]
Skor
4
3
2
Fadhilaturrahmi, Pengaruh Pendekatan Open-Ended dan Pendekatan Scientific…
Menunjukkan kemampuan koneksi
a. Menujukkan konsep dan keterkaitan antarkonsep matematika sangat terbatas.
b. Jawaban sebagian besar mengandung perhitungan yang salah.
Tidak ada jawaban
Diadaptasi dari Lestari (2009, p. 46).
Data
hasil
tes
kemampuan
koneksi
perbedaan
matematis siswa di analisis berdasarkan
pengolahan
data
kuantitatif
rata-rata
1
0
pretes
kedua
kelompok penelitian.
yang
bertujuan untuk mengetahui besarnya
Untuk data postes, dilakukan prosedur
peningkatan
koneksi
pengujian statistik dengan cara yang
Menghitung
sama. Hasil dari uji normalitas diperoleh
statistik deskriptif skor skor pretes, postes
sig. kelompok open-ended adalah 0,200
dan
dan sig. kelompok saintifik adalah 0,002.
matematis
kemampuan
siswa
meliputi
(peningkatan),
gain
peningkatan
menghitung
ternormalisasi
atau
Dengan
demikian,
dapat
normalized gain (N-gain), Uji Normalitas ,
bahwa
Uji Homogenitas Varians, Uji Perbedaan
berdistribusi normal, dan kelompok saintifik
Dua Rata- Rata.
tidak berdistribusi normal. Karena salah
satu
kelompok
disimpulkan
tidak
pengujian
HASIL
Pengolahan
data
open-ended
berdistribusi
normal,
maka
selanjutnya
menggunakan
peningkatan
kaidah statistik nonparametrik yaitu Mann-
kemampuan koneksi matematis siswa ini
Whitney (uji-U). Berdasarkan output hasil
dimulai dengan pengolahan data pretes
pengolahan data postes, terlihat bahwa
dan postes pada kemampuan koneksi.
signifikansinya adalah 0,01 lebih kecil dari
Dari data pretes yang diuji normalitasnya
0,05 artinya terdapat perbedaan rata-rata
diperoleh nilai sig. kelompok Open-Ended
postes yang signifikan antara kelompok
dan
yang
kelompok
Saintitik
masing-masing
mendapat
pembelajaran
0,200 lebih besar dari � = 0,05. Artinya
pendekatan open-ended dan kelompok
kedua kelompok berdistribusi normal. Dari
yang
uji Levene, diperoleh sig. 0,352 lebih besar
pendekatan saintifik.
dari
0,05
sehingga
dapat
mendapat
pembelajaran
dikatakan
kedua kelompok penelitian homogen.
Selanjutnya,
Dengan
normalitas N-gain kemampuan koneksi
demikian
dilanjutkan
dengan
berdasarkan
matematis
pretes.
uji
Smirnov (karena data bersifat tersebar
hasil
atau tidak terkelompok dalam distribusi
signifikansinya
frekuensi), diperoleh nilai probabilitas (sig.)
adalah 0,270, lebih dari 0,05 sehingga
masing-masing adalah 0,087 dan 0,147
dapat
lebih besar dari 0,05. Dengan demikian,
perbedaan
outputnya
parametrik
pretes.
Berdasarkan
diperoleh
disimpulkan
untuk
tidak
terdapat
[122]
uji
uji
statistik parametrik untuk uji perbedaan
Statistik
dengan
hasil
Kolmogorov-
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2017
dapat
disimpulkan
kelompok
bahwa
kedua
berdistribusi
diterima,
artinya
kemampuan
koneksi
normal.
matematis kelompok tinggi yang belajar
Berdasarkan uji N-gain didapatkan nilai
dengan pembelajaran saintifik tidak lebih
peluangnya sebesar 0,912 > 0,05 sehingga
baik dari kemampuan koneksi matematis
dapat
kelompok tinggi yang belajar dengan
dikatakan
variansi
untuk
kemampuan koneksi matematis kedua
pembelajaran open-ended.
kelompok adalah homogen. Berdasarkan
uji N-gain signifikansinya adalah 0,003
PEMBAHASAN
lebih kecil daripada 0,05 sehingga H0
Bersumber
ditolak
perbedaan
terutama membandingkan skor pretes
koneksi
dan postesnya secara keseluruan siswa, di
yang
mana terlihat bahwa pada saat pretes
pendekatan
kemampuan siswa berada pada kategori
artinya
peningkatan
matematis
terdapat
kemampuan
antara
mendapat
kelompok
pembelajaran
open-ended
dengan
kelompok
mendapat
pembelajaran
dari
data-data
penelitian
yang
rendah, setelah diberi tindakan dengan
dengan
pembelajaran open-ended, lalu dilakukan
pendekatan saintifik.
postes
kemampuan
siswa
meningkat
menjadi kategori sedang. Begitupun pada
Berdasarkan
nilai
pembelajaran saintifik, rata-rata pretes
signifikan untuk uji satu arah adalah 0,400
menunjukkan kemampuan siswa berada
> 0,05 = � sehingga Ho diterima, artinya
pada kategori sedang, setelah diberikan
tinggi
pembelajaran saintifik, maka rata-rata
yang
pembelajaran
postes siswa menunjukkan kemampuan
kemampuan
uji
koneksi
belajar
saintifik
perbandingan
kelompok
dengan
sama
kemampuan
koneksi
pada
kategori
sedang
yang
hampir
kelompok tinggi dengan pembelajaran
mendekati kategori tinggi. Hal ini menjadi
open-ended. Dari output uji kebebasan,
gambaran bahwa pembelajaran open-
tampak bahwa nilai t-hitung = 2,963.
ended dan saintifik berpengaruh karena
Sedangkan untuk t-kritis = 1,721 pada � =
dapat meningkatkan kemampuan koneksi
1,721,
terutama
0,05. Oleh karena t-hitung > t-kritis, 2,963 >
siswa.
kemampuan koneksi kelompok sedang
pertanyaan yang ada di lembar aktivitas
yang
siswa
sehingga
belajar
saintifik
lebih
Ho
ditolak,
dengan
baik
dari
artinya
pembelajaran
Pada
(LAS)
kedua
saat
siswa
beberapa
pembelajaran
menjawab
pertanyaan
diarahkan untuk meminta siswa membuat
kemampuan
koneksi kelompok sedang yang belajar
hubungan/koneksi
dengan pembelajaran open-ended. Dari
dan dengan kehidupan nyata. Hal ini
output uji kebebasan tampak bahwa nilai
dilakukan agar siswa lebih paham dan
t-hitung = 1,416. Sedangkan untuk t-kritis =
lebih mendalam dalam memaknai konsep
1,943 pada � = 0,05. Oleh karena t-hitung
yang akan dipelajari karena dengan
<
t-kritis,
1,416
<
1,943
sehingga
Ho
antara
matematika
meminta siswa melakukan pengkoneksian
[123]
Fadhilaturrahmi, Pengaruh Pendekatan Open-Ended dan Pendekatan Scientific…
baik yang dilakukan dalam pembelajaran
bisa
hubungan, atau menerapkan informasi itu
melatih “working memory” siswa yang di
untuk mengatasi masalah-masalah baru.
dalam psikologi merupakan “meja kerja”
Bila mengelaborasi informasi baru dengan
untuk pemprosesan infomasi, di mana
mengembangkan penjelasan-penjelasan
akan memindahkan informasi ke ingatan
yang salah jalan, maka miskonsepsi itu
sensorik (ingatan jangka panjang) siswa.
juga
open-ended
dan
saintifik
akan
menggambarkan atau memperagakan
akan
diingat,
terlebih
lagi
jika
informasi yang dielaborasi tersebut bersifat
Seperti yang telah dipaparkan pada bab
kontekstual
sebelumnya, Woolkfolk (Soetjipto, 2009)
dikemukakan
mengemukakan pendapatnya tentang
Kurniadi (2016).
koneksi
atau
elaborative
sebagaimana
oleh
Ayu,
yang
Maulana,
&
rehearshal,
seperti yang dikemukakannya bahwa.
Selain dari pandangan psikologi di atas,
Materi yang dielaborasi ketika dipelajari
teori
untuk pertama kalinya akan lebih mudah
mengemukakan tentang proses kognitif
diingat, karena membuat informasi tetap
yang dialami siswa dalam pembelajaran,
diaktifkan
seperti
di
dalam
working
memory
Piaget
(Ruseffendi,
yang
2006)
dikemukakannya
bahwa
dalam waktu yang cukup lama untuk
perkembangan
memungkinkan adanya peluang bahwa
adalah melalui suatu proses asimilasi. Di
informasi baru itu dihubungkan dengan
dalam pikiran seseorang, sudah terdapat
pengetahuan yang sudah ada dalam
struktur kognitif atau kerangka kognitif
ingatan
itu,
yang disebut dengan skema. Setiap orang
semakin banyak satu keping informasi
akan selalu berusaha untuk mencari suatu
dihubungkan dengan keping informasi
kesetimbangan,
atau pengetahuan lainnya, akan semakin
equilibrium antara apa yang baru dialami
banyak rute yang harus diikuti untuk
dan
sampai
orisinalnya.
kognitifnya. Jika pengalaman barunya
Semakin banyak siswa mengelaborasi ide-
cocok atau sesuai dengan apa yang
ide baru, semakin banyak pula yang akan
tersimpan
“mereka jadikan sebagai miliknya sendiri”
maka
dan semakin dalam pula pemahaman
dengan
mereka, dan semakin baik pula ingatan
(equilibrium) tidak terganggu. Jika apa
mereka untuk pengetahuan itu. Cara
yang
membantu siswa untuk mengelaborasi
kognitifnya tidak sesuai atau tidak cocok
yaitu
dengan
jangka
panjang.
kepada
apabila
informasi
kita
Selain
meminta
mereka
apa
kognitif
juga
kesesuaian,
yang
pada
proses
seorang
ada
asimilasi
mudah,
tersimpan
dan
di
atau
pada
kerangka
siswa
struktur
kognitifnya,
dapat
terjadi
kesetimbangan
dalam
pengalaman
kerangka
barunya,
menerjemahkan informasi dengan kata-
ketidakseimbangan akan terjadi dan si
katanya sendiri, membuat contoh-contoh,
anak
menjelaskan
menyeimbangkannya lagi. Untuk hal ini
kepada
teman,
[124]
akan
berusaha
untuk
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2017
diperlukan proses akomodasi. Dengan
kelompok
demikian, asimilasi adalah suatu proses di
kemampuan
mana informasi atau pengalaman baru
berkemampuan tinggi dan rendah. Dilihat
menyatukan diri ke dalam kognitif yang
dari proses pembelajarannnya, baik open-
sudah
ended
ada,
di
mana
ia
tetap
pembelajaran
koneksi
maupun
terhadap
pada
saintifik
sama-sama
mempertahankan konsep awalnya dan
memberikan
hanya
merinci,
menyeimbangkan proses kognitifnya saat
suatu
langkah diskusi berlangsung. Bagi siswa
proses perubahan atau pengembangan
yang memiliki konsep yang sudah benar
kerangka kognitif yang sudah ada agar
akan melakukan proses asimilasi dalam
sesuai dengan pengalaman yang baru di
proses kognitifnya, sedangkan bagi siswa
alaminya artinya proses pembentukan
yang yang memiliki konsep yang salah
skema karena konsep awal sudah tidak
dalam kognitifnya bisa melakukan proses
cocok lagi.
akomodasi
menambah
sedangkan
atau
akomodasi
adalah
ruang
siswa
bagi
siswa
agar
untuk
memperoleh
keseimbangan kognitif. Jika dibandingkan
Jika dilihat dari hasil uji statistik yang telah
kualitas peningkatannya, dari hasil uji
dilakukan,
statistik
diperoleh
kemampuan
yang
simpulan
koneksi
belajar
bahwa
kelompok
belajar
tinggi
dengan
kemampuan
sama
dipaparkan
kualitasnya
dalam
peningkatan
kemampuan koneksi siswa.
koneksi
kelompok tinggi yang belajar dengan
Untuk
pembelajaran
terlihat
open-ended.
telah
disimpulkan bahwa kedua pembelajaran
pembelajaran saintifik tidak lebih baik
dibandingkan
yang
Hal
yang
siswa
dari
berkemampuan
sedang
bahwa
N-gain-nya
untuk
sama juga ditemukan pada kemampuan
pembelajaran open-ended dan saintifik
koneksi
sama-sama
kelompok
rendah,
di
mana
berada
sedang.
yang
diperoleh temuan bahwa kemampuan
dengan
pembelajaran
dilakukan
kategori
kemampuan koneksi kelompok rendah
belajar
Setelah
pada
statistik
saintifik juga tidak lebih baik daripada
koneksi
kemampuan koneksi kelompok rendah
pada pembelajaran saintifik lebih baik
yang
daripada kemampuan koneksi kelompok
belajar
dengan
sedang
sedang pada pembelajaran open-ended.
kedua pembelajaran baik pembelajaran
Hal ini dapat terjadi, berdasarkan analisis
open-ended maupun saintifik, memiliki
peneliti selain dari proses kognitif yang
pengaruh
dialami oleh setiap siswa pada berbagai
yang
pengaruh
kelompok
dari
open-ended.
Artinya,
pembelajaran
matematis
uji
sama
untuk
siswa
berkemampuan tinggi dan rendah.
kategori
kemampuan
berkemampuan
Temuan
di
atas
menjadi
gambaran
didasarkan
bahwa adanya pengaruh dari kedua
termasuk
sedang,
pada
hal
langkah
ini
siswa
juga
proses
pembelajaran saintifik yang memberikan
[125]
Fadhilaturrahmi, Pengaruh Pendekatan Open-Ended dan Pendekatan Scientific…
ruang lebih banyak untuk siswa untuk
Majid, A. (2014). Strategi Pembelajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
menyeimbangkan proses kognitifnya, baik
melalui bertanya pada teman ataupun
Cai, J.L. & Jakabscki, M. (1996). The Role of
Open-Ended Task and Holistic Scoring
Rubrics :
Assesing
Student”s
Mathematical
Reasoning
and
Communication
in
Mathematics
(Dalam P.C). Reston, VA: The National
Council of Teachers of Mathematics.
pada guru agar proses asimilasi dan
akomodasi yang difasilitasi oleh langkah
pembelajaran saintifik.
SIMPULAN
Cohen, G. A. (2008). Rescuing Justice and
Equality. Cambridge, MA: Harvard
University Press.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dikemukakan
sebelumnya,
diperoleh
simpulan sebagai berikut ini. Pertama,
perbedaan
terdapat
Fraenkel, J. C. & Wallen, N. E. (1993), How
to design and evaluate research in
education. 2nd edition. New York:
McGraw-Hill Inc.
peningkatan
kemampuan koneksi antara siswa yang
belajar dengan pendekatan open-ended
dengan
siswa
yang
belajar
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
(2006).
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan.
Jakarta:
Departemen
Pendidikan Nasional.
dengan
pendekatan saintifik. Kedua, kemampuan
koneksi
matematis
kelompok
tinggi
Lestari,
P.
(2009).
Peningkatan
Kemampuan Pemahaman dan Koneksi
Matematis
Siswa
SMK
Melalui
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual.
Tesis SPS UPI. Tidak diterbitkan.
dengan pendekatan saintifik tidak lebih
baik dari kemampuan koneksi matematis
kelompok
tinggi
dengan
pendekatan
open-ended. Ketiga, kemampuan koneksi
matematis
pendekatan
kelompok
saintifik
sedang
lebih
Maulana, M. (2015). INTERAKSI PBLMURDER, MINAT PENJURUSAN, DAN
KEMAMPUAN
DASAR
MATEMATIS
TERHADAP PENCAPAIAN KEMAMPUAN
BERPIKIR DAN DISPOSISI KRITIS. Mimbar
Sekolah Dasar, 2(1), 1-20.
dengan
baik
dari
kemampuan koneksi matematis kelompok
sedang
dengan
pendekatan
open-
ended. Kemampuan koneksi matematis
National
Council
of
Teachers
of
Mathematics. (2000). Principles and
Standars for School Mathematics.
Reston VA: The National Council of
Teachers of Matematics Inc.
kelompok rendah dengan pendekatan
saintifik tidak lebih baik dari kemampuan
koneksi
katematis
kelompok
rendah
dengan pendekatan open-ended.
Ontario
Ministry
Education.
(2005).
Capacity
Building
Series,
Coommunication in the mathematics
Classroom Special Edition #13. Ontario:
Reach Every Student.
REFERENSI
Ayu, A. R., Maulana, M., & Kurniadi, Y.
(2016).
PENGARUH
PENDEKATAN
KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN
KONEKSI DAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR
PADA MATERI KELILING DAN LUAS
PERSEGIPANJANG DAN SEGITIGA. Pena
Ilmiah, 1(1), 221-230.
Ruseffendi, E.T. (2006). Pengantar Kepada
Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya Dalam Pengajaran
Matematika untuk meningkatkan CBSA.
Bandung: Tarsito.
[126]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2017
Soetjipto,
P.
(2009).
Educational
Psychology :Active Learning Edition.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tim MKPBM. (2001). Strategi Pembelajaran
Matematika Kontemporer. Universitas
Pendidikan Indonesia.
Yuniawatika.
(2011).
Penerapan
Pembelajaran Matematika Dengan
Strategi REACT Untuk Meningkatkan
Kemampuan Koneksi dan Representasi
Matematika Siswa Sekolah Dasar.
Universitas Pendidikan Indonesia.Tesis
tidak dipublikasikan.
[127]