PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED DAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SEKOLAH DASAR | Fadhilaturrahmi | Mimbar Sekolah Dasar 7385 16844 2 PB

p-ISSN 2355-5343
e-ISSN 2502-4795
http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar

Article Received: 21/06/2017; Accepted: 06/08/2017
Mimbar Sekolah Dasar, Vol 4(2) 2017, 117-127
DOI: 10.23819/mimbar-sd.v4i2.7385

PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED DAN PENDEKATAN
SCIENTIFIC TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA
SEKOLAH DASAR
Fadhilaturrahmi
Program Studi PGSD FIP Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Jalan Tuanku Tambusai No. 23 Bangkinang Kampar
Email: arkhan88fadhila@gmail.com
ABSTRACT

ABSTRAK

This study aims to see the influence of openended and scientific approach to improving
mathematical connection ability of elementary

school students. This study is a quasi
experimental research, and used is pretestposttest two treatments design, or named the
nonequivalent control group design. The
population as well as the sample in this research
is all the students of grade v of elementary
school in SDN 016 Bangkinang Kota. The
instrument used in data collection is a
mathematical
connection
test
of
the
description form. The result of the research
shows that the learning of mathematics both
open-ended and scientific approach have the
same
effect
in
improving
mathematic

connection ability of elementary school
students. If reviewed under the category of
student ability, high group
connection
capabilities with a scientific approach are as
good as high-group connection capabilities in
an open-ended approach. The ability of a
moderate group connection with a scientific
approach is better than group connection
capability is in an open-ended approach. Also
in low-group connection capabilities with a
scientific approach as well as a low-group
connection capability in an open-ended
approach.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh
pendekatan open-ended dan saintifik terhadap
peningkatan kemampuan koneksi matematis
siswa sekolah dasar. Penelitian ini merupakan
penelitian kuasi eksperimen, dengan desain yang

digunakan adalah pretest-posttest two treatments
design, atau the nonequivalent control group
design. Populasi sekaligus sebagai sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Sekolah
dasar di SDN 016 Bangkinang Kota. Instrumen
yang digunakan dalam pengumpulan data
adalah tes koneksi matematis bentuk uraian. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran
matematika baik pendekatan open-ended
maupun saintifik sama-sama memiliki pengaruh
dalam
peningkatan
kemampuan
koneksi
matematis siswa sekolah dasar. Jika ditinjau
berdasarkan
kategori
kemampuan
siswa,
kemampuan koneksi kelompok tinggi dengan

pendekatan saintifik sama baiknya dengan
kemampuan koneksi kelompok tinggi pada
pendekatan open-ended. Kemampuan koneksi
kelompok sedang dengan pendekatan saintifik
lebih baik daripada kemampuan koneksi
kelompok sedang pada pendekatan openended. Kemampuan koneksi kelompok rendah
dengan pendekatan saintifik sama baiknya
dengan kemampuan koneksi kelompok rendah
pada pendekatan open-ended.

Keywords: open-ended, scientific,
mathematical connection ability, elementary
students.

Kata Kunci: open-ended, saintifik, kemampuan
koneksi matematis, siswa SD.

How to Cite: Fadhilaturrahmi, F. (2017). PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED DAN PENDEKATAN SCIENTIFIC
TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR. Mimbar Sekolah Dasar, 4(2), 117–127.
http://doi.org/10.23819/mimbar-sd.v4i2.7385.


PENDAHULUAN ~ Matematika merupakan

tentunya memiliki peran yang sangat

ilmu

mendasari

penting dalam berbagai disiplin ilmu dan

perkembangan teknologi modern, dan

dalam memajukan daya pikir manusia.

universal

yang

[117]


Fadhilaturrahmi, Pengaruh Pendekatan Open-Ended dan Pendekatan Scientific…

Sebagaimana yang disebutkan dalam

sebagai bekal hidup siswa masa sekarang

(Ontario

dan masa yang akan datang.

Ministry

Kemudian

Education,

sebagaimana

2005).


dikemukakan

juga oleh Maulana (2015), bahwa dengan

Di

belajar matematika, peserta didik akan

Pendidikan

(2006)

dilengkapi dengan ragam pengetahuan,

pembelajaran

matematika

keterampilan, dan disposisi berpikir, yang


siswa

dengan

berikut.

itu

memenuhi

mereka

tuntutan

dibekali

dalam

untuk


kehidupan

dalam

Kurikulum

memiliki

Satuan

tujuan

dari

hendaknya

kemampuan

sebagai


memahami

Pertama,

matematika,

Tingkat

menjelaskan

konsep

keterkaitan

bermasyarakat dan bernegara, dapat

antarkonsep dan mengaplikasikan konsep

bersaing secara adil dan mampu bekerja


atau algoritma, secara luwes, akurat,

sama dengan bangsa lain serta dalam

efisien, dan tepat, dalam pemecahan

memecahkan

masalah.

segala

permasalahan

menggunakan

Kedua,

kehidupannya secara berpikir kritis dan

penalaran

pada

pola

dan

sifat,

kreatif.

melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti,
atau

The National Council of Teachers of
(Yuniawatika,

Mathematics
menetapkan

bahwa

2011)

terdapat

menjelaskan

pernyataan

lima

gagasan

matematika.

memecahkan

masalah

dan
Ketiga,

yang

meliputi

kemampuan yang perlu dimiliki siswa

kemampuan

memahami

melalui pembelajaran matematika yang

merancang

model

tercakup dalam standar proses yaitu (1)

menyelesaikan model dan menafsirkan

pemecahan

masalah

solusi

(mathematical

problem

matematis
solving),

(2)

yang

masalah,
matematika,

diperoleh.

mengomunikasikan

Keempat,

gagasan

dengan

penalaran dan pembuktian matematis

simbol, tabel, diagram, atau media lain

(mathematical reasoning and proof), (3)

untuk

komunikasi

masalah.

matematis

(mathematical

memperjelas
Kelima,

keadaan

atau

memiliki

sikap

communication), (4) koneksi matematis

menghargai

(mathematical

dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin

representasi

dan

connection)

matematis

(5)

(mathematical

tahu,

kegunaan

perhatian,

dan

matematika

minat

dalam

representation). Dari lima kemampuan di

mempelajari matematika, serta sikap ulet

atas,

dan percaya diri dalam pemecahan

pengembangan

kemampuan

koneksi menjadi salah satu fokus perhatian

masalah.

dalam penelitian ini. Kemampuan koneksi
matematis diperlukan sejak dini melalui

Dari tujuan di atas terutama pada poin

pembelajaran di kelas agar siswa bisa

pertama dan keempat, dapat dilihat

memecahkan

dan

bahwa kurikulum KTSP yang masih dipakai

matematika

saat ini menyatakan bahwa kemampuan

mengaplikasikan

masalah
konsep

[118]

Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2017

koneksi

termasuk

kemampuan

sangat

diharapkan

ada

setelah

pembelajaran

National

Council

pada

yang

atas,

siswa

mengembangkan

matematika.

tentang

matematis

pentingnya

kemampuan

dan

koneksi

melihat

of

kesenjangan

di

Mathematics/NCTM (2000) menyatakan,

kemampuan

ini

“When

connect

dengan baik, maka tujuan pembelajaran

mathematical ideas, their understanding is

matematika secara tidak langsung juga

deeper and more lasting”. Apabila para

tidak

siswa dapat menghubungkan gagasan-

membawa

gagasan matematis, maka pemahaman

pengaplikasian kemampuan matematika

mereka akan lebih mendalam dan lebih

tersebut menjadi terhambat pada siswa

bertahan lama. Pemahaman siswa akan

ketika

lebih

dapat

permasalahan

telah

menggunakan

of

student

mendalam

mengaitkan

Teachers

can

jika

siswa

antarkonsep

yang

akan

lapangan,

pada

tidak

jika

dikembangkan

tercapai.
dampak

maka

Hal

ini,

negatif

menyelesaikan

akan

terhadap

permasalahan-

matematika
kemampuan

yang
tersebut

diketahui siswa dengan konsep baru yang

dalam pemecahannya. Alternatif yang

akan dipelajari oleh siswa. Seseorang

bisa mengatasi masalah di atas adalah

akan lebih mudah mempelajari sesuatu

dengan menerapkan pendekatan open-

bila belajar didasari kepada apa yang

ended dan pendekatan scientific dalam

telah diketahui orang tersebut. Bruner

proses pembelajarannya.

(Ruseffendi, 2006) juga mengungkapkan
bahwa agar siswa lebih berhasil dalam

Pembelajaran dengan pendekatan open-

belajar matematika, siswa harus lebih

ended

merupakan

salah

banyak diberi kesempatan untuk melihat

inovasi

pendidikan

matematika

kaitan-kaitan, baik kaitan antara dalil dan

pertama kali dilakukan oleh para ahli

dalil, topik dan topik maupun antara

pendidikan matematika. Jenis Masalah

cabang matematika.

yang digunakan dalam pembelajaran
melalui

Hasil

observasi

di

lapangan

terkait

pendekatan

satu

upaya
yang

openended

ini

adalah masalah yang bukan rutin yang

kemampuan koneksi ini sebenarnya sudah

bersifat terbuka. Menurut

ada

belum

(2001), tujuan belajaran open-ended yaitu

berkembang dengan baik. Hal ini terlihat

membawa siswa lebih mengembangkan

saat siswa belum bisa membuat koneksi

kegiatan

antara satu konsep matematika yang ia

matematisnya secara simultan. Secara

pelajari

konsep

intinya pembelajaran yang membangun

pelajari

kegiatan

pada

hari

matematika

siswa,

itu
yang

namun

dengan
telah

ia

kreatif

interaktif

dan

antara

Tim

pola

MKPBM

pikir

matematika

sebelumnya termasuk membuat koneksi

dan siswa sehingga mengudang siswa

dengan

untuk menjawab permasalahan melalui

kehidupan

sehari-hari/dunia

nyata. Berdasarkan pada penjabaran di

berbagai srategi.
[119]

Fadhilaturrahmi, Pengaruh Pendekatan Open-Ended dan Pendekatan Scientific…

Selain dari pembelajaran open-ended ini

kelompok

peneliti juga ingin mengetahui pengaruh

saintifik lebih baik daripada kemampuan

pendekatan

koneksi matematis siswa kelompok rendah

saintifik

terhadap

kemampuan

koneksi

matematis

Pendekatan

saintifik

adala

pembelajaran

yang

sedemikian

agar

rupa

ini.

rendah

pada

pendekatan

yang belajar dengan pendekatan open-

proses

ended?

dirancang
peserta

didik

Penelitian

ini

diharapkan

secara aktif mengkonstruk konsep, hukum

memberikan

atau

saintifik

keilmuan (teoretis) maupun secara praktis.

merupakan pendekatan yang berpusat

Secara teoretis penelitian ini diharapkan

pada siswa. Berkaitan dengan itu, Majid

dapat memberikan kajian teoritis tentang

(2014) menyebutkan bahwa pendekatan

penerapan pendekatan open-ended dan

saintifik

saintifik

prinsip.

Pendekatan

dalam

mengamati,

pembelajaran
menanya,

mengolah,

menyajikan,

meliputi

mencoba,

serta

baik

pengaruhnya

secara

terhadap

kemampuan koneksi matematisa siswa.

menyimpulkan,

Secara

dan mencipta.

praktis

hasil

penelitian

ini

diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi

Secara

manfaat

dapat

khusus,

rumusan

masalah

akademisi

matematika

sebagai

dalam

bidang

bahan

kontribusi

penelitian ini dijabarkan dalam bentuk

dalam mengembangkan pembelajaran

pertanyaan penelitian sebagai berikut: (1)

dengan

Apakah

pendekatan yang relevan.

terdapat

peningkatan

perbedaan

kemampuan

menggunakan

berbagai

koneksi

matematis antara siswa yang belajar

METODE

dengan

Desain eksprimen yang akan digunakan

dengan

pendekatan
siswa

pendekatan

yang

open-ended
belajar

saintifik?

kemampuan

dalam penelitian ini adalah desain dari

Apakah

Cohen (2008) yaitu

two treatments design, atau juga disebut

pendekatan

sebagai the non-equivalent control group

saintifik lebih baik daripada kemampuan

design (Fraenkel & Wallen, 1993; Maulana,

koneksi matematis siswa kelompok tinggi

2015).

yang belajar dengan pendekatan open-

sebagai berikut:

tinggi

matematis

the pretest-postest

siswa

kelompok

koneksi

(2)

dengan

pada

Pola

rancangan

digambarkan

ended? (3) Apakah kemampuan koneksi
matematis siswa kelompok sedang pada

Kelas Eksperimen 1
Kelas Eksperimen 2

pendekatan saintifik lebih baik daripada
kemampuan

koneksi matematis siswa

pendekatan open-ended? (4) Apakah
koneksi

matematis

O1
O1

X1
X1

O2
O2

Keterangan:
O1
: Nilai pretes
O2
: Nilai postes
X1
: Pembelajaran dengan pendekatan
open-ended

kelompok sedang yang belajar dengan

kemampuan

:
:

siswa
[120]

Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2017

X2
: Pembelajaran dengan pendekatan
saintifik

untuk

Subjek dalam penelitian ini adalah semua

pretes

siswa kelas V SDN 016 Bangkinang Kampar

melaksanakan

yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas VA

pendekatan

dan kelas VB. Kelas VA yang terdiri dari 25

pendekatan

orang siswa dan kelas VB yang terdiri dari

eksperimen

25 orang siswa. Pada Kelas VA, diberikan

seluruh kegiatan pembelajaran selesai

perlakuan

open-

dilakukan postes pada kedua kelompok

ended, sedangkan di kelas VB diberi

tersebut. Postes memberikan gambaran

perlakuan pendekatan saintifik.

pengaruh kedua pembejaran tersebut

berupa

pendekatan

mengetahui

kemampuan

awal

siswa dalam koneksi matematis. Setelah
dilakukan,

dilanjutkan

dengan

pembelajaran

dengan

open-ended

dan

saintifik
yang

di

kelompok

berbeda.

Setelah

terhadap kemampuan koneksi matematis
Prosedur penelitian dikelompokkan dalam

siswa. Tahap analisis data, pada tahap ini

tiga tahap yaitu, tahap persiapan, tahap

dilakukan

pengolahan

pelaksanaan dan tahap analisis data.

penganalisisan

data

Tahap persiapan dimulai observasi ke

penulisan hasil penelitian secara lebih

sekolah yang dijadikan tempat penelitian.

lengkap.

Pada

tahap

penyusunan

ini

juga

instrumen

pengujian

instrumen,

instrumen,

sehingga

dan
pada

dan

penelitian

serta

dilakukan
penelitian,

Tes ini berupa soal pilihan ganda terdiri

perbaikan

dari 20 butir soal. Dari hasil tes awal kedua

tahap

kelas

ini

ini

kemudian

dikelompokkan

diperoleh instrumen penelitian yang siap

berdasarkan kategori kemampuan awal

dan

tinggi,

layak

pakai.

Kedua,

tahap

sedang

dan

yang

Adapun

pelaksanaan penelitian, pada tahap ini

pedoman

dilakukan

penelitian.

adalah sebagai berikut yang diadopsi dari

Kegiatan diawali dengan memberikan

holistic scoring rubrics (Cai & Jakabscki,

pretes pada kedua kelompok eksperimen

1996):

pelaksanaan

penskoran

rendah.

digunakan

Tabel 1. Pedoman Penskoran Kemampuan Koneksi Matematis
Respon siswa terhadap soal
Menunjukkan kemampuan koneksi
a. Penggunaan konsep dan keterkaitan antarkonsep matematika secara lengkap
b. Melakukan algoritma secara lengkap dan benar, dan melakukan perhitungan
dengan benar.
Menunjukkan kemampuan koneksi
a. Menunjukkan konsep dan keterkaitan antarkonsep matematika hampir
lengkap
b. Melakukan algoritma secara lengkap dan benar namun mengandung sedikit
kesalahan dalam perhitungan
Menunjukkan kemampuan koneksi
a. Menunjukkan konsep dan keterkaitan antarkonsep matematika kurang lengkap
b. Menunjukkan algoritme secara lengkap dan benar dan mengandung
perhitungan yang salah.

[121]

Skor
4

3

2

Fadhilaturrahmi, Pengaruh Pendekatan Open-Ended dan Pendekatan Scientific…

Menunjukkan kemampuan koneksi
a. Menujukkan konsep dan keterkaitan antarkonsep matematika sangat terbatas.
b. Jawaban sebagian besar mengandung perhitungan yang salah.
Tidak ada jawaban
Diadaptasi dari Lestari (2009, p. 46).

Data

hasil

tes

kemampuan

koneksi

perbedaan

matematis siswa di analisis berdasarkan
pengolahan

data

kuantitatif

rata-rata

1
0

pretes

kedua

kelompok penelitian.

yang

bertujuan untuk mengetahui besarnya

Untuk data postes, dilakukan prosedur

peningkatan

koneksi

pengujian statistik dengan cara yang

Menghitung

sama. Hasil dari uji normalitas diperoleh

statistik deskriptif skor skor pretes, postes

sig. kelompok open-ended adalah 0,200

dan

dan sig. kelompok saintifik adalah 0,002.

matematis

kemampuan
siswa

meliputi

(peningkatan),

gain

peningkatan

menghitung

ternormalisasi

atau

Dengan

demikian,

dapat

normalized gain (N-gain), Uji Normalitas ,

bahwa

Uji Homogenitas Varians, Uji Perbedaan

berdistribusi normal, dan kelompok saintifik

Dua Rata- Rata.

tidak berdistribusi normal. Karena salah
satu

kelompok

disimpulkan

tidak

pengujian

HASIL
Pengolahan

data

open-ended

berdistribusi

normal,

maka

selanjutnya

menggunakan

peningkatan

kaidah statistik nonparametrik yaitu Mann-

kemampuan koneksi matematis siswa ini

Whitney (uji-U). Berdasarkan output hasil

dimulai dengan pengolahan data pretes

pengolahan data postes, terlihat bahwa

dan postes pada kemampuan koneksi.

signifikansinya adalah 0,01 lebih kecil dari

Dari data pretes yang diuji normalitasnya

0,05 artinya terdapat perbedaan rata-rata

diperoleh nilai sig. kelompok Open-Ended

postes yang signifikan antara kelompok

dan

yang

kelompok

Saintitik

masing-masing

mendapat

pembelajaran

0,200 lebih besar dari � = 0,05. Artinya

pendekatan open-ended dan kelompok

kedua kelompok berdistribusi normal. Dari

yang

uji Levene, diperoleh sig. 0,352 lebih besar

pendekatan saintifik.

dari

0,05

sehingga

dapat

mendapat

pembelajaran

dikatakan

kedua kelompok penelitian homogen.

Selanjutnya,

Dengan

normalitas N-gain kemampuan koneksi

demikian

dilanjutkan

dengan

berdasarkan

matematis

pretes.

uji

Smirnov (karena data bersifat tersebar

hasil

atau tidak terkelompok dalam distribusi

signifikansinya

frekuensi), diperoleh nilai probabilitas (sig.)

adalah 0,270, lebih dari 0,05 sehingga

masing-masing adalah 0,087 dan 0,147

dapat

lebih besar dari 0,05. Dengan demikian,

perbedaan
outputnya

parametrik

pretes.

Berdasarkan

diperoleh

disimpulkan

untuk

tidak

terdapat

[122]

uji

uji

statistik parametrik untuk uji perbedaan
Statistik

dengan

hasil

Kolmogorov-

Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2017

dapat

disimpulkan

kelompok

bahwa

kedua

berdistribusi

diterima,

artinya

kemampuan

koneksi

normal.

matematis kelompok tinggi yang belajar

Berdasarkan uji N-gain didapatkan nilai

dengan pembelajaran saintifik tidak lebih

peluangnya sebesar 0,912 > 0,05 sehingga

baik dari kemampuan koneksi matematis

dapat

kelompok tinggi yang belajar dengan

dikatakan

variansi

untuk

kemampuan koneksi matematis kedua

pembelajaran open-ended.

kelompok adalah homogen. Berdasarkan
uji N-gain signifikansinya adalah 0,003

PEMBAHASAN

lebih kecil daripada 0,05 sehingga H0

Bersumber

ditolak

perbedaan

terutama membandingkan skor pretes

koneksi

dan postesnya secara keseluruan siswa, di

yang

mana terlihat bahwa pada saat pretes

pendekatan

kemampuan siswa berada pada kategori

artinya

peningkatan
matematis

terdapat
kemampuan

antara

mendapat

kelompok

pembelajaran

open-ended

dengan

kelompok

mendapat

pembelajaran

dari

data-data

penelitian

yang

rendah, setelah diberi tindakan dengan

dengan

pembelajaran open-ended, lalu dilakukan

pendekatan saintifik.

postes

kemampuan

siswa

meningkat

menjadi kategori sedang. Begitupun pada
Berdasarkan

nilai

pembelajaran saintifik, rata-rata pretes

signifikan untuk uji satu arah adalah 0,400

menunjukkan kemampuan siswa berada

> 0,05 = � sehingga Ho diterima, artinya

pada kategori sedang, setelah diberikan

tinggi

pembelajaran saintifik, maka rata-rata

yang

pembelajaran

postes siswa menunjukkan kemampuan

kemampuan

uji

koneksi

belajar

saintifik

perbandingan

kelompok

dengan

sama

kemampuan

koneksi

pada

kategori

sedang

yang

hampir

kelompok tinggi dengan pembelajaran

mendekati kategori tinggi. Hal ini menjadi

open-ended. Dari output uji kebebasan,

gambaran bahwa pembelajaran open-

tampak bahwa nilai t-hitung = 2,963.

ended dan saintifik berpengaruh karena

Sedangkan untuk t-kritis = 1,721 pada � =

dapat meningkatkan kemampuan koneksi

1,721,

terutama

0,05. Oleh karena t-hitung > t-kritis, 2,963 >

siswa.

kemampuan koneksi kelompok sedang

pertanyaan yang ada di lembar aktivitas

yang

siswa

sehingga

belajar

saintifik

lebih

Ho

ditolak,

dengan
baik

dari

artinya

pembelajaran

Pada

(LAS)

kedua

saat

siswa

beberapa

pembelajaran
menjawab

pertanyaan

diarahkan untuk meminta siswa membuat

kemampuan

koneksi kelompok sedang yang belajar

hubungan/koneksi

dengan pembelajaran open-ended. Dari

dan dengan kehidupan nyata. Hal ini

output uji kebebasan tampak bahwa nilai

dilakukan agar siswa lebih paham dan

t-hitung = 1,416. Sedangkan untuk t-kritis =

lebih mendalam dalam memaknai konsep

1,943 pada � = 0,05. Oleh karena t-hitung

yang akan dipelajari karena dengan

<

t-kritis,

1,416

<

1,943

sehingga

Ho

antara

matematika

meminta siswa melakukan pengkoneksian
[123]

Fadhilaturrahmi, Pengaruh Pendekatan Open-Ended dan Pendekatan Scientific…

baik yang dilakukan dalam pembelajaran
bisa

hubungan, atau menerapkan informasi itu

melatih “working memory” siswa yang di

untuk mengatasi masalah-masalah baru.

dalam psikologi merupakan “meja kerja”

Bila mengelaborasi informasi baru dengan

untuk pemprosesan infomasi, di mana

mengembangkan penjelasan-penjelasan

akan memindahkan informasi ke ingatan

yang salah jalan, maka miskonsepsi itu

sensorik (ingatan jangka panjang) siswa.

juga

open-ended

dan

saintifik

akan

menggambarkan atau memperagakan

akan

diingat,

terlebih

lagi

jika

informasi yang dielaborasi tersebut bersifat
Seperti yang telah dipaparkan pada bab

kontekstual

sebelumnya, Woolkfolk (Soetjipto, 2009)

dikemukakan

mengemukakan pendapatnya tentang

Kurniadi (2016).

koneksi

atau

elaborative

sebagaimana
oleh

Ayu,

yang

Maulana,

&

rehearshal,

seperti yang dikemukakannya bahwa.

Selain dari pandangan psikologi di atas,

Materi yang dielaborasi ketika dipelajari

teori

untuk pertama kalinya akan lebih mudah

mengemukakan tentang proses kognitif

diingat, karena membuat informasi tetap

yang dialami siswa dalam pembelajaran,

diaktifkan

seperti

di

dalam

working

memory

Piaget

(Ruseffendi,

yang

2006)

dikemukakannya

bahwa

dalam waktu yang cukup lama untuk

perkembangan

memungkinkan adanya peluang bahwa

adalah melalui suatu proses asimilasi. Di

informasi baru itu dihubungkan dengan

dalam pikiran seseorang, sudah terdapat

pengetahuan yang sudah ada dalam

struktur kognitif atau kerangka kognitif

ingatan

itu,

yang disebut dengan skema. Setiap orang

semakin banyak satu keping informasi

akan selalu berusaha untuk mencari suatu

dihubungkan dengan keping informasi

kesetimbangan,

atau pengetahuan lainnya, akan semakin

equilibrium antara apa yang baru dialami

banyak rute yang harus diikuti untuk

dan

sampai

orisinalnya.

kognitifnya. Jika pengalaman barunya

Semakin banyak siswa mengelaborasi ide-

cocok atau sesuai dengan apa yang

ide baru, semakin banyak pula yang akan

tersimpan

“mereka jadikan sebagai miliknya sendiri”

maka

dan semakin dalam pula pemahaman

dengan

mereka, dan semakin baik pula ingatan

(equilibrium) tidak terganggu. Jika apa

mereka untuk pengetahuan itu. Cara

yang

membantu siswa untuk mengelaborasi

kognitifnya tidak sesuai atau tidak cocok

yaitu

dengan

jangka

panjang.

kepada

apabila

informasi

kita

Selain

meminta

mereka

apa

kognitif

juga

kesesuaian,

yang

pada

proses

seorang

ada

asimilasi

mudah,

tersimpan

dan

di

atau

pada

kerangka

siswa

struktur

kognitifnya,

dapat

terjadi

kesetimbangan

dalam

pengalaman

kerangka

barunya,

menerjemahkan informasi dengan kata-

ketidakseimbangan akan terjadi dan si

katanya sendiri, membuat contoh-contoh,

anak

menjelaskan

menyeimbangkannya lagi. Untuk hal ini

kepada

teman,
[124]

akan

berusaha

untuk

Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2017

diperlukan proses akomodasi. Dengan

kelompok

demikian, asimilasi adalah suatu proses di

kemampuan

mana informasi atau pengalaman baru

berkemampuan tinggi dan rendah. Dilihat

menyatukan diri ke dalam kognitif yang

dari proses pembelajarannnya, baik open-

sudah

ended

ada,

di

mana

ia

tetap

pembelajaran
koneksi

maupun

terhadap

pada

saintifik

sama-sama

mempertahankan konsep awalnya dan

memberikan

hanya

merinci,

menyeimbangkan proses kognitifnya saat

suatu

langkah diskusi berlangsung. Bagi siswa

proses perubahan atau pengembangan

yang memiliki konsep yang sudah benar

kerangka kognitif yang sudah ada agar

akan melakukan proses asimilasi dalam

sesuai dengan pengalaman yang baru di

proses kognitifnya, sedangkan bagi siswa

alaminya artinya proses pembentukan

yang yang memiliki konsep yang salah

skema karena konsep awal sudah tidak

dalam kognitifnya bisa melakukan proses

cocok lagi.

akomodasi

menambah

sedangkan

atau

akomodasi

adalah

ruang

siswa

bagi

siswa

agar

untuk

memperoleh

keseimbangan kognitif. Jika dibandingkan
Jika dilihat dari hasil uji statistik yang telah

kualitas peningkatannya, dari hasil uji

dilakukan,

statistik

diperoleh

kemampuan
yang

simpulan

koneksi

belajar

bahwa

kelompok

belajar

tinggi

dengan

kemampuan

sama

dipaparkan

kualitasnya

dalam

peningkatan

kemampuan koneksi siswa.

koneksi

kelompok tinggi yang belajar dengan

Untuk

pembelajaran

terlihat

open-ended.

telah

disimpulkan bahwa kedua pembelajaran

pembelajaran saintifik tidak lebih baik
dibandingkan

yang

Hal

yang

siswa
dari

berkemampuan

sedang

bahwa

N-gain-nya

untuk

sama juga ditemukan pada kemampuan

pembelajaran open-ended dan saintifik

koneksi

sama-sama

kelompok

rendah,

di

mana

berada

sedang.

yang

diperoleh temuan bahwa kemampuan

dengan

pembelajaran

dilakukan

kategori

kemampuan koneksi kelompok rendah
belajar

Setelah

pada

statistik

saintifik juga tidak lebih baik daripada

koneksi

kemampuan koneksi kelompok rendah

pada pembelajaran saintifik lebih baik

yang

daripada kemampuan koneksi kelompok

belajar

dengan

sedang

sedang pada pembelajaran open-ended.

kedua pembelajaran baik pembelajaran

Hal ini dapat terjadi, berdasarkan analisis

open-ended maupun saintifik, memiliki

peneliti selain dari proses kognitif yang

pengaruh

dialami oleh setiap siswa pada berbagai

yang

pengaruh

kelompok

dari

open-ended.

Artinya,

pembelajaran

matematis

uji

sama

untuk

siswa

berkemampuan tinggi dan rendah.

kategori

kemampuan

berkemampuan
Temuan

di

atas

menjadi

gambaran

didasarkan

bahwa adanya pengaruh dari kedua

termasuk

sedang,

pada

hal

langkah

ini

siswa
juga
proses

pembelajaran saintifik yang memberikan
[125]

Fadhilaturrahmi, Pengaruh Pendekatan Open-Ended dan Pendekatan Scientific…

ruang lebih banyak untuk siswa untuk

Majid, A. (2014). Strategi Pembelajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

menyeimbangkan proses kognitifnya, baik
melalui bertanya pada teman ataupun

Cai, J.L. & Jakabscki, M. (1996). The Role of
Open-Ended Task and Holistic Scoring
Rubrics :
Assesing
Student”s
Mathematical
Reasoning
and
Communication
in
Mathematics
(Dalam P.C). Reston, VA: The National
Council of Teachers of Mathematics.

pada guru agar proses asimilasi dan
akomodasi yang difasilitasi oleh langkah
pembelajaran saintifik.

SIMPULAN

Cohen, G. A. (2008). Rescuing Justice and
Equality. Cambridge, MA: Harvard
University Press.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dikemukakan

sebelumnya,

diperoleh

simpulan sebagai berikut ini. Pertama,
perbedaan

terdapat

Fraenkel, J. C. & Wallen, N. E. (1993), How
to design and evaluate research in
education. 2nd edition. New York:
McGraw-Hill Inc.

peningkatan

kemampuan koneksi antara siswa yang
belajar dengan pendekatan open-ended
dengan

siswa

yang

belajar

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
(2006).
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan.
Jakarta:
Departemen
Pendidikan Nasional.

dengan

pendekatan saintifik. Kedua, kemampuan
koneksi

matematis

kelompok

tinggi
Lestari,
P.
(2009).
Peningkatan
Kemampuan Pemahaman dan Koneksi
Matematis
Siswa
SMK
Melalui
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual.
Tesis SPS UPI. Tidak diterbitkan.

dengan pendekatan saintifik tidak lebih
baik dari kemampuan koneksi matematis
kelompok

tinggi

dengan

pendekatan

open-ended. Ketiga, kemampuan koneksi
matematis
pendekatan

kelompok
saintifik

sedang
lebih

Maulana, M. (2015). INTERAKSI PBLMURDER, MINAT PENJURUSAN, DAN
KEMAMPUAN
DASAR
MATEMATIS
TERHADAP PENCAPAIAN KEMAMPUAN
BERPIKIR DAN DISPOSISI KRITIS. Mimbar
Sekolah Dasar, 2(1), 1-20.

dengan

baik

dari

kemampuan koneksi matematis kelompok
sedang

dengan

pendekatan

open-

ended. Kemampuan koneksi matematis

National
Council
of
Teachers
of
Mathematics. (2000). Principles and
Standars for School Mathematics.
Reston VA: The National Council of
Teachers of Matematics Inc.

kelompok rendah dengan pendekatan
saintifik tidak lebih baik dari kemampuan
koneksi

katematis

kelompok

rendah

dengan pendekatan open-ended.

Ontario
Ministry
Education.
(2005).
Capacity
Building
Series,
Coommunication in the mathematics
Classroom Special Edition #13. Ontario:
Reach Every Student.

REFERENSI
Ayu, A. R., Maulana, M., & Kurniadi, Y.
(2016).
PENGARUH
PENDEKATAN
KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN
KONEKSI DAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR
PADA MATERI KELILING DAN LUAS
PERSEGIPANJANG DAN SEGITIGA. Pena
Ilmiah, 1(1), 221-230.

Ruseffendi, E.T. (2006). Pengantar Kepada
Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya Dalam Pengajaran
Matematika untuk meningkatkan CBSA.
Bandung: Tarsito.

[126]

Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2017

Soetjipto,
P.
(2009).
Educational
Psychology :Active Learning Edition.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tim MKPBM. (2001). Strategi Pembelajaran
Matematika Kontemporer. Universitas
Pendidikan Indonesia.
Yuniawatika.
(2011).
Penerapan
Pembelajaran Matematika Dengan
Strategi REACT Untuk Meningkatkan
Kemampuan Koneksi dan Representasi
Matematika Siswa Sekolah Dasar.
Universitas Pendidikan Indonesia.Tesis
tidak dipublikasikan.

[127]