Syarat syarat Diet Artritis Reumatoid P

Syarat-syarat Diet Artritis Reumatoid
-Protein cukup
-Lemak sedang
-Cukup vitamin dan mineral
-Cairan disesuaikan dengan urine yang dikeluarkan setiap hari. Rata-rata asupan
cairan yang dianjurkan adalah 2-2 1/2 liter/hari
-Karbohidrat dapat diberikan lebih banyak, yaitu 65-75% dari kebutuhan energi
total

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses
keperawatan.
A.Anamnesis.Anamnesis dilakukan untuk mengetahui:
@ Identitas meliputi nama,jenis
kelamin,usia,alamat,agama,bahasa yang digunakan,status
perkawinan,pendidikan,pekerjaan,asuransi,
golongan darah ,nomor register,tanggal masuk rumah sakit,dan
diagnosis medis.
@ Riwayat penyakit sekarang.Pengumpulan data dilakukan sejak
keluhan muncul.Pada klien arthritis rheumatoid,stadium awal biasanya ditandai
dengan gangguan keadaan umum berupa malaise,penurunan berat badan,rasa

capek, sedikit panas,dan nemia.Gejala local yang terjadi berupa
pembengkakan,nyeri,dan gangguan gerak pada sendi metakarpofalangeal.
@ Riwayat penyakit dahulu.Pada pengkajian ini, kemungkinan
penyebab pendukung terjadinya arthritis rheumatoid.Penyakit tertentu seperti
penyakit DM menghambat proses penyembuhan arthritis rheumatoid.
@ Riwayat penyakit keluarga.Kaji tentang adakah keluarga dari
generasi terdahulu yang mengalami keluhan yang sama dengan klien.
@ Riwayat psikososial.Kaji respon emosi klien terhadap penyakit
dan perannya dalam keluarga dan masyarakat.Klien dapat mengalami ketakutan
akan kecacatan karena perubahan bentuk sendi dan pandangan terhadap dirinya
yang salah (gangguan citra diri).Kebutuhan tidur dan istirahat juga harus
dikaji,selain kingkungan,lama tidur,kebiasaan, kesulitan,dan penggunaan obat
tidur.

pendidikan kesehatan terhadap terapi diet dan nutrisi
penyakit rematik arthritis

Untuk arthritis rematoid yang dini,terapi dimulai dengan pendidikan
pasien,keseimbangan antara istirahat dan latihan,dan rujukan kekembaga
kemasyarakatan yang dapat memberikan dukungan.Penanganan medik dimulai

dengan pemberian salisilat atau NSAID dalam dosis terapuetik.Kalau diberikan
dalam dosis terapuetik yang penuh,obat-obat ini akan memberikan efek
antiinflamasi maupun analgesic.Kepada pasien perlu diberitahukan untuk
menggunakan obat menurut resep dokter agar kadar obat yang konsisten dalam
darah bias dipertahankan sehingga keefektifan obat anti inflamasi tersebut
dapat mencapai tingkat yang optimal.
Untuk arthritis rematoid erosife,moderat,suatu program formal dengan
terapi okupasi dan fisioterapi harus diresepkan untuk mendidik pasien tentang
prinsip-prinsip perlindungan sendi,pengaturan kecepatan dalam pelaksanaan
aktivitas,penyederhanaan kerja,latihan gerak,dan latihan untuk menguatkan
otot-otot.Pasien didorong untuk turut berpartisipasi aktif dalam program
penatalaksanaan tersebut.Program medikasi dievaluasi ulang secara
periodic,dan perubahan yang sesuai dapat dilakukan jika diperlukan.
Bagi arthritis rematoid erosife,persisten,bedah rekonstruksi dan terapi
kortikosteroid kerapkali diresepkan.Bedah rekonstruksi merupakan indikasi kalau
rasa nyeri tidak dapat diredakan oleh tindakan konservatif.Prosedur bedah
mencakup tindakan sinovektomi(eksisi membrane synovial),tenorafi(penjahitan
tendon),atrodesis(operasi untuk menyatukan sendi) dan artroplasti(operasi untuk
memperbaiki sendi).Namun demikian operasi tidak dilakukan pada saat penyakit
msih berada dalam stadium akut.Pemberian kortikosteroid sistemik dilakukan jika

pasien menderita inflamasi serta rasa nyeri yang tidak pernah sembuh/pasien
membutuhkan obat-obat”yang menjembatani”pada saat ia menantikan hasil
kerja obat anti rematik yang kerjanya lambat.Terapi kortikosteroid dengan dosis
rendah dapat direkomendasikan dalam waktu terpendek yang diperlukan.
Bagi arthritis rematoid yang lanjut dan tidak pernah sembuh,obat-obat
imunosupresi diresepkan mengingat kemampuannya untuk mempengaruhi
produksi antibody pada tingkat seluler.Obat-obat ini mencakup preparat
metotreksat dosis tinggi,siklofosfamid dan azatioprin.Namun obat-obat ini sangat
toksis dan dapat menimbulkan depresi sumsum tulang,anemia,gangguan
gastrointestinal serta ruam.Plasmaferesis,limfoferesis dan iradiasi total limfoid
merupakan prosedur eksprimental yang dikenalkan dalam tahun 1970-an dan
kini dianggap tidak atau hanya sedikit peranannya dalam penanganan penyakit
rematik,kecuali pada kasus-kasus akut yang mengancam penderitanya dan tidak
menunjukkan respons terhadap terapi konvensional yang agresif.

Perhitungan kebutuhan kalori :
-Berat badan ideal : (Tb-100)kg – 10% = (155 – 100 )kg – 10% = 55 – 5,5 = 49,5
kg
-Status Gizi: (BB aktual : BB ideal ) x 100 % = (63 ; 49,5) kg x 100% = 127%
(termasuk obesitas tingkat pertama).

-Jumlah kebutuhan kalori per hari :
Kebutuhan kalori basal = BB ideal x 30 kalori = 49,5 x 30 = 1485 kalori

Kebutuhan untuk aktifitas ditambah 20% = 20% x 1485 kalori = 297 kalori
Koreksi karena kelebihan berat badan dikurangi 20% = 20% x 1485 kalori= 297
kalori
Jadi total kebutuhan kalori per hari untuk penderita adalah :
1485 kalori + 297 kalori – 297 kalori = 1485 kalori dan digenapkan menjadi 1500
kalori.
Untuk kondisi penderita yang berusia 50 -60 tahun dikurangi sekitar 5%, pada
usia > 60 tahun dikurangi 10% setiap dekade, infeksi akut ditambah 20-30%,
aktivitas fisik yang berat seperti tukang becak atau olahragawan ditambah 3040%.
Pada pasien obesitas, pengurangan jumlah asupan 500 kalori per hari dapat
mengurangi sekitar 500 gram lemak dalam satu minggu.

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

FRAKSIONASI DAN KETERSEDIAAN P PADA TANAH LATOSOL YANG DITANAMI JAGUNG AKIBAT INOKULASI JAMUR MIKORIZA ARBUSKULAR DAN BAKTERI PELARUT FOSFAT (Pseudomonas spp.)

2 31 9

HUBUN GAN AN TAR A KUA LITAS P ELAYA NA N DA N P ROMOTION MIX (BERD ASARKAN P ERSE P S I P ASIEN) DE NGAN P ROSES P ENGAM BILAN KEP UT USAN P ASIEN DA LAM P EM AN F AA TAN P ELAY AN AN RA WAT INAP DI RSD KAL IS AT

0 36 20

JAR AK AT AP P UL P A T E RHAD AP T E P I I N S I S AL GI GI I NSI S I VU S S E NT RA L P E RM AN E N RA HAN G AT AS P AD A S UB RA S DE UT ROM E L AY U ( T in j au an L ab or at o r is d an Radi ol ogis )

0 35 16

Hubungan Kuantitatif Struktur Aktifitas Senyawa Nitrasi Etil P -Metoksisinamat Terhadap Aktivitas Anti Tuberkulosis Melalui Pendekatan Hansch Secara Komputasi

1 34 82

Syarat Hal Ihwal Kegentingan Yang Memaksa Dalam Pembuatan Peraturan Pemerintahan Pengganti Undang-Undang (Studi Analisis Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota)

2 57 90

Matematika Kelas 6 Lusia Tri Astuti P Sunardi 2009

13 252 156

PENGARUH MASUKAN SERESAH DAN UNSUR N, P TERHADAP KEMELIMPAHAN DAN KERAGAMAN MIKROBA TANAH PADA PEMBIBITAN KOPI ARABIKA

0 9 4

The Effect of 95% Ethanol Extract of Javanese Long Pepper (Piper retrofractum Vahl.) to Total Cholesterol and Triglyceride Levels in Male Sprague Dawley Rats (Rattus novergicus) Administrated by High Fat Diet

2 21 50

EFFECT OF THE USE OF STUDENT PERCEPTION COOPERATIVE LEARNING MODEL N UMBER HEAD TOGETHER LEARNING AND MOTIVATION OF CREATIVITY IN LEARNING SOCIAL STUDIES IN SMP NEGERI TUMIJAJAR TULANG BAWANG BARAT ACADEMIC YEAR 2012/2013 P ENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG

2 24 135