ANALISIS KOMPARATIF KINERJA KEUANGAN BAN

ANALISIS KOMPARATIF KINERJA KEUANGAN BANK
SYARIAH DAN KONVENSIONAL (STUDI KASUS PT. BANK
MUAMALAT INDONESIA, TBK DAN BANK MANDIRI
(PERSERO) TBK)
MACHFIA WIN HIDAYATI
Program Pascasarjana IAIN STS Jambi
Abstract: This study aims to examine and obtain empirical evidence on differences
between the financial performance of PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk and PT Bank
Muamalat Indonesia Tbk 2001-2011. This study uses a quantitative description and
comparative studies. The data used are secondary data from published financial statements.
The analysis is done by using financial ratio analysis that liquidation, solvency,
profitability, and efficiency. This analysis is supported by different test approach Compare
Means and Pair T-test calculated by using SPSS program. Overall it is known that the
calculation of the ratio of liquidity, solvency, profitability and efficiency in PT Bank
Muamalat Indonesia Tbk find figures on the value of a bank's health standards. So it can be
concluded that the performance of PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk is very healthy, but
if it is viewed from the vision, mission and Islamic teachings contained in the Al-Qur'a and
Hadith, Bank Muamalat is still not fully implement the vision, mission, and the syari'ah
Islam especially for the distribution of funds (financing). Measurement of work on
PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk, though some showed values below the health standards of
banks, but most of the good ratio measurement of liquidity, solvency and efficiency of the

above figures show the value of a bank's health standards. So it can be concluded that the
performance of PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, is very healthy. From the test results
through comparative analysis approach means by paired sample T-test, proved that there
are significant differences between the comparison of the performance of Bank Muamalat
and Bank during the period 2001-2011 based on liquidity ratio, solvency, profitability and
efficiency, especially based on the calculation of ratios LAR, CR, GPM and UP.
Furthermore, it is known that the ratio of efisien.PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk is
better than the efficient level of PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Key words: liquidity, solvency, profitability, efficiency, finance, performance

A. PENDAHULUAN
Adanya persaingan antarbank syari’ah maupun dengan bank konvensional lainnya yang tidak
bisa dihindarkan, membawa dampak positif dan negative bagi perkembangan sebuah bank,
termasuk bagi bank syariah. Dampak positifnya adalah memotivasi agar bank saling berpacu
menjadi yang terbaik. Sedangkan dampak negatifnya adalah kekalahan dalam persaingan dapat

1

menghambat laju perkembangan bank yang bersangkutan. Kondisi ini akan membawa kerugian
yang besar bagi bank, bahkan dapat mengakibatkan gulung tikar.1

Berdasarkan hal tersebut penulis berkeinginan untuk mengetahui lebih dalam kinerja
kedua bank dimaksud melalui analisis rasio PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk sebagai bank
umum syari’ah pertama yang kegiatan usahanya menjalankan prinsip syari’ah, dan PT. Bank
Mandiri (Persero), Tbk sebagai bank yang kegiatan usahanya secara konvensional. Dengan
penelitian ini diharapkan dapat mengungkap

dan mendapatkan beberapa data ilmiah

diantaranya; bukti empiris kinerja keuangan PT. Bank Muamalat Indoesia Tbk dilihat dari rasio
Likuiditas, solvabilitas, restabilitas, dan efisiensi selama periode 2001-2011, bukti empiris
kinerja keuangan PT. Bank Mandiri (Persero) dilihat dari rasio likuiditas, solvabilitas,
rentabilitasm dan efisiensi selama periode 2001-2011, dan mengetahui perbandingan kinerja
keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia dan Pt. Bank Mandiri (Persero) selama periode 20012011.
Bersadarkan penjelasan dari Undang-undang RI No. Tahun 1998 secara luas Bank
merupakan perusahaan yang aktifitasnya berkaitan dengan bidang keuangan mulai dari
menghimpun dana dari masyarakat hingga menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit 2.
Sedangkan dalam Undang-undang No.21 Tahun 2008 Tentang perbankan pasal I : Bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan tarag hidup rakyat banyak. Sedangkan bank umum adalah bank yang

melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.3

1. Bank Konvensional
Bank konvensional yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana
maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga
atau sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu.4
Adapun kegiatan-kegiatan perbankan yang ada di Indonesia dewasa ini adalah :5
Munawir, “A alisis Lapora Keua ga ”, Liberty, Yogyakarta, 2002,hlm. 57
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta. 2004, hlm :24
3
Undang-undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan, www.bi.go.id
4
Martono, “Ba k da Le baga Keua ga Lai ya”. Ekonisia, Yogyakarta, 2002, hlm;10
1

2

2


a. Menghimpun dana dari masyarakat (Funding) dalam bentuk :
1) Simpanan Giro (Demand Deposit)
2) Simpanan Tabungan (Saving Deposit)
3) Simpanan Deposito (Time Deposit)
b. Menyalurkan dana ke masyarakat (Lending) dalam bentuk :
1) Kredit investasi
2) Kredit Modal Kerja
3) Kredit Perdagangan
c. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (services) seperti : transfer (kirim uang) Inkaso
(Collection), Kliring (Clearing). Safe Deposit Box, Bank Card, Bank Notes (Valas), Bank
Garasi, Referensi Bank, Bank Draf, Letter of Credit (L/C), cek wisata (travelers Cheque),
jual beli surat-surat berharga, Menerima setoran-setoran seperti pembayaran pajak, telepon,
air, listrik dan uang kuliah, melayani pembayaran-pembayaran seperti gaji / pensiunan /
honorarium, deviden, kupon, dan bonus/hadiah.
2. Perbankan Syari’ah
Kehadiran bank yang berdasarkan syari’ah di Indonesia masih relative baru, yaitu
baru pada awal tahun 1990-an, meskipun masyarakat Indonesia merupakan masyarakat
muslin terbesar di dunia.6

3. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah gambaran tentang setiap hasil ekonomi yang mampu diraih
oleh perusahaan perbankan pada saat periode tertentu melalui aktivitas-aktivitas perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan secara efisien dan efektif, yang dapat diukur
perkembangannya dengan mengadakan analisis terhadap data-data keuangan yang tercermin
dalam laporan keuangan.

5

Kamsir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT. Raja Grafindo, Jakarta, 2005, hlm;38
Muh. Dawam Raharjo, Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi, Lembaga Studi Agama dan Filsafat, Jakarta,
1999, hlm 405
6

3

4. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan
keuangan lengkap biasanya meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan posisi
keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya sebagai laporan arus
kas, atau laporan arus dana) catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan

bagian integral dari laporan keuangan.7

5. Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan adalah merupakan suatu proses untuk membantu
memecahkan dan sekaligus menjawab masalah-masalah yang timbul dalam suatu organisasi,
baik organisasi perbankan maupun organisasi yang tidka bertujuan memperoleh laba.8
Tujuan utama penyajian laporan keuangan bank adalah untuk memberikan gambaran
mengenai hasil-hasil yang telah dicapai dalam satu periode waktu yang telah berlalu (Past
Performance).

Selanjutnya

laporan

keuangan

bank

berfungsi


pula

sebagai

alat

pertanggungjawaban manajemen baik kepada pemilik maupun otoritas moneter serta
instansi-instansi lainnya yang berkepentingan.

B. DESKRIPSI KINERJA KEUANGAN PT BANK MUAMALAT INDONESIA TBK
1. Likuiditas
Suatu bank dikatakan likuid apabila bank bersangkutan dapat memenuhi
kewajiban hutang-hutangnya, dapat membayar kembali semua depositonya, serta dapae
memenuhi permintaan kredit yang diajukan tan terjadi penangguhan.
Berdasarkan data laporan neraca dan laporan laba rugi dapat dihitung rasio-rasio
likuiditas mencakup :Quick Ratio (QR), Banking Ratio (BR), dan Loans to Assets Ratio
(LAR). Quick Ratio merupakan kemampuan bank mengembangkan dana nasabah dengan

menggunakan aktiva lancarnya. Banking Ratio merupakan kemampuan bank membayar
kembali kewajiban kepada nasabah yang telah menanamkan dananya. Loan to Assets

ratio merupaka kemampuan bank memenuhi permintaan debitur dengan asset yang

tersedia.

7
8

Ikatan akuntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2006, hlm;2
Bank Indonesia, Analisis Laporan Keuangan Perbankan, BI, Yogyakarta, 1996, hlm.1

4

Quick Ratio pada tahun 2001-2011 3,47% yang artinya bahwa setiap Rp.1,- dari

deposit dijamin oleh cash assets sebesar Rp.0,0347.
Banking Ratio pada tahun 2001-2011 8,16% yang artinya bahwa setiap Rp.1,- dari
deposit dijamin oleh pembiayaan yang diberikan sebesar Rp.0,0816.
Loan to Asset Ratio pada tahun 2001-2011 3,69% yang artinya setiap Rp.1,- dari

asset yang tersedia mampu memenuhi pembiayaan yang diberikan sebesar rp.0,0369


2. Solvabilitas
Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan dikatakan solvabel apabila memiliki
aktiva yang cukup untuk membayar hutang jangka panjang. Sementara perusahaan yang
tidak memiliki aktiva yang cukup untuk membayar hutang jangka panjang disebut
sebagai berusahaan.
Kemampuan perusahaan perbankan membayar hutang jangka panjang dapat
diukur dengan rasio capital adequate rasio (CAR), primary ratio (equity to assets ratio)
dan capital ratio (equiry to loan ratio).
CAR pada tahun 2001-2011 250,86% yang artinya bahwa setiap Rp1,- sari

pembiayaan dijamin oleh modal sebesar Rp.2,5086.
Primary Ratio pada tahun 2001-2011 8,93% hal ini menunjukan bahwa setiap

Rp.1,- dari asset dijamin oleh equiry capital sebesar Rp. 0,0893.
Capital Ratio pada tahun 2001-2011 1210,49% yang artinya setiap Rp.1,- dari

pembiayaan dijamin oleh equiry capital sebesar Rp. 12,1049.


3. Rentabilitas
Rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau
laba. Kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan penting bagi berbagai
pihak. Laba perusahaan memberikan gambaran mengenai kompensasi yang dapat
diperoleh karyawan. Kemampuan perusahaan menghasilkan laba mengindikasikan bahwa
terdapat aliran kas masuk.
Rasio yang umum digunakan adalah return on Asset (ROA), return on equiry
(ROE) dan gross profit margin (GPM).
5

ROA menempati angka 0,89% yang artinya setiap Rp.1,- dari asset menghasilkan

laba sebesar Rp.0,0098.
ROE dengan rata-rata 10,94% yang artinya setiap Rp.1,- dari modal mampu

menghasilkan laba sebesar Rp.0,1094.
GPM mencapai 15,89% yang artinya setiap Rp.1,- dari biaya operasi yang

dikeluarkan oleh Bank mampu menghasilkan operating income sebesar Rp.0,1589


4. Efisiensi
Selain dari ketiga rasio diatas, kinerja keuangan dalam perbankan juga dapat
diketahui dengan melakukan analisis rasio efisiensi usaha. Rasio efisiensi merupakan
rasio untuk mengukur kinerja manajemen bank dalam menggunakan semua factor
produksinya secara tepat guna dan berhasil guna. Hasil perhitungan rasio-rasio efisiensi
yang mencakup leverage multipler ratio, asset utilization ratio dan operating ratio.

C. DESKRIPSI KINERJA KEUANGAN BANK MANDIRI (PERSERO), TBK
1. Likuiditas
Berdasarkan data laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi dapat dihitung
rasio-rasio likuiditas mencakup :Quick Ratio (QR), Banking Ratio (BR), dan Loans to
Assets Ratio (LAR).
Quick Ratio dengan nilai 4,01% yang artinya bahwa setiap Rp.1,- dari deposit

dijamin oleh cash assets Rp.0,0401.
Banking Ratio dengan nilai 6,80% yang artinya bahwa setiap Rp.1,- dari deposit

dijamin oleh pembiayaan yang diberikan rp. 0,068.
Lean to Asset Ratio dengan nilai 2,60% yang artinya bahwa setiap rp.1,- dari asset

yang tersedia memenuhi pembiayaan yang diberikan Rp. 0,026.

2. Solvabilitas
-

Meliputi rasio capital adequate ratio (CAR),
Mampu menempati ninali 140,36% yang artinya bahwa setiap Rp.1,- dari pembiayaan
dan securities dijamin oleh modal Rp.1,4036.

-

primary ratio (equiry to assets ratio)
6

ditunjukan dengan nilai 8,43%. Hal ini menunjukan bahwa setiap Rp.1,- dari asset
dijamin oleh equiry capital Rp.0,0843. Dan,
-

capital ratio (equiry to loan ratio).

Rasio ini yang tergolong tinggi hingga mencapai nilai 467,88% yang artinya setiap
Rp1,- dari pembiayaan dijamin oleh equiry capital Rp.4,6788.

3. Rentabilitas
-

Return on Asset (ROA)

Mencapai angka 1,02% yang artinya setiap Rp.1,- dari asset menghasilkan laba
rp.0,00102.
-

Return on Equity (ROE)

Menempati nilai 14,08% yang artinya setiap Rp.1,- dari modal mampu menghasilkan
laba sebesar Rp.0,1408.
-

Gross Profit Margin (GPM)

Rata-rata pertahun Mencapai angka28,28% hal inimenunjukan bahwa setiap rp.1,dari biaya operasi yang dikeluarkan oleh Bank mampu menghasilakn operating
income Rp. 0,2828

4. Efisiensi
Hasil perhitungan rasio-rasio efisiensi yang mencakup
-

Leverage multipler ratio

Mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu 1289,42 yang artinya bahwa
manajemen mampu mengelola equiry capital menjadi aset sebesar 1289 kali dalam
pertahun.
-

Asset utilization ratio

Menunjukan angka 6,26% hal ini menunjukan bahwa setiap Rp.1,- dari asset dapat
menghasilakn income Rp.0,0626.
-

Operating ratio

Rata-rata Triwulan menunjukan angka 72,01%. Hal ini menunjukan bahwa setiap
rp.1,- dari pendapatan yang diterima memerlukan biaya operasional dan non
operasional Rp.0,7201.
7

D. KINERJA KEUANGAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK SELAMA
PERIODE TAHUN 2001-2011
Deskripsi kinerja keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk selama periode tahun
2001 hingga 2011 menunjukkan kinerja yang baik diuraikan sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas
a. Quick Ratio (QR), Secara rata-rata Quick Ratio Bank Muamalat selama periode 20012011 hanya menempati nilai 3,47% atau masih dibawah 15% (Standar kesehatan
Bank),.
b. Banking Ratio (BR), Secara rata-rata Banking Ratio Bank Muamalat selama periode
tahun 2001-2011 hanya menempati nilai 8,16%, atau masih dibawah 15% (Standar
kesehatan Bank).
c. Loans to Asset Ratio (LAR), Secara rata-rata Loans to Asset Ratio Bank Muamalat
selama periode 2001-2011 hanya menempati nilai 3,69% atau masih dibawah 15%
(Standar Kesehatan Bank).

2. Rasio Solvabilitas
a. Capital Adequate Ratio (CAR), Secara rata-rata CAR Bank Muamalat selama periode
tahun 2001-2011 mampu menempati nilai 250,86%, CAR yang tinggi jauh diatas 8%
(standar kesehatan) mencerminkan bahwa permodalan dalam bank sangat baik.
b. Primary Ratio (PR), Secara rata-rata Primary Ratio Bank Muamalat selama periode
tahun 2001-2011 ditunjukan oleh nilai 8,93% atau diatas 6% (Standar kesehatan
Bank).
c. Capital Ratio (CR), rata-rata mengalami peningkatan selama periode 2001-2011, nilai
rasio ini yang tergolong tinggi hingga mencapai nilai 1210,49% atau diatas 20%
(standar kesehatan bank).
Secara keseluruhan tingkat solvabiliras Bank Muamalat tergolong sangat baik
karena kinerja keuangannya berada diatas angka standar kesehatan bank yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.

8

3. Ratio Rentabilitas
a. Return On Asset (ROA), Secara rata-rata nilai ROA Bank Muamalat menempati
angka 0,98%.
b. Return on Equity (ROE), Perkembangan ROE Bank Muamalat tergolong cukup baik
dengan rata-rata perkembanga pertahun mencapai nilai 10,94%, atau berada diantara
nilai 5%-12% (standar kesehatan Bank).
c. Gross Profit Margin (GPM), Perkembangan GPM Bank Muamalat rata-rata pertahun
mencapai angka 15,89% hal ini menunjukan bahwa setiap Rp. 1,- dari biaya operasi
yang dikeluarkan oleh Bank mampu menghasilkan operating income sebesar
Rp.0,1589. Artinya bank tersebut cukup mampu menghasilkan laba melalui
operasional usahanya.

4. Rasio Efisiensi
a. Leverage Multipler Ratio (LMR), Secara rata-rata perkembangan LMR pada Bank
Muamalat mengalami peningkatan dengan angka yang cukup tinggi yaitu 1158,34
yang artinya bahwa manajemen mampu mengelola equity capital menjadi asset
sebesar 1158 kali dalam setahun.
b. Asset Utillization Ration (AUR), Operating Ratio rata-rata per Triwulan
menunjukana angka 86,16%, angka ini mendekati nilai standar kesehatan yaitu 94%.

Dengan demikian walau ada beberapa pengukuran kinerja yang menunjukkan bilai dibawah
standar kesehatan bank, namun secara menyeluruh diketahui bahwa sebagian besar pengukuran
rasio baik likuiditas, solvabilitas, rentabilitas maupun efisiensi menunjukan angka diatas nilai
standar kesehatan bank. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja PT. Bank Muamalat
Indonesia, Tbk adalah sangat sehat, terbukti bahwa hipotesis H1 terjawab.

E. KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK 2001-2011
1. Rasio Likuiditas
a. Quick Ratio (QR), secara rata-rata Quick Ratio Bank Muamalat selama periode tahun
2001-2011 hanya menempati nilai 4,01% atau masih dibawah 15% (standar kesehatan
bank), hal ini memperlihatkan bahwa Bank belum mampu meningkatkan kualitas kas
9

atau asetnya atau Bank Mandiri kurang mampu memeuhi kewajiban jangka
pendeknya.
b. Loans to Asset Ratio (LAR)
Secara rata-rata Loans to Asset Ratio Bank Mandiri selama periode 2001-2011 hanya
menempati nilai 2,60 atau basih dibawah 15 (standar kesehatan bank)
Berdasarkan analisis rasio-rasio likuiditas tersebut dapat diketahui bahwa
tingka likuiditas Bank Mandiri masih rendah.

2. Rasio Solvabilitas
a. Capital Adequate Ratio (CAR), secara rata-rata CAR Bank Mandiri selama periode
2001-2011 mampu menempati nilai 140,36%, CAR yang tinggi jauh diatas 8%
(standar kesehatan Bank)
b. Primary Ratio (PR), secara rata-rata PR pada Bank Mandiri selama periode 20012011 ditunjukan oleh nilai 8,43% atau diatas 6% (standar kesehatan bank)
c. Capital Ratio (CR), rata –rata CR Bank Mandiri mengalami peningkatan selama
periode 2001-2011, nilai ratio yang tergolong tinggi hingga mencapai nilai 467,88%
atau diatas 20% (standar kesehatan bank)
Secara keseluruhan tingkat solvabilitas Bank Mandiri tergolong sangat baik
karena kinerja keuangannya berada diatas angka standar kesehatan baik.

3. Rasio Rentabilitas
a. Return on Asset (ROA), secara rata-rata Bank Mandiri menempati angka 1,02%.
b. Return on Equity (ROE), ratar-rata perkembangan pertahun mencapai nilai 14,08%
atau berada diantara nilai 5%-12% (standar kesehatan bank).

4. Rasio Efisiensi
a. Leverage Multiple Ratio (LMR), secara rata-rata LMR Bank Mandiri mengalami
peningkatan dengan angka cukup tinggi 1289,42.
b. Asset Utillization Ratio (AUR), menunjukan angka 6,26%.
c. Operating Ratio, rata-rata per Triwulan menunjukan angka 72,01%, angka ini masih
dibawah nilai standar kesehatan yaitu 94%.
10

Demikian walaupun ada pengukuran kinerja yang menunjukan nilai dibawah
standar kesehatan bank, namun secara menyeluruh diketahui bahwa sebagian besar
pengukuran rasio baik likuiditas, solvabilitas, rentabilitas maupun efisien menunjukan
angka diatas nilai standar kesehatan bank. Sehingga dapat disimpulakn bahwa kinerja
PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk adalah sangat baik, terbukti bahwa hipotesis H2
terjawab.

F. ANALISIS KOMPARATIF KINERJA KEUANGAN PT BANK MUAMALAT
INDONESIA TBK DAN PT BANK MANDIRI (PERSERO), TBK SELAMA
PERIODE 2001 S.D. 2011
1. Berdasarkan perhitungan rasio kinerja keuangan.
a. Likuiditas, struktur permodalan Bank Mandiri yang tinggi ini karena bank tersebut
merupakan gabungan Bank Pemerintah yang telah Merger. Hal ini juga dibuktikan
hasil penelitian disampaikan oleh Dery Maradona bahwa setelah melakukan merger
rasio rata-rata ROA yang dimiliki oleh beberapa bank termasuk bank Mandiri
mengalami peningkatan.9
b. Solvabilitas, diliat dari nilai rata Primary Ratio, kinerja Bank Muamalat (8,93%)
lebih baik dari Bank Mandiri (8,43%) dalam hal dalam menutup kemungkinan
kegagalan yang ada dalam pemberian kredit.
c. Rentabilitas, jika dilihat dari Gross Profit Marjin, Kinerja Bank Mandiri (28,28%)
juga lebih baik jika dibandingkan dengan kinerja Bank Muamalat (15,89%) dalam
rangka perolehan laba.
d. Efisiensi, jika kinerja dari rata-rata AUR, kinerja Bank Muamalat (6,83%) lebih baik
dari Bank Mandiri (6,26%) dalam hal memanfaatkan aktiva untuk membentuk total
pendapatannya. Dilihat dari Operating Rationya, kinerja Bank Muamalat (86,16%)
lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja Bank Mandiri (72,01%) dalam hal
memperoleh pendapatan.

9

Dery Madona, Analisis Rasio Kinerja Perbankan Pre-Merger Dan Post-Merger Pada Bank-Bank Umum
Nasional, Jurnal Akuntansi, 2006, Akses Internet dery_mb@yahoo.co.id

11

G. SIMPULAN
Hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya tentang Perbandingan (Rasio)
Kinerja keuangan bank konvensional dalam hal ini diwakili oleh PT. Bank Mandiri (Persero)
Tbk dan Bank Syari’ah dalam hal ini PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk selama periode tahun
2001 hingga 2011 dengan melihat perkembangan Laporan Keuangan masing-masing secara
triwulan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara menyeluruh diketahui bahwa sebagian besar pengukuran rasio baik likuiditas,
solvabilitas, rentabilitas maupun efisien pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk
menunjukkan angka diatas nilai standar kesehatan bank. Sehingga dapat disimpulakn bahwa
kinerja PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk adalah sangat sehat. Jika dilihat dari visi dan misi
dengan prinsip perbankan syari’ah sesuai ajaran islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan
Hadits, Bank Muamalat secara operasional masih belum sepenuhnya menjalankan visi dan
misi tersebut terutama dalam penyaluran dana (pembiayaan)
2. Walau ada beberapa pengukuran kinerja pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk menunjukkan
nilai dibawah standar kesehatan bank, namun sebagian besar pengukuran rasio baik
likuiditas, solvabilitas, rentabilitas maupun efisiensi menunjukan angka diatas nilai standar
kesehatan bank. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk
adalah sangat sehat.
3. Dari hasil uji melalui pendekatan analisis Compare Means dengan Paired Sample t-test
terbukti bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara perbandingan Kinerja Keuangan
Bank Muamalat dan Bank Mandiri selama periode tahun2001 hingga 2011 berdasarkan rasio
LAR, CR, GPM, dan OP. namun secara keseluruhan kinerja kedua Bank tidak menunjukkan
perbedaan. Selanjutnya diketahui bahwa tingkat rasio efisien PT. Bank Muamalat Indonesia
Tbk lebih baik dibandingkan dengan tingkat efisien PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

12

BIBLIOGRAFI

Bank Indonesia. Analisis Laporan Keuangan Perbankan. Yogyakarta: BI. 1996
Ikatan akuntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. 2006
Kamsir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo. 2005
Laporan tahunan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, 2007
Martono. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. Yogyakarta: Ekonisia. 2002
Muh. Dawam Raharjo. Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi. Jakarta: Lembaga Studi Agama
dan Filsafat.1999
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank syari’ah dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani Press.
2001
Munawir, “Analisis Laporan Keuangan”. Yogyakarta: Liberty. 2002
WEBSITES
Dery Madona, Analisis Rasio Kinerja Perbankan Pre-Merger Dan Post-Merger Pada BankBank Umum Nasional, Jurnal Akuntansi, 2006, Akses Internet dery_mb@yahoo.co.id
Undang-undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan, www.bi.go.id
www.muamalatbank.com/index.php/home/about/organization.
www.muamalatbank.com/index.php/home/about/visi_misi.

13