Analisis Pengaruh Inflasi dan BI Rate te
ANALISIS PENGARUH INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA ACUAN (BI RATE)
TERHADAP KINERJA REKSADANA SAHAM DI INDONESIA TAHUN 2011-2013
Ayu Athifah Naufalianty
(Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
E-mail : ayuathifah@yahoo.co.id
Pembimbing
Tony S. Chendrawan, ST., SE., M.Si
Abstract
Share mutual funds is one of the economic potential aspect that could increase the investment. Investment was very
influenced by the interest rate. It shows the investors decision to invest or not. Interest rate fluctuate following the
inflation rate at that moment. When the inflation wasn’t in high condition, the interest rate would decreased, then
investors would attracted to invest in various type of investment, included stock mutual funds. At last, this situation
would make the investment increased.
Keyword :Investment, Share Mutual Funds, Interest Rate, Inflation.
I.
perencanaan yang berperan untuk memenuhi
PENDAHULUAN
kebutuhan dengan konteks jaga-jaga dan tak
terduga. Instrumen yang mendukung investasi
1.1 Latar Belakang
itu sendiri adalah deposito, obligasi, dan saham.
Tahun
1997
menjadi
tahun
yang
mengkhawatirkan bagi perekonomian setiap
negara Asia. Kekhawatiran ini disebabkan oleh
krisis finansial yang berawal dari Thailand pada
Juli
1997.
Krisis
finansial
ini
dapat
mempengaruhi kurs mata uang suatu negara,
bursa saham, dan harga aset lain. Akibat yang
ditimbulkan krisis finansial ini pun dapat
Para investor dapat memilih untuk berinvestasi
secara langsung maupun secara Ask The Experts
dengan bentuk reksadana. Investasi secara
langsung mencakup SBI dan obligasi, sedangkan
Ask The Experts mencakup obligasi dan saham.
Di antara berbagai cara investasi tersebut, saham
dipahami sebagai instrumen yang beresiko tinggi
juga memiliki potensi hasil yang tinggi.
menurunkan tingkat investasi berbagai negara
yang terkena imbas krisis ini, termasuk di
Ketika tingkat investasi menurun akibat
Indonesia. Investasi sendiri diartikan sebagai
krisis finansial ini, porsi berbagai macam bentuk
investasi termasuk reksadana menurun drastis
karena para investor enggan menginvestasikan
1. Apakah terdapat pengaruh secara simultan
dananya di negara yang sedang krisis. Para
antara Inflasi dan BI Rate terhadap kinerja
investor berpikir bahwa berinvestasi di negara
Reksadana Saham?
yang sedang krisis justru akan menimbulkan
2. Apakah terdapat pengaruh secara parsial
kerugian bagi mereka. Segala macam bentuk
antara Inflasi terhadap kinerja Reksadana Saham?
investasi termasuk reksadana tidak menarik lagi
bagi investor. Reksadana yang berperan pada
sektor ini sendiri diartikan sebagai sarana
investasi bagi investor untuk dapat berinvestasi
ke berbagai instrumen investasi yang tersedia di
3. Apakah terdapat pengaruh secara parsial
antara BI Rate terhadap kinerja Reksadana
Saham?
4. Apakah terdapat pengaruh atau korelasi antara
Inflasi dengan BI Rate?
pasar. Melalui reksadana, investor tidak perlu
repot
mengelola
lembaran
investasinya.
Reksadana saham dipahami sebagai reksadana
yang melakukan investasi kurang lebih 80% dari
II.
KERANGKA
TEORITIS
&
TINJAUAN PUSTAKA
portofolio yang dikelolanya dalam efek yang
2.1 Teori tentang Inflasi
bersifat ekuitas (saham).
Teori Inflasi
Reksadana saham di Indonesia memiliki
porsi Nilai Aktiva Bersih (NAB) terbesar dan
nilainya
selalu
berfluktuasi
setiap
Secara garis besar teori yang membahas
bulan.
tentang inflasi dapat dibagi dalam tiga kelompok
Meskipun nilainya fluktuatif, reksadana saham
dengan masing-masing menyoroti aspek-aspek
menjadi penopang tumbuh investasi di negara
tertentu dari proses terjadinya inflasi. Namun
kepulauan terbesar ini. Nilai reksadana saham
demikian, ketiga teori tersebut bukanlah teori
yang fluktuatif ini erat kaitannya dengan nilai
inflasi lengkap yang membahas semua aspek
inflasi yang selalu berubah di Indonesia. Karena
penting dari proses terjadinya kenaikan harga
inflasi inilah, para investor cenderung tidak
barang. Ketiga teori tersebut adalah Teori
memilih langkah berinvestasi melalui reksadana
Kuantitas, Teori Keynes dan Teori Strukturalis.
saham yang memang memiliki resiko tinggi.
a. Teori Kuantitas
1.2 Identifikasi Masalah
Teori Kuantitas memaparkan bahwa
terjadinya inflasi hanya disebabkan oleh satu
Rumusan Masalah
faktor, yaitu akibat adanya kenaikan jumlah
uang yang beredar (JUB). Inti dari teori ini
2)
adalah sebagai berikut:
uang (V) tidak bersifat stabil. Mengingat dalam
Dalam masyarakat modern, Laju peredaran
masyarakat
1)
modern
uang
merupakan
alat
Inflasi akan terjadi jika ada penambahan
pembayaran dan alat untuk menimbun kekayaan.
jumlah uang yang beredar, baik penambahan
Dengan demikian, jika ada kelebihan uang akan
uang kartal atau penambahan uang giral. Sesuai
digunakan untuk menambah kas, menambah
dengan teori kuantitas yang diajukan oleh
tabungan bank, menambah pembelian surat
ekonom bernama Irfing Fisher, yang dijabarkan
berharga, dan menambah pembelian barang/jasa.
dalam persamaan berikut
b. Teori Keynes
MV = PT.
Pembahasan tentang inflasi dalam Teori
Faktor yang dianggap konstan adalah V dan T,
Keynes didasarkan pada teori makronya. Teori
sehingga
circulation)
Keynes menjelaskan bahwa inflasi terjadi karena
bertambah, maka akan terjadi inflasi (kenaikan
suatu masyarakat cenderung ingin hidup di luar
harga).
batas kemampuan ekonominya. Keadaan seperti
2)
jika
Laju
M
(money
inflasi
in
ditentukan
oleh
laju
pertambahan jumlah uang yang beredar dan oleh
psikologi atau harapan atau ekspektasi dari
masyarakat tentang kenaikan harga di masa yang
akan datang. Jadi, apabila masyarakat sudah
beranggapan bahwa akan terjadi kenaikan harga
ini ditunjukkan oleh permintaan masyarakat
akan barang-barang yang melebihi jumlah
barang-
barang
menimbulkan
yang
tersedia.
inflationary
Hal
gap.
ini
Ketika
inflationary gap tetap ada, maka selama itu pula
proses inflasi terjadi dan berkelanjutan.
barang, maka tidak ada kecenderungan atau
Keynes
tidak
sependapat
dengan
keinginan untuk menyimpan uang tunai lagi dan
pandangan yang diajukan dalam teori kuantitas.
mereka
Teori kuantitas tersebut menyatakan bahwa
lebih
suka
menyimpan
harta
kekayaannya dalam bentuk barang.
kenaikan jumlah uang yang beredar akan
Teori kuantitas memiliki beberapa Kelemahan
menimbulkan kenaikan tingkat harga, namun
tidak
yang di antaranya adalah sebagai berikut.
akan
menimbulkan
peningkatan
pendapatan nasional.
1)
Pada kenyataannya perubahan jumlah
uang yang beredar (M) tidak secara otomatis
dapat
menaikkan
“money
penggunaan uangnya.
spending”
atau
Kemudian Keynes berpendapat bahwa
kenaikan harga tidak hanya ditentukan oleh
kenaikan jumlah uang yang beredar saja, namun
juga ditentukan oleh kenaikan biaya produksi.
c. Teori Strukturalis
Fungsinya yang menonjol dari uang
Teori Strukturalis merupakan teori yang
menjelaskan fenomena inflasi dalam jangka
panjang. Hal ini didasarkan pada penjelasannya
yang menyoroti sebab-sebab inflasi yang berasal
dari
kekakuan
atau
infleksibilitas
struktur
ekonomi suatu negara.
dalam teori ekonomi klasik, adalah sebagai alat
pengukur nilai dalam melakukan transaksi,
sebagai alat pertukaran untuk memperlancar
transaksi barang dan jasa, maupun sebagai alat
penyelesaian hubungan hutang-piutang yang
menyangkut masa depan.
Menurut teori ini, ada dua ketegaran
Teori ekonomi klasik mengasumsikan,
atau kekakuan utama dalam perekonomian
dapat
bahwa perekonomian senantiasa berada dalam
menimbulkan inflasi, yaitu ketegaran persediaan
keadaan full employment. Dalam keadaan full
bahan makanan dan barang-barang ekspor.
employment itu seluruh kapasitas produksi sudah
negara
sedang
berkembang
yang
dipergunakan
2.2 Teori tentang Tingkat Suku Bunga (BI
Rate)
produksi.
penuh
Oleh
meningkatkan
dalam
proses
itu,
kecuali
karena
efisiensi
dan
mendorong
terjadinya spesialisasi pekerjaan, uang tidak
Pengertian Suku Bunga
Pada prinsipnya, tingkat suku bunga
dapat
mempengaruhi
produksi.
Dengan
sektor
perkataan
lain
sektor
adalah harga atas penggunaan uang yang
moneter, dalam teori ekonomi klasik terpisah
biasanya dinyatakan dalam persen (%) untuk
sama sekali dari sektor riil dan tidak ada
jangka waktu tertentu. Terdapat banyak teori
pengaruh timbal balik antara kedua sektor
tentang suku bunga, akan tetapi pada tulisan ini
tersebut.
oleh penulis hanya akan dikemukakan teori-teori
yang dianggap penting untuk diketahui, yaitu :
Teori Suku Bunga
Hubungan antara sektor moneter dan riil,
dalam
teori
dijembatani
A. Teori Klasik
Menurut Teori Klasik, teori tingkat suku
a
terhadap tabungan. Teori ini membahas tingkat
menurun.
investable fund yang bersumber dari tabungan.
tingkat
hanya
harga.
nilai barang-barang yang tersedia, maka
tingkat
antara permintaan dan penawaran daripada
oleh
klasik
Jika jumlah uang beredar lebih besar daripad
bunga merupakan teori permintaan penawaran
suku bunga sebagai suatu faktor pengimbang
ekonomi
harga
meningkat,
jika
sebaliknya
Konsep
tabungan
menurut
klasik
B. Teori Keynessian, Preferensi Liquiditas
dikatakan, bahwa seorang dapat melakukan tiga
Teori penentuan tingkat suku bunga
hal terhadap selisih antara pendapatan dan
Keynes dikenal dengan teori liquidity prefence.
pengeluaran
pertama,
Keynes mengatakan bahwa tingkat bunga
ditambahkan pada saldo tunai yang ditahannya.
semata-mata merupakan fenomena moneter
Kedua, dibelikan obligasi baru dan ketiga,
yang mana pembentukannya terjadi di pasar
sebagai pengusaha, dibelikan langsung kepada
uang. Artinya tingkat suku bunga ditentukan
barang-barang modal. Asumsi yang digunakan
oleh penawaran dan permintaan akan uang.
komsumsinya
yaitu:
disini adalah bahwa penabung yang rasional
tidak
akan
pertama.
menempuh
Berdasarkan
pada
jalan
yang
pertimbangan
bahwa akumulasi kekayaan dalam bentuk uang
tunai adalah tidak menghasilkan.
Dalam
penyimpangan
kekayaan terdiri
adalah
penyimpangan
masyarakat adalah fungsi dari tingkat suku
Keynes,
alternatif
dari
surat
berharga (bonds) dan uang tunai. Asumsi Teori
Keynes
Menurut teori klasik, bahwa tabungan
Konsep
dasar
pemilikan
bentuk
kekayaan
adalah
perilaku
masyarakat yang selalu menghindari resiko dan
ingin memaksimumkan keuntungan.
bunga. Makin tinggi tingkat suku bunga makin
tinggi
pula
keinginan
masyarakat
untuk
menabung. Artinya pada tingkat suku bunga
yang lebih tinggi masyarakat akan terdorong
untuk
mengorbankan
atau
mengurangi
pengeluaran untuk konsumsi guna menambah
tabungannya. Investasi juga merupakan fungsi
dari tingkat suku bunga. Makin tinggi tingkat
suku bunga, maka keinginan masyarakat untuk
melakukan investasi menjadi semakin kecil. Hal
ini karena biaya penggunaan dana (cost of
capital) menjadi semakin mahal, dan sebaliknya
makin rendah tingkat suku bunga, maka
keinginan untuk melakukan investasi akan
semakin meningkat.
Keynes
pandangan
tidak
ahli-ahli
sependapat
ekonomi
klasik
dengan
yang
mengatakan bahwa tingkat tabungan maupun
tingkat investasi sepenuhnya ditentukan oleh
tingkat bunga, dan perubahan-perubahan dalam
tingkat bunga akan menyebabkan tabungan yang
tercipta pada tingkat penggunaan tenaga kerja
penuh akan selalu sama dengan investasi yang
dilakukan oleh para pengusaha. Menurut Keynes,
besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumah
tangga bukan tergantung dari tinggi rendahnya
tingkat bunga. Ia terutama tergantung dari besar
kecilnya tingkat pendapatan rumah tangga
itu.
Makin besar jumlah pendapatan yang
diterima oleh suatu rumah tangga, semakin besar
pula jumlah tabungan yang akan diperolehnya.
Apabila jumlah pendapatan rumah tangga itu
hari. Besarnya uang untuk keperluan ini
tidak mengalami kenaikan atau penurunan,
tergantung kepada besarnya pendapatan.
peubahan yang cukup besar dalam tingkat bunga
2. Keperluan
tidak akan menimbulkan pengaruh yang berarti
memegang
keatas jumlah tabungan yang akan dilakukan
ketidakpastian mengenai masa datang.
oleh rumah tangga dan bukannya tingkat bunga.
Motif transaksi dan motif berjaga-jaga
Berjaga-jaga. Yaitu
uang
motif
karena
adanya
merupakan fungsi positif dari tingkat
Teori
permintaan
uang
Keynes
menekankan kepada berapa besar proporsi
kekayaan
yang
dipegang
dalam
bentuk
pendapatan.
3. Keperluan
Spekulasi. Yaitu
memegang
uang
untuk
motif
keperluan
uang. Berbeda dengan teori klasik, teori Keynes
spekulasi
mengasumsikan bahwa perekonomian belum
sebagaimana motif berjaga-jaga, motif
mencapai tingkat full employment. Oleh karena
permintaan uang untuk spekulasi ini
itu, produksi masih dapat ditingkatkan tanpa
timbul akibat adanya ketidakpastian di
mengubah tingkat upah maupun tingkat harga-
masa
harga. Dengan menurunkan tingkat suku bunga,
mengatakan
investasi dapat dirangsang untuk meningkatkan
berdasarkan kepada keinginan untuk
produksi
mendapatkan
nasional.
Dengan
demikian,
dan
yang
mencari
akan
keuntungan
datang.
bahwa
Keynes
motif
keuntungan
ini
dengan
setidaknya untuk jangka pendek, kebijaksanaan
mengetahui apa yang akan terjadi di
moneter dalam teori Keynes, berperan untuk
masa yang akan datang.
meningkatkan
produksi
perekonomian
berada
nasional.
dalam
Setelah
keadaan
full
Sebagaimana sudah dikemukakan pada
employment, barulah kebijaksanaan moneter
bagian terdahulu, hubungan antara tingkat suku
tidak dapat lagi berperan untuk meningkatkan
bunga dan tingkat harga berbanding terbalik.
produksi nasional. Dengan demikian jelaslah
Jika tingkat suku bunga meningkat, maka surat-
bahwa teori Keynes adalah teori ekonomi jangka
surat berharga akan turun demikian pula
pendek sebelum mencapai full employment.
sebaliknya. Karena itu pada tingkat suku bunga
yang sangat rendah, orang akan cenderung
Dalam teori Keynes dikenal tiga motif yang
memegang
mendasari permintaan uang masyarakat, yaitu :
berharga. Seandainya jumlah uang beredar
uang
kas
daripada
surat-surat
bertambah besar, orang akan cenderung tetap
1. Keperluan
Transaksi
(Transaction
memilih memegang uang kas. Keadaan seperti
Motive). Yaitu motif memegang uang
ini disebut perangkap liquiditas (liquidity trap)
untuk
sebab semua uang kas terperangkap ditangan
keperluan
transaksi
sehari-
untuk menghindari kerugian dan tidak akan
efek atau sekuritas. Saham dapat didefinisikan
beredar sebagai uang aktif.
tanda
penyertaan
atau
surat
kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan
2.3 Teori tentang Reksadana Saham
atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah
selembar kertas yang menerangkan bahwa
Menurut
Manurung
(2007),
istilah
pemilik
kertas
tersebut
adalah
pemilik
mutual fund terkandung dalam kata fund itu
perusahaan yang menerbitkan surat berharga
sendiri sebagaimana dinyatakan Giles dkk, “fund
tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh
is a pool of money contributed by a range of
seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di
investor who may be individuals or companies
perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin,
or other organization, which is managed and
2001:5)
invested as a whole, on behalf of those investors.”
Selain itu, Pozen (1998) mendefinisikan mutual
Reksadana saham sering disebut sebagai
fund sebagai “an investment company that pools
reksadana pertumbuhan karena berusaha untuk
money from shareholders and invests in a
mendapatkan pertumbuhan NAB yang paling
diversified of securities.” Manurung (2007) juga
tinggi dengan berinvestasi di saham.
mencatat, menurut kamus keuangan, reksadana
didefinisikan sebagai portofolio asset keuangan
yang
terdiversifikasi,
dicatatkan
2.4 Kerangka Pemikiran
sebagai
perusahaan investasi terbuka, yang menjual
saham
kepada
masyarakat
dengan
harga
penawaran dan penarikannya pada harga nilai
aktiva bersihnya.
Kerangka berpikir merupakan alur
pemikiran
termaktub dalam UU. No 8 tahun 1995 tentang
dalam
memahami
masalah yang sedang dipahami saat ini. Hal
ini
Sedangkan pengertian reksadana yang
seseorang
dapat
dijadikan
contoh
untuk
memecahkan masalah yang diteliti secara
logis dan matematis.
pasar modal, reksadana adalah wadah yang
dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat
diinvestasikan
pemodal
untuk
selanjutnya
Teori Inflasi
(Keynes)
dalam portofolio efek oleh
manajer investasi.”
Saham adalah surat berharga yang
Teori Reksadana
Saham
(Manurung)
Preferensi
Likuiditas
diperdagangkan di pasar modal sering disebut
(Keynes)
III.
METODOLOGI PENELITIAN
Data yang diambil peneliti berupa data
2.5 Hipotesis Penelitian
sekunder, yaitu data yang telah disediakan oleh
Berdasarkan teori-teori yang telah dibahas pada
beberapa instansi terkait dan kemudian diolah
awal bab 2, dapat disimpulkan hipotesis:
kembali
oleh
menggunakan
peneliti.
data
Penelitian
sekunder
dan
ini
metode
1. Variabel Inflasi dan BI Rate berpengaruh
penelitian deskriptif dengan model penelitian
negatif terhadap kinerja Reksadana Saham.
deskriptif analisis.
2. Variabel Inflasi berpengaruh negatif terhadap
Metode deskriptif analisis bertujuan
kinerja Reksadana Saham.
3. Variabel BI Rate berpengaruh negatif
untuk membuat deskripsi, gambaran sistematis,
terhadapkinerja Reksadana Saham.
faktual, akurat mengenai fakta dan hubungan
4. Variabel Inflasi berkorelasi dan berpengaruh
antara fenomena yang terkait.
positif terhadap BI Rate.
3.1 Tabel Operasional Variabel
No.
1.
Variabel
Inflasi
Skala
Konsep/Teori
Inflasi terjadi karena suatu Rasio
masyarakat
cenderung
ingin hidup di luar batas
kemampuan ekonominya.
Keadaan
seperti
ini
ditunjukkan
oleh
permintaan
masyarakat
akan barang-barang yang
melebihi jumlah barangbarang yang tersedia. Hal
ini
menimbulkan
inflationary gap. Ketika
inflationary gap tetap ada,
maka
selama
itu
pula
proses inflasi terjadi dan
berkelanjutan.
2.
Tingkat
Jika tingkat suku bunga Rasio
Suku
meningkat, maka surat-
Bunga
surat berharga akan turun
demikian pula sebaliknya.
Karena itu pada tingkat
suku bunga yang sangat
rendah,
orang
cenderung
akan
memegang
uang kas daripada suratsurat berharga. Seandainya
jumlah
uang
bertambah
akan
beredar
besar,
orang
cenderung
tetap
memilih memegang uang
kas. Keadaan seperti ini
disebut
perangkap
liquiditas (liquidity trap)
sebab semua uang kas
terperangkap
untuk
di
tangan
menghindari
kerugian dan tidak akan
beredar sebagai uang aktif.
3.
didefinisikan Rasio
Reksadana
reksadana
Saham
sebagai portofolio asset
keuangan
yang
terdiversifikasi, dicatatkan
sebagai
perusahaan
investasi
terbuka,
menjual
saham
yang
kepada
masyarakat dengan harga
penawaran
dan
penarikannya pada harga
nilai aktiva bersihnya.
3.2 Objek Penelitian
Metodologi yang dipakai dalam jurnal
Dalam penelitian ini, data yang berupa
ini adalah metode kuantitatif karena data-data
variabel independen (bebas) adalah Inflasi dan
variabel dinyatakan dalam bentuk angka dan
Tingkat Suku Bunga (BI Rate) sedangkan yang
diperlukan pengolahan data-data tersebut untuk
berupa
adalah
mengetahui tingkat pengaruh variabel Inflasi dan
Reksadana Saham. Data yang digunakan adalah
BI Rate terhadap Reksadana Saham juga untuk
data Time Series periode tahun 2011 – 2013 dan
menguji
dikorelasikan dengan software E-Views 6.
Normalitas, Autokorelasi, Multikolinieritas, dan
variabel
dependen
(terikat)
asumsi
klasik
yang
berupa
uji
Heteroskedastisitas.
3.3 Sumber Data
3.5 Model Fungsi
Data
bersumber
variabel-variabel
dari
situs
Bank
tersebut
Berdasarkan
Indonesia
variabel-variabel
terkait
(www.bi.go.id) untuk memperoleh data Inflasi
dengan jurnal ini, fungsi yang dapat dirumuskan
dan
adalah sebagai berikut.
BI
Rate
juga
situs
BAPEPAM
(www.bapepam.go.id) untuk memperoleh data
Reksadana Saham. Data ketiga variabel tersebut
Reksadana Saham
= f(Inflasi, BI Rate)
diambil per bulan untuk memenuhi jumlah
Reks
= β0 + β1 Inf + β2 Int
minimal observasi.
3.6 Hipotesis Statistik
3.4 Pemilihan Metodologi
Uji F (Simultan)
0.000000 < 0.025
H0
Berarti, variabel-variabel berpengaruh signifikan.
= variabel Inflasi dan BI Rate tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
Reksadana Saham.
Dapat disimpulkan bahwa, variabel Inflasi dan
BI Rate berpengaruh secara signifikan terhadap
H1
=
berpengaruh
variabel Inflasi dan BI Rate
secara
signifikan
Reksadana Saham.
IV.
variabel Reksadana Saham.
terhadap
UJI ASUMSI KLASIK
HASIL DAN PEMBAHASAN
Multikolinieritas
Data diolah menggunakan E-Views
Dilihat dari data di atas, nilai R-squared
UJI F
Asumsi:
H0 ditolak apabila Fhitung > Ftabel
Signifikan apabila Prob(F-stat) < 0.025
senilai 0.588903 < 0.8 menunjukkan tidak
adanya multikolinieritas. Berarti tidak terdapat
korelasi antara variable inflasi dengan BI rate.
Autokorelasi
Dilihat dari data di atas, tidak terdapat
Hasil:
Ftabel = 4.1197 (diolah melalui Excel)
23.63649 > 4.1197
autokorelasi di antara variable-variabel tersebut.
Rumus
Berarti, H0 ditolak atau H1 diterima.
dl < DW-stat < 4-dl
Signifikan
Nilai chi-square table dengan dua variabel
independen adalah 5.991
Berarti
3.986591 < 5.991 menunjukkan data
berdistribusi normal.
Heteroskedastisitas
1.153 < 1.208223 < 2.847
Ho : tidak ada heteroskedastisitas
Dari rumus tersebut ditunjukkan tidak adanya
autokorelasi pada data.
H1 : ada heteroskedastisitas
Jika prob. chi-square < ɑ, maka Ho ditolak
Normalitas
Dilihat dengan cara melihat chi-square table
dengan Jaque-Berra pada hasil data di atas.
-
Jika hasil dari JB hitung > Chi Square
tabel, maka H0 ditolak
-
Jika hasil dari JB hitung < Chi Square
tabel, maka H0 diterima
Ho : data berdistribusi normal
H1 : data tidak berdistribusi normal
Dari hasil data di atas, nilai prob.chisquare variable inflasi maupun BI rate sama
dengan 0.8495 dan 0.7953 > 0.05
Berarti, Ho diterima atau H1 ditolak
Kesimpulannya adalah dengan tingkat
keyakinan 95% dapat dikatakan bahwa tidak
terdapat heteroskedastisitas dalam model regresi.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
pergerakannya sesuai dengan penargetan nilai
KESIMPULAN
inflasi dan rupiah tidak terlalu bergantung lagi
Berdasarkan teori yang telah dipaparkan
kepada mata uang kuat.
pada bab 2 dan hasil statistik pada bab 4, Inflasi
dan BI Rate memiliki pengaruh yang signifikan
VI.
REFERENSI
terhadap kinerja Reksadana Saham. Dari segi
pemaparan teori dapat disimpulkan bahwa ketika
https://www.scribd.com/doc/149445498/Analisi
nilai Inflasi suatu negara naik, maka nilai tingkat
s-Pengaruh-Inflasi-Terhadap-Reksadana-Saham-
suku bunga akan naik. Ketika tingkat suku
Di-Indonesia-Periode-Tahun-2002-2012#scribd
bunga naik, investor akan lebih memilih untuk
tidak berinvestasi di negara tersebut karena
tingkat suku bunga yang tinggi. Berarti, tingkat
http://aria.bapepam.go.id/reksadana/files/edukasi
/BerwisataReksaDana.pdf
investasi yang termasuk reksadana saham akan
http://www.kajianpustaka.com/2012/10/teori-
menurun.
suku-bunga.html
Dampak
beruntun
ini
akan
mengakibatkan pengaruh yang negatif terhadap
http://id.wikipedia.org/wiki/Krisis_finansial_Asi
pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
a_1997
Dari
hasil
statistik,
tidak
terdapat
kerusakan data ataupun kesalahan penggunaan
variabel pengujian asumsi klasik maupun uji F.
Berarti, kesimpulan hasil statistik sesuai dengan
teori-teori yang telah dipaparkan.
SARAN
Pemerintah sebaiknya mengubah sistem
pemberlakuan kurs di Indonesia yang sampai
detik ini masih menggunakan kurs mengambang
dengan kurs tetap. Karena, nilai inflasi yang
meningkat diperkirakan karena nilai kurs rupiah
yang terus melemah. Karena nilai inflasi rentan
terhadap banyak variabel termasuk tingkat suku
bunga, apabila pemerintah melakukan kebjakan
ini,
setidaknya
nilai
inflasi
dapat
diatur
TERHADAP KINERJA REKSADANA SAHAM DI INDONESIA TAHUN 2011-2013
Ayu Athifah Naufalianty
(Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
E-mail : ayuathifah@yahoo.co.id
Pembimbing
Tony S. Chendrawan, ST., SE., M.Si
Abstract
Share mutual funds is one of the economic potential aspect that could increase the investment. Investment was very
influenced by the interest rate. It shows the investors decision to invest or not. Interest rate fluctuate following the
inflation rate at that moment. When the inflation wasn’t in high condition, the interest rate would decreased, then
investors would attracted to invest in various type of investment, included stock mutual funds. At last, this situation
would make the investment increased.
Keyword :Investment, Share Mutual Funds, Interest Rate, Inflation.
I.
perencanaan yang berperan untuk memenuhi
PENDAHULUAN
kebutuhan dengan konteks jaga-jaga dan tak
terduga. Instrumen yang mendukung investasi
1.1 Latar Belakang
itu sendiri adalah deposito, obligasi, dan saham.
Tahun
1997
menjadi
tahun
yang
mengkhawatirkan bagi perekonomian setiap
negara Asia. Kekhawatiran ini disebabkan oleh
krisis finansial yang berawal dari Thailand pada
Juli
1997.
Krisis
finansial
ini
dapat
mempengaruhi kurs mata uang suatu negara,
bursa saham, dan harga aset lain. Akibat yang
ditimbulkan krisis finansial ini pun dapat
Para investor dapat memilih untuk berinvestasi
secara langsung maupun secara Ask The Experts
dengan bentuk reksadana. Investasi secara
langsung mencakup SBI dan obligasi, sedangkan
Ask The Experts mencakup obligasi dan saham.
Di antara berbagai cara investasi tersebut, saham
dipahami sebagai instrumen yang beresiko tinggi
juga memiliki potensi hasil yang tinggi.
menurunkan tingkat investasi berbagai negara
yang terkena imbas krisis ini, termasuk di
Ketika tingkat investasi menurun akibat
Indonesia. Investasi sendiri diartikan sebagai
krisis finansial ini, porsi berbagai macam bentuk
investasi termasuk reksadana menurun drastis
karena para investor enggan menginvestasikan
1. Apakah terdapat pengaruh secara simultan
dananya di negara yang sedang krisis. Para
antara Inflasi dan BI Rate terhadap kinerja
investor berpikir bahwa berinvestasi di negara
Reksadana Saham?
yang sedang krisis justru akan menimbulkan
2. Apakah terdapat pengaruh secara parsial
kerugian bagi mereka. Segala macam bentuk
antara Inflasi terhadap kinerja Reksadana Saham?
investasi termasuk reksadana tidak menarik lagi
bagi investor. Reksadana yang berperan pada
sektor ini sendiri diartikan sebagai sarana
investasi bagi investor untuk dapat berinvestasi
ke berbagai instrumen investasi yang tersedia di
3. Apakah terdapat pengaruh secara parsial
antara BI Rate terhadap kinerja Reksadana
Saham?
4. Apakah terdapat pengaruh atau korelasi antara
Inflasi dengan BI Rate?
pasar. Melalui reksadana, investor tidak perlu
repot
mengelola
lembaran
investasinya.
Reksadana saham dipahami sebagai reksadana
yang melakukan investasi kurang lebih 80% dari
II.
KERANGKA
TEORITIS
&
TINJAUAN PUSTAKA
portofolio yang dikelolanya dalam efek yang
2.1 Teori tentang Inflasi
bersifat ekuitas (saham).
Teori Inflasi
Reksadana saham di Indonesia memiliki
porsi Nilai Aktiva Bersih (NAB) terbesar dan
nilainya
selalu
berfluktuasi
setiap
Secara garis besar teori yang membahas
bulan.
tentang inflasi dapat dibagi dalam tiga kelompok
Meskipun nilainya fluktuatif, reksadana saham
dengan masing-masing menyoroti aspek-aspek
menjadi penopang tumbuh investasi di negara
tertentu dari proses terjadinya inflasi. Namun
kepulauan terbesar ini. Nilai reksadana saham
demikian, ketiga teori tersebut bukanlah teori
yang fluktuatif ini erat kaitannya dengan nilai
inflasi lengkap yang membahas semua aspek
inflasi yang selalu berubah di Indonesia. Karena
penting dari proses terjadinya kenaikan harga
inflasi inilah, para investor cenderung tidak
barang. Ketiga teori tersebut adalah Teori
memilih langkah berinvestasi melalui reksadana
Kuantitas, Teori Keynes dan Teori Strukturalis.
saham yang memang memiliki resiko tinggi.
a. Teori Kuantitas
1.2 Identifikasi Masalah
Teori Kuantitas memaparkan bahwa
terjadinya inflasi hanya disebabkan oleh satu
Rumusan Masalah
faktor, yaitu akibat adanya kenaikan jumlah
uang yang beredar (JUB). Inti dari teori ini
2)
adalah sebagai berikut:
uang (V) tidak bersifat stabil. Mengingat dalam
Dalam masyarakat modern, Laju peredaran
masyarakat
1)
modern
uang
merupakan
alat
Inflasi akan terjadi jika ada penambahan
pembayaran dan alat untuk menimbun kekayaan.
jumlah uang yang beredar, baik penambahan
Dengan demikian, jika ada kelebihan uang akan
uang kartal atau penambahan uang giral. Sesuai
digunakan untuk menambah kas, menambah
dengan teori kuantitas yang diajukan oleh
tabungan bank, menambah pembelian surat
ekonom bernama Irfing Fisher, yang dijabarkan
berharga, dan menambah pembelian barang/jasa.
dalam persamaan berikut
b. Teori Keynes
MV = PT.
Pembahasan tentang inflasi dalam Teori
Faktor yang dianggap konstan adalah V dan T,
Keynes didasarkan pada teori makronya. Teori
sehingga
circulation)
Keynes menjelaskan bahwa inflasi terjadi karena
bertambah, maka akan terjadi inflasi (kenaikan
suatu masyarakat cenderung ingin hidup di luar
harga).
batas kemampuan ekonominya. Keadaan seperti
2)
jika
Laju
M
(money
inflasi
in
ditentukan
oleh
laju
pertambahan jumlah uang yang beredar dan oleh
psikologi atau harapan atau ekspektasi dari
masyarakat tentang kenaikan harga di masa yang
akan datang. Jadi, apabila masyarakat sudah
beranggapan bahwa akan terjadi kenaikan harga
ini ditunjukkan oleh permintaan masyarakat
akan barang-barang yang melebihi jumlah
barang-
barang
menimbulkan
yang
tersedia.
inflationary
Hal
gap.
ini
Ketika
inflationary gap tetap ada, maka selama itu pula
proses inflasi terjadi dan berkelanjutan.
barang, maka tidak ada kecenderungan atau
Keynes
tidak
sependapat
dengan
keinginan untuk menyimpan uang tunai lagi dan
pandangan yang diajukan dalam teori kuantitas.
mereka
Teori kuantitas tersebut menyatakan bahwa
lebih
suka
menyimpan
harta
kekayaannya dalam bentuk barang.
kenaikan jumlah uang yang beredar akan
Teori kuantitas memiliki beberapa Kelemahan
menimbulkan kenaikan tingkat harga, namun
tidak
yang di antaranya adalah sebagai berikut.
akan
menimbulkan
peningkatan
pendapatan nasional.
1)
Pada kenyataannya perubahan jumlah
uang yang beredar (M) tidak secara otomatis
dapat
menaikkan
“money
penggunaan uangnya.
spending”
atau
Kemudian Keynes berpendapat bahwa
kenaikan harga tidak hanya ditentukan oleh
kenaikan jumlah uang yang beredar saja, namun
juga ditentukan oleh kenaikan biaya produksi.
c. Teori Strukturalis
Fungsinya yang menonjol dari uang
Teori Strukturalis merupakan teori yang
menjelaskan fenomena inflasi dalam jangka
panjang. Hal ini didasarkan pada penjelasannya
yang menyoroti sebab-sebab inflasi yang berasal
dari
kekakuan
atau
infleksibilitas
struktur
ekonomi suatu negara.
dalam teori ekonomi klasik, adalah sebagai alat
pengukur nilai dalam melakukan transaksi,
sebagai alat pertukaran untuk memperlancar
transaksi barang dan jasa, maupun sebagai alat
penyelesaian hubungan hutang-piutang yang
menyangkut masa depan.
Menurut teori ini, ada dua ketegaran
Teori ekonomi klasik mengasumsikan,
atau kekakuan utama dalam perekonomian
dapat
bahwa perekonomian senantiasa berada dalam
menimbulkan inflasi, yaitu ketegaran persediaan
keadaan full employment. Dalam keadaan full
bahan makanan dan barang-barang ekspor.
employment itu seluruh kapasitas produksi sudah
negara
sedang
berkembang
yang
dipergunakan
2.2 Teori tentang Tingkat Suku Bunga (BI
Rate)
produksi.
penuh
Oleh
meningkatkan
dalam
proses
itu,
kecuali
karena
efisiensi
dan
mendorong
terjadinya spesialisasi pekerjaan, uang tidak
Pengertian Suku Bunga
Pada prinsipnya, tingkat suku bunga
dapat
mempengaruhi
produksi.
Dengan
sektor
perkataan
lain
sektor
adalah harga atas penggunaan uang yang
moneter, dalam teori ekonomi klasik terpisah
biasanya dinyatakan dalam persen (%) untuk
sama sekali dari sektor riil dan tidak ada
jangka waktu tertentu. Terdapat banyak teori
pengaruh timbal balik antara kedua sektor
tentang suku bunga, akan tetapi pada tulisan ini
tersebut.
oleh penulis hanya akan dikemukakan teori-teori
yang dianggap penting untuk diketahui, yaitu :
Teori Suku Bunga
Hubungan antara sektor moneter dan riil,
dalam
teori
dijembatani
A. Teori Klasik
Menurut Teori Klasik, teori tingkat suku
a
terhadap tabungan. Teori ini membahas tingkat
menurun.
investable fund yang bersumber dari tabungan.
tingkat
hanya
harga.
nilai barang-barang yang tersedia, maka
tingkat
antara permintaan dan penawaran daripada
oleh
klasik
Jika jumlah uang beredar lebih besar daripad
bunga merupakan teori permintaan penawaran
suku bunga sebagai suatu faktor pengimbang
ekonomi
harga
meningkat,
jika
sebaliknya
Konsep
tabungan
menurut
klasik
B. Teori Keynessian, Preferensi Liquiditas
dikatakan, bahwa seorang dapat melakukan tiga
Teori penentuan tingkat suku bunga
hal terhadap selisih antara pendapatan dan
Keynes dikenal dengan teori liquidity prefence.
pengeluaran
pertama,
Keynes mengatakan bahwa tingkat bunga
ditambahkan pada saldo tunai yang ditahannya.
semata-mata merupakan fenomena moneter
Kedua, dibelikan obligasi baru dan ketiga,
yang mana pembentukannya terjadi di pasar
sebagai pengusaha, dibelikan langsung kepada
uang. Artinya tingkat suku bunga ditentukan
barang-barang modal. Asumsi yang digunakan
oleh penawaran dan permintaan akan uang.
komsumsinya
yaitu:
disini adalah bahwa penabung yang rasional
tidak
akan
pertama.
menempuh
Berdasarkan
pada
jalan
yang
pertimbangan
bahwa akumulasi kekayaan dalam bentuk uang
tunai adalah tidak menghasilkan.
Dalam
penyimpangan
kekayaan terdiri
adalah
penyimpangan
masyarakat adalah fungsi dari tingkat suku
Keynes,
alternatif
dari
surat
berharga (bonds) dan uang tunai. Asumsi Teori
Keynes
Menurut teori klasik, bahwa tabungan
Konsep
dasar
pemilikan
bentuk
kekayaan
adalah
perilaku
masyarakat yang selalu menghindari resiko dan
ingin memaksimumkan keuntungan.
bunga. Makin tinggi tingkat suku bunga makin
tinggi
pula
keinginan
masyarakat
untuk
menabung. Artinya pada tingkat suku bunga
yang lebih tinggi masyarakat akan terdorong
untuk
mengorbankan
atau
mengurangi
pengeluaran untuk konsumsi guna menambah
tabungannya. Investasi juga merupakan fungsi
dari tingkat suku bunga. Makin tinggi tingkat
suku bunga, maka keinginan masyarakat untuk
melakukan investasi menjadi semakin kecil. Hal
ini karena biaya penggunaan dana (cost of
capital) menjadi semakin mahal, dan sebaliknya
makin rendah tingkat suku bunga, maka
keinginan untuk melakukan investasi akan
semakin meningkat.
Keynes
pandangan
tidak
ahli-ahli
sependapat
ekonomi
klasik
dengan
yang
mengatakan bahwa tingkat tabungan maupun
tingkat investasi sepenuhnya ditentukan oleh
tingkat bunga, dan perubahan-perubahan dalam
tingkat bunga akan menyebabkan tabungan yang
tercipta pada tingkat penggunaan tenaga kerja
penuh akan selalu sama dengan investasi yang
dilakukan oleh para pengusaha. Menurut Keynes,
besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumah
tangga bukan tergantung dari tinggi rendahnya
tingkat bunga. Ia terutama tergantung dari besar
kecilnya tingkat pendapatan rumah tangga
itu.
Makin besar jumlah pendapatan yang
diterima oleh suatu rumah tangga, semakin besar
pula jumlah tabungan yang akan diperolehnya.
Apabila jumlah pendapatan rumah tangga itu
hari. Besarnya uang untuk keperluan ini
tidak mengalami kenaikan atau penurunan,
tergantung kepada besarnya pendapatan.
peubahan yang cukup besar dalam tingkat bunga
2. Keperluan
tidak akan menimbulkan pengaruh yang berarti
memegang
keatas jumlah tabungan yang akan dilakukan
ketidakpastian mengenai masa datang.
oleh rumah tangga dan bukannya tingkat bunga.
Motif transaksi dan motif berjaga-jaga
Berjaga-jaga. Yaitu
uang
motif
karena
adanya
merupakan fungsi positif dari tingkat
Teori
permintaan
uang
Keynes
menekankan kepada berapa besar proporsi
kekayaan
yang
dipegang
dalam
bentuk
pendapatan.
3. Keperluan
Spekulasi. Yaitu
memegang
uang
untuk
motif
keperluan
uang. Berbeda dengan teori klasik, teori Keynes
spekulasi
mengasumsikan bahwa perekonomian belum
sebagaimana motif berjaga-jaga, motif
mencapai tingkat full employment. Oleh karena
permintaan uang untuk spekulasi ini
itu, produksi masih dapat ditingkatkan tanpa
timbul akibat adanya ketidakpastian di
mengubah tingkat upah maupun tingkat harga-
masa
harga. Dengan menurunkan tingkat suku bunga,
mengatakan
investasi dapat dirangsang untuk meningkatkan
berdasarkan kepada keinginan untuk
produksi
mendapatkan
nasional.
Dengan
demikian,
dan
yang
mencari
akan
keuntungan
datang.
bahwa
Keynes
motif
keuntungan
ini
dengan
setidaknya untuk jangka pendek, kebijaksanaan
mengetahui apa yang akan terjadi di
moneter dalam teori Keynes, berperan untuk
masa yang akan datang.
meningkatkan
produksi
perekonomian
berada
nasional.
dalam
Setelah
keadaan
full
Sebagaimana sudah dikemukakan pada
employment, barulah kebijaksanaan moneter
bagian terdahulu, hubungan antara tingkat suku
tidak dapat lagi berperan untuk meningkatkan
bunga dan tingkat harga berbanding terbalik.
produksi nasional. Dengan demikian jelaslah
Jika tingkat suku bunga meningkat, maka surat-
bahwa teori Keynes adalah teori ekonomi jangka
surat berharga akan turun demikian pula
pendek sebelum mencapai full employment.
sebaliknya. Karena itu pada tingkat suku bunga
yang sangat rendah, orang akan cenderung
Dalam teori Keynes dikenal tiga motif yang
memegang
mendasari permintaan uang masyarakat, yaitu :
berharga. Seandainya jumlah uang beredar
uang
kas
daripada
surat-surat
bertambah besar, orang akan cenderung tetap
1. Keperluan
Transaksi
(Transaction
memilih memegang uang kas. Keadaan seperti
Motive). Yaitu motif memegang uang
ini disebut perangkap liquiditas (liquidity trap)
untuk
sebab semua uang kas terperangkap ditangan
keperluan
transaksi
sehari-
untuk menghindari kerugian dan tidak akan
efek atau sekuritas. Saham dapat didefinisikan
beredar sebagai uang aktif.
tanda
penyertaan
atau
surat
kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan
2.3 Teori tentang Reksadana Saham
atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah
selembar kertas yang menerangkan bahwa
Menurut
Manurung
(2007),
istilah
pemilik
kertas
tersebut
adalah
pemilik
mutual fund terkandung dalam kata fund itu
perusahaan yang menerbitkan surat berharga
sendiri sebagaimana dinyatakan Giles dkk, “fund
tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh
is a pool of money contributed by a range of
seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di
investor who may be individuals or companies
perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin,
or other organization, which is managed and
2001:5)
invested as a whole, on behalf of those investors.”
Selain itu, Pozen (1998) mendefinisikan mutual
Reksadana saham sering disebut sebagai
fund sebagai “an investment company that pools
reksadana pertumbuhan karena berusaha untuk
money from shareholders and invests in a
mendapatkan pertumbuhan NAB yang paling
diversified of securities.” Manurung (2007) juga
tinggi dengan berinvestasi di saham.
mencatat, menurut kamus keuangan, reksadana
didefinisikan sebagai portofolio asset keuangan
yang
terdiversifikasi,
dicatatkan
2.4 Kerangka Pemikiran
sebagai
perusahaan investasi terbuka, yang menjual
saham
kepada
masyarakat
dengan
harga
penawaran dan penarikannya pada harga nilai
aktiva bersihnya.
Kerangka berpikir merupakan alur
pemikiran
termaktub dalam UU. No 8 tahun 1995 tentang
dalam
memahami
masalah yang sedang dipahami saat ini. Hal
ini
Sedangkan pengertian reksadana yang
seseorang
dapat
dijadikan
contoh
untuk
memecahkan masalah yang diteliti secara
logis dan matematis.
pasar modal, reksadana adalah wadah yang
dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat
diinvestasikan
pemodal
untuk
selanjutnya
Teori Inflasi
(Keynes)
dalam portofolio efek oleh
manajer investasi.”
Saham adalah surat berharga yang
Teori Reksadana
Saham
(Manurung)
Preferensi
Likuiditas
diperdagangkan di pasar modal sering disebut
(Keynes)
III.
METODOLOGI PENELITIAN
Data yang diambil peneliti berupa data
2.5 Hipotesis Penelitian
sekunder, yaitu data yang telah disediakan oleh
Berdasarkan teori-teori yang telah dibahas pada
beberapa instansi terkait dan kemudian diolah
awal bab 2, dapat disimpulkan hipotesis:
kembali
oleh
menggunakan
peneliti.
data
Penelitian
sekunder
dan
ini
metode
1. Variabel Inflasi dan BI Rate berpengaruh
penelitian deskriptif dengan model penelitian
negatif terhadap kinerja Reksadana Saham.
deskriptif analisis.
2. Variabel Inflasi berpengaruh negatif terhadap
Metode deskriptif analisis bertujuan
kinerja Reksadana Saham.
3. Variabel BI Rate berpengaruh negatif
untuk membuat deskripsi, gambaran sistematis,
terhadapkinerja Reksadana Saham.
faktual, akurat mengenai fakta dan hubungan
4. Variabel Inflasi berkorelasi dan berpengaruh
antara fenomena yang terkait.
positif terhadap BI Rate.
3.1 Tabel Operasional Variabel
No.
1.
Variabel
Inflasi
Skala
Konsep/Teori
Inflasi terjadi karena suatu Rasio
masyarakat
cenderung
ingin hidup di luar batas
kemampuan ekonominya.
Keadaan
seperti
ini
ditunjukkan
oleh
permintaan
masyarakat
akan barang-barang yang
melebihi jumlah barangbarang yang tersedia. Hal
ini
menimbulkan
inflationary gap. Ketika
inflationary gap tetap ada,
maka
selama
itu
pula
proses inflasi terjadi dan
berkelanjutan.
2.
Tingkat
Jika tingkat suku bunga Rasio
Suku
meningkat, maka surat-
Bunga
surat berharga akan turun
demikian pula sebaliknya.
Karena itu pada tingkat
suku bunga yang sangat
rendah,
orang
cenderung
akan
memegang
uang kas daripada suratsurat berharga. Seandainya
jumlah
uang
bertambah
akan
beredar
besar,
orang
cenderung
tetap
memilih memegang uang
kas. Keadaan seperti ini
disebut
perangkap
liquiditas (liquidity trap)
sebab semua uang kas
terperangkap
untuk
di
tangan
menghindari
kerugian dan tidak akan
beredar sebagai uang aktif.
3.
didefinisikan Rasio
Reksadana
reksadana
Saham
sebagai portofolio asset
keuangan
yang
terdiversifikasi, dicatatkan
sebagai
perusahaan
investasi
terbuka,
menjual
saham
yang
kepada
masyarakat dengan harga
penawaran
dan
penarikannya pada harga
nilai aktiva bersihnya.
3.2 Objek Penelitian
Metodologi yang dipakai dalam jurnal
Dalam penelitian ini, data yang berupa
ini adalah metode kuantitatif karena data-data
variabel independen (bebas) adalah Inflasi dan
variabel dinyatakan dalam bentuk angka dan
Tingkat Suku Bunga (BI Rate) sedangkan yang
diperlukan pengolahan data-data tersebut untuk
berupa
adalah
mengetahui tingkat pengaruh variabel Inflasi dan
Reksadana Saham. Data yang digunakan adalah
BI Rate terhadap Reksadana Saham juga untuk
data Time Series periode tahun 2011 – 2013 dan
menguji
dikorelasikan dengan software E-Views 6.
Normalitas, Autokorelasi, Multikolinieritas, dan
variabel
dependen
(terikat)
asumsi
klasik
yang
berupa
uji
Heteroskedastisitas.
3.3 Sumber Data
3.5 Model Fungsi
Data
bersumber
variabel-variabel
dari
situs
Bank
tersebut
Berdasarkan
Indonesia
variabel-variabel
terkait
(www.bi.go.id) untuk memperoleh data Inflasi
dengan jurnal ini, fungsi yang dapat dirumuskan
dan
adalah sebagai berikut.
BI
Rate
juga
situs
BAPEPAM
(www.bapepam.go.id) untuk memperoleh data
Reksadana Saham. Data ketiga variabel tersebut
Reksadana Saham
= f(Inflasi, BI Rate)
diambil per bulan untuk memenuhi jumlah
Reks
= β0 + β1 Inf + β2 Int
minimal observasi.
3.6 Hipotesis Statistik
3.4 Pemilihan Metodologi
Uji F (Simultan)
0.000000 < 0.025
H0
Berarti, variabel-variabel berpengaruh signifikan.
= variabel Inflasi dan BI Rate tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
Reksadana Saham.
Dapat disimpulkan bahwa, variabel Inflasi dan
BI Rate berpengaruh secara signifikan terhadap
H1
=
berpengaruh
variabel Inflasi dan BI Rate
secara
signifikan
Reksadana Saham.
IV.
variabel Reksadana Saham.
terhadap
UJI ASUMSI KLASIK
HASIL DAN PEMBAHASAN
Multikolinieritas
Data diolah menggunakan E-Views
Dilihat dari data di atas, nilai R-squared
UJI F
Asumsi:
H0 ditolak apabila Fhitung > Ftabel
Signifikan apabila Prob(F-stat) < 0.025
senilai 0.588903 < 0.8 menunjukkan tidak
adanya multikolinieritas. Berarti tidak terdapat
korelasi antara variable inflasi dengan BI rate.
Autokorelasi
Dilihat dari data di atas, tidak terdapat
Hasil:
Ftabel = 4.1197 (diolah melalui Excel)
23.63649 > 4.1197
autokorelasi di antara variable-variabel tersebut.
Rumus
Berarti, H0 ditolak atau H1 diterima.
dl < DW-stat < 4-dl
Signifikan
Nilai chi-square table dengan dua variabel
independen adalah 5.991
Berarti
3.986591 < 5.991 menunjukkan data
berdistribusi normal.
Heteroskedastisitas
1.153 < 1.208223 < 2.847
Ho : tidak ada heteroskedastisitas
Dari rumus tersebut ditunjukkan tidak adanya
autokorelasi pada data.
H1 : ada heteroskedastisitas
Jika prob. chi-square < ɑ, maka Ho ditolak
Normalitas
Dilihat dengan cara melihat chi-square table
dengan Jaque-Berra pada hasil data di atas.
-
Jika hasil dari JB hitung > Chi Square
tabel, maka H0 ditolak
-
Jika hasil dari JB hitung < Chi Square
tabel, maka H0 diterima
Ho : data berdistribusi normal
H1 : data tidak berdistribusi normal
Dari hasil data di atas, nilai prob.chisquare variable inflasi maupun BI rate sama
dengan 0.8495 dan 0.7953 > 0.05
Berarti, Ho diterima atau H1 ditolak
Kesimpulannya adalah dengan tingkat
keyakinan 95% dapat dikatakan bahwa tidak
terdapat heteroskedastisitas dalam model regresi.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
pergerakannya sesuai dengan penargetan nilai
KESIMPULAN
inflasi dan rupiah tidak terlalu bergantung lagi
Berdasarkan teori yang telah dipaparkan
kepada mata uang kuat.
pada bab 2 dan hasil statistik pada bab 4, Inflasi
dan BI Rate memiliki pengaruh yang signifikan
VI.
REFERENSI
terhadap kinerja Reksadana Saham. Dari segi
pemaparan teori dapat disimpulkan bahwa ketika
https://www.scribd.com/doc/149445498/Analisi
nilai Inflasi suatu negara naik, maka nilai tingkat
s-Pengaruh-Inflasi-Terhadap-Reksadana-Saham-
suku bunga akan naik. Ketika tingkat suku
Di-Indonesia-Periode-Tahun-2002-2012#scribd
bunga naik, investor akan lebih memilih untuk
tidak berinvestasi di negara tersebut karena
tingkat suku bunga yang tinggi. Berarti, tingkat
http://aria.bapepam.go.id/reksadana/files/edukasi
/BerwisataReksaDana.pdf
investasi yang termasuk reksadana saham akan
http://www.kajianpustaka.com/2012/10/teori-
menurun.
suku-bunga.html
Dampak
beruntun
ini
akan
mengakibatkan pengaruh yang negatif terhadap
http://id.wikipedia.org/wiki/Krisis_finansial_Asi
pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
a_1997
Dari
hasil
statistik,
tidak
terdapat
kerusakan data ataupun kesalahan penggunaan
variabel pengujian asumsi klasik maupun uji F.
Berarti, kesimpulan hasil statistik sesuai dengan
teori-teori yang telah dipaparkan.
SARAN
Pemerintah sebaiknya mengubah sistem
pemberlakuan kurs di Indonesia yang sampai
detik ini masih menggunakan kurs mengambang
dengan kurs tetap. Karena, nilai inflasi yang
meningkat diperkirakan karena nilai kurs rupiah
yang terus melemah. Karena nilai inflasi rentan
terhadap banyak variabel termasuk tingkat suku
bunga, apabila pemerintah melakukan kebjakan
ini,
setidaknya
nilai
inflasi
dapat
diatur