Laporan Akhir Praktikum Agroklimatologi id

1

LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

DISUSUN OLEH
NAMA

: ABDUL MUHLIS

NIM

: C1G016001

KELOMPOK

: I (SATU)

GELOMBANG : I (SATU)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2017

2

HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini disusun oleh:
Nama : Abdul Muhlis
NIM

: C1G016001

Prodi : Agribisnis
Sudah diterima sebagai salah satu syarat untuk mengikuti respon akhir.
Laporan ini telah diperiksa, diperbaiki dan disetujui oleh Asisten Prakrikum.

Mataram. 17 Juni 2017
Menyutujui,
Asisten Praktikum


Nama Coas : Hilmiatul Minal
NIM : C1M014072

Disahkan pada tanggal : 17 juni 2017

3

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat
dan Hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada Penyusun sehingga dapat
menyelesaikan “Laporan Tetap Agroklimatologi” ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa pula shalawat dan salam kita berikan kepada junjungan alam
Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah yang
penuh kesesatan dan kegelapan menuju zaman yang lebih baik dan lebih maju ini.
Dalam
penyusunan laporan ini, penyusun telah mendapat banyak bantuan, masukan serta
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penyusun
ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang tidak dapat penyusun

sebutkan satu persatu yang telah turut membantu dan mendukung sehingga
laporan ini dapat terselesaikan dengan baik dalam waktu yang tepat.
Penyusun sangat menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih
jauh dari sempurna karena banyak kekurangan dan kesalahan-kesalahan, maka
dari itu penyusun sangat mengharapakan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari pembaca supaya penulis dapat memperbaiki laporan ini.

Mataram, 17 Juni 2017

Penyusun,

4

DAFTAR ISI

SAMPUL .................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................ii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................iii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................vi

BAB I. PENDAHULUAN .....................................................................................1
1.1. Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2. Tujuan Praktikum ......................................................................................5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................7
2.1. Radiasi Mathari .........................................................................................7
2.2. Suhu Udara dan Suhu Tanah .....................................................................8
2.3. Kelembapan Nisbi .....................................................................................9
2.4. Evaporasi .................................................................................................10
2.5. Curah Hujan ............................................................................................11
2.6. Angin .......................................................................................................12
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM ........................................................15
3.1. Waktu dan Tempat ..................................................................................15
3.2. Alat dan Bahan ........................................................................................15
3.3. Prosdur Kerja ..........................................................................................15
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................16
4.1. Radiasi Matahari .....................................................................................16
4.2. Suhu Udara dan Suhu Tanah ...................................................................17
4.3. Kelembapan Nisbi ...................................................................................20
4.4. Evaporasi .................................................................................................22
4.5. Curah Hujan ............................................................................................24

4.6. Angin .......................................................................................................26
BAB V. PENUTUP ..............................................................................................28
5.1. Kesimpulan .............................................................................................28

5

5.2. Saran ........................................................................................................28
5.3. Pesan dan Kesan ......................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................30
LAMPIRAN

6

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Gambar Alat Pengukur Intensitas Radiasi Matahari........................16
Tabel 2. Gambar Alat Pengukur Suhu Udara dan Suhu.................................17
Tabel 3 Gambar Alat Pengukur Kelembaban Nisbi.........................................20
Tabel 4. Gambar Alat Pengukur Laju Evaporasi.............................................22
Tabel 5. Gambar Alat Pengukur Tinggi Curah Hujan....................................24

Tabel 6. Gambar Alat Pengukur Angin.............................................................26

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Dalam bidang pertanian energi matahari sangat berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan perkembangan tanaman hijau misalnya dalam proses
fotosintesis serta kecepatan transpirasi pada tumbuhan. Matahari adalah sumber
energi bagi peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam atmosfer yang penting bagi
sumber kehidupan. Sinar matahari merupakan unsur yang sangat penting dalam
bidang pertanian. Pertama, cahaya merupakan sumber energi bagi tanaman hijau
yang melalui proses fotosintesis diubah menjadi tenaga kimia. Kedua, sinar
matahari memegang peranan penting sebagai sumber energi dalam proses
evaporasi yang menentukan kebutuhan air tanaman. Bagian dalam matahari
mempunyai suhu jutaan derajat kelvin, dengan suhu permukaan 600 K. Dengan

suhu tersebut, radiasi yang dipancarkan berupa gelombang elektromagnetik
sebesar 37,5 juta watt/ m2 , permukaan matahari radiasi yang sampai dipuncak
atmosfer rata-rata 1360 watt/ m2 , dan yang sampai ke permukaan bumi hanya
sekitar setengahnya, karena sebagian diserap dan dipantulkan kembali ke luar
angkasa oleh atmosfer (khususnya awan). Radiasi yang sampai ke permukaan
bumi juga mengalami pemantulan kembali ke luar angkasa sebesar 30 %. Lama
penyinaran ialah lamanya surya bersinar sampai ke permukaan bumi dalam
periode satu hari, diukur dalam jam. Alat yang digunakan dalam lamanya
penyinaran matahari adalah sun shine recorder type jordan dan kertas pias tipe
jordan. Lamanya penyinaran akan berpengaruhi terhadap metabolisme yang
berlangsung pada tubuh mahluk hidup, misalnya pada tumbuhan. Penyinaran yang
lebih lama akan memberi kesempatan yang lebih besar bagi tumbuhan tersebut
untuk memanfaatkannya melalui proses fotosintesis.
Dalam bidang pertanian suhu berperan penting dalam pengaruhnya
terhadap laju pertumbuhan tanaman sejak fase perkecambahan atau pertumbuhan
tanaman sejak fase perkecambahan atau pertumbuhan tunas hingga fase produktif.
Suhu dan temperatur udara adalah derajat panas dari aktivitas molekul dalam

2


atmosfer. Biasanya pengukuran suhu atau temperatur udara dan atau derajat panas
disebut termometer. Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang
merupakan kombinasi emisi panjang glombang dan aliran panas dalam tanah.
Suhu tanah juga disebut intensitas panas dalam tanah dengan satuan derajat
Celcius, derajat Fahrenhit, derajat Kelvin, dll. Untuk mengetahui seberapa besar
panas yang diserap oleh tanah, maka digunakan alat yang dinamakan termometer
tanah selubung logam dan alat termometer tanah selubung lainnya. Suhu udara
dan suhu tanah sangat dipengaruhi oleh besarnya intensitas radiasi yang sampai ke
permukaan bumi. Semakin tinggi intensitas radiasi matahari yang sampai ke
permukaan bumi, maka semakin tinggi pula suhu udara dan suhu tanah.
Dalam pertanian kelembaban dan suhu sangat berperan penting dalam
mempengaruhi pertumbuhan dan perkecambahan tanaman, sejak dalam fase
perkecambahan atau pertumbuhan tunas hingga fase produktif, ketika tanah dalam
keadaan lembab. Maka suhu tanah akan menjadi faktor lingkungan yang dominan,
yang menentukan laju perkecambahan, pertumbuhan bibit, dan perkecambahan
akar. Kelembaban nisbi merupakan nilai nisbi antara uap air aktual dan daya
kandung maksimum uap air di udara pada temperatur (suhu) dan tekanan tertentu
yang dinyatakan dalam persen (%). Kelembaban merupakan salah satu faktor
lingkungan abiotik yang berpengaruh terhadap aktivitas organisme di alam. Dan
juga kelembaban adalah salah satu faktor ekeologis yang mempengaruhi aktivitas

organisme seperti: penyebaran keragaman harian, keragaman vertikal dan
keragaman horizontal. Kadar uap air di udara disebut lengas (kelembaban
kebasahan udara). Uap air adalah air dalam bentuk dan keadaan gas, supaya air
dapat menguap maka diperlukan satu jumlah panas tertentu, jumlah yang lepas
disebut panas pengembunan. Jadi, pada pengupan memerlukan (mengikat) radiasi
(pemanasan) yaitu dan atau penguapan dipanaskan, sedangkan pada penguapan
dilepaskan panas.
Dalam pertanian bila evaporasi dan transpirasi (evapotranspirasi) yang
terjadi besar sama dengan 1 mm per hari, ini berarti air yang hilang dalam satu
hektar luas lahan sebesar 10

m

3

air per hari. Adapun dalam kaitannya dengan

pertanian dengan pertanian faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi

3


diantaranya yaitu: faktor tanaman, pengelolaan dan kondisi lingkungan. Evaporasi
merupakan hasil penguapan dari permukaan bentangan air atau permukaan benda
padat yang mengandung air; sedangkan transpirasi merupakan penguapan air dari
dalam jaringan tumbuhan melalui suatu celah pada daun tumbuhan (stomata).
Gabungan penguapan yang berasal dari berbagai jenis permukaan dan jaringan
tumbuhan disebut evapotranspirasi. Evaporasi merupakan proses pemekatan
larutan dengan cara mendidihkan atau menguapkan pelarut. Proses evaporasi akan
menurunkan aktivitas air dalam lahan hasil pertanian dan proses evaporasi
berfungsi menurunkan aktivitas air, evaporasi juga dapat meningkatkan
konsentrasi atau visikositas. Evaporasi (penguapan) terjadi ketika air dipanaskan
oleh sinar matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki cukup energi
melepaskan ikatan molekul air tersebut kemudian terlepas dan mengembang
sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfer. Sebagai imbangan dari proses
penguapan, uap air di udara juga sebagian akan mengalami perubahan bentuk dari
uap air atau gas ke bentuk cair.
Dalam bidang pertanian hujan memainkan peran penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, jika terlalu sering curah hujan jatuh
pada tanaman yang dibudidaya maka tanah akan masam, sehingga akan membuat
tanaman/pertumbuhannya kurang baik. Dan juga hujan memainkan peran penting

dalam siklus hidrologi. Biasanya hujan memiliki kadar asam pH-6. Air hujan
dengan pH dibawah 5,6 dianggap hujan asam. Air hujan (curah hujan) besar jatuh
lebih cepat dibanding air hujan yang lebih kecil. Jumlah air hujan diukur dengan
menggunakan ombrometer. Alat ini dinyatakan sebagai kedalaman air yang
terkumpul pada permukaan datar, dan diukur kurang lebih 0,25 mm. Satuan curah
hujan menurut SI adalah milimeter (mm), yang merupakan penyingkatan dari liter
per meter persegi. Curah hujan yang tinggi dipengaruhi oleh tingginya penguapan
baik secara evaporasi maupun transpirasi yang mengakibatkan terjadinya
pembentukan awan. Awan yang terbentuk menjadi satu dan memiliki gumpalan
yang besar sangat berpotensi menyebabkan hujan. Jumlah hujan yang jatuh
tersebut ke permukaan bumi dikenal dengan nama curah hujan. Curah hujan dapat
berdampak menguntungkan namun dapat pula berdampak merugikan khususnya

4

dalam bidang pertanian. Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud
cairan. Presipitasi sendiri yang berwujud cairan. Presipitasi sendiri dapat
berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun dan
kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah ke bumi dari awan. Tidak
semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika
jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini dinamakan atau disebut hujan jenis
virga.
Dalam bidang pertanian angin sangat berperan terhadap pertumbuhan
tanaman.

Karena

angin

bergerak

biasanya

membawa

uap

air

dalam

pergerakannya. Sedangkan diketahui bahwa air sangat berguna bagi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman dan perairan pada tanah. Sehingga tanah menjadi
lembab. Akan tetapi angin juga dapat memberi pengaruh buruk terhadap
pertanian. Misalnya pada angin yang kering yang tidak mengandung uap air
didalamnya, maka dapat menyebabkan tanaman menjadi rusak karena angin
tersebut biasanya mengandung panas. Angin merupakan udara yang bergerak
secara horizontal dari suatu daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah.
Udara yang bergerak secara vertikal biasanya tidak disebut angin melainkan
gerakan udara sedangkan udara bergerak berputar disebut turbulensi. Penyebab
utama perbedaan tekanan udara adalah perbedaan pemanas dan pendingin atau
suhu pada tempat-tempat di permukaan bumi. Massa udara yang bergerak ini
disebut angin.,Massa udara dipermukaan bumi hampir selalu bergerak akibat
adanya perbedaan tekanan antara dua tempat atau lebih. Angin juga merupakan
udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya
perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan
udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Apabila dipanaskan, udara memuai.
Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini
terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin di
sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut
menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan
naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini
dinamanakan konveksi. Angin berfungsi sebagai: pemindahan panas, pemindahan

5

uap air, awan dan pemindahan bahan-bahan atau partikel yang ada di udara seperti
debu, spora, tepung sari dll. Angin mempunyai energi, yang berkecepatan tinggi
disebut badai dapat menimbulkan kerusakan bangunan, tumbangnya pohonpohon, erosi, mengganggu pelayaran dan penebangan pohon, erosi, mengganggu
pelayaran dan penebangan.
Dilihat dari uraian diatas. Oleh karena itu perlu dilakukannya praktikum
ini, untuk mengetahui alat apa yang digunakan dalam mengukur faktor cuaca dan
iklim dan atau unsur cuaca dan iklim, fungsi, dan prinsip kerja dari alat tersebut,
serta keterkaitannya dalam bidang pertanian. Maka dari itu setelah kita
mengetahui tentang keterkaitannya dengan bidang pertanian yaitu sangat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Jadi, mengukur faktor
cuaca dan iklim dan atau unsur cuaca dan iklim itu sangat penting. Karena kita
dapat mengetahui jenis tanaman yang cocok untuk ditanam dan waktu penanaman
yang tepat. Sehingga dapat meningkatkan ekonomi yang baik, jika kita tinjau dari
hasil produksi pertanian yang meningkat dan melimpah.

1.2.

Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah:
1. Untuk mengetahui alat mengukur intensitas radiasi matahari serta
keterkaitan dengan pertanian.
2. Untuk mengetahui alat mengukur suhu udara dan suhu tanah serta
keterkaitan dengan pertanian.
3. Untuk mengetahui alat mengukur kelembaban nisbi serta keterkaitan
dengan pertanian.
4. Untuk mengetahui alat mengukur laju evaporasi dan laju transpirasi serta
keterkaitan dengan pertanian.
5. Untuk mengetahui alat mengukur curah hujan serta keterkaitan dengan
pertanian.
6. Untuk mengetahui alat mengukur kecepatan angin serta keterkaitan
dengan pertanian.
7. Untuk mengetahui cara kerja dan fungsi dari alat-alat tersebut.
8. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dan manfaat unsure-unsur cuaca
dalam pertanian atau pertumbuhan tanaman.

6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

7

2.1. Radiasi Matahari
Matahari memancarkan energi dalam bentuk sinar panas dan cahaya yang
disebut radiasi. Banyaknya energi panas dan cahaya yang mencapai planet-planet
dalam tata surya tergantung pada jarak-jarak planet tersebut dari matahari. Kita
mengetahui bahwa awan juga menyerap atau memantulkan beberapa dari radiasi,
walaupun demikian, sebagian besar radiasi matahari mencapai permukaan bumi
radiasi itu diserap atau dipantulkan oleh daratan atau laut (Francis Wilson, 2005).
Unsur cuaca dan iklim ialah radiasi matahari, temperatur udara, tekanan
uadara, kelembaban udara, keawanan, presipitasi dan beberapa unsur iklim lain
yang kurang penting. Unsur-unsur cuaca dan iklim ini tidak tetap pada setiap saat
dan tempat, selalu berubah-ubah tergantung pada faktor-faktor fisis di alam yang
disebut faktor pengendali cuaca. Faktor pengendali cuaca ini ada yang sifat
permanen dan ada yang bersifat sementara (Guslim, 2009).
Matahari adalah kontrol iklim yang sangat penting dan sumber energi yang
utama di bumi yang menimbulkan gerak udara dan arus laut. Energi tersebut
menyebabkan bumi tetap panas, memelihara pertumbuhan tanaman dan kehidupan
hewan serta manusia. Dan juga menimbulkan peredaran atmosfer, hampir tidak
berarti dari seluruh energi matahari yang dipancarkan lebih dari 2,2 milyar kali
jumlah yang diterima bumi. Tetapan radiasi matahari didefinisikan sebagai jumlah
fluks (aliran) radiasi matahari yang diterima pada permukaan di luar atmosfer
tegak lurus terhadap sinar matahari dan bumi. Serapan dan pancaran radiasi terjadi
melalui suatu proses yang sama yakni peubahan status energi dari atom atau
molekul penyerap atau pancaran. Oleh sebab itu, panjang gelombang tertentu,
jumlah energi yang diserap akan sama dengan jumlah energi yang dipancarkan
oleh suatu permukaan. Fenomena ini yang menjadi dasar hukum khirchoff
(kartasapoetra, 2004).
Matahari adalah sumber energi pada peristiwa yang terjadi dalam atmosfer
yang di anggap penting bagi sumber kehidupan. Energi matahari merupakan
penyebab utama perubahan

pergerakan atmosfer. Sehingga dapat dianggap

sebagai pengendali iklim dan cuaca yang besar (Trewartha, 2009).
Radiasi matahari merupakan gelombang elektomagnetik, dibangkitkan

8

dari fusi nuklir yang mengubah hidrogen menjadi helium. Radiasi matahari hanya
sebagian kecil yang sampai ke permukaan bumi, namun radiasi merupakan energi
utama untuk proses-proses fisika atmosfer, dan proses tersebut menentukan
keadaan cuaca dan iklim di atmosfer dan bumi (Sukartono, dkk. 2006).
2.2. Suhu Udara & Suhu Tanah
Suhu merupakan ukuran relative dari kondisi termal yang dimilki oleh
suatu benda. jika dua benda yang bersinggunan dan tidak terjadi perpindahan
panas antara kedua benda tersebut, maka kedua benda ini disebut berada pada
kondisi setara termal . postulat ini disebut hukum kesetaraan termal yang
merupakan dasar dari konsep fisika tentang suhu. Suhu atau sering disebut dengan
tenperatur adalah merupakan gambaran umum keadaan energi/panas suatu benda
yang mencerminkan energi rata-rata dari pergerakan molekul suatu benda. Suhu
sering

juga

disebut

sebagai

ukuran

intensitas/derajat

panas.

Berbeda

pengertiannya dengan panas yang merupakan salah satu bentuk energi yang
dikandung oleh suatu benda dan diukur dalam satuan joule. Alat untuk mengukur
temperatur disebut termometer (Sutiknjo, 2005).
Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang merupakan
kombinasi emisi panjang gelombang dan aliran panas dalam tanah. Suhu tanah
juga disebut intensitas panas dalam tanah dengan satuan derajat celcius, derajat
fahrenhit, derajat kelvin, dan lain-lain. Semua panas atau derajat panas tanah
berasal dari dua sumber yaitu radiasi matahari juga awan dan konduksi dari bumi.
Faktor eksternal (lingkungan) dan internal (tanah) menyumbang perubahanperubahan suhu tanah (Cahya, 2009).
Suhu udara dan suhu tanah penerimaan radiasi surya dipermukaan bumi
sangat bervariasi menurut tempat dan waktu. Menurut tempat khususnya
disebabkan oleh perbedaan letak lintang serta keadaan atmosfer terutama awan.
Pada skala mikro arah lereng sangat menentukan jumlah radiasi yang diterima
menurut waktu, perbedaan radiasi terjadi dalam sehari (dari pagi hingga sore hari)
maupun cara musiman (dari hari ke hari ) (Handoko, 2003).
Temperatur (suhu) adalah salah satu sifat tanah yang sangat penting secara

9

langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan juga kelembaban, aerasi,
struktur, aktifitas mikroba, dan enzimatik, dekomposisi serasah atau sisa tanaman
dan ketersediaan hara-hara tanaman. Temperatur tanah merupakan salah satu
faktor tumbuh tanaman yang penting sebagaimana halnya air, udara dan unsur
hara. Proses kehidupan kebijian, akar tanaman dan mikroba tanah secara langsung
dipengaruhi oleh temperatur tanah (Hanafiah, 2005).
Suhu di permukaan bumi ini menurun dengan bertambahnya ketinggian
dan sebaran suhu di permukaan bumi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain: (1) jumlah radiasi yang diterima perhari, permusim dan pertahun. (2)
pengaruh daratan dan lautan. (3) pengaruh lintang; (4) pengaruh elevasi, dan (5)
pengaruh angin (Purnawanto, 2012).
2.3. Kelembaban Nisbi
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang
dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relative) maupun
defisit tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat
dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya) persatu air aktual dengan
keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air. Kapasitas
uadara untuk menampung uap air tersebut (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh
suhu udara. Sedangkan defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap
jenuh dan tekanan uap aktual. Laju penguapan dari permukaan tanah lebih
ditentukan oleh defisit tekanan uap air dari kelembaban mutlak maupun nisbi.
Sedangkan pengembunan akan terjadi bila kelembaban nisbi telah mencapai 100%
meskipun tekanan uap air aktualnya relative rendah (Holton, 2006).
Kelembaban nisbi (RH) merupakan perbandingan jumlah uap air yang ada
di udara (ea) terhadap jumlah maksimum uap air yang dikandung (ep) pada suhu
dan tekanan udara tertentu, dinyatakan dalam rumus RH = X 100% (Sukartono,
dkk. 2006).
Kelembaban adalah banyaknya uap air yang ada di udara meskipun
uap airnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari atmosfer, rata-rata kurang
lebih dari 2% masa keseluruhan. Total massa uap persatuan volume udara disebut

10

kelembaban absolut (absolut humidity) umumnya dinyatakan dalam satuan kg/
m

3

(Hanum, 2009).
Kelembaban nisbi merupakan perbandingan antara kelembaban aktual

dengan kapasitas udara untuk menampung uap air. Bila kelembaban aktual
dinyatakan dengan tekanan aktual (ea), maka kapasitas udara untuk menampung
uap air tersebut merupakan tekanan uap jenuh (es). Sehingga kelembaban nisbi
(RH) dapat dituliskan dengan persen (%) (Handoko, 2003).
Kelembaban udara dalam ruang tertutup dapat diatur sesuai dengan
kenginan. Pengaturan kelembaban udara ini didasarkan atas prinsip kesetaraan
potensi air antara udara dengan bahan padat tertentu. Jika suatu ruang tertutup
dimasukkan larutan, maka air dari larutan-larutan air tersebut akan menguap
sampai terjadi keseimbangan antara potensi air dengan potensi air larutan. Potensi
air udara berhubungan dengan kelembaban relatif udara tersebut (Lakitan, 2002).
2.4. Evaporasi
Penguapan adalah proses perubahan air dari bentuk cair menjadi bentuk
gas (uap). Ada dua macam penguapan, yaitu evaporasi (penguapan air secara
langsung dari lautan, danau, sungai, dll) dan transpirasi (penguapan air dari
tumbuh-tumbuhan dll, mahluk hidup). Gabungan antara evaporasi dan transpirasi
disebut evapotranspirasi (Wuryanto, dkk. 2000).
Siklus hidrologi air tergantung pada proses evaporasi dan presipitasi. Air
yang terdapat dipermukaan bumi berubah menjadi uap air di lapisan atmosfer
melalui proses evaporasi air sungai, danau dan laut, serta proses transpirasi yaitu
penguapan air oleh tanaman. Laju transpirasi pada permukaan daun akan menyita
jumlah air yang terdapat dalam tubuh tanaman (Kensaku, 2005).
Uap air bergerak ke atas hingga membentuk awan yang dapat berpindah
karena tiupan angin. Ruang udara yang mendapat akumulasi uap air secara
kontinyu akan menjadi jenuh, oleh karena pengaruh udara dingin pada lapisan
atmosfer. Uap air tersebut mengalami sublimasi sehingga butiran-butiran uap air
membesar dan akhirnya jatuh sebagai hujan (Sukartono, dkk. 2006).
Air hujan merupakan proses penguapan baik transpirasi maupun evaporasi

11

akibat pemanasan oleh sinar matahari. Dalam keadaan ideal (tanpa pencemaran
udara), pada saat evaporasi maupun transpirasi berlangsung, air yang menguap
sudah tercemar. Selin itu, air hujan yang turun tidak lagi bersifat netral maupun
bersifat asam (Sutanto, 2005).
Transpirasi merupakan proses penguapan air dari sel-sel jaringan
tumbuhan. Sel hidup tumbuhan berhubungan langsung dengan atmosfer melalui
stomata dan inti sel sehingga transpirasi terjadi melalui kutikula pada daun
tumbuhan. Faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi yakni besar kecilnya
daun, tebal tipisnya daun, adanya lapisan lilin dan bulu pada permukaan daun
(Purwanto, 2006).
2.5. Curah Hujan
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam
waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain Gauge.
Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Dimana hujan adalah
butiran-butiran air yang dicurahkan dari atmosfer turun kepermukaan bumi.
Sedangkan garis yang menghubungkan tempat-tempat dipeta yang mendapat
curah hujan yang sama disebut isohyet atau setara (Hanafi, 2006).
Air hujan yang jatuh langsung pada air permukaan dapat menimbulkan
pengaruh yang berbeda-beda. Kualitas air didanau dapat menjadi baik melalui
pengenceran oleh air hujan yang relatif bersih. Air hujan yang mengandung
sejumlah nitrogen dan sulfur bersifat sangat asam dan bisa mengganggu
keseluruhan kehidupan biokimia yang ada dalam badan air (Wiradjmoko, 2005).
Endapan (presipitasi) didefinisikan sebagai bentuk air cair dan padat (es)
yang jatuh kepermukaan bumi. Meskipun kabut, embun dan embun beku (frost)
dapat berperan dalam alih kebasahan (moristure) dari atmosfer ke permukaan
bumi. Unsur tersebut tidak ditinjau sebagai endapan. Bentuk endapan adalah
hujan, gerimis, salju dan batu es hujan (hail). Hujan adalah bentuk endapan yang
sering dijumpai dan di Indonesia yang dimaksud dengan endapan adalah curah
hujan. Curah hujan dan suhu sangat penting bagi kehidupan di permukaan bumi ,
jumlah curah hujan dicatat dalam inci atau milimeter. ( Rodjali, 2007).

12

Hujan sering disebut juga dengan istilah ”presipitasi” karena merupakan
salah satu bentuk presipitasi dapat didefinisikan sebagai massa air baik dalam
bentuk cair atau padat yang merupakan hasil akhir proses pendinginan awan
(kondensasi) di atmosfer yang jatuh ke permukaan bumi. Jadi presipitasi selalu
didahului oleh proses kondensasi atau pembekuan uap air (Sukartono, dkk. 2006).
Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam
waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain gauge.
Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang jatuh
di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah bentuk
medan/topografi, arah lereng medan, arah angin yang sejajar dengan garis pantai
dan jarak perjalanan angina diatas medan datar. Hujan merupakan peristiwa
sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang dicurahkan dari atmosfer ke
permukaan bumi (Handoko, 2003).
2.6. Angin
Angin adalah pergerakan udara pada arah horizontal atau hampir
horizontal, sedangkan pergerakan udara arah vertikal dinamakan aliran udara.
Angin selalu bertiup dari tempat bertekanan rendah dengan mengikuti hokum
buys-balot yaitu dibelahan bumi utara arah angin membelok kekanan disebelah
selatan arah angin membelok kekiri. Penyimpanan ini disebabkan oleh perputaran
bumi pada porosnya (rotasi). Kekuatan penyimpanan disebut kekuatan cariolis.
Udara yang bergerak dekat permukaan tanah mempunyai arah yang tidak teratur
dan tidak tetap yang dinamai turbulensi, disebabakan oleh gesekan antara udara
dan permukaan tanah yang menghasilkan gerakan kecil-kecil atau gerakan tidak
kencang (Bayong, 2005).
Angin yang tidak menguntungkan bagi pertanian adalah angin fohn,
karena dapat melayukan tanaman. Angin fohn terjadi karena udara yang
mengandung uap air membentur pengunungan atau gunung yang tinggi, sehingga
naik. Makin ke atas, suhu makin dingin dan terjadilah kondensasi yang
selanjutnya terbentuk titik-titik air. Titik-titik air itu kemudian jatuh sebagai hujan
sebelum mencapai puncak pada lereng pertama. Angin terus bergerak menuju

13

puncak, kemudian jatuh pada lereng berikutnya sampai kelembah. Karena sudah
menjatuhkan hujan maka angin yang menuruni lereng ini bersifat kering. Akibat
cepatnya gerakan menuruni lereng, angin menjadi pasang sehingga angin fohn
memiliki sifat menurun, kering, dan panas (Wahyuningsih, 2004).
Massa udara yang bergerak disebut angin. Angin dapat bergerak secara
horizontal maupun secara vertikal dengan kecepatan yang bervariasi dan
berfluktuasi secara dinamis. Faktor pendorong bergeraknya massa udara adalah
perbedaan tekanan udara antara satu tempat dengan tempat yang lain. Angin selalu
bertiup dari tempat dengan tekanan udara tinggi ke yang tekanan udara lebih
rendah. Jika tidak ada gaya lain yang mempengaruhi, maka angin akan bergerak
secara langsung dari udara bertekanan tinggi ke udara bertekanan rendah. Akan
tetapi, perputaran bumi pada sumbunya, akan menimbulkan gaya yang akan
mempengaruhi arah pergerakan angin. Pengaruh perputaran bumi terhadap arah
angin disebut pengaruh Coriolis (Lakitan, 2002).

Hubungan

antara

tekanan udara dan ketinggian tempat ini dimanfaatkan dalam merancang alat
pengukuran ketinggian tempat yang disebut Altimeter. Tekanan udara umumnya
menurun sebesar 11 mb untuk setiap bertambahnnya ketinggian tempat sebesar
100 meter. Tekanan udara dipengaruhi oleh suhu, suhu udara didaerah tropis
menunjukkan fluktasi musiman yang sangat kecil. Oleh sebab itu dapat dipahami
jika tekanan udara dikawasan tropis relatif konstan (Takeda, 2005).
Dalam

klimatologi

angin

diamati dalam kecepatan dan arahnya. Kecepatan angin adalah jarak tempuh
massa udara yang bergerak tersebut dalam waktu tertentu; jadi satuannya adalah
jarak per waktu seperti m per detik, km per jam.sedang arah angin merupakan
arah datangnya angin. Angin mempunyai arah dan kecepatan. Perubahan arah dan
kecepatan angin merupakan efek dari perubahan tekanan. Perubahan tekanan per
satuan jarak biasanya dinyatakan dalam satuan milibar/km disebut gradien
tekanan (Syamsu, 2008).

14

BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM

15

3.1. Pelaksanaan Pratikum
Praktikum ini dilaksanakan mulai dari tanggal 22 Mei 2017 – 6 Juni 2017
dimulai dari pukul 14 : 00 - 15 : 00 WITA yang bertmpat dilantai 4, gedung E,
Fakultas Pertanian, Universitas Mataram.
3.2. Alat dan Bahan Praktikum
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Sun Shine Recorder Type
Jordan,

Termometer

Termohigrograf

Mini,

Udara,
Pan

Thermometer
Evaporimeter,

Tanah
Penakar

Selubung
Hujan

Ombrometer,

Anemometer, dan Kertas Pias.
3.3. Prosedur Kerja Praktikum
Prosedur kerja dalam praktikum ini adalah :
1. Didengarkan penjelasan yang diberikan oleh pembimbing praktikum.
2. Diperkenalkan alat
3. Dilihat dan diamati alat-alat yang dijelaskan.
4. Dicatat bagian-bagian alat dan fungsinya
5. Difoto/digambar alat-alat yang telah dijelaskan.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Logam,

16

4.1. Radiasi Matahari
Tabel 1. Gambar Alat Pengukur Lamanya Penyinaran Matahari
Nama Alat

Keterangan

Sun Shine Recorder Type Jordan
a. Tutup silinder
b. Celah sinar
c. Silinder Jordan
d. Pengatur inklinasi
(kemiringan)
e. Skala angka
f. Dasar alat

Kertas Pias

a. Celah masuknya
cahaya
b. Skala yang dapat
dibaca

Pada praktikum kali ini telah dibahas beberapa jenis alat untuk unsur iklim
seperti: lama penyinaran matahari. Adapun alat-alat tersebut yaitu kertas pias tipe
jordan, pengukuran lamanya penyinaran matahari tipe jordan/sun shine recorder
type jordan.
Alat tipe jordan berfungsi mengukur lamanya penyinaran surya. Prinsip
alat ini adalah pias. Cara pemasangan alat tipe jordan ini yaitu alat dipasang
ditempat terbuka, tidak ada halangan ke arah Timur-Barat. Lama penyinaran
matahari yang terukur ditentukan dengan cara menghitung bagian skala pada
kertas pias yang terbakar.

17

Kertas pias tipe jordan yaitu kertas yang dimasukkan ke dalam alat tipe
jordan sebagai alat pencatat lama penyinaran sinar matahari. Pemasangannya
dengan cara melipatnya sesuai dengan kontur atau lingkungan dari cerobong alat
tipe jordan.
Dalam bidang Pertanian sun shine recorder type jordan sangat dibutuhkan
dalam mengetahui berapa lama penyinaran sinar matahari terhadap tanaman.
Radiasi/sinar matahari sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman terutama dalam proses fotosintesis.
Oleh karena itu, setelah mengetahui berapa lamanya penyinaran sinar
matahari disuatu tempat/daerah, dapat menentukan keberhasilan dalam menanam
tanaman (produksi pertanian).
4.2. Suhu Udara dan Suhu Tanah
Tabel 2. Gambar Alat Pengukur Suhu Udara dan Suhu Tanah
Nama Alat

Keterangan

Termometer

a. Skala dalam
Fahrenheit
b. Skala dalam Celcius
c. Skala yang dibaca

Lanjutan Tabel 2...

18

Termometer Tanah Selubung Logam

a. Tutup termometer
selubung logam
b. Termometer
c. Celah udara
d. Ujung thermometer
selubung logam

*Analisis Data
Tabel suhu tanah
Suhu tanah

Keterangan

Tmax = 34 °C

Pada suhu 34 °C cocok ditanamai tanaman kakao

Tmin = 25 °C

Pada suhu 25 °C cocok ditanamai tanaman jagung

Tn

Pada suhu 36,5 °C cocok ditanamai tanaman

= 36,5 °C

Tn = t maks + t min
2
= 34 + 25
2
= 29,5 °C

Tabel suhu udara

19

Suhu tanah

Keterangan

Tp = 27 °C

Pada suhu 27 °C cocok ditanamai tanaman tomat

Ts

Pada suhu 34 °C cocok ditanamai tanaman karet

= 34°C

Tsl = 34 °C

Pada suhu 34 °C cocok ditanamai tanaman tembakau

Th = 30 °C

Pada suhu 30 °C cocok ditanamai tanaman cabai

Rata-rata suhu udar = ( 2 x 27 ) + 34 + 32
4
= 30 °C
Pada praktikum kali ini telah dibahas beberapa jenis alat untuk mengukur
suhu tanah dan suhu udara. Suhu tanah dapat diukur dengan termometer tanah
selubung logam sedangkan udara/suhu udara dapat diukur dengan termometer
udara/termometer ruangan. Adapun fungsi termometer selubung logam yaitu
untuk mengukur tinggi rendahnya suhu tanah sedangkan fungsi dari termometer
udara adalah untuk mengukur suhu ruangan.
Kelebihan dari alat untuk mengukur suhu tanah adalah ringan, praktis, dan
skala suhunya tepat. Untuk kekurangannya yaitu: mudah rusak, mudah bengkok
dan pembacaan agak sulit dilakukan karena letaknya yang terlalu rendah.
Sedangkan kelebihan dari alat untuk mengukur suhu udara ialah: mudah dibaca,
ringan, simple ataupun praktis. Untuk kekurangannya yaitu: mudah rusak dan
skalanya terlihat kecil.
Dalam praktikum ini kita menghitung suhu tanah disuatu lahan, misalnya
dari pukul 07:00-16:00 dan disuruh menghitung hasil suhu maksimal
suhu minimal
29,5

0

0

25

34

0

C dan

C sehingga ketemulah hasil rata-rata suhu tanah tersebut

C. Sedangkan untuk suhu udara , mengukur suhu udaranya yaitu dari

pukul 07:00-18:00 kemudian didapatkan hasil pengukuran pada pukul 07:00 (
27

0

C), 13:00 ( 340 C), 18:00 ( 320 C) dan hasil rata-ratanya yaitu 300 C.
Dalam bidang pertanian suhu tanah dan suhu udara sangat mempengaruhi

pertumbuhan tanaman yaitu dalam hal penyerapan, transportasi hara, air. Dan
tingginya suhu udara yang terjadi karena radiasi matahari. Oleh karena itu, kita

20

perlu mengukur suhu tanah dan suhu udara, agar petani tahu tanaman tanaman apa
yang cocok ditanam pada suhu rendah ataupun tinggi.
4.3. Kelembapan Nisbi
Tabel 3. Gambar Alat Pengukur Kelembaban Nisbi
Nama Alat

Keterangan

Termohygrapy Mini

a. Silinder kertas grafik
b. Kerts grafik
c. Ramput
d. Pena
e. Jangka penutup
f. Lempeng dari
logam/Bimetal

*Analisi data
Dik = 1 m³ udara 20°
jumlah uap air (ed) = 50 gr
jumlah uap air maksimum (ea) = 50 gr
Dit = berapa RH
RH = ed x 100%
ea
= 50 x 100%
50
= 100
20
= 50

21

Kelembaban nisbi merupakan nilai nisbi antara uap air aktual dan daya
kandung maksimum uap air di udara pada suatu dan tekanan tertentu yang
dinyatakan dalam persen dan kadarnya selalu berubah-ubah tergantung pada suhu
udara setempat.
Pada praktikum ini digunakan alat untuk mengukur kelembaban nisbi
yaitu termometer thermohygraph mini, alat ini digunakan untuk mengukur udara
dan sebagai pengindra higrograf digunakan rambut manusia yang telah
dibersihkan dari debu, minyak, dan lemak. Prinsip kerja dari alat ini adalah
pemuain dan penyusutan dari rambut tersebut yaang berkorelasi baik dengan
kelembaban nisbi udara. Adapun bagian-bagian dari termohygraph ini diantaranya
adalah “penutup” berfungsi sebagai pelindung alat, “pena” digunakan sebagai
petunjuk pencatatan suhu dan kelembaban pada kertas grafik, “kertas grafik”
berfungsi sebagai tempat hasil penggoresan nilai suhu dan kelembaban sehingga
biasanya beberapa gambar grafik dapat terlihat, “lempeng dan logam” berfungsi
sebagai penopang dan pengatur letak pena, “silinder kertas” berfungsi sebagai
tempat diletakkan atau menempelnya hasil pencatatan suhu dan kelembaban pada
kertas grafik, dan “rambut” berfungsi sebagai pengindra dan penentu arah grafik.
Adapun kelebihan dan kekurangan dari alat thermohygraph mini ini
adalah; yaitu untuk kekurangannya ialah kurang baik digunakan di darat dengan
kelembaban nisbi kurang dari 25% dan memiliki tingkat ketentuan yang kurang
baik, dan kelebihan dari alat ini ialah dapat merekam nisbi udara secara terusmenerus serta penggunaan alat ini sangat sulit dipengaruhi oleh perubahan iklim
yang dapat menggangu dalam penggunaannya.
Berdasarkan analisis data praktikum maka maka diperoleh hasil
kelembaban nisbi (RH) dalm 1 m3

udara bersuhu

0

20

C dan dengan tekanan

uap air sebesar 25 gr kemudian didapatkan kelembaban nisbi 50%. Nilai tersebut
menunjukan bahwa jumlah kandungan uap air yang dimiliki setengah dari jumlah
uap air yang dikandung pada kelembaban udara tersebut.
Kaitannya dengan pertanian/manfaat dalam bidang pertanian adalah untuk
meningkatkan produktivitas dan perkembangan tumbuhan yang dibudidaya, jika
kita tinjau dari penanam (petani) yang mengetahui bahwa tanaman apa yang

22

sesuai ditanami dalam kelembaban nisbi/dalam kelembaban udara. Sehingga itu
yang menyebabkan meningkatnya produktivitas tanaman.
4.4. Evaporasi
Tabel 4. Gambar Alat Pengukur Laju Evaporasi
Nama Alat

Keterangan

Pan Evaporimeter

a. Ujung paku
b. Tabung perendam
c. Kerangka kayu

*Analisis Data
Vo

100 ml

Vl

90 ml

Ƹ

10 ml

Ƹ = V0 – V1
= 100 ml – 90 ml
= 10 ml
Evaporasi adalah proses perubahan dari bentuk cairan menjadi uap air ke
atmosfer, baik yang terjadi pada permukaan daratan, perairan maupun vegetasi.
Evaporasi terjadi ketika air dipanaskan oleh sinar matahari. Permukaan molekulmolekul air memiliki cukup energi, untuk melepaskan ikatan molekul air.
Pada praktikum ini digunakan sebuah alat untuk mengetahui besaran

23

evaporasi yang terjadi yaitu menggunakan alat Pan Evaporimeter. Alat ini
digunakan untuk mengetahui nilai penguapan dari suatu genangan air bersih di
atmosfir terbuka. Prinsip yang digunakan pada alat ini adalah memperhatikan
keseimbangan permukaan air terhadap ujung paku dalam tabung perendaman dan
cara perhitungannya selalu dikaitkan dengan data hujan yang terjadi dengan
menambahkan atau mengurangi beberapa volume air agar selalu seimbang dengan
ujung paku petunjuk, dan kerangka kayu yang berfungsi sebagai mengetahui
adanya kebocoran pada tabung perendam memperlancar tiupan angin pada bagian
bawah alat serta memperkecil pengaruh perubahan suhu tanah. Lamanya
penguapan biasanya terjadi beberapa hari atau bahkan berbulan-bulan, tergantung
dari uap air atau gas itu berubah ke bentuk cair, ini disebut kondensasi.
Alat Pan Evaporimeter ini memiliki kekurangan dan kelebihan dalam
penggunaannya. Kekurangan dari alat ini adalah apabila terjadi hujan yang lebat
maka air yang ada di tabung akan menguap sehingga besaran penguapan tidak
bisa diukur, alat ini masih banyak dipengaruhi oleh faktor alam seperti vegetasi,
debu, binatang, dan lain-lainnya. Penggunaanya kurang praktis dan nilai
kebenaran serta ketelian masih tergolong rendah dan kurang tepat. Kelebihan alat
ini adalam mudah dalam pengamatan terhadap penambahan dan pengurangan
volume air, serta nilai datanya yang mudah dianalisir dan mudah kebaca.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis data pada praktikum ini diperoleh
jumlah evaporasi yang terjadi pada suatu wadah dengan ketinggian awal air 100
mm, dan keesokan harinya menjadi 90 mm, besaran evaporasinya yaitu
menghasilkan 10 mm. Besaran nilai evaporasi ini menunjukan bahwa terjadinya
kehilangan air sebesar 10 mm yang diartikan sebagai kehilangan air sebesar 100
m

3

per hektarnya. Sehingga pada praktikum ini diperoleh nilai evaporasi ini

atau kehilangan airnya sebagai 10 mm.
Adapun pengaruh evaporasi dalam bidang pertanian yaitu dalam hal
pertumbuhan tanaman. Apabila laju evaporasi terlalu tinggi maka maka garamgaram terlarut tanah akan terangkat ke lapisan atas tanah sebagian akan tertimbun
dalam jumlah yang banyak sehingga tanaman akan rusak atau mati, dikarenakan

24

pengeluaran air akan tumbuh tanaman akan seimbang. Maka dapat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman dan kerusakan tanaman karena kelebihan air.
4.5 Curah Hujan
Tabel 5. Gambar Alat Pengukur Tinggi Curah Hujan
Nama Alat

Keterangan

Ombrometer
a. Tempat air masuk
b. Tabung penutup
c. Alat sensor
d. Jungkat jungkit
e. Wadah
f. Alat kemiringan
Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh ke permukaan bumi atau pada
suatu daerah tertentu dan dalam waktu tertentu. Curah hujan dapat diukur dengan
alat alat pengukur curah hujan otomatis atau manual. Alat di atas termasuk dalam
tipe alat otomatis, karena ada sebuah kabel pada alat tersebut yang berguna untuk
menyambungkan alat pada komputer.
Alat ombrometer ini memiliki prinsip kerja yaitu, ketika adanya atau
terjadinya hujan alat tersebut ditaruh di lapangan atau ditempat terbuka dengan
jarak pada gedung-gedung di sekitarnya yaitu 3x tinggi gedung/bangunan dan atau
4x tinggi gedung/bangunan hujan yang turun tersebut akan ditampung oleh alat
ombrometer. Di dalam alat tersebut ada sebuah bagian jungkat-jangkit yang
berfungsi untuk mengalirkan air hujan pada kedua wadah, setelah itu alat tersebut
akan mensensor curah hujan yang terjadi.

25

Alat ini terbuat dari aluminium yang bentuknya menyerupai sebuah tabung
yang berbentuk corong, alat ini di cat dengan warna putih atau cat perak untuk
menghindari pengaruh sinar/radiasi matahari yang menyebabkan penguapan pada
mulut corong dibuat menyempit untuk menghindari tejadinya penguapan. Alat ini
mempunyai tinggi 120 cm dari permukaan tanah yang diletakkan pada tempat
terbuka. Alat ini berfungsi untuk mengukur jumlah hujan yang jatuh pada
permukaan tanah selama 1 hari (24 jam). Curah hujan ini di catat dan diamati pada
pukul 07:00. Adapun menurut “refrensi” curah hujan juga dapat diukur selama
harian, bulanan dan bahkan tahunan.
Alat ini mempunyai kelebihan-kelebihan yaitu mempunyai tingkat
ketelitian yang tinggi, datanya cukup akurat, dan juga cukup praktis. Sedangkan
kekurangan pada alat ini yaitu sewktu-waktu dapat mengalami gangguan. Dapat
menyebabkan hilangnya beberapa data curah hujan. Maka dari itu alat ini
memerlukan penanganan yang cukup intensif. Sehingga dapat dipastikan agar alat
untuk mengukur curah hujan memerlukan inovasi baru agar kekurangan pada alat
ini dapat diminimalisir.
Kaitannya curah hujan dengan pertanian yaitu tumbuhan memerlukan air
untuk

memenuhi kebutuhannya, sehingga

mengalami

pertumbuhan

dan

perkembangan. Tanah yang kering dapat menjadi lembab dan air tanah
tercukupkan. Air yang cukup dapat membuat unsur hara pada tanah terlarut dan
menyuburkan tanah. Sehingga hujan/curah hujan sangat penting bagi pertanian
agar mendapatkan hasil produksi yang tinggi dan maksimal.

4.6. Angin
Tabel 6. Gambar Alat Pengukur Angin

26

Nama Alat

Keterangan

Anemometer

a. Penunjuk arah angin (wind
vane)
b. Menghitung kecepatan angin
(wind cup)
c. Speedometer
d. Penyanga

Angin adalah udara yang bergerak secara horizontal dari suatu daerah
bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Tekanan udara dipengaruhi oleh
suhu, suhu yang rendah dapat meningkatkan tekanan udara. Sehingga dapat juga
dapat diambil penjelasan bahwa angin bergerak dari suhu yang rendah ke suhu
yang tinggi.
Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin yaitu anemometer.
Anemometer memiliki dua bagian seperti tertera di hasil pengamatan, dua bagian
ini yaitu: Wind Cup dan Wind Vane dua bagian ini mempunyai fungsi yang
berbeda yaitu wind cup berfungsi untuk mengukur kecepatan angin, sedangkan
wind vane berfungsi untuk mengukur arah angin.
Prinsip kerja kedua bagian anemometer tersebutpun berbeda-beda. Wind
cup yang memiliki bagian seperti mangkuk yang berguna menampung angin,
sehingga alat tersebut bergerak dan berputar. Putaran tersebut yang akan dihitung
secara manual atau dihitung oleh speedometer. Sedangkan wind vane yang
memiliki fungsi untuk menentukan arah angin, setelah alat ini terkena oleh
hembusan angin maka otomatis bagian yang panjang seperti sekop tersebut
mengarah ke tempat yang dituju angin.
Alat anemometer merupakan inovasi yang sangat bagus untuk mengukur

27

kecepatan angin. Akan tetapi, alat tersebut mempunyai kelebihan maupun
kekurangan. Alat ini memiliki kelebihan bahwa dapat menerima arah angin dari
manapun, alat ini pula dapat dipasang pada ketinggian 0,5 : 2 : 10 meter pada
tempat yang terbuka dan tempat diketahui kecepatan angin harian. Sedangkan
kekurangan alat ini yaitu dipasang dengan ketinggian 10 meter dan memiliki
ujung-ujung yang runcing sehingga membutuhkan alat penangkal petir bila
pasang di rawan petir.
Angin sangat berperan dalam bidang pertanian, karena angin bergerak
biasanya membawa uap air dalam pergerakannya. Sedangkan diketahui bahwa air
sangat berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan perairan pada
tanah. Sehingga tanah menjadi lembab. Akan tetapi angin juga dapat memberi
pengaruh buruk terhadap pertanian. Misalnya pada angin yang kering yang tidak
mengandung uap air didalamnya, sehingga dapat menyebabkan tanaman menjadi
rusak karena angin tersebut biasanya mengandung panas.

BAB V. PENUTUP

28

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum Agroklimatologi yang telah dilakukan, maka
kesimpulaan dari praktikum ini yaitu :
1. Alat untuk mengukur lama penyinaran adalah sun shine type jordan yang
dilengkapi dengan kertas pias yang berfungsi untuk mengetahui intensitas
matahari yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya dan dapat
mengetahui kapan waktu penanaman yang tepat.
2. Alat untuk mengukur suhu udara dan suhu tanah adalah thermometer
udara dan thermometer selubung logam yang berfungsi untuk mengetahui
suhu pada suatu tempat dan suhu tanah yang berguna untuk mempercepat
pertumbuhan tumbuhan.
3. Alat untuk mengukur kelembaban nisbi adala termohygraph mini yang
berfungsi utuk mengetahui kelembaban sehingga dapat mengetahui jenis
tanaman yang cocok untuk ditanam.
4. Alat untuk mengukur evaporasi adalah pan evaporimeter yang berfungsi
untuk mengetahui seberapa besar air yang diperlukan oleh tanaman.
5. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan adalah dengan ombrometer
yang berfungsi untuk mengetahui tanaman yang cocok di tanam pada
intensitas curah hujan tertentu dan waktu penanaman yang tepat.
6. Alat untuk mengukur arah dan kecepatan angin adalah wind vane, wind
cup (dua bagian anemometer) yang berfungsi untuk memicu terbawanya
serbuk sari secara maksimal sehingga hasil panen mencapai maksimal.
5.2. Saran
Dari praktikum yang telah dilakukan saran praktikan yaitu sangat
diperlukan untuk mengukur faktor cuaca dan iklim agar para petani dapat
mengetahui jenis tanaman yang cocok untuk ditanam dan waktu penanaman yang
tepat sehingga produksi meningkat.
5.3. Pesan dan Kesan
Pesan saya yaitu: Semoga kedepannya kak asisten selalu menjadi asisten
praktikum atau ditahun depan, agar kakak lebih mengusai materi yang sudah
dijelaskan pada tahun sebelumnya dan selalu di ingat sehinnga nanti mudah dalam

29

memberikan interaksi yang positif terhadap masyarakat. Dan juga untuk praktikan
semuanya.. bahwa praktikum ini sangat membantu kita dalam mengetahui teori
tentang unsur-unsur cuaca ataupun iklim dan juga tidak kalah penting yaitu kita
dapat mengetahui apa alat yang digunakan dalam mengukur suatu unsur iklim,
Dan juga semoga tahun depan kita lebih semangat lagi dalam mengerjakan
“laporan” khususnya pada mata kuliah yang ada praktikumnya.
Kesan saya yaitu: Pada praktikum Agroklimatologi ini saya sangat
mendapatkan banyak kesan yang sulit untuk dilupakan. Terutama disaat saya
mengerjakan laporan mingguan dan juga laporan tetap ini dimana pada waktu itu
saya selalu begadang dalam mengerjakannya demi mengikuti praktikum
selanjutnya dan mendapatkan nilai. Tetapi kita ambil hikmahnya saja bagi saya
praktikum ini memberikan tambahan ilmu yang sangat penting bagi diriku sendiri
khususnya, dan juga bagi semua praktikan. Banyak ilmu yang sudah di dapat,
terlebih cara asisten menerangkan lebih enak dan gampang dimengerti, saya lebih
banyak paham mengenai praktikum karena kakak telah membimbing dan
mengajar kami denga sangat baik, terlihat bahwa kakak sangat menguasai meteri
praktikum, kami sangat mudah